blok 12 m3

download blok 12 m3

If you can't read please download the document

description

blok 12 modul 3

Transcript of blok 12 m3

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECILBLOK 12 RESTORASI KEDOKTERAN GIGI

MODUL 3PERAWATAN PULPA GIGI SULUNG DAN GIGI PERMANEN MUDA

Di susun oleh: Kelompok 1 ADELIA CAESARINI (1310015103)ANNISA FAIRUS (1310015094)DZULHIYANA LAILI (1310015098)FIKA NOR AIDA (1310015093)JAMILAH IBRAHIM (1310015110)ISTI DARISTIVIA (1310015096)IRMAWATI (1310015091)MARINI ANDRIYANA (1310015092)SITI NUR AZIZAH (1310015109)

Tutor : drg. Musnar Munir Sp.KGAFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MULAWARMANSAMARINDA2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena terselesaikannya laporan DKK (Diskusi Kelompok Kecil). Laporan ini dibuat sesuai dengan gambaran jalannya proses DKK kami, lengkap dengan pertanyaan pertanyaan dan jawaban yang disepakati oleh kelompok kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan laporan DKK ini. Pertama, kami berterima kasih kepada drg.Musnar Munir Sp.KGA selaku tutor kami yang telah dengan sabar menuntun kami selama proses DKK.Terima kasih pula kami ucapkan atas kerja sama rekan sekelompok di Kelompok 1. Tidak lupa juga kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam mencari informasi maupun membuat laporan DKK.Akhir kata, kami sadar bahwa kesempuranaan tidak ada pada manusia oleh sebab itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai referensi atau perkembangan pengetahuan.

Samarinda , mei 2015Hormat kami,

Kelompok 1

DAFTAR ISI

Kata pengantar iDaftar isi ii

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 4 1.2. Tujuan 4 1.3. Manfaat 4

BAB 2 Pembahasan 2.1 Step 1 : Identifikasi Istilah Asing 5 2.2 Step 2 : Identifikasi Masalah 62.3 Step 3 : Curah Pendapat 72.4 Step 4 : Peta Konsep 82.5 Step 5 : Learning Objective 92.6 Step 6 : Belajar Mandiri92.7 Step 7 : Sintesis 10

BAB 3 Penutup3.1. Kesimpulan 213.2. Saran 21

Daftar Pustaka .22

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPerawatan pulpa pada gigi sulung dapat dianggap sebagai upaya preventif karena gigi yang telah dirawat dengan berhasil dapat diperhatikan dalam keadaan non-patologis sampai saat tanggalnya yang normal. Dengan demikian, lengkung geligi dapat dipertahankan dalam keadaan utuh, fungsi pengunyahan di pertahankan, infeksi dan peradangan kronis dapat dihilangkan sehingga kesehatan jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan (Spedding,1973; Lewis dan Law, 1973 ; Kennedy, 1976; Troutman dkk., 1982). Selain itu, mempertahankan gigi anterior dapat memperbaiki fungsi estetik, mencegah timbulnya kebiasaan buruk pada lidah, membantu fungsi bicara, dan mencegah timbulnya efek psikologis bila gigi tersebut harus dicabut jauh sebelum gigi penggantinya erupsi ( Camp dkk., 2002). 1.2 Tujuan Untuk mengetahui lebih dalam tentang perawatan saluran akar yang meliputi : pulp capping, pulpotomi dan pulpektomi yang di lengkapi secara rinci seperti definisi, indikasi & kontra, bahan dan prosedur perawatan. 1.3 ManfaatDapat digunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang Infeksi pada tulang rahang bagi pembaca dan penulis, sebagai referensi perawatan dari infeksi tersebut dan sebagai dasar perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.

BAB 2PEMBAHASAN

SKENARIOSeorang ibu membawa anak perempuannya berumur 8 tahun kedokter gigi untuk merawat gigi anaknya karena banyak yang rusak atau berlobang. Tiga hari yang lalu gigi kanan bawah belakangnya sakit cekot cekot, dan dulu pernah juga sakit sampai anaknya tidak tahan diberi obat paracetamol. Dari hasil pemeriksaan intra oral ditemukan karies yg besar dan dalam pada gigi molar sulung pertama kanan bawah, gigi molar sulung keduanya karies besar, pada sebelah gigi sulung molar pertama dan kedua bawah kiri juga ada karies dangkal dan kecil. Karena ibu pasien ini adalah mantan mahasiswa kedokteran gigi tingkat terakhir maka si dokter gigi memberikan infomasi mengenai kondisi gigi geligi anaknya sebagai berikut : berdasarkan tanda-tanda dan keluhan dari pasien maka kemungkinan diagnose gigi sulung molar pertama adalah pulpitis irreversible dan gigi yang lain adalah pulpitis reversible dengan kemungkinan terapi adalah perawatan syaraf pukpektomi, pulpotomi dan pulpcapping. Agar diagnose dan terapinya tepat maka dianjurkan untuk melakukan rongent foto panoramik. si dokter memberikan surat rujukan untuk di rongent dan memberikan resep obat untuk meminum obat lebih dahul sebelum dilakukan perawatan endodontik pada gigi anak tersebut. Dokter menyampaikan bahwa setelah dilakukan perawatan anak gigi ibu sebaiknya ditambal dan ibu disuruh kembali minggu depan.

2.1 IDENTIFIKASI ISTILAH ASING1. Pulpitis Irreversible :peradangan pulpa sehingga terjadi perubahan pada jaringan pulpa yang tidak dapat dipertahankan vitalitasnya.2. Karies : penyakit yang mengenao jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas bakteri yang menyebabkan demineralisasi gigi dan menyebabkan lubang atau kavitas.3. Pulpotomi : perawatan pulpa yang hanya mengangkat jaringan di dalam pulpa atau di daerah korona saja.4. Pulpitis Reversible : pulpa yang terasa ngilu akibat stimulus yang diberikan tetapi dapat hilang sakitnya dan vitalitasnyamasih dapat dipertahankan dan bisa juga terjadi karena karies sekunder dan biasanya karies yang terjadi belum mencapai atap pulpa.5. Pulpektomi : perawatan pulpa yang mengangkat jaringan pulpa hingga ke bagian akar gigi.6. Paracetamol : jenis obat yang bersifat analgesik ( meredakan rasa sakit ) dan antipiretik ( menurunkan demam ).7. Pulp Capping : perawatan pulpa pada karies yang dalam (profunda) untuk meragsang terbentuknya dentin tersier bahan yang digunakan kalsium hidroksida dan dapat dilakukan apabila belum mencapai pulpa ( selapis tipis dentin).8. Endodontik : perawatan saluran akar gigi.9. Foto Panoramik : foto ekstra oral untuk melihat seluruh jaringan keras gigi dan jaringan pendukung gigi secara keseluruhan.10. Gigi Sulung : (gigi desidui) gigi yang tumbuh pada periode awal kehidupan atau yang erupsi pertama.11. Diagnosa : identifikasi sifat-sifat penyakit berdasarkan tanda-tanda dan gejala yang ditimbulkan.12. Pemeriksaan Intra Oral : pemeriksaan klinis yang dilakukan di dalam rongga mulut.13. Tambal Gigi : prosedur konservatif yang dilakukan untuk memperbaiki bentuk anatomi dan mengembalikan fungsi dan estetik dari gigi yang rusak.

2.2STEP 2 : Identifikasi Masalah1. Mengapa gigi anak tersebut banyak yang rusak dan berlubang ?2. Apa yang meyebabkan gigi molar 1 kanan bawah sulung sakit cekat-cekot dan mengapa sudah diberi paracetamol masih kembali sakit ?3. Obat apa yang diberikan dokter sebelum melakukan perawatan endodontik ?4. Apa indikasi dan kontra indikasi dari pulp capping, pulpektomi polpotomi ?5. Apa perawatan yang dilakukan pada gigi molar 1 dan molar 2 kiri bawah kecil dan dangkal ?6. Mengapa pada gigi molar 1 kanan rahang bawah diagnosanya pulpitis irreversible ?7. Apa perawatan yang tepat untuk molar 1 dan molar 2 kanan pada skenario ?8. Bagaimana prosedur perawatan pulpektomi ?

9. Bagaimana prosedur perawatan polpotomi ?10. Bagaimana prosedur perawatan pulp capping ?11. Apa perbedaan dari pulpektomi dari gigi sulung dan gigi permanen muda ?

2.3 STEP 3 (CURAH PENDAPAT)1. Orang tua kurang memperhatikan kebersihan mulut pada anaknya sehingga anak tidak menjaga oral hygiene dengan baik dapat juga dikarenakan faktor makanan yang dikonsumsi seperti ( permen, cokelat ) dan faktor kebiasaan minum susu menggunakan dot yang menyebabkan rampant karies.2. Terjadi karena intra oral mengatakan karies sudah mencapai pulpa dan rasa sakit yang cekat-cekot dan sudah pernah diberikan obat artinya obat yang diberikan hanya menghilangkan rasa sakit tetapi bakteri masih berada dalam gigi sehingga rasa sakit masih akan terus timbul.3. Diberikan obat analgetik.4. - Indikasi pulpotomi : jika tidak ada pulpitis radikular (pada ujung akar) dan tidak ada kehilangan intra tulang radikular (tulang yang mendukung pada ujung akar). - KontraIndikasi pulpotomi : gigi yang terjadi abses, fistel, mobilitas, diperkusi sakit. - Indikasi pulpektomi : gigi karies, gigi yang telah melewati ruang pulpa, pendarahan yang berlebih saat prosedur pulpotomi, saluran akar cukup untuk dimasuki instrument. - KontraIndikasi pulpektomi : gigi yang terjadi mobile, gigi yang abses. - Indikasi Pulp Capping : karies pada gigi sulung maupun permanen yang besar, terbukanya pulpa yang kecil dikarenakan oleh mekanis, belum pernah terjadi rasa sakit cekat-cekot. - KontraIndikasi Pulp Capping : pernah mengalami rasa sakit cekat-cekot, adanya mobilitas gigi dan adanya fistel.5. Dilakukan pulp capping indirect karena pulpa gigi masih tertutup oleh lapisan selapis dentin dan jika terjadi perforasi dilakukan pulp capping direct yaitu pulpa gigi dengan atap terbuka lalu diberikan kalsium hidroksida kemudia restorasi sementara dan apabila perawtan pulp capping berhasil selanjutnya dilakukan restorasi permanen.6. M1 RB Kanan dikatakan pulpitis irreversible karena : lubang yang besar, sakit cekat-cekot, pernah sakit sebelumnya merupakan tanda-tanda dari pulpitis irreversible dan gigi biasanya non vital.7. M1 dan M2 kanan : molar 1 dilakukan pulpektomi karena karies dalam sakit cekat-cekot dan diagnosa pulpitis irreversible. Sedangkan molar 2 dikatakan karies besar tetapi belum diketahui sudah mencapai pulpa atau belum sehingga dilakukan pulp capping terlebih dahulu jika karies sudah mencapai pulpa dilakukan pulpotomi.8. -9. -10. -11. Perbedan pada bahan pengisi yang digunakan untuk gigi sulung digunakan bahan yang bisa meresorbsi (ZOE) dan untuk gigi permanen muda digunakan guttaperca.

2.4 . STEP 4 (PETA KONSEP)

GIGI

NON VITALVITAL

PULPEKTOMI

PULPOTOMI

PULP CAPPING

PULPEKTOMIVITAL

NON VITAL

INDIRECT

DIRECT

2.5 STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)Mahasiswa mampu mengetahui memahami dan menjelaskan :1. Pulp Capping :- Indirect : definisi, indikasi dan kontraindikasi, prosedur perawatan.- Direct : definisi, indikasi dan kontraindikasi, prosedur perawatan.2. Pulpotomi : definisi, indikasi dan kontraindikasi, prosedur perawatan, perbedaan perawatan gigi sulung dan gigi permanen muda.3. Pulpektomi - Vital : definisi, indikasi dan kontraindikasi, prosedur perawatan, perbedaan perawatan gigi sulung dan gigi permanen muda.- Non Vital : definisi, indikasi dan kontraindikasi, prosedur perawatan, perbedaan perawatan gigi sulung dan gigi permanen muda.

2.6 STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)Pada step ini, kami melakukan pembelajaran mandiri secara individu dan kelompok serta mencari jawaban learning objective dari berbagai referensi.

2.7 STEP 7 (SINTESIS) 1. PULP CAPPING- INDIRECT PULP TREATMENT / CAPPING DEFINISI : Perawatan ini dianjurkan pada gigi sulung vital dengan lesi karies yang luas dan hampir mendekati pulpa, tanpa ada gejala degenerasi pulpa (Fuks, 1994; Camp dkk.,2002) atau penyakit periapikal. Tujuan perawatan ini ialah mempertahankan vitalitas pulpa dengan cara : 1) Menghentikan proses karies 2) Meningkatkan sklerosis dentin (mengurangi permeabilitas) 3) Merangsang pembentukan dentin reparatif 4) Meremineralisasi dentin yang karies (Camp dkk., 2002) INDIKASI : 1) Lesi karies dalam yang tidak menimbulkan gejala (asimtomatik) pada gigi sulung, tetapi tidak melibatkan pulpa 2) Tanda - tanda mulut yang terabaikan (tak terpelihara) termasuk karies rampan , kerusakan parah, atau pada sindrom susu botol (nursing bottle syndrome) KONTRA INDIKASI : 1) Sakit spontan 2) Pembengkakan 3) Fistula 4) Sakit pada saat perkusi 5) Mobilitas patologis 6) Resorbsi akar eksternal 7) Resorbsi akar internal 8) Radiolusensi di daerah periapikal atau interradikular 9) Kalsifikasi pulpa

TEKNIK PERAWATAN : 1. Dilakukan anastesi lokal 2. Gigi diisolasi dengan rubber dam 3. Semua jaringa karies dibersihkan atau dibuang, kecuali yang berdekatan dengan pulpa, yang menurut pengalaman operator membuat perforasi pulpa. 4. Jaringan karies yang tertinggal tidak boleh lunak, basah, atau lembab 5. Kavitas dibersihkan 6. Dasar pelindung oksida seng-eugenol atau Ca(OH) yang cepat mengeras diletakkan sebelum restorasi di tempatkan (Kopel,1976; Bastawi, 1980; Fuks, 1994)

- DIRECT PULP CAPPING DEFINISI : Perawatan ini diakukan pada gigi dengan pulpa terbuka ukuran kecil (seujung jarum) yang disebabkan oleh faktor mekanis yang terjadi selama prosedur operari,bebas kontaminasi oral. INDIKASI : Perawatan pulpa direct diindikasikan untuk keadaan berikut ; - Perforasi pulpa secara mekanis, ukuran kecil (Kopel, 1976) kurang dari 1m, dikelilingi oleh dentin sehat,pada gigi yang sebelumnya vital dan tanpatanda dan gejala Patologis. KONTRA INDIKASI : 1) Sakit spontan 2) Mobilitas patologis 3) Keluar pus atau eksudat dari pulpa yang terbuka 4) Pembengkakan 5) Fistula 6) Sakit pada saat perkusi 7) Resorbsi akar eksternal 8) Resorbsi akar internal 9) Klasifikasi Pulpa 10) Radiolusensi di daerah periapikal dan interradikular 11) Perdarahan yang berlebihan dari pulpa yang terbuka ( Kennedy, 1976; Kopel,1976; Bastawi, 1980; Whitworth & Nunn, 1997).

TEKNIK PERAWATAN : 1) Isolasi daerah kerja 2) Perdarahan yang terjadidihentikan dengan cotton pellet steril dengan tekanan ringan 3) Kavitas dibershihkan dengan larutan yang tidak mengiritasi kemudian dikeringkan 4) Pada tempat restorasi diletakkan selapis Ca(OH)2 yang cepat mengeras tanpa tekanan 5) Diatasnya diletakkan dasar semen dan kemudian restorasi sementara

2. PULPOTOMI DEFINISI Pengambilan pulpa yang telah mengalami infeksi di dalam kamar pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa dibagian radikular.Pulpotomi dapat dibagi menjadi 2:1. Pulpotomi parsial2. Pulpotomi totalisPulpotomi atau amputasi pulpa adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaradehid.Reaksi formokresol terhadap jaringan pulpa yaitu membentuk area yang terfiksasi dan pulpa di bawahnya tetap dalam keadaan vital. Pulpotomi vital dengan formokresol hanya dilakukan pada gigi sulung dengan singkat dan bertujuan mendapat sterilisasi yang baik pada kamar pulpa.

INDIKASI1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda gejala peradangan pulpa dalam kamar pulpa.2) Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan perforasi pulpa dan gigi masih vital.3) Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang akar gigi.4) Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan.

5)Tidak ada pulpitis radikular.

6) Tidak ada tanda resorpsi internal.

7)Tidak ada fistula, perdarahan setelah amputasi pulpa berwarna pucat dan mudah dikendalikan (Bastawi, 1980; White, 1996).

KONTRA INDIKASI 1) Rasa sakit spontan.2) Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.3) Ada mobility yang patologik.4) Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar interna maupun eksterna.5) Adanya fistula, adanya supuratif di pulpa.6) Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.

PEMERIKSAAN PULPA GIGI ANAKKeadaan umum1. Umur.2. Kesehatan umum.3. Sikap kooperatif dari orang tua dan penderita. Orang tua perlu diberi pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan gigi sulung dan fungsinya perawatan pulpa yang memerlukan beberapa kali kunjungan perlu diterangkan satu persatu sehingga memerlukan kerjasama yang baik.4. Keadaan sosial ekonomi penderita. Perawatan saluran akar berbiaya mahal, sebelumnya perlu dikonsultasikan dengan orang tua

Keadaan gigi dan jaringan sekitarnya :1. Keluhan dan karakteristik rasa sakit.2. Lamanya gigi masih berfungsi.3. Apakah gigi dapat direstorasi.4. Apakah gigi dalam keadaan vital dan non vital.5. Bagaimana prognose penyembuhan pulpa.6. Evaluasi keadaan pulpa, periondontal dan periapikal.

Diagnosa Keadaan PulpaDiagnosa pulpa yang tepat dapat menentukan keberhasilan perawatan pulpa, untuk itu perlu melakukan pemeriksaan pemerikasaan riwayat penyakit. Riwayat penyakit yang lengkap dapat mengarah ke suatu diagnosa. Pemeriksaan klinis merupakan alat bantu dalam mendiagnosa yang terdiri dari :a. Pemeriksaan subyektif.Beberapa tanda, gejala dan keluhan rasa sakit dapat memberi gambaran keadaan pulpa. Anak dalam keterbatasan umurnya belum mampu mengemukakan rasa sakit. Untuk itu perlu dianjurkan beberapa pertanyaan kepada penderita mengenai :- Apakah giginya sakit bila minum dingin / makan yang manis manis.- Apakah sakit sehabis makan.- Apakah pernah sakit di malam hari.- Lokasi dan penyebaran rasa sakit.yaitu:Dalam hal ini dokter gigi harus mampu membedakan 1 tipe rasa sakit- Rasa sakit karena perangsangan.- Rasa sakit spontan.Rasa sakit karena perangsangan dihubungkan dengan adanya rangsangan yang ditimbulkan oleh penumpukkan makanan pada lesi karies yang menekan dan merangsang pulpa terutama setelah makan. Demikian juga rasa sakit yang disebabkan rangsangan termis dan khemis, gejala tersebut dihubungkan dengan sensitifitas dentin akibat lesi karies yang dalam. Umumnya rasa sakit akan berkurang jika rangsangan disingkirkan, dalam keadaan ini pulpa dalam keadaan stadium transisi dan bersifat reversibel. Rasa sakit spontan, ditandai dengan rasa sakit yang datang tiba tiba tanpa rangsangan biasanya malam hari sehingga tidurnya terganggu. Rasa sakit spontan dan terus menerus ini menandakan peradangan pulpa parah dan telah mencapai saluran akar dan pulpa dalam keadaan ireversibel.

b. Pemeriksaan obyektifPemeriksaan obyektif dibagi 2 : Ekstra oral Intra oralPemeriksaan ekstra oral :Dilihat apakah ada pembengkakan di rahang bawah daerah submandibular atau mandibular, biasanya karena gangren pulpa dari molar sulung. Di rahang atas pembengkakan sampai di bawah mata akibat infeksi gigi kaninus atau molar sulung. Apakah ada perubahan warna, fistel atau pembengkakan kelenjar limfe.

Pemeriksaan intra oral :Meliputi jaringan lunak atau gingiva, lidah, bibir apa ada kemerahan, pembengkakan fistel yang biasanya disebabkan gigi gangren.Perubahan warna, kontur, tekstur dan lesi lesi jaringan keras (gigi) : Apakah ada perubahan warna gigi. Kedalaman karies. Kebersihan mulut. Derajat mobiliti.

Pemeriksaan obyektif lainnya dengan :1. Perkusi.2. Palpasi.3. Test vitalitas.4. Pemeriksaan radiografi.

TEKNIK PERAWATAN Kunjungan pertama :

1.Dilakukan anestesi local, kemudian gigi diisolasi dengan karet isolasi/ Rubber Dam

2.Dibuat outline form, semua jaringan karies dibuang sebelum atap pulpa dibuka. hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kontaminasi bakteri ke dalam pulpa pada waktu pulpa dibuka dan untuk memperoleh pandangan yang baik kea rah pulpa yang terbuka.

3.Atap pulpa bagian mahkota dibuka seluruhnya .4. Pulpa bagian korona diambil dengan ekskavator tajam atau dengan bur bulat besar yang steril dengan kecepatan rendah . pada tahap ini tidak perlu diusahakan untuk menghentikan perdarahan. Perlu dijaga agar tidak terjadi perforasi ke lantai pupa yang tipis atau ke dinding interproksimal akibar penggunaan tekanan yang berlebihan pada waktu mengebor.

5.Pulpa dipotong sampai batas muara saluran akar.

6.Ruang pulpa diirigasi dengan akuades yang berlebihan untuk menghindari terdorongnya potongan dentin ke bagian pulpa radikuler. Hal ini dapat terjadi bila dipakai semprotan udara.

7.Seluruh pulpa bagian korona harus diambil sampai batas muara saluran akar, tidak boleh ada yang tertinggal. Jika ada yang tertinggal, akan terjadi perdarahan yang sukar dihentikan. Hal ini akan mengaburkan diagnosis pulpa bagian radikular.

8. Setelah pemotongan pulpa, perdarahan dikontrol dengan butir kapas yang dibasahi dengan larutan yang tidak mengiritasi seperti larutan salin atau akuades dan ditempatkan di atas potongan pulpa selama 3-5 menit. Tidak dibenarkan untuk menempatkan obat-obatan yang dapat mempengaruhi pembekuan darah, seperti anestesi local dengan vasokonstriktor. Gigi dianggap tepat untuk dirawat dengan pulpotomi satu kali kunjungan, bila perdarahan berhenti secara normal. Pada waktu mengambil butir kapas perlu berhati-hati agar jangan terjadi perdarahan karena trauma.

9.Muara saluran akar ditutup dengan butir kapas yang dibasahi dengan sedikit formokresol selama 5 menit (formokresol tidak boleh berlebihan). Untuk itu butir kapas perlu diperas diantara kain kasa/kapas.

10.Setelah butir kapas diangkat, pulpa terlihat berwarna coklat atau hitam sebagai hasil fiksasi obat.

11.Di atas potongan pulpa diletakkan pasta campuran oksida seng-eugenol dan formokresol, eugenol dan formokresol berbanding sama .

12.Di atasnya diletakkan dasar semen (seng fosfat atau oksida seng-eugenol yang cepat mengeras), lalu ditumpat dengan tumpatan permanen atau dibuatkan mahkota logam tahan karat . (Kennedy, 1976; Bastawi, 1980; Fuks, 1994).

Kunjungan keduaApabila perdarahan tidak dapat dihentikan sesudah amputasi pulpa berarti peradangan sudah berlanjut ke pulpa bagian radikular. Oleh karena itu diperlukan 2 kali kunjungan.Teknik pulpotomi dua kali kunjungan :1) Sebagai lanjutan perdarahan yang terus menerus ini pulpa ditekan kapas steril yang dibasahi formokresol ke atas pulp stump dan ditutup dengan tambalan sementara.2) Hindarkan pemakaian obat obatan untuk penghentian perdarahan, seperti adrenalin atau sejenisnya, karena problema perdarahan ini dapat membantu dugaan keparahan keradangan pulpa.

Kunjungan kedua (sesudah 7 hari)1) Tambalan sementara dibongkar lalu kapas yang mengandung formokresol diambil dari kamar pulpa.2) Letakkan di atas orifis, pasta campuran dari formokresol, eugenol dengan perbandingan 1:1 dan zink oksid powder.3) Kemudian di atasnya, diletakkan semen fosfat dan tutup dengan tambalan tetap.

2. PULPEKTOMI 1. Pulpektomi parsiala. Definisi :Prosedur pulpektomi parsial dilakukan pada gigi sulung bila jaringan pulpa bagian korona dan dalam saluran akar masih vital tetapi menunjukkan gejala klinis hiperemia, atau bila pada pemotongan pulpa tidak dapat dikontrol.

b. Indikasi dan kontraindikasi : Indikasi : Gigi mungkin pernah memberikan gejala sakit atau tidak memberikan gejala sakit. Saluran akar tidak menunjukkan nekrosis. Secara radiografik tidak terlihat adanya penebalan ligamentum periodontal atau kelainan radikular. Kontraindikasi : Pasien tidak kooperatif. Anak dengan kompromis medis, seperti penyakit jantung kongenital.

c. Teknik perawatan :1. Pembuatan foto Rontgen. Untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat.2. Lakukan anastesi lokal.3. Lakukan isolasi daerah kerja dengan cotton roll atau rubber dam.4. Jaringan karies dibuang dengan bur bulat dan atap pulpa dibuka seluruhnya. Jaringan pulpa bagian korona diambil dengan ekskavator atau dengan bur bulat.5. Sisa-sisa jaringan dibersihkan dan dikeringkan.6. Jaringan pulpa dalam saluran akar diambil dengan jarum eksterpasi.7. Saluran akar dilebarkan dengan file untuk memudahkan pengisian saluran akar dengan bahan pengisi saluran akar. 8. Saluran akar diirigasi berulang-ulang dengan larutan yang tidak mengiritasi, seperti NaOCL, supaya semua sisa jaringan atau debris hilang, kemudian dikeringkan dengan paper point.9. Saluran akar diisi dengan bahan pengisi yang dapat mengalami resorpsi. Alat yang digunakan adalah jarum lentulo, pressure syringe, file. Bahan pengisi yang digunakan antara lain pasta zinc okside eugenol atau pasta oksida seng eugenol-formokresol. Diaatas bahan pengisi diletakkan dasar semen, kemudian gigi ditumpat permanen.

2. Pulpektomi lengkap atau menyeluruha. Definisi :Prosedur ini digunakan untuk merawat gigi sulung non vital, dan dilakukan dalam beberapa kali kunjungan. b. Indikasi dan kontraindikasi : Indikasi : Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetik. Gigi tidak goyang dan periodontal normal Kondisi pasien baik Keadaan social ekonomi pasien baik. Kontraindikasi: Gigi tidak dapat direstorasi lagi. Keadaan pasien buruk, mengidap penyakit kronis, seperti diabetes miletus, TBC, dan lain-lain. Terdapat pembengkokan ujung akar dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan.c. Teknik perawatan :1. Lakukan foto rontgen.2. Lakukan isolasi dengan rubber dam atau cotton roll.3. Jaringan karies dibersihkan.4. Atap pulpa dibuka seluruhnya.5. Sisa-sisa jaringan nekrotik dalam saluran akar dibersihkan dengan jarum eksterpasi dan file. 6. Kavitas diirigasi dengan larutan yang tidak mengiritasi seperti NaOCL, lalu dikeringkan.7. Ruang pulpa diisi dengan butir kapas yang dibasahi obat antibakteri, seperti kresofen, kemudian ditutup dengan tumpatan sementara.8. Setelah ruang pulpa kering dan semua tanda-tanda atau gejala hilang, saluran akar diisi dengan pasta saluan akar.9. Untuk mengetahui apakah pengisian saluran akar sudah baik, digunakan radiogram. Bila pengisian sudah baik, diberi lapisan dasar semen, kemudian ditumpat dengan tumpatan permanen atau mahkota logam tahan karat. Akhir-akhir ini pulpektomi gigi sulung sering dilakuan dalam satu kali kunjungan. Tetapi bila gigi sudah nekrosis dengan rasa sakit dan terdapat pus pada saluran akar, maka perawatan sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali kunjungan (2 atau 3 kali), untuk meningkatkan keberhasilan perawatan.

BAB 3PENUTUP

1.1 Kesimpulan Terdapat beberapa jenis perawatan pulpa yang berbeda yang dapat dilakukan pada gigi sulung. Perawatan tersebut dapat di klasifikasikan dalam dua golongan yaitu perawatan pulpa konservatif, yang bertujuan untuk memperhatikan vitalitas pulpa, perawatan pulpa radikal.Termasuk perawatan pulpa konservatif ialah perlindungan pulpa indirek, perawatan direk dan pulpotomi, sedangkan perawatan pulpa radikal ialah pulpektomi diikuti dengan pengisian saluran akar (Fuks, 1994).

1.2 SaranKami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanti, E. (2012). Perawatan Endodontk Pada Anak. Jakarta: EGC.Tarigan, R., & Tarigan, G. (2013). Perawatan Pulpa Gigi (Endodontik). Jakarta: EGC.

1