BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK

5
BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK Batuan sedimen nonklastik adalah batuan sedimen yang pembentukannya berbeda dengan batuan sedimen pada umumnya. Pada batuan sedimen non klastik ini, pengendapannya melalui proses kimia-biologi-biokimia. Pada batuan ini juga tidak memerlukan adanya batuan sumber dan proses fisik yang bekerja pada batuan sumber tersebut. 1. Rijang Rijang atau batu api adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin (glassy). Disebut "batu api" karena jika diadu dengan baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering. Batu rijang mempunyai bentuk bedded dan nodular. Chert dengan bentukbedded biasanya ditemukan pada daerah laut dalam dan berasosiasi dengan radiolaria dan lava bantal. Sedangkan chert dengan bentuk nodular biasa ditemukan pada batugamping yang terbentuk oleh proses diagenesa berupa penggantian (replacement). Rijang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang (Chert), adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus yang keras dan kompak. Kebanyakan perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan radiolaria. Batuan Rijang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer. Lapisan rijang terbentuk sebagai sedimen primer atau oleh proses diagenesis. Secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang ditemukan pada rijang.

description

BNMB

Transcript of BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK

BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK

Batuan sedimen nonklastik adalah batuan sedimen yang pembentukannya berbeda dengan batuan sedimen pada umumnya. Pada batuan sedimen non klastik ini, pengendapannya melalui proses kimia-biologi-biokimia. Pada batuan ini juga tidak memerlukan adanya batuan sumber dan proses fisik yang bekerja pada batuan sumber tersebut.

1.RijangRijang atau batu api adalahbatuan endapansilikatkriptokristalindengan permukaan licin (glassy). Disebut "batu api" karena jika diadu denganbajaatau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering.Batu rijang mempunyai bentukbeddeddan nodular. Chert dengan bentukbeddedbiasanya ditemukan pada daerah laut dalam dan berasosiasi dengan radiolaria dan lava bantal. Sedangkan chert dengan bentuk nodular biasa ditemukan pada batugamping yang terbentuk oleh proses diagenesa berupa penggantian (replacement). Rijang biasanya berwarna kelabu tua, biru, hitam, atau coklat tua. Rijang (Chert), adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus yang keras dan kompak.Kebanyakan perlapisan rijang tersusun oleh sisa organisme penghasil silika seperti diatom dan radiolaria. Batuan Rijang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer. Lapisan rijang terbentuk sebagai sedimen primer atau oleh proses diagenesis.Secara umum dianggap bahwa batuan ini terbentuk sebagai hasil perubahan kimiawi pada pembentukan batuan endapan terkompresi, pada proses diagenesis. Ada teori yang menyebutkan bahwa bahan serupa gelatin yang mengisi rongga pada sedimen, misalnya lubang yang digali oleh mollusca, yang kemudian akan berubah menjadi silikat. Teori ini dapat menjelaskan bentuk kompleks yang ditemukan pada rijang.

2.BatubaraBatubara merupakan sedimen organik, lebih tepatnya merupakan batuan organik, terdiri dari kandungan bermacam-macam pseudomineral. Batubara terbentuk dari sisa tumbuhan yang membusuk dan terkumpul dalam suatu daerah dengan kondisi banyak air, biasa disebut rawa-rawa. Kondisi tersebut yang menghambat penguraian menyeluruh dari sisa-sisa tumbuhan yang kemudian mengalami proses perubahan menjadi batubara.Batubara mempunyai warna hitam, struktur brittle, dengan tekstur bioklastik, ukuran butir pasir ( 1/16 2 mm ), bentuk butir angular, sortasi baik, kemas tertutup. Batuan tersusun oleh material-material organik, Berwarna hitam, ukuran butir pasir ( 1/16 2 mm )Dalam penyusunannya batubara diperkaya dengan berbagai macam polimer organik yang berasal dari antara lain karbohidrat, lignin, protein, Resin, Tanin, Alkaloida, Porphirin dan Hidrokarbon. Namun komposisi dari polimer-polimer ini bervariasi tergantung pada spesies dari tumbuhan penyusunnya. Pembentukan batubara pada umumnya dijelaskan dengan asumsi bahwa material tanaman terkumpul dalam suatu periode waktu yang lama, mengalami peluruhan sebagian kemudian hasilnya teralterasi oleh berbagai macam proses kimia dan fisika. Selain itu juga, dinyatakan bahwa proses pembentukan batubara harus ditandai dengan terbentuknya peat.

3.IronstoneIronestone atau logam besi adalah unsur umum dalam sedimen, meskipun keterdapatannya sedikit pada hampir semua endapan. Batuan sedimen yang mengandung sedikitnya 15 % logam disebut sebagaiironstone, dan ini menarik perhatian karena kepentingan nilai ekonominya. Besi mungkin dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat, sulfida atau silikat (Berner 1971).Bijih biasanya amat kaya dengan besi oksida dan pelbagai warna dari kelabu gelap, kuning menyala, ungu gelap, sehingga merah karat. Besi itu sendiri biasanya terdapat dalam bentukmagnetit(Fe3O4),hematit(Fe2O3),goetit(FeO(OH)),limonit(FeO(OH).n(H2O)) atausiderit(FeCO3).Mineral-mineral yang umum pada sedimenironstone.

SilicatesGlauconite

ChamositeKMg(FeAl)(SiO3)6.3H2O

(Fe5Al)(Si3Al)O10(OH)8

OxidesHaematite

MagnetiteFe2O3

Fe3O4

HydroxidesGoethite

LimoniteFeO.OH

FeO.OH.H2O

CarbonateSideriteFeCO3

SulphidePyriteFeS2

SilicatesGlauconite

ChamositeKMg(FeAl)(SiO3)6.3H2O

(Fe5Al)(Si3Al)O10(OH)8

Proses terbentuknya bijih sangatlah kompleks. Sering lebih dari satu proses bekerja bersama-sama. Meskipun dari satu jenis bijih, apabila terbentuk oleh proses yang berbeda-beda, maka akan menghasilkan tipe endapan yang berbeda-beda pula.

4.GipsumGipsum adalah salah satu contohmineraldengan kadarkalsiumyang mendominasi pada mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidratkalsium sulfatdengan rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalahkarbonat,borat,nitrat, dansulfat.Gipsum termasuk mineral dengan sistem kristal monoklin 2/m, namun kristal gipsnya masuk ke dalam sistem kristalorthorombik. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan transparan. Hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gipsum. Gipsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal dengan skalaMohs1,5 2.Berat jenisgipsum antara 2,31 2,35, kelarutan dalam air 1,8 gr/liter pada 0C yang meningkat menjadi 2,1 gr/liter pada 40C, tapi menurun lagi ketika suhu semakin tinggi. Gipsum memiliki pecahan yang baik, antara 66 sampai dengan 114 dan belahannya adalah jenis choncoidal. Gipsum memiliki kilap sutra hingga kilap lilin, tergantung dari jenisnya.Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat prosesevaporasiair laut diikuti oleh anhidrit danhalit, ketikasalinitasmakin bertambah. Sebagai mineralevaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batu gamping,serpih merah,batu pasir,lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Menurut para ahli, endapan gipsum terjadi padazaman Permian. Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut, mata air panas, dan jalur endapan belerang yang berasal darigunung api.b). Tekstur Batuan Sedimen Non-KlastikPada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :i.Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalinii.Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mmiii.Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih besar, lebih dari 2mmiv.Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang sama besarv.Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besarUkuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm- Berbutir halus, dengan ukuran