Blok 3-Nyeri Lutut

13
Nyeri Pada Lutut Akibat Kekurangan Cairan Sinovial Fina Agustiani Liaw 10.2013.081 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021) 56942061 [email protected] Abstrak Tubuh manusia dapat berdiri dengan tegak karena disokong oleh tulang. Di dalam tulang tersebut terdapat sendi. Sendi merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang dapat digerakan., tulang rawan hialin adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang berfungsi untuk menahan benturan, cairain sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi. Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi. Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada permukaan kartilago artikular. Didalam cairan sinovial terdapat glukosamin. Glukosamin merupakan senyawa penting dalam pembentukan kolagen dan pengawet kartilago, serta berguna untuk meningkatkan kelenturan dan menyerap guncangan. Glukosamin dapat ditmukan di kulit udang, lobster, kepiting dan hewan laut lainnya. Factor yang mempengaruhi cairan sinovial adalah bertambahnya usia manusia karena berkurangnya produksi cairan glukosamin, dan terdapat dua penyakit utama yang menyerang atritis rematoid, yang menyebabkan cairan sinovial berlebih di sendi. Kata kunci: cairan siovial, glukosamin, kartilago Abstract The human body can stand up straight because it is supported by bone . Contained within the bone joints . Relationship between bone joints is moveable so that the bone . , Hyaline cartilage is the cartilage tissue that covers the ends of bones serves both to withstand impact , cairain lubricating synovial fluid in the capsule are the joints . Synovial fluid is the lubricating fluid in 1

description

Makalah PBL

Transcript of Blok 3-Nyeri Lutut

Page 1: Blok 3-Nyeri Lutut

Nyeri Pada Lutut Akibat Kekurangan Cairan Sinovial

Fina Agustiani Liaw

10.2013.081

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. (021) 56942061

[email protected]

Abstrak Tubuh manusia dapat berdiri dengan tegak karena disokong oleh tulang. Di dalam tulang tersebut

terdapat sendi. Sendi merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang dapat digerakan., tulang rawan hialin adalah jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang berfungsi untuk menahan benturan, cairain sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi. Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi. Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada permukaan kartilago artikular. Didalam cairan sinovial terdapat glukosamin. Glukosamin merupakan senyawa penting dalam pembentukan kolagen dan pengawet kartilago, serta berguna untuk meningkatkan kelenturan dan menyerap guncangan. Glukosamin dapat ditmukan di kulit udang, lobster, kepiting dan hewan laut lainnya. Factor yang mempengaruhi cairan sinovial adalah bertambahnya usia manusia karena berkurangnya produksi cairan glukosamin, dan terdapat dua penyakit utama yang menyerang atritis rematoid, yang menyebabkan cairan sinovial berlebih di sendi.Kata kunci: cairan siovial, glukosamin, kartilago

AbstractThe human body can stand up straight because it is supported by bone . Contained within the bone joints . Relationship between bone joints is moveable so that the bone . , Hyaline cartilage is the cartilage tissue that covers the ends of bones serves both to withstand impact , cairain lubricating synovial fluid in the capsule are the joints . Synovial fluid is the lubricating fluid in the capsule of the joint . Synovial fluid serves to lubricate and provide nourishment to the articular cartilage surface . In synovial fluid contained glucosamine . Glucosamine is an important compound in the formation of collagen and cartilage preservatives , as well as useful to increase flexibility and absorb shock . Glucosamine can ditmukan in shrimp shell , lobster , crab and other marine animals . Factors affecting the synovial fluid is human age due to reduced production of liquid glucosamine , and there are two main diseases that attack rheumatoid arthritis , which causes excess synovial fluid in the joints .Keywords : synovial fluid , glucosamine , cartilage

1

Page 2: Blok 3-Nyeri Lutut

Pendahuluan

Tubuh manusia dapat berdiri dengan tegak karena disokong oleh tulang. Tubuh manusia

terdiri atas daging (otot), tulang, dan kulit. Tulang merupakan benda yang keras, sehingga dapat

menegakkan benda. Jika daging dan kulit tidak disokong dengan tulang, maka keduanya tidak

akan berdiri tegak. Sebaliknya, jika disokong dengan tulang, maka daging dan kulit dapat berdiri

tegak. Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak dibutuhkan struktur khusus yang

terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut dinamakan sendi.terbentuknya sendi dimulai dari

kartilago didaerah sendi. Mula – mula kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi

jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago akan membentuk sel –sel tulang , keduanya diselaputi oleh

selaput sendi (membrane sinoval) yang liat dan menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut

sinovial. Cairain sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi. Dalam kasus yang diberikan,

makalah ini lebih memfokuskan tentang cairan sinovial beserta komposisinya.

Cairan Sinovial

Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada permukaan

kartilago artikular. Cairan ini juga mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan fragmen jaringan

mati (debris) dari rongga sendi yang cedera atau terinfeksi.1 Kapsul sendi ini terdiri dari 2 lapisan

: Di dalam sendi terdapat dua lapisan kapsul sendi yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. 2 lapisan

luar atau disebut juga kapsul fibrous, terdiri dari jaringan konektif yang kuat yang tidak teratur

dan akan berlanjut menjadi lapisan fibrous dari periosteum yang menutupi bagian tulang dan

sebagian lagi akan menebal dan membentuk ligamentum. Lapisan dalam atau disebut juga

membran sinovial merupakan bagian dalam membatasi cavum sendi dan bagian luar merupakan

bagian dari persendian kartilago. Membran ini tipis dan terdiri dari kumpulan jaringan konektif.

Membran ini menghasilkan cairan sinovial yang terdiri dari serum darah dan cairan sekresi dari

sel sinovial. Cairan sinovial ini merupakan campuran yang kompleks dari polisakarida protein,

lemak, dan sel lainnya. Polisakarida ini mengandung hyaluronic acid yang merupakan penentu

kualitas dari cairan sinovial dan berfungsi sebagai pelumas dari permukaan sendi mudah

digerakkan.3 Cairan sinovial adalah transudat dari air dan zat terlarut dari darah dan karenanya,

memiliki komposisi serupa dengan cairan interstisial pada umumnya. Pada cairan ini

2

Page 3: Blok 3-Nyeri Lutut

ditambahkan hialuronat dan sebuah glikoprotein, lubrisin, dan keduanya adalah molekul dengan

sifat pelumas. 4

Glukosamin

Glukosamin secara alami di sintesis dalam tubuh yang tersusun dari glukosa dan asam

amino glutamin. Glukosamin diperlukan untuk menghasilkan glycosaminoglycan yang penting

dalam pembentukan dan perbaikan tulang dan jaringan tubuh lainnya. Glukosamin juga

merupakan senyawa penting dalam pembentukan kolagen dan pengawet kartilago, serta berguna

untuk meningkatkan kelenturan dan menyerap guncangan. Berhubung kadar glukosamin

menurun seiring dengan pertambahan usia, cedera, dan stress, pilihan terbaik adalah

mengonsumsi suplemen glukosamin sulfat 1.500 mg per hari. Kondroitin juga merupakan unsur

dasar bagi kartilago, biasanya diberikan pada dosis 800-1.200 mg per hari. Menambahkan

metilsulfonilmetana (MSM) 2.500 mg per hari akan membantu penterapan glukosamin sekaligus

mengurangi proses inflamasi. Regenerasi kartilago berlangsung lambat. Anda membutuhkan

suplemen selama enam bulan sebelum menyatakan suplemen tersebut ampuh atau tidak.

Avocado-soybean unsaponifiables (ASU) yaitu bahan campuran minyak alpukat dan kacang

kedelai yang gagal menjadi sabun ketika dicampurkan dengan alkali, juga terbukti mampu

mengurangi inflamasi dan merangsang perkembangan kartilago.5

Glukosamin diidentifikasi pertama kali oleh Dr. Georg Ledderhose pada tahun 1876, tapi

struktur stereokimia baru ditemukan oleh Walter Haworth pada tahun 1939. Glukosamin

biasanya tersedia sebagai suplemen kesehatan. Suplemen glukosamin diproduksi di laboratorium

dari chitin, yang ditemukan di kulit udang, kepiting, lobster, dan hewan laut lainnya. Sebagai

suplemen, glukosamin sering digabungkan dengan chondroitin sulfat, yang secara alami

ditemukan dalam tulang rawan. Chondroitin memberikan elastisitas tulang rawan dan mencegah

kerusakan tulang rawan. Selain itu, suplemen glukosamin juga kadang dikombinasikan dengan

methylsulfonylmethane, atau MSM untuk kinerja yang lebih optimal.

Fungsi dari glukosamin di dalam tubuh adalah untuk memproduksi proteoglikan dan

glikosaminogen yang berfungsi untuk membentuk cairan sinovial. Cairan ini berfungsi sebagai

pelumas bagi tulang rawan sehingga pergerakan tulang menjadi lebih baik. Kekurangan cairan

sinovial dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sendi berupa osteoarthritis, yaitu penyakit

radang pada sendi yang ditandai oleh adanya kelainan pada kartilago (tulang rawan) sendi dan

3

Page 4: Blok 3-Nyeri Lutut

tulang di sekitarnya. Produksi glukosamin ini akan semakin berkurang seiring dengan

bertambahnya usia sehingga tubuh pun mengalami kekurangan glukosamin. Hal ini

mengakibatkan terganggunya produksi cairan sinovial yang dapat berakibat pada kerusakan

tulang rawan pada sendi.

Faktor Yang Mempengaruhi Cairan Sinovial

Pada lansia proses menua biasanya terjadi penurun produksi cairan synovial persendian,

tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta

terjadi penurunan lingkup gerak sendi, sehingga mengurangi gerakan persendian. Adanya

keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi

tersebut.6 Suatu analisis terhadap 100 laporan otopsi mengungkapkan bahwa lebih dari dua-

pertiga mayat mengalami masalah sendi di lutut dan sepertiga di panggul. Terdapat dua penyakit

utama yang menyerang atritis rematoid, yang menyebabkan cairan sinovial berlebih di sendi dan

sering menyebabkan sendi bengkak, serta osteoporosis.7 Cairan sinovial diproduksi tubuh secara

terus menerus, namun kuantitasnya akan berkurang seiring bertambahnya usia manusia karena

berkurangnya produksi glukosamin. Cairan sendi dapat meningkat bila sendi mengalami cedera

atau radang dalam sendi, sehingga menyebabkan bengkak yang sangat menyakitkan.

Cairain sinovial juga dapat dibentuk dari glukosamin. Fungsi dari glukosamin didalam

tubuh adalah untuk mempoduksi proteoglikan dan glikosaminogen yang menjadi bahan

pembentuk cairan snovial. Produksi glukosamin ini semakin berkurang dengan bertambahnya

usia sehingga tubuh kekurangan glukosamin yang berakibat pada cairan sinovial juga.

Kekurangan cairan sinovial dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada sendi berupa

osteoarthritis, yaitu penyakit radang panda sendi yang ditandai oleh adanya kelainan pada

kartilago (tulang rawan) sendi dan tulang sekitarnya. Osteoarthritis adalah yang paling umum,

mempengaruhi lebih dari 20 juta orang-orang di Amerika. Osteoarthritis terjadi lebih sering

ketika kita menua. Sebelum umur 45 tahun, osteoarthritis terjadi lebih sering pada pria-pria.

Setelah umur 55 tahun, ia terjadi lebih sering pada wanita-wanita. Di Amerika, semua ras

nampaknya sama dipengaruhi. Kejadian yang lebih tinggi dari osteoarthritis ada pada populasi

Jepang, sementara orang-orang hitam Afrika Selatan, East Indians, dan China Selatan

mempunyai angka-angka yang lebih rendah.

4

Page 5: Blok 3-Nyeri Lutut

Sistem Kontrol Homeostasis

Homeostasis berasal dari bahasa yunani: homeo berarti “sama”, stasis “ mempertahankan

keadaan”, sehingga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan

keseimbangan dalam menghadapi segala kondisi yang dihadapi. Istilah ini digunakan oleh ahli

fisiologi untuk menjelaskan pemeliharaan aneka kondisi yang hampir selalu konstan di

lingkungan dalam.8

              Homeostasis dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh

dan memantau organ tubuh. Untuk sebagian besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan

endokrin dan tidak mencakup perilaku sadar. Tubuh membuat penyesuaian dalam frekuensi

jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan cairan dan elektrolit,

sekresi hormon dan tingkat kesadaran yang semuanya ditujukan untuk memberi kontribusi bagi

homeostasis.8

Jalur umum homeostasis yaitu, sinyal input, pusat kontrol, dan sinyal output. Pertama

stimulus masuk melalui sinyal input (reseptor), reseptor ini merupakan tempat stimulus diterima

oleh tubuh. Setelah stimulus melalui sinyal input maka akan diteruskan ke pusat kontrol. Pada

pusat kontrol stimulus (rangsangan) akan dicerna (diterjemahkan) sehingga dimengerti oleh

tubuh. Pusat kontrol ini terbagi atas dua; yaitu sadar dan tidak sadar. Pusat kontrol sadar yaitu

otak dan pusat kontrol tidak sadar yaitu sum-sum tulang belakang. Proses selanjutnya stimulus

yang telah diterjemahkan(sinyal output) ini akan dibawa ke efektor agar tubuh dapat memberikan

respon (timbal balik).9

Gambar 1. Jalur umum homeostasis8

Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa memantau adanya

perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan respon yang sesuai

sehingga perubahan yang terjadi bisa diredam,untuk itu sel-sel tubuh harus mampu

berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Komunikasi antar sel ini merupakan media yang

menopang pengendalian fungsi sel dan organ tubuh.8

5

Page 6: Blok 3-Nyeri Lutut

Sistem kontrol homeostasis dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: kontrol

intrinsik (lokal) yang merupakan respons-respons yang berasal dari dalam suatu organ

terhadap perubahan dan kontrol ekstrinsik (refleks) merupakan respons suatu organ yang

dipicu oleh faktor-faktor di luar organ yaitu sistem saraf (lengkung refleks) dan endokrin

(pengaturan umpan balik).8

Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis

mencakup; pertama, konsentrasi molekul zat-zat gizi. Sel-sel membutuhkan pasokan molekul

nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan energi.

Energi kemudian digunakan untuk menunjang aktivitas-aktivitas khusus dan untuk

mempertahankan hidup. Kedua, konsentrasi O2 dan CO2. Sel membutuhkan O2 untuk

melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak mungkin energi dari molekul nutrient

untuk digunakan oleh sel. CO2 yang dihasilkan selama reaks-reaksi tersebut berlangsung harus

di seimbangkan dengan CO2 yang dikeluarkan oleh paru, sehingga CO2 pembentuk asam ini

tidak meningkatkan keasaman dilingkungan internal. Ketiga, konsentrasi zat-zat sisa. Berbagai

reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang berefek toksisk bagi sel apabila dibiarkan

tertimbun melebihi batas tertentu. Keempat, Ph. Diantara efek-efek yang paling mencolok dari

perubahan keasaman lingkungan cairan internal adalah perubahan mekanisme pembentukan

sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktivitas enzim disemua sel. Kelima, konsentrasi air,

garam-garam, dan elektrolit-elektrolit lain. Karena konsentrasi relative garam (NaCl) dan air

didalam ekstra sel (lingkungan internal) mempengaruhi berapa banyak air yang masuk atau

keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan volume sel yang

sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila mereka membengkak atau menciut.

Keenam, suhu. Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentang suhu yang sempit. Sel-sel

akan mengalami perlambatan aktivitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin dan protein-

protein struktural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu panas. Ketujuh,

volume dan tekanan. Komponen sirkulasi pada lingkungan internal yaitu plasma harus

dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital antara sel

dan lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.8

Refleks adalah reaksi tubuh terhadap suatu rangsangan yang melibatkan sistem saraf.

Peristiwa refleks terbentuk melalui mekanisme yang melalui jalur tertentu. Lengkung refleks

6

Page 7: Blok 3-Nyeri Lutut

diawali dengan adanya stimulus masuk pada sensor atau reseptor. Dari reseptor stimulus

dihantarkan ke pusat integrasi melalui jalur aferen. Di pusat integrasi stimulus akan

diterjemahkan. Stimulus yang telah diterjemahkan melalui jalur eferen akan dibawa ke efektor.

Pada efektor akan terjadi respon yang mengakibatkan umpan balik.10

Pengaturan umpan balik negatif sangat penting untuk mempertahankan homeostasis

dimana umpan balik negatif melawan perubahan awal dan digunakan secara luas untuk

mempertahankan homeostasis. Baik sistem kontrol intrinsik maupun sistem kontrol

ekstrinsik bekerja berdasarkan prinsip umpan balik negatif. Umpan balik negatif yaitu

perubahan pada suatu variabel terkontrol akan memicu respons yang mendorong variabel ke

arah yang berlawanan dari perubahan awal sehingga perubahan tersebut dilawan.

Sedangkan umpan balik positif memperkuat perubahan awal. Pada umpan balik positif,

perubahan pada variabel terkontrol memicu respons yang mendorong variabel ke arah yang

sama dengan perubahan awal sehingga perubahan semakin kuat.8

Semua sel hidup memiliki potensial membran. Pada keadaan istirahat, bagian dalam sel

sedikit lebih negatif daripada cairan yang terdapat disekitarnya. Aktvitas khusus sel-sel saraf dan

otot bergantung pada kemampuan sel-sel ini mengubah potensial mereka secara cepat setelah

mendapatkan rangsangan yang sesuai.Perubahan potensial yang berlangsung sementara dan

cepat ini pada sel saraf berfungsi sebagai sinyal listrik atau impuls saraf yang memberikan cara

untuk menyalurkan informasi disepanjang jalur saraf. Informasi ini digunakan untuk penyesuaian

homeostatik, misalnya memulihkan tekanan darah ke normal jika timbul sinyal bahwa tekanan

darah turun terlalu rendah.Potensial membran memisahkan muatan-muatan berlawanan dikedua

sisi membran plasma. Pompa Na-K memberi sedikit kontribusi langsung terhadap potensial

membran melalui transpor ion-ion positif yang tidak setara; pompa ini mengeluarkan lebih

banyak Na daripada memasukan K. Namun peran utama Na-K adalah secara aktif

mempertahankan konsentrasi Na lebih besar diluar sel dan konsentraasi K di dalam sel. Gradien

konsentrasi ini cenderung mendorong secara pasif K keluar sel dan Na masuk ke dalam sel.

Karena membran istirahat jauh lebih permeabel terhadap K daripada Na, secara substansial lebih

banyak K meninggalkan sel daripada Na yang masuk. Hal ini menyebabkan kelebihan muatan

positif diluar sel dan meninggalkan kelebihan muatan negatif dalam bentuk anion protein besar

(A) yang terperangkap di dalam sel. Sewaktu potensial membran istirahat, tidak lagi terjadi

7

Page 8: Blok 3-Nyeri Lutut

perpindahan netto K dan Na karena kebocoran lebih lanjut ini mengikuti penurunan

gradien konsentrasi mereka dan dengan cepat dipulihkan oleh pompa Na-K.8

Penutup

Cairan sinovial adalah cairan pelumas pada kapsula sendi. Cairan sinovial berfungsi

untuk melumasi dan memberikan nutrisi pada permukaan kartilago artikular. Didalam cairan

sinovial terdapat glukosamin. Glukosamin merupakan senyawa penting dalam pembentukan

kolagen dan pengawet kartilago, serta berguna untuk meningkatkan kelenturan dan menyerap

guncangan. Glukosamin dapat ditmukan di kulit udang, lobster, kepiting dan hewan laut lainnya.

Factor yang mempengaruhi cairan sinovial adalah bertambahnya usia manusia karena

berkurangnya produksi cairan glukosamin, dan terdapat dua penyakit utama yang menyerang

atritis rematoid, yang menyebabkan cairan sinovial berlebih di sendi.

Daftar Pustaka

1. Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Buku kedokteran EGC;

2004.h.114.

2. Corwin EJ. Buku saku patologifisiologi. Jakarta: Buku kedokteran EGC; 2009.h.331.

3. Sumariyono, Linda k, Wijaya. Struktur sendi, otot, saraf dan endoel vaskuler. Dalam: Buku ajar

Ilmu Penyakit Dalam. Editor Sudoyo AW dkk. Jilid II edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen

Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta 2006: 1095-102.

4. Hartanto H. Buku hajar histology. Jakarta: Buku kedokteran EGC; 2002.h.206.

5. Roizen MF. Being beautiful: sehat dan cantik luar dalam ala Dr.Oz. Bandung: Penerbit Qanita;

2010.h.272-3.

6. Tortora, G.R. dan Grobowski, S.H.2003. Principles of Anatomy and Physyology John Wiley & Sons. Hoboken.

7. Chairunnisia. Fisika tubuh manusia. Jakarta: Buku kedokteran EGC; 2006.h.95.8. GuyTon,Arthur C.,Hall.Buku ajar fisiologi kedokteran.Ed.11.Jakarta:Buku kedokteran

EGC;2007.9. Silverthorn DU. Human physiology : an integrated approach. 2nd ed. Upper Saddle River,

NJ Prenti ce-Hall Inc; 2001. P 6-7, 165-180.10. Kuntari. Pengantar fisiologi, homeostasis, dan dasar biolistrik. Pengantar Faal (serial

online) 2007. (cited 2013 Dec 15);(35 screens). Available from: URL: http://b302fikui.files.wordpress.com/2011/11/pengantarfisiologilengkungrefleks.pdf diunduh 15 Desember 2013.

8