Batuan Sedimen

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil abrasi dari sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan kemudian terlithifikasi, sediment dibagi atas dua yaitu detritus dan kimiawi. Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut ukuran butir, gravel , pasir, lanau, dan lempung. 1.2.Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Praktikum ini bermaksud untuk memberikan pengetahuan kepada para praktikan mengenai jenis-jenis batuan sedimen, baik itu dari segi keterdapatanya, bentuk khas, warna batuan, tekstur, struktur maupun mineral penyusun dari batuan sedimen tersebut 1.2.2 Tujuan Tujuan dari praktikum deskripsi Batuan adalah sebagai berikut : 1. Praktikan mampu mengenal jenis jenis batuan sedimen 1

description

Pembahasan Batuan Sedimen

Transcript of Batuan Sedimen

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari pecahan atau hasil

abrasi dari sedimen, batuan beku, metamorf yang tertransport dan terendapkan

kemudian terlithifikasi, sediment dibagi atas dua yaitu detritus dan kimiawi.

Detritus terdiri dari partikel-2 padat hasil dari pelapukan mekanis. Sedimen

kimiawi terdiri dari mineral sebagai hasil kristalisasi larutan dengan proses

inorganik atau aktivitas organisme. Partikel sedimen diklasifikasikan menurut

ukuran butir, gravel , pasir, lanau, dan lempung.

1.2.Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Praktikum ini bermaksud untuk memberikan pengetahuan kepada para

praktikan mengenai jenis-jenis batuan sedimen, baik itu dari segi keterdapatanya,

bentuk khas, warna batuan, tekstur, struktur maupun mineral penyusun dari

batuan sedimen tersebut

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum deskripsi Batuan adalah sebagai berikut :

1. Praktikan mampu mengenal jenis jenis batuan sedimen

2. Praktikan mampu mendeskripsikan batuan sedimen

1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Batuan Sedimen

Batuan sedimen terjadi akibat pengendapan, yang mengalami proses

pelapukan, pelarutan - erosi (abrasi), transportasi dan diendapkan kembali dan

terkonsolidasi (diagenesa). Proses pengendapan yang berlangsung berasal dari

kekuatan gaya – gaya dari luar (eksogen) sebagai akibat pengerjaan hidrosfer,

biosfer dan atmosfer. Batuan sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan

bahan terlarut hasil dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada

sebelumnya, atau dari cangkang binatang dan sisa tumbuhan .

Batuan sedimen dapat dibagi menjadi 3 golongan:

1. Batuan sedimen klastik, terbentuk dari fragmen batuan lain

2. Batuan sedimen kimiawi, terbentuk karena penguapan, evaporasi

3. batuan sediment organik, terbentuk dari aktivitas hewan dan tumbuhan

Proses dari keterjadian batuan sedimen itu sendiri adalah :

pelapukan/penghancuran batuan asal (batuan beku, batuan endapan, atau batuan

malihan). Proses Pelapukan, proses yang mempengaruhi pembentukan batuan

sedimen dari segi kimiawi dan mekanik.

a. Segi Kimiawi

Proses pelarutan

Proses dehidrasi, yaitu proses penghancuran oleh air

Proses karbonisasi, yaitu proses pembentukan mineral

karbonat yang kaya akan kandungan kalsium.

b. Segi Mekanik

Pemecahan atau pemisahan bahan-bahan batuan asal oleh tingkat

perbedaan suhu yang cukup tinggi.

2

Proses pelapukan ini dikontrol oleh radiasi matahari dengan curah hujan

yang sangat rendah.

transportasi: pemindahan hasil pelapukan/erosi ke tempat lain baik

dilakukan oleh air atau angin.

pengendapan: akumulasi bahan lepas (unconsolidated materials) misalnya

lempung, pasir, kerikil dsb.

Pembatuan, litifikasi (lithification) Berubah menjadi batu, atau biasa

disebut proses pembatuan.

Diagenesis (diagenesis)

o Semua perubahan secara kimia dan fisika (kecuali erosi) yang

dialami suatu endapan dalam proses litifikasi.

o Perubahan ini dalam kondisi suhu di bawah 300o

o Diagenesa juga disebut proses pemampatan baik karena

penyemenan maupun tekanan misalnya batulempung, batupasir,

konglomerat, dsb.

Pemadatan, kompaksi (compaction)

o Perubahan secara fisika yang berlangsung dalam proses

pembatuan.

o Dalam proses ini terjadi proses dehidrasi (dehydration).

o Sangat efektif dalam proses perubahan lumpur yang kaya akan

lempung.

o Proses ini berlangsung makin intensif seiring dengan peningkatan

kedalaman dan suhu.

Proses Pengendapan, beberapa hal yang terdapat dalam proses pengendapan ,

antara lain :

Proses pemadatan oleh gaya gravitasi

Proses pembatuan akibat penekanan yang continue, kadar air yang ada di

dalam bahan tersebut keluar dari batuan sehingga rongga pori menjadi

semakan kecil.

3

Proses diagenesa yang diikuti penghabluran kembali sebagian material

asal (allogenik) menjadi material baru (autigenik), jika berlangsung

kontinue terbentuk batuan sedimen dan batuan malihan (metamorf).

Ciri khas dari batuan sedimen adalah :

Terjadi karena proses rombakan batuan asal tertransportasikan dan

terendapkan

Struktur berlapis

Sering mengandung fosil untuk penentuan umur batuan

Komposisi mengandung mineral – mineral seri bowen ditambah mineral

khas batuan sedimen, seperti mineral kalsit

2.2 Penggolongan Batuan Sedimen

Batuan endapan terbagi atas beberapa, yaitu batuan endapan mekanis,

batuan endapan kimia, yaitu :

Batuan endapan mekanis

Batuan endapan mekanis adalah batuan yang terbentuk karena proses

pengendapan dan diagenesa hasil pelapukan yang biasanya berupa (fragment)

batuan dan/atau mineral.

Endapan sedimen klastik contohnya lempung, pasir, kerikil, kerakal.

Batuan endapan (yang telah mengalami diagenesa): batulempung,

batupasir, konglomerat, breksi.

Berikut ini alaha contoh batuan endapan mekanis :

Konglomerat

Konglomerat adalah batuan endapan yang fragmennya berukuran > 4 mm

dan bentuk fragmen tersebut membulat dengan semen bahan yang lebih

halus

Jenis batu konglmerat terdiri atas monomik dan polimik konglomerat:

4

Monomik ialah batu konglomerat yang fragmennya sejenis, misalnya

batupasir saja atau granit saja

Polimik ialah batu konglomerat fragmennya tidak sejenis terdiri dari

bermacam-macam jenis batuan

Batu Serpih

o Batuan endapan yang tersusun oleh butiran berukuran lanau dan

lempung, mudah membelah (fissile). Selain mineral lempung juga

mengandung kuarsa, felspar, kalsit, dolomit, dan mineral lain.

Arkos

o Batupasir yang mineral utamanya tersusun oleh felspar dan kuarsa.

Grewak

o Batupasir “kotor”, mengandung lempung dan keratan batuan.

Tidak terpilah dengan baik (poorly sorted), butirannya menyudut.

Batuan Endapan Kimia

Batuan endapan kimia adalah batuan yang terjadi karena proses penguapan,

konsentrasi dan pengendapan dari larutan yang mengandung zat-zat kimia hasil

pelapukan, Contoh batuan endapan kimia adalah :

o batugamping (CaCO3)

o garam (NaCl)

o gipsum atau batutahu (MgSO4)

Batugamping

o Batuan endapan yang sebagian besar tersusun oleh kalsit baik

dengan proses organik maupun inorganik.

Dolomit

o Batuan endapan yang tersusun oleh mineral dolomit yaitu senyawa

kalsium dan magnesium – CaMg(CO3)2

Rijang (chert)

o Batuan endapan kimia yang padat yang sebagian besar atau

seluruhnya tersusun oleh kuarsa mikrokristalin (berukuran

mikron). Rijang dapat pula mengandung kalsedon atau opal. Rijang

terdapat bersama batugamping dan sangat tahan terhadap

pelapukan.

5

o Flint: varitas (rijang) berwarna abu-abu gelap sampai hitam, yang

mengandung zat organik.

Batuan Endapan Organik

Batuan endapan organik adalah batuan sedimen yang terbentuk karena

kegiatan/proses biokimia dan biomekanik seperti karang (hasil pembuatan rumah)

oleh binatang laut dan terjadinya penumpukan cangkang (koral, foraminifera),

penumpukan tumbuh-tumbuhan dls.

Conto batuan endapan organik:

batugamping terumbu (Ca)

radiolarit (Si)

diatomit (Si)

batubara (tumbuhan - C)

gambut (tumbuhan - C)

2.3 Klasifikasi Batuan Sedimen

Klasifikasi Batuan Endapan adalah pengklasifikasian batuan sedimen

berdasarkan hal yang umum pada pengklasifikasian batuan sedimen, diantaranya

adalah :

Tekstur batuan:

o Ukuran butiran/fragmen

o Bentuk butir/fragmen

Kekompakan

Yaitu menunjukkan sifat fisik dari batuan. Sifat-sifat fisik ini berupa :

o Padat, apabila tidak terdapat rekahan-rekahan atau bubuk-bubuk

pasir jika kita menggengamnya.

o Lunak apabila dipegang tertinggal serbuk-serbuk ditangan.

o Mudah Hancur apabila pada permukaan batuannya terdapat

rekahan-rekahan hasil pengambilan dari batuan asalnya.

Susunan kimia/mineral:

o Unsur

o Garam (kimia) seperti karbonat, sulfat, dsb.

6

Ukuran butir :

Tabel 2.1

Skala Wentworth

Ukuran Butir Istilah

> 265 mm Boulder (bongkah)

64 mm - 265 mm Cobble (berangkal)

4 mm - 64 mm Pebble (kerakal)

2 mm - 4 mm Granule (kerikil)

1 mm - 2 mm Sand (pasir)

½ mm - ¼ mm Pasir kasar

¼ mm - 1/8 mm Pasir sedang

1/8 mm - 1/16 mm Pasir halus

1/16 mm - 1/265 mm Silt (Lanau)

< 1/265 mm Clay (Lempung)

o Bentuk butir

o Membulat

o Menyudut

Besar butir (Grain Size)

Besar butir adalah ukuran (diameter dari fragmen) batuan. Skala pembatas

yang dipakai adalah “Skala” Pemilahan (Sorting)

7

Adalah tingkat keseragaman ukuran butir.

Kebulatan (Roundness)

Adalah tingkat kelengkungan dari setiap butiran / fragmen batuan.

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dan

kawan-kawan (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan

ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi. Keenam kategori kebundaran

tersebut yaitu:

Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)

Meruncing (menyudut) (angular)

Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)

Membundar (membulat) tanggung (subrounded)

Membundar (membulat (rounded)

Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

Kemas (Fabric)

Adalah sifat hubungan antar butir, kesatuannya di dalam satu massa dasar

Semen dan Masa dasar

Semen adalah bahan yang mengikat butiran.

Masa dasar adalah masa dimana butiran / fragmen berada dalam satu kesatuan.

o Pemilahan / keseragaman butir

o Butiran sama

o Butiran tidak sama

Porositas

Adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume

keseluruhan dari satu batuan. Porositas juga berarti kemampuan batuan untuk

menyarangkan air.

8

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau

pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi

apabila pada batuan tersebut dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori.

Sebaliknya batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila

kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit

sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori. Permeabilitas adalah tingkatan

kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).

Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :

a)         Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau

lebih kasar.

b)        Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling

berhubungan.

c)         Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir

pasir atau lebih kasar.

d)        Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air,

yaitu :

a)         Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling

berhubungan.

b)        Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir

lanau – lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori

antar butir.

c)         Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak

ada rekahan.

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi

apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke

dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan

tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera

meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

9

2.4 Lingkungan Pengendapan

` Lingkungan Pengendapan dari batuan sedimen terdiri dari 2, diantaranya di

lingkungan daratan dan lingkungan lautan

Lingkungan daratan, dapat terjadi/terbentuk oleh:

o Air

o Angin

o Lingkungannya: daratan contohnya sungai, danau, rawa

Lingkungan Pengendapan Laut

Berdasarkan lingkungan pengendapannya, laut dibagi menjadi beberapa

zona yaitu:

o Epineritik : dari garis pasang-surut sampai kedalaman 50 m

o Neritik : dari kedalaman 50 – 200 m

o Batial : kedalaman laut 200 – 2000 m

o Abisal : kedalaman laut > 2000 m

Berdasarkan kedalaman air laut, pengendapan bahan yang terbawa dari

daratan atau hasil pengikisan pantai akan mempunyai perbedaan besar

butir.

Pengaruh Transgresi-Regresi

Proses transgresi-regresi bukan karena terjadinya pasang surut, melainkan

karena adanya kegiatan tektonik.

Proses transgresi-regresi akan membentuk batuan berlapis berurutan

(graded bedding) yang ditandai oleh urutan besar butir.

Transgresi adalah peristiwa naiknya permukaan air laut (atau daratan turun).dalam

proses transgresi ini lapisan bagian atas berukuran kasar dan makin ke bawah

makin halus sedangkan regresi itu adalah peristiwa turunnya permukaan air laut

(atau daratan terangkat).

2.5 Komposisi Mineral Batuan Sedimen

Komposisi fraksi/mineral dari batuan sedimen adalah dapat

diklasifikasikan berdasarkan :

10

Major adalah mineral yang paling banyak terdapat pada batuan sedimen

dan mendominasi batuan sedimen, contohnya mineral lempung atau bahan

berukuran lempung, kalsit/dolomit, kuarsa, felspar,

o Minor adalah mineral yang sedikit keterdapatanya pada batuan

sedimen atau endapan, contohnya mineral lempung atau bahan

berukuran lempung, silika (opal, kalsedon, kuarsa), kalsit/dolomit,

mineral besi (limonit, hematit), karbon, dan lain-lain (fosfat,

gipsum, anhidrit).

2.6 Struktur Batuan Sedimen

Struktur Flute Cast Struktur ini lebih diakibatkan karena adanya

pengaruh benturan atau pembebanan dari batuan atau saltation endapan

misalnya kerakal, sehingga berbentuk seperti lubang, ini diakibatkan

karena pengendapan yang belum sempurna tersebut terbebani mineral

endapan diatasnya sehingga endapan menjadi berlubag dan tidak rata.

Perlapisan (Graded Bedding)

Merupakan susunan perlapisan dari butir yang kasar berangsur menjadi

halus pada satu satuan perlapisan. Struktur ini dapat dipakai sebagai

petunjuk, dimana umumnya butiran yang kasar terletak pada bagian

bawah (bottom) dari lapisan sedangkan butiran yang halus pada bagian

atas (top).

o Miring (dipping beds): struktur sekunder (proses tektonika)

Struktur rain marks struktur sedimen ini diakibatkan oleh air hujan yang

membuat permukaan sedimen yang belum benar-benar sempurna akhirnya

tidak rata dan membentuk lubang akibat air hujan.

Struktur laminasi, struktur ini hampir sama dengan perlapisan namun

yang membedakannya adalah jarak perlapisan yang kurang dari 1 cm.

Biasanya struktur ini diakibatkan oleh proses diagenesis sediment yang

cepat dengan media pengendapan yang tenang.

Perlapisan berselang (Cross Bedding)

11

Merupakan bentuk lapisan yang terpotong pada bagian atasnya oleh

lapisan berikutnya yang berlainan sudutnya. Lapisan ini terutama

terdapat pada batupasir.

Struktur Riple marks Struktur ini lebih diakibatkan gelombang yang

mempengaruhi endapan tersebut sehingga bentukan sedimen ini berbentuk

seperti gelombang air. Dan relatif pengendapan yang dilakukan akan

bergantung pada energi gelombang tersebut.

2.7 Penamaan Batuan

Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian

(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian

batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan

bentuk butir, struktur dan komposisi  yaitu :

1.  Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen

membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati,

maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama

fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat

kuarsa.

2.  Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini

dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir

berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal

batupasir kuarsa.

3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir

lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih

adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.

12

Tabel Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas

Rudit(2 – 256 mm)

Komposisi sejenis atau campuran, terutama dengan rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batugamping dll.

Konglomerat Fragmen umumnya bulat atau agak membulat

Breksi Fragmen umumnya runcing, dan menyudut

Fanglomerat Kipas aluvial yang mengalami pembatuan

Pecahan batuan bercapur dengan semen

Tillit Umumnya tidak terpisah. Fragmen batuan terdapat bekas goresan

Arenit(1/16 – 2 mm)

Terutama kuarsa 25%, felspar kalium atau plagioklas 10-25%.Pecahan batuan: basal, riolit, batusabak dll.Mineral mika, serisit, klorit, bijih besi.

Arenit ataubatupasir kuarsa

Pemilahan baik dan bersih

Arkose Pemilahan jelek, warna abu-abu kemerahan

Batupasir felspatikGraywackesubgraywacke

Lebih dewasa dari arkose antara graywacke dan arenit

Lutit(1/16 – 1/256 mm)

Umumnya mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit dan bijih besi.

Batulanau Antara batupasir dan serpih

SerpihBatulumpurBatulempung

Mudah membelah, tidak plastis, bila dipanasi menjadi plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1.    Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

2.    Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3.    Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi

nama batugamping non klastika. Apabila di dalam batugamping banyak

mengandung fosil maka dapat disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan

karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping

kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan

lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat.

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan

piroklastika yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri

dari tuf (halus dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar

3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat

ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah,

batulempung hitam dsb.

13

Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen Nama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik, berbutir kasar, kristalin, porus, oolit dan mosaik

Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan HCl, mengandung organik, bioklastika,

Terutama dolomit Dolomit Tidak segera bereaksi dengan HCl, jarang mengandung fosil, berbutir sedang

Berbutir halus Kristal halus dengan mikroorganisme

Kapur Putih – abu-abu terang, sangat rapuh, mengandung fosil

Karbonat dan lempung Napal Abu-abu terang, rapuh, pecahan konkoidal

Rapat dan berlapis Campuran silika, opal dan kalsedon dll.

Rijang Warna beragam, keras, kilap non logam, konkoidal

Terutama gipsAnhidritTerutama malit

Gips Evaporit, tidak sendiri melainkan berasosiasi dengan mineral/batuan lain.Dijumpai kristal yang mengelompok

Masif atau berlapis Mineral fosfat dan fragmen tulang

Fosforit Diperlukan penentuan kadar P2O3

Amorf, berlapis, tebal Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat, pecahan prismatik

14

BAB III

PEMBAHASAN

1.        Tufa

    Merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan

sebagai lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers).

Ditemukan di kaligendig, Karangsambung, Kebumen.

2.        Bentonit

     Genesa Bentonit secara umum dapat dibagi menjadi 4 (empat) macam

yaitu, Terjadi karena pengaruh pelapukan,Terjadi karena pengaruh

hydrothermal,Terjadi karena akibat devitrivikasi dari tufa gelas yang diendapkan

di dalam air (lakustrin sampai neritic). Terjadi karena proses pengendapan kimia

dalam suasana basa (alkali) dan sangat silikan. Ditemukan di patik, Sepat, Gunung

kidul.

15

3.        Lempung

       Lempung kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat

yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika

dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum

adalah unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari

proses pelapukan batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari

aktivitas panas bumi. Ditemukan di Tontongan, karangsambung, kebumen.

Warna Batuan : Abu – abu Kehitaman

Ukuran Butir : Lempung

Bentuk Butir : Membulat

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tertutup

Semen : Oksida Besi

Sifar Butir : Non Kristalin

Reaksi HCL : Tidak Bereaksi

Struktur Batuan : Perla pisan

Jenis Batuan ` : Klastik

Ganesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Lempung

16

4.         Lempung Merah

Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan menjadikan lempung

berwarna, sehingga disebut lempung merah. Ditemuukan di karangsambung,

kebumen.

17

5.         Batupasir

Batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang terbawa

oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu

tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi

batuannya bervariasi, tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari

batuan, misalnya basalt, riolit, sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Ditemukan

di karang sambung, Kebumen.

Warna Batuan : Abu – abu

Ukuran Butir : Pasir Kasar

Bentuk Butir : Membulat

Porositas : Baik

Pemilahan : Baik

Kekompakan : Padat

Kemas : Tertutup

Semen : Silika

Sifar Butir : Kristalin

Reaksi HCL : Tidak Bereaksi

Struktur Batuan : Graded Bedding

Jenis Batuan ` : Klastik

Ganesa Batuan : Mekanis

Nama Batuan : Batu Pasir

18

6.         Batupasir Merah

Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna,

dengan warna umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan

putih. Karena lapisan batu pasir sering kali membentuk karang atau bentukan

topografis tinggi lainnya, warna tertentu batu pasir dapat dapat diidentikkan

dengan daerah tertentu. Ditemukan di karang sambung, Kebumen.

7.         Pasir Besi

Secara umum pasir besi terdiri dari mineral opak yang bercampur dengan

butiran-butiran dari mineral non logam seperti, kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol,

piroksen, biotit, dan tourmalin. mineral tersebut terdiri dari magnetit, titaniferous

magnetit, ilmenit, limonit, dan hematit, Titaniferous magnetit adalah bagian yang

cukup penting merupakan ubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih pasir

19

besi terutama berasal dari batuan basaltik dan andesitik volkanik. Ditemukan di

sungai luk ulo, Kebumen.

9.         Pasir Hijau

Batu ini terbentuk dari aktivitas vulkani, batu ini merupakan kristal olivin yang

dihasilkan dari letusan gunung berapi kerucut yang letusan (erupsi) dan

longsorannya (erosi) menyebar di sekeliling gunung. Ditemukan di

sembaro,karangsambung, Kebumen.

20

11.      Batugamping

Batu gamping adalah batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral

utama dari kalsit (CaCO3). Batuan karbonat yang hampir seluruhnya kalsium

karbonat (CaCO3), atau secara spesifik adalah batuan karbonat yang mengandung

lebih dari 95% kalsit dan kurang dari 5% dolomit. Teksturnya bervariasi antara

rapat, afanitis, berbutir kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk

baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses anorganik. Ditemukan

di wonogiri, jogjakarta.

12.      Gamping Merah

Gamping berwarna merah. Singkapan yang merupakan endapan laut

dalam ini berlapis hampir vertikal membentuk puncak-puncak punggungan yang

sempit. Ditemukan di karangsambung, Kebumen

21

13.      Gamping Numulities

Bongkah batu gamping numuliites merupakan "olistolit" hasil suatu

pelongsoran besar didasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam.

Fosil yang ada menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasan sekitar

Karangsambung merupakan laut dangkal di mana pada tepi-tepi cekungan

diendapkan batu gamping numulites.

14.      Breksi Vulkanik

Breksi Vulkanik (Qb); Terdiri dari breksi yang bersifat andesitik, lava,

batupasir tufaan dan breksi lahar. Breksi andesit umumnya melapuk sedang

berwarna kuning kecoklatan, komponen batuan andesitik (4 – 45 cm) agak segar,

menyudut tanggung, tertanam pada masadasar pasir tufa berbutir kasar, agak

22

padat sebagian mudah hancur. Lava andesit umumnya melapuk ringan berwarna

abu-abu tua, padu, bertekstur kasar dan porfiritik, terkekarkan cukup intensif dan

terisi oleh mineral kuarsa. Breksi lahar umumnya melapuk sedang, berwarna

coklat tua, komponen tufa dan batuan agak segar yang berukuran pasir kasar

hingga kerakal, menyudut sampai membulat tanggung, agak padu. Ditemukan di

kedung jati, Bantul.

15.      Breksi Pumice

Breksi batuapung (Pumice) mempunyai kuat tekan 75,62 kg/cm2. kedap

suara, mudah dibentuk atau dipahat menjadi blok-blok yang berukuran besar,

sehingga dapat mengurangi pelesteran. Selain itu lain juga tahan terhadap api,

kondensi, jamur dan panas, serta cocok untuk akustik. Dalam sektor industri lain,

batuini digunakan sebagai bahan pengisi (filler), pemoles/penggosok (polishing),

pembersih (cleaner), stonewashing, abrasif, isolator temperatur tinggi dan lain-

lain. Ditemukan di semiilir, Jogjakarta.

23

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil pengematan praktikum pembahasan batuan sedimen, dapat kita

ketahui bahwa batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil pelapukan

batuan sebelumnya, batuan sedimen digolongkan menjadi 3 batuan pada

umumnya yaitu sedimen klastik, non klastik dan sedimen organik, sedimen di

deskripsikan berdasarkan beberapa hal, baik dari segi tekstur, kekompakan,

susunan mineral, ukuran butir ( skala went ) bentuk butirnya, kemas, dan porositas

serta permeabelitas atau kemampuan batuan dalam menyerap air.

25