laptah pusk tjk 2012.docx
-
Upload
paramita-budayaningputri -
Category
Documents
-
view
243 -
download
2
Transcript of laptah pusk tjk 2012.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A.. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan akhir-akhir ini sangat bervariasi macam dan jumlahnya. Dimulai dari timbulnya banyak penyakit ”baru” akibat tinggi dan cepatnya mobilisasi masyarakat, sampai pada banyaknya kejadian bencana alam. Tentunya dalam hal ini memerlukan ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus untuk dapat mengendalikan dan menyelesaikannya.
Kondisi lain adalah perubahan pola masyarakat yang mulai terbuka dan kritis, sehingga kualitas pelayanan kesehatan sangat sering didengung-dengungkan sebagai tuntutan yang harus dipenuhi oleh para pelaku bidang kesehatan. Kegiatan yang efektif dan efisien dalam proses pemecahan masalah juga menjadi pertimbangan. Dukungan lintas program dalam bidang kesehatan sendiri dan lintas sektor harus sama-sama bergandengan tangan dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan tersebut.
Desentralisasi bidang kesehatan dengan segala akibatnya, menjadi tolak ukur keberhasilan usaha-usaha tersebut di atas. Sesuai dengan PERMENKES 128 tahun 2004 , telah ditetapkan fungsi Puskesmas sebagai pusat gerakan pembangunan berwawasan kesehatan yang dilandasi paradigma baru di bidang kesehatan yang disebut paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat holistik (menyeluruh), melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi banyak faktor, yang bersifat lintas sektor dengan upaya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan serta bukan sekedar penyembuhan orang sakit atau pada pemulihan kesehatan. Melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat yang dituangkan dalam program kerja puskesmas. Hal tersebut merupakan upaya mensejahterakan derajat kesehatan masyarakat dan merupakan bagian dari tugas pokok yang diemban Puskesmas.
Puskesmas yang dalam hal ini merupakan institusi di bawah Dinas Kesehatan menjadi ujung tombak keberhasilan. Untuk itu harus ada upaya-upaya tertentu, dengan inovasi atau strategi spesifik Puskesmas dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada. Khususnya di wilayah kerjanya masing-masing. Dan dengan melalui penilaian atau evaluasi untuk melihat tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaanya, sehingga kedepannya dapat melakukan penyesuaian.
Laporan Tahunan Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012 ini dibuat sebagai bentuk laporan hasil kegiatan dan upaya evaluasi hasil kegiatan puskesmas selama satu tahun.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan Laporan Tahunan ini adalah :
1. Terukurnya tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program Puskesmas selama 1 tahuh.
2. Teridentifikasinya faktor-faktor pendukung keberhasilan atau penghambat pelaksanaan program Puskesmas.
3. Dapat ditentukannya langkah-langkah strategis ke depan demi tercapainya perbaikan dalam pelaksaan program Puskesmas selanjutnya.
4. Sebagai bahan usulan kepada Dinas Kesehatan Kota Mataram dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan Puskesmas untuk penyelenggaraan programnya.
5. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Dinas Kesehatan Kota Mataram bahkan Pemerintah Kota Mataram dalam menentukan kebijakan-kebijakan selanjutnya.
BAB II
VISI DAN MISI
A. Visi
Terwujudnya Puskesmas Tanjung Karang dengan wilayah kerja yang sehat dan mandiri
tahun 2015
B. Misi
Untuk mewujudkan Visi di atas, maka misi Puskesmas Tanjung Karang adalah :
1. Mewujudkan petugas yang sehat dan mandiri melalui upaya peningkatan kompetensi dan pemberdayaan tenaga berdasarkan pertanggungjawaban wilayah kerja
2. Mewujudkan pelayanan yang sehat dan mandiri pada pelaksanaan upaya kesehatan wajib dan pilihan melalui upaya bimbingan program, pengawasan, dan pengendalian
3. Mewujudkan masyarakat di wilayah kerja menjadi sehat dan mandiri melalui upaya pemberdayaan optimal UKBM
4. Mewujudkan manajemen yang sehat dan mandiri melalui mekanisme perencanaan, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi
BAB III
KEADAAN UMUM PUSKESMAS
A. GAMBARAN KEPENDUDUKAN DAN KEADAAN
WILAYAH
Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang pada Tahun 2012 menggunakan 6 Kelurahan sebagai dasar analisa yaitu, Kelurahan Ampenan Selatan, Taman Sari, Banjar, Tanjung Karang Permai, Kekalek Jaya dan Tanjung Karang.
Kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang berada di 2 kecamatan yang berbeda yaitu Kecamatan Sekar Bela (Tanjung Karang, Tanjung Karang Permai dan Kekalek Jaya) dan Kecamatan Ampenan (Kelurahan Ampenan Selatan, Taman Sari dan Banjar). Namun lokasi gedung Puskesmas induk berada di kelurahan Tanjung Karang di Kecamatan Sekar Bela.
Jumlah penduduk dan kepadatan masing-masing Kelurahan pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :
No Kelurahan
Penduduk
KK
Jumlah
Gakin %Laki Perempuan Total
1 Ampenan Selatan 2.790 4.976 5.401
10.377 3.460 33
2 Taman Sari 1.332 2.633 2.770 5.403 1.027 19
3 Banjar 1.570 2.802 2.912 5.714 2.392 42
4Tanjung Karang Permai
1.560 3.191 2.865 6.056 751 12
5 Kekalek Jaya 803 1.435 1.471 2.906 2.529 87
6 Tanjung Karang 1.155 2.305 2.329 4.634 4.215 91
Total 9.210
17.342 17.748
35.090 14.374 41
Puskesmas Tanjung Karang berada di wilayah Kecamatan Sekarbela dengan luas
dengan wilayah kerjanya 746 km2 , yang berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan kelurahan Ampenan Tengah, wilayah kerja
Puskesmas Ampenan- Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Mataram, wilayah kerja
Puskesmas Pagesangan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan karang Pule, wilayah kerja
Puskesmas Karang Pule- Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok
B. SUMBER DAYA KESEHATAN
KETENAGAAN Jumlah tenaga pada lingkup Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012 adalah 69
orang yang terdiri dari 42 (60.86 %) tenaga PNS, 2 orang tenaga Non PNS honor daerah yang masuk dalam Data Based Kepegawaian K2 (2.89 %), 3 org (4.34 %) tenaga Honorer Daerah K1 data based, 3 orang tenaga kontrak Dikes Kota Mataram (4.34%) dan 19 (27.53 %) tenaga Non PNS tanpa ikatan /mengabdi/ Tenaga Sukarela.
Dari jumlah 42 orang tenaga PNS yang ada, sebagian besar adalah tenaga paramedis perawatan (perawat, perawat gigi dan bidan) dan paramedis non perawatan (sarjana kesehatan, sanitarian, ahli gizi, laboran dan asisten apoteker). Dari segi kuantitas tenaga relatif cukup, namun dari segi kualitasnya masih perlu dianalisa karena masih banyaknya terdapat petugas yang mempunyai tanggungjawab program/kegiatan lebih dari satu, bahkan diluar latar belakang disiplin ilmu yng dimiiki. Sehingga perlu perlahan-lahan ditata lebih baik lagi.
Dan jika mengacu pada Kepmenkes No. 81/ MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di tingkat Propinsi, Kab/ Kota serta Rumah Sakit, maka Puskesmas Tanjung Karang termasuk model Puskesmas Perawatan di Daerah Strategis yang tenaganya baik secara jumlah maupun jenis tenaga dapat dikatakan sudah cukup. Namun dari analisa produktivitas Puskesmas berdasarkan kepmenkes yang sama, tahun 2012 output Puskesmas induk belum sesuai (Total kunjungan 42.169) dengan jumlah tenaga yang ada. Masih harus ditingkatkan sampai 70.000 orang kunjungan pertahun.
Adapun jumlah tenaga PNS menurut jenis dan unit kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
No Jenis Tenaga * Jumlah
1. Medik - Dokter Umum 2 (termasuk Ka Pusk) - Dokter Gigi 12. Sarjana Kesehatan - S. Keperwtan -
-SKMSarjana Kes.Ling 1
3. Paramedik Perawatan- S. Kep. Ners -- Akper 11
- SPK - - Akbid 7 - Bidan 1 - Akad. Perwat gigi 34.. Paramedik Non Perawatan - AKL/APK 1 - AAK 4 - AKZI 3 - DIII Farmasi 1 - SPAG - - SPPH - - SMF/SAA 1 - Pekarya Kesehatan -
- SMAK 15. Non Medik - Sarjana (S1) 2 - Sarjana Muda (DIII) 2 - SMU 1
No Jenis Tenaga * Jumlah
- SMP - - SD - Jumlah 42
SARANA Sarana pelayanan kesehatan lingkup Puskesmas Tanjung Karang selain
Puskesmas Induk, juga 2 Puskesmas Pembantu yaitu PUSTU di Ampenan Selatan dan PUSTU Tanjung Karang di PERUMNAS. Dengan 2 buah Poskesdes dengan Bidan Desa yang menetap yaitu di Ampenan Selatan dan Kekalek Jaya.
Selain itu sebagai salah satu Puskesmas dalam lingkup Kota Mataram, keberadaan alat dan bahan kesehatan relatif lengkap dan sesuai dengan standart pelayanan saat ini dan kemungkinan pengembangan fungsi Puskesmas kedepannya.
UPAYA KESEHATAN
Upaya Kesehatan Wajib yang dilakukan oleh Puskesmas Tanjung Karang sesuai Permenkes 128 tahun 2004 adalah :
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak- Upaya Kesehatan Perbaikan Gizi Masyarakat- Upaya Kesehatan Lingkungan- Upaya Promosi Kesehatan- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular- Upaya Kesehatan Pengobatan Dasar
Sedang Upaya Kesehatan Pengembangan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Mataram yaitu :
- Pelayanan Rawat Inap- Pelayanan PONED- Pelayan Terapetik Feeding Centre- Upaya Kesehatan Gigi-Mulut- Upaya Kesehatan Sekolah- Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular- Upaya Kesehatan Olah Raga- Upaya Kesehatan Haji- Upaya Kesehatan Indera- Upaya Kesehatan Lanjut Usia termasuk Poli Lansia
BAB III
HASIL KEGIATAN
Dibawah ini ditampilkan capaian beberapa cakupan program yang merupakan hasil kegiatan selama setahun di tahun 2012. Bahwa kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Tanjung Karang adalah merupakan kegiatan pokok puskesmas dan kegiatan lain yang merupakan pengembangan baik yang merupakan penunjukkan Dinas Kesehatan Kota Mataram dan berdasarkan usulan dari hasil analisa situasi di Puskesmas Tanjung Karang.
Dari capaian yang didapat, akan disesuaikan dengan Target yang ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kota Mataram melalui target di tiap-tiap program kegiatan.
HASIL KEGIATAN
I. KESEHATAN IBU
I.1 KESEHATAN IBU HAMIL
a. Akses Pelayanan antenatal (Cakupan K1)
Presentasi cakupan K1 merupakan indikator untuk mengetahui jangkauan
pelayanan antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan
masyarakat. Target K1 adalah 100 %, sedangkan Puskesmas Tanjung Karang pada
tahun 2011 maupun 2012 sudah mencapai target.
Grafik II.1 Cakupan K1 Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0
20
40
60
80
100
120
GRAFIK CAKUPAN K1 PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik cakupan K1 Puskesmas Tanjung Karang rata-rata tahun 2011 dan 2012
sudah mencapai target. Namun dilihat dari cakupan masing-masing Kelurahan, hanya
Kelurahan tanjung Karang Permai dan Ampenan Selatan yang belum mencapai target.
Hal ini disebabkan karena target sasaran proyeksi yang terlalu tinggi sehingga kedua
kelurahan belum mencapai target, sedangkan dilihat dari rata-rata puskesmas sudah
mencapai target ini disebabkan karena ada kelurahan lain yang pencapaiannya di atas
target sasaran sehingga dapat menutupi kelurahan yang tidak mencapai target.
b. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4
Cakupan pelayanan ibu hamil K4 adalah indikator pelayan antenatal secara
lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menepati waktu yang ditetapkan,
yang menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil disuatu wilayah serta
menggambarkan kemampuan manajemen maupun kelangsungan program KIA.
Puskesmas Tanjung Karang sudah mencapai target yang ditetapkan 95 % yang
walaupun ada kelurahan yang belum mencapai target yaitu Kelurahan Ampenan
Selatan.
Grafik II.2 Cakupan K4 Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0
20
40
60
80
100
120
GRAFIK CAKUPAN K4 PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik pencapaian K4 Puskesmas Tanjung Karang rata-rata sudah mencapai
target pada tahun 2011 maupun 2012. Tetapi masih ada kelurahan yang belum
mencapai target pada tahun 2012 yaitu Kelurahan Ampenan Selatan 82,49 %.
c. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Adalah indikator yang dapat diperkirakan dalam proporsi persalinan
yang ditangani oleh tenaga kesehatan. Dan ini menggambarkan manajemen
program KIA dalam pertolongan persalinan sesuai dengan standar. Puskesmas
Tanjung Karang sudah mencapai target yang sudah ditetapkan pada tahun 2012
90%.
Grafik II.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0
20
40
60
80
100
120
GRAFIK CAKUPAN LINAKES PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Tanjung
Karang tahun 2011 dan 2012 sudah mencapai target, akan tetapi bila dilihat dari
masing-masing Kelurahan masih ada 2 kelurahan yang belum mencapai target yaitu
Tanjung Karang Permai dan Ampenan Selatan.
d. Cakupan Komplikasi Maternal Ditemukan dan Ditangani
Adalah indkator untuk mengukur kemampuan manajemen program KIA
dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu hamil,
bersalin, dan nifas dengan komplikasi.
Grafik II.4 Komplikasi Maternal yang ditemukan dan ditangani di Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0
20
40
60
80
100
120
140
GRAFIK CAKUPAN MATERNAL DITEMUKAN/DITANGANI PUSESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik cakupan maternal yang ditemukan maupun yang ditangani sudah
mencapai target, ini bisa dilihat dari kemampuan puskesmas dalam menangani kasus
kegawatdaruratan.
e. Pelaksanaan Program P4K
Pelaksanaan Program P4K di wilayah Puskesmas Tanjung karang tahun 2012
sesuai grafik sebagai berikut :
Grafik II.6 Pelaksanaan P4K Puskesmas Tanjung Karang
100%
100%
99%
GRAFIK PELAKSANAAN P4K PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Desa dengan stiker P4KIbu hamil dengan stiker P4KIbu hamil dengan stiker P4K yang bersalin di tenaga kesehatan
Dari grafik di atas dapat dilihat pencapaian ibu hamil dengan stiker P4K
yang bersalin di tenaga kesehatan paling rendah (99,06%) karena ibu hamil
dengan stiker P4K belum bersalin, abortus dan pindah.
f. Kegiatan Kelas Ibu.
Kegiatan kelas ibu hamil yang dilaksanakan di masing-masing kelurahan
diharapkan dapat menjadi sarana belajar untuk meningkatkan pemahaman dan perilaku
ibu hamil sebagai sumber informasi kesehatan ibu dan anak bagi ibu dan keluarga.
Pelaksanaan kelas ibu di wilayah puskesmas Tanjung Karang tahun 2012 sbb :
Grafik II.7 Kegiatan Kelas Ibu Puskesmas Tanjung Karang
36
36
36
GRAFIK KEGIATAN KELAS IBU PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Total kelas ibu yang dibentukTotal yang lulusTotal yang bersalin di tenaga kesehatan
Pelaksanaan kelas ibu untuk kelurahan Taman Sari digabung bersama Kelurahan
Ampenan Selatan. Dan dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semua ibu hamil yang ikut
kelas ibu semua melahirkan di tenaga kesehatan.
g. Cakupan Peserta KB Aktif.
Adalah Indikator yang menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama.
Yang masih aktif memakai alat kontrasepsi terus menerus sehingga saat ini untuk
menunda, menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
Grafik II.8 Cakupan KB aktif Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
GRAFIK CAKUPAN KB AKTIF PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik cakupan KB Aktif Puskesmas Tanjung Karang rata-rata perbulan tahun
2011 dan tahun 2012 setiap kelurahan belum mencapai target, dan dilihat bahwa hanya
Kelurahan Kekalik Jaya yang mencapai target .
I.2 KESEHATAN IBU MELAHIRKAN
a. Cakupan pelayanan Nifas
Adalah indikator secara lengkap yang menggambarkan
jangkauan dan kualitas pelayanan ibu nifas disamping menggambarkan
kemampuan manajemen ataupun kelangsungan program KIA.
Target pencapaian kunjungan ibu nifas puskesmas Tanjung
Karang adalah 90 % sedangkan puskesmas Tanjung Karang rata-rata
tahun 2011 maupun 2012 95,17%.
Grafik II.5 Cakupan Kunjungan Nifas Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0
20
40
60
80
100
120
GRAFIK CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik cakupan kunjungan Ibu Nifas rata-rata tahuin 2011 dan 2012 sudah
menmcapai target ,namun msih Ada klelurahan yang belum mencapai target adalah
kelurahan tanjung Karang Permai dan Kelurahan Ampenan Selatan.
I.3 KESEHATAN NEONATAL
a. Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatal 0-28 hari ( KN 3)
Adalah Indikator pelayanan neonatus sesuai dengan standar sehingga
dapat diketahui efektifitas dan kwalitas pelayanan kesehatan neonatal.
Target cakupan neonatus.adalah 90 %, sedangkan puskesmas Tanjung
Karang rata-rata sudah mencapai target.
Grafik II.9 Cakupan KN3 Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0
20
40
60
80
100
120
140
GRAFIK CAKUPAN KN3 PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik cakupan KN 3 rata-rata Puskesmas Tanjung Karang sudah mencapai
target, tetapi masih ada kelurahan yang belum mencapai target yaitu Kelurahan
Tanjung Karang.
I.4 KESEHATAN BALITA DAN PRA SEKOLAH
a. Cakupan Pelayanan Anak Balita.
Adalah Cakupan Anak Balita (12-59 ), yang memperoleh pelayanan sesuai
dengan standar.meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun,pemantauan
perkembangan minimal 2x setahun, pemberian Vit. A 2 kali setahun.
Grafik II.11 Cakupan Balita Puskesmas Tanjung Karang
TANJUNG KARANG
TANJUNG KARANG PERMAI
KEKALIK JAYA
TAMAN SARI BANJAR AMPENAN SELATAN
PUSKESMAS0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
140.0
160.0
GRAFIK CAKUPAN BALITA PUSKESMAS TANJUNG KARANG
Dari grafik cakupan Balita Puskesmas Tanjung Karang rata-rata setiap bulan
sudah mencapai target ,namun masih kelurahan yang belum mencapai target yaitu
kelurahan tanjung karang permai dan kelurahan ampenan selatan.
I.5 PELAYANAN KESEHATAN REMAJA
a. Pelayana Remaja
Grafik II.12.a Kunjungan Remaja Puskesmas Tanjung Karang
1565
2233
GRAFIK KUNJUNGAN REMAJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG
remaja usia 10-14 thremaja usia 15-19 th
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa jumlah remaja yang berkunjung ke Puskesmas
dari golongan usia 15-19 tahun itu lebih banyak dan diharapkan untuk tahun 2013
dapat dibentuk poli remaja agar pelayanannya lebih khusus.
b. Kelas remaja yang sudah di bentuk di puskesmas Tanjung Karang adalah :
67%
33%
KEGIATAN KELAS REMAJA TAHUN 2012
Kekalik JayaAmpenan Selatan
Dari grafik diatas kegiatan kelas remaja yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 yaitu : Di
Kelurahan Kekalik Jaya (2 kelas), dan di Kelurahan Ampenan Selatan (1 kelas).
I.h PELAYANAN KESEHATAN Lansia
a. Poli Lansia
Tabel Kunjungan Lansia Puskesmas Tanjung Karang pada tahun 2012
Rentang Umur Baru Lama Total
45-55 tahun 1968 936 2904
56-59 tahun 594 486 1080
60-69 tahun 1122 1769 2891
≥ 70 tahun 512 878 1390
TOTAL 8265
Pada tahun 2012 kunjungan lansia di puskesmas tanjung karang yaitu pasien
yang berumur 45-55 tahun sebanyak 2904 orang yang tediri dari pasien baru sebanyak
1968 orang dan pasien lama sebanyak 936 orang.Diikuti pasien usia 60-69 tahun
sebanyak 2891 orang yang terdiri dari pasien lama 1122 orang dan pasien baru 1769
orang.
Tabel penyakit terbanyak yang terdapat pada poli Lansia
Jenis Penyakit Jumlah Kasus
Hipertensi essensial (primer) 2574
Nasofaringitis akut (common
cold)
2114
Diabetes non dependent-
insulin
1489
Pada tahun 2012, penyakit atau kasus terbanyak di lansia yaitu Hipertensi
esensial (primer) sebanyak 2.574 kasus.
Lalu diikuti dengan kasus Nasofaringitis akut sebanyak 2.118 kasus. Untuk data
lengkapnya tampak pada tabel di atas.
B. KESEHATAN GIZI KELUARGA DAN MASYARAKAT
1. KEGIATAN DALAM GEDUNG
a. Penyuluhan / Konseling Gizi di Puskesmas
Kegiatan konseling perorangan dilakukan pada hari Selasa dan Kamis setiap
minggunya. Tujuan diadakan konseling ini adalah meningkatkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan masyarakat tentang gizi dan kesehatan, membantu mengatasi masalah gizi
dan kesehatan yang tengah dihadapi pasien, memudahkan petugas memantau
perkembangan dan status pasien.
Sasaran konseling adalah : Ibu penderita gizi buruk, gizi kurang, balita dengan
masalah tumbuh kembang, penderita penyakit- penyakit degeneratif seperti hipertensi,
Diabetes Melitus, Hyperkolesterol, jantung, dll.
Sepanjang tahun 2012 Puskesmas Tanjung Karang melayani konseling di ruang tumbuh
kembang 256 kunjungan balita.Dibandingkan tahun 2011 jumlah kunjungan ruang
tumbuh kembang pada tahun 2012 mengalami peningkatan.
Konseling bagi penderita penyakit-penyakit degeneratif yang telah dilaksanakan oleh
petugas gizi yaitu pada pasien Diabetes Melitus dan hipertensi sebanyak 12 pasien
(pasien ruang lansia dan BP). Kendala kegiatan konseling bagi pasien dengan penyakit
degeneratif antara lain waktu konseling belum teratur terjadwal.
b. Penanganan Balita Gizi Buruk Rawat Inap
Puskesmas Tanjung Karang merupakan salah satu Puskesmas dengan TFC
(Therapeutic Feeding Centre) berfungsi sebagai tempat perawatan dan pengobatan
secara intensif, dengan melibatkan ibu atau keluarga dalam perawatan anak. Kegiatan
Pelaksanaan TFC anatara lain :
1) Pelayanan medis, keperawatan dan konseling gizi sesuai dengan penyakit
penyerta/penyulit.
2) Pemberian formula dan makanan tambahan sesuai dengan fase (fase
stabilisasi, fase transisi, fase rehabilitasi dan fase tindak lanjut)
3) Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
Sepanjang tahun 2012 Puskesmas Tanjung Karang menangani 5 kasus gizi buruk
rawat inap (2 kasus gizi buruk wilayah Puskesmas Tanjung Karang dan 3 kasus gizi
buruk rujukan dari wilayah Puskesmas Ampenan). Penanganan kasus gizi buruk rawat
inap menggunakan tata laksana gizi buruk dengan tim asuhan gizi yang ada di
Puskesmas Tanjung Karang.
c. Penyelenggaraan Makanan Untuk Pasien Rawat Inap
Puskesmas Tanjung Karang merupakan Puskesmas Perawatan sehingga
menyelenggarakan pemberian makan bagi pasien rawat inap. Pelaksanaan pemberian
makanan bagi pasien rawat inap dilaksanakan oleh petugas gizi Puskesmas dibantu oleh
seorang pramusaji. Dengan demikian diharapkan kegiatan ini dapat mengontrol pola
nutrisi pasien rawat inap. Dalam kegiatan penyelenggaraan makan pasien rawat inap di
Puskesmas Tanjung Karang menggunakan siklus menu 5 hari. Adapun jumlah pasien
yang dilayani selama tahun 2012 sebanyak 1.455 orang, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2011 yaitu 2.769 orang
2. KEGIATAN LUAR GEDUNG
a. Penimbangan Balita Di Posyandu
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Tanjung Karang ada
34 Posyandu, terdiri dari posyandu pratama, madya dan mandiri. Adapun hasil
penimbangan posyandu selama tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Penimbangan Balita Rata-Rata Perbulan Di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012
PERKEMBANGAN STATUS GIZI SETELAH PEMBERIAN MP-ASI
BULAN II BULAN III
BAIKTETAP TETAP
BAIKTETAP TETAP
KURANG BURUK KURANG BURUK
6 7 1 7 6 1
Dari hasil pengolahan data di atas dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut :
1) Cakupan Program (K/S)
Cakupan program merupakan suatu indikator mengenai kemampuan program untuk
menjangkau balita yang ada di masing-masing wilayah. Cakupan program di
Puskesmas Tanjung Karang masih di bawah target.
100%.
TMN. SARI KEKALIK JAYA
AMP. SLT BANJAR TJ.KRG TJ.KR PERMAI
PUSK0
102030405060708090
100
GRAFIK CAKUPAN K/SPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa cakupan program masing-masing kelurahan
yang ada di wilayah Puskesmas Tanjung Karang belum ada yang mencapai target.
Pencapaian K/S tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2011, hal ini
disebabkan angka proyeksi jumlah balita mengalami peningkatan.
2) Partisipasi Masyarakat (D/S)
Partisipasi merupakan indikator yang menunjukkan sejauh mana tingkat partisipasi
masyarakat dalam kegiatan penimbangan balita di posyandu. Partisipasi masyarakat
di wilayah Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
TMN. SARI AMP. SLT BANJAR TJ.KRG KEKALIK JAYA
TJ.KR PERMAI
PUSK0
102030405060708090
100
GRAFIK CAKUPAN D/S (D/S PROYEKSI) PUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Dari grafik cakupan D/S Proyeksi Puskesmas Tanjung Karang belum mencapai target
yang diharapkan yaitu 90 %. Pencapaian D/S tahun 2012 Puskesmas Tanjung Karang
mengalami peningkatan dibanding D/S tahun 2011. Tetapi di Kelurahan Banjar dan
Tanjung Karang mengalami penurunan apabila dibandingkan tahun 2011.
BANJAR TJ KRG AMP SLT TJ KR PERMAI
TMN SARI KEKALIK JAYA
PUSK 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
GRAFIK CAKUPAN D/S (D/S RIIL) PUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Dari grafik cakupan D/S Riil Puskesmas Tanjung Karang belum mencapai target yang
diharapkan yaitu 90 %. Pencapaian D/S tahun 2012 Puskesmas Tanjung Karang
mengalami peningkatan dibanding D/S tahun 2011. Pencapaian D/S tertinggi pada
kelurahan Banjar dan terendah pada kelurahan Kekalik Jaya.
3) Hasil Penimbangan (N/D)
Hasil Penimbangan merupakan indikator keadaan gizi balita pada suatu waktu
(bulan) di suatu wilayah tertentu. Hasil penimbangan yang digunakan adalah N/D-O-
B. Hasil Penimbangan di wilayah Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada grafik
berikut ini
BANJAR TMN. SARI AMP. SLT TJ.KRG KEKALIK JAYA
TJ.KR PERMAI
PUSK0
102030405060708090
GRAFIK CAKUPAN N/D-O-B PUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Dari grafik cakupan N/D-O-B Puskesmas Tanjung Karang belum mencapai target
yang diharapkan yaitu 80 %. Pencapaian N/D-O-B tahun 2012 Puskesmas Tanjung
Karang mengalami penurunan dibanding N/D-O-B tahun 2011. Tetapi di Kelurahan
Kekalik Jaya dan Ampenan Selatan mengalami peningkatan apabila dibandingkan
tahun 2011.
Bila dilihat perbandingan N/D-O-B tahun 2012 mengalami penurunan
dibanding tahun 2011, hal ini dimungkinkan karena definisi balita yang naik berat
badannya (N) pada tahun 2011 berbeda dengan balita (N) tahun 2012 . Definisi
balita N tahun 2012 yaitu balita yang ditimbang naik berat badannya dan mengikuti
garis pertumbuhan pada KMS (Kenaikan Berat Badan Minimal) sedangkan definisi
balita N tahun 2011 adalah balita yang ditimbang dan bertambah beratnya.Sehingga
jumlahnya N tahun 2012 lebih sedikit dibanding tahun 2011 (mengalami
penurunan).
4) BGM/D (BALITA BAWAH GARIS MERAH)
BGM/D merupakan angka yang dapat memberikan rambu-rambu adanya rawan gizi.
BGM/D di wilayah Puskesmas Tanjung Karang . Data BGM/D dapat dilihat pada
grafik berikut.
TMN. SARI TJ.KR PERMAI
AMP. SLT KEKALIK JAYA
BANJAR TJ.KRG PUSK0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
GRAFIK CAKUPAN BGM/DPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Dari grafik cakupan BGM/D Puskesmas Tanjung Karang sudah sesuai harapan 0,88%
dibawah target ambang batas yaitu 5%. Pencapaian BGM/D tahun 2012 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2011, hal tersebut menunjukkkan bahwa jumlah
balita yang memiliki berat badan dibawah garis merah lebih sedikit jumlahnya.
Kelurahan Taman Sari memiliki cakupan BGM/D lebih sedikit dan kelurahan Tanjung
Karang yang memiliki cakupan BGM/D paling besar.
5) DO (Drop Out)
Drop Out merupakan angka yang dapat memberikan gambaran jumlah balita yang
drop out/ tidak datang ke posyandu di wilayah Puskesmas Tanjung Karang.
Pencapaian DO dapat dilihat pada grafik berikut
BANJAR TJ.KRG AMP. SLT TJ.KR
PERMAITMN. SARI KEKALIK
JAYAPUSK
0
10
20
30
40
50
60
GRAFIK CAKUPAN DOPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Pada grafik di atas dapat dilihat angka DO tertinggi berada di kelurahan Kekalik
Jaya . Bila dilihat pada 6 kelurahan dan tingkat Puskesmas Tanjung karang
mengalami penurunan angka DO, hal ini menunjukkan ada perubahan yang baik
pada masyarakat mau datang ke posyandu sehingga angka DO menjadi semakin
kecil.
b. Penyuluhan Gizi
Sasaran penyuluhan gizi adalah seluruh masyarakat terutama ibu hamil, ibu
menyusui, orang tua balita, wanita usia subur, anak sekolah dan remaja.Kegiatan
penyuluhan gizi di puskesmas Tanjung Karang dilakukan secara periodik di 34 posyandu
setiap kegiatan posyandu. Khusus untuk Kelurahan Banjar dan Tanjung Karang yang
merupakan lokasi proyek NICE melaksanakan kegiatan penyuluhan kelompok dengan
jadwal khusus yang dilaksanakan pada sore hari, setiap bulan satu
lingkungan/posyandu mendapat penyuluhan gizi satu kali sehingga selam tahun 2012
setiap lingkungan/posyandu mendapat 12 kali kegiatan penyuluhan gizi.
Materi penyuluhan yang diberikan berupa :
1) Tiga Belas Pesan Dasar Gizi
2) ASI Ekslusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
3) Makanan Ibu Hamil dan Menyusui
4) Pemasyarakatan Garam Beryodium
5) Pemasyarakatan Bahan Makanan Sumber Vitamin A dan Zat besi
6) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
7) Penyebab dan tanda- tanda kelainan gizi
Tenaga penyuluh dilakukan oleh tenaga gizi Puskesmas, Paramedis Puskesmas
maupun oleh Kader. Media penyuluhan yang digunakan antara lain : KMS, Food
Model, Leaflet. Penyuluhan dilakukan dengan cara perorangan maupun kelompok.
Selain di Posyandu Penyuluhan juga dilaksanakan di Sekolah Dasar yang ada di
wilayah Puskesmas Tanjung Karang (17 SD) dengan materi gizi seimbang, agar siswa-
siswa dapat mengetahui, mengerti dan melaksanakan gizi seimbang dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Pemberian Tablet Besi Untuk Ibu Hamil
Pemberian tablet besi untuk ibu hamil dan ibu nifas merupakan kegiatan
penanggulangan anemia gizi besi dengan tujuan menurunkan prevalensi Anemia Gizi
Besi melalui upaya peningkatan konsumsi zat besi (Tablet Fe) dan konsumsi bahan
makanan sumber zat besi.Sasaran kegiatan tersebut adalah semua ibu hamil dan ibu
nifas yang ada di wilayah Puskesmas Tanjung Karang.
Dosis pemberian yaitu diberikan 1 tablet setiap hari minimal 90 tablet selama
kehamilan sampai masa nifas.
Hasil pencapaiannya :
1) Fe 1 Ibu Hamil
Fe1 yaitu kegiatan pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil pada
kunjungan pertama selama kehamilan. Pencapaian Fe1 tahun 2012 di wilayah
Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
TJ KR PERMAI
AMP SLT BANJAR KEKALIK JAYA
TMN SARI TJ. KRG PUSK0
102030405060708090
100110120130140
GRAFIK CAKUPAN FE 1 IBU HAMILPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pencapaian cakupan Fe1
pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Tanjung Karang telah mencapai target yang
diharapkan yaitu diatas 90%. Namun cakupan Fe 1 kelurahan Tanjung Karang
masih dibawah target yaitu 89,15%sedangkan kelurahan lainnya sudah mencapai
target.
2. Fe 3 Ibu Hamil
Fe 3 yaitu kegiatan pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil pada
kunjungan keempat dan telah mendapatkan 90 tablet Fe selama kehamilan.
Pencapaian Fe 3 tahun 2012 di wilayah Puskesmas Tanjung Karang dapat dilihat
pada grafik berikut ini.
TJ KR PERMAI
KEKALIK JAYA
AMP SLT TMN SARI BANJAR TJ. KRG PUSK0
20
40
60
80
100
120
140
GRAFIK CAKUPAN FE 1 IBU HAMILPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pencapaian cakupan Fe 3
pada ibu hamil di wilayah Puskesmas Tanjung Karang telah mencapai target yang
diharapkan yaitu diatas 90%. Namun cakupan Fe 3 kelurahan Tanjung Karang
masih dibawah target (83,43%) sedangkan kelurahan lainnya sudah mencapai
target.
2) Fe Ibu Nifas
Fe ibu nifas yaitu kegiatan pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu nifas
selam masa nifas. Pencapaian Fe ibu nifas tahun 2012 di wilayah Puskesmas
Tanjung Karang dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
TJ. KRG KEKALIK JAYA
BANJAR TMN SARI TJ. KR PERMAI
AMP SLT PUSK0
102030405060708090
100110120130
GRAFIK CAKUPAN FE IBU NIFASPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Pada grafik pencapaian Fe ibu nifas pada tahun 2012 Puskesmas Tanjung Karang
telah mencapai target.
d. Pemberian Kapsul Vitamin A Untuk Balita dan Ibu Nifas
Penaggulangan kekurangan Vitamin A adalah kegiatan menurunkan prevalensi
kekurangan Vitamin A melalui upaya meningkatkan konsumsi vitamin A melalui
makanan sumber vitamin A dan Suplemen kapsul vitamin A.
Tujuannya adalah :Mencegah kekurangan Vitamin A
1) Menurunkan prevalensi kekurangan vitamin A pada balita
2) Meningkatkan status vitamin A ibu nifas.
Sasaran pemberian kapsul vitamin A :
1) Bayi yaitu semua bayi berumur 6-11 bulan baik sehat ataupun sakit dengan dosis 1
kapsul vitamin A 100.000 SI (Biru) dan diberikan secara serentak pada bulan
Februari dan Agustus.
2) Anak balita yaitu semua anak balita yang berumur 1 – 5 tahun baik sehat maupun
sakit dengan dosis 1 kapsul vitamin A 200.000 SI (merah) tiap 6 bulan dan diberikan
secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus.
3) Ibu nifas yaitu semua ibu yang baru melahirkan (masa nifas) sehingga bayinya
mendapatkan vitamin A yang cukup melalui ASI. Dengan dosis 1 kapsul vitamin A
200.000 SI yang diberikan segera setelah melahirkan dan kapsul lagi paling lambat 1
x 24 jam.
4) Kejadian tertentu yaitu Bayi dan balita yang menderita campak, pneumonia, diare
dan gizi buruk segera diberikan kembali kapsul vitamin A sebanyak tambahan sesuai
dosis yang dianjurkan.
Waktu pemberian serentak dilakukan pada bulan Februari dan Agustus
sebagai bulan utama pemberian kapsul paling lambat 1 bulan berikutnya
diupayakan untuk menjaring kelompok sasaran yang belum mendapatkan kapsul
vitamin A yang dilaksanakan di sweeping.
Hasil pendistribusian kapsul vitani A dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
AMP SLT BANJAR TMN SARI KEKALIK JAYA
TJ KRG TJ. KR PERMAI
PUSK0
102030405060708090
100
GRAFIK CAKUPAN VITAMIN A BIRU PUSKESMAS TANJUNG KARANG
TAHUN 2012PE
RSEN
TASE
Berdasarkan grafik tersebut diketahui cakupan vitamin A biru lebih
rendah pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan februari. Hal ini
disebabkan karena pendataan sasaran hanya dilakukan sekali setahun yaitu pada
bulan Januari dan pada bulan Agustus bertepatan dengan bulan puasa sehingga
partispasi masyarakat menurun.
AMP SLT BANJAR TMN SARI KEKALIK JAYA
TJ KRG TJ. KR PERMAI
PUSK0
20
40
60
80
100
GRAFIK CAKUPAN VITAMIN A MERAH PUSKESMAS TANJUNG KARANG
TAHUN 2012
PERS
ENTA
SE
Berdasarkan grafik tersebut diketahui cakupan vitamin A merah lebih
rendah pada bulan Februari dibandingkan dengan bulan Agustus kecuali pada
kelurahan Tanjung Karang dan Banjar.
TJ KR PERMAI
TJ. KRG AMP SLT TMN SARI BANJAR KEKALIK JAYA
PUSK0
102030405060708090
100110
GRAFIK CAKUPAN VIT A IBU NIFASPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Pada grafik pencapaian vitamin A ibu nifas pada tahun 2012 Puskesmas Tanjung
Karang telah mencapai target.
e. ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak
lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman lain, kecuali
obat, vitamin dan mineral. Bayi dikatakan ASI Eklsusif, jika pada saat survey dilakukan
masih diberi ASI secara Ekslusif. Cakupan ASI Ekslusif disuatu wilayah dapat diketahui
dengan rumus berikut :
Cakupan ASI Ekslusif 0-6 bulan
= ∑ bayi umur 6 bulan yang diberi ASI Ekslusif x 100 %
∑ bayi umur 6 bulan disuatu wilayah
Hasil cakupan ASI Ekslusif di wilayah Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012 dapat
dilihat pada grafik berikut ini.
BANJAR TJ.KRG KEKALIK JAYA
AMP. SLT TMN. SARI TJ.KR PERMAI
PUSK0
102030405060708090
100110120
GRAFIK CAKUPAN ASI EKSLUSIFPUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Berdasarkan grafik di atas, pencapaian cakupan pemberian ASI Ekslusif Puskesmas
Tanjung Karang tahun 2012 yaitu 59,40% masih dibawah target harapan 80%.
Dibandingkan tahun 2011 cakupan pemberian ASI Ekslusif meningkat tetapi upaya
untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI Ekslusif melalui sosialisasi maupun
konseling perlu dilaksanakan di semua kelurahan agar dapat meningkatkan cakupan
pemberian ASI Ekslusif.
f. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Semua penderita gizi buruk yang terjaring dengan BB/U kemudian di ferivikasi
BB/TB. Penderita dengan status kurus,sangat kurus dan atau tanda klinis (Marasmus,
Kwashiorkor,Marasmus- Kwashiorkor) dirujuk ke Puskesmas Tanjung Karang .
Sepanjang tahun 2012 Puskesmas Tanjung Karang telah memberikan PMT
Pemulihan kepada 3 balita gizi buruk dan 6 balita gizi kurang. Penanganan kasus gizi
buruk dan gizi kurang bersumber dari dana APBD dan BOK Puskesmas Tanjung Karang.
Kasus gizi buruk ditangani selama 90 HMA dan kasus gizi kurang ditangani selama 30
HMA diberikan Formula khusus dan telur.
Tabel 2: Nama-Nama Kasus Balita Gizi Buruk
di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012.
STATUS GIZI AWAL STATUS GIZI SETELAH
BURUK
MENDAPAT MP-ASI
BAIK
TETAP TETAP
KURANG BURUK
g. Pendistribusian MP-ASI
Selain pemberian makanan tambahan untuk pasien gizi buruk, juga ada
pendistribusian MP-ASI berupa bubur dan biskuit dengan sasaran balita usia 6 – 24
bulan dengan berat badan kurang dan prioritas balita Gakin.
Selama tahun 2012 balita yang telah diberikan MP- ASI sejumlah 61 balita
dengan jumlah sasaran 235 balita (25,96%). Ketersediaan MP-ASI di Puskesmas Tanjung
Karang berdasarakan dropping dari Dikes Kota Mataram.
Standart pembagian MP-ASI berupa bubur yaitu bayi berusia 6-11 bulan dari
keluarga miskin yang memiliki berat badan kurang, diberikan bubur MP-ASI sebanyak 15
bungkus untuk 30 HMA pemberiannya selama 90 HMA.
MP-ASI berupa biscuit untuk balita usia 12-24 bln dari keluarga miskin yang BGM atau
gizi kurang, diberikan biscuit MP-ASI sebanyak 1 bks/perhari selama 90 HMA dan
pemberiannya perminggu (7 bks).
Selama pelaksanaan pendistribusian MP-ASI kendala yang ditemukan dilapangan
bahwa MP-ASI yang diberikan kepada sasaran tidak hanya dikonsumsi oleh sasaran
melainkan anggota keluarga lainnya juga ikut mengkonsumsi MP-ASI biscuit sehingga
tidak mencapai tujuan yang diharapkan yaitu kenaikan berat badan balita sasaran.
( Status gizi balita tetap buruk)
Hasil kegiatan pendistribusian MP-ASI dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 3: Data Pendistribusian MP-ASI di wilayah Puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2012.
KELURAHAN
JUMLAH JUMLAH STATUS GIZI AWAL STATUS GIZI SETELAH
SASARAN SASARAN
BAIK KURANG BURUK
MENDAPAT MP-ASI
MP-ASI YG DPTBAIK
TETAP
(GAKIN MP-ASI KURANG
AMP SLT 48 14 3 9 2 7 6
BANJAR 63 15 2 12 1 6 8
TMN SARI 6 0 0 0 0 0 0
KEKALIK JAYA 53 12 3 5 4 7 4
h. Pemantauan Garam Beryodium
Masalah GAKY merupakan salah satu masalah gizi yang cukup serius. Kekurangan
zat yodium dalam jangka waktu tertentu akan menimbulkan gangguan perkembangan
fisik dan keterbelakangan mental, penurunan kecerdasan yang berpengaruh terhadap
kualitas sumber daya manusia (SDM). Dalam rangka penanggulangan GAKY tersebut
maka program yang digalakkan adalah melalui program jangka panjang yaitu distribusi
garam beryodium dengan kadar 30 – 80 ppm untuk mencapai target garam beryodium
untuk semua, maka pemasyarakatan konsumsi garam beryodium harus dilakukan secara
berkelanjutan.
Tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya kasus Kretin pada balita,
menurunkan prevalensi Total Goitert Rate (GTR) dan Iodisasi garam secara nasional
melalui iodisasi semua garam.
Kegiatan yang dilakukan adalah pemantauan penggunaan garam beryodium
untuk memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium
yang memenuhi syarat di Masyarakat sehingga mendapatkan gambaran :
a. Konsumsi garam beryodium ditingkat desa dengan pengujian garam
b. Bentuk garam yang digunakan ditingkat masyarakat
c. Tempat pembelian garam yang digunakan di masyarakat
d. Ada atau tidaknya Merk dagang produsen garam yang dikonsumsi masyarakat.
Pemantauan Garam Beryodium dimasyarakat tahun 2012 dilaksanakan dua kali
setahun pada bulan Februari dan Agustus satu SD masing – masing kelurahan.
Berikut adalah SDN yang dijadikan sampel :
1. Kelurahan Ampenan Selatan SDN 28 Ampenan
2. Kelurahan Banjar SDN 07 Ampenan
3. Kelurahan Taman Sari SDN 23 Ampenan
4. Kelurahan Kekalik Jaya SDN 25 Ampenan
5. Kelurahan tanjung Karang SDN 15 Ampenan
6. Kelurahan Tanjung Karang Permai SDN 37 Ampenan
Dari pemantauan Garam Beryodium pada bulan februari dan agustus 2012 di
SDN tersebut diperoleh hasil bahwa tingkat konsumsi garam beryodium dengan
kandungan cukup ada kelurahan yang sudah mencapai target yaitu kelurahan Tanjung
Karang Permai dan kelurahan Ampenan Selatan, sedangkan 4 kelurahan lainnya belum
mencapai target.
Kelurahan yang telah mencapai target yaitu kelurahan dengan SD sampel pada
pemeriksaan garam hasil uji kandungan cukup yodiumnya 90% dari jumlah sampel/SD
(21 sampel)
Hasil pencapaian pemantauan garam beryodium dapat dilihat pada grafik berikut
ini.
AMP SLT BANJAR TMN SARI KEKALIK JAYA
TJ KRG TJ. KR PERMAI
PUSK0
102030405060708090
100
GRAFIK CAKUPAN GARAM BERYODIUM PUSKESMAS TANJUNG KARANG
TAHUN 2012
PERS
ENTA
SE
Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa 4 kelurahan di wilayah
Puskesmas Tanjung Karang termasuk kategori tidak baik (belum mencapai target)
tingkat konsumsi garam beryodium sedangkan 2 Kelurahan termasuk kategori baik
(sudah mencapai target) tingkat konsumsi garam beryodium.
i. Pemantauan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
Keluarga mandiri Sadar Gizi (KADARZI) adalah keluarga yang mampu mengenali
masalah gizi dan mampu mencegah serta mengatasi masalah gizi setiap anggota
keluarga.
Tujuan dari pembinaan Kadarzi adalah agar setiap keluarga :
1. Menimbang balita secara rutin ke Posyandu
2. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainanm gizi (gizi kurang dan
gizi lebih)
3. Mampu menerapkan susunan hidangan keluarga yang baik dan benar sesuai PUGS.
4. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan bila terjadi
kelainan gizi
5. Menghasilkan makanan melalui pemanfaatan pekarangan.
Sasaran pembinaan kadarzi adalah semua keluarga di wilayah kerja puskesmas
dengan perhatian utama pembinaan ditujukan kepada keluarga yang mempunyai
kelainan gizi, keluarga pra sejahtra dan keluarga sejahtra 1. Pada tahun 2012,
pemantauan kadarzi dilaksanakan pada bulan Nopember di 6 kelurahan yaitu Ampenan
Selatan, Banjar, Taman Sari, Kekalik Jaya, Tanjung Karang dan Tanjung Karang Permai
dengan total sampel 220 KK. Indikator yang dipakai dalam kegiatan pendataan keluarga
sadar gizi adalah :
1. Menimbang berat badan secara teratur
2. Makan beraneka ragam
3. Menggunakan garam beryodium
4. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai enam bulan (ASI
Ekslusif).
5. Mendapatkan dan memberikan suplemen gizi bagi anggota keluarga.
Kader melakukan pendataan ke keluarga sampel dengan menggunakan 5 indikator
diatas, apabila indikator tersebut tidak dilaksanakan, kader dan petugas memberi
penyuluhan agar keluarga tersebut sadar dan mau melaksanakan kelima indikator
kadarzi.
Hasil pendataan kadarzi oleh kader 109 KK yang kadarzi dan 91 KK yang tidak kadarzi.
Dan hasil pengolahan data KK yang tidak kadarzi dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Pemantauan St Gizi; 23.08
Aneka Ragam; 8.79
Gaber; 41.76
ASI Ekslusif; 51.65
Suplemen; 1.10
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa KK yang tidak kadarzi 51,65%
KK yang tidak ASI Ekslusif, 41,76% KK tidak menggunakan garam beryodium, 23,08% KK
tidak memantau status gizi, 8,79% KK yang tidak makan beraneka ragam dan 1,10% KK
yang tidak memberi suplemen kepada anggota keluarganya. Dari hasil pematauan dan
pembinaan oleh petugas dapat diperoleh kesimpulan bahwa KK yang tidak kadarzi
disebabkan beberapa hal antara lain pengetahuan dan kesadaran masyarakat masih
kurang tentang kadarzi, sehingga perlu ditingkatkan penyuluhan tentang kadarzi di
masyarakat.
j. Pekan Penimbangan
Kegiatan pekan penimbangan dimaksudkan untuk melakukan penjaringan
(screening / deteksi dini ) kasus balita gizi buruk yang ada di Puskesmas Tanjung Karang
sehingga kasus lebih cepat dan tepat mendapatkan penanganan.
Kegiatannya berupa penimbangam berat badan terhadap seluruh balita yang ada di
posyandu di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang. Selanjutnya dari hasil tersebut
diketahui jumlah balita gizi buruk berdasarkan indikator BB/U, kemudian dilakukahn
verifikasi data balita gizi buruk dengan indikator BB/TB. Sejak tahun 2012 Pekan
penimbangan di Puskesmas Tanjung Karang diakukan 4 kali setahun yaitu setiap bulan
Februari, Juni, Agustus dan Nopember. Berbeda dengan Pekan penimbangan pada
tahun 2011, dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus.
Sumber dana kegiatan Pekan Penimbangan tahun 2012 yaitu 2 kali kegiatan bersumber
dan APBD dan 2 kali kegiatan bersumber dana BOK Puskesmas Tanjung Karang.
Hasil kegiatan Pekan Penimbangan tahun 2012 dapat dilihat pada tabeL dibawah ini.
Tabel 4 : Hasil Kegiatan Pekan Penimbangan Puskesmas Tanjung Karang
Tahun 2012.
BULANJML ST GIZI MENURUT BB/U ST GIZI MENURUT BB/TB ST GIZI MENURUT TB/U
DITIMB GZ LEBIH GZ BAIK GZ KRG GZ BRK NORMAL KURUS SGT KURUS NORMAL PENDEK
FEB 2012 3149 46 2647 417 39 15 24 0 3 18
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari hasil pekan penimbangan yang dilaksanakan
pada tahun 2012 yaitu 4 kali pelaksanaan status gizi balita menurut 3 indikator rata-rata
meningkat dibanding bulan bulan sebelumnya. Status gizi buruk (BB/U) 51 balita, sangat
kurus (BB/TB) 1 balita dan sangat pendek (TB/U) 7 balita. Dengan meningkatkan
frekwensi pekan penimbangan dapat menjaring balita dengan kelainan gizi sehingga
dapat diintervensi cepat dan tepat.
k. Kegiatan Kelas Gizi
Kegiatan kelas gizi adalah sebagai bentuk kegiatan intervensi secara langsung
dan tidak langsung dalam upaya penanggulangan kasus gizi buruk/gizi kurang di
Puskesmas Tanjung Karang.
Tujuan kegiatan ini adalah agar para ibu memiliki keterampilan menyediakan
makan yang bergizi bagi balita, serta memiliki keterampilan pola asuh balita yang baik,
sehingga dapat meningkatkan status gizi balitanya.
Jenis luaran yang dihasilkan dalam kegiatan Kelas Gizi di wilayah
Puskesmas Tanjung Karang adalah :
1) Kelas Gizi sebagai model pembelajaran ibu balita tentang gizi, pola
makan, dan pola asuh untuk mebentuk balita yang sehat, cerdas dan
berkarakter.
2) Bertambahnya jumlah balita yang mengalami peningkatan status gizi.
3) Bertambahnya pengetahuan para ibu balita tentang gizi, Posyandu,
pengolahan bahan makanan dan pola asuh anak.
Sasaran kegiatan ini adalah ibu balita berdasarkan kriteria;
1) Memiliki anak balita dengan kasus gizi kurang (BGM)
2) Bersedia mengikuti kegiatan kelas gizi secara utuh
3) Bersedia dipantau dan dievaluasi hasil yang diperoleh selama mengikuti
kegiatan kelas gizi.
Pada tahun 2012 kelas gizi balita yang ada di wilayah Puskesmas
Tanjung Karang sebanyak 3 kelompok yaitu di kelurahan Kekalik Jaya,
Tanjung Karang dan Banjar. Kegiatan tersebut bersumber dan APBN dan
BOK Puskesmas Tanjung Karang.
l. Kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG)
Pemantauan status gizi (PSG) sebagai salah satu komponen system Kewaspadaan
Pangan dan Gizi yang bertujuan untuk memberikan informasi status gizi balita secara
berkala guna evaluasi perkembangan status gizi penduduk, penetapan kebijakan dan
perencanaan jangka pendek. Hasil PSG ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
berguna bagi pemerintah Kota Mataram tentang situasi gizi, sehingga dapat dijadikan
dasar perencanaan program gizi dan prioritas pembinaan.
Untuk tahun 2012 PSG dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2012. Adapun jumlah
sampel dalam kegiatan tersebut adalah sebanyak 27 cluster, masing – masing cluster 10
sampel KK (8 sampel yang memiliki balita dan 2 sampel yang tidak memiliki balita) di 6
Kelurahan di wilayah Puskesmas Tanjung Karang sehingga jumlah sampel keseluruhan
adalah 270 KK. Batasan status gizi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4 . Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas(Z-Score)
Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Anak Umur 0-60 Bulan
Gizi Buruk < -3 SD
Gizi Kurang - 3 SD s/d <- 2SD
Gizi Baik -2 SD s/d 2 SD
Gizi Lebih > 2 SD
Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Anak Umur 0-60 Bulan
Sangat Pendek < -3 SD
Pendek - 3 SD s/d < -2SD
Normal -2 SD s/d 2 SDTinggi > 2 SD
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB )
AtauBerat Badan menurut Tinggi
Badan (BB/TB)Anak Umur 0-60 Bulan
Sangat Kurus < - 3 SDKurus - 3 SD s/d< - 2SD
Normal -2 SD s/d 2 SD
Gemuk > 2 SD
Sumber : SK Menkes, RI 2010.
PSG Kadarzi dilakukan dengan cara :
Wawancara Responden dengan Questioner yang telah ditetapkan
Antropometri balita
Melakukan pengujian garam dengan menggunakan iodine test.
Petugas Gizi Puskesmas bertugas mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam
questioner PSG Kadarzi, lalu diserahkan kepada Dinas Kesehatan untuk dilakukan
pengolahan data sehingga hasil PSG akan dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Propinsi
NTB.
m. Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah
Penjaringan kesehatan anak sekolah merupakan kegiatan pemeriksaan
kesehatan dasar yang bertujuan untuk mengetahui status kesehatan siswa sebagai salah
satu upaya deteksi dini jika siswa memiliki masalah kesehatan yang perlu ditindaklanjuti
lebih serius lagi dengan cara dirujuk ke puskesmas.
Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah merupakan kegiatan lintas
program yang melibatkan Program Kesehatan Anak SD dan Remaja, Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), Gizi , dan Kesehatan Gigi Mulut . Adapun pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan meliputi : Pengukuran TB dan BB, pemeriksaan gigi, telinga dan mata. Tim
Puskesmas yang turun kali ini adalah Dokter., Petugas Gizi dan Petugas UKS. .
Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah di wilayah Puskesmas Tanjung
Karang tahun 2012 dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 s/d November 2012 yaitu di
17 Sekolah Dasar/MI di wilayah Puskesmas Tanjung Karang. Siswa yang diperiksa pada
kegiatan penjaringan adalah siswa kelas I. Kegiatan pengukuran tinggi badan dan berat
badan untuk menentukan status gizi anak sekolah (anak umur 5-19 tahun)
menggunakan standar Indek Masa Tubuh (IMT Refrensi WHO) selanjutnya angka IMT di
lihat pada standar IMT sesuai dengan jenis kelamin. Untuk mengetahui status gizi hasil
pengukuran TB dan BB anak sekolah dapat dilihat pada grafik berikut :
NORMAL GEMUK OBESITAS KURUS SANGAT KURUS0
1020304050607080
GRAFIK STATUS GIZI HASIL PENJARINGAN DI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG KARANG
PERS
ENTA
SE
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa status gizi anak sekolah dasar
sebagian besar berstatus gizi normal, dibandingkan hasil penjaringan tahun 2011 pada
tahun 2012 jumlah status gizi sangat kurus meningkat berarti kondisi anak sekolah
menurun (status gizi sangat kurus 1,99%). Sehingga perlu ditingkatkan penyuluhan
tentang dizi seimbang agar anak sekolah dapat mengetahui pentingnya gizi seimbang
bagi anak sekolah.
n. Pengumpulan Data Status Gizi Dan Hb Remaja Putri
Kegiatan pengumpulan data status gizi dan hb remaja putrid di wilayah Puskesmas
Tanjung Karang tahun 2012 dilaksanakan pada bulan Desember 2012. Lokasi kegiatan
pada SMP 11 Mataram dan SMA 2 Mataram dengan jumlah sampel masing-masing 50
remaja putri. Hasil kegiatan dapat dilihat pada table di bawah ini.
SEKOLAH
JML SISWI STATUS GIZI STATUS Hb
YANG IMT MENURUT UMUR (IMT/U)ANEMIA
TDK
DIPERIKSA SGT KRS KURUS NORMAL GEMUK OBESITAS ANEMIA
n n n n n n n
SMPN 11 MATARAM 50 0 3 43 2 2 4 46
SMAN 2 MATARAM 50 0 2 40 5 3 0 50
JUMLAH 100 0 5 83 7 5 4 96
Berdasarkan table dapat dilihat bahwa status gizi remaja putri sebagian besar normal dan status Hb yaitu 4 siswi (8%) yang mengalami anemia, sehingga perlu dilakukan penyuluhan tentang pentingnya konsumsi sumber zat besi agar tdak terjadi anemia pada remaja putri.
C. PROMOSI KESEHATAN1. Penyuluhan Kelompok, Penyuluhan Keliling dan Pertemuan
Penyuluhan yang dilakukan di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012 dikelola oleh petugas Promkes dengan selalu menyertakan pemegang program (tidak hanya dilakukan pemegang program saja) sehingga diharapkan kegiatan penyuluhan menjadi terpusat di Promkes dan memudahkan control pelaksanaanya.
Sedangkan pertemuan yang dimaksud dalam laporan kegiatan ini adalah kegiatan koordinasi petugas promkes baik di Dinas Kesehatan maupun di lintas sector. Hal ini dianggap perlu untuk dilaporkan untuk dapat melihat beban kerja etugas Promkes.
a. Berdasarkan Frekwensi kegiatan yang telah dilakukan :Jenis
Penyuluhan
Jan Feb Mar Apr Me
i Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jumlah
Penyuluhan Kelompok 18 8 6 4 9 11 4 12 12 12 4 15 115
Penyuluhan Keliling 2 2 2 2 4 0 0 0 4 4 0 0 20
Grafik Penyuluhan Kelompok, Penyuluhan Keliling dan Pertemuan Berdasarkan Frekwensi kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jumlah0
20
40
60
80
100
120
140
Penyuluhan KelompokPenyuluhan KelilingPertemuan
b. Berdasarkan Tema Penyuluhan
Pada Tahun 2012, berdasarkan analisa situasi Puskesmas Tanjung Karang maka penyuluhan kelompok dititikberatkan pada 4 kelompok materi di bawah ini. Secara simultan materi-materi inilah yang disampaikan pada kelompok sasaran.
Tema Penyuluha
nJan Feb Ma
r Apr Mei Jun Jul Ags Sep
t Okt Nov Des Jumlah
PHBS 18 1 0 2 9 7 0 0 3 0 0 1 41
PSN 2 4 2 0 4 4 0 6 4 4 0 0 30
Gizi 0 3 0 0 0 0 4 6 9 12 0 0 34
Kespro 0 0 4 4 0 0 0 0 0 0 4 4 16
Grafik Penyuluhan Kelompok, Penyuluhan Keliling dan Pertemuan Berdasarkan Tema Penyuluhan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jumlah0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
PHBSPSNGiziKespro
2. Perkembangan Strata Posyandu selama Tahun 2012Dibawah ini ditampilkan strata posyandu Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012. Nampak bahwa strata pratam telah tidak ada di wilayah kerja puskesmas, namun yang tampak juga bahwa posyandu yang ada, tidak ada yang berstrata utama. Hal ini dikarenakan pemahaman bahwa tidak ada dana sehat di masyarakat atau posyandu saat ini di wilayah kerja Puskesmas, sesuai dengan perkembangan zaman bahwa telah ada asuransi kesehatan di masyarakat yang berlaku secara nasional. Tahun depan, jika asuransi/ jaminan kesehatan nasional telah ada, maka indicator dana sehat dianggap tidak ada, dan dapat meningkatkan strata posyandu menjadi utama.Tampak juga bahwa 3 kelurahan semua posyandunya telah purnama/ utama yaitu Taman Sari, Banjar dan Tanjung Karang. Grafik Perkembangan Strata Posyandu
2011
2012
2011
2012
2011
2012
2011
2012
2011
2012
2011
2012
Banjar Ampenan Se-latan
Taman Sari Tj. Karang Permai
Tanjung Karang
Kekalik Jaya
0
1
2
3
4
5
6
7
PratamaMadyaPurnamaUtama
3. Perkembangan Keaktifan Desa Siaga selama Tahun 2012PERKEMBANGAN PENTAHAPAN DESA SIAGA
DI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG KARANG BERDASARKAN KEPMENKES No. 1529/ MENKES/ SK/ X/2010 BULAN DESEMBER TAHUN 2011
Nama Desa/ Kelurahan
Sudah / Belum
dibentuk menjadi
Desa Siaga
KEBERADAAN INDIKATOR DESA SIAGA KEAKTIFAN DESA SIAGA
Adanya Forum
Masyarakat Desa /
Kelurahan
KPM / Kader Teknis
Kemudahan Akses
Pelayanan Kesehatan
Posyandu dan UKBM
Aktif
Dukungan Dana untuk
kegiatan kesehatan di Desa
dan Keluraha
n
Peran Masyarakat
dan Organisasi
Kemasyarakatan
Peraturan Kepala
Desa atau Peraturan Walikota
Pembinaan PHBS
Rumah Tangga
Tidak aktif
Aktif
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KEKALIK JAYA Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 2 orang
yaPosyandu + 2 UKBM
Lain
Ada dari sumber
lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
78 % RT yang ada
√
TJ.KARANG PRM. Sudah
Berjalan tapi blm
rutin
sudah ada 2 orang
yaPosyandu + 2 UKBM
Lain
Ada dari pemerint
ah Keluraha
n
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
48 % RT yang ada
√
TJ.KARANG. Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 2 orang
yaPosyandu + 3 UKBM
Lain
Ada dari sumber
lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
Ada Sudah direalisasi
kan
40 % RT yang ada
√
dua ormas
TAMAN SARI Sudah Berjalan tapi blm
rutin
sudah ada 2 orang
yaPosyandu + 2 UKBM
Lain
Ada dari pemerint
ah Keluraha
n
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
Kurang dari 20% RT
yang ada √
AMPENAN SEL. Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 2 orang
yaPosyandu + 7 UKBM
Lain
Ada dari pemerint
ah Kelurahan, satu
dari sumber
lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
72 % RT yang ada
√
BANJAR Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 2 orang
yaPosyandu + 2 UKBM
Lain
Ada dari sumber
lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
40 % RT yang ada
√
PERKEMBANGAN PENTAHAPAN DESA SIAGADI WILAYAH PUSKESMAS TANJUNG KARANG BERDASARKAN KEPMENKES No. 1529/ MENKES/ SK/ X/2010
BULAN DESEMBER TAHUN 2012
Nama Desa/ Kelurahan
Sudah / Belum
dibentuk
menjadi Desa Siaga
KEBERADAAN INDIKATOR DESA SIAGA KEAKTIFAN DESA SIAGA
Adanya Forum
Masyarakat Desa /
Kelurahan
KPM /
Kader Tekni
s
Kemudahan Akses
Pelayanan Kesehatan
Posyandu dan
UKBM Aktif
Dukungan Dana untuk
kegiatan kesehatan
di Desa dan
Kelurahan
Peran Masyarakat
dan Organisasi
Kemasyarakatan
Peraturan Kepala
Desa atau Peraturan Walikota
Pembinaan PHBS
Rumah Tangga
Tidak aktif
Aktif
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
KEKALIK JAYA Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 5 orang
ya
Posyandu + 2
UKBM Lain
Ada dari sumber
lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
80.9 % RT yang ada
√
TJ.KARANG PRM. Sudah
Ada tapi belum
berjalan
sudah ada 5 orang
ya
Posyandu + 2
UKBM Lain
Belum ada
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
51.7 % RT yang ada √
TJ.KARANG. Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 5 orang
ya
Posyandu + 3
UKBM Lain
Ada dari sumber
lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
58.82 % RT yang ada
√
TAMAN SARI Sudah Ada tapi belum
berjalan
sudah ada 5 orang
ya
Posyandu + 2
UKBM Lain
Belum ada
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
Kurang dari <20% RT yang ada
√
AMPENAN SEL. Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 5 orang
ya
Posyandu + 7
UKBM Lain
Ada dari pemerinta
h Kelurahan, satu dari
sumber lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
81.7 % RT yang ada
√
BANJAR Sudah
Berjalan teratur setiap 3 bulan
sudah ada 5 orang
ya
Posyandu + 2
UKBM Lain
Ada dari sumber
lain
Ada Peran Aktif
Masyarakat didukung
dua ormas
Ada Sudah direalisasi
kan
69.38 % RT yang ada
√
Pada tahun 2012 tampak bahwa tidak terdapat peningkatan strata desa siaga menjadi utama yang semula ditargetkan ada perubahan. Hal ini dikarenakan pada indicator-indikator yang ditentukan oleh kemandirian desa siaga itu sendiri dalam upaya meningkatkan stratanya.
4. Kunjungan PHBS Rumah TanggaDibawah ini ditampilkan perkembangan pendataan/ penyuluhan/pembinaan PHBS Institusi RT dari tahun 2011 sampai 2012. Tampak bahwa cakupan rt yang dikunjungi 33.43% dengan cakupan rt sehatnya adalah 18.74%. Namun di tahun 2012 rt yang dikunjungi 59.55% dengan cakupan rumah tangga sehatnya adalah 28.68. Terjadi peningkatan cakupan kunjungan dan cakupan rumah tangga sehat.
HASIL KUNJUNGAN PENDATAAN PHBS INSTITUSI RUMAH TANGGAPUSKESMAS TJ. KARANG TAHUN 2011
No
Kelurahan
Jumla
h KK
JML. Dikunjungi
% Kunjungan Se
hat
Tidak
Sehat
1 Banjar 1.326 403 30,4 46 35
7
2
Ampenan Selatan
1.579 775 49 94 68
1
3 Taman Sari
1.708 163 9,5 36 12
7
4
Tj. Karang Permai
1.325 605 45,7 28
5320
5
Tanjung Karang
1.462 492 33,7 49 44
3
6 Kekalik Jaya
3.091 998 32.3 13
4864
HASIL KUNJUNGAN PENDATAAN PHBS INSTITUSI RUMAH TANGGAPUSKESMAS TJ. KARANG TAHUN 2012
No Kelurahan Jumlah KK Jml. Kunjungan
% Kunjungan RT. Sehat %Kunj. RT
Sehat
1 Tanjung Karang 1,462 860 58.82 218 25.35
2 Kekalik Jaya 3,091 2,488 80.96 814 32.72
3 Ampenan Selatan 1,579 1,29
0 81.70 336 26.02
4 Taman Sari 1,708 252 14.75 44 17.46
5 Tanjung Karang Permai 1,325 685 51.70 286 41.75
6 Banjar 1,326 920 69.38 265 28.80
Grafik Hasil Kunjungan PHBS Rumah Tangga
2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012Banjar Ampenan
SelatanTaman Sari Tj. Karang
PermaiTanjung Karang
Kekalik Jaya
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jumlah KunjunganRT. Sehat
D. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Pengawasan Lingkungan Pemukiman
Kegiatan Pengawasan Lingkungan Perumahan di wilayah kerja Puskesmas Tanjung
Karang pada tahun 2012 adalah sebagai berikut pada tebel di bawah ini :
TABEL III.1
Hasil Pengawasan Lingkungan Pemukiman
Puskesmas Tj. Karang Tahun 2012
No Kegiatan Hasil
1 Pengawasan Rumah 3685
2 KK Di Pantau 3685
3 JAGA Yang Dipantau 3312
4 SPAL Yang Dipantau 2895
5 Keadaan Rumah Yang diawasi
- Jendela Ruang Tidur MS 3392
- Lubang Asap Dapur MS 3529
- Dapur Terpisah 3593
- Tidak Padat Penghuni
6 Pekarangan
- Bersih 3092
- Di manfaatkan 1291
7 Pembuangan Sampah 3241
8 Kandang
- Terpisah dari Rumah 14
- Tidak Terpisah dari Rumah 0
9 Binatang Penular Penyakit
- Bebas Jentik Nyamuk 3777
- Bebas Tikus
10 Rumah Sehat dari Pengawasan Rumah 3240
Pengawasan Lingkungan Perumahan dilaksanakan berdasarkan kasus penyakit berbasis lingkungan yang di konseling melalui Klinik Sanitasi. Pengawasan dilakukan dengan menggunakan format Kartu Rumah dan Inspeksi Sanitasi.
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 89,88%
KK yang memakai Jamban Keluarga Memenuhi Syarat dan 6,16% KK yang memakai Jamban
Keluarga yang Tidak Memenuhi Syarat. Sedangkan sisanya 3,96% masih menggunakan
sarana sungai untuk buang air besar. Jumlah jaga yang memenuhi syarat mengalami
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2011 (80,75 %)
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 78,56
% KK yang memakai Saluran Limbah Memenuhi Syarat dan 14,06% memakai Saluran Limbah
Tidak Memenuhi Syarat. Sedangkan sisanya 6,08% tidak punya dan tidak memakai Saluran
Limbah. Jumlah saluran pembuangan air limbah (SPAL) mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan tahun 2011 (68,54 %)
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 87,92
% KK dengan Rumah Sehat. Jumlah rumah sehat yang diawasi mengalami peningkatan dari
tahun 2011 (81,34 %)
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 92,05
% KK yang menggunakan Jendela Ruang Tidur Yang memenuhi Syarat. Sisanya dari yang
dipantau keadaan jendela ruang tidur tidak dibuka pada siang hari dan bahkan tidak
mempunyai jendela ruang tidur.
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 95,77%
KK yang menggunakan Lubang asap Dapur Yang memenuhi syarat. Dan sisanya dari yang
dipantau dapur menjadi satu dengan kamar tidur dan tidak ada pengeluaran asap dapur.
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 44,42
% KK dengan Rumah Tidak Padat Penghuni. Dan sisanya dari yang dipantau keadaan rumah
padat penghuni.
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 83,91
% KK dengan Pekarangan Rumah Bersih. Dan sisanya dari dari yang dipantau keadaan
pekarangan kotor bahkan ada tidak punya pekarangan.
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 35,03
% KK dengan Pekarangan Rumah Dimanfaatkan. Dan sisanya dari yang dipantau keadaan
pekarangan tidak dimanfaatkan bahkan ada yang tidak mempunyai pekarangan.
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 87,95%
KK dengan Pembuangan Sampah yang Memenuhi Syarat. Dan sisanya dari yang dipantau
keadaan pembuangan sampah tidak memenuhi syarat bahkan ada yang tidak memenuhi
syarat.
Dari 3685 rumah atau Kepala Keluarga ( KK ) yang diawasi, untuk puskesmas 0,38%
KK dengan rumah mempunyai kandang ternak Terpisah,
2. Pengawasan Sarana Air Bersih
Kegiatan Pengawasan Sarana Air Bersih difokuskan pada sarana sumur gali,
mengingat keadaannya yang cukup rawan dari pencemaran septik tank karena jarak rumah
yang satu dengan lainnya berdekatan. Selain itu kualitas lingkungan yang buruk juga
mempengaruhi kualitas Air sumur gali seperti daerah pantai, dekat dengan kandang ternak,
dekat dengan sungai dan dekat dengan pembuangan sampah.
Sehingga pemanfaatan sumur gali oleh masyarakat dengan terpaksa hanya digunakan
untuk mencuci, mandi dan menyiram tanaman. Sedangkan untuk minum dan memasak
digunakan sarana Sambungan Rumah atau Kran Umum dari PDAM. Pada tabel di bawah ini
dapat dilihat hasil pengawasan Sarana Air Bersih di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang
tahun 2012
TABEL III.2
Hasil Pengawasan Sarana Air Bersih
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012
No Kegiatan Hasil
1 Inspeksi Sanitasi
a. Sumur Gali 990
- Rendah 439
- Sedang 430
- Tinggi 118
- Amat Tinggi 3
b. PDAM ( Rendah ) 2695
2 Pengambilan Sampel Air SGL 48
3 Pengambilan Sampel Air PDAM 72
4 Pengambilan Sampel Air Depot 121
5 Kaporisasi 981
Dari data diatas Sarana Air Bersih Non PDAM ( sumur gali ) dengan resiko pencemaran
tingkat Rendah 11,91 %, tingkat sedang 11,42 %, tingkat Tinggi 3,20 % dan tingkat Amat
Tinggi 3,96 % dari jumlah Sarana Air Bersih yang diInspeksi Sanitasi yaitu 990 SGL.
Sedangkan untuk PDAM, hasil Inspeksi Sanitasi dengan resiko pencemaran Rendah 100%
dari 2695 Sarana PDAM yang diInspeksi. Untuk pengambilan sampel depot dari 121 sampel
yang diambil 94,21 % tidak ada resiko, 3,31 % resiko rendah dan 2,48 % resiko tinggi.
Kegiatan rutin untuk monitoring kualitas air dilakukan pengambilan sampel air pada air sumur gali dan PDAM dengan hasil sebagai berikut :
TABEL III.3
Hasil Pengambilan Sampel Air
Di wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012
NO
BULAN
SAMPEL PDAM SAMPEL AIR DEPOT SAMPEL SGL
JML SAMPE
L
TAR
RR
RT
JML SAMPE
L
TAR
RR
RT
JML SAMPE
L
MS
TMS
1 Januari 6 6 12 12 4 4
2 Pebruari 6 6 8 8 4 4
3 Maret 6 5 1 10 6 4 4 4
4 April 6 6 11 11 4 4
5 Mei 6 6 12 12 4 4
6 Juni 6 6 12 11 1 4 4
7 Juli 6 6 9 9 4 4
8 Agustus 6 6 7 7 4 4
9September 6 6 9 8 1 4 4
10 Oktober 6 6 11 11 4 1 3
11 Nopember 6 2 4 9 9 4 2 2
12 Desember 6 6 11 10 1 4 4
JUMLAH 72 67 1 4 121 114 4 3 48 3 45
Pemeriksaan sampel air baik sumur gali maupun PDAM secara bakteriologis
diperiksa di laboratorium Dinas Kesehatan Kota Mataram. Dari hasil pemeriksaan bahwa Air
PDAM dari jumlah sampel yang ada seluruhnya 67 sampel tidak ada resiko (TAR), 1 sampel
resiko rendah (RR) dan 4 sampel resiko tinggi (RT). Sedangkan untuk sampel depot air
minum 114 sampel tidak ada resiko, 4 sampel resiko rendah dan 3 sampel resiko tinggi.
Untuk sampel sumur gali, dari jumlah sampel yang ada seluruhnya 3 sampel Memenuhi
Syarat dan 45 sampel yang Tidak Memenuhi Syarat ( TMS ), hal ini cukup mewakili bahwa
rata-rata kualitas air sumur gali di Kota Mataram tidak memenuhi syarat dari segi
bakteriologis.
Kegiatan tindak lanjut yang dilakukan pada pengawasan Sarana Air Bersih adalah
salah satunya Kaporisasi. Adapun jumlah sarana sumur gali (SGL) yang telah dikaporisasi
sebanyak 981 sumur.
3. Pengawasan Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan
Di wilayah kerja puskesmas Tanjung Karang Tempat Pengelolaan makanan tidak
begitu banyak, karena tidak berada pada pusat perdagangan dan industri. Tahun 2012 ,
TPM yang diawasi adalah sebagai berikut :
TABEL III.4
Hasil Pengawasan Sarana Tempat Pengelolaan Makanan
Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
No Jenis TPM Yang Ada Diperiksa
1 IRT 177 145
2 Rumah Makan 25 13
3 Catering/Jasa Boga 18 2
4 Pedagang Keliling 22 3
5 Pedagang Kaki Lima 85 2
PUSKESMAS 327 165
Dari data diatas jumlah TPM yang diperiksa selama tahun 2012 sebanyak 165 (50,46 %). Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 131 ( 44,86 %)
4. Pengawasan Sanitasi Tempat Tempat Umum
Begitu juga dengan sarana Tempat-Tempat Umum juga tidak banyak, pada tahun
2012 TTU yang diawasi adalah sebagai berikut :
TABEL III.5
Hasil Pengawasan Sanitasi TempatTempat Umum
Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
No Jenis TTU Yang Ada Diperiksa
1 Tempat Ibadah 41 35
2 Tempat Pendidikan 24 17
3 Perkantoran 23 6
4 Pondok Pesantren 3 3
5 Panti Asuhan 3 3
6 Poskesdes 2 2
7 Pustu 2 2
8 Rumah Sakit 1 0
PUSKESMAS 99 68
Dari data diatas jumlah TTU yang diperiksa selama tahun 2012 sebanyak 68
(68,69 %). Hal ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011 sebanyak 59
(59,60 %)
5. Klinik Sanitasi
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat ) faktor yaitu : Lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Pada tahun 2012, pengawasan lingkungan
perumahan ditekankan pada kasus penyakit berbasis lingkungan yang ada di Puskesmas dan
terjaring di Klinik Sanitasi.
Sampai saat ini penyakit berbasis lingkungan masih mendominasi jumlah kasus
penyakit yang ada di puskesmas, seperti ISPA, Diare, TB, Kulit, Kecacingan dan Demam
Berdarah bahkan ditambah dengan penderita Gizi Buruk dengan penyakit penyerta .
Kunjungan sasaran yang datang ke Klinik Sanitasi adalah pasien yang berbasis lingkungan
yang dirujuk dari Poli Umum dan MTBS, sedangkan kunjungan Klien tidak terlalu banyak, hal
ini disebabkan masyarakat hanya menganggap puskesmas sebagai tempat berobat. Berikut
ini adalah jumlah kasus penyakit berbasis lingkungan yang terjaring di Klinik Sanitasi
Tabel III.6
Hasil Kunjungan Klinik Sanitasi
Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012
NoKunjungan Kunjungan
1 ISPA 54 54 52 1 12 Diare 47 47 47 1 13 Kecacingan 0 0 0 0 04 Kulit 0 0 0 0 05 TB 2 2 1 1 16 DBD 23 23 23 6 67 Malaria 0 0 0 0 08 Gizi Kurang 0 0 0 0 0
Peny.Berbasis Lingk Ditindak
lanjutiMengikuti Saran
Ditindak lanjuti
Mengikuti Saran
Penyakit ISPA selalu menjadi yang tertinggi baik jumlah kasus penyakit di Puskesmas
maupun di Klinik Sanitasi. Untuk pasien Demam Berdarah tidak berkunjung ke Puskesmas atau
Klinik Sanitasi, tetapi merupakan kasus Kejadian Luar Biasa ( KLB ) yang mana petugas langsung
menindak lanjuti ke lokasi kejadian dengan Penyelidikan Epidemiologi ( PE )
6. Penyuluhan
Seluruh petugas kesehatan adalah penyuluh, baik dilakukan secara kelompok
maupun perorangan. Pada program Hygiene dan Sanitasi penyuluhan dapat dilakukan pada
saat konseling di Klinik Sanitasi, Kunjungan Rumah atau Pengawasan Lingkungan Perumahan
dan penyuluhan kelompok dapat dilakukan pada saat Pengawasan Sanitasi Sekolah. Berikut
ini adalah tabel kegiatan penyuluhan pada program Hygiene dan Sanitasi :
TABEL. III.7
Kegiatan Penyuluhan Hygiene dan Sanitasi
Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
No KelurahanPenyuluhan
Perorangan Kelompok
1 Banjar 391 3
2 Amp. Selatan 600 4
3 Taman Sari 585 3
4 Kekalik Jaya 689 2
5 Tj.Krg Permai 691 3
6 Tanjung Karang 729 2
PUSKESMAS 3685 17
Dari tabel di atas dapat dilihat, bahwa jumlah penyuluhan perorangan sesuai
dengan kunjungan rumah pada saat Pengawasan Lingkungan Pemukiman. Sedangkan
penyuluhan kelompok pada saat pengawasan Sanitasi Sekolah yang mana sasaran
penyuluhan adalah anak sekolah berupa penyuluhan Keamanan Pangan yang sasarannya
adalah pedagang Kantin sekolah dan penjual makanan di sekolah.
B. Cakupan Kegiatan Program Hygiene dan Sanitasi
1. Cakupan Jamban Keluarga ( 75 % )
Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang, sudah banyak yang memiliki
dan menggunakan jamban meskipun masih ada yang tidak mempunyai jamban. Berikut
ini adalah jumlah dan prosentase jamban keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Tanjung Karang
TABEL III.8
Jumlah Dan Prosentase Pembuangan Kotoran ( Jamban/WC )
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
NO KEL.JML. JIWA
JML. RMH
JML.
KK
Cakupan
JML. JAGA
WC UMUM
JIWA %
1 Banjar 6630 1276 1326 963 4 5015 75,64
2Amp.Selatan
7897 1529 1579 1159 4 5995 75,91
3 Tmn Sari 8542 1658 1708 1352 0 6760 79,14
4Kekalik Jaya
15455 2961 3091 2231 2 11255 72,82
5Tj.Krg Permai
6763 1204 1353 1119 2 5695 84,21
6 Tj.Karang 7308 1362 1462 998 8 5390 73,75
PUSK. 52595 9990 10519 7811 20 40055 76,26
Pada Kelurahan Kekalik Jaya tidak mencapai target dari target yang diharapkan
yaitu 72,82 % dan Kelurahan Tanjung Karang 73,75 %, sedangkan untuk puskesmas
cakupan jamban keluarga mencapai 76,26 %. Namun bukan berarti pada kelurahan
lain sarana jamban sudah terpenuhi, pada beberapa lingkungan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang masih ada masyarakat yang tidak mempunyai sarana
jamban keluarga dan menggunakan sungai sebagai tempat Buang Air Besar. Cakupan
puskesmas untuk jamban keluarga sebesar 76,26 % tersebut, didukung dengan adanya
perumahan BTN umumnya banyak terdapat di kelurahan Taman Sari Dan Kelurahan
Tanjung Karang permai.
2. Cakupan Saluran Pembuangan Air Limbah ( 75 % )
Pada umumnya, masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang yang
tidak mempunyai lahan yang cukup luas untuk membuang limbahnya ( limbah
mandi, cuci, dapur atau bahkan limbah jamban ), mereka membuangnya ke sungai atau
got. Namun bagi masyarakat yang mempunyai lahan yang cukup, mereka membuat bak
penampungan air limbah. Dalam hal ini yang diawasi adalah Saluran Pembuangan Air
Limbah, dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL III.9
Jumlah Dan Prosentase Saluran Pembuangan Air Limbah
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
NO KEL.JML
JIWAJML. RMH
JML.
KK
Cakupan
JML. SPAL
JIWA %
1 Banjar 6630 1276 1326 993 4965 74,89
2 Amp.Selatan 7897 1529 1579 1271 6355 80,47
3 Tmn Sari 8542 1658 1708 1529 7645 89,50
4 Kekalik Jaya 15455 2961 3091 2139 10695 69,20
5 Tj.Krg Permai 6763 1204 1353 1154 5770 85,32
6 Tj.Karang 7308 1362 1462 1021 5105 69,85
PUSK. 52595 9990 10519 8107 40535 77,07
Target cakupan Saluran Pembuangan Air Limbah yang diharapkan adalah 75 %,
dari data dapat dilihat bahwa kelurahan yang tidak mencapai target yaitu Kelurahan
Banjar 74,89 %, Kelurahan Kekalik Jaya 68,20 % dan Kelurahan Tanjung Karang 69,85
%. Sedangkan untuk puskesmas cakupan Sarana Pembuangan Air Limbah mencapai
77,07%. Walau demikian, masih ada di temukan beberapa lingkungan di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Karang yang belum mempunyai Saluran Pembuangan Limbah.
1. Cakupan Sarana Air Bersih ( 90 % )
Merupakan kebutuhan pokok manusia untuk menunjang kehidupan sehari-hari,
manusia tidak bisa hidup tanpa air. Meskipun masyarakat tidak punya jamban, tapi
sarana air bersih mereka punya. Atau ada masyarakat yang tidak memiliki sarana
sanitasi dasar, namun mereka tetap dapat menggunakan air yang di dapat dari sarana
tetangga atau umum. Berikut ini adalah cakupan Sarana Air Bersih Yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Tanjung Karang :
TABEL III.10
Jumlah Dan Prosentase Sarana Air Bersih
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2012
NO KEL. JML. JML. JML. CAKUPAN
JIWA RMH KK JML. SAB MSJIWA %
SR KU SGL PMA
1 Banjar 6630 1276 1326 1098 8 128 6530 98,49
2 Amp.Selatan 7897 1529 1579 1385 8 70 7675 97,19
3 Tmn Sari 8542 1658 1708 1038 8 275 6965 81,54
4 Kekalik Jaya 15455 2961 3091 1111 10 1141 11760 76,09
5 Tj.Krg Permai 6763 1204 1353 1184 5 96 6650 98,33
6 Tj.Karang 7308 1362 1462 686 10 473 6295 86,14
PUSK. 52595 9990 10519 6502 49 2183 45875 87,22
Dari data diatas dapat dilihat bahwa cakupan Sarana Air Bersih terendah adalah
di Kelurahan Kekalik Jaya yaitu 76,09 %, tapi bukan berarti masyarakat tidak
menggunakan air. Cakupan rendah disebabkan sarana PDAM belum menjangkau
dikarenakan banyak daerah perluasan. Cakupan Sarana Air Bersih untuk puskesmas
belum mencapai target yang diharapkan yaitu mencapai 87,22%.
2. Cakupan Rumah Sehat ( 75 % )
Rumah yang dikatakan sehat adalah :
a. Mempunyai ventilasi, pintu dan jendela yang dibuka pada siang hari
b. Mempunyai sarana sanitasi dasar ( Jamban, Sarana Air Bersih dan Saluran
Pembuangan Air Limbah )
c. Tidak Padat Penghuni ( 9m2/orang ), Tidak Lembab dan Mempunyai pengeluaran
asap dapur.
d. Mempunyai tempat pembuangan sampah
e. Bebas Jentik dan Bebas Tikus
f. Pekarangan bersih dan dimanfaatkan
g. Apabila ada kandang harus 10 m dari bangunan rumah
Dari persyaratan tersebut tidak semua dapat kita temukan di lingkungan
masyarakat, khususnya di wilyah kerja Puskesmas Tanjung Karang. Berikut ini adalah
tabel cakupan Rumah Sehat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang :
TABEL III.11
Jumlah Dan Prosentase Rumah Sehat
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
NO KELURAHANJML. JIWA
JML. RUMAH
JML. KK
CAKUPAN
RUMAH SEHAT
%
1 Banjar 6630 1276 1326 997 78,13
2 Amp.Selatan 7897 1529 1579 1124 73,51
3 Tmn Sari 8542 1658 1708 1367 82,45
4 Kekalik Jaya 15455 2961 3091 2087 70,48
5 Tj.Krg Permai 6763 1204 1353 1054 87,54
6 Tj.Karang 7308 1362 1462 912 66,96
PUSK. 52595 9990 10519 7541 75,49
Dari data diatas dapat dilihat bahwa, kelurahan Banjar, Taman sari dan
kelurahan Tanjung Karang Permai mencapai target rumah sehat yang diharapkan yaitu
lebih dari 75 %. Hal ini di dukung oleh beberapa lingkungan yang ada di Kelurahan
tersebut adalah Perumahan atau BTN, namun tidak menutup kemungkinan di kelurahan
tersebut masih terdapat perumahan kumuh dan perilaku hidup yang tidak Bersih dan
tidak Sehat, sehingga kondisi perumahan masih ada yang tidak sehat. Untuk puskesmas
cakupan Rumah Sehat sudah mencapai target 75 %
5. Cakupan Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan ( 75 % )
Pengawasan Tempat Pengelolan Makanan di Wilayah kerja puskesmas Tanjung
Karang belum mencapai target yang diharapkan, seperti pada tabel berikut ini :
TABEL III.12
Jumlah Dan Prosentase Tempat Pengelolaan Makanan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
No Jenis TPM Yang Ada Diperiksa %
1 IRT 177 145 81,92
2 Rumah Makan 25 13 52,00
3 Catering/Jasa Boga 18 2 11,11
4 Pedagang Keliling 22 3 13,64
5 Pedagang Kaki Lima 85 2 2,35
PUSKESMAS 327 165 50,46
Cakupan pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) puskesmas baru
mencapai 50,46 % belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini disebabkan Tempat
Pengelolaan Makanan yang teregister di puskesmas, tidak semua bisa terlacak. Bahkan
ada beberapa yang tutup tapi belum melapor ke Dinas Kesehatan Kota Mataram. Selain
itu faktor tenaga kurang . Namun untuk pedagang keliling untuk sementara dapat
terjaring melalui pedagang jajanan anak sekolah.
3. Cakupan Pengawasan Tempat Tempat Umum ( 75% )
Pengawasan Tempat Tempat Umum pada tahun 2012, hanya dilakukan pada
tempat ibadah, tempat pendidikan, salon, sarana kesehatan, panti asuhan dan
poskestren seperti di bawah ini :
TABEL III.13
Jumlah Dan Prosentase Tempat Tempat Umum
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Th. 2012
No Jenis TTU Yang Ada Diperiksa %
1 Tempat Ibadah 41 35 85,37
2 Tempat Pendidikan 24 17 70,83
3 Perkantoran 23 6 26,09
4 Pondok Pesantren 3 3 100
5 Panti Asuhan 3 3 100
6 Poskesdes 2 2 100
7 Pustu 2 2 100
8 Rumah Sakit 1 0 0
PUSKESMAS 99 68 68,69
Cakupan pengawasan Tempat Tempat Umum untuk puskesmas baru mencapai
68,69 %, belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga
sehingga jadwal pengawasan banyak yang tertunda.
E. UPAYA PENGOBATAN DASAR
Dibawah ini akan dijelaskan tentang hasil kegiatan di pelayanan rawat jalan dan rawat inap Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012. Pelayanan di Rawat Jalan, sesuai Pelayanan yang ada meliputi :1. Loket2. Poli Lansia3. Poli MTBS/ Poli Anak4. Poli Tumbuh Kembang (buka Selasa-Kamis)5. Poli Umum6. UGD7. Poli Gigi-Mulut8. Laboratorium9. Poli ANC – KBSedangkan Rawat Inap adalah Pelayanan pada :
a. Ruang Bersalin dengan PONEDb. Rawat Inap Umum
I. LOKET
Jumlah kunjungan pasien tahun 2012 di Puskesmas Tanjung Karang tampak pada tabel di bawah ini :
Bulan MTBS Gigi KIA Lansia IGD Umum Total
Januari 604 592 501 309 222 1247 3475
Februari 738 586 521 306 184 1335 3.670
Maret 784 588 471 340 221 1382 3.786
April 734 521 464 354 31 1449 3.553
Mei 745 534 580 368 59 1593 3.879
Juni 680 535 479 337 43 1549 3.623
Juli 640 481 442 374 14 1621 3.572
Agustus 548 416 345 288 11 1140 2.748
September 574 583 433 385 18 1494 3.487
Oktober 610 514 531 410 74 1519 3.658
November 677 542 487 352 107 1408 3.573
Desember 620 403 456 335 46 1287 3.147
Total 7.954 6.295 5.710 4.158 1.030 17.022 42.169
Tabel 1.1 Jumlah kunjungan pasien tahun 2012
Ket:
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien terbanyak terdapat pada bulan Mei yaitu 3879 orang dan kunjungan pasien terendah terdapat pada bulan Agustus yaitu sebanyak 2.748 orang.
Pada tahun 2012 pasien di dominasi oleh pasien umum sebanyak 26.424 orang, jamkesda 3.901 orang, askes 5.655 orang, jamkesmas 5.059 orang, bayar (pasien di luar wilayah kota mataram) sebanyak 713 orang.
Jumlah kunjungan pasien pada tahun 2012 mengalami peningkatan yaitu sebanyak 42.169 orang dibandingkan pada tahun 2011 sebanyak 37.052 orang dengan distribusi di bawah ini:
Bulan MTBS Gigi KIA-KB Lansia IGD Umum TotalTotal 7.954 6.295 5.710 4.158 1.030 17.022 42.169
Tabel 1.2 Total kunjungan pasien tahun 2012
Anak Gigi KIA Lansia IGD Umum Total0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
Total kunjungan pasien tahun 2012
Grafik 1.1 Total kunjungan pasien tahun 2012
Ket:
Total kunjungan pasien pada tahun 2012 sebanyak 42.169 orang , dan kunjungan terbanyak terdapat pada poli umum dengan jumlah kunjungan 17.022 orang. Sedangkan kunjungan terendah terdapat pada IGD dengan jumlah kunjungan 1.030 orang.
II. POLIKLINIK UMUM
Pada Tahun 2012, kasus di poliklinik umum Puskesmas Tanjung Karang
terbanyak didominasi oleh nasofaringitis akut sebanyak 7.888 kasus. Penegakan
diagnose yg dilakukan di Puskesmas Tanjung Karang menggunakan ICD X yang mengacu
pada pedoman penggunaan obat secara rasional dan buku pedoman diagnose di
Puskesmas. Kemudian diikuti oleh penyakit abses, furunkel dan karbunkel kulit sebanyak
3.109 kasus, lalu gastritis dan duodenitis sebanyak 2.512 kasus. Pada tahun 2012
memiliki 3 kasus terbanyak yang sama dengan tahun 2011. Untuk rincian 10 penyakit
terbanyak di poloklinik umum Puskesmas Tanjung Karang tampak pada tabel 2.1
No. Jumlah Kasus Kode ICD
1. Nasofaringitis akut (common cold) 7.888 J00`2. Abses, furunkel dan karbunkel kulit 3.109 L023. Gastritis dan duodenitis 2.512 K294. Hipertensi esensial (primer) 2.374 I105. Faringitis akut 1.839 J02
6.Pemeriksaan dan investigasi umum tanpa keluhan dan diagnosis 1.826 Z00
7. Open wound of unspecified body region 1.489 T14.18. Tonsilitis akut 1.399 J03
9. Pusing (dizziness) dan pening (giddiness) 1.327 R4210. Asma 1.153 J45TOTALTabel 2.1 Penyakit terbanyak Poliklinik Umum (1 Januari – 31 Desember 2012)
Jenis
Penya
kit
Nasofar
ingitis a
kut (
common co
ld)
Abses,
furu
nkel d
an ka
rbunke
l kulit
Gastri
tis dan
duodenitis
Hiperten
si es
ensia
l (prim
er)
Farin
gitis a
kut
Pemer
iksaa
n dan in
vesti
gasi
umum tanpa k
eluhan
dan diag
nosis
Open w
ound of unsp
ecified
body reg
ion
Tonsil
itis aku
t
Pusing (
dizzines
s) dan
pening (
giddines
s)
Asma
0
2000
4000
6000
8000
Grafik 2.1 Penyakit terbanyak Poliklinik Umum (1 Januari – 31 Desember 2012)
III. UGD
No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus Kode ICD
1.Diare dan gastroenteritis yang diduga berasal dari infeksi 261 A09
2. Open wound of unspecified body region 251 T14.13. Gastritis dan duodenitis 247 K29
4. Superficial injury of unspecified body region 218 T14.05. Nasofaringitis akut (common cold) 162 J006. Asma 86 J457. Cedera, lokasi YTT 46 T148. Amubiasis 38 A069. Hipertensi esensial (primer) 38 I1010. Demam tifoid dan paratifoid 35 A01
Tabel 3.1 Penyakit Terbanyak di UGD (1 Januari – 31 Desember 2012)
Diare menempati posisi pertama sebanyak 261 kasus, diikuti oleh Luka robek
yang memerlukan tindakan hecting (T14.1) sebanyak 251 kasus. Kemudian diikuti oleh
Gastritis dan duodenitis sebanyak 247 kasus. Hal ini berbeda dengan dengan kasus 2011
dimana nasofaringitis akut menempati posisi pertama sebanyak 1.212 kasus, diikuti oleh
Luka robek sebanyak 1.018. Kasus amubiasis pada UGD tahun 2012 sebanyak 38 kasus.
Pada kasus amubiasis ini di diagnosa tidak berdasarkan hasil laboratorium namun
berdasarkan anamnesa dari pasien.
Jenis P
enya
kit
Diare d
an ga
stroen
teritis y
ang d
iduga bera
sal dari
infek
si
Open w
ound of unsp
ecified
body reg
ion
Gastriti
s dan
duodenitis
Superfi
cial in
jury of u
nspeci
fied body r
egion
Nasofar
ingitis a
kut (c
ommon cold)
Asma
Cedera
, loka
si YT
T
Amubiasis
Hiperten
si esen
sial (p
rimer
)
Demam
tifoid dan para
tifoid
050
100150200250300
Grafik 3.1 Penyakit Terbanyak di IGD.
Bahwa di UGD tetap ditemukan kondisi nasofaringitis akut tidak hanya kasus
kegawatsdaruratan lain dikarenakan masyarakat yang dating dengan diagnose tersebut tidak
hanya dating di Poli namun juga ke UGD, artinya di luar jam pelayanan poli/ di luar jam kerja.
IV. FARMASI
Pada bagian farmasi Puskesmas Tanjung Karang, paracetamol tablet 500 mg
merupakan obat yang paling banyak digunakan pada tahun 2012 yaitu sebanyak 97.303
butir, diikuti oleh amoxicillin tablet 500 mg dengan 49.125 butir. Tidak adanya vitamin
yang masuk dalam tabel menunjukkan bahwa pemakaian vitamin dalam terapi di
Puskesmas Tanjung Karang hanya dilakukan jika ada indikasi. Dari data yang ada,
paracetamol merupakan obat yang paling banyak digunakan dan hal ini menjelaskan
bahwa paracetamol merupakan pilihan terapi untuk penyakit terbanyak di Puskesmas
Tanjung Karang.
Dan tampak juga bahwa obat-oabatn yang masuk dalam 10 obat terbanyak
sesuai dengan diagnose yang ada dalam 10 penyakit terbanyak.
Nama Barang Jumlah Satuan
1. PARACETAMOL 500 MG 1000`S 97.303 MG/ Miligram
2. AMOXYCILLIN 500 MG 49.125 MG/ Miligram
3. CTM TAB 42.595 MG/ Miligram
4. GLYCERIL GUAIACOLAT 35.980 MG/ Miligram5. SULFAS FERROSUS 34.110 Tablet
6. ASAM MEFENAMAT 500 MG 24.915 MG/ Miligram
7. AMBROXOL TAB 16.126 MG/ Miligram8. DEXAMETHASONE TABLET 0,5 MG 15.586 Tablet
9. AMOXYCILLIN 250 MG 14.935 MG/ Miligram10. ANTASIDA TAB 1000' 14.930 TabletTOTAL 345.605
Tabel 4.1. Pemakaian obat terbanyak tahun 2012
V. Poli LANSIA
Pada tahun 2012, penyakit atau kasus terbanyak di lansia yaitu Hipertensi
esensial (primer) sebanyak 2.574 kasus. Ini sama seperti tahun 2011. Lalu diikuti dengan
kasus Nasofaringitis akut sebanyak 2.118 kasus. Untuk data lengkapnya tampak pada
tabel
No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus Kode ICD
1. Hipertensi esensial(primer) 2.574 J10
2 Nasofaringitis akut (common cold) 2.118 J00
3. Diabetes mellitus non-dependen insulin 1.489 E11
4. Artritis lainnya 1.428 M13
5. Gastritis dan duodenitis 763 K29
6. Asma 661 J45
7. Penyakit paru obstruksi kronis (ppok) lainnya 581 J44
8. Dermatitis atopic 419 L20
9. Myalgia 386 M79.1
10. Abses, furunkel dan karbunkel kulit 303 L02Tabel 5.1 Penyakit terbanyak Poliklinik Lansia Tahun 2012
Tampak bahwa penyakit yang ada dalam rekapitulasi poli lansia adalah penyakit kronis
yang biasa ditemukan pada geriatric seperti Hypertensi, Diabetes Mellitus, dll.
BULAN LANSIAJANUARI 309FEBRUARI 306MARET 340APRIL 354MEI 368JUNI 337JULI 374AGUSTUS 288SEPTEMBER 385OKTOBER 410NOVEMBER 352DESEMBER 335TOTAL 4.158
Tabel 5.2 Kunjungan Poli Lansia Tahun 2012
Pada tabel kunjungan poli lansia diatas dapat dilihat bahwa kunjungan terbanyak pada poli
lansia terdapat pada bulan oktober sebanyak 410 orang, sedangkan kunjungan paling rendah
pada bulan agustus sebanyak 288 orang. Dan rata-rata kunjungan poli lansia adalah 347 pasien
per bulan atau 13 orang per hari.
VI. Poli MTBS
Nasofaringitis akut atau yang biasa dikenal dengan Infeksi Saluran Pernafasan
Atas (ISPA) masih mendominasi di poli MTBS yaitu sebanyak 11.739 kasus. Diikuti oleh
kasus diare sebanyak 1.836 kasus. Hal ini menunjukkan bahwa ISPA dan Diare masih
menjadi momok yang menakutkan serta sering menyerang anak di bawah 5 tahun.
Masalah ini tidak bisa terlepas dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang
seharusnya dilakukan oleh setiap Rumah tangga agar terhindar dari 2 penyakit tersebut
selain penyakit menular berbasis lingkungan lainnya.
No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus Kode ICD
1. Nasofaringitis akut (common cold) 11.739 J00
2.Diare dan gastroenteritis yang diduga berasal dari infeksi 1.836 A09
3. Abses, furunkel dan karbunkel kulit 1.674 L02
4. Influensa karena virus influensa diidentifikasi 1.673 J105. Pneumonia, organisme YTT 1.365 J186. Dermatitis atopic 540 L207. Tonsilitis akut 504 J038. Konjunktivitis 444 H109. Faringitis akut 358 J02
10.Pemeriksaan dan investigasi umum tanpa keluhan dan diagnosis 352 Z00
Tabel 6.1. Penyakit terbanyak Poliklinik MTBS
Di poli MTBS kunjungan rata-rata perbulan adalah 662 orang dengan rata-rata perhari 27
kunjungan. Dalam tampilan data poli MTBS tidak ditampilkan berdasarkan klasifikasi tapi
merupakan diagnose yang didapat berdasarkan klasifikasi yang ada.
VII. POLIKLINIK TUMBUH KEMBANG
Puskesmas Tanjung Karang mempunyai Poliklinik Tumbung Kembang yang
merupakan salah satu dari upaya kesehatan pengembangan yang bisa diunggulkan.
Dibuka setiap selasa dan kamis di jam kerja.
BULAN
POLI TUMBUH KEMBANG
PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN
KURUSSANGAT
KURUSMERAGUKAN MENYIMPANG
Januari 13 2 7 1
Februari 23 1 1 1
maret 10 5 1 0
April 6 2 1 0
Mei 4 3 4 2
Juni 4 1 0 0
Juli 6 1 0 0
Agustus 5 0 0 0
September 2 2 1 0
Oktober 10 2 1 0
November 10 2 0 0
Desember 1 3 0 0
TOTAL 94 24 16 4
Tabel 7.1. kegiatan dalam gedung Poliklinik Tumbuh Kembang
o Dari tabel diatas dapat dilihat pada poliklinik Tumbuh Kembang dibagi menjadi 2,
yaitu pertumbuhan yang di ukur dari Berat Badan/Tinggi Badan, serta
perkembangan yang diukur dengan KPSP (Kuisioner PraSkrining Perkembangan).
Pada bagian pertumbuhan kasus anak yg kurus terbanyak pada bulan februari yang
sebanyak 23 anak sedangkan kasus anak sangat kurus terbanyak terdapat pada
bulan maret yaitu 5 anak. Sedangkan perkembangan kasus anak yang meragukan
terbanyak terdapat pada bulan januari yaitu sebanyak 7 anak, dan kasus anak yang
menyimpang terbanyak terdapat pada bulan mei yaitu sebanyak 2 anak.
BARU LAMA TOTAL
Januari 9 28 37
Februari 14 27 41
Maret 17 15 32
April 10 14 24
Mei 10 20 30
Juni 5 12 17
Juli 11 3 14
Agustus 10 4 14
September 4 3 7
Oktober 6 10 16
November 10 12 22
Desember 5 7 12
Total 111 155 266
Tabel 7.2. Status Pasien Poli Tumbuh Kembang Tahun 2012
Januari
Februari
Maret
April Mei JuniJuli
Agustu
s
Septem
ber
Oktober
November
Desember
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
BARULAMATOTAL
Grafik 7.1. Status Pasien Poli Tumbuh Kembang Tahun 2012
Ket:
Kunjungan poli tumbuh kembang merupakan kasus datang sendiri atau rujukan
dari posyandu/ pustu atau poskesdes pada kasus-kasus gangguan tumbuh kembang.
Pada tahun 2012, Poliklinik Tumbuh Kembang telah melayani total 266 Kasus,
dimana kasus terbanyak merupakan kasus lama yaitu sebanyak 155 kasus, dan kasus
baru sebanyak 111 kasus. Rata-rata kunjungan perbulan poli tumbuh kembang adalah
22 kasus dan perharinya 3 kasus. Sedangkan pada tahun 2011 kasus terbanyak poliklinik
tumbuh kembang kasus baru sebanyak 81 kasus dan kasus lama sebanyak 169.
Pada tahun 2012 kasus baru mengalami peningkatan karena sudah adanya
penyebarluasan informasi kepada masyarakat akan adanya poliklinik tumbuh kembang.
Sedangkan kasus lama pada tahun 2012 mengalami penurunan disebabkan karena
status gizi anak/balita sudah normal sehingga hanya kontrol di posyandu setempat saja.
VIII. POLIKLINIK GIGI
No. Jenis Penyakit Jumlah Kasus Kode ICD
1. Periapical abscess without sinus 4.250 K04.72. Necrosis of pulp 4.137 K04.13. Chronic apical periodontitis 3.993 K04.54. Disturbances in tooth eruption 1.570 K00.65. Pulpitis 1.310 K04.06. Caries of dentine 677 K02.17. Gingivitis dan penyakit periodontal 358 K058. Gigi embedded dan impaksi 291 K01
9. Gangguan geligi dan jaringan penunjang lainnya 251 K0810. Fracture of tooth 110 S02.5
Tabel 8.1 Penyakit tersering di Poliklinik Gigi Tahun 2012
No. Tindakan Jumlah Kasus Kode
1. TUMPATAN SEMENTARA 1.435 150001012. KONSULTASI 799 15000105
3. PENCABUTAN GIGI DENGAN KHLORETIL 637 150002014. TUMPATAN PERMANEN 450 150001025. PENCABUTAN GIGI DENGAN INJEKSI 170 150002026. PEMBERSIHAN KARANG GIGI 6 15000103
Tabel 8.2. Tindakan tersering di Poliklinik Gigi Tahun 2012
Penyakit/ kasus tersering pada poliklinik gigi tahun 2012 adalah abses periapikal
tanpa mengenai sinus sebanyak 4.250 kasus. Untuk kasus nekrosis pulpa menempati
posisi kedua yaitu 4.137 kasus dengan periodontitis kronikapikal berada di urutan tiga
sebanyak 3.993 kasus.
IX. LABORATORIUM
No Bulan
JENIS PEMERIKSAAN
Hb DL UL FL PCV Trombo
VDRL DDR RD
T GDS Gol.Darah
Tes Kehami
lanWidal BT
ASwa
b HBsAg
1 Januari 64
126
61
2
13
29
4
17
23
-
18
6
7
22
-
1
2 Februari 50
138
69
2
46
59
-
22
6
48
9
16
21
27
7
-
3 Maret 60
148
93
1
40
52
2
6
14
46
6
29
16
27
5
-
4 April 79
85
72
2
74
79
11
8
31
52
-
20
20
24
9
1
5 Mei 94
109
65
2
84
81
8
13
43
50
5
29
18
56
5
2
6 Juni 78
114
74
1.074
55
60
6
8
21
50
88
28
24
48
9
2
7 Juli 91
82
62
3
36
47
4
13
58
57
104
29
25
52
9
-
8 Agustus 54
69
72
2
58
61
2
11
51
70
51
16
35
29
2
2
9 September 32
33
79
3
20
23
2
10
57
41
23
8
13
30
1
1
10 Oktober 139
57
126
2
30
36
8
4
56
72
80
37
21
24
-
1
11 Nopember 104
70
75
3
-
33
5
21
47
42
71
26
21
27
3
2
12 Desember 183
43
83
1.017
10
28
-
11
31
48
54
20
24
40
2
-
Jumlah 1.028
1.074
931
2.113
466
588
52
144
438
576
509
264
245
406
52
12
Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Tanjung Karang cukup bervariasi, namun tahun 2012 laboratorium kimia klinik tak dapat dilakukan karena rusaknya alat fotometer Puskesmas.
Jenis pemeriksaan laboratorium yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan Feces Lengkap (FL) sebanyak 2.113 orang, kemudian pemeriksaan Darah Lengkap (DL) sebanyak 1.074 orang, lalu pemeriksaan Hb sebanyak 1.028 orang. Sedangkan pada tahun 2011 pemeriksaan terbanyak adalah pemeriksaan Darah Lengkap (DL) sebanyak 2.052 orang.
F. UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
1.Program Imunisasi.
Pada Program imunisasi masing masing Kelurahan mempunyai target sasaran bayi yang harus di capai. Hasil kegiatan imunisasi akan di katakan berhasil apabila prosentasi cakupan mencapai program UCI ( Universal Child Immunization) > 80%.
Untuk lebih Jelasnya dapat kita lihat pada tampilan tabel di masing masing
kelurahan dalam pencapaian kegiatan pada tahun 2012.
Sedangkan untuk pencapaian kegiatan imunisasi di tingkat puskesmas dapat di lihat pada table di bawah ini.
Tabel Pencapaian Immunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012
no Imunisasi Trget
2011
2011Trget
2012
2012
pencapaian
% Pencapaian
%
1 HB1
1
2
6
4
1314 103
1
2
6
4
1258 99,5
2 BCG 992 78,4 1193 94,4
3 POLIO1 992 78,4 1193 94,4
4 DPT/HB1 1013 80,1 1196 95
5 POLIO2 1013 80,1 1196 95
6 DPT/HB2 1042 82,4 1216 96,2
7 POLIO3 1042 82,4 1216 96,2
8 DPT/HB3 1044 82,5 1217 96,3
9 POLIO4 1044 82,5 1217 96,3
10 CAMPAK 949 75,0 1152 91,1
Demikian juga untuk kegiatan imunisasi anak sekolah ( BIAS )
Tampilan Perbandingan pencapaian kegiatan BIAS TH 2011-2012.
NO KELAS IMUNISASI TH 2011 TH 2012
1 I
-Campak
-DT
95,7 %
95 %
99 %
98 %
2 II -TT / TD 93,2% 97 %
3 III -TT / TD 94,9 % 97,1 %
Tampak pada table di atas bahwa cakupan BIAS meningkat di tahun 2012. Dari data di atas dapat kita lihat dimana pada kegiatan imunisasi baik pada imunisasi balita maupun imunisasi pada anak sekolah rata rata meningkat atau mencapai UCI /target yang di harapkan.
Pencapaian kegiatan program imunisasi ini tidak lepas dari,antara kerja sama lintas program dan peran serta kader dan masyarakat.
2. Program P2 TB. Tujuan penanggulangan TB adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB.
Menemukan dan menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
Target dalam penanggulangan TB adalah:1.Proporsi pasien TB BTA Positif diantara suspek 5-15%2.Proporspasien TB paru BTA positif diantara semua pasien TB di obati > 65%3 Angka penemuan kasus (case Detection Rate =CDR ) Minimal 70%.4.Angka konversi (Conversion Raite) Minimal 80%.5. Angka Kesembuhan (Cure Rate) Minimal 85%.
Tabel di bawah ini menujukan hasil kegiatan program TB th 2012.Penemuan kasus / penderita.
Triwulan
Suspek BTA+ BTA Neg Rot+
Ektra paru Total
I 75 3 5 0 8
II 120 9 6 0 15
III 94 8 9 1 18
IV 75 9 6 3 18
Jumlah 364 29 26 4 59
Case Detection Rate(CDR)=IITampak bahwa penemuan kasus TB dengan jumlah suspek yang ada adalah 1 dibanding
6 untuk semua kasus TB atau 1 : 12. Untuk kasus TB BTA positif. Penemuan kasus di Puskesmas Tanjung Karang dilalui dengan banyak mekanisme :
- Rujukan kader/ Kelompok Paru Sehat- Rujukan dokter praktek swasta yang melakukan ISTC- CBA dll-
Dari TB paru yang ditatalaksanai hasil konversinya sebagaimana di bawah ini:
Hasil Konversi.
Triwulan Diobati Konversi Angka Konversi (%)
I 3 3
II 9 8
III 8 8
IV 9
Jumlah 29
Conversion Raite =
Hasil Pengobatan.
Triwulan DiObati Sembuh Meninggal Pindah
I 3 3 0 0
II 9 6 1 2
III 8
IV 9
Jumlah
Angka kesembuhan (Cure Rate)=
6.Program P2 Kusta.Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang menahun.
Walaupun penyakit Kusta sejak th 2000 telah berstatus eliminasi namun program ini tetap berjalan untuk terus di pertahankan sehingga kusta tidak merupakan persoalan kesehatan masyarakat di kemudian hari.Pada program P2Kusta pencapaian, penemuan dan pengoatan :-Tahun 2011 = 1 Orang penderita.-Tahun 2012 : -Kasus baru = 2 Orang penderita. -Kambuh = 1 Orang penderita.
4. Program Diare.
Kegiatan progam ini tidak beda dengan program lain. Sasaran penderita untuk th 2012 sebanyak 4208 pendeita diharapkan mendapat pengobatan.
Pada table ini dapat kita lihat pencapaian kegiatan di th 2011 dan th 2012.
NO BULANTrget
2011
2011 Trget
2012
2012
Pencapaian
% Pencapaian
%
1 Januari
3
1
2
1
181
4
2
0
8
169
2 Pebruari 127 215
3 Maret 139 141
4 April 224 390
5 Mei 174 431
6 Juni 159 358
7 Juli 112 480
8 Agustus 95 352
9 September 190 395
10 Oktober 181 205
11 Nopember 292 193
12 Desember 238 215
Jumlah 2112 67,7% 3690 88%
6. Program ISPA-PNEUMONIA
Program ispa bertujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada balita yang di sebabkan karena kasus pneumonia.
Target yang di harapkan pada program ispa th 2012 sebanyak 684 kasus.
Di bawah ini tampilan pencapaian kegiatan program ispa di th 2011 dan 2012
NO BULANTrget
2011
2011Trget
2012
2012
Pencapaian
% Pencapaian
%
1 Januari
5
8
0
47
6
8
4
47
2 Pebruari 38 64
3 Maret 46 116
4 April 66 66
5 Mei 50 68
6 Juni 29 55
7 Juli 24 66
8 Agustus 20 30
9 September 22 31
10 Oktober 25 23
11 Nopember 15 24
12 Desember 24 30
Jumlah 453 78% 620 90,6%
6. Program DBD.`
Program pemberantasan DBD mempunyai tujuan mengeliminasi kasus DBD. Yang di lakukan pada program ini yaitu penyuluhan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dan PJB (pemeriksaan Jentik Berkala ).
PJB ( Pemeriksaan Jentik Berkala ) di laksanakan oleh petugas puskesmas serta di bantu oleh kader dalam waktu 3 bulan sekali pada tempat – tempat umum ( SD, tempat ibadah,dll ) serta perumahan.
Target PJB adalah angka bebas jentik sebesar 95 % sehingga dapat memutuskan siklus hidup nyamuk yang beresiko terjadinya kasus DBD.
Table di bawah ini adalah jumlah kasus DBD th2011 dan th2012
No Bulan Kasus Th 2011 Kasus Th 2012
1 Januari 5 8
2 Pebruari 11 13
3 Maret 6 14
4 April 0 11
5 Mei 4 26
6 Juni 2 13
7 Juli 6 3
8 Agustus 3 3
9 September 3 1
10 Oktober 0 4
11 Nopember 0 0
12 Desember 4 1
Jumlah 46 97
Dari table di atas tampak bahwa kasus DBD meningkat dari tahun 2011 yang hanya 46 kasus dan 97 kasus pada tahun 2012.
7.Program P2 Malaria.
Malaria merupakan penyakit menular yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Kegiatan program malaria yang telah di lakukan:
-Penemuan penderita
-Penegakan diagnosa melalui mikroskopis dan RDT (Rapid Dagnostic Test)
-Pengobatan menggunakan Artemisinin Combination Therapy (ACT)
-Pembagian kelambu anti nyamuk.
Data jumlah kasus malaria berdasarkan pemeriksaan laboratorium DDR dan screening dengan RDT pada ibu hamil dapat di lihat pada tabel di bawah ini :
No Bulan Malaria Klinis
1 Januari 25
2 Pebruari 28
3 Maret 7
4 April 0
5 Mei 81
6 Juni 58
7 Juli 7
8 Agustus 57
9 September 0
10 Oktober 78
11 Nopember 85
12 Desember 55
Jumlah
8. Program Kecacingan.Penyakit Kecacingan termasuk penyakit yang berbasis lingkungan. Kegiatan yang
dilakukan pada program ini disamping pemeriksaan dan pengobatan pada masyarakat umum juga melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan pada anak sekolah (SD ) yang di lakukan dua kali dalam setahun.Bila pemeriksaan prevalansi cacingan:1. < 20% Maka di lakukan pengobatan selektif.2. 20%_50% Pengobatan masal di lakukan satu kali setahun.3. > 50% Maka pengobatan masal di lakukan dua kali setahun.Tabel kegiatan kecacingan th 2012.
NO
BULAN JML SISWA JML DI PRIKSA Jml Post %
1 Juni 1072 1072 180 17%
2 Nopember 1124 1017 107 10,5%
Dengan melihat hasil dari kegiatan di atas,telah di laksanakan pengobatan secara selektif pada tiaptiap anak sekolah (SD)
10. Program Survaeilans.
Survaeilans adalah proses pengumpulan pengolahan analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan instansi terkait secara sistimatis dan terus menerus tentang situasi dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit agar dapat di lakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efesien.
Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah :
- Laporan Mingguan ( W2 ).
- Survaeilans Terpadu Penyakit Berbasis Puskesmas ( Kasus Baru ).
- Survaeilans PTM Berbasis Puskesmas Sentinel ( Kasus Baru ).
Tabel tabel di bawah ini adalah :
Rekapan Mingguan ( W2 ) Minggu 1 S/D Minggu 52 Th 2012
NOKODE
w2NAMA PENYAKIT JUMLAH
1 A Diare Akut 1931
2 B Malaria Konfirmasi 1
3 C Tersangka Demam Dengue 0
4 D Pneomonia 645
5 E Diare Berdarah 434
6 F Tersangka Demam Tifoid 199
7 G Jaudince Akut 22
8 H Tersangka DBD 118
9 J Tersangka Flu Burung Pada Manusia 0
10 K Tersangka Campak 0
11 L Tersangka Difteri 0
12 M Tersangka Pertusis 0
13 N AFP (Lumpuh Layu Mendadak) 0
14 P Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies 7
15 Q Tersangka Antrax 0
16 R Demam Yg Tdk di Ketahui Penyebab 397
17 S Tersangka Kolera 0
18 T Kluster Peny Yg Tdk di Ketahui 0
19 U Tersangka Meningitis / Encepalitis 0
20 V Tersangka Tetanus Neonaterum 0
21 W Tersangka Tetanus 0
22 Y ILI 11806
23 X Total Jumlah Kunjungan 16592
Rekapan jumlah kasus survaeilans terpadu penyakit berbasis Sentinel.
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
1 Kolera 0
2 Diare 1717
3 Diare berdarah 436
4 Tipus perut klinis 192
5 TBC paru BTA (+ ) 54
6 Tersangka TBC paru BTA ( Neg ) 234
7 Kusta PB 0
8 Kusta MB 0
9 Campak 1
10 Difteri 0
11 Batuk Rejan 0
12 Tetanus 0
13 Hepatitis klinis 11
14 Malaria klinis 0
15 Malaria Vivax 0
16 Malaria Falsifarum 1
17 Malaria Mix 0
18 Demam berdarah DBD 110
19 Demam Dengue 0
20 Pneomonia 437
21 Sifilis 0
22 Gonorhoe 1
23 Frambosia 0
24 Filariasis 0
25 Infulensa 3137
11. PTM
Rekapan kasus survaeilans PTM berbasis sentinel Th 2012.
NO NAMA PENYAKIT JUMLAH
1 Hipertensi 765
2 Diabetes Melitus 145
3 Obesitas 2
4 Struma 12
5 Thyrotoksikosis 0
6 Stroke 12
7 Asma 241
8 PPOK Klinis 32
9 Osteoporosis 0
10 Penyakit Ginjal Kronik 3
11 Kecelakaan Lalulintas 791
12 Tumor Payudara 0
13 Tumor Kulit 0
14 Tomor Pada Retina Mata 0
15 Tumor Pada Bibir Rongga Mulut 0
16 Tumor Genetalia Externa 1
17 Tumor Cerviks 2
18 Tumor Genetalia Interna Perempuan (Kecuali Cerviks)
3
19 Anggina Pektoris 8
Program PTM merupakan hal baru di Puskesmas Tanjung Karang tahun 2012, namun pencapaian telah banyak karena terdapat kegiatan survey PTM di posyandu tiap bulanya secara bergantian, disamping mengambil data kunjungan dan kasus yang ada di Puskesmas ataupun PUSTU/ Poskesdes.
12. Program Kesehatan Jemaah Haji.
Pemeriksaan kesehatan jemaah calon haji dilaksanakan satu kali dalam setahun.
Rekapitulasi hasil Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Calon Haji Th 2012.
J NAMA PEMERIKSA
U
M
L
A
H
KESEHATANLABORATOR
IUMIMUNISASI
MENINGITIS
K3JH
M O P SEHAT SAKITMENINGG
AL
42 24 5 71 71 71 0 0
Tim Kesehatan Haji telah melakukan pembinaan dan pemeriksaan kesehatan pada 71
orang Jemaah Calon Haji dan K3JH pada Jemaah Haji.
UNGGULAN
A. PONED
Terlaksananya Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal
a). Pengertian
Kejadian komplikasi kebidanan dan resiko tinggi diperkirakan terjadi pada
sekitar antara 15-20% ibu hamil.
Pelayanan medis yang dapat dilakukan di puskesmas mampu PONED
meliputi pelayanan obstetri yang terdiri dari :
1) Pencegahan dan penanganan perdarahan.
2) Pencegahan dan penanganan pre-eklampsia & eklampsia
3) Pencegahan dan penanganan infeksi
4) Pencegahan partus lama/macet
5) Pencegahan dan penanganan abortus.
Sedangkan pelayanan neonatal meliputi :
1) Pencegahan dan penanganan asfiksia
2) Pencegahan dan penanganan hipotermi
3) Pencegahan dan penanganan BBLR
4) Pencegahan dan penanganan kejang/ikterus ringan-sedang
5) Pencegahan dan penanganan gangguan minum.
Komplikasi pada neonatal meliputi :
1) Prematuritas dan BBLR (BBL <2500 gr)
2) Bayi dengan tetanus neonatorum.
3) Bayi baru lahir dengan aspixia
4) Bayi baru lahir dengan infeksi bakteri
5) Kejang
6) Ikterus
7) Diare
8) Hipotermia
9) Masalah pemberian ASI
10) Trauma lahir, sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital, dll.
Komplikasi pada ibu hamil, bersalin dan nifas antara lain :
1) KPD
2) Perdarahan pervaginam :
- Ante partum (abortus, plasenta prvia, solusio plasenta)
- Intra partum ( robekan jalan lahir)
- Post partum (atonia uteri, retensio plasenta, plasenta inkarserata, kelainan
pembekuan darah, subinvolusi uteri)
3) HT dalam kehamilan Sistole > 140 mmHG, diastole > 90 mmHg dengan atau
tanpa oedem pretibia.
4) Ancaman persalinan premature.
5) Infeksi berat pada kehamilan (DBD, tifus abdominalis, sepsis)
6) Distosia : persalinan macet, persalinan tak maju.
7) Infeksi masa nifas.
b). Kegiatan yang dilakukan
Pelayanan Poned yang dilakukan di Puskesmas Tanjung Karang
mengalami peningkatan yang pesat hal ini bisa dilihat kasus maternal yang di
tangani tahun 2012 dan yang di rujuk
c). Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan pelayanan poned yang dilakukan oleh Puskesmas Tanjung
Karang mengalami peningkatan pesat hal ini bisa dilihat dari total kasus tahun
2012 yang ditangani 235 kasus sedangkan kasus rujukan mengalami penurunan,
yang artinya kemampuan puskesmas telah mengalami peningkatan.
Pencapaian Target Penanganan Komplikasi Obstetri Di Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas Tanjung Karang tahun 2011-2012 :
NO Kasus2011 2012
Total Rujuk Total Rujuk1 PE/Eklampsia
PER 13 0 17 5PEB 16 0 24 13EKLAMPSIA 3 3 1 1HT KRONIK 1 0 0 0
2 HPPAtonia uteri 35 0 37 0Retensi placenta 20 0 17 0Sisa Placenta 121 0 34 0Inversio uteri 0 0 0 0Robekan Jalan lahir 21 0 17 0
3 Distosia Bahu 33 0 35 0Infeksi nifas 5 0 2 1Vacum extraksi 5 0 2 0
Total 273 3 235 20
Pencapaian Target Penanganan Komplikasi Neonatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang :
Tabel II.3No Jenis Kasus Tahun 2011 Tahun 2012
Total Rujuk Total Rujuk1 BBLR 58 44 132 HIPOTERMI 17 102 73 HIPOGLIKEMIA 0 0 04 IKTERUS 1 2 25 MASALAH
PEM.MINUM0 0 0
6 ASFIKSIA 44 3 07 GANGGUAN NAFAS 19 3 28 KEJANG 1 0 09 INFEKSI 12 5 1
Total 152 159 25
BAB V
PERMASALAHAN/ HAMBATAN,
USULAN DAN SARAN
Tampak pada BAB Hasil Kegiatan di atas, bahwa beberapa cakupan telah melampaui target yang ditetapkan. Walau masih terdapat di sana sini cakupan kegiatan yang rendah. Untuk itu, sebagai perbaikan ke depan, Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2011 :
1. Kegiatan yang telah memenuhi target maka pada tahun 2011 penekanan kegiatannya pada upaya peningkatan kualitas, sesuai dengan Visi dan Misi Puskesmas
2. Kegiatan yang belum memenuhi target, penekanan kegiatannya pada upaya peningkatan cakupan dengan tetap melakukan upaya perbaikan kualitas
3. Penekanan utama pada pelayanan yang langsung menyentuh masyarakat terutama pelayanan dalam gedung.
Dari data-data evaluasi yang ditampilkan sebelumnya di depan, didapati juga beberapa permasalahan dan hambatan baik itu yang khusus ada di Puskesmas Tanjung Karang maupun merupakan suatu kondisi umum yang dialami oleh semua Puskesmas.
Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dikelompokkan pada :
Faktor Dalam Bidang Kesehatan 1. Ketenagaan, Sarana dan Prasarana baik dari kualitas dan kuantítasnya , Anggaran
belanja, masih menjadi masalah yang selalu ada dari waktu ke waktu2. Terlalu banyaknya program yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas menyebabkan
pelaksaan menjadi tidak fokus pada satu masalah utama/ spesifik di Puskesmas tersebut. Yang tentunya berbeda dengan Puskesmas lain.
Faktor Di Luar Bidang KesehatanSuatu masalah klise tentang dukungan lintas sektor dan lintas program terhadap masalah
kesehatan. Dinas Kesehatan sebagai pengendali dan pengawas sebaiknya menemukan suatu cara yang diberlakukan sama di setiap wilayah untuk mendapatkan dukungan lintas sektor tersebut.