BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

download BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

of 127

Transcript of BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    1/127

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS

    KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT PAMULANG

    INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN

    Skripsi

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

    gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

    Oleh

    BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION

    NIM: 109054000001

    JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H / 2013 M

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    2/127

    LEMBAR PENGESAHAN

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT: STUDI KASUS

    KEGIATAN BANK SAMPAH DI PERUMAHAN BUKIT

    PAMULANG INDAH RW 09 DAN 13 TANGERANG SELATAN

    Skripsi

    Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

    gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

    Oleh:

    BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION

    109054000001

    Menyetujui,

    JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H / 2013 M

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    3/127

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    4/127

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan:

    1.

    Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

    persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

    merupakan hasil penjiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

    sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 29 November 2013

    Bunga Nur Mawaddah Nasution

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    5/127

    i

    ABSTRAK

    Bunga Nur Mawaddah Nasution

    Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di

    Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan

    Partisipasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya melakukan

    kegiatan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat bisa timbul dari diri

    mereka sendiri dan bisa pula timbul setelah dilakukannya intervensi terhadap

    mereka oleh pihak luar. Partisipasi menjadi sebuah proses belajar masyarakat

    dengan tujuan perubahan sikap dan perilaku masyarakatnya. Sehingga tidak bisa

    dipungkiri bahwa proses belajar tersebut memerlukan waktu yang relatif panjang.

    Salah satu diantara kegiatan pemberdayaan adalah pengelolaan sampah.

    Kota Tangerang Selatan yang baru berusia empat tahun harus mengalami

    permasalahan sampah yang cukup berat. Permasalahan sampah berjalan seiring

    dengan bertambahnya penduduk dan perubahan pola hidup masyarakat. Upaya-

    upaya yang dilakukan dalam menangani sampah, salah satunya dengan kegiatan

    yang menggunakan konsep pengolahan sampah. Diantara kegiatan Bank Sampah

    terdiri dari proses memilah, menimbang, dicatat dalam buku tabungan. Penelitian

    ini mengenai Bank Sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Melati Bersih BPIdi Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan RW 13 Tangerang Selatan

    Banten. Studi ini menemukan bahwa partisipasi warga di RW 09 dan 13 Bukit

    Pamulang Indah dan kontribusi Bank Sampah terhadap kebersihan lingkungan di

    Perumahan Bukit Pamulang Indah cukup signifikan. Program ini telah berhasil

    memproduksi sampah anorganik menjadi barang yang bernilai. Keberhasilan

    kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan lingkungan di Perumahan Bukit

    Pamulang Indah dan dengan kegiatan Bank Sampah ini menjadi iconTangerang

    Selatan dalam penanganan masalah lingkungan, sehingga berpengaruh besar

    terhadap warga dan pihak institusi itu sendiri.

    Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif. Yaitu pengamatan,

    wawancara, atau penelaahan dokumen dimana peneliti ikut berperan aktif dalam

    melakukan kegiatan Bank Sampah Melati Bersih, guna untuk melihat sejauh mana

    partisipasi, kesadaran masyarakat perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan

    13 dalam melakukan proses perubahan kearah yang lebih baik, juga mengajak

    masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    6/127

    ii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahim

    Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT sebagai pagar penjaga

    nikmatNya, Zat yang maha mengenggam segala sesuatu yang ada dan

    tersembunyi di balik jagad semesta alam, zat yang maha meliputi segala sesuatu

    yang terfikir maupun yang tidak terfikir. Shalawat serta salam semoga senantiasa

    tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan

    bagi seluruh umat Islam yang terlena maupun terjaga atas sunahnya.

    Alhamdulillahi rabbilalamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada

    Allah SWT atas segala rahmat dan ridha-NYA, sehingga skripsi ini dapat

    diselesaikan. Karena tanpa rahmat dan ridha-Nya tidaklah mungkin penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, selesainya skripsi ini tidak

    lepas dari bantuan, bimbingan, doa dan partisipasi dari berbagai pihak. Penulis

    ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Dr. Arief Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Wati Nilamsari, M.Si dan Hudri, M.Ag, selaku Ketua dan Sekertaris

    Jurusan pengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah

    Jakarta.

    3. Tantan Hermansah, M.Si sebagai Dosen Pembimbing penulis yang

    telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    7/127

    iii

    memberikan bimbingan, nasehat, motivasi dan arahan kepada penulis

    sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    4.

    Siti Nurbaya, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, Bapak dan

    Ibu Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, seluruh dosen-

    dosen yang pernah mengajar di PMI angkatan 2009 yang telah

    meluangkan waktu untuk memberikan pendapat dan saranya kepada

    penulis dalam penyusunan karya ilmiah ini.

    5. Drs. Bambang Budi S.MM selaku Ketua Yayasan Bunga Melati

    Indonesia, R. Imas Maesyaroh dan Rizka Dwipa Anggana selaku

    Fasilitator Bank Sampah Melati Utama atas kebijakan, informasi serta

    bantuannya sehingga penulis bisa membuat karya ilmiah ini, penulis

    ucapkan terimakasi.

    6. Ibu Sari Nurlita beserta Pengurus Bank Sampah Melati Bersih BPI,

    atas informasi, bantuan, kebijakan dan sarannya sehingga penelitian

    dapat dilakukan dengan baik.

    7. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Harmon Alamsyah

    Nasution dan Ibunda Hj. Tuty Roswati yang selalu mencurahkan cinta,

    kasih sayang, doa, air mata yang selalu tercurahkan, motivasi yang

    luar biasa serta dukungan moril maupun materil kepada penulis, terima

    kasih atas kesabarannya. Kakakku Syarifullah Parlindungan dan Kel

    Besar H. Raiman Abdullah, hanya Allah yang dapat membalas

    semuanya.

    8. Teman-temanku Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan

    2009 (Nurma Suhada, Jean Anggraini, Qonita Lutfiyah, Ulfa Latifah,

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    8/127

    iv

    Barendra Reza, Fajar lazuardi, Musfiq Amrullah, M. Syukron, Ahmad

    Rifai, Fakru, Budi Mifaldi, Fajriansyah, Ridwan Aprilamsah, dan Adi

    Hidayat, yang selalu memberikan semangat, bantuan dan motivasi

    yang luar biasa, semoga kita semua dapat menggapai kesuksesan.

    Aamiin.

    9.

    Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini

    tidak lupa perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunkasi

    dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan

    segala buku-buku rujukannya sehingga penulisan karya ilmiah ini bisa

    terselesaikan. Penulis ucapkan terima kasih.

    10.For My Lovely Irfan Azis terima kasih atas motivasi, semangat, kasih

    sayang, harapan, kesabaran dan pengorbanan yang selalu tercurahkan

    dari awal perkuliahan sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.

    Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap langkah kita. Aamiin.

    Jakarta, 29 November 2013

    Penulis

    Bunga Nur Mawaddah Nasution

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    9/127

    v

    DAFTAR ISI

    ABSTRAKSI ...i

    KATA PENGANTAR ...ii

    DAFTAR ISI ..v

    DAFTAR TABEL ..viii

    BAB I PENDAHULUAN ... 1

    A. Latar Belakang Masalah .... 1

    B. Batasan dan Rumusan Masalah 10

    C. Tujuan dan Manfaat .. 10

    D. Metodologi Penelitian .. 11

    a. Pendekatan Penelitian .. 11

    b. Sumber data . 12

    c. Penentuan Lokasi Penelitian .... 14

    d. Teknik Pengumpulan Data ..15

    e. Teknik Analisis Data ... 17

    f. Keabsahan Data ... 18

    E. Tinjauan pustaka ... 20

    F. Sistematika penulisan .... 22

    BAB II LANDASAN TEORI ... 24

    A.Pemberdayaan (empowerment) 24

    1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment) .. 24

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    10/127

    vi

    2. Modus-Modus Pemberdayaan .. 26

    3. Metode-Metode Pemberdayaan 38

    4. Kelembagaan 41

    B. Sampah dan Pengolahannya ..... 42

    1. Pengertian Sampah ... 42

    2. Pengolongan Sampah ... 43

    3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan Sampah . 46

    BAB III TEMUAN PENELITIAN PROFIL BANK SAMPAH MELATI

    BERSIH DAN PROFIL NASABAH .... 49

    A. Profil Bank sampah Melati Bersih .... 49

    1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih ....49

    2. Visi dan Misi .... 50

    3. Struktur Organisasi ...51

    4. Program Kegiatan yang dilaksanakan di Bank Sampah Melati Bersih. 52

    5. Sumber Dana dan Kerja Sama ..55

    B. Profil Nasabah RW 09 dan 13 ...55

    1. Nasabah RW 09 ..... 55

    2. Nasabah RW 13 ......... 58

    . 3. Strategi Bank Sampah ....... 66

    4. Mekanisme Bank Sampah ..... 66

    C. Pemberdayaan/Praktek ...... 68

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    11/127

    vii

    BAB IV ANALISA HASIL TEMUAN PENELITIAN .. 70

    A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat oleh Bank Sampah... 72

    B. Dampak Dari Pemberdayaan yang dilakukan Bank Sampah ...... 86

    BAB V PENUTUP . 94

    A.Kesimpulan .. 94

    B. Saran . 94

    DAFTAR PUSTAKA .96

    LAMPIRAN-LAMPIRAN .... 99

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    12/127

    viii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Data Nasabah RW 09 Periode September 2012-Agustus 2013 PerumahanBukit Pamulang Indah... 56

    Tabel 2 Data Nasabah RW 13 Periode September 2012-Agustus 2013 Perumahan

    Bukit Pamulang Indah ...... 58

    Tabel 3 Data Nasabah RW 09 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ......61

    Table 4 Data Nasabah RW 13 sesuai dengan Pendapatan Perbulannya ..63

    Tabel 5 Daftar Harga dan Jenis Sampah ......76

    Table 6 Data Nasabah RW 09 dan 13 Sesuai dengan Pendapatan Perbulan .... 90

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    13/127

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Masalah lingkungan sekarang ini bukan hanya tanggung jawab

    sekelompok orang, tetapi sudah menjadi tugas dan kewajiban semua orang untuk

    menjaga dan memeliharanya agar tetap asri. Lingkungan yang asri akan

    mendatangkan manfaat bagi umat manusia di bumi. Tumbuh-tumbuhan, ternak,

    dan segala ciptaan Tuhan akan berkembang dengan baik, di lingkungan yang asri

    guna kepentingan manusia. Sayangnya lingkungan yang asri sudah banyak yang

    rusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, sehingga bencana terjadi

    di mana-mana. Allah berifiman pada ayat suci al-Quran:

    Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

    perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian

    dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

    (Surat Ar-Ruum ayat 41).1

    Ayat tersebut menjelaskan dua hal pokok yang menjadi dasar pandangan

    Islam dalam isu pencemaran lingkungan. Pertama, Islam menyadari telah dan

    akan terjadi kerusakan lingkungan baik di daratan dan lautan yang berakibat pada

    turunnya kualitas lingkungan untuk mendukung hidup manusia. Kedua, Islam

    memandang manusia sebagai penyebab utama kerusakan dan sekaligus pencegah

    1 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,

    Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 95.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    14/127

    2

    terjadinya kerusakan tersebut. Oleh karena itu, ajaran Islam secara tegas mengajak

    manusia melestarikan bumi dan sekaligus secara tegas melarang manusia

    membuat kerusakan di bumi. Namun sayangnya sebagian besar masyarakat belum

    cukup menyadari dampak akibat kerusakan lingkungan.

    Pencemaran lingkungan yang terjadi di suatu negara, akan berdampak pula

    pada negara lain bahkan dunia. Untuk itu selalu diperlukan kerja sama yang baik

    antara negara-negara di dunia untuk menangani masalah lingkungan. Kerusakan

    hutan di Indonesia tidak hanya berpengaruh terhadap keadaan iklim di Indonesia,

    akan tetapi berakibat pula terhadap perubahan iklim global (dunia secara

    menyeluruh).

    Permasalahan lingkungan hidup cukup kompleks. Penebangan hutan yang

    menyebabkan banjir, pencemaran terhadap air oleh limbah-limbah industri,

    pembuangan sampah ke dalam sungai (termasuk sampah rumah tangga),

    pencemaran terhadap tanah, dan sebagainya, merupakan ancaman bagi kehidupan

    manusia.

    Ancaman banjir setiap musim hujan di berbagai belahan dunia termasuk di

    Indonesia, adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri yang menebang hutan

    untuk mengejar keuntungan sesaat. Berbagai wilayah di Indonesia setiap musim

    hujan dilanda banjir dan tanah longsor, baik kota maupun luar kota. Penataan

    ruang kota yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, serta kehancuran

    hutan-hutan di daerah tangkapan air, menjadi penyebab utama banjir di Jakarta.

    Penanggulangan banjir seperti di Jakarta dan kota-kota lainnya, tidak

    hanya diperlukan penataan di dalam kota seperti pembuatan saluran pembuangan

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    15/127

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    16/127

    4

    Masalah sampah tidak hanya sekedar hanya bagaimana mengolah atau

    mengelola sampah saja, tetapi juga terkait dengan masalah budaya/perilaku

    masyarakat. Masyarakat Indonesia umumnya tidak peduli tentang sampah.

    Masyarakat seringkali membuang sampah sembarangan, dan cenderung

    mementingkan diri sendiri. Perilaku ini merupakan salah satu penyebab kenapa

    semakin banyaknya program untuk mengatasi jumlah sampah yang tidak

    terkontrol yang tidak berjalan dengan baik. Merubah perilaku masyarakat tersebut

    menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari upaya-upaya penanganan

    sampah secara terpadu.2

    Permasalahan mengenai sampah merupakan hal yang sangat membutuhan

    perhatian khusus karena sampah menjadi persoalan nasional. Kegagalan dalam

    pengelolaan sampah berimbas pada menurunnya kualitas lingkungan hidup,

    kesehatan warga masyarakat, merusak estetika kota, dan dalam jangka panjang

    dapat mempengaruhi arus investor ke daerah oleh karena itu, kesadaran

    masyarakat terhadap pengelolaan pelestarian lingkungan hidup belum optimal

    bahkan cenderung banyak masyarakat yang mengabaikannya.

    Lingkungan hidup merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia,

    karena lingkungan hidup memiliki tiga fungsi pokok. Fungsi pertama, diolah

    menjadi produk jadi baik yang dikonsumsi sebagai kebutuhan primer, sekunder,

    dan tersier. Fungsi kedua, sebagai sumber kesenangan yang sifatnya alami, seperti

    memberikan kesegaran karena adanya udara yang sejuk dan nyaman untuk

    2Isroi,Merubah Paradigma Masyarakat Tentang Sampah, artikel diakses pada 1

    februari 2013 dari http://isroi.com/2009/03/26/merubah-paradigma-masyarakat-tentang-

    sampah/

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    17/127

    5

    dihirup, menyediakan sinar matahari yang hangat, menyediakan pantai yang

    bersih dan indah untuk rekreasi dan sebagainya. Fungsi ketiga adalah lingkungan

    yang menyediakan diri sebagai tempat untuk menampung dan mengolah limbah

    secara alami.

    Istilah lingkungan hidup sebenarnya mempunyai pengertian kuantitas

    maupun kualitas sumber daya alam, baik yang sifatnya dapat diperbaharui

    maupun yang tidak dapat diperbaharui, termasuk lingkungan ambient yang terdiri

    dari air, udara, landscape, dan atmosfir. Maka, lingkungan hidup merupakan

    faktor penentu bagi kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan kegiatan dan kehidupan

    manusia. Dengan meningkatnya masalah kualitas lingkungan, maka akan

    meningkat pula masalah kuantitasnya.3

    Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan masyarakat

    adalah dengan kegiatan Pemberdayaan Pemberdayaan sebagai perubahan ke arah

    yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait

    dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan

    adalah meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya

    yang dimiliki dalam menentukan tindakan kearah yang lebih baik.4

    Menurut Sharlow, pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana

    individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka

    sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan

    3 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,

    Malang: IKIP Universitas Negeri Malang, 2011, h. 97.

    4 Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, Jogyakarta: Gajah Mada

    University Press, 1991, h. 15.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    18/127

    6

    mereka.5 Artinya ialah mendorong mereka untuk menentukan sendiri apa yang

    harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang ia

    hadapi sehingga mereka mempunyai kesadaran penuh dalam membentuk masa

    depannya.

    Melalui pendidikan, masyarakat dibekali pengetahuan, sikap dan

    keterampilan yang diperlukan, sehingga masyarakat menjadi tahu, mengerti, dapat

    melakukan dan mau melakukan sesuatu untuk peningkatan kualitas hidup.

    Perubahan ini apabila dipadukan dengan sumber daya alam yang tersedia, akan

    melahirkan perilaku baru yang disebut partisipasi. Partisipasi ini akan merangsang

    masyarakat untuk lebih aktif dan kreatif melaksanakan pembangunan yang terarah

    dan berencana terutama untuk meningkatkan pendapatan income generating, serta

    membuka lapangan kerja baru employment generating untuk perbaikan kualitas

    hidup masyarakat.6

    Maka, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

    dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki

    kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi

    kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti

    memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata

    5 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan

    Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

    Indonesia, 2003, h. 53.

    6 Mangatas Tampubolon, Perguruan Tinggi Bermutu, Paradigma Baru

    Manajmen Pendidikan Tinggi Menghadapi Tantangan Abad ke-21. (Jakarta: Penerbit

    Gramedia Pustaka Utama,2011), h. 28.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    19/127

    7

    pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam

    melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.7

    Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat

    perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai Negara.

    Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat

    resesi internasional, serta Negara-negara setempat menunjukkan perhatian yang

    sangat besar terhadap strategi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan

    proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan pembangunan

    yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal.8

    Pemberdayaan Masyarakat Badegan dengan strategi pengolahan sampah

    berbasis masyarakat mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap

    sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi. Sistem pengolahan sampah ini

    melahirkan Bank Sampah yang menyediakan wadah untuk menampuh sampah-

    sampah yang tidak dapat dicerna oleh tanah atau yang menjadi media

    perkembang-biakan nyamuk demam berdarah, seperti kaleng-kaleng bekas atau

    plastik-plastik yang tidak diberdayakan. Aktivitas dari Bank Sampah mampu

    memberikan timbal balik yang nyata pada konsumennya. Hal ini terlihat semakin

    7Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian strategi

    pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. (PT Refika Aditama, 2005),

    h.59.

    8 Harry Hikmat, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora

    Utama Press, 2004), h. 1-7.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    20/127

    8

    banyak orang berlomba menjadi penabung di Bank Sampah, tak terkecuali anak-

    anak usia dini9

    Jika diasumsikan bahwa produksi sampah 0,5 kg-0,8 kg per orang per hari,

    maka jumlah sampah yang terkumpul setiap harinya sangat besar. Dari total

    sampah yang diproduksi itu, yang berhasil dibuang di tempat pembuangan akhir

    (TPA) hanya 60%-70%. Sisanya dibakar, ditanam, bahkan dibuang ke sungai oleh

    masyarakat. Pengelolaan seperti ini harus diubah sehingga menjadi lebih ramah

    lingkungan. Karena itulah, adanya lembaga Bank Sampah menjadi penting untuk

    mengubah perilaku masyarakat terhadap sampah.

    Bank Sampah Melati Bersih adalah suatu institusi yang didirikan dengan

    tujuan mengurangi jumlah sampah buangan dengan mekanisme menabung

    sampah yang masih memiliki nilai ekonomi sehingga mampu mengubah image

    sampah yang notabennya negatif menjelma menjadi barang bernilai ekonomis.

    Bank Sampah ini bekerja layaknya seperti bank yang melakukan setoran,

    penarikan dan tabungan. Pengkonversian tabungan sampah menjadi tabungan

    uang merupakan suatu bentuk perubahan yang ditawarkan oleh Bank Sampah.

    Perubahan yang dilakukan Bank Sampah tidak seutuhnya karena faktor

    ekonomi saja, melainkan peningkatan kesadaran lingkungan terhadap masyarakat.

    Aspek pemberdayaan sangat kentara dalam proses kerja Bank Sampah. Peran aktif

    masyarakat dalam pengkondisian lingkungan diperlukan agar tercipta keselarasan

    hidup.

    9Artikel diakses pada tanggal 25 februari 2013 dari

    http://poetoetego.blogspot.com/2011/03/bank-sampah-jogja.html

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    21/127

    9

    Ada dua kegiatan penting yang diberikan oleh Bank Sampah Melati Bersih

    yaitu meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill).

    Peningkatan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan lingkungan

    dan pengembangan usaha Bank Sampah Melati Bersih, sedangkan peningkatan

    keterampilan dilaksanakan dengan memberikan bekal keahlian teknis.

    Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersedianya bahan baku

    dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga dimaksudkan untuk

    merubah cara pandang masyarakat di Bukit Pamulang Indah terhadap pengelolaan

    sampah yang lebih berwawasan lingkungan. Paradigma pengelolaan sampah yang

    bertumpu pada pendekatan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan

    paradigma baru pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah

    sebagai sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan.

    Berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemukan berbagai potensi sosial

    dan lingkungan di perumahan bukit pamulang indah antara lain:

    1. Aspek Sosial: Motivasi untuk berkembang di masyarakat cukup tinggi,

    dengan adanya partisipasi bisa memperkuat industri rumahan melalui

    keterampilan merajut/menyulam dan menjahit dengan menggunakan

    bahan plastik olahan limbah / sampah juga disertai pembelajaran

    kewirausahaan.

    2.

    Aspek Lingkungan: Proses penyadaran lingkungan melalui tabungan

    sampah yang dikonversikan menjadi tabungan uang ini membuat

    berubahnya paradigma masyarakat tentang sampah.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    22/127

    10

    Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian Pemberdayaan

    Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah Di Perumahan Bukit

    Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan.

    B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

    Untuk menghindari meluasnya pembahasan peneliti membatasi konsep-

    konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan pembahasan

    yang sistematis, terarah, jelas dan fokus. Maka dalam skripsi ini, peneliti

    membatasi pembahasan pada Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan

    Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang

    Selatan.

    Agar penulisan skripsi ini menjadi terstruktur dan tidak melebar kepada

    pembahasan lainnya, peneliti merumuskan masalah ini sebagai berikut:

    1. Bagaimana Implementasi Praktek Pemberdayaan yang dilakukan oleh

    Bank Sampah?

    2. Apa Dampak dari Pemberdayaan tersebut?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Penelitian dengan judul Pemberdayaan Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan

    Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang

    Selatan. mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    23/127

    11

    1. Tujuan

    a. Untuk mengetahui Implementasi Praktek Pemberdayaan yang

    dilakukan oleh Bank Sampah.

    b. Untuk mengetahui Dampak dari Pemberdayaan Masyarakat: Studi

    Kasus Bank Sampah

    2. Manfaat

    a.

    Menambah wawasan dan pengalaman peneliti secara langsung di

    lapangan melalui penelitian ini, khususnya tentang Pemberdayaan

    Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan

    Bukit Pamulang Indah Rw 09 dan 13 Tangerang Selatan

    b. Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pengurus Bank Sampah

    Melati Bersih dalam menjalankan aktivitas pemberdayaan

    masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah

    c. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa

    kesetiaan social dalam menghadapi berbagai problem kehidupan di

    masa yang akan datang.

    D. Metodologi Penelitian

    a. Pendekatan Penelitian

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    24/127

    12

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Yaitu pengamatan,

    wawancara, atau penelaahan dokumen.10 Karena peneliti bermaksud untuk

    meneliti sesuatu secara mendalam. Maka yang menjadi fokus studi adalah

    implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah di

    Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Dari

    fakta yang dilihat penelitian ini meneliti apa dampak dari pemberdayaan

    masyarakat yang dilakukan oleh Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang

    Indah.

    Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan.

    Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

    dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung

    hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka

    dan dapat lebih menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh bersama terhadap

    pola-pola nilai yang dihadapi.

    b.

    Sumber Data

    Data Primer adalah data yang belum tersedia untuk menjawab

    masalah penelitian, dan harus diperoleh dari sumber aslinya.

    Peneliti mendapatkan data ini pada saat penelitian berlangsung,

    data primer yang dimaksud adalah karya-karya ilmiah yang

    memuat tema penanggulangan dan pemanfaatan sampah serta

    pembangunan lingkungan. Data primer juga berupa data observasi

    10 Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2008). Cet. Ke-25, h.9-10.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    25/127

    13

    lokasi Bank Sampah melati Bersih di RW 09 dan 13 Perumahan

    Bukit Pamulang Indah selain itu peneliti melakukan wawancara

    kepada pihak Bank Sampah, Nasabah, Pemilik Lapak, dan Warga

    RW 09 dan 13 Perumahan Bukit Pamulang Indah. Data ini sudah

    di jelaskan pada teknik pengumpulan data wawancara.

    Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan-catatan atau

    dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang

    terkait. Sumber sekunder ini dimaksudkan untuk memperkarya

    pengetahuan dan mempertegas analisis persoalan yang sedang

    diteliti. Peneliti melakukan pencarian data tertulis mengenai

    kegiatan Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang Indah ini

    pada saat sebelum dan sesudah melakukan penelitian, peneliti

    mendapatkan data dan informasi mengenai kegiatan Bank Sampah

    melalui kunjungan bersama yayasan Bunga Melati Indonesia Kota

    Tangerang Selatan, kemudian melalui profil Bank Sampah,

    Rencana Kerja Pengurus Bank Sampah, Laporan Harian

    Penimbangan, Laporan Bulanan Penimbangan Bank sampah yang

    peneliti dapatkan dari pihak Bank Sampah Melati Bersih dan Data

    Nasabah RW 09 dan 13 perumahan Bukit Pamulang Indah. Tidak

    lupa peneliti juga melakukan pencarian data tertulis lewat buku-

    buku referensi yang menerangkan tentang Sampah.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    26/127

    14

    c. Penentuan Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian ini dilakukan di tempat penimbangan Bank

    sampah Melati Bersih di Perumahan Bukit Pamulang Indah tangerang

    Selatan. Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi tersebut

    adalah dengan menggunakan metode Purposive. Metode ini adalah

    menentukan lokasi penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Ada

    beberapa pertimbangan mengapa peneliti melakukan penelitian di

    lokasi tersebut yaitu:

    a. Adanya informasi yang peneliti dapatkan dari pihak Yayasan

    Bunga Melati Indonesia mengenai kegiatan Bank Sampah

    Melati Bersih berbasis masyarakat di perumahan Bukit

    Pamulang Indah RW 09 dan 13.

    b.

    Lokasi Bank Sampah yang tidak begitu jauh dari tempat tinggal

    peneliti, sehingga menghemat waktu dan biaya.

    Waktu penelitian yang peneliti lakukan yaitu untuk observasi

    dan wawancara di mulai pada bulan Februari tepatnya tanggal 11

    Februari 2013 sampai dengan waktu yang telah ditetapkan peneliti

    tentukan sendiri yaitu pada tanggal 23 September 2013, dengan catatan

    penelitian ini akan berakhir jika data-data yang diperlukan dalam

    penelitian telah rampung atau dirasakan cukup. Sedangkan untuk hal-

    hal yang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

    Sebelumnya peneliti sudah mengantarkan surat perizinan di Bank

    Sampah Melati bersih secara kekeluargaan atau informal, sehingga

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    27/127

    15

    peneliti bisa melakukan penelitian secara leluasa. Sampai dengan saat

    ini pun peneliti masih datang ke Bank sampah Melati Bersih untuk

    terus menjalin sillaturrahim.

    d. Teknik Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan data ini, peneliti mengadakan penelitian

    dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai

    berikut:

    1. Observasi

    Observasi, yaitu pengamatan berarti setiap kegiatan untuk

    melakukan pengukuran, akan tetapi, observasi atau pengamatan dapat

    pula memiliki arti yang lebih sempit, yaitu pengamatan dengan

    menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaan-

    pertanyaan.11 dan pencatatan terhadap gejala objek yang akan diteliti

    langsung dilapangan, karena metode observasi merupakan salah satu

    teknik penelitian yang sangat penting bagi seorang peneliti secara

    langsung di lapangan, yang artinya pengamatan dengan menggunakan

    panca indra langsung yang terjadi di lembaga bernama Bank Sampah

    Melati Bersih dan di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13

    Tangerang Selatan. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu seminggu

    satu sampai tiga kali dalam rangka menyelami kehidupan subyek

    selama mengikuti kegiatan Bank Sampah.

    11Adang Rukhiyat, dkk,Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta:

    CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    28/127

    16

    2. Wawancara

    Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

    percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu peneliti dan responden.

    Bentuk wawancara terbuka yaitu wawancara yang menggunakan

    seperangkat pertanyaan dan cara penyampaiannya pun sama untuk

    setiap responden. Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah

    gabungan antara wawancara terbuka dengan wawancara terstruktur,

    wawancara terbuka adalah suatu wawancara yang para subjeknya tahu

    bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud

    dan tujuan wawancara itu. Sedangkan wawancara terstruktur adalah

    wawancara yang pewawancaraannya telah menciptakan sendiri

    masalah dan pertanyaan-pertanyanan yang akan diajukan, wawancara

    ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap hipotesa kerja.12

    Peneliti pada penelitian ini melakukan wawancara dengan ibu Sari

    selaku pimpinan Bank Sampah untuk mewawancarai mengenai sejarah,

    visi, misi, struktur kepengurusan Bank Sampah Melati Bersih, program

    kegiatan, sumber dana dan peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu

    Djoni untuk mengetahui bentuk partisipasi dan kontribusi Bank Sampah

    terhadap lingkungan perumahan Bukit Pamulang Indah, mulai dari

    perencanaan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan Bank Sampah yang

    dilakukan di perumahan Bukit Pamulang Indah, kemudian melakukan

    wawancara bersama Bapak Muhammad said sebagai pengepul yang

    12

    Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif(Bandung: PT Alfabeta, 2010) h.74.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    29/127

    17

    mempunyai lapak dan menampung sampah-sampah yang sudah di timbang

    di perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13, kemudian melakukan

    wawancara bersama Ibu Asih dan Ibu Ruth sebagai nasabah kegiatan Bank

    Sampah Melati Bersih sekaligus warga RW 09, Untuk itu sebelum

    peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti membuat

    pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan rapih dan siap diajukan

    langsung ke responden. Guna memperoleh gambaran dan informasi yang

    memungkinkan tentang kegiatan lembaga dalam pemberdayaan

    masyarakat: studi kasus kegiatan Bank Sampah. Wawancara tersebut

    dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2013, 27 Agustus 2013, 07 Oktober

    2013. Alat Bantu yang digunakan peneliti meliputi alat tulis, dan

    handphone.

    e. Analisa Data

    Analisis data menurut Moleong adalah proses

    mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

    santuan uraian dasar sehingga dapat ditentukan tema dan dapat

    dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis

    data bermaksud mengorganisasikan data, diantaranya mengatur,

    mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode dan

    mengkategorikanya.13

    13Adang Rukhiyat, dkk,Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta:

    CV.Tumaritis, 2003), edisi 3, h. 54.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    30/127

    18

    Jadi dalam menganalisa data, peneliti memperoleh data dari

    lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang

    terkumpul yaitu observasi, wawancara dan dokumen-dokumen yang

    berhubungan dengan penelitian, dengan menggunakan analisa

    deskriptif dan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu untuk

    mengetahui gambaran yang konkret tentang pemberdayaan masyarakat

    yang dilakukan oleh Bank Sampah di perumahan Bukit Pamulang

    Indah RW 09 dan 13 Tangerang Selatan. Tahap reduksi data Langkah

    ini melibatkan beberapa tahap, yaitu mengambil data tulisan atau

    gambar yang telah dikumpulkan dengan mengunakan metode

    wawancara dan pengambilan gambar selama proses pengumpulan data

    di lokasi penelitian, kemudian data tersebut diberikan kategori-kategori

    dengan istilah khusus. Seringkali istilah khusus ini didapat dari proses

    wawancara dari informan-informan. Coding data bertujuan untuk

    memudahkan dalam proses pengolahan data

    f. Keabsahan Data

    Teknik keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:

    a.

    Kreadibilitas (derajat kepercayaan) dengan teknik triagulasi yaitu

    teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

    yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1). Membandingkan

    daa hasil wawancara (2). Membandingkan keadaan dan perpektif

    seseoang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain

    misalnya dalam hal ini peneliti membandingkan jawaban yang

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    31/127

    19

    diberikan oleh Koordinator Bank Sampah Melati Bersih dengan

    Masyarakat (3). Membandingkan dokumen dengan unit analisis

    b.

    Ketekunan atau pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan

    unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan

    atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada hal-

    hal tersebut secara rinci. Maksudnya peneliti hanya memusatkan

    dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah saja.

    Misalnya peneliti membandingkan jawaban pengurus dengan

    jawaban nasabah Bank Sampah.

    c. Kepastian dengan pemeriksaan audit kepastian. Audior dalam hal

    ini adalah dosen pembimbing. Disini pemastian bahwa sesuatu itu

    adalah objektif atau tidak bergamtung pada persetujuan beberapa

    orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang.

    Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif

    sedangkan jika disepakati oleh beberapa orang barulah dikatakan

    objektif.

    Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, peneliti mengacu pada

    bukuPedoman Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta yang

    diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan II tahun 2007. Lokasi penelitian

    sendiri akan dilakukan di lembaga yang bernama Bank Sampah Melati

    Bersih perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Kota Tangerang

    Selatan.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    32/127

    20

    E. Tinjauan Pustaka

    Dalam Penyusunan Skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian

    lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah

    awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis

    penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti.

    Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti

    sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.

    Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti

    akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki tema

    sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah

    Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah

    Terpadu 3R (Reduce, Reuse, Dan Recycle) berbasis

    Masyarakat

    (studi kasus perumahan mustika tigaraksa tangerang)

    Penulis : Nurapiah (2009)

    Isi Pokok : Proses pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat

    dengan teknik BEST menjadikan masyarakat yang

    mandiri dan berdaya BEST dalam teknik pelaksanaanya

    melalui beberapa tahapan proses pengelolaan sampah

    terpadu berbasis masyarakat dengan

    beberapa tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan,

    tahap evaluasi dan monitoring dan tahap terminasi.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    33/127

    21

    Judul Skripsi : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan daur Ulang

    Sampah di Perumahan Griya Serpong Kademangan Setu

    Tangerang Selatan Banten

    Peneliti : Bagus Adhi Pratama (2012)

    Isi Pokok : Penelitian nya Mengenai tahapan partisipai kegiatan daur

    ulang sampah yang dilakukan oleh warga, programnya ini

    telah berhasil memproduksi sampah organik menjadi pupuk

    serta sampah anorganik menjadi barang yang bernilai,

    keberhasilan kegiatan ini berpengaruh pada kebersihan

    lingkungan di peumahan Griya Serpong dan dengan

    kegiatan ini pula tempat pengolahan sampah terpadu

    (TPST) menjadi icon Tangerang Selatan. Dalam

    penanganan sampah sehingga berpengaruh terhadap warga

    dari pihak institusi itu sendiri.

    Sedangkan skripsi yang dibahas peneliti yaitu mengenai Pemberdayan

    Masyarakat: Studi Kasus Kegiatan Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang

    Indah Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui

    implementasi praktek pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah dan apa

    dampak dari pemberdayaan tersebut di daerah perumahan Bukit Pamulang Indah,

    serta perbedaan lainya terletak pada lokasi penelitianya dan lembaga Bank

    Sampah serta pengolahan sampahnya.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    34/127

    22

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, peneliti

    membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana perinciannya

    sebagai berikut:

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada Bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang

    masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

    manfaat, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Bab ini berisi tentang beberapa pengertian dan penjelasan,

    yaitu:

    A. Pemberdayaan (Empowerment)

    1. Pengertian Pemberdayaan (empowerment)

    2. Modus-Modus Pemberdayaan

    3. Metode-Metode Pemberdayaan

    4. Kelembagaan

    B. Sampah dan Pengolahannya

    1. Pengertian Sampah

    2. Pengolongan Sampah

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    35/127

    23

    3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengolahan

    BAB III : Temuan Penelitian Profil Bank Sampah Melati Bersih dan

    Profil

    Nasabah RW 09 dan 13

    BAB IV : Analisa Hasil Temuan Lapangan

    A. Implementasi Praktek Pemberdayaan Masyarakat Oleh

    Bank Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW

    09 dan 13B. Dampak Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan

    oleh Bank Sampah

    BAB V : Penutup

    Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat

    berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-

    saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    36/127

    24

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pemberdayaan (Empowerment)

    1. Pengertian Pemberdayaan (Empowerment)

    Pemberdayaan adalah suatu cara dimana rakyat, organisasi, dan

    komunitas diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas)

    kehidupannya. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang,

    khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk (a) memiliki akses terhadap

    sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat

    meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-

    jasa yang mereka perlukan, dan (b) berpartisipasi dalam proses

    pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

    Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,

    pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan

    atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-

    individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka

    pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh

    sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki

    kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam

    memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun

    sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi,

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    37/127

    25

    mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan

    mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.1

    Pemberdayaan merujuk pada pengertian perluasan kebebasan memilih

    dan bertindak. Bagi masyarakat miskin, kebebasan ini sangat terbatas

    karena ketidakmampuan bersuara (voicelessness) dan ketidak berdayaan

    (powerlessness) dalam hubungannya dengan Negara dan pasar. Karena

    kemiskinan adalah multi dimensi, masyarakat miskin membutuhkan

    kemampuan pada tingkat individu (seperti kesehatan, pendidikan dan

    perumahan) dan pada tingkat kolektif (seperti bertindak bersama untuk

    mengatsi masalah). Memberdayakan masyarakat miskin dan terbelakang

    menuntut upaya menghilangkan penyebab ketidakmampuan mereka

    meningkatkan kualitas hidupnya.

    Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok

    rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan dan kemampuan

    dalam:

    a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki

    kebebasan, dalam arti bukan bebas mengemukakan pendapat,

    melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas

    dari kemiskinan ilmu.

    1Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

    Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. (Bandung: PT Refika

    Aditama, 2005), Cet Ke-1, h. 59.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    38/127

    26

    b. Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan

    mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh

    barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan.

    c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-

    keputusan yang mempengaruhi mereka.2

    Dalam Ensiklopedi Indonesia, daya adalah kemampuan untuk

    melakukan sesuatu atau kemampuan untuk usaha/bertindak.

    2. Modus-Modus pemberdayaan

    a. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat

    Pemberdayaan Masyarakat merupakan suatu proses intervensi

    sosial (perubahan sosial yang terencana). Oleh karena itu, setiap

    bentuk pemberdayaan masyarakat dapat dijelaskan dalam beberapa

    tahap, sebagaimana yang dikembangkan oleh Adi, terdiri dari 7

    tahapan, yakni tahap persiapan, tahap pengkajian (Assesment), tahap

    pemformulasian rencana aksi (designing), tahap pelaksanaan program

    (implementasi), tahap evaluasi dan tahap terminasi, tahapan tersebut

    tergambar dalam figure berikut:

    2Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT

    Refika Aditama, 2005), h. 58.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    39/127

    27

    Tahapan Intervensi Pemberdayaan Masyarakat

    Sumber: Adi, h.181

    Tahapan tersebut bukanlah sebuah tahapan yang kaku dan hierarkis

    antara satu tahap lainnya, melainkan tahapan yangfleksibel, sesuai dengan

    panah yang ada disebelah kiri, yang menunjukkan bahwa apabila satu

    tahapan telah terlewati, masih membuka kemungkinan untuk kembali ke

    tahapan sebelumnya, penjelasan tentang tahapan tersebut akan diuraikan

    sebagai berikut:

    Pertama: Tahap Persiapan. Tahapan persiapan ini sekurang-

    kurangnya terdiri dari dua hal, yakni penyiapan petugas dan penyiapan

    lapangan. Penyiapan petugas dilakukan untuk menyamakan persepsi

    mengenai konsep yang akan dilaksanakan dalam program pemberdayaan

    Persiapan

    Pengkajian (Assesment)

    Perencanaan alternative program atau kegiatan (designing)

    Pemformulasian rencana aksi

    Pelaksanaan program atau kegiatan

    Evaluasi

    Terminasi

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    40/127

    28

    masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesamaan pandangan

    diantara tenaga pengubah (change agent), terutama apabila tim pengubah

    berasal dari latar belakang disiplin ilmu yang berbeda. Sedangkan

    penyiapan lapangan, dilakukan untuk memastikan layak atau tidaknya

    suatu daerah menjadi tempat pemberdayaan masyarakat Change agent

    juga melakukan kontak awal dengan penduduk setempat, baik secara

    formal maupun informal.

    Kedua: Tahap Assesment, yakni tahap pengkajian yang dilakukan

    untuk mengindentifikasi masalah yang dirasakan kelompok sasaran

    sehingga menemukan apa kebutuhan yang mereka rasakan (felt nedds) dan

    juga apa sumber daya yang mereka miliki.

    Ketiga: TahapPerencanaan alternatif programatau kegiatan. Pada

    tahap ini change agent secara partisipatif melibatkan warga untuk

    merumuskan masalah yang mereka hadapi beserta solusi yang sebaiknya

    dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penyusunan alternatif

    program yang tepat, dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada,

    dapat dipikirkan dan dirumuskan sebagai solusi dari masalah yang

    dihadapi.

    Keempat: Tahap Performulasian rencana aksi. Yakni tahap

    menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan

    alternatif program kedalam pernyataan kegiatan (proposal)secara tertulis.

    Peran change agent dalam tahap ini adalah membantu sasaran menuliskan

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    41/127

    29

    rumusan program mereka dalam format yang layak untuk diajukan kepada

    penyandang dana.

    Kelima: Tahap pelaksanaan program atau kegiatan atau

    implementasi keberhasilan dari tahap ini tergantung dari kerjasama yang

    baik antara change agent dengan warga masyarakat serta tokoh

    masyarakat setempat. Adanya konflik diantara tiga komponen ini akan

    sangat menganggu tahap pelaksanaan program atau kegiatan

    pemberdayaan masyarakat.

    Keenam: Tahap evaluasi. Evaluasi atau pengawasan yang paling

    tepat digunakan dalam program pemberdayaan masyarakat adalah evaluasi

    internal, yakni evaluasi yang dilakukan oleh warga masyarakat sendiri.

    Evaluasi dapat dilakukan pada input, proses dan juga pada hasil.

    Ketujuh: tahap terminasi, yakni tahap pemutusan atau

    pemberhentian program. Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat

    atau komunitas sasaran benar-benar sudah berdaya. Pemutusan

    hubungan dengan komunitas sasaran ini sebaiknya dilakukan secara pelan-

    pelan, bertahap, tidak secara langsung ditinggalkan begitu saja oleh

    change agent, sehingga dapat dipastikan ketika agen perubah keluar dari

    komunitas tersebut, keadaan sudah jauh berubah dan komunitas sasaran

    sudah relatif mandiri.3

    b. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

    3Isbandi Rukminto Adi,Pemberdayaan pembangunan masyarakat dan

    Intervensi Komunitas, (Jakarta:FE UI, 2003), Cet. Ke-3, h. 179-196.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    42/127

    30

    Mengetahui tujuan dari sebuah proses pemberdayaan merupakan

    hal penting, karena adanya tujuan yang disepakati bersama dapat menjadi

    motivasi bagi warga dalam turut berperan serta dalam proses

    pemberdayaan. Untuk mengetahui fokus dan tujuan pemberdayaan secara

    operasional, maka perlu untuk mengetahui fokus dan tujuan keberdayaan

    yang dapat menunjukkan seseorang itu berdaya atau tidak. Keberhasilan

    pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang

    menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat

    kesejahteraan dan kemampuan kultur dan politis.

    Secara umum rancangan Tujuan Pemberdayaan Masyarakat adalah :

    a. Masyarakat memahami bahwa kemiskinan yang terjadi pada

    dirinya dan lingkungannya. Tidak semata-mata karena nasib atau

    keturunan, namun ada hal yang selama ini membuat mereka agar

    tetap miskin.

    b.

    Masyarakat tumbuh keterampilannya dalam hal membuat dan

    mengelola kelembagaan serta jaringan yang berbasis pada minat,

    kebutuhan, keswadayaan dan kemandirian.

    c.

    Masyarakat tumbuh kesadaran, motivasi dan mau berperan serta

    nyata dalam proses maupun mengembangkan hasil pembangunan.

    d. Masyarakat memiliki wakil yang dipilih sendiri untuk menjadi

    utusan dalam sebuah jejaring maupun forum konsultasi

    pembangunan dalam rangka menumbuhkan posisi runding dan

    posisi tawar untuk kebijakan-kebijakan pembangunan pada skala

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    43/127

    31

    lokal yang memihak dan lebih adil dalam mensejahterakan warga

    yang masih tertinggal.

    Pada tahap aplikasi, Pemberdayaan Masyarakat memiliki tujuan mencangkup 3

    aspek,

    1. Aspek Pembangunan Manusia

    Masyarakat pelaku sekaligus sasaran dapat mencapai tataran

    kondisi sebagai berikut: Mampu melakukan identifikasi penyebab

    masalah kemiskinan, penyusunan skala prioritas pemecahan masalah,

    penetapan pilihan pemecahan masalah, penyusunan rencana kegiatan

    untuk memecahkan masalah, pelaksanaan rencana, pemantauan,

    penilaian dan mempertanggungjawabkan proses maupun hasil yang

    dicapai.

    2. Aspek Pembagunan Ekonomi

    Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat

    mampu melakukan kegiatan lebih produktif yang terencana, baik

    secara individu maupun kelompok sehingga dapat meningkatkan

    penghasilan. Ukuran peningkatan penghasilan adalah dari dibawah

    standar UMR menjadi sekurang-kurangnya sama dengan UMR.

    3. Aspek Pembangunan Lingkungan atau Komunitas

    Masyarakat pelaku sekaligus sasaran pemberdayaan masyarakat

    mampu melakukan kegiatan pembagunan dalam upaya peningkatan

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    44/127

    32

    kualitas pemukiman, lingkungan maupun prasarana penunjang

    kegiatan ekonomi masyarakat.

    Menurut Adi, dalam konteks pembangunan, tujuan pemberdayaan

    dapat berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang digapai.

    Secara substansial tujuan pemberdayaan adalah untuk menjadikan

    mereka yang kurang beruntung (disadvantages) atau yang tidak

    berdaya (powerless) dapat menjadi berdaya (empowered). Dengan

    demikian melalui pemberdayaan terjadi perubahan kondisi kearah yang

    lebih baik.4

    Dengan demikian tujuan pemberdayaan masyarakat adalah

    menjadikan masyarakat dari tidak berdaya menjadi berdaya atau

    mampu dan mandiri dalam berbagai sisi (aspek) pembangunan. Yakni

    aspek ekonomi, pembangunan manusia dan lingkungan.

    c. Strategi Pemberdayaan

    Strategi Pemberdayaan Menurut Soetomo dan Jim Ife, sebagai berikut:

    SOETOMO JIM IFE

    1. Improvement vs Transformation

    Proses pembangunan masyarakat adalah

    adanya proses perubahan. Perubahan

    yang dimaksud dapat merupakan

    1. Proses dan Hasil

    Sarana dan tujuan menjadi hal yang

    penting dalam proses pemberdayaan

    masyarakat. Proses yang harus

    4Isbandi Rukminto Adi,Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan

    Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

    Indonesia. 2002. h. 163

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    45/127

    33

    perubahan alami yang tumbuh dari

    dinamika masyarakat sendiri, dapat pula

    merupakan perubahan yang

    terencana.sebagai perubahan yang

    terencana, pada umumnya dikenal

    adanya target atas perubahan yang

    diharapkan. Dilihat dari target atas

    perubahan yang dikehendaki, apakah

    merupakan perubahan yang sekedar

    perbaikan dalam beberapa segi

    kehidupan tanpa harus merombak sistem

    dan struktur yang ada. Target utama

    dalam proses pembangunan masyarakat

    adalah perubahan structural. Sebagai

    sarana pencapaian tujuan, karena

    melalui struktur sosial yang baru

    kemudian dapat dikembangkan kondisi

    kehidupan yang lebih baik.

    2.

    Proses dan hasil Material

    Proses pengambilan keputusan

    diusahakan dapat dilakukan untuk

    masyarakat sendiri yang

    mengakomondasi dari seluruh lapisan

    yang ada.

    melibatkan masyarakat tanpa partisipasi

    penuh keterlibatan ini tidak akan

    tercapai. Sarana dan tujuan tidak dapat

    dipisahkan, jika kita menerima

    pandangan bahwa mengubah sarana

    dapat mengubah tujuan, maka proses

    pemberdayaan masyarakat memiliki

    nilai yang lebih dari sekedar

    instrumental.

    2. Integritas Sosial

    Proses pemberdayaan masyarakat tidak

    dapat dilakukan oleh pekerja masyarakat

    dewan lokal atau departemen

    pemerintah. Melainkan proses harus

    melibatkan masyarakat itu sendiri.

    Keterlibatan ini tak akan tercapai tanpa

    partisipasi penuh. Proses pemberdayaan

    masyarakat harus menjadi proses

    masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan

    dilangsungkan oleh mereka sendiri.

    Setiap masyarakat berbeda-beda, ia

    memiliki karakteristik budaya,

    geografis, sosial, politik, dan demografi

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    46/127

    34

    Pembangunan masyarakat adalah proses

    menuju suatu kondisi dimana warga

    masyarakat menjadi semakin kompeten

    dan sensitive dalam menanggapi

    persoalan-persoalan baik di lingkungan

    komunitasnya sendiri maupun persoalan

    yang berkaitan dengan hubungan

    mereka dan masyarakat makronya.sudah

    tentu prosesnya berjalan secara bertahap

    dan kumulatif, dalam tahap yang lebih

    lanjut akan menunjukkan tingkat

    kopetensi dan tingkat kepekaan yang

    semakin tinggi yang diwujudkan dalam

    bentuk prakarsa, kreative, dan

    partisipasi yang semakin meningkat.

    3. Self Help vs Technocratic

    Proses pemberdayaan masyarakat dapat

    merupakan perubahan yang

    menggunakan kekuatan, potensi dan

    sumber-sumber dari masyarakat sendiri.

    Pada umumnya perubahan tersebut

    dipengaruhi baik oleh sumber dari

    dalam maupun dari luar, perbedaanya

    terletak pada sumber mana yang lebih

    yang unik. Ia memiliki pemuka, masalah

    dan aspirasi yang unik pula. Segala yang

    berjalan di satu masyarakat belum tentu

    dapat berjalan di masyarakat yang lain,

    bahkan beresiko mengalami kegagalan

    dan melemahkan pengalaman orang-

    orang dari masyarakat tersebut.

    3.

    Peningkatan Kesadaran

    Gagasan yang sederhana mengenai

    peningkatan kesadaran yaitu bahwa

    orang-orang menerima penindasan

    sebagai hal yang sedikit normal atau

    tak bisa dihindari disebabkan oleh

    legitimasi dari struktur dan wacana yang

    menindas, dan sering kali tidak akan

    mengakui atau menamai penindasan

    mereka sendiri sehingga pengalaman

    penindasan bersifat dibawah sadar.

    Peningkatan kesadaran mungkin

    menghasilkan perubahan pada beberapa

    waktu mendatang, karena kondisi sosial,

    ekonomi dan politik terus berubah.

    Tetapi pada akhirnya, sebagai bagian

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    47/127

    35

    dominan masyarakat sendiri yang

    menentukan apa yang menjadi

    kebutuhannya, menentukan apa yang

    harus dilakukan untuk memenuhi

    kebutuhan tersebut dan melaksanakan

    sendiri langkah-langkah yang sudah

    diputuskan dan direncanakan.

    4.

    Uniformitas vs Variasi Lokal

    Pendekatan yang lebih menitikberatkan

    pada keseragaman biasanya diwujudkan

    dalam bentuk program-program

    pembangunan masyarakat yang

    dirancang pada tingkat pusat, kemudian

    diterapkan diseluruh masyarakat desa

    yang ada tanpa memperhatikan

    perbedaan karakteristik masing-masing

    desa.

    Pendekatan yang menekankan variasi

    lokal menyadari bahwa program-

    program pembangunan tidak dapat

    dilakukan secara seragam, justru karena

    masing-masing komunitas mempunyai

    kondisi dan permasalahan yang berbeda.

    dari proses pemberdayaan masyarakat,

    masyarakat sendirilah yang harus

    membuat keputusan tersebut, bukan

    pekerja masyarakat.

    4. Kerja sama

    Tanpa adanya kerja sama dan komitmen

    tidak akan ada masyarakat yang

    berkompetisi untuk melakukan suatu

    perubahan/kemajuan untuk

    memberdayakan dirinya sendiri karena

    kompetisi tak dapat dihindari sebagai

    bagian dari sifat dasar manusia,

    kompetisi itu menyenagkan dan

    kompetisi membuat orang-orang lebih

    percaya diri dan membangun karakter.

    5. Langkah Pengembangan

    Proses tersebut tidak dapat dipaksakan

    agar proses berjalan dengan baik,

    diperlukan langkah yang natural untuk

    memulainya dan untuk mendorong

    proses tersebut harus berjalan sesuai

    dengan langkah masyarakat yang tidak

    mungkin menjadi langkah yang

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    48/127

    36

    Apabila harus dilaksanakan dengan pola

    yang seragam, maka yang akan terjadi

    adalah kesenjangan antara program-

    program pembangunan dengan

    permasalahan dan kebutuhan riil yang

    ada dalam masyarakat.5

    diinginkan oleh pekerja masyarakat.

    6.

    Perdamaian dan Tanpa

    Kekerasan

    Struktur yang mengabadikan

    ketimpangan, kemiskinan, dan

    penindasan perlu ditentang. Cara yang

    dipakai oleh banyak institusi sosial

    dilihat sebagai kekerasan karena cara

    yang dipakai tersebut mengabadikan

    struktur dan praktik penindasan.

    Perpektif anti kekerasan harus lebih kuat

    dan radikal dan mengharuskan keragu-

    raguan terhadap struktur dan praktik

    yang diterima

    7. Konsensus

    Pendekatan konsensus mencari

    kesepakatan dan bertujuan mencapai

    solusi dari seluruh kelompok atau

    masyarakat. Konsensus merupakan

    konsekuensi yang tidak dapat dielakkan

    dari kekerasan dan influsivitas.

    5Soetomo,strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2006), cet-1, h.44-78

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    49/127

    37

    Konsensus berarti bahwa

    kelompok/masyarakat berkomitmen

    terhadap proses yang mencoba mencari

    solusi/serangkaian tindakan yang dapat

    diterima dan dimiliki oleh setiap orang

    dan keputusan yang diambil disetujui

    oleh orang-orang yang sesuai dengan

    kepentingan terbaik mereka semua

    masyarakat pribumi tersebut dapat

    melangsungkan struktur masyarakat

    yang lebih kuat dan tampak sebagai

    gaya hidup secara ekologis dan kearifan

    pembuatan keputusan melalui striktur

    konsensus merupakan sebuah pelajaran

    yang dapat dipelajari oleh masyarakat

    maju.

    8.

    Membangun Masyarakat

    Pemberdayaan masyarakat melibatkan

    pengembangan modal sosial,

    memperkuat interaksi sosial dalam

    masyarakat, menyatukan mereka, dan

    membantu mereka untuk saling

    berkomunikasi dengan cara yang dapat

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    50/127

    38

    mengarah pada dialog yang sejati,

    pemahaman dan aksi sosial.

    Meningkatkan rasa saling

    ketergantungan untuk bisa

    menyelesaikan tugas dan memberikan

    peluang untuk interaksi formal maupun

    informal. Membangun kepercayaan.6

    3. Metode-metode Pemberdayaan

    Partisipasi Sebagai Faktor Penting Dalam Pemberdayaan Masyarakat

    Pengertian Partisipasi menurut Uphoff dan Cohen (1979) yaitu,

    menekankan pada rakyat memiliki peran dalam pembuatan keputusan.7

    Partisipasi memiliki pengertian bahwa setiap program bukan dirancang

    oleh orang luar kemudian masyarakat diminta ikut melaksanakannya,

    tetapi program tersebut dirancang oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh

    orang luar.8

    Sebagaimana diketahui, pemberdayaan pada dasarnya merupakan

    proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan

    6Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif

    Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet-

    1,h 336-365

    7Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif

    Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2008),cet-

    1,h.296.

    8Ed. Rianingsih Djohani dkk, Berperan Bersama Berperan Setara, (Bandung:

    Driya Media, 1996), cet-1, h.13.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    51/127

    39

    adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin

    meningkat, merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan

    perilaku tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan

    sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan partisipasinya. Dalam hal ini,

    kegiatan bank sampah merupakan media dan sarana bagi warga

    Perumahan Bukit Pamulang Indah dalam melaksanakan partisipasinya.

    Dengan demikian, pendekatan partisipatoris dilihat sebagai

    pendekatan utama bagi yayasan bunga melati utama dalam strategi

    pengelolaan sumber daya berbasis komunitas.

    Berbicara mengenai partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan

    masyarakat, dalam buku soetomo ada enam tafsiran dan makna yang

    berbeda tentang partisipasi yang di inventarisir oleh Mikkelsen, pertama,

    partisipasi adalah kotribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa

    ikut serta dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi adalah usaha

    membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan

    menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan.

    Ketiga, partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa

    orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan

    kebebasannya untuk melakukan hal itu. Keempat, partisipasi adalah

    pemantapan dialog antara masyarakat sekat dalam tempat dengan para

    staff dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan monitoring proyek,

    agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak

    sosial. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat

    dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Keenam, partisipasi dalah

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    52/127

    40

    keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan

    lingkungan mereka.9

    Tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat

    sangat penting. Pertama partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna

    memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap

    masyarakatnya, tanpa kehadirannya, program pembangunan serta proyek-

    proyek akan gagal, alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih

    mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan

    dalam proses persiapan dan perencanannya, karena mereka akan

    mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa

    memiliki terhadap proyek tersebut. Alasan ketiga yang mendorong adanya

    partisipasi umum karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak

    demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat

    mereka sendiri.

    Mengingat pengelolaan lingkungan tujuan akhirnya adalah untuk

    kepentingan masyarakat secara luas, maka unsur masyarakat menjadi titik

    sentral yang harus mendapat perhatian utama dalam setiap kebijakan.

    Dengan demikian masyarakat merupakan titik sentral dalam kebijaksanaan

    pengelolaan lingkungan, sehingga pengelolaan terpadu dengan keterlibatan

    masyarakat menjadi penting. Wujud keterlibatan tersebut dalam bentuk

    peningkatan keberdayaan masyarakat agar mampu berperan serta dalam

    pengambilan keputusan demi kepentingan umum untuk pelestarian

    9Soetomo,strategi-strategi pembangunan masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2006), cet-1, h.438.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    53/127

    41

    lingkungan. Selain itu masyarakat juga diharapkan mampu secara mandiri

    membangun dan mengambil inisiatif lokal.

    Dengan partisipasi warga Bukit Pamulang Indah dalam berbagai

    tindakan bersama melalui kegiatan Bank Sampah, telah terjadi proses

    belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas warga Bukit

    Pamulang Indah Pamulang untuk berpartisipasi secara lebih baik dalam

    tindakan bersama warga dan yayasan Bunga Melati utama untuk pada

    kegiatan Bank Sampah berikutnya.

    Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung

    keberhasilan Bank Sampah, di lain pihak, juga dapat dikatakan bahwa

    kegiatan Bank Sampah dalam meningkatkan kapasitas warga, termasuk

    dalam berpartisipasi.

    Peningkatan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih

    baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pemberdayaan juga

    merupakan pencerminan, bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lebih

    memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya

    bukan semata-mata pada hasil secara fisik materiil.

    4.

    Kelembagaan

    Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari

    segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam

    kehidupan masyarakat. Wujud yang kongkrit lembaga kemasyarakatan

    tersebut adalah asosiasi (association).

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    54/127

    42

    Proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan yaitu: (a) Proses

    pelembagaan (institutionalization), yakni suatu proses yang dilewati oleh

    suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian drai salah

    satu lembaga kemasyarakatan. Yang dimaksudkan ialah, sampai norma-

    norma kemasyarakatan itu, oleh masyarakat dikenal, diakui,dihargai, dan

    kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-harinya. (b) norma-norma yang

    internalized, artinya adalah bahwa proses norma-norma kemasyarakatan

    tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja. Akan tetapi mungkin

    norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota

    masyarakat.10

    B. Sampah dan Pengelolaannya

    1. Pengertian Sampah

    Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh

    yang punya dan bersifat padat. Sementara UU No 18 Tahun 2008 tentang

    Pengelolaan Sampah, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia

    atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik

    atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap

    sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.

    Sampah adalah buangan berupa bahan padat yang merupakan

    polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan,

    membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan nilai sumber daya,

    10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo

    Persada, 1982), cet-38. h. 204

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    55/127

    43

    menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, dan berbagai akibat negatif

    lainnya.11

    Departemen Kesehatan, mendefinisikan Sampah adalah benda

    yang tidak dipakai, tidak diingini dan dibuang, yang berasal dari suatu

    aktifitas dan bersifat padat, dan tidak termasuk buangan yang bersifat

    biologis12

    Sampah juga diartikan sebagai suatu bahan yang terbuang atau

    dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang

    belum memiliki nilai ekonomis.

    2. Penggolongan Sampah

    Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada

    yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar,

    sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah

    peternakan, sampah institusi/kantor/sekolah dan sebagainya. Berdasarkan

    asalnya, sampah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai

    berikut:

    a. Sampah Organik

    Sampah organik yaitu sampah yang bias membusuk, karena

    aktivitas mikroorganisme, dengan demikian pengelolaanya

    menghendaki kecepatan, baik dalam pengumpulan maupun dalam

    11Yul H Bahar, Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta: PT.

    Waca Utama Pramesti, 1986), cet-1. H.7.

    12Departemen Kesehatan.Pembuangan SampahJakarta, Pusat Pendidikan

    Tenaga Kesehatan. Depkes. 1997. H.2.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    56/127

    44

    pembuangannya. Pembusukan sampah ini akan menghasilkan

    antara lain, gasmetan, gas H2S yang bersifat beracun bagi tubuh.

    Selain beracun H2S juga berbau busuk, jadi penumpukan sampah

    yang membusuk tidak dapat dibenarkan. Di Negara yang sedang

    berkembang seperti Indonesia sampah kebanyakan terdiri dari

    sampah jenis ini.13

    Sampah organik dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang

    dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable.

    Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alam.

    Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik.

    Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa

    makanan, pembungkus (selain kertas, karet, dan plastik) tepung

    sayuran, kulit buah, daun, dan ranting.

    b. Sampah Anorganik

    Sampah Anorganik yaitu sampah yang tidak atau sulit

    membusuk, biasanya terdiri atas kertas-kertas, plastik, logam,

    gelas, karet, dan lainnya yang tidak dapat membusuk atau sulit

    membusuk. Sampah ini apabila memungkinkan sebaiknya di daur

    ulang sehingga dapat bermanfaat kembali, baik melalui suatu

    proses atau secara langsung. Apabila tidak dapat di daur ulang,

    maka diperlukan proses untuk memusnahkannya, seperti

    13Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press, 2007), cet-7. H.153.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    57/127

    45

    pembakaran, tetapi hasil dari pembakaran itu masih memerlukan

    penanganan lebih lanjut.14

    Sampah ini bisa disebut dengan anorganik yang dihasilkan

    dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun

    hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sebagian besar

    anorganik tidak dapat diurai oleh alam/mikrooganisme secara

    keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya

    hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.

    c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sampah

    Sampah, baik kualitas maupun kualitasnya, sangat

    dipengaruhi oleh barbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat.

    Beberapa factor yang penting antara lain:

    1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa

    semakin banyak penduduk, semakin banyak pula

    sampahnya. Pengelolaan sampah ini pun berpacu dengan

    laju pertambahan penduduk.

    2.

    Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial

    ekonomi masyarakat, semakin banyak jumlah perkapita

    sampah yang dibuang. Kualitas sampahnya pun semakin

    banyak bersifat tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas

    sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan

    14Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press, 2007), cet-7. H.153

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    58/127

    46

    yang berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan

    persampahan. Kenaikan kesejahteraan ini pun akan

    meningkatkan kegiatan konstruksi dan pembaharuan

    bangunan-bangunan, transportasi pun bertambah, dan

    produk pertanian, industri dan lain akan bertambah dengan

    konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.

    3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah

    jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan

    baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk

    manufaktur yang semakin beragam pula.15

    3. Penjelasan Konsep 3R dalam Pengelolaan Sampah

    Salah satu upaya dalam mengatasi masalah persampahan di

    Indonesia, dilakukan melalui program 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).

    Program tersebut merupakan alternative pengurangan sampah dalam skala

    luas dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Reduce, adalah

    proses mengurangi sampah yang bisa dilaksanakan dengan cara membeli

    produk yang tahan lama atau dikemas denganpacking yang tidak beracun.

    Reuse, adalah kegiatan penggunaan kembali sampah secara langsung. Baik

    untuk fungsi yang sama atau fungsi yang lain lebih dari satu

    kali,contohnya menggunakan botol air minum ukuran gallon dengan

    mengisinya kembali. Sedangkan Recycle, adalah memanfaatkan kembali

    sampah setelah mengalami proses pengolahan, Recycle juga berarti

    15Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada

    University Press, 2007), cet-7. H.154

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    59/127

    47

    mengubah barang-barang lama sehingga bisa dibuat barang baru untuk

    dipergunakan lagi.

    Sampah Rumah Tangga, tindakan yang bias dilakukan adalah:

    a. Reduce (Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang

    atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan)

    1) Kurangi pemakaian kantong plastik. Biasanya sampah rumah

    tangga yang paling sering di jumpai adalah sampah dari kantong

    plastik yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastik adalah

    sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai

    kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai

    berulang-ulang.

    2)

    Mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga

    secara rutin misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu.

    3) Mengutamakan membeli produk berwadah, sehingga bisa diisi

    ulang.

    4) Memperbaiki barang-barang yang rusak (jika masih bisa

    diperbaiki).

    5) Membeli produk atau barang yang tahan lama.

    b.

    Reuse (Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang

    sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru)

    1) Sampah rumah tangga yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan

    seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah sabun

    lulur, dsb. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    60/127

    48

    mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk

    gigi atau cotton-but.

    2)

    Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh

    anak-anak, misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada

    lembaran yang kosong bisa dipergunakan untuk corat coret, buku-

    buku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah

    untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah.

    3) Menggunakan kembali kantong plastik belanja, untuk belanja

    berikutnya.

    c. Recycle(Mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru)

    1)

    Sampah organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk.

    2) Sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa

    digunakan kembali contohnya: mendaur ulang kertas yang tidak di

    gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap

    menjadi tempat alat tulis, plastik detergen, susu, bisa di jadikan tas

    cantik, dompet, dll.

    3) Disetorkan ke bank sampah yang kemudian dikonversikan ke

    tabungan.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    61/127

    49

    BAB III

    TEMUAN PENELITAN PROFIL BANK SAMPAH MELATIBERSIH DI RW 09 dan 13

    A.Profil Bank Sampah Melati Bersih

    1. Sejarah Bank Sampah Melati Bersih BPI

    Berawal dari kesadaran ibu-ibu pengurus akan kepedulian

    lingkungan. Pada bulan juni 2012 berbincang-bincang ingin membuat

    kegiatan Bank Sampah di lingkungan RW 09 dan 13 perumahan Bukit

    Pamulang Indah. Terbentuklah pengurus Bank Sampah Melati bersih BPI,

    Namun kesadaran warga belum terlalu banyak yang merespon positive

    akan kegiatan tersebut. dikarenakan rasa gengsi yang tinggi dan kurang

    menyadari pentingnya kebersihan lingkungan.

    Pada tanggal 10 September 2012, atas ijin RT dan RW setempat,

    bertempat di rumah yang juga digunakan sebagai Sekretariat Karang

    Taruna, dilakukan penimbangan perdana sekaligus launching Bank

    Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah.

    Tak ada sampah yang disimpan/ditimbun, karena sampah yang

    sudah melalui penimbangan dan dicatat dalam buku tabungan, langsung

    dibawa oleh pihak pengepul, yang sebelumnya telah terjalin kerjasama.

    Sampah yang dikumpulkan masih terbatas pada sampah kering atau biasa

    disebut dengan sampah an-organik.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    62/127

    50

    Warga yang mendaftar menjadi nasabah baru tercatat sekitar 20

    orang, meskipun demikian, moment ini menjadi moment penting,

    khususnya bagi perubahan pola pikir/paradigma warga masyarakat dalam

    memperlakukan sampah, dan juga umumnya bagi perkembangan Bank

    Sampah Melati Bersih Bukit Pamulang Indah di masa yang akan datang.

    Pendirian Bank Sampah selain untuk menjamin tersediannya bahan

    baku dalam rangka kontinuitas pembuatan produk kerajinan, juga

    dimaksudkan untuk merubah cara pandang masyarakat terhadap

    pengelolaan sampah yang lebih berwawasan lingkungan.

    Paradigma pengelolaan sampah yang bertumpu pada pendekatan

    akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru

    pengelolaan sampah. Paradigma baru memandang sampah sebagai sumber

    daya yang akan mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan. Bank

    sampah sekaligus menjadi sebuah jaringan UKM Lingkungan dengan

    sebuah gerakan dalam mewujudkan GO Green melalui pemanfaatan

    sampah dalam penjualan produk go green, lingkungan sehat, dan

    konsultan solusi manajemen sampah.1

    2.

    Visi dan Misi

    Visi

    Terwujudnya Bank Sampah yang mandiri untuk membangun

    ekonomi kerakyatan serta lingkungan yang bersih dan hijau sehingga

    tercipta masyarakat yang sehat.

    1Wawancara penulis dengan Ibu Sari Nurlita, pada hari Senen,tanggal 24 juli

    2013, pukul 16:00, di sekertariat Bank Sampah Melati Bersih BPI, Pamulang

    Tangerang Selatan.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    63/127

    51

    Misi

    Mengurangi jumlah timbunan sampah yang diangkut ke

    Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

    Mendayagunakan sampah menjadi barang bermanfaat sehingga

    mempunyai nilai ekonomi dan potensi yang produktif dan

    bermanfaat bagi masyarakat.

    Merubah perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah

    secara benar dan ramah lingkungan.

    Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

    Menciptakan lapangan pekerjaan.

    Membudayakan ekonomi kerakyatan.2

    3.

    Struktur Organisasi

    Susunan organisasi merupakan elemen yang penting untuk

    mencapai tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada sebuah

    mekanisme kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk

    mencapai tujuan bersama. Karena aspek ini akan menjadi dasar dari bagian

    dan mekanisme tugas dan tanggung jawab para pengurus yang terlibat,

    selanjutnya akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program.

    2

    Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    64/127

    52

    Susunan Pengurus

    Penasehat : Ketua RW.09 dan RW.13

    Pelindung : Ketua RT di Lingkungan RW.09

    dan RW.13

    Ketua : Sari Nurlita

    Sekertaris : Endah Prabowo

    Bendahara : Sumaryati Untung

    Pengawas : Bapak Toban

    Koordinator Nasabah : Iwuk Jhoni

    Pemasaran : Nanda P3

    4. Program Kegiatan

    Ada dua kegiatan penting yang akan diberikan yaitu meningkatkan

    pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill). Peningkatan

    pengetahuan dilakukan dengan memberikan pendidikan berwawasan

    lingkungan dan pengembangan usaha Bank Sampah, dengan cara

    mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga yang ada

    di rumah. Pemahaman warga belajar akan pendidikan berwawasan

    lingkungan dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlakukan. Pendidikan

    berwawasan lingkungan merupakan suatu proses penanaman nilai-nilai

    serta pengembangan sikap dan perilaku sosial bagi anak-anak, anggota

    keluarga lainnya dan masyarakat.

    3

    Profile Bank Sampah Melati Bersih BPI tahun, 2012.

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    65/127

    53

    1. Program Bank Sampah

    Bank Sampah tempat menabung sampah dalam arti yang

    sebenarnya, lebih jelas lagi nasabah (seseorang yang menjadi anggota

    bank sampah ) menabung sampah mereka di bank sampah. Setiap

    nasabah datang dengan lima kantong sampah yang berbeda. Kantong

    yang berisi sebagai berikut :

    a. Kantong berisi sampah botol/aqua gelas

    b. Kantong berisi sampah plastik

    c. Kantong berisi sampah kertas

    d. Kantong berisi emberan

    e. Dan lain-lain sesuai dengan price list yang telah dicantumkan

    di lampiran.

    Setelah masyarakat menabung sampah yang sudah dikelompokkan

    sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening

    (018/BSM/09/2012) dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka

    tertera nilai rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang

    bisa ditarik dalam bentuk rupiah (uang), perlu diketahui bahwasannya

    sampah yang telah ditimbang langsung di bawa oleh pengepul yang

    sebelumnya sudah terjalin kerja sama. Jadi sampah tidak ditimbun atau

    disimpan melainkan langsung di bawa oleh pengepul. Bank sampah

    memiliki alur kerja sebagai berikut:

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    66/127

    54

    Nasabah/Anggota

    Sampah kering yang telah dipilah di rumah

    Pendaftaran

    Penimbangan

    Dicatat dalam buku tabungan

    Kegiatan bank sampah ini untuk memotivasi masyarakat dalam

    mengelola sampah agar tidak menjadi bom sampah dikemudian hari, bank

    sampah ini juga diusahakan menjadikan motivator masyarakat utnuk

    membantu pemerintah daerah motivasi masyarakat memanfaatkan sampah

    untuk berkreasi dengan karya berbahan baku sampah.

    Sedangkan peningkatan keterampilan dilaksanakan dengan

    memberikan bekal keahlian teknis.

    2. Program kerajinan dari daur ulang sampah

    Dalam pelatihan keterampilan teknik merajut/menyulam/menjahit

    dengan bahan plastik olahan sampah akan diberikan melalui

    demonstrasi/praktek, juga bimbingan instruktur/fasilitator. Dengan cara

    demikian, diharapkan peserta didik dapat lebih mudah memahami materi

    yang diberikan dan dapat langsung mempraktekannya. Untuk proses

    merajut/menyulam dilakukan dengan tangan (hand made). Alat sulam

  • 7/24/2019 BUNGA NUR MAWADDAH NASUTION-FDK.pdf

    67/127

    55

    yang digunakan sederhana dan murah harganya. Sedangkan untuk

    keterampilan menjahit menggunakan mesin jahit. Bahan yang digunakan

    mudah didapatkan yang merupakan limbah plastik. Seperti bungkus kopi,

    bungkus minuman saset yang bisa dijadikan tas, tempat aqua galon dll.

    Dengan keterampilan yang diberikan, mereka dapat lebih kreatif dalam

    menguasai teknik merajut/menyulam/menjahit. Tidak menutup

    kemungkinan aneka jenis produk dapat dimunculkan/diciptakan begitu

    juga dengan motif dan warna baru yang lebih