case kesetrum harry siap
-
Upload
harryagung -
Category
Documents
-
view
185 -
download
0
Transcript of case kesetrum harry siap
RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT R.S. SUKANTOINSTALASI KEDOKTERAN FORENSIKJl. Raya Bogor, Kramat Jati, Jakarta 13510
Nomor : 058/X/2010/MLLampiran : -Perihal : Hasil Pemeriksaan Visum et Repertum Mayat
a/n X
PROJUSTITIA Jakarta, 20 Oktober 2010
VISUM ET REPERTUM
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Harry Agung, dokter muda pada Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Metro Depok Sektor Beji dengan suratnya No.Pol 39 / VER / X /2010 / SEKTOR BEJI tertanggal lima belas oktober tahun dua ribu sepuluh, perihal Permintaan Visum et Repertum, maka pada tanggal dua puluh oktober tahun dua ribu sepuluh pukul nol sembilan titik sepuluh waktu indonesia bagian barat, bertempat di Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Pusat Kepolisian Raden Said Sukanto, Jakarta, telah melakukan pemeriksaan jenazah, dengan keterangan sebagai berikut :-----------------
N a m a : An X------------------------------------------------------------------------------------------------------------Umur : 10 tahun.------------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis kelamin : Laki-laki.-------------------------------------------------------------------------------------------------------Agama : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pekerjaan : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kebangsaan : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Alamat : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------HASILPEMERIKSAAN---------------------------------------------------I. PEMERIKSAAN LUAR : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Label terikat pada : tidak ada.--------------------------------------------------------------------------------------------------------
- Tutup / bungkus mayat: Sebuah handuk, berbahan katun berbentuk persegi panjang bermotif garis warna orange, hijau, biru, kuning, dua puluh sentimeter dari tepi atas dan tepi bawah tujuh belas sentimeter dari tepi kanan dan kiri terdapat tulisan “GUCCI” yang berukuran dua belas sentimeter kali tiga puluh sentimeter yang di atasnya terdapat motif abstrak berukuran delapan belas sentimeter kali tujuh belas sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Perhiasan mayat : tidak ada-----------------------------------------------------------------------------------------------------------3. Pakaian mayat: tidak ada --------------------------------------------------------------------------------------------------------------4. Benda disamping mayat: tidak ada -------------------------------------------------------------------------------------------------5. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh dan sukar dilawan.------------------------------------------------------------------6. Lebam mayat : tidak dapat dinilai karena hangus terbakar.---------------------------------------------------------------------7. Jenis kelamin pria, Bangsa Indonesia, Umur antara sepuluh sampai lima belas tahun -------------------------------8. Identitas khusus : tidak dapat dinilai karena hangus terbakar----------------------------------------------------------------
9) Rambut kepala .....9. Rambut kepala hitam, lurus, lebat, panjang sepuluh sentimeter. Alis mata hitam, lurus, lebat, panjang nol
koma tujuh sentimeter. Bulu mata hitam, lurus, lentik , lebat, panjang nol koma lima sentimeter.------------------10. Mata kanan dan kiri : tidak dapat dinilai karena hangus terbakar.-----------------------------------------------------------11. Hidung simetris, utuh.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 12. Telinga simetris, utuh, daun telinga menempel.-----------------------------------------------------------------------------------
058 / X / 2010 / ML Halaman 1 dari 3 halaman
058 / X / 2010 / ML Halaman 2 dari 3 halaman
13. Mulut tertutup, lidah tergigit empat milimeter.--------------------------------------------------------------------------------------14. Gigi geligi : lengkap, berjumlah dua puluh delapan buah. ---------------------------------------------------------------------15. Dari lubang mulut tidak keluar apapun. Dari lubang hidung keluar jaringan berwarna hitam. Dari lubang
telinga kanan, kemaluan, pelepasan tidak keluar apapun.--------------------------------------------------------------------16. Luka – luka : -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hampir seluruh tubuh dalam keadaan luka bakar, beberapa bagian tubuh sudah dalam keadaan hangus terbakar menjadi arang, adapun bagian-bagiannya sebagai berikut : -----------------------------------------------------1. Mulai dari kepala bagian belakang sepuluh sentimeter di atas batas tumbuh rambut belakang sampai
pangkal hidung terdapat luka bakar dengan dasar tulang tengkorak bagian dasar, tulang bola mata dan sisa-sisa jaringan otak yang hancur pada daerah seluas tujuh belas sentimeter kali dua puluh satu sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Mulai dari dada atas kanan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, sepuluh sentimeter di bawah puncak bahu melewati garis pertengahan depan sampai dada bawah kiri dua belas sentimeter dari garis pertengahan depan, dua puluh satu sentimeter di bawah puncak bahu terdapat luka bakar dengan dasar otot, tulang iga, hati bagian bawah depan yang terbakar hangus menjadi arang pada daerah seluas dua puluh empat sentimeter kali delapan sentimeter. ------------------------------------------------
3. Pada seluruh perut, panggul kanan kiri, dan kelamin terdapat luka bakar dengan dasar otot punggung, tulang belakang, bonggol tulang paha bagian atas dan sisa alat kelamin yang menjadi arang. --------------
4. Pada bagian punggung atas terdapat kulit yang hangus terbakar berwarna hitam kecuali pada daerah bahu kiri atas dua sentimeter dari garis pertengahan belakang, tepat pada puncak bahu, pada daerah seluas lima belas sentimeter kali tiga belas sentimeter berwarna kemerahan.------------------------------------
5. Pada bagian pinggang belakang seluruhnya hangus terbakar, yang hanya menyisakan otot yang menempel pada tulang belakang seluas delapan sentimeter kali dua belas sentimeter.------------------------
6. Pada seluruh bagian bokong terdapat kulit yang hangus terbakar berwarna merah kehitaman.--------------
7. Pada seluruh lengan atas kiri terdapat luka bakar berwarna merah kehitaman dengan kulit ari terkelupas menggantung kearah bawah. ---------------------------------------------------------------------------------------------------
8. Pada lengan bawah kiri sisi belakang enam belas sentimeter di bawah siku terdapat luka bakar dengan dasar ujung tulang hasta dan tulang pengumpil yang menonjol ke arah depan dan jaringan otot, tulang pergelangan tangan yang hangus terbakar pada daerah seluas delapan sentimeter kali lima sentimeter.-
9. Pada seluruh punggung tangan kiri sampai punggung ibu jari dan jari telunjuk terdapat luka bakar dengan dasar otot, tulang pergelangan tangan dan tulang jari telunjuk yang terbakar hangus pada daerah seluas delapan sentimeter kali enam sentimeter. ---------------------------------------------------------------
10. Mulai dari lengan atas kanan empat belas sentimeter dibawah puncak bahu sampai pergelangan tangan sisi luar sampai belakang terdapat luka bakar dengan dasar tulang lengan atas, tulang pengumpil dan tulang hasta yang patah tidak rata menonjol ke arah depan dan otot yang terbakar hangus pada daerah seluas lima belas sentimeter kali delapan sentimeter. -------------------------------------------------------------------
11. Pada seluruh punggung tangan kanan sampai punggung ibu jari dan jari telunjuk terdapat luka bakar dengan dasar otot, tulang pergelangan tangan yang terbakar hangus pada daerah seluas tujuh sentimeter kali enam sentimeter. ----------------------------------------------------------------------------------------------
12. Pada tungkai atas kiri sisi depan dan sisi dalam mulai dari lipat paha sampai lutut terdapat luka bakar berwarna kehitaman dengan dasar jaringan otot yang terbakar hangus pada daerah seluas dua puluh delapan sentimeter kali tiga belas sentimeter. -----------------------------------------------------------------------------
13. Pada tungkai bawah kiri sisi depan, luar dan dalam mulai lutut sampai seluruh ujung jari kaki terdapat luka bakar dengan dasar tulang kering dan tulang betis yang patah tidak rata yang menonjol ke depan, otot, dan tulang pergelangan kaki terbakar hangus pada daerah seluas tiga puluh sentimeter kali empat belas sentimeter. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
14. Pada tungkai atas kanan sisi luar, depan dan dalam terdapat luka bakar dengan dasar jaringan otot yang terbakar hangus dan ujung tulang paha menonjol ke depan pada daerah seluas dua puluh lima sentimeter kali dua belas sentimeter.-----------------------------------------------------------------------------------------
15) Pada tungkai .....15. Pada tungkai bawah kanan sisi depan dan sisi luar mulai dari lutut sampai enam sentimeter diatas
pergelangan kaki terdapat luka bakar dasar jaringan otot yang terbakar hangus pada daerah seluas
058 / X / 2010 / ML Halaman 3 dari 3 halaman
lima belas sentimeter kali empat sentimeter dengan sisi luarnya terdapat kulit ari yang terkelupas menggantung kearah bawah..---------------------------------------------------------------------------------------------------
16. Mulai dari pergelangan kaki kanan sampai seluruh ujung jari kaki terdapat luka bakar dengan dasar jaringan otot yang terbakar hangus dikelilingi kulit ari yang mengelupas kearah bawah pada daerah seluas dua belas sentimeter kali delapan sentimeter.--------------------------------------------------------------------
17. Patah tulang : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. Tulang tengkorak pada dahi sampai puncak kepala kiri hilang.---------------------------------------------------------2. Tulang iga delapan, sembilan, sepuluh, sebelas dan dua belas kanan patah tidak rata dengan ujung
yang terbakar.------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3. Tulang iga sebelas dan dua belas kiri patah tidak rata dengan ujung yang terbakar.-----------------------------4. Tulang lengan atas, tulang pengumpil, tulang hasta kanan patah tidak rata menonjol ke arah depan.------5. Tulang hasta dan tulang pengumpil kiri terlepas dari sendi dan menonjol ke arah depan dengan bagian
ujung yang terbakar. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------6. Ujung tulang paha kanan terlepas dari sendi dan menonjol ke arah depan dengan bagian ujung yang
terbakar.. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------7. Tulang kering dan betis kiri patah tidak rata dan menonjol kearah depan dengan bagian ujung yang
terbakar. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------8. Ujung jari kaki ruas pertama ibu jari dan telunjuk kaki kanan terlepas dari sendi dan menonjol ke arah
depan dengan bagian ujung yang terbakar .---------------------------------------------------------------------------------9. Ujung tulang pergelangan kaki kanan sejajar jari tengah patah tidak rata. ------------------------------------------
18. Lain-lain : tidak ada. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------KESIMPULAN---------------------------------------------------------
Pada pemeriksaan terhadap mayat laki laki berusia antara sepuluh sampai lima belas tahun, pada pemeriksaan luar ditemukan hampir seluruh tubuh yang hangus terbakar. Sebab matinya orang ini belum dapat ditentukan karena belum dilakukan pembedahan mayat. ------------------------------------------------------------
Demikianlah telah saya uraikan dengan sejujur – jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya sebaik – baiknya, mengingat sumpah jabatan, sesuai dengan Kitab Undang – Undang Hukum Acara Pidana. -----------
dr. Slamet Purnomo, SpF, DFM
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi Thanatologi
Dokter tersebut diatas,
Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos
(ilmu). Tanatologi adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mempelajari kematian
dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan
tersebut.
Dalam tanatologi dikenal beberapa istilah tentang mati yaitu :
Mati somatis terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan yaitu
susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular, dan sistem pernapasan, yang menetap
(ireversibel).
Mati suri (suspended animation, apparent death) adalah terhentinya ketiga sistem
kehidupan diatas yang ditentukan dengan alat kedokteran sederhana. Dengan peralatan
kedokteran canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi.
Mati seluler adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah
kematian somatis. Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda,
sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan.
Mati serebral adalah kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batang otak
dan serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan
kardiovaskular masih berfungsi dengan bantuan alat.
Mati otak adalah bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang
ireversibel, termasuk batang otak dan serebelum. Dengan diketahuinya mati otak maka
dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi, sehingga
alat bantu dapat dihentikan.
Tanda Kematian Tidak Pasti
1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi)
2. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba
3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin terjadi
spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan
4. Tonus otot menghilang dan relaksasi
5. Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian. Segmen-
segmen tersebut bergerak ke arah tepi retina dan kemudian menetap
6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat d
ihilangkan dengan meneteskan air
Tanda Pasti Kematian
1. Lebam mayat (livor mortis)
Setelah kematian klinis maka eritrosit akan menempati tempat terbawah akibat gaya
tarik bumi (gravitasi), mengisi vena dan venula, membentuk bercak warna merah ungu
(livide) pada bagian terbawah tubuh, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras.
Darah tetap cair karena adanya aktivitas fibrinolisin yang berasal dari endotel
pembuluh darah. Lebam mayat biasanya mulai tampak 20-30 menit pasca mati, makin
lama intensitasnya bertambah dan menjadi lengkap dan menetap setelah 8-12 jam.
Sebelum waktu ini, lebam mayat masih hilang pada penekanan dan dapat berpindah jika
posisi mayat diubah. Memucatnya lebam akan lebih cepat dan sempurna apabila
penekanan atau perubahan posisi tubuh dilakukan pada 6 jam pertama setelah mati klinis.
Tetapi, walaupun setelah 24 jam, darah masih tetap cukup cair sehingga sejumlah darah
masih dapat mengalir dan membentuk lebam mayat di tempat terendah yang baru.
Kadang-kadang dijumpai bercak perdarahan berwarna biru kehitaman akibat pecahnya
pembuluh darah. Menetapnya lebam mayat disebabkan oleh bertimbunnya sel-sel darah
dalam jumlah cukup banyak sehingga sulit berpindah lagi. Selain itu kekakuan otot-otot
dinding pembuluh darah ikut mempersulit perpindahan tersebut.
Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian; memperkirakan sebab
kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada keracunan CO atau CN.
Keracunan sianida memiliki ciri khas tertentu, yaitu warna lebam mayat merah kebiruan
yang disebabkan terjadi bendungan dan sianosis. Lebam mayat yang berwarna merah
kecoklatan pada methemoglobinemia dan warna kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit,
nitrat, sulfonal. Kematian yang disebabkan sepsis dimana clostridium perfrigens sebagai
agen infeksi, bercak berwarna pucat keabuan dapat terkadang terlihat pada kulit, walaupun
hal ini tidak timbul pada lebam. Selain lebam mayat dapat digunakan untuk mengetahui
perubahan posisi mayat yang dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang menetap, dan
memperkirakan saat kematian.
Apabila pada mayat terlentang yang telah timbul lebam mayat belum menetap
dilakukan perubahan posisi menjadi telungkup, maka setelah beberapa saat akan terbentuk
lebam mayat baru di daerah dada dan perut.
Lebam mayat yang belum menetap atau masih hilang pada penekanan menunjukkan
saat kematian kurang dari 8-12 jam sebelum saat pemeriksaan.
Mengingat pada lebam mayat darah terdapat di dalam pembuluh darah, maka keadaan
ini digunakan untuk membedakannya dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi).
Bila pada daerah tersebut dilakukan irisan dan kemudian disiram dengan air, maka warna
merah darah akan hilang atau pudar pada lebam mayat, sedangkan pada resapan darah
tidak menghilang.
2. Kaku mayat (rigor mortis)
Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolism tingkat
seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan
energi. Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama masih terdapat
ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot habis,
maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi kaku.
Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak
kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah
dalam (sentripetal). Teori lama menyebutkan bahwa kaku mayat ini menjalar
kraniokaudal. Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan
selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama. Kaku mayat umumnya
tidak disertai pemendekan serabut otot, tetapi jika sebelum terjadi kaku mayat otot berada
dalam posisi teregang, maka saat kaku mayat terbentuk akan terjadi pemendekan otot.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaku mayat adalah :
Pada orang kurus dan bayi, kaku mayat lebih cepat timbul dan cepat pula menghilang
Suhu tubuh dan suhu lingkungan yang meningkat mempercepat timbulnya kaku mayat
Pada orang dengan gizi buruk, kaku mayat cepat terjadi
Adanya aktivitas fisik sebelum mati mempercepat timbulnya kaku mayat
Kaku mayat dipergunakan untuk menunjukkan tanda pasti kematian adan
memperkirakan saat kematian.
Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai kaku mayat :
Cadaveric spasm (instantaneuous rigor), adalah bentuk kekakuan otot yang terjadi
pada saat kematian dan menetap. Cadaveric spasm sesungguhnya merupakan kaku
mayat yang timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer.
Penyebabnya adalah akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat
setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum
meninggal. Cadaveric spasm ini jarang dijumpai, tetapi sering terjadi dalam masa
perang. Kepentingan medikolegalnya adalah menunjukkan sikap terakhir masa
hidupnya. Misalnya, tangan yang menggenggam erat benda yang diraihnya pada kasus
tenggelam, tangan yang menggenggam senjata pada kasus bunuh diri.
Heat stiffening, yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein otot oleh panas. Otot-otot
berwarna merah muda, kaku, tetapi rapuh (mudah robek). Keadaan ini dapat dijumpai
pada korban mati terbakar. Pada heat stiffening serabut-serabut ototnya memendek
sehingga menimbulkan fleksi leher, siku, paha dan lutut, membentuk sikap petinju
(pugilistic attitude). Perubahan sikap ini tidak memberikan arti tertentu bagi sikap
semasa hidup, intravitalitas, penyebab atau cara kematian.
Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi
pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendri, pemadatan jaringan lemak subkutan
dan otot, sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga
sendi.
3. Penurunan suhu tubuh (algor mortis)
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke
benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, evaporasi, dan konveksi.
Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran, dan kelembaban udara,
bentuk tubuh, posisi tubuh, pakaian. Selain itu suhu saat mati perlu diketahui untuk
perhitungan perkiraan saat kematian. Penurunan suhu tubuh akan lebih cepat pada suhu
keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembaban rendah, tubuh yang kurus,
posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis, dan pada umumnya orang tua
serta anak kecil.
4. Pembusukan (decomposition, putrefaction)
Pembusukan adalah proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja
bakteri. Autolisis adalah pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan
steril. Autolisis timbul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pasca mati dan
hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.
Setelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera masuk
ke jaringan. Darah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk bertumbuh.
Sebagian besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah Clostridium welchii.
Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, H2S dan HCN, serta asam amino
dan asam lemak.
Pembusukan baru tampak kira-kira 24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada
perut kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan bakteri
serta terletak dekat dinding perut. Warna kehijauan ini disebabkan oleh terbentuknya
sulfmethemoglobin. Secara bertahap warna kehijauan ini akan menyebar ke seluruh perut
dan dada, dan bau busuk pun mulai tercium. Pembuluh darah bawah kulit akan tampak
seperti melebar dan berwarna hijau kehitaman. Selanjutnya kulit ari akan terkelupas atau
membentuk gelembung berisi cairan kemerahan berbau busuk.
Pembentukan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung dan usus, akan
mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan hidung.
Gas yang terdapat di dalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan terabanya derik
(krepitasi). Gas ini menyebabkan pembengkakan tubuh yang menyeluruh, tetapi
ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringan longgar, seperti skrotum dan
payudara. Tubuh berada dalam sikap seperti petinju (pugilistic attittude), yaitu kedua
lengan dan tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat terkumpulnya gas pembusukan di
dalam rongga sendi.
Selanjutnya rambut menjadi mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, wajah
menggembung dan berwarna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi tembem,
bibir tebal, lidah membengkak dan sering terjulur diantara gigi. Keadaan seperti ini sangat
berbeda dengan wajah asli korban, sehingga tidak dapat lagi dikenali oleh keluarga.
Larva lalat akan dijumpai setelah pembentukan gas pembusukan nyata, yaitu kira-kira
36 – 48 jam pasca mati. Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan beberapa jam pasca
mati, di alis mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantara bibir. Telur lalat tersebut
kemudian akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Dengan identifikasi spesies
lalat dan mengukur panjang larva, maka dapat diketahui usia larva tersebut, yang dapat
dipergunakan untuk memperkirakan saat mati, dengan asumsi bahwa lalat biasa
secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal.
Alat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang berbeda.
Perubahan warna terjadi pada lambung terutama di daerah fundus, usus menjadi ungu
kecoklatan. Mukosa saluran napas menjadi kemerahan, endokardium dan intima pembuluh
darah juga kemerahan akibat hemolisis darah. Difusi empedu dari kandung empedu
mengakibatkan warna coklat kehijauan di jaringan sekitarnya. Otak melunak, hati menjadi
berongga seperti spons, limpa melunak dan mudah robek. Kemudian alat dalam akan
mengerut. Prostat dan uterus non gravid merupakan organ padat yang paling lama
bertahan terhadap perubahan pembusukan.
Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling optimal (26,5oC – suhu normal
tubuh), kelembaban dan udara yang cukup, banyak bateri pembusuk, tubuh gemuk atau
menderita penyakit infeksi dan sepsis. Media tempat mayat terdapat juga berperan. Mayat
yang terdapat di udara akan lebih cepat membusuk dibandingkan dengan yang terdapat
dalam air atau dalam tanah. Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang berada
dalam tanah : air : udara adalah 1 : 2 : 8. Bayi baru lahir umumnya lebih lambat
membusuk karena hanya memiliki sedikit bakteri dalam tubuhnya dan hilangnya panas
tubuh yang cepat pada bayi akan menghambat pertumbuhan bakteri.
5. Adiposera atau lilin mayat
Adiposera adalah terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau
berminyak, berbau tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. Dulu
disebut sebagai saponifikasi, tetapi istilah adiposera lebih disukai karena menunjukkan
sifat-sifat diantara lemak dan lilin.
Adiposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk oleh
hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak jenuh pasca
mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf yang termumifikasi
(Mant dan Furbank, 1957) dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial (Evans, 1962).
Adiposera terapung di air, bila dipanaskan mencair dan terbakar dengan nyala kuning,
larut di dalam alkohol panas dan eter.
Adiposera dapat terbentuk di sembarang lemak tubuh, bahkan di dalam hati, tetapi
lemak superfisil yang pertama kali terkena. Biasanya perubahan terbentuk bercak, dapat
terlihat di pipi, payudara atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas. Jarang seluruh lemak
tubuh berubah menjadi adiposera.
Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga
bertahun-tahun, sehingga identifikasi mayat dan perkiraan sebab kematian masih
dimungkinkan.
Faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya adiposera adalah kelembaban dan
lemak tubuh yang cukup, sedangkan yang menghambat adalah air yang mengalir yang
membuang elektrolit. Udara yang dingin menghambat pembentukan, sedangkan suhu yang
hangat akan mempercepat. Invasi bakteri endogen ke dalam jaringan pasca mati juga akan
mempercepat pembentukannya.
Pembusukan akan terhambat oleh adanya adiposera, karena derajat keasaman dan
dehidrasi jaringan bertambah. Lemak segar hanya mengandung kira-kira 0,5% asam
lemak, tetapi dalam waktu 4 minggu pasca mati dapat naik menjadi 20% dan setelah 12
minggu menjadi 70% atau lebih. Pada saat ini adiposera menjadi jelas secara makroskopik
sebagai bahan berwarna putih kelabu yang menggantikan atau menginfiltrasi bagian-
bagian lunak tubuh. Pada stadium awal pembentukannya sebelum makroskopik jelas,
adiposera paling baik dideteksi dengan analisis asam palmitat.
6. Mummifikasi
Mummifikasi adalah proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup
cepat sehingga terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan
pembusukan. Jaringan berubah menjadi keras dan kering, berwarna gelap, berkeriput, dan
tidak membusuk karena kuman tidak dapat berkembang pada lingkungan yang kering.
Mummifikasi terjadi bila suhu hangat, kelembaban rendah, aliran udara yang baik, tubuh
yang dehidrasi, dan waktu yang lama (12 – 14 minggu). Mummifikasi jarang dijumpai
pada cuaca yang normal.
II. Trauma Listrik
Luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh yang terjadi akibat
kekerasan. Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas tentang luka bakar khususnya
luka bakar yang disebabkan oleh sengatan listrik.
Luka bakar adalah suatu trauma yang dapat disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan
kimia, petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan-jaringan yang lebih dalam. Dalamnya
luka bakar tergantung tinggi panasnya, penyebab dan lamanya kontak dengan kulit.
Luka listrik adalah salah satu jenis luka karena peristiwa fisika. Trauma listrik terjadi
saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau disebabkan oleh
terkenanya pada saat berada dekat dengan sumber listrik. Rangkaian listrik dalam hal ini
adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-
cara tertentu. Elemen atau komponen memiliki dua buah terminal atau kutub pada kedua
ujungnya. Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian Listrik dapat
dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen
yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus. Elemen
lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat menghasilkan energi, dapat
dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat menyerap energi dalam hal ini hanya
terdapat pada komponen resistor atau banyak juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan
dengan simbol R.
Cedera Akibat Listrik merupakan kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir ke
dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi
suatu organ dalam. Tubuh manusia adalah penghantar listrik yang baik. Kontak langsung
dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia
akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh.
Meskipun luka bakar listrik tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ
dalam yang serius, terutama pada jantung, otot atau otak.
Luka yang diakibatkan oleh arus listrik yang fatal umumnya disebabkan oleh
kecelakaan, dan lebih sering pada arus bolak-balik (AC) daripada searah (DC). Kerusakan
yang diakibatkan oleh trauma listrik disebabkan oleh dua mekanisme yaitu terjadinya
pemanasan dan aliran listrik itu sendiri yang melewati jaringan. Pemanasan akan
menyebabkan nekrosis koagulatif dan aliran listrik pada jaringan akan menyebabkan
kerusakan membran sel. Kerusakan terbesar biasanya pada sel-sel saraf pembuluh darah dan
otot.
Faktor-faktor yang berperan didalam terjadinya luka akibat arus listrik adalah
1. Tegangan (volt), tegangan rendah (600 volt atau kurang dari 600 volt), tegangan
tinggi ( lebih dari 1000 volt).
2. Kuat arus (ampere), makin besar arus, makin berbahaya bagi kelangsungan hidup.
3. Jenis arus listrik, sensitifitas terhadap arus listrik bolak balik (AC) 4-6 kali lebih
besar dibandingkan arus listrik searah (DC).
4. Tahanan kulit (ohm), tahanan dari tubuh yang terbesar adalah kulit, tulang, lemak.
5. Arah aliran listrik , mematikan bila melintasi otak atau jantung; misalnya arah
aliran dari kepala ke kaki atau lengan ke lengan
6. Luas permukaan kontak, Luas 50 cm2 dapat mematikan tanpa menimbulkan jejas
listrik
7. Lama kontak, waktu lamanya seseorang kontak dengan benda yang beraliran
listrik menentukan kecepatan datangnya kematian. Sebagai contoh, bila intensitas
sekitar 70-300mA, maka kematian akan terjadi dalam waktu 5 detik; sedangkan
pada intensitas sekitar 200-700 mA akan terjadi dalam waktu 1 detik.
8. Lain – Lain
1. Adanya penyakit-penyakit tertentu yg sdh ada pd korban sebelumnya
(peny. jantung,kondisi mental yg menurun, dsb yg dpt memperberat efek
listrik pada tubuh manusia sampai timbulnya kematian.
2. Antisipasi terhadap suatu shock.
3. Kelengahan atau kekurang hati-hatian, mengakibatkan kecelakaan.
Etiologi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, trauma listrik terjadi saat seseorang
menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat berada
dekat dengan sumber listrik. Klasifikasi yang paling sering untuk membagi trauma karena
listrik adalah karena petir, Aliran listrik tegangan rendah arus bolak balik (AC), aliran listrik
tegangan tinggi arus bolak balik (AC) dan arus searah.
1. Listrik tegangan Tinggi AC
Pada kasus ini tegangan listrik lebih dari 1000 volt. Luka listrik karena tegangan
tinggi sering terjadi pada saat terdapat objek yang bersifat konduktif disentuh
yang tersambung dengan sumber listrik bertegangan tinggi.
2. Listrik tegangan rendah AC
Tegangan rendah adalah 600 volt atau kurang dari 1000 volt. Secara umum, ada 2
tipe luka listrik tegangan rendah dengan arus bolak-balik yang memungkinkan :
Anak yang menggigit kawat listrik yang bisa menyebabkan luka berat pada bibir,
wajah, dan lidah, kemudian anak-anak atau orang dewasa yang terjatuh saat
menyentuh objek yang dialiri energi listrik.
3. Arus searah (DC)
Luka listrik karena arus searah biasanya terjadi saat laki-laki usia muda secara
tidak sengaja menyentuh rel kereta dari sebuah kereta listrik yang sedang berjalan.
Arus searah (DC) kurang berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC); arus dari
50-80 mA AC dapat mematikan dalam hitungan detik, dimana 250 mA DC dalam
waktu yang sama sering dapat selamat. Arus bolak-balik adalah 4-6 kali
menyebabkan kematian, sebagian karena efek bertahan, yang merupakan hasill
dari spasme otot tetanoid dan mencegah korban lepas dari konduktor hidup.
Patofisiologi
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-elektron) dalam
perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan listrik) atau
resistor (menghambat arus listrik). Kulit berperan sebagai penghambat arus listrik yang alami
dari sebuah aliran listrik. Kulit memiliki resistensi sebesar + 500 – 10.000 ohm. Anak
dengan kulit yang tipis dan kadar air tinggi akan menurunkun resistensi, dibandingkan orang
dewasa. Tahanan dari alat-alat tubuh bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm,
termasuk tulang, tendon, dan lemak memproduksi tahanan dari arus listrik. Pembuluh darah,
sel saraf, membran mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik. Dengan adanya
luka listrik , pada sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan jaringan.
Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan
perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi aliran
listrik abnormal yang dapat menggangu irama jantung dan otak, atau produksi energi listrik
menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang menyebabkan nekrosis dan
membentuk porasi (membentuk lubang di membran sel).
Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan rendah, dapat
menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung menyebabkan depolarisasi sel-sel
saraf otak. Arus bolak balik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik melewati
daerah dada. Hal ini dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke
kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki.
Gejala Klinik
Banyaknya penyebab dari kasus luka listrik, sehingga anamnesa yang menunjang
sangat diperlukan baik riwayat penyakit sebelumnya maupun hal-hal spesifik yang
berhubungan dengan kejadian saat seseorang terkena aliran listrik. Arah aliran listrik penting
untuk mengetahui munculnya luka listrik, arah vertikal dapat menjadi lebih berbahaya
daripada arah horizontal.
Pembahasan
Pemeriksaan luar Jenazah diterima di RS POLRI pada tanggal 15 Oktober 2010
pukul 12.10 WIB, dengan Surat Permintaan Visum dari Resor Metro Depok Sektor Beji
dengan suratnya nomor 39 / VER / X /2010 / SEKTOR BEJI, tertanggal 15 Oktober 2010.
Saat datang mayat dibungkus dengan kantong jenazah. Polisi datang dan membuat SPV,
kemudian jenazah dibawa untuk dimintakan surat keterangan pemeriksaan jenazah.
Berdasarkan pasal 179 ayat 1 yang berisi “Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai
ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli
demi keadilan”.
Cara kematian
Kecelakaan à paling sering.
Pembunuhan / bunuh diri à jarang.
Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara(TKP) sangat penting untuk dapat
memperkirakan cara kematian korban.
Sebab kematian
1. Ventrikuler fibrilasi
2. Respiratory paralysis
3. Paralyse pusat pernapasan
Pemeriksaan luar :
Penting sekali karena justru kelainan yang menyolok adalah pada kulit korban.
Cari tanda-tanda listrik atau current mark (electric mark = stroomerk van
jellinek =joule burn).
Current mark adalah tanda untuk luka akibat listrik dan merupakan tempat
masuknya aliran listrik.
Pemeriksaan luar :
Gambaran current mark :
Bentuk oval
berwarna kuning atau coklat keputihan atau coklat kehitaman atau abu-
abu kekuningan
Dikelilingi daerah kemerahan dan edem sehingga menonjol dari
jaringan sekitarnya
Derajat current mark :
• Tanda listrik yang terkecil sebesar kepala jarum dengan warna kemerahan
• Tanda lain berupa gelembung berisi cairan
• Tanda yang lebih berat yaitu kulit menjadi hangus arang, rambut terbakar,
tulang dapat meleleh dengan pembentukan butir kapur
• Panas tinggi sehingga kawat listrik menguap dan mengkondensir dijaringan
tubuh = electric metalisasi
Kesimpulan
Pada pemeriksaan terhadap mayat laki laki berusia antara sepuluh sampai lima belas tahun, pada pemeriksaan luar ditemukan hampir seluruh tubuh yang hangus terbakar. Sebab matinya orang ini belum dapat ditentukan karena belum dilakukan pembedahan mayat
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, A. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FKUI. 1997.
Soesilo, R. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Cetakan Ulang Kesepuluh. Poelita Bogor. 1988.
Teknik Autopsi Forensik. Cet. ke-4. Jakarta : Bagian kedokteran forensik FKUI. 2000.http:///34039/forensic-electric-trauma/
Lampiran