makalah sintaksis

download makalah sintaksis

of 31

description

tttt

Transcript of makalah sintaksis

  • 1BAB I

    PENDAHULUAN

    A; Latar Belakang

    Dalam kehidupan manusia membutuhkan komunikasi, dan bahasa

    dibutuhkan manusia di dalam berkomunikasi. Komunikasi yang berlangsung

    dapat secara lisan maupun tulisan. Kedua bentuk komunikasi ini tentunya

    membutuhkan keterampilan berbahasa yang memadai untuk menghasilkan

    sebuah komunikasi yang efektif dan efisien. Efektifitas dan efisiensi dalam

    berbahasa akan sangat dipengaruhi oleh keterampilan berbahasa khususnya

    keterampilan dalam penyusunan kalimat yang akan digunakan untuk

    berkomunikasi.

    Penyusunan kalimat, akan berawal dari pemahaman mengenai

    makna kata sebagai penyusun kalimat tersebut, yang selanjutnya akan

    membentuk sebuah frasa, klausa, dan pada akhirnya terbentuklah sebuah

    kalimat untuk berkomunikasi. Sehingga pentinglah pemahaman mengenai

    sintaksis sebagai sebuah cabang linguistik atau ilmu bahasa untuk diketahui

    para penutur bahasa Indonesia agar komunikasi menjadi efektif dan efisien.

    Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham

    tentang makna dan hakikat sintaksis. Padahal, penggunaanya begitu dekat

    dengan masyarakat Indonesia. Yaitu berkisar tentang kalimat bahasa

    Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Banyak

    permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan

    hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia

    kebahasaan. Karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-

    hari.

    Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis

    merupakan ilmu yang mempelajari tentang tatabahasa. Sintaksis juga dapat

    dikatakan tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan.

    Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar

    kata dalam tuturan (speech). Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup

  • 2sintaksis adalah frase, klausa dan kalimat. Didalam makalah ini akan dibahas

    ketika pokok bahasan tersebut secara rinci.

    Bagi guru sekolah dasar, memiliki keterampilan berbahasa

    merupakan suatu modal untuk mengembangkan kompetensi siswa-siwanya

    dalam berkomunikasi, pemahaman mengenai tata kalimat dalam bahasa

    Indonesia sudah tentu menjadi suatu kebutuhan dasar. Untuk itulah dalam

    makalah ini kami membahas mengenai sintaksis beserta struktur internal

    kalimatnya yang berupa frasa, klausa, dan kalimat itu sendiri.

    B; Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, dapat

    diambil rumusan masalah sebagai berikut:

    1; Apakah pengertian dari sintaksis?2; Apa saja yang termasuk dalam sintaksis bahasa Indonesia untuk SD?3; Apakah yang dimaksud dengan frasa, klausa, dan kalimat?4; Bagaimanakah Pelaksanaan Pembelajaran sintaksis bahasa Indonesia

    di SD?

    C; Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1; Dapat mengetahui pengertian sintaksis.2; Dapat mengetahui sintaksis apa yan terdapat pada bahasa Indonesia

    untuk SD3; Dapat mengetahui secara jelas frasa, klausa, dan kalimat dalam

    sintaksis.4; Dapat mengetahui pelaksanaan pembelajaran sintaksis bahasa

    Indonesia di SD.

    BAB II

    1

  • 3PEMBAHASAN

    A; Hakikat Sintaksis

    Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

    dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Jadi secara

    etimologis sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi

    kelompok kata atau kalimat. Istilah sintaksis (Belanda, Syntaxis) ialah bagian

    atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana,

    kalimat, klausa dan frase (Ramlah 2001:18).Sintaksis membicarakan berbagai seluk-beluk frase dan kalimat

    (M.Asfandi Adul, 1990: 41). Banyak ahli telah mengemukakan penjelasan

    ataupun batasan sintaksis. Dikatakan bahwa sintaksis adalah telaah mengenai

    pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan

    kata menjadi kalimat. Sintaksis juga merupakan analisis mengenai

    konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas

    (Tarigan, 1984:5).Salah satu hakikat bahasa yang sudah kita pahami dalam studi

    bahasa adalah bahwa bahasa itu sistematis dan sistemis. Ada tiga subsistem

    bahasa yang cukup mendasar yaitu fonologi, gramatika, dan leksikon.

    Subsistem sintaksis mencakup satuan-satuan yang lebih besar dari kata, serta

    hubungan antara satuan-satuan itu. Sebagai suatu subsistem bahasa sintaksis

    mempersoalkan hubungan antara kata dan satuan-satuan yang lebih besar,

    membentuk suatu kontruksi yang disebut kalimat. Hubungan antara satuan-

    satuan itu memperlihatkan adanya semacam hierarki atau tata urut tingkatan.

    Dalam uraian mengenai hakikat bahasa telah dijelaskan bahwa tata urut

    tingkatan bahasa tertera dari urutan yang paling besar atau paling tinggi

    (wacana) ke yang paling kecil (rendah) adalah bunyi (fonem). Dalam

    subsistem gramatika tataran yang paling kecil adalah morfem.Dari beberapa pernyataan yang telah dikemukakan dapat

    disimpulkan bahwa sintaksis merupakan bagian dari ilmu bahasa yang

    didalamnya mengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa,

    klausa, dan kalimat.

    3

  • 4B; Fungsi Kajian Sintaksis

    Fungsi kajian sintaksis terdiri dari beberapa komponen. Diantaranya

    adalah subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Memperjelas

    tentang hakikat dari subjek dan predikat, objek dan pelengkap, serta

    keterangan. Semuanya akan dijelaskan sebagai berikut :

    1; Subjek dan Predikata; Subjek merupakan bagian yang diterangkan predikat. Subjek

    dapat dicari dengan pertanyaan Apa atau Siapa yang tersebutdalam predikat. Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yangmenerangkan subjek. Predikat dapat ditentukan denganpertanyaan yang tersebut dalam subjek sedang apa, berapa, dimana, dan lain-lain.

    b; Subjek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina.Sedangkan predikat bisa berupa frasa nomina, verba, adjektiva,numeralia, atau pun preposisi.

    c; Jika diubah menjadi kalimat tanya, subjek tidak dapat diberipartikel -kah. Predikat dapat diberi partikel -kah.

    Contoh dari kalimat yang memiliki subjek dan predikat adalah,

    Adik sedang makan. Adik menduduki fungsi subjek, sedangkan

    sedang makan menduduki fungsi predikat.

    Adik sedang makan

    S P

    2; Objek dan Pelengkapa; Objek berupa frasa nomina atau pengganti frasa nomina,

    sedangkan pelengkap berupa frasa nomina, verba, adjektiva,numeralia, preposisi, dan pengganti nomina.

    b; Objek mengikuti predikat yang berupa verba transitif(memerlukan objek) atau semi transitif dan pelengkap mengikutipredikat yang berupa verba intransitif (tidak memerlukan objek).

    c; Objek dapat diubah menjadi subjek dan pelengkap tidak dapatdiubah menjadi subjek.

    3; Keterangan.

  • 5a; Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek,predikat, objek atau pelengkap.

    b; Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.c; Mudah dipindah-pindah, kecuali diletakkan diantara predikat

    dan objek atau predikat dan pelengkap.

    Contoh kalimat yang memiliki keterangan adalah Kemarin, Pak

    Anwar membeli buah-buahan di pasar induk. Kemarin dan di

    pasar induk merupakan keterangan, untuk Pak Anwar menduduki

    fungsi subjek. Kata membeli merupakan predikat dan buah-

    buahan adalah fungsi objek.

    Kemarin , Pak Anwar membeli buah-buahan di pasar induk .

    Ket. S P O Ket.

    C; Aspek-Aspek Sintaksis

    Aspek-aspek yang dikaji dalam sintaksis meliputi frasa, klausa, dan

    kalimat. Dibawah ini merupakan uraian dari ketiga aspek tersebut.

    1; Frasa

    Frasa dapat dihasilkan dari perluasan sebuah kata. Sebuah

    frasa dengan perluasannya tidak menimbulkan jabatan atau fungsi

    lain sehingga tidak melebihi batas fungsi semula. Jika perluasan itu

    ternyata menimbulkan jabatan fungsi baru atau membentuk pola

    subjek-predikat, perluasan itu sudah menjadi klausa.Contoh : karya sastra (frasa)

    Diperluas menjadi :

    karya sastra indah itu (frasa)

    karya sastra itu indah (klausa)

    S P

    Frasa dapat dibagi atas empat jenis, sebagai berikut :

    a; Frasa Eksosentris

    Frasa Eksosentris, adalah frasa yang tidak mempunyai

    persamaan distribusi dengan unsurnya. Atau dapat diartikan

    frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai prilaku

  • 6sintaksis yang sama dengan keseluruhan. Frasa ini tidak

    mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa

    yang tidak mempunyai UP.

    Contoh:

    Sejumlah orang di gardu.

    Menurut Imam (2008 :1), Frase Eksosentris dibagi menjadi dua,

    yakni:

    1; Frase Eksosentrik yang Direktif

    Komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di, ke

    dan dari dan komponen berupa kata/kelompok kata

    yang biasanya berkategori nomina.

    Contoh:

    di rumah

    dari pohon mahoni

    2; Frase Eksosentrik yang Nondirektif

    Komponen pertamanya berupa artikulus, seperti si

    dan sang atau yang, para dan kaum, sedangkan

    komponen keduanya berupa kata berkategori nomina,

    adjektiva atau verba.

    Contoh:

    si kaya

    para remaja kampung

    Diana Nababan (2008: 84) dalam bukunya Intisari Bahasa

    Indonesia, mengatakan bahwa jenis frasa eksosentris dapat

    dibedakan menjadi :

    1; Frasa ferbal adalah frasa yang intinya berupa kata kerja.

    Contoh :

    Menangis keras

    Sedang melamun

    2; Frasa adjektiva adalah frasa yang intinya berupa katasifat.

  • 7Contoh :

    Kasar sekali

    Amat lembut

    3; Frasa nominal adalah frasa yang intinya berupa katabenda.

    Contoh:

    Lapangan besar

    Rumah besar

    4; Frasa pronominal adalah frasa yang intinya berupa kataganti.

    Contoh :

    Kalian semua

    Kamu dan dia

    5; Frasa adverbial adalah frasa yang intinya berupa kataketerangan.

    Contoh :

    Lebih kurang

    hingga dengan

    6; Frasa numerial adalah frasa yang intinya berupa katabilangan.

    Contoh :

    Tujuh dan delapan

    Empat belas

    7; Frasa interogativa adalah frasa yang intinya berupa katatanya.

    Contoh :

    Apa dan siapa

    dimana

    b; Frasa Endosentris

  • 8Frasa endosentris adalah frasa yang unsur-unsur

    pembentuknya dapat menggantikan kedudukan frasa itu secara

    keseluruhan.

    Contoh :

    Mereka menempati rumah baru.

    Frasa rumah baru mempunyai inti. Mencari inti frasa dapat diuji

    dengan membuat kalimat berterima dan tidak berterima:

    Mereka menempati rumah, berarti rumah menjadi intifrasa.

    Mereke menempati baru, Kalimat ini tidak berterimadan tidak mempunyai makna, berarti baru bukanlah intifrasa.

    Jenis frasa endosentris :

    1; Frasa Endosentris Koordinatif

    Masing-masing unsur memiliki kedudukan sederajat yang

    tidak saling menerangkan unsur yang lain. Sifat kesetaraan

    itu dapat dibuktikan oleh kemungkinan menyisipkan kata

    penghubung dan atau.Contoh : Anak itu sudah tidak mempunyai ibu bapak. (ibu

    dan bapak)

    2; Frasa Endosentris Apositif

    Frasa yang berhubungan antara unsur-unsurnya dapat saling

    menggantikan. Contoh : Aminah, Anak Pak Lurah sangat cantik.Frasa anak Pak Lurah adalah unsur keterangan tambahan

    untuk menerangkan aminah.

    3; Frasa Endosentris Atributif

    Frasa yang salah satu unsurnya dapat menggantikan frasa

    itu secara keseluruhan. Frasa ini memiliki unsur pusat dan

    unsur atribut. Inti frasa ditandai dengan D (diterangkan) dan

    unsur atribut ditandai dengan M (menerangkan)Contoh: Rumahnya sangat besar

    M DKata sangat adalah atribut atau penjelas untuk kata besar.

  • 9Contoh : Anak nakal sangat marah

    M D M D

    c; Frasa Ambigu

    Frasa ambigu adalah frasa yang menimbulkan makna

    ganda atau tidak jelas.

    Contoh : Lukisan Ayah dipajang di ruang tamu.

    Frasa lukisan ayah mempunyai makna:

    Lukisan milik Ayah Lukisan mengenai diri Ayah Lukisan buatan Ayah

    d; Frasa Idiomatik

    Frasa idiomatic adalah frasa yang mempunyai makna

    sampingan atau bukan makna sebenarnya.

    Contoh :orang tua itu sudah banyak makan garam kehidupan.

    2; Klausa

    Klausa merupakan bagian dari kalimat. Klausa memiliki

    unsur subjek dan predikat, tetapi tidak mengandung intonasi, jeda,

    tempo, dan nada. Ada lima dasar yang dapat digunakan untuk

    mengklasifikasikan klausa.

    a; Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya.

    Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya

    mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa, yaitu S dan

    P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir

    adalah S, sedangkan P sebagai unsur inti klausa selalu hadir.

    Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan

    struktur internnya, berikut klasifikasinya :

    1; Klausa Lengkap

  • 10

    Klausa lengkap ialah klausa yang semua unsur intinya

    hadir. Klausa ini diklasifikasikan lagi berdasarkan

    urutan S dan P menjadi :

    Klausa versi, yaitu klausa yang S-nya mendahului P.

    Contoh :

    Kondisinya masih kritis.

    Gedung itu sangat tinggi.

    Klausa inversi, yaitu klausa yang P-nya mendahuluiS.

    Contoh :

    Masih kritis kondisinya.

    Sangat tinggi gedung itu.

    2; Klausa Tidak Lengkap

    Klausa tidak lengkap yaitu klausa yang tidak semua

    unsur intinya hadir. Biasanya dalam klausa ini yang

    hadir hanya S saja atau P saja. Sedangkan unsur inti

    yang lain dihilangkan.

    b; Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasiyang secara gramatik menegatifkan P.

    Unsur negasi yang dimaksud adalah tidak, tak,

    bukan, belum, dan jangan. Klasifikasi klausa berdasarkan

    ada tidaknya unsur negasi yang secara gramatik

    menegatifkan P menghasilkan :

    1; Klausa Positif

    Klausa poisitif ialah klausa yang ditandai tidak adanya

    unsur negasi yang menegatifkan P.

    Contoh :

    Bambang seorang pesepak bola.

    Anak itu mengerjakan PR.

    2; Klausa Negatif

  • 11

    Klausa negatif ialah klausa yang ditandai adanya unsur

    negasi yang menegaskan P.

    Contoh :

    Bambang bukan seorang pesepak bola.

    Anak itu belum mengerjakan PR.

    Kata negasi yang terletak di depan P secara gramatik

    menegatifkan P, tetapi secara sematik belum tentu

    menegatifkan P. Dalam klausa Dia tidak tidur, misalnya,

    memang secara gramatik dan secara semantik menegatifkan

    P. Tetapi, dalam klausa Dia tidak mengambil pisau, kata

    negasi itu secara semantik bisa menegatifkan P dan bisa

    menegatifkan O. Kalau yang dimaksudkan Dia tidak

    mengambil sesuatu apapun, maka kata negasi itu

    menegatifkan O. Misalnya dalam klausa Dia tidak

    mengambil pisau, melainkan sendok.

    c; Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yangmenduduki fungsi P.

    Berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi

    P, klausa dapat diklasifikasikan menjadi :

    1; Klausa Nomina

    Klausa nomina ialah klausa yang P-nya berupa frasa

    yang termasuk kategori frasa nomina.

    Contoh:

    Pamannya petani di kampung itu.

    Bapak itu dosen linguistik.

    2; Klausa Verba

    Klausa verba ialah klausa yang P-nya berupa frasa yang

    termasuk kategori frasa verba.

    Contoh :

    Dia membantu para korban banjir.

    Pemuda itu menolong nenek tua.

  • 12

    Klausa verba dibagi menjadi beberapa tipe, yakni:

    a; Klausa Transitif adalah klausa yang predikatnyaberupa verba transitif.

    Contoh: Adik menulis surat.

    b; Klausa Intrasitif adalah klausa yang predikatnyaberupa verba intransitif.Contoh: Adik menyanyi kakak sedang berdandan.

    c; Klausa Refleksif adalah klausa yang predikatnyaberupa verba refleksif.Contoh: Kakak sedang berdandan.

    d; Klausa Resiprokal adalah klausa yang predikatnyaberupa verba resiprokal.Contoh: Orang itu bertengkar sejak tadi.

    3; Klausa Adjektiva

    Klausa adjektiva ialah klausa yang P-nya berupa frasa

    yang termasuk kategori frasa adjektiva.

    Contoh :

    Paman sangat kurus.

    Rumah itu sudah tua.

    4; Klausa Numeralia

    Klausa numeralia ialah klausa yang P-nya berupa frasa

    yang termasuk kategori numeralia.

    Contoh :

    Anaknya empat orang.

    Mahasiswanya sembilan orang.

    5; Klausa Preposisiona

    Klausa preposisiona ialah klausa yang P-nya berupa

    frasa yang termasuk kategori frasa preposisiona.

    Contoh :

    Kertas itu di bawah meja.

    Baju saya di dalam lemari.

    6; Klausa Pronomia

  • 13

    Klausa pronomia ialah klausa yang P-nya berupa frasa

    yang termasuk kategoi ponomial.

    Contoh :

    Hakim memutuskan bahwa dialah yang

    bersalah.

    d; Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk menjadikalimat.

    Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk

    menjadi kalimat dapat dibedakan atas :

    1; Klausa Bebas

    Klausa bebas ialah klausa yang memiliki subjek dan

    predikat, sehingga berpotensi untuk menjadi kalimat

    mayor. Jadi, klausa bebas memiliki unsur yang

    berfungsi sebagai subyek dan yang berfungsi sebagai

    predikat dalam klausa tersebut. Klausa bebas adalah

    sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat

    yang lebih besar. Dengan perkataan lain, klausa bebas

    dapat dilepaskan dari rangkaian yang lebih besar itu,

    sehingga kembali kepada wujudnya semula, yaitu

    kalimat.

    Contoh :

    Anak itu badannya panas, tetapi kakinya

    sangat dingin.

    Dosen kita itu rumahnya di jalan Ambarawa.

    2; Klausa terikat

    Klausa terikat ialah klausa yang tidak memiliki potensi

    untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi untuk

    menjadi kalimat minor karena strukturnya tidak

    lengkap. Kalimat minor adalah konsep yang

    merangkum: pangilan, salam, judul, motto, pepatah,

    dan kalimat telegram.

  • 14

    Contoh :

    Semua murid sudah pulang kecuali yang

    dihukum.

    Semua tersangkan diinterograsi, kecuali dia.

    e; Klasifikasi klausa berdasarkan criteria tatarannya dalamkalimat.

    Berdasarkan tatarannya dalam kalimat, klausa

    dapat dibedakan atas :

    1; Klausa Atasan

    Klausa atasan adalah klausa yang dapat berdiri sendiri

    sebagai kalimat.

    Contoh :

    Irwan datang ketika kami menonton film.

    Klausa Atasan

    2; Klausa Bawahan

    Klausa bawahan ialah klausa yang belum lengkap

    isinya. Klausa ini tidak dapat berdiri sendiri.

    Contoh : Irwan datang ketika kami menonton film.

    Klausa Bawahan

    Klasifikasi klausa dapat dianalisis berdasarkan tiga dasar,

    yaitu :

    a; Analisis Klausa Berdasarkan Fungsi Unsur-Unsurnya

    Klausa terdiri dari unsur-unsur fungsional yang di

    sini disebut S, P, O, pel, dan ket. Kelima unsur itu tidak

    selalu bersama-sama ada dalam satu klausa. Kadang-kadang

    satu klausa hanya terdiri dari S dan P kadang terdiri dari S,

    P dan O, kadang-kadang terdii dari S, P, pel dan ket.

  • 15

    Kadang-kadang terdiri dari P saja. Unsur fungsional yang

    cenderung selalu ada dalam klausa ialah P.

    1; S dan P

    Contoh : Budi tidak berlari-lari Tidak berlari-lari

    S P P

    Budi

    S

    Badannya sangat lemah Sangat lemah

    S P P

    badannya

    S

    2; O dan Pelengkap

    P mungkin terdiri dari golongan kata verbal transitif,

    mungkin terdiri dai golongan kata verbal intransitif,

    dan mungkin pula terdirri ari golongan-golongan lain.

    Apabila terdiri dari golongan kata verbal transitif,

    diperlukan adanya O yang mengikuti P itu.

    Contoh :

    Kepala Sekolah akan menyelenggarakanS P

    pentas seni. O

    Pentas seni akan dislenggarakan kepala S P

    sekolah O

    3; Keterangan

    Unsur klausa yang tidak menduduki fungsi S, P, O dan

    Pel dapat diperkirakan menduduki fungsi Ket. Berbeda

    dengan O dan Pel yang selalu terletak di belakang

    dapat, dalam suatu klausa Ket pada umumnya letak

    yang bebas, artinya dapat terletak di depan S, P dapat

  • 16

    terletak diantara S dan P, dan dapat terletak di belakang

    sekali. Hanya sudah tentu tidak mungkin terletak di

    antara P dan O, P dan Pel, karena O dan Pel boleh

    dikatakan selalu menduduki tempat langsung

    dibelakang P.

    Contoh :

    Akibat banjir desa-desa itu hancur

    Ket S P

    Desa-desa itu hancur akibat banjir

    S P O

    b; Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frase yangmenjadi Unsurnya.

    Analisis kalusa berdasarkan kategori kata atau

    frase yang menjadi unsur-unsur klausa ini itu disebut

    analisis kategorional. Analisis ini tidak terlepas dari analisis

    fungsional, bahkan merupakan lanjutan dari analisis

    fungsional.

    c; Analisis Klausa Berdasarkan Kategori Makna dan Unsur-Unsurnya

    Dalam analisis fungsional klausa dianalisis

    berdasarkan fungsi unsur-unsurnya menjadi S, P, O, Pel dan

    Ket dalam analisis kategorial telah dijelaskan bahwa fungsi

    S terdiri dari N, fungsi P terdiri dari N, V, Bil, FD, fungsi O

    terdiri dari N, fungsi Pel terdiri dari N, V, Bil dan fungsi ket

    terdiri dari Ket, FD, N.

    3; Kalimat

    Kalimat adalah satuan gramatik yang ditandai adanya

    kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa

    kalimat itu sudah selesai (lengkap).

    a; Ragam Kalimat

  • 17

    Berdasarkan jenisnya, kalimat dapat dibagi

    menjadi beberapa jenis:

    1; Kalimat Tunggal

    Kalimat tunggal adalah kalimat yangt mempunyai satu

    subjek dan satu predikat serta mengandung satu

    maksud.Contoh :

    Koko pergi ke pasar S P Ket Toni menanam biji jarak di kebun S P O Ket

    Berdasarkan predikatnya, kalimat tunggal terbagi atas:

    a; Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnyaberupa kata benda.

    Contoh: Ayahnya seorang pelukis.Yang berbaju biru itu, Pak Yandi.

    b; Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnyaberupa kata kerja.

    Contoh : Ani suka makan bakso.Rino belajar aritmatika.

    c; Kalimat adjectival adalah kalimat yang predikatnyaberupa adjektiva atau kata sifat.

    Contoh : Soal ini sulit sekali.Tekatnya sangat kukuh.

    2; Kalimat Majemuk

    Kalimat majemuk adalah kalimat yag terdiri atas dua

    pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk tersusun dari

    beberapa kalimat tunggal. Kalimat majemuk dapat

    dibedakan atas:

    a; Kalimat majemuk setara/koordinatif.

    Kalimat majemuk setara adalahkalimat yang pola-

    pola kalimatnya memiliki kedudukan yang

    sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya,

  • 18

    kalimat majemuk setara terbagi lagi menjadi

    beberapa bagian yaitu:

    ; Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai olehkata hubung dan, lalu, kemudian, dansebagainya.

    ; Kalimat majemuk pemilihan, ditandai olehkata hubung atau.

    ; Kalimat majemuk pertentangan, ditandai olehkata hubung tetapi dan melainkan.

    b; Kalimat Majemuk Bertingkat/ Subkoordinatif.

    Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang

    mengandung dua pola kalimat atau lebih yang

    tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi

    utama kalimat, yang lazimnya disebut dengan

    induk kalimat, sedangkan pola yang lain yang lebih

    rendah kedudukannya disebut anak kalimat. Fungsi

    itu sekaligus menunjukan relasi antara induk

    kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk

    bertingkat terbagi menjadi:

    ; Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandaioleh kata hubung setelah, sewaktu, sejak,mankala, ketika, dan sebagainya.

    ; Kalimat majemuk hubungan syarat, ditandaioleh konjungsi jika, seandainya, andaikan,asalkan, apabila.

    ; Kalimat majemuk hubungan tujuan ditandaioleh konjungsi agar, supaya, dan biar.

    ; Kalimat majemuk hubungan konsesif, ditandaioleh konjungsi walaupun, meskipun,sekalipun, biarpun, kendatipun dansungguhpun.

    ; Kalimat majemuk hubungan perbandingan,ditandai oleh kata penghubung daripada,ibarat, seperti, bagaikan, laksana,sebagaimana.

  • 19

    ; Kalimat majemuk hubungan penyebaban,ditandai oleh kata penghubung sebab, karena,oleh karena.

    ; Kata majemuk hubungan akibat, ditandai olehkata penghubung sehingga, sampai-sampai,maka.

    ; Kata majemuk hubungan cara, ditandai olehkata penghubung dengan.

    ; Kata majemuk hubungan sangkalan, ditandaioleh konjungsi seolah-olah, seakan-akan.

    ; Kalimat majemuk hubungan kenyataan,ditandai oleh konjungsi padahal, sedangkan.

    ; Kalimat majemuk hasil, ditandai olehkonjungsi makanya.

    ; Kalimat majemuk hubungan penjelasan,ditandai oleh kata penghubung bahwa, yaitu.

    ; Kalimat majemuk hubungan atributif, ditandaioleh konjungsi yang.

    c; Kalimat Majemuk Campuran

    Kalimat majemuk campuran adalah gabungan

    antara kalimat majemuk setara dengan kalimat

    majemuk bertingkat.Contoh :

    Artis cantik itu hanya bisa diam lalu

    pergi begitu saja ketika beberapa

    wartawan menanyainya.

    3; Kalimat Langsung

    Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan

    ujaran orang lain.Contoh :

    Ibu berkata Saya tidak senang melihat

    rambut gondrong.

    4; Kalimat Tidak Langsung

  • 20

    Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang

    menyampaikan kembali ujaran orang lain.Contoh:

    Ibu mengatakan bahwa Ia tidak senang melihat

    rambut gondrong.

    5; Kalimat Aktif

    Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya menjadi

    pelaku. Ciri utama kalimat aktif adalah predikatnya

    berupa kata dasar atau berimbuhan me(N)- dan ber-.Contoh :

    Ibu sedang membuat martabak telur.Berdasarkan hubungan antara predikat dan objeknya,

    kalimat aktif terbagi menjadi:

    a; Kalimat aktif transitif, adalah kalimat aktif yangpredikatnya mutlak membutuhakan objek.

    b; Kalimat aktif semitransitif, adalah kalimat aktifyang predikatnya memerlukan pelengkap.

    c; Kalimat aktif dwitransitif, adalah kalimat aktifyang predikatnya membutuhkan objek danpelengkap.

    6; Kalimat Pasif

    Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai

    pekerjaan. Ciri-ciri kalimat pasif adalah sebagai

    berikut:

    a; Predikatnya berisi kata kerja berawalan di-, ter-,dan kofiks ke-an.

    b; Bentuk diri atau persona ku-, kau-.

    Kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif.

    Caranya adalah sebagai berikut:

    a; Tukarkan pengisi subjek (S), dengan pengisi objek(O).

    b; Ganti awalan me- dengan di- pada predikat.c; Tambahkan kata oleh di belakang predikat

    (manasuka).

    Contoh:

  • 21

    Pemerintah mencanangkan Progam Indonesia Sehat S P O

    2010. (Aktif)Progam Indonesia Sehat 2010 dicanangkan (oleh)

    O Ppemerintah. (Pasif) SJika subjek pada kalimat aktif berupa kata ganti aku,

    saya, kami, kita, engkau, kamu, anda, dia, beliau, atau

    mereka. Berlaku kaidah berikut:

    a; Ubah pola SPO menjadi OSP. b; Hapus awalan meN- dari Pc; Rapatkan S dan P tanpa kata pemisah apapun. Jika

    semula mula predikatnya mengandung kata bantuseperti akan, dapat, atau kata ingkar tidak, letakankata-kata tersebut sebelum S.

    d; Gantikan aku dengan ku- dan engkau dengan kau(manasuka).

    7; Kalimat Mayor

    Kalimat mayor adalah kalimat sekurang-kurangnya

    mejangandung dua unsur pusat, dapat berupa S-P, S-P-

    O atau S-P-O-K.Contoh :

    Saya mengantuk.Presiden berkunjung ke Australia.

    8; Kalimat Minor

    Kalimat Minor adalah kalimat yang mengandung satu

    unsure pusat. Unsur pusat tersebut biasanya berupa

    predikat.Contoh : Pergi!, Tidur!

    Berdasarkan fungsi dan tujuannya, ragam kalimat

    dibedakan atas:

    1; Kalimat Berita

  • 22

    Kalimat berita adalah kalimat yang isinya

    memberitahukan suatu kejadian atau suatu keadaan.

    Dalam bentuk tulisan kalimat berita diakhiri dengan

    tanda titik (.), sedangkan dalam bentuk lisan, nadanya

    naik di akhir kalimat.Contoh: Harga BBM akan dinaikkan mulai bulan Mei

    2008.

    2; Kalimat Perintah

    Kalimat perintah adalah kalimat yang berisikan

    perintah atau seruan untuk melakukan sesuatu. Kalimat

    berita dalam bentuk tulisan diakhiri tanda seru (!) atau

    titik (.). Ciri-ciri kalimat perintah:

    ; Predikatnya menggunakan partikel lah.; Dapat menggunakan kata tolong, coba, atau

    silakan untuk memperhalus kalimat.; Kalimat perintah larangan sering didahului

    oleh kata jangan.3; Kalimat Tanya

    Kalimat Tanya adalah kalimat yang berisikan

    pertanyaan seseorang kepada orang lain. Cara membuat kalimat tanya:

    ; Membalikkan urutan kata lalu ditambahpartikel kah.

    ; Menggunakan kata tanya apa, siapa,beberapa, kapan, mengapa, bagaimana, dimana, dan sebagainya.

    ; Menambahkan partikel kah pada kata tanya.; Menggunakan kata bukan atau tidak.; Mengubah intonasi kalimat.

    4; Kalimat Seru

    Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan

    perasaan.Contoh : Wah, luar biasa pertandingan itu.

    5; Kalimat Empatik

  • 23

    Kalimat empatik adalah kalimat yang memberikan

    penegasan khusus kepada subjek.Contoh : Kami lah yang terlambat datang.

    D; Kalimat Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

    Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau

    tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sedangkan frase adalah

    kelompok kata yang mendukung suatu fungsi (subjek, predikat, pelengkap,

    objek dan keterangan) dan kesatuan makna dalam kalimat. Kalimat dapat

    diklasifikasikan berdasarkan atas jumlah kontur, jumlah inti, urusan subjek-

    predikat, jumlah pola kalimat, bentuk vebra (predikat dan kata kerja).Tugas guru dalam pembelajaran mengatur supaya terjadi interaksi

    antara siswa dengan media belajar atau lingkungan belajar itu. Pembelajaran

    bahasa Indonesia adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa

    kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa.Dalam kurikulum berbasis kompetensi penekanan mata pelajaran

    Bahasa Indonesia untuk kelas 1 dan 2 pada aspek peningkatan kemampua

    membaca dan menulis permulaan. Kegiatan pembelajaran menggunakan

    pendekatan tematik untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna.

    Pengelolaan waktunya diserahkan ke sekolah masing-masing. Untuk kelas

    3,4,5 dan 6. Dalam kurikulum berbasis kompetensi penekanan mata pelajaran

    Bahasa Indonesia pada aspek yang meningkatkan kemampuan berkomunikasi

    lisan dan tulis. Mulai kelas 3 menggunakan pendekatan mata pelajaran

    tunggal sesuai dengan jenis mata pelajaran dalam struktur kurikulum.Tujuan pembelajaran bahasa Indoesia mencakup aspek mendengar,

    berbicara, membaca, menulis serta unsur pemahaman penggunaan bahasa

    aspresiasi sastra. Tujuan pembelajaran ini dapat diupayakan dengan

    menggunakan langkah-langkah model pembelajaran bermakna, yaitu berikut

    ini:

    ; Pemanasan apresiasi; Eksplorasi; Konsolidasi pembelajaran

    ; Pembentukan sikap dan perilaku; Penilaian formatif

    E; Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

  • 24

    Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar

    kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa (yaitu

    kemampuan mengorganisasi pemikiran, keinginan, ide, pendapat atau

    gagasan dalam bahasa lisan maupun tulis. Kemampuan setiap siswa

    tergantung pada frekuensi dan kualitas materi yang didengar, berbicara dan

    menulis yang dilakukannya. Untuk itu perlu diupayakan agar siswa

    memperoleh pengalaman yang berbobot dalam bidang bahasa.Pembelajaran bahasa baik dilakukan sejak anak masih duduk di

    sekolah dasar. Kegiatan pembelajaran berbahasa di kelas rendah bisa dimulai

    dari kalimat-kalimat minim, kalimat inti, kalimat sederhana, dan kalimat

    tunggal. Sedangkan di kelas tinggi mulai mempelajari kalimat luas, kalimat

    majemuk, kalimat transformasi sampai anak dapat merangkai kalimat menjadi

    sebuah wacana sederhana.Dalam pembelajaran di SD siswa tidak diharuskan untuk menghafal

    sitilah-istilah namun yang terpenting siswa berlatih menghsilkan berbagai

    macam kalimat dalam konteks (dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari).Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia mencakup 4 aspek yaitu :

    Mendengarkan, Berbicara, Membaca, Menulis, dan lebih lanjut lagi siswa

    diharapkan mampu dalam Pemahaman Penggunaan dan Apresiasi sastra.Faktor sentral dalam membaca adalah pemahaman. Baik buruknya

    pemahaman seseorang terhadap teks bacaan bergantung kepada latar

    belakang pengalaman membacanya, kemampuan sensori dan persepsinya,

    kemampuan berfikir dan strateginya mengenal kata, tujuannya membaca,

    pengamatan pada bacaan, pentingnya membaca bagi dirinya, serta tersedianya

    fasilitas yang berupa berbagai strategi pemahaman yang akan membantunya

    mengungkap maksud yang tersirat dalam teks.Dengan adanya tujuan membaca yang jelas, kemampuan siswa

    memahami teks bacaan akan meningkat. Utuk itu, guru harus mempelajari

    bagaimana cara menentukan tujuan yang baik untuk tugas-tugas membaca

    yang diberikan kepada siswa.Karakteristik teks bacaan mempengaruhi proses pemahaman siswa.

    Banyak kalimat kompleks dalam teks bacaan harus mendapat perhatian guru

    sebab dapat menyulitkan siswa untuk memahami teks bacaan.Kegiatan prabaca, saat membaca dan pascabaca yang dikelola

    dengan baik oleh guru merupakan upaya untuk meningkatkan daya

  • 25

    pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca. Teknik-teknik yang dapat

    digunakan guru untuk mengelola kegiatan prabaca adalah gambaran awal,

    petunjuk antisipasi, pemetaan semantik, menulis sebelum membaca, dan

    drama atau simulasi. Untuk mengelola kegiatan inti membaca digunakan

    teknik metakognitif, cloze procedure, dan pertanyaan pemandu. Untuk

    mengelola kegiatan pasca baca digunakan teknik memperluas kesempatan

    belajar, mengajukan pertanyaan, mengadakan pameran visual, pementasan

    teater aktual, menceritakan kembali, dan penerapan hasil membaca.Menulis dapat adalah sebagai suatu proses ataupun produk. Dilihat

    dari segi prosesnya, menulis dapat dimulai dari menggerakkan pensil diatas

    kertas sampai terwujud karangan juga dapat dimulai dari memilih buku yang

    akan dibaca, mencatat bagian-bagian yang diperlukan, kemudian digunakan

    untuk bahan yang dibicarakan dalam karangan.Pada diri siswa, keterampilan menulis dibangun guru melalui banyak

    latihan dengan menggunakan teknik atau strategi pembelajaran yang sesuai

    dengan karakteristik siswa. Beberapa teknik pembelajaran menulis yang dapat

    diguakan guru, misalnya menulis secara langsung tanpa memperdulikan teori,

    memulai menulis dari bagian yang paling disukai siswa, menulis nonlinear

    atau menulis yang didasari dengan kegemaran membaca.Pembelajaran menulis dilaksanakan dalam jam pelajaran dan diluar

    jam pelajaran. Beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran

    menulis di kelas adalah bermain-main dengan bahasa dan tulisan, kuis,

    membuat atau mengganti akhir cerita, dan menulis meniru model. Di luar jam

    pelajaran, guru dapat menggunakan strategi menulis buku harian,

    menyelenggarakan majalah dinding atau membuat kliping yang semuanya

    diarahkan agar siswa senang menulis.Hakikat menyimak adalah sebagai sarana, sebagai suatu

    keterampilan, sebagai seni, sebagai suatu proses, sebagai suatu respons atau

    sebagai suatu pengalaman kreatif. Untuk kelas rendah bahan pembelajarannya

    bersifat sangat sederhana. Secara umum, bahan pembelajaran menyimak

    harus disertai dengan pertanyaan-pertanyaan dan harus disesuaikan dengan

    karakterisik siswa SD.Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan memalui

    bahasa lisan. Sifat kegiatannya sangat kompleks, sebab banyak faktor yang

  • 26

    terkait didalamnya. Faktor pemahaman dalam berbicara memegang peran

    penting karena tanpa pemahaman kegiatan berbicara akan tersendat-sendat.

    Klasifikasi berbicara dapat dilakukan berdasarkan tujuannya, situasinya, cara

    penyampaiannya, dan jumlah pendengaranya. Pembelajaran berbicara harus

    dikaitkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.

    BAB IIIPENUTUP

    A; Simpulan

    Dari uraian diatas, dapat penulis simpulkan dari beberapa masalah

    adalah sebagai berikut :

    1; Sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internalkalimat dan merupakan bagian dari ilmu bahasa yang didalamnyamengkaji tentang kata dan kelompok kata yang membentuk frasa,klausa, dan kalimat.

    2; Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifatnonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisisalah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Klausa adalah sebuahkonstruksi yang di dalamnya terdapat beberapa kata yangmengandung unsur predikatif. Klausa berpotensi menjadi kalimat,hanya saja yang membedakan klausa dan kalimat adalah intonasifinal di akhir satuan bahasa itu. Kalimat diakhiri dengan intonasifinal, sedangkan klausa tidak diakhiri intonasi final. Sedangkankalimat itu sendiri adalah satuan bahasa terkecil yang merupakankesatuan pikiran.

    3; Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajarkepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa(yaitu kemampuan mengorganisasi pemikiran, keinginan, ide,pendapat atau gagasan dalam bahasa lisan maupun tulis.Kemampuan setiap siswa tergantung pada frekuensi dan kualitasmateri yang didengar, berbicara dan menulis yang dilakukannya.Untuk itu perlu diupayakan agar siswa memperoleh pengalamanyang berbobot dalam bidang bahasa.

    B; Saran

  • 27

    Dengan disusunnya makalah sintaksis ini kami mengharapkan

    pembaca dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca dapat mengetahui

    sebenarnya sintaksis itu erat hubungannya dengan bahasa yang kita gunakan

    sehari-hari. Makalah ini kami susun hanya berdasarkan sumber-sumber yang

    kami dapatkan dan makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

    karena itu, jika pembaca mendapatkan sumber-sumber lain yang dapat

    mendukung perbaikan makalah ini, kami selaku penulis mengucapkan terima

    kasih.

    DAFTAR PUSTAKA

    Blinksastrakumaster. 2011. Sintaksis. Diunduh 19 September 2015 dari

    http://blinksastrakumaster1988.blogspot.com.

    Diana Nababan. 2008. Intisari Bahasa Indonesia. Jakarta : Kawan Pustaka.

    Henry Guntur Tarigan. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung: Angkasa.

    27

  • 28

    Kailani Hasan. 1983. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Riau. Jakarta: Pusat

    Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

    Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa

    Indonesia. Padang: Sukabina Press.

    M. Asfandi Adul. 1990. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bulungan. Jakarta :

    Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

    Nur Khairinnisa. 2011. Konsep dan Jenis-Jenis Frasa. Diunduh 19 September

    2015 dari http://www. Blogger.com.

    Rachmadrivai. 2011. Sintaksis Bahasa Indonesia (frasa). Diunduh 19 September

    2015 dari http://rachmadrivai.wordpress.com.

    Zaenal Arifin dan Junaiyah. 2008. Sintaksis. Jakarta: Grasindo

    MAKALAH

    SINTAKSIS BAHASA INDONESIA SD

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ..............................

    29

  • 29

    Dosen Pembimbing

    MAULIDA NUR OKTAVIANI, M.Pd

    DISUSUN OLEH :

    Nama : ................................

    NIM : ................................

    PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS ACHMAD YANIBANJARMASIN

    2015

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telahditentukan. Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenaiSINTAKSIS BAHASA INDONESIA SD.

  • 30

    Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah ....................................... Dalam makalah ini kami menguraikan mengenaipengertian sintaksis, serta struktur internal kalimat yang terdiri dari frase, klausa,dan kalimat untuk sekolah dasar.

    Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapatbanyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat.Dengan ini, penulis memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyakkekurangan. Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat.

    Banjarbaru, 20 September 2015

    Penulis

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ................................................................................................. i

    Kata Pengantar ................................................................................................. ii

    Daftar Isi .......................................................................................................... iii

    ii

  • 31

    BAB I PENDAHULUAN

    A; Latar Belakang .............................................................................. 1B; Rumusan Masalah ......................................................................... 2C; Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN

    A; Hakikat Sintaksis .......................................................................... 3B; Fungsi Kajian Sintaksis ................................................................ 4C; Aspek-Aspek Sintaksis ................................................................. 5D; Kalimat Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ................................ 23E; Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ..................... 24

    BAB III PENUTUP

    A; Simpulan ....................................................................................... 27B; Saran ............................................................................................. 27

    Daftar Pustaka .................................................................................................. 29

    iii