BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA...

81
LAPORAN TAHUNAN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT Penanggung Jawab : Dr. Ir. Hardiyanto, MSc Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Tim Penyusun : Ir. Ismon L., MSi. Aryunis, SP, MSi Dr. Ir. Nusyirwan Hasan, MSc Ir. Rifda Roswita, MS Ir. Aguswarman Ir. Moehar Daniel, MS Yunasri, SP Via Yulianti, SP Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014

Transcript of BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA...

Page 1: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

LAPORAN TAHUNAN 2013 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

SUMATERA BARAT Penanggung Jawab : Dr. Ir. Hardiyanto, MSc

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat

Tim Penyusun : Ir. Ismon L., MSi. Aryunis, SP, MSi Dr. Ir. Nusyirwan Hasan, MSc Ir. Rifda Roswita, MS Ir. Aguswarman Ir. Moehar Daniel, MS Yunasri, SP Via Yulianti, SP

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian

2014

Page 2: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas terselesaikannya laporan tahunan ini. Laporan Tahunan ini merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas,

fungsi, dan mandat Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat (BPTP

Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan atau dasar pertimbangan dan referensi, baik dalam

tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi kinerja sebagai upaya peningkatan kinerja ke depan.

Laporan Tahunan BPTP Sumbar tahun 2013 berisi tentang capaian hasil

kegiatan dalam mendukung empat target sukses Pembangunan Pertanian

beserta diskripsi sumberdaya pendukung yang tersedia. Selama pelaksanaan kegiatan BPTP Sumbar tahun 2013, tentunya telah banyak hal-hal yang dicapai

dalam pelaksanaannya, dan tidak luput dari berbagai permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian untuk mengupayakan solusi yang terbaik.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Tahunan ini diucapkan terimakasih. Harapan kami, laporan ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang berkepentingan, khususnya dalam perbaikan kinerja BPTP Sumbar ke depan.

Sukarami, Januari 2014 Kepala Balai,

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 196005031986 0310012

Page 3: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vi

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1. Tugas Pokok dan Fungsi................................................... 1

1.2. Tujuan dan Sasaran ......................................................... 3

1.3. Visi dan Misi .................................................................... 4

1.4. Strategi ........................................................................... 4

1.5. Program dan Kebijakan .................................................... 5

II. CAPAIAN HASIL KEGIATAN ........................................................ 7

2.1. Inhouse .......................................................................... 7

2.2. Kompetitif ....................................................................... 17

2.3. PIPKPP Ristek dan Sinas ................................................... 26

2.4. Pendampingan SL-PTT di Sumatera Barat ......................... 31

2.5. Pendampingan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari ....... 43

2.6. Penerapan Inovasi Teknologi Usahatani Kakao untuk

Meningkatkan Produktivitas Dan Mutu Hasil Menunjang

Program Gerakan Nasional Kakao ..................................... 56

2.7. Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) ............................................................. 57

2.8. Pendampingan Pengembangan Kawasan Agribisnis

Hortikurtura Melalui Perbanyakan Bibit Unggul Kentang ..... 58

2.9. Pendayagunaan Kebun Percobaan dan Labor Diseminasi .... 59

2.10. Diseminasi ....................................................................... 65

2.11 Pemberdayaan Petani Melalui Teknologi dan

Informasi (FEATI) ............................................................ 88

2.12. Perkembangan Pelaksanaan Program PUAP di Sumatera Barat ............................................................ 95

III. SUMBERDAYA PENELITIAN ........................................................ 100

Page 4: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 iii

3.1. Program dan Anggaran .................................................... 100

3.2. Sumberdaya Manusia ....................................................... 105

3.3. Sarana dan Prasarana ...................................................... 108

3.4. Kerjasama ....................................................................... 112

IV. PENUTUP .................................................................................. 119

Page 5: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil padi salibu pada beberapa daerah di Sumatera

Barat, 2012 ................................................................... 8

Tabel 2. Kandungan mikroba (jamur dan bakteri) pada beberapa MOL di Sumatera Barat, 2012. ......................... 10

Tabel 3. Hasil analisis kandungan hara pupuk kandang pada beberapa lokasi

padi sawah organik di Sumatera Barat. 2012. .................................................................. 10

Tabel 4. Hasil analisis kandungan hara pupuk cair organik pada beberapa

lokasi padi sawah organik di Sumatera Barat 2012. ............................................................................ 10

....................................................................................

Tabel 5. Pengaruh pupuk kandang dan pupuk cair terhadap komponen hasil

gabah kering panen (GKP t/ha) pada padi sawah. Kabupaten

Agam, 2012. ................................................................. 11 ....................................................................................

Tabel 6. Hasil penimbangan ternak (kg/ekor) selama bulan April sampai Agustus 2012. ............................................ 13

Tabel 7. Kombinasi Paket pemupukan dan enam varietas

bawang merah terhadap tinggi tanaman, tingkat Serangan Alternaria porii, Serangan Spidoptera sp.,

dan Berat Umbi Kering Bersih pada pengamatan ke

IV di lahan petani di Alahan Panjang Kabupaten Solok dan di Nagari Gadua Kabupaten Padang Pariaman,2012 .. 15

Tabel 8. Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan umur 30 HST pada berbagai status P-tanah ............................. 18

Tabel 9. Nama-nama varietas padi sawah yang ditemukan di

lokasi kajian .................................................................. 22

Tabel 10. Kesamaan dan ketidaksamaan antara PTS, SRI, dan PTT padi sawah, 2012 ................................................... 24

Tabel 11. Perbandingan Nilai manfaat (penghematan) penerapan

model Rumah Pangan Lestari di Perumahan Arafah Permai, Padang Reno, Kelurahan Koto Panjang, Kota Padang Panjang,2012

.................................................................................... 53

Tabel 12. Koleksi tanaman visitor plot KP Sukarami, 2012. .............. 63

Tabel 13. Materi dan narasumber dalam Workshop ...................... 66

Tabel 14. Materi dan Narasumber Pada Kegiatan Aplikasi Percepatan

Teknologi Pertanian (Aptek). 2012 .................................. 69

Page 6: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 v

Tabel 15. Data Produksi Benih (kg) Perbanyakan Benih Sumber Padi

di BPTP Sumatera Barat, 2012 ....................................... 78

Tabel 16. Paket teknologi yang dapat disosialisasikan ke pengguna,

2012 ............................................................................. 82

Tabel 17. Data koordinasi ke Gubernur Sumatera Barat,Instansi

terkait Program Kementan di beberapa Kabupaten di

Sumatera Barat. Tahun 2012 ......................................... 84

Tabel 18. Materi workshop dan hasil rumusan, 2012 ...................... 93

Tabel 19. Judul kegiatan dan lokasi kegiatan Replikasi Demfarm

teknologi mendukung kegiatan FMA di tiga Kabupaten

FEATI di Sumatera Barat TA. 2012 ................................. 94

Tabel 20. Distribusi jumlah Gapoktan, jumlah petani anggota dan

perkembangan aset LKM-A tahun 2008-2012 keadaan

September 2012 di Sumatera Barat ............................... 98

Tabel 21. Judul dan penanggung jawab kegiatan likaji dan diseminasi

BPTP Sumatera Barat tahun 2012 ................................... 100

Tabel 22. Alokasi anggaran BPTP Sumatera Barat tahun 2012 ........ 105

Tabel 23. Keragaan SDM Lingkup BPTP Sumatera Barat Tahun 2012 106

Tabel 24. Keragaan Pegawai Fungsional Peneliti Lingkup BPTP,2012 106

Tabel 25. Keragaan Pegawai Fungsional Penyuluh Lingkup BPTP, 2012 ............................................................................. 106

Tabel 26. Peningkatan Kompetensi Pegawai Tahun2012 ................. 107

Tabel 27. Rekapitulasi Kenaikan Pangkat Tahun 2012 ..................... 108

Tabel 28. Rekapitulasi calon petugas belajar S2, S3 T.A. 2011 – 2014 Program SMARTD BPTP Sumatera Barat ......................... 108

Tabel 29. Rekapitulasi Barang Inventaris Tidak Bergerak BPTP Tahun

2012 ............................................................................. 109

Tabel 30. Rekapitulasi inventaris alat angkutan .............................. 109

Tabel 31. Realisasi Anggaran DIPA Satker BPTPSumatera Barat TA 2012 ............................................................................. 110

Tabel 32. Perbandingan Belanja Pegawai TA 2012 dan TA 2011 ...... 110

Tabel 33. Perbandingan Belanja Barang TA 2012 dan TA 2011........ 111

Tabel 34. Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2012 dan 2011. 111

Tabel 35. Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi PNBP TA 2012 112

Tabel 36. Anggaran BPTP Sumatera Barat pada TA 2012 ................ 112

Page 7: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 vi

Tabel 37. Rata-rata hasil dan peningkatan hasil pada tujuh lokasi

demplot Petroganik di Sumatera Barat ............................ 117

Page 8: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rasbi hasil modifikasi beras aruk yang sudah dikemas ... 8

Gambar 2. Proses pemotongan dan pertumbuhan vegetatif tanaman padi Salibu .................................................... 9

Gambar 3. Saat pertumbuhan generatif padi salibu (kiri) dan

tanaman saat akan panen (kanan) ............................... 9

Gambar 4. Pertumbuhan vegetatif (kiri) dan generatif (kanan) padi sawah organik di Baso, Kabupaten Agam .............. 11

Gambar 5. Ternak sapi yang digunakan dan penimbangan

ternak ........................................................................ 12

Gambar 6. Keragaan gabah dan beras dua galur harapan padi sawah preferensi konsumen Sumatera Barat. ............... 14

Gambar 7. Panen dgn Padi Mower (kiri) dan Perontokan dengan

Threser Lipat .......................................................... 16

Gambar 8. Penampilan tanaman bawang merah di Alahan

Panjang Kabupaten Solok ............................................ 17

Gambar 9. Penampilan tanaman bawang merah di lapangan

Nagari Gadua Kabupaten Padang Pariaman .................. 17

Gambar 10. Keragaan tanaman pada status P-rendah dengan lima

tingkat pemberian pupuk P .......................................... 19

Gambar 11. Materi ternak, induk sapi Simmental umur 3- 4 tahun ......................................................................... 20

Gambar 12. Survai lapangan di Kecamatan V Koto Kampung

dalam, Kabupaten Padang Pariaman ............................ 22

Gambar 13. Pelaksanaan pengkajian di kelompok tani ..................... 29

Gambar 14. Pelaksanaan pengkajian dengan metode FGD (kiri) dan pengamatan keragaan pertumbuhan dan

produksi lateks tanaman karet petani yang berasal dari bibit okulasi dan cabutan (kanan) .............. 31

Gambar 15. Temu Lapang di Poktan. Sawah Balai Saiyo Nagari

Kinari menggunakan VUB Inpari 12 (kiri) dan keragaaan padi sawah VUB Inpari 12 dan Inpari 21

Batipuh, di Nagari Guguak Sarai, Kecamatan Sungai

Lasi, Kabupaten Solok (kanan) ..................................... 32

Gambar 16. Penampilan varietas Inpari-12 (Kiri) dan Inpari-21

Batipuh (Kanan) pada lokasi display VUB padi sawah di lahan petani Kolompok Tani Tunas Harapan

Page 9: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 viii

Kecamatan Situjuah, Kabupaten Limapuluh Kota ........... 34

Gambar 17. Pertumbuhan tanaman padi sawah di Kecamatan

Rambatan (kiri) dan di Kecamatan Pariangan (kanan), 2012 .......................................................................... 35

Gambar 18. Keragaan VUB Inpari 12 & VUB Inpari 21 Batipuah di Padang Pariaman ........................................................ 36

Gambar 19. Kegiatan Temu Lapang dan Panen Perdana Displai VUB

padi sawah di Pakandangan, Kecamatan VI Lingkung, Kabupaten. Padang Pariaman ...................................... 36

Gambar 20. Penampilan Inpari 12 (kiri) danInpari 21 Batipuh pada

stadia vegetatif, pada gelar teknologi VUB di Rambahan

Rao Selatan ................................................................ 38

Gambar 21. Tanam Perdana oleh KSPP BPTP Sumatera Barat (kiri),

Tanam Perdana Anggota Keltan (kanan) ...................... 39

Gambar 22. Kegiatan pelaksanaan temu lapang panen displai VUB dalam kegiatan pendampingan SL-PTT padi sawah di

Kabupaten Agam ........................................................ 40

Gambar 23. Tampilan VUB hibrida Bima 2, Bima 3, Bima 4, dan

Bima 5 ....................................................................... 41

Gambar 24. Keragaan VUB jagung Hibrida varietas Bima 2, Bima 3,

Bima 4 & Bima 5 ......................................................... 42

Gambar 25. Keragaan KBD KWT Anggrek Baru 1 dan tanaman Nagari Gantung Ciri Kabupaten Solok ...................................... 44

Gambar 26. Keragaan bibit dalam KBD, tanaman dalam rak vertikultur

dan aneka tanaman sayuran dalam polibag di lahan pekarangan ................................................................ 44

Gambar 27. Kondisi Kebun Bibit Kelurahan (KBK) Tarantang Kota

Padang ....................................................................... 45

Gambar 28. Kondisi pekarangan masyarakat setelah kegiatan M-KRPL 46

Gambar 29. Kunjungan Bapak Walikota Kota Pariaman ke Kebun Bibit Desa Cubadak Aie Kecamatan Pariaman Utara dan kepada

Ketua kelompok pelaksana M-KRPL .......................... 47

Gambar 30. Keragaan tanaman pada salah satu pekarangan peserta M-KRPL di Jorong Ranah Lintas Tebing Tinggi, Kecamatan

Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, 2012 ............. 47

Gambar 31. Hasil keragaan tanaman di pekarangan peserta M-KRPL Desa Talawi Kota Sawahlunto, 2012 ............................. 48

Gambar 32. Budidaya tanaman sayuran pada pekarangan luas dan

Page 10: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 ix

sedang dapat dilakukan dengan cara sistim bedengan

dan rak vertikultur....................................................... 49

Gambar 33. Pertumbuhan Ubi jalar ungu di Kenagarian Duku dan

hasil pengolahan umbinya oleh KWT Sejahtera ............. 50

Gambar 34. Integrasi sayuran dan ikan (kiri), dan Sayuran dan ternak

ayam buras ................................................................ 50

Gambar 35. Berbagai media tanam yang diintroduksikan ................. 51

Gambar 36. Kebun bibit MKRPL Padang Panjang dan beberapa Aktivitas dalam tahapan penerapan Rumah Pangan

lestari ......................................................................... 53

Gambar 37. Kebun bibit dan beberapa hasil aktivitas MKRPL di Kota Solok .......................................................................... 54

Gambar 38. Keragaan tanaman secara vertikultur, dan di lahan

bedengan ................................................................... 55

Gambar 39. Kondisi pekarangan sebelum dan setelah implementasi

M-KRPL di Kelurahan Parit Antang ................................ 56

Gambar 40. Temu lapang kegiatan Gernas Kakao di Nagari Balimbiang,

Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar ............ 57

Gambar 41. Praktek memupuk dan membuat rorak di lokasi tanaman

kakao di Kabupaten Padang Pariaman .......................... 58

Gambar 42. Pengaruh pemberian urine terhadap tanaman sayuran di Jorong Mahakarya, Nagari Koto Baru, Kecamatan Luhak

Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat ............................ 58

Gambar 43. Pengamatan tanaman oleh petugas BPSB pada saat tanaman berumur 40 (a) dan 50 hst (b). Rumah Kasa

BPTP-Sumatera Barat, MT. 2012 ................................ 59

Gambar 44. Beberapa koleksi tanaman hias Labor Diseminasi Padang 60

Gambar 45. Bibit kelapa sawit umur 3 bulan dipembibitan awal (kiri) dan kelapa sawit umur 2 bulan setelah dipindahkan ke

polybag besar (kanan) ............................................... 61

Gambar 46. Beberapa koleksi tanaman buah-buahan dan tanaman hias KP Sukarami ........................................................ 64

Gambar 47. Penampilan stadia generatif varietas Inpari 12 (kiri) dan

Inpari 21 Batipuah (kanan) di KP Bandar Buat .............. 65

Gambar 48. Peninjauan dan wawancara pemanfaatan bantuan dan proses pembuatan pupuk organik di Kelompok Tani

Kecamatan Baso dan Kecamatan Lintau ....................... 81

Page 11: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013 x

Gambar 49. Kepala BPTP Sumatera Barat, Dr. Hardiyanto,

menyerahkan bingkisan kepada Gubernur Sumatera

Barat, Prof.Dr. Irwan Prayitno berupa publikasi dan produk olahan hasil penelitian BPTP Sumatera Barat

(kiri), Gubernur foto bersama dengan Kepala BPTP Sumatera Barat dan rombongan (kanan). ..................... 87

Gambar 50. Demonstrasi teknologi di Kelompok Ternak Tunas Muda

Nagari Tanjung Alam, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar ............................................... 88

Gambar 51. Pendampingan pembuatan instrumen biogas di UP-FMA

Harapan Kita ............................................................... 89

Gambar 52. Lima perwakilan UP-FMA yang berhasil menumbuhkan embrio agribisnis hasil pembelajaran dan penerapan

inovasi teknologi di kabupaten pelaksana kegiatan FEATI 90

Gambar 53. Kepala BBP2TP menyerahkan buku 300 inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian kepada Gubernur Sumatera

Barat Dan Bupati Kabupaten Solok Selatan pada acara

Advokasi Keberlanjutan Frogram Feati tingkat Sumatera Barat, di UP-FMA Maju Berasama Kabupaten Solok Selatan,

24 Oktober 2012 ......................................................... 92

Gambar 54. Kepala BPTP Sumatera Barat, Dr.Prama Yufdi M.Sc, memberikan arahan pada Workshop Replikasi

Penangkaran Benih padi Sawah di kabupaten Pesisir Selatan (kiri) dan sebagian peserta workshop (kanan) ... 93

Gambar 55. Produk olahan ubijalar ungu yang diproduksi oleh

Kelompok Tani Senada, UP FMA Batu Payuang ............. 95

Gambar 56. Penyerahan dana PUAP secara simbolis oleh Menteri Pertanian ke gapoktan didampingi oleh Gubernur dan

Kepala Badan SDM awal tahun 2009 di Kota Padang

(kiri), dan Peninjauan LKM-A Panampuang Prima di Agam awal tahun 2010 oleh Gubermur Sumatera Barat . 99

Page 12: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

1

I. PENDAHULUAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) merupakan salah satu Unit

Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian Republik Indonesia di daerah

dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

Pertanian (Badan Litbang Pertanian) di Jakarta dibawah koordinasi Balai Besar

Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) di Bogor. Sesuai

dengan posisi dan wilayah kerjanya, BPTP merupakan ujung tombak dari Badan

Litbang Pertanian. Keberadaan institusi ini mempunyai arti sangat penting bagi

pembangunan pertanian di wilayah suatu propinsi, bahkan juga di tingkat

nasional sehingga selalu dituntut proaktif, responsif, dan antisipatif dalam

memajukan pembangunan pertanian khususnya pembangunan agribisnis untuk

menunjang peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani umumnya.

I.1 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 16/Permentan/OT.140

/3/2006 tanggal 1 Maret 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Pasal 3 (tiga), disebutkan bahwa Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) menyelenggarakan enam fungsi, yakni :

1) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian

tepat guna spesifik lokasi; 2) Pelaksanaan pengkajian dan perakitan teknologi

pertanian tepat guna spesifik lokasi; 3) Pelaksanaan pengembangan teknologi

dan diseminasi hasil pengkajian, serta perakitan materi penyuluhan pertanian;

4) Pelaksanaan administrasi kerjasama, diseminasi, promosi, dan dokumentasi,

serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil-hasil penelitian dan pengkajian

spesifik lokasi; 5) Pemberian pelayanan terhadap kegiatan pengkajian,

perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi;

dan 6) Pelaksanaan urusan Tata Usaha dan Rumah Tangga Balai.

Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) tersebut, BPTP

Sumatera Barat bertugas menyediakan teknologi pertanian yang sesuai dengan

kebutuhan dalam mendukung pembangunan pertanian daerah. Teknologi

pertanian tepat guna yang dihasilkan bersifat spesifik lokasi, dapat memenuhi

Page 13: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

2

kebutuhan masyarakat yang beragam dan dinamis, serta dapat memanfaatkan

sumberdaya pertanian secara efektif dan efisien dengan daya saing yang tinggi.

Tupoksi ini menuntut, BPTP dituntut harus mampu menjadi institusi yang dapat

secara proaktif memberikan masukan dan saran dalam membantu dan

mengarahkan pembangunan pertanian di daerah. Selain itu, juga harus dapat

segera merespon, mengantisipasi, dan mencarikan solusi terbaik dari

permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pembangunan sektor

pertanian di suatu wilayah dalam propinsi.

BPTP Sumatera Barat mengimplementasikan mandat tersebut dengan

melakukan kegiatan penelitian, pengkajian, merakit hasil penelitian dan

pengkajian (litkaji), serta mendiseminasikan hasil litkaji kepada pengguna

(pengambil kebijakan, penyuluh pertanian, petani, dan stakeholder lainnya).

Kondisi ini sangat strategis dalam upaya untuk mensinergiskan secara dinamis

pembangunan wilayah serta mempercepat proses alih teknologi inovasi

pertanian di Propinsi Sumatera Barat yang mencakup wilayah 19 kabupaten/

kota.

Dalam pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, kegiatan penelitian,

pengkajian, dan diseminasi yang dilakukan BPTP Sumatera Barat dituntut harus

dapat memberikan hasil nyata yang dapat dinikmati oleh pengguna (pengambil

kebijakan, penyuluh pertanian, petani, dan stakeholder lainnya) dan bermanfaat

bagi masyarakat, serta dapat segera dikembangkan oleh institusi terkait baik

institusi pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, sebelum kegiatan tersebut

dilaksanakan maka harus mampu dijelaskan dengan baik mengenai input

(masukan), output (keluaran), outcomes (hasil), benefit (manfaat), dan impact

(dampak) dari kegiatan tersebut.

Capaian kinerja BPTP dalam bentuk akuntabilitas, wajib dilaporkan

setiap tahun sebagai wadah pertangungjawaban penggunaan anggaran

pembangunan Negara. Disamping itu, semua hasil yang diperoleh juga harus

disosialisasikan agar sampai ke pengguna dan pengambil kebijakan di daerah.

Sehubungan dengan itu, laporan tahunan ini diharapkan mampu

mengemukakan bentuk tanggung jawab yang telah dilakukan serta sekaligus

Page 14: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

3

menyebarkan informasi dan kondisi institusi serta hasil yang diperoleh dalam

tahun berjalan.

I.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran BPTP sebagai ujung tombak Badan Litbang

Pertanian secara umum adalah menyediakan dan mendiseminasikan inovasi

pertanian spesifik lokasi ke pengguna dan member masukan kepada pengambil

kebijakan di daerah. Artinya tujuan dan sasaran tersebut adalah menjalankan

tugas pokok dan fungsinya. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi tersebut secara

bertahap dan berjangka disusun sebuah Rencana Stratejik yang akan menjadi

panduan dalam menetapkan visi dan misi institusi dalam jangka waktu tertentu.

Dalam kurun waktu 2010-2014, telah ditetapkan tiga tujuan utama yang

diharapkan dapat mencapai lima sasaran sebagai wujud kinerja BPTP Sumatera

Barat ke depan sebagai berikut.

Tujuan Utama ;

(1) Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi;

(2) Meningkatkan penyebarluasan tek nologi pertanian unggulan spesifik

lokasi

(3) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengkajian serta

Pengembangan inovasi pertanian unggulan spesifik lokasi.

Sasaran utama ; (1) Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi;

(2) Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian;

(3) Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang

pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian);

(4) Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan

inovasi pertanian; dan

(5) Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian.

I.3. Visi dan Misi

Tujuan dan sasaran diatas, merupakan acuan untuk mencanangkan Visi

dan Misi yang harus diwujudkan. Maka, untuk mencapai sasaran tersebut

Page 15: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

4

ditetapkan visi dan misi yang mampu mengarahkan program dan kegiatan.

Lebih lanjut visi dan misi tersebut dijabarkan melalui beberapa strategi dan

kebijakan. Berikut dikemukakan Visi dan Misi yang diemban saat ini dengan

uraian sampai menjadi berbagai program dan kegiatan.

a. Visi

“Pada tahun 2014 menjadi lembaga pengkajian dan diseminasi

inovasi teknologi pertanian tepat guna yang berstandar nasional

dalam menjembatani para pelaku agribisnis dan pemerintah daerah

dengan lembaga-lembaga penelitian guna terwujudnya sistem

pertanian industrial daerah ”.

Dalam Rencana Strategis BPTP Sumatera Barat periode tahun 2010-2014,

visi tersebut akan diwujudkan melalui pengerjaan misi-misi berikut ;

b. Misi

(1) Mengindentifikasi, menformulasikan, dan mendiseminasikan inovasi

pertanian spesifik daerah berdasarkan kebutuhan pengguna;

(2) Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian spesifik

lokasi sesuai dengan kebutuhan pengguna; dan

(3) Mengembangkan jejaring kerjasama pengkajian dan pendayagunaan hasil

pengkajian serta pengembangan inovasi teknologi pertanian dengan

lembaga-lembaga penelitian.

Misi ini kemudian dijabarkan menjadi beberapa strategi untuk

mengarahkan kebijakan dan program yang akan dilakukan secara bertahap dan

berkelanjutan.

I.4. Strategi

(1) Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya BPTP Sumatera Barat dan

dukungan pemerintahan daerah secara optimal.

(2) Menajamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan

program penelitian, pengkajian, diseminasi dan pengembangan.

(3) Meningkatkan relevansi, kualitas, nilai tambah ilmiah dan nilai tambah

ekonomi inovasi teknologi dan inovasi pertanian lainnya.

Page 16: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

5

(4) Meningkatkan akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik inovasi

pertanian.

(5) Memfokuskan alokasi sumberdaya BPTP Sumatera Barat kepada kegiatan

unggulan dan komoditas spesifik lokasi.

Namun demikian, strategi lainnya bukan berarti tidak penting, tetapi

sangat tergantung terhadap perkembangan lingkungan strategis dalam periode

tahun-tahun ke depan. Strategi lainnya dapat menjadi sangat relevan untuk

dipilih dan dijabarkan menjadi program dan kegiatan operasional bila lingkungan

strategis daerah memerlukannya. Strategi diatas, lebih lanjut dijawantahkan

kedalam bentuk kebijakan dan program berikut.

I.5. Kebijakan dan Program

Kelima strategi diatas dijabarkan kedalam bentuk kebijakan-kebijakan

berikut, yang selanjutnya mengarahkan dalam penyusunan dan penetapan

program kerja institusi.

(1) Meningkatkan fokus kegiatan dan capaian hasil pengkajian dan

pengembangan berorientasi pasar/preferensi konsumen berdasarkan pada

potensi sumberdaya wilayah;

(2) Meningkatkan kuantitas/kualitas iinformasi, media, dan lembaga diseminasi

teknologi pertanian;

(3) Meningkatkan kapabilitas manajemen pengkajian dan diseminasi untuk

memperluas jejaring kerjasama;

(4) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian; dan

(5) Meningkatkan efektivitas manajemen institusi.

Sedangkan program yang ditetapkan terdiri dari satu program utama,

yaitu: Penciptaan Teknologi dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan sub

program Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian.

Pada rencana strategis tahun 2010-2014, sub program ini terdiri dari 13

kegiatan utama, yaitu:

(1) Pengkajian teknologi unggulan spesifik lokasi

Page 17: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

6

(2) Penyediaan dan penyebarluasan inovasi pertanian

(3) Pendampingan model spektrum diseminasi multi channel dan program

strategis pembangunan pertanian nasional/daerah

(4) Advokasi teknis dan kebijakan operasional pembangunan pertanian wilayah,

regional dan nasional

(5) Pengembangan kerjasama nasional dan internasional dalam pengkajian dan

pendayagunaan inovasi pertanian

(6) Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan pengembangan

inovasi pertanian

(7) Penguatan manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta adminstrasi

institusi

(8) Peningkatan kualitas manajemen institusi

(9) Pengembangan kompetensi SDM

(10) Peningkatan pengelolaan Laboratorium

(11) Peningkatan pengelolaan kebun percobaan

(12) Peningkatan penangkaran usaha pengelolaan benih sumber; dan

(13) Peningkatan pengelolaan website dan database

Page 18: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

7

II. CAPAIAN HASIL KEGIATAN

2.1. HASIL PENGKAJIAN SPESIFIK LOKASI

2.1.1. DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI DAN JARINGAN UMPAN

BALIK Penyebab utama lambatnya adopsi teknologi oleh petani selain

lemahnya kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani, disinyalir

salah satunya juga disebabkan metode penyuluhan yang digunakan belum sesuai dan kurangnya promosi paket teknologi pertanian yang

menyentuh petani atau pengguna lainnya. Untuk mempercepat transfer teknologi ke petani dibutuhkan strategi dan taktik komunikasi yang jitu

dalam penyebaran dan penerapan paket teknologi. Peragaan hasil litkaji langsung di lapangan dalam bentuk Fielday/Temu Lapang, Penyediaan

materi inovasi teknologi dalam berbagai bentuk media (leaflet, brosur,

dac CD teknologi) dan pengiriman nara sumber inovasi teknologi Badan Litbang yang dibutuhkan oleh berbagai pihak pengguna, serta diikuti

koordiinasi dan advokasi teknologi yang intensif merupakan suatu solusi untuk menjawab permasalahan lambatnya alih teknologi ke petani.

Tujuan dari kegiatan ini adalah terlaksananya penyebaran hasil litkaji

melalui: Pelaksanaan penerbitan media cetak dan audiovisual, majalah, brosur dan DVD teknologi mendukung percepatan arus diseminasi;

Pelaksanaan Temu Lapang, Pameran Teknologi, Workshop dan Seminar Hasil Litkaji; Pelaksanaan advokasi teknologi dan koordinasi yang

intensif baik tingkat kabupaten/kota dan propinsi, maupun tingkat pusat; dan melakukan Diseminasi Inovasi Teknologi melalui pengiriman

narasumber.

Diseminasi inovasi pertanian pada tahun 2013 dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, yaitu pembuatan media cetak dan elektronik berupa

1 buah buku teknologi Pengendalian Hama Terpadu Bawang Merah dengan oplah 800 buah, berita foto 100 buah foto, DVD teknologi Padi

Salibu dengan oplah 400 buah, dan DVD teknologi Perbaikan

pengolahan minyak tanak dengan oplah 400 buah. Kedua DVD teknologi ini telah ditayangkan di TVRI lokal dan Nasional.

Page 19: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

8

Gambar 1. Kumpulan publikaksi berupa CD teknologi dan Media Cetak

Tahun 2012 dan 2013.

Percepatan diseminasi juga dilakukan melalui pengiriman Narasumber, mendukung program pembangunan pertanian daerah sesuai dengan

kebutuhan pengguna. Selama tahun 2013, desiminasi melalui

narasumber telah dilakukan sebanyak telah 43 judul inovasi teknologi spesifik lokasi pada 36 kali acara yang diadakan oleh Distanprov,

Kabupaten dan Kota. Dari 46 judul inovasi yang disampaikan Tabel 1) dapat dikelompokkan menjadi : materi padi 32,6 %; ternak 18,6 %,

pascapanen 14,0 %, alsintan 14,0 %, palawija 4,7 % dan topik lainnya 4,7%.

Page 20: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

9

Tabel 1. Jenis materi yang didiseminasikan melalui narasumber.

No. Tanggal Asal Undangan Judul Materi Narasumber

1. 12 Pebruari

2013

Keltan Sekapur

Sirih Nagari Sungai Janiah,

Kec. Gunung Talang

Kab.Solok

Ketua : Dahyuril

Pengaruh Dampak

Fenomena Iklim Terhadap Tanaman

Padi

Via Yulianti,

SP

2. 4 Maret

2013

Dipertahorbun

kab. 50 Kota Kepala: Ir.

Aprizul Nazar

Pelatihan

Pascapanen Jeruk

Drs. Edial

Afdy, MS

3. 19 maret 2013

(Angkatan

I)

Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi

Sumatera Barat. Kepala: Ir. Djoni

1. Penyusunan kajian Kebutuhan dan

Peluang.

2. Inovasi teknologi Padi (Bibit Unggul

dan 3. Jajar Legowo.

4. Inovasi Teknologi Padi (Pemupukan)

5. Inovasi teknologi

Palawija (Jagung dan

6. Kedelai)

Ir. Syahrul Zen

Ir.Atman

Roja,M.Kom

4. 20 Maret 2013

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Kepala: Ir. Djoni

Inovasi-inovasi teknologi Olahan Hasil Hortikultura Berbasis GMP

Ir. Harnel, MS

5. 21 Maret 2013 (Angkatan II)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Kepala: Ir. Djoni

1. Penyusunan kajian Kebutuhan dan Peluang

2. Inovasi teknologi Padi (Bibit Unggul dan Jajar Legowo.

3. Inovasi Teknologi Padi (Pemupukan)

4. Inovasi teknologi Palawija (Jagung dan Kedelai)

Ir. Syahrul Zen Ir.Atman Roja,M.Kom

6. 23 Maret 2013 (Angkatan III)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Kepala: Ir. Djoni

1. Penyusunan kajian Kebutuhan dan Peluang.

2. Inovasi teknologi Padi (Bibit Unggul dan Jajar

Legowo.

Ir. Syahrul Zen Ir.Atman Roja,M.Kom

Page 21: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

10

3. Inovasi Teknologi Padi (Pemupukan)

4. Inovasi teknologi Palawija (Jagung dan Kedelai)

7. 25 Maret 2013 (Angkatan IV)

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat. Kepala: Ir. Djoni

1. Penyusunan kajian Kebutuhan dan Peluang.

2. Inovasi teknologi Padi (Bibit Unggul dan Jajar Legowo.

3. Inovasi Teknologi Padi (Pemupukan)

4. Inovasi teknologi Palawija (Jagung dan kedelai

Ir. Syahrul Zen Ir.Atman Roja,M.Kom

8. 25 Maret 2013

BKP dan Penyuluhan Kab. Pessel Kepala: Hj. Emirda Ziswati, SE.,M

Konsep Model Kawasan Rumah pangan lestari (m-KRPL)

Ir. Erdiman

9. 26 maret 2013

Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kab. 50 Kota Kepala: Ir. Aprizul Nazar

Aplikasi Pemakaian Alat-alat pascapanen

MTHP

No. Tanggal Asal Undangan Judul Materi Narasumber

10. 17-18 April 2013

Disnas Perkebunan Prov Sumbar Kepala (Plt) : Syukri, SP

Pengenalan Klon Unggul karet Bersertifikat

Syahril, B.Sc

11. 15 Mei 2013 Setdako Payakumbuh Kepala: Ir.H.Benni Warlis,MM

Undangan “Sosialisasi m-KRPL

Ir. Syafril

12 16 Mei 2013 Dinas Perkebunan Prop. Sumbar Kepala: Ir. Fajarudin

Pemanfaatan Limbah kakao Untuk pupuk Organik dan pakan Ternak (Teori/Praktek)

Prof.Dr.Ir. Abdullah MB.

13 21 Mei 2013 Bupati Tanah Datar

Sosialisasi dan Panen Padi Salibu

Ir. Erdiman Ir. Nieldalina

14. 27-28 Mei Dinas Pertanian Pemupukan Berimbang Dr.Ir.Nusyirwan

Page 22: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

11

2013 Tanaman Pangan Prov. Sumbar. Kepala: Ir. Djoni

Spesifik Lokasi Pada Tanaman Padi Sawah

Hasan,M.Sc

15. 12 Juni 2013 Distankannak Peternakan Kab. Solok Kepala: Ir. Iryani M.,MM

Peningkatan Kemampuan Manajerial Kelompok Tani

Ir. Buharman, MS

16. 4 Juli 2013 UPT- BPK Gunung Tuleh Pasaman Barat. Kepala: Muhammad

Ikhsan,SP

Pemupukan Berimbang Tanaman Padi Sawah

Ir. Edy Mawardi, MP

17. 27 Agustus 2013

Dinas Pertanian Padang Panjang Kepala: Ir. Candra, MSi

Sosialisasi Subsidi Benih 2013

Ir. Atman Roja

18. 10 September 2013

UPTB-BPP Kec. Lubuk Tarok, Kab. Sijunjung Kepala: Dasril, SP

Demo Threser Lipat Pada Acara Fielday panen padi Sawah

Ir. Harnel, MS

19. 10 September 2013

Bank Indonesia Wil. VIII Kadiv: Mardy Fery

Teknik Penanaman Padi Salibu

Ir. Erdiman

20. 12 September 2013

Badan Ket. Pangan Dan Penyuluhan Kab. Pes Selatan Kepala: Hj.Emirda Ziswati, SE,MM

Teknik Pemangkasan dan Pengolahan Hasil Tanaman kakao

Syafril, SP

21. 27 September 2013

Bank Indonesia Wil. VIII Kadiv: Mardy Fery

1. Teknik Memproduksi Benih Bermutu 2. Pemupukan/Analisis Tanah (PUTS) 3. Tanam Sistim Legowo (Jarwo) 4. Pengendalian OPT Penting Untuk Padi 5. Panen Dan Pascapanen 6. Pembuatan Kompos 1. 7. Budidaya Padi salibu

1. Ir. Dasmal 2. Ir. Erdiman 3. Ir. Atman, M.Kom 4. Ir. Syafril 5. Drs. Edial Afdy, MS 6. Ir. Yanti Mala, MSi 7. Ir. Erdiman

22. 30 September 2013

Sekretariat daerah Kab. Solok

Teknologi Pendukung Pertanian Organik

Ir. Ismon L., MSi

23. 3 Oktober Distanhornakbun Pengelolaan Alat Ir. Harnel, MS

Page 23: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

12

2013 Kab. Pesisir Selatan Kepala: Ir. Afrizon Nazar

Penggilingan padi Kecil (PPK)

24. 3-4 Oktober 2013

Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDMP, Kementan

1. Teknologi Budidaya Tan. Sayuran 2. Teknologi Perbanyakan Benih Timun

Ir. Yulimasni Ir. Khairul Zen, MSi

No. Tanggal Asal Undangan Judul Materi Narasumber

25. 24-25 Oktober 2013

Badan Ketahanan Pangan Prop. Sumbar Kepala: Ir. Efendi, MP

Penerapan Teknologi Pada Pengembangan Budidaya Komoditi Buah dan Sayur

Ir. Irmansyah Rusli, MS

26. 29-30 Oktober 2013

Distan Kab. Pasaman Kepala: Ir. Yusri

1. Perhitungan/Analisa Kelayakan Ekonomi (Finansial Penggunaan Alsin Pengolahan) 2. Praktek/Perhitungan/Analisis Kelayakan

Ekonomi. 3. Perencanaan Usaha Jasa Alsin Pengolahan 4. Praktek Perencanaan Usaha jasa Alsin Pengolahan

MTHP

27. 6-7 Nopember 2013

Distanbunhut Kab. Tanah Datar Kepala: Ir. Ediarman

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengoperasional Alat dan Mesin Pengolahan

18-19 Nopember 2013

Dinas Pertanian TP Prop. Sumbar Kepala; Ir. Djoni

Peserta Temu Teknis tanaman Hias

Ir. Moehar daniel, MS

28. 19 Nopember 2013

Sekr.Bakorluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kepala: Ir. Salman Elfarisi,MP

1. Teknologi Padi Sawah (Salibu, Jajar Legowo) 2. 2. Teknologi Tanaman Hortikultura (Bawang Merah dataran Rendah)

1. Ir. Erdiman 2. Ir. Irmansyah Rusli, MS

20 Nopember 2013

Keltan Hidayatul Karya, Nagari Koto Gadang Guguk, Kec. Gunung Talang

Sosialisasi dan Temu lapang Field day Kegiatan m-P3MI

Ir. Edy Mawardi, MP

Page 24: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

13

Wali Nagari: Adri

29. 20 Nopember 2013

Dinas Pertanian Kota Bukittinggi Sekretaris: Nano Dwi Kurniasari, SH

Penentuan Kalender Tanam Berdasarkan Agroklimat

Via Yulianti, SP

30 25 Nopember 2013

Dinas Pertanian Kota Pariaman Kepala; Ir.H.Syaiful Rizal, MM

1. Perencanaan Pengembangan KRPL dan Sistim Pelaporan Kegiatan 3. Teknologi Budidaya tanaman pangan, Hortikultura,

Tanaman Toga, dan Ternak (Puyuh, ayam, itik, ikan, dll)

1. Koord. M-KRPL 2. Penjab m-KRPL Kota Pariaman

31. 25-27 Nopember 2013

Distan TP Hornak kab. Agam Ir. Afdal

1. Pengembangan Ide Usaha Agribisnis 2. Penyusunan Profil Usaha 3. Penuyusunan Rencana Usaha 4. Teknik Negosiasi 5. Dinamika Kelompok

1. Ir. Harmaini 2. Rahmi wahyuni, SPt 3. Ir. Nirwansyah 4. Ratna Wulandari, SP.,MSi 5. Ahmad Syufri, SPi., Msi

32. 27-28 Nopember 2013

Dinas Pertanian Kab. Pasaman Kepala: Yul Rasdi, SP

1. Inovasi-inovasi Teknologi Pengolahan Hasil Komoditi Hortikultura 2. Praktek Pengolahan Hasil Hortikultura

Ir.Azman, MS

33 28November 2013

Yayasan Alumni Faperta Unand Ketua: Yosnorizal,STP

Optimalisasi lahan Pekarangan Di Kota Padang

Ir. Buharman B.,MS

34. 5 Desember 2013

UPTD BBI Padi, Palawija, dan Hortikultura Prop. Sumbar Kepala: Ir. Gusnadi Abda

Teknologi Perbanyakan Benih Padi dan Palawija serta Rencana Perbanyakan Benih Sumber TA. 2014

Ir. Dasmal

No. Tanggal Asal Undangan Judul Materi Narasumber

35. 12 Desember 2013

Dinas Peternakan Prov. Sumbar Kepala: Drh.Erinaldi,MM

Manajemen Pembibitan Sapi Perah

Prof.Dr.Ir.Abdullah MB,MSc

36. 13-14 Dinas Perkebunan Upaya Memaksimalkan MTHP

Page 25: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

14

Desember 2013

Prov. Sumbar. Ir. Fajarudin

Produktifitas Pekebun Dengan Memanfaatkan Alsin Perkebunan Sera Pengolahannya

37. 13-14 Desember 2013

BI Wilayah Regional VIII

1. Teknologi Budidaya SapiPotong dan Manajemen Kandang 2. Manajemen Pakan Sapi Potong 3. Teknik Pembibitan dan Penggemukan Sapi

Potong 4. Teknik Memproduksi Kompos dan Pupuk cair Serta Pemanfaatannya Untuk Meningkatkan Produksi kakao dan Jagung 5. Teknologi Budidaya Kakao 6. Pengendalian OPT Terpadu Pada Kakao

7. Cara Panen dan Pascapanen kakao 8. Teknologi Budidaya Jagung

1. Prof.Dr.Ir.Abdullah MB,MSc 2. Yanovi Hendri,SPt.,MSc 3. Prof.Dr.Ir.Abdullah MB,MSc 4. Ir.

Ismon L., MSi 5. Ir. Azwir K., MSi 6. Ir. Syafril 7. Ir. Azwir K.,MSi/Ir. Syafril

38. 14 Desember 2013

Panitia Workshop m-KRPL Ketua: Haves Renaldo, SP

Implementasi dan Perkembangan m-KRPL di Sumatera Barat

Ir. Buharman B., MS

39. 17 Desember 2013

BP3K Kecamatan Harau

Workshop Sistim Tanam Padi Jajar Legowo

Ir. Irmansyah Rusli,MS

40. 17 Desember 2013

Dipertahor Kab. Dharmasraya Kepala: Ir. Afdhal JP Tamsin, MS

Standar Operasional (SOP) Pengoperasian Alat dan Mesin Pengolahan

Drs. Edial Afdy, MS

41. 19-20 Desember 2013

Dipertahornak Kab. Agam Kepala: jafrizal,SP.,MSi

Bimtek Penggilingan Padi di kabupaten Agam “Perhitungan Analisis Kelayakan Ekonomi dan Praktek”

MTHP

42. 21 Desember 2013

Bakorluhtankanhut Prov. Sumbar Sekret : Guswardi,SPt.,Msi

Budidaya Padi Sawah Dengan Teknologi Salibu

Kelji Sumberdaya Ir. Erdiman

43 24 Dipertahut Kota Teknologi Pengolahan MTHP

Page 26: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

15

Desember 2013

Sawahlunto Pangan Lokal Berbahan Ketela Rambat dan Ketela Pohon

Dalam rangkan singkronisasi dan jaringan umpan balik inovasi teknologi

dari stakeholder, telah dilaksanakan Temu koordinasi peneliti, penyuluh, dan stakeholder lainnya pada tanggal 27 Desember 2013 di Hotel

Pangeran Beach Padang. Pertemuan ini dibuka dan diarahkan langsung oleh Gubernur Sumatera Barat. Selesai memberi arahan, Kepala BPTP

Sumatera Barat menyerahkan cindera mata berupa plakat dan beberapa

media publikasi BPTP Sumbar (Gambar 3). Sedangkan narasumber adalah : (1) Kepala Bappeda Provionsi Sumatera Barat, (2) Kepala

Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sumatera Barat, (3) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat, (4) Kepala

Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, (5) Kepala Dinas Peternakan

Provinsi Sumatera Barat, (6) Kepala Badan Ketahanan Pangan provinsi Sumatera Barat, (7) Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Sumatera Barat, (8) Sekretaris Bakorluh Provinsi Sumatera Barat. Suasana pelaksanaan kegiatan temu koordinasi ini disajikan dalam

Gambar 4, Sedangkan materi yang disajikan dalam Temu Koordinasi Peneliti, Penyuluh, dan Stakeholder seperti terlihat dalam Tebel 2.

Tabel 2. Materi dan Narasumber Temu Koordinasi Peneliti, Penyuluh, dan Stakeholder Sumatera Barat. Padang, 27 Desember 2013.

No Materi Nara sumber

1. Kontribusi sektor Pertanian dalam pertumbuhan

ekonomi Sumatera Barat

Kepala Bappeda

2. Teknologi tepat guna mendukung peningkatan

pendapatan dan pemberdayaan masyarakat di

Sumatera Barat

Kepala Badan

Pemberdayaan

Masyarakat Prov Sumbar

3. Kebijakan dan program pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Di Sumatera

Barat.

Kadistan Prov. Sumbar

4. Achievment dua dasawarsa BPTP Sumatera Barat

dalam mendukung pembangunan pertanian di

Sumatera Barat

Kepala BPTP

Sumatera Barat

5. Peranan kelembagaan penyuluhan dalam

mendukung percepatan diseminasi inovasi teknologi di Sumatera Barat.

Sekeretaris

Bakorluh

6. Kebijakan dan program pembangunan

peternakan men-dukung swasembada daging di Sumatera Barat

Kadisnak Prov.

Sumbar

7. Kebijakan dan program pembangunan sektor Kadisbun Prov.

Page 27: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

16

perkebunan mendukung pengembangan komoditas per-kebunan berdaya saing di

Sumatera Barat

Sumbar

8. Kebijakan dan program peningkatan produksi dan difersifikasi pangan mendukung kecukupan

pangan dan gizi masyarakat Sumatera Barat

Kepala BKP Sumbar

Gambar 2. Kepala BPTP Sumbar (Dr. Ir. Hardiyanto, MSc) memberikan kenangan kepada Gubernur Sumatera Barat (Prof. Dr. Irwan Prayitno, MSc) pada

acara Temu Koordinasi Peneliti, Penyuluh dan Stakeholder Sumatera Barat.

Page 28: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

17

Gambar 3. Suasana Temu Koordinasi Peneliti, Penyuluh dan Stakeholders Sumatera Barat. Dari kiri kekanan adalah Kepala BKP Prov. Sumbar (Ir. Efendi,

MP), Sekretaris Bakorluh Prov. Sumbar (Guswardi, SPt, MSi), Kepala BPTP Sumatera Barat (Dr. Ir, Hardiyanto, MSc), Gubernur Sumatera

Barat (Prof. Dr. Irwan Prayitno, MSc), Kepala Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Prov. Sumbar (Ir. Jhonni), dan Kepala Bappeda Sumatera Barat (Prof. Dr. Ir. Rahmad Syani, MSc).

Dalam upaya memepercepat arus desiminasi ke penggunkan juga

dilakukan memalui Pameran Inovasi Teknologi. Selama tahun 2013

telah dilakukan sebanyak 9 kali pameran inovasi teknologi mendukung berbgai iven baik pusat maupun daerah, ayng terdiri dari :

1. Pameran pada acara sinkronisasi kegiatan dengan Dinas Pertanian

Propinsi Sumatera Barat yang diadakan di Bukittinggi, tanggal 13-15

pebruari 2013 2. Pameran dalam rangka 100 tahun Kabupaten Solok yang di adakan di

GOR Batu Tupang, tanggal 03-09 April 2013 3. Pameran Agro Inovasi pada Acara pertemuan Raker Wilayah Perhiptani

I Sumatera Barat di Batu Sangkar Kabupaten Tanah Datar, tanggal 23-24 April 2013

4. Pameran dalam rangka kunjungan ka Badan Litbang Pertanian ke BPTP

Sumbar, tanggal 06 Mei 2013. 5. Pameran Dalam Rangka Hari Susu Nasional di Bukittinggi

6. Pameran dalam rangka Simposium kakao di Padang, tanggal 24-25 Juni 2013

7. Pameran pada acara Temu Lapang Panen Perdana Sawah Bukaan Baru,

tanggal 23 Agustus 2013

Page 29: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

18

8. Pameran dalam rangka Gelar Teknologi Hari Pangan Sedunia ke XXXIII

di Padang, tanggal 3 0 Oktober – 3 Nopember 2013

9. Pameran dalam rangka Pekan Pertanian Spesifik Lokasi, tanggal 20-25 Nopember 2013.

Gambar 4. Pameran dalam rangka 100 tahun Kabupaten Solok yang di

adakan di GOR Batu Tupang, tanggal 03-09 April 2013

Gambar 5. Pameran dalam rangka Pekan Pertanian Spesifik Lokasi, tanggal 20-25 Nopember 2013 di Kendari Sulawesi Tenggara

Koordinasi dengan provinsi, kabupaten dan kota dilakansanakan dalam

rangka mensinkronkan dan mensinergiskan kegiatan pengkajian dan diseminasi dengan kegiatan yang ada di intansi terkait, khusunya dalam

rangka mensukseskan program strategis Kememntan. Koordinasi juga ditujukan untuk menjaring umpan balik kebutuhan teknologi yang

dibutuhkan daerah dalam rangka membangun sektor pertanian. Disamping koordinasi juga dilakukan pula advokasi inovasi teknologi

pada tingkat propinsi/kabupaten. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi

didasarkan permintaan pemda propinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan daerah. Sedangkan koordinasi ke pusat dilaksanakan

dalam rangka konsultasi dan singkroniasi pelaksanaan kegiatan dalam

Page 30: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

19

lingkup Kementerian Pertanian. Selama Tahun 2013 telah dilakukan

koordinasi dengan Pemberintah Provinsi maupun Kabupaten Kota

(Tabel 8). Salah satu dokumentasi pelaksanaan koordinasi yang dilaksanakan tingkat provinsi Sumatera Barat, disajikan dalam Gambar

2.

Tabel 8. Kegiatan Koordinasi dengan Pusat, Pemda Provinsi, dan

Kabupaten/kota se Sumatera Barat.

No. Uraian Audien

1. Koordinasi dan uadiensi dengan

Gubernur Sumbar dalam rangka pelaksanaan HPS 33

Gubernur dan Staf Ahli Kantor

Gubernur

2. Koordinasi dan uadiensi dengan

Gubernur Sumbar dalam rangka pelaksanaan Temu Koordinasi

Peneliti-Penyuluh

Gubernur dan Sekretaris

Bakorluh

3. Rapat kerja Balai Besar Pengkajian BBP2TP

4. Rapat kerja Badan Litbang

Pertanian

Badan Litbang Pertanian

5. Koordinasi dengan Pemda Kota Padang

Dinas Pertanian Kota Padang

6. Koordinasi dengan Pemda

Dharmasraya

Dinas Pertanian Dharmas raya

7. Koordinasi dengan Pemda Kota

Padang Panjang

Dinas Pertanian Kota Padang

Panjang

8. Koordinasi dengan Pemda Kabupaten Tanah Datar

Bupati Tanah Datar

Page 31: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

20

Gambar 7. Foto Koordinasi dengan Gubernur Sumatera Barat dalam

rangka pelaksanaan kegiatan Temu Koordinasi Penelit, Penyuluh, dan Stakeholder Sumatera Barat.

2.1.2. PENGELOLAAN PLASMA NUTFAH TANAMAN PADI, CABE DAN

JERUK SPESIFIK SUMATERA BARAT. Pengelolaan Plasma Nutfah. Untuk meningkatkan ketersediaan

ragam plasma nutfah dalam usahatani di Sumatera Barat pada tahun 2013 telah diperoleh beberapa varietas padi local Sumatera Barat yang

memiliki daya hasil tinggi dan mutu beras baik. Diantaranya adalah Anak Daro, Randah Katumba, Kuriak Kusuik, Kusuma Putiah dan Gantang

Randah. Sementara untuk tanaman cabai diperoleh sebanyak 15 suksesi

(12 cabai keriting dan 3 cabai rawit). Masing-masing varietas yang berasal dari berbagai daerah sentra cabai di Sumatera Barat tersebut

memperlihatkan karakterisasi yang berbeda dan masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri. Keragaman ini juga memiliki segmen

pasar tersendiri, sesuai dengan selera konsumen. Kajian mengenai

tanaman jeruk, menyimpulkan bahwa Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang mempunyai banyak sumber daya

genetik. Dari dua Kabuapten diperoleh 12 asesi jeruk, tujuh asesi didapat di daerah Kab. Agam dan 5 asesi di daerah Kab. Solok Selatan.

Disamping itu, jeruk unggulan Sumatera Barat yaitu Varietas Gunung Omeh dan Keprok Kacang, telah dikonservasi dalam bentuk benih dasar

dan benih pokok bebas penyakit.

Page 32: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

21

2.1.3. UJI ADAPTASI GALUR HARAPAN PADI SAWAH PREFERENSI

KONSUMEN SUMATERA BARAT PADA DATARAN RENDAH DAN

TINGGI

Uji Adaptasi GH Padi Sawah. Dalam upaya mempercepat

perkembangan varietas unggul baru spesifik agroekosistem dan

preferensi konsumen, BPTP Sumatera Barat selalu melakukan uji

adaptasi galur-galur harapan. Tahun ini dilakukan pengujian terhadap

empat GH yang dalam pertumbuhannya memberikan hasil hasil yang

lebih tinggi dan umur lebih genjah dibanding varietas Batang Piaman

yang telah lama digunakan masyarakat. Tetapi karena keempatnya (BP

10620F-BB4-12-BB4 (7,84 %), BP 10620F-BB4-17-BB8 (7,40 %), BP

10620F-BB4-2-BB8 (5,03 %), dan BP 10620F-BB4-20-BB8 (3,47 %)

rentan terhadap penyakit tungro dan wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan 4

maka galur-galur tersebut tidak dapat dilajutkan sebagai bahan untuk

pelepasan varietas unggul baru.

2.1.4. KAJIAN PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI LAHAN

SAWAH BUKAAN BARU MENDUKUNG P2BN DI SUMATERA BARAT

Sumatera Barat terutama Kabupaten Dharmasraya mempunyai lahan sawah bukaan baru yang cukup luas. Selama ini pemanfaatan lahan

belum memberikan hasil yang maksimal sehingga merendahkan minat masyarakat untuk tetap mengusahakan tanaman padi. Alih fungsi lahan

sawah menjadi lahan perkebunan didaerah ini sangat tinggi, sehingga

dikhawatirkan sawah bukaan baru ini dialihkan menjdi lahan perkebunan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kajian yang dapat

mengangkat produktivitas dan kapasitas lahan untuk usahatani padi sawah.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan paket teknologi yang adaptif

pada sawah bukaan baru dengan tipologi lahan rawa. Kegiatan pengkajian merupakan perbaikan paket teknologi pengelolaan lahan

sawah bukaan baru dengan penerapan paket Lado-21. Penelitian disusun dalam Rancangan Petak-Petak Terpisah (Split-Split Plot Design)

dengan tiga ulangan. Sebagai petak utama (Main Plot) adalah tiga paket pemupukan yaitu : (1) Paket Pemupukan berdasarkan hasil analisis

tanah yaitu 200 kg Phonska/ha, 100 kg SP-36/ha, 50 kg KCl/ha, dan

aplikasi Urea berdasarkan BWD (50 kg saat tanaman berumur 10 hari, 50 kg umur 37 HST, dan 50 kg umur 55 HST) + 1 ton kapur + 1 ton

Pupuk kandang, (2) Paket pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah yaitu 200 kg Phonska/ha, 100 kg SP-36/ha, 50 kg KCL/ha, dan aplikasi

Urea berdasarkan BWD (50 kg saat tanaman berumur 10 hari, 25 kg

umur 28 HST, dan 25 kg umur 50 HST), dan (3) Rekomendasi Umum

Page 33: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

22

yaitu: 300 kg Phonska/ha + 75 kg SP-36/ha + 200 kg Urea/ha (tiga kali

pemberian) + 1 ton kapur. Sebagai anak petak (sub-plot) adalah tiga

cara tanam yaitu (1) Legowo 4:1, (2) Legowo 2:1, (3) Tajur jajar 20 x 20 cm (cara petani). Sedangklan sebagai anak-anak petak (sub-sub

plot) adalah lima varietas unggul yaitu (1) Batang Piaman, (2) Impara-3, (4) Inpari 21 Batipuh, (5) Inpari 13, dan (6) IR66.

Hasil hasil menunjukkan bahwa : system tanam legowo mampu

meningkatkan hasil secara nyata, begitu juga dengan penggunaan varietas Inpari-13 pada berbagai level pupuk (Tabel 1)

Tabel 1. Rata-rata hasil beberapa varietas, pemupukan, dan cara tanam pada

kegiatan perbaikan teknologi lahan sawah bukaan baru, Koto Baru

2013.

Cara tanam dan

varietas

Hasil (kg GKP/ha) Rata-

rata PUPUK I PUPUK II Rek.

Umum

Legowo 4:1

Batang Piaman 6.493 4.027 3.847 4.789

Impara-3 5.453 2.837 6.117 4.802

Impari-21 5.813 2.897 4.070 4.260

Impari-13 7.123 3.503 4.540 5.055

IR-66 5.907 2.853 3.187 3.982

Rata-rata 6.158 3.223 4.352 Leowo 2:1

Batang Piaman 6.210 4.943 4.643 5.265

Impara-3 6.143 4.833 5.227 5.401

Impari-21 5.057 3.700 2.870 3.876

Impari-13 6.530 5.333 4.960 5.608

IR-66 4.370 3.703 4.820 4.298

Rata-rata 5.662 4,502 4.504 Tanur Jajar 20 x 20 cm

Batang Piaman 5.443 3.573 2.223 3.746

Impara-3 5.740 4.037 2.837 4.205

Impari-21 5,643 3.303 1.717 3.554

Impari-13 6.720 3.517 2.393 4.210

IR-66 4.340 3.193 1.617 3.050

Rata-rata 5.577 3.525 2.157

Page 34: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

23

Gambar 1. Lokasi cetak sawah baru Nagari Koto Baru, Kecamatan Koto Baru

Kabupaten Dharmasraya seluas 135 Ha, merupakan lahan rawa yang sebelumnya berupa lahan yang ditumbuhi oleh belukar.

Gambar 3. Tanam perdana oleh Gubernur Sumatera Barat (Prof. Dr. Irwan

Prayitno, MSc), Bupati dan wakil Bupati Kabupaten Dharmasraya (Ir. Adi Gunawan, MM dan Drs. Syafruddin) didampingi oleh ketua

Page 35: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

24

Komisi II DPRD Sumbar (Drs. Liswandi, MM), Kepala BPTP Sumbar

(diwakili oleh Ir. Ismon. L., MSi), Kepala Dinas Pertanian Kab.

Dharmasraya (Ir. Afdal Tamsin, MS) , Unsur Muspida Kab. Dharmasraya , dan Muspika Kecamatan Koto Baru.

Gambar 13. Keragaan beberapa varietas pada saat panen pada kegiatan

Perbaikan teknologi budidaya pada lahan sawah bukaan baru. 2.1.5. H

Page 36: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

25

Gambar 15. Panen perdana dan temu lapang kegiatan Kajian Perbaikan

Teknologi Budidaya Padi di Lahan sawah Bukaan Baru. Dihadiri

oleh Kepala Dinas Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan, dan Undur Muspida Kab. Dharmasraya.

2.1.4. KAJIAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN BERAS DARI UBI (RASBI) MENDUKUNG PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan merupakan program strategis Kementerian Pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan

konsumsi non beras melalui penggunaan bahan pangan lokal untuk mewujudkan ketahanan pangan. Program ini merupakan terobosan

yang harus dilakukan untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk

yang semakin cepat. Sementara lahan sawah untuk penyediaan beras secara nasional menyusut semakin cepat sejalan dengan

berkembangnya kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur. Berdasarkan kondisi dan permasalahan tersebut perlu dilakukan

diversifikasi pangan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal

diantaranya adalah ubikayu. Produksi ubi kayu di Sumatera Barat cukup tinggi yaitu mencapai 219.836 ton/tahun. Dengan sentuhan teknologi,

komoditas ini bisa dijadikan bahan pangan utama pengganti beras, disebut sebagai beras ubi (rasbi). Daya simpannya cukup lama, warna,

bentuk dan teksturnya mirip dengan beras sehingga sangat layak

sebagai bahan konsumsi pokok mas rakat. Khusus untuk daerah

Page 37: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

26

Sumbar, rasbi yang dihasilkan perlu dimodifikasi menjadi nasi agak pera

agar sesuai dengan selera mayoritas masyarakat. Disamping itu, agar

proses pembuatannya lebih mudah dan efisien perlu diselaraskan dengan alat pencetak beras rekayasa BB Mektan.

Bahan baku RASBI terdiri dari ubikayu 85% dan bahan lainnya 15%. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh karakteristik fisik dan kimia RASBI

yaitu : air 4,68%, abu 0,55%, serat 4,29%, protein 4,85%, lemak

4,97% dan karbohidrat 79,94%,volume pengembangan nasi 1,80 m1, sedangkan beras asli 2,11 ml.. Umur simpan RASBI mencapai satu

tahun, dengan biaya sebesar Rp 3.977/ kg rasbi Untuk pembuatan beras ubi jagung (RASBIGUNG), ubikayu juga dapat

ditambahkan tepung jagung 20% diproleh beras dengan kandungan

protein cukup tinggi yaitu 4,85%-5,84%, hampir mendekati kadar protein beras asli yaitu 6,70%. Jika ditinjau lama operasional alat

pencetak beras buatan rekayasa BBP_Mektan, dengan menggunakan formula tersebut hanya memakan waktu operasional 1,13 menit per kg

rasbi basah. Pengolahan rasbi cukup menguntungkan dengan R/C 1.48. Dengan

mengolah 500 kg ubikayu menjadi rasbi dapat meningkatkan nilai

tambah sebesar 61% dengan nilai input per kg ubikayu sebesar Rp. 2,281,-. Jika rasbi dijual dengan harga Rp.6.500/kg dapat diperoleh

keuntungan sebesar Rp. 549,425, nilai output per kg sebesar Rp. 3,380,-+ biaya pencetakan Rp. 597/kg rasbi= Rp 3.977/ kg rasbi, bila

dibandingkan dengan harga beras yang mencapai Rp.10.000,-/kg,

pengolahan rasbi cukup membantu dalam menekan penggunaan beras (Dengan harga alat senilai Rp.40.000.000,- per unit, diperkirakan umur

ekonomis 5 tahun, tingkat suku bunga 15%, kapasitasa alat 50 kg per jam, maka biaya operasional alat pencetak beras buatan dengan bahan

baku ubikayu sebesar Rp 465/kg rasbi basah. Jika kadar air rasbi basah 30%, untuk memproses 1 kg rasbi kering dengan kadar air 10%

dibutuhkan biaya pencetakan Rp. 597/kg rasbi).

Pada kegiatan hari pangan sedunia (HPS ke 33) melalui permintaan secara lisan, presiden meminta produk tersebut diantar ke istana

presiden. Menindaklanjuti permintaan tersebut BPTP Sumbar telah memenuhi permintaan tersebut melalui BBP-Mektan Serpong.

Page 38: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

27

Nasi RASBI Beras RASBI

Beras ubikayu (rasbi) Beras padi

RASBIdalam kemasan

Page 39: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

28

Ubikayu + tepung jagung 20% ( formula

terpilih yang sesuai dengan alat pencetak

beras)

Ubikayu + tepung jagung 20%

dalam kemasan

Gambar 23. Kunjungan kepala Badan Litbang pertanian Ke BPTP Sumbar

Gambar 24. Kepala Badan didampingi ka

BB-Mektan mencicipi rasbi

Gambar 25 .Kepala BBP.Pascapanen

mencicipi rasbi

Page 40: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

29

2.1.5. KAJIAN SISTEM PANEN PADI SAWAH DALAM MENEKAN SUSUT

HASIL

Kajian system Panen Padi Sawah Dalam Menekan Susut Hasil. Susut hasil merupakan salah factor penyebab lambatnya proses

peningkatan produksi padi nasional. Masalah yang dominan dan berkepanjangan selama ini adalah beragam dan lemahnya alat panen

dan alat perontok yang digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut, BPTP telah memodifikasi alat panen dan alat perontok yang cukup efektif,

yaitu paddy mower dan threser lipat. Penggunaan kedua alat tersebut

dalam kajian yang telah dilakukan memperlihatkan hasil seperti berikut ; Susut hasil saat panen padi dengan mempergunakan sabit di

Kab. Solok berkisar 1,18 % - 1,22 % dan 1,54 % - 1,62 % di Kab. Agam. Dan susut saat panen dengan menggunakan padi

mower di Kab. Solok 0,66 % - 0,71 % serta Kab. Agam berkisar

antara 0,76 % - 0,78 % Sedangkan kapasitas pemanenan dengan mempergunakan sabit adalah sebesar 0,0130 ha/jam –

0,0160 ha/jam untuk Kab. Solok dan Kab. Agam sebesar 0,0132 ha/jam – 0,0137 ha/jam. Sedangkan kapasitas pemanenan

dengan padi mower di Kab. Solok 0, 0349 ha/jam – 0,0367

ha/jam dan di Kab. Agam 0,0351 ha/jam – 0,0367 ha/jam. Susut perontokan gebot/banting berkisar antara 2,00 % - 2,62

% di Kab. Solok dan 2,76 % - 2,86 % di Kab.Agam. Susut perontokan di Kab. Agam lebih besar dibandingkan dengan Kab.

Solok. Kapasitas perontokan gabah dengan Gebot/banting adalah 86,12 kg/jam - 92,46 kg/jam di Kab. Solok dan 77,60

kg/jam – 95,36 kg/jam untuk Kab. Agam. Dan kapasitas

perontokan dengan thresher lipat berkisar antara 202,55 kg/jam - 204,54 kg/jam di Kab. Solok dan 184,80 kg/jam - 199,40

kg/jam di Kab. Agam. Untuk mengurangi susut hasil panen padi sebaiknya digunakan

alat panen padi tipe gendong (paddy mower), karena alat ini

mudah dalam pengoperasiannya dengan satu operator. Untuk mengurangi susut hasil gabah pada saat perontokan digunakan

alat panen thresher lipat, karena alat ini juga mudah dioperasikan, tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak

serta mudah dibawa meskipun kondisi lahan yang jauh karena bisa dilipat dan ringan. Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah

perontokan gabah sebaiknya dilakukan tepat pada waktunya

untuk menghindari menekan susut hasil.

Page 41: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

30

Gambar... Pemanenan dengan Paddy Mower (kanan) dan perontokan

dengan menggunakan tresher lipat

2.1.6. KAJIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH

MELALAUI PERBAIKAN TKNOLOGI SPESIFIK SUMATERA BARAT (SALIBU)

Salah satu misi kerja Badan Litbang Pertanian adalah menghasilkan teknologi inovatif tepat guna spesifik lokasi dan spesifik pemakai. Upaya

dalam peningkatan produksi padi mengarah pada pengembangan teknologi yang mampau meningkatkan produktivitas lahan dan

meningkatkan indeks panen (IP) dari 2 menjadi 3 bahkan bisa 4 kali

panen dalam 1 tahun. Peningkatan IP dapat dicapai dengan beberapa cara, salah satu cara adalah dengan budidaya padi teknologi Salibu

(ratun yang dimodifikasi). Dalam usaha pengembangan teknologi salibu ini perlu kiranya di uji /

dievaluasi teknologi yang dirakit dari komponen teknologi pendukung

antara lain, varietas, tinggi dan waktu pemotongan batang sisa panen, sistim pengairan, pemupukan. Tujuan pengkajian ini adalah

mendapatkan satu teknologi salibu pada budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Kegiatan

dilaksanakan di tanah petani Kabupaten Tanah Datar. Pengkajian

dilaksanakan beberapa tahap, (1) sosialisasi teknologi salibu yang baru dirakit (tabel 1), (2) kegiatan lapangan, a) evaluasi terhadap paket

teknologi padi salibu yang telah dirakit, b) temu lapang peneliti dengan petani dan penyuluh. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan

hasil : Tinggi tanaman vegetativ, dan generative/saat panen, Jumlah anakan, Jumlah biji per malai, Bobot biji, Persentase biji hapa, Hasil

gabah kering giling/ha, dan data pendungkung lainya; Curah hujan,

suhu dan Analisa usaha tani (tahun 2013).

Dari hasil pengkajian terlihat bahwa pertumbuhan awal tanaman

menunjukan teknologi salibu lebih baik dibanding sistim tanam pindah, hal yang sama juga terlihat pada tanaman umur 45 hari (tabel 3). Dari

kompnen hasil yang diamati terlihat bahwa jumlah anakan produktif dan

jumlah butir permalai lebih nyata perbedaannya, sedangkan tinggi

Page 42: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

31

tanaman, panjang malai bobot biji dan persentase gabah hampa relatif

sama. Hasil tekologi salibu 6,8 ton/ha sedangkan hasil tenologi tanam

pindah hanya 6,4 ton/ha (tabel 4).

Temu lapang dilaksanakan sebanyak 2 kali, tanaman umur 25 hari dan

saat panen. Temu lapang pertama dihadiri oleh Bapak Bupati, Bapak Dirjen (PSP), Kepala Dinas Pertanian Propinsi, Kepala BPTP, Sumbar,

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten, Penyuluh Pertanian, anggota

kelompok tani serta tokoh masyarakat dan undangan lainya, jumlah undangan yang hadir diperkirakan sekitar 450 orang.

Analisa usahatani memperlihatkan bahwa biaya produksi teknologi salibu hanya Rp. 1.800.0000/ha sedangkan biaya produksi tanam

pindah Rp. 4.150.000/ha, terjadi selisih biaya produksi sekitar Rp.

2.650.000,-. Biaya saprodi teknologi salibu Rp. 840.000, untuk tanam pindah Rp. 1.100.000. Keuntungan dengan teknologi salibu

(Rp.19.120.000), tanam pindah (Rp.14.930.000), terjadi tambahan keuntungan untuk teknologi salibu Rp. 4.190.000.

Hasil pengkajian super impose terlihat bahwa Hibrida Hipa-5 dan Hipa-3 memberikan hasil lebih tinggi dibanding varietas inbrida (Batang Piman,

Inpari-21 Batipuh dan Inpari-12), hasil tertinggi (7,8 t/ha) didapat dari

varietas Hibrida Hipa-5, hasil terendah didapat dari varietas Inpari-12 (5,5 ton/ha).

Tabel 2. Paket teknologi salibu yang akan dikembangkan ilapangan dibandingkan dengan teknologi tanam pindah.

Parameter Teknologi Salibu Tanam Pindah

Panen tanaman MT-1

Lebih awal 7-10 hari Biasa

Persiapan lahan Penyemprotan gulma dengan

herbisida kontak (secara spot)

Pengenangan 2-3 hari

Pembersiahan jerami sisa panen

Pemotongan batang sisa panen

Pemotong batang sisa panen ( 7 -10 hari setelah panen )

Tidak ada

Pengolahan tanah Tidak ada Di bajak 2 x kali

Persemaian Tidak ada Ada Tanam Tidak ada Tanam pindah

Pemupukan 150 kg Urea + 150 kg

Ponska/ha

(150 kg urea + 100 kg Ponska /ha)

Penjarangan umur 15-20 hari setelah pemo-tongan batang sisa

panen

Tidak ada

Page 43: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

32

Penyisipan umur 15-20 hari setelah pemo-tongan batang sisa

panen

Ada, umur 25-30 hari

Penyiangan Pertama

Lebih awal (umur 20-25 hari setelah pemotongan batang)

Ada, umur 25-30 hari

Pembenaman

jerami

Lebih awal (umur 20-25 hari

setelah pemotongan batang)

Tidak ada

Penyiangan ke dua Umur 40-45 hari Umur 40-45 hari

Pemeliharan (OPT) Standar PTH Standar PHT

Umur Panen Lebih awal ( 100-105 hari) Umur 115-120 hari

Tabel 3. Pertumbuhan vegetative tanaman teknologi salibu dan tanam pindah

di Nagari Tabek, Kabupaten Tanah Datar (2013).

No Parameter Teknologi

Salibu

Tanam Pindah

1 Persentase tumbuh (%) 92 98 2 Tinggi tanaman 1 bulan

(cm)

45 39

3 Jumlah anakan 1 bulan

(btng)

20 16

4 Tinggi tanaman 45hari (cm)

75 70

5 Jumlah anakan 45 hari

(btng)

32 24

Gambar1. Pertumbuhan vegetatif tanaman teknologi salibu dan tanam pindah

Page 44: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

33

Tabel 4. Pertumbuhan generatif tanaman teknologi salibu dan tanam pindah di

Nagari Tabek, Kabupaten Tanah Datar (2013).

No Parameter Teknologi Salibu Tanam Pindah

1 Tinggi tanaman panen (cm) 110 106 2 Jumlah anakan panen (btg) 28 23 3 Panjang Malai (cm) 24 23 4 Jumlah butir per malai (bh) 131 116 5 Persentase hampa (%) 9 5 6 Bobot 1.000 biji (gram) 23 22 7 Hasil gabah kering panen (t/ha) 6,8 6,4

Gambar 2. Pertumbuhan tanaman saat penen (generative)

Gambar 3. Kegiatan temu lapang pertama

Temu lapang ke dua dihadiri oleh Bapak Tunggul Iman Panuji dari Dirjen

Prasana dan Sarana Pertanian (PSP), Bapak Karim Mukarim dari Puslitbangtan, Bapak Prof. Iswandi Anas dari IPB Bogor, dan tim dari

BAPENAS, Ka. BPTP, Sumbar dan Ka. Dinas Pertanian Tanah Datar,

Page 45: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

34

Penyuluh Pertanian, anggota kelompok tani serta tokoh masyarakat dan

undangan lainya, jumlah undangan yang hadir diperkirakan sekitar 250

orang.

Gambar 4. Kegiatan temu lapang ke dua

Kajian super impos dilakukan terhadap lima varietas (3 inbrida dan 2 hibrida), verietas yang ditanam yaitu; Batang Piaman, Inpari-21 Batipuh,

Inpari-12, Hibrida HIPA-5 dan HIPA-3, semua varietas ditanam dengan

sisitim legowo 4 : 1.

Tabel 5. Keragaan Pertumbuhan dan Hasil lima 5 Varietas, di Nagari Tabek, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar (2012)

No Perlakuan /

Varietas

Umur

Panen (hari)

Tinggi

Tanaman (cm)

Jumlah

Anakan (btg.)

Butir/

Malai (bh)

Panjang

Malai (cm)

Hasil

(t/ha)

1 Batang

Piaman

110 a 112 a 24 b 120 bc 24 ab 6,5 b

2 Inpari-21

Batipuh

101 b 104 b 22 b 125 b 22 ab 6,2 bc

3 Inpari-12 83 c 95 c 18 c 110 c 20 b 5,5 c

4 Hipa-5 105 ab 103 b 29 a 162 a 26 a 7,8 a

5 Hipa-3 105 ab 101 b 27 a 146 a 25 a 7,4 a

Page 46: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

35

Dari hasil pengkajian tahun 2013 dapat dikemukakan kesimpulan

Pertumbuhan tanaman teknologi salibu lebih baik dibanding tanam

pindah.

Hasil padi teknologi salibu lebih tinggi 10% dari tanam pindah.

Teknologi salibu dapat menekan biaya produksi Rp. 2.650.000/ha/MT.

Pejabat Eselon-I, Eselon-II Kementerian Pertanaian dan masyarakat

petani dari berbagai Kabupaten dan Kota se Sumatera Barat dan beberapa provinsi lain di

Indonesia. Hibrida Hipa-5 memberikan hasil yang cukup baik dan punya peluang di

budidayakan dengan teknologi salibu

2.1.7. Penyusunan Peta AEZ di Sumatera Barat. Ketersediaan data spasial sumberdaya lahan di Provinsi Sumatera Barat relatif terbatas, beragam

dan tersebar di berbagai instansi teknis sehingga menyulitkan koordinasi dan menghambat laju pembangunan pada berbagai sektor. Dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang komputer dan GIS dewasa ini memungkinkan untuk mengelola data

sumberdaya lahan dalam jumlah besar dari hasil identifikasi dan

karakterisasi sumberdaya lahan. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut salah satunya dapat dimanfaatkan dalam penyusunan

peta AEZ. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan karakterisasi dan analisis potensi sumberdaya lahan untuk pertanian yang disajikan dalam

bentuk peta-peta potensi sumberdaya lahan skala 1:50.000 yang dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan maupun pelaksanaan pembangunan pertanian di wilayah Kabupaten Limapuluh

Kota, Propinsi Sumatera Barat. Dari Peta Satuan Lahan Skala 1:50.000 terlihat bahwa wilayah

Kabupaten Limapuluh Kota relatif beragam. Oleh karenanya wilayah

tersebut berpotensi untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian baik dari sub sektor tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan

perikanan. Peta Satuan Lahan Kabupaten Limapuluh Kota merupakan database yang bisa digunakan untuk merencanakan pengembangan

pertanian ke depan. Antara lain peta tersebut bisa sebagai dasar dalam pembuatan Peta Kesesuaian Lahan, Peta Ketersediaan Lahan Pertanian,

Peta Rekomendasi Teknologi Pertanian, Peta Pewilayahan Komoditas

Pertanian, dan lain-lain. Pemda Kabupaten Limapuluh Kota telah berusaha melakukan regionalisasi dalam bentuk kawasan

pengembangan komoditas utama di wilayah tersebut. Namun belum terlihat acuan yang digunakan untuk penetapan kawasan serta

penetapan prioritas pengembangan di kawasan tersebut. Penggunaan

Peta Satuan Lahan pada kawasan pengembangan komoditas tertentu diharapkan bisa membantu dalam membuat prioritas pengembangan

serta penetapan teknologi yang dibutuhkan.

Page 47: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

36

2.1.8. Pengembangan Teknologi Pakan Sapi Berbasis Sawit

Mendukung Integrasi Sapi-Sawit di KP Sitiung, Sumatera Barat. Sejak dua decade belakangan pertumbuhan areal perkebunan kelapa

sawit di Sumatera Barat cukup cepat, ummnya didominasi oleh perkebunan rakyat. Disamping usaha kelapa sawit, para petani juga

mulai melirik usaha integrasi dengan ternak sapi, karena pola ini mampu

meningkatkan pendapatan dengan memanfaatkan semua limbah yang dihasilkan secara silang. Untuk lebih meningkatkan efisiensi dan

efektifitas usaha integrasi kelapa sawit dengan ternak sapi, BPTP Sumatera Barat sudah mengembangkan teknologi pakan (murah) secara

berkelanjutan. Pada tahun 2013 diperoleh hasil yang cukup

menguntungkan yaitu ; - pakan yang diberikan (racikan hasil sampingankelapa sawit) pada ternak sapi local mampu meningkatkan

bobot badan sampai dengan 0,44 kg/ekor/hari ; - sebaliknya pupuk organic hasil kotoran sapi yang diberikan ke tanaman kelapa sawit,

mampu meningkatkan hasil sebesar 48% (apabila pupuk organik dikarungkan dan ditebar sekitar pohon sawit) dan sebesar 45% (apabila

pupuk ditanam di sekitar pohon sawit). Dengan demikian, jelas terlihat

adanya potensi pemanfaatan hasil ikutan tanaman sawit sebagai sumber pakan, baik sebagai pakan pokok (pelepah dan daun sawit) maupun

sebagai pakan suplemen (bungkil inti sawit). Diharapkan pengkajian ini memberi dampak berkembangnya praktek

pemeliharaan sapi lokal melalui percontohan sistem integrasi sapi-sawit

di KP Sitiung. Selain itu, dapat tersosialisasinya teknologi penggemukan sapi potong lokal melalui pemanfaatan hasil ikutan tanaman sawit di

wilayah Sumbar.

2.1.9. Penerapan Inovasi Teknologi Sapi Potong di Lokasi SMD Mendukung PSDSK. Dalam upaya mendukung PSDSK, dilakukan

upaya kajian melalui demonstrasi teknologi pakan dan pemanfaatan urin

sapi untuk tanaman sebagai pupuk organic. Demonstrasi teknologi dilaksanakan di dua lokasi dari dua kabupaten. Lokasi pertama di di

Nagari Sungai Kamuyang, Kecamatan Luhak Kab. Lima Puluh Kota, yaitu SMD Lereng Sago yang mempunyai anggota kelompok sebanyak 16

orang. Lokasi kedua adalah Kelompok Jambak Indah di Nagari Salido,

Kecamatan Empat Jurai Kabupaten Pesisir Selatan. Kelompok ini beranggotakan 12 orang yang dianggap sebagai kelompok binaan

utama. Diharapkan teknologi yang diaplikasikan di lokasi SMD tersebut dapat dicontoh oleh peternak sekitarnya. Hasil pengamatan

menunjukkan respons positif dari perbaikan manajemen dan pemberian

pakan yang berkualitas sedang, serta pemanfaatan pupuk organik pada kedua kelompok tersebut. Khusus untuk kelompok Lereng Sago, selain

pembuatan pupuk organic, juga diterapkan teknologi pupuk cair yang berasal dari urin sapi.

Page 48: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

37

2.1.10. Kajian Teknis dan Ekonomis serta Pengembangan Alat tanam bibit manual di Sumatera Barat. Kajian ini bertujuan untuk

memperkenalkan alat transplanter modifikasi BB Mektan untuk efisiensi biaya usahatani. Hasil pengujian transplanter menunjukkan bahwa

kinerja alat tanam ini mempunyai kapasitas kerja penanaman lebih besar dibandingkan dengan kapasitas penanaman secara manual yaitu

0,0297 ha/jam, dan efisiensi kerja alat adalah 90,24 % di Kab. Padang

Pariaman serta 0,0296 ha/jam, dengan efisiensi kerja alat 85,03 %. Biaya pokok pengoperasian transplanter sebesar Rp 279.649,03/ha lebih

murah jika dibandingkan dengan biaya pokok penanaman secara manual sebesar Rp 653.343,75,-. Titik impas (BEP) yang diperoleh

adalah 13,46 ha/tahun. BEP akan tercapai apabila transplanter melakukan penanaman seluas 13,46 ha/ tahun.

Gambar... Kegiatan Alsin Tanam Bibit Padi

2.1.11. EVALUASI PROGRAM SLPTT PADI SAWAH TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKSI BERAS DI SUMATERA BARAT Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah, jagung dan kedelai

merupakan suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya

meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani. Dalam upaya

mendukung target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014. Untuk mempercepat pengembangan Program PTT secara nasional,

Kementerian Pertanian meluncurkan program Sekolah Lapang (SL) PTT.

SL-PTT mempercepat alih teknologi melalui pelatihan dari peneliti atau narasumber lainnya. Untuk mendukung program SL-PTT padi sawah,

jagung dan kedelai tersebut, maka dilakukan pendampingan melalui demplot displai varietas unggul baru (VUB) padi sawah dan jagung serta

demfarm kedelai. Disamping itu juga dilakukan kegiatan diseminasi lainnya seperti koordinasi dan sosialisasi kegiatan tingkat provinsi dan

pada 12 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, pendistribusian media cetak

untuk BPP, PPL, POPT dan pelaksana lapang kegiatan pendampingan program SLPTT di Sumatera Barat, serta peneliti dan penyuluh BPTP

Page 49: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

38

Sumbar sebagai narasumber dalam pelatihan inovasi teknologi PTT padi

sawah, jagung dan kedelai untuk PPL dan POPT, PL-3 serta pelatihan

dalam SL yang dilaksanakan oleh kelompok tani peserta SLPTT padi sawah pada 14 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat, dan melaksanakan

kegiatan temu lapang. Tujuan dari kegiatan adalah: (a) Melaksanakan pendampingan program SL-PTT padi sawah, jagung dan kalender tanam

serta demfarm kedelai; (b) Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan

Dinas terkait dalam pelaksanaan pendampingan program SL-PTT padi, jagung dan kedelai serta pendampingan kegiatan kalender tanam; (c)

Mempercepat adopsi inovasi teknologi padi sawah melalui display VUB, jagung dan demfarm kedelai sehingga dapat meningkatkan produksi

minimal 5%, dan (d) Melaksanakan pelatihan untuk PL-3 dan SL yang

dilaksanakan oleh kelompok tani, mendistribusikan brosur, dan leaflet tentang inovasi teknologi serta terlaksananya kegiatan temu

lapang.Pelaksanaan koordinasi dan sosialisasi dengan Dinas terkait dalam pelaksanaan pendampingan SL-PTT padi, jagung dan kedelai.

Hasil kegiatan adalah sebagai berikut: 1) Beberapa kegiatan koordinasi dan sosialisasi serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

pendampingan SL-PTT telah dilaksanakan di tingkat provinsi Sumatera

Barat dan pada 14 Kabupaten/Kota pelaksana SL-PTT; 2) Telah dilakukan pencanangan tanaman serentak pada kawasan

pengembangan padi sawah oleh Bapak Gubernur Sumatera Barat pada beberapa Kabupaten/Kota pelaksana SL-PTT di Sumatera Barat; 3)

Produktivitas displai VUB padi sawah untuk VUB Inpari 21-Batipuah

51,20-88,00 kw/ha, Inpari 13 62,00 ku/ha, Inpari 17 64,00 kw/ha dan Inpari Sidenuek dengan produktivitas 58,00 kw/ha; 4) Untuk displai VUB

jagung produktivitasnya untuk Bima 5 berkisar antara 82,70- 94,00 kw/ha, Bima 6 dengan kisaran 66,50-94,00 kw/ha, Bima 14 kisaran

produktivitas antara 79,00-98,00 dan STJ 01 antara 79,70-83,00 kw/ha, sedangkan untuk demfarm kedelai produktivitas Grobogan berkisar

antara 25,00-25,70 kw/ha, Anjasmoro antara 21,40-23,60 kw/ha dan

Argomulyo antara 22,60-27,80 kw/ha; dan 5) Telah dilakukan pelatihan untuk PPL/THL/POPT serta SL pada kelompok tani dan pendistribusian

media cetak untuk Dinas Pertanian, Bakorluh tingkat Provinsi dan Kabupaten serta BPP, UPTD dan PPL pelaksana kegiatan SL-PTT.

2.1.12. Percepatan Adopsi Inovasi Teknologi Integrasi Sapi dengan Kakao Melalui Diseminasi Multi channel Mendukung Prgram PSDSK dan GPP di Sumatera Barat. Penelitian dilakukan untuk meningkatkan adopsi inovasi teknologi integrasi sapid an kakao,

meningkatkan berat badan sapid an mengurangi biaya pakan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa : 1) Rata-rata peningkatan adopsi inovasi teknologi yang diintroduksikan kepada petani adalah sebesar

55,56 persen; 2) Dengan penggunaan kulit buah kakao sebagai pakan sapi dapat mengurangi biaya pakan sebesar Rp. 3.500/hari/ekor sapi,

dan 3) Pertambahan rata-rata bobot sapi setelah pemberian pakan

Page 50: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

39

fermentasi kulit buah kakao rata-rata 0,89 kg/hari/ekor. Disarankan

pupuk kompos dan urin hasil pengolahan limbah kotoran sapi dapat

digunakan oleh anggota kelompok tani untuk pemupukan tanaman kakao.

2.1.13. Pengelolaan, Pelestarian dan Pemanfaatan Sumberdaya

Genetik Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Spesifik Sumatera Barat. Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Pertanian Lokal Sumatera Barat terdiri dari 4 Sub kegiatan

yaitu: 1) Eksplorasi, koleksi, dan karakterisasi varietas padi local, 2) Inventarisasi sumber daya genetik tanaman local non pad, 3) Penguatan

kebun koleksi, dan 4) Pembentukkan Komisi Daerah (Komda) Sumber

Daya Genetik Sumatera Barat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menginventarisasi, mengeksplorasi dan mengkoleksi tanaman local

Sumatera Barat. Hasil kegiatan diperoleh bahwa eksplorasi, dan koleksi yang telah dilakukan di empat Kabupaten menghasilkan 41 koleksi

(varietas lokal) padi gogo dan 24 koleksi (varietas lokal) padi sawah. Kabupaten Pasaman Barat merupakan asal koleksi padi gogo yang

paling banyak ditemukan (65%), disusul Kabupaten Solok Selatan

(26%) dan Sijunjung (9%). Hal ini diduga sesuai dengan luasan pertanaman padi gogo yang masih bertahan di empat kabupaten yang

diekplorasi tersebut. Sedangkan untuk padi sawah banyak ditemukan di Kabupaten Sijunjung, sebanyak 48 %. Untuk kegiatan kedua, didapat

bahwa jenis tanaman yang terinventaris di lahan pekarangan dari tiga

Kabupaten sangat bervariasi, diantaranya adalah tanaman buah, hias, obat, sayur, pangan dan rempah. Namun jenis tanaman hias, buah dan

obat lebih mendominasi dibandingkan lainnya. Dominasi jenis tanaman berkisar antara 3-46% sedangkan dominasi individu berkisar antara 3-

55%, dimana tanaman hias mempunyai nilai dominasi tertinggi baik jenis maupun total tanamannya. Sedangkan tingkat kepadatan tertinggi

terdapat pada Kab. Agam dan diikuti oleh Kab. Solok pada tanaman hias

(0.301 dan 0.224 ind/m2). Sedangkan kemiripan struktur daerah berdasarkan spesies yang ada di pekarangan rumah, ditunjukkan pada

komoditas pangan (keladi, singkong dan ubi jalar) dan rempah (jahe, kunyit, ruku-ruku dan serai). Pembentukkan Komda SDG Sumatera

Barat telah diinisiasi dan telah menghasilkan susunan pengurus.

2.1.14. Analisis Kebijakan Program Gerakan Pensejahteraan Petani

(GPP) Sumatera Barat. GPP merupakan salah program terobosan Pemerintah Sumatera Barat yang telah berjalan selama tiga tahun.

Jumlah rumahtangga petani miskin yang telah difasilitasi pengembangan

usaha produktif meliputi padi, jagung, buah-buahan, kakao, karet, kopi, sapi, kambing, ayam, itik, ikan, usaha pekarangan, jamur tiram, lebah

madu dan tanaman kayu, sampai tahun 2012 berjumlah 372 Poktan dan 7.440 RTP. Pembinaan terhadap poktan/petani pelaksana GPP

belum intensif dan masih bersifat parsial (subsector/sektoral) dan

Page 51: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

40

pendampingan oleh penyuluh belum memaknai masud dan tujuan

sebuah gerakan. Jumlah usaha rumahtangga telah meningkat dari 2-3

jenis menjadi 3-5 jenis usaha perumahtangga dan jam kerja meningkat dari 3,5-4,0 jam per hari menjadi 4,0-5,0 jam per hari. Sistem integrasi

tanaman-ternak dan atau ikan belum terlaksana dengan dan beragam antar poktan dan petani. Optimalisasi pemanfaatan lahan juga belum

diperhatikan, umumnya lahan kebun padat tanpa memperhatikan jarak

tanam terutama tanaman kakao. Peran penyuluh untuk mendampingi penerapan teknologi adaptif juga masih lemah. Usaha yang

dikembangkan menunjukkan keberhasilan dengan indikator meningkatan produktifitas padi sawah, tumbuh baiknya tanaman buah-

buahan, perekebunan, dan ternak sapi sudah mulai melahirkan.

Sebagian Poktan GPP masih lemah dengan berbagai kendala baik faktor SDM, kelembagaan dan pengelolaan usaha serta penerapan teknologi.

Rekomendasi dari kegiatan ini adalah Sistem pembinaan terpadu perlu dilakukan guna memotivasi petani melakukan sistem integrasi usaha

dan tidak memandang bahwa fasilitasi usaha yang diberikan merupakan satu paket bukan menjadi tanggung jawab setiap SKPD/lembaga/swasta

yang telah memfasilitasi. Sistem pengelolaan usaha agar

memperhatikan (a) aspek integrasi antar usaha; (b) Optimasi lahan; (c) Penataan tanaman yang mengarah pembentukan kawasan dengham

memperhatikan aspek keindahan (asri); (d) penerapan teknologi adaptif sesuai kondisi setempat dibawah bibingan penyuluh pendamping;

Kapasitas IPTEK penyuluh pendamping perlu ditingkatkan sesuai dengan

dinamika inovasi teknologi agar sistem usahatani menjadi efisien dan berkembang; Fasilitasi usaha kepada petani sasaran agar

memperhatikan: (a) aspek ketahanan pangan rumahtangga tani; (b) Mampu memberikan pendapatan dalam jangka pendek (mingguan,

bulanan atau musiman) dan tidak selalu harus diselaraskan untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan; (c) Memberikan

pendapatan jangka panjang dan berkelanjutan serta pendapatan yang

bisa diperloeh sesuai kebutuhan insidentil seperti ternak sapi.

2.1.15. Model Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani Jagung Ramah Lingkungan Dengan Pendekatan Dynamics System di Sumatera Barat. Arah pembangunan pertanian daerah ke depan

adalah menjadikan sektor pertanian sebagai lapangan kerja yang mampu bersaing dengan lapangan kerja sektor informal maupun formal

yang ada. Upaya itu dapat dilakukan dengan menata sistem usaha agribisnis dengan pendekatan kawasan dan ramah lingkungan, menata

kelembagaan petani, Lembaga keuangan mikro dan kelembagaan pasar

untuk menggerakkan usaha produktif serta didukung layanan terpadu berkelanjutan oleh Pemerintah Daerah. Program pembangunan

ekonomi dilakukan secara sinergi antar dinas/instansi terkait dengan memperhatikan keseimbangan pasar. Untuk itu system modeling

Page 52: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

41

dinamis diharapkan mampu merumuskan program aksi (DAP) yang

efektif dan efisien dalam mencapai sasaran yang ditargetkan.

Teknik produksi jagung pada 7 kawasan penghasil jagung utama sudah cukup baik. Produktifitas rata-rata relatif tinggi, tahun 2012 mencapai

6,55 t/ha. Hal ini dicapai karena 95% petani sudah menggunakan benih hibrida, adopsi pemupukan sesuai anjuran 70%, populasi tanaman 80%,

smentara gangguan OPT relatif sangatrendah begutu juga kehilangan

hasil pascapanen juga relatif tidak ada karena sudah menggunakan alat pemipil yang baik. Pada tahun 2012, produksi jagung dalam provinsi

belum mampu memenuhi kebutuhan dalam provinsi terutama untuk pakan ternak ayam, konsumsi langsung manusia dan kebutuhan bahan

baku industri makanan skala rumahtangga. Tanpa ada kebijakan khusus

memacu petumbuhan produksi, hasil simulasi menunjukkan bahwa tahun 2013 swasembada bisa terpenuhi, namun target produksi 1 juta

ton sampai tahun 2020 belum tercapai. Target produksi 1 juta bisa dicapai dengan bila ada kebijakan peningkatan luas panen. Luas panen

merupakan titik ungkit menuju target 1 juta ton, sementara peningkatan produktifitas melalui perbaikan faktor produksi (benih hibrida,

pemupukan, dan lainnnya) tidak lagi sensitif untuk meningkatkan

produksi. Guna meningkatkan luas panen, IP harus ditingkatkan karena luas lahan jagung terbatas (40.000 ha). Bila semua areal tanam jagung

mapan ditingkatkan IP menjadi 250, maka luas panen maksimum hanya 100.000 ha dan ditambah 8.000 ha lahan baru untuk menambah luas

panen 20.000 ha dengan total 120.000 ha, maka pada tahun 2018

target produksi 1 juta ton tercapai. Bila bersaman dengan peningkatan luas panen, adopsi pemupukan, benih hibrida dan faktor lainnya

ditingkatkan ke arah optimal dan OPT terkendali maka target produksi 1 juta ton akan tercapai lebih cepat yaitu tahun 2015. Langkah kebijakan

kearah pencapai target harus dimulai tahun 2014.

Page 53: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

42

SIMULASI (Skenario I)

Gambar 7. Gambaran perkembangan produksi dan total permintaan jagun dengan

menggunakan Skenario I

SIMULASI (Skenario II)

Gambar 9. Gambaran perkembangan produksi dan total permintaan jagung dengan

menggunakan Skenario II

2.1.16. Identifikasi Wilayah Pengembangan VUB Padi Sawah di Sumatera Barat. Berdasarkan atas sebaran Varietas Unggul Padi Badan Litbang Kementan tahun 2012 diketahui bahwa saat ini terdapat 68 varietas

unggul baru (VUB) pada Badan Litbang yang eksis dilapangan. Untuk

Page 54: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

43

Provinsi Sumatera Barat dengan masayarakatnya preferen terhadap rasa

nasi pera (kadar amilosa >25%) saat ini masih banyak menanam

varietas unggul padi sawah seperti: PB-42, Cisokan, IR-66, Batang Piaman, Logawa, Inpari 12, Inpari 21-Batipuah dan beberapa varietas

unggul lokal seperti Anak Daro, Junjuang, Kuriek Kusuik, Caredek Merah dan Saganggam Panuah, serta beberapa varietas dengan rasa pulen

seperti: IR 64, Ciherang, Mekongga dan Inpari 13. Hal ini menunjukkan

eksistensi varietas unggul padi pada wilayah tersebut sangat berkaitan dengan kesesuaian agroekosistem wilayah dimana VUB tersebut

berkembang dan diterimanya VUB sesuai dengan adat dan budaya masyarakat setempat. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa: 1)

VUB padi sawah preferensi bagi masyarakat Sumatera Barat masih

didominasi oleh varietas Cisokan, IR-42, Batang Piaman, IR-64, Ciherang, serta VUB seperti Logawa, Mekongga, Inpari 13, Inpari

Sidenuk dan Inpari 21-Batipuah dan beberapa varietas unggul lokal seperti: Anak Daro, Junjuang, Kuriek Kusuik dan Saganggam Panuah

untuk sawah dataran tinggi; 2) VUB berkembang sesuai preferensi dan sosial budaya masyarakat Sumbar dengan rasa pera atau kandungan

amilosa >25%; 3) Beberapa aspek teknis VUB diinginkan masyarakat

Sumbar antara lain: tahan hama wereng coklat dan penyakit tungro dan blas, produktivitas tinggi, serta umur pendek (105-110 hss), dan 4)

Adopsi inovasi teknologi VUB dan penggunaan benih bermutu memperlihatkan tingkat adopsi tertinggi dibandingkan inovasi teknologi

PTT lainnya.

Page 55: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

44

2.1.17. PENGELOLAAN INSTALASI PENGKAJIAN

Pengelolaan KP Bandar Buat Kebun Percobaan Bandar Buat merupakan salah dari tiga kebun

percobaan dilingkup Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatara Barat yang terletak pada agroekosistem dataran rendah beriklim basah

dengan elevasi 50 M dari permukaan laut. Luas KP Bandar Buat 1,20 ha

yang terdiri dari lahan sawah irigasi 0,20 ha, lahan kering 0,35 ha dan 0,65 ha merupakan kantor/mes/gudang. Sesuai dengan fungsinya

kebun percobaan, Kebun Percobaan Bandar Buat telah melaksanakannya untuk kegiatan penelitian dan pengkajian (litkaji),

konservasi ex-situ sumber daya genetik (SDG), produksi benih sumber,

show window inovasi teknologi. Tahun anggaran 2013 telah dilaksanakan kegiatan Pengelolaan Kebun Percobaan, Penampilan hasil

Kuriek Kusuik, Saganggam PanuahKab. Pasaman Barat:

Ciherang, IR-64, Btg. Piaman, Situbagendit, IR-42, Cisikan, IR-66, Batang Lembang, Inpari 12,

Inpari 13, Mekongga

Kab. Agam: Btg Piaman, IR-64, Ciherang, Logawa, Anak Daro, IR-42, Cisokan, Inpari 12, Inpari 21-Batipuah,

Kab. Pasaman: Inpari 13, Ciherang, Mekongga,

Situbagendit, IR-64, Cisokan, IR-66, IR-42, Inpari 12, Inpari 21-Batipuah,

Inpari Sidenuk

Kab. Limapuluh Kota: Junjuang, Btg. Piaman, Logawa, IR-

66, Inpari 21-Batipuah

Kota Payakumbuh: Junjuang, Btg. Piaman,

Inpari 21-Batipuah

Kab. Padang Pariaman:

Cisokan, IR-42, Btg. Piaman,

Anak Daro, Inpari 21-Batipuah

Kota Pariaman: Anak Daro, Btg Piaman,

IR-42

Kota Padang: IR-42, Cisokan, Inpari 21-

Batipuah

Kab. Solok: Cisokan, IR-42,

Btg. Piaman, Anak Daro, Junjuang, Inpari 21-Batipuah

Kab. Sijunjung : Btg. Piaman, IR-66, Junjuang,

Cisokan, Ciherang, Inpari 21-Batipuah

Kab. Pesisir Selatan: IR-42, Cisokan, IR-

66, Ciherang, Btg. Piaman, Btg.

Lembang, Inpari 21-Batipuah

Kab. Dharmasraya: Batang Piaman, Ciherang, IR-66,

Mekongga, IR-42, Junjuang, Inpari Sidenuk, Inpara 3

Kab. Solok Selatan: Batang Piaman, Junjuang, Anak Daro, IR-42, Cisokan,

Inpari 21-Batipuah

Kab. Tanah Datar: Btg. Piaman, Anak Daro, Cisokan, IR-

64, IR-42, Junjuang, Inpari

21-Batipuah

Page 56: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

45

varietas Inpari 21 Batipuah, Inpari 12 dan Batang Piaman dalam bentuk

visitor plot telah dilakukan dan berturut-turut memberikan produksi

6,10 t/ha, 5,40 t/ha dan 6,06 t/ha, Pertumbuhan koleksi tanaman durian dan Sirsak cukup bagus dan telah dipelihara yang meliputi pemupukan

dan pembersihan dari gulma. Diperlukan penambahan Koleksi tanaman untuk mengisi kebun yang masih ada.

Untuk menjadikan kebun percobaan Bandar Buat yang nyaman dari

bencana banjir dan gangguan dari pihak luar baik binatang maupun manusia maka diperlukan pembuatan saluran irigasi yang permanen dan

pemasangan pintu gerbang masuk dan perbaikan pagar yang telah rusak.

Gambar 3. Penampilan stadia vegetatif Inpari 21 Batipuah, Inpari 12

dan Batang Piaman di Kebun Percobaan Bandar Buat, MT

2013.

Gambar 4. Penampilan bentuk gabah dan beras varietas Inpari 21 Batipuh dan Inpari 12.

Pengelolaan KP Sukarami

Dalam rangka percepatan proses alih teknologi penelitian ke

pengguna/petani diperlukan kegiatan deseminasi dan Show window

spesifik lokasi sesuai agro ekosistem yang dimiliki oleh masing-masing

Kebun percobaan lingkup BPTP. Pengelolaan instalasi pengkajian

sebagai sumber koleksi plasma nutfah tanaman dan sebagainya secara

tepat dan terarah akan menghasilkan nilai ganda yakni disamping

Page 57: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

46

sebagai penunjang PNBP, dapat pula dikembangkan secara kontiniu

yang akhirnya akan tercipta kebun-kebun percobaan yang aktif dan

mandiri. Kebun Percobaan Sukarami berbasis tanaman buah,tanaman

hias, tanaman sayuran dan Visito plot pemeliharaan sapi,untuk Menuju

Terwujutnya Kawasan Agrowisata di Kebun Percobaan KP Sukarami.

Sampai Desember 2013 tanaman alpokat, pisang dan beberapa

tanaman lainnya sudah berputik dan menghasilkan buah namun masih

sedikit karena masih tahap awal,disamping itu karena iklim atau tanah

yang kurang cocok bagi tanaman pepaya, yang menyebabkan rasa

kurang disukai oleh konsumen. Selain tanaman buah yang ditanam

sejak 2009 juga ada tanaman buah yang sudah ditanam sebelumnya

seperti durian telah mulai belajar berbuah,lengkeng Alpokat, jeruk

kasturi, ini juga karena faktor iklim dan keamanan sampai sekarang

belum juga menghasilkan.

Pada akhir Desemberi 2013 telah didapatkan sebanyak 4000 batang

strawberry. Untuk pemeliharaan dan perbanyakan beberapa jenis bunga

krisan dilakukan di rumah kasa sebelum kelapangan.

Visitor plot tanaman sayuran dan tanaman pangan telah beberapa kali

panen seperti jagung, bawang merah, ubi jalar, cabe dan telah

menghasil kan PNBP yang distorkan pada bendahara dan sebahagian

bibit disimpan untuk penanaman berikutnya.

Visitor plot pemeliharaan ternak, pemeliharaan sapi yang dilakukan sampai Desember 2013 ini adalah pemeliharaan kebun rumput seluas 1

ha dan kebun koleksi sebanyak 6 varietas penanaman/pemeliharaan tanaman leguminose turi dan lantoro. Sedangkan kegiatan di kandang

adalah pemeliharaan 3 ekor induk sapi simental dan enam ekor kambing

yang telah melahirkan dua ekor, dan pemeliharaan 20 ekor ayam jenei ayam jenis arab sebagai petelur.

Page 58: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

47

Gambar 2. Tanaman jeruk sangkis dan Sirsak di KP. Sukarami pada

Desember 2013

Gambar 6.Pertanaman Alpokat dan Sawo di KP. Sukarami pada 2013.

Gambar 7. Pertanaman salak Pondoh pada 2013

Pengelolaan KP Rambatan Pengelolaan Kebun Percobaan Rambatan Berbasis Tanaman Buah,

merupakan kegiatan tahun yang ketiga. Kegiatan pengkajian ini

beranjak dari arahan kepala Badan litbang Pertanian untuk memanfaatkan seluruh Kebun Percobaan dan pekarangan yang ada

dilingkup Badan Litbang Pertanian, baik untuk pengkajian, PNBP, maupun untuk kesejahteraan pegawai.

Kebun plasmanutfah buah-buahan KP.Rambatan dapat berpungsi

sebagai etalase dan perpanjangan tangan Badan Litbang Pertanian dalam mengkomunikasikan hasil penelitian, sehingga masyarakat

semakin merasakan dampak kegiatan Badan Ltbang Pertanian. Disamping itu aset dan penataan kebun terus terjaga dan terawat

dengan baik.

Page 59: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

48

Daerah Lokasi kebun percobaan Rambatan sangat potensial untuk

dikembangkan untuk tanaman buah-buhan dan lokasi kebun juga

sangat strategis karena berjarak hanya 5 km dari ibukota Kabupaten Tanah Datar serta barada dipinggir jalan Kecamatan yaitu Nagari

Belimbing dan Nagari Rambatan. Dengan kondisi ini diharapkan KP. Rambatan dapat dijadikan sebagai ujung tombak BPTP Sumbar di

Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya (Kab. 50 Kota, Kab. Agam dan

Kota Bukit Tinggi). Dari kegiatan tahun 2013 telah dilakukan pemeliharaan beberapa jenis

tanaman buah yaitu 1). Sirsak sebanyak 500 batang, 2).tanaman durian 50 batang, 3). tanaman manggis 8 batang dan 4). Tanaman jambu biji

20 batang dan penambahan penanaman 500 batang tanaman sirsak.

Gambar 1. Penampilan tanaman sirsak umur 2.5 tahun

Pengelolaan KP Sitiung

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan di

Sumatera Barat dan telah mampu memberi masukan devisa ke daerah dengan nilai ekspor 215 juta US$. Luas pertanaman kelapa sawit saat ini

di Sumbar mencapai 281.162 Ha yang pada umumnya dikelola oleh perkebunan rakyat dengan tingkat produktivitas tanaman masih rendah,

yaitu hanya 40–50 % dari potensi hasilnya. Permasalahan ini di sebabkan 70-80 % areal tanaman perkebunan rakyat masih

menggunakan bahan tanaman (bibit) sapuan bukan bibit bermutu.

Berdasarkan hal diatas maka perlu dilakukan penangkaran bibit bermutu dan mensosialisasikannya kepetani pengguna varietas unggul.

Penggunaan tanaman karet bermutu tinggi merupakan suatu keharusan bagi usaha perkebunan karet untuk meningkatan daya saing

produksi karet alam. Dengan demikian pengadaan batang karet

terutama batang bawah yang akan diokulasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu kebun. Bibit karet yang umum

digunakan untuk peremajaan perkebunan karet rakyat maupun swasta adalah bibit karet okulasi yang berasal dari bibit batang bawah dan bibit

batang atas yang keduanya berasal dari bibit yang jelas dan unggul.

Tanaman duku merupakan tanaman buah-buahan tropis bertipe iklim basah mengandung sumber gizi yang cukup tinggi, dalam 100 gram

Page 60: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

49

buah duku terdapat 63 kalori , 1gram protein,0,2 gram lemak dan 16,1

karbon hydrat, 18 mg vitamin C dan 82 gram air. Dengan demikian

tahun 2011 Balitbu tropika Solok berhasil menyeleksi Duku Unggul di Kab. Dharmasraya dan dikembangkan di KP Sitiung sebanyak 500

batang untuk dijadikan sumber benih. Pada tahun 2013 ini Balai Pengkajian Tenologi Pertanian BPTP (Sumbar)

di KP Sitiung telah melakukan kegiatan pembibitan 2.000 batang

tanaman kelapa sawit dan 15.000 batang tanaman karet batang bawah klon PB 260, satu hektar tanaman jeruk Keprok Madura dan 0,5 hektar

tanaman kacang tanah varietas Singa serta satu unit (0,5) hektar kebun induk duku. Karena pemesanan bibit kelapa sawit ke PPKS Medan harus

melalui prosedur dan antrian maka bibit kelapa sawit baru dapat

dilakukan pada bulan Juli 2013 dan lansung dilakukan pembibitan awal (Pre nursery) dan baru dapat dipindahkan ke polybag besar bulan

Oktober 2013. Saat pembuatan laporan ini bibit sawit berada dipersemaian utama

berumur 3 bulan dan telah mempunyai daun rata-rata 6,67 lembar. Hasil pengamatan persentase pertumbuhan bibit sawit di persemaian

cukup baik (96 %) artinya dari 2.000 kecambah yang ditanam, tumbuh

baik 1920 batang bibit normal. Kegiatan pembibitan batang bawah karet dilaksanakan lebih awal (April

2013) dimana dari 20.000 biji karet yang ditanam yang berasal dari Puslit karet Sungai Putih Medan berhasil dipindahkan kelapangan dan

diharapkan minimal mendapat 15.000 bibit batang bawah dan terseleksi

serta memenuhi syarat untuk dijadikan bibit okulasi. Dimana saat ini pertumbuhannya cukup baik dan rata-rata telah

mencapai ketinggian 159 cm diatas permukaan tanah dan telah mempunyai lingkaran batang rata-rata 5,4 cm, dengan telah dimulainya

pembibitan kelapa sawit dan pembibitan batang bawah karet dan juga penanaman jeruk Keprok Madura serta kacang tanah varietas Singa,

duku unggulan Dharmasraya di KP Sitiung pada tahun 2013 diharapkan

ada beberapa mamfaat yang diperoleh oleh pihak BPTP Sumbar (KP Sitiung) sebagai sumber penghasil PNBP, dan oleh petani perkebunan,

petani pangan sebagai sumber penyediaan bibit tanaman unggul.

Gambar 3. Peragaan bibit sawit pada umur 3 bulan pada main nursery

yang sudah dijarangkan (kiri) Pohon sawit dalam polybag

yang siap salur / tanam (kanan)

Page 61: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

50

Gambar 5. Pertumbuhan bibit karet dipersemaian pada stadia pancing

(kiri) Pertumbuhan bibit karet dipersemaian awal untuk

dipidah ke lokasi pembibitan II ( kanan)

Pengelolaan Labor Diseminasi

Kegiatan Pengelolaan Labor Diseminasi (Labdis) Padang bertujuan untuk: (1) Memanfaatkan lahan Laboratorium Diseminasi Padang

dengan pengembangan pembibitan 10 jenis tanaman hias, serta penanaman dan pemeliharaan 25 jenis plasma nutfah buah-buahan

unggul nasional maupun spesifik lokasi Sumatera Barat; (2)

Menyediakan informasi inovasi teknologi pertanian dalam bentuk display. Kegiatan dilaksanakan di Lahan Labor Diseminasi Padang pada

bulan Januari sampai Desember 2013. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari: (1) Memelihara dan memperbanyak 10 jenis tanaman hias, yaitu:

anggrek, anthurium, philodendron, aglaonema, sensiviera, bromelia, adenium, pucuk merah, jamaikadan Raphis excelsa ; (2) Memelihara

25 jenis plasma nutfah tanaman buah-buahan yang sudah ditanam pada

tahun 2009-2012; (3) Menanam 20 batang bibit buah-buahan pada lahan yang masih kosong dan pot drum; (4) Menyediakan materi

informasi dalam bentuk display sebanyak 3(tiga) judul. Sampai akhir Desember 2013 telah dilakukan Telah dilakukan pemeliharaan terhadap

10 jenis tanaman hias sehingga telah berkembang dari 705 pot tanaman

remaja dan dewasa serta 131 anakan pada akhir tahun 2012 menjadi 882 pot tanaman dewasa dan 50 pot anakan pada akhir Desember

2013. Sebanyak 25 jenis atau 143 batang tanaman buah-buahan unggul telah dipelihara secara rutin. Beberapa tanaman telah berbuah

namun beberapa tanaman masih belum menunjukkan perkembangan

yang optimal karena sebagian besar lahan masih sering tergenang air. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat yang berkunjung ke

Labor Diseminasi tentang Laboratorium Diseminasi Padang dan BPTP Sumbar, telah dicetak 3 (tiga) judul display, yaitu: (1) Tugas dan Fungsi

Labor Diseminasi Padamng sesuai dengan SK Kepala Badan Litbang Pertanian No. 96/Kpts/HK.060/I/8/08; (2) Visi, Misi, Mandat dan Tugas

BPTP Sumbar serta (3) Kegiatan Utama BPTP Sumbar 2013. Dengan

adanya kegiatan ini maka kebersihan, dan keindahan pekarangan Labor Diseminasi Padang menjadi lebih baik. Disamping itu juga memberikan

Page 62: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

51

manfaat sebagai tempat mempertahankan kekayaan plasmanutfah

tanaman hias dan buah-buahan yang selanjutnya dapat pula sebagai

etalase Badan Litbang Pertanian dalam mengkomunikasikan hasil penelitian.

Gambar 1. Sebagian koleksi tanaman hias Labor Diseminasi Padang

Gambar 2. Beberapa koleksi plasma nutfah buah-buahan

Page 63: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

52

3. GELAR TEKNOLOGI HARI PANGAN SEDUNIA (HPS) XXXIII

Pada tahun 2013, peringatan HPS ke-33 secara nasional akan dilaksanakan di Padang, Sumatera Barat. Salah satu kegiatan yang

akan dilaksanakan adalah Gelar Teknologi Pertanian, yang tidak lain

adalah media alih pengetahuan dan teknologi secara langsung kepada pengguna. Gelar teknologi pertanian pada HPS ke-33 diharapkan benar-

benar dimanfaatkan oleh masyarakat/petani sebagai upaya meningkatkan produksi guna menjawab ketersediaan pangan dan

menekan kelaparan. Lahan pertanian yang masih luas harus

dimanfaatkan dengan penerapan teknologi tepat guna, sehingga produksi dan pendapatan petani terus meningkat, yang pada gilirannya

meningkatkan kesejahteraan. Secara khusus pada Gelar Teknologi HPS ke-33 akan ditampilkan Konsep Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari (M-KRPL) yang diharapkan berdampak langsung kepada

maysarakat. Di samping itu juga inovasi teknologi pertanian terkait dengan pembangunan pertanian ramah lingkungan dan lestari,

khususnya pengembangan Kawasan Pangan Lestari sumber karbohidrat dan sumber protein hewani.

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Gelar Teknologi dalam rangka peringatan HPS ke-33 tahun 2013 di Sumatera Barat adalah

Melaksanakan diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengkajian pertanian

langsung kepada pengguna; Mengenalkan Konsep Model Rumah Pangan Lestari terintegrasi yang didukung oleh Kawasan Pangan Lestari sebagai

sumber karbohidrat dan protein hewani kepada masyarakat; dan Menggugah masyarakat untuk dapat mengaplikasikan inovasi teknologi

pertanian dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Inovasi teknologi yang ditampilkan mendukung peringatan Hari Pangan Sedunis ke 33 di Padang Sumatera Barat dibagi dalam empat bentuk

peragaan, yaitu Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-KRPL) terdiri dari m-KRPL Strata 2, m-KRPL Strata 3, m-KRPL Strata 4. Masing-

masing m-KRPL menampilkan berbagai inovasi teknologi budidaya tanaman dan komoditas unggulan disesuaikan dengan karakteristik luas

pekarangan. Selain itu juga dipresentasikan integrasi tanaman, ternak

dan ikan. Kawasan Pangan Lestari (KPL) untuk sumber pangan dan karbohidrat berbasis beras dan no beras seperti ubi jalar, jagung, dan

kacang-kacangan, serta dilengkapi pula dengan aneka tanaman Biofarmaka dan SDG pangan lokal. Kawasan Pangan Lestari (KPL) untuk

sumber protein hewani. Inovasi teknologi yang ditampilkan meliputi pola

budidaya ternak sapi dan kambing ramah lingkungan yang disertai dengan aneka ragam tanaman pakan ternak pendukung dan rumah

kompos. Saung Agro inovasi dan Pasar tani, menyajikan inovasi Badan Litbang Pertanian dalam berbagai media (tercetak dan elektonik) dan

produk agroinovasi dan dikemas dalam tema hulu-hilir.

Page 64: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

53

Gambar 8. Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudoyono berserta Ibu Ani

Yudoyono memberikan apresiasi saat mengunjungan Gelar Teknologi.

Page 65: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

45

III. SUMBERDAYA PENELITIAN

3.1. PROGRAM DAN ANGGARAN

Perencanaan dan program kerja BPTP Sumatera Barat ditangani oleh satu lembaga internal non eselon yang dikoordinir oleh seorang koordinator. Bagian

ini mempunyai tugas sebagai penyusun rencana pengkajian dan diseminasi serta

rencana kebutuhan sarana dan prasarana penunjang beserta penganggaran keuangannya. Struktur Perencanaan, Program BPTP Sumatera Barat dalam SK

Balai tahun 2013 disebut dengan nama Koordinasi Program dengan struktur organisasi sebagai berikut :

Koordinator Program : Ir. Azwir K, MSi

Staf Program : Rum Herayitno

Sumilah, SP Jefrey M. Muis, SPt

Untuk lebih meningkatkan kinerja program Balai yang dibentuk maka pada

tahun 2013 kepala Balai melengkapi dengan tim program Balai yang terdiri dari

kepala-kepal unit kerja dilingkungan BPTP Sumbar sesuai dengan SK Kepala Balai No. 001/OT.140/I.12.3/01/2013 tugas pokok dan fungsi Koordinator

program adalah sebagai berikut :

1. Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kegiatan pengkajian dan

diseminasi 2. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program pengkajian dan

diseminasi 3. Melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran pengkajian dan

diseminasi 4. Mengumpulkan dan mengolah bahan usulan program untuk pembuatan

Sistem Informasi Manajemen Program (SIMPROG) dan Anggaran.

Tabel 9. Judul dan penanggung jawab kegiatan litkaji dan diseminasi BPTP

Sumatera Barat tahun 2013

No. JUDUL RPTP/RDHP PENANGGUNG JAWAB

(1) (2) (3)

1.

Pengelolaan Plasma Nutfah

Tanaman Padi, Cabe dan Jeruk Spesifik Sumatera Barat

Dr. Ir. Abdul Azis Syarif, MS

2. Uji Adaptasi Galur Harapan Padi Sawah Preferensi Konsumen

Sumatera Barat Pada Dataran

Rendah dan Tinggi

Ir. Syahrul Zen

Page 66: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

46

3. Kajian Perbaikan Teknologi Budidaya Padi Di Lahan Sawah Bukaan Baru

Mendukung P2BN Sumatera Barat

Ir. Ismon L, MS i

4. Kajian Teknologi Pengolahan Beras dari Ubi (RASBI) Mendukung

Program Diversifikasi Pangan

Ir. Kasma Iswari, MSi

5. Kajian Sistem Panen Padi Sawah Dalam Menekan Susut Hasil

Ir. Harnel, MSi

6. Kajian Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Melalui Perbaikan Teknologi

Spesifik Sumatera Barat (Salibu)

Ir. Erdiman

7. Penyusunan Peta AEZ di Sumatera Barat

Ir. Winardi, MS

8. Kajian Pengembangan Pakan Sapi

Berbasis Sawit Mendukung Integrasi Sapi Sawit di KP Sitiung Sumbar

Prof. Abdullah M. Bamualim

9. Kajian Teknis dan Ekonomis Serta

Pengembangan Alat Tanam Bibit Padi Manual Di Sumatera barat

Ir. Harnel, MSi

10. Evaluasi Program SLPTT Padi Sawah

Terhadap Peningkatan Produksi Beras di Sumbar

Ir. Rifda Roswita, MSi

11. Percepatan Adopsi Inovasi Teknologi Integrasi Sapi dengan Kakao Melalui

Diseminasi Multi Chanel Mendukung

Program PSDSK dan GPP di Sumbar

Dr. Ir. Nusyirwan Hasan,

MSc

12. Pengelolaan, Pelestarian dan

Pemanfaatan Sumberdaya Genetik

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Spesifik Sumatera Barat

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc

13. Analisis Kebijakan Program Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP) Di

Sumbar

Ir. Nasrul Hosen, MS

14. Diseminasi Inovasi Teknologi dan Jaringan Umpan Balik ( Tek. Pakan

ternak, Tek. Tan. Perkebunan, Tek.

Tan. Pangan dan Tek. Tan. Horti)

Ir. Ismon L, MSi

15. Model Pengembangan Pertanian

Pedesaan Melalui Inovasi (MP3MI) Ir. Edy Mawardi, MP

16. Implementasi dan Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan

Lestari Pada 18 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc

17. Koordinasi Penyiapan dan

Pendampingan kegiatan Hari Pangan Dr. Ir. Hardiyanto, MSc

Page 67: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

47

Anggaran BPTP Sumatera Barat tahun 2013 telah disusun dan

dikoordinasikan dengan instansi vertikal yaitu Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), Badan Litbang

Pertanian dan Kementerian Pertanian. Anggaran BPTP Sumatera Barat Tahun 2013 sebesar Rp. 25.362.537.000. yang terdiri dari;

Sedunia (HPS) XXXIII

18. Pendampingan SL-PTT Padi, Jagung, Kedelai dan Katam di Sumatera Barat

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc

19. Penerapan Inovasi Teknologi

Budidaya dan Pasca Panen Kakao Dalam Mendukung Gernas Kakao

Ir. Azwir K, MSi

20. Penerapan Inovasi Teknologi Sapi

Potong Di Lokasi SMD Mendukung PSDS/K

Dr. Ir. Wirdahayati, MSc

21. Pendampingan Pengembangan Kawasan Hortikultura Di Sumatera

Barat Melalui Perbaikan Produktivitas

dan Kualitas Jeruk Gunung Omeh, Bawang Merah, Cabe Keriting dan

Perbanyakan Benih Kentang

Ir. Irmansyah Rusli, MSi

22. Perbanyakan Benih Sumber Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan

Ratna Wulandari, SP. MSi

23. Keragaan Paket Teknologi Inovatif

Alat-alat Mesin Pertanian untuk

Mencapai dan Memperluas Peningkatan Produksi Beras

Prof. Dr. Ishak Manti, MSi

24. Pengelolaan Instalasi Pengkajian Drs. Nusyirwan, MS

25. Koordinasi dan Pendampingan

Pelaksanaan Program Pengembangan Agribisnis Pedesaan (PUAP) di

Sumatera Barat

Ir. Nasrul Hosen, MS

26. Penyusunan Program, Koordinasi,

Evaluasi Ir. Azwir K, MSi

27. Peningkatan Kapasitas Institusi Bidang Ketata Usahaan dan

Pengembangan Sarana dan

Prasarana

Ir. Artuti AM, MS

28 Perpustakaan digital dan data

informasi, pelayanan laboratorium

dan kerjasama pengkajian, pengembangan dan hasil litbang

Ir. Ismon L, MSi

Page 68: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

48

Anggaran dan Realisasi Dalam melaksanakan tupoksinya BPTP sebagai unit pelaksana teknis

dibidang pengkajian Teknologi Pertanian di Wilayah Sumatera Barat, pada tahun 2013 tersedia dana Rp25.362.537.000. Berikut disajikan

data Realisasi anggaran selama tahun 2013 (Tabel 10)

Tabel 10. Realisasi Anggaran DIPA Satker BPTPSumatera Barat TA

2013

Kode Jenis BLJ.

Uraian Jenis

Belanja

Anggaran

Realisasi Belanja

(%)

51 52

53

Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Modal

14.052.704.000 9.119.533.000

2.190.300.000

13.002.805.595 8.974.383.756

2.167.632.130

92,53 98,41

98,97

Jumlah

25.362.537.000

24.144.821.481

96,02

Realisasi belanja pegawai TA 2013 dan TA 2012 adalah masing-masing sebesar Rp.13.002.805.595,- dan Rp.12.670.250.695,-. Kenaikan

realisasi belanja pegawai antara lain disebabkan adanya kenaikan belanja tunjangan fungsional. Rincian belanja pegawai disajikan dalam

tabel berikut ini:

Page 69: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

49

Tabel 11. Perbandingan Belanja Pegawai TA 2013 dan TA 2012

Realisasi Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012 adalah masing-masing

sebesar Rp.8.974.383.756,- dan Rp.8.547.613.560,-. Kenaikan realisasi Belanja Barang sebesar 4,99 persen antara lain disebabkan kenaikan

belanja barang keperluan kantor, honor operasional satker, operasional

lainnya, bahan, honor output kegiatan, non operasional, listrik, air, sewa, dan pemeliharaan. Rincian Belanja Barang disajikan dalam tabel

12.

Page 70: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

50

Tabel 12. Perbandingan Belanja Barang TA 2013 dan TA 2012

Uraian TA 2013 (Rp) TA 2012 (Rp) Naik/(Turun) %

Belanja keperluan kantor 557.326.390 547.696.050 9.630.340 1,76

Belanja penambah daya tahan tubuh 31.800.000 36.000.000 (4.200.000) (11,67)

Belanja Pengiriman surat dinas pos pusat - 4.756.780 (4.756.780) (100,00)

Belanja Honor operasional satker 159.735.000 145.800.000 13.935.000 9,56

Belanja barang operasional lainnya 144.466.000 81.511.500 62.954.500 77,23

Belanja bahan 2.382.438.960 2.134.216.286 248.222.674 11,63

Belanja honor output kegiatan 845.221.200 770.775.200 74.446.000 9,66

Belanja barang non operasional lainnya 584.321.600 474.797.880 109.523.720 23,07

Belanja Langganan listrik 179.415.460 142.663.175 36.752.285 25,76

Belanja langganan telpon 14.300.572 16.803.962 (2.503.390) (14,90)

Belanja langganan air 12.880.700 12.604.600 276.100 2,19

Belanja jasa konsultan 38.923.200 43.649.400 (4.726.200) (10,83)

Belanja sewa 149.400.000 1.000.000 148.400.000 14.840,00

Belanja jasa profesi 12.400.000 25.000.000 (12.600.000) (50,40)

Belanja pemeliharaan gedung dan bangunan 479.999.854 473.524.256 6.475.598 1,37

Belanja pemelihaaraan gedung dan bangunan lainnya - 29.293.000 (29.293.000) (100,00)

Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin 311.548.100 313.542.650 (1.994.550) (0,64)

Belanja pemeliharaan lainnya - 7.485.000 (7.485.000) (100,00)

Belanja perjalanan biasa 1.168.796.120 3.286.493.821 (2.117.697.701) (64,44)

Belanja perjalanan lainnya 1.909.810.600 - 1.909.810.600 -

Realisasi Belanja Bruto 8.982.783.756 8.547.613.560 435.170.196 5,09

Pengembalian Belanja 8.400.000 - 8.400.000 -

Realisasi Belanja Neto 8.974.383.756 8.547.613.560 426.770.196 4,99 Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan TA 2012 adalah masing-masing sebesar Rp.2.167.632.130,- dan Rp. 435.113.500,-. Kenaikan realisasi

Belanja Modal sebesar 398,18 persen disebabkan belanja modal gedung

dan bangunan serta belanja modal peralatan dan mesin. Rincian Belanja Modal disajikan dalam Tabel 13.

Page 71: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

51

Tabel13. Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2013 dan 2012

(Rp) %

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1.246.359.000 95.034.500 1.151.324.500 1.211,48

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 901.277.000 340.079.000 561.198.000 165,02

Belanja Modal lainnya 19.996.130 - 19.996.130 -

Realisasi Belanja Bruto 2.167.632.130 435.113.500 1.732.518.630 398,18

Pengembalian Belanja - - - -

Realisasi Belanja Neto 2.167.632.130 435.113.500 1.732.518.630 398,18

Uraian TA 2013 (Rp) TA 2012 (Rp)Naik/(Turun)

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp.327.586.978,-atau mencapai 198,062% dari estimasi

pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.165.397.000,-.Keseluruhan

Pendapatan Negara dan Hibah BPTP Sumatera Barat adalah merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari pendapatan fungsional dan

umum. Pendapatan fungsional berasal dari pendapatan penjualan hasil pertanian, pendapatan penjualan hasil peternakan, pendapatan jasa

lainnya (jasa pengujian pupuk). Pendapatan umum berupa sewa tanah

gedung dan bangunan, pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah, dan pendapatan lain-lain.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Target PNBP BPTP TA 2013 terdiri dari penerimaan fungsional dan

penerimaan umum (Tabel 14)

Tabel 14. Rincian Estimasi Pendapatan dan realisasi PNBP TA 2013

No Uraian Estimasi

Pendapatan Realisasi %

1 Pendapatan dari Pengelolaan BMN (pemanfaatan dan Rp 158.500.000 Rp 271.391.324 171,22

Pemindahtanganan) serta pendapatan dan penjualan

2 Pendapatan jasa Rp 6.897.000 Rp 35.175.000 510,00

3 Pendapatan Lain-lain Rp - Rp 21.020.654 -

Jumlah Rp 165.397.000 Rp 327.586.978 198,06

SUMBERDAYA MANUSIA

Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia menjadi yang sangat penting dalam mengoptimalkan Pelayanan Prima di BPTP Sumatera Barat,

sehingga transfer knowledge, pelatihan dan pembinaan menjadi prioritas utama

dalam rangka memperbaiki pelayanan BPTP Sumatera Barat. Perencanaan dan Pengembangan Pegawai merupakan pondasi dalam mencapai tujuan organisasi.

Oleh karena itu, kredibilitas BPTP Sumatera Barat sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam mengatasi berbagai perubahan dan permasalahan

sehingga mampu menyediakan pelayanan publik yang dapat memuaskan para stakeholder.

Page 72: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

52

Peningkatan Kemampuan SDM Lingkup BPTP Sumatera Barat

a. Kondisi dan Keragaman SDM

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat pada akhir tahun 2013 mengelola 184 pegawai yang tersebar di 4 Kebun Percobaan dan 2

Labor. Menurut jenjang pendidikan masih didominasi oleh tingkat SLTA sebesar 49,73%, S1 sebesar 25,67%, S2 sebesar 16,04%, SLTP/SD sebesar 3,74%, S3

sebesar 3,20% dan D3 sebesar 1,60% (Tabel 15)

Tabel 15. Keragaan SDM Lingkup BPTP Sumatera Barat Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah(orang) Persentase (%)

1 S3 6 3,20

2 S2 30 16,04

3 S1 48 25,67

4 D3 3 1,60

5 SLTA 90 49,73

6 SLTP/SD 7 3,74

Jumlah 184 100

Jabatan fungsional di BPTP didominasi oleh jabatan fungsional peneliti dan

jabatan fungsional penyuluh pertanian. Pada tahun 2013 jumlah jabatan fungsional peneliti mencapai angka 31(Tabel 16). Jumlah jabatan peneliti Madya

mendominasi jabatan fungsional penelit. Kebijakan Badan Litbang Pertanian dan Balai Besar Pengkajian saat ini secara bertahap mulai mengarahkan dan

memfasilitasi calon peneliti untuk segera menjadi pejabat fungsional peneliti melalui pembinaan, pendidikan dan pelatihan dasar fungsional yang wajib diikuti

oleh para calon pejabat fungsional peneliti.

Tabel 16. Keragaan Pegawai Fungsional Peneliti Lingkup BPTP,2013

No Jenjang Jabatan Fungsioanal Tahun

2012 2013

1 Peneliti Utama 9 10

2 Peneliti Madya 14 13

3 Peneliti Muda 3 3

4 PenelitiPertama 5 5

Jumlah 31 31

Jumlah jabatan fungsional penyuluh menempati urutan kedua setelah jabatan fungsional peneliti. Pada tahun 2013 jumlah fungsional penyuluh

mencapai angka 12 (Tabel 17). Jumlah penyuluh muda mengalami penurunan

karena pensiun tahun 2012.

Tabel 17. Keragaan Pegawai Fungsional Penyuluh Lingkup BPTP, 2013

No Jenjang Jabatan Fungsioanal Tahun

Page 73: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

53

2012 2013

1 Penyuluh Pertanian Utama 0 0

2 Penyuluh Pertanian Madya 3 3

3 Penyuluh Pertanian Muda 7 7

4 Penyuluh Pertanian Pertama 2 3

Jumlah 12 12

Pada Table diatas dapat dilihat bahwa jumlah penyuluh pertanian pada tahun 2012 dan tahun 2013, didominasi oleh penyuluh pertanian Muda.

Menganalisa kondisi diatas, dapat dipastikan bahwa peningkatan kuantitas dan

kualitas jabatan fungsional terutama jabatan fungsional peneliti, penyuluh dan jabatan fungsional lainnya masih diperlukan dalam memperkuat tugas dan

fungsi BPTP.

b. Pembinaan dan Pengembangan SDM

Pada tahun 2013 Pelatihan jangka panjang diimplementasikan dengan

memberikan kesempatan kepada para seluruh pegawai Badan Litbang Pertanian untuk menyampaikan usulan training jangka panjang. Pada tahap selanjutnya

diupayakan membuat skala prioritas untuk menyampaikan usulan kepada

Komosi Pembinaan Tenaga Tenaga Badan Litbang Pertanian untuk diseleksi kembali. Pelatihan jangka panjang diperuntukan bagi para pegawai yang akan

melanjutkan pendidikan S1, S2, dan S3. Sedangkan pelatihan jangka pendek diimplementasikan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan diluar maupun dalam

negeri seperti seminar internasional, Workshop Internasional, Diklat jabatan

fungsional, , Diklat struktural, Workshop, Apresiasi dan Seminar di dalam negeri. Berdasarkan data saat ini SDM di BPTP Sumatera Barat mulai agak kritis karena

terbanyak kondisi pada usia 46-55 tahun (74,5%), sehingga diperlukan adanya rekruitment CPNS untuk bidang penelitian, fungsional dan Administrasi.

Tabel 18. Peningkatan Kompetensi Pegawai Tahun2013

No Jenis Peningkatan Kompetensi Pegawai Jumlah

1 Petugas Belajar Dalam Negeri

- Program S3 2

- Program S2 2

- Program S1 5

2 Petugas Belajar L N

- Program S3 0

- Program S2 0

3 Training Jangka Pendek Luar Negeri 0

4 Seminar, Apresiasi, Sosialisasi, Workshop,

Pelatihan B. Inggris, Pelatihan Dalam Negeri

1

5 Diklat Fungsional Peneliti 1

6 Diklat Dasar peneliti 3

7 Diklatpim

Page 74: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

54

- Tingkat III 0

- Tingkat IV 0

8 Diklat Prajabatan

- Gol. III 0

- Gol. II 0

c. Pelayanan Administrasi Jabatan Fungsional

Peran pengelola administrasi kepegawaian sangat penting dalam

meningkatkan pelayanan administrasi baik dalam hal proses admiistrasi kenaikan jabatan fungsional, pemeriksaan berkas kelengkapan, monitoring

usulan dan sebagainya. Sampai dengan bulan Desember 2013 telah diusulkan kenaikan pangkat peneliti 3 orang, usulan maintanance 2 orang, usulan putus

fungsional 3 orang, usulan KPPI 2 orang.

Pelayanan Mutasi Kenaikan Pangkat

Page 75: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

55

Tabel 19. Rekapitulasi Kenaikan Pangkat Tahun 2013

No. Kenaikan Pangkat Per April dan Oktober

PILIHAN REGULER

1 Golongan IV

2 Golongan III 14 0 14

3 Golongan II 1 0 1

4 Golongan I 0 0 0

Jumlah 15 0 15

d. Ujian Dinas dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah

Pada tahun 2013 Ujian Dinas 1 orang, dilaksanakan di Medan dan belum ada informasi kelulusan.

Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia

Tabel 20. Rekapitulasi calon petugas belajar S2, S3 T.A. 2011 – 2014 Program

SMARTD BPTP Sumatera Barat

No

KONDISI

JUMLAH

PEGAWAI SAAT INI

PROGRAM PENGUSULAN SMARTD

THN

2011

THN

2012

THN

2013

THN

2014

S3 S2 S1 S3 S2 S3 S2 S3 S2 S3 S2 JML

1 7 29 53 - - - 1 - - - - 1

SARANA DAN PRASARANA

Dalam rangka mendukung tupoksi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat perlu didukung oleh sarana dan prasarana serta sumber dana

yang memadai. Pengadaan inventaris sarana dan prasarana BPTP diperoleh dari hibah dan pembelian melalui anggaran bantuan luar negeri dan APBN. Dalam

pengelolaan dan pemanfaatannya, BPTP bertanggungjawab untuk mengelola

inventaris kekayaan barang milik Negara (BMN) tersebut. Barang-barang inventaris milik Negara meliputi barang yang bergerak dan barang yang tidak

bergerak. Barang inventaris peralatan kantor yang ada di BPTP bersumber dari anggaran Proyek dan anggaran bagpro serta anggaran BPTP baik tahun 2013

maupun tahun tahun sebelum 2013.

Barang Tidak Bergerak

Barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan gedung kantor berada di Sukarami (Jalan Raya Padang Solok Km 40) Kabupaten Solok, KP bandar

Buat, KP Rambatan, KP Sitiung,dan Labor Diseminasi Padang (Tabel 21).

Tabel 21. Rekapitulasi Barang Inventaris Tidak Bergerak BPTP Tahun 2013

Page 76: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

56

No. Jenis Jumlah (m2)

1 Luas Tanah 2.730.617

2 Luas Bangunan Kantor (Sukarami, Bd

Buat, Lab Padang, Rambatan, Sitiung)

4.662

3 Gudang (Sukarami, Bd Buat, Lab Padang, Rambatan, Sitiung)

1.840

4 Lantai Jemur (Sukarami, Bd Buat, Lab Padang, Rambatan, Sitiung)

1.460

5 Mess (Sukarami, Bandar Buat, Rambatan

dan Sitiung)

2.340

6 Rumah kasa/kaca 444

3.3.2. Barang bergerak

Inventaris barang bergerak dibedakan menjadi barang inventaris alat

angkutan dan barang inventaris peralatan kantor. Sampai tahun 2013 BPTP

mempunyai kendaraan roda-4 sebanyak 10 Unit, roda 6 sejumlah 1 unit dan kendaraan roda 3 sejumlah 2 unit serta kendaraan roda-2 sebanyak 13 unit.

Rekapitulasi inventaris alat angkutan per 31 Desember 2013 disajikan pada tabel 22.

Tabel 22. Rekapitulasi inventaris alat angkutan

No. Jenis Jenis Kendaraan Jumlah (Bh) Keterangan

1 Kendaraan roda 6

Bus

1

Rusak 1

2 Kendaraan roda-

4

Kijang Innova

Kijang Kapsul

Kijang Rover Hilux

Chevrolet luv Daihatsu Hijet

Grand Vitara

1

3

1 1

1 1

Baik

Baik

Baik 1 Baik

Baik 4 Rusak Ringan 1

Baik

3 Kendaraan roda-2

Honda GL Pro Suzuki 100

Honda Supra X Honda Win

Honda Supra Fit

2 1

1 1

8

Baik Baik

Baik Baik

Baik

4 Kendaraan roda 3

Viar 2 Baik

KERJASAMA

Page 77: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

57

Dalam tahun Anggaran 2013 BPTP Sumatera Barat telah melaksanakan

berbagai kegiatan kerjasama degan berbagai pihak, baik kerjasama dengan

pemerintah daerah provinsi, kota maupun kabupaten, BBP2TP Bogor, Sekrestaris Badan Litbang Jakarta dan kerjasama luar negeri melalui Proyek

SMARTD yang dikelola oleh Badan Litbang Pertanian serta kerjasama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII (Sumatera Barat, Riau, Jambi

dan Kepulauan Riau) dan Lolit Kambing Medan dengan output dari masing-

masing kerjasama adalah sebagai berikut :

Kajian Nagari Model Kakao di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota

Sawahlunto a. Diketahuinya potensi, masalah dan peluang usaha tani kakao di

nagari-nagari Kabupaten Pesisir Selatan dan Kota Sawahlunto

untuk digunakan sebagai bahan dalam menyusun perencanaan pembangunan ekonomi berbasis kakao kedepan.

b. Tersusunnya buku pegangan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam membangun suatu nagari model kakao yang

berorientasi pada agribisnis pedesaan. c. Terciptanya kawasan atau nagari yang menjadikan komoditas

kakao sebagai sumber pendapatan utama dan penggerak

perekonomian nagari, diharapkan berdampak positif terhadap perkembangan industri pedesaan berbasis kakao dan

terwujudnya masyarakat madani dan sejahtera.

Peran Komoditas Unggulan Dalam Upaya Mempercepat Pembangunan

Perekonomian Kabupaten Padang Pariaman

a. Diketahuinya potensi dan karakteristik profil tiga komoditas unggula (kelapa, kakao dan sapi) serta potensi pengembangan.

b. Teridentifikasinya masalah yang dihadapi dalam melakukan budidaya, pascapanen dan pemasaran dalam usaha

pengembangan agribisnis komoditas unggulan. c. Tersusunya rancang bangun pengembangan ketiga komoditas

unggulan berdasarkan potensi, masalah dan prospek

pengembangannya.

Implementasi Model Pengembangan Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi (M-P3MI) Padi Sawah Dataran Tinggi

Terbentuknya model pengembangan pertanian pedesaan melalui inovasi yang mampu mempercepat arus diseminasi teknologi padi sawah dataran tinggi

melalui perluasan spektrum atau jangkauan sasaran penggunaan teknologi berbasis pengguna.

Pengembangan Model Alih Inovasi Teknologi Kakao Mendukung

Gernas Kakao di Sumatera Barat

Page 78: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

58

Terjadinya peningkatan adopsi inovasi teknologi kakao sekaligus peningkatan

produksi dan kualitas biji kakao yang dihasilkan petani serta peningkatan

pendapatan petani.

Kajian Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pascapanen

Karet Pada Tingkat Petani di Sentra Produksi Karet Sumatera Barat

Terbentuknya unit-unit pengolahan dan pemasaran BOKAR (UPPB) yang

merupakan gabungan dari dua atau lebih kelompok tani yang telah menerapkan SOP pasca panen karet melalui pembinaan dari BPTP Sumbar dan akan dicapai

pada akhir tahun kedua (2014).

Model Akselerasi Pembangunan Pertanian Ramah Lingkungan Dengan

Pendekatan Analisis Modelling Mendukung Desentralisasi Rencana Aksi (Decentralized Action Plan/DAP) Peningkatan Produksi Jagung Di

Sumatera Barat a. Rekomendasi kebijakan produksi jagung dan target produksi 1

juta ton di Sumatera Barat Tahun 2014. b. Terjalinnya komunikasi antar stakeholder dalam pengembangan

jagung di Sumatera Barat.

Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) Pada

Kelompok Persaudaraan Muslimah di Sumatera Barat a. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga/masyarakat

terutama yang bersumber dari sayur-sayuran, buah-buahan dan

umbi-umbian. b. Meningkatnya kemampuan keluarga/masyarakat dalam

pemanfaatan lahan pekarangan c. Terlestarikannya sumberdaya tanaman pangan lokal untuk masa

depan d. Terciptanya kegiatan ekonomi produktif keluarga/masyarakat.

e. Terciptanya lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara

mandiri. Pengembangan Kambing Boerka di Sumatera Barat

a. Berkembangnya budidaya kambing Boerka di sentra produksi kambing Sumatera Barat.

b. Dihasilkannya kambing pedaging unggul dari hasil kawin silang

kambing Boerka dengan kambing lokal.

Pengembangan Usaha Di Sektor Pertanian Melalui Peningkatan Efisiensi, Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk

Meningkatnya efisiensi, produksi, produktivitas lahan pertanian dan perkebunan, terpacunya peningkatan produksi ternak lokal dengan mengutamakan perbaikan

Page 79: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

59

aspek penyediaan pakan dan pembibitan ternak serta ditemukannya alternatif

pemasaran dan peningkatan nilai tambah produk.

Keseluruhan kerjasama penelitian dan pengembangan pertanian ini telah

memberikan kontribusi yang nyata baik dalam peningkatan kapasitas sumberdaya peneliti/penyuluh, percepatan penyebarluasan ilmu pengetahuan

dan teknologi., juga memberikan kontribusi secara berarti terhadap peningkatan

produktivitas usaha pertanian di Sumatera Barat. Disamping itu, hal yang tidak kalah pentingnya dengan adanya pelaksanaan kegiatan kerjasama adalah

meningkatnya kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) terhadapa Badan Litbang Pertanian melalui BPTP Sumatera Barat sebagai Lembaga

Penelitian.

Page 80: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

60

IV. PENUTUP

Kegiatan penelitian, pengkajian dan diseminasi yang dilaksanakan pada

tahun 2013 mendapat dukungan pendanaan dari APBN. BPTP Sumatera Barat

pada tahun 2013 ini mengacu kepada 14 program dalam Rencana Stratejik

2010-2014 serta berpedoman dan mengacu pada rencana stratejik BBP2TP.

Program tersebut terdiri dari satu program utama, yaitu: Penciptaan Teknologi

dan Varietas Unggul Berdaya Saing, dengan sub program Pengkajian dan

Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian dengan 14 kegiatan utama,

yaitu: (1) Pengkajian teknologi unggulan spesifik lokasi; (2) Penyediaan dan

penyebarluasan teknologi pertanian; (3) Pendampingan model spektrum

diseminasi multi channel dan program strategis pembangunan pertanian

nasional/daerah; (4) Advokasi teknis dan kebijakan operasional pembangunan

pertanian wilayah, regional, dan nasional; (5) Pengembangan kerjasama

nasional dan internasional dalam pengkajian dan pendayagunaan inovasi

pertanian; (6) Koordinasi dan sinkronisasi operasional pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian; (7) Penyediaan petunjuk pelaksanaan

(juklak)/petunjuk teknis (juknis) pengkajian dan pengembangan inovasi

pertanian; (8) Penguatan manajemen perencanaan dan evaluasi kegiatan serta

adminstrasi institusi; (9) Peningkatan kualitas manajemen institusi; (10)

Pengembangan kompetensi SDM; (11) Peningkatan pengelolaan Laboratorium;

(12) Peningkatan pengelolaan kebun percobaan; (13) Peningkatan penangkaran

usaha pengelolaan benih sumber; dan (14) Peningkatan pengelolaan website

dan database.

Persentase pencapaian rencana tingkat capaian (target) masukan

(input) Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat dalam kegiatan penelitian,

pengkajian, diseminasi, dan kegiatan lain adalah sebesar 100%, sedangkan

realisasi keluaran (output) dan hasil (outcomes) melebihi dari target yang

ditetapkan, berturut-turut mencapai 107,34% untuk keluaran dan 108,50%

untuk hasil. Meskipun tidak mencapai realisasi 100%, persentase pencapaian

Page 81: BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARATsumbar.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/Laptah-th-2013-ok.pdf · Sumbar) selama tahun 2013. Laporan Tahunan ini dibuat untuk dapat

Laporan Tahunan BPTP Sumatera Barat 2013

61

rencana tingkat capaian (target) realisasi keuangan termasuk relatif tinggi, yaitu

mencapai 94,36%.

Tingginya capaian realisasi ini antara lain disebabkan bersinerginya

peneliti, penyuluh, litkayasa, dan staf administrasi/keuangan secara baik dan

profesional sebagai penanggung jawab kegiatan maupun sebagai anggota tim

ataupun sebagai pelaksana administrasi/keuangan. Kegiatan monitoring dan

evaluasi (monev) yang dilakukan oleh tim monev BPTP Sumatera Barat secara

berkala berupa monev ex-ante, on-going, dan ex-post juga merupakan salah

satu kunci tingginya capaian realisasi tersebut. Faktor lain yang juga

mempengaruhi adalah terintegrasinya beberapa kegiatan seperti SLPTT (padi,

jagung, dan kedelai), PUAP, Gernas Kakao, PSDS/K, MKRPL, m-P3MI dan

Pengembangan Kawasan Hortikultura. Dukungan yang cukup besar dari

dinas/instansi terkait baik di pusat maupun di daerah juga merupakan salah satu

faktor penyebab keberhasilan capaian ini. Selain itu, besarnya perhatian dan

dukungan dari Kepala BPTP Sumatera Barat dan unit kerja di lingkup BPTP

Sumatera Barat kepada tim pelaksana kegiatan penelitian, pengkajian, dan

diseminasi mulai dari perencanaan kegiatan sampai pelaporan hasil kegiatan

juga merupakan faktor penting penyebab tingginya capaian ini. Kondisi yang

kondusif ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang melalui

konsistensi dalam menjalankan segala ketentuan, komitmen, dan kebijakan

yang telah disepakati bersama.