SAP Penyuluhan Hipertensi

24
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI PADA TN BN TANGGAL 3 DESEMBER 2012 OLEH: I GEDE WIRANATA 0802105008

description

satuang acara penyuluhan

Transcript of SAP Penyuluhan Hipertensi

Page 1: SAP Penyuluhan Hipertensi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI PADA TN BN

TANGGAL 3 DESEMBER 2012

OLEH:

I GEDE WIRANATA

0802105008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Page 2: SAP Penyuluhan Hipertensi

HIPERTENSI PADA TN BN

DI IGD MEDIK RSUP SANGLAH DENPASAR

Satuan Acara Penyuluhan

Hari/Tanggal : Senin, 3 desember 2012

Waktu : 20 menit

Tempat Pelaksanaan : IGD Medik

Sasaran : Keluarga Tn. BN

Topik Kegiatan : Penyuluhan Penyakit Hipertensi

Sub Topik :

1. Pengertian dan penyebab Hipertensi

2. Tanda dan Gejala Hipertensi

3. Penanganan Hipertensi

4. Nutrisi pada Penderita Hipertensi

5. Demonstrasi pembuatan jus mentimun

A. JUDUL

“Penyuluhan Hipertensi”

B. LATAR BELAKANG

Hipertensi menjadi salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh sebagai

penyebab penyakit kardiovaskular dan diderita oleh lebih dari 800 juta orang di seluruh

dunia. Lebih kurang 10-30 persen penduduk disemua negara mengalami hipertensi

(Elokdyah, 2007). Hipertensi ini disebut sebagai “pembunuh diam-diam” atau “silence

killers” karena umumnya orang yang mengalami hipertensi tidak merasakan efek

sampingnya (tidak merasakan keluhan). Pada tahun 1995 Survei Kesehatan Rumah

Tangga menunujukkan prevalensi hipertensi di Indonesia sudah mencapai 83 per 1.000

anggota rumah tangga dan didapatkan hasil, wanita lebih banyak yang terkena hipertensi

daripada laki-laki. Survei yang sama sebelumnya tahun 1986, hipertensi disebutkan

sebagai penyebab utama kematian pada penderita janutng koroner di Indonesia. Jumlah

kasusnya 42.8 per 1.00.000 kematia. Hipertensi yang sudah mencapai tahap lanjut, artinya

sudah terjadi dalam waktu yang lama dan baru dirasakan gejalanya.

Page 3: SAP Penyuluhan Hipertensi

Pada saat Ns. Donna bertugas di Puskesmas Sehat sejahtera. Suatu pagi Ns.

Donna menerima kunjungan seorang klien, Ibu. A.J. (50 tahun), yang mengalami keluhan

sakit kepala sampai ke pundak dan tengkuk. Sakit kepala ini sudah dirasakan sejak 5 hari

yang lalu. Ibu A.J, datang ke Puskesmas ditemani oleh menantunya. Ns. Donna kemudian

melakukan pemeriksaan fisik terhadap Ibu A.J., dan didapatkan tekanan darah Ibu A.J.,

170/95 mmHg, nadi: 100x/manit, laju pernafasan: 20x/menit. Ibu A.J., juga menderita

penyakit Diabetes Mellitus sejak 1 tahun yang lalu. Melihat Ibu A.J yang mengidap

penyakit hipertensi untuk itu diperlukan adanya suatu penyuluhan kepada Ibu A.J

mengenai hipertensi untuk lebih meningkatkan pemahaman mengenai penyakit hipertensi

sehingga diharapkan nantinya Ibu A.J dapat mengontrol tekanan darahnya.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat mengerti

dan memahami mengenai penyakit hipertensi.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan, sasaran dapat:

Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai penyakit Hipertensi:

a) Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai pengertian dan penyebab

Hipertensi

b) Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai tanda dan gejala Hipertensi

c) Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai komplikasi dan penanganan

Hipertensi

d) Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai nutrisi untuk penderita

Hipertensi

e) Mampu melakukan redemonstrasi pembuatan jus mentimun

D. TEMPAT

Penyuluhan kesehatan pada lansia akan dilaksanakan di rumah Bp. D.N, Jl. Mawar,

Wilayah Kerja Puskesmas Sehat Sejahtera.

E. WAKTU

Kegiatan akan berlangsung selama 20 menit

Page 4: SAP Penyuluhan Hipertensi

SASARAN PENYULUHAN

Keluarga Tn. BN

F. PENYELENGGARA PENYULUHAN

Penyelenggara penyuluhan kesehatan pada keluarga Tn. BN adalah I Gede Wiranata

Mahasiswa PSIK FK Unud

G. METODE PELAKSANAAN

1. Ceramah

3. Tanya jawab

H. STRATEGI PELAKSANAAN

Tahap Waktu Kegiatan Pelaksana

Pembukaan 2 menit Moderator mengucapkan

salam

Moderator melakukan

perkenalan diri

Moderator menyampaikan

maksud dan tujuan

Moderator mengadakan

kontrak waktu

Mhs

Kerja 10 menit Menyampaikan materi

mengenai penyakit Hipertensi

Mhs

15 menit Tanya jawab Mhs

Penutup 2 menit Menyimpulkan seluruh

materi yang diberikan dan

mengevaluasi jalannya

ceramah.

Mengakhiri kontrak

Melakukan evaluasi kegiatan

Salam penutup

Mhs

I. MEDIA DAN ALAT

Page 5: SAP Penyuluhan Hipertensi

1. Leaflet

2. Media demonstrasi seperti sampel bahan makanan, mentimun, blender, pisau, air

mineral dan waskom.

J. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Mhs

: Tn. BN dan keluarga

K. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a) Rencana kegiatan dipersiapkan tiga hari sebelum kegiatan dan informasi

kepengurusan dua hari sebelum kegiatan.

b) Sarana prasarana seperti leaflet dan materi penyuluhan disiapkan dua hari

sebelum pelaksanaan kegiatan.

2. Evaluasi Proses

a) Kegiatan penyuluhan Hipertensi berlangsung

tepat waktu.

b) Peserta yang aktif bertanya

3. Evaluasi Hasil

Sasaran penyuluhan:

a) Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai penyakit Hipertensi:

1) Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai pengertian Hipertensi

2) Mengetahui dan mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab Hipertensi

Page 6: SAP Penyuluhan Hipertensi

3) Mengetahui dan mampu menyebutkan 5 dari 10 tanda dan gejala

Hipertensi

4) Mengetahui dan mampu menyebutkan mengenai komplikasi dan

penanganan Hipertensi

5) Mengetahui dan mampu menyebutkan 7 dari 10 nutrisi untuk penderita

Hipertensi

6) Mampu melakukan redemonstrasi pembuatan jus mentimun

L. LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Materi

2. Leaflet

Page 7: SAP Penyuluhan Hipertensi

Lampiran Materi

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN

PENYAKIT HIPERTENSI

A. PENGERTIAN HIPERTENSI

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. (Smeltzer, 2001).

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and

Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari

140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari

tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan

sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai

akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki (Doengoes,

2000).

Klasifikasi

JNC VI membuat klasifikasi hipertensi sebagai berikut:

Category Systole (mmHg) Diastole (mmHg)

Optimal < 120 dan < 80

Normal < 130 dan < 85

Normal Tinggi 130 – 139 atau 85 – 89

Hipertensi Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99

Hipertensi Derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109

Hipertensi Derajat 3 ≥ 180 atau ≥ 110

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas (JNC VI).

Hipertensi sistolik terisolasi (Isolated Systolic Hypertension) didefinisikan sebagai

tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg.

B. PENYEBAB HIPERTENSI

Menurut Lany Gunawan (2001) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan

menjadi 2 golongan besar yaitu :

Page 8: SAP Penyuluhan Hipertensi

1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang penyebabnya diketahui, menunjukkan

gejala dan keluhan yang jelas,di sebabkan oleh penyakit lain antara lain ;

a. Penyakit jantung : koartasi aorta.

b. Penyakit endokrin : peokhromositoma, tumor katekolamin.

c. Penyakit ginjal : glomerulonefritis, penyempitan arteri renalis.

d. Kehamilan : toksemia gravidarum.

e. Otak : trauma, peningkatan TIK.

f. Pengaruh sekunder obat – obatan tertentu seperti kontrasepsi oral.

Hiperrtensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui

dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa factor yang

sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika umur

bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)

dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

3. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi

garam yang tinggi (melebihi dari 40 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress

dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan (ephedrine,

prednison, epineprin).

C. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi : ( Edward K Chung, 1995 )

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan

darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti

hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

Page 9: SAP Penyuluhan Hipertensi

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan klien yang mencari pertolongan medis.

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

Sakit kepala

Epistaksis

Pusing / migrain

Rasa berat ditengkuk

Sukar tidur

Mata berkunang kunang

Lemah dan lelah

Muka pucat

Suhu tubuh rendah

D. PENANGANAN HIPERTENSI

Prinsip penatalaksanaan hipertensi yaitu:

1. Menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai level paling rendah yang

masih dapat ditoleransi penderita.

2. Meningkatkan kemungkinan kualitas dan harapan hidup penderita.

3. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul dan menormalkan kembali seoptimal

mungkin komplikasi yang sudah terjadi.

Penatalaksanaan pasien dengan hipertensi adalah:

1. Penatalaksanaan Diet

Tujuan penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan

mempertahankan tekanan darah menuju normal. Prinsip diet pada penderita hipertensi

adalah sebagai berikut:

a Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang

b Jenis dan komposisi makanan yang disukai dengan kondisi penderita

c Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan

dalam daftar diet. Yang dimaksud garam disini adalah garam natrium yang

terdapat dalam hamper semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan

Page 10: SAP Penyuluhan Hipertensi

tumbuhan. Salah satu sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh

karena itu, dianjurkan konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok

teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.

Menurut Anie kurniawan (2002) diet pada pasien Hipertensi dapat dilakukan dengan

3 cara yaitu:

1) Mengatur menu makanan

Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk

menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol

darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami

stroke atau infark jantung.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:

a Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, minyak kelapa,

gajih)

b Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biksuit, craker,

keripik, dan makanan kering yang asin)

c Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta

buah-buahan dalam kaleng, soft drink)

d Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,

pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)

e Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein

hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning

telur, kulit ayam.

f Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco,

serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

g Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah memperbaiki rasa tawar

dengan menambahkan gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan

bumbu lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan

dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja

makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.

Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam

jangan lebih dari 1 sendok teh per hari.

Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:

Page 11: SAP Penyuluhan Hipertensi

a) Diet rendah garam I: untuk penderita hipertensi berat dianjurkan untuk tidak

menambahkan garam dapur dalam makanan.

b) Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi sedang (100-114

mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok teh garam dapur.

c) Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole

kurang dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½ sendok teh.

Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120 – 175 mEq/hari) dapat

memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian

kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendah

natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159

mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg

kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg

kalium).

Kecukupan kalsium penting untuk memcegah dan mengobati hipertensi : 2-3

gelas susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi

kebutuhan kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata

808 mg.

2) Pengendalian Faktor Risiko

Pengendalian faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat saling

berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko

yang dapat diubah, dengan usaha-usaha sebagai berikut :

a. Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.

Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi

pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi

pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang

yang badannya normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan

sekitar 20-33% memiliki berat badan lebih (overweight). Dengan demikian

obesitas harus dikendalikan dengan menurunkan berat badan.

b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan

penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit

dilaksanakan.

Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram ( 1 sendok teh ) per hari pada

saat memasak.

Page 12: SAP Penyuluhan Hipertensi

c. Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat

mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

d. Melakukan olahraga teratur

Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 40-45 menit

sebanyak 34 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah kebugaran

dan memperbaiki metabolisme tubuh yang ujungnya dapat mengontrol

tekanan darah.

e. Berhenti merokok

Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat

memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon

monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah

dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan

proses artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi,

dibuktikan kaitan erat antara kebiasaan merokok dengan adanya

artereosklerosis pada seluruh pembuluh darah. Merokok juga

meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke

otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin

meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri. Tidak ada cara

yang benar-benar efektif untuk memberhentikan kebiasaan merokok.

3) Suplementasi anti oksidan

a Vitamin dan penurunan homosistein:

Asam folat, vitamin B6, vitamin B12 dan riboflavin merupakan ko-faktor

enzim yang esensial untuk metabolism homosistein. Peningkatan kadar

homosistein dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner.

Kadar asam folat yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko

aterosklerosis, walaupun risiko aterosklerosis yang berhubungan dengan

rendahnya kadar vitamin B6 tidak berhubungan dengan konsentrasi

homosistein yang tinggi. Sedangkan vitamin B12 tidak berhubungan dengan

penyakit vaskuler.

b Kacang kedelai dan isoflavon

Page 13: SAP Penyuluhan Hipertensi

Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki

aktivitas estrogen lemah. Isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna

menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa

mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Dianjurkan mengonsumsi protein

kedelai 20-50 gram/hari, dengan modifikasi diet pada penderita kadar

kolesterol yang tinggi.

c Tempe

Tempe adalah hasil pengolahan kedelai yang melalui proses fermentasi,

dengan kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Sehingga tempe dianjurkan

untuk di konsumsi oleh penderita hipertensi sebagai sumber protein nabati.

Nilai Gizi Tempe :

(1) Protein

Enzim-enzim yang dihasilkan kaping, menghasilkan asam amino

bebas, sehingga kadarnya meningkat sampai 85 kali kadar protein

kedelai.

(2) Karbohidrat

Kedelai mengandung karbohidrat berupa sakrosa dan stakhiosa dan

rifinosa (2 terakhir menyebabkan pembentukan gas dalam perut).

Fermentasi kedelai menjadi tempe menghasilkan karbohidrat.

(3) Lemak

Enzim dalam kaping dapat menurunkan kadar lemak total dari 22,2%

menjadi 14,4% dan meningkatkan kadar asam lemak bebas dari 0,5%

menjadi 21%.

(4) Mineral

Didalam kedelai terdapat asam fitat yang merupakan senyawa forfose,

yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh

(5) Vitamin

Proses fermentasi dapat meningkatkan kadar vitamin B2 (Riboferum),

Vitamin Bb (Piridoksin), asam folat, asam panthotenat, dan asam

nikotinat. Sedangkan kadar vitamin B1 menurun karena untuk

pertumbuhan kaping dan terbentuk pula vitamin B12 oleh bakteri yang

tidak ada dalam produk nabati lainnya.

(6) Tempe

Page 14: SAP Penyuluhan Hipertensi

Tempe merupakan sumber zat gizi yang baik, terutama bagi penderita

hiperkolesterolemia. Dari berbagai penelitian ternyata tempe dapat

menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta mencegah timbulnya

penyempitan pembuluh darah, karena tempe mengandung asam lemak

tidak jenuh ganda. Sehingga penderita hipertensi dianjurkan untuk

mengkonsumsi tempe setiap hari, disamping diet rendah lemak jenuh.

Tempe juga mengandung zat anti bakteri yang dapat menghambat

pertumbuhan beberapa jenis bakteri granpositif serta penyebab diare

(Salmonella sp dan Shigella sp).

d Asam lemak omega 3

Satu porsi ikan yang tinggi lemak atau minyak ikan mengandung omega 3

(EPA dan DHA) sekitar 900 mg/dl. Makanan yang mengandung Omega 3

dapat menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner.

e Serat

Walaupun berbagai studi menunjukan adanya hubungan antara beberapa jenis

serat dengan penurunan kolesterol IDDL dan kolesterol total, namun belum

ada bukti langsung yang menunjukan hubungan antara suplemen serat dengan

penurunan penyakit kardiovaskular.

4) Garam natrium

Garam natrium terdapat secara alamiah pada bahan makanan atau ditambahkan

pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari hewan

biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan. Garam natrium yang ditambahkan berupa ikatan, yaitu:

a Natrium klorida atau garam dapur

b Mono-Natrium Glutamat atau vetsin

c Natrium Bikarbonat atau soda kue

d Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging

seperti Corned beef.

Cara memasak untuk mengeluarkan garam natrium antara lain :

a Pada ikan asin direndam dan dicuci terlebuh dahulu

b Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur

margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair

dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan

Page 15: SAP Penyuluhan Hipertensi

memasukan panic kedalam kulkas. Margarine akan mengeras kembali dan

buang air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat

komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan

tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

2. Obat-obatan

3. Terapi Penunjang

Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita hipertensi,

diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah kejiwaan dan fisioterapi,

terutama pada penderita pasca stroke atau infark penting. Pengertian juga diberikan

kepada keluarga atau pengasuh untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta

mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.

Page 16: SAP Penyuluhan Hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:

Sagung Seto

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Husada, Bakti. 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi.

Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Departemen Kesehatan RI

Ismayadi. 2004. Proses Menua. Dalam: http://subhankadir.files.wordpress.com/2008/01/

perkembangan-lansia.pdf [Akses : 24 November 2011]

Kurniawan, Anie. 2002. Gizi seimbang untuk Mencegah Hipertensi. Disampaikan pada

Seminar Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran YARSI. Direktorat Gizi

Masyarakat (Akses: 18 November 2011)

Pauline. 2008. Hipertensi. Dalam: http://sehatkita.com/artikel.php?

kategori=Hipertensi&idartikel=0. (Akses: 15 April 2009)

Ririn. 2008. Epidemiologi Hipertensi. Dalam: http://yienmail.wordpress.com/2008/11/

19/epidemiologi-hipertensi/. (Akses: 18 November 2011)

Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Sugiyanto, Edi. 2007. Cermin Dunia Kedokteran vol.34 no.4/157 Edisi Juli - Agustus 2007 :

Hipertensi dan Komplikasi Serebrovaskular. Jakarta : Grup PT. Kalbe Farma Tbk.

Subhan. 2007. Proses Menua. Dalam: http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/9/

[Akses : 25 November 2011]