SAP Penyuluhan Blok 12

36
SATUAN ACARA PENYULUHAN “KANKER PAYUDARA” SAP dibuat untuk memenuhi ujian Skill Kesehatan Reproduksi Kelompok 2: 1. Woro Tamia Nuningtyas 2. Zahra Listia Ardiyasa 3. Azizah Rahmah 4. Entin Srihadi Yanti 5. Wiwik Sartika 6. Luhdya Rachmi 7. Nabila Alri Hutami 8. Selvi Tri 125070607111059 125070607111060 125070607111061 125070607111062 125070607111065 125070607111066 125070607111067 125070607111070 20

description

kanker Payudara (Deteksi Dini)

Transcript of SAP Penyuluhan Blok 12

Page 1: SAP Penyuluhan Blok 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KANKER PAYUDARA”

SAP dibuat untuk memenuhi ujian

Skill Kesehatan Reproduksi

Kelompok 2:

1. Woro Tamia Nuningtyas

2. Zahra Listia Ardiyasa

3. Azizah Rahmah

4. Entin Srihadi Yanti

5. Wiwik Sartika

6. Luhdya Rachmi

7. Nabila Alri Hutami

8. Selvi Tri Arieaningsih

125070607111059

125070607111060

125070607111061

125070607111062

125070607111065

125070607111066

125070607111067

125070607111070

Program Studi S1 Kebidanan

Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya

April, 2014

20

Page 2: SAP Penyuluhan Blok 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“KANKER PAYUDARA”

Topik : Kanker Payudara

Sub – topik : Deteksi Dini kanker Payudara

Sasaran : Wanita Usia Subur (20-39 tahun) di Desa Kembang Duren

kec. Duren

Tempat : Posyandu Desa Kembang Duren Kec. Duren

Hari/tanggal : Senin, 28 Oktober 2015

Waktu : 09.00 – 10.30WIB

Pemateri : Woro Tamia, Zahra, Azizah, Entin, Luhdya, Nabila, Wiwik,

Selvie

A. Latar belakang

Kanker payudara dikenal sebagai salah satu kanker yang paling sering

menyerang kaum wanita. Kanker menjadi momok bagi semua orang selain itu

kecenderungan peningkatan prevalensinya tidak dapat dihindari. Menurut

WHO, kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada

wanita, 10% dari semua wanita di dunia menderita kanker payudara dalam

hidupnya. Prevalensi kanker payudara meningkat seimbang dengan kenaikan

usia, sebanyak 400 kasus baru dari 100.000 kasus setiap tahun terjadi (Hidayat

dkk, 2009). Setiap tahun, di Indonesia diperkirakan terdapat 100 orang

penderita baru kanker payudara per 100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah

237 juta penduduk ada sekitar 237.000 penderita kanker baru. Sejalan dengan

itu, data empiris juga menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun

ke tahun terus meningkat dan berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar

5,7 % kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas (Depkes, 2012).

Jumlah penderita kanker payudara di Jawa Timur pada tahun 2014

sebanyak 5.127 kasus, 105 di antaranya dinyatakan meninggal (Depkes Jatim,

2015). Dinas Kesehatan Kota Malang (2015) melaporkan bahwa pada periode

20

Page 3: SAP Penyuluhan Blok 12

tahun 2014 dari 1.333 perempuan yang melakukan pemeriksaan

(pemeriksaan payudara, pemeriksaan leher rahim, dan krioterapi) di

puskesmas-puskesmas kota Malang dijumpai 45 perempuan yang pada

pemeriksaan didapati tumor/benjolan pada payudaranya dan 48 jiwa dicurigai

mengarah ke kanker payudara dan dilakukan rujukan.

Tingginya angka kematian akibat kanker payudara disebabkan

penderita kanker payudara datang ke pelayanan kesehatan dalam stadium

inoperable atau stadium lanjut dan sukar disembuhkan, padahal pemeriksaan

terhadap kemungkinan adanya gejala kanker secara dini dapat dilakukan oleh

diri sendiri sehingga dapat dilakukan sewaktu-waktu dan tanpa biaya

(Hastutik, 2010).

Keterlambatan mengetahui bahwa seorang wanita telah mengidap

kanker payudara hingga stadium lanjut dikarenakan rendahnya pemahaman

wanita tentang kanker payudara itu sendiri dan rendahnya kesadaran untuk

melakukan pemeriksaan terhadap payudaranya. Deteksi dini merupakan suatu

langkah yang sangat penting untuk mengurangi tingkat kematian karena

kanker payudara. Deteksi dini ini dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan

payudara sendiri, breast imaging, dan pengujian mamografi.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan deteksi dini

kanker payudara yang paling mudah dibanding dengan yang lain yaitu

pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan dan pemeriksaan mammografi.

Umumnya, kanker payudara terdeteksi pertama kali oleh penderitanya sendiri.

Untuk itu, agar kanker tersebut dapat dideteksi lebih awal, pemeriksaan

payudara sendiri perlu dilakukan secara rutin setiap bulan oleh para wanita,

baik wanita yang beresiko tinggi maupun wanita tanpa resiko. Selain mudah

untuk dilakukan, pemeriksaan ini juga membuat para wanita merasa nyaman

karena pemeriksaan ini di lakukan sendiri tanpa bantuan orang lain. Adanya

informasi tentang SADARI serta kanker payudara menjadi motivasi para

wanita untuk menambah pengetahuan tentang area payudara. Semakin

meningkatnya tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri

maka akan mempengaruhi perilaku wanita untuk menyadari pentingnya

20

Page 4: SAP Penyuluhan Blok 12

pemeriksaan payudara sendiri untuk mencegah risiko kanker payudara

(Handayani, 2008).

Untuk memberikan informasi mengenai cara-cara yang dapat

dilakukan dalam mendeteksi dini kanker payudara, diperlukan bantuan

petugas kesehatan untuk memberikan pengarahan yang tepat. Bantuan yang

dapat dilakukan petugas kesehatan dapat dilakukan melalui proses penyuluhan

yang tepat sasaran terkait skrining kanker payudara yakni SADARI

(Pemeriksaan payudara Sendiri).

B. Sub Pokok Bahasan

Anatomi dan Fisiologi Payudara

1. Anatomi

2. Fisiologi

Konsep Kanker Payudara

1. Pengertian

2. Etiologi

3. Faktor resiko

4. Patofisiologi

5. Tanda dan gejala

6. Diagnosis Kanker Payudara

7. Penatalaksanaan

8. Komplikasi

9. Pencegahan kanker payudara

10. Deteksi dini kanker payudara (SADARI

C. Tujuan

Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir proses penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengerti,

memahami dan mampu melakukan cara deteksi dini kanker payudara dengan

melakukan SADARI.

20

Page 5: SAP Penyuluhan Blok 12

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan mengenai deteksi dini kanker payudara diharapkan

wanita usia subur dapat memahami dan mendiskripsikan:

Konsep deteksi dini kanker payudara

SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

D. Strategi

Media (Alat bantu)

1. Leaflet

2. X banner

3. LCD

4. Laptop

5. Poster

6. PowerPoint Slide Show

7. Video

Metode

1. Persentasi/Ceramah

2. Tanya Jawab 

E. Persiapan

1. Menyiapkan pokok bahasan

2. Menyiapkan alat demonstrasi

3. Menyiapkan tempat, waktu, dan sasaran

4. Menyiapkan video

5. Menyiapkan hadiah bagi peserta

20

Page 6: SAP Penyuluhan Blok 12

20

Page 7: SAP Penyuluhan Blok 12

Layout

: POSTER : PDDM

: OBSERVER : MC

: PESERTA : PEMATERI

: LCD : PINTU

20

Page 8: SAP Penyuluhan Blok 12

F. Rencana Kegiatan Penyuluhan (POA)

TAHAPAN

KEGIATANWAKTU KEGIATAN PENYAJI/PEMATERI KEGIATAN PESERTA METODE

MEDIA

DAN ALAT

Pembukaan 5 menit Penyampaian salam

Perkenalan

Menjelaskan topik penyuluhan

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Menjawab salam

Memperhatikan penyampaian

penyaji

ceramah PowerPoint

Slide Show

Penyuluhan I 15 menit Penyampaian materi oleh pemateri :

Konsep Deteksi Dini kanker Payudara

Mendengarkan dan memberikan

umpan balik tehadap materi yang

disampaikan.

Ceramah

Dan tanya jawab

PowerPoint

Slide Show

Leafleat

Poster

Penayangan Video

SADARI, breast

imaging,

mammografi

5 menit Mempersilahkan audience untuk menyaksikan dan

memahami esensi video

Menyaksikan video

20

Page 9: SAP Penyuluhan Blok 12

Penyuluhan II 20 menit

Penyampaian materi dan demonstrasi oleh

pemateri :

Konsep SADARI

Mendengarkan dan memberikan

umpan balik tehadap materi yang

disampaikan dan mengikuti

demonstrasi secara bersama-sama

Ceramah, tanya

jawab,

demonstrasi

PowerPoint

Slide Show

Leafleat

Poster

Manekin

5 menit Mempersilahkan audience untuk menyaksikan dan

memahami esensi video

Menyaksikan video

Post-Test 10 menit Mempersilahkan peserta untuk menjawab

pertanyaan yang ditayangkan di layar secara

langsung peserta

Menjawab pertanyaan dengan

mengacungkan tangan dan dipersilahkan

oleh penyaji

Acungkan

Tangan

Power Point

Slide Show

Penutup 20 menit Penutup

Pemberian Reward

a. Penanya

b. Pendemonstrasi

c. Pre dan post tertinggi

Menjelaskan kesimpulan dari materi penyuluhan

Ucapan terima kasih

Salam penutup

Memperhatikan kegiatan dan ikut serta

dalam penarikan kesimpulan dan

manfaat yang diperoleh selama

penyuluhan

ceramah Hadiah

20

Page 10: SAP Penyuluhan Blok 12

G. Evaluasi

1. Evaluasi Struktural

SAP sudah dipersiapkan

Media sudah dipersiapkan

Waktu, tempat, dan sasaran sudah sesuai

2. Evaluasi Proses

Audiance aktif

Pemaparan materi sesuai dengan konsep dan waktu yang sudah ditentukan

Media yang digunakan sesuai kebutuhan

3. Evaluasi Hasil

Penyaji melakukan kegiatan sesuai peran

Peserta yang datang sesuai dengan target yang sudah ditetapkan

Diakhir kegiatan sudah dilakukan evaluasi hasil kegiatan dengan cara peserta

mendemonstrasikan dan dari nilai

post test.

H. Post Test

1.

22

Page 11: SAP Penyuluhan Blok 12

I. Lampiran

Materi

1.1 Anatomi dan Fisiologi Payudara

1.1.1 Anatomi Payudara

Jaringan payudara terentang dari sekitar iga kedua sampai keenam. Perluasan kauda

(ekor) jaringan ke dalam aksila dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada masa lemak dan

nifas dini saat jaringan tersebut membengkak. Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar

disertai duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah bervariasi. Payudara

dibagi menjadi bagian atau lobus oleh septum fibrosa,yang berjalan dari belakang putting

payudara kearah otot pektoralis. Septum ini penting untuk melokalisasi infeksi, yang sering

terlihat sebagai meradang di permukaan payudara ( dunstall, 2007).

Secara anatomi fisologi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus,

ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke

aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan

ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.setiap payudara terdiri dari 15-20 lobulus

dari jaringan kelenjar. Jumlah lobulus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap

lobulus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli. Kelenjar ini bersama-sama

membentuk sejumlah gumpalan,mirip buah anggur yang merambat. Alveoli (alveoli dan acinus

singular) menghasilkan susu dan subtansi lainnya selama menyusui . Setiap bola memberikan

makanan ke dalam pembuluh darah tunggal lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui

putting susu.

Sebagai hasilnya terdapat 15-20 saluran putting susu, mengakibatkan banyak lubang pada

putting susu. Di belakang putting susu pembuluh lactiferous agak membesar sampai membentuk

penyimpangan kecil yang di sebut lubang-lubang lactiferous (lactiferous sinuses). Lemak dan

jaringan penghubung mengelingi bola-bola jaringan kelenjar. Sejumlah jaringan lemak

tergantung pada banyaknya faktor termasuk usia,persentase lemak tubuh, dan keturunan. Sendi

tulang cooper menghubungkan dinding dada pada kulit payudara dan memberikan bentuk

payudara dan keelatisannya (Long, 2000).

1.1.2 Fisiologi Payudara

22

Page 12: SAP Penyuluhan Blok 12

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah

mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan

menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan

juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan

kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi

payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi

pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama

beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan

fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.

Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar

terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu

hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan

duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis

anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian

dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)

1.2 Kanker Payudara

1.2.1 Pengertian

Kanker payudara merupakan penyakit neoplasma yang bersifat ganas dimana sel payudara

mengalami proliferasi, diferensiasi abnormal dan tumbuh secara autonom yang menyebabkan

infiltrasi ke jaringan sekitar diambil merusak serta menyebar ke bagian tubuh yang lain (Artanti,

2011). Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang

berubah menjadi ganas. (Harianto, 2005). Kanker payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan

sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan

menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Carpenito, 2000).

Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh

penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam keadaan lanjut. Hal inilah yang

menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini kematian

akibat kanker masih dapat dicegah.

1.2.2 Etiologi

22

Page 13: SAP Penyuluhan Blok 12

Penyebab dari kanker payudara tidak diketahui dengan pasti, namun terdapat serangkaian

faktor genetik, hormonal dan lingkungan. Penyebab tersebut yang dapat menunjang terjadinya

kanker payudara. Banyak faktor yang diprediksi mempuyai hubungan kanker payudara (John

Cleese, 2010).

Genetik merupakan faktor panting karena kejadian kanker payudara akibat kelainan

genetik sebesar 5-10%. Untuk mengenalinya cukup mudah yaitu dengan mengumpulkan riwayat

keluarga yang terkena kanker payudara dan memetakannya dalam bentuk silsilah. Riwayat

keluarga yang perlu dicatat diantaranya adalah kanker payudara pada ibu atau saudara

perempuan 12 yang terkena kanker payudara pada umur di bawah 50 tahun atau keponakan

dengan jumlah lebih dari dua (Luwia, 2003).

Hormon estrogen adalah hormon yang berperan dalam proses tumbuh kembang organ

seksual wanita. Hormon estrogen justru sebagai penyebab awal kanker pada sebagian wanita.

Hal ini disebabkan adanya reseptor estrogen pada sel-sel epitel saluran kelenjar susu. Hormon

estrogen yang menempel pada saluran ini, lambat laun akan mengubah sel-sel epitel tersebut

menjadi kanker (Luwia, 2003). Pengunaan KB hormonal seperti pil, suntik KB dan susuk yang

mengandung banyak dosis estrogen meningkatkan risiko kanker payudara (John Cleese, 2010).

Faktor lingkungnan juga dapat menjadi pemicu kanker payudara. Lingkungan tersebut

berupa paparan radiasi bahan-bahan radioaktif, sinar X dan pencemaran bahan kimia. Luwia

(2003) mengatakan bahwa risiko kanker payudara meningkat apabila radiasi terjadi sebelum

umur 40 tahun.

1.2.3 Faktor resiko

Kumar, et.al., (2012) menyebutkan risiko major kanker payudara antara lain:

1) Gender: Hanya 1% kanker payudara yang terjadi pada laki-laki.

2) Usia: kanker payudara jarang terjadi sebelum usia 25 tahun. Insidennya meningkat

berkaitan dengan usia, dengan rata-rata didiagnosis pada usia 61 tahun bagi kaum Kaukasia, 56

tahun untuk kaum Hispanik, dan 46 tahun pada kaum Afrika-Amerika. Karsinoma pada

perempuan muda dikaitkan dengan hilangnya reseptor esterogen (ERs) atau meningkatnya

ekspresi reseptor 2 dari faktor pertumbuhan epidermal manusia (HER2/neu).

3) Usia saat menarche: Menarche dini (kurang dari usia 11 tahun) dan menopause yang

terlambat dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

22

Page 14: SAP Penyuluhan Blok 12

4) Usia saat melahirkan pertama: Kehamilan dan persalinan yang lebih awal (usia kurang

dari 20 tahun) memiliki separuh dari risiko relatif mengalami kanker payudara dari perempuan

nulipara atau perempuan yang melahirkan pertama setelah usia 35 tahun, hal ini dikaitkan

dengan proses menyusui; menginduksi diferensiasi terminal dari sel luminal untuk

menghilangkan risiko potensial pencetus timbulnya kanker.

5) Kerabat tingkat pertama dengan kanker payudara: Risiko meningkat dengan jumlah

kerabat tingkat pertama yang terkena, meskipun 87% mereka dengan riwayat keluarga demikian

tidak timbul keganasan. Sebagian besar risiko pada keluarga dimungkinkan karena interaksi dari

gen rentan yang berisiko rendah dan faktor non-genetik.

6) Atipikal hiperplasia: Hal ini meningkatkan risiko.

7) Ras/Etnik: Risiko pada perempuan yang berusia 50 tahun akan mengalami karsinoma

invasif dalam 20 tahun yang rata-rata tejadi 7% pada perempuan Kaukasian, 5% pada perempuan

Afrika-Amerika, dan kurang dari 4% pada perempuan Hispanik dan Kepulauan Asia/Pasifik.

Namun, perempuan Afrika-Amerika dan Hispanik cenderung lebih sering menunjukkan kejadian

keganasan dan angka mortalitas yang lebih tinggi, pada sebagian yang terkait dengan variasi gen

risiko kanker.

8) Paparan esterogen: Terapi hormon postmenopause meningkatkan risiko 1,2 sampai 1,7

kali lipat, meskipun kontrasepsi oral tidak meningkatkan risiko. Mengurangsi esterogen endogen

melalui ooforektomi atau blokade hormonal dapat mengurangi risiko kanker payudara.

9) Kepadatan payudara, paparan radiasi, dan karsinoma endometrium (mungkin

mencerminkan lamanya keterpaparan esterogen): semua hal ini dapat meningkatkan risiko.

10) Pengaruh geografis: Kejadian kanker payudara empat sampai tujuh kali lipat lebih

tinggi terjadi di United States dan Eropa dikaitkan dengan perbedaan budaya dalam hal paritas

dan waktu, menyusui, diet, obesitas, dan aktivitas fisik.

11) Diet: Tingkat konsumsi alkohol yang berlebih dapat meningkatkan risiko, sementara

itu konsumsi kafein dirasa mampu menurunkan risiko.

12) Obesitas: Obesitas pada orang yang lebih muda dari 40 tahun menurunkan risiko

dengan meningkatkan sirkulasi onovulatory, sementara itu obesitas yang terjadi post-menopause

meningkatkan risiko melalui sintesis esterogen tambahan.

13) Menyusui: Semakin tinggi durasi menyusui, semakin tinggi penurunan risiko secara

keseluruhan.

22

Page 15: SAP Penyuluhan Blok 12

1.2.4 Patofisiologi

Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,

radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga

merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara . Kanker

payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula

terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi

karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh

dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kirakira

berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah

bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu

sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu

payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya

benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006)

Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kirakira 1-2%

wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut. Kulit

menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe.

Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang ( Price, 2006 ).

Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan sekitarnya,

dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress karena

terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang. Rasa nyeri sering

menyertai upaya tersebut pengalaman operatif dibagi dalam tiga tahap yaitu preoperatif, intra

operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon

neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari

ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah, maka

mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu

yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syok. Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat

dan lemak di metabolisme untuk memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan

suplai asam amino yang di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di

perlukan guna mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan

untuk fungsi yang optimal.

22

Page 16: SAP Penyuluhan Blok 12

Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket maupun

yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan,

dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan

ekspansi paru tidak optimal (Mansjoer , 2000)

1.2.5 Tanda gejala

Manifestasi klinis kondisi keganasan pada payudara antara lain adanya nyeri, benjolan, dan

discharge pada puting (Santen. 2010; Chinyama, 2014). Benjolan yang teraba pada payudara

terasa agak keras dan lebih sering dijumpai pada kuadaran atas bagian luar. Daerah tersebut

merupakan daerah yang paling banyak memiliki jaringan glandular (LeMone & Burke, 2008).

Manifestasi klinis lainnya yakni keadaan abnormal dari puting, seperti adanya ruam dan

erupsi yang terdapat di daerah sekitar puting serta adanya penarikan pada puting, perubahan

posisi dari puting, nyeri pada area putting sensasi rasa terbakar, dan tertusuk-tusuk pada

payudara (LeMone & Burke, 2008).

Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.

Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit

payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk. Gejala lainnya

yang mungkin ditemukan:

• Benjolan atau massa di ketiak

• Perubahan ukuran atau bentuk payudara

• Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning

sampai hijau, mungkin juga bernanah)

• Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola (daerah

berwana coklat tua di sekeliling puting susu)

• Payudara tampak kemerahan

• Kulit di sekitar puting susu bersisik

• Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal

• Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara . Pada stadium lanjut bisa timbul

nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut (Smeltzer & Bare,

2002):

22

Page 17: SAP Penyuluhan Blok 12

1. Stadium I (stadium dini)

Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran (metastase)

pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan penyembuhan secara

sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak metastase ke bagian tubuh yang lain,

harus diperiksa di laboratorium.

2. Stadium II

Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah

bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 % tergantung dari

luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk

mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi

dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

3. Stadium III

Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan kemungkinan

untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada artinya lagi. Biasanya

pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan kemoterapi (pemberian obat yang dapat membunuh

sel kanker). Kadang-kadang juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang

sudah parah. Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh

serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.

1.2.6 Diagnosis Kanker Payudara

Terdiri dari diagnosis klinis, pemeriksaan penunjang dan diagnosis pasti.

1.2.6.1 Diagnosis Klinis

Diagnosis klinis di dasarkan atas:

a. Wawancara dengan pengajuan pertanyaan umum dan terarah sehubungan dengan kanker

payudara.

b. Pemeriksaan klinis payudara untuk mencari benjolan atau kelainan lainnya. Pemerikasaan

payudara dilakukan saat ± 1 minggu dari hari terakhir menstruasi. Penderita diperiksa dengan

badan bagian atas terbuka dan posisi badan tegak.

c. Insfeksi untuk melihat simetri payudara kanan dan kiri,kelainan papila, letak dan bentuk,

retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda radang, dan ulserasi. Dilakukan dalam keadaan

22

Page 18: SAP Penyuluhan Blok 12

kedua lengan diangkat keatas untuk melihat ada tidaknya bayangan tumor di bawah kulit yang

ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal.

d. Palpasi dan pemeriksaan kelenjar getah bening regional atau aksila.

1.2.6.2 Pemeriksaan Penunjang31

Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk menuju diagnosis pasti suatu kanker payudara,

yaitu:

a. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra-red.

b. Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x yang diradiasikan pada

payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuannya mendeteksi tumor yang belum

teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam stadium dini. Waktu yang tepat untuk

melakukan mammografi pada wanita usia produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada

perempuan usia nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini

berbeda-beda berkisar antara 83%-95%. Pada mammografi digunakan sinar X dosis rendah

untuk menemukan daerah yang abnormal pada payudara. Para ahli menganjurkan kepada

setiap wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan mammogram secara rutin setiap

1-2 tahun dan pada usia 50 tahun keatas mammogarm dilakukan sekali/tahun.

c. Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan kistik, dan hanya

dapat membuat diagnosis dugaan berdasarkan pemantulan gelombang suara. USG digunakan

untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan benjolan padat.

d. Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop.

e. Termografi adalah pemeriksaan menggunakan suhu untuk menemukan kelainan pada

payudara.

Dalam protokol penanganan kanker payudara, pemeriksaan yang dianjurkan adalah

mammografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan gabungan ultrasonografi dan mammografi

memberikan angka ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.

1.2.6.3 Diagnosis Pasti

Diagnosis pasti hanya ditegakan dengan pemeriksaan histopatologis. Bahan pemeriksaan

dapat diambil dengan berbagai cara, yaitu:

a. Biopsi aspirasi (fine needle biopsy)

b. Needle core biopsy dengan jarum Silverman

c. Excisional biopsy dan pemeriksaan potong beku waktu operasi.

22

Page 19: SAP Penyuluhan Blok 12

1.2.7 Penatalaksanaan

Menurut (Smeltzer dan Bare, 2002) penatalaksanaan kanker payudara adalah

1. Pengobatan lokal kanker payudara

Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal:

a. Mastektomi radiasi yang modifikasi

b. Bedah dengan menyelamatkan payudara, adalah : mastektomi, limfektomi (pengangkatan

jaringan kanker dan sejumlah kecil jaringan sekitarnya dengan kulit lapisan atas tetap di

tempatnya)

2. Mastektomi

Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan beberapa nodus

limfe. Tujuannya : untuk menghilangkan tumor payudara dengan membuang payudara

dan jaringan yang mendasari.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk mengurangi

kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resudial

4. Rekontruksi / pembedahan

Rekontruksi/ pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan tergantung pada stadium 1

dan 11 lakukan mastektomi radikal, bila ada metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan

kemoterapi ajuvan. Dapat juga dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor

bed.Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral

5. Terapi Hormonal

Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon esterogen

6. Tranplantasi sumsum tulang

Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan adalah

pengangkatan sumsum tulang dan memberikan kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulang pasien

yang di pisahkan dari efek samping kemoterapi, kemudian infuskan ke IV.

1.2.8 Komplikasi

Menurut Sjamsuhidayat ( 2004 ), komplikasi kanker payudara adalah :

1. Gangguan Neurovaskuler

22

Page 20: SAP Penyuluhan Blok 12

2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.

3. Fraktur patologi

4. Fibrosis payudara

5. Kematian

1.2.9 Pencegahan Kanker Payudara

1. Pencegahan primer.

Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama.Caranya adalah dengan upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup

sehat. Cara ini dilakukan oleh para wanita yang belum sama sekali terdeteksi adanya kanker

payudara. Hal ini sangat bagus bila dilakukan, sebab dapat mencegah kanker payudara secara

dini.

Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer adalah :

a. Membatasi konsumsi alkohol

b. Menjaga berat badan ideal

c. Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah atau hormon lainnya

d. Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari

e. Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak

f. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran.

2. Pencegahan sekunder.

Terkadang kita tidak tau bahwa kita dapat terkena resiko kanker payudara. Dari pola

makan yang salah atau dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker ini. Pencegahan

sekunder merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk

terkena kanker payudara.

Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk

dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteki dini. Beberapa

metode deteksi ini terus mengalami perkembangan.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker payudara adalah

dengan cara :

22

Page 21: SAP Penyuluhan Blok 12

a) Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar kanker

dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah

menghubungi dokter.

b) Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi

c) Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau melakukan cancer

risk assessement survey

d) Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan demografi setiap tahun.

e) Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya dengan

meletakkan payudara secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto dari

atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.

3. Pencegahan tersier

Pencegahan ini ditunjukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara.

Penanganan yang tepat sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan

memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan ini untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan

pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan :

a) Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak tehadap ketahanan penderita

b) Tindakan kemoterapi dengan sitostatika

c) Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa sistomatik

d) Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif (Endang dan Bertani, 2009)

Cara lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut :

a) Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika tidur bra dilepas

b) Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol

c) Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan sekali

d) Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi lainnya

e) Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin sebagai zat

antioksidan. 

f) Selain itu, banyak-banyaklah mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu, dan sebagainya.

Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen genistein yang dapat membantu mengurangi

resiko tumbuhnya kanker payudara.

g) Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti joging

22

Page 22: SAP Penyuluhan Blok 12

h) Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama lemak hewani

i) Hindari stress. (Nurcasanah, 2009)

1.2.10 Deteksi Dini Kanker Payudara (SADARI)

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan benjolan

pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang sama setiap bulan. Bagi

wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI

adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa

dilakukan kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal bulan).

1.2.10.1 Pengertian

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari

pemeriksaan  payudara  setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap 1 bulan

sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara

(Varney, 2007).

Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri antara

hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari

1. Dan menurut Maulani (2009), Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting

dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko kanker payudara.

1.2.10.2 Tujuan

Tujuan utama SADARI adalah untuk menemukan kanker dalam stadium dini sehingga

pengobatannya menjadi lebih baik.

1.2.10.3 Manfaat

1) Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.

2) Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini.

3) Dapat mencegah penyakit kanker payudara.

4) Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara.

5) Dapat  menurunkan  angka  kematian wanita  akibat  kanker payudara.

1.2.10.4 Waktu Pemeriksaan SADARI

a) Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap 3 bulan sekali. Wanita usia 20

tahun    dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi

22

Page 23: SAP Penyuluhan Blok 12

secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah menghubungi

dokter.

b) Usia 35-40 tahun melakukan mamografi.

c) Di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli.

d) Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun.

1.2.10.5 Teknik SADARI

Berikut ini langkah – langkah melakukan SADARI menurut Smeltzer(2005):

Langkah 1 :

a. Berdirilah di depan cermin.

b. Periksa kedua payudara dari sesuatu yang tidaknormal.

c. Perhatikan adanya rabas pada puting susu, keriput, dimpling atau kulit mengelupas Dua

tahap berikutnya dilakukan untuk memeriksa adanya kontur pada payudara. Jadi ketika

melakukan SADARI, anda harus mampu merasakan otot – otot anda yang menegang.

Langkah 2 :

a. Perhatikan dengan baik di depan cermin ketika melipat tangan anda dibelakang kepala anda

ke arah depan.

b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudra anda.

Langkah 3 :

a. Selanjutnya tekan tangan anda ke arah pinggang anda dan agak membungkuk ke arah

cermin sambil menarik bahu dan siku ke arah depan.

b. Perhatikan setiap perubahan kontur pada payudara anda. Beberapa wanita melakukan

pemeriksaan payudara berikut ketika sedang mendi dengan shower. Jari – jari akan

meluncur dengan mudah diatas kulit yang bersabun, sehingga anda dapat berkonsentrasi

dan merasakan setiap perubahan yang terjadi pada payudara anda.

Langkah 4 :

a. Angkat tangan kiri anda.

b. Gunakan 3 atau 4 jari anda untuk meraba payudara kiri anda dengan kuat, hati – hati dan

menyeluruh.

c. Mulailah pada tepi luar, ttekan bagian datar dari jari tangan anda dalam lingkaran kecil,

bergerak melingkar dengan lambat di sekitar payudara.

d. Secara bertahap lakukan ke arah puting susu.

22

Page 24: SAP Penyuluhan Blok 12

e. Pastikan untuk melakukanya pada seluruh payudara.

f. Beri perhatian khusus pada area diantara payudara dan bawah lengan, termasuk bagian di

bawah lengan itu sendiri.

g. Rasakan adanya benjolan atau massa yang tidak lazim di bawah kulit.

Langkah 5 :

a. Dengan perlahan remas puting susu dan perhatikan adanya rabas.

b. Jika anda menemukan adanya rabas dari puting susu dalam sebulan yang terjadi ketika

anda sedang atau tidak melakukan SADARI, temuilah dokter anda.

c. Ulang pemeriksaan pada payudara kanan anda.

Langkah 6 :

a. Tahap 4, Sebaiknya diulangi dalam posisi berbaring.

b. Berbaringlah mendatar, terlentang dengan lengan kiri anda di bawah kepala anda dengan

sebuah bantal atau handuk yang dilipat di bawah bahu kiri.

c. Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti yang diuraikan diatas.

d. Ulangi pada payudara kanan anda.

22