Batuan Sedimen
-
Upload
heru-pujakesuma -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of Batuan Sedimen
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil
abrasi dari sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan
kemudian terlithifikasi, sediment dibagi atas dua yaitu detritus dan kimiawi.
Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen
kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses
inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut
ukuran butir, gravel , pasir, lanau, dan lempung.
1.2.Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Praktikum ini bermaksud untuk memberikan pengetahuan kepada para
praktikan mengenai jenis-jenis batuan sedimen, baik itu dari segi keterdapatanya,
bentuk khas, warna batuan, tekstur, struktur maupun mineral penyusun dari
batuan sedimen tersebut
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum deskripsi Batuan adalah sebagai berikut :
1. Praktikan mampu mengenal jenis jenis batuan sedimen
2. Praktikan mampu mendeskripsikan batuan sedimen
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Batuan Sedimen
Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan, yang mengalami proses
pelapukan, pelarutan - erosi (abrasi), transportasi dan diendapkan kembali dan
terkonsolidasi (diagenesa). Proses pengendapan yang berlangsung berasal dari
kekuatan gaya – gaya dari luar (eksogen) sebagai akibat pengerjaan hidrosfer,
biosfer dan atmosfer. Batuan sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan
bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada
sebelumnya, atau dari cangkang binatang dan sisa tumbuhan .
Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:
1. Batuan sedimen klastik, terbentuk dari fragmen batuan lain
2. Batuan sedimen kimiawi, terbentuk karena penguapan, evaporasi
3. batuan sediment organik, terbentuk dari aktivitas hewan dan tumbuhan
Proses dari keterjadian batuan sedimen itu sendiri adalah :
pelapukan/penghancuran batuan asal (batuan beku, batuan endapan, atau batuan
malihan). Proses Pelapukan, proses yang mempengaruhi pembentukan batuan
sedimen dari segi kimiawi dan mekanik.
a. Segi Kimiawi
Proses pelarutan
Proses dehidrasi, yaitu proses penghancuran oleh air
Proses karbonisasi, yaitu proses pembentukan mineral
karbonat yang kaya akan kandungan kalsium.
b. Segi Mekanik
Pemecahan atau pemisahan bahan-bahan batuan asal oleh tingkat
perbedaan suhu yang cukup tinggi.
2
Proses pelapukan ini dikontrol oleh radiasi matahari dengan curah hujan
yang sangat rendah.
transportasi: pemindahan hasil pelapukan/erosi ke tempat lain baik
dilakukan oleh air atau angin.
pengendapan: akumulasi bahan lepas (unconsolidated materials) misalnya
lempung, pasir, kerikil dsb.
Pembatuan, litifikasi (lithification) Berubah menjadi batu, atau biasa
disebut proses pembatuan.
Diagenesis (diagenesis)
o Semua perubahan secara kimia dan fisika (kecuali erosi) yang
dialami suatu endapan dalam proses litifikasi.
o Perubahan ini dalam kondisi suhu di bawah 300o
o Diagenesa juga disebut proses pemampatan baik karena
penyemenan maupun tekanan misalnya batulempung, batupasir,
konglomerat, dsb.
Pemadatan, kompaksi (compaction)
o Perubahan secara fisika yang berlangsung dalam proses
pembatuan.
o Dalam proses ini terjadi proses dehidrasi (dehydration).
o Sangat efektif dalam proses perubahan lumpur yang kaya akan
lempung.
o Proses ini berlangsung makin intensif seiring dengan peningkatan
kedalaman dan suhu.
Proses Pengendapan, beberapa hal yang terdapat dalam proses pengendapan ,
antara lain :
Proses pemadatan oleh gaya gravitasi
Proses pembatuan akibat penekanan yang continue, kadar air yang ada di
dalam bahan tersebut keluar dari batuan sehingga rongga pori menjadi
semakan kecil.
3
Proses diagenesa yang diikuti penghabluran kembali sebagian material
asal (allogenik) menjadi material baru (autigenik), jika berlangsung
kontinue terbentuk batuan sedimen dan batuan malihan (metamorf).
Ciri khas dari batuan sedimen adalah :
Terjadi karena proses rombakan batuan asal tertransportasikan dan
terendapkan
Struktur berlapis
Sering mengandung fosil untuk penentuan umur batuan
Komposisi mengandung mineral – mineral seri bowen ditambah mineral
khas batuan sedimen, seperti mineral kalsit
2.2 Penggolongan Batuan Sedimen
Batuan endapan terbagi atas beberapa, yaitu batuan endapan mekanis,
batuan endapan kimia, yaitu :
Batuan endapan mekanis
Batuan endapan mekanis adalah batuan yang terbentuk karena proses
pengendapan dan diagenesa hasil pelapukan yang biasanya berupa (fragment)
batuan dan/atau mineral.
Endapan sedimen klastik contohnya lempung, pasir, kerikil, kerakal.
Batuan endapan (yang telah mengalami diagenesa): batulempung,
batupasir, konglomerat, breksi.
Berikut ini alaha contoh batuan endapan mekanis :
Konglomerat
Konglomerat adalah batuan endapan yang fragmennya berukuran > 4 mm
dan bentuk fragmen tersebut membulat dengan semen bahan yang lebih
halus
Jenis batu konglmerat terdiri atas monomik dan polimik konglomerat:
4
Monomik ialah batu konglomerat yang fragmennya sejenis, misalnya
batupasir saja atau granit saja
Polimik ialah batu konglomerat fragmennya tidak sejenis terdiri dari
bermacam-macam jenis batuan
Batu Serpih
o Batuan endapan yang tersusun oleh butiran berukuran lanau dan
lempung, mudah membelah (fissile). Selain mineral lempung juga
mengandung kuarsa, felspar, kalsit, dolomit, dan mineral lain.
Arkos
o Batupasir yang mineral utamanya tersusun oleh felspar dan kuarsa.
Grewak
o Batupasir “kotor”, mengandung lempung dan keratan batuan.
Tidak terpilah dengan baik (poorly sorted), butirannya menyudut.
Batuan Endapan Kimia
Batuan endapan kimia adalah batuan yang terjadi karena proses penguapan,
konsentrasi dan pengendapan dari larutan yang mengandung zat-zat kimia hasil
pelapukan, Contoh batuan endapan kimia adalah :
o batugamping (CaCO3)
o garam (NaCl)
o gipsum atau batutahu (MgSO4)
Batugamping
o Batuan endapan yang sebagian besar tersusun oleh kalsit baik
dengan proses organik maupun inorganik.
Dolomit
o Batuan endapan yang tersusun oleh mineral dolomit yaitu senyawa
kalsium dan magnesium – CaMg(CO3)2
Rijang (chert)
o Batuan endapan kimia yang padat yang sebagian besar atau
seluruhnya tersusun oleh kuarsa mikrokristalin (berukuran
mikron). Rijang dapat pula mengandung kalsedon atau opal. Rijang
terdapat bersama batugamping dan sangat tahan terhadap
pelapukan.
5
o Flint: varitas (rijang) berwarna abu-abu gelap sampai hitam, yang
mengandung zat organik.
Batuan Endapan Organik
Batuan endapan organik adalah batuan sedimen yang terbentuk karena
kegiatan/proses biokimia dan biomekanik seperti karang (hasil pembuatan rumah)
oleh binatang laut dan terjadinya penumpukan cangkang (koral, foraminifera),
penumpukan tumbuh-tumbuhan dls.
Conto batuan endapan organik:
batugamping terumbu (Ca)
radiolarit (Si)
diatomit (Si)
batubara (tumbuhan - C)
gambut (tumbuhan - C)
2.3 Klasifikasi Batuan Sedimen
Klasifikasi Batuan Endapan adalah pengklasifikasian batuan sedimen
berdasarkan hal yang umum pada pengklasifikasian batuan sedimen, diantaranya
adalah :
Tekstur batuan:
o Ukuran butiran/fragmen
o Bentuk butir/fragmen
Kekompakan
Yaitu menunjukkan sifat fisik dari batuan. Sifat-sifat fisik ini berupa :
o Padat, apabila tidak terdapat rekahan-rekahan atau bubuk-bubuk
pasir jika kita menggengamnya.
o Lunak apabila dipegang tertinggal serbuk-serbuk ditangan.
o Mudah Hancur apabila pada permukaan batuannya terdapat
rekahan-rekahan hasil pengambilan dari batuan asalnya.
Susunan kimia/mineral:
o Unsur
o Garam (kimia) seperti karbonat, sulfat, dsb.
6
Ukuran butir :
Tabel 2.1
Skala Wentworth
Ukuran Butir Istilah
> 265 mm Boulder (bongkah)
64 mm - 265 mm Cobble (berangkal)
4 mm - 64 mm Pebble (kerakal)
2 mm - 4 mm Granule (kerikil)
1 mm - 2 mm Sand (pasir)
½ mm - ¼ mm Pasir kasar
¼ mm - 1/8 mm Pasir sedang
1/8 mm - 1/16 mm Pasir halus
1/16 mm - 1/265 mm Silt (Lanau)
< 1/265 mm Clay (Lempung)
o Bentuk butir
o Membulat
o Menyudut
Besar butir (Grain Size)
Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen) batuan. Skala pembatas
yang dipakai adalah “Skala” Pemilahan (Sorting)
7
Adalah tingkat keseragaman ukuran butir.
Kebulatan (Roundness)
Adalah tingkat kelengkungan dari setiap butiran / fragmen batuan.
Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan
kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan
ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran
tersebut yaitu:
Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)
Meruncing (menyudut) (angular)
Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)
Membundar (membulat) tanggung (subrounded)
Membundar (membulat (rounded)
Sangat membundar (membulat) (well-rounded).
Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).
Kemas (Fabric)
Adalah sifat hubungan antar butir, kesatuannya di dalam satu massa dasar
Semen dan Masa dasar
Semen adalah bahan yang mengikat butiran.
Masa dasar adalah masa dimana butiran / fragmen berada dalam satu kesatuan.
o Pemilahan / keseragaman butir
o Butiran sama
o Butiran tidak sama
Porositas
Adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume
keseluruhan dari satu batuan. Porositas juga berarti kemampuan batuan untuk
menyarangkan air.
8
Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau
pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi
apabila pada batuan tersebut dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori.
Sebaliknya batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila
kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit
sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan
kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).
Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :
a) Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau
lebih kasar.
b) Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling
berhubungan.
c) Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir
pasir atau lebih kasar.
d) Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.
Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air,
yaitu :
a) Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling
berhubungan.
b) Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir
lanau – lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori
antar butir.
c) Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak
ada rekahan.
Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi
apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke
dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan
tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera
meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.
9
2.4 Lingkungan Pengendapan
` Lingkungan Pengendapan dari batuan sedimen terdiri dari 2, diantaranya di
lingkungan daratan dan lingkungan lautan
Lingkungan daratan, dapat terjadi/terbentuk oleh:
o Air
o Angin
o Lingkungannya: daratan contohnya sungai, danau, rawa
Lingkungan Pengendapan Laut
Berdasarkan lingkungan pengendapannya, laut dibagi menjadi beberapa
zona yaitu:
o Epineritik : dari garis pasang-surut sampai kedalaman 50 m
o Neritik : dari kedalaman 50 – 200 m
o Batial : kedalaman laut 200 – 2000 m
o Abisal : kedalaman laut > 2000 m
Berdasarkan kedalaman air laut, pengendapan bahan yang terbawa dari
daratan atau hasil pengikisan pantai akan mempunyai perbedaan besar
butir.
Pengaruh Transgresi-Regresi
Proses transgresi-regresi bukan karena terjadinya pasang surut, melainkan
karena adanya kegiatan tektonik.
Proses transgresi-regresi akan membentuk batuan berlapis berurutan
(graded bedding) yang ditandai oleh urutan besar butir.
Transgresi adalah peristiwa naiknya permukaan air laut (atau daratan turun).dalam
proses transgresi ini lapisan bagian atas berukuran kasar dan makin ke bawah
makin halus sedangkan regresi itu adalah peristiwa turunnya permukaan air laut
(atau daratan terangkat).
2.5 Komposisi Mineral Batuan Sedimen
Komposisi fraksi/mineral dari batuan sedimen adalah dapat
diklasifikasikan berdasarkan :
10
Major adalah mineral yang paling banyak terdapat pada batuan sedimen
dan mendominasi batuan sedimen, contohnya mineral lempung atau bahan
berukuran lempung, kalsit/dolomit, kuarsa, felspar,
o Minor adalah mineral yang sedikit keterdapatanya pada batuan
sedimen atau endapan, contohnya mineral lempung atau bahan
berukuran lempung, silika (opal, kalsedon, kuarsa), kalsit/dolomit,
mineral besi (limonit, hematit), karbon, dan lain-lain (fosfat,
gipsum, anhidrit).
2.6 Struktur Batuan Sedimen
Struktur Flute Cast Struktur ini lebih diakibatkan karena adanya
pengaruh benturan atau pembebanan dari batuan atau saltation endapan
misalnya kerakal, sehingga berbentuk seperti lubang, ini diakibatkan
karena pengendapan yang belum sempurna tersebut terbebani mineral
endapan diatasnya sehingga endapan menjadi berlubag dan tidak rata.
Perlapisan (Graded Bedding)
Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur menjadi
halus pada satu satuan perlapisan. Struktur ini dapat dipakai sebagai
petunjuk, dimana umumnya butiran yang kasar terletak pada bagian
bawah (bottom) dari lapisan sedangkan butiran yang halus pada bagian
atas (top).
o Miring (dipping beds): struktur sekunder (proses tektonika)
Struktur rain marks struktur sedimen ini diakibatkan oleh air hujan yang
membuat permukaan sedimen yang belum benar-benar sempurna akhirnya
tidak rata dan membentuk lubang akibat air hujan.
Struktur laminasi, struktur ini hampir sama dengan perlapisan namun
yang membedakannya adalah jarak perlapisan yang kurang dari 1 cm.
Biasanya struktur ini diakibatkan oleh proses diagenesis sediment yang
cepat dengan media pengendapan yang tenang.
Perlapisan berselang (Cross Bedding)
11
Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh
lapisan berikutnya yang berlainan sudutnya. Lapisan ini terutama
terdapat pada batupasir.
Struktur Riple marks Struktur ini lebih diakibatkan gelombang yang
mempengaruhi endapan tersebut sehingga bentukan sedimen ini berbentuk
seperti gelombang air. Dan relatif pengendapan yang dilakukan akan
bergantung pada energi gelombang tersebut.
2.7 Penamaan Batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian
(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian
batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan
bentuk butir, struktur dan komposisi yaitu :
1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen
membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,
maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama
fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat
kuarsa.
2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini
dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir
berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal
batupasir kuarsa.
3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir
lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih
adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.
12
Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas
Rudit(2 – 256 mm)
Komposisi sejenis atau campuran, terutama dengan rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batugamping dll.
Konglomerat Fragmen umumnya bulat atau agak membulat
Breksi Fragmen umumnya runcing, dan menyudut
Fanglomerat Kipas aluvial yang mengalami pembatuan
Pecahan batuan bercapur dengan semen
Tillit Umumnya tidak terpisah. Fragmen batuan terdapat bekas goresan
Arenit(1/16 – 2 mm)
Terutama kuarsa 25%, felspar kalium atau plagioklas 10-25%.Pecahan batuan: basal, riolit, batusabak dll.Mineral mika, serisit, klorit, bijih besi.
Arenit ataubatupasir kuarsa
Pemilahan baik dan bersih
Arkose Pemilahan jelek, warna abu-abu kemerahan
Batupasir felspatikGraywackesubgraywacke
Lebih dewasa dari arkose antara graywacke dan arenit
Lutit(1/16 – 1/256 mm)
Umumnya mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit dan bijih besi.
Batulanau Antara batupasir dan serpih
SerpihBatulumpurBatulempung
Mudah membelah, tidak plastis, bila dipanasi menjadi plastis
Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :
1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.
2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.
3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).
Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi
nama batugamping non klastika. Apabila di dalam batugamping banyak
mengandung fosil maka dapat disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan
karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping
kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan
lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat.
Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan
piroklastika yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri
dari tuf (halus dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar
3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat
ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah,
batulempung hitam dsb.
13
Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).
Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas
Rapat, afanitik, berbutir kasar, kristalin, porus, oolit dan mosaik
Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan HCl, mengandung organik, bioklastika,
Terutama dolomit Dolomit Tidak segera bereaksi dengan HCl, jarang mengandung fosil, berbutir sedang
Berbutir halus Kristal halus dengan mikroorganisme
Kapur Putih – abu-abu terang, sangat rapuh, mengandung fosil
Karbonat dan lempung Napal Abu-abu terang, rapuh, pecahan konkoidal
Rapat dan berlapis Campuran silika, opal dan kalsedon dll.
Rijang Warna beragam, keras, kilap non logam, konkoidal
Terutama gipsAnhidritTerutama malit
Gips Evaporit, tidak sendiri melainkan berasosiasi dengan mineral/batuan lain.Dijumpai kristal yang mengelompok
Masif atau berlapis Mineral fosfat dan fragmen tulang
Fosforit Diperlukan penentuan kadar P2O3
Amorf, berlapis, tebal Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat, pecahan prismatik
14
BAB III
PEMBAHASAN
1. Tufa
Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan
sebagai lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers).
Ditemukan di kaligendig, Karangsambung, Kebumen.
2. Bentonit
Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam
yaitu, Terjadi karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh
hydrothermal,Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan
di dalam air (lakustrin sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia
dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan. Ditemukan di patik, Sepat, Gunung
kidul.
15
3. Lempung
Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat
yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum
adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari
proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari
aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.
Warna Batuan : Abu – abu Kehitaman
Ukuran Butir : Lempung
Bentuk Butir : Membulat
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tertutup
Semen : Oksida Besi
Sifar Butir : Non Kristalin
Reaksi HCL : Tidak Bereaksi
Struktur Batuan : Perla pisan
Jenis Batuan ` : Klastik
Ganesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Lempung
16
4. Lempung Merah
Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung
berwarna, sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung,
kebumen.
17
5. Batupasir
Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa
oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu
tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi
batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari
batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan
di karang sambung, Kebumen.
Warna Batuan : Abu – abu
Ukuran Butir : Pasir Kasar
Bentuk Butir : Membulat
Porositas : Baik
Pemilahan : Baik
Kekompakan : Padat
Kemas : Tertutup
Semen : Silika
Sifar Butir : Kristalin
Reaksi HCL : Tidak Bereaksi
Struktur Batuan : Graded Bedding
Jenis Batuan ` : Klastik
Ganesa Batuan : Mekanis
Nama Batuan : Batu Pasir
18
6. Batupasir Merah
Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna,
dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan
putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan
topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan
dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.
7. Pasir Besi
Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan
butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,
piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous
magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang
cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir
19
besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Ditemukan di
sungai luk ulo, Kebumen.
9. Pasir Hijau
Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang
dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan
longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di
sembaro,karangsambung, Kebumen.
20
11. Batugamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral
utama dari kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium
karbonat (CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung
lebih dari 95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara
rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk
baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan
di wonogiri, jogjakarta.
12. Gamping Merah
Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut
dalam ini berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang
sempit. Ditemukan di karangsambung, Kebumen
21
13. Gamping Numulities
Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu
pelongsoran besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam.
Fosil yang ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar
Karangsambung merupakan laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan
diendapkan batu gamping numulites.
14. Breksi Vulkanik
Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava,
batupasir tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang
berwarna kuning kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 – 45 cm) agak segar,
menyudut tanggung, tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak
22
padat sebagian mudah hancur. Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna
abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan
terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna
coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar
hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu. Ditemukan di
kedung jati, Bantul.
15. Breksi Pumice
Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap
suara, mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar,
sehingga dapat mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api,
kondensi, jamur dan panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain,
batuini digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing),
pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-
lain. Ditemukan di semiilir, Jogjakarta.
23
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil pengematan praktikum pembahasan batuan sedimen, dapat kita
ketahui bahwa batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan
batuan sebelumnya, batuan sedimen digolongkan menjadi 3 batuan pada
umumnya yaitu sedimen klastik, non klastik dan sedimen organik, sedimen di
deskripsikan berdasarkan beberapa hal, baik dari segi tekstur, kekompakan,
susunan mineral, ukuran butir ( skala went ) bentuk butirnya, kemas, dan porositas
serta permeabelitas atau kemampuan batuan dalam menyerap air.
25