BAB V Yohana Noni.docx

21
BAB V TUGAS KHUSUS Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang terbatas. Pada saat pemilihan tower crane sebagai alat pengangkutan yang akan digunakan, beberapa pertimbangan perlu diperhatikan yaitu: 1. Kondisi lapangan tidak luas 2. Ketinggian tidak terjangkau oleh alat lain 3. Pergerakan alat tidak perlu Pertimbangan ini harus direncanakan sebelum proyek dimulai karena tower crane diletakkan di tempat yang tetap selama proyek berlangsung, tower crane harus dapat memenuhi kebutuhan pemindahan material sesuai dengan daya jangkau yang ditetapkan serta pada saat proyek

description

Tugas Khusus Laporan kerja praktek. adalah tugas yang diberikan dosen khusus kepada mahasiswa yang bersangkutan.

Transcript of BAB V Yohana Noni.docx

Page 1: BAB V Yohana Noni.docx

BAB VTUGAS KHUSUS

Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat material secara

vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak yang

terbatas. Pada saat pemilihan tower crane sebagai alat pengangkutan yang akan

digunakan, beberapa pertimbangan perlu diperhatikan yaitu:

1. Kondisi lapangan tidak luas

2. Ketinggian tidak terjangkau oleh alat lain

3. Pergerakan alat tidak perlu

Pertimbangan ini harus direncanakan sebelum proyek dimulai karena tower crane

diletakkan di tempat yang tetap selama proyek berlangsung, tower crane harus

dapat memenuhi kebutuhan pemindahan material sesuai dengan daya jangkau

yang ditetapkan serta pada saat proyek telah selesai pembongkaran crane harus

dapat dilakukan dengan mudah.

Page 2: BAB V Yohana Noni.docx

102

Gambar 70. Tampak atas jangkauan tower crane proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

A. Bagian Tower crane

Bagian dari crane adalah mast atau tiang utama, jib dan counter jib,

counterweight, trolley dan tie ropes. Mast merupakan tiang vertikal yang

berdiri diatas base atau dasar. Jib merupakan tiang horizontal yang

panjangnya ditentukan berdasarkan jangkauan yang diinginkan. Counter jib

adalah tiang penyeimbang. Pada counter jib dipasangkan counterweight

sebagai penyeimbang beban. Trolley merupakan alat yang bergerak sepanjang

jib yang digunakan untuk memindahkan material secara horizontal dan pada

trolley tersebut dipasangkan hook atau kait. Kait dapat bergerak secara

vertikal untuk mengangkat material. Tie ropes adalah kawat yang berfungsi

untuk menahan jib supaya tetap dalam kondisi lurus 90° terhadap tiang

utama. Pada bagian atas tiang utama sebelum jib terdapat ruang operator dan

dibawah ruang tersebut terdapat slewing ring yang berfungsi untuk memutar

jib. Selain itu juga terdapat climbing device yang merupakan alat untuk

menambah ketinggian crane.

Page 3: BAB V Yohana Noni.docx

103

Lengan pada crane yang disebut sebagai jib terdiri dari dua macam yaitu

saddle jib dan luffting jib. Saddle jib adalah lengan yang mendatar dengan

sudut 90° terhadap mast atau tiang tower crane. Jib jenis ini dapat bergerak

360°. Saddle jib terdiri dari dua bagian yaitu jib panjang yang berfungsi untuk

pengangkatan material dan jib pendek berfungsi untuk penyeimbangan

(counter jib).

Sedangkan luffing jib mempunyai kelebihan dibandingkan dengan saddle jib

karena sudut diantara tiang dengan jib dapat diatur lebih dari 90°. Dengan

kelebihan ini maka hambatan pada saat lengan berputar dapat dihindari.

Dengan demikian pergerakan tower dengan luffing jib lebih bebas

dibandingkan dengan alat yang menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga

dapat bergerak 360° terhadap tiangnya.

Gambar 71. Bagian-bagian tower crane proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

Page 4: BAB V Yohana Noni.docx

104

B. Jenis Tower crane

Tipe tower crane dibagi berdasarkan cara crane tersebut berdiri. Pemilihan

jenis tower crane harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti situasi

proyek, bentuk struktur bangunan, kemudahan saat pemasangan dan

pembongkaran serta ketinggian bangunan. Tower crane statis terdiri dari

beberapa macam tipe yaitu free standing crane, tied-in tower crane dan

climbing crane. Jenis yang dapat digerakkan adalah rail mounted crane.

1. Free Standing Crane

Free standing crane berdiri diatas pondasi khusus dipersiapkan untuk alat

tersebut. Jika crane harus mencapai ketinggian yang besar maka

digunakan pondasi seperti tiang pancang. Syarat dari pondasi crane adalah

pondasi tersebut mampu menahan momen akibat angin dan ayunan beban,

berat crane, dan berat material yang diangkat. Free standing crane dapat

berdiri sampai dengan ketinggian 100m. Tiang utama (mast) diletakkan

diatas dasar (footing block) dengan diberi ballast sebagai penyeimbang

(counterweight). Ballast ini terbuat dari beton atau baja. Saddle jib dan

luffing jib dapat digunakan pada crane ini.

1. Rail Mounted Crane

Penggunaan rel pada rail mounted crane mempermudah alat untuk

bergerak sepanjang rel khusus. Desain pemasangan rel harus

memperhatikan ada dan tidaknya tikungan karena tikungan akan

mempersulit gerakan crane. Agar tetap seimbang gerakan crane tidak

dapat terlalu cepat. Kelemahan dari crane tipe ini adalah harga rel yang

cukup mahal. Rel harus diletakkan pada permukaan datar sehingga tiang

Page 5: BAB V Yohana Noni.docx

105

tidak menjadi miring. Namun, keuntungan adanya rel adalah jangkauan

crane menjadi lebih besar.

Turntable dari rail-mounted crane terletak di bagian bawah. Crane jenis

ini digerakkan dengan menggunakan motor penggerak. Jika kemiringan

tiang melebihi 1/200 maka motor penggerak tidak mampu menggerakkan

crane. Ketinggian maksimum rail mounted crane adalah 20 meter dengan

berat beban yang diangkat tidak melebihi 4 ton. Batasan ini perlu

diperhatikan untuk menghindari jungkir mengingat seluruh badan crane

bergerak pada saat pengengkatan material.

2. Tied in Crane

Crane mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari 100 m. Jika

diperlukan crane dengan ketinggian lebih dari 100m maka crane harus

ditambatkan atau dijangkar pada struktur bangunan. Crane yang

ditambatkan pada struktur bangunan dikenal sebagai tied in crane. Fungsi

dari penjangkaran adalah untuk menahan gaya horizontal. Dengan

demikian crane tipe ini dapat mencapai ketinggian sampai 200m.

3. Climbing Crane

Dengan lahan yang terbatas maka alternatif penggunaan crane adalah

crane panjat atau climbing crane. Crane tipe ini diletakkan dalam struktur

bangunan, yaitu pada core atau inti bangunan. Crane bergerak naik

bersamaan dengan struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinkan

dengan adanya dongkrak hidrolis atau hydraulic jacks.

Page 6: BAB V Yohana Noni.docx

106

Pada proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

jenis tower crane yang digunakan adalah tied-in crane dimana tower crane

diletakkan di samping bangunan hotel dengan crane yang ditambatkan atau

dijangkar pada struktur bangunan. Penambatan pada struktur bangunan sendiri

berfungsi untuk membantu crane dapat kokoh menahan beban yang diterimanya.

Gambar 72. Tower crane Tied-in Crane pada proyek pembangunan Hotel dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

C. Data Tower Crane Proyek Pembangunan Hotel Dan Convention Hall Grand Dafam Lampung

Main Characteristics Tower Crane FO/23B :

Brand : TOP SKY EQUIPMENT

Model : FO/23B (TC145F10/23)

Type : Stationary

HUH : 44,8 m

Jib Length : 50 m

Page 7: BAB V Yohana Noni.docx

107

Max Load : 10 ton @14,5m

Tip Load : 2,3 ton

Hoisting Mech : 70 RCS 25

(45LVF25, 75LVF25 optional)

Slewing Mech : 95SVT

Troll Eying Mech : 4T3V4

Power Supply : 380v 50Hz (440v 60Hz optional)

Necessary Electric Power : 80KVA

Includes :

Electric and metal cables, complete set

Base mast : 7,5m

12 mast 1,6x1,6x3 m each

Counter jib and 50 m jib

Telescoping set (Cage, Pump & Jack, and complete accessories)

Space Cabin (with air container)

Container : 5x40hHQ

D. Estimasi Waktu Pekerjaan Tower Crane

Berikut pengestimasian waktu kerja tower crane pada proyek pembangunan Hotel

dan Convention Hall Grand Dafam Lampung oleh penulis yang akan

dibandingkan dengan pengestimasian waktu kerja tower crane oleh kontraktor

pelaksana PT. PP (Persero) :

Waktu Efektif diluar waktu pengoperasian malam, menurut data laporan

pengoperasian adalah 9 jam kerja dimulai dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore.

Page 8: BAB V Yohana Noni.docx

108

Berikut di estimasikan waktu berdasarkan pekerjaan, yaitu :

1. Estimasi Waktu Tidak Efektif

2. Pengangkatan Tulangan Kolom

3. Pengangkatan Tulangan Balok

4. Pengangkatan Besi Sengkang untuk Balok

5. Pengangkatan Tulangan Lantai

6. Pengangkatan Bekisting Kolom

7. Pengangkatan Bekisting Kepala Kolom

8. Pengangkatan Papan Bekisting Balok

9. Pengangkatan Scaffolding

10. Pengangkatan Bucket Beton

Tabel 1. Detail Pekerjaan Penggunaan Tidak Efektif

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan yang kurang (menunggu)

20 menit

Fleksibilitas Pengaturan 30 menit

Istirahat 1 jam

Cuaca (Hujan dan Angin) diasumsikan 30 menit

Total 2 jam 20 menit

Page 9: BAB V Yohana Noni.docx

109

Tabel 2. Detail Pengangkatan Tulangan Kolom

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan tulangan kolom 30 detik

Pengangkatan tulangan kolom 10 detik

Pemindahan material tulangan kolom 30 detik

Penurunan tulangan kolom 5 detik

Menyetel tulangan kolom yang akan dipasang

10 menit

Melepas tulangan kolom yang telah dipasang

55 detik

Total 12 menit 10 detik

Tabel 3. Detail Pengangkatan Tulangan Balok

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan tulangan balok 1 menit 30 detik

Pengangkatan tulangan balok 1 menit

Pemindahan material tulangan balok 1 menit

Penurunan tulangan balok 50 detik

Melepas tulangan balok pada lokasi yang ditentukan

1 menit 30 detik

Total 5 menit 50 detik

Page 10: BAB V Yohana Noni.docx

110

Tabel 4. Detail Pengangkatan Besi Sengkang Balok

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan besi sengkang 45 detik

Pengangkatan besi sengkang 45 detik

Pemindahan besi sengkang 45 detik

Penurunan besi sengkang 10 detik

Melepas besi sengkang pada lokasi yang ditentukan

45 detik

Total 3 menit 10 detik

Tabel 5. Detail Pengangkatan Tulangan Lantai

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan tulangan 2 menit

Pengangkatan tulangan 1 menit

Pemindahan material tulangan 1 menit

Penurunan tulangan 1 menit

Melepas tulangan lantai pada lokasi yang ditentukan

2 menit

Total 7 menit

Page 11: BAB V Yohana Noni.docx

111

Tabel 6. Detail Pengangkatan Bekisting Kolom

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan bekisting kolom

1 menit

Pengangkatan bekisting kolom 45 detik

Pemindahan bekisting kolom 30 detik

Penurunan bekisting kolom 20 detik

Menyetel bekisting kolom yang akan dipasang

3 menit

Melepas bekisting yang telah dipasang 1 menit

Total 6 menit 35 detik

Tabel 7. Detail Pengangkatan Bekisting Kepala Kolom

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan bekisting kepala kolom

1 menit

Pengangkatan bekisiting 1 menit

Pemindahan bekisting 45 detik

Penurunan bekisiting 30 detik

Menyetel bekisiting yang akan dipasang 2 menit

Melepas bekisiting yang telah dipasang 1 menit

Total 6 menit 15 detik

Page 12: BAB V Yohana Noni.docx

112

Tabel 8. Detail Pengangkatan Papan Bekisting Balok

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan papan bekisting balok

1 menit 30 detik

Pengangkatan papan bekisting balok 1 menit

Pemindahan material papan bekisting balok

1 menit

Penurunan papan bekisting balok 1 menit

Melepas papan bekisting balok pada lokasi yang ditentukan

1 menit 15 detik

Total 5 menit 45 detik

Tabel 9. Detail Pengangkatan Scaffolding

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan scaffolding 1 menit 15 detik

Pengangkatan scaffolding 55 detik

Pemindahan scaffolding 30 detik

Penurunan scaffolding 55 detik

Melepas scaffolding pada lokasi yang ditentukan

1 menit 15 detik

Total 4 menit 50 detik

Page 13: BAB V Yohana Noni.docx

113

Tabel 10. Detail Pengangkatan Bucket Beton

Detail Pekerjaan Waktu

Persiapan pengangkatan bucket 60 detik

Pengangkatan bucket ke truck mixer 30 detik

Pengisian bucket dengan beton 2 menit

Pemindahan pengankatan bucket beton 2 menit

Penurunan bucket beton 60 detik

Pengisian beton ke bekisting 60 detik

Total 7 menit 30 detik

Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dihitung estimasi waktu kerja tower

crane selama satu hari:

Waktu Efektif = Waktu Kerja – Waktu non Efektif

= 9 jam – 2 jam 20 menit

= 6 jam 40 menit

Waktu Pengerjaan Kolom = Tulangan Kolom + Bekisting Kolom + Bekisting

Kepala Kolom + Pengecoran Kolom

= 33 menit 40 detik

Waktu Pengerjaan Balok & Plat Lantai = Scaffolding + Tulangan Balok +

Besi Sengkang Balok + Tulangan Lantai

+ Bekisting Balok + Pengecoran Balok

Lantai

= 34 menit 25 detik

Page 14: BAB V Yohana Noni.docx

114

Produktifitas Sehari

Kolom = 6 jam 40 menit / 32 menit 30 detik

= 12 kali pekerjaan

Balok = 6 jam 40 menit / 34 menit 5 detik

= 11 kali pekerjaan

Dengan perhitungan estimasi yang dilakukan oleh penulis, maka didapatkan

produktifitas yang lebih baik. Dimana produktifitas yang dihitung penulis dalam

sehari tower crane dapat melakukan 12 kali pekerjaan kolom dan 11 kali

pekerjaan balok. Sedangkan produktifitas oleh PT. PP (Persero) hanya dapat

melakukan 10 kali pekerjaan kolom dan 10 kali pekerjaan balok.