BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN...

125
OH PP RP % A BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA LAPORAN KINERJA TAHUN 2017 Nomor : LKIN-2/PW02/6/2018 Tanggal : 8 Januari 2018 ar 7

Transcript of BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN...

OH PP

RP

%

A

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN KINERJA

TAHUN 2017

Nomor : LKIN-2/PW02/6/2018

Tanggal : 8 Januari 2018

ar 7

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

i

Laporan Kinerja Tahun 2017

KATA PENGANTAR

Tahun 2017 merupakan

pembuktian peran dan fungsi

Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara sebagai

tantangan dari terbitnya

Peraturan Presiden Nomor 192

Tahun 2014 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan dan Instruksi

Presiden Nomor 9 Tahun 2014

tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan

Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan

Kesejahteraan Rakyat. Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan

Rencana Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara periode

2015–2019 yang telah disusun sesuai amanah dalam kedua perundangan

tersebut untuk lebih meningkatkan peran dan fungsi pengawasan dalam

pemerintahan Republik Indonesia.

Menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara meningkatkan kualitas output-nya dalam bentuk rekomendasi.

Dengan berfokus pada rekomendasi, diharapkan pengawasan intern akan lebih

efektif dalam memberikan informasi yang bermanfaat bagi kelancaran

pembangunan nasional, khususnya di wilayah Sumatera Utara. Tercapainya

target-target pembangunan merupakan prioritas pemerintah, khususnya Presiden,

selaku stakeholders BPKP. Di samping itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara juga berperan membina peningkatan implementasi Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah

(APIP) pada pemerintah daerah di wilayah Sumatera Utara. Perbaikan terhadap

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

ii

Laporan Kinerja Tahun 2017

kedua komponen tersebut diyakini akan secara signifikan mempercepat

tercapainya target-target pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan

rakyat.

Hasil pengawasan dan pembinaan yang disajikan dalam laporan kinerja ini

mencakup hasil yang telah dicapai disertai dengan analisis pencapaian sasaran

strategis dan sasaran program terhadap target Renstra BPKP periode 2015-2019.

Laporan kinerja disusun sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan merujuk pada

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah sesuai Peraturan Menteri PAN dan RB

Nomor 53 Tahun 2014.

Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan media

akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara serta penggunaan anggaran dalam menjalankan peran pengawasan intern.

Keberhasilan pencapaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

merupakan integrasi kinerja seluruh individu pegawai yang saling berkaitan.

Segenap ide, gagasan, pandangan, dan upaya terbaik telah dicurahkan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dengan hasil akhir kinerja yang

tertuang dalam laporan ini.

Capaian kinerja ini akan selalu menjadi semangat dan pendorong dalam

meningkatkan peran dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

periode 2015-2019. Peningkatan kualitas hasil pengawasan diupayakan melalui

penguatan kompetensi SDM, ketaatan terhadap standar pengawasan,

pengembangan implementasi SOP berbasis risiko, peningkatan kapasitas

Information and Communication Technology (ICT) serta pemanfaatan sarana

prasarana secara optimal menuju tercapainya visi Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara sebagai Auditor Internal Pemerintah Republik Indonesia Berkelas

Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional di Wilayah Sumatera Utara.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

iii

Laporan Kinerja Tahun 2017

Akhir kata, melalui laporan ini diharapkan pencapaian kinerja pada masa

mendatang dapat lebih ditingkatkan, baik melalui perbaikan pelaksanaan tugas

maupun penyempurnaan perencanaan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara.

Medan, 8 Januari 2018

Kepala Perwakilan,

Sihar Panjaitan

NIP.19581020 198203 1 001

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

iv

Laporan Kinerja Tahun 2017

Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................... i

Daftar Isi ................................................ iv

Ikhtisar Eksekutif .................................... v

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang

Organisasi ........................................ 2

B. Aspek Strategis Organisasi ............. 5

C. Kegiatan dan Produk

Organisasi ........................................ 7

D. Struktur Organisasi .......................... 9

E. Sistematika Penyajian ................... 13

A. Rencana Strategis 2015 –

2019 ............................................... 17

1. Pernyataan Visi ........................ 18

2. Pernyataan Misi ....................... 20

3. Tujuan dan Sasaran

Program ................................... 24

4. Indikator Kinerja Program ........ 25

5. Program dan Kegiatan ............. 26

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2017 ...... 27

A. Capaian Kinerja Organisasi ........... 30

1. Sasaran Program ..................... 34

2. Indikator Kinerja Program ........ 53

B. Realisasi Anggaran........................ 96

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017

2. Realisasi Capaian Kinerja

Tahun 2017

3. Perhitungan Capaian Kinerja

Tahun 2017

98 –103

Penutup

i – ix

Ikhtisar Kinerja

1 – 15

Pendahuluan

16 – 29

Perencanaan Kinerja

Lampiran

30– 97

Akuntabilitas Kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

v

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKHTISAR EKSEKUTIF

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara telah menyusun Rencana

Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019

yang memuat visi, misi, tujuan,

sasaran, dan kegiatan, dilengkapi

dengan indikator kinerja dan target

yang akan dicapai, serta rencana

pendanaan dalam tahun 2015-2019,

yang selanjutnya menjadi acuan

dalam penyusunan Kebijakan

Pengawasan (Jakwas) dan Perjanjian

Kinerja (Perkin) setiap tahun.

Visi Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara adalah menjadi

Auditor Internal Pemerintah RI

Berkelas Dunia untuk Meningkatkan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

dan Pembangunan Nasional di

Wilayah Sumatera Utara. Sebagai

Auditor Internal Pemerintah RI,

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara berperan membantu

pemerintah dalam meningkatkan

akuntabilitas keuangan negara,

mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik, serta

membantu upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi sebagaimana

diamanatkan dalam RPJMN 2015-

2019.

Untuk mewujudkan visinya,

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara memiliki tiga misi, yaitu (1)

Menyelenggarakan Pengawasan

Intern terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional guna

Mendukung Tata Kelola

Pemerintahan dan Korporasi yang

Bersih dan Efektif di Wilayah

Sumatera Utara; (2) Membina

Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah

yang Efektif di Wilayah Sumatera

Utara; serta (3) Mengembangkan

Kapabilitas Pengawasan Intern

Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten di Wilayah Sumatera

Utara.

Dalam mencapai visi dan misi

tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara menetapkan tiga

tujuan strategis yang akan dicapai

dalam tahun 2015-2019, yaitu (1)

Peningkatan Kualitas Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

vi

Laporan Kinerja Tahun 2017

Pembangunan Nasional yang Bersih

dan Efektif di Wilayah Sumatera

Utara; (2) Peningkatan Efektivitas

Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah di

Wilayah Sumatera Utara; dan (3)

Peningkatan Kapabilitas

Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Wilayah

Sumatera Utara.

Untuk mencapai tujuan di atas,

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara telah merumuskan delapan

sasaran program sebagai dasar

pengukuran kinerja BPKP yang

dituangkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja.

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2017 ini merupakan salah satu

media yang menunjukkan kesiapan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara untuk mampu menjawab

pertanyaan atas pencapaian kinerja

tahun 2017. LKj juga dimanfaatkan

sebagai alat kendali dan alat

pengukuran kinerja secara kuantitatif

menuju terwujudnya akuntabilitas

keuangan negara yang berkualitas.

Hasil penilaian atas pelaksanaan

kinerja tahun 2017 menunjukkan

sebagian besar sasaran program dan

kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara telah tercapai.

Sasaran Progran dan Kegiatan,

berikut capainnya pada tahun 2017

dapat dilihat pada Tabel RE.1.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

vii

Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel RE.1 Capaian Sasaran Program dan Kegiatan Tahun 2017

No. Sasaran Program dan Kegiatan/ Indikator Program dan Kegiatan

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

A Sasaran Program

Sasaran Program 1 : Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Keuangan Negara (tindak lanjut hasil pengawasan)

% 55,00 39,13 71,15

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi

% 100,00 37,66 37,66

Sasaran Program 2 : Meningkatnya Efektivitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian

3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan

% 40,00 72,22 180,56

4 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70,00 100,00 142,86

5 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60,00 100,00 166,67

6 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

7 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

Sasaran Program 3 : Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional

8 Persentase Penyelesaian Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan

% 0,00 100,00 0,00

Sasaran Program 4 : Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi

9 Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

% 50,00 100,00 200,00

Sasaran Program 5 : Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap Korupsi

10 Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat

% 60,00 60,00 100,00

Sasaran Program 6 : Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

11 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

12 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota % 21,00 12,12 57,71

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

viii

Laporan Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran Program dan Kegiatan/ Indikator Program dan Kegiatan

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

(Level 3)

13 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 0,00 0,00

14 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 24,00 0,00 0,00

15 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 100,00 0,00

16 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 55,00 87,88 40,22

17 Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG Baik

% 70,00 100,00 142,86

18 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)

% 54,00 0,00 0,00

19 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

% 54,00 75,00 138,89

20 Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina

% 60,00 100,00 166,67

Sasaran Program 7 : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

21 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

22 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 18,00 6,06 33,67

23 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 100,00 100,00

24 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 64,00 39,39 61,55

25 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 0,00 0,00

26 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 18,00 54,55 (103,00)

Sasaran Program 8 : Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama

27 Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10)

Skala 7 7,32 104,57

B Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan 1 : Terlaksananya monitoring evaluasi dan program prioritas yang dilaksanakan di Daerah

1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan

Laporan 146 159 118,66

Sasaran Kegiatan 2 : Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

2 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan Laporan 42 42 100,00

3 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 24 24 100,00

Sasaran Kegiatan 3 : Terlaksananya Bimtek

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

ix

Laporan Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran Program dan Kegiatan/ Indikator Program dan Kegiatan

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

4 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan

Laporan 28 28 100.00

5 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 28 28 100,00

Sasaran Kegiatan 4 : Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

6 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

Laporan 12 12 100,00

Keberhasilan capaian sasaran program dan kegiatan diukur dengan persentase

pencapaian outcome dan jumlah output rekomendasi untuk sasaran kegiatan

yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2017.

Capaian sasaran program dan kegiatan tersebut sebesar 95,36% dibiayai dari

DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2017 dengan anggaran

sebesar Rp33.065.137.000,00 dengan penyerapan per 31 Desember 2017 adalah

sebesar Rp31.553.347.369,00.

Kepala Perwakilan,

Sihar Panjaitan

NIP.19581020 198203 1 001

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

1

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

I. PENDAHULUAN

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk

berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang diubah dengan Keputusan

Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, terakhir diubah

dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan dan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

BPKP merupakan aparat pengawas intern pemerintah yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Presiden dengan tugas utama membantu Presiden

mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara serta

pembangunan agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,

sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan kebijakan yang terkait. Untuk

menyelenggarakan tugas dan fungsi di daerah, BPKP membentuk Kantor

Perwakilan BPKP disetiap Provinsi.

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi vertikal

BPKP yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Organisasi dan Tata Kerja

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera

Utara berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan Nomor 17 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera

Utara, Sumatera Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Jawa Barat,

Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Sulawesi Selatan.

B

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

2

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Untuk memberikan arah bagi pelaksanaan tugas, fungsi dan peran yang

diamanahkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan visi,

misi, rencana strategis, tujuan, sasaran, program serta rencana kerja yang terukur

dan selaras dengan organisasi BPKP. Selanjutnya, sesuai amanat Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

menyusun dan menyajikan laporan kinerja sebagai bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara. Tujuan pelaporan kinerja adalah memberikan informasi

kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan

seharusnya dicapai sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan kinerja pada masa

yang akan datang.

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Sesuai Pasal 3 Peraturan Kepala BPKP Nomor 17 Tahun 2016 Perwakilan BPKP

mempunyai tugas:

a. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara

berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara;

c. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau

atas permintaan Kepala Daerah;

d. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah pada wilayah kerjanya; dan

e. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang

pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

3

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Perwakilan

BPKP menyelenggarakan fungsi:

a. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah dan

laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;

b. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, Badan

Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan kinerja Instansi Pemerintah

Pusat/Daerah/Badan Usahan Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;

c. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang

didalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah

atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak

kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

d. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas kinerja

pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan

pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

e. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran

keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain

yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran

negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya

yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari

Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan

keuangan negara/daerah;

f. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset

negara/daerah;

g. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern,

dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan

program/kebijakan pemerintah yang strategis;

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

4

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

h. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau

kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas

penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus

penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negarah/daerah, audit

perhitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli,

dan upaya pencegahan korupsi;

i. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-

sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya;

j. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultasi penyelenggaraan

sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah

daerah, dan badan-badan yang di didalamnya terdapat kepentingan keuangan

atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;

k. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah Pusat

dan/atau Pemerintah Daerah sesuai peraturan perundang-undangan;

l. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;

m. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan

akuntabilitas keuangan negara Kementrian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;

dan

n. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi Perwakilan BPKP.

Selain itu, sesuai dengan amanat Pasal 49 ayat 2 Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP),

BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas

kegiatan tertentu yang meliputi:

1. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan

3. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

5

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

B. Aspek Strategis Organisasi

Sebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di

bidang pengawasan untuk mendukung keberhasilan pembangunan sebagaimana

telah diamanatkan dalam RPJMN 2015 – 2019. Arah kebijakan dan strategi

pengawasan BPKP menjadi salah satu pendukung terwujudnya sasaran

pembangunan nasional, yaitu pembangunan tata kelola pemerintahan yang bersih,

efektif, demokratis dan terpercaya. Hakekat pengawasan intern adalah hasil

pengawasannya berperan penting dalam meningkatkan tata kelola, memperbaiki

pengelolaan risiko dan menguatkan system pengendalian intern. Dengan demikian,

pembangunan tata kelola pemerintahan dan aparatur tidak dapat lepas dari

pengawasan intern yang akan diperankan oleh BPKP dalam lingkup nasional.

1. Arah Kebijakan Pengawasan BPKP

Kerangka kebijakan pengawasan BPKP diarahkan untuk mencapai sasaran

terwujudnya kualitas tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan

terpercaya; mencapai terwujudnya penguatan kebijakan sistem pengawasan

intern pemerintah; penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan

nasional; kebijakan dalam penerapan pengawasan intern yang independen,

profesional dan sinergis serta kebijakan penerapan sistem manajemen kinerja

pembangunan nasional yang efisien dan efektif.

Arah kebijakan pengawasan BPKP secara rinci sebagai berikut:

a. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM

(Internal Audit Capability Model) APIP yang mampu mendorong

pemantapan penerapan sistem pengendalian intern kementerian, lembaga,

pemerintah daerah dan korporasi (KLPK) dan mampu bersinergi dengan

APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintah yang baik (good

governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah

dan pembangunan nasional;

b. Penguatan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pengawasan sinergis

bersama-sama dengan APIP kementerian, lembaga, pemerintah daerah

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

6

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

dan korporasi untuk mengawal pencapaian sasaran program

pembangunan yang bersifat lintas bidang di RPJMN 2015-2019;

c. Peningkatan ruang fiskal negara melalui pengawasan untuk meningkatkan

penerimaan negara/daerah; pengawasan untuk efisiensi pengeluaran

negara/daerah; pengawasan terhadap optimalisasi pemanfaatan aset

negara/daerah; pengawasan pembiayaan keuangan negara/daerah; dan

pengawasan terhadap alokasi keuangan daerah (dana transfer);

d. Pengamanan keuangan negara/daerah yang efektif melalui

debottlenecking dan clearing house; pengawasan represif untuk preventif

serta pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi.

2. Strategi Pengawasan BPKP

Strategi pengawasan BPKP terdiri atas strategi eksekutif maupun strategi

operasional. Strategi eksekutif diharapkan menjadi acuan terutama bagi

pimpinan BPKP di pusat maupun daerah untuk membangun kemitraan dan

jejaring pengawasan dan perencanaan pembangunan nasional. Strategi

operasional mengindikasikan kegiatan dan langkah-langkah dalam program

teknis pengawasan BPKP yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah.

Strategi pengawasan BPKP dalam kurun waktu 2015-2019 memfokuskan pada

peningkatan kualitas hasil pengawasan terhadap isu-isu strategis melalui

penguatan SPIP, penguatan kapasitas APIP, dan penguatan kapasitas sumber

daya manusia BPKP. Secara lebih spesifik strategi sebagai program-program

indikatif untuk mewujudkan visi dan misi tertuang dalam empat butir strategi

(focus dan sinergis), yaitu:

a. Peningkatan kapasitas pengawasan intern yang mendukung sinergi

pengawasan program pemerintah dan mendukung penguatan

penyelenggaraan SPIP;

b. Pemfokusan pengawasan intern pada isu strategis atau program

pembangunan nasional bersifat lintas bidang dalam RPJMN 2015 - 2019,

termasuk di dalamnya menguatkan sistem pengendalian intern program

lintas;

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

7

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

c. Pengawasan terhadap optimalisasi penerimaan negara/daerah;

d. Pengamanan keuangan/aset negara/daerah termasuk pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana korupsi.

C. Kegiatan dan Produk Organisasi

Kegiatan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara disesuaikan

dengan nomenklatur yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi eselon II

yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja

yang terukur. Kegiatan pengawasan akan menghasilkan rekomendasi sebagai

indikator kinerja pengawasannya. Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan

komponen kegiatan teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat (tools)

pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan. Selain itu, terdapat

pelaksanaan dukungan pengawasan meliputi penyiapan kultur organisasi,

penyiapan profesionalisme SDM, penyiapan SOP pelaksanaan kegiatan,

penyiapan sarana dan prasarana dan lain-lain yang mendukung secara tidak

langsung kegiatan teknis pengawasan.

BPKP telah menghasilkan beberapa produk unggulan yang bermanfaat bagi

pembenahan manajemen pemerintahan. Selain produk untuk pembinaan

penyelenggaraan SPIP menurut PP 60 Tahun 2008, BPKP juga menghasilkan

produk unggulan antara lain:

1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi atas Program Pembangunan

yang bersifat stratejik dan lintas sektoral;

2. Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA);

3. Standar Pelayanan Minimal di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah;

4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat (Performance Enhancement

Program);

5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor

Publik;

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

8

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;

8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO;

9. Program Anti Korupsi (PAK);

10. Fraud Control Plan (FCP);

11. Management Assessment Center (MAC);

12. Peningkatan Maturitas SPIP;

13. Peningkatan Kapabilitas APIP.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga telah menghasilkan layanan

produk yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan dan

mendukung peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, antara lain:

1. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP

2. Rekomendasi Pengawasan Perwakilan BPKP (Nawacita)

3. Rekomendasi Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah (Nawacita)

4. Rekomendasi Perbaikan Penyelenggaraan SPIP

5. Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

Kegiatan dan produk yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara, antara lain:

1. Assurance

Kegiatan assurance dilakukan atas:

Proyek Strategis Nasional (PSN).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Laporan Keuangan dan Kinerja BUMN/BUMD/BLUD/BUMDES/Badan

Usaha Lainnya.

Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.

Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNBP).

Tindak Lanjut atas Temuan-Temuan Pemeriksaan.

Indikasi praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain

sepanjang hal itu membutuhkan keahlian di bidangnya dalam bentuk Audit

Khusus (Audit Investigasi).

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

9

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Kegiatan assurance lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan

urgen untuk segera dilakukan.

2. Konsultansi

Di bidang konsultansi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berperan

sebagai konsultan bagi para stakeholders di daerah Sumatera Utara menuju

tata pemerintahan yang baik (good governance), yang mencakup: Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Good Corporate Governance (GCG)/MR

dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) pada Badan Usaha Milik Negara/Badan

Usaha Milik Daerah.

3. Pemberantasan Korupsi

Di bidang perbantuan pemberantasan korupsi, BPKP membantu pemerintah

memerangi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, dengan membentuk gugus

tugas anti korupsi dengan keahlian audit forensik. Dalam rangka penegakan

hukum dan pemberantasan KKN, BPKP telah mengikat kerjasama dengan

Kejaksaan Agung dan Kepolisian RI yang dituangkan dalam bentuk Surat

Keputusan Bersama. BPKP juga mengikat kerjasama dengan Komisi

Pemberantasan Korupsi.

4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan

Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, BPKP menjadi instansi

pembina untuk mengembangkan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di

lingkungan instansi pemerintah. Dalam hal ini Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara menjadi Kantor Pengelola Diklat untuk menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di Medan.

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Nomor 17 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara adalah instansi vertikal BPKP yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala BPKP.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

10

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan (Pejabat Struktural

Eselon II A, Sihar Panjaitan) berdasarkan SK Kepala BPKP Nomor Kep-

170/K/SU/2017 tanggal 5 Juli 2017. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh:

Kepala Bagian Tata Usaha, yang membawahi;

Kepala Subbagian Keuangan;

Kepala Subbagian Kepegawaian;

Kepala Subbagian Umum;

Kelompok Jabatan Fungsional;

Kelompok Jabatan Fungsional Auditor

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 1;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat 2;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Akuntabilitas Pemerintah Daerah 1;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Akuntabilitas Pemerintah Daerah 2;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Akuntan Negara 1;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Akuntan Negara 2;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Investigasi 1;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Investigasi 2;

Koordinator Pengawasan Kelompok Jabatan Fungsional Auditor Bidang

Program dan Pelaporan serta Pembinaan Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

11

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara disajikan pada

Gambar 1.1.

Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga SDM yang cukup

andal. Posisi pegawai per 31 Desember 2017 berjumlah 164 orang, dengan rincian

sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1 sampai dengan Tabel 1.5.

Tabel 1.1.

Komposisi SDM Menurut Jabatan

Jabatan Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Pejabat Struktural 5 3,05

Pejabat Fungsional Auditor 127 77,41

Fungsional Arsiparis 5 3,05

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

12

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Jabatan Jumlah

(orang)

Persentase

(%)

Fungsional Pranata Komputer 1 0,60

Fungsional Umum 26 15,81

Jumlah 164 100,00

Tabel 1.2.

Komposisi SDM Menurut Jabatan dan Gender (Jenis Kelamin)

Jabatan Jumlah

(orang)

Gender

Pria %-tase Wanita %-tase

Pejabat Struktural 5 4 2,44 1 0,60

Pejabat Fungsional Auditor 127 88 53,67 39 23,88

Fungsional Arsiparis 5 4 2,44 1 0,60

Fungsional Pranata Komputer 1 1 0,60 0 0,00

Fungsional Umum 26 18 10,98 8 4,88

Jumlah 164 115 70,13 49 29,87

Tabel 1.3.

Komposisi SDM Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah

(orang) %-tase

Sarjana S2/Magister 9 5,48

Sarjana S1/DIV 95 57,94

Sarjana Muda/Diploma III 34 20,74

SMA/SMK 25 15,54

SD 1 0,60

Jumlah 164 100,00

Tabel 1.4.

Komposisi SDM Berdasarkan Usia

Usia Jumlah

(orang) %-tase

> 59 4 2,44

51 s.d 58 64 39,03

41 s.d 50 45 27,44

31 s.d 40 24 14,63

< 30 27 16,46

Jumlah 164 100,00

Tabel 1.5.

Komposisi SDM Golongan

Golongan Jumlah

(orang) %-tase

IV 34 20,74

III 124 75,60

II 6 3,66

Jumlah 164 100,00

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

13

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Komposisi Sumber Daya Manusia (SDM) per 31 Desember 2017 disajikan dalam bentuk

grafik, tampak sebagai berikut:

Grafik 1.1.

Komposisi SDM Berdasarkan

Jabatan dan Gender

Grafik 1.2.

Komposisi SDM Berdasarkan

Pendidikan

Grafik 1.3.

Komposisi SDM Berdasarkan Usia

Pegawai

Grafik 1.4.

Komposisi SDM Berdasarkan Golongan

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 melaporkan

capaian kinerja selama tahun 2017. Capaian kinerja tahun 2017 diukur dan dinilai

berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran

Renstra Tahun 2015-2019.

4

88

4 118

1

39

1 08

0

20

40

60

80

100

Struk JFA Arsiparis Prakom JFU

Pria Wanita

9

95

34 251

020406080

100

Jenjang Pendidikan

4

64

45

24 27

0

20

40

60

80

≥ 59 51 s.d 58 41 s.d 50 31 s.d 40 ≤ 30

Usia

34

124

6

0

50

100

150

IV III III

Golongan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

14

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2017 memungkinkan

dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai

masukan bagi perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja berpedoman pada Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun

2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang

organisasi, aspek strategis organisasi, kegiatan dan produk organisasi, struktur

organisasi, serta sistematika penyajian.

Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang rencana strategis

2015 – 2019 dan perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun

2017.

Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran program dan indikator kinerja program, serta menguraikan

realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan

dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan

kinerja.

Alur pikir penyajian Laporan Kinerja Tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara dapat diilustrasikan sebagaimana tampak pada Gambar 1.2 berikut

ini.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

15

Pen

dah

ulu

an

Laporan Kinerja Tahun 2017

Gambar 1.2.

Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Tahun 2016

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

Referensi Bab

PENDAHULUAN Bab I

Bab IV PENUTUP

RencanaStrategis

2015-2019

Perjanjian Kinerja 2017 Bab II

PERENCANAAN KINERJA

Bab III AKUNTABILITAS KINERJA

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

16

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

II. PERENCANAAN KINERJA

ebagai auditor intern pemerintah, BPKP melaksanakan tugas dan fungsinya di

bidang pengawasan intern untuk mendukung keberhasilan pembangunan

sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMN 2015–2019. Oleh karena itu, arah

kebijakan strategi, kerangka regulasi serta kerangka kelembagaan BPKP

difokuskan untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam mencapai

keberhasilan sasaran pembangunan yang dicita-citakan selama lima tahun ke

depan. Untuk itu, BPKP merancang strategi pengawasan ke dalam empat fokus

atau dimensi sebagai respon terhadap kompleksitas isu pembangunan nasional

sebagai berikut:

1. Pengawalan Pembangunan Nasional

Pengawalan Pembangunan Nasional diarahkan untuk memastikan

diterapkannya tata kelola yang baik dalam pencapaian target-target

pembangunan nasional, memberikan early warning dan solusi terhadap

permasalahan yang mungkin menghambat jalannya pembangunaan, serta

menyediakan informasi yang mutakhir dan akurat bagi pengambilan keputusan

Presiden.

2. Peningkatan Ruang Fiskal

Pengawasan intern diarahkan antara lain untuk memastikan efektivitas

kegiatan peningkatan ruang fiskal dari sektor penerimaan negara/daerah.

Kegiatan pengawasan difokuskan pada kegiatan dalam rangka optimalisasi

penerimaan negara/daerah yang berasal dari sektor perpajakan, kepabeanan,

dan PNBP.

3. Pengamanan Aset Negara/Daerah

s

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

17

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Pengawasan atas pengamanan aset negara/daerah diarahkan untuk

memastikan efektivitas pengamanan terhadap aset-aset negara. Kegiatan

pengawasan difokuskan pada kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi

merugikan keuangan negara/daerah, perhitungan kerugian keuangan

negara/daerah, pemberian keterangan ahli, upaya pencegahan korupsi melalui

peningkatan kualitas namajemen aset negara/daerah, permasalahan terkait

aset sebagaimana hasil audit BPK-RI.

4. Peningkatan Governance System

Pengawasan atas peningkatan governance system diarahkan untuk

memastikan efektivitas SPIP dalam rangka mewujudkan akuntabilitas

keuangan negara/daerah/desa/BUMN/D. Kegiatan pengawasan diarahkan

pada peningkatan kualitas laporan keuangan pada Kementerian, Lembaga,

dan Pemerintah Daerah yang memperoleh opini disclaimer dari BPK-RI, dan

peningkatan tata kelola yang baik pada BUMN/BUMD/BL.

Sebagai alat untuk mengelola sumber daya yang terbatas dalam rangka

mengekseskusi strategi pengawasan tersebut, maka BPKP menyusun rencana

jangka menengah berupa Rencana Strategis (Renstra) periode 2015-2019 dengan

mengacu kepada Peraturan Menteri PPN/Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang

Pedoman Penyusunan Renstra K/L.

A. Rencana Strategis 2015-2019

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), BPKP wajib menyusun Renstra

yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, arah kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan pengawasan dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif. Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari organisasi BPKP telah menyusun

Renstra yang sinkron dan mengacu Renstra BPKP Tahun 2015-2019

sebagaimana Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Nomor

KEP-537/PW02/1/2015 tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2015-2019. Penyusunan Renstra dimaksudkan untuk

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

18

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

mendukung pencapaian program pembangunan bidang hukum dan aparatur di

daerah Sumatera Utara dengan fokus prioritas peningkatan penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

1. Pernyataan Visi

Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan suatu

komitmen untuk mewujudkan visi BPKP ke depan yang tercantum dalam Rencana

Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015-2019, yaitu:

Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten

dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional.

Komitmen yang terkandung dalam pernyataaan visi tersebut adalah:

a. Auditor Internal Pemerintah RI

Visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang

strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun

in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu kementerian,

lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan demikian, informasi

yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh BPKP diharapkan

bersifat obyektif, tidak bias, dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang

menciderai penegakan prinsip independensi.

Terdapat dua hal penting dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu audit

intern dan auditor pemerintah RI.

1) Audit Intern

Peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan intern memiliki dua sifat

aktivitas yaitu sebagai pemberi jasa assurance, dan pemberi jasa

consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang sistematis dan

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

di Wilayah Sumatera Utara”

VISI

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

19

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas

pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance.

2) Auditor Pemerintah RI

Sebagai auditor pemerintah RI, BPKP merupakan mata dan telinga

Presiden yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung

fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance

melalui suatu sistem pengawasan. BPKP mengemban amanah dan

tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai

potensi kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara.

b. Auditor Berkelas Dunia

Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal

berkelas dunia, yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk.

1) Profesionalisme Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional

care dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib

memenuhi persyaratan minimal.

2) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi

Setiap auditor BPKP memiliki keahlian dan kapasitas yang memadai dalam

melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham atas budaya organisasi

serta sistem dan proses yang berlaku di BPKP. Disamping itu, BPKP selalu

mengusahakan peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait

sehingga meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan

solusinya serta perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang

pengawasan.

3) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan

Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa

informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance

memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola

pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah

dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen

operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

20

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko,

aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance

dan rekomendasi tersebut harus sedemikian rupa sehingga mempunyai

daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja

pemerintahan dan program pembangunan.

c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen

lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan

lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program

prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan BPKP dilakukan untuk

merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang

menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas.

2. Pernyataan Misi

Misi BPKP merupakan perwujudan tugas dan fungsi, yaitu sebagai pelaksana

fungsi pengawasan intern sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden

Nomor 192 Tahun 2014, Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga

dinyatakan dalam Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang

Nomor 20 Tahun 1997. Rumusan misi BPKP adalah:

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera Utara;

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di Wilayah Sumatera Utara; dan

c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Sumatera Utara.

MISI

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

21

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

Misi ini menggambarkan dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP.

Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung tata kelola

pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif.

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan dalam

misi ini akan bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas

penyelenggaraan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional. Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang

fungsi pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala KLPK melalui

jasa assurance dan jasa consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian

informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja

BPKP tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang

mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja

BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-kurangnya harus

memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan,

kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas

dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional. BPKP harus

berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya

penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang

memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko

tidak tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015 2019.

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan

pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah yang

bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan intern BPKP

MISI PERTAMA

“Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata

Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah

Sumatera Utara”

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

22

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan telah berjalan secara partisipatif, akuntabel,

transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur organisasi dan mekanisme

yang melibatkan stakeholder kunci dalam menetapkan dan mengawasi tujuan

pemerintah dan pembangunan termasuk korporasi.

Misi dua ini terkait erat dengan misi satu. Untuk menjamin pelaksanaan seluruh

program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk

organisasi pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem

pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan

berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal,

penanganan aset yang aman dan taat terhadap peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai

dengan PP tersebut, BPKP diberikan mandat untuk melakukan pembinaan

penyelenggaraan SPIP mendukung penyelenggaraan SPIP KLPK yang menjadi

tanggung jawab masing-masing KLPK.

Seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas

pembinaan menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di seluruh

kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut dilakukan dengan

membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh semua personel dan

pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang dituangkan dalam kebijakan

dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP). Pengkomunikasian dan evaluasi

reguler terhadap konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP

diharapkan menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan

pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan meningkatkan

kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di KLPK.

MISI KEDUA

“Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang

Efektif di Wilayah Sumatera Utara”

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

23

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung

dengan misi pertama yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan

korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan karakteristik

antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan untuk

penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan

fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan

untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem

Pengendalian Intern.

Misi ini juga terkait dengan misi pertama dan misi kedua. Salah satu unsur SPIP,

yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi pemerintah

untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan

perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan

organisasinya. Upaya pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan

melalui perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang

efektif. Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern

diperlukan kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, tugas

dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut, sesuai dengan

PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas APIP dengan

mengarah pada peningkatan kapasitas organisasi APIP maupun peningkatan

kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP dilakukan melalui

peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran APIP dalam organisasi;

(b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek profesionalisme pengawasan

intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan akuntabilitas; (e) kualitas hubungan

Inspektur dengan pimpinan/atasan dan pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f)

struktur tata kelola APIP termasuk kualitas independensi APIP.

MISI KETIGA

“Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Wilayah Sumatera Utara”

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

24

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

3. Tujuan dan Sasaran Program

Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi, yang ingin dicapai atau

dihasilkan pada kurun waktu tertentu, yaitu satu sampai dengan lima tahun kedepan

dalam tahun 2015-2019, serta menggambarkan arah strategik organisasi,

perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi, serta

meletakkan kerangka prioritas untuk memfokuskan program dan kegiatan yang

akan dilaksanakan. Tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah

sebagai berikut:

Sasaran program merupakan hasil yang akan dicapai dari program dalam rangka

pencapaian sasaran strategis. Sasaran program mencerminkan berfungsinya

output yang telah direncanakan pelaksanaannya selama tahun 2017. Sasaran

program yang ingin dicapai oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah

sebagai berikut:

a. Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan

Keuangan Negara/Korporasi.

b. Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian.

c. Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional.

d. Meningkatnya kualitas tata kelola Pemerintah dan Korporasi dalam

pencegahan korupsi.

e. Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi.

f. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi.

g. Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern Pemerintah Daerah.

a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Sumatera

Utara;

b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah di Wilayah Sumatera Utara; dan,

c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Wilayah Sumatera Utara.

TUJUAN

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

25

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

h. Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama.

4. Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi

stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan

penyelenggaraan SPIP.

IKU Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan ukuran keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis. IKU terbagi menjadi dua

perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung

bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam

pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi

stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan

mempertimbangkan tujuan, sasaran strategis, serta kegiatan-kegiatan yang

mendukung tujuan. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran

strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator

keluaran (output). IKU Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat

pada tabel 2.1.

Tabel 2.1.

Indikator Kinerja Utama

Sasaran Program IKU

1 Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Resiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

2. Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi

2 Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

3. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan

4. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

5. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

6. Persentase Hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

26

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

7. Persentase Hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

3 Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional

8. Persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan

4 Meningkatnya kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam pencegahan korupsi

9. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

5 Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

10. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

6 Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

11. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

12. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

13. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

14. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

15. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

16. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

17. Persentase BUMN/anak perusahaan dengan skor GCG baik

18. Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)

19. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

20. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BLUD yang dibina

7 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

21. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

22. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

23. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

24. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

25. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

26. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

8 Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama

27. Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10)

5. Program dan Kegiatan

Program Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan penjabaran dari

kebijakan sesuai dengan visi dan misi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan

indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

27

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan

sebelumnya.

B. Perjanjian Kinerja 2017

Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berisi indikator kinerja

yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders dan berfungsinya output

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Perjanjian Kinerja (Perkin) Tahun 2017 merupakan bentuk perjanjian dari Kepala

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara kepada Kepala BPKP pada tanggal 16

Januari 2017. Perkin merupakan pelaksanaan Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. Perkin Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

tahun 2017 disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini.

Tabel 2.2.

Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017

No Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Outcome/Output

Target Satuan Jumlah

A Sasaran Program Indikator Kinerja Program

1 Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara

1. Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara

% 55

2. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Korporasi

% 100

2 Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian

3. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan

% 40

4. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70

5. Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

28

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

No Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Outcome/Output

Target Satuan Jumlah

6. Persentase Hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70

7. Persentase Hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70

3 Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional

8. Persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan

% 0

4 Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam pencegahan korupsi

9. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan Fraud Control Plan(FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

% 50

5 Meningkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi

10. Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

% 60

6 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

11. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0

12. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 21

13. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100

14. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 24

15. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0

16. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 55

17. Persentase BUMN/ anak perusahaan dengan skor GCG baik

% 70

18. Persentase BUMN/ anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)

% 54

19. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina

% 54

20. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina

% 60

7 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

21. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0

22. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 18

23. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100

24. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 64

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

29

Per

enca

naa

n K

iner

ja

Laporan Kinerja Tahun 2017

No Sasaran

Program/Kegiatan Indikator Kinerja Outcome/Output

Target Satuan Jumlah

25. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0

26. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 18

8 Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama

27. Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10)

Skala 7

B Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan 1 : Terlaksananya monitoring evaluasi dan program prioritas yang dilaksanakan di Daerah

1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan

Laporan 146

Sasaran Kegiatan 2 : Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

2 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan Laporan 42

3 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 24

Sasaran Kegiatan 3 : Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

4 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan

Laporan 28

5 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 28

Sasaran Kegiatan 4 : Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

6 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

Laporan 12

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

30

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

III. AKUNTABILITAS

KINERJA

kuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah

untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan

Program dan Kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan

dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target

kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja yang disusun secara periodik.

Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja diwajibkan menyusun dan menyajikan laporan

kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang

telah dialokasikan.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Dalam rangka penyusunan laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara tahun 2017 dilakukan pengumpulan data kinerja yang melibatkan seluruh

Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara. Data kinerja yang dikumpulkan berupa target dan realisasi kinerja

Perwakilan, target dan realisasi keuangan serta informasi lain yang terkait dengan

kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2017. Pengumpulan data

kinerja diarahkan untuk memperoleh data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu,

dan konsisten yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan

kinerja tanpa meninggalkan prinsip keseimbangan manfaat dan biaya serta efisiensi

dan efektivitas. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi

dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja BPKP

Tahun 2017. Capaian kinerja diukur melalui 2 cara sebagai berikut:

A

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

31

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

1. Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin baik

Capaian = 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑥 100%

2. Semakin tinggi realisasi, capaian kinerjanya semakin buruk. Kondisi ini hanya

terjadi pada Tingkat Maturitas SPIP Level 1 dan Tingkat Kapabilitas APIP Level

1. Hal ini disebabkan sasaran strategis BPKP adalah mencapai Tingkat

Maturitas SPIP Level 3 dan Tingkat Kapabilitas APIP Level 3, sehingga Level 1

diharapkan semakin sedikit.

Capaian = 2 𝑥 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 − 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑥 100%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap indikator

kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala

pencapaian kinerja. Faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang

menghambat pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna perbaikan

pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Dalam evaluasi kinerja

juga dilakukan pembandingan-pembandingan antara realisasi kinerja dengan target

tahun berjalan dan realisasi kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu.

Ikhtisar Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017

disajikan pda tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1

Ikhtisar Capaian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017

No. Sasaran Program dan Kegiatan/ Indikator Program dan Kegiatan

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

A Sasaran Program

Sasaran Program 1 : Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Keuangan Negara (tindak lanjut hasil pengawasan)

% 55,00 39,13 71,15

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi

% 100,00 37,66 37,66

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

32

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran Program dan Kegiatan/ Indikator Program dan Kegiatan

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Sasaran Program 2 : Meningkatnya Efektivitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian

3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan

% 40,00 72,22 180,56

4 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70,00 100,00 142,86

5 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60,00 100,00 166,67

6 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

7 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

Sasaran Program 3 : Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional

8 Persentase Penyelesaian Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan

% 0,00 100,00 0,00

Sasaran Program 4 : Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi

9 Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

% 50,00 100,00 200,00

Sasaran Program 5 : Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap Korupsi

10 Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat

% 60,00 60,00 100,00

Sasaran Program 6 : Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

11 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

12 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 21,00 12,12 57,71

13 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 0,00 0,00

14 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 24,00 0,00 0,00

15 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 100,00 0,00

16 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 55,00 87,88 40,22

17 Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG Baik

% 70,00 100,00 142,86

18 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)

% 54,00 0,00 0,00

19 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

% 54,00 75,00 138,89

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

33

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

No. Sasaran Program dan Kegiatan/ Indikator Program dan Kegiatan

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

20 Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina

% 60,00 100,00 166,67

Sasaran Program 7 : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

21 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

22 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 18,00 6,06 33,67

23 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 100,00 100,00

24 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 64,00 39,39 61,55

25 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 0,00 0,00

26 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 18,00 54,55 (103.00)

Sasaran Program 8 : Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama

27 Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10)

Skala 7 7,32 104,57

B Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan 1 : Terlaksananya monitoring evaluasi dan program prioritas yang dilaksanakan di Daerah

1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan

Laporan 146 159 118,66

Sasaran Kegiatan 2 : Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

2 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan Laporan 42 42 100,00

3 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 24 24 100,00

Sasaran Kegiatan 3 : Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

4 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan

Laporan 28 28 100,00

5 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 28 28 100,00

Sasaran Kegiatan 4 : Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

6 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

Laporan 12 12 100,00

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

34

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

1. Sasaran Program

Sasaran Program merupakan hasil yang akan dicapai dari program dalam

rangka pencapaian sasaran strategis. Sasaran Program mencerminkan

berfungsinya output yang telah direncanakan pelaksanaannya selama tahun

2017. Sasaran Program yang ingin dicapai oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan

Keuangan Negara/Korporasi.

2. Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian.

3. Meningkatnya penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan

nasional.

4. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam

pencegahan korupsi.

5. Meingkatnya kepedulian K/L/P/K dan masyarakat terhadap korupsi.

6. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

7. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah.

8. Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan kesekretriatan

utama

Pencapaian sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional

dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” diukur menggunakan dua IKU, yaitu

“Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan

Keuangan Negara (tindak lanjut hasil pengawasan)” dan “Persentase tindak lanjut

rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern

Pengelolaan Korporasi” dengan target tahun 2017 masing-masing sebesar 55%,

100%.

Sasaran Program 1

Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan

Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

35

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU “Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan

Keuangan Negara (tindak lanjut hasil pengawasan)” diukur dengan menghitung

persentase jumlah tindak lanjut atas rekomendasi kegiatan assurance yang

dilaksanakan pada tahun 2017 dibandingkan dengan jumlah rekomendasi yang

disampaikan. Pada tahun 2017, jumlah rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan

assurance tersebut yang digabungkan dari Koordinator Pengawasan Bidang

Instansi Pemerintah Pusat sebanyak 23 rekomendasi. Dari jumlah tersebut, 9

rekomendasi telah ditindak lanjuti. Dengan demikian realisasi tindak lanjut atas

rekomendasi yang dihasilkan pada tahun 2017 adalah sebesar 39,13%. Realisasi

ini apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan didalam dokumen

perjanjian kinerja tahun 2017 capaiannya hanya sebesar 71,15% dari target

sebesar 55%.

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan

pengendalian intern Pengelolaan Korporasi” diukur dengan menghitung jumlah

tindak lanjut atas rekomendasi kegiatan assurance yang dilaksanakan pada tahun

2017 dibandingkan dengan jumlah rekomendasi yang disampaikan pada tahun

berjalan. Pada tahun 2017, jumlah rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan

assurance pada Korporasi sebanyak 462 rekomendasi. Dari jumlah tersebut, 174

rekomendasi telah ditindak lanjuti. Dengan demikian realisasi tindak lanjut atas

rekomendasi yang dihasilkan pada tahun 2017 adalah sebesar 37,66%. Realisasi

ini apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan didalam dokumen

perjanjian kinerja tahun 2017 capaiannya hanya sebesar 37,66% dari target

sebesar 100%.

Capaian IKU sasaran program “Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional

dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi” disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.2

Capaian IKU Sasaran Program 1 Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan keuangan

% 55,00 39,13 71,15

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

36

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

negara(tindak lanjut hasil pengawasan)

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi

% 100,00 37,66 37,66

Gambar 3.1

Capaian IKU Sasaran Program 1 Tahun 2017

Capaian masing-masing IKU dibandingkan dengan tahun 2016 disajikan sebagai

berikut:

Tabel 3.3

Perbandingan Capaian IKU Sasaran Program 1 antara Tahun 2017 dengan 2016

No. Indikator Kinerja

Utama Satuan

Capaian 2016

Capaian 2017

Meningkat/

(Menurun)

1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan keuangan negara(tindak lanjut hasil pengawasan)

% 97,78 71,15 (26,63)

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi

% 98,00 37,66 (60,34)

55

100

39,13 37,66

0

20

40

60

80

100

120

Perbaikan tata kelola,manajemen risiko danpengendalian intern

Pengelolaan KeuanganNegara (tindak lanjut hasil

pengawasan)

Persentase tindak lanjutrekomendasi tata kelola,

manajemen risiko danpengendalian intern

Pengelolaan Korporasi

Per

sen

tase

(%)

Target Realisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

37

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Penyebab menurunnya capaian IKU ini dibandingkan dengan tahun lalu

disebabkan jumlah Perencanaan Penugasan (PP) kegiatan assurance mengalami

penurunan. Disamping itu, beberapa rekomendasi yang disampaikan masih

memerlukan waktu dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk

menindaklanjutinya.

Pencapaian sasaran program “Meningkatnya efektifitas hasil pengawasan

keinvestigasian” diukur menggunakan lima IKU, yaitu:

1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di

Persidangan dengan target 40%.

2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

dengan target 70%.

3. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

dengan target 60%.

4. Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

dengan target 70%.

5. Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” dengan target

70%.

IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di

Persidangan” diukur dengan menghitung jumlah PKA (Pemberian Keterangan Ahli)

tahun 2017 dikali 100% dibandingkan dengan jumlah laporan hasil audit dalam

rangka perhitungan kerugian keuangan negara (LHPKKN) dan laporan

pengumpulan dan evaluasi bukti dokumen elektronik (LPEBDE) yang diterbitkan

dalam 3 tahun terakhir, yakni 2015 sampai dengan 2017.

Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 72,22% dari target sebesar 40% atau

mencapai 180,56%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil

Sasaran Program 2 Meningkatnya efektifitas hasil pengawasan keinvestigasian

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

38

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

pemberian keterangan ahli di pengadilan sebanyak 52 laporan dibandingkan

dengan jumlah realisasi laporan hasil audit dalam rangka penghitungan kerugian

keuangan negara (LHPKKN) dalam 3 tahun terakhir, yakni 2015 sampai dengan

2017 sebanyak 72 laporan.

IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH”

diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil audit investigatif yang ditindak

lanjuti dan dimanfaatkan oleh APH pada tahun 2017 dibandingkan dengan jumlah

laporan hasil audit investigatif yang diterbitkan pada tahun 2017.

Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 100% dari target sebesar 70% atau mencapai

142,86% yang dihitung dari jumlah laporan hasil audit investigatif yang terbit tahun

2017 yang dimanfaatkan oleh APH sebanyak 4 laporan dibandingkan dengan

realisasi jumlah laporan hasil audit investigatif yang diterbitkan tahun 2017 yaitu

sebanyak 4 laporan.

IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K” diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian yang ditindak lanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K tahun 2017

dibandingkan dengan jumlah laporan hasil pengawasan keinvestigasian yang

diterbitkan pada tahun 2017.

Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 100% dari target sebesar 60% atau mencapai

166,67% yang dihitung dari jumlah laporan hasil audit investigatif yang terbit tahun

2017 yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K sebanyak 6 laporan dibandingkan dengan

realisasi jumlah laporan hasil audit investigatif yang diterbitkan tahun 2017 yaitu

sebanyak 6 laporan.

IKU “Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K”

diukur dengan menghitung jumlah laporan hasil audit penyesuaian harga yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K dibandingkan dengan hasil audit penyesuaian harga

yang terbit pada tahun 2017.

Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 100% dari target sebesar 70% atau mencapai

142,86% yang dihitung dari jumlah laporan hasil audit penyesuaian harga yang

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

39

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

dimanfaatkan oleh K/L/P/K pada tahun 2017 sebanyak 4 laporan dibandingkan

dengan realisasi jumlah laporan hasil audit penyesuaian harga yang diterbitkan

pada tahun 2017 sebanyak 4 laporan.

IKU “Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” diukur dengan

menghitung jumlah laporan hasil audit klaim yang ditindak lanjuti oleh K/L/P/Kpada

tahun 2017 dibandingkan dengan hasil audit klaim yang terbit pada tahun 2017.

Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 100% dari target sebesar 70% atau mencapai

142,86% yang dihitung dari jumlah laporan hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K pada tahun 2017 sebanyak 1 laporan dibandingkan dengan realisasi jumlah

laporan hasil audit klaim yang diterbitkan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 1

laporan.

Capaian IKU sasaran program “Meningkatnya efektivitas hasil pengawasan

keinvestigasian” disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Capaian IKU Sasaran Program 2 Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

1 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di Persidangan

% 40,00 72,22 180,56

2 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70,00 100,00 142,86

3 Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60,00 100,00 166,67

4 Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

5 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

40

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Gambar 3.2

Capaian IKU Sasaran Program 2 Tahun 2017

Pencapaian sasaran program “Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan

pembangunan nasional” diukur dengan satu IKU yaitu “Persentase Penyelesaian

Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan” dengan target tahun 2017 sebesar

0%.

IKU “Persentase Penyelesaian Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan”

diukur dengan menghitung jumlah laporan evaluasi Hambatan Kelancaran

Pembangunan (HKP) yang ditindak lanjuti oleh K/L/P/K tahun berjalan

dibandingkan dengan jumlah laporan evaluasi Hambatan Kelancaran

Pembangunan (HKP) yang terbit pada tahun 2017.

Tahun 2017, target yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja sebesar 0%.

Namun realisasinya terdapat 1 laporan evaluasi Hambatan Kelancaran

Pembangunan (HKP) yang terbit di tahun 2017 dan dari 1 laporan tersebut sudah

40

7060

70 7072,22

100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

Persentase hasilpengawasan

keinvestigasian yangdimanfaatkan di

Persidangan

Persentase hasilpengawasan

keinvestigasian yangdimanfaatkan oleh

APH

Persentase hasilpengawasan

keinvestigasian yangdimanfaatkan oleh

K/L/P/K

Persentase hasilaudit penyesuaian

harga yangdimanfaatkan oleh

K/L/P/K

Persentase hasilaudit klaim yang

dimanfaatkan olehK/L/P/K

Per

sen

tase

(%)

Target Realisasi

Sasaran Program 3

Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan

nasional

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

41

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

di tindak lanjuti oleh para pihak yang terkait. Karena target kinerja ditetapkan 0%,

maka capaian kinerjanya tidak dapat dihitung.

Pencapaian sasaran program “Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan

Korporasi dalam Pencegahan Korupsi” diukur dengan satu IKU yaitu “Persentase

K/L/P/K yang Mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP) termasuk Fraud

Risk Assessment (FRA)” dengan target tahun 2017 sebesar 50%.

IKU “Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP)

termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)” diukur dengan menghitung jumlah

K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP/FRA pada tahun berjalan dibandingkan

dengan jumlah penugasan yang dilakukan pada tahun berjalan.

Realisasi kinerja tahun 2017 sebesar 100% dari target tahun 2017 sebesar 50%

atau tercapai 200%. Jumlah K/L/P/K yang telah mengimplementasikan FCP/FRA

pada tahun 2017 sebanyak 3 K/L/P/K sedangkan penugasan yang dilakukan pada

tahun 2017 sebanyak 3 penugasan yaitu 2 penugasan sosialisasi FCP dan 1

penugasan evaluasi FRA.

Capaian IKU sasaran program “Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan

Korporasi dalam Pencegahan Korupsi” disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Capaian IKU Sasaran Program 4 Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

1 Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

% 50,00 100,00 200,00

Sasaran Program 4

Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam

Pencegahan Korupsi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

42

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Gambar 3.3

Capaian IKU Sasaran Program 4 Tahun 2017

Pencapaian sasaran program “Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat

terhadap Korupsi” diukur dengan satu IKU yaitu “Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” dengan target tahun 2017

sebesar 60%.

IKU “Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan sistem pengaduan

masyarakat” diukur dengan menghitung jumlah K/L/P/K atau unit kerja yang

memenuhi 3 unsur kriteria dibandingkan dengan jumlah K/L/P/K atau unit kerja

yang telah menjadi anggota dari komunitas pembelajar anti korupsi.

Target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2017

sebesar 60% dan realisasi pada tahun 2017 sebesar 60%. Dengan demikian

capaian kinerja untuk IKU “Persentase Komunitas Pembelajaran Anti Korupsi

(KPAK) yang mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat” sebesar

100%.

50

100

0

20

40

60

80

100

120

Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Fraud Control Plan(FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

Per

sen

tase

(%

)

Target Realisasi

Sasaran Program 5

Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap Korupsi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

43

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Pencapaian sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah

Daerah/Korporasi” berdasarkan dokumen perjanjian kinerja tahun 2017 diukur

dengan sepuluh IKU yaitu:

1. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) dengan target 0%.

2. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) dengan target 21%.

3. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2) dengan target 100%.

4. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) dengan target 24%.

5. Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1) dengan target 0%.

6. Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) dengan target 55%.

7. Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan skor GCG Baik dengan target

70%.

8. Persentase BUMN/Anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A

(Baik) dengan target 54%.

9. Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang

dibina dengan target 54%.

10. Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina dengan

target 60%.

IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP pemerintah provinsi yang diharapkan berada pada level 3

di tahun 2019. Maturitas SPIP pemerintah provinsi diukur menggunakan skala 1-5.

Semakin tinggi nilai Maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP

yang semakin baik.

Pada saat ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menjadi mitra kerja BPKP

masih berada pada tingkat Maturitas SPIP Level 1. Sementara target yang

ditetapkan di dalam Perjanjian Kinerja Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi

Sasaran Program 6

Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah

Daerah/Korporasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

44

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Sumatera utara level 1 dan level 3 adalah 0% sedangkan level 2 adalah 100%. Ini

artinya pada tahun 2017 Tingkat Maturitas SPIP Provinsi Sumatera Utara harus

sudah berada di level 2. Dengan demikian, Tingkat Maturitas SPIP level 2 pada

tahun 2017 tidak tercapai. Untuk itu dibutuhkan upaya lebih keras dan terukur guna

mencapai target Maturitas SPIP Level 3 pada tahun 2019.

IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota (Level 3)” mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP pemerintah kabupaten/kota yang diharapkan berada pada

level 3 di tahun 2019. Maturitas SPIP pemerintah kabupaten/kota diukur

menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai Maturitas SPIP menunjukkan kualitas

penyelenggaraan SPIP yang semakin baik.

Target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja untuk Maturitas SPIP level 3 tahun

2017 adalah sebesar 21%, level 2 sebesar 24% dan level 1 sebesar 55%. Sampai

dengan tahun 2017 dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara,

4 Kabupaten/Kota Maturitas SPIP nya berada di level 3 dan 29 Kabupaten/Kota

berada di level 1. Dengan demikian, IKU “Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)” telah tercapai 12,12% atau sebesar 57,71% dari target

sebesar 21%. Sementara untuk level 1 terealisasi sebesar 87,88%. Target yang

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2017 untuk maturitas SPIP level 1

adalah sebesar 55% atau tercapai 40,22% dari target. Kondisi ini mencerminkan

capaian kinerja yang masih rendah karena kondisi yang diharapkan adalah

maturitas SPIP mencapai level 3 di tahun 2019. Sedangkan maturitas SPIP

pemerintah Kabupaten/Kota level 2 dalam tahun 2017 belum ada yang tercapai.

IKU “Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan skor GCG Baik” diukur dengan

menghitung jumlah BUMN/Anak perusahaan skor GCG Baik tahun 2017

dibandingkan dengan jumlah BUMN/Anak perusahaan yang dievaluasi oleh BPKP

tahun 2017.

Pada tahun 2017 Perwakilan BPKP Sumatera Utara melakukan evaluasi GCG

terhadap 2 BUMN/Anak perusahaan. Dari 2 BUMN/Anak perusahaan yang

dievaluasi tersebut, keduanya mendapat predikat GCG Baik. Realisasi kinerja

tahun 2017 sebesar 100%. Target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja adalah

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

45

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

sebesar 70%. Dengan demikian capaian kinerja IKU “Persentase BUMN/Anak

perusahaan dengan skor GCG Baik” tercapai sebesar 142,86%.

IKU “Persentase BUMN/Anak perusahaan yang kinerjanya minimal A (Baik)” diukur

dengan menghitung jumlah BUMN/Anak perusahaan kinerja minimal Baik tahun

2017 dibandingkan dengan jumlah BUMN/Anak perusahaan yang dievaluasi oleh

BPKP pada tahun 2017.

Pada tahun 2017, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tidak melakukan

evaluasi kinerja terhadap BUMN/Anak perusahaan yang menjadi mitra Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara. Dengan demikian IKU “Persentase BUMN/Anak

perusahaan yang kinerjanya minimal A (Baik)” tidak dapat diukur capaian

kinerjanya.

IKU “Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang

dibina” diukur dengan menghitung jumlah BUMD kinerja minimal Baik tahun 2017

dibandingkan dengan BUMD yang dibina oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara tahun 2017.

Pada tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melakukan

evaluasi kinerja terhadap 20 BUMD yang menjadi mitra Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatra Utara. Dari 20 BUMD yang dievaluasi tersebut terdapat 15 BUMD yang

berkinerja Baik atau sebesar 75%. Target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja

adalah sebesar 54%. Dengan demikian capaian kinerja dari IKU “Persentase

BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dibina” adalah

sebesar 138,89%.

IKU “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina” diukur

dengan menghitung jumlah BLUD kinerja minimal Baik tahun 2017 dibandingkan

dengan jumlah BLUD yang dibina oleh Perwakilan BPKP provinsi Sumatera Utara

tahun 2017.

Pada tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah melakukan

pembinaan terhadap 2 BLUD yang menjadi mitra Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatra Utara. Dari 2 BLUD yang dibina tersebut keduanya mendapat predikat

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

46

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

kinerja Cukup Baik. Dengan demikian realisasi kinerja tahun 2017 mencapai 100%.

Target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja adalah sebesar 60%. Dengan

demikian capaian kinerja dari IKU “Persentase BLUD yang kinerjanya minimal

berpredikat Baik dari BLUD yang dibina” adalah sebesar 166,67%.

Capaian IKU sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP

Pemerintah Daerah/Korporasi” disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.6

Capaian IKU Sasaran Program 6 Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 21,00 12,12 57,71

3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 0,00 0,00

4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 24,00 0,00 0,00

5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 100,00 0,00

6 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 55,00 87,88 40,22

7 Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan skor GCG Baik

% 70,00 100,00 142,86

8 Persentase BUMN/Anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)

% 54,00 0,00 0,00

9 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

% 54,00 75,00 138,89

10 Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina

% 60,00 100,00 166,67

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

47

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Gambar 3.4

Capaian IKU Sasaran Program 6 Tahun 2017

Capaian kinerja dari sasaran program ini apabila dibandingkan dengan tahun 2016,

telah mengalami peningkatan kinerja terutama bila dilihat dari level maturitas SPIP

dimana sampai dengan tahun 2017 dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi

Sumatera Utara, 4 diantaranya telah mencapai level 3. Namun untuk Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara, level maturitas SPIP belum mencapai level 2. Sedangkan

untuk capaian kinerja BUMN/BUMD yang berkinerja Baik capaian kinerja tahun

2017 terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2016. Begitu juga dengan

BLUD yang dibina.

Capaian masing-masing IKU dibandingkan dengan tahun 2016 disajikan sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Perbandingan Capaian IKU Sasaran Program 6 antara Tahun 2017 dengan 2016

No Indikator Kinerja

Utama Satuan

Capaian 2016

Capaian 2017

Meningkat/

(Menurun)

1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 -

2 Maturitas SPIP Pemerintah

% 0,00 57,71 57,71

0

21

100

24

0

55

70

54 5460

012,12

0 0

10087,88

100

0

75

100

0

20

40

60

80

100

120

Per

sen

tase

(%)

Target Realisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

48

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

No Indikator Kinerja

Utama Satuan

Capaian 2016

Capaian 2017

Meningkat/

(Menurun)

Kabupaten/Kota (Level 3)

3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 0,00 0,00 -

4 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 0,00 0,00 -

5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 100,00 0,00 (100,00)

6 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 27,27 40,22 12,95

7 Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan skor GCG Baik

% 153,85 142,86 (10,99)

8 Persentase BUMN/Anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)

% 0,00 0,00 -

9 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

% 50,61 138,89 88,28

10 Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina

% 172,41 166,67 (5,74)

Pencapaian sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern

Pemerintah Daerah” diukur dengan enam IKU yaitu:

1. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) dengan target 0%.

2. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) dengan target 18%.

Sasaran Program 7

Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

49

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

3. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) dengan target 100%.

4. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) dengan target 64%.

5. Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) dengan target 0%.

6. Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” dengan target 18%.

IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” mencerminkan kualitas dan

kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi yang diharapkan berada pada level 3 di tahun

2019. Penilaian dilakukan dengan parameter-parameter terukur yang diadaptasi

dari framework Internal Audit-capability model (IACM). Semakin tinggi level

Kapabilitas APIP menunjukkan kapasitas dan kapabilitas APIP yang semakin baik.

Tahun 2017, level Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meningkat

dari Level 1 di tahun 2016 menjadi Level 2. Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara ditargetkan menuju level 3 pada tahun 2019. Untuk itu

dibutuhkan upaya lebih keras dan terukur guna mencapai target Kapabilitas APIP

Level 3 pada tahun 2019.

Target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 Level 3 sebesar 0%

sedangkan Level 2 sebesar 100%, Level 1 sebesar 0%. Realisasi sampai dengan

tahun 2017 Level Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berada di

Level 2 dengan catatan. Dengan demikian IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 2)” mencapai 100%.

IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/kota (Level 3)” mencerminkan

kualitas dan kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/kota yang diharapkan berada

pada level 3 di tahun 2019. Penilaian dilakukan dengan parameter-parameter

terukur yang diadaptasi dari framework Internal Audit-capability model (IACM).

Semakin tinggi level Kapabilitas APIP menunjukkan kapasitas dan kapabilitas APIP

yang semakin baik.

Realisasi IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” pada tahun

2017, dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, 2

Kabupaten/Kota telah mencapai Level 3 dengan catatan atau sebesar 6,06%.

Target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja adalah sebesar 18%. Dengan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

50

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

demikian capaian kinerja dari IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 3)” adalah sebesar 33,67%.

Realisasi IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” pada tahun

2017, dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, 13

Kabupaten/Kota telah mencapai Level 2 atau sebesar 39,39%. Target yang

ditetapkan dalam perjanjian kinerja adalah sebesar 64%. Dengan demikian capaian

kinerja dari IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” adalah

sebesar 61,55%.

IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” diukur dengan

menghitung 2 kali target dikurangi realisasi dibagi dengan target. Target yang

ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebesar 18%. Sedangkan

realisasi tahun 2017 dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di provinsi Sumatera Utara

sebanyak 18 Kabupaten/Kota berada di Level 1 atau sebesar 54,55%. Dengan

demikian capaian kinerja dari IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 1)” adalah sebesar -103,00%. Apabila dibandingkan dengan tahun 2016

jumlah APIP Kabupaten/Kota yang masih berada di Level 1 mengalami penurunan

yang tadinya berjumlah 30 berkurang menjadi 18. Kondisi ini menunjukkan terjadi

peningkatan kinerja yang signifikan selama tahun 2017.

Capaian IKU sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern

Pemerintah Daerah/Korporasi” disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.8

Capaian IKU Sasaran Program 7 Tahun 2017

No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 18,00 6,06 33,67

3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 100,00 100,00

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 64,00 39,39 61,55

5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 0,00 0,00

6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 18,00 54,55 (103,00)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

51

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Gambar 3.5

Capaian IKU Sasaran Program 7 Tahun 2017

Capaian kinerja kapabilitas APIP untuk level 3 terjadi peningkatan dari tahun 2016

dimana pada tahun 2016 belum ada Kabupaten/Kota yang mencapai level 3,

sedangkan di tahun 2017 terdapat 2 Kabupaten/Kota yang mencapai level 3.

Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 33,67%. Untuk level 2 juga terjadi

peningkatan dimana pada tahun 2016 hanya terdapat 4 Kabupaten/Kota yang telah

mencapai level 2, di tahun 2017 meningkat menjadi 13 Kabupaten/Kota ditambah

1 Provinsi sehingga jumlahnya menjadi 14 di tahun 2017. Sedangkan jumlah

Inspektorat Kabupaten/Kota yang berada di level 1 mengalami penurunan yang

tadinya 29 Kabupaten/Kota ditambah 1 Provinsi di tahun 2016 menjadi 18

Kabupaten/Kota di tahun 2017 atau terjadi peningkatan sebesar 103,00%.

Capaian masing-masing IKU dibandingkan dengan tahun 2016 disajikan sebagai

berikut:

0

18

100

64

0

18

06,06

100

39,39

0

54,55

0

20

40

60

80

100

120

Kapabilitas APIPPemerintah

Provinsi (Level 3)

Kapabilitas APIPPemerintah

Kabupaten/Kota(Level 3)

Kapabilitas APIPPemerintah

Provinsi (Level 2)

Kapabilitas APIPPemerintah

Kabupaten/Kota(Level 2)

Kapabilitas APIPPemerintah

Provinsi (Level 1)

Kapabilitas APIPPemerintah

Kabupaten/Kota(Level 1)

Per

sen

tase

(%)

Target Realisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

52

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel 3.9

Perbandingan Capaian IKU Sasaran Program 7 antara Tahun 2017 dengan 2016

No.

Indikator Kinerja Utama

Satuan Capaian

2016 Capaian

2017

Meningkat/

(Menurun)

1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 -

2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 0,00 33,67 33,67

3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 100,00 -

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 0,00 61,55 61,55

5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 0,00 -

6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 0,00 (103,00) (103,00)

Sasaran Program Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan

Sekretariat Utama diukur dengan IKU berupa “Persepsi Kepuasan Layanan

Kesekretariatan Utama dengan Skala Likert 1-10” meliputi bidang layanan program

dan pelaporan, kepegawaian, keuangan, dan umum. Pada tahun 2017, realisasi

IKU “Persepsi Kepuasan Layanan Kesekretariatan Utama dengan Skala Likert 1-

10” adalah sebesar 7,32 atau tercapai sebesar 104,57% dari target sebesar 7.

Capaian kinerja ini apabila dibandingkan dengan tahun 2016, terjadi peningkatan

Sasaran Program 8

Tersedianya Dukungan Teknis Kepuasan atas Pelayanan Sekretariat

Utama

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

53

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

dimana realisasi tahun 2016 adalah sebesar 7,10 dengan capaian kinerja mencapai

101,43%. Dengan demikian terjadi kenaikan sebesar 3,14%.

2. Indikator Kinerja Program

Indikator Kinerja Program Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan

ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran program.

Indikator Kinerja Program terbagi menjadi 2 perspektif:

a. Bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders

eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam pengawasan

akuntabilitas keuangan negara dan penyelenggaraan SPIP.

b. Bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal

BPKP.

Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan, sasaran

program, serta kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan. Indikator ini digunakan

untuk mengukur keberhasilan sasaran program.

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko,

dan pengendalian intern pengelolaan keuangan negara” mencerminkan upaya

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan kinerja

instansi pemerintah. Semakin banyak rekomendasi yang ditindaklanjuti sebagai

bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders maka kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan pengawasan intern yang bertujuan

meningkatkan kinerja instansi pemerintah semakin baik. IKU “Persentase tindak

lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian

intern pengelolaan keuangan negara”diukur dengan menghitung tindak lanjut

IKU 1 Sasaran Program 1

Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern

pengelolaan Keuangan Negara

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

54

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

rekomendasi hasil pengawasan terhadap jumlah rekomendasi yang disampaikan

dibandingkan dengan targetnya atau dengan rumus :

∑ TL Rekomendasi 2017 x 100%

∑ Rekomendasi 2017

Berdasarkan data yang diterima dari Kordinator Pengawasan Bidang Instansi

Pemerintah Pusat 1 dan 2 dan , jumlah rekomendasi yang dihasilkan selama tahun

2017 sebanyak 23 rekomendasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 9 rekomendasi

telah ditindaklanjuti atau sebesar 39,13%. Target yang ditetapkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja adalah 55,00%. Dengan demikian capaian dari IKU “Persentase

tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan keuangan negara” adalah sebesar 71,15%.

Rekomendasi yang berkaitan dengan perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan keuangan negara dapat dikelompokkan menjadi

beberapa kegiatan antara lain:

1. Rekomendasi yang terkait dengan Pengelolaan Program Prioritas

Nasional

Pada Tahun 2017, Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara terdapat 5 Perencanaan Penugasan (PP) yang

terkait dengan Pengelolaan Program Prioritas Nasional. Rincian dari

Perencanaan Pengawasan tersebut adalah :

a. Proyek Pariwisata Danau Toba

Rekomendasi yang terkait dengan kegiatan tersebut antara lain:

1) Melakukan koordinasi intensif dengan pihak-pihak yang terkait,

sehubungan dengan hambatan/permasalahan yang diungkapkan dalam

laporan

2) Melakukan monitoring terhadap capaian terhadap target-target yang

telah ditetapkan oleh masing-masing satker

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

55

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

b. Pembangunan Jaringan Kereta Api lintas Rantau Parapat-Duri-

Pekanbaru

Disarankan kepada Kepala Balai Teknik Perkeretapian Wilayah Bagian

Sumatera Bagian Utara agar menginstruksikan kepada PPK untuk segera

memberikan arahan percepatan fisik pekerjaan di lapangan dan membuat

action plan

c. Pembangunan Jaringan Kereta Api Bandar Tinggi – Kuala Tanjung

Rekomendasi yang terkait dengan kegiatan tersebut antara lain:

1) Melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah Kabupaten

Asahan dan Kantor Pertanahan Kabupaten Asahan untuk segera

menyelesaikan proses validasi atas 8 bidang tanah agar dapat dilakukan

proses selanjutnya

2) Melakukan Koordinasi dengan Pengadilan Negeri Kisaran (untuk

rencana penitipan ganti kerugian 5 bidang tanah seluas 5.470,4 m2)

untuk segera dapat dilakukan pembebasan lahan masyarakat yang

rencananya akan dilalui jalan kereta api Api Bandar Tinggi – Kuala

Tanjung

3) Memerintahkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) untuk segera

menyelesaikan proses penilaian ganti kerugian terhadap 3 bidang tanah

yaitu tanah milik Sdr.Azwar di Desa Lalang seluas 1.498,36 m2, tanah

milik PT Socfindo di Desa Kuala Tanjung seluas 753,84 m2 dan tanah

milik PT Samudera Indonesia di Desa Kuala Tanjung seluas 966,76 m2

4) Melakukan koordinasi dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Asahan

untuk melakukan proses pengukuran ulang atas 2 bidang tanah yaitu

tanah milik Sdr.Mulkan dan milik Sdr.Dwiyana Umriah di Desa Bandar

Tinggi seluas 5.442 m2.

5) Memantau proses pengajuan status wakaf ke Kementerian Agama atas

tanah milik Sdr.Djaya Tarigan (Masjid Al-Manar) di Desa Kuala Tanjung

seluas 227 m2

6) Melakukan koordinasi dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Asahan

untuk melakukan penerbitan daftar nominatif dan peta bidang atas tanah

milik PT Inalum di Desa Tanjung Gading seluas 7.000 m2

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

56

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

7) Agar berpedoman kepada UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum dan Perpres 71 Tahun 2012 terakhir diubah dengan

Perpres 148 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum untuk 20 bidang tanah

yang belum selesai pembebasannya

d. Pembangunan Jaringan Kereta Api Pekanbaru-Jambi (Rengat)

Pembangunan kereta api lintas Pekanbaru-Jambi (Rengat) pada tahun

2017 belum dianggarkan dan belum ada jadwal kegiatan yang akan

dilaksanakan baik dalam rangka persiapan pembangunan maupun

penyediaan lahan. Kegiatan yang baru dilaksanakan adalah feasibility

study, dengan demikian belum ada rekomendasi yang perlu disampaikan.

e. Pembangunan Bendungan Lau Simeme

Agar melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk segera

menentukan aturan mana yang akan digunakan dalam rangka

pembebasan lahan untuk Pembangunan Bendungan Lau Simeme apakah

menggunakan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2017 tentang

Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Penyediaan

Tanah Untuk Proyek Strategis Nasional atau UU Nomor 2 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum serta Perpres 71 Tahun 2012 terakhir diubah dengan

Perpres 148 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

2. Rekomendasi yang terkait dengan Program Kedaulatan Pangan

Pada Tahun 2017, Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara terdapat 3 Perencanaan Pengawasan (PP)

yang terkait dengan Program Kedaulatan Pangan yaitu :

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

57

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

a. Monitoring Bantuan Alsintan tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 di

Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang

1) Disarankan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang

agar Melakukan koordinasi ke Kodim Deli Serdang untuk mengetahui

jumlah dan jenis Alsintan yang diterima dari Kementerian Pertanian

2) Disarankan kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deli Serdang

agar Segera mendistribusikan sebanyak 12 unit Alsintan traktor roda 2

kepada kelompok tani untuk dapat dimanfaatkan

b. Monitoring Bantuan Alsintan tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 di

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Langkat

Tidak terdapat data atau informasi atas penyaluran bantuan alsintan

khususnya traktor roda dua (TR2) dan traktor roda empat (TR4) tahun 2015

sampai dengan 2017 sehingga tidak ada rekomendasi yang disampaikan.

c. Monitoring Pembangunan Kedaulatan Pangan tahun 2017 di Provinsi

Sumatera Utara

1) Terhadap kegiatan cetak sawah kontruksi seluas 856 ha yang sampai

dengan saat monitoring tidak dapat dilaksanakan di Kabupaten

Mandaling Natal dan kabupaten Tapanuli Selatan, kami menyarankan

melakukan revisi lokasi kegiatan cetak sawah kontruksi untuk dilalihkan

ke Kabupaten lain dalam wilayah Provinsi Sumatera.

2) Terhadap kegiatan peningkatan padi hibrida yang belum terealisir,

kami menyarankan agar segera ditetapkan calon petani dan calon

lahan sehingga pengadaan benih dapat segera dilaksanakan.

3) Terhadap kegiatan Pembuatan pakan ternak sapi yang belum

terlaksana, kami menyarankan agar segera ditetapkan calon petani

ternak di setiap kabupaten yang menjadi sasaran.

4) Terhadap kegiatan Pengadaan Alsintan Pra Panen yang belum

terlaksana, kami menyarankan agar segera dipilih dan ditetapkan calon

petani penerima alsintan (cultivator)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

58

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

3. Kegiatan yang terkait dengan Pelaksanaan Audit Loan

Pada Tahun 2017, Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara terdapat 6 Perencanaan Pengawasan (PP)

yang terkait dengan Pelaksanaan Audit Loan yaitu :

a. Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Program Penyediaan Air Minum

dan Sanitasi Berbasis Masyarakat/ Pamsimas (Loan IBRD No. 8578-ID)

pada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatera Utara untuk

Tahun Anggaran yang berakhir 31 Desember 2016

b. Audit Dukungan atas Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)/National

Slum Upgrading Program (NSUP) Loan IDB No. 169-IND, IDB No. 170-IND,

IDB No. 171-IND pada Satuan Kerja Pengembangan Kawasan

Permukiman (PKP) Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang

Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2016

c. Audit atas Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

(P3MD) Loan IBRD-10862601 No. 8217-ID. Provinsi Sumatera Utara

Tahun Anggaran 2016

d. Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Water Resources and Irrigation

Sector Management Program (WISMP) Loan IBRD No. 8027 ID Tahun

Anggaran 2016 pada Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas

Pertanian Kabupaten Deli Serdang

e. Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Water Resources and Irrigation

Sector Management Program (WISMP) Loan IBRD No. 8027–ID pada

Kabupaten Project Management Unit (KPMU) Kabupaten Serdang

Bedagai untuk Tahun Anggaran yang berakhir 31 Desember 2016

f. Audit Dukungan atas Laporan Keuangan Water Resources and Irrigation

Sector Management Program (WISMP) Loan IBRD No. 8027–ID pada

Kabupaten Project Management Unit (KPMU) Kabupaten Simalungun

untuk Tahun Anggaran yang berakhir 31 Desember 2016.

Dari 6 PP tersebut telah dihasilkan rekomendasi sebanyak 4 rekomendasi.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

59

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

4. Rekomendasi yang terkait dengan penyaluran TPG Agama di

Lingkungan Kementrian Agama

Pada Tahun 2017, Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara terdapat 1 Perencanaan

Pengawasan (PP) yang terkait dengan penyaluran TPG Agama di

Lingkungan Kementrian Agama dengan rekomendasi Dalam rangka

efektifitas pencapaian prinsip penghargaan atas dasar prestasi dalam

penyaluran TPG Agama di Lingkungan Kementrian Agama agar melakukan

revisi terhadap keputusan yang sudah ada dengan menerbitkan surat

keputusan yang menetapkan besaran TPG tahun 2015 dan 2016 sesuai

dengan golongan dan masa kerja 0 tahun dan tidak memperhitungkan masa

kerja.

5. Rekomendasi yang terkait dengan Program Jaminan Kesehatan

Nasional periode 2016 di Wilayah Sumatera Utara

Pada Tahun 2017, Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara terdapat 1 Perencanaan

Pengawasan (PP) yang terkait dengan Program Jaminan Kesehatan

Nasional periode 2016 di Wilayah Sumatera Utara. Dari 1 PP tersebut telah

dihasilkan rekomendasi sebanyak 4 rekomendasi sebagai berikut :

a. Memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nias agar

berkoordinasi dengan provider untuk berupaya meningkatkan fasilitas

jaringan internet di lokasi FKTP

b. Menyurati pihak BPJS mengenai ketepatan waktu pembayaran kapitasi

paling lambat tanggal 15 setiap bulannya sudah masuk ke rekening

FKTP

c. Merencanakan dan menganggarkan pengadaan barang tahun 2018

untuk pemenuhan fasilitas dan peralatan Puskesmas sesuai standar

sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 75

Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

d. Membuat Kebijakan dan Pedoman Pencegahan Fraud JKN

sebagaimana diatur dalam Permenkes Nomor 36 Tahun 2015 Tentang

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

60

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Pencegahan Kecurangan (fraud) dalam pelaksanaan program Jaminan

Kesehatan pada sistim jaminan sosial nasional

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko,

dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” mencerminkan upaya Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan kinerja korporasi pada

beberapa BUMN/Anak perusahaan. Semakin banyak rekomendasi yang

ditindaklanjuti sebagai bahan pengambilan keputusan oleh stakeholders maka

kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam melaksanakan

pengawasan intern yang bertujuan meningkatkan kinerja korporasi semakin baik.

IKU “Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko,

dan pengendalian intern pengelolaan korporasi”diukur dengan menghitung tindak

lanjut rekomendasi hasil pengawasan terhadap jumlah rekomendasi yang

disampaikan dibandingkan dengan targertnya atau dengan rumus :

∑ TL Rekomendasi 2017 x 100%

∑ Rekomendasi 2017

Berdasarkan data yang diterima dari Kordinator Pengawasan Bidang Akuntan

Negara 1 dan 2, jumlah rekomendasi yang dihasillkan selama tahun 2017 sebanyak

462 rekomendasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 174 rekomendasi telah

ditindaklanjuti atau sebesar 37,66%. Target yang ditetapkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja adalah 100%. Dengan demikian capaian dari IKU “Persentase

tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan korporasi” adalah sebesar 37,66%.

Rekomendasi perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern

pengelolaan korporasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kegiatan antara

lain:

IKU 2 Sasaran Program 1

Persentase tindak lanjut rekomendasi perbaikan tata kelola,

manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

61

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

1. Rekomendasi yang terkait dengan Pengelolaan Program Prioritas

Nasional

Pada Tahun 2017, Bidang Akuntan Negara Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara terdapat 8 Perencanaan Pengawasan (PP) yang terkait

dengan Pengelolaan Program Prioritas Nasional. Rincian dari Perencanaan

Pengawasan tersebut adalah :

a. Pembangunan Ruas Tol Medan – Binjai Tahun 2017 ( PSN No. A 05)

1) Kepada PPK Pengadaan Tanah Jalan Tol Ruas Medan-Binjai agar

melakukan koordinasi secara lebih intensif dengan Kanwil BPN Provinsi

Sumatera Utara untuk percepatan proses pembebasan lahan.

2) Kepada Pimpinan Proyek Jalan Tol Ruas Medan – Binjai agar

Melakukan percepatan pembangunan fisik jalan tol terkait dengan tanah

yang sudah dibebaskan pada Seksi 1

b. Pembangunan Ruas Tol Medan- Kualanamu-Tabing Tinggi Tahun 2017

(PSN No. A.14)

1) Kepada Kepala Satker Pengadaan Tanah Jalan Tol Medan-Kualanamu-

Tebing Tinggi agar melakukan koordinasi secara lebih intensif kepada

pihak-pihak terkait untuk percepatan proses pembebasan lahan.

2) Kepada Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Medan-

Kualanamu seksi 1 B dan Seksi 2 untuk memastikan kontraktor pelaksana

melaksanakan konstruksi dengan memperhatikan target waktu yang

sudah disepakati dalam kurva S.

3) Kepada Direksi PT. JMKT selaku pelaksana konstruksi seksi 1 A dan

Seksi 7 untuk memastikan kontraktor pelaksana melaksanakan konstruksi

dengan memperhatikan target waktu yang sudah disepakati dalam kurva

S

c. Sistem Penyediaan Air Minum Regional (SPAM) (PSN No. M.118)

Mebidang Provinsi Sumatera Utara tahun 2017

1) Mendorong proses persetujuan DED dilakukan secara tepat waktu

sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dengan DED tersebut dapat

membuat perencanaan yang lebih matang.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

62

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

2) Mempercepat proses koordinasi antara Direktorat Jenderal Sumber Daya

Air Kementerian PU&PR, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian

PU&PR, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kota Medan,

Pemerintah Kota Binjai, dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang

sehingga penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerja

Sama dapat dilakukan tepat waktu

d. Pengembangan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung Tahun 2017

1) Melakukan koordinasi intensif dengan Panitia Persiapan Pengadaan

Tanah untuk pembangunan Terminal Multi Purpose di Pelabuhan Kuala

Tanjung Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara untuk

mempercepat terbitnya Penetapan Lokasi dalam rangka proses

pengadaan tanah.

2) Melakukan koordinasi intensif dengan Kantor Pertanahan Kabupaten

Asahan untuk memastikan batas-batas tanah milik masyarakat yang

beririsan dengan HPL Otorita Asahan.

3) Segera melakukan konsultasi dengan ahli hukum pertanahan dan Badan

Pertanahan Nasional untuk memperoleh kejelasan mengenai tata kelola

pengurusan HGB diatas tanah hak milik masyarakat serta mekanisme

perpanjangan masa HGB-nya.

4) Melakukan koordinasi intensif dengan Otorita Asahan (OA), Kemenko

Perekonomian selaku Ketua Badan Pembina Proyek Asahan,

Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan Kementerian

Keuangan guna mempercepat proses permintaan lahan HPL-OA, dan

mengkaji secara mendalam kesesuaian prosedur serta ketentuan yang

ditetapkan dalam proses permintaan lahan tersebut

5) Berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian selaku Ketua Badan

Pembina Proyek Asahan, Kementerian BUMN, dan Kementerian

Keuangan untuk memastikan bahwa pemberian ganti rugi/kompensasi

kepada PT Inalum sebesar Rp36,2 milyar terkait penggunaan lahan telah

sesuai dengan ketentuan berlaku.

6) Melalui PT Prima Multi Terminal agar melakukan pengawasan yang lebih

intensif kepada kontraktor pelaksana pembangunan Terminal

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

63

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Multipurpose Kuala Tanjung untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan

diantaranya dengan mempercepat pengadaan bahan untuk pengadaan

pipa CPO dan menambah shift kerja sekaligus menambah jumlah pekerja.

e. Pembangunan Smelter Kuala Tanjung pada PT.Indonesia Asahan

Aluminium (Persero) tahun 2017

1) Direksi PT Inalum (Persero) mengenakan sangsi sesuai dengan

ketentuan kontrak kepada O.D.T Engineering, HERTWICH, PT.Makmur

Meta dan PT ABB atas keterlambatan penyelesaian kontrak/pekerjaan.

2) Direksi PT Inalum (Persero) mengambil langkah proaktif atas

penyelesaian pengurusan dokumen AMDAL (SKKLH) dan Ijin Lingkungan

dengan mengambil SKKLH yang saat ini sudah terbit (telah

ditandatangani oleh Gubernur Sumatera Utara) dan Ijin Lingkungan yang

telah diterbitkan oleh Kantor Badan Pelayanan dan Perijinan Terpadu

Provinsi Sumatera Utara (sistim jemput bola).

3) Direksi PT Inalum (Persero) secepatnya mengambil kebijakan yang

diperlukan terhadap kontrak yang mengalami keterlambatan atau

berpotensi mengalami keterlambatan penyelesaian sehingga PT.Inalum

(Persero) maupun pihak kontraktor memiliki solusi yang tepat untuk

melakukan tindakan terkait pelaksanaan kontrak pekerjaan.

4) Direksi PT Inalum (Persero) meningkatkan koordinasi dengan

pihak/instansi terkait untuk percepatan penyelesaian pengurusan

Perijinan dan Non Perijinan proyek.

5) Direksi PT Inalum (Persero) secepatnya mengambil keputusan tindakan

terhadap kontrak yang mengalami keterlambatan penyelesaian sehingga

ada kepastian hukum terhadap kontrak tersebut

f. Pembangunan kawasan industri Kuala Tanjung pada PT.Pelindo I tahun

2017

1) Mengefektifkan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Batubara agar

rencana zonasi Kawasan Industri PT Prima Pengembangan Kawasan

dapat tertampung dalam revisi RTRW Kabupaten Batubara.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

64

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

2) Mengefektifkan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Batubara

dalam rangka percepatan perpanjangan Izin Prinsip dan Perluasan Izin

Lokasi.

3) Mengefektifkan koordinasi dengan Badan Lingkungan Hidup Provinsi

Sumatera Utara dalam rangka percepatan pengesahan Izin Lingkungan.

4) Melakukan pendekatan kepada pemilik lahan untuk memberikan

pemahaman tentang pentingnya keberadaan proyek kawasan industri

yang akan dibangun.

5) Menyusun dokumen perencanaan proyek, rancangan teknis (Detailed

Engineering Design) dan struktur organisasi proyek, setelah pembebasan

lahan selesai dilaksanakan.

g. Pembangunan PLTU Pangkalan Susu Unit III dan IV tahun 2017

1) Mempercepat proses dengan melakukan koordinasi kembali dengan

pihak-pihak terkait seperti Pemerintah Kabupaten Langkat, PT. KAI, dan

PT. Pertamina.

2) Meminta bantuan-bantuan antara lain ke Kejaksaan Tinggi Sumatera

Utara

3) Melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Keuangan untuk

mendorong percepatan proses verifikasi dokumen tagihan kontraktor

pada tahap Bank Exim China

h. Pembangunan Gardu Induk 150 KV Pangururan 1 x 30 MVA dan Tele

(ext) tahun 2017.

1) Memerintahkan PT.Bugak Brawang Cemerlang untuk melakukan

percepatan pembangunan pekerjaan proteksi;

2) Menyusun addendum kontrak tekait penambahan pekerjaan proteksi ini

sebagai pekerjaan tambah kurang

2. Rekomendasi yang terkait dengan Program Kedaulatan Pangan

Pada Tahun 2017, Bidang Akuntan Negara Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara terdapat 2 Perencanaan Pengawasan (PP) yang terkait

dengan Program Kedaulatan Pangan yaitu :

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

65

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

a. Pelaksanaan Reviu atas peningkatan Produksi dan Distribusi Benih pada

PT. Pertani (Persero) tahun buku 2016 dan semester I tahun 2017.

Kegiatan ini menghasilkan 6 rekomendasi yaitu :

1) Terkait dengan rendahnya capaian produksi dan distribusi benih bersubsidi

:

a) Berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian agar membuat kebijakan

dengan memperbolehkan petani menerima benih subsidi lebih dari 1 kali

dalam satu tahun sesuai musim tanam, sehingga alokasi produksi dan

distribusi benih subsidi dapat tercapai secara maksimal.

b) Mengkomunikasikan hasil koordinasi tersebut kepada seluruh Dinas

Pertanian Kabupaten/Kota yang mendapatkan alokasi subsidi benih untuk

meyakinkan bahwa petani boleh menerima benih subsidi lebih dari 1 kali

dalam satu tahun sesuai musim tanam.

c) Mengkomunikasikan kepada Kementerian Pertanian bahwa program

bantuan benih gratis (Opsus) berpotensi mengurangi penyerapan alokasi

benih bersubsidi, sehingga perlu diambil langkah/kebijakan untuk tidak

menciptakan program-program yang berbeda namun sasaran sama dan

pada waktu yang sama

2) Terkait lemahnya pelaksanaan kontrak pengadaan Calon Benih Kering

Sawah (CBKS). Agar membuat dan melengkapi dokumen pelaksanaan

kegiatan pengukuran tingkat kadar air dan butir hijau atas pembelian CBKS.

3) Terkait permasalahan Kontrak/Surat Perjanjian Jual Beli Benih BJ (Beli

Jual)Agar dalam pembuatan kontrak perjanjian jual beli benih padi CBKK

memasukkan klausul persyaratan standar kualitas benih.

4) Terkait kontrak pengadaan Cadangan Benih Nasional (CBN) antara PT

Pertani (Persero) dengan Kementerian Pertanian. Mengusulkan kepada

Direksi PT Pertani (Persero) untuk meneliti ulang kontrak atas penyediaan

CBN tahun 2010/2011 dengan Kementerian Pertanian

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

66

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

b. Pelaksanaan Reviu atas Peningkatan Produksi dan distribusi Benih

pada PT. Sang Hyang Seri (Persero) tahun buku 2016 dan semester I

tahun 2017.

Kegiatan ini menghasilkan 4 rekomendasi yaitu:

1) Terkait dengan rendahnya capaian produksi dan distribusi benih

a) Berkoodinasi dengan Kementerian Pertanian terkait program bantuan

benih gratis (Upsus) dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang

berpotensi mengurangi penyerapan alokasi benih bersubsidi,

sehingga perlu adanya kebijakan untuk tidak membuat program-

program yang berbeda namun dengan sasaran yang sama dan pada

waktu yang bersamaan.

b) Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota agar

membuat kebijakan dengan memperbolehkan petani menerima benih

subsidi lebih dari 1 kali dalam satu tahun sesuai musim tanam,

sehingga alokasi produksi dan distribusi benih subsidi dapat tercapai

secara maksimal

2) Terkait dengan administrasi distribusi benih

a) Berkoordinasi dengan Direksi PT SHS (Persero) agar meninjau SOP

kegiatan produksi dan distribusi benih bersubsidi khususnya

penyaluran benih agar menambahkan pembuatan dokumen BA serah

terima benih kepada kelompok tani sebagai syarat pengusulan

pembayaran benih bersubsidi.

b) Menginformasikan kepada seluruh kantor cabang untuk membuat

Berita Acara Serah Terima Benih Bersubsidi ke Petani dalam

pendistribusian benih

3. Rekomendasi yang terkait dengan Pelaksanaan Reviu Tata Kelola dan

Peningkatan Manajemen Risiko

Pada Tahun 2017, Bidang Akuntan Negara Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara terdapat 36 Perencanaan Pengawasan (PP) yang terkait

dengan Reviu Tata Kelola Manajemen Risiko. Dari 36 PP tersebut telah

dihasilkan rekomendasi sebanyak 424 rekomendasi.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

67

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di

persidangan” merupakan tingkat pemanfaatan laporan hasil pengawasan

keinvestigasian yang berupa Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dan Laporan Pengumpulan dan Evaluasi

Bukti Dokumen Elektronik (LPEBDE) pada sidang di pengadilan.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mendukung

pemberantasan korupsi.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil pemberian

keterangan ahli di pengadilan pada tahun 2017 dibandingkan dengan Laporan Hasil

Audit dalam rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dan

Laporan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik (LPEBDE) yang

diterbitkan dalam tiga tahun terakhir yakni 2015 s.d 2017 atau dengan rumus :

Jumlah PKA Berjalan

x 100% Jumlah LHPKKN +LPEBDE

tiga tahun terakhir

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 72,22% dari target sebesar 40% atau

mencapai 180,56%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan target jumlah laporan

hasil pemberian keterangan ahli di Pengadilan sebanyak 52 (lima puluh dua)

laporan dibandingkan dengan jumlah realisasi Laporan Hasil Audit dalam rangka

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dalam tiga tahun terakhir

yakni 2015 s.d 2017 sebanyak 72 (tujuh puluh dua) laporan. Hal tersebut terjadi

karena adanya peningkatan permintaaan pemberian keterangan ahli di

persidangan sebesar 54% dari PKPT awal.

IKU 1 Sasaran Program 2

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian dimanfaatkan di

Persidangan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

68

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Perbandingan realisasi IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian

dimanfaatkan di persidangan.” dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan

karena pada Tahun 2016 hanya terdapat satu IKU untuk seluruh kegiatan di Bidang

Investigasi.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan pemberian keterangan ahli

dan audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara yang

dilaksanakan oleh Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh Aparat

Penegak Hukum (APH)” merupakan tingkat penyelesaian penugasan Bidang

Investigasi berupa Audit Investigatif yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan

oleh APH.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mendukung

pemberantasan korupsi.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil Audit Investigatif

yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh APH pada tahun 2017

dibandingkan dengan jumlah laporan hasil Audit Investigatif yang diterbitkan pada

tahun 2017 dikalikan dengan 100% atau dengan rumus :

Jumlah LHAI yang

ditindaklanjuti/dimanfaatkan APH di

tahun berjalan x 100%

Jumlah LHAI yang terbit pada tahun

berjalan

IKU 2 Sasaran Program 2

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh Aparat Penegak Hukum (APH)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

69

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 100,00% dari target sebesar 70% atau

mencapai 142,86%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan target jumlah laporan

hasil Audit Investigatif yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh APH

sebanyak 4 (empat) laporan dibandingkan dengan realisasi jumlah laporan hasil

Audit Investigatif yang diterbitkan sebanyak 4 (empat) laporan.

Perbandingan realisasi IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH.” dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan karena

pada Tahun 2016 hanya terdapat satu IKU untuk seluruh kegiatan di Bidang

Investigasi.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan pengawasan

keinvestigasian yang dilaksanakan oleh Bidang Investigasi Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara.

IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K” merupakan tingkat pemanfaatkan laporan hasil pengawasan

keinvestigasian berupa laporan hasil Audit Investigatif, laporan hasil pengawasan

atas current issues, dan laporan hasil pengawasan dalam rangka pemberian

rekomendasi strategis yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K

untuk perbaikan tata kelola da0,00tau mencegah TPK berulang.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mendukung

pemberantasan korupsi.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil pengawasan

keinvestigasian (Laporan Hasil Audit Investigatif/LHAI + Laporan Hasil

Pengawasan atas Current Issues + Laporan Hasil Pengawasan dalam rangka

pemberian Rekomendasi Strategis/RS) yang ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh

K/L/P/K untuk perbaikan tata kelola da0,00tau mencegah TPK berulang pada tahun

IKU 3 Sasaran Program 2

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

oleh K/L/P/K

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

70

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

2017 dibandingkan dengan Jumlah laporan hasil pengawasan keinvestigasian yang

diterbitkan pada tahun 2017 dikalikan dengan 100% atau dengan rumus :

Jumlah LHP keinvestigasian yang di

TL/dimanfaaatkan oleh K/L/P/K

tahun berjalan x 100%

jumlah LHP keinvestigasian yang

terbit di tahun berjalan

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 100,00% atau mencapai 166,67% dari target

sebesar 60%. Realisasi kinerja tersebut merupakan perbandingan dari target

sebanyak 6 (enam) laporan dan realisasi sebanyak 6 (enam) laporan yang terdiri

dari Laporan Hasil Audit Investigatif yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K sebanyak 1

(satu) laporan, Laporan Hasil Pengawasan atas Current Issues sebanyak nihil

laporan dan laporan Hasil Pengawasan dalam rangka pemberian Rekomendasi

Strategis/RS) yang ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K untuk perbaikan

tata kelola da0,00tau mencegah TPK berulang sebanyak 5 (lima) laporan.

Perbandingan realisasi IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K.” dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan

karena pada Tahun 2016 hanya terdapat satu IKU untuk seluruh kegiatan di Bidang

Investigasi.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan pengawasan

keinvestigasian yang dilaksanakan oleh Bidang Investigasi Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

71

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU “Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K”

adalah tingkat pemanfaatkan laporan hasil pengawasan keinvestigasian berupa

laporan hasil Audit Investigatif, laporan hasil pengawasan atas current issues, dan

laporan hasil pengawasan dalam rangka pemberian rekomendasi strategis yang

dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K untuk perbaikan tata kelola

da0,00tau mencegah TPK berulang.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka

mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta tercapainya

kelancaran pembangunan yang berkesinambungan.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil Audit Penyesuaian

Harga yang ditindaklanjuti oleh penanggung jawab kegiatan atau pengguna

barang/jasa pada tahun 2017 dibandingkan jumlah laporan hasil Audit Penyesuaian

Harga pada tahun 2017 dikalikan dengan 100% atau dengan rumus :

Jumlah LHA eskalasi harga yang

ditindaklanjuti di tahun berjalan x 100%

Jumlah LHA eskalasi harga pada

tahun berjalan

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 100,00% dari target sebesar 70% atau

mencapai 142,86%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan jumlah target laporan

hasil Audit Penyesuaian Harga yang ditindaklanjuti oleh penanggung jawab

kegiatan atau pengguna barang/jasa sebanyak 4 (empat) laporan dibandingkan

jumlah realisasi laporan hasil Audit Penyesuaian Harga sebanyak 4 (empat)

laporan.

IKU 4 Sasaran Program 2

Persentase hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

72

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Perbandingan realisasi IKU “Persentase hasil Audit Penyesuaian Harga yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K.” dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan

karena pada Tahun 2016 hanya terdapat satu IKU untuk seluruh kegiatan di Bidang

Investigasi.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan Audit Penyesuaian Harga

yang dilaksanakan oleh Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

Utara.

IKU “Persentase hasil Audit Klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K” adalah tingkat

pemanfaatan hasil Audit Klaim oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,

dan Korporasi untuk pengambilan keputusan penyelesaian klaim.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mendukung

penghematan pengeluaran keuangan Negara.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah hasil Audit Klaim yang

ditindaklanjuti oleh K/L/P/K pada tahun 2017 dibandingkan jumlah laporan Audit

Klaim pada tahun 2017 dikalikan dengan 100% atau dengan rumus :

jumlah LHA klaim yang

ditindaklanjuti di tahun berjalan x 100%

jumlah LHA klaim di tahun berjalan

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 100,00% atau mencapai 142,86% dari target

sebesar 70%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan target jumlah hasil Audit Klaim

yang ditindaklanjuti oleh K/L/P/K sebanyak 1 (satu) laporan dibandingkan realisasi

jumlah laporan Audit Klaim sebanyak 1 (satu) laporan.

IKU 5 Sasaran Program 2 Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

73

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Perbandingan realisasi IKU “Persentase hasil Audit Klaim dimanfaatkan oleh

K/L/P/K.” dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan karena pada Tahun 2016

hanya terdapat satu IKU untuk seluruh kegiatan di Bidang Investigasi.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan Audit Klaim yang

dilaksanakan oleh Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

IKU “Persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan” adalah

tingkat pemanfaatan hasil Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (EHKP)

untuk menyelesaikan masalah yang menghambat kelancaran program/kegiatan

pembangunan.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mendukung

tercapainya kelancaran pembangunan yang berkesinambungan.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan jumlah laporan hasil Evaluasi Hambatan

Kelancaran Pembangunan (EHKP) yang ditindaklanjuti kesepakatannya oleh para

pihak pada tahun 2017 dibandingkan jumlah laporan EHKP pada tahun 2017

dikalikan dengan 100% atau dengan rumus :

Jumlah Laporan evaluasi HKP yang

ditindaklanjuti di tahun berjalan x 100%

Jumlah laporan evaluasi HKP pada

tahun berjalan

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 100,00% namun target IKU untuk tahun 2017

adalah 0% sehingga capaian kinerja tidak dapat hitung. Hal tersebut dikarenakan

tidak ada target Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (EHKP) dalam

PKPT awal. Realisasi laporan hasil Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

IKU 1 Sasaran Program 3

Persentase Penyelesaian Kasus Hambatan Kelancaran Pembangunan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

74

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

(EHKP) yang ditindaklanjuti kesepakatannya oleh para pihak pada tahun 2017

sebanyak 1 (satu) Laporan.

Perbandingan realisasi IKU “Persentase penyelesaian hambatan kelancaran

pembangunan.” dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan karena pada

Tahun 2016 hanya terdapat satu IKU untuk seluruh kegiatan di Bidang Investigasi.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan Evaluasi Hambatan

Kelancaran Pembangunan (EHKP) yang dilaksanakan oleh Bidang Investigasi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP (termasuk FRA) adalah

tingkat penyelesaian penugasan Fraud Control Plan (FCP) termasuk Fraud Risk

Assessment (FRA) baik atas permintaan K/L/P/K dan inisiatif sendiri pada tahun

2017 pada salah satu dari tahapan:

1. Sosialisasi

2. Diagnostic Assessment

3. Bimbingan Teknis Implementasi

4. Evaluasi

5. Monitoring

yang dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan oleh K/L/P/K.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka

mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan Jumlah laporan K/L/P/K yang

mengimplementasikan FCP termasuk FRA pada tahun 2017 dibandingkan jumlah

penugasan FCP yang telah dilakukan (Sosialisasi + Diagnostic Assessment +

IKU 1 Sasaran Program 4

Persentase K/L/P/K yang Mengimplementasikan Fraud Control Plan

(FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

75

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Bimbingan Teknis Implementasi + Evaluasi + Monitoring) termasuk FRA pada tahun

2017 dikalikan dengan 100% atau dengan rumus :

Jumlah K/L/P/K yang IMPL

FCP/FRA tahun berjalan x 100%

Jumlah penugasan yang dilakukan

di tahun berjalan

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 100,00% dari target tahun 2017 sebesar 50%

atau mencapai 200,00%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan Target Jumlah

laporan K/L/P/K yang mengimplementasikan FCP termasuk FRA pada tahun 2017

sebanyak 3 (tiga) laporan dibandingkan jumlah penugasan FCP yang telah

dilakukan termasuk FRA pada tahun 2017 sebanyak 3 (tiga) laporan (2 (dua)

kegiatan Sosialisasi FCP dan 1 (satu) kegiatan Evaluasi FRA).

Perbandingan realisasi IKU “Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan

FCP.” dengan tahun sebelumnya tidak dapat dilakukan karena pada Tahun 2016

hanya terdapat satu IKU untuk seluruh kegiatan di Bidang Investigasi.

Capaian sasaran program ini didukung oleh penugasan FCP termasuk FRA yang

dilaksanakan oleh Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

IKU “Persentase K/L/P/K anggota Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat” adalah rasio K/L/P/K atau

unit kerja eselon I/II di lingkungan K/L/P atau unit kerja setara di lingkungan

Korporasi yang memenuhi tiga unsur kriteria yaitu:

a. Mempunyai Daftar Risiko Fraud yang terungkap dari hasil kegiatan

pembelajaran KPAK;

IKU 1 Sasaran Program 5

Persentase Komunitas Pembelajaran Anti Korupsi (KPAK) yang

mengimplementasikan Sistem Pengaduan Masyarakat

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

76

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

b. Mempunyai rencana penanganan risiko fraud yang dibahas bersama dengan

anggota KPAK;

c. Mempunyai peraturan K/L/P/K mengenai sistem pengaduan masyarakat/

whistleblowing, atau belum mempunyai peraturan K/L/P/K mengenai sistem

pengaduan masyarakat/whistleblowing namun menyatakan kesediaannya

untuk dilakukan bimtek pengembangan sistem pengaduan

masyarakat/whistleblowing.

Dibandingkan dengan K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di lingkungan K/L/P atau

unit kerja setara di lingkungan Korporasi yang telah menjadi anggota dari

Komunitas Pembelajar Anti Korupsi.

Tujuan dari indikator ini adalah untuk mengukur tingkat pemanfaatan hasil

pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka

mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN.

Pengukuran kinerja dihitung berdasarkan Jumlah K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II

di lingkungan K/L/P atau unit kerja setara di lingkungan Korporasi yang memenuhi

tiga unsur kriteria dibandingkan dengan jumlah K/L/P/K atau unit kerja eselon I/II di

lingkungan K/L/P atau unit kerja setara di lingkungan Korporasi yang telah menjadi

anggota dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi dikalikan dengan 100% atau

dengan rumus :

Jumlah K/L/P/K atau unit kerja yang

memenuhi 3 unsur kriteria

x 100% jumlah K/L/P/K atau unit kerja yang

telah menjadi anggota dari

Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

Realisasi Kinerja tahun 2017 sebesar 60,00% dari target tahun 2017 sebesar

60,00% atau mencapai 100,00%. Realisasi kinerja dihitung berdasarkan target

jumlah K/L/P/K yang memenuhi tiga unsur kriteria pada tahun 2017 sebanyak 21

(dua puluh satu) K/L/P/K dibandingkan jumlah K/L/P/K yang telah menjadi anggota

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

77

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

dari Komunitas Pembelajar Anti Korupsi pada tahun 2017 sebanyak 35 (tiga puluh

lima) K/L/P/K. Kegiatan pembentukan Komunitas Pembelajar Anti Korupsi (KPAK)

direalisasikan melalui pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Anti Korupsi ke SKPD.

Dalam tahun 2017 kegiatan pembentukan Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

(KPAK) direalisasikan dengan kegiatan Sosialisasi Anti Korupsi ke SKPD.

IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” diukur dengan menghitung

Provinsi yang memperoleh level maturitas SPIP level 3 dibandingkan dengan

jumlah Provinsi yang ada di Sumatera Utara atau dengan rumus :

Pemprov minimal level 3 SPIP x 100%

Pemprov

Pada tahun 2017 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara setelah dilakukan

assessment level maturitas SPIP nya masih berada pada level 1. Target yang

ditetapkan dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah

sebesar 0%. Dengan demikian, untuk IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi

(Level 3)” belum ada perbaikan kinerja.

Kendala penyelenggaran SPIP untuk mencapai level 3 pada Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara adalah:

1. Kepala Daerah, Inspektur, dan Pimpinan SKPD di lingkungan Pemerintah

Daerah Belum memiliki komitmen yang tinggi untuk menyelenggarakan SPIP

sesuai dengan RPJMN 2015-2019.

2. Daerah tidak menetapkan target perolehan level 3 untuk penyelenggaran SPIP

dalam dokumen RPJMD

3. Belum terbangunnya infrastruktur penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah

Daerah

4. Satgas SPIP belum menjalankan fungsi dalam penyelenggaraan SPIP

IKU 1 Sasaran Program 6

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

78

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

5. Sekretaris Daerah selaku penanggung jawab SPIP belum melakukan evaluasi

dan monitoring secara berkala atas action plan/Rencana Tindak Pengendalian

(RTP) yang telah dikompilasi dan dirumuskan oleh tim Satgas Pemerintah

Daerah.

IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)" mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang diharapkan

berada pada level 3. Sebagaimana maturitas SPIP Pemerintah Provinsi, maturitas

SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota diukur menggunakan skala 0-5. Semakin tinggi

nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin

baik.

IKU “Maturitas SPIP Pemerintah kabupaten/Kota (Level 3)” diukur dengan

menghitung jumlah Kabupaten/Kota yang ada di Wilayah Sumatera Utara yang

memperoleh level maturitas SPIP level 3 dibandingkan dengan jumlah

Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara atau dengan rumus :

∑ Pemkab/kota minimal level 3

SPIP X 100%

∑ Pemkab/kota se-provinsi

Target level maturitas SPIP Pemerintahan Kabupaten/Kota (Level 3) pada tahun

2017 adalah 21% dari 33 jumlah Kabupaten/Kota yang menjadi mitra kerja

Perwakilan BPKP di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dari 33 pemerintah

kabupaten/kota terdapat 4 Kabupaten/Kota yang telah mencapai maturitas SPIP

level 3 atau sebesar 12,12%. Maturitas SPIP disajikan pada tabel 3.10.

IKU 2 Sasaran Program 6

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

79

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel 3.10

Skor dan Level Maturitas SPIP Kabupaten/Kota Tahun 2017

No. Pemerintah Skor

Maturitas SPIP

Level Maturitas

SPIP 1 2 3 4

1 Kota Binjai 3,5990 3

2 Kota Gunung Sitoli 0,7705 I

3 Kota Medan 1,3159 I

4 Kota Padang Sidimpuan 1,3739 I

5 Kota Pematang Siantar 1,0375 I

6 Kota Sibolga 1,0295 I

7 Kota Tanjung Balai 1,6341 I

8 Kota Tebing Tinggi 3,6890 3

9 Kabupaten Asahan 1,0240 I

10 Kabupaten Batubara 1,4841 I

11 Kabupaten Dairi 1,6023 I

12 Kabupaten Deli Serdang 1,0125 I

13 Kabupaten Humbang Hasundutan 3,6510 3

14 Kabupaten Karo 1,1750 I

15 Kabupaten Labuhan Batu Selatan 1,4045 I

16 Kabupaten Labuhanbatu 1,0341 I

17 Kabupaten Labuhanbatu Utara 3,5190 3

18 Kabupaten Langkat 1,0114 I

19 Kabupaten Mandailing Natal 1,6591 I

20 Kabupaten Nias 0,8682 I

21 Kabupaten Nias Barat 0,7807 I

22 Kabupaten Nias Selatan 0,6773 I

23 Kabupaten Nias Utara 1,0705 I

24 Kabupaten Padang Lawas 1,1989 I

25 Kabupaten Padang Lawas Utara 1,0114 I

26 Kabupaten Pakpak Bharat 1,1455 I

27 Kabupaten Samosir 1,0455 I

28 Kabupaten Serdang Bedagai 1,3307 I

29 Kabupaten Simalungun 1,0818 I

30 Kabupaten Tapanuli Selatan 1,8773 I

31 Kabupaten Tapanuli Tengah 1,0273 I

32 Kabupaten Tapanuli Utara 1,0068 I

33 Kabupaten Toba Samosir 1,0205 I

IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)”, sampai dengan tahun

2017 telah terealisasi sebesar 12,12% atau dengan capaian kinerja sebesar

57,71% dari target sebesar 21%.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

80

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Tingkat Maturitas SPIP pada Pemerintah Kabupaten/Kota yang relatif rendah pada

dasarnya disebabkan hal yang sama atas rendahnya Maturitas SPIP pada

Pemerintah Provinsi sebagaimana dijelaskan pada capaian IKU 1 Sasaran

Program 6.

IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)" mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP Pemerintah Provinsi yang diharapkan berada pada level 2.

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi diukur menggunakan skala 1-5. Semakin

tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang

semakin baik.

IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)” diukur dengan menghitung

jumlah Provinsi yang ada di Wilayah Sumatera Utara yang memperoleh level

maturitas SPIP level 2 dibandingkan dengan jumlah Provinsi yang ada di Sumatera

Utara atau dengan rumus :

Pemprov minimal level 2 SPIP x 100%

Pemprov

Target level maturitas SPIP Pemerintahan Provinsi (Level 2) pada tahun 2017

adalah 100%. Pada saat ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menjadi

mitra kerja BPKP sudah berada pada tingkat maturitas SPIP level 1 dengan nilai

maturitas sebesar 1,3000.

Realisasi maturitas SPIP Provinsi (Level 2) tahun 2017 adalah 0,00%. Dengan

demikian, capaian IKU 2 sasaran program 2 juga 0,00% jika dibandingkan dengan

target tahun 2017 sebesar 100%.

Penyebab rendahnya capaian IKU Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

sama dengan uraian penyebab capaian IKU 1 Sasaran Program 6.

IKU 3 Sasaran Program 6

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

81

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)" mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang diharapkan

berada pada level 2. Sebagaimana maturitas SPIP Pemerintah Provinsi, maturitas

SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota diukur menggunakan skala 0-5. Semakin tinggi

nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin

baik.

IKU “Maturitas SPIP Pemerintah kabupaten/Kota (Level 2)” diukur dengan

menghitung jumlah Kabupaten/Kota yang ada di Wilayah Sumatera Utara yang

memperoleh level maturitas SPIP level 2 dibandingkan dengan jumlah

Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara atau dengan rumus :

∑ Pemkab/kota minimal level 2

SPIP x 100%

∑ Pemkab/kota se-provinsi

Target level maturitas SPIP Pemerintahan Kabupaten/Kota (Level 2) yang

ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017 adalah sebesar 24%.

Pada tahun 2017, Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) belum ada

yang tercapai.

Penyebab rendahnya capaian IKU Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 2) sama dengan uraian penyebab capaian IKU 1 Sasaran Program 6.

IKU 4 Sasaran Program 6

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

82

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)" mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP Pemerintah Provinsi yang diharapkan berada pada level 1.

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi diukur menggunakan skala 1-5. Semakin

tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang

semakin baik.

Realisasi “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)” diukur dengan

menghitung jumlah Provinsi yang ada di Wilayah Sumatera Utara yang memperoleh

level maturitas SPIP level 1 dibandingkan dengan jumlah provinsi yang ada di

Sumatera Utara atau dengan rumus :

Pemprov minimal level 1 SPIP x 100%

Pemprov

Khusus untuk mengukur capaian IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level

1)” digunakan rumus sebagai berikut :

2 x Target – Realisasi x 100%

Target

Target level maturitas SPIP Pemerintahan Provinsi (Level 1) pada tahun 2017

adalah 0% dalam arti tahun 2017 Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tidak lagi

berada pada level 1. Realisasi tahun 2017 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi

masih berada di Level 1. Seharusnya level maturitas SPIP meningkat ke level yang

lebih tinggi. Dengan demikian target untuk meniadakan level 1 di tahun 2017 tidak

tercapai.

IKU 5 Sasaran Program 6

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

83

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Penyebab rendahnya capaian IKU Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

sama dengan uraian penyebab capaian IKU 1 Sasaran Program 6.

IKU "Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)" mencerminkan kualitas

penyelenggaraan SPIP seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota yang diharapkan

berada pada level 1. Sebagaimana maturitas SPIP Pemerintah Provinsi, maturitas

SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota diukur menggunakan skala 0-5. Semakin tinggi

nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin

baik.

Realisasi “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” diukur dengan

menghitung jumlah Kabupaten/kota yang ada di Wilayah Sumatera Utara yang

memperoleh level maturitas SPIP level 1 dibandingkan dengan jumlah

kabupaten/kota yang ada di Sumatera Utara atau dengan rumus :

∑ Pemkab/kota minimal level 1

SPIP x 100%

∑ Pemkab/kota se-provinsi

Khusus untuk mengukur capaian IKU “Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/kota

(Level 1)” digunakan rumus sebagai berikut :

2 x Target – Realisasi x 100%

Target

Target level maturitas SPIP Pemerintahan Kabupaten/Kota (Level 1) pada tahun

2017 adalah 55%. Dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara

sebanyak 29 Kabupaten/Kota Maturitas SPIP masih berada di Level 1 atau sebesar

IKU 6 Sasaran Program 6

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

84

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

87,88%. Realisasi sebesar 87,88% tersebut merupakan 40,22% dari target kinerja

sebesar 55%.

Penyebab rendahnya capaian IKU Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 1) sama dengan uraian penyebab capaian IKU 1 Sasaran Program 6.

Penetapan skor GCG pada BUMN/Anak perusahaan didasarkan pada Peraturan

Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik

Negara dan Surat Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor 16 tahun 2012.

Assesment GCG meliputi penilaian atas 572 faktor yang diuji kesesuaian

penerapannya. Hasil assessment berupa skor GCG sebagai dasar penentuan

kategori penerapan GCG pada BUMN, yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat

baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik.

IKU "Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan skor GCG baik" diukur dengan

menghitung jumlah BUMN/Anak perusahaan yang mendapat skor minimal baik atas

penerapan GCG dibandingkan dengan jumlah BUMN/Anak perusahaan yang di-

assess oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atau dengan rumus :

∑ BUMN/Anak Perusahaan

Skor GCG Baik Tahun 2017 x 100%

∑ BUMN/Anak Perusahaan

Dievaluasi oleh BPKP tahun 2017

Realisasi IKU "Persentase BUMN/Anak perusahaan dengan skor GCG “baik”

sampai dengan tahun 2017 adalah sebesar 100,00% atau mencapai 142,86% dari

target sebesar 70%. Realisasi tersebut merupakan BUMN yang GCG-nya

mendapat skor minimal baik sebanyak 2 BUMN dari 2 BUMN yang di-assess.

IKU 7 Sasaran Program 6

Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG Baik

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

85

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Daftar skor GCG/KPI BUMN di wilayah Sumatera Utara tahun 2016 yang di-assess

tahun 2017 disajikan pada tabel 3.11

Tabel 3.11

Daftar Skor GCG/KPI BUMN di Wilayah Provinsi Sumatera

No NAMA PERUSAHAAN SKOR GCG/KPI KATEGORI 1 2 3 4

1 PT Perkebunan Nusantara II 85.08 Baik

2 PT Kawasan Industri Medan (Persero) 71.71 Cukup Baik

Berdasarkan assessment terhadap penerapan GCG pada PT Kawasan Industri

Medan (Persero) untuk periode tahun 2017, kondisi penerapan GCG pada PT

Kawasan Industri Medan (Persero) Tahun 2017 mencapai skor 71,71 dari skor

maksimal 100 atau 71,71%. Capaian skor tersebut berada dalam kategori predikat

“ Cukup Baik” dengan rincian sebagai berikut:

No Aspek Governance Bobot Capaian

Perusahaan

Persentase

(%)

I

Komitmen terhadap

Penerapan Tata Kelola

secara Berkelanjutan

7 5,22 75

II Pemegang Saham dan

RUPS 9 8,18 91

III Dewan Komisaris 35 27,21 78

IV Direksi 35 26,68 76

V Pengungkapan Informasi dan

Transparansi 9 4,42 49

VI Faktor Lainnya 5 0,00 0

TOTAL 100,00 71,71

Pada masing-masing aspek governance terdapat penerapan yang sudah

mendekati atau mencapai praktik terbaik, namun, pada area tertentu masih

diperlukan upaya perbaikan/ penyempurnaan. Atas kondisi tersebut disarankan

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

86

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Komite Dewan Komisaris, Direksi,

Satuan Pengawas Intern dan Sekretaris Perusahaan untuk melakukan upaya

perbaikan/penyempurnaan atas area yang masih memerlukan perbaikan.

Berdasarkan hasil reviu pelaksanaan kegiatan Self Assesment penerapan GCG

PTP II, dapat disimpulkan penerapan GCG pada PT Perkebunan Nusantara II untuk

periode tahun 2017, kondisi penerapan GCG pada PT Perkebunan Nusantara II

Tahun 2017 mencapai skor 85,08 dari skor maksimal 100 atau 85,08%. Capaian

skor tersebut berada dalam kategori predikat “Baik” dengan rincian sebagai

berikut:

Pada masing-masing aspek governance terdapat penerapan yang sudah

mendekati atau mencapai praktik terbaik, namun, pada area tertentu masih

diperlukan upaya perbaikan/ penyempurnaan. Atas kondisi tersebut disarankan

kepada Pemegang Saham, Dewan Komisaris, Komite Dewan Komisaris, Direksi,

Satuan Pengawas Intern dan Sekretaris Perusahaan untuk melakukan upaya

perbaikan/penyempurnaan atas area yang masih memerlukan perbaikan.

No Aspek Governance Bobot Capaian

Perusahaan

Persentase

(%)

I Komitmen terhadap

Penerapan Tata Kelola secara

Berkelanjutan

7 6,89 98,45

II Pemegang Saham dan RUPS 9 8,94 99,36

III Dewan Komisaris 35 30,16 86,17

IV Direksi 35 31,57 90,21

V Pengungkapan Informasi dan

Transparansi 9

7,52 83,52

VI Faktor Lainnya 5 0,00 0

TOTAL 100,00 85,08

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

87

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Evaluasi kinerja terhadap BUMN/Anak perusahaan dilakukan oleh BPKP Pusat.

Tahun 2017 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tidak melakukan evaluasi

kinerja terhadap BUMN/Anak perusahaan yang menjadi mitra BPKP, sementara

target capaian IKU “Persentase BUMN/Anak perusahaan yang kinerjanya

berpredikat minimal A (Baik)” yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja sebesar

54%.

BUMD dibentuk dalam rangka memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi

daerah. BPKP melakukan pengawasan terhadap BUMD dalam rangka

meningkatkan kinerja agar BUMD berperan optimal sebagai salah satu pemicu

kesejahteraan masyarakat di daerah. IKU "Persentase BUMD yang kinerjanya

minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina" diukur dengan menghitung jumlah

BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dibandingkan dengan jumlah

BUMD yang kinerjanya dievaluasi oleh BPKP atau dengan rumus :

∑ BUMD kinerja minimal Baik Tahun 2017

x 100% ∑ BUMD yang dibina oleh BPKP

tahun 2017

Realisasi IKU "Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari

BUMD yang dibina" sampai dengan tahun 2017 adalah sebesar 75,00% atau

mencapai 138,89% dari target sebesar 54,00%. Terdapat 15 PDAM (BUMD) yang

dinyatakan kinerja "Baik" dari 18 PDAM yang dibina, sedangkan 2 BUMD lainnya

masih berkinerja "tidak baik", yaitu PT PPSU dan PD Pasar, hal ini disebabkan

karena sebagian besar indikator yang ditetapkan tidak dapat tercapai, karena dalam

IKU 8 Sasaran Program 6

Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang kinerjanya berpredikat

minimal A (Baik)

IKU 9 Sasaran Program 6

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal Baik dari BUMD yang

dibina

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

88

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

pengelolaan bisnis untuk 2 BUMD tersebut pengendalian internalnya masih lemah,

dan masih banyak kegiatan yang tidak didukung dengan SOP.

Tabel 3.12

Tingkat Kinerja BUMD Tahun 2017 (dievaluasi tahun 2017)

NO. NAMA BUMD TAHUN 2017 1 2 3

1 PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara Baik 2 PDAM Tirtauli Kota Pematangsiantar Baik 3 PDAM Tirta Wampu Kabupaten Langkat Cukup 4 PDAM Tirta Sari Kota Binjai Cukup 5 PDAM Tirta Lihou Kabupaten Simalungun Cukup 6 PDAM Tirta Kualo Kota Tanjungbalai Cukup 7 PDAM Tirta Malem Kabupaten Karo Kurang 8 PDAM Tirta Silaupiasa Kabupaten Asahan Cukup 9 PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi Cukup

10 PDAM Tirta Deli Kabupaten Deli Serdang Cukup 11 PDAM Tirta Bulian Kota Tebing Tinggi Cukup 12 PDAM Tirta Bina Kabupaten Labuhanbatu Kurang 13 PDAM Mual Nauli Kabupaten Tapanuli

Tengah Kurang

14 PT. Pembangunan Prasarana Sumatera Utara

Tidak Baik

15 PD Pasar Kota Medan Tidak Baik 16 PDAM Tirta Umbu Baik 17 PDAM Tirta Madina Cukup 18 PDAM Tirta Ayumi Kota Padangsidimpuan Cukup 19 PDAM Mual Na Tio Kabupaten Tapanuli

Utara Cukup

20 PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga Baik

Jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar 52%, maka realisasi IKU

tahun 2017 telah mencapai 138,89%. Hal ini menunjukkan bahwa target tahun

2019 sudah dapat dicapai di tahun 2017.

BLUD dibentuk dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa

mengutamakan mencari keuntungan, namun tetap memperhatikan efisiensi dan

IKU 10 Sasaran Program 6

Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang

dibina

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

89

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

produktivitas sehingga wajib menerapkan praktik bisnis yang sehat. Undang-

Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, mengamanatkan Rumah

Sakit yang didirikan Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk Unit

Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, dengan

pengelolaan berbentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu, BPKP melakukan

pengawasan terhadap BLUD dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan

kinerja BLUD.

IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina" diukur

dengan menghitung jumlah BLUD yang kinerjanya minimal berpredikat baik

dibandingkan dengan jumlah BLUD yang dibina oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara atau dengan rumus :

∑ BLUD kinerja minimal Baik Tahun 2017

x 100% ∑ BLUD yang dibina oleh BPKP

tahun 2017

Realisasi IKU "Persentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang

dibina" sampai dengan tahun 2017 adalah sebesar 100,00% atau mencapai

166,67% dari target sebesar 60,00%.

Tabel 3.13

Daftar Kinerja BLUD RSUD Tahun Buku 2017 (evaluasi tahun 2017)

NO BLUD RSUD SKOR TINGKAT

KESEHATAN

1 2 3 4

1 Rumah Sakit Umum Haji Medan 66,75 Cukup Baik

2 Rumah Sakit Daerah Dr. RM. Djoelham Kota Binjai 68,27 Cukup Baik

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

90

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)” mencerminkan kapasitas dan

kapabilitas APIP Pemerintah Daerah dalam menjalankan perannya sebagai auditor

intern pada instansinya. Level Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi diharapkan

berada pada level 3 di tahun 2019. Penilaian dilakukan dengan parameter-

parameter terukur yang diadaptasi dari framework Internal Audit-capability model

(IACM). Semakin tinggi level Kapabilitas APIP menunjukkan kapasitas dan

kapabilitas APIP yang semakin baik.

Tahun 2017, level Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meningkat

dari Level 1 di tahun 2016 menjadi Level 2. Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara ditargetkan menuju level 3 pada tahun 2019. Dengan

demikian untuk IKU Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ( level

3) belum tercapai. Target yang ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja adalah 0%

disebabkan di dalam Perjanjian Kinerja tahun 2017, APIP Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara ditargetkan mencapai level 2 di tahun 2017.

IKU "Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)" diukur dengan

menghitung jumlah APIP Kabupaten/Kota yang telah memperoleh capaian tingkat

kapabilitas level 3 dibandingkan jumlah APIP Kabupaten/Kota yang menjadi mitra

kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atau dengan rumus :

IKU 1 Sasaran Program 7

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

IKU 2 Sasaran Program 7

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

91

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

∑ Pemkab/kota minimal level 3

APIP x 100%

∑ Pemkab/kota se-provinsi

Uraian kondisi level kapabilitas APIP Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

disajikan pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.14 KAPABILITAS APIP PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARATAHUN 2017

No Nama APIP

Assessment/PenilaianKapabilitas

Belum Sudah Tahun Level

1 2 3

1 2 3 4 5 6

1 Inspektorat Provinsi Sumatera Utara - √ 2017 - 1 -

2 Inspektorat Kab. Asahan - √ 2017 - 1 -

3 InspektoratKab. Batubara - √ 2017 - 1 -

4 InspektoratKab. Dairi - √ 2017 - 1 -

5 InspektoratKab. Deli Serdang - √ 2017 - 1 -

6 InspektoratKab. HumbangHasundutan - √ 2017 1 - -

7 InspektoratKab. Karo - √ 2017 1 - -

8 InspektoratKab. Labuhanbatu - √ 2017 1 - -

9 InspektoratKab. Labuhanbatu Selatan - √ 2017 1 - -

10 InspektoratKab. LabuhanbatuUtara - √ 2017 - 1 -

11 InspektoratKab. Langkat - √ 2017 - 1 -

12 InspektoratKab. Mandailing Natal - √ 2017 - 1 -

13 InspektoratKab. Nias - √ 2016 1 - -

14 InspektoratKab. Nias Barat - √ 2016 1 - -

15 InspektoratKab. Nias Selatan - √ 2016 1 - -

16 InspektoratKab. Nias Utara - √ 2016 1 - -

17 InspektoratKab. Padang Lawas - √ 2017 1 - -

18 InspektoratKab. Padang Lawas Utara - √ 2017 1 - -

19 InspektoratKab. Pakpak Bharat - √ 2017 - 1 -

20 InspektoratKab. Samosir - √ 2016 1 - -

21 InspektoratKab. SerdangBedagai - √ 2017 - 1 -

22 InspektoratKab. Simalungun - √ 2017 1 - -

23 InspektoratKab. Tapanuli Selatan - √ 2017 - 1 -

24 InspektoratKab. Tapanuli Tengah - √ 2017 - 1 -

25 InspektoratKab. Tapanuli Utara - √ 2017 1 - -

26 InspektoratKab. Toba Samosir - √ 2016 1 - -

27 Inspektorat Kota Binjai - √ 2017 - - 1

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

92

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

28 Inspektorat Kota Gunungsitoli - √ 2017 1 - -

29 Inspektorat Kota Medan - √ 2017 - 1 -

30 Inspektorat Kota Padangsidempuan - √ 2016 1 - -

31 Inspektorat Kota Pematangsiantar - √ 2017 1 - -

32 Inspektorat Kota Sibolga - √ 2017 1 - -

33 Inspektorat Kota Tanjungbalai - √ 2017 - 1 -

34 Inspektorat Kota Tebing Tinggi - √ 2017 - - 1

Jumlah 18 14 2

Realisasi IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” pada tahun

2017, dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, terdapat 2

Kabupaten/Kota telah mencapai Level 3 atau sebesar 6,06%. Target yang

ditetapkan dalam perjanjian kinerja adalah sebesar 18%. Dengan demikian capaian

kinerja dari IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)” adalah

sebesar 33,67%.

Dibandingkan dengan tahun 2016, jumlah kabupaten/kota yang mencapai level 3

yang tadinya belum ada satupun kabupaten/kota yang mencapai level 3 meningkat

menjadi 2 kabupaten/kota di tahun 2017. Hal ini mencerminkan adanya

peningkatan kinerja dalam rangka pembinaan APIP pemerintah kabupaten/kota

yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara di tahun 2017.

IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)” diukur berdasarkan capaian

tingkat kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan hasil

evaluasi/assesment yang dilakukan pada tahun 2017, Pemerintah Provinsi

Sumatera Utara berhasil mencapai level 2 di tahun 2017. Dengan demikian,

realisasi kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara level 2 tercapai

100,00%, dimana pada tahun 2016 masih berada di level 1.

IKU 3 Sasaran Program 7

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

93

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU "Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)" diukur dengan

menghitung jumlah APIP Kabupaten/Kota yang telah memperoleh capaian tingkat

kapabilitas level 2 dibandingkan jumlah APIP Kabupaten/Kota yang menjadi mitra

kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atau dengan rumus :

∑ Pemkab/kota minimal level 2

APIP x 100%

∑ Pemkab/kota se-provinsi

Realisasi IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” pada tahun

2017, dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, 13

Kabupaten/Kota telah mencapai Level 2 atau sebesar 39,39%. Target yang

ditetapkan dalam perjanjian kinerja adalah sebesar 64%. Dengan demikian capaian

kinerja dari IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)” adalah

sebesar 61,55%.

Dibandingkan dengan tahun 2016, jumlah kabupaten/kota yang mencapai level 2

meningkat dari 4 kabupaten/kota menjadi 13 kabupaten/kota di tahun 2017. Hal ini

mencerminkan adanya peningkatan kinerja yang cukup signifikan dalam rangka

pembinaan APIP pemerintah kabupaten/kota yang dilakukan oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Sumatera Utara di tahun 2017.

IKU 4 Sasaran Program 7

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

94

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)” mencerminkan kapasitas dan

kapabilitas APIP Pemerintah Daerah dalam menjalankan perannya sebagai auditor

intern pada instansinya. Penilaian dilakukan dengan parameter-parameter terukur

yang diadaptasi dari framework Internal Audit-capability model (IACM). Semakin

tinggi level Kapabilitas APIP menunjukkan kapasitas dan kapabilitas APIP yang

semakin baik.

Tahun 2017, level Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara meningkat

dari Level 1 di tahun 2016 menjadi Level 2. Dengan demikian level 1 telah dilampaui

dan capaian kinerja IKU Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (

level 1 ) telah tercapai. Hal ini disebabkan pada dokumen Perjanjian Kinerja untuk

APIP Pemerintah Provinsi Sumatera Utara ditargetkan mencapai level 2 di tahun

2017 dan target tersebut telah terealisasi.

Realisasi “Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)” diukur dengan

menghitung jumlah Kabupaten/kota yang ada di Wilayah Sumatera Utara yang

memperoleh level APIP level 1 dibandingkan dengan jumlah kabupaten/kota yang

ada di Sumatera Utara atau dengan rumus :

∑ Pemkab/kota minimal level 1

APIP x 100%

∑ Pemkab/kota se-provinsi

IKU 5 Sasaran Program 7

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

IKU 6 Sasaran Program 7

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

95

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Khusus untuk mengukur capaian IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)” digunakan rumus sebagai berikut :

2 x Target – Realisasi x 100%

Target

Target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah sebesar 18%.

Sedangkan realisasi tahun 2017 dari 33 Kabupaten/Kota yang ada di provinsi

Sumatera Utara sebanyak 18 Kabupaten/Kota berada di Level 1 atau sebesar

54,55%. Dengan demikian capaian kinerja dari IKU “Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)” adalah sebesar -103,00%. Apabila dibandingkan

dengan tahun 2016 jumlah APIP Kabupaten/Kota yang masih berada di Level 1

mengalami penurunan yang tadinya berjumlah 30 berkurang menjadi 18. Kondisi

ini menunjukkan terjadi peningkatan kinerja yang signifikan selama tahun 2017.

Persepsi Kepuasan terhadap suatu pelayanan sangat tergantung pada suatu

keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan dapat

terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan diperoleh melalui survei

dengan menyebarkan kuisioner kepada para penerima layanan. IKU “Persepsi

Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (Skala Likert 1-10)” pada perjanjian kinerja

tahun 2017 ditargetkan sebesar 7 pada skala likert 1-10. Realisasi pada tahun 2017

adalah sebesar 7,32 atau sebesar 104,57% dari target. Faktor-faktor pendukung

tercapainya target tersebut antara lain adalah tersedianya sistem informasi yang

handal, kompetensi SDM yang memadai serta sarana dan prasarana yang

mendukung.

Disamping penjelasan dari capaian kinerja sasaran program dalam perjanjian

kinerja tahun 2017 mencakup juga target kinerja yang harus dicapai pada sasaran

IKU Sasaran Program 8

Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (Skala Likert 1-10)

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

96

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

kegiatan. Uraian mengenai capaian kinerja dari sasaran kegiatan pada tahun 2017

disajikan pada tabel 3.15, yaitu:

Tabel 3.15

Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2017

B Sasaran Kegiatan

No. Sasaran Program dan Kegiatan/ Indikator Program dan Kegiatan

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Sasaran Kegiatan 1 : Terlaksananya monitoring evaluasi dan program prioritas yang dilaksanakan di Daerah

1 Laporan Hasil Pengawasan BPKP Perwakilan

Laporan 146 159 118,66

Sasaran Kegiatan 2 : Terlaksananya asistensi dan penilaian untuk meningkatkan level maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

2 LHP Pembinaan SPIP BPKP Perwakilan Laporan 42 42 100,00

3 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil asistensi dan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 24 24 100,00

Sasaran Kegiatan 3 : Terlaksananya Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kota/Kabupaten

4 LHP Peningkatan Kapabilitas APIP BPKP Perwakilan

Laporan 28 28 100.00

5 Surat Kepala Perwakilan BPKP kepada Pemda, menyampaikan rekomendasi hasil Bimtek dan penilaian kapabilitas APIP di Provinsi/Kabupaten/Kota

Surat 28 28 100,00

Sasaran Kegiatan 4 : Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

6 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

Laporan 12 12 100,00

B. Realisasi Anggaran

Anggaran BPKP tahun 2017 sebesar Rp33.065.137.000,00 dengan realisasi

sebesar Rp31.533.347.369,00. Rincian per program dan per jenis belanja dapat

dilihat pada Tabel 3.15 Dan Tabel 3.16.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

97

Aku

nta

bili

tas

Kin

erja

Laporan Kinerja Tahun 2017

Tabel 3.16

Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program

No Program Anggaran Realisasi Persentase

Capaian (%)

1 2 3 4 5 = 4 / 3

1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP (Program 01)

31.223.777.000 29.801.531.405 95,44

2 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Peogram 06)

1.841.360.000 1.731.815.964 94,05

Jumlah 33.065.137.000 31.533.347.369 95,36

Dari Tabel 3.15 menunjukkan realisasi anggaran untuk program Dukungan

Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP (Program 01) sebesar

Rp29.801.531.405,00 dari anggaran sebesar Rp31.223.777.000,00, dan program

Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Program 06) sebesar

Rp1.731.815.964,00 dari anggaran sebesar Rp1.841.360.000,00.

Tabel 3.17

Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja

Kode Uraian Anggaran Realisasi Persentase

Capaian (%)

1 2 3 5 6

51 Belanja Pegawai 26.728.400.000 25.611.072.722 95,81

52 Belanja Barang 6.136.637.000 5.727.514.647 93,33

53 Belanja Modal 200.100.000 194.760.000 97,33

Jumlah 33.065.137.000 31.533.347.369 95,33

Tabel 3.16 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar Rp25.611.072.722 dari

rencana sebesar Rp26.728.400.000,00, realisasi belanja barang sebesar

Rp5.727.514.647,00 dari rencana sebesar Rp6.136.637.000,00, dan realisasi

belanja modal sebesar Rp194.760.000,00 dari rencana sebesar

Rp200.100.000,00.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

98

Pen

utu

p

Laporan Kinerja Tahun 2017

IV. PENUTUP

aporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

merupakan pertanggungjawaban kinerja yang sudah di perjanjikan dalam

dokumen perjanjian kinerja tahun 2017. Disamping itu, laporan akuntabilitas

kinerja perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara juga mencerminkan sejauh mana

sistem AKIP telah diimplementasikan, yang meliputi perencanaan kinerja, laporan

kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.

Realisasi kinerja perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2017 tercermin

dari pencapaian sasaran program yang diukur dengan capaian indikator kinerja

utama dari sasaran program tersebut.

Beberapa dari capaian kinerja indikator kinerja utama tersebut setelah dilakukan

pengukuran di tahun 2017, terdapat beberapa IKU yang capaiannya sangat

memuaskan bahkan melebihi target yang telah ditetapkan dalam dokumen

perjanjian kinerja tahun 2017 diantaranya:

Sasaran Program 2 : Meningkatnya Efektivitas Hasil Pengawasan Keinvestigasian

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

% 40,00 72,22 180,56

Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH

% 70,00 100,00 142,86

Persentase Hasil Pengawasan Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 60,00 100,00 166,67

Persentase Hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

Persentase hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K

% 70,00 100,00 142,86

L

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

99

Pen

utu

p

Laporan Kinerja Tahun 2017

Sasaran Program 4 : Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintah dan Korporasi dalam Pencegahan Korupsi

Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP) termasuk Fraud Risk Assessment (FRA)

% 50,00 100,00 200,00

Sasaran Program 6 : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 55,00 87,88 159,78

Persentase BUMN/Anak Perusahaan dengan skor GCG Baik

% 70,00 100,00 142,86

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

% 54,00 75,00 138,89

Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina

% 60,00 100,00 166,67

Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

% 54,00 75,00 138,89

Persentase BLUD yang kinerjanya minimal Baik dari BLUD yang dibina

% 60,00 100,00 166,67

Sasaran Program 7 : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 18,00 54,55 (103.00)

Sasaran Program 8 : Tersedianya dukungan teknis kepuasan atas pelayanan sekretariat utama

Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat Utama (skala likert 1-10)

Skala 7 7,32 104,57

Kemudian terdapat juga IKU pada tahun 2017 ini yang mencapai target 100% yaitu

Sasaran Program 5 : Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap

Korupsi dengan IKU Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan sistem

pengaduan masyarakat tercapai 100% dan Sasaran Program 7 : Meningkatnya

Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah dengan indikator kinerja utama

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) tercapai 100% dari target karena

Inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah mencapai level 2 Kapabilitas

APIP

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

100

Pen

utu

p

Laporan Kinerja Tahun 2017

Sasaran Program 5 : Meningkatnya Kepedulian K/L/P/K dan Masyarakat terhadap Korupsi

Persentase K/L/P/K yang mengimplementasikan sistem pengaduan masyarakat

% 60,00 60,00 100,00

Sasaran Program 7 : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 100,00 100,00

Terdapat juga capaian kinerja yang tidak mencapai target bahkan capaiannya 0%

diantaranya:

No. Indikator Kinerja Utama/

Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi

Capaian (%)

Sasaran Program 1 : Perbaikan pengelolaan program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara/Korporasi

1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Keuangan Negara (tindak lanjut hasil pengawasan)

% 55,00 39,13 71,15

2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan Korporasi

% 100,00 37,66 37,66

Sasaran Program 3 : Meningkatnya Penyelesaian Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Nasional

8 Persentase penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan

% 0,00 0,00 0,00

Sasaran Program 6 : Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

11 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

12 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 21,00 12,12 57,71

13 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 100,00 0,00 0,00

14 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 24,00 0,00 0,00

15 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 100,00 0,00

18 Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik)

% 54,00 0,00 0,00

Sasaran Program 7 : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

21 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 0,00 0,00 0,00

22 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 18,00 6,06 33,67

24 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 64,00 39,39 61,55

25 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 0,00 0,00 0,00

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

101

Pen

utu

p

Laporan Kinerja Tahun 2017

Dari evaluasi atas capaian kinerja untuk capaian kinerja yang sangat memuaskan

diperoleh dari program-program hasil pengawasan keinvestigasian. Sedangkan

untuk capaian kinerja yang masih dibawah target kinerja tahun 2017 pada

umumnya berkaitan dengan penerapan SPIP dan pembinaan kapabilitas Aparat

pengawasan intern pemerintah (APIP).

Terdapat 2 Sasaran Program yaitu Meningkatnya Penyelesaian Hambatan

Pelaksanaan Pembangunan Nasional dan Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi

(Level 1) yang pada Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Targetnya 0%, namun terdapat

realisasi. Terdapat 1 Laporan Hasil Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

(EHKP) dan telah disepakati para pihak untuk ditindaklanjuti. Demikian juga dengan

Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi yang diharapkan meningkat ke level 2 di tahun

2017, namun masih berada di level 1 sehingga target level 1 yang tadinya hanya

0% yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja, realisasinya menjadi 100%

di tahun 2017.

Disamping itu terdapat juga sasaran program meningkatnya kualitas penerapan

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah/Korporasi yang target IKUnya tidak

mungkin dicapai oleh Perwakilan BPKP Sumut, yaitu IKU Persentase BUMN/Anak

Perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (Baik), karena evaluasi kinerja

atas BUMN/Anak Perusahaan seluruhnya dilakukan oleh BPKP Pusat.

Terdapat peningkatan yang cukup signifikan dalam pembinaan SPIP terhadap

Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun

2017 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah berhasil membina 4

Pemerintah Kabupaten/Kota, mencapai level 3 yaitu: Pemerintah Kota Binjai,

Pemerintah Kota Tebing Tinggi, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan

serta Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu Utara. Demikian juga untuk maturitas

SPIP level 1, terjadi penurunan, yang tadinya 34 Provinsi maupun Kabupaten/Kota

berada di level 1, pada tahun 2017 hanya tinggal 30 Kabupaten/Kota.

Untuk pencapaian level kapabilitas APIP, untuk level 3 di tahun 2017 terdapat

peningkatan dibanding tahun 2016 dimana di tahun 2016 belum ada pemerintah

Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang mencapai level 3 namun di tahun 2017 telah

terjadi peningkatan sebanyak 2 Kabupaten/Kota. Disamping itu untuk level

kapabilitas APIP pemerintah provinsi level 2 tercapai 100% sehingga terjadi

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

102

Pen

utu

p

Laporan Kinerja Tahun 2017

peningkatan dari tahun 2016 dimana pembinaan yang dilakukan oleh perwakilan

BPKP Sumatera Utara berhasil menaikkan level kapabilitas Inspektorat Provinsi

Sumatera Utara ke level 2 dengan catatan.

Untuk pemerintah Kabupaten/Kota yang mencapai level 2 di tahun 2017 juga terjadi

peningkatan dimana pada tahun 2016 hanya ada 4 Kabupaten/Kota yang berada

di level 2 di tahun 2017 meningkat menjadi 14 Kabupaten/Kota. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kinerja pembinaan kapabilitas APIP oleh

perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

Namun begitu, untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-

2019 bahwa 85% pemerintah provinsi dan Kabupaten/Kota harus sudah mencapai

level maturutas SPIP dan kapabilitas APIP di level 3 pada tahun 2019. Waktu yang

tersisa untuk mencapai target tersebut tinggal 2 tahun lagi untuk itu perlu

diupayakan langkah-langkah yang strategis untuk mencapai sasaran yang

dimaksud. Beberapa langkah-langkah yang diupayakan dalam rangka

meningkatkan capaian kinerja di tahun-tahun berikutnya antara lain adalah:

1. Memantau dan mendorong instansi yang dievaluasi untuk menetapkan

kebijakan sesuai dengan rekomendasi yang disarankan;

2. Memperbaiki sistem perencanaan pengawasan dengan mengoptimalkan

sumber daya yang tersedia sehingga pelaksanaan pengawasan dapat berjalan

secara efektif dan efisien;

3. Mengupayakan terbentuknya komunitas Pembelajar Anti Korupsi pada K/L/P/K

melalui kegiatan Sosialisasi Anti Korupsi;

4. Melaksanakan diklat/sosialisasi/workshop penyelenggaraan SPIP dan

peningkatan kapabilitas APIP bagi Pemerintah Daerah dan melakukan

penandatanganan komitmen penyelenggaraan SPIP dan peningkatan

kapabilitas APIP bersama dengan Kepala Daerah di wilayah Sumatera Utara;

5. Berkoordinasi lebih intensif dengan Pemerintah Daerah untuk percepatan

peningkatan kapabilitas APIP serta implementasi dan internalisasi

penyelenggaraan SPIP menuju level 3 secara integral dalam kegiatan instansi,

sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja instansi, termasuk

peningkatan kualitas akuntabilitas dan laporan keuangan yang wajar;

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

103

Pen

utu

p

Laporan Kinerja Tahun 2017

6. Meningkatkan intensitas pembimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, antara

lain untuk penyusunan desain penyelenggaraan SPIP, Rencana Aksi/Rencana

Tindak Pengendalian dan evaluasi dan monitoring secara berkala atas action

plan/Rencana Tindak Pengendalian (RTP);

7. Meningkatkan koordinasi dan sinergi pengawasan dengan APIP mitra kerja

untuk mendorong peningkatan kapabilitas APIP.

Lampiran 1

No. TARGET (%)

1

2

2.2

2.4

3 3.1

4

5 5.1

6

6.2

6.4

6.6

6.8

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA`

6.9 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal

berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

70%

Persentase BUMN/Anak Perusahaan yang

Kinerjanya Berpredikat Minimal A (Baik)54%

6.7 Persentase BUMN/Anak Perusahaan

dengan skor GCG Baik

0%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)55%

6.5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level

1)

100%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)24%

6.3 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level

2)

0%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)21%

Meningkatnya Kualitas Penerapan

SPIP Pemerintah Daerah/Korporasi

6.1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level

3)

50%

Meningkatnya kepedulian K/L/P/K

dan masyarakat terhadap korupsi

Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan sistem pengaduan

masyarakat60%

Meningkatnya kualitas tata kelola

Pemerintah dan Korporasi dalam

pencegahan korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan Fraud Control Plan

(FCP) termasuk Fraud Risk Assessment

(FRA)

70%

Meningkatnya penyelesaian

hambatan pelaksanaan

pembangunan nasional

Persentase penyelesaian kasus hambatan

kelancaran pembangunan0%

2.5 2.5. Persentase hasil audit klaim yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

60%

Persentase Hasil audit penyesuaian harga

yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K70%

2.3 Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

K/L/P/K

40%

Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

APH70%

Meningkatnya efektivitas hasil

pengawasan keinvestigasian

2.1 Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang dimanfaatkan di

Persidangan

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA

55%

1.2 1.2. Persentase tindak lanjut rekomendasi

tata kelola, manajemen risiko dan

pengendalian intern Pengelolaan Korporasi100%

Perbaikan pengelolaan program

Prioritas

Nasional dan

Pengelolaan Keuangan

1.1 1.1. Perbaikan tata kelola, manajemen

risiko dan pengendalian intern Pengelolaan

Keuangan Negara (tindak lanjut hasil

pengawasan)

7

7.2

7,4

7.6

8 Tersedianya dukungan teknis

kepuasan atas pelayanan sekretariat

utama

8.1 Persepsi Kepuasan Layanan Sekretariat

Utama (skala likert 1-10)

0%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)18,00%

7,5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi

(Level 1)

7

100%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)64%

7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi

(Level 2)

0%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)18%

Meningkatnya Kapabilitas

Pengawasan Intern Pemerintah

Daerah

7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi

(Level 3)

54%

6.10 Persentase BLUD yang kinerjanya minimal

Baik dari BLUD yang dibina60%

6.9 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal

berpredikat Baik dari BUMD yang dibina

Lampiran 2

`

No. TARGET (%) Realisasi CAPAIAN

(%)

1

2

2.2

60% 166,67%

70% 142,86%

2.3 Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K100,00%

100,00%

Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH

Meningkatnya

efektivitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

2.1 Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang

dimanfaatkan di Persidangan

37,66%

72,22%

1.2 1.2. Persentase tindak lanjut

rekomendasi tata kelola,

manajemen risiko dan

pengendalian intern Pengelolaan

Korporasi

Perbaikan pengelolaan

program Prioritas

Nasional dan

Pengelolaan Keuangan

Negara

1.1 1.1. Perbaikan tata kelola,

manajemen risiko dan

pengendalian intern Pengelolaan

Keuangan Negara (tindak lanjut

hasil pengawasan)

REALISASI CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA

55% 71,15%39,13%

40% 180,56%

100% 37,66%

No. TARGET (%) Realisasi CAPAIAN

(%) SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA

2.4

3 3.1

4

5 5.1

6

6.2

21% 57,71%12,12%

0% 0,00%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)

Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP

Pemerintah

Daerah/Korporasi

6.1 Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (Level 3)0,00%

200,00%

Meningkatnya

kepedulian K/L/P/K dan

masyarakat terhadap

korupsi

Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan sistem

pengaduan masyarakat60% 100,00%

0,00%

Meningkatnya kualitas

tata kelola Pemerintah

dan Korporasi dalam

pencegahan korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan Fraud

Control Plan (FCP) termasuk

Fraud Risk Assessment (FRA)

50%

60,00%

100,00%

100,00%

70% 142,86%

Meningkatnya

penyelesaian hambatan

pelaksanaan

pembangunan nasional

Persentase penyelesaian kasus

hambatan kelancaran

pembangunan0%

70% 142,86%

2.5 2.5. Persentase hasil audit klaim

yang dimanfaatkan oleh K/L/P/K100,00%

100,00%

Persentase Hasil audit

penyesuaian harga yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K

No. TARGET (%) Realisasi CAPAIAN

(%) SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA

6.4

6.6

142,86%

40,22%

6.7 Persentase BUMN/Anak

Perusahaan dengan skor GCG

Baik70% 100,00%

87,88%

0% 0,00%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)55%

24% 0,00%

6.5 Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (Level 1)100,00%

0,00%

100% 0,00%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)

6.3 Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (Level 2)0,00%

No. TARGET (%) Realisasi CAPAIAN

(%) SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA

6.8

7

7.2

7,4

100% 100,00%

18% 33,67%

60% 166,67%

64% 61,55%

7,5 Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 1)

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)39,39%

7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 2)

0% 0,00%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)

Meningkatnya

Kapabilitas

Pengawasan Intern

Pemerintah Daerah

7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 3)

100,00%

6,06%

0,00%

54% 138,89%

6.10 Persentase BLUD yang

kinerjanya minimal Baik dari

BLUD yang dibina

6.9 Persentase BUMD yang

kinerjanya minimal berpredikat

Baik dari BUMD yang dibina

100,00%

75,00%

Persentase BUMN/Anak

Perusahaan yang Kinerjanya

Berpredikat Minimal A (Baik)54% 0,00%0,00%

No. TARGET (%) Realisasi CAPAIAN

(%) SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA

7.6

8

-103,03%

0% 0,00%

54,55%

7,32

0,00%

104,57%

Tersedianya dukungan

teknis kepuasan atas

pelayanan sekretariat

utama

8.1 Persepsi Kepuasan Layanan

Sekretariat Utama (skala likert 1-

10)7

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)18,00%

7,5 Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 1)

Lampiran 3

`

No.TARGET

(%)

CAPAIAN

(%)

Sumber Data

1 Korwas IPP

∑ TL Rekomendasi 2017 9 Kowas AN

∑ Rekomendasi 2017 23 Korwas APD

Korwas Investigasi

Korwas AN

∑ TL Rekomendasi 2017 174

∑ Rekomendasi 2017 462

2 Korwas Investigasi

Jumlah PKA Berjalan 52

Jumlah LHPKKN +LPEBDE tiga

tahun terakhir72

2.2 Korwas InvestigasiJumlah LHAI yang

ditindaklanjuti/dimanfaatkan APH di

tahun berjalan4

Jumlah LHAI yang terbit pada tahun

berjalan4

Korwas InvestigasiJumlah LHP keinvestigasian yang di

TL/dimanfaaatkan oleh K/L/P/K

tahun berjalan

6

jumlah LHP keinvestigasian yang

terbit di tahun berjalan6

Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APHx 100% x 100% 70% 142,86%

100% 72,22% 40% 180,56%

100%

100% 37,66%

Meningkatnya

efektivitas hasil

pengawasan

keinvestigasian

2.1 Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang

dimanfaatkan di Persidangan x 100% x

1.2 1.2. Persentase tindak lanjut

rekomendasi tata kelola,

manajemen risiko dan

pengendalian intern Pengelolaan

Korporasi

x 100% x 100% 37,66%

PERHITUNGAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMUS MENGHITUNG REALISASI PENILAIAN/REALISASI (%)

100% 39,13% 55% 71,15%

Perbaikan pengelolaan

program Prioritas

Nasional dan

Pengelolaan Keuangan

Negara

1.1 1.1. Perbaikan tata kelola,

manajemen risiko dan

pengendalian intern Pengelolaan

Keuangan Negara (tindak lanjut

hasil pengawasan)

x 100% x

60% 166,67%

2.3 Persentase Hasil Pengawasan

Keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/Kx 100% x 100% 100%

No.TARGET

(%)

CAPAIAN

(%)

Sumber DataSASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMUS MENGHITUNG REALISASI PENILAIAN/REALISASI (%)

2.4 Korwas InvestigasiJumlah LHA eskalasi harga yang

ditindaklanjuti di tahun berjalan4

Jumlah LHA eskalasi harga pada

tahun berjalan4

Korwas Investigasijumlah LHA klaim yang

ditindaklanjuti di tahun berjalan1

jumlah LHA klaim di tahun berjalan 1

3 3.1 Korwas Investigasi

Jumlah Laporan evaluali HKP yang

ditindaklanjuti di tahun berjalan

1

Jumlah laporan evaluasi HKP pada

tahun berjalan1

4 Korwas InvestigasiJumlah K/L/P/K yang IMPL FCP/FRA

tahun berjalan3

Jumlah penugasan yang dilakukan di

tahun berjalan3

5 5.1 Korwas InvestigasiJumlah K/L/P/K atau unit kerja yang

memenuhi 3 unsur kriteria21

jumlah K/L/P/K atau unit kerja yang

telah menjadi anggota dari

Komunitas Pembelajar Anti Korupsi

35

6 Korwas APD

Pemprov minimal level 3 SPIP -

Pemprov 1

Persentase Hasil audit

penyesuaian harga yang

dimanfaatkan oleh K/L/P/K x 100% x 100% 100% 70% 142,86%

x 100% 100% 70% 142,86%

2.5 2.5. Persentase hasil audit klaim

yang dimanfaatkan oleh K/L/P/Kx 100%

100% 100% 0% 0

Meningkatnya kualitas

tata kelola Pemerintah

dan Korporasi dalam

pencegahan korupsi

4.1 Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan Fraud

Control Plan (FCP) termasuk

Fraud Risk Assessment (FRA)x 100% x 100% 100% 50% 200%

Meningkatnya

penyelesaian hambatan

pelaksanaan

pembangunan nasional

Persentase penyelesaian kasus

hambatan kelancaran

pembangunanx 100% x

100% 60% 60% 100%

Meningkatnya Kualitas

Penerapan SPIP

Pemerintah

Daerah/Korporasi

6.1 Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (Level 3) x 100% x 100% 0% 0% 0%

Meningkatnya

kepedulian K/L/P/K dan

masyarakat terhadap

korupsi

Persentase K/L/P/K yang

mengimplementasikan sistem

pengaduan masyarakat

x 100% x

No.TARGET

(%)

CAPAIAN

(%)

Sumber DataSASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMUS MENGHITUNG REALISASI PENILAIAN/REALISASI (%)

6.2 Korwas APD

∑ Pemkab/kota minimal level 3 SPIP4

∑ Pemkab/kota se-provinsi 33

Korwas APD

Pemprov minimal level 2 SPIP -

Pemprov 1

6.4 Korwas APD

∑ Pemkab/kota minimal level 2 SPIP-

∑ Pemkab/kota se-provinsi 33

Korwas APD

Pemprov minimal level 1 SPIP 1

Pemprov 1

2 x Target - Realisasi x 100% 0,00%

Target

6.6 Korwas APD

∑ Pemkab/kota minimal level 1 SPIP29

∑ Pemkab/kota se-provinsi 33

2 x Target - Realisasi x 100% 40,22%

Target

Korwas AN∑ BUMN/Anak Perusahaan

Skor GCG Baik Tahun 20172

∑ BUMN/Anak Perusahaan

Dievaluasi oleh BPKP tahun 20172

100% 12,12% 21% 57,72%

6.3 Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (Level 2) x 100% x 100% 0% 100% 0%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)x 100% x

100% 0% 24% 0%

6.5 Maturitas SPIP Pemerintah

Provinsi (Level 1) x 100% x 100% 100% 0% 0,00%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)x 100% x

100% 87,88% 55%

6.7 Persentase BUMN/Anak

Perusahaan dengan skor GCG

Baik x 100% x 100% 100% 70% 142,86%

Maturitas SPIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)x 100% x

No.TARGET

(%)

CAPAIAN

(%)

Sumber DataSASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMUS MENGHITUNG REALISASI PENILAIAN/REALISASI (%)

6.8 Korwas AN∑ BUMN/Anak Perusahaan

Kinerja Minimal Baik Tahun 2017-

∑ BUMN/Anak Perusahaan

Dievaluasi oleh BPKP tahun 2017-

Korwas AN∑ BUMD kinerja minimal Baik Tahun

201715

∑ BUMD yang dibina oleh BPKP

tahun 201720

Korwas AN∑ BLUD kinerja minimal Baik Tahun

20172

∑ BLUD yang dibina oleh BPKP

tahun 20172

7 Korwas P3A

Pemprov minimal level 3 APIP -

Pemprov 1

7.2 Korwas P3A

∑ Pemkab/kota minimal level 3 APIP2

∑ Pemkab/kota se-provinsi 33

Korwas P3A

Pemprov minimal level 2 APIP 1

Pemprov 1

7,4 Korwas P3A

∑ Pemkab/kota minimal level 2 APIP13

∑ Pemkab/kota se-provinsi 33

Korwas P3A

Pemprov minimal level 2 APIP

Pemprov

100% 0% 54% 0%

6.9 Persentase BUMD yang

kinerjanya minimal berpredikat

Baik dari BUMD yang dibina x 100% x 100% 75% 54% 138,89%

Persentase BUMN/Anak

Perusahaan yang Kinerjanya

Berpredikat Minimal A (Baik) x 100% x

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 3)x 100% x

100% 100% 60% 166,67%

Meningkatnya

Kapabilitas

Pengawasan Intern

Pemerintah Daerah

7.1 Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 3) x 100% x 100% 0% 0% 0%

Persentase BLUD yang

kinerjanya minimal Baik dari

BLUD yang dibina x 100% x

100% 39,39% 64% 61,55%

6.10

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 2)x 100% x

100% 6,06% 18% 33,67%

7.3 Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 2) x 100% x 100% 100% 100% 100%

0%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 1) x 100% x 100% 0% 0%

7,5

No.TARGET

(%)

CAPAIAN

(%)

Sumber DataSASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMUS MENGHITUNG REALISASI PENILAIAN/REALISASI (%)

7.6 Korwas P3A

∑ Pemkab/kota minimal level 1 APIP18

∑ Pemkab/kota se-provinsi 33

2 x Target - Realisasi x 100% -18,55%

Target

8 Tata Usaha

Kapabilitas APIP Pemerintah

Kabupaten/Kota (Level 1)x 100% x 100% 54,55% 18,00% -103,03%

Kapabilitas APIP Pemerintah

Provinsi (Level 1)

104,57%

Persepsi Kepuasan Layanan

Sekretariat Utama (skala likert 1-

10)

Tersedianya dukungan

teknis kepuasan atas

pelayanan sekretariat

utama

7 7,32

8.1

7,5