bahan li lbm 5

12
Menurut literatur gambaran klinis ECC terdiri dari empat tahap yaitu: 1. Tahap inisial Tahap ini dikarakteristikkan dengan terlihatnya permukaan seperti kapur, lesi demineralisasi berwarna opak pada permukaan halus gigi desidui insisivus maksila. Hal ini terjadi saat anak berusia 10-20 bulan atau lebih muda. Suatu garis putih yang khas terlihat pada daerah servikal dari permukaan vestibular dan palatal gigi-gigi insisivus maksila. Pada tahap ini, lesi reversibel tapi orang tua dan dokter yang pertama memeriksa mulut anak sering mengabaikan lesi tersebut. Lebih lanjut, lesi ini dapat didiagnosa hanya setelah seluruh gigi dikeringkan. 3,6 2. Tahap kedua Tahap ini terjadi saat usia anak sudah mencapai 16-24 bulan. Dentin dipengaruhi saat lesi putih pada insisivus berkembang pesat menyebabkan enamel rusak. Dentin terpapar dan terlihat lunak serta berwarna kuning. Molar desidui maksila terkena lesi inisial pada permukaan servikal, proksimal dan oklusal. Pada tahap ini, anak mulai mengeluh kalau giginya sensitif saat tersentuh makanan atau minuman yang dingin. Orang tua kadang-kadang memperhatikan perubahan warna pada gigi anak mereka dan mulai cemas. 3,6 3. Tahap ketiga Tahap ini terjadi saat usia anak 20-36 bulan. Lesi sudah luas pada salah satu insisivus maksila dan pulpa sudah teriritasi. Anak akan mengeluh sakit saat mengunyah dan menyikat gigi. Pada malam hari anak akan merasa kesakitan spontan. Pada tahap ini, molar desidui maksila pada tahap kedua sedangkan gigi molar desidui mandibula dan kaninus desidui maksila pada tahap inisial. 3,6 4. Tahap keempat Tahap ini terjadi ketika anak sudah berusia 30-48 bulan. Mahkota gigi anterior maksila fraktur sebagai akibat dari rusaknya enamel dan dentin. Pada tahap ini insisivus desidui maksila biasanya sudah nekrosis dan molar desidui maksila berada pada tahap tiga. Molar kedua desidui dan kaninus desidui maksila serta molar

description

lbm 5

Transcript of bahan li lbm 5

Menurut literatur gambaran klinis ECC terdiri dari empat tahap yaitu:1.Tahap inisialTahap ini dikarakteristikkan dengan terlihatnya permukaan seperti kapur, lesi demineralisasi berwarna opak pada permukaan halus gigi desidui insisivus maksila. Hal ini terjadi saat anak berusia 10-20 bulan atau lebih muda. Suatu garis putih yang khas terlihat pada daerah servikal dari permukaan vestibular dan palatal gigi-gigi insisivus maksila. Pada tahap ini, lesi reversibel tapi orang tua dan dokter yang pertama memeriksa mulut anak sering mengabaikan lesi tersebut. Lebih lanjut, lesi ini dapat didiagnosa hanya setelah seluruh gigi dikeringkan.3,6

2.Tahap keduaTahap ini terjadi saat usia anak sudah mencapai 16-24 bulan. Dentin dipengaruhi saat lesi putih pada insisivus berkembang pesat menyebabkan enamel rusak. Dentin terpapar dan terlihat lunak serta berwarna kuning. Molar desidui maksila terkena lesi inisial pada permukaan servikal, proksimal dan oklusal.Pada tahap ini, anak mulai mengeluh kalau giginya sensitif saat tersentuh makanan atau minuman yang dingin. Orang tua kadang-kadang memperhatikan perubahan warna pada gigi anak mereka dan mulai cemas.3,6

3.Tahap ketigaTahap ini terjadi saat usia anak 20-36 bulan. Lesi sudah luas pada salah satu insisivus maksila dan pulpa sudah teriritasi. Anak akan mengeluh sakit saat mengunyah dan menyikat gigi. Pada malam hari anak akan merasa kesakitan spontan. Pada tahap ini, molar desidui maksila pada tahap kedua sedangkan gigi molar desidui mandibula dan kaninus desidui maksila pada tahap inisial.3,6

4.Tahap keempatTahap ini terjadi ketika anak sudah berusia 30-48 bulan. Mahkota gigi anterior maksila fraktur sebagai akibat dari rusaknya enamel dan dentin. Pada tahap ini insisivus desidui maksila biasanya sudah nekrosis dan molar desidui maksila berada pada tahap tiga. Molar kedua desidui dan kaninus desidui maksila serta molar pertama desidui mandibula pada tahap kedua. Anak sangat menderita, susah mengekspresikan rasa sakitnya, susah tidur, dan tidak mau makan.3,6

Sutadi H. Penanggulangan Karies Rampan Serta Keluhannya pada Anak. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia 2002; 9 (1): 5-8.Gambaran umum preoses terjadinya karies diawali dengan fermentasi dari konsumsi gula menjadi asam organik oleh mikroorganisme di dalam plak yang melekat pada permukaan gigi. Pembentukan asam organik akan terjadi sangat cepat, ketika pH pada permukaan enamel berada di bawah pH kritis maka pada saat itulah kerusakan struktur gigi dimulai. Ketika kadar gula yang tersedia berkurang, pH plak akan meningkat seiring dengan pengurangan pembentukan asam dan pada saat ini remineralisasi enamel terjadi. Karies dental sendiri terjadi apabila proses demineralisasi yang terjadi pada permukaan gigi tidak dapat diimbangi dengan proses remineralisasinya.karies terhentiKaries terhenti (Arrested karies) adalah suatu keadaan yang kontras sekali dengan karies rampan, istilah ini menggambarkan lesi karies yang tidak berkembang. Biasanya terjadi pada lingkungan mulut yang memudahkan timbunya karies yang berubah menjadi cenderung menghambat terjadinya karies.3MEKANISME TERJADINYA1Beberapa jenis karbohidrat makanan misalnya sukrosa dan glukosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga PH plak akan menurun sampai dibawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan PH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai.4 a. Proses DemineralisasiDemineralisasi merupakan proses hilangnya atau terbuangnya garam mineral yaitu hidroksiapatit pada gigi.Komponen mineral dari email, dentin dan sementum adalah hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2). Pada lingkungan netral, hidroksiapatit berada pada keseimbangan dengan saliva yang banyak terdapat ion Ca2+dan PO43-.Hidroksiapatit sangat reaktif terhadap ion hydrogen pada pH 5,5 atau dibawahnya. H+lebih bereaksi terhadap grup fosfat pada lingkungan cair yang berdekatan dengan permukaan Kristal. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai konversi PO43-ke HPO42-dengan penambahan H+dan pada waktu yang bersamaan H+mengalami buffer. HPO2-kemudian tidak mampu untuk berkonstribusi pada keseimbangan hidroksiapatit karena mengandung PO43-, daripada HPO42-, dan kristal hidroksiapatit kemudian larut.

b. Proses RemineralisasiRemineralisasi merupakan kebalikan dari demineralisasi yaitu penempatan kembali garam-garam mineral ke gigi. Proses remineralisasi dapat terjadi jika pH saliva menjadi netral dan terdapat ion Ca2+dan PO43-yang cukup di lingkungan saliva. Pengembalian mineral ini dapat terjadi dengan proses buffer, atau ion Ca2+dan PO43-pada saliva dapat menghalangi proses larutnya mineral melalui efek ion yang biasa.

c. menurut teoi karies berdasarkan keseimbangan Menurut teoi karies berdasarkan keseimbangan karies tidak akan terjadi apabila berasal dari satu faktor saja. karies dapat terjadi jika ada interaksi kompleks dari patologi dan faktor proteksi. faktor patologi yang terlibat dalam proses terjadinya karies adalah bakteri, kebiasaan diet buruk dan xerostomia. faktor proteksi termasuk saliva, antimicrobial agent, fluoride, pit dan fissure sealent dan diet yang efektif. keseimbangan antara faktor patologi dan proteksi secara dinamis berubah sepanjang hari, bahkan pada individu yang sehat.proses karies gigiwhite chalky spotterjadi kariesjika tidak dirawatmencapai dentin dan pulpainflamasi pulpanekrosis pulpalesi radikular5d.Teori glikogen1:Egiede (1958) mengemukakan hipotesanya bahwa glikogen dalam keadaan normal dijumapi bersama-sama dengan bahan organik dari email seperti keratin,glikogen merupakan bahan makanan karena kerusakan unsur yang membentuk lubang1

KLASIFIKASI KARIES a. dari aspek morpologinya 1. karies email atau karies superficialis Karies yang terjadi pada email biasanya terdapat pada :-Aproksimala, dibawah titik kontak-Pada daerah leher gigi dibagian : vestibular,oral, dan sirkular. karies email terbagi atas 2 tipe :- tipe I , terlihat permukaan kasar noda-noda putih, atau kecoklatan. - tipe 2, karies pada email dimana dijumpai adanya lubang. 2. karies Dentin. Furrer (1922, membagi karies dentin menjadi :-Didekat daerah pulpa, terdapat dentin sekunder yang dibentuk dari odontoblas, karena mendapat pacuan kronis dengan adanya karies.-Zona reaksi vital, reaksi t yang berasal dari pulpa oleh karena adanya pacuan dari kariesnya. Terdiri dari lapisan atau daerah :Zona butir-butir lemak pada tubulus dentinZona permulaan penghancuran unsur-unsur kapur. Zona ini dibagi 2 : [1] penghancuran berbutir, [2] penghancuran homogen.-Daerah perusakan termasuk kepada zona ini adalah :Zona transparanZona sedikit bakteri, dimana permulaan dijumpainya jamur dan mikroorganismeZona bakteri yaitu zona yang banyak jamur dan mikroorganisme.1hal 34-38 b. bedasarkan cara meluasnya 1. karies berpenetrasi Karies yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut, perluasannya secara penetrasi , yaitu merembees kearah dalam.2. karies non penetrasiKaries yang meluas dari email kedentin dengan jalan meluas kearah samping sehingga menyebabkan bentuk seperti periuk1hla 38-39c. berdasarkan stadium karies pada klasifikasi ini, karies dibagi menurut dalamnya:1.Karies superfisialis Karies baru mengenai email saja, sedang dentin belum terkena.2.Karies media Karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.3.Karies profunda Karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa. Karies profunda ini dapat kita bagi lagi menjadi :-Karies profunda stadium I . karies telah melewati setengah dentin, biasanya belum dijumpai radang pulpa.-Karies profunda stadium II. Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa. Biasanya disini telah menjadi radang pulpa.-Karies profunda stadium III . pulpa telah terbuka dan dijumpai bermacam-macam radang pulpa.1hal 39-40 d. beradasarkan lokasi karies G.V black mengklasifikasi kavitas atas 5 bagian dan diberi tanda dengan nomor romawi, dimana kavitas diklasifikasi berdasarkan permukaan ggi yang terkena karies. Pembagian tesebut adalah :

1. klas I Karies yang terdapat pada bagian oklusal ( ceruk dan fisura ) dari gigi premolar dan molar (gigi posterior). Dapat juga terdapat pada gigi anterior diforamen caecum.

2. klas II Karies yang terdapat pada bagian aproksimal gigi molar atau premolar, yang umumnya meluas sampai kebagian oklusal.3.klas III Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi depan, tetapi belum mencapai margo-insisalis.4.Klas IV Karies yang terdapat pada bagian aproksimal dari gigi-geligi depan dan sudah mencapai margo- insisalis (telah mencapai 1/3 insisal dari gigi ).5.Klas V karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-geligi depan maiupun belakang pada permukaan labial, lingual, palatal, ataupun bukal dari gigi.6.Ada juga klas VI (simon) yaitu :Karies yang terdapat pada tepi insisal dan tonjolan oklusal pada gigi belakang yang disebabkan oleh abrasi, atrisi, atau erosi.Atrisi adalah keadaan fisiologis pada pengunyahan.Abrsai adalah keausan pada gigi yang terjadi selain dari pengunyahan normal. Contohnya : mengisap pipa.Erosi adalah keausan gigi yang disebabkan oleh proses kimi.

e. berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies: 1. karies simple Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja, misalnya labial, bukal, mesial,distal, dan oklusal.2. karies kompleks Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi misalnya : mesio, distoinsisal, mesial, distal dan oklusal.

f. klasifikasi berdasarkan keparahan . menurut klasifikasi ini, karies dikelompokkan menjadi :1.Karies insipien ; mengenai kurang dari setengah ketebalan email.2.Karies moderat : mengenai permukaan dentin-email dan kurang dari setengah jarak pulpa.3.Karies lanjutan : karies pertemuan dentin-email dan kurang dari setengah jarak pulpa4.Karies parah : mengenai lebih dari setengah jarak ke pulpa.1

g. klasifikasi berdasarkan WHO klasidikasi ini berdasarkan bentuk dan kedalaman lesi karies dan dibagi dalam 4 skala :1.D1 : secara klinis dideteksi lesi email2.D2 : kavitas pada email3.D3 : kavitas mengenai dentin4.D4 : lesi meluas kepulpa1hal 44h. klasifikasi karies berdasarkan radiografi karies dibagi menjadi :1.E0, tidak terlihat lesi pada lesi2.E1, lesi pad setengah luar email3.E2, lesi pada setengah dalam email4.D1, lesi pada 1/3 luar dentin5.D2, lesi pada 1/3 tengah dentin6.D3, lesi pada 1/3 dalam dentin1hal 44. i. BerdasarkanKeparahan atau Kecepatan Berkembangnya a. Karies Ringan Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan seperti pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarum yang terdapat pada permukaan oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan memanjang pada permukaan gigi) sedangkan kedalaman kariesnya hanya mengenai lapisan email (iritasi pulpa). b. Karies Sedang Kasusnya dikatakan sedang jika serangan karies meliputi permukaan oklusal dan aproksimal gigi posterior. Kedalaman karies sudah mengenai lapisan dentin (hiperemi pulpa). c. Karies Berat/Parah Kasusnya dikatakan berat jika serangan juga meliputi gigi anterior yang biasanya bebas karies. Kedalaman karies sudah mengenai pulpa, baik pulpa tertutup maupun pulpa terbuka (pulpitis dan gangren pulpa). Karies pada gigi anterior dan posterior sudah meluas ke bagian pulpa.

j. Ada 2 tipe karies yang diklasifikasikan menurut lokasinya, yaitu:1. Fisura, bentuknya paling umum, terjadi peling sering pada fisura-fisura dalam di permukaan kunyah gigi-gigi posterior.2. Karies permukaan halus, biasanya terjadi di tempat-tempat yang terlewatkan dari pembersihan plak seperti di bawah kontak interproksimal, di tepi gusi dan pada permukaan akar. K.berdasarkan lesi baru dari lesi kaies rekurena. karies primer : lesi pada permukaan yang direstorasi b. lesi rekuren : lesi yang berkembang berdekatan dengan tambalan yangdisebut dengan karies berulang atau sekunde c. karies residual : demineralisasi jaringan yang tersisa di tempat l. berdasarkan kecepatanperkembangan karies a. karies gigi akut : perjalanan menuju pulpa dengan kecepatan yang sangat cepat b. karies rampan : melibatkan permukaan gigi yang biasanya disebabkan karenakebersihan mulut yang buruk dan sering mengkonsumsi makanan ringan danminuman manis serta adanya atau terjadinya hiposalivasi7

m. berdasarkan jalur penyebaran kariesa. karies depan : ketika karies masuk ke dalam enamel dan lanjut ke dalam dentin b. karies mundur : ketika penyebaran karies sepanjang DEJ di perpanjang dari DEJ ke enamel n. berdasarkan asalnya a. karies primary (pertama) b. karies secondary (terjadi berulang) 5,8,9--untuk ditambal,1. Gigi terasa linu saat dibuat minum dingin. dan segera hilang setelah air dingin di telan. atau rangsangan dihilangkan. pada ciri-ciri ini gigi anda masih bisa langsung ditambal dengan mudah dan tidak terlalu ribet.2. Gigi berwarna hitam dan masih dalam taraf kecil. segera periksakan sebelum warna hitam tersebut akan menyebar dan lebih luas kersakan giginya.3. Gigi linu dan masih terasa linu setelah rangsangan dihilangkan.4. Gigi depan yang pecah atau geripis separuh bisa dilakukan penambalan sinar laser.

ciri-ciri gigi yang masih bisa ditambal

Jika anda mengalami beberapa ciri-ciri yang anda rasakan di bawah ini mungkin gigi anda bisa ditambal tapi membutuhkan perawatan lebih lanjut (perawatan saluran akar)1. Gigi terasa sakit cekot2, senut-senut2. Gigi bengkak besar.3. Gigi lubang besar dan belum rusak semua. / tinggal separuh4. Gigi rusak besar dan anda tidak merasakan sakit (tanda gigi dan syaraf gigi sudah mati)--Factor predisposisi terjadinya rampant cariesKonsumsi gulaBerkurangnya salivaAdanta streptokokus mutans dalam tingkat yang infeksiusPerubahan fisiologi dalam rongga mulut misalnya karena kebiasaan noralhygiene yang burukGangguan emosiNutrisional imbalanceFactor herediterPerubahan phsikologisPerawatan pada Rampan Karies adalah sebagai berikut :Penembalan sementara untuk mengurangi rasa sakit, biasanya ditutup dengan semen znoe/ca(oh)Penilaian diet dengan pembatasan konsumsi gulaIntruksi oral hygiene, misalnya dengan selalu menyikat gigi setiap habis makan dan sebelum tidur.Perawatan flour di rumah dan klinik gigi dengan baik dengan menggunakan pasta gigi berfluoride ataupun suplemen fluoride.1. 5.Arrested (inactive) carious lesionKaries terhenti atau lesi karies yang tidak berkembang bisa disebabkan karena faktor lingkungan. Karies ini biasanya paling sering terjadi dibagian labial maupun lingual gigi, terkadang apabila terdapat perubahan kondisi lingkungan yang sangat baik, dapat menyebabkan karies melambat bahkan terkadang pada lesi karies terjadi proses remineralisasi.1. 6.White spot caries/ incipien cariesMerupakan tanda klinis pertama sebelum terjadinya karies, terlihatnyawhite spotkarena terjadinya demineralisasi pada bagian sub permukaan email. Normalnya apabilawhite spotterlihat permukaannya halus maka tidak aktif, sebaliknya apabila permukaannya kasar menunjukkan bahwa lesi aktif dan berkembang karena meningkatnya porusitas.

DefinisiKaries botol atau Nursing Mouth Caries merupakan suatu keadaan yang menggambarkan karies pada anakyang dihubungkan dengan kebiasaan minum susu menggunakan botol susu yang berisi cairan (karbohidrat) yang dapat diragikan maupun cairan manis lainnya seperti susu dan jus buah sepanjang hari dan saat tidur siang maupun malam hari.Pendapat lainNMCadalah suatu bentuk karies rampan yang bersifat agresif yang biasanya dihubungkan dengan pemberian susu yang tidak tepat bukan hanya melalui botol yang mengandung cairan manis tapi juga melalui pemberian air susu ibu (ASI) dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini dikenal sebagai karies gigi sulung yang umumnya terjadi setelah beberapa bulan erupsi yang mengenai gigi anterior rahang atas dan molar sulung khususnya pada anak-anak usia 0-3 tahun.Gambaran KlinisGambaran klinis dariNMCmempunyai pola dan tipe yang khusus. Gambaran pola kariesnya terlihat jelas, dengan lesi terutama pada bagian labial gigi insisif atas, dan atau pada palatal molar atas. Tipe kariesnya sejalan dengan lengkung gusi gigi insisif rahang atas. Proses kariesnya cenderung aktif, gigi lainnya akan terpengaruh sejalan dengan erupsinya yaitu akan mengenai molar kesatu rahang atas, kaninus rahang bawah dan molar kedua, namun jarang mengenai insisif rahang bawah, hal ini mungkin terjadi karena posisinya yang terlindung oleh lidah.

Lesi pada Permukaan Labial Gigi Insisif Rahang Atas dan Gigi Anterior RahangPenyebab dan Faktor risikoMenurut teori terdahulu telah diketahui faktor penyebab terjadinya karies ini adalah kebiasaan minum susu atau cairan manis lainnya dari botol, oleh karena itu karies ini dikenal dengan namaNursing Bottle Caries. Saat ini selain faktor tersebut di atas diyakini bahwa kebiasaan pemberian air susu ibu (ASI) yang tidak benar pun dapat menyebabkan terjadinyaNMC.NMCtidak hanya disebabkan oleh pemberian susu melalui botol tetapi dapat juga disebabkan oleh cara pemberian ASI yang kurang tepat. Bayi yang dibiarkan tertidur sambil menyusu pada ibunya sepanjang malam diyakini mempunyai resiko yang tinggi untuk terkenaNMC, bahkanNMCditemukan pada bayi yang mendapat ASI secara eksklusif tanpa pernah diberi susu melalui botol.Kondisi ini terjadi karena gigi bayi berkontak langsung dengan larutan yang mengandung gula seperti susu formula dan sari buah dan berlangsung dalam waktu lama.Gula ini akan diam dalam permukaan enamel gigi, kemudian akan bergabung dengan bakteri dalam mulut yang bersifat oportunistik. Bakteri ini akan memproduksi asam yang merusak permukaan enamel gigi.Proses terjadinya karies pada maksila dan mandibula di atas selain berhubungan dengan 4 etiologi utama karies (host, agent, substrat, waktu) tergantung dari tiga faktor yaitu urutan erupsi, lamanya melakukan kebiasaan, dan pola otot saat bayi menghisap.Gigi-gigi atas pada permukaan labial lebih rentan terserang karies botol / nursing mouth caries.PerawatanNursing Mouth CariesPerawatan terhadapNMCtergantung pada tingkat keparahan karies. Penentuan teknik perawatanNMCsangat ditentukan oleh diagnosa yang tepat. Pada gigi dengan karies yang telah mengenai saluran akar hendaknya dilakukan perawatan endodontik terlebih dahulu sebelum dilakukan penambalan, sedangkan pada gigi dengan karies yang belum mengenai pulpa dapat langsung dilakukan penambalan.Perawatan endodontik yang dapat dilakukan antara lain pulp capping (direct atau indirect), pulpotomi (vital atau nonvital), pulpektomi (vital atau nonvital), pembuatan restorasi. Pembuatan restorasi dengan menggunakan bahan semen glass ionomer dan resin komposit, dengan pembuatan mahkota buatan sepertiCompomer Strip Crowns, mahkota stainless steel.PencegahanTindakan pencegahan terhadapNMCharus dilakukan karena semakin parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan sehingga memerlukan biaya yang tidaksedikit untuk dikeluarkan.Beberapa saran untuk mencegah karies botol, meliputi :1.Berikan nasihat pada orang tua anak agar membuat anak merasa tenang dan nyaman saat tidur, jangan memberikan dot botol yang berisi larutan gula (susu formula atau sari buah), biasakan berikan anak air putih dalam dot botol atau dot karet.2. Usahakan jangan memasukkan gula, madu, atau yang mengandung larutan gula ke dalam dot botol.3. Jangan membiarkan anak menghisap ASI secara kontinyu saat tidur, karena ASI juga dapat menyebabkan kerusakan gigi. Biasakan anak menghisap dot botol yang berisi air.4. Jangan menambahkan gula yang berlebihan dalam makanan anak5. Gunakan kain kasa yang dibasahi air atau kain tipis untuk membersihkan gigi dan gusi anak setelah makan atau minum yang mengandung gula atau karbohidrat. Ini akan membantu menghilangkan plak bakteri dan gula yang tumbuh dalam gigi dan gusi.6. Jika air minum yang diminum setiap harinya tidak mengandung fluoride, maka suplemen fluoride atau perawatn fluoride seperti topikal aplikasi dan fissure sealant dapat diberikan.7. Ajarkan kepada anak untuk membiasakan minum menggunakan gelas atau cangkir menjelang umurnya 1 tahun. Anak sebaiknya berhenti minum menggunakan dot botol setelah umurnya 1 tahun.8. Berikan nasihat pada orang tua anak untuk segera mengunjungi dokter gigi, apabila tampak tanda kemerahan dan bengkak pada mulut anak atau bercak/spot hitam pada gigi anak.

Karies pada gigi tidak selalu harus ditambal. Jika ada bagian gigi yang sudah mulai menghitam merupakan gejala terjadinya karieskaries tidak akan berlanjut. Penambalan hanya dilakukan jika lubang gigi sudah mencapai lapisan yang lebih dalam.