Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

26
TUGAS ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS) SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI PADA IBU HAMIL KELAS C TINGKAT/ SEMESTER: II/IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

description

Materi SAP Gizi pada Ibu Hamil

Transcript of Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

Page 1: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

TUGAS ASKEB V (KEBIDANAN KOMUNITAS)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI PADA IBU HAMIL

KELAS C

TINGKAT/ SEMESTER: II/IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BALI

2013

Page 2: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

No Nama Alamat Paraf

Page 3: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil
Page 4: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi

Sub Topik : Gizi Seimbang Ibu Hamil

Sasaran : Ibu – ibu hamil

Tempat : Ruang Senam Hamil di Bidan Praktek Mandiri

Hari/ Tanggal : Senin, 4 Maret 2013

Waktu : pukul 09.30 wita

A. Latar Belakang

Gizi seimbang ibu hamil adalah keadaan keseimbangan antara gizi yang diperlukan

oleh ibu hamil untuk kesehatan ibu dan pertumbuhan dan perkembangan janinnya

yang dapat dipenuhi oleh asupan gizi dari aneka ragam makanan.

Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat – zat gizi daripada wanita yang

tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang

dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan

makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok, dll.

Demikian pula, bila makanan ibu kurang tumbuh kembang janin akan terganggu,

terlebih bila keadaan ibu pada masa sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini

dapat mengakibatkan abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati.

Pada saat bersalin dapat mengakibatkan persalinan lama,perdarahan, infeksi, dan

kesulitan lain yang mungkin memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan yang

berlebih dapat mengakibatkan kenaikan berat badan yang berlebihan , bayi besar, dan

dapat pula terjadi pre-eklamsi ( keracunan kehamilan). Bila makanan ibu kurang

Page 5: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

kemudian di perbaiki setelah bayi lahir, kekurangan yang dialami sewaktu dalam

kandungan tidak dapat sepenuhnya diperbaiki.

B. Tujuan

1. Tujuan Intruksional Umum

Setelah di lakukan penyuluhan kesehatan selama 25 menit, diharapkan ibu

hamil dapat mengerti dan memahami tentang berbagai kebutuhan gizi pada

ibu hamil.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah melaksanakan proses penyuluhan kesehatan selama 25 menit

diharapkan mampu :

a. Menjelaskan pengertian gizi seimbang ibu hamil

b. Menyebutkan kebutuhan gizi untuk ibu hamil

c. Menyebutkan manfaat gizi seimbang untuk ibu hamil

d. Menyebutkan dampak kekurangan gizi pada ibu hamil

C. Metode

Metode yang digunakan selama penyuluhan yaitu metode ceramah. Dan pada akhir

ceramah di adakan tanya jawab bila selama diadakannya ceramah ibu ada yang tidak

mengerti, atau masih ada yang belum dipahami

D. Media

LCD, Laptop, dibantu dengan leaflet pada ibu hamil

E. Materi Penyuluhan

(Materi terlampir)

Page 6: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

F. Kegiatan Penyuluhan

NO Hari/Tgl/Jam Tahap Kegiatan

Penyuluhan

Kesehatan

Kegiatan

Penyuluhan Kesehatan

Kegiatan Pasien dan

Keluarga

1 Senin, 4 Maret

2013

Pkl 09.30 Wita

Pendahuluan

( 5 menit)

Menyampaika

n salam

Menyebutkan

nama dan asal

Mengkaji

tingkat

pengetahuan

ibu tentang

pemenuhan

gizi pada ibu

hamil

Memberika

kesempatan

untuk bertanya

Ibu hamil

membalas

salam

Ibu

menerima

kehadiran

Peserta

penyuluhan

memahami

tujuan

dengan baik

Peserta

penyuluhan

memperhatik

an

Mengajukan

pertanyaan

2 Pkl 09.35 wita Memberikan

penyuluhan

(15 menit)

Memperhatika

n reaksi ibu

hamil atau

peserta

Peserta

penyuluhan

memperhatik

an,

Page 7: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

penyuluhan menunjukkan

reaksi

antusias

3 Pkl 09.50 Penutup

(5 menit)

Mengevaluasi

tujuan

penyuluhan

kesehatan

Mengucapkan

terima kasih

dan salam

Mampu

menjelaskan

kembali

Peserta

penyuluhan

memberi

salam.

G. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara lisan

(Daftar pertanyaan terlampir)

Page 8: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

MATERI PENYULUHAN

1. Kebutuhan Gizi Pada Ibu hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu

kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan

energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin,

pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme

tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat

menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian

sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir

kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan

ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta

penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk

pertumbuhan janin dan plasenta.

Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO

menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal

sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I sebesar 100

Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan

Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi ditentukan angka 285 Kkal perhari selama

kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan

temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi

mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil.

Dengan demikian makanan ibu hamil harus cukup bergizi agar janin yang

dikandungnya memperoleh makanan bergizi cukup, untuk alur terhambatnya

pertumbuhan dari aspek gizi ibu. Perlu diperhatikan secara khusus adalah

pertumbuhan janin dalam daerah pertumbuhan lambat dan daerah pertumbuhan cepat.

Daerah pertumbuhan lambat terjadi sebelum umur kehamilan 14 minggu. Setelah itu

pertumbuhan agak cepat, dan bertambah cepat sampai umur kehamilan 34 minggu.

Kebutuhan zat gizi ini diperoleh janin dari simpanan ibu pada masa anabolik, dan dari

makanan ibu setiap hari selama hamil. Makanan ibu selama hamil dan keadaan gizi

ibu pada waktu hamil berhubungan erat dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Apabila makanan yang dikonsumsi ibu kurang dan keadaan gizi ibu jelek maka besar

Page 9: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

kemungkinan bayi lahir dengan BBLR. Konsekuensinya adalah bahwa bayi yang lahir

kemungkinan meninggal 17 kali lebih tinggi dibanding bayi lahir normal.

2. Pertambahan Berat badan pada Ibu Hamil

Normalnya, sang ibu mengalami peningkatan berat badan selama kehamilan

berlangsung. Kenaikan berat badan yang optimal akan berdampak baik pada

kehamilan maupun output persalinannya kelak. Dengan berat badan yang ideal untuk

seorang ibu hamil, pertumbuhan janin pada umumnya akan berlangsung normal.

Komplikasi timbulnya gangguan kesehatan dan penyakit lain juga bisa dihindari. Hal

ini pun memberikan efek pada pasca persalinan yaitu kesehatan ibu selama laktasi.

Menurut National Academy of Science, variasi kenaikan berat badan ibu

hamil tergantung pada berat badan ibu sebelum hamil. Khususnya bisa diketahui

dengan menilai body mass index (BMI). Untuk bisa mencukupi dan menyeimbangkan

gizi pada saat hamil dan menyusui, komposisi zat gizi harus diperhatikan. Kalori

dicukupi namun jangan terlalu banyak, hanya 17%, protein 25% dan vitamin dan

mineral 20 – 100%.

Kenaikan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh

berbagai faktor, yang terpenting keadaan gizi ibu hamil dan makanan ibu selama

berlangsung kehamilan. Berat badan hamil dan makanan ibu selama berlangsung

kehamilan. Berat badan (BB) sebelum hamil dan perubahan BB selama kehamilan

berlangsung merupakan parameter klinik yang penting untuk memprediksi berat

badan lahir bayi. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan

berat badan rendah sebelum hamil, atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak

pada saat hamil cenderung melahirkan bayi.

Kenaikan berat badan yang dianggap baik untuk orang Indonesia ialah 9 kg.

kenaikan berat badan ibu tidak sama, tetapi pada umumnya kenaikan berat badan

tertinggi adalah pada umur kehamilan 16 – 20 minggu, dan kenaikan yang paling

rendah pada 10 minggu pertama kehamilan. Kenaikan berat badan pada trisemester

pertama adalah 1,0 kg, pada trisemester kedua 4,4 kg, dan pada trisemester ketiga 3,8

kg. Saat kehamilan tubuh wanita mengalami perubahan khususnya genitalia ekstema,

interna dan mammae. Berat badan akan naik 6,5 – 16,5 kg terutama pada kehamilan

20 minggu terakhir (2 kg/bulan). Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan

oleh hasil konsepsi berupa plasenta, fetus, liquor amnion dan dari ibu sendiri yaitu

uterus dan mammae membesar, peningkatan volume darah, pertambahan protein dan

Page 10: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

lemak, serta terjadinya retensi darah. Kenaikan berat badan selama kehamilan sangat

mempengaruhi massa pertumbuhan janin dalam kandungan. Pada ibu-ibu hamil yang

status gizi jelek sebelum hamil, maka kenaikan berat badan pada saat hamil akan

berpengaruh terhadap berat bayi lahir.

3. Penilaian Status Gizi Ibu Hamil

Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui empat cara yaitu secara klinis,

biokimia, biofisik, dan antropometri.

a. Penilaian secara klinis. Penilaian status gizi secara klinis sangat penting sebagai

langkah pertama dalam mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena hasil

penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nampak nyata.

b. Penilaian secara biokimiaPenilaian status gizi secara biokimia di lapangan banyak

menghadapi masalah. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering

digunakan adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia gizi.

c. Penilaian secara biofisikPemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat tanda dan

gejala kurang gizi. Dilakukan oleh dokter atau petugas kesehatan atau yang

berpengalaman dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan

bagian tubuh lainnya.

d. Penilaian secara antropometri. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ukuran

fisik seseorang sangat erat berhubungan dengan status gizi. Atas dasar-dasar ini

ukuran-ukuran antropometri diakui sebagai indeks yang baik dan dapat diandalkan

bagi penentuan status gizi untuk negara-negara berkembang.

Indikator yang sering digunakan khususnya untuk penentuan status gizi ibu

hamil dipelayanan dasar adalah berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas

(LILA). KMS adalah suatu alat yang sederhana dan mudah dikerjakan, untuk

memantau keadaan gizi dan kesehatan, sekaligus sebagai dasar untuk memotivasi ibu

hamil agar memeriksakan kesehatannya secara teratur di puskesmas dan posyandu.

Penggunaan kurva dan KMS ibu hamil ialah berdasarkan hasil pengukuran tinggi

badan (TB), berat badan (BB) per umur kehamilan ibu. Pada KMS garis kurva yang

sesuai dengan tinggi badan ditebalkan dengan pulpen dan titik berat badan ibu

dibubuhkan pada garis perpotongan dengan umur kehamilan. Apabila titik

perpotongan tersebut berada diatas garis kurva tebal, berarti keadaan kehamilan itu

baik, sebaliknya apabila titik tersebut berada dibawah garis kurva tebal berarti

keadaan kehamilan itu memerlukan perhatian yang lebih khusus, misalnya dengan

Page 11: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

pemberian pelayanan kesehatan dan gizi yang lebih baik sehingga terhindar dari

kemungkinan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

Ibu hamil seharusnya memiliki kadar hemoglobin (Hb) > 11 g/dl. Pada saat

post partum minimal harus 10 g/dl. Jika ibu mengalami anemia terutama penyebab

yang paling sering adalah karena kekurangan zat besi (Fe) risiko persalinan yang

abnormal akan meningkat, demikian pula dengan risiko infeksi ibu dan

kecenderungan perdarahan yang akan berdampak pada morbiditas dan mortalitas ibu

dan bayi. Kondisi anemia kekurangan zat besi puncaknya sering terjadi pada trimester

II dan III. Kondisi tersebut bisa saja disebabkan karena asupan Fe yang kurang,

adanya infeksi parasit dan interval kehamilan yang pendek. Keadaan anemia

seringkali menyebabkan ibu jatuh dalam kondisi mudah lelah, kekuatan fisik

menurun, timbulnya gejala kardiovaskuler, predisposisi infeksi, risiko peripartum

blood loss, dan risiko gangguan penyembuhan luka.

Sedangkan bagi janin kondisi kekurangan Fe hingga < 9 g/dl meningkatkan

risiko persalinan preterm, intrauterine growth retardation (IUGR), dan intrauterine

fetal death (IUFD). Plasenta pun terkena imbasnya yaitu bisa mengalami hipoksia

kronik dan angiogenesis. Hipotesis Baker mengatakan bahwa terdapat hubungan

antara gangguan pada plasenta dan pertumbuhan janin yang mempengaruhi risiko

berkembangnya penyakit pada janin tersebut setelah dewasa seperti timbulnya

penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus.

Vitamin A untuk ibu dan bayi berguna sebagai imunomodulator bagi

kekebalan mukosa. Namun penggunaanya tidak boleh terlampau banyak. Suplemen

vitamin A tidak boleh melebihi dosis yang telah direkomendasikan dalam

Recommended Dietary Allowance yaitu sejumlah > 15.000 IU/hari. Konsumsi yang

terlalu banyak akan meningkatkan risiko cacat bawaan janin.

Kebutuhan kalium dan fosfor umumnya pada ibu hamil tidak meningkat.

Namun jika diet kalsium rata-rata kurang dari yang dianjurkan untuk orang sehat dan

normal yaitu sejumlah < 600 per hari ditakutkan akan meningkatkan risiko terjadinya

pre eklampsia dan kualitas bayi yang menurun. Namun hal ini masih menjadi

perdebatan pula tentang kebenarannya.

Zinc, termasuk mineral yang penting dikonsumsi oleh ibu. Diet rendah zinc

akan meningkatkan risiko janin lahir prematur, berat badan lahir rendah dan cacat

bawaan. Zinc ditengarai mampu meningkatkan berat lahir dan lingkar kepala. Untuk

Page 12: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

itu, konsumsi Zinc paling tidak harus sudah dimulai sejak hamil 19 minggu dengan

dosis 15 mg/hari.

Jika mengamati suplemen ibu hamil, beberapa komponen diantaranya adalah

asam folat, AA DHA, FOS (Prebiotik) dan Ginger. Kekurangan Asam folat kurang

dari 0,24 mg/hari pada kehamilan < 28 minggu akan meningkatkan risiko cacat pada

janin, persalinan kurang bulan, serta berat bayi lahir rendah, misalnya meningocele.

Defisiensi asam folat juga mengganggu pertumbuhan sistem saraf pusat, jika terjadi

gangguan pada hari ke-16 pasca fertilisasi akan berdampak pada pembentukan kepala

yang terjadi pada hari ke-22 hingga 26 sehingga bisa terjadi encephali, bayi tanpa

tempurung kepala dan otak. Hal tersebut juga bisa berdampak pada gangguan

pembentukan tulang belakang sehingga janin bisa menderita spina bifida.

Pada ibu yang mengalami kondisi defisiensi asam folat disertai dengan

defisiensi vitamin B6, B12, penyakit ginjal, hati, serta minum obat-obatan akan terjadi

hiperhomosisteinemia. Keadaan ini berpotensi menyebabkan berbagai cacat bawaan

seperti kelainan jantung, pembuluh darah, kelainan saraf pusat, abortus, prematuritas,

solusio plasenta, janin mati dalam kandungan (IUFD), pre-eklamsia, maupun

eklamsia. Pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan pemenuhan kebutuhan

vitamin B6, B12 dan asam folat selama hamil. Kebutuhan asam folat untuk wanita

tidak hamil adalah sebesar 100 mg/hari sedangkan untuk wanita hamil adalah berkisar

antara 500 - 1000 mg/hari. Bagi ibu-ibu yang pernah melahirkan bayi dengan kelainan

saraf pusat dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat dengan dosis 4000 mg (4

mg)/hari mulai 1 bulan sebelum hamil sampai dengan usia hamil 3 bulan.

Rekomendasi yang dianjurkan CDC tahun 1992 terbagi dalam dosis profilaksis 0,4

mg / hari untuk wanita usia reproduksi serta dosis 4 mg / hari mulai 1 bulan sebelum

rencana kehamilan sampai dengan trimester 1, untuk wanita dengan risiko terjadinya

kecacatan syaraf janin. Asam folat banyak terdapat pada kacang-kacangan dan buah-

buahan. Namun dalam makanan ini keadaan bahan asam folat yaitu poliglutamat,

bersifat tidak stabil. Mengonsumsi suplemen asam folat, karena dalam suplemen ia

berbentuk monoglutamat yang lebih stabil.

Lemak yang baik bagi pertumbuhan janin adalah jenis LC PUFA (long chain

poly-unsaturated fatty acid) yang terdiri dari asam amino, DHA dan asam lemak tak

jenuh yang diperlukan untuk pembentukan otak, hati dan retina. Dengan cukupnya

zat-zat tersebut diharapkan bayi akan lahir dalam usia cukup bulan. AA dan DHA

berperan dalam pembentukan membran sel, endothel, serta jaringan saraf. Pada

Page 13: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

kehamilan bermanfaat untuk mencapai berat lahir yang optimal, mencukupkan usia

kehamilan dan mencegah preeklampsia. Pada ibu menyusui juga bermanfaat untuk

mencapai tumbuh kembang bayi yang optimal.

Salah satu komposisi suplemen ibu hamil yaitu Zingiber officinale yang di

Indonesia dikenal dengan nama jahe. Bahan ini sebenarnya masih dipertanyakan efek

terapeutiknya. Menurut Tyler dan Foster, 1996, fungsinya saat ini merupakan obat

herbal untuk memperbaiki distress saluran pencernaan. Misalnya untuk mengurangi

insiden mual dan muntah selama kehamilan. Menurut Backon 1991, jahe

meningkatkan aktivitas tromboksan sintetase yang berdampak pada testosteron –

binding, memodifikasi sex steroid dependent serta diferensiasi otak janin. Namun hal

tersebut masih dipertanyakan pula oleh para ahli. Efek jahe tersebut tergantung pula

pada dosis dan durasi konsumsinya.

Salah satu lagi bahan yang bermanfaat bagi ibu hamil adalah prebiotik. Bahan

berasal dari jenis fruktoolgisakarida (FOS), tidak dihidrolisis maupun diabsorbsi di

saluran cerna bagian atas. Memiliki mekanisme kerja merangsang pertumbuhan

bakteri komensal dalam kolon (Bifidobacteria dan Lactobacillus), merubah mikroflora

menjadi bermanfaat, menjaga kesehatan usus, menambah jumlah spesimen

saccharolitic serta mengurangi mikroorgansime yang patogen. Oligosakarida dalam

makanan diubah mnejadi fruktosa kemudian dibuah lagi mnejadi fruktooligosakarida

(FOS) sehingga berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik ini juga berfungsi untuk

melindungi mukosa saluran cerna dari infeksi, menurunkan pH usus, menekan

pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan vitamin K, mengaktifkan fungsi usus,

maupun menstimulasi respon imun.

4. Dampak Kurang Gizi

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik

pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

a. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu

antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,

dan terkena penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan

dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada

sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan

Page 14: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

III dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia

kehamilannya. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, selain

kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.

b. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan

sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah

persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

c. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin

dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,

cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan),

lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering

dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias kekurangan

sel darah merah. Selain dari suplemen, juga dari bahan makanan yang disantapnya.

ibu hamil tak dianjurkan mengonsumsi suplemen multivitamin karena kelebihan

vitamin A dan D dosis tinggi dalam tubuh justru dapat menimbulkan penumpukan

yang berefek negatif. Suplemen dalam bentuk jejamuan juga tidak dianjurkan jika

kebersihan dan keamanan bahannya tidak terjamin.

5. Anjuran Khusus untuk Ibu hamil

a. Pola Makan

Ibu hamil sebaiknya mengonsumsi sedikitnya dua gelas susu sehari atau

kalau tidak, santaplah hasil produksi ternak lainnya. Ingat, keanekaragaman bahan

makanan merupakan kunci dari menu makanan bergizi seimbang. Kebutuhan

kalori mudah didapat dari tambahan porsi biji-bijian, sayuran, buah dan susu

rendah lemak. Jika ibu baru mengonsumsi menu bergizi setelah beberapa minggu

kehamilan, diharapkan keterlambatannya tidak melampui masa trimester II yang

merupakan masa pertumbuhan janin terbesar.

Bagi ibu hamil sebenarnya tidak ada makanan yang benar-benar harus

dihindari, kecuali alkohol. Namun bila ibu mengalami keluhan mual-muntah,

maka ia tidak dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang dapat merangsang

Page 15: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

keluhan mual-muntahnya. Contohnya adalah durian. Jika tidak ada keluhan, buah

ini boleh dikonsumsi selama hamil asalkan jumlahnya wajar, yaitu sekitar 35 gram

dalam sehari.

Olahan apa pun seperti makanan yang dibakar boleh saja disantap asalkan

benar-benar matang dan tidak dikonsumsi bagian gosongnya. Selanjutnya, apabila

ibu hamil telah mengonsumsi menu makanan sesuai anjuran, maka camilan tanpa

kalori boleh-boleh saja dikonsumsi seperti agar-agar, gelatin dan sejenisnya.

Selain alkohol, kopi juga tidak dianjurkan diminum selama hamil karena kurang

mengandung zat gizi dan kemungkinan memberikan efek negatif walau hal ini

masih diperdebatkan. Merokok aktif maupun pasif juga harus dihentikan karena

berkaitan dengan tingginya risiko keguguran, bayi lahir meninggal, lahir prematur,

ataupun lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram).

b. Pantau Kenaikan Berat Badan

Pada trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap

perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Di antaranya

keluhan mual-muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian, asupan

makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan BB ibu hamil. Normalnya,

pada trimester I berat badan diharapkan naik kurang dari 2 kilogram. Sedangkan

pada trimester II dan III sebaiknya kenaikan BB kurang dari 1/2 kg setiap

minggunya.

Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa mencapai

kenaikan BB sebanyak 12,518 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan untuk mereka

yang tidak kurus dan tidak gemuk alias memiliki berat badan ideal diharapkan

mencapai kenaikan BB sebesar 11,516 kg di akhir kehamilannya. Sedangkan

mereka yang kelebihan BB saat sebelum hamil diharapkan kenaikan BB-nya

hanya 711,5 kg pada akhir kehamilannya. Sementara wanita hamil yang

kegemukan sebelum hamil, kenaikan BB dianjurkan sebatas 6 kg atau lebih

sedikit pada akhir kehamilannya. Agar kenaikan berat badan terjaga, tentu saja ibu

perlu secara berkala dan rutin menimbang badan bersamaan dengan pemeriksaan

kehamilan.

c. Menu Sehari Ibu Hamil

Menu makanan untuk ibu hamil pada dasarnya tidak banyak berbeda dari

menu sebelum hamil. Jadi seharusnya tidak ada kesulitan berarti dalam

Page 16: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

pengaturan menu makanan selama hamil. Nah, berikut bahan makanan yang

dianjurkan dalam sehari:

   

Kelompok bahan makanan: Porsi:

roti, serealia, nasi dan mi 6 piring/porsi

sayuran 3 mangkuk

buah 4 potong

susu, yogurt, dan atau keju 2 gelas

daging, ayam, ikan, telur dan kacang-

kacangan3 potong

lemak, minyak 5 sendok teh

gula 2 sendok makan

Berikut tabel contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil

Bahan

makanan

Porsi hidangan

sehari

Jenis hidangan

Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/

daging 1 potong sedang (40 gram), tempe 2 potong

sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1

potong sedang

Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong

sedang

Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk,

sayur dan buah sama dengan pagi

Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang

Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk,

sayur dan buah sama dengan pagi/siang

Selingan: susu 1 gelas

Sayuran 3 mangkuk

Buah 4 potong

Tempe 3 potong

Daging 3 potong

Susu 2 gelas

Minyak 5 sendok teh

Gula 2 sendok makan

Variasikan menu tersebut dengan bahan makanan penukarnya sebagai berikut:

* 1 porsi nasi (100 gram) dapat ditukar dengan:

Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue kering 5 buah besar

(50 gram), mi basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210 gram), jagung biji 1

piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135 gram)

Page 17: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

* 1 potong sedang ikan (40 gram) dapat ditukar dengan:

1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering (20 gram), 1 potong sedang

ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1 butir telur ayam negeri (55

gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170 gram) dan lainnya.

* 1 mangkuk (100 gram) sayuran, di antaranya buncis, kol, kangkung, kacang panjang,

wortel, labu siam, sawi, terong dan lainnya.

* 1 potong buah, seperti 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah

jeruk manis (110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180

gram), 1 buah apel (85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas sedang (95

gram), 3/4 buah mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar

(100 gram), 2 buah jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram),

2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan

lainnya.

* 2 potong sedang tempe (50 gram) dapat ditukar dengan:

Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40 gram), 2 sendok makan kacang

hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2 sendok makan kacang merah

segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5 sendok makan kacang mete

(15 gram), dan lainnya.

* 1 gelas susu susu sapi (200 cc) dapat ditukar dengan:

4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt nonfat (120 gram), 1 potong kecil keju

(35 gram), dan lainnya.

* Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) dapat ditukar dengan:

avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa (15 gram), 2,5 sendok makan kelapa

parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.

* Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) ditukar dengan:

1 sendok makan madu (15 gram)

Page 18: Sap & materi penyuluhan Gizi pada Ibu Hamil

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman Penanggulangan

Ibu Hamil Kekurangan Enargi Kronis. Jakarta.

Ummu Jabie.2007. Gizi Tepat saat hamil.

Zulhaida, Lubis. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang

Dilahirkan.

http://bidanku.com/index.php?/gizi-dan-nutrisi-ibu-hamil