BAHASAN SINTAKSIS

17
BAHASAN SINTAKSIS Umur Dua Tahun

Transcript of BAHASAN SINTAKSIS

Page 1: BAHASAN SINTAKSIS

BAHASAN SINTAKSISUmur Dua Tahun

Page 2: BAHASAN SINTAKSIS

Perkembangan kemampuan berbahasa seorang anak tercermin dari aspek fonologis, aspek semantis, aspek sintaksis, dan dari aspek pragmatis.

Page 3: BAHASAN SINTAKSIS

Perkembangan yang tercermin dari aspek sintaksis dapat dilihat pada bahasan sintaksis: umur dua tahun yang dipaparkan secara rinci oleh Soenjono Dardjowidjojo dalam bukunya ECHA Kisah Pemerolehan Bahasa Anak Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis merasa perlu mengupas bahasan sintaksis: umur dua tahun dalam makalah ini.

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 4: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan tentang Ujaran Satu – Dua Kata: Umur Dua Tahun[dah] “gajah”[tan] “ikan”[pah] “jerapah”[ti] “matahari”[be] “mobil”[nih] “ini”anak ternyata memilih suku terakhir untuk mewakili kata yang dimaksud tenpa memperhatikan apakah kata tadi pada asalnya memiliki satu suku kata atau lebih.

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 5: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan tentang Ujaran Satu – Dua Kata: Umur Dua TahunPada umur 1;6;0, muncul pula ujaran satu kata, tetapi yang bersuku dua (SKDS) dari Echa. Ujaran-ujaran tersebut adalah sebagai berikut.[ayam] “ayam”[tƐtƐh] “kakak perempuan”[bobok] “tidur”[peda] “sepeda”[minton] “badminton”[tupu] “kupu-kupu”

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 6: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan tentang Ujaran Satu – Dua Kata: Umur Dua TahunPada umur 1;8, ujaran dua kata mulai terdengar dari Echa. Sesuai dengan pola struktur kata bahasa Indonesia, dan telah makin mampunya Echa mengujarkan dua suku sebagai representasi kata, maka sebagian besar kata dalam ujaran dua kata ini masing-masing terdir atas dua suku seperti pada contoh berikut.

[ampu / nala] “lampunya menyala”[tan / itan] “(itu) bukan ikan”[mama / tutu] “Mamah, (Echa minta) susu.”[etsa / nani] “Echa (mau) menyanyi.”[eyaŋ / tsini] “Eyang, ke sini.”

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 7: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan tentang Ujaran Satu – Dua Kata: Umur Dua Tahun

Masih pada umur 1;8, jika kata aslinya terdiri atas empat suku dan sifatnya reduplikatif maka seluruh empat suku ini diujarkan seperti berikut.

[mau atalatal] “mau agar-agar”[liat tuputupu] “lihat kupu-kupu”

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 8: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan tentang Ujaran Satu – Dua Kata: Umur Dua Tahun

Pada saat mulai berujar dua kata, masih banyak kalimat Echa yang wujudnya masih satu kata. Selanjutnya, saat ujaran dua kata belum dikuasai benar, ujaran dengan tiga kata atau lebih telah pula muncul seperti dalm contoh berikut.[ampu mati] “Lampunya mati.”[etsa mimik] “Echa mau minum.”[ini puna etsa] “Ini punya Echa.”[puna eyaŋ ini] “Punya Eyang ini.”[tati etsa mana / yaŋ] “Kaki Echa mana, Eyang?”[mbaɁ etsa lɔbɔhin ini] “Mbak Echa robohin ini.”

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 9: BAHASAN SINTAKSIS

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Bahasan Bentuk Imperatif: Umur Dua Tahun

Dalam kasus Echa, hampir semua bentuk perintah pada umur 1;8;0 diwujudkan dalam ujaran yang memakai verba. Echa menambahkan sufiks untuk mengubahnya menjadi verba pada umur 1;10;0. Kata dasar keluar misalnya, dia ubah dulu menjadi verba keluarin untuk kemudian dipakai sebagai verba imperatif.Apabila verba pada kalimat imperatif memliki fitur semantik [+arah] maka Echa tidak memakai verba ini, tetapi memakai frasa preposisional yang menyatakan arah tersebut sehingga terbentuklah kalimat perintah/ajakan seperti Ke kamar, yo, mah.

Page 10: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan Bentuk Interogatif: Umur Dua Tahun

Dalam hal ini, ujaran “interogatif-ya/tidak” belum pernah muncul pada Echa, padahal aturan untuk pemunculan bentuk seperti ini sesungguhnya sangat sederhana. Dari segi kopleksitas konstruksional, kedua macam kaliamt interogatif bahasa Indonesia, yakni “interogatif-ya/tidak” dan “interogatif-mana” sama-sama sederhana. Akan tetapi, dari segi kompleksitas kognitif, kalimat “interogatif-mana” sudah muncul karena dalam hal pembentukannya, anak memiliki referen yang dapat dirujuk oleh kata tanya yang dipakai sebagai pengganti seperti berikut.

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 11: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan Bentuk Interogatif: Umur Dua Tahun

[itana mana / ma] “Ikannya di mana, ma?”[tu apa / yaŋ] “Itu apa, Eyang?”

Pada kalimat di atas, kata tanya mana dan apa memiliki referen semantik yang ditanyakan oleh anak, misalnya di kolam dan kelinci. Referen semantik ini yang tidak dimiliki pada kalimat “interogatif-ya/tidak” sehingga bentuk ini belum muncul pada ujaran Echa.

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 12: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan Bentuk Negatif: Umur Dua Tahun

Pemakaian bentuk negatif ini kebanyakan masih terbatas apada kalimat non-stimulus, yakni, dalam bentuk jawaban terhadap pertanyaan, pemakaian bentuk-bentuk negatif yang bukan sebagai jawaban masih sangat jarang sekali muncul. Berikut adalah salah satu contohnya.[itu butan ikan] ‘Itu bukan ikan.”

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 13: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan Bentuk Negatif: Umur Dua Tahun

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Pertama Kedua ketiga Keempat

bukan[tan]

[utan][butan]

belum [lom][belom]

tidak [ndak][ŋgak]

jangan [danan]

Page 14: BAHASAN SINTAKSIS

Bahasan Struktur Modifikasi Frasa Nomina: Umur Dua Tahun

Hal menarik pada frasa nomina pada tahap ini adalah pada umur 2;0 Echa telah dapat membantuk frasa nomina dengan memakai kata relatif yang padahal klausa relatif belum dia kuasai. Tidak hanya iu, bentuk relatif ini tidak hanya terdapat pada bagian akhir kalimat seperti yang terjadi pada anak mana pun pada umumnya, tetapi juga di bagian depan kalimat seperti berikut.

[etsa mau yaŋ melah] “Echa mau yang merah.”[yaŋ tɔtɔk mana / ya] “Yang cocok mana, ya?

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 15: BAHASAN SINTAKSIS

Penanda Definit: Umur Dua Tahun

Penanda definit dalam bentuk klitik –nya sudah dipakai Echa secara konsisten sejak umur 1;9;3. Dalam mengatakan terbaliknya gambar pada pasel yang ia kerjakan, Echa berkata berikut ini.[dambalna tƏlbali] “Gambarnya terbalik.”

Dibandingkan dengan klimat Echa yang lain seperti [itana mana mah] “Ikannya mana, mah?”[uuna mana ya] “Buku burung hantunya mana, ya?”

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 16: BAHASAN SINTAKSIS

Penanda Definit: Umur Dua Tahun

Yang mulai terjadi pada umur ini justru pemakainan penanda definit yang berlebihan: suatu objek yang sudah definit masih juga dibubuhi dengan –nya oleh Echa seperti berikut.

[bƐlena kӘ pӘndzala] “Belle-nya ke penjara.”[etsana ŋgak mau] “Echanya nggak mau.”

2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6

Page 17: BAHASAN SINTAKSIS

TERIMA KASIH