BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200508...2020/05/08  ·...

45
)EWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI TNIIPOLRI PENDAPAT AKHIR FRAKSl TNIIPOLRI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG JURU BICARA: MARSDA TtiJ SYXITNQ, S,If NO. ANGGOTA A-493 JAKARTA, SEPTEMBER 2004 I t BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

Transcript of BIDANG ARSIP DAN MUSEUMberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20200508...2020/05/08  ·...

  • )EWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI TNIIPOLRI

    PENDAPAT AKHIR FRAKSl TNIIPOLRI TERHADAP

    RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG

    KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

    JURU BICARA:

    MARSDA TtiJ SYXITNQ, S,If NO. ANGGOTA A-493

    JAKARTA, SEPTEMBER 2004

    I t

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • r--------------------- --------- -- --

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI TNI/POLRI

    PENDAPAT AKHIR FRAKSI TNI/POLRI ATAS

    RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA . TENTANG

    KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

    Assalamu'alalkum Wr. Wb.

    Yth. Saudara Pimplnan siding. Yth. Menterl Kehaklman dan Hak Asasi Manusla. Yth. Anggota Dewan dan hadirin yang berbahagla.

    Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada harllni kita dapat lkut menghadirl sidang Paripuma OPR-RI dalam rangka pengambifan keputusan terhadap Rancangan Undang-undang Republik Indonesia tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

    Hadlrln yang terhormat.

    Fraksl TNI/Polri mencermati latar belakang pembahasan RUU Kepailltan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang antara lain :

    Pertama : Amanah konstitusi Undang-Undang Dasar Negara Republik . Indonesia 1945 antara lain salah satunya diarahkan pada terwujudnya sistem hukum nasional yang dilakukan dengan pembentukan hukum baru, khususnya produk hukum untuk

    1

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • ,~--------------~------ --

    1

    mendukung pembangunan perekonomian nasional; salah satu sarana hukum yang diperlukan yaitu peraturan tentang Kepailitan termasuk peraturan tentang penundaan kewajiban pembayaran utang. (Faillissements-verordering staatsblad 1905:217 juncto staatsblad 1906: 348).

    Kedua Pengalaman krisis moneter yang dialami oleh negara dan bangsa Indonesia sejak pertengahan Tahun 1997 menimbulkan kesulitan terhadap perekonomian dan perdagangan nasional. Pengembangan kemampuan dunla sangat terganggu bahkan banyak pengusaha jatuh pailit dan sullt untuk memenuhi kewajlban pembayaran utang.

    Ketiga Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nornor 1 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang tentang Kepailltan, kemudian ditetapkan menjadi Undang-undang dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1998. Perubahan dilakukan oleh karena Undang-undang tentang Kepailitan merupakan peraturan perundang-undangan peninggalan Pemerintah Hindla belanda, sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan hukum masyarakat untuk menyelesaikan utang-piutang.

    Pimplnan Sidang dan hadirin yang terhormat.

    Setelah mencermati dan mendalami substansi RUU tentang Kepalitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Fraksi TNI/Polri berpendapat bahwa RUU tersebut berisi cakupan yang lebih luas, balk dari segl norma, ruang lingkup · materi, maupun proses penyelesaian utang-piutang, sesuai kebutuhan hukum dalam masyarakat. Pokok-pokok materi baru dalam RUU tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pernbayaran Utang ini memuat beberapa factor yang diperlukan dalam pengaturan dan penundaan kewajiban pembayaran utang, yaitu:

    Pertama : Agar tidak menimbulkan berbagai penafsiran terhadap pengertlan tentang utang dan pengertian jatuh waktu yang telah diberikan batasan secara tegas.

    2

    . :~f:···~·~~·~. -~· ' .. ; ! ~ .

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Kedua Mengenal syarat-syarat dan prosedur permohonan pernyataan pailit dan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang serta · pemberian kerangka waktu yang pasti untuk pengambilan keputusan pernyataan pailit dan atau penundaan kewajiban pembayaran utang sudah terakomodasi didalamnya

    Ketiga Perubahan terhadap undang-undang meniadakan, menambah, memperbaiki dipandang sudah tidak sesuai lagi perkembangan hukum dalam masyarakat.

    Pimpfnan Sldang dan hadlrin yang torhormat.

    Kepailitan tersebut telah ketentuan-ketentuan yang dengan kebutuhan dan

    Setelah mempelajari Rancangan Undang-undang tentang Kepailitan dan PKPU dengan seksama, maka Fraksi TNI/Polri dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim dengan ini menyatakan "Dapat menerima dan menyetu}ul Racangan Undang-undang Republik Indonesia tentang Kepallitan dan PKPU untuk dlsyahkan menjadl undang-undang".

    Selanjutnya pada kesempatan ini perkenankanlah Fraksl TNI/Polrl menyampaikan harapan sebagai berikut :

    Pertama : Produk hukum ini agar dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban penegakan dan perlindungan hukum, kebenaran dan berkeadilan. ·

    Kedua Masalah utang piutang agar dapat diselesaikan secara adil cepat,terbuka, dan efektif.

    Ketiga Segera dilakukan sosialisasi undang-undang ini kepada seluruh masyarakat khusunya para penegak hukum agar diperoleh pemahaman yang sama.

    Pimpinan siding dan hadirin yang kami hormati.

    Fraksi TNI!Polri menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada Saudara Menteri Kehakiman dan HAM dan jajarannya, pihak Pemerintah lainnya yang tergabung dalam Panja Pembahasan RUU tentang Kepailltan dan PKPU dan rekan-rekan dari semua Fraksi atas kerjasamanya sehlngga proses pembahasan RUU ini dapat berjalan dengan lancar dan baik sesual harapan kita semua.

    3

    . t.' ...

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Demikian Pendapat Akhir Fraksi TNI/Polri terhadap Rancangan Undang-undang Republik Indonesia tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, semoga Allah Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua.

    Sekian dan terima kasih. Wasslamu'alaikum Wr. Wb.

    4

    Jakarta, September 2004 A.n. Fraksi TN olri DPR-RI

    J

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • FRAKSI PARTAI BULAN BINTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Gedung DPR Rllt. 21 dl. Jend. Gatot Subroto ·Jakarta 10270

    Telp.5755858,5755899,5755900 Fax.5755859 e-mail: [email protected]

    PENDAPATAKHIR FRAKSI PART AI BULAN BINTANG

    ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN

    DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

    -----------------------------------------------------------

    Disampaikan oleh :

    MAWARDI ABDULLAH. SE .. MM Anggota No.A-254

    Pad a

    RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    Jakarta, 22 September 2004

    ~ I' ' .:· 't~ ,'' .. ·(·,,. :.:·· ~· '

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • I --- --1

    PENDAPAT AKHIR FRAKSI PART AI BULAN BINTANG

    TERHADAP RANCANGAN UNDANG- UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN

    DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

    -----------------------------------------------Disampaikan oleh :

    Mawardi Abdullah, SE., MM.- Anggota No. A-254

    Bislllillallirraltmallirraltim Assalantu'alaikum Wr. Wb

    Yth. Sdr. Phnpinan Sidang dan Para Anggota Dewan; Ytb. Sdr. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Man usia beserta Staf; Para hadirin yang kami bormati,

    Segala pujian dan syukur bagi Allah SWT., salawat dan salam semoga

    tercurah kepada Ra~ul Allah, para keluarga dan sahabat beliau, serta seluruh

    ummat yang mengikuti petunjuk beliau. Semoga Allah SWT., senantiasa

    melimpahkan ridho dan rakhmat dan barokah-Nya kepada bangsa Indonesia

    maupun kita semua yang hadir dalam Sidang Dewan yang terhormat ini

    dalam membangun tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara yang lebih demokratis - berkeadilan - aman dan lebih sejahtera di

    masa depan. Amin.

    Yth. Sdr. Pimpinan Sid~ng dan Para Anggota Dewan; Yth. Sdr. Menteri Kchakiman dan Hak Asasi Man usia beserta Staf; Para Hadirin yang kami m~liakan.

    Pada Sidang Paripurna ini, kita memasuki tahap pengesahan

    Rancangan Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    ~.' !' f:. t~· . •. , •• .•• f .. ::

    -~--------

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • ------ --

    Pembayaran Utang, yang lnsya Allah masing-masing Fraksi akan

    menyatakan pendapat menge.nai disahkan atau tidaknya .Rancangan Undang-

    undang ini menjadi Undang-Undang.

    Fraksi Pat1ai Bulan Bintang memahami bahwa penyusunan

    Rancangan Undang-Undang ini maupun tahapan proses dalam

    pembahasannya merupakan manifestasi dari itikad rakyat Indonesia dalam

    membangun sistem hukum untuk tegaknya supremasi hukum berkenaan

    dengan penyelesaian sengketa utang piutang yang menjamin adanya

    keadilan dan kepastian hukum dalam penegakan hukum di Negara Kesatuan

    Republik Indonesia.

    Yth. Sdr. Pimpinan Sidang dan Relara Hadirin yang kami mulial

  • ---------- ------r--------I

    Yth. Sdr. Pimpinan Sidang dan Rclmn- rekan Anggota Dewan; Para Hadirin yang lmmi muliakan

    Memahami peran strategis keberadaan peraturan perundang-undangan

    mengenai kepailitan, maka dengan mengucapkan

    BisJt~il/alzirrallntollirralzim Fraksi kami menyetujui usul inisiatif

    Rancangan Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang ini · untuk disahk.an menjadi Undang-

    Undang.

    Billaltitaufiq wal hidayalt Wassalmttu'alaikum wr. wb.

    Jakarta, 22 September 2004

    PIMP IN AN FRAKSI PART AI BULAN BINTANG DPR-RI

    Wakil Ketua,

    4

    I , • 1• ~~·f.;.': ' . ,·: .

    . ,·, .1.: •.

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • ,----~---- --- -~

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA FRAKSf KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

    (FKKI)

    PENDAPAT. AKHIR FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

    ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN

    PEMBAYARAN UTANG

    JAKARTA,22 SEPTEMBER 2004

    ng MPR 1 DPR·RI Nusantarallantal 221

  • r------------------ - -

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT R.I. FRAKSI KKI

    PENDAPAT AKHIR FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

    ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN

    PEMBAYARAN UTANG

    Disampaikan pada Rapat Paripurna DPR-RI Tanggal 22 September 2004 Juru Bicara Drs. H.A. Hamid Mappa Nomor Anggota : A- 279

    Yang terhormat Saudara Pimpinan Sidang,

    para Anggota Dewan,

    Saudara Menteri Kehakiman dan HAM yang mewakili-

    Pemerintah beserta jajarannya,

    Hadirin sekalian yang kami hormati.

    Assalammu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

    Salam Sejahtera bagi kita semua.

    I

    ' ~ . . '

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

    berkat dan karunia-Nya sehingga kita semua dapat berkumpul

    kembali dalam Rapat Paripurna DPR-RI pada hari inl.

    Sidang Dewan yang terhormat,

    Setelah selesainya pembahasan melalui Pansus dan Panja

    Rancangan Undang Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang bersama Pemerintah, perkenankan kami

    menyampaikan pendapat akhir Fraksi Kesatuan Kebangsaan

    Indonesia sebagai berikut.

    Meskipun subtansi dan pokok-pokok pikiran telah dibahas secara

    mendalam oleh anggota Pansus dan Panja bersama Pemer~ntah,

    dan telah pula mendapat kesepakatan secara bulat atas pasal-

    pasal Rancangan Undang Undang ini, namun Fraksi KKI masih

    merasa perlu memberikan penekanan, sebagai berikut :

    Pertama Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang sebagaimana telah

    disetujui bersama adalah harus lebih baik, lebih

    komprehensif, adil, dan jelas sehingga diharapkan

    mampu memberikan jaminan kepastian hukum

    2

    .,. ~ ")·~·-~:~:- :. :t;.

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • ~--

    Kedua

    serta perlindungan hukum dalam menyelesaikan

    sengketa utang piutang.

    Undang-undang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang yang baru dan yang

    telah memenuhi syarat, juga harus memiliki

    pengaturan dan cakupan yang lebih luas dan lebih

    baik, dilihat dari aspek norma, ruang lingkup,

    mekanisme maupun proses penyelesalan utang

    piutangnya sehingga mampu mengatasl

    permasalahan perselisihan utang piutang yang

    makin rumit dan kompleks selring dengan

    perkembangan perekonomian dalam era

    globallsasi.

    . Sidang Dewan yang terhormat,

    Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia berpendapat Rancangan

    Undang Undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang telah memuat materi-materi yang memadai

    mengenai segi-segi penting yang perlu untuk mewujudkan

    3

    ... ,:·.·

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • penyelesaian masalah utang piutang secara cepat, adil, terbuka

    dan efektif.

    Di dalam pembahasan t~lah pula ditampung asplrasi, saran dan

    pendapat dari · berbagai pihak dan instans1 terkait dan kalangan

    masyarakat luas sehingga telah memenuhl harapan Fraksl KKI

    untuk diwujudkan sebagai Undang-undang sesuai dengan tujuan

    pembuatannya.

    Sidang Dewan yang terhormat,

    Beberapa hal sebagai catatan pemlklran dan harapan Fraksl

    Kesatuan Kebangsaan Indonesia terhadap Undang-undang

    Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, yaitu

    sebagai berikut :

    Kesatu Ketentuan permohonan paillt bagi Perusahan ·

    Asuransi dan Perusahaan Reasuransl hanya dapat

    diajukan melalui Menteri Keuangan, hendaknya tidak

    mengakibatkan perusahaan asuransl dan reasuransi

    menjadf arogan dan merasa kebal dari keharusan

    membayar utan.g dengan ancaman dlpallitkan.

    4

    .:~ -~1~~·.:

    :: :". .:· ·.!:·.

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Mekanisme pengaturan pemailitan melalui Menteri

    Keuangan harus seimbang dan jelas sehingga

    masyarakat pemegang polis yang mempunyai

    tagihan kepada perusahaan asuransi tidak dirugikan.

    Kedua Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajlba·n

    Pembayaran Utang selanjutnya dapat diikuti dan

    diimplementasikar] .

  • Sidang Dewan yang terhormat,

    Berdasarkan pikiran dan harapan di atas, Fraksi Kesatuan

    Kebangsaan Indonesia menyatakan dapat menerima naskah akhir

    Rancangan Undang Undang tentang Kepallitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang serta setuju untuk ditetapkan

    menjadi Undang-undang.

    Demikian pendapat akhir dari Fraksi Kesatuan Kebangsaan

    Indonesia.

    Semoga Tuhan Yang Maha Kasih senantiasa menyertal dan

    memberkati kita dalam menjalankan tugas yang diamanatkan

    kepada kita sekalian.

    Terima kasih.

    Wassalamu'alaikum Warrahmatul/ahi Wabarakatuh.

    Salam Sejahtera untuk kita semua.

    FRAKSI KESATUAN KEBANGSAAN INDONESIA

    6

    luru Blcara,

    A-279

    .: ·.\,,· .. ~ I ' ,

    •' .· '

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • ----------------- ---

    PENDAPAT AKHIR

    FRAKSI PERSERIKATAN DAULATUL UMMAH

    TERHADAJ> RANCANGAN UNDANG-UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

    KEW AJIBAN PEMBA YARAN UTANG

    Dibacakan oleh :Drs. Abdullah AI Wahdy

    Nomor Anggota : A- 276

    Saudara Pimpinan Sidang yang kanti hor1nati,

    Saudara Menteri yang mcwakili pemerintah,

    Para Anggota Dewan, dan hadirin yang dimuliakan oleh Allah,

    Assalantu'alail{unt Warahmatullahi Wabarokatuh

    Alhantdulillahi Rabbil 'Alamin. Pertama-tama perkenankanlah kami

    mengajak kita semua untuk bersama-sama memanjatkan puja .dan puji . syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, inayah dan

    karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat

    menghadiri dan mengikuti tugas konstitusional kita yaitu Rapat Paripurna

    DPR RI dalam rangka mendengarkan Pendapat Akhir Fraksi-Fraksi

    terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang.

    .I

    .I

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Sholuwat dan Salam scmoga selulu tercurah kcpada junjungan k.ita

    Nabi Besar M·uhammad SAW berserta keluarganya, para sahabatnya dan

    para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin Ya Rabbal 'Alantin.

    Sidang Dewan yang Mulia,

    Sebagaimana kita ketahui bersama, perkembangan perekonomian

    dan perdagangan serta pengaruh globalisasi yang melanda dunia usaha

    dewasa ini, dan mengingat modal yang dimiliki oleh para pengusaha

    pada umumnya mempakan pinjaman yang berasal dari berbagai sumber;

    baik dari bank, penanaman modal, penerbitan obligasi maupun cara lain

    yang diperbolehkan, Lelah mnimbulkan banyak permasalahan

    penyelesaian utang piutang dalam masyarakat.

    Salah satu sarana hukum yang menunjang dan mengatur masalah

    utang piutang adalah Staatsblad 1905:217 dan Staatblad 1906:348. Hanya

    saja karena ini adalah peraturan yang sudah lama sekali, maka materinya

    sudah tidak sesuai Jagi dengan perkembangan dan kebutuhan hukum

    masyarakat. Peraturan ini kemudian diganti dengan Perpu Nomor 1

    Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU tentang Kepailitap, yang . kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang berdasarkan UU Nomor 4

    Tahun 1998. Lagi-Jagi materi Undang-Undang tersebut tidak sesuai lagi

    dengan perkembangan dan kebutuhan hukum bagi masyarakat, maka

    lahirlah RUU yang kita bahas sekarang ini. Demi untuk perlindungan

    hukum, maka sudah sepantasnya persoalan yang terkait dengan utang

    piutang khususnya kepailitan diatur daJam sebuah peraturan setingkat

    2

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • ~-------------~---------

    Undang-Undang. Hal ini merupakan alasan utama mengapa kita

    membutuhkan· iJndang-U ndang tersebut.

    Sidang Dewan yang Kami Horntati,

    Secara umum, Fraksi PDU sangat menyetujui prinsip-prinsip

    umum yang dianut dalam Rancangan Undang-Undang ini. Salah satu

    diantaranya adalah bahwa putusan pernyataan pailit mengubah status

    hukum seseorang menjadi tidak cakap untuk melakukan perbuatan

    hukum, menguasai, dan mengurus harta kekayaannya sejak putusan

    pernyataan pailit diucapkan. Dengan demikian, kepailitan dalam Undang-

    Undang ini dianggap mengurangi hak keperdataan seseorang.

    Fraksi PDU juga menyetujui bahwa syarat utama untuk dinyatakan

    pailit adalah bahwa seorang debitor mempunyai paling sedikit 2 (dua)

    kreditor dan tidak membayar lunas salah satu utangnya yang sudah jatuh

    tempo. Menurut kami, syarat ini merupakan persyaratan yang wajib

    dipenuhi agar tercipta kepastian hukum terutama bagi kreditor. Dengan

    adanya jaminan terse but, maka hmta pailit debitor dapat digunakan untuk

    membayar kembali seluruh utang debitor secara adil dan mer~ta serta

    berimbang. Oleh karena itu, Undang-Undang ini berprinsip bahwa

    kepailitan tidak membebaskan seorang yang dinyatakan pailit dari

    kewajiban untuk membayar utang-utangnya.

    3

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Sidang Dewan yang kami hormati,

    Dengan mendasarkan diri terhadap diskusi yang berkembang

    selama dalam pembahasan-pembahasan sebelumnya, serta telah berusaha

    semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik buat bangsa dan

    negara, maka dengan selalu memohon tautiq, hidayah dan inayah dari

    Allah SWT, dengan mengucapkan Bismillahirraltntanirrahim, Fraksi

    Perserikatan Daulatul Ummah menyatakan menerima dan menyetujui

    Rancangan Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang, untuk segera disahkan menjadi Undang-

    Undang.

    J>impinan Sidang, Saudara Mertteri, Para Anggota Dewan, dan

    Hadirin yang kanti ltormati,

    Demikianlah Pendapat Akhir Fraksi PDU. Atas perhatian dan

    kesabaran Sidang Dewan yang terhormat, kami ucapkan banyak terima

    kasih.

    Wallahul Muwafiq ila Aqwamit Thariq

    Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

    Ketua Fraksi,

    1cc+- .

    K. H. Akhmad S jatari

    No: A-277

    Juru Bicara,

    ~ Drs. Abdullah Al Wahdy

    No :A- 276.

    4

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • PENDAPAT AKHIR FRAKSI PART AI DEMOKRASIINDONESIA PERJUANGAN

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    TENTANG

    RANCANGANUNDAN~UNDANG

    KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN HUTANG

    JAKARTA, 22 SEPTEMBER 2004

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • FRAKSIPARW DEMOKRASIINDONESIAPERJUANGAN DEWAN PERWAKIIAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Sekrelarial : MPR I OPR · AI, Nusantara 1,lantai VI, Ruang 0608 · 10, Jl. Jend. Galol Subrolo, Jakarta 10270

    • ({l11) 575 6187,575 6100, 575 61~. Fa'

  • Rancangan Undang-undang ini adalah untuk mengganti peraturan

    pcrundang-undangan peninggaiJan kolonial Bclanda yang diatur dalam

    Faillissement Verordening (staatsblad 1905 : 217 juncto staatb1ad 1906 : 348)

    yang scbagian besar tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan. Dengan cara

    mcmpcrbaiki, mennmbah dnn mcnimlakan kctcntuan-kctentuan yang tidak sesuai

    lagi dengan kebutuhan dan perkcmbangan hukum dalam masyarakat yang dari

    segi materi masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kelemahan.

    Pcnyelesaian RUU ini menJadi Undang-undang sangat penting untuk

    mendukung perkembangan kehidupan perekonomian dan perdagangan yang makin

    kompleks. Untuk itu diperlukan sarana hukum yang dapat digunakan landasan

    bagi upaya penyelesaian utang piutang dan sekaligus dapat mengantisipasi dunia

    usaha yang makin berkcmbang, makin luas dan beragam.

    Untuk memenuhi kcbutuhan dan perkembangan kegiatan usaha yang

    cepat, dan luas tersebut diperlukan penyempurnaan Undang-undang Kepailitan

    dan Penundaan Kcwajiban Pembayaran Utang untuk terwujudnya penyelesaian

    yang ccpat, adil, terbuka dan efektif antara lain; syarat-syarat dan prosedur,

    liitdakan sementara, peneguhan fungsi kurator, penegasan upaya hukum,

    mekanisme penangguhan pelaksanaaan hak diantara hak kreditur yang memegang

    hak tanggungan, gadai, atau agunan lain dan penyempurnnan tentang penundaan

    dan kewajiban pembayaran dari pencgasan dan pembentukan peradilan khusus

    yang akan menyelesaikan masalah kepailitan secara umum. Dengan demikian

    Rancangan Undang-undang ini diharapkan dapat menunjang Pembangunan

    Perekonomian Nasional.

    Untuk itu dalam pembahasau RUU ini Fraksi POI Perjuangan DPR · RI

    dengan sungguh-sungguh, melibatkan diri dan mendukung sepenuhnya upaya

    penyelesaian Rancangan Undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang.

    Snudara Kctua ; Snudnrn Menteri Kebnkiman dan Hak Azasi Mnnusia, dan Sidang Dewan yang tcrhormat.

    Fraksi POI Perjuangan DPR RI berpendapat bahwa yang menjadi

    pcrtimbangan dibentuknya Undang-undang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban 2

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Pcmbayaran Utang ini adalah di akibatkan perkembangan Perekonomian,

    Pcrdagangan dan pcngaruh globalisasi yang mclamJu

  • Saudara Ketua ; Saudara 1\'Icntcri Kclmkiman Dan Hak Azasi Man usia, dan Sidang Dewan yang tcrhormat.

    Dalam pembahasan matcri RUU ini Fraksi POI Perjuangan berpendapat

    bahwa RUU ini tclah men·gatur hal-hal pokok yang berhubungan dengan

    pelaksanaan Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang

    mcliputi:

    1. Kepailitan dan kewajiban penundaan pembayaran utang diharapkan dapat

    mengatasi mnsalah yang titnbul pada transaksi yang dilakukan Debitor dan

    Kreditor baik dnri badan usaha, perorangan yang menyangkut utang-piutang.

    2. Pengaturan Kepailitan dan kewajiban penundaan pembayaran utang yang Jebih

    Juas, baik dari segi norma, ruang Jingkup materi maupun proses penyeJesaian

    utang-piutang, Dengan demikian diharapkan dengan Undang-undang ini dapat

    menyelesaikan masalah utang-piutang secara adiJ, cepat, terbuka dan efektif.

    3. Untuk tidak menimbulkan bcrbagai penafsiran telah diatur pengertian utang

    dan jatuh waktu diberikan secara tegas.

    4. Diatur dengan jelas dan tegas mengenai syarat-syarat dan prosedur

    permohonan pernyataan Pailit dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

    jangka waktu pengambilan putusan Pailit dan atau Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang.

    5. Kepailitan dan Penundaan Kcwajiban Pembayaran Utang yang diatur dalam

    Undang-undang ini meliputi ;

    a. Pengertian yang bcrhubungan dcngan Kepailitan dan Penundaan

    Kewajiban Pembayaran Utang dibatasi dengan jelas.

    b. Lingkup dan akibat, pcngurusan harta, tindakan pernyataan kepailitan,

    tugas kurator, pencocokan piutang, perdamaian harta pailit, keadaan

    hukum debitor, kepailitan harta peninggalan, ketentuan-ketentuan hukum

    Internasional dan Rehabilitasi.

    c. Pemberian Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan akibatnya serta

    perdamaian ..

    d. Pennohonan Peninjauan Kembali (PK).

    e. Ketentuan Lain-lain, Peralihan dan Penutup.

    Agar semua unsur dan institusi mengetahui maksud dan tujuan pelaksanaan

    Undang-undnng ini, dirninta kepada Pemerintah supaya mensosialisasikan dengan

    baik, sehingga diharapkan akan dapat mempercepat penyelesaian masalah utang-4

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • piutang dan sckaligus dapal mcnccgah timbulnya Kepailitan dan Penundaan

    Kcw~jiban Pcmbayaran Utang dan pada gilirannya akan mendorong perkembangan

    dunia usaha dan memperccpnt pemulihan ekonomi sebagai akibat krisis moneter

    dimasa lampau.

    Berdasarkan Pendapat, saran dan harapan seperti dikemukakan diatas, dengan .

    ini Fraksi PDI Perjuangan menyatakan dapat menyetujui RANCANGAN

    UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

    KEWAJIBAN PEMBA Y ARAN UTANG. Untuk disahkan menjadi UNDANG-

    UNDANG.

    Alas scgala pcrhatian dan kc~ja scnum pihak, atas nama Fraksi PDI Pcrjuangan

    mcngucapkan terima kasih.

    Wasnlnmu'alnikum Warnlmlntullbl Wnbnraktuh.

    M ERDEKA !!!

    Jakarta, 22 September 2004

    PIMPJNAN FRAKSJ PAHTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANG

    K e t u a,

    TJAHJO KUMOLO, SH

    5

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • PENDAPAT AKHIR FRAI

  • PENDAPAT AKHIR FRI\.KSI PARTI\.1 GOLONGI\.N KI\RYA DPR·RI

    TERHADAP RANCANGI\.N UNDI\.NG-UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIDAN ·PEMBAYARAN

    UTANG

    Dlsampaikan oleh Drs. f-1. Baharuddln Aritonang, MH Anggota OPR-RI No. : A-285

    Assalamualaikurn Warohmatullohi Wabarokatuh Yth. Saudara Pimpfnan Sfdang.

    /

    Yth. Saudara Menteri Kehakhnan dan HAM yang mewaklll Pemerlntah.

    Yth. Anggota Dewan yang kami muliakan, serta hadlrln yang berbahagla.

    Pertama-tama marilah kita memanjatkan pujl dan syukur kehadlrat

    Artah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah kita

    tetap dalam keadaan sehat wal'afiat untuk dapat mengikuti Rapat

    Paripurna ini serta tetap menjalankan tugas-tugas kenegaraan kita

    ditengah-tengah kesibukan yang berlangsung terus menerus. Hari lni

    kita mengikuti Sidang Paripurna DPR Rl, besok kita akan mengikutl

    Sidang MPR, padahar dua hari Jalu kita mengikuti Pemilihan Presiden

    clan Wakil Presiden secara Jangsung oleh rakyat, pertama kali dalam

    sejarah kenegaraan kita. Melalui Perubahan UUD 1945 tiga tahun lalu

    pada Sidang MPR Tahun 2001, kita sepakat untuk menyerahkan

    pery1ilihan presiden itu sepenuhnya ke tangan rakyat. Dan insyaallah,

    berkat kematangan rakyat kita hal itu telah terwujud deng$n baik.

    Wajarlah jika melalui mimbar yang mulia ini kami, Fraksi Partai Golkar

    mengucapkan selamat bagi rakyat kita. Selanjutnya terhadap topik l

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Yth. Saudara Pimpinan Sidang. Yth. Saudara Menteri Kehakiman dan HAM yang mewaklll

    Pemerintah. Yth. Anggota Dewan yang kami muliakan, serta hadlrin yang

    berbahagla.

    Akhirnya perkenankanfah kami menyampaikan ucapan terlma

    kasih kepada Pemerintah sebagai mitra kerja, rekan-rekan fraksl dt

    DPR, teman-teman wartawan serta rekan-rekan di Sekretariat Jenderal

    DPR Rl khususnya yan bertugas di Komisi IX DPR Rl serta elemen

    masyarakat termasuk dari kalangan dunia usaha yang telah memberi

    perhatian besar terhadap penyelesaian Rancangan Undang-undang

    tni.

    Semoga Allah SWf, Tuhan Yang Maha Esa memberi perlindungan,

    bimbingan dan petunjukNya kepada kita semua. Amin.

    Blllahltauflk walhldayah.

    Wassalamualalkum Wr. Wb.

    Jakarta, 22 September 2004

    Fraksi Partai Golongan Karya Perwakilan Rakyat epublik Indonesia

    Drs. H. ha mad Hatta MB Ketua

    "~·' ·,· ·:~{;~.> ' t •'.• '' ' ,.

    3

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • --------------------

    &«~~- FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN ·~·-i) .. , DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ):JY( MPR I DPR - Rl, NUSANTARA I, JL. JEND. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270 \'·~~r-!3 Telp. (021) 575 5561- 575 5562- 575 5497-575 5498 • 575 5487 ·Fax. (021) 575 5488

    e-mail : [email protected]

    PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN .

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP

    RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAVARAN UTANG

    Dlsampalkan Pada Rapat Parlpurna DPR-RI, 22 September 2004 Oleh Juru Blcara FPPP DPR-RI : HM. DANIAL TANDJUNG

    Anggota DPR-RI No. A-08

    Assalamua/lkum Wr Wb.

    Yang terhormat Saudara Pimp/nan Rapat, Yang terhormat Saudara Menter/ Kehakiman dan Hak Asasl Manus/a beserta jajarannya, Yang terhormat rekan-rekan Anggota Dewan, Dan Hadlrin yang berbahagla.

    Pertama-tama marllah klta panjatkan pujf dan syukur ke Hadfrat Allah

    SWT yang telah memberlkan nikmat yang sangat banyak, hldayah dan

    lnayah Nya kepada klta, sehlngga pada harl lnl, klta sekallan dapat

    berkumpul untuk menunalkan tugas konstltusional dalam keadaan sehat wal

    afiat. "Dan jlka kamu menghltung-hltung nikmat Allah, nlscaya kamu tldak

    dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha

    Pengampun lag I Maha Penyayang" (An-Nahl: 18).

    Selanjutnya, kita haturkan shalawat dan salam kepada junjungan klta,

    Nabf Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya,. dan para

    pengikutnya yang senantiasa selalu lstiqomah dalam menjalankan ajaran-

    ajaran beliau.

    Rapat Paripurna Dewan yang terhormat

    Krlsls ekonomi yang melanda perekonomlan Indonesia sejak tahun

    1997 telah berdampak besar terhadap perekonomlan secara umum dan

    t.

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • -------------------- -

    2

    sektor perdagangan nasional secara khusus, yaitu dengan sangat

    menurunnya kemampuan perusahaan-perusahaan dalam mebayar

    utangnya. Keadaan lnl juga telah membawa ramlflkasl yang luas dan

    mendalam yakni hllangnya lapangan pekerjaan dan tlmbulnya berbagal

    masalah social. Krlsls ekonomi tersebut juga telah menyebabkan tlmbulnya

    permasalahan baru yaltu permasalahan utang plutang yang berhubungan

    dengan kepaflftan. Sehfngga pada waktu ftu, peraturan kepallltan yang

    dlbuat pada masa kolonfaf Belanda, yang datam praktek telah lama tldak

    tengok, kemudtan menjadl dasar hukum yang hldup kemball dalam

    penyelesalaan masalah kepailltan.

    Menyadart bahwa peraturan kepailltan tersebut sudah tldak sesuat lagl

    dengan perkembangan jaman dan kebutuhan hukum masyarakat, maka

    Pemerlntah telah mengeluarkan Peraturan Pemerlntah Penggantl Undang-

    undang Nomor 1 Tahun 1988 tentang Perubahan atas Undang-undang

    Kepallltan yang kemudlan ditetapkan menjadi undang-undang berdasarkan

    Undang-undang nomor 4 Tahun 1998. Namun demlklan ternyata perubahan

    tersebut belum juga · memenuhl perkembangan dan kebutuhan hukum

    masyarakat. Oleh karena itu maka memang dlperlukan upaya penyusunan

    peraturan perundangan tentang kepailltan dan sekaffgus juga mengenal

    penundaan kewajlban pembayaran utang yang baru yang merupakan

    produk hukum naslonal bukan penlnggalan kolonlal yang komprehenslf, adll.

    dan berlmbang, serta terlntegrasl.

    Pimp/nan Rapat yang terhormat

    Secara umum, Fraksl Partai Persatuan Pembangunan mellhat ada

    beberapa argumen mengenat mengapa dlperlukan adanya peraturan

    mengenal kepallltan dan penundaan pembayaran utang, yaltu: ,

    1. untuk menghlndarl perebutan harta debltor apablla dalam waktu yang

    sama ada feblh darf satu kredltor yang menaglh utang kepada debltor '

    tersebut.

    2. untuk menghlndarl adanya Kreditor pemegang hak jamlnan kebendaan

    yang menuntut haknya dengan cara menjual barang millk. Debltor tanpa

    memperhatlkan kepentlngan Debltor dan para Kredltor lalnnya.

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • 3

    3. untuk menghlndari kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh salah

    seorang Kreditor ataupun Debitor itu sendlrl, sepertl Debltor berupaya

    untuk menguntungkan seorang ataupun beberapa orang Kredltor

    fertentu sehlngga Kredltor lainnya diruglkan.

    Dalam Rancangan Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan

    Kewajlban Pembayaran Utang lni terdapat empat asas yang mendasarlnya,

    yaltu :

    1. asas keseimbangan, dlmana diatur ketentuan mengenal pencegahan

    terhadap penyafah gunaan pranata dan lembaga kepallltan balk oleh

    Kredltor maupun oleh Debitor yang tldak jujur dan tldak berltlkad balk.

    2. asas kelangsungan usaha. Dalam RUU lnl terdapat ketentuan yang

    memungklnkan perusahaan Debltor yang prospektlf untuk tetap dapat

    dllanjutkan usahanya.

    3. asas keadllan bagl pihak yang berkepentlngan, yaltu mencegah

    terjadlnya tlndakan sewenang-wenang plhak penaglh yang

    mengusahakan pembayaran atas taglhan maslng-maslng Debltor,

    dengan tldak mempedulikan kredltor lalnnya, dan

    4. asas lntegrasl yang dalam RUU lnl mengandung pengertlan bahwa

    system hukum formll dan hukum materlllnya merupakan satu kesatuan

    yang utuh darl system hukum perdata dan hukum acara perdata ·

    naslonal.

    Keempat asas tersebut menurut hemat kaml telah dapat menjadl

    landasan yang kuat bagl pengembangan cakupan yang dlatur dalam RUU

    In I.

    Rapat Parlpurna Dewan yang terhormat,

    Pada masa lalu banyak masyarakat kita yang berhubungan dengan

    masalah hukum kepaflltan lnl tidak mengetahul adanya lembaga PKPU

    (Penundaan Kewajlban Pembayaran Utang). Lembaga lnl berfungsl untuk

    mellndungl Debitor dan menjaga tetap adanya peluang perdamalan

    sekallgus untuk memberikan rasa keadllan kepada Debltor. Dengan secara

    jelas dlcantumkannya lembaga lni pada judul RUU dlharapkan masyarakat

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • 4

    dapat mengetahul dan mempergunakan lembaga lnl dalam permasalahan

    kepallitan.

    Saudara Menter/ yang terhormat,

    Rancangan Undang-Undang tentang Kepailltan dan Penund~an

    Kewajlban Pembayaran Utang lnl mempunyal cakupan yang leblh luas darl

    segi norma, ruang llngkup mater!, maupun proses penyelesalan utang

    piutang. Cakupan yang luas ini diperlukan guna mengikutl perkembangan

    hukum dan juga sekallgus kebutuhan hukum dalam masyarakat. Oleh

    karena ltu, dalam RUU lni telah dimasukkan beberapa pengaturan pokok

    yang dlharapkan dapat menjawab tantangan terse but, antara lain:

    1. Pengertlan tentang utang dan pengertian tentang jatuh waktu dlberlkan

    batasan secara tegas, sehlngga dengan demlklan tldak akan

    menlmbulkan berbagai macam penafsiran. Dengan adanya deflnlsl yang

    jelas dalam ketentuan umum lni, balk ltu berupa lstllah kepallltan,

    Kredltor, Debltor, Debitor Palllt, Kurator, Utang, Pengadllan, Hakim

    Pengawas, Hari dan tenggang waktu maupun setlap orang, maka

    dlharapkan perbedaan penafsiran antara praktlst hukum dengan haklm

    tldak ada lagl.

    2. Syarat-syarat dan prosedur pernyataan palllt dan permohonan ·

    penundaan kewajlban pembayaran utang termasuk dl dalamnya

    pemberlan jangka waktu secara pasti bagl pengambllan keputusan

    pernyataan patllt dan atau penundaan kewajlban pembayaran utang.

    Rapat Parlpurna Dewan yang Terhormat,

    Setelah mencermatl dan mengkaji RUU lnl, maka dengan' mengucap

    Blsmllahlrrahmanlrrahilm dan dengan bertaw~kal kepada Allah SWT,

    Fraksl Partal Persatuan Pembangunan menyetujul Rancangan Undang-,

    Undang tentang Kepatlltan dan Penundaari Kewajlban Pembayaran Utang

    untuk ditetapkan menjadl Undang-Undang.

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Saudara Pimp/nan Rapat, Saudara Menter! Kehaklman dan Hak Asasl Manus/a beserta jajarannya, Rekan-rekan Anggota Pansus, Dan Hadirln yang berbahagia

    5

    Bahwa keberhasllan menyelesalkan pembahasan Rancangan Undang-

    undang tentang Kepallftan dan Penundaan Kewajlban Pembayaran Ut~ng

    adalah berkat adanya kerja keras dan sallng pengertlan darl semua fraksl

    dan pemertntah dan juga staf sekretarlat komlst IX serta lnsan pers darl

    media cetak maupun elektronfk. Dan atas ltu semua, Fraksl PPP

    mengucapkan terlmakasth.

    Demlklanlah Pendapat Akhlr Fraksl Partal Persatuan Pembangunan.

    Semoga dengan dltetapkannya RUU lnl menjadl undang-undang maka

    kepastfan hukum dlbldang ekonoml, khususnya mengenal kepallltan

    menjadl semakln balk. Semoga pula apa yang telah dtupayakan oleh klta

    dicatat sebagal amal sholeh dl slsl Allah. Kepada saudara plmplnan rapat,

    saudara menteriKeuangan beserta jajarannya, rekan-rekan anggota Dewan,

    dan hadlrln sekalian dlucapkan terima kaslh atas perhatlan dan

    kesabarannya dalam mendengarkan pendapat akhlr fraksl kaml.

    Wabillahlttauflq wal hldayah Wassalamualalkum Wr Wb.

    Jakarat, 22 September 2004 PIMPINAN

    FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DEWAN PERW~KILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Ketua · Sekretaris

    ~~ ~~ Barllanta Harahap Drs.H. Endln AJ. Soeflhara, MM

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-RI. NUSANTARA I LANTAI XVII KAMAR 1 709 Jl. JEND. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270

    lHP. 021- 575 5623-575 5625-575 5626.575 5627.575 5628 PKB FAX. 021-575 5614-575 5624 E-MAIL: [email protected]

    PENDAPAT AKHIR FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI

    TERHADAP RANCANGAN UNDANG UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN

    PEMBAYARAN UTANG

    Dibacnknn olelrjun1 bicnra FKB DPR RI: H. Mokltfar Noerjaya, SE, M.Si Anggota Nomor: A-454

    Assalamu' alaikum Wr Wb

    Yang Kami Hormati Pimpinan Sidang Yang Kami Hormati Saudara Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, beserta jajaran Yang Kami Hormati Anggota Dewan Hadirln yang berbahagia

    Syukur alhamdulillah kita ucapkan, karena pad a kesempatan ·yang berbahagia ini kita masih diberikan nikmat sehat wal' afiat oleh Allah SWT, sehingga dapat menghadiri sidang paripurna DPR RI guna melaksanakan pengambilan keputusan atas Rancangan Undang Undang tentang Kepailitan dan Penundaaan Kewajiban Pembayaran Utarig.

    Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing ummat manusia, menemukan jalan yang benar dan diridloi oleh Allah SWT.

    Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih kepada pimpinan sidang, atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kami untuk membacakan dan

    1

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • menyampaikan pendapat akhir ini. Ucapan terima kasih juga tidak Iupa kami sampaikan kepada saudara Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia, yang berkenan hadir dalam sidang Dewan yang mulia ini.

    Pimpinan Sidang, dan Hadirin yang Kami Hormati;

    Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa munculnya Ranc:angan Undang Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ini, merupakan refleksi dari kesadaran kita bersama, bahwa produk hukum dan/ a tau perundang-undangan tentang Kepailitan yang telah ada sebelumnya, belum mampu memberikan kepastian hukum atas penyelesaian sengketa antara pihak debitor dan kreditor, khususnya dalam· hal penyelesaian hutang piutangnya.

    Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 Tahun 1998, yang kemudian ditetapkan rnenjadi Undang Undang Nomor 4 Tahun 1998 yang mengatur tentang Kepailitan, oleh banyak kalangan dinilai memiliki kelemahan, terutama dalam hal begitu mudah dan sederhananya pihak debitor dapat di-pailitkan dengan keputusan pengadilan (niaga) atas gugatan pihak kreditor, tanpa melihat dan meneliti lebih dalam terhadap kemampuan dan/ atau kinerja yang dimiliki oleh pihak debitor.

    Dalam sudut pandang ekonomi, sebuah perusahaan hanya dapat dinyatakan pailit (bankrupt) apabila nilai kewajibannya (debt) jauh melebihi nilai aset-asehlya. Namun, apabila nilai aset perusahaan Iebih besar dari kewajibannya, maka sebenarnya pihak pengadilan dapat menginstruksikan perusahaan untuk membayar kewajibannya, bukan langsung mempailitkannya. ·oalam kasus PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (PT AJMI) dan PT. Prudential Life Assurance (PT PLA), misalnya, seharusnya pihak pengadilan niaga dapat melakukan sebagaimana hal tersebut diatas.

    Karena, ketika dinyatakan pailit keduanya da1am kondisi sehat. Pf AJMI saat itu memiliki total kekayaan Rp. 1,812 Triliyun, dengan jumlah kewajiban Rp. 1,596 Milyar, dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) sebesar 167,26%. Sedangkan PT. PLA total kekayaannya Rp. 1,575 Triliyun, dengan jumlah kewajiban Rp. 1,373 Triliyun, dengan tingkat RBC sebesar 225%. Tingkat RBC keduanya jauh diatas ketentuan yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan sebesar 100%.

    2

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Pimpinan Sidang, Saudara Menteri dan Anggota Dewan yang Kami Hormati;

    Apa yang menimpa dan/ a tau terjadi terhadap kedua perusahaan diatas, tentunya kita berharap dimasa yang akan datang tidak tejadi kembali. Karena hal tersebut selain dapat mengurangi tingkat kepercayaan publik terhadap perusahaan-perusahaan tersebut, juga dapat berakibat terhadap makin sedikitnya minat dari para investor untuk menanamkan dan/ a tau menjalankan usahanya di Indonesia.

    Oleh karena itu, dalam kaitan . ini Fraksi Kebangkitan Bangsa sangat menyepakati ketentuan yang dirumuskan di dalam Ayat (3); (4) dan (5) Pasal2 RUU ini, yakni bahwa permohonan pailit hanya dapat diajukan oleh lembaga atau institusi atau instansi yang bertindak sebagai pengawas dari lembaga dan/ a tau perusahaan tersebut.

    Persetujuan kami atas rumusan sebagaimana dimaksud diatas, didasarkan pada alasan bahwa; sebagai lembaga pengawas yang sekaligus berfungsi sebagai regulator, tentunya bC~ik Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM); Menteri I

  • ------ ----- --

    merupakan pihak yang independen, yang tidak mempunyai benturan kepentingan (i11terest) apapun, baik dengan pihak debitor maupun kreditor; sebagaimana dirumuskan dalam Pasal15 Ayat (3) RUU ini. Karena, sebagai pih~k yang diberikan kewenangan untuk mengurus harta pailit sejak tanggal keputusan pailit diucapkan, kurator dituntut untuk mengambil tindakan yang tidak menguntungkan satu pihak dan/ a tau tidak merugikan pihak yang lain.

    Menurut kami hal ini penting untuk ditegaskan kemba1i. Jangan sampai kejadian dalam kasus PT. Prudential Life Assurance (PT PLA), terulang kembali; dimana pihak pengacara PT. PLA melllinta kepada Pengadilan Niaga Jakarta Pusat untuk mengganti kurator Yuhelson SH, karena yang bersangkutan pernah bekerja sebagai pengacara pada kantor pengacara Lucas SH & Partners, yang dalam kasus ini, Lucas SH sendiri bertindak sebagai pengacara pihak penggugat (Lee Boon Sioug).

    Pimpinan Sidang, dan Anggota Dewan yang Kami Hormati;

    Terhadap ketentuan Pasal 93 sf d 95 RUU ini, yang mengatur bahwa atas usul Hakim Pengawas, permintaan kurator, atau atas permintaan seorang kreditor atau lebih dan setelah mendengar hakim pengawas, dapat memerintahkan debito!;' pailit di tahan (baik di Rutan ataupun rumahnya sendiri) dibawah pengawasan jaksa yang ditunjuk hakim pengawas, yang dapat dilaksanakan selama 2 x 30 hari, secara substansial Fraksi kami menyetujui rumusan ini. Namun, dalam pelaksanannya, tetap harus selektif. Artinya, tidak semua debitor dapat diperlakukan dan/ a tau dikenakan lembaga penyanderaan ini.

    Menurut pendapat kami, lebih tepat kiranya, jika penggunaan "lembaga sandera" ini dikenakan kepada pihak debitor, yang secara nyata-nyata telah merugikan uang rakyat dan negara, yang berpotensi untuk mangkir dan/ atau melarikan diri keluar negeri, seperti yang dilakukan beberapa bankir-bankir yang sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak penyidik dan penyelidik.

    Terhadap yang terakhir ini, kiranya perlu dipertimbangkan untuk tidak memberlakukan ketentuan dalam Pasal 94 Ayat (1) RUU ini, dimaria pihak debitor dapat dilepaskan melalui uang jaminan dari pihak ketiga. Karena, ketentuan di dalam Pasal 94 Ayat (2)-nya, memungkinkan tindakan mangkir dan/ a tau melarikan diri terjadi, walaupun uang jaminannya menjadi keuntungan harta pailit.

    4

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Pimpinan Sidang, Saudara Menteri, Anggota Dewan, dan Hadirin yang Kami Hom1ati;

    Demikianlah pendapat akhir Frak:si Kebangkitan Bangsa DPR RI ini disampaikan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dan dengan menggarisbawahi ketentuan dalam Pasal 94 Ayat (1) dan (2) RUU ini, maka kami menyetujui Rancangan Undang Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ini untuk ditetapkan dan disahkan menjadi Undang Undang. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi apa yang menjadi keputusan bersama ini. Amien.

    Wallaltul Muwaftq Ilaa Aqwamith Thorieq lVassalamil'alaiktmt WrWb

    Drs. H. Amin Said Husni I

  • ----------------- ---- -

    PENDAPAT AKHIR FRAKSI REFORMASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG

    TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

    c ';)

    Dlbacakan oleh : Drs. Herman L. Datuk Rangkayo Bandaro . Nomor Anggota : A-226

    I •

    .,

    . ,·

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • FRAKSI REFORMASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    Gedung Nusantara I Lantai 20 Ruang 2009, Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan- Jakarta 10270 Telp. (021) 5755810,5755812 Faks. (021) 5755811,5755800 e-mail: [email protected]

    PENDAPAT AKHIR FRAKSI REFORMASI TERHADAP

    RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

    KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

    Dibacakan oleh: Drs. Herman L. Datuk Rangkayo Bandaro Nomor Anggota: A-225

    Assalsmu 'sls/kum warshmatu/lshl wsbsrakstuh

    Alhamdulillah, pada kesempatan ini mari kita memanjatkan puji syukur

    kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak kenikmatan sehingga

    sampai hari inl kita masih bisa beke~a untuk suatu tugas mulia yakni

    membangun sebuah iklim demokrasi dan menegakkan konstitusi.

    Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW-

    pemimpin umat yang telah membimbing dan memberikan keteladanan dalam

    memimpin negara dan kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Pimp/nan Sldang, Menteri Keuangan, Menter# Kehaklman dan· HAM beserta jajarannya serta anggota dewan yang kaml hormatl,

    Dinamika perdagangan yang telah menjurus pada globalisasl ekonomi

    menuntut para pengusaha untuk senantiasa antisipatif dan responsif atas arus

    globallsasl. Kecepatan antisipatif tentu membutuhkan modal, yang justru modal

    tersebut umumnya berasal dari pinjaman balk dari bank, penanaman modal,

    penerbitan obligasi maupun cara lain yang dianggap sah. Dengan demikian,

    perdagangan membutuhkan kegiatan utang-piutang, yang justru suatu waktu

    kegiatan utang-piutang kerapkali menimbulkan banyak masalah dalam

    penyelesaiannya di masyarakat.

    Berkaitan dengan masalah penyelesaian utang-piutang, Indonesia

    sebenarnya tefah memifiki fandasan hukum dafam hal kepaifitan bagi debitur

    yang tidak sanggup membayar utangnya. Namun, Jandasan hukum yang

    tertuang dalam UU No. 4 T a hun 1998 tentang Kepailitan masih menimbulkan

    I

    ~ ~~ ·-< ~r ... . . . . }.·

    -- ------------------

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • banyak masalah sehingga dengan RUU Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang yang sudah dibahas ini diharapkan dapat disahkan.

    Sejak diberlakukannya UU Nomor 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan,

    telah tercatat sejumlah perkata yang diputuskan. Berkaitan dengan perkara

    perusahaan asuransi misalnya, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah

    memperkarakan antara fa.in China Trust Commercial Bank melawan PT

    Asuransi Jasa Indonesia dan perkara Frederick Rachmat HS melawan PT

    Asuransl Wataka. Setahun yang lalu, PT Dharmala Saktl Sejahtera Tbk

    melawan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia {Manulife). Kemudian beberapa

    bulan yang lalu, giliran PT Prudential Life Assurance yang dipailitkan oleh

    Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

    Dengan mengambil contoh perkara kepailitan yang terjadi pada

    perusahaan asuransi, dapat ditunjukkan bahwa perusahaan asuransl tldak

    kebal pailit dan perselisihan yang terjadi antara perusahaan asuransi dan

    tertanggung, agen, atau dengan pihak-pihak lainnya dapat diajukan ke

    pengadilan niaga. Kasus tersebut tentu akan dialami pula pada perkara utang-

    piutang di kalangan dunia nasional yang lain.

    Sebenarnya misi awal UU No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan adalah

    agar dunfa usaha yang terkena pengaruh krisis ekonomi dapat survive dan·

    beroperasi. Latar belakang lahirnya UU tersebut adalah guna memaksa orang

    lain atau badan hukum lain yang tak (mau) membayar minimal dua utangnya

    dengan ]alan dipailitkan {dibangkrutkan untuk dipaksa membayar utangnya)

    melalui pengadilan, yang dilakukan dengan cars menjual aset-aset yang ·

    dimilikl, tidak peduli berapa pun jumlahnya.

    Akan tetapi daiam realisasinya terjadi pro-kontra yang sangat besar atas

    penerapan UU Kepallitan lni. Ancaman paillt ftu telah menjadl momok bagi ' dunia usaha. lronisnya, ancaman ini juga berlaku bagi usaha yang masuk

    dalam kategori sehat. Seharusnya jika suatu perusahaan akan dipallitkan,

    perusahaan itu harus dibuktikan bahwa perusahaan tersebut sungguh-sungguh

    tak mampu dan tak mau membayar lagl utang-utangnya sehlngga satu-satunya

    jalan adalah menyatakan pailit untuk kemudian menjual aset-aset yang ada

    untuk membayar utang-utangnya.

    2

    .. ,

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Peserta S/dang yang kaml hormatl,

    Sebelum RUU tentang Kepailitan dan ' Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang (PKPU). ini disahkan, Fraksi Reformasi mengajukan

    beberapa catatan pokok, di antaranya:

    Pertama, Kepastlan Hukum

    Dalam beberapa tahun terakhir ini ancaman paillt ltu telah menjadi

    momok bagi dunla usaha. lronisnya, ancaman ini juga berlaku bagi usaha yang

    masuk dalam kategori sehat. Fraksl Reformasl melihat bahwa seharusnya jlka

    suatu perusahaan akan dipailitkan, perusahaan itu harus dibuktikan bahwa

    perusahaan tersebut sungguh~sungguh tak mampu dan tak mau membayar lagi

    utang-utangnya. Dalam melaksanakan UU PKPU ini nanti, Fraksi kami

    berharap hal ini menjadi titik perhatian bagi Pemerintah terutama bagl penegak

    hukum sehingga dunia usaha mendapatkan kepastlan hukum dalam berusaha.

    Jlka kepastian hukum ditegakkan investor juga akan tergiur datang ke

    Indonesia.

    Kedua, Ketenangan Dafam Usaha

    Berkaitan dengan pelaksanaan pasal 2 UU lnf nanti, Fraksl Reformasi ·

    lngin memberi catatan terutama berkaitan dengan debltor asuransi, bahwa

    seluruh perusahaan asuransl dl Indonesia berada di bawah naungan Direktorat

    Asuransi Departemen Keuangan. Namun timbul keraguan terhadap

    independensi dan objektifitas Menteri Keuangan terutama berkaitan dengan

    "hak eksklusif' yang hanya dimiriki Menkeu yang justru dapat menimbulkan

    suatu "kolusi" baru antara perusahaan asuransi yang berusaha terhlndar darl

    pailit dan Menkeu.

    Di · sisi lain, terdapat kekhawatiran bahwa perusahaan asuransi akan

    bertindak "sewenang-wenang" dalam pembayaran hak dan klaim masyarakat

    dan investor pemegang polis asuransi, karena merasa "kebal hukum". Jika ltu

    yang terjadi, ketidakpastlan hukum kembali tercipta dan usaha untuk

    meningkatkan kepercayaan para investor dan masyarakat Indonesia akan

    3

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • produk asuransi semakin sulit. Demikian juga pada keglatan usaha lain. Oleh

    karena itu, Fraksi kami meminta agar ada kepastian dan ketenangan berusaha

    sehlngga kepercayaan masyarakat segera pulih.

    K~tlga, Slnkronlsasl Dengan UU Lain

    Fraksi Reformasi mengingatkan agar dalam pelaksanaan RUU inl harus

    senantiasa mengkonfirmasikan dengan UU lain. Misalnya tentang masalah

    perasuransian, maka harus ditelaah dahulu makna dan semangat UU No. 2

    Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Sebab, dalam UU No. 2/1992

    dijelaskan bahwa permohonan pernyataan pailit terhadap perusahaan asuransl

    dalam pasal 20 ayat (1) UU No. 2/1992 mengatur secara khusus mengenal

    permohonan pailit terhadap suatu perusahaan asuransl.

    Keempat, Permohonan Pallit

    Fraksi Reformasi mengusulkan bahwa setiap permohonan pallit yang

    diajukan melalui Bank Indonesia, Bapepam, dan Departemen Keuangan akan

    otomatls membuka langkah investigasi terhadap perusahaan yang diduga

    wanprestasi dan mengupayakan penyelesaian sebelum permohonan pailit

    diajukan. Permohonan pailit ini baru diajukan jika tahapan-tahapan hukuman

    yang diberikan akibat darl kesalahan perusahaan tersebut tidak juga

    memberikan solusl yang balk. Atau malahan dlanggap dapat merugikan

    kepentingan umum, termasuk para kreditor.

    Oleh karena itu, kaml berharap agar seluruh pihak yang terkalt blsa

    secepatnya menyelesaikan tugas ini agar tidak tlmbul korban-korban

    perusahaan pallit berikutnya yang akan bisa mengorbankan ratusan ribu

    bahkan jutaan nasabah.

    Pimp/nan Sldang, Menter/ Keuangan, Menter/ Kehaklman dan HAM beserta jajararinya serta anggota dewan yang kaml hormatl,

    Berdasarkan pokok-pokok pemikiran di atas, dengan mengucapkan

    BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM, Fraksi Reformasi dapat MENYETUJUI

    ... 4

    . ·~.·.·t_, .. •' I '

    ' . ~ ;

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM

  • Rancangan Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban

    Pembayaran Utang (PKPU) untuk dijadikan Undang-undang.

    Demikianlah pendapat akhir Fraksi Reformasi DPR-RI, atas

    perhatiannya kami ucapkan ~anyak terimakasih.

    Wab/1/ahitaufiq walhidayah

    Wassslamu 'ala/kum warahmatullahi wabarakatuh

    Jakarta, 22 September 2004

    FRAKSI REFORMASI

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    Ketua, Selqetarla,

    Ahmad Farhan Hamid

    s

    ·: . .. , .. ·.· '·

    BIDANG ARSIP DAN MUSEUM