BLOK 2 SK 4

8
ANAMNESA Blok II Skenario 4 Oleh: ANGGUN ULFA NUR PRATIWI 10613034 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI 2014

description

KOMUNIKASI DAN ANAMNESA BLOK 2

Transcript of BLOK 2 SK 4

ANAMNESABlok II Skenario 4

Oleh:ANGGUN ULFA NUR PRATIWI10613034

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIINSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI2014

BAB 2Tinjauan pustaka

2.1 Anamnesa Anamnesa adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya (Aswar, 2003).Dari segi inisiatif penyampaian cerita, dikenal pula anamnesis pasif dimana pasien sendirianlah yang menceritakan keadaannya kepada si pemeriksa. Sebaliknya, pada anamnesis aktif penderita perlu dibantu pertanyaan-pertanyaan dalam menyampaikan ceritanya2.1.1. Tujuan anamnesa antara dokter dan pasien Menurut Kariyoso(2003) tujuan anamnesa dapat dibagi sebagai beritkut:1. Memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka infomasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja. Seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis seorang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cenderung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut 2. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan paseinnya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerja sama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan 2.1.2. Teknik AnamnesaTahap Awal Teknik Dasar AnamnesaMenurut Maulana (2008) sebelum melakukan anamnesa dokter perlu memperhatikan teknik-teknik awal seperti :1. Tahap Awal :a. Dokter bersikap ramah terhadap pasiennyaKetika berhadapan dengan pasien seorang dokter harus mampu menunjukkan dan bersikap ramah.b. Memberi salam, senyum dan sapaSelain bersikap ramah pada pasien, sebaiknya seorang dokter juga memberi salam, senyum, dan sapa agar pasien merasa nyaman dan senang.c. Mempersilahkan kepada pasiennya untuk dudukMempersilahkan pasien duduk merupakan suatu hal yang juga harus dilakukan dokter saat menghadapi pasien.d. Menciptakan suasana yang santai, agar pasien tidak merasa tegang saat konsultasiSuasana yang santai juga diperlukan dalam tahap awal anamnesa, agar pasien merasa nyaman selama proses konsultasi berlangsung. Suasana yang santai tersebut bisa juga divariasi dengan humor.e. Menanyakan keadaan pasien atau kabar pasien pada saat ituSebelum melakukan anamnesa, sebaiknya seorang dokter terlebih dahulu menanyakan keadaan atau kabar pasien pada saat itu. Sehingga dokter bisa mengetahui apa yang sedang dialami pasien pada saat itu.f. Menanyakan data umum pasien, yang mencakup nama, umur, jenis kelamin, alamat, dan pekerjaan. Sebelum dokter menanyakan keluhan pasien, diawali dengan menanyakan data umum pasien, sehingga dokter tidakkehilangan arah. Agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat.g. Menanyakan keluhan utama yang dirasakan pasien , sehingga mendorong pasien ke dokterDokter harus menanyakan keluhan utama pasien. Banyak pasien yang datang ke dokter dengan banyak keluhan, oleh karena itu dokter harus jeli dan cermat untuk menentukan keluhan utama dari pasien. Sehingga bisa memikirkan diagnosis penyakitnya.h. Menanyakan riwayat penyakit pasien sekarang2.1.3. Jenis-jenis AnamnesaAda 2 jenis anamnesa yang sering di lakukan:a. Tehnik autoanamnesis yaitu anamnesa yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesa terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia rasakan.Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya. b. Teknik alloanamnesa atau heteroanamnesa yaitu anamnesa yang didapat dari informasi orang lain atau pihak ke-2. Yang di maksud disini adalah orang yang dapat dipercaya dapat memberikan data yang akurat mengenai penyakit yang di derita oleh pasien.2.2 Hubungan interpersonal pada pasien 2.2.1. Tahap hubungan interpersonal 1. Pembentukan Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa penelitian telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama fase kontak yang permulaan, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap, dan nilai pihak yang lain. Pada tahap ni informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya. Informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:a. Informasi demografisb. Sikap dan pendapat c. Rencana yang akan datangd. Kepribadiane. Perilaku pada masa laluf. Orang laing. Hobi dan minat2. Peneguhan hubunganHubungan interpersonal tidak hanya bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan (Rahmat, 2002).

2.3 Cara Menjaga Agar Hubungan Interpersonal Tetap TerjalinDalam menjalankan suatu hubungan interpersonal, sangat sulit untuk menjaga agar hubungan interpersonal tersebut tetap terjalin dengan baik. Untuk itu diperlukan beberapa cara agar hubungan interpersonal antara seorang dokter dengan pasien khususnya pasien anak-anak tetap terjalin (Andi, 2009), cara-cara itu antara lain:1. Menyadarkan anak bahwa yang mencemaskan anak sebenarnya tidak begitu menakutkan. Kebanyakan anak takut pada alat-alat yang digunakan dokter untuk pemeriksaan misalnya jarum suntik. Untuk itu dokter harus mampu dan bias menanganinya dengan cara memberi motivasi pada anak-anak agar tidak merasa takut dengan alat-alat yang digunakan dokter, sebab alat tersebut sangat membantu dalam proses penyembuhan mereka. 2. Memberi motivasi kepada pasien.Apabila seorang anak berhenti menangis karena ketakutan, dokter harus member pujian.3. Dokter harus dapat menahan diri (sabar)Dalam menanggapi pasien yang kooperatif, dokter tidak boleh terbawa dalam situasi emosional terhadap pasien. Dokter harus mampu membawa diri dalam segala situasi.4. Kata-kata yang dipergunakan mudah dimengerti oleh anak, tidak menimbulkan rasa takut, dan buatlah percakapan yang sederhana dan menarik.2.4 Hambatan Anamnesa

Pada saat Anamnesia dibutuhkan kepiawaian dokter dan juga kejujuran pasien karena apabila dasar ini kurang dipahami maka hubungan professional Dokter Pasien bisa tidak baik dan berakibat fakta medis yang mau digali tidak optimal berujung ke kesalahan diagnosis dan penatalaksaan (Frans, 2011)2.4.1 Kegagalan yang diakibatkan dari pihak doktera. Alokasi waktu yang disediakan dokter per pasien terbatas mungkin disebabkan dokter nya banyak pasien, atau ditunggu pasien di tempat lain atau ada tindakan yang harus segera dilakukan sehingga tampak dokter ingin cepat dan terkesan buru-buru (Frans, 2011)b. Pemikiran dokter tentang penyakit yang paling sering di masyarakat sehingga melakukan wawancara terpimpin dan pasien hanya menjawab Ya atau Tidak sehingga terkesan anamnesis seperti Interogasi di kantor polisi. (Frans, 2011)c. Dokter memang tidak memiliki ilmu komunikasi yang baik dan tidak mau belajar mendengarkan dengan sabar sehingga akhirnya terkesan pendiam dan menjawab pertanyaan dengan kalimat sederhana bahkan terkesan tidak tahu (frans, 2011) 2.4.2 Kegagalan yang diakibatkan dari pihak pasiena. Kemauan sembuh yang kuat sehingga menganggap omongan dan tindakan yang dilakukan dokter pasti benar dan akurat padahal belum tentu sehingga pasien lebih banyak memilih diam (Frans, 2011)b. Pengetahuan minim bidang kesehatan dan kedokteran membuat pasien merasa takut bertanya atau salah bertanya apalagi menghadapi dokter yang senior jadi hanya pasif menunggu. Daripada pertanyaannya ditertawakan (Frans, 2011)c. Resistensi pasien begitu melihat bahasa tubuh dokter yang tergesa gesa. Intonasi yang kurang bersahabat dan sifat menggurui membuat buyar keinginan pasien untuk memperpanjang waktu pertemuan dengan dokter (Frans, 2011)