KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

111
REPRESENTASI PESAN DAKWAH ISLAM DAN NILAI-NILAI JURNALISME PROFETIK TENTANG OBAT-OBATAN HARAM PADA PROGRAM BERITA LIPUTAN UTAMA DI HIDAYATULLAH TELEVISI (Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Kaka Silmy Kaafah NIM :1110051100087 KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

Page 1: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

REPRESENTASI PESAN DAKWAH ISLAM DAN NILAI-NILAI

JURNALISME PROFETIK TENTANG OBAT-OBATAN HARAM PADA

PROGRAM BERITA LIPUTAN UTAMA DI HIDAYATULLAH TELEVISI

(Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Berita Liputan Utama di

Hidayatullah Televisi)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Kaka Silmy Kaafah

NIM :1110051100087

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 3: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 4: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan meperoleh gelar strata 1 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 03 Oktober 2014

Kaka Silmy Kaafah

Page 5: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

i

ABSTRAK

Kaka Silmy Kaafah

Representasi Pesan Dakwah Islam dan Nilai-nilai Jurnalisme Profetik

Tentang Obat-obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama di

Hidayatullah Televisi (Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Berita

Liputan Utama di Hidayatullah Televisi)

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) pada

awal tahun 2014 mengungkapkan fakta bahwa dari 30.000 produk obat yang yang

beredar di Indonesia hanya 22 produk obat saja yang telah disertifikasi halal.

Dengan sedikitnya obat-obatan yang beredar di Indonesia maka Menteri

Kesehatan Nafsiyah Mboi membolehkan penggunaan obat-obatan haram dalam

keadaan darurat. Untuk memberikan rasa aman kepada konsumen obat dan

memberikan pengetahuan yang mendalam tentang pentingnya sertifikasi halal

obat, maka Hidayatullah TV sebagai media Islam yang mempunyai tujuan untuk

kebaikan umat menayangkan berita tentang obat-obatan haram

Berdasar latar belakang masalah di atas, maka muncul pertanyaan pada

penelitian, yaitu: Bagaimana pesan dakwah Islam direpresentasikan dalam berita

obat-obatan halal haram di Liputan Utama Hidayatullah TV? Lalu mengapa nilai-

nilai jurnalisme profetik digunakan dalam berita tersebut?

Penelitian ini adalah penelitian analisis isi (content analysis) adalah teknik

penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan

sahih data dengan memerhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan

komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap

komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa

verbal maupun non verbal. Sejauh itu, makna komunikasi menjadi amat dominan

dalam setiap peristiwa komunikasi. Kemudian membacanya melalui teks berita,

lalu mendeskripsikan kasus-kasus dari konteksnya sesuai dengan jurnalisme

profetik.

Secara keseluruhan representasi yang diwacanakan oleh Menteri

Kesehatan Nafsiyah Mboi tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat Islam, karena

Menkes yang menilai obat haram boleh dikonsumsi karena keadaan darurat,

dibantahkan oleh pernyataan Ketua MUI, Ma’ruf Amin yang menyatakan bahwa

pernyataan Menkes menyesatkan. Ketua LPPOM MUI, Lukmanul Hakim menilai

sertifikasi obat halal terhambat karena bersifat sukarela.

Pernyataan Menkes tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai jurnalisme

profetik yaitu shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Namun, pernyataan dari

Ketua MUI, Ma’ruf Amin sesuai dengan nilai-nilai jurnalisme profetik karena

MUI menilai pernyataan Menkes melalui dalil yang sesuai dengan ajaran Islam.

Pernyataan dari Ketua PB IDI, Zaenal abidin, Ketua LPPOM MUI, Lukmanul

Hakim, Prof. Jurnalis Udin serta pedagang dan konsumen dinilai sesuai dengan

nilai-nilai jurnalisme profetik yaitu shidiq, amanah dan fathanah.

Page 6: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt., Tuhan semesta alam yang tak pernah henti

melimpahkan karunia, ridho, dan nikmatNya kepada para makhluk yang hidup

dan mati atas kehendakNya. Tak lupa shalawat teriring salam semoga tercurah

kepada baginda Rasulullah Muhammad Saw., beserta keluarga dan para

sahabatnya yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umat Muslim di

seluruh dunia.

Setelah berhasil menyelesaikan penelitian ini selama beberapa bulan,

peneliti bermaksud untuk mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang

selama ini memberi bantuan, dukungan dan motivasi untuk penyelesaian skripsi

ini. Mereka adalah:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan, M.Ag.

serta Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D.

pembantu Dekan II Bidang Administrasi Umum, Bapak Drs. Jumroni, M.Si.

Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Bapak Dr. H. Sunandar Ibnu

Nur, M.Ag.

2. Ketua Konsentrasi Jurnalistik, Bapak Kholis Ridho, M.Si. beserta Sekretaris

Konsentrasi Jurnalistik, Ibu Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A.

3. Dosen Pembimbing Ibu Fita Faturrokhmah SS, M.Si., yang selalu

memberikan kesempatan, ilmu dan waktu yang berharga disela-sela

Page 7: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

iii

kesibukan agar skripsi ini menjadi skripsi yang bermanfaat bagi orang

banyak.

4. Orangtua tercinta Ibunda Linda Ulana, Ayahanda Mustafa Kamal dan Uwa

Deden , yang selalu mendukung, memberikan ceramah-ceramah setiap hari

agar skripsi segera rampung, dan selalu memberikan kekuatan dan bimbingan

agar anakmu suskses dunia dan akhirat. Semoga Allah senantiasa

memberikan kesehatan dan umur panjang.

5. Kepada Umi yang selalu menemani disaat suka dan duka yang selalu

memberikan dukungan dan masukan agar lulus kuliah secepatnya. Semoga

Allah senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang.

6. Untuk adikku tersayang, Siti Hawa (alm) dan Sajili (alm), semoga kalian

selalu bahagia di Surga.

7. Terima kasih kepada Redaksi Hidayatullah TV, Surya Fachrizal Ginting.

Terima kasih karena telah memudahkan dalam penelitian skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Konsentrasi Jurnalistik 2010, yang selalu

menemani selama empat tahun setengah kita bersama, terutama untuk JCO,

Mega, Devi, Ocha, Sita, Ririn, Fitri, Kenwal, Muta, Andi, Medan, Aji, Rani,

Tata, Meylisa, Erna, Voni, Isye, Oji, Damar, Widia, Ufi, Nandri, Ciput,

Fakhri dan Ali.

9. Teman-teman seperjuanganku naik kereta setiap hari Iwan, Balqis, Fini,

DINDA, Nurul, Rina, dan Sita. Kereta selalu mengajarkan kita arti sebuah

kesabaran dalam menunggu.

Page 8: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

iv

10. Teman-teman KKN Super di Rajeg, Fanny, Karina, Diana, Ilut, Agis, Ufi,

Heru, Denny, Ali, Arfian, Okty, Legra, Egis, Redho, Ari, dan Azom.

11. Keluarga besarku dan ponakanku tersayang, Uwa Rina, Anis, Engguy,

A’doni, Fuad, Ibu, Abah, Dafi, Nofal, Lutfan, Gio, Resma, Icha, Abi, Iza,

Rina, Ilma dll.

12. Sahabat yang selalu mendukung saat suka maupun duka Eva dan Nina.

13. Teman-teman SMAN 7 TANGSEL, Mala, Randy, Febry, Elis, Haryadi,

Daus, Tuti, Gilang, dll.

14. Teman-teman seperjuangan ANTARA, Dwiyan, Umay, Andy, Khalil, Gina,

Dea, dan Della.

Jakarta, 03 Oktober 2014

Peneliti

Page 9: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat .................................................................... 7

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian ............................................................ 8

2. Pendekatan Penelitian ........................................................... 9

3. Jenis Peneitian ...................................................................... 9

4. Metode Penelitian ................................................................. 10

5. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 11

6. Subjek dan Objek Penelitian ................................................. 11

7. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 11

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................... 12

Page 10: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

vi

9. Instrumen dan Alat Bantu ..................................................... 13

10. Teknik Analisis Data ............................................................ 13

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 14

F. Sistematika Penulisan .................................................................. 15

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Teori Representasi Stuart Hall ..................................................... 17

B. Pesan Dakwah ............................................................................. 22

C. Dakwah ....................................................................................... 26

D. Jurnalisme Profetik ..................................................................... 28

E. Jurnalistik Televisi ...................................................................... 33

F. Berita .......................................................................................... 35

G. Televisi Streaming ...................................................................... 37

H. Konsep Obat Halal dan Haram Dalam Islam ............................... 38

BAB III PROFIL HIDAYATULLAH TV

A. Sejarah Singkat Hidayatullah TV ................................................ 44

B. Visi dan Misi Hidayatullah TV .................................................... 46

C. Struktur Redaksi Hidayatullah TV ............................................... 46

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENEMUAN

A. Representasi Pesan-Pesan Dakwah Islam .................................... 49

1. Representasi Stuart Hall ..................................................... 49

2. Pesan-Pesan Dakwah Islam ................................................ 67

Page 11: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

vii

B. Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Pada Berita Obat-obatan Haram ..

................................................................................................... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 81

B. Saran ........................................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 85

LAMPIRAN

Page 12: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Representasi Stuart Hall .......................................................... 50

2. Tabel 2 Representasi Pesan Obat Halal dan Haram .............................. 53

3. Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah ........................................................ 67

4. Tabel 5 Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Pada Pesan Obat-obatan Halal dan

Haram .................................................................................................. 72

Page 13: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian Dari Hidayatullah TV

Lampiran 3 Transkip Wawancara Peneliti Dengan Redaksi

Hidayatullah TV

Lampiran 4 Dokumentasi Wawancara

Lampiran 5 Naskah Berita Obat-obatan Haram di Hidayatullah

TV

Page 14: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat-obatan yang beredar di Indonesia, belum sepenuhnya

mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jumlah

produk yang tersertifikasi halal di Indonesia masih di bawah angka 1%. Dari

tiga puluh ribu obat, hanya 22 produk obat yang telah lulus uji halal, menurut

Lukmanul Hakim, Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan

Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), rendahnya angka

tersebut karena sertifikasi halal belum diwajibkan oleh pemerintah.1

Masyarakat perlu mengetahui obat-obatan seperti apa yang halal untuk

dikonsumsi. Hidayatullah TV mengangkat berita tentang obat-obatan haram

ke dalam program berita, yang bernama Liputan Utama. Berita tersebut

berjudul, Terkepung Obat-obatan Haram, edisi 17 maret 2014. Sertifikasi obat

halal haram masih menjadi perbincangan oleh Majelis Ulama Indonesia

(MUI) dan Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi, karena belum adanya peraturan

pemerintah yang tegas mengenai aturan peredaran obat-obatan haram.

Konsumsi pangan dan obat-obatan yang bersertifikasi halal perlu

dilakukan karena berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2005

oleh Jurnal LPPOM MUI menunjukkan bahwa 77% responden sangat peduli

terhadap kehalalan makanan yang akan dikonsumsi bahkan untuk produk

1 Surya Fachrizal Ginting, “Terkepung Obat-obatan Haram,” artikel diakses pada 22

April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/terkepung-obat-obatan-haram-2.html

Page 15: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

2

impor kepeduliannya mencapai 90%. Kasus sertifikasi halal terjadi pada akhir

tahun 2000 pada kasus Ajinomoto. Setelah memperoleh sertifikat halal pada

tanggal 30 September 1998, pihak manajemen Ajinomoto secara sepihak

kemudian mengubah proses produksi dengan menggunakan bacto soytone

sebagai kasalisator dalam menumbuhkan bakteri yang “dicurigai” berasal dari

pankreas babi. Akibatnya, MUI membatalkan sertifikat halal yang telah

dikeluarkan sebelumnya dan menyatakan haram terhadap produk Ajinomoto

tersebut. Keadaan ini bertambah heboh dengan adanya campur tangan

Presiden Gus Dur yang memberikan fatwa halal terhadap produk tersebut,

setelah bertemu dengan menteri kehakiman Jepang di Istana Negara. Hal ini

terjadi karena ada perbedaan makna sertifikasi halal antara pemerintah dan

MUI yang mengacu pada sertifikasi halal yang bersifat sukarela. 2

Dalam berita tersebut peneliti melihat adanya pesan-pesan dakwah dan

nilai-nilai jurnalisme profetik yang mengemban misi „amar makruf nahi

munkar yaitu mengajak kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang

makruf, dan mencegah dari yang munkar. Jurnalisme profetik merupakan

bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara

lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi juga memberikan prediksi serta

petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan

profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan bertanggungjawab

memuat kandungan nilai-nilai dan cita islam.3

Hidayatullah TV adalah televisi streaming Islam yang dapat di akses

2 Sopa, Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: GP Press, 2013), h. 5-6.

3 Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35.

Page 16: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

3

melalui situs www.hidayatullah.com. Dengan semakin maraknya penggunaan

teknologi internet. Televisi streaming menjadi suatu teknologi televisi

berbasis video yang memudahkan pengakses internet untuk mendapatkan

informasi yang akurat. Teknologi multimedia melalui internet semakin

berkembang secara online. Perkembangan encoding dan decoding untuk

gambar maupun suara juga semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

kecepatan komputer.

Media streaming yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan

distribusi data audio, video dan multimedia secara real-time melalui internet.

Media streaming merupakan media digital (berupa video, suara dan data) agar

bisa diterima terus menerus (stream).4 Teknologi streaming dimanfaatkan oleh

stasiun televisi untuk mengalirkan siaran televisi dari master control room-

online melalui internet.5

Televisi streaming bernafaskan Islam semakin berkembang di

Indonesia, ada 13 televisi streaming Islam yang berjalan di jalur dakwah dan

aktif di media internet yaitu Ahsan Tv, Rodja TV, A-Channel, Pencerahan

TV, Laatahzan TV, Lantabur TV, Yufid TV, Salwa TV, TV Insan, Sunnah

TV, TV Wesal, MQTV, dan Hidayatullah TV (H-TV). Televisi tersebut

merupakan televisi yang dapat diakses secara online, yang berisi tentang

kajian dakwah, berita, talkshow dan ceramah serta tadabbur Al-Quran.

Peneliti meneliti salah satu media televisi streaming Islam yaitu Hidayatullah

TV karena terdapat program berita “Liputan Utama” yaitu suatu program

4 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2012), h. 199. 5 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 199.

Page 17: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

4

berita yang dikemas secara menarik dan Islami yang memberitakan seputar

permasalahan aktual dan dikemas berdasarkan nilai-nilai Islam.

Televisi memiliki pengaruh yang besar untuk mempengaruhi

pemikiran publik. Televisi streaming memungkinkan pengguna untuk memilih

konten atau acara televisi yang mereka ingin lihat dari sebuah arsip dari

konten atau dari direktori saluran. Dua bentuk dari menonton televisi internet

streaming konten langsung ke media player atau hanya mendownload media

ke komputer pengguna. Layanan menyaksikan program televisi berbasis web

bertujuan memanfaatkan teknologi video streaming untuk menyaksikan siaran

televisi dimana pun tanpa harus menggunakan pesawat televisi. Siaran khusus

televisi streaming ini tidak ada siaran terrestrial dan satelit komunikasinya

hanya di internet saja dan gratis. Siarannya pun terbatas pada format program

informasi, citizen journalism, dan informasi data tertulis yang menampilkan

berita-berita penting dan data-data lainnya.6

Dalam tayangan televisi streaming Islam, salah satunya Hidayatullah

TV, peneliti meneliti tentang nilai-nilai jurnalisme profetik yang terkandung

dalam proses penayangan suatu berita di televisi. Televisi memiliki pengaruh

yang besar bagi pemikiran khalayak. Sehingga jurnalisme profetik penting

untuk diteliti karena jurnalisme profetik merupakan suatu bentuk jurnalisme

yang tidak hanya melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur,

serta aktual tetapi juga memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan,

transformasi, berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. Ia menjadi

jurnalisme yang secara sadar dan bertanggung jawab memuat kandungan nilai-

6 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2012), h. 206.

Page 18: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

5

nilai dan cita-cita Islam.7

Tanggung jawab profetik Islam yaitu mengupayakan agar ajaran Islam

tetap dan selalu fungsional serta aktual dalam kehidupan. Jurnalis muslim

tidak boleh tinggal diam jika melihat ada kemungkaran dalam dunia yang

digelutinya, misalnya menyaksikan pencitraan negatif tentang islam atau ada

rekayasa yang memojokkan Islam dan umatnya di media massa. Sebagai juru

dakwah yang menebarkan kebenaran ilahi, jurnalis muslim laksana

“penyambung lidah” para nabi dan ulama. Karena itu, ia pun dituntut memiliki

sifat-sifat kenabian seperti Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

Misi komunikasi profetik adalah membebaskan manusia sejauh

mungkin dari praktik komunikasi yang menimbulkan prasangka, kebohongan

publik, penyebaran fitnah, kebohongan yang dusta. Komunikasi profetik tidak

menoleransi segala perilaku yang dinilai mempraktikan kebohongan.8

Jurnalisme profetik menekankan pada jurnalisme kenabian yang

diajarkan oleh Rasulullah yang sesuai dengan nilai-nilai kenabian dan ajaran

Islam. Televisi streaming Islam dapat dengan mudah ditemukan pada

penelusuran (searching) terlebih dahulu di web. Televisi streaming

memudahkan masyarakat untuk mengetahui berita secara cepat dan praktis.

Peneliti mengangkat televisi streaming Islam yaitu Hidayatullah TV.

Hidayatullah TV atau H-TV adalah salah satu media publikasi yang

dimiliki oleh Kelompok Media Hidayatullah (KMH). H-TV memproduksi

konten-konten berita dan non berita dalam bentuk audio visual atau dikenal

7Asep Syamsul M.Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi, Misi Dakwah Bil Qalam (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35. 8Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 153.

Page 19: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

6

dengan sebutan video. Selama masa perintisan, H-TV akan tayang melalui

saluran internet di situs www.hidayatullah.com/. Di antara program-program

yang telah disiapkan oleh H-TV adalah Liputan Utama, Mutiara Hikmah,

Serial Dai, Features dan liputan keumatan lain. Liputan Utama adalah sebuah

paket berita mendalam atau in-depth news yang mengangkat tema-tema

penting namun memiliki nilai berita yang tidak cepat basi. Tayangan Liputan

Utama akan diperbarui setiap Senin pekan pertama dan ketiga.9

H-TV merupakan suatu televisi streaming yang bernafaskan

jurnalisme Islam yang dalam penulisan skripsi ini berkaitan pula dengan

jurnalisme profetik. Perkembangan teknologi komunikasi dengan munculnya

televisi streaming Islam memudahkan masyarakat untuk mengakses berita

yang akurat dan praktis. Dengan mengusung program berita „Liputan Utama‟

Hidayatullah TV mengangkat suatu berita secara mendalam. Penelitian ini

menarik karena meneliti bagaimana kandungan nilai-nilai jurnalisme profetik

yang terdapat dalam proses kerja media di Hidayatullah TV dan meneliti

pesan-pesan dakwah islam secara akidah, syariah dan akhlak yang

direpresentasikan secara bahasa oleh Hidayatullah TV.

Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul skripsi, “Representasi

Pesan-pesan Dakwah Islam dan Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Tentang Obat-

obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama di Hidayatullah Televisi

(Studi Kasus Berita Obat-obatan Haram Pada Program Berita Liputan Utama

di Hidayatullah Televisi).”

9 Surya Fachrizal Ginting, “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV”, artikel diakses pada

22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/ahlan-wa-sahlan-hidayatullah-tv.html

Page 20: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

7

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti membatasi tayangan

berita Liputan Utama di Hidayatullah TV yaitu pada edisi Senin, 17 Maret

2014. Dengan tayangan yang berjudul, “Terkepung Obat-obatan Haram”

Peneliti mengambil edisi tersebut karena judul beritanya

membahas tentang sertifikasi obat-obatan halal haram yang masih menjadi

perbincangan dan belum adanya ketentuan hukum yang tegas mengenai

hal tersebut, Hidayatullah TV menginformasikan kepada khalayak bahwa

pentingnya sertifikasi obat halal haram. Peneliti akan menelaah lebih

dalam tentang nilai-nilai pesan dakwah dan nilai-nilai jurnalisme profetik

yang terdapat dalam berita, „Terkepung Obat-obatan Haram‟.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, agar penelitian

ini menjadi terarah, maka rumusan masalahnya adalah:

a. Bagaimana pesan-pesan dakwah Islam direpresentasikan dalam berita

obat-obatan halal dan haram di Liputan Utama Hidayatullah TV?

b. Mengapa nilai-nilai jurnalisme profetik digunakan dalam berita

tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mendeskripsikan pesan-pesan dakwah Islam secara akidah,

Page 21: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

8

syariah dan akhlak yang direpresentasikan secara bahasa.

b. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai jurnalisme profetik apa saja yang

digunakan pada berita obat-obatan haram.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Secara akademis, peneliti mengharapkan penelitian tentang

Jurnalisme profektif pada televisi streaming Islam ini akan

memberikan kontribusi terhadap disiplin ilmu jurnalistik, memberikan

kontribusi dalam bidang dakwah sehingga dapat menambah referensi

pustaka tentang jurnalisme profetik.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para praktisi

komunikasi jurnalistik, terlebih mahasiswa yang belajar ilmu

jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang positif bagi Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan oleh peneliti adalah paradigma

kontruktivis. Paradigma kontruktivis menekankan bahwa realitas

Page 22: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

9

merupakan konstruksi sosial. Kebenaran suatu realitas bersifat relatif,

berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai oleh pelaku sosial.

Pemahaman suatu realitas, atau temuan suatu penelitian merupakan

produk interaksi peneliti dengan yang diteliti. Nilai etika dan pilihan moral

merupakan bagian tak terpisahkan dari penelitian. Tujuan penelitian

adalah untuk rekontruksi realitas sosial secara dialektis antara peneliti dan

objek penelitian.10

Penelitian menggunakan paradigma kontruktivis karena

ingin melihat realitas yang sesungguhnya dalam berita obat-obatan haram

yang dikontruksi oleh Hidayatullah TV.

2. Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif, yang bertujuan membuat deskripsi secara

sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi

atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep (biasanya satu

konsep) dan kerangka konseptual. Riset ini untuk menggambarkan realitas

yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.11

3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi

kualitatif. Analisis isi muncul dari ketertarikan peneliti atas data yang

ditampilkan di media massa. Secara umum, analisis isi berupaya

mengungkap berbagai informasi di balik data yang disajikan media atau

10

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media,2007), h. 126. 11

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Prenada Media

Group, 2012), h. 69.

Page 23: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

10

teks. Analisis isi dapat didefinisikan sebagai teknik mengumpulkan dan

menganalisis isi dari suatu teks. “isi” dalam hal ini dapat berupa kata, arti

(makna), gambar, simbol, ide, tema atau beberapa pesan yang dapat

dikomunikasikannya.12

Analisis isi (Content Analysis) adalah teknik

penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru

(replicable), dan sahih data dengan memerhatikan konteksnya. Analisis isi

berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam

komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal

komunikasinya itu, naik berupa verbal maupun non verbal. Sejauh itu,

makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa

komunikasi.13

4. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi

(pengamatan berperan serta). Metode penelitian ini menekankan pada

suatu proses yang bertujuan menyarankan konsep-konsep atau

membangun teori berdasarkan realitas nyata manusia. Pengamatan

berperan serta terutama cocok untuk penelitian deskriptif. Menurut Bruyn,

metode pengamatan berperan serta adalah prosedur riset yang dapat

memberikan basis yang memadai untuk menangkap makna, yakni makna

mengenai eksistensi manusia dilihat dari sudut pandang orang dalam.14

12

Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2011), h. 86. 13

Herlinda S, “Analisis dan Pengumpulan Data Kualitatif,” eprints.unsri.ac.id, 2010, h.

77. 14

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), h. 167-171.

Page 24: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

11

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Hidayatullah TV dan

jangka waktu penelitiannya dari bulan Mei 2014 sampai September.

6. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam skripsi ini adalah berita tentang kasus obat-obatan

haram dalam berita Liputan Utama di Hidayatullah TV dan objek

penelitian yang diteliti yaitu berita yang berjudul, “Terkepung Obat-obatan

Haram”, yang mewawancarai tujuh narasumber yaitu, Menteri Kesehatan,

Nafsiyah Mboi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma‟ruf Amin,

Konsumen, Lie, Pedagang, Evaldi, Prof.Jurnalis Udin, Ketua Lembaga

Produk Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Lukmanul

Hakim dan Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal

Abidin.

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data dalam studi kasus, peneliti terdapat

tiga sumber bukti yang dapat dijadikan fokus penelitian yaitu wawancara

mendalam, observasi dan dokumentasi. Wawancara ditunjukkan kepada

pemimpin redaksi, editor, serta penulis berita di Hidayatullah TV untuk

mendapatkan data yang akurat.

a. Wawancara Mendalam

Peneliti menggunakan teknik Indepth Interview. Yaitu peneliti

mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam, kemudian dijawab

oleh informan dengan terbuka. Wawancara ini ditujukan kepada

Page 25: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

12

redaksi Hidayatullah TV, Surya Fachrizal Ginting. Pertanyaan yang

dibuat juga dapat berubah sesuai kebutuhan dan kondisi yang

bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai rubrik yang

diteliti. Wawancara mendalam sering juga disebut dengan wawancara

tidak terstruktur.15

b. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

pencatatan secara sistematis. Observasi ialah studi yang disengaja dan

sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan

jalan pengamatan dan pencatatan.16

Media yang di observasi oleh

peneliti adalah Hidayatullah TV.

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data melalui literature

dan sumber bacaan, seperti buku-buku yang relevan dengan masalah

yang dibahas dan mendukung penelitian.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam skripsi ini

menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan

15

Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2006), h.180-181. 16

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.143.

Page 26: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

13

konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

pandangan. Peneliti dapat me-rechek temuannya dengan jalan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Untuk

itu, maka peneliti dapat melakukannya dengan jalan, pertama, mengajukan

berbagai macam variasi pertanyaan. Kedua, mengeceknya dengan berbagai

sumber data. Ketiga, memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan

kepercayaan data dapat dilakukan.17

9. Instrumen dan Alat Bantu

Instrumen penelitian dalam riset kualitatif adalah peneliti itu

sendiri. Artinya periset terjun langsung melaksanakan riset, periset

mengkreasi sendiri instrumen, baik interview maupun observasi, sehingga

kehadiran peneliti adalah syarat mutlak.18

Alat bantu yang digunakan untuk menunjang peneliti adalah

rekaman wawancara dan transkip wawancara. Peneliti merekam aspek-

aspek yang berkenaan dengan penelitian ini, seperti gambaran-gambaran

yang dapat dijadikan informasi atau data untuk penelitian ini. Rekaman

yang digunakan oleh peneliti yaitu video liputan utama di Hidayatullah TV

tentang obat-obatan haram.

10. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam konteks analisis isi yaitu dengan

17

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosdakarya,

2013), h. 332. 18

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi ( Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), h. 134.

Page 27: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

14

menemukan pesan-pesan yang digunakan dalam berita. Lalu

mengklarifikasi pesan-pesan yang akan digunakan dalam komunikasi

representasi pesan dakwah dalam berita obat-obatan haram lalu

menggunakan kriteria-kriteria tertentu serta membuat prediksi dari

representasi pesan dakwah Islam yang disampaikan.19

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti telah mengadakan tinjauan

pustaka untuk pemetaan literature dan pemetaan penelitian. Penelitian yang

telah dilakukan misalnya pertama, skripsi yang berjudul,“Dakwah Melalui

Media Televisi (Analisis Program Cahaya di TPI), yang disusun oleh Iwan,

mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), FIDIKOM, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.20

Persamaan skripsi peneliti dengan skripsi

tersebut, terletak pada tema bahasannya yaitu berdakwah melalui televisi

namun perbedaan dalam skripsi tersebut Iwan menggunakan analisis program

sedangkan penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus.

Lalu kedua, skripsi yang berjudul, “Program Dakwah Islam Di Televisi

Komunitas Palmerah”, yang disusun oleh Ahmad Tamamy, mahasiswa

jurusan KPI, FIDIKOM, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.21 Persamaan

skripsinya dengan peneliti yaitu sama-sama berdakwah dengan televisi namun

19

Herlinda S, “Analisis dan Pengumpulan Data Kualitatif,” eprints.unsri.ac.id, 2010,

h.80. 20

Iwan, “Dakwah Melalui Televisi: Analisis Program Cahaya di TPI.” (Skripsi S1

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2005). 21

Ahmad Tamamy, “Program Dakwah Islam di Televisi Komunitas Palmerah”, (Skripsi

S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2011).

Page 28: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

15

perbedaannya skripsi peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus

kualitatif. Ketiga, penelitian skripsi yang berjudul, “ Hak Atas Kehalalan

Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan, dan Kosmetik Bagi Umat Islam di

Indonesia”, yang disusun oleh Nur Fahmi, mahasiswa jurusan studi Ilmu

Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia22 yang digunakan sebagai

rujukan dari tinjauan pustaka yang diteliti oleh peneliti. Persamaan skripsi ini

dengan skripsi peneliti terletak pada pembahasannya yaitu tentang hak halal.

Perbedaan penelitian peneliti dengan Nur Fahni, peneliti meneliti fokus

kepada obat-obatan saja sedangkan Nur Fahmi membahas secara menyeluruh

dari produk makanan, minuman dan obat-obatan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-

masing bab mempunyai sub-sub bab dengan penyusunan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini peneliti membahas tentang latar belakang masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori dan Kerangka Konseptual

Dalam bab ini peneliti membahas teori representasi media Stuart Hall,

pesan dakwah, ilmu dakwah, jurnalisme profetik, jurnalistik televisi, berita,

dan televise streaming.

22

Nur Fahmi, “Hak Atas Kehalalan Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan dan

Kosmetik Bagi Umat Islam di Indonesia”, (Skripsi S1 Fakultas Hukum, Universitas Indonesia,

2011).

Page 29: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

16

Bab III Profil Hidayatullah TV

Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat Hidayatullah TV, visi dan misi

Hidayatullah TV dan struktur redaksi Hidayatullah.

Bab IV Analisa Data dan Penemuan

Bab ini berisi temuan data penelitian yaitu nilai pesan dakwah Islam

dan nilai jurnalisme profetik.

Bab V Penutup

Bab ini meliputi kesimpulan, saran, daftar pustaka dan lampiran-

lampiran.

Page 30: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

17

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Teori Representasi Media Stuart Hall

Istilah representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, satu

kelompok, gagasan atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan.

Representasi itu penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok,

atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kedua, bagaimana

representasi tersebut ditampilkan. Dengan kata, kalimat, aksentuasi, dan

bantuan foto macam apa seseorang, kelompok, atau gagasan tersebut

ditampilkan dalam pemberitaan kepada khalayak.1

Representasi dilakukan oleh sebuah media tertentu guna memunculkan

dan membuat gambaran pada media tersebut. Representasi tidak akan ada jika

representasi tersebut tidak dibuat sesuai dengan misi media itu sendiri dan

memenuhi media itu sendiri. Jadi, reprsentasi melalui proses bagaimana

gagasan ditampilkan oleh suatu media.

Menurut Stuart Hall, media melakukan representasi kelompok lain

melalui proses yang kompleks, melalui proses pendefinisian dan penandaan,

sehingga ketika ada kelompok yang buruk dalam pemberitaan, itu

direpresentasikan sebagai sesuatu yang wajar, terlihat alamiah, memang

demikian kenyataannya. Hall berpendapat, media memainkan peranan

penting. Media tidaklah secara sederhana dipandang refleksi dari konsensus,

1 Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: PT.

LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 113.

Page 31: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

18

tetapi media mereproduksi dan memapankan definisi dari situasi yang

mendukung dan melegitimasi suatu struktur, mendukung suatu tindakan dan

mendelegitimasi tindakan lain.2

Menurut Hall, pandangan realitas yang didominasi oleh kelompok

sosial di masyarakat memberikan pengaruh pada pembentukkan ideologi

melalui mana representasi dari realitas dunia tersebut tampak sebagai natural

atau alami. Dalam proses pembentukkan realitas tersebut, ada dua titik

perhatian Stuart Hall. Pertama,bahasa. Bahasa, sebagaimana dipahami oleh

kalangan strukturalis, merupakan sistem penandaan. Realitas dapat ditandakan

secara berbeda pada peristiwa yang sama. Makna yang berbeda dapat

dilekatkan pada peristiwa yang sama. Makna timbul dari proses pertarungan

sosial, di mana masing-masing pihak atau kelompok saling mengajukan klaim

kebenarannya sendiri. Wacana di sini dipahami sebagai arena pertarungan

sosial, dan semuanya diartikulasikan lewat bahasa. Bahasa dan wacana disini

dianggap sebagai arena pertarungan sosial, dan bentuk pendefinisian realitas.

Jadi, kenapa A harus ditafsirkan seperti ini dan bukan seperti itu, dikarenakan

lewat pertarungan sosial dalam memperebutkan dan memperjuangkan makna,

pada akhirnya penafsiran atau pemaknaan tertentu yang menang dan lebih

diterima.3

Bahasa yang ditampilkan oleh media melalui proses pertarungan

sosial dan dalam skripsi ini proses pertarungan sosial tersebut ditandai dengan

2 Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: PT.

LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 27-28. 3 Eriyanto, ANALISIS WACANA: PengantarAnalisisTeks Media, (Yogyakarta:PT. LKiS

Printing Cemerlang, 2011), h.29-30.

Page 32: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

19

wacana dan pernyataan yang dikemukakan oleh Narasumber terkait dengan

permasalalah obat-obatan haram, melalui beberapa narasumber yang

membantah pernyataan Menteri Kesehatan, Nafsiyah Mboi mengenai

bolehnya obat-obatan haram dikonsumsi karena darurat.

Objek dari berbagai praktik ini adalah makna dan pesan dalam bentuk

komunikasi atau bahasa mana pun melalui pengoperasian kode dalam rantai

sintagmatik diskursus. Maka berbagai aparatus, relasi, dan praktik produksi itu

muncul, pada momen tertentu dalam bentuk wahana simbolik yang tercipta

dalam aturan bahasa.4

Hall dalam studi tentang kajian media menggunakan isi media sebagai

pemicu, untuk memulai sebuah kerangka kerja yang mengungkap lebih

banyak lagi apa yang secara umum didefinisikan sebagai peran „ideologis‟

media. Pendekatan yang terakhir ini mendefinisikan media sebagai kekuatan

cultural dan ideologis yang besar, yang berada dan dengan cara bagaimana

pembentukkan dan transformasi ideologi populer dalam diri para audiens

ditangani.5

Kedua, politik penandaan, yakni bagaimana praktik sosial dalam

membentuk makna, mengontrol, dan menentukkan makna. Titik perhatian

Hall di sini adalah peran media dalam menandatangani peristiwa atau realitas

dalam pandangan tertentu, dan menunjukkan bagaimana kekuasaan ideologi di

sini berperan. Ideologi menjadi bidang di mana pertarungan dari kelompok

4 Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis, Budaya, Media, Bahasa

(Yogyakarta :Jalasutra, 2011), h. 214. 5 Stuart Hall, Dorothy Hobson, Andrew Lowe dan Paul Willis, Budaya, Media, Bahasa,

h. 214.

Page 33: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

20

yang ada dalam masyarakat. Akan tetapi, posisi demikian juga menunjukkan

bahwa ideologi melekat pada produksi sosial, produksi media dan sistem

budaya. Setiap budaya memberikan bentuk episode pemikiran tertentu dan

menyediakan anggota dari komunitas tersebut sebuah pemikiran atau gagasan

tertentu sehingga mereka tinggal menerima (taken for granted) dalam

pengetahuan mereka. Efek dari ideologi dalam media itu adalah menampilkan

pesan dan realitas hasil kontruksi tersebut tampak seperti nyata, natural, dan

benar. Pengertian tentang realitas itu tergantung pada bagaimana sesuatu

tersebut ditandakan dan dimaknai.6 Menurut Althusser ideologi adalah citraan,

representasi, kategori yang melaluinya manusia menjalani dengan cara

imajiner relasi nyatanya dengan kondisi eksistensinya. Althusser

mendefinisikan ideologi sebagai sebuah reprsentasi tentang relasi imajiner

individu-individu dengan kondisi real keberadaan mereka. Karakter, imajiner,

relasi ini mengacu pada karakter ideologi yang menyebabkan suatu kondisi

tidak terpersepsi tanpa terdistorsi. Efek ideologis ini tidak dianggap berasal

dari kesadaran palsu atau kehendak untuk menipu oleh kelas dominan,

melainkan penyamaran yang tak terelakkan atas pelbagai realitas sosial.7

Dalam representasi Stuart Hall terdapat pembahasan tentang budaya,

kajian tentang budaya didasarkan secara teoritis pada pengetahuan yang akurat

tentang subjek yang bersangkutan.8 Teks-teks merupakan jenis respons

berbeda terhadap interpretasi pertanda histori yang menentukkan. Teks-teks

6.Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta :PT.

LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 31. 7 Stuart Hall, dkk., Budaya Media Bahasa (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.33.

8 Stuart Hall, dkk., Budaya Media Bahasa, h. 4.

Page 34: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

21

tersebut memuat pemikiran yang memiliki disiplin agar bisa relevan dengan

atau mungkin mempengaruhi zaman atas teks-teks sendiri. Teks-teks itu jauh

dari netral atau ilmiah: teks-teks itu sendiri merupakan intervensi budaya.9

Levi Straus dan Barthes menggunakan model linguistik struktural sebagai

paradigma untuk studi budaya ilmiah. Bahasa yang merupakan media untuk

menghasilkan makna adalah sistem yang teratur atau yang terstruktur dan

sekaligus sarana ekspresi. Bahasa bisa secara ketat dan sistematis dikaji

namun bukan dalam kerangka sejumlah determinasi sederhana. Sebaliknya,

bahasa harus di analisis sebagai struktur kemungkinan yang beragam, susunan

unsur dalam rangkaian pertandaan, bukan sebagai praktik mengekspresikan

dunia, (yakni mereflesikannya dalam kata-kata). Budaya tidak lagi semata-

mata merefleksikan praktik lain dalam ide. Budaya pada dirinya sendiri adalah

praktik-praktik, melakukan pertandaan, dan memiliki produk sendiri yang

jelas kata-katanya yaitu makna.10

Representasi terdapat elemen-elemen yang ditandai secara teknis, yaitu

dalam bahasa tulis seperti kata, proposisi, kalimat, foto, caption, grafik dan

sebagainya. Sedangkan dalam telelvisi seperti kamera, tata cahaya, editing,

musik dan sebagaiknya. Elemen-elemen tersebut ditransmisikan ke dalam

kode representasional yang memasukkan di antaranya bagaimana objek di

gambarkan: karakter, narasi, setting, dialog dan sebagainya. Representasi

sekaligus misrepresentasi tersebut adalah peristiwa kebahasaan.

Misrepresentasi adalah ketidakbenaran penggambaran, kesalahan sebagaimana

9 Stuart Hall, Budaya Media Bahasa, h.6.

10 Stuart Hall, dkk., Budaya Media Bahasa (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h. 28.

Page 35: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

22

mestinya atau adanya tetapi digambarkan secara buruk. Oleh karena itu, yang

perlu dikritisi disini adalah pemakaian bahasa yang ditampilkan oleh media.

Proses ini berhubungan dengan pemakaian bahasa dalam menuliskan realitas

yang dibaca oleh khalayak. Terdapat dua proses yang dilakukan media dalam

memaknai realitas. Pertama, memilih fakta. Proses ini tidak mungkin melihat

peristiwa tanpa persepektif. Kedua, menuliskan fakta. Proses ini berhubungan

dengan bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Gagasan

itu diungkapkan dengan kata, kalimat, dan proposisi apa, dengan bantuan

aksentuasi foto dan gambar apa dan sebagainya.11

B. Pesan Dakwah

Pesan ialah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

Dan pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang

mewakili perasaan, nilai, gagasan dan maksud sumber tadi. Pesan itu sendiri

memiliki tiga komponen yaitu makna simbol yang digunakan untuk

menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan. Pesan yang

dimaksud adalah komunikasi dakwah yang disampaikan oleh mad‟u.12

Pesan dalam komunikasi dakwah memiliki tujuan untuk menyampaikan

materi dakwah yang disampaikan oleh mad‟u menggunakan lambang yang

beragam yang digunakan pula dalam komunikasi dakwah yaitu melalui

bahasa, gambar, visual dan sebagainya.

Pesan komunikasi yang disampaikan kepada mad‟u dengan

11

Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta :PT.

LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 115-116. 12

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 97.

Page 36: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

23

menggabungkan kolaborasi lambang, seperti pesan komunikasi melalui

retorika, surat kabar, film dan televisi.13

Syarat pertama yang perlu

diperhatikan dalam merencanakan dan menyusun pesan, yaitu menentukkan

tema dan materi (maddah), dakwah yang sesuai dengan kondisi dan situasi

khalayak. Pesan dakwah yang dapat menimbulkan perhatian adalah pesan

dakwah yang “mudah diperoleh” (availability) dan karena itu harus

“menyolok perbedaannya” (contrast) dengan pesan-pesan yang lain.14

Isi pesan dakwah yang bersumber dari Al-Quran dan hadis. Pesan

dakwah diklasifikasikan menjadi tiga unit sub kategori masalah pokok yaitu

pesan akidah, pesan syariah dan pesan akhlak.

1. Pesan Akidah

Akidah adalah bentuk masdar dari kata “aqada, ya‟qidu

„aqdam‟aqidatan” yang berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan

kokoh. Sedang secara teknis akidah berarti iman, kepercayaan dan

keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati, sehingga

yang dimaksud akidah adalah kepercayaan yang menghujam atau simpul

dari dalam hati.15 Akidah ialah suatu yang dianut oleh manusia dan

diyakininya, apakah berwujud agama atau lainnya.16

Pesan akidah identik dengan iman. Secara etimologi, iman berarti

pembenaran (tashdiq). Orang yang beriman adalah orang yang benar

13

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, h. 98. 14

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 249. 15

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Kencana, 2005), h.

259. 16

Zainal Arifin Djamaris, Islam Aqidah dan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1996), h. 19.

Page 37: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

24

dalam memegang dan melaksanakan amanat, sehingga hatinya merasa

aman. Iman adalah pengamalan („amal) dalam anggota tubuh. Amal

merupakan buah atau bukti keimanan seseorang. Pengamalan ajaran iman

harus utuh (tauhid) dan memasuki semua dimensi kehidupan.17

Rukun iman dalam Islam ada enam yaitu iman kepada Allah Swt.,

iman kepada Malaikat-nya, iman kepada Kitab-kitabnya, iman kepada

Rasul-rasulnya, iman kepada hari Akhir, iman kepada Qadha-Qadhar.

2. Pesan Syariah

Secara etimologi, Syariah berarti jalan yang lurus (thariqah

mustaqimah) yang diisyaratkan dalam QS. Al-Jatsiyah ayat 18. Atau jalan

yang dilalui air untuk diminum, atau juga tangga atau tempat naik yang

bertingkat-tingkat.18 Syariah ialah apa-apa yang disyariatkan atau

dimestikan oleh agama atau lainnya itu bagi seseorang untuk dilaksanakan,

berupa peraturan-peraturan dan hukum-hukum sebagai manifestasi atau

konsekuensi dari akidah tesebut. 19

Pesan syariah ada dua yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah merupakan

bagian integral dari syariah, apapun ibadah yang dilakukan oleh manusia

harus bersumber dari Syariah Allah. Dalam ibadah, terdapat dua klasifikasi

yaitu, ibadah khusus (khas) dan umum („amm). Ibadah dalam arti khusus

adalah ibadah yang berkaitan dengan arkan al-Islam, seperti syahadat,

shalat, zakat, puasa dan haji. Sedangkan ibadah dalam arti umum adalah

17

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2005), h.

261. 18

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, h. 277. 19

Zainal Arifin Djamaris, Islam Aqidah dan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1996), h. 19.

Page 38: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

25

segala aktivitas yang titik tolaknya ikhlas yang ditunjukkan untuk

mencapai ridho Allah berupa amal shaleh. 20

Muamalah adalah peraturan yang mengatur hubungan antara sesama

manusia dalam konteks ini adalah hukum Islam. Hukum Islam berarti

keseluruhan titah dan kitab Allah yang mengatur kehidupan setiap muslim

dalam segala aspeknya. Syariah islam berprinsip “musyawarah” yang

berimplikasi pada adanya prinsip penentuan suatu hukum berdasarkan

pada seluruh totalitas masyarakat tanpa terkecuali tanpa adanya

diskriminasi aliran atau mazhab tertentu, namun jika musyawarah itu

belum mencapai kemufakatan maka jalan keluarnya adalah kembali pada

Hukum Allah dan Rasulnya (QS. an-Nisa‟: 59). Syariah Islam berprinsip

pada pegangan hukum (tahkim) yang termuat dalam Al-Quran dan al-

Hadits, sehingga semua kasus dalam masyarakat baik berkaitan dengan

tindak pidana maupun perdata semua diselesaikan menurut ketentuan

hukum.21

3. Pesan Akhlak

Secara etimologis akhlak berasal dari kata khuluq dan jamaknya

akhlak yang berarti budi pekerti, etika, moral. Secara etimologis, akhlak

berarti character, disposition, dan moral constitutuion. Akhlak merupakan

usaha untuk mengevaluasi kepribadian, atau evaluasi sifat-sifat umum

yang terdapat pada perilaku pribadi dari sudut baik buruk, kuat lemah dan

20

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam (Jakarta: Kencana, 2005),

h.279. 21

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, h. 286.

Page 39: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

26

mulia rendah.22

Akhlak dibedakan menjadi tiga kategori yaitu akhlak kepada Allah,

akhlak kepada manusia yaitu berupa toleransi antar agama, saling tolong

menolong, menghormati dalam perbedaan, dan akhlak kepada terhadap

hewan dan tumbuhan dengan cara melestarikannya, menjaga, serta

memanfaatkannya untuk kepentingan ibadah. 23

C. Dakwah

Dakwah adalah berserah diri kepada perintah Allah dan menaati-Nya.

Dakwah adalah pengamalan ajaran al-Qur‟an dan as-Sunnah. Dakwah adalah

tatanan sempurna bagi kehidupan manusia. Makna dakwah menurut bahasa

yaitu Nida (panggilan), yaitu seseorang memanggil ketika ia menyerunya, aku

memanggil seseorang ketika aku bersuara dan meminta datang, kedua

mendorong kepada sesuatu dan mendukungnya, ketiga mengajak kepada

sesuatu yang ingin diadakan atau dihindarkan, benar atau salah. Keempat,

upaya melalui perkataan atau perbuatan untuk memengaruhi orang lain agar

mengikuti satu madzhab atau agama. Kelima, memohon dan meminta.24

Menurut istilah, dakwah adalah seputar upaya lewat ucapan dan

perbuatan untuk Islam, menerapkan manhajnya, meyakini aqidahnya dan

melaksanakan syariatny.25 Dakwah yaitu menyerukan kepada tauhid

22

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam (Jakarta: Kencana, 2005), h.

262. 23

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.

102. 24

Dr. Taufik al-Wa‟iy, Dakwah ke Jalan Allah (Jakarta :RobbaniPers, 2010), h. 10-11. 25

Dr. Taufik al-Wa‟iy, Dakwah ke Jalan Allah (Jakarta: Robbani Pers, 2010,) h.12.

Page 40: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

27

(mengakui keesaan Allah) dan menyatakan dua kalimat syahadat, menerapkan

manhaj Allah di muka bumi dalam bentuk ucapan dan perbuatan, sebagaimana

yang ada dalam Al-Qur‟an dan as-Sunnah agar semua manusia beragama dan

tunduk kepada Allah. Ini juga berarti mengajak non muslim kepada Islam,

mengajak kaum muslimin mengamalkan Islam, beramal untuk menegakkan

syariat dan manhajnya di mukabumi.Itulah amar ma‟ruf nahi munkar, agar

umat manusia merasakan kebahagiaan hari ini dan akhirat nanti.26

Dakwah terbagi menjadi tiga macam, yaitu dakwah kepada seluruh

umat manusia, dakwah kepada sesame kaum muslimin dan dakwah diantara

kaum muslimin. Dakwah yang digunakan dalam penelitian ini adalah dakwah

melalui perkataan yang melalui media televise streaming Islam. Perkataan

berperan penting dalam berdakwah kepada Allah SubhanahuwaTa‟ala, baik

perkataan itu diucapkan, ditulis maupun dibacakan. Tabligh dengan perkataan

adalah alat dakwah yang informatif. Perkataan merupakan sarana pencerahan,

pendidikan, arahan, dan evaluasi yang menyeluruh menembus batas teritorial,

batas emosional sampai batas ukhuwah secara umum. Tabligh dengan

perkataan memuat beberapa hal antara lain nilai-nilai universal dan humanis,

idealis dan realisti serta komprehensif. 27

Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang

da‟i (komunikator) kepada mad‟u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar

hikmah dan kasih sayang. Hal ini mengandung arti bahwa pendekatan dakwah

harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented menempatkan

26

Dr. Taufik al-Wa‟iy, Dakwah ke Jalan Allah, h.17. 27

Dr. Taufik al-Wa‟iy, Dakwah ke Jalan Allah, h. 348.

Page 41: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

28

penghargaan yang mulia atas diri manusia.28

Metode dakwah meliputi tiga

cakupan yaitu Metode bi al-Hikmah, metode Al-Mau‟idza Al-Hasanag dan

metode Al-mujadalah.

Pertama, metode bi al-Hikmah sebagai metode dakwah, al-Hikmah

diartikan bijaksana, akal budi yang mulia, dada yang lapang, hati yang bersih

dan menarik perhatian. Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud An-

Nasafi, arti hikmah, yaitu : Dakwah bil hikmah adalah dakwah dengan

menggunakan perkataan yang benar dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan

kebenaran dan menghilangkan keraguan. 29

Kedua, metode dakwah Al-

ma‟uidza Al-hasanah yang diartikan sebagai ungkapan yang mengandung

unsur-unsur, bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira,

peringatan, pesan-pesan positif (wasiyat) yang bisa dijadikan pedoman dalam

kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.30

Ketiga, metode

Al-mujadalah yang merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak

secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan

menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti

yang kuat.31

D. Jurnalisme Profetik

Jurnalisme profetik yaitu suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya

melaporkan berita dan masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi

28

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011),

h. 243. 29

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h.246. 30

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h..252. 31

Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 255.

Page 42: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

29

juga memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi,

berdasarkan cita-cita etik dan profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang

secara sadar dan bertanggungjawab memuat kandungan nilai-nilai dan cita

islam.32

Jurnalisme profetik mencerminkan sifat-sifat kenabian yaitu shidiq,

amanah, tabligh dan fathanah. Dalam menerapkan nilai-nilai jurnalisme

profetik, suatu media harus mengaplikasikan nilai-nilai jurnalisme profetik ke

dalam setiap berita yang ditulisnya agar setiap berita yang ditulis membawa

kebaikan bagi umat dan setiap kata dan tulisannya dapat di

pertanggungjawabkan di hadapan Allah swt. sebagaimana tujuan dari

jurnalisme profetik yaitu amar ma‟ruf nahi munkar.

Tanggung jawab profetik Islam mengupayakan agar ajaran islam tetap

dan selalu fungsional serta aktual dalam kehidupan. Jurnalis muslim tidak

boleh tinggal diam jika melihat ada kemunkaran dalam dunia yang

digelutinya, misalnya menyaksikan pencitraan negatif tentang Islam atau ada

rekayasa yang memojokkan Islam dan umatnya di media massa. Sebagai juru

dakwah yang menebarkan kebenaran ilahi, jurnalis muslim laksana

“penyambung lidah” para nabi dan ulama. Karena itu, ia pun dituntut memiliki

sifat-sifat kenabian seperti Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

Shidiq artinya benar, yakni menginformasikan yang benar saja dan

membela serta menegakkan kebenaran itu. Standar kebenarannya tentu saja

kesesuaian dengan ajaran islam (Al-Quran dan As-Sunnah). Amanah artinya

32

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 35.

Page 43: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

30

terpercaya, dapat dipercaya, karenanya tidak boleh berdusta, memanipulasi

atau mendistorsi fakta dan sebagainya. Tablighartinya menyampaikan, yakni

menginformasikan kebenaran, bukan malah memutarbalikkan kebenaran.

Fathonah artinya cerdas dan berwawasan luas. Jurnalis muslim dituntut

mampu menganalisis dan membaca situasi termasuk membaca apa yang

diperlukkan umat.33

Istilah profetik mengacu pada peristiwa Isra‟ mi‟raj Muhammad saw.

Peran kenabian Muhammad saw yang tidak tergoda oleh manisnya

perjumpaan dengan Allah swt saat Isra‟ Mi‟raj, dibuktikan dengan kembalinya

Rasulullah saw tengah-tengah komunitas manusia untuk menyerukan

kebenaran dan transformasi transenden. Dengan kata lain, pengalaman religius

itu menjadi dasar keterlibatannya dalam sejarah kemanusiaan. Sunah nabi

berbeda keterlibatannya dalam sejarah kemanusiaan. Sunah nabi berbeda

dengan jalan seorang mistikus yang puas dengan pencapaiannya sendiri.

Sunag nabi yang demikian itulah yang disebut sebagai etika profetik menurut

Kuntowijoyo. 34

Profetik merupakan kesadaran sosiologis para nabi dalam sejarah

untuk mengangkat derajat kemanusiaan (memanusiakan manusia),

membebaskan manusia dan membawa manusia beriman kepada Tuhan.

Singkatnya, ilmu profetik adalah ilmu yang meniru tanggung jawab sosial para

nabi. Dengan menyebut ilmu-ilmu profetik (seperti halnya komunikasi

33

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), h. 38. 34

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 129.

Page 44: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

31

profetik), kita hanya mendapatkan substansinya bukan bentuk. Ilmu profetik

menemukan bentuknya dalam wujud ilmu integralistik yang menyatukan

wahyu Tuhan dan akal pikiran manusia.

Ilmu sosial profetik hadir untuk menempatkan nalar, akal, rasio dan

pengalaman (empiris) sebagai alat untuk menafsirkan wahyu Tuhan atas

realitas. Ilmu sosial profetik akan menghadapkan Al-Quran pada realitas sosial

atau sebaliknya, wahyu akan ditempatkan sebagai sumber bagi terbentuknya

konstruksi sosial. Pilar ilmu sosial profetik ada tiga, yaitu humanisasi (amar

ma’ruf), liberasi (nahi munkar), dan transendensi (tu’minu billah).35

Pengalaman komunikasi Rasulullah s.a.w. ditempatkan pada konteks

masa lalu untuk diserap nilainya pada konteks saat ini. Harapan agar

komunikasi profetik mampu muncul sebagai konsep alternatif yang

memberikan pencerahan dan kemerdekaan yang selama ini justru

memperbudak manusia. Manusia menjadi jajahan baru teknologi komunikasi

modern. Di antara konsepsi pemahaman komunikasi profetik masa lalu dan

harapan masa depan dari konteks gempuran komunikasi saat ini, ada sikap,

motivasi, dan suasana hati. Inilah yang kemudian membangun kesadaran

bersama menjadi persepsi kolektif kita, sehingga kita satu persepsi dalam

memahami pengertian komunikasi profetik.36

Solusi kenabian (prophetic religious policies) dapat diterapkan dalam

berbagai permasalahan multikultural dan multireligi yang rumit dan kompleks

35

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 130. 36

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan, h. 137.

Page 45: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

32

dengan memodifikasi dan mengimprovisasinya disesuaikan dengan situasi,

kondisi dan konteks zamannya. Pengaruh media cetak dan elektronik, sebagai

contoh, telah mengubah kehidupan kita lebih pelik dari masa kenabian dulu.

Konsep mengenai komunikasi persuasif atau profetik tercantum juga dalam

Al-Quran,37

yaitu sebagai berikut:

"Dan hendaklah ada di antara kamu sekelompok umat yang menyeru

kepada kebaikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari

yang munkar. Merekalah orang-orang yang Berjaya." (QS. Ali

Imran: 104)

"Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan

beriman kepada Allah".(QS. Ali Imran: 110)

Misi komunikasi profetik adalah membebaskan manusia sejauh

mungkin dari praktik komunikasi yang menimbulkan syak wasangka,

kebohongan publik, penyebaran fitnah, kebohongan yang dusta. Komunikasi

profetik tidak menoleransi segala perilaku yang dinilai mempraktikan

kebohongan.

Dalam cita-cita masyarakat profetik, segala kabar bohong yang tersaji

di media harus diberi apresiasi kognisi yang interaktif. Khalayak atau

37

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan, h.14.

Page 46: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

33

komunikan dalam masyarakat profetik tidak diposisikan sebagai objek yang

hanya menerima saja seluruh sajian televisi, atau penerima (receiver) seperti

istilah yang dinyatakan Shannon dan Weaver, tetapi diposisikan sebagai

subjek dalam kegiatan komunikasi.38

E. Jurnalistik Televisi

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962. Saat itu

masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau.

Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tapi siaran pertama televisi di

Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah. Booming televisi

dimulai pada tahun 1992 ketika RCTI mulai mengudara dengan bantuan

decorder.39

Televisi didasarkan pada teknologi elektronik. Dalam teknologi

yang masih analog, kamera peka cahaya memindai sebuah adegan dengan

pergeseran amat cepat melintasi beberapa ratus garis horizontal. Hasilnya

adalah lintasan cahaya yang ditransmisikan ke penerima, dan penerima ini

mengubahnya kembali menjadi gambar aslinya dengan memanfaatkan

elektron yang dikirimkan garis horizontal di layar kaca. Sekarang terjadi

pergeseran dari teknologi ke digital.40

Jurnalisme televisi bersandar pada informasi visual dalam

mengilustrasikan lapisannya. Termasuk wawancara kamera dengan orang-

38

Iswandi Syahputra, Komunikasi Profektif: Konsep dan Pendekatan, (Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 135. 39

Askurifai Baksin, Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik, (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media: Bandung, 2006), h.15. 40

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 228.

Page 47: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

34

orang sengaja dilibatkan dan berkaitan dengan objek yang diwawancarai.

Grafis juga bisa digunakan dengan mendukungnya.41

Televisi lebih mengutamakan kecepatan dan berita yang disampaikan

kepada pemirsa dengan berlomba-lomba menampilkan berita secara langsung.

Televisi bekerja lebih untuk menampilkan gambar yang menarik dan fakta

yang akurat kepada khalayak. Fokus utama berita televisi biasanya kurang

mengutamakan isi. Mereka lebih menekankan kualitas televisi sebuah berita,

seperti (tayangan) videonya, tata suara, pemilihan waktu tayang dan

bagaimana semua hal tersebut cocok untuk disiarkan.42

Televisi mempengaruhi pemikiran khalayak yang melihatnya baik

dalam jangka waktu yang pendek maupun panjang. Televisi memberikan

pengaruh bagi pikiran khalayak. Para jurnalis televisi hanya mengambil berita

yang memiliki pengaruh yang paling kuat dan disaat itulan mereka

membuatnya menjadi berita terbaik yang dapat mereka kerjakan.43

Jurnalis televisi menginformasikan fakta, peristiwa dan fenomena.

Kualitas pribadi jurnalis televisi ditentukan pada setiap bentuk penyiaran.

Bagaimana ia mempengaruhi pemirsa dengan tayangan yang memiliki

keistimewaan personalitas. Salah satu aspek jurnalisme televisi ialah

menampilkan persoalan, kejadian dan fenomena melalui kemasan tayangan

suara dan gambar.

41

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005), h. 82. 42

Septiawan Santara K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005), h. 120. 43

Septiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer, h.124.

Page 48: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

35

F. Berita

Berita merupakan sebuah laporan tentang suatu peristiwa,

kecenderungan,opini, situasi, kondisi yang sangat cepat disampaikan melalui

media yang mengandung hal yang menarik dan penting bagi masyarakat.44

Berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang

aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik

yaitu surat kabar, majalah, radio dan televisi. Berita televisi bukan hanya

sekadar melaporkan fakta tulisan atau narasi, tetapi juga gambar (visual), baik

gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis, maupun film berita yakni

rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa.

Bagi berita televisi, gambar adalah primadona atau paling utama daripada

narasi. Kalau gambar berita yang disiarkan mampu bercerita banyak, maka

narasi hanya sebagai penunjang saja. Berita televisi tanpa gambar tidak

ubahnya dengan berita radio. Jadi, dapat disimpulkan, berita televisi adalah

laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat manusia atau kedua-duanya

yang disertai gambar (visual), aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui

media massa televisi secara periodik.45

Dalam menulis berita, struktur penulisan berita mengikuti pola yang

disebut piramida terbalik. Dalam menulis berita setiap jurnalis harus

memikirkan bagaimana sebuah informasi yang termuat dalam who, what,

where, why, whendanhow atau biasa disebut dalam rumus 5W+1H dapat

44

Suhaemi M.si dan Rulli Nasrullah M.si., Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 28. 45

Drs. Arifin S. Harahap, M.si, Teknik Memburu dan Menulis Berita TV (Jakarta: PT

Indeks, 2007), h. 4.

Page 49: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

36

dimuat di paragraf-paragraf terdepan. Sedangkan paragraf selanjutnya sampai

akhir berita tulisan yang dimuat adalah penjelasan singkat dari salah satu atau

beberapa poin dalam rumus 5W+ 1H.46

Berita televisi dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Berita fakta peristiwa, berita fakta peristiwa adalah laporan tentang segala

sesuatu peristiwa sebagaimana adanya, misalnya, kebakaran, bencana alam

dan kecelakaan.

2. Berita fakta pendapat, adalah laporan tentang pernyataan atau pendapat

manusia mengenai segala sesuatu yang tengah aktual, misalnya pendapat

pakar mengenai implikasi kenaikan BBM.

3. Berita fakta peristiwa dan fakta pendapat, adalah laporan tentang segala

sesuatu peristiwa yang terjadi dan pendapat manusia yang berkompeten

mengenai fakta berita tersebut. Misalnya ratusan ribu TKI dari negeri jiran

kembali ke tanah air.47

Kriteria berita televisi harus aktual, menarik dan berguna bagi sebagian

besar khalayak. Nilai berita juga sangat ditentukan faktor kedekatan

(proximity), kepopuleran seseorang (prominent), konflik (conflict) dan nilai

kemanusiaan (human interest).48

Berita televisi harus menarik berisi gambar,

naskah berita serta sumber yang diwawancarai. Berita televisi harus menarik

dari segi gambar, audio dan bahasa.

46

Suhaemi M.si dan Rulli Nasrullah M.si., Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 28. 47

Drs. Arifin S. Harahap, M.si, Teknik Memburu dan Menulis Berita TV, (Jakarta: PT

Indeks, 2007), h. 5. 48

Drs. Arifin S. Harahap, M.si, Teknik Memburu dan Menulis Berita TV, h.10.

Page 50: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

37

G. Televisi Streaming

Streaming adalah proses pengiriman data kontinu alias terus menerus

yang dilakukan secara broadcast melalui internet untuk ditampilkan oleh

aplikasi streaming pada personal komputer (klien). Paket-paket data yang

dikirimkan telah di kompresi untuk memudahkan pengirimannya melalui

internet. Stream berasal dari bahasa Inggris yang artinya sungai. Proses

streaming bisa diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak pernah terputus

kecuali jika sumber mata airnya mengering. Seperti aliran di sungai, aliran

data streaming dilakukan tanpa ada interupsi dan dilakukan secara kontinyu

hingga datanya habis, artinya telah selesai dikirim dan ditampilkan dalam

personal komputer si pengguna. Streaming secara langsung akan menjalankan

file video atau audio yang terletak pada server dapat langsung dijalankan pada

komputer klien sesaat setelah ada permintaan dari user. 49

Media streaming yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan

distribusi data audio, video dan multimedia secara real time melalui internet.

Media streaming merupakan pengiriman media digital (berupa video, suara

dan data) agar bisa diterima secara terus menerus (stream). Data tersebut

dikirim dari sebuah server aplikasi dan diterima serta ditampilkan secara real

time oleh aplikasi pada komputer klien. 50

Sekarang teknologi streaming dimanfaatkan oleh stasiun televisi yang

untuk mengalirkan siaran televisi dari master control room online melalui

internet. Saat ini telah tersedia web yang mendukung video streaming, maka

49

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2012), h. 198. 50

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h. 199.

Page 51: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

38

penonton atau pemirsa televisi bisa menonton televisi di web. Komputer

pengguna yang telah dilengkapi software Adobe Flash Player akan bisa

melihat siaran televisi (stasiun televisi yang mengunggah siarannya pada

server streaming) secara langsung pada media browser yang dibuka melalui

web, tanpa harus melakukan proses unduh data (ke situs yang dituju) karena

memakan waktu lama.51

Website online TV (khusus televisi internet) yaitu siaran khusus

televisi internet ini tidak ada siaran terrestrial dan satelit komunikasinya hanya

di internet saja dan gratis. Siarannya pun terbatas pada format program

informasi, citizen journalism, dan informasi data tertulis yang menampilkan

berita-berita penting dan data-data lainnya.52

H. Konsep Obat Halal dan Haram Dalam Islam

Obat yang beredar harus terhindar dari bahan-bahan yag diharamkan

dalam Islam, seperti babi, alkohol, bangkai, darah, rambut manusia, dan ari-ari.

Pentingnya mengetahui obat yang halal dan haram agar masyarakat dapat

membedakan obat mana saja yang aman dan halal dikonsumsi dan obat yang

haram untuk dikonsumsi. Berikut penjelasan obat halal dan obat haram bagi

umat muslim, yaitu :

1. Obat Haram

Obat adalah produk farmasi yang terdiri dari bahan aktif obat dan

bahan farmaeutik (bahan pembantu eksipien). Sumber bahan aktif obat

51

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, h.202. 52

Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2012), h. 206.

Page 52: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

39

dan bahan farmaeutik bermacam-macam, bisa berasal dari tumbuhan,

hewan mikroba, bahan sintetik kimia bahkan dari virus yang dilemahkan

atau bahan yang berasal dari manusia. Titik kritis bahan aktif obat berasal

dari hewan, ada yang berasal dari hewan yang halal dan melalui

penyembelihan yang halal, namun sering menggunakan bahan media yang

berasal dari hewan babi. Belum lagi penggunaan bahan pasca fermentasi

seperti karbon aktif yang bisa berasal dari tulang hewan. 53

Bahan obat yang berasal dari babi diharamkan karena daging babi

itu salah satu sebab timbulnya cacing pita yang sangat berbahaya.54 Salah

satu prinsip yang telah diakui oleh Islam ialah apabila Islam telah

mengharamkan sesuatu, maka wasilah dan cara apapun yang dapat

membawa kepada perbuatan haram, hukumnya adalah haram.55

Bahan aktif obat lain yang digunakan dalam obat adalah bahan

aktif yang berasal dari manusia, seperti keratin rambut manusia untuk

pembentukan sistein, maupun placenta manusia untuk obat-obatan seperti

obat luka bakar dan yang lainnya. Beberapa metode kedokteran bahkan

menggunakan ari-ari atau placenta ini untu obat leukimia kanker, kelainan

darah, stroke, liver hingga diabetes dan jantung. 56 Bahan aktif atau bahan

farmaseutik obat yang berasal dari bagian tubuh manusia seperti sistein

53

Jurnal Halal, “Bahan Haram Dalam Obat”, artikel diakses pada 17 September 2014

dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/detil_page/11/375/30/ 54

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam

Islam,(Jakarta:PT.Binailmu, 1993), h.58. 55

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam

Islam,(Jakarta:PT.binailmu, 1993), h.35. 56

Jurnal Halal, “Bahan Haram Dalam Obat”, artikel diakses pada 17 September 2014

dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/detil_page/11/375/30/

Page 53: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

40

yang berasal dari rambut manusia dan albumin yang berasap dari darah

manusia jelas hukumnya haram. Bahan aktif yang berasal dari bahan kimia

sintetik bisa menjadi haram hukumnya manakala bercampur dengan bahan

yang haram. 57

Bahan yang memiliki titik kritis dalam obat yakni bahan

pengemulsi, bahan pewarna, bahan perisa, bahan pengisi tablet, bahan

pengkilap, bahan pemanis, bahan pelarut dan bahan enkapsulasi. Bahan

tersebut memiliki titik kritis kehalalannya sebab bisa saja berasal dari

bahan haram dan najis, seperti babi, alkohol, organ manusia maupun bahan

hewani lain yang tidak jelas asal usulnya.58

Arak (alkohol) dalam pandangan Islam adalah penyakit bukan

obat. Rasulullah s.a.w. pernah menjawab kepada orang yang bertanya

tentang hukum arak, lantas Nabi menjawab : Dilarang!, maka jawab Nabi

selanjutnya :

“Arak itu bukan obat, tapi penyakit” (Riwayat Muslim, Ahmad,

Abu Daud dan Termizi)

Dan sabdanya pula :

“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat, dan

menjadikan untuk kamu bahwa tiap penyakit ada obatnya, oleh karena itu

berobatlah, tetapi jangan berobat dengan yang haram. (Riwayat Abu

Daud).59

57

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: GP Press,

2013), h. 111. 58

Jurnal Halal, “Bahan Haram Dalam Obat.” 59

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam (Jakarta:

Page 54: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

41

2. Obat Halal

Obat adalah semua zat baik zat kimia sintetik maupun bahan alami

yang dalam dosis layak mampu mempengaruhi organ-organ tubuh agar

berfungsi normal. Pengaruh terhadap organ-organ tersebut terjadi dalam

tahap diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, kesehatan

maupun kontrasepsi. Komponen bahan yang dipergunakan untuk

pembuatan obat terdiri atas bahan aktif obat atau zat berkhasiat dan

bahan farmaseutik. Yang dimaksud bahan aktif obat adalah zat utama

yang mempunyai efek mengobati atau mencegah suatu penyakit seperti

antipretik atau obat turun panas, anti infeksi, anti histamin dan lain

sebagainya, sedangkan bahan farmaseutik adalah bahan tambahan yang

bukan obat yang bersama obat dibuat menjadi produk farmasi.60

Obat halal adalah obat yang sesuai dengan syariatIslam yang

terhindar dari bahan-bahan aktif obat yang haram seperti babi, alkohol,

tulang babi, rambut manusia dan plasenta manusia. Namun, hingga kini

sekitar 90 persen lebih bahan baku obat yang beredar di Indonesia

merupakan produk impor dari negara-negara yang sebagian besar belum

mempertimbangkan aspek halal. Hingga saat ini dari sekitar 27 ribu item

obat, jamu dan suplemen yang diproduksi oleh sekitar 206 perusahaaan

di Indonesia yang telah bersertifikat halal jumlahnya masih sangat

sedikit. Perusahaan dengan obat-obatan yang telah tersertifikasi halal ada

PT.Binailmu, 1993), h.98.

60 Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: GP Press,

2013), h. 110.

Page 55: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

42

5 (lima) perusahaan dengan item produk sebanyak 22 produk. 61

Salah satu kebaikan Islam dan kemudahannya yang dibawakan

untuk kepentingan umat manusia, ialah “Islam tidak mengharamkan

sesuatu kecuali di situ memberikan suatu ganti (way out), yang lebih

baik guna mengatasi kebutuhannya itu.62

Kehalalan obat ditentukkan oleh asal hewan tersebut. Apabila

berasaldari hewan yang haram maka hukumnya menjadi haram.

Sebaliknya, apabila berasal dari hewan yang halal maka tatacara

penyembelihan yang menentukkan kehalalannya. Untuk obat dalam

bentuk kapsul kehalalannya ditentukkan oleh cangkang kapsul yang

digunakan. Sebab, cangkang tersebut dapat terbuat dari gelatin dan

griserol. Gelatin dapat berasal dari tulang atau kulit babi , sapi, ikan

sedangkan griserol merupakan hasil hidroilisis lemak atau minyak. Pada

kenyataannya banyak impor dilakukan terhadap kapsul dari negara-

negara Barat dalam bentuk kapsul lunak. Kapsul jenis ini banyak dibuat

dari gelatin babi karena hasilnya lebih bagus dan lebih murah. 63

Untuk obat dalam dengan bentuk sediaan obat berupa dragee dan

kaplet sering ditambahkan bahan lain seperti pemanis dan pewarna.

Pemanis yang biasa digunakan adalah gula, sorbitol, dan pemanis sintetik

seperti sacharin, dan siklamat. Pewarna digunakan dalam pembuatan obat

61

Farid Mahmud SH., “BPJS Beroperasi, Qua Vadis Obat”, artikel diakses pada 17

September 2014 dari www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil_page/11/1863 62

Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, Halal dan Haram Dalam Islam,

(Jakarta:PT.Binailmu, 1993), h. 33. 63

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: GP Press,

2013), h. 112.

Page 56: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

43

dengan tujuan di samping agar berpenampilan lebih menarik juga agar

dapat dibedakan dengan obat yang lain sehingga tidak menimbulkan

kesalahan dalam mengonsumsi obat. Maka, kehalalannya ditentukkan

oleh bahan tambahan tersebut. 64

64

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, h.112.

Page 57: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

44

BAB III

PROFIL HIDAYATULLAH TV

A. Sejarah Singkat Hidayatullah TV

Televisi streaming adalah sebuah teknologi yang memungkinkan

distribusi data audio, video dan multimedia secara real time melalui internet,

agar bias diterima secara terus menerus. Streaming adalah proses pengiriman

data kontinu alias terus menerus yang dilakukan secara broadcast melalui

internet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada personal komputer

(klien).1

Televisi streaming Islam kian berkembang di Indonesia, ditandai

dengan munculnya 13 macam televise streaming yang bernafaskan Islami,

namun sebagian besar berisi tentang konten dakwah sedangkan Hidayatullah

TV mengangkat program berita yang berjudul, Liputan Utama.

Hidayatullah TV atau H-TV adalah salah satu media publikasi yang

dimiliki oleh Kelompok Media Hidayatullah (KMH). H-TV memproduksi

konten-konten berita dan non-berita dalam bentuk audio-visual, atau dikenal

dengan sebutan video. Kelompok Media Hidayatullah (KMH), Jum’at, 14

Maret 2014 secara resmi meluncurkan kanal informasi Hidayatullah TV atau

disingkat H-TV.2

1 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012), h. 199. 2 Surya Fachrizal Ginting, “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV”, artikel diakses

pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/ahlan-wa-sahlan-hidayatullah-

tv.html

Page 58: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

45

Selama masa perintisan ini, H-TV akan tayang melalui saluran internet

di www.hidayatullah.com. Sajian berita di H-TV belum melakukan siaran

secara penuh seperti layaknya stasiun televise terrestrial dan televise satelit.

Sajian H-TV baru bias dinikmati dengan mengklik video-video yang tersaji

pada laman tv.hidayatullah.com atau http://www.hidayatullah.tv. Pola sajian

ini dikenal dengan istilah video on demand atau memutar tayangan sesuai

permintaan pemirsa.3

Ada beberapa program yang terdapat di Hidayatullah TV, yaitu

Liputan Utama, Mutiara Hikmah, Serial Dai, Features dan liputan keumatan

yang lain. Liputan Utama adalah sebuah paket berita mendalam atau in-depth

news yang mengangkat tema-tema penting namun memiliki nilai berita yang

tidak cepat basi. Tayangan Liputan Utama diperbarui setiap Senin Pekan

Pertama dan Ketiga. Mutiara Hikmah adalah video ceramah singkat dan padat

yang berdurasi tidak lebih dari 5 menit. Tema-tema yang diangkat seputar

adab, motivasi, dan peringatan akan negeri akhirat. Program ini akan

diperbarui setiap hari Selasa pecan kedua dan keempat. Sajian H-TV juga

akan dilengkapi dengan sejumlah fitur interaktif yang berkaitan dengan tema

seperti tema seperti infografis serta berita dan artikel terkait. 4

H-TV lahir karena masih banyaknya televisi streaming Islam namun

kontennya berupa dakwah, belum adanya televisi streaming Islam yang

memuat dakwah dan program berita sebagai liputan utama, sehingga

3Surya Fachrizal Ginting, “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV”, artikel diakses

pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/ahlan-wa-sahlan-hidayatullah-tv.html 4Ginting, “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV”.

Page 59: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

46

muncullah Hidayatullah TV. Saat ini, H-TV masih bernaung di situs

Hidayatullah.com, karena masih dirintis untuk berdiri sendiri sehingga masih

ditempakan di kolom video di situs Hidayatullah.com.5

B. Visi dan Misi Hidayatullah TV

Hidayatullah adalah organisasi massa berbasis kader yang dibangun

atas manhaj sistematika Nuzulnya Wahyu, yaitu pemurnian akidah tauhid al-

Alaq ayat 1-5), khiththah hidup bersama al-Qur’an (al-Qalam ayat 1-7),

tarbiyahruhiyyah (al-Muzzammil ayat 1-7), gerakan dakwah (al-Muddatstsir

ayat 1-7) dan membangun lingkungan Islami (al-Fatihah ayat 1-7).

Visi Hidayatullah adalah membangun peradaban Islam. Sedangkan

misi Hidayatullah ada empat, yaitu :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya insani.

2. Mengintensifkan pelayanan umat melalui aktivitas sosial, pendidikan, dan

dakwah.

3. Mewujudkan kemandirian ekonomi.

4. Mendorong penegakkan Islam pada tingkat individu, keluarga,

masyarakat.

C. Struktur Redaksi Hidayatullah

Hidayatullah TV masih tergabung dalam Kelompok Media

Hidayatullah (KMH), Hidayatullah.com sehingga struktur redaksinya sama

dengan Hidayatullah.com. Struktur redaksi Hidayatullah Online :

5Wawancara Pribadi dengan Surya Fachrizal Ginting, Jakarta, 29 April 2014.

Page 60: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

47

Pemimpin Utama Hamim Thohari

Pimpinan Redaksi Mahladi Murni

Redaktur Pelaksana Ahmad Cholis

Hidayatullah TV Versi Online

Redaksi Surya Fachriza

Reporter Fachriza Ginting

Niesky

Kameramen Reza Ginting

Lintang Satria

Niesky

Videografi Boma

Video Edit Bondan Suharto

Administrasi Mamik

Marketing Hidayat Nugraha

Promosi Adhi

Program berita Utama di Hidayatullah TV tayang setiap Senin pecan

pertama dan ketiga, system penayangannya menggunakan video on demand,

yaitu siaran yang bias dilakukan secara berulang-ulang sesuai dengan

keinginan pemirsa sehingga pemirsa bias melihat tayangannya tanpa diatur

oleh jangka waktu tertentu.

Page 61: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

48

BAB IV

ANALISA DATA DAN PENEMUAN

Kasus yang diangkat oleh penulis adalah kasus tentang Terkepung Obat-

obatan Haram yang disiarkan melalui televisi streaming di Hidayatullah TV (H-

TV). H-TV menampilkan berita tersebut di program Liputan Utama. Berita

Terkepung obat-obatan haram menekankan bahwa banyaknya obat-obatan yang

beredar di Indonesia masih kurang yang sudah disertifikasi kehalalannya. Obat-

obatan yang beredar di Indonesia, belum sepenuhnya mendapatkan sertifikasi

halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Jumlah produk yang tersertifikasi halal

di Indonesia masih di bawah angka 1%. Dari 30.000 produk obat, hanya 22

produk obat yang telah lulus uji halal, menurut Lukmanul Hakim, Direktur

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama

Indonesia (LPPOM MUI), rendahnya angka tersebut karena sertifikasi halal

belum diwajibkan oleh pemerintah.1

H-TV memberitakannya melalui televisi streaming yang tayang melalui

saluran internet di www.hidayatullah.com dengan teknik video on demand atau

memutar tayangan sesuai permintaan pemirsa.2 H-TV merupakan televisi

streaming Islam yang mengangkat tema berita seputar dunia keIslaman salah

satunya berita tentang “Terkepung Obat-obatan Haram” yang tayang pada Senin,

17 Maret 2014.

1Surya FachrizalGinting, “TerkepungObat-obatan Haram,” artikeldiaksespada 22 April

2014 darim.hidayatullah.com/video/terkepung-obat-obatan-haram-2.html 2Ginting, “AhlanWaSahlanHidayatullah TV”.

Page 62: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

49

Oleh sebab itu, peneliti memilih program Liputan Utama dengan berita

„Terkepung Obat-obatan Haram‟ sebagai bahan yang akan dianalisis melalui

pesan-pesan dakwah yang direpresentasi melalui bahasa dan nilai-nilai jurnalime

profetik dan menggunakan metode penelitian studi kasus kualitatif. Objek yang

dapat diangkat sebagai kasus dalam penelitian studi kasus adalah kejadian atau

peristiwa (event), situasi, proses, program, dan kegiatan, dalam hal ini peneliti

akan menginterpretasi data dan generalisasi kasus tentang obat-obatan haram dan

halal yang belum di sertifikasi kehalalannya yang terkandung dalam berita

“Terkepung Obat-obatan Haram” di H-TV dan meneliti nilai-nilai jurnalisme

profetik di dalam berita tersebut, seperti yang akan dijelaskan berikut ini:

A. Representasi Pesan-pesan Dakwah Islam

Dalam bab ini peneliti akan mengolah data lalu mendeskripsikan data

dan mengklasifikasinya ke dalam kategori-kategori yang berbeda untuk

memperoleh validitas dan reliabilitas tentang pesan dakwah dan representasi

dalam berita tentang obat-obatan haram di program berita Liputan Utama di

H-TV. Peneliti akan mendeskripsikan pesan-pesan dakwah yang terdapat

dalam berita tersebut.

1. Representasi Stuart Hall

Dalam berita “Terkepung Obat-obatan Haram” di Liputan Utama H-

TV, mencerminkan bahwa H-TV adalah media Islam yang ingin memberikan

gambaran dan nilai-nilai keislaman dibalik berita-berita yang disajikan. H-TV

mengawali berita dengan wawancara dengan Menteri Kesehatan Nafsiyah

Mboi yang mengemukakan bahwa penggunaan obat-obatan haram boleh

Page 63: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

50

dikonsumsi jika keadaaan darurat. Wacana dari Menkes, menuai beragam

permasalahan karena obat-obatan yang mengandung bahan-bahan haram

mencakup babi, rambut manusia, alkohol, dan tulang babi yang pada dasarnya

diharamkan oleh Islam. H-TV merepresentasikan berita tersebut melalui

tayangan gambar babi dan obat yang ditampilkan di segmen 2 program

Liputan Utama di H-TV. Latar belakang H-TV mengangkat tema “Terkepung

Obat-obata Haram” karena maraknya obat-obatan yang beredar banyak yang

mengandung bahan-bahan haram.

Menurut Hall, pandangan realitas yang didominasi oleh kelompok

sosial di masyarakat memberikan pengaruh pada pembentukkan ideologi

melalui mana representasi dari realitas dunia tersebut tampak sebagai natural

atau alami. Ada tiga pokok bahasan dari Stuart Hall yaitu:

Tabel 1

Representasi Stuart Hall

No. Kategori Deskripsi

1. Ideologi Ideologi dimaksudkan untuk mengatur

masalah tindakan dan praktik individu

atau anggota suatu kelompok.

2. Budaya Secara formal budaya didefinisikan

sebagai tatanan pengetahuan,

pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap,

makna dan diwariskan dari generasi ke

generasi melalui usaha individu dan

kelompok.

Page 64: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

51

3. Bahasa Bahasa, sebagaimana dipahami oleh

kalangan strukturalis, merupakan

sistem penandaan. Realitas dapat

ditandakan secara berbeda pada

peristiwa yang sama. Makna timbul

dari proses pertarungan sosial, dimana

masing-masing pihak atau kelompok

saling mengajukan klaim

kebenarannya sendiri.

a. Ideologi

Ideologi membuat anggota dari suatu kelompok akan bertindak

dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka dan

memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas dan kohesi di dalam

kelompok.3

Ideologi yang disampaikan oleh H-TV adalah ideologi Islam.

Ideologi Islam adalah sistem politik yang berdasar akidah Islam.

Diungkapkan oleh Surya Fachrizal Ginting, redaksi Hidayatullah TV yaitu:

“Sebagai seorang muslim dan sebagai media Islam, prinsip utama

adalah kita yakin bahwa apa yang kita sampaikan ini semua kalau untuk

tulisan setiap huruf, setiap titik yang kita tulis kelak akan

dipertanggungjawaban di hadapan Allah Swt. entah itu akan di

pertanggungjawabkan di ahli kubur arau di akhirat.”

Pernyataan tersebut sesuai dengan nilai-nilai ideologi Islam. Islam

dilahirkan dari proses berfikir yang menghasilkan keyakinan yang tegh

3 Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:PT. LKiS

Printing Cemerlang, 2011), h. 13.

Page 65: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

52

terhadap keberadaan (wujud) Allah sebagai Sang Pencipta dan Pengatur

Kehidupan, alam semesta dan seluruh isinya. Syariat Islam tersebut

bersumber pada Al-Quran dan Al Hadist. Penganut ideologi Islam percaya

jika sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah Swt., saat kehidupan

bertujuan untuk mendapatkan ridha-Nya, dan setelah meninggal kembali

kepada-Nya dengan pertanggungjawaban.4

b. Budaya

Budaya adalah suatu konsep membangkitkan minat. Budaya dalam

representasi Stuart Hall didasarkan secara teoritis pada pengetauan yang

akurat tentang subjek bersangkutan. Dalam penelitian skripsi ini subjeknya

adalah Hidayatullah TV yang memberitakan setiap berita yang sesuai dengan

nilai-nilai Islam dan objeknya adalah kasus obat-obatan haram. Hidayatullah

TV sebagai media Islam menyampaikan berita yang berdasarkan nilai-nilai

ajaran Islam. Masyarakat muslim wajib mengonsumsi pangan dan obat-

obatan yang berbahan dasar halal karena itu sudah menjadi kewajiban dan

budaya bagi masyarakat muslim. Pernyataan Menkes tentang

membolehkannya penggunaan obat-obatan haram jika dalam keadaan darurat,

meresahkan umat muslim karena bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.

H-TV merepresentasikan budaya muslim dalam pernyataan Ketua MUI,

Ma‟ruf Amin yang mengatakan bahwa mengonsumsi obat-obatan halal

adalah kewajiban dalam Islam sehingga Pemerintah wajib menyediakannya.

4 Risna Febriani, “Ideologi Islam,” artikel diakses pada 4 Oktober 2014 dari

blog.ub.ac.id/risnafebriyani/2012/06/07/ideologi-Islam

Page 66: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

53

c. Bahasa Sebagai Arena Pertarungan Sosial

Wacana di sini dipahami sebagai arena pertarungan sosial, dan

semuanya diartikulasikan lewat bahasa. Bahasa dan wacana disini dianggap

sebagai arena pertarungan sosial, dan bentuk pendefinisian realitas.5 Dalam

penelitian tentang bahasa terdapat daftar wawancara Hidayatullah TV dengan

beberapa narasumber terkait dengan kasus sertifikasi halal pada obat-obatan.

Tabel 2

Representasi Pesan Obat Halal dan Haram

No. Wawancara Narasumber Pernyataan

1. Menteri Kesehatan, Nafsiyah

Mboi

Obat banyak mengandung

zat-zat yang tidak halal

Sertifikasi halal untuk

produk farmasi tidak perlu

dilakukan

Zat-zat yang tidak halal dalam obat

dimaknai dengan penggunaan

bahan-bahan obat yang haram yaitu

babi dan alkohol.

Pernyataan Ntersebut memicu

kontroversi, karena sebagai umat

muslim wajib mengkonsumsi obat-

obatan yang halal dan wajib

hukumnya namun Menkes menilai,

obat-obatan tidak perlu di sertifikasi,

bertentangan dengan ajaran Islam

yang mengharuskan setiap muslim

harus mengkonsumsi makanan,

minuman dan obat-obatan yang

halal.

5Eriyanto,ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta:PT. LKiS

Printing Cemerlang, 2011), h.29-30.

Page 67: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

54

Untuk sementara kami

mengusulkan supaya obat

dan vaksin di ini dulu deh

di pisahkan dulu,

dibedakan dulu dari

makanan dan minuman.

Mayoritas bahan baku

obat berasal dari Luar

negeri sehingga kehalalan

akan sulit.

Karena kondisi darurat

obat-obatan berbahan

Vaksin digunakan untuk tubuh

sehingga cairan vaksin masuk ke

dalam tubuh, sama halnya dengan

produk pangan dalam proses

penggunaannya di dalam tubuh.

Menurut Ketua MUI Dr. KH. Ma‟ruf

Amin, dalam Islam, hukum

mengonsumsi obat dan vaksin

sebenarnya sama dengan hukum

mengonsumsi produk pangan, yakni

harus yang halal. Hal tersebut antara

lain didasarkan pada hadits Nabi

Saw., yang diriwayatkan oleh Abu

Daud dari Abu Darda yang berbunyi

: “Allah telah menurunkan penyakit

dan obat serta menjadikan obat bagi

setiap penyakit. Maka berobatlah

dan janganlah berobat dengan benda

yang haram.”6

Pendaftaran sertifikasi halal obat

tidaklah sulit, karena perusahaan

asing yang akan mensertifikasi

kehalalan produk obatnya, jika

berdasarkan fakta bahwa obat-

obatan tersebut bahannya halal dapat

didaftarkan ke LPPOM MUI.

Kondisi darurat halal obat-obatan

tidak bisa dinyatakan darurat saja

6 FM, “BPJS Beroperasi, Quo Vadis Obat Halal,” artikel di akses pada 4 Oktober 2014

dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil page/8/1859

Page 68: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

55

haram boleh saja

digunakan.

Obat kalo disertifikasinya

halal gimana dan

sebagainya, sedangkan

pasien membutuhkan

gimana.

tanpa landasan dasar yang kuat. Obat

yang dapat dikatakan darurat jika

bila obat tersebut tidak dikonsumsi

akan menimbulkan kematian, cacat

fisik dan cacat mental. Tidak bisa

semua obat dikatakan haram, karena

obat-obatan haram wajib

disertifikasi halal seperti yang

tercantum dalam Undang-undang

Jaminan Produk Halal (UU JPH).

Namun sertifikasi halal juga perlu

dilakukan untuk melindungi hak

pangan konsumen yang perlu

mengonsumsi pangan yang halal.

Dalam UU NO.88 TAHUN 1999

tentang perlindungan konsumen,

pasal 4 (a) disebutkan bahwa

mengkonsumsi termasuk konsumen

muslim berhak untuk mendapatkan

barang yang nyaman di konsumsi

olehnya, nyaman bagi konsumen

muslim adalah bahwa barang

tersebut tidak bertentangan dengan

kaidah agama/ halal.7

2. Ketua Majelis Ulama

Indonesia (MUI), Ma‟ruf Amin

Menkes telah membuat

Pernyataan Menkes yang

7 Wiku Adi Sasmito, “Analisis Kebijakan Nasional MUI dan BPOM Dalam Labeling

Obat dan Makanan,” Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 4 Oktober 2014, h.

7.

Page 69: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

56

pernyataan yang

menyesatkan.

Mengkonsumsi obat-obatan

halal adalah kewajiban

dalam Islam sehingga

pemerintah juga wajib

menyediakannya.

menyesatkan tentang kasus darurat

obat haram boleh dikonsumsi tidak

berdasar atas dalil yang kuat. Obat-

obatan dapat disertifikasi halal

dengan mendaftarkannya di LPPOM

MUI. Umat muslim wajib

mengonsumsi obat-obatan yang

halal.

Pemerintah wajib menyediakan

obat-obatan halal bukan justru

mengatakan bahwa semua obat

haram boleh dikatakan darurat.

Umat Islam wajib hukumnya

mengkonsumsi obat-obatan yang

halal.

3. Konsumen, Lie

Percaya ga percaya banget

jadi kita harus lebih teliti

ya.

Saya lihat brosurnya dulu,

dibuka dulu dalamnya

Konsumen tidak mengetahui tentang

maraknya obat-obatan haram yang

beredar di Indonesia bahwa dari

30.000 obat hanya 22 produk obat

saja yang sudah disertifikasi halal.

Ini merupakan cara konsumen untuk

mengetahui status halal haram obat,

kandungan obat dan efek samping

obat yang akan dikonsumsi.

4. Pedagang obat, Evaldi

Kami gak pernah

mengetahui yang seperti itu.

Pedagang tidak mengetahui status

kehalalan obat yang akan dijual

kepada konsumen.sehingga perlu

diberikan penyuluhan tentang kasus

halal dan haram obat.

Page 70: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

57

5. Guru Besar, Fakultas

Kedokteran, Universitas

Indonesia, Prof. Jurnalis Udin

99% dokter di Indonesia

tidak tahu akan banyaknya

bahan-bahan haram yang

ada pada obat-obatan.

Prof. Jurnalis Udin mengungkapkan

bahwa hanya sedikit dokter yang

mengetahui tentang obat-obatan

halal dan haram. Sebagian besar

dokter tidak mengetahui kejelasan

status halal dan haram obat.

6. Ketua Pengurus Besar Ikatan

Dokter Indonesia (IDI), Zaenal

Abidin,

Dokter membutuhkan

kejelasan status halal haram

obat agar bisa memberikan

pilihan kepada pasien.

Sertifikasi kehalalan obat belum

sepenuhnya ditanggapi oleh

pemerintah sehingga banyaknya

obat-obatan yang beredar membuat

dokter yang mempunyai tingkatan

yang lebih tinggi dari pasien perlu

mengetahui tentang obat-obatan apa

saja yang telah tersertifikasi halal.

7. Direktur LPPOM MUI,

Lukmanul Hakim,

Tidak sampai satu persen

ternyata obat yang

diregistrasi di badan POM,

akibat apa?, akibat dari sifat

sertifikasi kita yang

sukarela.

Sertifikasi halal dalam no.69/1999

pasal 11 ayat 1 yang menyebutkan

bahwa sertifikasi halal „bersifat

sukarela. Sehingga produsen obat

hanya sedikit yang mendaftarkan

produk kehalalan obatnya di

LPPOM MUI.

Page 71: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

58

Obat-obatan yang ditayangkan Hidayatullah TV berbentuk tablet dan

kapsul. Untuk obat dalam bentuk sediaan obat berupa dragee dan kaplet sering

ditambahkan bahan lain seperti pemanis dan pewarna. Pemanis yang biasa

digunakan adalah gula, sorbitol dan pemanis sintetik seperti sacharin, dan

siklamat. Pewarna digunakan dalam pembuatan obat dengan tujuan di samping

agar berpenampilan lebih menarik juga agar dapat dibedakan dengan obat yang

lain sehingga menimbulkan kesalahan dalam mengonsumsi obat. Maka

kehalalannya ditentukkan oleh bahan tambahan tersebut. Untuk obat dalam bentuk

kapsul kehalalannya ditentukkan oleh cangkang kapsul yang digunakan. Sebab,

cangkang tersebut dapat terbuat dari gelatin dan gliserol. Gelatin dapat berasal

dari tulang atau kulit babi, sapi, dan ikan sedangkan gliserol merupakan hasil

hidroilis lemak atu minyak. Kapsul jenis ini banyak dibuat dari gelatin babi

karena hasilnya lebih bagus dan murah.8 Obat yang haram mengandung alkohol

yaitu yang beredar luas di pasaran serta kerap kali digunakan oleh masyarakat

seperti Woodsy, Viks Formula 44, OBH Combi, Benadryl, Alphadryl,

Expectorant, Alerin, Caladryl, Eksedryl, Indaryl dan Bisolvon.9

Dalam hal ini, permasalahan dalam tayangan H-TV di program Liputan

Utama tentang obat-obatan haram yaitu berawal dari pernyataan yang dikeluarkan

Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi dalam rekaman video H-TV edisi 17 Maret

2014 di segmen satu,

“Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiyah Mboi, mengakui

obat-obatan yang beredar di Indonesia banyak yang mengandung zat-zat

8 Sopa, Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia ( Jakarta: GP Press 2013), h. 112.

9 Sopa, Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia, h. 113.

Page 72: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

59

yang tidak halal. Karena itu, Menkes menilai sertifikasi halal untuk

produk-produk farmasi termasuk obat tidak perlu dilakukan.

(Wawancara Menkes, Nafsiyah Mboi) untuk sementara waktu kami

mengusulkan supaya obat dan vaksin di ini dulu deh dipisahkan dulu,

dibedakan dulu dari makanan dan minuman, itu saja yang kita usulkan

sekarang.

Menkes menambahkan mayoritas bahan baku obat berasal dari luar

negeri sehingga audit kehalalan akan sulit dilaksanakan karena kondisi

darurat Menkes menilai obat-obatan berbahan haram tersebut boleh saja

digunakan.”

Dalam naskah berita tersebut menjelaskan bahwa Menkes menilai bahwa

obat-obatan haram yang beredar di indonesia boleh di konsumsi jika dalam

keadaan darurat. Darurat dalam obat terdapat klasifikasinya tersendiri, yaitu obat

yang dapat dikatakan darurat jika tanpa mengonsumsi obat tersebut dapat

menyebabkan kematian, cacat mental atau membahayakan tubuh. Menteri

Kesehatan Nafsiyah Mboi, memaparkan bahwa obat-obatan dapat dikatakan

darurat karena dalam proses sertifikasi halal dari MUI terlalu rumit dan

memakan waktu yang lama. Namun, menurut Lukmanul Hakin, Direktur

LPPOM MUI menuturkan, biaya sertifikasi ditentukkan berdasarkan beberapa

kriteria, antara lain golongan perusahaan (besar, menengah kecil), jumlah

produk, jumlah bahan, tingkat kekritisan bahan terhadap kehalalan produk dan

kemampuan sistem jaminan halal perusahaan dalam menjaga keberlangsungan

kehalalan produk sertifikasi halal berlaku. Pembiayaan sertifikasi halal menganut

pembiayaan per jenis produk, sehingga beban biaya sertifikasi halal setiap

Page 73: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

60

kemasan produk bisa jadi dibawah 1%. Besarannya dari Rp 500 ribu sampai Rp

2 juta per jenis produk.10 H-TV merepresentasikannya melalui pernyataan.

“Menkes menambahkan mayoritas bahan baku obat berasal dari luar

negeri sehingga audit kehalalan akan sulit dilaksanakan karena kondisi

darurat, Menkes menilai obat-obatan berbahan haram tersebut boleh saja

digunakan.”

Hal ini kemudian menjadi permasalahan yang dikupas secara mendalam

oleh H-TV yang berawal dari pernyataan Nafsiyah Mboi lalu dibahas di Liputan

Hidayatullah TV.

MUI bertujuan untuk menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan

Islam yang dinamis dan efektif sehingga mampu mengarahkan dan mendorong

umat Islam untuk melaksanakan akidah islamiyah, ibadah, dan muamalah

duniawi yang sesuai dengan tuntunan Islam akhlak karimah untuk mewujudkan

masyarakat yang aman, damai, adl dan makmur rohaniah dan jasmaniah yang

diridai Allah Swt. bahasa dalam representasi Stuart Hall dipahami sebagai arena

pertarungan sosial, pernyataan Menkes dengan MUI yang berbeda menyebabkan

perang mana dan perbedaan pendapat yang berimbas kepada pandangan

masyrakat yang meragukan pernyataan dari Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi.

Dalam Undang Undang no.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pasal 4

(a) disebutkan bahwa setiap konsumen termasuk konsumen muslim berhak

untuknya mendapatkan barang yang nyaman di konsumsi olehnya, nyaman bagi

konsumen muslim adalah bahwa barang tersebut tidak bertentangan dengan

10

Nurbawa, “Sertifikasi Halal Mahal? Ternyata Murah,” artikel diakses pada 6 Oktober

2014 dari http://www.halalmui.org/newMUI/indexphp/main/detil page/8/1982

Page 74: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

61

kaidah agama yang halal. Setiap muslim wajib mengetahui kaidah halal dan

haram dalam obat sehingga perlu untuk memilih sertifikasi obat yang halal untuk

dikonsumsi.11

Representasi dimaknai dengan fakta yang di ungkapkan oleh Guru Besar

Universitas Yarsi, Profesor Jurnalis Udin mengungkapkan bahwa 99% dokter di

Indonesia tidak tahu akan banyaknya bahan-bahan haram yang ada pada obat.

Titik kritis bahan-bahan haram obat terletak pada zat-zat kimia sintetik, serta

komponen bahan yang digunakan dalam pembuatan obat teridri atas bahan aktif

obat dan bahan famaseutik.12

Produk obat-obatan halal yang dikeluarkan MUI

per November-Desember 2013 yaitu Lumbricum, Verum, Menveo

meningococcal group A, C, W135, Y Conjugate Vaccine, Fresh Care, Fresh

Care Green Tea, Fresh Care Lavender, Fresh Care Fruity, Fresh Care Strong,

Fresh Care Sandalwood, Fresh Care Minyak angin Aromatherapy Sport Fresh

Care minyak angin, Aromatherapy Aquamarine, Fresh Care Rose, Fresh Care

Teen Buble Gum, Fresh Care Teen Happy Cherry, Fresh Care Teen Passion

Fruit, MENVAC ACYW135 VACC, NE.13

Proses sertifikasi halal obat melalui LPPOM MUI, yaitu dengan

menganalisa komponen-komponen obat, menganalisa kandungan-kandungan

bahan dalam obat sehingga dapat dikategorikan obat yang mengandung bahan

haram. Proses yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama sehingga Menteri

11

Wiku Adi Sasmito, “Analisis Kebijakan Nasiona MUI dan BPOM Dalam Labeling

Obat dan Makanan,” Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 4 Oktober 2014. 12

Sopa, Sertifikasi Halal Majelis Ulama Indonesia ( Jakarta: GP Press 2013), h. 110. 13

Majelis Ulama Indonesia, “Daftar Belanja Produk Halal,” artikel diakses pada 6

Oktober 2014 dari www.halalmui.org/images/stories/pdf/LSH/produkhalal.pdf

Page 75: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

62

Kesehatan, Nafisyah Mboi mengeluarkan pernyataan tersebut agar tidak

menyulitkan pasien dalam memilih-milih obat yang haram dan halal. Namun,

MUI menolak pernyataan dari Menteri Kesehatan, karena menurut Ketua MUI,

Ma’ruf Amin obat-obatan halal wajib dikonsumsi oleh masyarakat muslim.

Keadaan darurat yang dimaksud dalam obat-obatan haram dalam Islam yaitu

ketika tidak ada alternatif obat yang lain dan tidak ada jalan keluar lain selain

mengonsumsi obat-obatan. Dalam kasus obat-obatan haram di Hidayatullah TV

yang direpresentasikan oleh Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi, secara jelas

mengungkapkan bahwa semua obat-obatan haram boleh dikonsumsi karena

darurat. Namun, sebenernya ada cara untuk mensertifikasi halal yaitu dengan

melaporkan obat yang belum disertifikasi halal ke LPPOM MUI.

Menurut data, dari rekaman video H-TV, obat yang telah disertifikasi halal

masih kurang dari 1 persen dari 99 persen. Dari 30.000 produk obat yang

beredar di Indonesia hanya 22 produk saja yang telah tersertifikasi halal.

Penggunaan obat-obatan yang telah disertifikasi halal diperlukan oleh umat

muslim, dalam hal ini H-TV dalam rekaman video “Terkepung Obat-obatan

Haram”, merepresentasikan obat-obatan yang beredar dengan gambar babi di

tayangan tersebut. Berikut petikan naskah berita tersebut:

“Status halal haram produk obat di indonesia memang sulit

diketahui/jangankan masyarakat awam, dokter pun sangat sedikit yang

mengetahui tentang hal ini. Pada tahun 2008, Guru besar Fakultas

Kedokteran Universitas Yarsi Prof. Jurnalis Udin mengungkapkan 99

persen dokter di Indonesia tidak tahu akan banyaknya bahan-bahan

haram yang ada pada obat-obatan/karena dokter cuman tahu tentang

Page 76: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

63

bahan aktif obat, khasiat obat, indikasi dan kontra indikasi obat, efek

samping, dosis dan kemasan obat saja. Ikatan Dokter Indonesia atau IDI

juga mengetahui hal tersebut, Ketua Pengurs Besar IDI, Zainal Abidin

mengatakan dokter membutuhkan kejelasan status halal haram obat agar

bisa memberikan pilihan kepada pasien.”

H-TV merepresentasikan berita tersebut melalui pernyataan yang

dikemukakan oleh Ketua IDI, Zaenal Abidin mengungkapkan bahwa sebagian

besar dokter belum mengetahui spesifikasi obat halal dan haram dan mengenai

pentingnya kejelasan status halal dan haram obat agar masyarakat menjadi

aman dalam mengonsumsi obat-obatan. Obat-obatan yang halal dapat di

sertifikasi kehalalannya, namun peran pemerintah dalam membangun

kesadaran masyarakat agar masyarakat menjadi sadar akan obat-obatan haram

dan halal belum sepenuhnya dilakukan, sehingga respon masyarakat menjadi

mendaruratkan obat haram yang hendak dikonsumsi akibat pernyataan dari

Menteri Kesehatan. Ketua IDI, Zaenal Abidin menilai, pemerintah perlu

melakukan sertifikasi halal obat terhadap produsen-produsen obat karena

semua elemen masyarakat, terutama pasien dan dokter wajib mengetahui obat

yang halal dan haram agar dapat memberikan alternatif pilihan obat kepada

pasien. Surya Fachrizal Ginting selaku redaksi dari H-TV mengungkapkan

bahwa H-TV berpihak kepada umat sehingga H-TV merepresentasikan bahasa

sebagai bahan arena pertarungan sosial agar masyarakat menjadi semakin

paham pentingnya memilih dan membedakan obat-obatan yang beredar di

pasaran Indonesia, baik yang halal maupun yang haram. Berikut wawancara

peneliti dengan Surya Fachrizal Ginting :

Page 77: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

64

“kalau dalam hal ini kita disini, berpihak jelas berpihak, yang kita

pihak disini adalah umat islam dan karena pada saat ini, pada saat berita

itu diturunkan yang bersuara merepresentasikan kepentingan umat islam

disitu ya LPPOM MUI yang mengatakan bahwa ada hak-hak kita yang

diabaikan dan ada hak-hak kita yang dilanggar bahwa setiap muslim itu

berhak mendapatkan produk halal atau barang konsumsi yang halal ,

yang belum dipenuhi dan itu harus dipenuhi oleh pemerintah tadi, dan

kita baru berpihaknya, mungkin kalo disini kalo dibilang berpihak ya

dalam hal ini keberpihakan kepentingan umat, kita berpihak pada

kepentingan umat islam yang direpresentasikan disini oleh MUI yang

melontarkan bahwa fakta ini ada dan orang belum banyak yang

melakukan apa-apa untuk itu.”

Pemerintah dalam menangani sertifikasi halal tidak memiliki aturan yang

jelas mengenai wajibnya produsen obat-obatan mendaftarkan status kejelasan

obat halal dan haramnya di LPPOM MUI. Dalam Peraturan Pemerintah

no.69/1999 pasal 11 ayat 1 dinyatakan bahwa pencatuman tulisan halal pada

dasarnya “bersifat sukarela”. Ketentuan ini sejalan dengan ketentuan

sebelumnya yaitu penjelasan pasal 10 ayat 1 yang menyatakan bahwa

pencantuman keterangn halal atau tulisan “halal” pada label pangan merupakan

“kewajiban” apabila pihak yang memproduksi dan atau memasukkan pangan

ke dalam wilayah indonesa menyatakan (mengklaim) bahwa produknya halal

bagi umat Islam.14

Namun pada tanggal 25 September 2014, rapat paripurna

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan UU Jaminan Produk Halal

(UU JPH). Pemerintah memiliki waktu lima tahun untuk menerbitkan delapan

peraturan pemerintah, dua peraturan menteri dan peraturan pendukung lainnya.

Ditargetkan pada 2019, UU JPH bisa diterapkan dan sertifikat halal bersifat

14

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: GP Press,

2013), h. 27.

Page 78: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

65

wajib. Sanksi akan diberikan bagi perusahaan yang sudah memenuhi kriteria

namun mengulur-ngulur sertifikasi halal. Begitu pula dengan produsen yang

memalsukan kehalalan produknya dan perusahaan yang tidak konsisten

menjaga kehalalan produknya setelah disertifikasi.15

Selain melalui ideologi, budaya dan bahasa, representasi Stuart Hall juga

menggunakan kajian isi media dalam menganalisis beritanya. Menurut Stuart

Hall,media memainkan peranan penting. Media tidaklah secara sederhana

dipandang refleksi dari konsensus, tetapi media mereproduksi dan

memapankan definisi dari situasi yang mendukung dan melegitimasi suatu

struktur, mendukung suatu tindakan dan mendelegitimasi tindakan lain.16

Dalam berita “Terkepung Obat-obatan Haram” di Liputan Utama H-TV,

mencerminkan bahwa H-TV adalah media Islam yang ingin memberikan

makna-makna dan nilai-nilai keislaman dibalik berita-berita yang disajikan. H-

TV mengawali berita dengan wawancara dengan Menteri Kesehatan Nafsiyah

Mboi yang mengemukakan bahwa penggunaan obat-obatan haram boleh

dikonsumsi jika keadaaan darurat. Wacana dari Menkes, menuai beragam

permasalahan karena obat-obatan yang mengandung bahan-bahan haram

mencakup babi, raambut manusia, alkohol, dan tulang babi yang pada dasarnya

diharamkan oleh Islam. H-TV merepresentasikan berita tersebut melalui

tayangan gambar babi dan obat yang ditampilkan di segmen 2 program Liputan

15

Fitria Rahmadianti, “Inilah Rangkuman Hasil Pengesahan UU Jaminan Produk

Halal,” artikel diakses pada 6 Oktober 2014 dari

http://food.detik.com/read/2014/09/26/185037/270271/16/901/inilah-rangkuman-hasil-

pengesahan-UU-jaminan-produk-halal 16

Eriyanto, ANALISIS WACANA: PengantarAnalisisTeks Media,

(Yogyakarta:PT. LKiS Printing Cemerlang, 2011), h. 27-28.

Page 79: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

66

Utama di H-TV. Latar belakang H-TV mengangkat tema “Terkepung Obat-

obata Haram” karena maraknya obat-obatan yang beredar banyak yang

mengandung bahan-bahan haram.

H-TV adalah media Islam yang menyuarakan suara-suara kaum

muslimin. Dalam membuat berita terutama di program berita Liputan Utama,

isi media H-TV memberitakan berita seputar dunia keIslaman dan berita yang

mendukung kebaikan umat muslim. H-TV merepresentaskan berita yang

mendukung kebaikan umat muslim, berikut wawancara peneliti dengan Surya

Facrizal Ginting, redaksi dari H-TV, yaitu sebagai berikut:

“Secara garis besar, liputan-liputan utama dari hidayatullah tv

menyampaikan berita-berita yang sifatnya, curentaffair, berita-berita yang

currentaffair , yang ga berbatas cuman masalah fiqih tapi luas dan semua

itu bisa dibahas disitu dan kita liputan utama itu ,ya harapannya karena

kita membuat suatu berita bukan membuat berita yang model yang stok ya,

bukan berita yang sport news atau berita yang hard news yang tiap hari

diliput harus muncul hari itu juga atau saat itu diliput ditampilkan besok

uda basi,ngga gitu, jadi kita bikin sifatnya produk jurnalistik yang berita ,

berita-berita berkedalaman yang manfaatnya untuk jangka waktu yang

lama , jadi bisa dibilang membuat berita-berita dokumenter ya semacam

berita-berita dokumenter.”

Representasi yang dikemukakan oleh Menteri Kesehatan menuai

berbagai kecaman dari berbagai pihak. Karena, jika obat-obatan halal dan

haram bisa diteliti kandungan dan komponen obat-obatnya halal atau haram

berarti masih ada alternatif dan solusi untuk sertifikasi halal dan haram.

Sertifikasi halal obat dilakukan oleh MUI, diteliti oleh LPPOM MUI yang

nantinya hasilnya dikeluarkan melaui fatwa MUI.

Page 80: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

67

2. Pesan-pesan Dakwah Islam

Pesan dakwah merupakan cara berkomunikasi da‟i kepada mad‟u. Isi

pesan dakwah yang akan diteliti oleh peneliti yaitu pesan dakwah dalam

berita televisi streaming, “Terkepung Obat-obatan Haram”. Peneliti akan

menguraikan dan mengolah data dalam berita tentang obat-obatan haram

sesuai dengan kategori yang telah ditentukan yaitu akidah, syariah dan

akhlak. Pesan-pesan dakwah dibedakan menjadi tiga kategori permasalahan

pokok yaitu:

Tabel 3

Sub Kategori Pesan Dakwah

No. Kategori Sub Kategori

1. Aqidah a. Iman Kepada Allah

b. Iman Kepada Malaikat

c. Iman Kepada Kitab-kitab

d. Iman Kepada Rasul

e. Iman Kepada Hari Kiamat

f. Iman Kepada Qadha dan

Qadar

2. Syariah a. Ibadah

b. Muamalah

3. Akhlak a. Akhlak Kepada Allah

b. Akhlak Kepada Manusia

c. Akhlak Kepada Lingkungan

Page 81: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

68

1. Pesan Akidah

Dalam berita obat-obatan halal haram, akidah diartikan sebagai suatu

kepercayaan, keyakinan dan akidah dapat disebut juga sebagai iman. H-TV

adalah media Islam yang menyampaikan berita secara jujur dan sesuai dengan

fakta. Dalam wawancara peneliti dengan narasumber Surya Fachrizal Ginting

terdapat pesan-pesan akidah yang terdapat dalam wawancara berikut:

“sebagai seorang muslim dan sebagai media Islam, prinsip utama adalah

kita yakin bahwa apa yang kita sampaikan ini semua kalau untuk tulisan

setiap huruf, setiap titik yang kita tulis kelak akan dipertanggung

jawabkan di hadapan Allah Swt. Entah itu akan dipertanggung jawabkan

di ahli kubur atau di akhirat dan kita harus, harus kita pahami bahwa kita

menulis berita bukan sekedar cuman untuk mendapatkan gelar atau untuk

mendapatkan jenjang karir atau untuk mendapatkan hadiah-hadiah

penghargaan, kewartawanan dan sebagainya. Kita hanya yakin bahwa

tugas ini yang kita buat oleh seorang wartawan yakinlah, kelak akan di

mintai pertanggung jawaban, supaya kita gak macem-macem, membuat

berita yang naudzubillah, membuat suatu berita bohong, yang penuh

dengan karangan.”

Pesan dakwah akidah terbagi menjadi beberapa sub kategori yaitu

berdasarkan enam rukun iman yaitu Iman kepada Allah, Iman kepada Rasul,

Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitabnya, Iman kepada Hari kiamat dan

Iman kepada Qadha dan Qadhar. Pesan dakwah iman kepada Allah Swt.

terkandung dalam kutipan wawacara Surya Fachrizal Ginting,

“Setiap titik yang kita tulis kelak akan dipertanggung jawabkan di

hadapan Allah Swt.”

Hal ini menunjukkan bahwa setiap berita yang akan ditulis oleh

wartawan muslim agar lebih berhati-hati dan berlandaskan pada fakta yang

konkrit, tidak bohong dan tidak merugikan berbagai pihak atau salah satu

Page 82: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

69

pihak karena setiap tulisan dan huruf yang ditulis oleh wartawan, jika kita

beriman kepada Allah Swt., maka akan di pertanggung jawabkan lagi di

hadapan Allah setiap kata yang ditulis.

Pesan dakwah yaitu iman kepada hari kiamat ditunjukkan melalui

kutipan wawancara,

“Entah itu akan dipertanggung jawabkan di ahli kubur atau di akhirat

dan kita harus, harus kita pahami bahwa kita menulis berita itu bukan

cuman sekedar untuk mendapatkan jenjang karir atau untuk mendapatkan

hadiah-hadiah penghargaan, kewartawanan dan sebagainya. Kita hanya

yakin bahwa tugas ini yang kita buat oleh seorang wartawan yakinlah,

kelak akan dimintai pertanggung jawaban.”

Pertanggung jawaban yang dimaksud dalam kutipan tersebut adalah

pertanggung jawaban berita yang disampaikan oleh wartawan pada hari

kiamat, di ahli kubur maupun di akhirat.

2. Pesan Syariah

Pesan dakwah kategori pesan syariah adalah suatu peraturan atau

hukum yang berdasarkan syariat Islam yang perlu dipatuhi segala

ketentuaannya. Sub kategori syariah adalah ibadah dan muamalah. Pesan

ibadah dalam syariah terdapat pada wawancara narasumber dengan Surya

Fachrizal Ginting,

“kalo dibilang berpihak ya dalam hal ini keberpihakan kepentingan

umat, kita berpihak kepada kepentingan umat Islam yang

direpresentasikan disini oleh MUI yang melontarkan bahwa fakta ini ada

dan orang belum banyak melakukan apa-apa untuk itu.”

Pesan ibadah dalam hal ini, adalah ibadah sosial yaitu kegiatan

interaktif antara seseorang individu dengan pihak lain yang dibarengi dengan

kesadaran diri sebagai hamba Allah Swt. Ibadah dalam konteks wawancara

Page 83: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

70

tersebut adalah ibadah yang bertujuan untuk kemaslahatan umat yang

ditunjukkan untuk mencapai ridho Allah berupa amal saleh. Hukum Islam

sejalan dengan kemaslahatan umat (muthabiq li mashalih al-ummah)

mengingatkan adanya hukum tidak hanya untuk kepentingan hukum sendiri

melainkan untuk mengatur kehidupan manusia agar tercipta kemaslahatan

yang universal, bahkan kadang kemaslahatan umat dapat dijadikan tolak ukur

suatu hukum.17

Muamalah yaitu peraturan yang mengatur hubungan antara sesama

manusia,dalam konteks ini yang akan dibahas mengenai hukum Islam. Islam

mengharamkan obat-obatan yang belum disertifikasi kehalalannya karena

cenderung menggunakan zat-zat haram yang dilarang oleh hukum Islam yaitu

zat-zat haram yang mengandung babi dan campuran alkohol, namun Menteri

Kesehatan Nafsiyah Mboi mengungkapkan pernyataan dalam video

“Terkepung Obat-obatan Haram”, bahwa obat-obatan yang belum

disertifikasi halal sulit dalam prosedur sertifikasi halal sehingga obat-obatan

yang belum tersertifikasi halal, boleh hukumnya digunakan dalam keadaaan

darurat. Hukum Islam menganut hukum kausalitas (sababiyah) yakni adanya

sesuatu disebabkan sesuatu pula. Maraknya obat-obatan haram yang beredar

di Indonesia dikarenakan sulitnya sertifikasi kehalalan obat dan Peraturan

Pemerintah No.69/1999 pasal 11 ayat 1 dinyatakan bahwa pencantuman pada

17

Muhaimin, dkk., Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Kencana,

2005), h. 291.

Page 84: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

71

tulisan halal, “bersifat sukarela”.18 Sehingga produsen obat hanya kurang dari

1% yang mendaftarkan sertifikasi halal.

3. Pesan Akhlak

Akhlak berarti budi pekerti, etika dan moral. Akhlak terbagi menjadi

tiga kategori yaitu akhlak kepada Allah, akhlak kepada manusia dan akhlak

kepada hewan dan tumbuhan. Akhlak kepada Allah ditunjukkan dengan

mempertanggung jawabkan segala perbuatan di hadapan Allah, seperti yang

dikemukakan oleh Surya Fachrizal Ginting. Akhlak kepada manusia

tergambar pada narasi berita obat-obatan haram, yaitu:

“Ketua MUI, Ma‟ruf Amin mengatakan mengkonsumsi obat-

obatan halal adalah kewajiban dalam Islam sehingga pemerintah wajib

menyediakannya.”

Akhlak kepada manusia dengan cara bertoleransi, adil, saling tolong

menolong, dan saling menghargai.

B. Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Pada Berita Obat-obatan Haram

H-TV dalam menayangkan beritanya dan menjalankan kinerja

jurnalistik berpedoman kepada nilai-nilai jurnalisme profetik. Jurnalisme

profetik yaitu suatu bentuk jurnalisme yang tidak hanya melaporkan berita dan

masalah secara lengkap, jelas, jujur, serta aktual tetapi juga memberikan

prediksi serta petunjuk ke arah perubahan, transformasi, berdasarkan cita-cita

etik dan profetik islam. Ia menjadi jurnalisme yang secara sadar dan

18

Dr. Sopa, M.Ag., Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia, (Jakarta: GP

Press, 2013), h. 27.

Page 85: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

72

bertanggungjawab memuat kandungan nilai-nilai dan cita islam.19

Berikut

akan dipaparkan nilai-nilai jurnalisme profetik yang terkandung dalam

wawancara narasumber, yaitu :

Tabel 5

Nilai-nilai Jurnalisme Profetik Pada Pesan Obat-obatan Halal dan Haram

No. Narasumber Shidiq Amanah Tabligh Fathanah

1. Menteri

Kesehatan,

Nafsiyah

Mboi, obat

haram boleh

digunakan

dalam keadaan

darurat

Tidak

berdasar

pada fakta

Tidak

berdasar

pada dalil

yang kuat

Informasi

diragukan

Tidak

memberikan

solusi

dalam

situasi yang

sedang

terjadi

2. Ketua MUI,

Ma‟ruf Amin,

MUI

menyesatkan

Berdasar

pada fakta

Berdasar

fakta yang

dapat

dipercaya

Fakta yang

disampaikan

berdasarkan

kewajiban

dalam Islam

Pernyataan

sesuai

dengan

solusi yang

dibutuhkan

umat

muslim

19

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Dakwah: Visi dan Misi Dakwah Bil

Qalam, (Bandung: PT Remaja Rosdaakarya, 2003), h. 35.

Page 86: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

73

3. Konsumen,

Lie

Informasi

sesuai fakta

Sumber

yang jelas

yaitu obat-

obatan

- Konsumen

tidak

mengetahui

obat yang

haram dan

halal yang

dijual di

pasaran

4. Pedagang,

Evaldi

Informasi

yang

kurang

jelas

mengenai

status obat

halal dan

haram

Informasi

sesuai

dengan

brosur obat

saja

- Pedagang

butuh status

kejelasan

obat halal

dan haram

5. Guru Besar

Universitas

Yarsi, Prof.

Jurnalis Udin

Informasi

berdasar

keadaan di

lapangan

Informasi

berdasar

data

Sesuai

dengan

kebenaran

Dikaitkan

dengan

konteks

pentingnya

obat-obatan

halal dan

haram

Page 87: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

74

6. Ketua PB IDI,

Zaenal Abidin

Informasi

sesuai fakta

Informasi

sesuai

dengan

pernyataan

Prof.

Jurnalis

Udin

Dokter

butuh

kejelasan

status obat

halal dan

haram

Pernyataan

sesuai

dengan apa

yang

dibutuhkan

dokter

7. Ketua LPPOM

MUI,

Lukmanul

Hakim

Pernyataan

sesuai

dengan

fakta

Pernyataan

dibantu

dengan PP

no.69/1999

pasal 11

ayat 1

Berdasar

kebenaran

di lapangan

Pernyataan

sesuai

dengan

yang

dibutuhkan

oleh umat

muslim,

yaitu

sertifikasi

halal obat

Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi, menyampaikan informasi yang

diragukan karena tidak berdasar pada dalil yang kuat. Setiap obat-obatan perlu

di sertifikasi halal karena hak konsumen untuk mendapatkan produk-produk

obat yang halal namun Menkes cenderung menghalalkan obat yang haram

karena alasan darurat. Darurat ketika tidak alternatif obat yang lain namun jika

Page 88: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

75

masih ada solusi atas obat yang haram berarti belum dikatakan darurat.

Pernyataan Menkes belum sesuai dengan nilai jurnalisme profetik shidiq,

amanah, tabligh dan fathanah.

Ketua MUI, Ma‟ruf Amin tidak menyetujui pernyataan dari Menkes

karena dinilai menyesatkan. Menurut, MUI warga muslim wajib mengonsumsi

obat yang halal karena sesuai dengan kewajiban Islam. Sertifikasi halal perlu

dilakukan agar umat muslim dapat mengonsumsi obat yang halal dan haram

bukan mengkategorikan obat yang haram ke halal karena alasan darurat.

Pedagang dan konsumen membutuhkan fakta dan status yang jelas

mengenai obat yang halal dan haram agar konsumen memiliki pilihan status

yang jelas. Prof. Jurnalis Udin mengungkapkan 99% dokter tidak mengetahui

kejelasan status obat yang halal dan haram sehingga perlu dilakukan sertifikasi

halal.

H-TV adalah media Islam sehingga implementasi kerja jurnalistiknya

berdasarkan sifat-sifat nabi, yaitu Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.

Berikut petikan wawancara peneliti dengan Surya Fachrizal Ginting, redaksi

dari H-TV:

“yang jelas kita berusaha sebagai wartawan dari media Islam dan kita

sebagai wartawan muslim, pertama dalam membuat berita ya jujur,

kejujuran dan kita menyampaikan kepada pembaca atau audiens dari

pembaca kita ya , kita menyajikan berita-berita yang faktual, tidak bohong

dan kita berusaha memberikan yan pertama, faktual dan selain faktual kita

juga memberikan kepada mereka informasi yang membuat mereka menjadi

paham dan bukan cuman sekedar tahu tapi juga paham tentang suatu realitas

dan harapannya ya dengan pengetahuan mereka bisa menjadi ilmu yang

bermanfaat bagi hidup di dunia dan di akhirat. “

Page 89: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

76

a. Shiddiq

Shidiq artinya benar, yakni menginformasikan yang benar saja dan

membela serta menegakkan kebenaran itu. Standar kebenarannya tentu saja

kesesuaian dengan ajaran islam (Al-Quran dan As-Sunnah).Seperti pada

kutipan wawancara peneliti dengan Surya Fachrizal Ginting selaku redaksi dari

H-TV :

“kita pertama memberitahukan kepada masyarakat bahwa halal haram itu

bukan cuman sekedar masalah makanan tapi juga masalah obat-obatan

gitu dan ternyata obat-obatan yang realitanya banyak obat-obatan yang

beredar sekarang ini belum tersertifikasi halal. Mayoritasdariobat-

obatanmemangberpotensiberpeluangbesarmengandungzat haram danitu

yang ingin saya sampaikan kepada umat bahwa banyak obat-obatan yang

kita pakai sekarang, yang dipakai atau yang beredar di warung itu banyak

mengandung bahan-bahan yang berpeluang besar mengandung unsur

haram.”

H-TV dalam memberikan pernyataan tersebut juga berdasarkan fakta

yang benar dan terpercaya yaitu dengan menampilkan petikan wawancara

dengan Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika

Majelis Ulama Indonesia Lukmanul Hakim dalam segmen dua video H-TV.

“Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, obat-obatan dan kosmetika

Majelis Ulama Indonesia atau LPPOM MUI Lukmanul Hakim,

mengatakan jumlah obat yang tersertifikasi halal masih dibawah satu

persen katanya tiga puluh ribu produk obat yang diproduksi hanya dua

puluh dua produk obat saja yang telag lulus uji halal, kata Lukman,

rendahnya angka tersebut karena sertifikasi halal belum diwajibkan oleh

pemerintah.”

Hal ini menunjukkan H-TV dalam penayangannya mengandung nilai-nilai

jurnalisme profetik yaitu shiddiq karena beritanya sesuai benar dan berdasarkan

Page 90: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

77

fakta, seperti yang dikemukakan oleh Lukmanul Hakim dan berdasar pada fakta

yang ada di lapangan.

b. Amanah

Amanah artinya terpercaya, dapat dipercaya, karenanya tidak boleh

berdusta, memanipulasi atau mendistorsi fakta dan sebagainya. Dalam

memberitakan tentang obat-obatan haam H-TV mewawancarai lima narasumber

yaitu Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis

Ulama Indonesia (LPPOM-MUI), Lukmanul Hakim, Anggota Dewan Syariah

Nasional, Muhaimin Iqbal, Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI),

Zaenal Abidin, Menteri Kesehatan, Nafsiyah Mboi dan Ketua Majelis Ulama

Indonesia (MUI) Ma‟ruf Amin. Sehingga beritanya mempunyai nilai yang

jurnalisme profertik yang dapat dipercaya.

c. Tabligh

Tabligh artinya menyampaikan, yakni menginformasikan kebenaran,

bukan malah memutarbalikkan kebenaran. Pernyataan Menteri Kesehatan

Nafsiyah Mboi tentang bolehnya penggunaan obat-obatan haram karena darurat

di patahkan oleh pernyataan ketua MUI Ma‟ruf Amin yang mewajibkan

masyaakat muslim mengkonsumsi obat-obatan halal.

Menkes yang mengemukakan pernyataan seperti itu, meresahkan

masyarakat muslim, karena dengan sedikitnya obat-obatan haram yang beredar

di Indonesia, Menkes seharusnya memperbanyak obat yang disertifikasi halal.

Ketua MUI, Ma‟ruf Amin memberikan pernyataan sebagai berikut:

Page 91: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

78

“(Wawancara dengan Ketua MUI Ma‟ruf Amin) jadi jangan sampai

tidak perlu ada sertifikat halal/kalau ada pernyataan seperti itu dari menkes

itu menyesatkan namanya.”

MUI menilai pernyataan Menkes yang menyesatkan akan berdampak

terhadap kurangnya sertifikasi halal obat sehingga pemerintah wajib

memberikan fasilitas yang memadai agar sertifikasi halal tidak dipersulit dan

menjadi kewajiban. H-TV menjelaskan persoalan tentang obat-obatan haram

berdasarkan fakta dan tidak memutarbalikkan fakta namun memperkuat fakta

yang lain dengan pernyataan dari berbagai narasumber yang diwawancarai oleh

H-TV. Selain ketua MUI, Direktur LPPOM MUI , Lukmanul Hakim juga

memberikan pernyataan di segmen dua berita “Terkepung Obat-obatan

Haram”, sebagai berikut:

“Kalau dilihat dari yang beredar, memang tidak sampai satu persen

yang mengejutkan ternyata obat yang diregistrasi di badan POM, akibat

apa? Akibat dari sifat sertifikasi kita yang sukarela, kemudian dan juga

akibat pemahaman –pemahaman terhadap yang tidak tepat penggunaan

obat-obatan yang dikategorikan sebagai darurat yang sebenarnya tidak

tepat seperti itu kan. Hampir semua ada di tiga jenis olahan ya, pangan

obat dan kosmetika. Titik kritisnya hampir sama gitu kan kalau di produk

bahan baku alami maksudnya tentu disitu, kalau di hewani, hewannya apa?

Penyembelihannya seperti apa? Kalau bahan bakunya sekarang mikro

biologi prodak selain kemudian apa namanya? bahan bakunya alami,

medianya seperti apa? Bagaimana mendapatkan media itu? apakah media

pertumbuhan bakterinya itu adalah media yang dari babi atau produk yang

bersentuhan dengan babi? Nah seperti itu semua ada di tiga jenis itu

pangan, obat dan kosmetika?”

Page 92: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

79

Pernyataan dari Lukmanul Hakim, Direktur LPPOM MUI menjelaskan

karena sertifikasi halal yang bersifat sukarela sehingga sertifikasi halal kurang

diperhatikan oleh produsen obat. Hal ini juga tertulis pada Peraturan

Pemerintah No.69/1999 pasal 11 ayat 1 yang menyatakan bahwa pencantuman

tulisan halal pada dasarnya “bersifat sukarela” ketentuan ini sejalan dengan

ketentuan sebelumnya yaitu penjelasan pasal 10 ayat 1 yang menyatakan

bahwa pencantuman keterangan halal atau tulisan “halal” pada label pangan

merupakan “kewajiban” apabila pihak yang memproduksi dan atau

memasukkan pangan ke dalam wilayah Indonesia menyatakan (mengklaim)

bahwa produknya halal bagi umat Islam.20 Namun, pada tanggal 25 September

2014, rapat paripurna DPR memutuskan untuk membuat Undang Undang

Jaminan Produk Halal (UU JPH) yang mewajibkan sertifikasi halal obat bagi

semua produsen.

d. Fathonah

Fathonah artinya cerdas dan berwawasan luas. H-TV dalam

memberitakan suatu masalah mengambil kasus yang sedang hangat dan

bermanfaat untuk kebaikan umat seperti kasus tentang obat-obatan haram yang

semakin marak di pasaran. Berikut wawancara peneliti dengan Surya Fachrizal

Ginting, redaksi dari H-TV :

“kita ambil pokok bahasan itu karena dia bisa banyak

kepentingannya untuk umat Islam dan info soal halal haram khususnya

obat, termasuk obat, kosmetika itu kan bisa dipakai kapan aja, jadi kita

paket itu. Isunya gak cepet basi dan waktu itu memang ada, kalau

20

Dr. Sopa, M. Ag., Sertifikasi Halal dan Majelis Ulama Indonesia, (GP Press:

Jakarta, 2013), h. 5.

Page 93: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

80

dalam pemberitaan itu ada yang namanya istilahnya „peg‟ atau bisa

dibilang cantolan ataupun latar belakang. Alasan kita ngambil tema itu

karena itu bertepatan awal tahun LPPOM MUI membuat suatu

gebrakan kepada masyarakat bahwa banyak obat-obatan yang belum

tersertifikasi halal.”

H-TV mengambil kasus tentang obat-obatan haram karena bertepatan

dengan pernyataan LPPOM MUI tentang maraknya obat-obatan halal yang

beredar di Indonesia. Sehingga sesuai dengan sifat kenabian yaitu fathonah

yaitu cerdas dan berwawasan luas karena H-TV mengambil berita yang

bermanfaat bagi umat Islam.

Berdasarkan tabel 2 yang menjelaskan tentang representasi pesan obat

halal dan haram, wacana yang di ungkap oleh Menteri Kesehatan, Nafsiyah

Mboi adalah zat-zat yang tidak halal banyak, karena banyaknya obat yang

beredar di Indonesia menyebabkan tidak perlu dilakukannya sertifikasi halal

melalui LPPOM MUI. Menteri Kesehatan membedakan vaksin dan makanan

padahal vaksin merupakan produk pangan yang dimasukkan ke dalam tubuh.

Lalu wacana obat banyak berasal dari luar negeri, Menkes menilai obat yang

berasal dari sulit untuk dilakukan sertifikasi halal padahal diantara banyaknya

obat bisa di random secara sistematik obat mana yang mau di uji. Wacana

Menkes yang membolehkan obat-obatan haram boleh di konsumsi dalam

keadaan darurat. Namun, wacana obat yang darurat sampai kapan akan terus

berlanjut karena konsumen obat membutuhkan status kejelasan halal dan

haram obat. Direktur LPPOM MUI menyatakan bahwa obat yang disertifikasi

bersifat sukarela sesuai dengan PP no.69/1999 pasal 11 ayat 1. Namun, pada

Page 94: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

81

tanggal 25 September 2014, rapat paripurna DPR menghasilkan Undang

Undang Jaminan Produk Halal (UU JPH) yang mewajibkan sertifikasi halal

bagi semua obat yang beredar di Indonesia.

Pada tabel 5 yang membahas tentang nilai-nilai jurnalisme profetik

pada pesan obat-obatan halal dan haram, Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi

tidak mencerminkan nilai-nilai jurnalisme profetik dalam pernyataannya, yaitu

shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Ketua MUI, Ma‟ruf Amin memaparkan

bahwa pernyataan MUI tentang keadaan darurat obat haram itu menyesatkan.

Pernyataan MUI berdasarkan pada fakta dalil Al-quran, sesuai dengan nilai-

nilai syariat Islam dan sesuai dengan nilai-nilai jurnalisme profetik yaitu

shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Prof. Jurnalis Udin mengungkapkan

fakta yang dapat dipercaya bahwa 99 % dokter tidak mengetahui tentang status

kejelasan halal dan haram obat, hal ini di ungkapkan pula oleh fakta dari Ketua

PB IDI, Zaenal Abidin yang mengungkapkan bahwa dokter membutuhkan

status kejelasan halal dan haram obat agar bisa memberikan pilihan kepada

pasien. Ketua LPPOM MUI, memaparkan fakta bahwa sertifikasi halal itu

bersifat sukarela sesuai dengan PP no.69/1999 pasal 11 ayat 1.

Page 95: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada analisis data tabel yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya tentang representasi pesan obat halal dan haram, menjelaskan

bahwa Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi memberikan pernyataan tentang

bolehnya obat haram dikonsumsi karena keadaan darurat tidak berdasar pada

dalil yang jelas. Darurat obat jika tidak ada alternatif pilihan obat yang lain

dan jika tidak dikonsumsi akan mengakibatkan kematian dan cacat fisik

maupun mental. Namun obat yang beredar di Indonesia ada 30.000 produk

obat dan hanya 22 produk saja yang sudah disertifikasi halal. Menkes menilai

sulitnya sertifikasi halal menyebabkan keterlambatan penanganan pasien jika

obat disertifikasi terlebih dahulu namun konsumen wajib untuk mengonsumsi

obat-obatan yang halal dan merupakan kewajiban bagi umat Islam untuk

mengonsumsi obat-obatan yang halal. Ketua MUI, Ma’ruf Amin menilai

pernyataan Menkes itu salah yang direpresentasikan melalui wacana bahwa

Menkes menyesatkan. Pedagang dan konsumen memerlukan sertifikasi halal

obat agar konsumen dan pedagang dapat memilih obat apa saja yang dapat di

konsumsi dan dijamin kehalalannya. Namun, yang mencengangkan adalah

99% dokter tidak mengetahui obat-obatan yang tersertifikasi halal sehingga

dokter membutuhkan status halal dan haram obat. Ketua LPPOM MUI,

menjelaskan bahwa sertifikasi halal yang bersifat sukarela membuat obat

yang haram masih banyak yang beredar di pasaran. Namun pada tanggal 25

Page 96: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

83

September 2014, rapat paripurna DPR membuat rancangan Undang Undang

Jaminan Produk Halal (UU JPH) yang mewajibkan sertifikasi halal bagi

semua produk obat.

Nilai-nilai jurnalisme profetik tidak terkandung dalam pernyataan

Menteri Kesehatan Nafsiyah Mboi, Menkes tidak mencerminkan nilai shidiq,

amanah, fathanah dan tabligh dalam pernyataan bahwa obat haram boleh di

konsumsi karena keadaan darurat. Ketua MUI Ma’ruf Amin menilai, Menkes

tidak memberikan pernyataan sesuai dengan alasan dan dalil yang tepat

sehingga diragukan kebenarannya. Ma’ruf memberikan pernyataan

berdasarkan fakta dan data serta bersumber dari Al-quran sehingga sesuai

dengan nilai jurnalisme profetik yaitu shidiq, amanah dan fathanah. Secara

keseluruhan narasumber kecuali Menteri Kesehatan, Nafsiyah Mboi

merepresentasikan nilai-nilai jurnalisme profetik yaitu shidiq, amanah,

tabligh dan fathanah.

B. Saran

1. Hidayatullah TV sebagai media islam yang menayangkan berita melalui

televisi streaming, diharapkan dapat menyajikan berita yang lebih

berimbang, memberikan ruang yang cukup untuk berbagai pihak dan

mengutamakan fakta dan keakuratan dalam membuat suatu berita yang

bermanfaat bagi kebaikan seluruh umat.

2. Hidayatullah sebagai televisi streaming Islam agar tayangan Liputan

Utama di tambahkan jumlah hari penayangannya dari 2 kali seminggu

menjadi tayang setiap hari.

Page 97: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

84

3. Masyarakat harus kritis dalam memilih obat yang akan dikonsumsi apakah

mengandung bahan yang halal dan haram agar sertifikasi halal lebih

diperhatikan oleh pemerintah bila ada laporan dari masyarakat.

Page 98: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

85

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sasmito, Wiku. “Analisis Kebijakan Nasional MUI dan BPOM Dalam

Labeling Obat dan Makanan.” Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia, 4 Oktober 2014, h.7.

Al-Wa’iy, Dr. Taufik. Dakwah ke Jalan Allah. Jakarta: Robbani Pers, 2010.

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Baksin, Askurifai. Jurnalistik Televisi: Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006

Djamaris, Zainal Arifin. Islam Aqidah dan Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1996.

Eriyanto, ANALISIS WACANA: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta, PT.

LKiS Printing Cemerlang, 2011.

Fachruddin, Andi. Dasar-dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2012.

Fahmi, Nur. “Hak Atas Kehalalan Produk Makanan, Minuman, Obat-obatan dan

Kosmetik Bagi Umat Islam di Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Hukum,

Universitas Indonesia, 2011.

Febriani, Risna. “Ideologi Islam”. Artikel diakses pada 4 Oktober 2014 dari

blog.ub.ac.id/risnafebryani/2012/06/07/ideologi-Islam

FM, “BPJS Beroperasi, Quo Vadis Obat Halal.” Artikel diakses pada 4 Oktober

2014 dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil page/8/1859

Ginting, Surya Fachrizal. “Terkepung Obat-obatan Haram.” Artikel diakses pada

22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/terkepung-obat-obatan-

haram-2.html

Ginting, Surya Fachrizal. “Ahlan Wa Sahlan Hidayatullah TV.” Artikel diakses

pada 22 April 2014 dari m.hidayatullah.com/video/ahlan-wa-sahlan-

hidayatullah-tv.html

Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Halal, Jurnal. “Bahan Haram Dalam Obat.” Artikel diakses pada 17 September

2014 dari

http:/www.halalmui.org/newMUI/index.php./detil_page/11/375/30

Page 99: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

86

Hall, Stuart. Dkk. Budaya, Media, Bahasa. Yogyakarta : Jalasutra, 2011.

Harahap M.si, Arifin. Teknik Memburu dan Menulis Berita TV. Jakarta: PT

Indeks, 2007.

Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Iwan. “Dakwah Melalui Media Televisi: Analisis Program Cahaya di TPI”.

Skripsi SI Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media

Group: Jakarta, 2012.

Mahmud, Farid,. “BPJS Beroperasi, Qua Vadis Obat Halal.” Artikel di akses pada

17 September 2014,

www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil_page/11/1863

Majelis Ulama Indonesia, “Daftar Belanja Produk Halal.” Artikel diakses pada 6

Oktober 2014 dari

www.halalmui.org/images/stories/pdf/LSH/produkhalal.pdf

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2011.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2013.

Muhaimin. Dkk. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana, 2005.

Mulyana, Deddy.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006.

M.Romli, Asep Syamsul. Jurnalistik Dakwah: Visi, Misi Dakwah Bil Qalam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.

Nurbowo. “Sertifikasi Halal Mahal? Ternyata Murah.” Artikel diakses pada 6

Oktober 2014 dari http://www.halalmui.org/newMUI/index.php/main/detil

page/ 8/1982

Qhardawi, Yusuf Muhammad Syekh. Halal dan Haram Dalam Islam. Jakarta: PT.

Binailmu, 1993.

Rahmadianti, Fitria. “Inilah Rangkuman Hasil Pengesahan UU Jaminan Produk

Halal.” Artikel diakses pada 6 Oktober 2014 dari

http://food.detik.com/read/2014/09/26/185037/270271/16/901/inilah-

rangkuman-hasil-pengesahan-UU-jaminan-produk-halal

Page 100: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

87

S Herlinda. “Analisis Data dan Pengumpulan Data Kualitatif.” eprints.unsri.ac.id,

2010. h. 77-80.

Santana K, Septiawan, Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005.

Sihabudin, Ahmad. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Syahputra, Iswandi. Komunikasi Profetik: Konsep dan Pendekatan. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2007.

Sopa, Sertifikat Halal Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: GP Press, 2013.

Suhaemi M.si dan Nasrullah, Rulli M.si. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Sumadiria, Haris. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2008.

Tamamy, Ahmad. “Program Dakwah Islam di Televisi Komunitas Palmerah”.

Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Jakarta: Kalam Indonesia, 2005.

Vivian, Jhon. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Prenada Media Group, 2008.

Page 101: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 102: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 103: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 104: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 105: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 106: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf
Page 107: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

DOKUMENTASI WAWANCARA

Dokumentasi Wawancara dengan Redaksi Hidayatullah TV, Surya Fachrizal

Ginting.

Page 108: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

NASKAH BERITA

Program Berita : LIPUTAN UTAMA

Judul Berita : “Terkepung Obat-obatan Haram”

Media : Hidayatullah TV

SEGMEN 1

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA/NAFISYAH

MBOI/MENGAKUI OBAT-OBATAN YANG BEREDAR DI INDONESIA

BANYAK MENGANDUNG ZAT-ZAT YANG TIDAK HALAL/KARENA

ITU/MENKES MENILAI SERTIFIKASI HALAL UNTUK PRODUK-PRODUK

FARMASI TERMASUK OBAT TIDAK PERLU DILAKUKAN//

(WAWANCARA DENGAN MENTERI KESEHATAN/NAFSIYAH MBOI)

UNTUK SEMENTARA KAMI MENGUSULKAN SUPAYA OBAT DAN

VAKSIN DI INI DULU DEH DIPISAHKAN DULU/DIBEDAKAN DULU

DARI MAKANAN DAN MINUMAN/ITU SAJA YANG KITA USULKAN

DULU SEKARANG//

MENKES MENAMBAHKAN MAYORITAS BAHAN BAKU OBAT

BERASAL DARI LUAR NEGERI SEHINGGA KEHALALAN AKAN SULIT

DILAKSANAKAN/KARENA KONDISI DARURAT MENKES MENILAI

OBAT-OBATAN BERBAHAN HARAM TERSEBUT BOLEH SAJA

DIGUNAKAN//

(WAWANCARA DENGAN MENTERI KESEHATAN/NAFSIYAH MBOI)

OBAT-OBATAN DAN YAH/SEBAB KALAU SEKARANG MISALNYA ITU

MELALUI PEMERIKSAAN GIMANA/SERTIFIKASINYA GIMANA DAN

SEBAGAINYA/SEDANGKAN PASIEN MEMBUTUHKAN GIMANA//

MAJELIS ULAMA INDONESIA ATAU MUI MENILAI MENKES TELAH

MEMBUAT PERTANYAAN YANG MENYESATKAN//

(WAWANCARA DENGAN KETUA MUI MA’RUF AMIN) JADI JANGAN

SAMPAI TIDAK PERLU ADA SERTIFIKAT HALAL/KALAU ADA

Page 109: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

PERNYATAAN SEPERTI ITU DARI MENKES ITU MENYESATKAN

NAMANYA//

KETUA MUI, MA’RUF AMIN MENGATAKAN MENGKONSUMSI OBAT-

OBATAN HALAL ADALAH KEWAJIBAN DALAM ISLAM SEHINGGA

PEMERINTAH JUGA WAJIB MENYEDIAKANNYA//BERAPA BANYAK

OBAT YANG TERCEMAR ZAT HARAM?//JENIS OBAT SAJA YANG

POTENSIAL MENGANDUNG ZAT-ZAT HARAM?//APA SAJA SYARAT

YANG MENJADIKAN OBAT BERBAHAN HARAM BOLEH DIKONSUMSI

KARENA DARURAT?//LALU SIAPA PIHAK YANG BERHAK

MENYATAKAN OBAT BERBAHAN HARAM BOLEH DIKONSUMSI

KARENA DARURAT?//LALU SIAPA PIHAK YANG BERHAK

MENYATAKAN OBAT BERBAHAN HARAM BOLEH DIPAKAI KARENA

DARURAT?//SIMAK TERUS LIPUTAN UTAMA HIDAYATULLAH TV

KALI INI//

SEGMEN 2

(PERTANYAAN DI LAYAR TELEVISI/APAKAH ANDA YAKIN OBAT

YANG BEREDAR DI INDONESIA DIJAMIN HALAL?//)

(WAWANCARA PENGUNJUNG TOKO OBAT PASAR

PRAMUKA/LIE)PERCAYA GA PERCAYA BANGET/JADI KITA HARUS

LEBIH TELITI YA/JADI YA YANG SAYA BILANG TADI HARUS

TELITI/KAN KITA GA TAU MANA YANG HALAL/MANA YANG

HARAM/MAKANYA SAYA LIAT BROSURNYA DULU/DIBUKA DULU

DALAMNYA//

(PERTANYAAN DI LAYAR TELEVISI/ANDA TAHU STATUS HALAL

HARAM OBAT-OBATAN YANG BEREDAR DI INDONESIA?//)

(WAWANCARA EVALDI/SEKERTARIS HIMPUNAN PEDAGANG

FARMASI PASAR PRAMUKA) BAGI KAMI GA PERNAH MENGETAHU

YANG SEPERTI ITU/ ITU URUSANNYA DENGAN DEPKES DAN

MEREKALAH YANG MEMBERIKAN IZINNYA BAGAIMANA MEREKA

SERTIFIKASINYA ITU URUSAN MEREKA DAN KAMI HANYA

PEDAGANG/MENJUAL/DAN MEMBELI//

(WAWANCARA PEDAGANG OBAT HERBAL/FITRI)KURANG TAU SIH

KALO KAYA GITU/IYA SOALNYA KAN RATA-RATA KALAU DI OBAT

ITU TULISANNYA LATIN JADI KITA KURANG BEGITU NGERTI//

Page 110: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

STATUS HALAL HARAM PRODUK OBAT DI INDONESIA MEMANG

SULIT DIKETAHUI/JANGANKAN MASYARAKAT AWAM/PARA

DOKTER PUN SANGAT SEDIKIT YANG MENGETAHUI TENTANG HAL

INI/PADA TAHUN 2008/GURU BESAR FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI PROF.JURNALIS UDIN MENGUNGKAPKAN

SEMBILAN PULUH SEMBILAN PERSEN DOKTER DI INDONESIA TIDAK

TAHU AKAN BANYAKNYA BAHAN-BAHAN HARAM YANG ADA PADA

OBAT-OBATAN/KARENA DOKTER CUMAN TAHU TENTANG BAHAN

AKTIF OBAT/KHASIAT OBAT/INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

OBAT/EFEK SAMPING/DOSIS DAN KEMASAN OBAT SAJA//IKATAN

DOKTER INDONESIA ATAU IDI JUGA MENGETAHUI HAL

TERSEBUT/KETUA PENGURUS BESAR IDI/ZAINAL ABIDIN

MENGATAKAN DOKTER MEMBUTUHKAN KEJELASAN STATUS

HALAL HARAN OBAT AGAR BISA MEMBERIKAN PILIHAN KEPADA

PASIEN//

(WAWANCARA KETUA UMUM PB IDI/ZAENAL ABIDIN) MEMANG

TIDAK MENGETAHUI JADI KITA PERLU INFORMASI TENTANG

PRODUSEN OBAT ITU/KAMI HANYA MENGGUNAKAN SEPERTI JUGA

MUNGKIN TINGKATANNYA LEBIH SEDIKIT SAJA DIBANDINGKAN

MASYARAKAT PASIEN/KALO DOKTER SAJA TIDAK MENGETAHUI

GIMANA MEMBERITAHUKAN KEPADA PASIENNYA ITU MENURUT

SAYA APA YANG DISAMPAIKAN PAK DR/JURNALIS ITU BETUL DAN

KAMI DOKTER JUGA MEMBUTUHKAN TAPI MEMBERIKAN

PENJELASAN/MEMBERIKAN ALTERNATIF BAGI PASIEN//

DIREKTUR LEMBAGA PENGKAJIAN PANGAN/OBAT-OBATAN DAN

KOSMETIKA MAJELIS ULAMA INDONESIA ATAU LPPOM MUI

LUKMANUL HAKIM MENGATAKAN JUMLAH OBAT YANG

TERSERTIFIKASI HALAL MASIH DIBAWAH SATU PERSEN KATANYA

TIGA PULUH RIBU PRODUK OBAT YANG DIPRODUKSI HANYA DUA

PULUH DUA PRODUK OBAT SAJA YANG TELAG LULUS UJI

HALAL/KATA LUKMAN/RENDAHNYA ANGKA TERSEBUT KARENA

SERTIFIKASI HALAL BELUM DIWAJIBKAN OLEH PEMERINTAH//

(WAWANCARA DIREKTUR LPPOM MUI/LUKMANUL HAKIM)KALAU

DILIHAT DARI YANG BEREDAR/MEMANG TIDAK SAMPAI SATU

PERSEN YANG MENGEJUTKAN TERNYATA OBAT YANG

DIREGISTRASI DI BADAN POM//AKIBAT APA?// AKIBAT DARI SIFAT

SERTIFIKASI KITA YANG SUKARELA/KEMUDIA DAN JUGA AKIBAT

PEMAHAMAN –PEMAHAMAN TERHADAP YANG TIDAK TEPAT

Page 111: KAKA SILMY KAAFAH-FDK.pdf

PENGGUNAAN OBAT-BATAN YANG DIKATEGORIKAN SEBAGAI

DARURAT YANG SEBENARNYA TIDAK TEPAT SEPERTI ITU

KAN/HAMPIR SEMUA ADA DI TIGA JENIS OLAHAN YA/PANGAN

/OBAT DAN KOSMETIKA/TITIK KRITISNYA HAMPIR SAMA GITU KAN

KALAU DI PRODUK BAHAN BAKU ALAMI MAKSUDNYA TENTU

DISITU/KALAU DI HEWANI/HEWANNYA APA/PENYEMBELIHANNYA

SEPERTI APA/KALAU BAHAN BAKUNYA SEKARANG MIKRO BIOLOGI

PRODAK SELAIN KEMUDIAN APA NAMANYA/BAHAN BAKUNYA

ALAMI/MEDIANYA SEPERTI APA?// BAGAIMANA MENDAPATKAN

MEDIA ITU?// APAKAH MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERINYA ITU

ADALAH MEDIA YANG DARI BBI ATAU PRODUK YANG

BERSENTUHAN DENGAN BABI/NAH SEPERTI ITU SEMUA ADA DI

TIGA JENIS ITU/PANGAN/OBAT DAN KOSMETIKA//

SEMUA JENIS OBAT BERPELUANG BESAR TERCAMPUR ZAT

HARAMNYA/BAIK ITU KAPSUL/PIL TABLET/VAKSIN/SERUM/BAHKAN

VITAMIN/DARI YANG DIJUAL DI APOTIK/HINGGA KE WARUNG

PINGGIR JALAN//

(WAWANCARA DIREKTUR LPPOM MUI, LUKMANUL

HAKIM)SAMA/OBAT YANG GENERIK ATAUPUN OBAT PATEN ITU

MEMILIKI PELUANG YANG SAMA/KARENA APA/KARENA BAHAN

BAKU ITU DIIMPOR SEMBILAN PULUH PERSEN DARI LUAR NEGERI

DAN METODE CARA MENDAPATKAN BAHAN BAKU ADALAH

DENGAN SINTETIKA KIMIA/BISA JADI APA AMANYA/SINTESIS DARI

ALAMI/MISALNYA MIKRO BIOLOGI/SEPERTI ITU// MESKI BAHAN

BAKU OBAT BEGITU KOMPLEKS DA BERASAL DARI DI LUAR

NEGERI/LPPOM MUI MENGAKU SIAP MENGAUDIT SETIAP JENIS OBAT

YANG BEREDAR//

(WAWANCARA DIREKTUR LPPOM MUI, LUKMANUL HAKIM)

IYA/KITA SIAP PENGETAHUAN APA NAMANYA SAINS DAN

TEKNOLOGI UNTUK DUA TIGA KELOMPOK ITU JUGA SUDAH SIAP//