CASE Sylvienia
-
Upload
nia-sylvienia -
Category
Documents
-
view
16 -
download
0
Transcript of CASE Sylvienia
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : An. Stella
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 10 tahun
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Prapatan 2 No.12A RT 10 RW 05 Kelurahan Senen,
Kecamatan
Senen Jakarta Pusat
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : Sekolah Dasar
Agama : Islam
No.Rekam medis : 997070670
Puskesmas : Puskesmas Kecamatan Senen
Tanggal berobat : 11 Oktober 2012
B. Anamnesa
Autoanamnesa dan alloanamnesa yang dilakukan pada tanggal 11 Oktober 2012
1. Keluhan Utama
Sesak napas
2. Keluhan Tambahan
Batuk
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kecamatan Senen diantar oleh ayahnya
dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat sejak 3 hari sebelum
datang ke Puskesmas Kecamatan Senen. Keluhan sesak napas dirasakan setiap
hari dan disertai bunyi ”ngik-ngik”. Sebelum masuk ke Puskesmas Kecamatan
Senen, pasien sering terbangun pada malam hari karena sesak. Serangan
terjadi kurang dari satu kali perbulan, tetapi 3 hari terakhir ini keluhan pasien
dirasakan memberat. Sesak terasa pada saat udara dingin, terutama pada
malam hari. Pasien merasa sesak napas berkurang jika meminum obat yang
diperoleh dari dokter atau dengan posisi duduk. Sesak napas mulai dirasakan
1
sejak pasien masih berusia 4 tahun dan bersifat kumat-kumatan. Pasien
biasanya hanya berobat jalan ke Puskesmas atau dokter umum. Sesak napas
tidak sampai menimbulkan nyeri dada. Pasien mengatakan tidak pernah
merasa dadanya berdebar-debar.
Pasien juga mengeluh batuk berdahak sejak 1 minggu yang lalu.
Dahaknya berwana putih kental, jumlahnya sedikit. Akan tetapi orang tua
pasien tidak memberikan obat batuk untuk mengatasi keluhannya karena
merasa hanya batuk biasa dan tidak terlalu menganggu aktivitasnya. Beberapa
hari sebelum masuk Puskesmas keluhan batuknya semakin bertambah dan
dahak yang dikeluarkan juga semakin banyak. Dahak yang dikeluarkan
berubah warna menjadi kekuningan. Hal ini membuat pasien merasa tidak
nyaman dan terganggu aktivitasnya.
Pasien mengaku tidak pernah sampai batuk berdarah. Pasien tidak
pernah berkeringat dingin saat malam hari. Menurut sang ayah, nafsu makan
pasien juga seperti biasa dan berat badannya tetap stabil seperti sebelum
muncul keluhan-keluhan tersebut.
4. Riwayat Penyakit Dahulu :
- pasien menderita sesak seperti ini sejak usia 4 tahun
- riwayat alergi terhadap cuaca dingin dan debu
- sering bersin di pagi hari
- serangan sesak terjadi kurang dari 1 kali perbulan dan terjadi sangat
singkat terutama pada malam hari
5. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Ibu pasien mempunyai riwayat asma
- Ibu pasien memiliki alergi terhadap cuaca dingin dan debu
- Ibu pasien sering bersin di pagi hari
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien tinggal bersama orang tuanya dalam satu rumah, kebutuhan
primer pasien tercukupi. Ayah pasien bernama Tn.Markus adalah
seorang petugas keamanan disebuah bank yang berpenghasilan kurang
2
lebih Rp. 1.700.000,- /bulan, dan ibu pasien bernama Ny.Anna adalah
seorang ibu rumah tangga.
7. Riwayat Kebiasaan
Ayah pasien, Tn. Markus tidak mempunyai kebiasaan merokok di
dalam rumah tetapi ayahnya selalu menjadikan ruang tamu sebagai
tempat parkir motornya. Ibu pasien Ny. Anna jarang sekali
membersihkan rumah ataupun mengelap meja dan perabotan rumah
tangga. Kipas angin yang berada diruang tengah dan didalam kamar
juga tidak pernah dibersihkan sejak pertama kali membelinya sekitar 6
bulan yang lalu. Keluarga Tn.Markus tidur dengan menggunakan kasur
dan bantal yang terbuat dari kapuk dengan seprai yang jarang sekali
diganti dengan rutin.
8. Riwayat Imunisasi
Imunisasi Jumlah
Hepatitis B I, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)
BCG I (usia 1 bulan)
DPT I, II, III (usia 2, 3, 4 bulan)
Polio I, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)
Campak I (usia 9 bulan)
Usia Motorik kasar Motorik halus Komunikasi/Bicara Sosial
4
bulan
Tengkurap/telentang
sendiri
Memegang mainan Tertawa/berteriak Memandangi
tangan sendiri
7
bulan
Merangkak, duduk
tanpa berpegangan
Meraih, menggapai
dan mengambil
mainan
Menoleh kearah
datangnya suara,
berkata tanpa arti
Memasukan
biskuit ke mulut
12
bulan
Berdiri sendiri tanpa
dibantu, dan berjalan
Dapat menyusun
balok dan mainan
Berkata tanpa arti Bermain dengan
orang lain.
9. Riwayat perkembangan
3
10. Riwayat kehamilan dan kelahiran
KEHAMILAN
Morbiditas
kehamilan
Ibu pasien ketika hamil tidak
mengalami sakit yang berat
Perawatan
antenatal
Ibu pasien rajin kontrol ke bidan
KELAHIRAN
Tempat kelahiran Rumah
Penolong
persalinan
Bidan
Cara persalinan Spontan
Masa gestasi Cukup bulan
Keadaan bayi
- berat lahir : 2700 gram
- panjang : 47 cm
- lingkar kepala: -
- langsung menangis
- kelainan (-)
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal : 11 Oktober 2012
1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
2. Vital Sign
- Nadi : 80 x/menit
- Respirasi : 36 x/menit
- Suhu : 36,60C
3. Status Gizi
- Berat badan : 25 kg
- Tinggi badan : 130 cm
- BB/TB : 25 / 28 x 100% = 89% (status gizi baik)
4
4. Status Generalis
- Kepala : bentuk oval, simetris
- Rambut : hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
pupil bulat, isokor
- Hidung : septum tidak deviasi, terdapat sekret
- Telinga : terdapat sedikit serumen
- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1
- Leher : tidak terdapat pembesaran KGB
THORAKS
- Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris kanan dan kiri
Pergerakan napas simetris kanan dan kiri
Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V garis
midclavicula
kiri
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, reguler.
Vesikuler pada seluruh lapang paru
Rhonki(-/-) Wheezing (+/+)
- Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis
dextra
Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikula
sinistra
Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternalis
sinistra
5
Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur
maupun gallop
ABDOMEN
Inspeksi : simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi : bising usus normal
Palpasi : nyeri tekan perut bawah, nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-)
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi : timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
GENITALIA : tidak diperiksa
EKSTREMITAS : superior : Hangat
Sianosis (-/-)
Edema (-/-)
Inferior : Hangat
Edema (-/-)
Sianosis (-/-)
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala keluarga : Ayah pasien Tn. Markus, berusia
32 tahun
b. Identitas Pasangan : Ibu pasien, Ny Anna, berusia 25
tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga :
Keluarga terdiri atas Tn. Markus sebagai kepala keluarga. Tn.
Markus menikah dengan Ny. Anna. Tn.Markus memiliki dua orang
anak, yaitu satu anak laki-laki bernama Stella (pasien) dan satu anak
perempuan bernama Kristi. Tn. Markus membiayai sendiri keluarganya.
Keluarga pasien termasuk keluarga yang kurang memenuhi
kriteria tidak sehat dalam arti setiap anggota keluarga tidak saling
6
mendukung satu sama lain. Fungsi adaptasi (adaptation) tidak
berjalan baik, karena pasien tidak terlalu mendapat dukungan dari
keluarga untuk sembuh walaupun seluruh keluarga tahu bahwa
penyakit An.Stella bisa dicegah kekambuhannya.
Fungsi kemitraan (partnership) belum berjalan dengan baik di
mana setiap anggota keluarga belum berkomunikasi secara aktif untuk
rembuk ataupun untuk mengambil suatu keputusan dan atau
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien dan atau anggota
keluarga yang lain, semua keputusan di ambil oleh Tn.Markus sendiri.
Fungsi pertumbuhan (growth) terbilang kurang baik.
Fungsi kasih sayang (Affection) dalam keluarga ini kurang
harmonis di mana hubungan suami dengan istri dan hubungan
keluarganya dengan pasien kurang terjalin dengan baik, sehingga
perhatian tidak selalu tampak diantara anggota keluarga.
Fungsi kebersamaan (resolve) terbilang kurang baik, yaitu setiap
anggota keluarga kurang memiliki waktu untuk duduk bersama dan
bercengkrama membahas suatu hal. Keluarga lainnya juga sibuk
dengan pekerjaannya masing-masing.
Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah
No Nama
Kedudukan
dalam
keluarga
Jenis
KelaminUmur Pendidikan Pekerjaan Ket.
1. Tn. MarkusKepala
keluargaLaki-laki 32 th SMA Satpam
2. Ny. Anna Istri Perempuan 25 th SMAIbu rumah
tangga
3. An. Stella Anak ke-1 Laki-laki 10 th - Pelajar SD
4. An. Kristi Anak ke-2 Perempuan 6 th - Pelajar SD
7
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah : milik Tn.Markus
Daerah perumahan : padat
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 7 x 8 m2 Keluarga Tn.Markus mempunyai
rumah yang cukup memenuhi kriteria
rumah tidak sehat, karena tidak
adanya ventilasi udara karena jendela
rumah tidak dapat dibuka.
Ketersediaan air bersih dan jamban
keluarga cukup baik.
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang
Luas halaman rumah: tidak ada halaman
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah dari: Tembok`
Tidak ada ventilasi udara
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 900 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
8
DENAH RUMAH
Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Tn. Markus
U
Keterangan :
: Pintu
9
b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan
rumah tangga)
Keluarga memiliki barang – barang kebutuhan tersier seperti:
1) Kendaraan:
- Satu sepeda motor
- Satu sepeda
2) Elektronik dan peralatan rumah tangga:
- Satu televisi berwarna berukuran 21 inch
- Dua kipas angin
- Satu lemari es
- Satu dispenser
- Satu kompor gas
- Satu setrika
- dua handphone
3) Tabungan:
Keluarga ini tidak memiliki tabungan
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga Tn.Markus selalu
membawanya berobat ke Puskesmas kecamatan Senen. Selain karena
harganya yang terjangkau, juga karena tempatnya yang tidak jauh dari
rumah, sehingga dapat ditempuh hanya dengan naik motor atau berjalan
kaki.
b. Balita : -
c. Asuransi/Jaminan Kesehatan
Keluarga Tn. Markus tergolong keluarga dengan status ekonomi rendah,
namun keluarga ini tidak memiliki asuransi ataupun jaminan kesehatan.
Oleh karena itu seluruh biaya pengobatan harus ditanggung dengan biaya
sendiri.
10
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai
pusat pelayanan
kesehatan
Berjalan kaki atau
dengan kendaraan
pribadi
An.stella berobat ke
puskesmas diantar oleh
ayahnya dengan
menggunakan motor.
Menurut keluarganya tarif
berobat di puskesmas cukup
terjangkau, yaitu hanya Rp.
2000 dan kualitas
pelayanannyapun dinilai
memuaskan.
Tarif pelayanan
kesehatanTerjangkau
Kualitas
pelayanan
kesehatan
Memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga Tn. Markus makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.
Biasanya mereka makan pada pagi, siang dan malam hari.
Makanan yang dimakan oleh keluarga Tn. Markus dimasak sendiri
oleh Ny.Anna. Menu yang biasanya disajikan adalah nasi, telur,
ikan,tahu,tempe dan sayur bening. Garam yang digunakan untuk
masakan yaitu garam yang mengandung yodium. Garam ini tidak
terlalu banyak digunakan saat memasak. An.Stella dan An.Kristi
karena saat ini sudah bersekolah, memiliki kebiasaan jajan sembarangan,
seperti membeli es dan chiki di pinggir jalan atau warung di dekat
rumahnya.
Keluarga Tn. Markus biasa makan di sembarang ruangan karena
mereka tidak memiliki ruang makan khusus. Mereka juga kurang
membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta
merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai
makan.
11
Tabel 4. Food Recall
Hari Menu Makanan
Minggu,8 Oktober 2012
Pagi Nasi + telur dadar
Siang Nasi + Sayur Bayam + tempe
Malam Nasi + sayur bayam + tempe
Senin,9 Oktober 2012
Pagi Mie instan
Siang Nasi + telur kecap + tahu
Malam Nasi + telur kecap + tahu
Hari Menu Makanan
Selasa,10 Oktober 2012
Pagi Nasi + telur
SiangNasi + Ikan cuek + sayur
kangkung
MalamNasi + Ikan cuek + sayur
kangkung
b. Penerapan Pola Gizi Seimbang
12
Setiap hari keluarga Tn. Markus kurang memperhatikan pola gizi
seimbang dari menu yang mereka konsumsi, misalnya jarang
mengkonsumsi buah, daging dan susu. Hal ini mungkin dikarenakan
pengetahuan dan minat yang kurang mengenai pentingnya pola makan gizi
seimbang.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Ayah pasien Tn.Markus memberikan dukungan secara material
guna untuk memenuhi kecukupan gizi pasien dan untuk
membawa ke dokter.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga :
Kedua orang tua pasien dan pasien tidak dapat tidur tanpa
menggunakan kipas angin, kasur dan bantal yang terbuat dari
kapuk setiap harinya sehingga dapat menjadi faktor pencetus
terjadinya asma pada pasien.
Ibu pasien tidak segera tanggap apabila anaknya sakit.
Keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Ventilasi udara yang sangat kurang, sehingga membuat sirkulasi
udara di dalam rumah tidak baik.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga :
Bentuk keluarga ini adalah keluarga kecil (intended family) yaitu
keluarga inti (nuclear Family). Keluarga terdiri dari Tn.Markus sebagai
kepala keluarga dan Ny.Anna sebagai istrinya. Mereka tinggal bersama
anaknya yang bernama An.Stella dan An.Kristi.
2. Tahapan siklus keluarga :
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. Markus
berada pada tahapan siklus keluarga yang keempat, yaitu keluarga dengan
anak usia sekolah. Tn.Markus menikah dengan Ny.Anna mempunyai dua
anak yaitu satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Anak pertama
13
bernama Stella berusia 10 tahun duduk di bangku SD kelas 5 sedangkan anak
kedua bernama Kristi berusia 5 tahun duduk di bangku SD kelas 1.
Adapun tugas perkembangan pada tahapan ini yaitu:
- Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah
dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.
- Mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya,
membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah
anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
- Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
- Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
- Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
3. Family map
14
Ny. ong (60
th)
Tn. Felix (63
th)
Tn. Davin (31 th)
Ny. Anna (25 th)
Nn. Ellen (20 th)
Tn.Madi (36
th)
Tn.Tikno (65 th)
Ny.Muji (60 th)
Tn. Markus (32 th)
An.Stella (10
th)
An.Kristi (6 th)
Keterangan gambar:
: pasien laki-laki : garis keturunan
: laki-laki : tinggal dalam 1 rumah
: perempuan : garis perkawinan
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
Ny.Anna yang berperan dalam struktur keluarga sebagai ibu sekaligus
istri memiliki sikap yang kurang perhatian terhadap kesehatan keluarganya.
Ia hanya akan datang ke dokter bila sakit anaknya bertambah parah.
Asupan keseimbangan gizi guna daya tahan tubuh anak itu sendiri dinilai
kurang.
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang karena sesak yang dirasakannya dirasa bertambah berat.
Harapannya datang ke puskesmas adalah untuk menyembuhkan sesak
napas dan batuk yang diderita oleh anaknya. Ia khawatir sesak
napasnya yang bertambah berat dapat mengancam jiwa sang anak.
2. Aspek klinik
Diagnosis : Asma bronkial serangan sedang episode jarang
Diagnosis Banding : Bronkitis Kronik, Bronkopneumonia
3. Aspek risiko internal
Pasien mempunyai penyakit asma yang diturunkan dari ibunya.
15
4. Aspek psikososial keluarga
Pasien tinggal di lingkungan rumah yang padat, di dalam rumah
kebersihan kurang terjaga, terdapat debu-debu di atas lemari, bawah
kasur, maupun meja. Keluarga pasien kurang memperhatikan
kesehatannya dan hanya diberikan obat bila penyakit bertambah berat.
5. Aspek fungsional
Skala aspek fungsional (FKUI) untuk pasien ini diberikan skor
4.Karena pasien ini dapat menjalankan aktivitasnya, namun terbatas.
E. Rencana Penatalaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkanBiay
aKet
Aspek
personal
Mengatasi
kekhawatiran pasien
bahwa kemungkinan
sesak yang
dideritanya akibat
asma yang
disebabkan oleh
paparan bahan alergi
(alergen).
Orang
tua
pasien
Saat di
puskesma
s
Orang tua pasien
mengerti mengenai
penyakit yang diderita
oleh anaknya
disebabkan oleh adanya
alergen, dan dapat
dicegah dengan
menghindari faktor
pencetus (alergen).
Sehingga
kekhawatirannya dapat
teratasi.
- -
Aspek
klinis
Memberikan
pengobatan yaitu
Pasien Saat
kunjunga
Untuk meredakan dan
menghilangkan
- -
16
Ipratropium bromide
+ NaCl nebulizer
Ambroxol syr
0,5/kgBB/kali
Salbutamol tab
0,3/kgBB / hari
n ke
puskesma
s
keluhannya.
F. Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
17