CA RECTI

19
A. DEFINISI Karsinoma recti adalah salah satu dari keganasan pada kolon dan rectum yang khusus menyerang bagian rectum yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali (Smeltzer, 2001). B. ETIOLOGI Smeltzer (2001) menjelaskan faktor resiko karsinoma recti antara lain meliputi: Usia lebih dari 40 tahun Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 40 tahun ke atas. Riwayat polip rectal atau polip colon (Colorectal Polyps) Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker. Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun memiliki risiko yang lebih besar. Riwayat kanker pribadi

Transcript of CA RECTI

Page 1: CA RECTI

A. DEFINISI

Karsinoma recti adalah salah satu dari keganasan pada kolon dan rectum

yang khusus menyerang bagian rectum yang terjadi akibat gangguan

proliferasi sel epitel yang tidak terkendali (Smeltzer, 2001).

B. ETIOLOGI

Smeltzer (2001) menjelaskan faktor resiko karsinoma recti antara lain

meliputi:

Usia lebih dari 40 tahun

Kanker colorectal biasa terjadi pada mereka yang berusia lebih tua.

Lebih dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis

setelah usia 40 tahun ke atas.

Riwayat polip rectal atau polip colon (Colorectal Polyps)

Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon atau rektum, dan

sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar

polip bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat

menjadi kanker.

Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn

Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradangan pada kolon

(misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-tahun

memiliki risiko yang lebih besar.

Riwayat kanker pribadi

Orang yang sudah pernah terkena kanker colorectal dapat terkena

kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat

kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai

tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker colorectal.

Riwayat kanker colorectal pada keluarga

Jika mempunyai riwayat kanker colorectal pada keluarga, maka

kemungkinan akan terkena penyakit ini lebih besar.

Faktor gaya hidup

Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak,

protein, daging, dan sedikit buah-buahan serta sayuran memiliki tingkat

risiko yang lebih besar terkena kanker colorectal.

Page 2: CA RECTI

C. KLASIFIKASI

The American Joint Committee on Cancer (2006) mengklasifikasikan kanker

dalam 4 stadium meliputi:

Stadium 0

Pada stadium 0, kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam

rektum.yaitu pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.

Stadium I

Pada stadium I, kanker telah menyebar menembus mukosa sampai

lapisan muskularis dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi

tidak menyebar kebagian terluar dinding rektum ataupun keluar dari

rektum. Disebut juga Dukes A rectal cancer.

Stadium II

Pada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan

terdekat namun tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B

rectal cancer.

Stadium III

Pada stadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat, tapi

tedak menyebar kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C rectal

cancer.

Stadium IV

Pada stadium IV, kanker telah menyebar kebagian lain tubuh seperti

hati, paru, atau ovarium. Disebut juga Dukes D rectal cancer

D. MANIFESTASI KLINIS

Smeltzer (2001) mengungkapkan bahwa manifestasi klinis karsinoma recti

sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen

usus tempat kanker berlokasi.

Gejala karsinoma recti antara lain meliputi:

Perubahan kebiasaan defekasi

Pasase darah dalam feses

Anoreksia

Penurunan berat badan

Keletihan

Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah

Page 3: CA RECTI

Nyeri dangkal abdomen

Melena

Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah

Nyeri abdomen dank ram

Penipisan feses

Konstipasi

Distensi

Adanya darah merah segar pada feses

Gejala yang dihubungkan dengan lesi rectal

Feses yang tidak lengkap setelah defekasi

Konstipasi

Diare

Feses berdarah

E. PATOFISIOLOGI

Makanan tinggi lemak, rendah serat, riwayat penyakit kanker/tumor

Perubahan pada flora feses dan perubahan degradasi garam empedu atau

hasil pemecahan protein dan lemak

Bersifat karsiogenik

Masa transisi feses meningkat dan kontak zat berpotensi karsiogenik dengan

mukosa bertambah lama

Iritasi pada mukosa rectum

Terjadi perubahan genetic maturasi sel-sel rectum

Pertumbuhan sel yang tidak ganas (adenoma)

Terbentuk polip jinak (sel yang tumbuh sangat cepat)

Page 4: CA RECTI

Polip dapat diangkat dengan mudah

Namun pada stadium awal adenoma tidak menunjukkan gejala

Polip menjadi ganas

Menyusup serta merusak jaringan normal

Menyebar ke bagian tubuh yang lain

Infiltrasi pembuluh limfe aliran darah transperitoneal ke luka jahitan,

insisi abdomen

ke struktur kel. Limfe ke hati lokasi drain

yg berdeka perikolon &

tan mesokolon mengalirkan menghasilkan

darah ke efek sekunder

kandung sistem portal

kemih penyumbatan

lumen usus

dengan

obstruksi dan

ulserasi pada

dinding usus

serta

perdarahan

penyempitan rectum

refluks feses ke kotoran yang keluar output feses yang konstipasi

dalam usus lebih sempit dikeluarkan sedikit

obstruksi mual, nyeri saat defekasi tenesmus

GI muntah

Page 5: CA RECTI

nafsu perdarahan

makan

turun

tindakan laparotomi

menimbulkan luka insisi

perdarahan

resiko infeksi kekurangan vol. cairan nyeri

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hassan (2006) & Mansjoer (2000) menguraikan beberapa tes pada daerah

rektum dan kolon untuk mendeteksi kanker rektal, diantaranya meliputi:

Proktosigmoidoskopi

Dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita karsinoma usus

besar. Jika tumor terletak di bawah, bisa langsung terlihat. Karsinoma

kolon di bagian proksimal sering berhubungan dengan adanya polip

pada daerah rektosigmoid.

Pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan CEA (Carcinoma

Embrionik Antigen) dan Uji Faecal Occult Blood Test (FOBT) untuk

melihat perdarahan di jaringan

Digital Rectal Examination (DRE)  

digunakan sebagai pemeriksaan skrining awal. Kurang lebih 75 %

karsinoma rektum dapat dipalpasi pada pemeriksaan rektal

pemeriksaan digital akan mengenali tumor yang terletak sekitar 10cm

dari rektum, tumor akan teraba keras dan menggaung.

Pemeriksaan dengan Barium Enema

Page 6: CA RECTI

yaitu cairan yang mengandung barium dimasukkan melalui rectum

kemudian dilakukan seri foto x-rays pada traktus gastrointestinal

bawah. Pada pemeriksaan ini akan tampak filling defect biasanya

sepanjang 5-6 cm berbentuk anular atau apple core. Dinding usus

tampak rigid dan gambaran mukosa rusak. Bila pada pemeriksaan ini

tidak tampak tetapi gejala-gejala yang ada sangat mendukung untuk

terjadinya keganasan maka diperlukan pemeriksaan kolonoskopi.

Sigmoidoscopy, yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam

rektum dan sigmoid apakah terdapat polip kanker atau kelainan

lainnya. Alat sigmoidoscope dimasukkan melalui rektum sampai

kolon sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi. 

Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam

rektum dan sigmoid apakah terdapat polip kanker atau kelainan

lainnya. Alat colonoscope dimasukkan melalui rektum sampai kolon

sigmoid, polip atau sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi. 

Sistoskopi

Indikasi sitoskopi adalah adanya gejala atau pemeriksaan yang

mencurigai invasi keganasan ke kandung kencing.

G. PENATALAKSANAAN

Cirincione (2005) & Marijata (2006) terdapat tiga terapi standar untuk kanker

rectal yang digunakan antara lain ialah:

Pembedahan

Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan

terutama untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien

suspek dalam stadium III juga dilakukan pembedahan. Banyak

pasien kanker rektal melakukan pre-surgical treatment dengan

radiasi dan kemoterapi. Penggunaan kemoterapi sebelum

pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant chemotherapy, dan pada

kanker rektal, neoadjuvant chemotherapy digunakan terutama pada

stadium II dan III. Pada pasien lainnya yang hanya dilakukan

pembedahan, meskipun sebagian besar jaringan kanker sudah

diangkat saat operasi, beberapa pasien masih membutuhkan

Page 7: CA RECTI

kemoterapi atau radiasi setelah pembedahan untuk membunuh sel

kanker yang tertinggal. 

Doughty & Jackson (1993) dalam Smeltzer (2001) menjelaskan tipe

pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur

pembedahan karsinoma recti meliputi:

a. Reseksi segmental dengan anastomisis yaitu pengangkatan

tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh

darah, dan nodus limfatik.

b. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid

permanen yaitu pengangkatan tumor dan porsi sigmoid dan

semua rectum serta sfingster anal.

c. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan

anastomosis serta reanastomosis lanjut dari kolostomi

memungkinkan terjadinya dekompresi usus dan persiapan

usus sebelum reseksi.

d. Kolostomi permanen atau ileostomi untuk menyembuhkan lesi

obstruksi yang tidak dapat direseksi.

Radiasi

Pada kasus stadium II dan III lanjut, radiasi dapat menyusutkan

ukuran tumor sebelum dilakukan pembedahan. Peran lain radioterapi

adalah sebagai terapi tambahan untuk pembedahan pada kasus

tumor lokal yang sudah diangkat melalui pembedahan, dan untuk

penanganan kasus metastasis. Terutama ketika digunakan dalam

kombinasi dengan kemoterapi, radiasi yang digunakan setelah

pembedahan menunjukkan telah menurunkan resiko kekambuhan

lokal di pelvis sebesar 46% dan angka kematian sebesar 29%. Pada

penanganan metastasis jauh, radiasi berguna untuk mengurangi efek

lokal dari metastasis tersebut, misalnya pada otak. Radioterapi

umumnya digunakan sebagai terapi paliatif pada pasien yang

memiliki tumor lokal yang unresectable. 

Kemoterapi

Adjuvant chemotherapy menangani pasien yang tidak terbukti

memiliki penyakit residual tapi beresiko tinggi mengalami

kekambuhan, dipertimbangkan pada pasien dimana tumornya

Page 8: CA RECTI

menembus sangat dalam atau tumor lokal yang bergerombol

(Stadium II lanjut dan Stadium III). terapi standarnya ialah dengan

fluorouracil, (5-FU) dikombinasikan dengan leucovorin dalam jangka

waktu enam sampai dua belas bulan. 5-FU merupakan anti metabolit

dan leucovorin memperbaiki respon. Agen lainnya, levamisole,

(meningkatkan sistem imun, dapat menjadi substitusi bagi leucovorin.

Protopkol ini menurunkan angka kekambuhan kira – kira 15% dan

menurunkan angka kematian kira – kira sebesar 10%.

H. KOMPLIKASI

Samsuhidajat (2004) & Smeltzer (2001) menyebutkan bahwa komplikasi

karsinoma recti dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pada pembuluh darah sekitar

kolon yang menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan

mengakibatkan pembentukan abses. Peritonitis dan sepsis dapat

menimbulkan syok.

I. MASALAH KEPERAWATAN

Risiko infeksi

Kekurangan volume cairan

Nyeri

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

Nyeri b.d insisi pembedahan

K. TUJUAN DAN INTERVENSI

Diagnosa keperawatan:

Nyeri b.d insisi pembedahan

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, infeksi tidak terjadi atau

terkontrol.

Page 9: CA RECTI

Kriteria hasil:

tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus.

luka bersih tidak lembab dan tidak kotor.

Tanda-tanda vital dalam batas normal: TD: 120/80 mmHg, nadi: 60-

100 x/menit, suhu: 36,5 C, RR: 16-20 x/menit⁰

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

mandiri

1. Pantau tanda-tanda vital seperti

TD, nadi, suhu, dan RR

Mengidentifikasi tanda-tanda

peradangan terutama bila suhu

tubuh meningkat.

2. Lakukan perawatan luka dengan

teknik aseptik.

Mengendalikan penyebaran

mikroorganisme patogen.

3. Lakukan perawatan terhadap

prosedur invasif seperti infus,

kateter, drainase luka.

Untuk mengurangi risiko infeksi

nosokomial.

kolaborasi

4. Lakukan pemeriksaan darah,

seperti Hb dan leukosit.

Penurunan Hb dan peningkatan

jumlah leukosit dari normal bisa

terjadi akibat terjadinya proses

infeksi.

5. Kolaborasi untuk pemberian

antibiotik.

Antibiotik mencegah

perkembangan mikroorganisme

patogen.

Diagnosa keperawatan:

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

Tujuan:

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam keseimbangan

cairan tubuh adekuat.

Kriteria hasil:

Page 10: CA RECTI

tidak ada tanda-tanda dehidrasi (tanda-tanda vital stabil (TD:120/80

mmHg, nadi: 60-100x/menit, suhu: 36,5 C, dan RR: 16-20 x/menit⁰

kualitas denyut nadi reguler, turgor kulit normal, CRT: < 2s)

membran mukosa lembab

jumlah intake = output

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

1. Ukur dan catat pemasukan dan

pengeluaran. Tinjau ulang catatan

intra operasi.

Dokumentasi yang akurat akan

membantu dalam mengidentifikasi

pengeluaran cairan/kebutuhan

penggantian dan pilihan

yang mempengaruhi intervensi

2. Observasi pengeluaran urinarius,

terutama untuk tipe prosedur

operasi yang dilakukan.

akan terjadi penurunan ataupun

penghilangan setelah prosedur

pada sistem genitourinarius dan

atau struktur yang berdekatan

mengindikasikan malfungsi

ataupun obstruksi sistem

urinarius.

3. Pantau tanda-tanda vital seperti

TD, nadi, suhu, dan RR

Hipotensi, takikardia, peningkatan

pernapasan mengindikasikan

kekurangan kekurangan cairan.

4. Letakkan pasien pada posisi yang

sesuai, tergantung pada kekuatan

pernapasan dan jenis

pembedahan.

Elevasi kepala dan posisi miring

akan mencegah terjadinya aspirasi

dari muntah, posisi yang benar

akan mendorong ventilasi pada

lobus paru bagian bawah dan

menurunkan tekanan pada

diafragma.

5. Periksa pembalut, alat drain pada

interval reguler. Kaji luka untuk

terjadinya pembengkakan.

Perdarahan yang berlebihan dapat

mengacu kepada

hipovolemia/hemoragi.

6. Pantau suhu kulit, palpasi denyut Kulit yang dingin/lembab, denyut

Page 11: CA RECTI

perifer.

yang lemah mengindikasikan

penurunan sirkulasi perifer dan

dibutuhkan untuk penggantian

cairan tambahan.

kolaborasi

7. Berikan cairan parenteral, produksi

darah dan atau plasma ekspander

sesuai petunjuk. Tingkatkan

kecepatan IV jika diperluakan.

Gantikan kehilangan cairan yang

telah didokumentasikan. Catat

waktu penggangtian volume

sirkulasi yang potensial bagi

penurunan komplikasi, misalnya

ketidakseimbangan.

Diagnosa keperawatan:

Nyeri b.d insisi pembedahan

Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x 24 jam, pasien mengatakan

bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.

Kriteria hasil:

Pasien tampak rileks

Dapat beristirahat/tidur

melakukan pergerakkan yang berarti sesuai toleransi.

Intervensi:

INTERVENSI RASIONAL

mandiri

1. Evaluasi rasa sakit secara reguler,

catat karakteristik, lokasi dan

intensitas (0-10).

Sediakan informasi mengenai

kebutuhan/efektivitas

intervensi.

2. Pantau tanda-tanda vital,

perhatikan takikardia, hipertensi

dan peningkatan pernapasan,

bahkan jika pasien menyangkal

adanya rasa sakit.

Dapat mengindikasikan rasa sakit

akut dan ketidaknyamanan

Page 12: CA RECTI

3. Catat munculnya rasa cemas/takut

dan hubungkan dengan

lingkungan dan perasaan setelah

prosedur tindakan.

Perhatikan hal-hal yang tidak

diketahui dan/atau persiapan

inadekuat

4. Berikan informasi mengenai sifat

ketidaknyamanan, sesuai

kebutuhan

Pahami penyebab

ketidaknyamanan, sediakan

pemenuhan emosional.

5. Lakukan reposisi sesuai petunjuk,

misalnya semi-fowler

Mengurangi rasa sakit dan

meningkatkan sirkulasi. Posisi

semi-fowler dapat mengurangi

tegangan otot abdominal dan otot

punggung artritis

kolaborasi

6. Pemberian analgetik IV sesuai

kebutuhan.

Analgetik IV akan dengan segera

mencapai pusat rasa sakit,

menimbulkan penghilang yang

lebih efektif dengan obat dosis

kecil.

L. EVALUASI

Evaluasi yang diharapkan pada pasien post operasi kanker recti antara lain:

Infeksi tidak terjadi / terkontrol.

Keseimbangan cairan tubuh adekuat.

Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.

M. REFERENSI

Page 13: CA RECTI

American Cancer Society. 2006. Cancer Facts and Figures. American Cancer

Society Inc: Atlanta.

Cirincione, Elizabeth. 2005. Rectal Cancer www.emedicine.com. Diakses pada

tanggal 22 April 2012.

Doenges, Marilynn. E. 2010. Nursing Diagnosis Manual: Planning,

Individualizing, and Documenting Client Care. Philadelphia: F.A Davis

Company.

Hassan, Isaac. 2006. Rectal Carcinoma. www.emedicine.com . Diakses pada 22

April 2012.

Mansjoer, Arif, et all, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius.

Marijata. 2006. Pengantar Dasar Bedah Klinis. Yogyakarta: UGM.

Nanda Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi

2009-2011. Jakarta: EGC

Samsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddart. Jakarta: EGC.