CRS DHF+demam thypoid Tia (dr Diet)

53
CASE REPORT SESSION (CRS) Indra Destia 12100113043 Preseptor: Dr Diet Sadiah Rustama, Sp.A (K) SMF ILMU KESEHATAN ANAK PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RS AL-ISLAM BANDUNG 2013

description

CRS DHF

Transcript of CRS DHF+demam thypoid Tia (dr Diet)

CASE REPORT SESSION (CRS)

Indra Destia12100113043

Preseptor:

Dr Diet Sadiah Rustama, Sp.A (K)

SMF ILMU KESEHATAN ANAKPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

RS AL-ISLAM BANDUNG

2013

KETERANGAN PASIEN

• Nama Pasien : An. Z• Tanggal lahir : 5 Maret 2007• Umur : 6 tahun 8 bulan 22 hari• Jenis Kelamin : laki-laki• Tgl MRS : 20 november 2013

KETERANGAN UMUM

Ayah (Alm)• Nama : -• Usia : -• Pekerjaan : -• Alamat : Manglayang Regency,

Cileunyi• Pendidikan : -• Agama : -

Ibu• Nama : Ny. M• Usia : 29 thn• Pekerjaan : ibu rumah

tangga• Alamat : Pintu Rancaekek• Pendidikan : SMA• Agama : Islam

KELUHAN UTAMA

Panas Badan

ANAMNESAPasien datang dengan keluhan panas badan

sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas badan dirasakan secara tiba-tiba dan terjadi terus-menerus. Keluhan panas badan dirasakan paling tinggi saat malam hari.

Keluhan panas badan disertai dengan adanya hidung berdarah (mimisan) sejak 6 hari sebelum pasien masuk rumah sakit. Hidung berdarah terjadi sebanyak 2 kali, secara tiba-tiba dan keluhan hidung berdarah berhenti jika pasien berbaring. Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien yaitu pasien merasa lemas, menggigil jika panas badan muncul, sakit kepala di bagian depan. Pada pasien dikeluhkan juga adanya

nyeri tenggorokan dan sakit menelan, mual muntah yang terjadi sebanyak 3 kali dan muntah berupa muntah apa yang dimakannya. Adanya penurunan nafsu makan pada pasien dikeluhkan juga oleh ibunya. Pasien belum buang air besar selama 1 hari dirawat di rumah sakit.

Ibu pasien menyangkal adanya batuk pilek, cairan yang keluar dari telinga atau adanya sakit pada telinga, nyeri pada bagian wajah, penurunan kesadaran, kejang, BAB mencret, gangguan pada saat buang air kecil, kulit terlihat kekuningan, bepergian ke daerah pantai atau bepergian keluar Jawa juga disangkal oleh ibu pasien.

Ibu pasien sudah membawa pasien ke dokter di dekat rumahnya, dan sudah diberikan obat penurun panas tetapi keluhan panas badan tetap saja muncul. Pasien tidak memiliki riwayat alergi apapun, tetapi kakak dan nenek pasien memiliki riwayat alergi terhadap debu dan udara. Pada keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan yang sama seperti pasien.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Pasien lahir dari ibu P2A0 yang merasa hamil 9 bulan, dan melahirkan pasien di rumah sakit secara spontan, dengan berat badan lahir 3500 gr dan panjang badan 51 cm. bayi lahir langsung menangis, warna kulit merah, air ketuban jernih, dan letak kepala. Saat hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter, dan ibu tidak mengkonsumsi obat-obatan selain vitamin dan apa yang diberikan dokter. Saat hamil ibu juga tidak pernah mengalami demam atau sakit berat sampai di rawat. Selain itu juga ibu tidak memelihara hewan seperti anjing, dan kucing.

Riwayat Makanan

– 0 – 3 bulan : ASI– 3 bulan- 5 bulan : Susu Formula + bubur susu– 5 bulan-12 bulan : Susu formula + bubur nasi +

nasi tim– 12 bulan-sekarang : Susu formula + makanan

keluarga dengan jumlah 3-4 kali perhari dan makanan selalu habis, tetapi setelah sakit nafsu makan pasien menurun.

Riwayat Tumbuh Kembang

– Duduk : 8 bulan – Berjalan : 1 tahun– Memegang benda : 8 bulan– Bicara 2 kata : 1 tahun– Kehidupan sosial : interaksi dengan keluarga dan

teman sebayanya di sekolahnya baik-baik saja, tetapi pasien jarang bermain dengan temannya di lingkungan rumahnya karena lokasi rumah yang jauh dari tetangga.kurang

Riwayat VaksinasiMenurut Ibu pasien, pasien sudah diimunisasi

lengkap sesuai jadwal termasuk vaksin BCG, Hepatitis B, Polio, DPT, dan campak.

Riwayat Penyakit TerdahuluPasien tidak pernah mengalami penyakit

lainnya selain adanya keluhan panas badan. Sebelumnhya pernah mengalami panas badan tetapi pasien tidak sampai dirawat, karena dengan pemberian obat penurun panas keluhan panas badan menurun dan sembuh..

Riwayat Keluarga

Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien,. Kakak dan nenek pasien memiliki riwayat alergi terhadap cuaca dingin dan debu.

Riwayat Ekonomi dan LingkunganRumah pasien terletak di dekat pesawahan dan jauh dari tetangga. Pendapatan keluarga pasien < Rp. 1.000.000.

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Composmentis, tampak sakit sedang, terlihat lemah

• Suhu : 37,0 0C• Nadi : 88x/ min regular dan isi

cukup• Respirasi : 40 x/min• Tekanan darah : 110/70 mmHg

STATUS GIZI

• BB : 19,3 kg• TB : 120 cm• BB/U : -2 < SD < -1 (Normal)• TB/U : 0 < SD < -1 (Normal)• BMI : BB/(TB)m2 = 19,3/(1,20)m2 =

19,3/1,44 = 13,40= 0 < SD < -2 (Normal)• Kesimpulan status gizi : status gizi baik

Pemeriksaan khusus

• Kulit : sianosis (-), jaundice (-), ptekiae (-) • KGB : Tidak terdapat pembesaran• Otot : Tonus otot baik. Atrofi (-), Hipertrofi (-),

hipotrofi (-)• Tulang : Deformitas (-)• Sendi : pembengkakan (-)

Kepala• Bentuk : rambut hitam tidak mudah rapuh, bentuk

normal dan simetris• Ubun-ubun : sudah menutup sempurna dan tidak

cekung• Mata : palpebra edema (-/-),conjuctiva anemik

(-/-), sklera ikterik (-/-), pendarahan conjuctiva (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil bulat isokor dan mata tidak cekung.

• Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-), PCH (-) , epistaksis (-/-), perdarahan (-/-)

• Telinga : simetris, bentuk normal, sekret (-/-)

• Mulut : bibir tidak kering, mukosa lembab, lidah kotor dan tremor

• Faring: sedikit hiperemis• Tonsil : T1-T1 tenang • Gigi : terdapat karies pada beberapa gigi molar

sebelah kiri

Leher• KGB : tidak ada pembasaran KGB• Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran• Retraksi suprasternal (-)

ThoraksCardio

• Inspeksi : tidak tampak iktus kordis • Palpasi : tidak ada thrill • Perkusi : ukuran jantung normal dengan apex jantung pada ics-4 garis

mid clavikulari line kiri. • Auskultasi : suara jantung S1, S2 murni regular, tidak ada suara

tambahan

Pulmo• Inspeksi : bentuk & pergerakan simetris, sela iga tidak tampak, retraksi

intercostalis (-) • Palpasi : sela iga tidak membesar.• Perkusi : Sonor kanan /kiri • Auskultasi : VBS kanan dan kiri, wheezing (-), ronchi (-), lendir (-)

Abdomen : • Inspeksi : datar , lembut, retraksi epigastrik (-)• Palpasi : nyeri tekan perut (+), hepar terjadi pembesaran sekitar

2cm di bawah arcus costarum, spleen tidak teraba• Perkusi : timpani • Auskultasi : bising usus (+), frekuensi normal

Anogenital • Testis sudah turun dan ukuran panjang penis dalam batas

normal

Ekstrmitas• Tungkai kanan-kiri : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-),

sianosis (-)• Lengan kanan-kiri : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-),

sianosis (-)

• Tes Tourniquet (-)

Status Neurologis• Refleks fisiologi : refleks patella (+)• Reflex patologi : refleks babinski (-), refleks

chaddock (-), refleks openheim (-), refleks gordon (-)

• Rangsang meningen• Kaku kuduk : tidak diperiksa• Brudzinski I,II,III : tidak diperiksa• Kernig : tidak diperiksa

Resume

Seorang pasien laki-laki berusia 6 tahun 8 bulan 22 hari dengan status gizi baik datang dengan keluhan panas badan sejak 6 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas badan dirasakan secara tiba-tiba dan terjadi terus-menerus. Keluhan panas badan dirasakan paling tinggi saat malam hari.

Keluhan panas badan disertai dengan adanya hidung berdarah (mimisan) sejak 6 hari sebelum pasien masuk rumah sakit. Hidung berdarah terjadi sebanyak 2 kali, secara tiba-tiba dan keluhan hidung berdarah berhenti jika pasien berbaring. Keluhan lain yaitu pasien merasa lemas, menggigil jika panas badan muncul, sakit kepala di bagian depan, juga adanya nyeri tenggorokan dan sakit menelan, mual muntah yang terjadi sebanyak 3 kali dan muntah berupa muntah apa yang dimakannya. Adanya penurunan nafsu makan pada pasien. Pasien belum buang air besar selama 1 hari dirawat di rumah sakit.

Keadaan umum : composmentis, sakit sedang dan terlihat lemahTanda tanda vital : adanya tachypneaPemeriksaan fisik : ditemukan adanya faring yang sedikit hiperemis, lidah kotor dan tremor, pembesaran hepar 2 jari di bawah arcus costarum, nyeri tekan pada perut. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal

Diagnosis Banding

1. Dengue Hemorrhagic Fever + Demam Thypoid

2. Dengue Fever + Demam Thypoid

Usulan Pemeriksaan penunjang

• Darah rutin ( Hb,leukosit,Ht,trombosit) • IgG dan IgM dengue virus• Tes widal• IgM anti salmonella

Hasil Penunjang (Tanggal 18 november 2013)• Hematologi rutin :– Hb 13.3 (N : 11.5-15.5 g/dl)– L 7,200 (N : 4500-13500 sel/uL)– Ht 37.8 (N :35-45%)– Tr 129,000 (N : 150000-450000 sel/uL)

• Imunoserologi (widal):• Anti S.H Paratyphi A 1/160

Tanggal Follow Up 21/11/2013 22/11/2013 23/11/2013 Anamnesis Panas badan sejak 5

hari sebelum masuk RS, saat diperiksa sudah tidak ada demam, mimisan sudah tidak ada, pasien lemas, sakit kepala bagian depan, nyeri tenggorokan dan sakit menelan, muntah, belum BAB, nafsu makan menurun. .

Demam tidak ada, masih adanya sakit kepala, nyeri tenggorokan, nafsu makan masih menurun, nyeri perut , sudah BAB 1 kali.

Sakit kepala masih dirasakan, sakit perut, semalam panas badan timbul kembali dan naik turun, nyeri tenggorokan, belum BAB, nafsu makan masih turun.

Pemeriksaan Fisik Tanda vital : Kesadaran CM, tampak lemah dan sakit sedang S : 37.00c N : 88x/min regular isi cukup R : 40x/min (tachycardia) BP : 110/70 mmHg Kulit, tulang, sendi tidak terdapat kelainan Kepala : pada lidah terdapat lidah kotor dan tremor, faring sedikit hiperemis Leher : tidak terdapat kelainan Thorax : pemeriksaan jantung maupun paru-paru tidak terdapat kelainan Abdomen : adanya nyeri tekan pada perut, adanya pembesaran hepar 2 cm di bawah arcus costarum Anogenital : tidak terdapat kelainan Extremitas : tidak terdapat kelainan Status neurologis : normal Uji torniquet : (-)

Tanda vital : Kesadaran CM, tampak lemah dan sakit sedang S : 36.00c N : 80x/min R : 32x/min BP : 110/70 mmHg Kulit, tulang, sendi tidak terdapat kelainan Kepala : pada lidah terdapat lidah kotor dan tremor, faring sedikit hiperemis Leher : tidak terdapat kelainan Thorax : pemeriksaan jantung maupun paru-paru tidak terdapat kelainan Abdomen : adanya nyeri tekan pada perut, adanya pembesaran hepar 2 cm di bawah arcus costarum Anogenital : tidak terdapat kelainan Extremitas : tidak terdapat kelainan Status neurologis : normal Uji torniquet : (-)

Tanda vital : Kesadaran CM, tampak lemas dan sakit sedang S : 36.10c N : 80x/min R : 28x/min BP : 110/70 mmHg Kulit, tulang, sendi tidak terdapat kelainan Kepala : pada lidah adanya lidah kotor dan tremor, faring sedikit hiperemis Leher : tidak terdapat kelainan Thorax : pemeriksaan jantung maupun paru-paru tidak terdapat kelainan Abdomen : adanya nyeri tekan pada perut, adanya pembesaran hepar 2 cm di bawah arcus costarum Anogenital : tidak terdapat kelainan Extremitas : tidak terdapat kelainan Status neurologis : normal Uji torniquet : (-)

Pemeriksaan penunjang

Hematologi rutin (18-11-2013 : Hb 13.3 (N) L 7200 (N) Ht 37.8 (N) Tr 129.000 ( ) Imunoserologi (widal) Anti S. H Paratyphi A : 1/160 Hematologi rutin (20-11-2013) (pukul 09.31) Hb 12.4 (N) L 7300 (N) Ht 35.7 (N) Tr 122.000 ( ) Imunoserologi (widal) Anti S. H Paratyphi A : 1/80 (pukul 13.12) Imunoserologi IgM anti salmonella : +6 Hematologi rutin (21-11-2013) Hb 11.7 (N) L 6700 (N) Ht 34.1 ( ) Tr 109.000 ( )

Diagnosis Dengue Hemorrhagic Fever + Thypoid Fever

Diagnosis Kerja

Dengue Hemorrhagic Fever + Thypoid Fever

Penatalaksanaan Umum :• Istirahat total (tirah baring)• Diet makanan lunak yang mudah dicerna• Terapi cairan : Infus RL

BB= 19,3 kgHoliday Segar :Kebutuhan cairan perhari : (100x10) + (50x9,3) = 1000 + 465 = 1465 ml/24 jamKebutuhan cairan perjam : (4x10) + ( 2x9,3) = 40 + 18,6 = 58,6 ml/jam

• Penting untuk melakukan pemantauan parameter berikut secara berkala :- Keadaan umum, nafsu makan, muntah, perdarahan, serta tanda dan gejala lain yang merupakan tanda bahaya.

• Perfusi jaringan perifer (CRT) perlu dipantau secara cermat, karena merupakan indicator awal gangguan sirkulasi yang mudah diamati.

• Tanda vital seperti suhu, frekuensi nadi, pernafasan, dan tekanan darah harus diperiksa sekurang-kurangnya setiap 2-4 jam pada penderita yang tidak syok, serta setiap 1-2 jam pada penderita syok.

• Monitor jumlah trombosit dan hematokrit sampai fase konvalesen.

Khusus • Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali • Dosis pada pasien dengan BB 19,3kg : 193-289,5/ kali (1

½- 2 ½ cth 3-4 dd 1)R/ Parasetamol syr 250 mg/5 cc fl no.IS 3 dd 1 cth prn

• Klorampenikol 50-75 mg/kgBB/kaliDosis pada pasien dengan BB 19,3 kg : 965--1447 mg/hari selama 14-21 hari, diberikan 4 kali sehari (2-3 1/2 cth 4 dd 1)R/ Kloramfenikol syr 250 mg/ 5 cc fl no IS 4 dd 1 cth pc

Follow up terapi Tanggal Tatalaksana

20-11-2013 RL 3 cc/kgBB/jam

Ceftriaxon 2x800 iv

Rantin 2x ½ amp IV

Naprex 3-4x1 cth p.o

Diet nasi tim 3x

Serial 24 jam

Cek igM anti salmonella

21-11-2013 Terapi dilanjutkan

Serial 24 jam

22-11-2013 Terapi dilanjutkan

Serial 24 jam

Pencegahan • A. Pemberantasan vektor 1. Menggunakan Insektisida • Contoh :• malathion untuk membunuh nyamuk dewasa (fogging)• temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida) 1 gr

abate per 10 liter air 2. Tanpa insektisida • Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air

minimal 1 x seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7 – 10 hari).

• Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.• Membersihkan halaman rumah dari kaleng bekas, botol pecah

dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

B. Sanitasi • Cuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas • Cuci tangan sebelum makan• Minum air yang dimasak • Makan makanan yang dimasak dan tertutup

rapat, serta tidak jajan sembarangan• Mencuci sayur-sayuran atau buah-buahan

sampai bersih.• Vaksinasi

Konseling • Jelaskan pada orang tua mengenai petanda gejals syok yang

mengharuskan anak dibawa ke RS. Petanda tersebut yaitu keadaan yang memburuk sewaktu pasien mengalami penurunan suhu, setiap perdarahan yang ditandai dengan nyeri abdominal akut dan hebat, mengantuk, lemah badan, tidur sepanjang hari, menolak untuk makan dan minum, lemah badan, gelisah, perubahan tingkah laku, kulit dingin, lembab, tidak buang air kecil selama 4-6 jam.

• Anak harus dirawat apabila ada tanda-tanda syok, sangat lemah sehingga asupan oral tidak dapat mencukupi, perdarahan, hitung trombosit < 100.000/mm3 dan atau peningkatan Ht > 10-20 %, perburukan ketika penurunan suhu, nyeri abdominal akut hebat serta tempat tinggal yang jauh dari RS.

PEMBAHASANDENGUE HEMORRHAGIC FEVER

Definisi • Penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus• Penyakit yang disebabkan oleh virus dari golongan Arbovirus

yang ditandai dengan demam tinggi, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, manifestasi klinis perdarahan (ptechiae, purpura, perdarahan konjungtiva, mukosa, gusi, epistaxis, hematemesis, melena, hematuria) termasuk tes tourniquet (+), trombositopenia (100.000 sel/mm3 atau kurang), hemokonsentrasi disertai atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali).

Epidemiologi • Sejak tahun 1968-2009 (data WHO), menyebutkan

bahwa Indonesia sebagai Negara dengan kasus DHF tertinggi di Asia Tenggara

• DHF banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis

• Faktor yang mempengaruhi peningkatan penyebaran kasus DHF :- Pertumbuhan populasi manusia- Pengelolaan sampah yang belum baik dan benar- Penyediaan air bersih yang tidak memadai- Peningkatan penyebaran vector nyamuk- Kurang efektifnya pengendalian nyamuk

Etiologi • Virus dengue dalam kelompok B Arthropoda

virus (Arbovirus), sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus family Flaviviridae dan mempunyai 4 jenis serotype (DEN-1, DEN-2,DEN-3,DEN-4).

Manifestasi klinis • Gejala utama DHF dapat dikategorikan

menjadi empat, yaitu demam tinggi, fenomena perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi.

Diagnosis DHFSemua dari berikut ini :

• Demam akut dengan durasi 2-7 hari• Manifestasi perdarahan, dengan tanda : tes tourniquet (+),

petekia, ekimosis, atau purpura, atau perdarahan mukosa, saluran cerna, tempat penyuntikan, atau tempat lain.

• Trombositopenia• Terdapat tanda kebocoran plasma akibat permeabilitas

vascular yang meningkat yang ditandai dengan : hemokonsentrasi kurang lebih 20% dari baseline atau penurunan pada konvalesens, atau terdapat kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites, hipoproteinemia/hipoalbuminemia.

Tatalaksana DHF• Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat

suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan.

• Pemberian cairan melalui infuse harus segera dimulai pada penderita dengan asupan cairan oral yang kurang (muntah atau malas minum), nilai ht meningkat dan terdapat tanda-tanda bahaya khususnya tanda shock.

Penting untuk melakukan pemantauan parameter berikut secara berkala :

• Keadaan umum, nafsu makan, muntah, perdarahan, serta tanda dan gejala lain yang merupakan tanda bahaya.

• Perfusi jaringan perifer (CRT) perlu dipantau secara cermat, karena merupakan indicator awal gangguan sirkulasi yang mudah diamati.

• Tanda vital seperti suhu, frekuensi nadi, pernafasan, dan tekanan darah harus diperiksa sekurang-kurangnya setiap 2-4 jam pada penderita yang tidak syok, serta setiap 1-2 jam pada penderita syok.

• Pemeriksaan berkala nilai ht bergantung pada keadaan penderita dan peningkatan nilai Ht. pada DBD setiap 6-12 jam.

• Pengeluaran urin harus di catat minimal 8-12 jam pada kasus non syok, sedangkan pada keadaan syok atau pada keadaan kelebihan cairan setiap 1 jam.

Medikamentosa • Antipiretik dapat diberikan, dianjurkan pemberian parasetamol.• Diusahakan tidak memberikan obat-obat yang tidak diperlukan

(misalnya antacid, antiemetic) untuk mengurangi beban detoksifikasi obat dalam hati.

Kriteria memulangkan pasien• Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik • Nafsu makan membaik • Secara klinis ada perbaikan • Ht stabil • Trombosit >50.000/mm3• Tidak dijumpai distress pernapasan (disebabkan oleh efusi

pleura atau asites)

Komplikasi • Intracranial hemorrhage• Ensefalopati dengue• Kelainan ginjal• Edema paru• DSS

Prognosis • Tergantung kesuksesan dalam terapi dan

penatalaksanaan yang dilakukan. Terapi yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang optimal. Jika terapi terlambat, dapat menyebabkan komplikasi dan penatalaksaan yang tidak tepat dan adekuat akan memperburuk keadaan.

THYPOID FEVERDefinisi • Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang

ditandai antara lain dengan demam dan nyeri abdomen yang disebabkan oleh penyebaran Salmonella Typhi atau Salmonella Paratyphi.

Etiologi• Disebabkan oleh bakteri genus Salmonella• Salmonella merupakan genus dari famili

Enterobacteriaceae.

Faktor Risiko• Beberapa faktor risiko yang menyebabkan

seseorang terkena demam tifoid :• Lingkungan yang tidak bersih• Kebiasaan yang tidak bersih ( tidak mencuci

tangan setelah buang air atau sebelum makan, dan makan sembarangan)

• Kontak dekat dengan orang yang sakit demam tifoid

Diagnosis • Diagnosis biasanya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan

fisik dan gejala klinik serta pemeriksaan laboratorium serologi. Bila didapati titer O yang tinggi tanpa imunisasi sebelumnya, maka diagnosis demam tifoid dapat dianggap positif. Diagnosis dapat dipastikan bila biakan dari darah, tinja, urin, sumsum tulang, sputum atau eksudat purulen positif.– Titer uji Widal meningkat 4 kali lipat selama 2 – 3

minggu.• Titer antibodi (aglutinin) O = 1 : 320 4 x (1 :

80)• Titer antibodi (aglutinin) H = 1 : 640 4 x (1 :

160)

Komplikasi 1. Komplikasi Intestinal

- Perdarahan usus (bila gawat harus dilakukan pembedahan- Perforasi usus (harus dilakukan pembedahan) - Ileus paralitik

2. Komplikasi Ekstra-Intestinal a. Darah : trombositopenia, DIC b. Kadiovaskular : Syok septik, miokarditis c. Paru-paru : Empiema, pneumonia, bronkhitis d. Hati dan kandung empedu : Hepatitis, kholesistitis e. Ginjal : Glomerulonefritis, pielonefritis f. Tulang : Osteomielitis, spondilitis, arthritis g. Neuropsikiatrik : Delirium, meningitis, encephalopaty, psikosis, impairment of coordination

Tatalaksana • Umum

• Tirah baring selama panas badan• Diet makanan lunak yang mudah dicerna

• Khusus Medikamentosa (tanpa komplikasi)

• Klorampenikol 50-75 mg/kgBB/hari selama 14-21 hari• Amoksisilin 75-100 mg/kgBB/hari selama 14 hari

Prognosis • Quo ad vitam : ad bonam • Quo ad functionam : ad bonam

Terimakasih