Sap Penyuluhan Hiv

16
LAPORAN PENYULUHAN HIV/AIDS Penyusun: Athika Herni R (030.09.033) Fitria Ahdiyanti W (030.09.094) M. Rifki Maulana (030.09.155) Ricco Aditya P (030.09.201) KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS KECAMATAN TEBET PERIODE 2 JUNI 2014 – 16 AGUSTUS 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

description

sap

Transcript of Sap Penyuluhan Hiv

Page 1: Sap Penyuluhan Hiv

LAPORAN PENYULUHAN

HIV/AIDS

Penyusun:

Athika Herni R (030.09.033)

Fitria Ahdiyanti W (030.09.094)

M. Rifki Maulana (030.09.155)

Ricco Aditya P (030.09.201)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS KECAMATAN TEBET

PERIODE 2 JUNI 2014 – 16 AGUSTUS 2014

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

Page 2: Sap Penyuluhan Hiv

SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

Pokok Bahasan : Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Sub pokok bahasan : Pencegahan HIV/AIDS

Sasaran : Remaja dan Keluarga

Waktu : 35 Menit

Tempat : Poli Konsultasi Puskesmas Kecamatan Tebet

Hari / Tanggal : Rabu, 23 Juli 2014

Penyuluh : Dokter Muda FK Universitas Trisakti Jakarta

1. Athika Herni Ramadhona

2. Fitria Ahdiyanti W.

3. M. Rifki Maulana

4. Ricco Aditya P

1. Tujuan

1. 1 Tujuan Umum

Remaja dan keluarga mengerti tentang bahaya HIV/AIDS dan dapat

melakukan pencegahan agar tidak tertular dan menularkan ke orang lain

1. 2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 35 menit, diharapkan Remaja dan

Keluarga dapat:

Menyebutkan pengertian HIV / AIDS

Menyebutkan penyebab dan cara penularan HIV/AIDS

Menyebutkan tanda dan gejala HIV/AIDS

Menyebutkan siapa saja yang dapat tertular HIV/AIDS

Menyebutkan cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah

tertularnya HIV/AIDS

2. Materi (Terlampir)

Pengertian HIV/AIDS

Penyebab HIV/AIDS dan Cara penularan HIV/AIDS

1

Page 3: Sap Penyuluhan Hiv

Tanda dan gejala HIV/AIDS

Faktor risiko HIV/AIDS

Cara pencegahan HIV/AIDS

3. Metode

Penyampaian materi tentang HIV/AIDS

Tanya Jawab

4. Media

Leaflet

Flip Chart

5. Kegiatan

No. Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Remaja

dan Keluarga

Waktu

1. Pembukaan

5 Menit

*Salam Memberikan salam Menjawab salam

*Perkenalan Memperkenalkan diri Menyimak

*Tujuan

Penyuluhan

Menjelaskan tujuan

penyuluhan

Menyimak

*Kontrak/strategi

penyuluhan

Menjelaskan

kontrak/strategi

penyuluhan

Menyimak

2. Kegiatan Inti 20 Menit

*Pengertian

HIV/AIDS

Menjelaskan

Pengertian HIV/AIDS

Menyimak

*Penyebab dan

cara penularan

Menjelaskan

Penyebab dan

bagaimana cara

penularan HIV/AIDS

Menyimak

*Tanda dan gejala

HIV/AIDS

Menjelaskan apa saja

tanda dan gejala dari

Menyimak

2

Page 4: Sap Penyuluhan Hiv

HIV/AIDS

*Faktor risiko

HIV/AIDS

Menjelaskan siapa

saja yang mempunyai

faktor risiko

tertularnya HIV/AIDS

Menyimak

*Cara mengetahui

status HIV

Menjelaskan langkah-

langkah mengetahui

status HIV

Menyimak

*Cara Pencegahan

HIV/AIDS

Menjelaskan

pencegahan agar tidak

tertular HIV/AIDS

Menyimak

3. Penutup 10 Menit

*Tanya jawab Memberikan

kesempatan kepada

remaja dan keluarga

yang ingin bertanya

Bertanya dengan

aktif hal – hal

yang masih belum

dimengerti

*Evaluasi Memberikan

pertanyaan kepada

remaja dan keluarga

Menjawab

pertanyaan

*Salam Mengucapkan salam Menjawab salam

6. Evaluasi

Bentuk : Pertanyaan

Prosedur : Langsung

Butir soal : 1. Apakah pengertian HIV dan AIDS?

2. Jelaskan Penyebab HIV/AIDS dan cara penularannya!

3. Apa saja tanda dan gejala HIV/AIDS?

4. Apa saja faktor risiko HIV/AIDS?

5. Bagaimana agar tidak tertular HIV/AIDS?

3

Page 5: Sap Penyuluhan Hiv

LAMPIRAN

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

1.1. HIV

HIV adalah kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus, merupakan virus

penyebab AIDS yang melemahakan sistem kekebalan tubuh (darah putih).1 HIV

hanya menular antar manusia. Ada virus yang serupa yang menyerang hewan, tetapi

virus ini tidak dapat menular pada manusia, dan HIV tidak dapat menular hewan. HIV

menyerang sistem kekebalan tubuh, yaitu sistem yang melindungi tubuh terhadap

infeksi.1,2

Karena pada tahun-tahun pertama setelah terinfeksi tidak ada gejala atau tanda

infeksi, kebanyakan orang yang terinfeksi HIV tidak mengetahui bahwa dirinya telah

terinfeksi. Segera setelah terinfeksi, beberapa orang mengalami gejala yang mirip

gejala flu selama beberapa minggu. Penyakit ini disebut sebagai infeksi HIV primer

atau akut. Selain itu tidak ada tanda infeksi HIV. Tetapi, virus tetap ada di tubuh dan

dapat menular pada orang lain.2

1.2. AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency

Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)

yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus

HIV.3

2. Cara Penularan

1. Kontak seksual

Kontak seksual merupakan salah satu cara utama transmisi HIV di berbagai

belahan dunia. Virus ini dapat ditemukan dalam cairan semen, cairan vagina,

cairan serviks. Transmisi infeksi HIV melalui hubungan seksual lewat anus

lebih mudah karena hanya terdapat membran mukosa rektum yang tipis dan

mudah robek, anus sering terjadi lesi.3 Hubungan seks berganti-ganti pasangan

merupakan risiko.

4

Page 6: Sap Penyuluhan Hiv

2. Darah atau produk darah

Transmisi dapat melalui hubungan seksual (terutama homoseksual)

dan dari suntikan darah yang terinfeksi atau produk darah. Diperkirakan

bahwa 90 sampai 100% orang yang mendapat transfusi darah yang tercemar

HIV akan mengalami infeksi. Suatu penelitian di Amerika Serikat

melaporkan risiko infeksi HIV-1 melalui transfusi darah dari donor yang

terinfeksi HIV berkisar antara 1 per 750.000 hingga 1 per 835.000.

Pemeriksaan antibodi HIV pada donor darah sangat mengurangi transmisi

melalui transfusi darah dan produk darah (contoh, konsentrasi faktor VIII

yang digunakan untuk perawatan hemofolia). 3

3. Penggunaan jarum suntik

Akibat penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya (alat tindik) yang

telah terkontaminasi, misalnya pada penyalahgunaan narkotik suntik yang

menggunakan jarum suntik yang tercemar secara bersama-sama. Di samping

dapat juga terjadi melalui jarum suntik yang dipakai oleh petugas kesehatan

tanpa disterilkan terlebih dahulu. Resiko tertular cara transmisi parental ini

kurang dari 1%.4

4. Ibu yang menderita HIV

Transmisi secara vertikal dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi HIV

kepada janinnya sewaktu hamil , persalinan, dan setelah melahirkan melalui

pemberian Air Susu Ibu (ASI).5 Angka penularan selama kehamilan sekitar

5-10%, sewaktu persalinan 10-20%, dan saat pemberian ASI 10-20%. Di mana

alternatif yang layak tersedia, ibu-ibu positif HIV-1 tidak boleh menyusui

bayinya karena ia dapat menambah penularan perinatal . Selama beberapa

tahun terakhir, ditemukan bahwa penularan HIV perinatal dapat dikaitkan

lebih akurat dengan pengukuran jumlah RNA-virus di dalam plasma

Penularan vertikal lebih sering terjadi pada kelahiran preterm, terutama

yang berkaitan dengan ketuban pecah dini.6

HIV tidak menular melalui:

1. Gigitan nyamuk atau serangga lain

2. Berenang bersama

3. Memakai toilet bersama

5

Page 7: Sap Penyuluhan Hiv

4. Bersalaman, pelukan atau ciuman

5. Terpapar batuk atau bersin

6. Berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama

3. Faktor Risiko HIV

Adapun orang yang mempunyai faktor risiko tertularnya virus HIV yaitu:5

1. Melakukan hubungan seks tanpa pelindung

2. Berganti – ganti pasangan seks

3. Pemakaian jarum suntik bekas yang tercemar HIV

Orang yang berisiko terkena jarum suntik yang tercemar HIV antara lain

pemakai narkotika suntik bergantian, tenaga kesehatan yang tidak sengaja

tertusuk jarum bekas

4. Penggunaan tattoo dan pemasangan aksesoris

5. Pemakaian bersama alat cukur/benda tajam

6. Penerima donor darah yang terinfeksi HIV

7. Bayi dari seorang ibu HIV/AIDS

8. Dapat ditularkan melalui jalan lahir maupun ASI

4. Tahapan Tanda dan Gejala

Tahapan seseorang yang terinfeksi HIV hingga menjadi AIDS, sangat panjang dan

tergantung pada kondisi orang tersebut. Ada beberapa tahapan ketika seseorang

terinfeksi HIV.6

1. Tahap 1: Window Period (Periode Jendela)

HIV masuk ke dalam tubuh seseorang, sampai terbentuknya antibodi terhadap

HIV di dalam darah. Tidak ada tanda-tanda khusus. Tes HIV belum bisa

mendeteksi keberadaan virus HIV, meskipun di dalam tubuhnya telah ada virus

tersebut dan telah bisa menularkan kepada orang lain melalui perilaku berisiko.

Periode ini berkisar hingga 6 bulan sejak awal terinfeksi.6

2.  Tahap 2: HIV Positif – Tanpa Gejala

Tes HIV telah bisa mendeteksi keberadaan virus di dalam darah. Tidak ada

gejala yang muncul sama sekali, orang yang telah terinfeksi HIV tampak sehat

dan merasa sehat HIV telah berkembang biak di dalam darah.  Masa ini

biasanya bisa mencapai 10 tahun sejak pertama kali terinfeksi, tergantung

kekebalan tubuh sesorang.6

6

Page 8: Sap Penyuluhan Hiv

3. Tahap 3: HIV Positif – Dengan Gejala

Kekebalan tubuh semakin menurun Mulai muncul gejala infeksi oportunistik,

seperti:pembengkakan kelenjar limfa, diare terus menerus, flu tidak sembuh-

sembuh, dan lain-lain. Termasuk nafsu makan menurun, badan lemah, berat

badan mulai berkurang. Fase ini bisa berlangsung antara 1-3 bulan.6

4. Tahap 4: Fase AIDS

Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah, Berbagai penyakit oportunistik

semakin parah, AIDS ini baru bisa terdiagnosa setelah kekebalan tubuh sangat

berkurang dilihat dari sel T nya. Seberapa cepat HIV bisa berkembang menjadi

AIDS dapat bervariasi diantara individu. Jarak antara infeksi HIV hingga

sampai ke fase AIDS bisa berkisar antara 15-20 tahun, bahkan kadang-kadang

bisa lebih lama. Mempertahankan gaya hidup sehat dapat memperpanjang atau

memperlama proses perkembangan ke arah AIDS.6

Seseorang yang terinfeksi HIV dengan jumlah sel CD-4 nya dibawah batasan

tertentu, diharuskan mengkonsumsi ARV (Anti Retro Viral), yang berfungsi untuk

menekan perkembangbiakan virus HIV di dalam tubuh.

5. Cara Mengetahui Status HIV/AIDS

Status HIV hanya dapat diketahui melalui:

1. Testing darah dan pemeriksaan laboratorium disertai konseling pre dan pasca

testing HIV.

2. Konseling dan testing HIV sukarela dilakukan dengan prinsip tanpa paksaan,

rahasia, tidak membeda-bedakan dan terjamin kualitasnya.

3. Manfaat konseling dan tes HIV sukarela

4. Tes HIV/AIDS dapat dilaksanakan di RS/Klinik/Puskesmas rujukan. Untuk ibu

hamil tersedia layanan tes HIV secara cuma-Cuma/GRATIS

6. Cara Pencegahan

Upaya pencegahan harus dilakukan melalui cara penularannya. Pencegahan

infeksi HIV melalui hubungan seksual dilakukan dengan:5

1. Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia

dan tidak terinfeksi HIV.

2. Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.

3. Tidak melakukan hubungan anogenital.

7

Page 9: Sap Penyuluhan Hiv

4. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual dengan

kelompok resiko tinggi tertular AIDS dan pengidap HIV.

5. Sirkumsisi pada pria

Pencegahan infeksi HIV melalui darah :5

1. Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan

memeriksa darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab

memerlukan biaya yang tingi serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di

Indonesia masih rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.

2. Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus

disterillisasikan secara baku.

3. Gunakan jarum suntik sekali pakai

4. Kelompok penyalahgunaan narkotik harus menghentikan kebiasaan

penyuntikan obat ke dalam badannya serta menghentikan kebiasaan

mengunakan jarum suntik bersama.

Pencegahan transmisi ibu dan anak:5

1. Pemberian AntiRetroViral selama kehamilan

2. Operasi Caesar

3. Ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

8

Page 10: Sap Penyuluhan Hiv

1. Yayasan Spiritia. HIV AIDS. Available at:

http://www.spiritia.or.id/art/bacaart.php?artno=1001. Accessed on July 11, 2014.

2. Djoerban Z, Djauzi. HIV/AIDS di Indonesia. In : Sudoyo AW, Setyohadi B,

Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 5 th ed.

Jakarta Pusat: Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009. p

2861.

3. Kelompok Studi Khusus AIDS FKUI. In : Yunihastuti E, Djauzi S, Djoerban Z,

editors.  Infeksi oportunistik pada AIDS. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2005. p.

67-73.

4. Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and

related disorders. In : Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hause

SL, Jameson JL. editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed.

The United States of America: McGraw-Hill. p 241-50.

5. Mustikawati DE. Epidemiologi dan pengendalian HIV/AIDS. In : Akib AA,

Munasir Z, Windiastuti E, Endyarni B, Muktiarti D, editors. HIV Infection in

infants and children in Indonesia : current challenges in management. Jakarta :

Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2009. p. 55-60.

6. WHO, Clinical Staging And Immunological Classification Of Hiv-Related

Disease In Adults And Children, France, 2007.

9

Page 11: Sap Penyuluhan Hiv

10