Case Individu Q
-
Upload
reni-musfika-sari -
Category
Documents
-
view
221 -
download
5
description
Transcript of Case Individu Q
Laporan Kasus Individu
Anestesi Umum Pada Pasien SOL + Hidrocepalus
Disusun Oleh:
Lisa Delpiana
0608120038
Pembimbing : dr. Sutantri Edi Prabowo, SpAn dr. Soni, SpAn dr. Dino Irawan, SpAn
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAUPEKANBARU
2011
1
STATUS PASIEN
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
Nama Coass : Lisa Delpiana Alamat : Kampar
Nim : 0608120038 Status : belum menikah
Nama Pasien : Tn. Zulhendri Agama : Islam
Umur : 17 tahun Suku :
Jenis Kelamin : Laki-laki Nomor RM : 72 45 01
Pekerjaan : Tanggal MRS :
Tanggal Operasi: 30 juni 2011
ANAMNESIS
Keluhan utama : Sakit kepala dan pandangan kabur sejak 3 bulan SMRS.
Riwayat penyakit sekarang:
Sejak 1 tahun SMRS, pasien mengeluhkan sakit kepala, mual (+), terasa tegang di
daerah tengkuk, pasien susah bernafas, bila berjalan pasien merasa badan tidak
seimbang.
Sejak ± 3 bulan SMRS pasien mulai merasakan pandangan kabur lebih berat
dirasakan pada mata kiri. Kemudian pasien berobat ke RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien baru pertama kali menderita penyakit seperti ini
Riwayat sesak nafas (-)
Riwayat alergi obat (-)
Riwayat Operasi sebelumnya
Pasien belum pernah operasi sebelumnya
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Diabetes melitus (-), asma bronkial (-), hipertensi (-).
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis, GCS 15
Vital Sign : TD :100/70 mmHg Suhu: 36,20C
Nadi :80x/mnt Nafas : 20x/mnt
Berat Badan : 50 Kg
Tinggi Badan : 165 cm
IMT : BB/TB2= 50/(1,65)2=18 kg/m2 Kesan: gizi baik
Pemeriksaan Kepala dan Leher :
Mata : Edem palpebra (-), konjungtiva tidak anemis , skelera tidak ikterik
Mulut : Gigi palsu (-), Gigi goyang (-), Gigi ompong (-), sianosis (-)
Mandibula : Fraktur (-), gerakan sendi temporo mandibularis tidak terbatas
Gerakan vertebra servikal tidak terbatas
Leher tidak pendek, tidak panjang.
Pemeriksaan Thorak : Paru dan Jantung dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen : Status lokalis
Pemeriksaan Ekstremitas : TAK
Pemeriksaan Kelenjer Limfe : TAK
Pemeriksaan Genitourinarius : TAK
Pemeriksaan Genitalia : TAK
Status lokalis
Abdomen
Inpeksi : perut terlihat datar, darm countur (-), darm steifung (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan dan nyeri lepas pada regio Mc. Burney (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Pemeriksaan khusus:
3
Psoas sign (+), Obturator sign (+), Rovsing sign (-), Blumberg sign (-)
Pemeriksaan Penunjang:
Hb : 12,5 gr%
Ht : 37 vol %
Leukosit : 8.100/mm3
Trombosit : 275.000/mm3
CT : 3’
BT : 1’
Kimia Darah
- Glukosa : 86 mg/dl
- BUN : 7 mg/dl
- Creatinin : 0,7 mg/dl
Rontgen
Rontgen thorak: kesan cor pulmo dalam batas normal.
Diagnosis Kerja : Appendisitis Akut
Anestesi : General Anestesi – teknik ETT
Status ASA : ASA I
Penatalaksanaan : Appendiktomi
Persiapan operasi
- Pasien dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi
- Pasien tidak menggunakan perhiasaan maupun gigi palsu
- Akses intravena (18G) sudah terpasang dan infus mengalir dengan lancar
Persiapan Alat dan Obat Anestesi Umum
4
Mempersiapkan mesin anestesi, sirkuit anestesi, face mask, monitor, tensimeter,
saturasi serta mengecek tabung O2, N2O, sevoflurane, dan isoflurane
Mempersiapkan stetoskop, laringoskop (lampu menyala dan terang), ETT jenis
kinking ukuran 6,5; 7; dan 7,5, orofaring tube ukuran 8 cm, dan suction.
Mempersiapkan midazolam 5 mg, propofol 150 mg, fentanil 50 mg, notrixum 25 mg
dan ketorolac 60 mg.
Premedikasi
Akses IV : Miloz 5 mg
Induksi Anestesi
- Akses IV: Memasukkan Propofol 150 mg Fentanyl 50 mg cek refleks bulu
mata, jika telah (-) pasang face mask dan mulai ambu O2 3 L/menit, N2O 3 L/menit
dan isofluran 2 vol % (sambil tetap memompa sampai airway bagus) notrixum 25
mg setelah obat mulai bekerja + 3 menit, perhatikan pergerakan dada naik dan
simetris segera lakukan intubasi
- Intubasi : Lepas face mask, pegang laringoskop dengan tangan kiri, masukkan
laringoskop dari sisi mulut bagian kanan geser ke kiri (dapat meminta bantu pada
asisten untuk membuka mulut pasien dan melakukan chin lift), tangan kanan
melakukan head tilt, telusuri lidah pasien sampai pangkal lidah, terlihat epiglotis, di
belakang epiglotis tampak plica vokalis, lalu segera masukkan ETT no.7 sampai batas
garis hitam pada ETT.
- Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi, pompa balon, pastikan ETT
sudah masuk ke trachea dan cek suara napas kanan = kiri, lalu isi balon ETT dengan
15 cc udara, fiksasi ETT dengan plester/tape, ambu O2 3 L/menit, isoflurane 2 vol%
dan N2O 3 L/menit.
Maintenance
- Inhalasi: O2 3 L/menit, isoflurane 2 vol% dan N2O 3 L/menit
Ekstubasi
- Memastikan pasien telah bernapas spontan
5
- Melakukan suction slem pada airway pasien
- Menutup isoflurane dan N2O, tinggikan O2 sampai ± 8 L/menit
- Mengempiskan balon, pastikan bahwa pasien sudah bangun (biasanya pasien akan
mulai batuk-batuk). Melepaskan plester/tape. Cari waktu yang tepat dan segera
cabut ETT. Segera pasang face mask dan pastikan airway nya lancar dengan triple
manuver. Setelah pasien benar-benar bangun, pasien dipindahkan ke RR.
Recovery
- Ketorolac 30 mg bolus IV
- Ketorolac 30 mg drip dalam 500 ml RL, 16-18 gtt/i
Instruksi Post OP di RR
- Awasi tekanan darah, nadi, nafas dan saturasi
- Oksigenasi dengan O2 3-4 L/menit
Instruksi Post OP di Ruangan
- Awasi vital sign
- Oksigenasi dengan O2 3-4 L/menit hingga 2 jam post operasi
- Puasa hingga bising usus (+)
- Analgetik post op
- Cairan rumatan RL 16-20 gtt/i
- Lain-lain sesuai kebutuhan pasien
6