Case Demam Thypoid

78
Disusun Oleh : Qorie Fujiatma Joscarita (030.06.200) DEMAM TIFOID Pembimbing : Dr. Dewi iriani, Sp.A

Transcript of Case Demam Thypoid

  • Disusun Oleh :Qorie Fujiatma Joscarita (030.06.200)

    DEMAM TIFOIDPembimbing : Dr. Dewi iriani, Sp.A

  • Identitas PasienNama pasien: An. WJenis kelamin: Laki-laki Agama: IslamAlamat : Jl. Manggar gang 3blok Y RT 07/08 no.16Umur: 8 tahunTgl masuk RS Koja: 24 november 2011No. Rekam Medik: 00-11-XX-XX

  • Identitas Orang TuaAyahNama / Umur: Tn. S Agama: Islam Alamat: Jl. Manggar gang 3 blokY RT 07/08 no.16Pekerjaan: Pelaut Hub. Pasien: Ayah kandung

  • IbuNama: Ny. SAgama: Islam Alamat: Jl. Manggar gang 3 blok Y RT 07/08 no.16Pekerjaan: Ibu Rumah TanggaHub. Pasien: Ibu kandung

  • ANAMNESISDilakukan secara allo-auto anamnesis terhadap pasien dan orang tua pasien pada tanggal 24 november 2011 pukul 20.00 WIB.

    KELUHAN UTAMADemam sejak 4 hari sebelum masuk RS Koja.

  • ANAMNESISKELUHAN TAMBAHANBatuk Pilek Tenggorokan sakitMual Nyeri perutNafsu makan menurunsakit kepalaLemes

  • RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

    Empat hari SMRS pasien tiba-tiba demam, suhu naik turun dan tidak diukur, tetapi dirasakan tidak terlalu panas pada siang hari dan mulai tinggi pada sore sampai keesokan pagi. Batuk pilek juga dirasakan pasien. Mual, muntah, nyeri perut, diare, nyeri otot dan sendi, mimisan, gusi berdarah, perubahan pola BAB/BAK tidak ada. Pasien sempat berobat ke puskesmas dan demam hanya berkurang sedikit setelah minum obat penurun panas.

  • RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

    Dua hari demam bertambah naik, terkadang pasien mengigau. Batuk pilek masih dirasakan. Sakit kepala, nyeri tenggorokan, mual dan nyeri perut juga dirasakan pasien.Nafsu makan menurun sehingga pasien tampak lemas. BAB 1x sehari, encer, ampas (+). BAK pasien lancar dengan frekwensi 5-6x sehari, warna kuning jernih. muntah, nyeri perut, sesak nafas, pegal seluruh tubuh, mimisan dan gusi berdarah tidak ada. akhirnya pasien dibawa ke RSUD Koja.

  • RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

    Pasien belum pernah sakit seperti ini. Orang di sekitarnya juga tidak ada yang sakit seperti ini. Sehari-hari memang suka jajan diluar, seperti jajan chiki, bakso, minuman es dalam plastik, dan lain-lain. Sebelum makan jarang mencuci tangan dengan sabun. Di sekitar rumah lalat dan nyamuk tidak terlalu banyak, ibu mencuci piring sendiri dengan sabun colek dan sumber air dari sumur. Air minum dari air sumur yang direbus.

  • RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

    PenyakitUmurPenyakitUmurPenyakitUmurAlergi-Difteria-Jantung-Cacingan-Diare+Ginjal-Demam Berdarah-Kejang- Darah-Demam Thypoid-Kecelakaan-Radang paru-Otitis-Morbili-Tuberkulosis+Parotitis-Operasi-Lainnya-

  • RIWAYAT KEHAMILAN/KELAHIRAN

    KEHAMILANMorbiditas kehamilanTidak ditemukan kelainanPerawatan antenatalrutin periksa ke bidanKELAHIRANTempat kelahiranBidanPenolong persalinanBidanCara persalinanPartus pervaginamKELAHIRANMasa gestasiCukup bulan (40 minggu)Keadaan bayiBerat lahir 3.500 gramPanjang badan 50 cmLangsung menangisKulit kemerahanKelainan bawaan tidak ada

  • RIWAYAT PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN

    Pertumbuhan gigi I : usia 8 bulan(Normal : 5-9 bulan)PsikomotorTengkurap: usia 4 bulan(Normal : 3-4 bulan)Duduk: usia 7 bulan(Normal : 6 bulan)Berdiri: usia 9 bulan(Normal : 9-12 bulan)Berjalan: usia 12 bulan (Normal : 13 bulan)Bicara: usia 12 bulan(Normal : 9-12 bulan)Baca dan Tulis: usia 4 tahunKesan : Riwayat tumbuh kembang pasien baik.

  • RIWAYAT MAKANAN

    Umur (bulan)ASI/PASIBuah/BiskuitBubur SusuNasi Tim0 2++--2 4++--4 6+++-6 - 8 +++-8 10+++-10 12++++

  • Umur di atas 1 Tahun

    Jenis MakananFrekuensi dan JumlahTakaran/hari sesuai AKGNasi / Pengganti3x sehari setiap hari, 1-2centong1-1,5 piringSayur2-3x seminggu, 1-2 sendok mangkukDaging1-2x seminggu, 1 potongLauk Hewani1-2 potongTelur1-2x sehari, 1 butirIkan1x sehari hampir setiap hari, sepotong Tahu2-3x seminggu, 1 potongLauk Nabati1-2 potongTempe2-3 kali seminggu, 1 potongSusu (merk / takaran)Dancow, 4 sendok makan-200cc 2x sehari1 botol susu 500 mlLain - lain

  • Riwayat ImunisasiKesan : Imunisasi dasar pasien lengkap

    Vaksin Dasar (Umur)Ulangan (Umur)BCG1 bulanDPT / DT2 bulan4 bulan6 bulanPOLIO2 bulan4 bulan6 bulanCAMPAK--9 bulanHEPATITIS B0 bulan1 bulan6 bulan

  • RIWAYAT KELUARGA

    AyahIbuNamaTn. SNy. SPerkawinan Ke11Umur Saat Menikah27 tahun27 tahunPendidikan TerakhirSMASarjana EkonomiAgamaIslam IslamSuku BangsaJawaJawaKeadaan KesehatanBaikBaik

  • No.Tahun lahirJenis kelaminHidupLahir MatiAbortusMati (Sebab)Keterangan kesehatan1.1997Perempuan()---Sehat2.2001Laki()---Sehat32003laki()---Pasien

  • RIWAYAT PERUMAHAN/SANITASI

    Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya di rumahnya sendiri, terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi, dapur, dan ruang tengah. Ventilasi rumah baik, penerangan cukup. pasien tinggal di daerah pemukiman yang cukup padat. Rumah-rumah berdempetan dan banyak terdapat warung-warung. Jalan didepan rumah kira-kira dapat dilewati sebuah mobil. Rumah jauh dari tempat pembuangan sampah. Sampah diambil setiap hari. Got diluar tidak tertutup, tidak banyak sampah. Tidak banyak lalat dan nyamuk. Sehari-hari anak bermain di rumah dan pinggir jalan depan rumah dengan teman sebayanya. Kesimpulan Keadaan Lingkungan : Riwayat keadaan lingkungan cukup baik.

  • PEMERIKSAAN FISIK

    Dilakukan pada tanggal 24 November 2011 pukul 20.00 WIB.KU/ KES: tampak sakit sedang/compos mentisStatus antropometri :Berat Badan : 20 KgTinggi Badan: 120 cmKesan status gizi:BB/U x 100 % = 20/25 x 100 % = 91% Gizi baik (80-120 %) TB/U x 100 %= 120/125 x 100 % = 96% Tinggi normal (90-110%)BB/TB x 100%= 20/25 x 100 % = 91% Gizi baikBerdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik dengan tinggi badan normal

  • PEMERIKSAAN FISIK

    Tanda VitalTekanan darah: 110/80 mmHgNadi: 100x/menit, volume cukup, irama regulerSuhu: 38 CPernapasan : 24 x/menit, teratur.

  • PEMERIKSAAN FISIK

    Kepala Normosefali, ubun-ubun tidak cekung, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut.MataPupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik.HidungBentuk normal, nafas cuping hidung tidak ada, sekret -/-, tidak ada septum deviasi.TelingaNormotia, serumen -/-, sekret -/-.

  • PEMERIKSAAN FISIK

    BibirTidak ada kelainan bentuk, tidak kering, tidak sianotikMulut Lidah kotor (+), tepi hiperemis, faring hiperemis (+), uvula letak di tengah, tonsil tidak hiperemis, ukuran T1-T1, kripta tidak melebar, dedritus -/-.LeherKGB leher tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, trakea letak normal.

  • PEMERIKSAAN FISIK

    Thoraks:Bentuk: Retraksi sela iga ( - )Pergerakan: Simetris saat statis dan dinamisBuah dada : Dalam batas normalEfloresensi: Tidak ada, roses spots ( - )

    Jantung: BJ I N/ BJ II N/ Reguler, Murmur (-) Gallop (-)Paru : Suara nafas Vesikuler, Rhonki -/- Wheezing -/-

  • PEMERIKSAAN FISIK

    Abdomen: Inspeksi: Perut datarPalpasi: Supel, turgor baik, hepar dan lien tidak teraba pembesaran, nyeri tekan epigastrium (+)Perkusi: Shifting dullness (-)Auskultasi: Bising usus (+) normal

  • PEMERIKSAAN FISIK

    EkstremitasAtas : akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas (-) petekie (-)Bawah: akral hangat, sianosis (-), edema (-), deformitas(-) petekie (-)Tulang Belakang: tidak ada kelainanSusunan Saraf: Tanda rangsang meningeal (-), Refleks fisiologis (+), Refleks patologis (-).

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • Pemeriksaan Imunoserologi

    Pemeriksaan widal test dilakukan pada hari ke -1 masa perawatan menunjukan hasil positif.

  • RESUME

    An. W, laki-laki, umur 8 tahun, masuk ke RS Koja dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam semakin hari semakin bertambah tinggi dan tidak turun dengan pengobatan. Os batuk pilek,sakit kepala, nyeri tenggorokan, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan lemas. BAB 1x sehari, encer, ampas (+). Riwayat jajan dan hygiene makanan kurang.

  • RESUME

    Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, suhu : 38 C. didapatkan lidah kotor, faring hiperemis. Pada pemeriksaan abdomen saat palpasi terdapat nyeri tekan epigastrium.Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan adanya infeksi dengan peningkatan LED (52 mm/jam). Serologis Widal didapatkan titer antigen S. typhosa O dan S. typhosa H +1/320.

  • DIAGNOSIS BANDING

    Demam tifoidDemam dengueInfluenza

  • Diagnosis Kerja

    Demam Tifoid

  • ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Darah rutinPemeriksaan fesesIgG , IgM dengue

  • PENATALAKSANAAN

    Non-MedikamentosaTirah baringObservasi tanda-tanda vital Edukasi: -Perhatikan hygiene dalam mengolah makanan dan minuman sehari-hari. - Sebisa mungkin hindari. makan dan minum diluar yang tidak terjamin kebersihannya. -mencuci tangan sebelum makan

  • MedikamentosaIVFD RL 16 tpmCefotaxim 3 x 500 mgPCT syr 4 x 2 CthRanitidin 2 x 25 mg IVVometa syr 3 x 1 Cth

  • PrognosisAd vitam : ad bonamAd sanationam : ad bonamAd fungsionam : ad bonam

  • Follow up 25/11/2011

    S:Demam (+), nyeri perut (+), mual (+), muntah (-), sakit kepala(+), nyeri tenggorokan(+), nafsu makan menurun (+), lemas(+)O:Ku/ks : Tampak sakit sedang/ compos mentisS: 39,2 C RR: 22x/menit TD: 105/60 mmHg N: 96x/menitKepala : normocephaliMata : CA-/-, SI -/-Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo : SN vesikuler , rh -/-, wh -/-Abdomen: supel, BU (+), NT epigastrium (+) Hepar tidak teraba membesarEkstremitas : akral hangatA:Demam tifoidP:IVFD RL 16 tpmCefotaxim 3 x 500 mgRanitidin 2 x 25 mg IVVometa syr 3 x 1 cthCek DPL, Urin lengkap, SGOT, SGPT

  • Follow up 26/11/2011

    S:Demam (+), mencret 3 x, cair, ampas (+), sebanyak gelas Aquasakit kepala (+)nyeri perut (-)mual (+) , muntah (-)nyeri tenggorokan(+), nafsu makan menurun (+), lemas(+)O:Ku/ks : Tampak sakit berat /compos mentisS: 39,3 C RR: 24x/menit N: 116x/menit TD: 110/70mmHgKepala : normocephali Mata : CA-/-, SI -/-Leher : KGB tidak teraba membesarThoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo : SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Abdomen: supel, BU (+), NT (-)Ekstremitas : akral hangat, Hasil Lab : SGOT: 100 U/L (10-35 U/L)SGPT: 84 U/L (9-43 U/L)A:Demam tifoid dengan diare akut tanpa dehidrasiP:KAEN IB + KCl (10 meq) 16 tpmCeftriaxon 1 x 500 mg IVParasetamol syr 3 x 1 cthRanitidin 2 x 25 mg IVVometa syr 3 x 1 cthInterzinc 1 x 1 cth

  • Follow up 27/11/2011

    S:Demam (+), mencret 4 x,sedikit, cair, ampas (+), sakit kepala (-)nyeri perut (-)mual (-)nyeri tenggorokan(+) berkurang, nafsu makan masih menurun, lemas(+)O:Ku/ks : Tampak sakit berat / compos mentisS: 37,9 C RR: 22x/menit TD: 110/70 mmHg N: 80x/menitKepala : normocephali Mata : CA-/-, SI -/-Leher : KGB tidak teraba membesarThoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo : SN vesikuler, rh -/-, wh -/-Abdomen: supel, BU (+), NT (-)Ekstremitas : akral hangat, A:Demam tifoid dengan diare akut tanpa dehidrasiP:Terapi lanjut

  • Follow up 28/11/2011

    S:Demam (+), mencret 3 x,sedikit, cair, ampas (+), sakit kepala (-)nyeri perut (+)mual (-)nyeri tenggorokan(+) berkurang, nafsu makan masih menurun, lemas(+)O:Ku/ks : Tampak sakit berat / compos mentisS: 38,4 C RR: 22x/menit N: 96x/menit TD: 110/60mmHgKepala : normocephaliLeher : KGB tidak teraba membesar Mata : /-, SI -/-Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo: SN vesikuler, Rh-/- Wh -/-Abdomen: supel, bu (+), NT (-)Ekstremitas : akral hangat, A:Demam tifoid dengan diare akut tanpa dehidrasiP:Terapi lanjut

  • Follow up 29/11/2011

    S:Demam (-), mencret (-) sakit kepala (-)nyeri perut (-)mual (-)nyeri tenggorokan(-), nafsu makan mulai membaik, lemas(-)O:Ku/ks : Tampak sakit ringan / compos mentisS: 36 C RR: 22x/menit N: 86x/menit TD: 110/70mmHgKepala : normocephaliLeher : KGB tidak teraba membesar Mata : /-, SI -/-Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo: SN vesikuler, Rh-/- Wh -/-Abdomen: supel, bu (+), NT (-)Ekstremitas : akral hangat, A:Demam tifoid diare akut tanpa dehidrasi dengan perbaikan klinisP:Fuzide 3 x 1 cthNymico 3 x 0,5 ml POTerapi lain dilanjutkan

  • Follow up 30/11/2011

    S:Keluhan (-)O:Ku/ks : Tampak sakit ringan / compos mentisS: 36,3 C RR: 22x/menit N: 88x/menit TD: 110/60mmHgKepala : normocephaliLeher : KGB tidak teraba membesar Mata : /-, SI -/-Thoraks: cor : S1 S2 reguler, M(-), G (-) Pulmo: SN vesikuler, Rh-/- Wh -/-Abdomen: supel, bu (+), NT (-)Ekstremitas : akral hangat, A:Demam tifoiddiare akut tanpa dehidrasi dengan perbaikan klinisP:Pasien boleh pulang

  • ANALISA KASUS

    Pada anamnesis, didapatkan An. W, laki-laki, umur 8 tahun, masuk ke RS Koja dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam semakin hari semakin bertambah tinggi dan tidak turun dengan pengobatan. Os batuk pilek, sakit kepala, nyeri tenggorokan, mual, nyeri perut, nafsu makan menurun dan lemas. BAB 1x sehari, encer, ampas (+). Riwayat jajan dan hygiene makanan kurang.

  • ANALISA KASUS

    Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, suhu : 38 C. didapatkan lidah kotor, faring hiperemis. Pada pemeriksaan abdomen saat palpasi terdapat nyeri tekan epigastrium.Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin didapatkan adanya infeksi dengan peningkatan LED (52 mm/jam). Serologis Widal didapatkan titer antigen S. typhosa O dan S. typhosa H +1/320.

  • ANALISA KASUS

    Diagnosis demam tifoid ditegakkan berdasarkan keluhan utama pasien yaitu demam selama 4 hari dimana demam naik bertahap tiap harinya dan mencapai titik tertinggi pada akhir minggu pertama. terdapat gejala sistemik lain yang menyertai timbulnya demam pada pasien ini yaitu, batuk pilek,sakit kepala, malaise, anoreksia, nausea, nyeri perut dan nyeri tenggorok. pasien ini juga mengalami diare.

  • ANALISA KASUS

    Pada pemeriksaan fisik lidah kotor dengan putih ditengah sedang tepi dan ujungnya kemerahan, ini merupakan manifestasi klinis yang sering pada kasus demam tifoid.

  • ANALISA KASUS

    Pada pemeriksaan penunjang hasil uji serologi widal yang meningkat. Di indonesia pengambilan angka titer O aglutinin 40 dengan memakai uji widal slide aglutination menunjukkan nilai ramal positif 96. beberapa pendapat menyebutkan apabila titer O aglutinin sekali periksa 1/200 maka diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan.

  • ANALISA KASUS

    Diagnosis bandingDemam dengue Trias sindrom yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan dan timbulnya ruam Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari disertai lesu, tidak mau makan, nyeri kepala, nyeri otot dan nyeri perut. kadang terdapat diare. facial flush serta terdapat manifestasi perdarahan yang tidak terdapat pada pasien ini.trombositopenia dan leukopenia.

  • ANALISA KASUS

    Influenza faringitis, konjungtivitis, batuk, hidung tersumbat, disertai anoreksia, nyeri perut,nyeri kepala, mual, muntah, dan demam sampai 38,90C. Lamanya demam adalah 2-4 hari. Batuk dapat menetap dalam waktu yang lama. leukopeni relatif sering ditemukan. Diagnosis pasti influenza bergantung kepada isolasi virus dari sekresi saluran nafas.

  • ANALISA KASUS

    Pemeriksaan anjuran yang dibutuhkan:Darah rutin untuk mengetahui perkembangan penyakit pasienPemeriksaan feses untuk mengetahui penyebab infeksiIgG , IgM dengue untuk menyingkirkan kemungkinan demam dengue

  • ANALISA KASUS

    Penatalaksanaan pada pasien ini meliputiNon-MedikamentosaTirah baringObservasi tanda-tanda vital Edukasi: -Perhatikan hygiene dalam mengolah makanan dan minuman sehari-hari. - Sebisa mungkin hindari. makan dan minum diluar yang tidak terjamin kebersihannya. -mencuci tangan sebelum makan

  • ANALISA KASUS

    MedikamentosaIVFD RL 16 tpm BB pasien = 20 kg kebutuhan cairan pasien 1000 ml + (10x50ml) = 1500ml dan setiap kenaikan suhu 10 C kebutuhan cairan ditambah 12 %. pada kasus ini suhu badan 380 C sehingga kebutuhan cairan menjadi: 12% x 1500 = 180 ml 1500 + 180 = 1680 ml tetesan permenit dalam makro = 1680 x 20/ 24 x 60 = 23,3 23 tetes per menit

  • ANALISA KASUS

    Cefotaxim 3 x 500 mg Dosis: 50-100 mg/kgbb/hari sediaan vial 1g 20 kg x 75 mg = 1500mg/hariPCT syr 4 x 2 Cth dosis: anak 6- 8 tahun 10 mlRanitidin 2 x 25 mg IVVometa syr 3 x 1 Cth dosis: 2,5- 5 mg/10 kgbb sediaan: syr 1mg/ml x 60 ml

  • ANALISA KASUS

    prognosisAd vitam : ad bonamAd sanationam : ad bonamAd fungsionam : ad bonamprognosis pada pasien ini secara keseluruhan ad bonam karena ditangani secara cepat dan diberikan terapi yang tepat dan tidak terdapatnya komplikasi.

  • TINJAUAN PUSTAKA

  • DEFINISI

    Demam Tifoid adalah salah suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai ole hpanas berkepanjangan, ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endotolial atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi ke dalam sel fagosit mononuklear dari hati, limfa, kelenjar limfe usus dan Peyers patch.

  • EPIDEMIOLOGI

    Demam tifoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi pada daerah tropik dibandingkan daerah berhawa dinginUmur penderita yang terkena di Indonesia (daerah endemis) dilaporkan antara 3-19 tahun mencapai 91% kasus. Angka yang kurang lebih sama juga dilaporkan di Amerika Selatan. 3

  • EPIDEMIOLOGI

    Terjadinya penularan Salmonella typhi sebagian besar melalui minuman/ makanan yang tercemar oleh kuman yang berasal dari penderita atau pembawa kuman, biasanya keluar bersama-sama dengan tinja ( melalui rute oral-fekal= jalur oro-fekal).

  • Etiologi

    Salmonella typhi sama dengan Salmonela yang lain adalah - bakteri Gram-negatif, - mempunyai flagela, tidak berkapsul, - tidak membentuk spora, - fakulatif anaerob. - Mempunyai antigen somatik (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polisakarida.

  • PENYEBARAN KUMAN

  • PATOLOGI

  • GAMBARAN KLINIKPeriode inkubasi demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata-rata antara 10-14 hari.Pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit tidaklah khas, berupa : - Anoreksia - Rasa malas - Sakit kepala bagian depan - Nyeri otot - Lidah kotor - Gangguan perut (perut meragam dan sakit)1,3

  • Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas)Minggu Pertama (awal terinfeksi) demam tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39c hingga 40c, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepat, perut kembung dan merasa tak enak,sedangkan diare dan sembelit silih berganti. -Pada akhir minggu pertama,diare lebih sering terjadi. Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor.

  • Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas)Minggu Kedua -Suhu badan yang tinggi, -Gejala toksemia delirium. -Lidah tampak kering, merah mengkilat. -Nadi semakin cepat sedangkan tekanan darah menurun, -Diare menjadi lebih sering -Pembesaran hati dan limpa. -Perut kembung dan sering berbunyi. -Gangguan kesadaran. Mengantuk terus menerus,

  • Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas)Minggu ketiga - Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali - komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk terjadi -delirium atau stupor,otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia urin. - perforasi usus - perdarahan - Degenerasi miokardial toksik kematian

  • Gambaran klasik demam tifoid (Gejala Khas)Minggu keempat Merupakan stadium penyembuhan

  • Relaps

    Pada mereka yang mendapatkan infeksi ringan dengan demikian juga hanya menghasilkan kekebalan yang lemah, kekambuhan dapat terjadi dan berlangsung dalam waktu yang pendek. Kekambuhan dapat lebih ringan dari serangan primer tetapi dapat menimbulkan gejala lebih berat daripada infeksi primer tersebut. Sepuluh persen dari demam tifoid yang tidak diobati akan mengakibatkan timbulnya relaps.1

  • DIAGNOSISDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran. Diagnosis pasti ditegakkan dengan cara menguji sampel darah dengan adanya Salmonella spp dalam darah penderita, dengan membiakkan darah pada hari 14 pertama. Jika terdapat leukopeni polimorfonuklear dengan limfositosis yang relatif pada hari kesepuluh dari demam, maka arah demam tifoid menjadi jelas.

  • KOMPLIKASIPerforasi usus halus dilaporkan dapat terjadi pada 0,5-3% perdarahan usus pada 1-10% kasus demam tifoid pada anak.gangguan kesadaran, disorientasi, delirium, obtundasi, stupor bahkan koma.Hepatitis tifosa asimtomatik kolesistisisSistitis bahkan pielonefritis Pneumonia infeksi pada tulang, otak, hati, limpa, otot, kelenjar ludah dan persendian,

  • DIAGNOSIS BANDINGStadium dini: 1. Influenza 2. Gastroenteritis 3. Bronkitis 4. Bronkopneumonia 5. Infeksi virus lain (DBD)

  • DIAGNOSIS BANDINGStadium lanjut (demam tifoid berat): 6. Demam paratifoid 7. Malaria 8. TBC (Tuberkulosis) milier 9. Meningitis 10. Endokarditis bakterial 11. Sepsis 12. Leukemia 13. Limfoma 14. Infeksi Rickettsia (penyebab Q fever)1,3,10

  • PENGOBATANPasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari. Pengobatan simtomatik diberikan untuk menekan gejala-gejala simtomatik yang dijumpai seperti demam, diare, sembelit, mual, muntah, dan meteorismusPengobatan suportif dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan penderita.pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid.1,2,3,10

  • Medikamentosa Obat-obat antimikroba yang sering digunakan adalah :Kloramfenikol: Dosis untuk anak adalah 50-100 mg/kgBB perhari dibagi dalam 4 kali pemberian selama 10-14 hari atau sampai 5-7 hari setelah demam turun.Tiamfenikol: Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam tifoid sama dengan kloramfenikol.Ko-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulfametoksazol) . TPM 10mg/kg/hari atau SMZ 50mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis.3

  • Medikamentosa Ampislin dan Amoksisilin Dosis Ampisilin yang dianjurkan adalah 200mg/kgbb/hari dibagi dalam 4 kali pemberian secara intravena. Amoksilin dengan dosis 100 mg/kgbb/hari dibagi 4 kali pemberian per oral .Sefalosporin generasi ketiga : Sefriakson 100 mg/kgbb/hari dibagi dalam 1 atau 2 dosis (maksimal 4 gram/hari) selama 5-7 hari atau sefotaksim 150-200 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3-4 dosis.1,3,9Cefixime: 10-15 mg/kgbb/hari selama 10 hari per oral sebagai alternatif, terutama apabila jumlah leukosit < 2000/ul atau dijumpai resisten terhadap S.typhi.1,3,9,10

  • PROGNOSIS Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Relaps dapat timbul beberapa kali. Individu yang mengeluarkan S.Typhi > 3 bulan setelah infeksi umumnya menjadi karier kronis. Karier kronik terjadi pada 1-5% dari seluruh pasien demam tifoid.

  • PENCEGAHANVaksin - TAB vaccine - Ty-21a vaccine - komponen Vi dari Salmonella typhi

  • DAFTAR PUSTAKA

    Berhman RE, Kliegman RM, Jenson HB. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th Ed. Philadelphia: W.B Saunders Company; 2004Mubin, H. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan Terapi. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2008;31-33. Poorwo Soedarmo, SS., dkk. (Ed.). Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta. 2008;338-345.Pusponegoro, HD, dkk. (Ed.). Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Ikatan DokterAnak Indonesia( IDAI).2005;109-113.Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak Edisi 2. EGC. Jakarta. 2008;4;46-64. Rudolph A.M, Hoffman J.I.E, Rudolph C.D. Rudolphs Pediatrics. 20th Ed. Appleton and Lange: Simon AND Schuster Company; 1996Ranjan L.Fernando et al. Tropical Infectious Diseases Epidemiology, Investigation, Diagnosis and Management, London, 2001;45:270-272 Anonim. Typhoid fever and other Salmonella Infection. [online]. Diunduh dari Diakses tanggal 20 desember 2011CDC. Typhoid and Paratyphoid fever [online]. Diunduh dari . Diakses tanggal 20 desember 2011Brusch JL. Typhoid Fever dalam Emedicine Reference [online]. Diunduh dari . Diakses tanggal 20 desember 2011

    *