Bab v Pembahasan

download Bab v Pembahasan

of 21

Transcript of Bab v Pembahasan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Proses Terbentuknya Kemitraan Petani oleh PT. PG. Candi Baru Sidoarjo 5.1.1 Awal terbentuknya kemitraan pada PT. PG. Candi Baru Sidoarjo Berawal dengan dilakukan adanya Inpres (instruksi presiden) No. 9 tahun 1975 yaitu tentang Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). Inpres ini bertujuan meningkatkan pendapatan petani tebu, peningkatan produksi gula dan mencapai swasembada gula konsumsi rumah tangga. Dan pada tahun 1980 melalui programnya meningkatkan produksi gula yang di percepat, dengan hasil tercapainya tingkat produksi gula nasional diatas 2 juta ton per tahun. Dalam kebijaksanaan ini pula petani tebu diberikan tempat istimewa, bahkan sering disebutkan bahwa kebijaksanaan ini menempatkan petani tebu sebagai raja di tanahnya sendiri. dan dengan adanya inpres No.09 tahun 1955 ini petani harus di libatkan dalam kerja sama pabrik gula. PT. PG. Candi sidoarjo pada tahun 1993 semua persawahan lahan tebu yang berada di wilayah sidoarjo dikuasai di sewa oleh PT. PG. Candi Baru. setelah adanya inpres No. 09 tahun 1975 dan 1955 petani harus dilibatkan dalam kerja sama pabrik gula dan sehingga muncul atau terbentuknya kemitraan usaha. Bachriadi (1996) dalam lintar (2011) kemitraan usaha bersama bertujuan untuk meningkatkan kesinambungan usaha, jaminan suplai jumlah, kualitas produksi, meningkatkan kualitas kelompok mitra, peningkatan usaha dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra yang mandiri. pelaku kemitraan usaha meliputi petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani ( GAPOKTAN ), koperasi dan usaha kecil. sedangkan perusahaan mitra meliputi perusahaan menengah pertanian, perusahaan besar pertanian dan perusahaan menengah atau besar di bidang pertanian. inti dari kerja sama ini adalah pengelolaan tebu harus melibatkan petani. Namun pemberian dana KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) dari pemerinntah. dan PG sebagai yang membina dalam penggarapan persawahan lahan tebu oleh petani.

Namun sehubungan adanya Instruksi presiden (Inpres) di atas maka bentuk kemitraan dengan petani Tebu Rakyat Intensifikasi ditangani oleh KUD, mulai dari biaya garap, pupuk, dll. PG sendiri sebagai Pembina tetapi segala pelunasan pinjaman ke KUD, dengan adanya kebijakan yang muncul dari Dinas Perkebunan (Disbun) untuk para kelompok tani harus mengajukan ke KUD untuk mendapatkan kredit. pada waktu itu kredit dapat di ajukan petani ke KUD yang dapat mendaftar ke Rencana Definitif Kelompok Kebun (RDKK). KUD akan dilanjutkan ke Dinas Perkebunan nantinya dinas perkebunan akan mengajukan ke Bank. dengan adanya pengajuan kredit oleh petani, peminjaman dan pencair tetap dilakukan di KUD. KUD ini sebagai pembukaan kredit untuk petani oleh KUD. namun setelah beberapa waktu banyak KUD dalam pelaksanaan dan peminjamannya dana untuk petani tidak stabil. kredit yang dipinjam KUD tidak bisa mengembalikan sejumlah dana yang dipinjam tersebut, sehingga petani tidak mau untuk melakukan pencairan dana pinjaman ke KUD namun menginginkan langsung pada PG. maka pihak bank meminta PG sebagai avails (Pelunasan pinjaman oleh petani terhadaphutang yang belum lunas) karena PG sebagai avails maka uang diserahkan kepada PG. tetapi dalam pelaksanaan pembukaan untuk memperoleh kredit tetap dengan KUD. Dalam proses pengajuan pembukaan kredit bagi KUD yang lolos dan dirasa mampu menangani dana pinjaman dengan baik bisa menjalankan karena sudah terdaftar dalam avalisnya PG Candi Baru. PG Candi Baru sebagai pembantu untuk KUD yang lolos dengan syarat kecocokan dalam mengatur kredit, hingga akhirnya kredit bisa juga di tangani atau bisa dilimpahkan ke PG Candi Baru namun pembukaan masih tetap melibatkan KUD. pada tahun 2003 perkoperasian tanaman tebu tidak lagi ke KUD namun di perbaiki dengan adanya KPTR (Koperasi Petani Tebu Rakyat) dan posisi kredit adalah dana dari KKPE. dan semenjak ini yang mengurusi tentang tebu adalah KPTR. dan karena dana yang di peroleh adalah dana dari KKPE maka pencairan tetap dilakukan di KPTR atau KUD yang masuk kedalam wilayah kerja PG Candi Baru dan PG hanya sebagai avails dan pengelola. karena KPTR ada penambahan di wilayah kerja PG. Candi Baru, maka dari pemerintah di tambah adanya pupuk subsidi

di KPTR untuk di berikan kepada petani tebu dan dalam pengeluarannya PG. Candi Baru sesuai dengan kebutuhan yang akan dilakukan di kebun. 5.1.2 Pola Kategori kemitraan di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo

1. TR KSU A ( Tebu Rakyat Kerjasama Usaha A) Kerjasama ini adalah milik perusahaan, petani mendapatkan JPMP (Jaminan Pendapatan Minimum Petani) yang besarnya di tentukan oleh perusahaan sesuai potensial areal kebun tersebut. 2. TRKSU B ( Tebu Rakyat Kerjasama Usaha B) Kerjasama yang tebunya dari petani namun biayanya dari dana pos KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) namun seluruh yang menggarap itu petani. 3. TRM ( Tebu Rakyat Mandiri) Tebu rakyat ini ialah Tebu rakyat ini sebagai Mitra giling, Petani yang

modern istilahnya petani yang berdasi, petani yang mulai dari lahan, pengolahan, dan sarana produksinya itu tanpa adanya bantuan perusahaan. dan tebu ini biasanya didapat dari luar wilayah PT. PG. Candi Baru. Biasanya TRM ini justru PG yang mengajukan kontrak ke petani bos-bos karena pada saat waktu giling PG kekurangan pasokan bahan baku. Jadi kontrak bagi hasilnya itu tergantung kontrak yang disepakati. namun petani pemasok ini berhak mendapatkan subsidi ongos angkut yang disesuaikan jarak asal tebu, semakin jauh asal tebunya semakin banyak subsidi ongkos tersebut. 5.1.3 Sumber Dana Peminjaman Tebu Rakyat Kerjasama Usaha 1. Tebu Kerjasama Usaha A Sumber dana Tebu Rakyat Kerjasama Usaha A berasal dari PT. PG. candi baru. Pola kategori ini seluruh kegiatan tanam tebu hingga panen dilakukan oleh PT. PG. Candi Baru sendiri dana dalam kategori ini di peroleh dari pusat yaitu RNI dengan cara PT. PG. Candi Baru membuat (RKAP) Rencana Kerja Anggaran Perusahaan, sehinggan dana nantinya sesuai dengan anggaran RKAP yang telah di ajukan

sebelumnya

ke RNI. Pengajuannya diantaranya, pengadaan pupuk, bibit, masa

tanam, masa kepras, penggarapan tanah di sawah yang seluruh kebutuhan petani tebu. Dan setelah pengajuan di setujui oleh pusat maka perusahaan PT. PG. Candi baru akan memperoleh dana sesuai pengajuan, yang nantinya dana di gunakan untuk pemberian uang sewa kepada petani dan untuk pemberian JPMP (Jaminan Pendapatan Minimum Petani). Uang sewa yang besarannya di peroleh petani sesuai pada potensi lahan petani. Untuk biaya sewa rata-rata sebesar 10-11 juta per hektar, namun untuk besarnya JPMP ini adalah sisa dari gula yang di hasilkan oleh kebun petani mitra. Jadi Tiap hektar kebun petani mitra yang menjadi hak PT. PG. candi baru adalah 10 ton gula, sisa dari 10 ton gula setiap hektarnya ini adalah hak dari petani. JPMP ini di serahkan dalam bentuk uang (fresh money) sisa hasil jual lelang gula (bernilai sisa dari 10 ton gula per tiap hektar) dan bisa di peroleh setelah perhitungan hasil. 2. Tebu Kerjasama Usaha B Sumber dana pinjaman TRKSU B ini berasal dari pengajuan pinjaman ke pemerintah yaitu KKPE ( Kredit Ketahanan Pangan dan Energi). Pemberian pinjaman ini dengan bunga yang harus di bayar sebesar 15 % . namun ada subsidi dari pemerintah sebesar 5 % maka besarnya bunga yang harus di bayar menjadi 10 % setiap satu periode, dengan rincian pembagian bunga 7 % untuk petani dan 3 % untuk KPTR. Pengajuan dana ini melewati KPTR "Tani Mulya ke bank yang telah bekerjasama dengan pemerintah untuk menyalurkan dana KKPE, sedangkan PT. PG. Candi baru sebagai avalis yaitu penjamin pelunasan bahwa petani nantinya dapat mengembalikan pinjaman yang telah di pinjamkan oleh pemerintah. Sehingga petani hanya di bebankan bunga 7 % dari pemerintah, dari mulai tanam hingga kepras tebu. Dana di pinjamkan sesuai kebutuhan petani, Peminjamaan dana KKPE ini dari PT. PG. Candi baru dan melalui KPTR. Bank yang telah dipercaya oleh pemerintah ialah Bank BUKOPIN dan Bank BRI. Selain itu ada dana bongkar ratoon dan rawat ratoon, namun dana ini tidak dari dana KKPE namun dari Dinas Perkebunan Provinsi. Dengan bunga 10 %.

Prosedur atau alur pengajuan dana bongkar ratoon dan rawat ratoon petani mengajukan ke Dinas Perkebunan, Petani harus mengetahui dan melakukan perencanaan budidaya tebu yang akan dilaksanakan. Sehingga, nantinya PT. PG. Candi baru akan membuat RDKK (Rencana Definitif Kelompok kebun) mengenai biaya garap, dan kebutuhan pupuk dan lain-lain yang di butuhkan oleh petani. Namun yang mengelola keuangan dari KPTR Tani Mulya , hanya saja PT. PG. Candi Baru hanya sebagai pengontrol dan bertugas membantu proses pengesahan dan harus mengetahui pengajuan tersebut.

KELOMPOK TANI/ PETANI

KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi)

2

1

5

KPTR (Koperasi petani Tebu rakyat)3 4

3

BUKOPIN dan BRI

Bagan : Sumber Dana Peminjaman Tebu Rakyat Kerjasama Usaha

5.1.4

Syarat dan Jaminan Pengajuan Kredit, dan Bagi Hasil Kemitraan di PT. PG. Candi Baru Sidoarjo

1. TR KSU A ( Tebu Rakyat Kerjasama Usaha A) Kerja sama ini petani mendapatkan JPMP (Jaminan Pendapatan Minimum Petani) yang besarnya di tentukan oleh perusahaan sesuai potensial areal kebun tersebut. dalam kegiatannya kerja sama ini PT. PG Candi Baru menyewa lahan kepada petani namun seluruh kegiatan tanam tebu, pemeliharaan, pemupukan, panen sampai dengan pasca panen dilakukan oleh PT. PG. Candi Baru. dan petani mendapatkan JPMP. Besarnya JPMP yang diterima oleh petani tebu mitra tergantung pada potensi lahan tersebut. misalnya dalam perjanjian mampu berproduksi 1000 kwintal/Ha, dan ternyata keluar hanya 1200 ku, maka lebih 200 kwintal itu diberikan kepada petani, tetapi apabila produksinya kurang maka menjadi tanggungan PT. PG. Candi Baru. JPMP ini di serahkan dalam bentuk uang (fresh money) dan dapat di peroleh setelah semua perhitungan hasil. apabila pendapatan produksi kurang dari JPMP yang telah di sepakati maka resiko PT. PG. Candi Baru untuk tetap melunasi. Pola kemitraan kategori ini sepenuhnya di kelola oleh PT. PG. Candi Baru, untuk memperoleh keuntungan yang maksimal PT. PG. Candi Baru haruslah memilih areal yang bisa berproduksi lebih maksimal dan lahannya tersebut layak untuk bisa di mitrakan. kategori lahan dapat dikatakan layak untuk di mitrakan ialah yang berdrenase baik (pembuangan saluran), daerahnya baik tidak rawan banjir, pemetaan atau irigasinya bagus (pengambilan air dapat dijangkau), dan bisa dilewati truk. Kelebihan dari kerjasama ini ialah mutu dari bahan baku akan sesuai, mutu tebu layak giling. mutu tebu layak giling ialah BSM. B adalah Bersih, jika kadar trash (kotoran tebu) kurang dari 5 %. S adalah Segar, waktu antara tebu di tebang dan digiling tidak lebih dari 2 x 24 jam dan tidak terbakar. M adalah tebu memiliki potensi, dengan nilai brix lebih dari 17 % dan faktor kemasakan awalnya kurang dari

35 %. Kekurangan dari kemitraan ini ialah risiko yang negatif seperti gangguan hama, kerugian, penambahan biaya, minimnya hasil yang di dapat dll ditanggung oleh PT. PG.Candi Baru. Daerah kerjasama ini ialah Sidoarjo, Pasuruan, Gresik, dan Mojokerto. TRKSU A maupun TRKSU B jaminanya sama berupa BPKB/ sertifikat tanah yang tercantum pada petok letter C/petok D. 2. TR KSU B (Tebu Rakyat Kerja Sama Usaha B) Kerja sama ini adalah milik petani tebu, tebu yang pengolahannya di biayai dari dana pos KKPE (Kredit Ketahanan Pangan dan Energi). KKPE ini disalurkan melalui Bank mitra PT. PG. Candi Baru yang telah di percaya yaitu Bank BUKOPIN dan Bank BRI dengan besarnya bunga sebesar 7 %. Pinjaman kredit diserahkan oleh koperasi Petani Tebu Rakyat dan pinjaman ini murni menjadi tanggung jawab PT. PG.Candi Baru. Sehingga nanti apabila petani tidak mampu mengembalikan pinjaman, yang langsusng bertanggung jawab kepada bank mitra adalah PT. PG.Candi Baru karena PT. PG. Candi Baru sebagai avalis. KKPE ini di peruntukan bagi petani yang memiliki luas lahan maksimum 2 hektar. Sistem bagi hasil kemitraan TRKSU pada dasarnya adalah hasil dari 100% gula, yang 66% merupakan gula bagian petani dan 34% itu bagian PG. Untuk 66% tersebut 90% berupa hasil lelang sedangkan 10% nya ialah gula natura. Namun pada tahun lalu tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 sekarang bagi hasil berubah apabila rendemen lebih dari 6 % pembagian adalah 66% dan 34% PG. Untuk rendemen lebih dari 6% sampai dengan 8% ialah 70% petani 30% PG. Sedangkan jika rendemen lebih dari 8% selebihnya hasil bagi di serahkan ke masing-masing PTPN/ RNI. Pengambilan hasil gula dan gula natura dilaksanakan setiap hari kamis dan jumat untuk setiap minggunya. Di dalam kerjasama TRKSU B ini di bagi lagi unuk masalah penebangannya. Penebangan ini juga di mitrakan yaitu jenis tebang sendiri dan tebang PG. kalau

tebang PG seluruh penebangan dan angkut tebu ke pabrik dilakukan oleh pihak PG namun untuk tebang sendiri dilakukan sendiri oleh petani mitra sendiiri, seringnya tebang sendiri dilakukan oleh petani sendiri karena petani sudah memiliki langganan dan kendaraan angkut sendiri. (lampiran 1 dan lampiran 2, perjanjian tebang PG dan tebang petani sendiri). Dalam TRKSU B ini kelebihannya PG tidak terlibat secara langsung dalam semua budidaya tebu, karena 99 % ditanggung oleh petani. Adanya pembinaan oleh petugas PG Candi Baru. Kekurangannya dari kategori kerja sama ini ialah terjadinya banyak jumlah tebu yang mutunya kurang sesuai harapan yang diinginkan oleh pihak PG sendiri. Wilayah yang terkuasai oleh kerja sama ini sama halnya TRKSU A yaitu Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, Gresik dan Madura. Disini Madura belum sepenuhnya yang terkuasai hanya pada kabupaten bangkalan dan sampang, daerah bangkalan socah, daerah sampan omben yang sangat berpotensi untuk di tanam, tanaman tebu yang diteliti bibit dari P3GI pasuruan. jaminan dari pengajuan kredit ini berupa BPKB/tanah yang tercantum pada petok letter C/ petok D. 5.1.5 Prosedur pelaksanan kontrak kemitraan a. Prosedur pelaksanaan kerjasama TRKSU A 1. Petani maupun kelompok tani yang diwakili oleh ketua kelompok tani mengajukan surat permohonan kepada PG atas sepengetahuan general manager. ( Surat pengajuan, Lampiran 3) 2. Dari general manager diberikan ke kabag tanaman untuk di tindak lanjuti, oleh kepala bagian tanamanmelakukan disposisi kelayakan, setelah itu diturunkan kepada SKK (Sinder Kebun Kepala)

3. Setelah diturnkan ke SKK maka diperintahkan ke SKW. SKW melakukan cek kelayakan, potensi kebun dan kelayakan teknis maupun non teknis serta menegoisasi sewa lahan kepada petani dan melakukan kesepakatan. 4. setelah dilakukan kesepakatan dan dinyatakan layak, maka SKW melakukan pengukuran lahan kebun. dan dibuatkan pembuatan rencana anggaran kebun dan rencana kebun permintaan modal. semua data dan rencana yang membuat oleh SKW dan dilanjut di serahkan kepada TU tanaman, segera TU tanaman membuatkan surat perjanjian kerjasama usaha A (TRKSUA). (kontrak perjanjian, terlampir 4) 5. setelah dibuatkan surat perjanjian, dalam pembuatannya harus disertakan JPMP (Jaminan Pendapatan Minimal Petani) bisa surat tanah, BPKB, sertifikat karena untuk disesuaikan besar kecilnya nilai kredit. jaminan ini sebagai jaminan kontrak dan akan di kembalikan apabila kontrak kerja sama giling selesai. 6. setelah pembuatan kontrak selesai, dikembalikan lagi ke SKW untuk di teken ke desa-desa maupun teken BST. setelah kelompok tani serta kepala desa dan BST setuju., maka data-data tersebut di berikan kembali ke TU tanaman, untuk diajukan kepada kepala bagian tanaman. dan SKW membuat memo ke general manager. 7. dari general manager PG. Candi Baru sudah di ACC maka TU tanaman memberikan nomor kontrak. 8. setelah itu diberikan ke notaries untuk mendapatkan persetujuan dan untuk bukti kalau kerjasama ini apabila ada hal-hal yang tidak diinginkan maka bisa diselesaikan lewat hukum. 9. turun ke ATR,

10. PG Candi melakukan pembayaran sesuai dengan RAK (Rencana Anggaran Kebun). 11. Pencairan dana kredit dilakukan pada hari sabtu. dan SKW mengkorfirmasi ke ketua kelompok tani. b. Prosedur pelaksanaan kerjasama TRKSU B 1. Petani yang diwakili oleh kelompok tani mengajukan surat permohonan kerjasama kepada general manager PG Candi Baru yang nantinya akan diserah kan kepada kabag tanaman. (surat permohonan, terlampir 5) 2. Diturunkan kepada SKK (sinder Kebun Kepala), setelah itu SKW bertanggung jawab untuk melakukan pengamatan lapang pada saat tanam. 3. Pada saat tanam dikebun, SKW memantau segala tentang budidayanya. dan meminta mandor tanam untuk teken kontrak kerjasama TRKSU B. (kontrak perjanjian, terlampir 6) 4. dan setelah mendapat persetujuan SKW diajukan ke SKK setelah itu diajukan kepada kabag tanaman untuk di hitung biaya yang sesuai untuk di perlukan. di buatkan kasbon, buku cadongan dan robetan. yang terdapat rincian dana yang dibutuhkan oleh SKW. 5. proses kerjasama selesai, pencairan dana kredit dapat diambil hari senin sampai kamis. 5.2 5.2.1 Hak dan Kewajiban Petani Mitra TRKSU A dan TRKSU B Hak dan Kewajiban Petani Mitra TRKSU A dan TRKSU B a. Hak dan Kewajiban Petani TRKSU A Hak 1. Petani berhak mendapat 10 % apabila ada kelebihan produksi. 2. Petani berhak Menerima uang Jaminan Pendapatan Minimum Petani ( JPMP).

Kewajiban 1. Petani berkewajiban ikut menjaga keamanan kebun, keamanan tebu, kelancaran pengairan, ijin desa untuk jalan angkut sarana tebang tebu. 2. Petani berkewajiban untuk menyerahkan lahannya yang di

sewakan kepada PT. PG Candi Baru untuk dikelola dan di budidayakan di Tanami tebu. 3. Petani tetap berkewajiban menjadi Penanggung jawab PBB selama penggunaan lahan tersebut oleh PT. PG Candi Baru. 4. Petani berkewajiban menjamin bahwa lahannya tidak dalam tanggungan atau sengketa. b. Hak dan Kewajiban Petani TRKSU B Hak 1. Petani berhak mendapatkan bagi hasil dan bagi hasil tetes dari tebu yang di giling ke PT. PG Candi Baru sebesar 3 kg yang harga nilai rupiahnya di sesuai ketentuan pemerintah. 2. Petani berhak mendapatkan pembinaan teknis dan budidaya. 3. Petani berhak mendapatkan pinjaman dari PT. PG Candi Baru untuk biaya garap pengelolaan areal untuk kategori TRKSU B. 4. Petani berhak memilih untuk di tebang sendiri maupun di tebang oleh pihak PT. PG Candi baru. Kewajiban 1. Petani wajib mengikuti prosedur kesepakatan kontrak yang telah di sahkan oleh notaries dan mengikuti syarat-syarat lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku di PT. PG Candi baru. 2. Petani wajib menyerahkan hasil tebunya ke PT. PG Candi baru. 3. Petani sanggup memberikan kompensasi pembinaan oleh PT. PG Candi Baru sebesar 7 % tiap tahun. 4. Petani wajib memberikan jaminan berupa BPKB tanah maupun sertifikat-sertifitat kepada PT. PG. Candi baru.

5. Wajib bersedia untuk mengikuti teknik budidaya sesuai yang dianjurkan oleh PT. PG. Candi Baru dan aktif hadir dalam FTW ( Forum Temu Wilayah). 5.2.2 Hak dan Kewajiaban PG Candi Baru Mitra TRKSU A dan TRKSU B a. Hak dan Kewajiban PG Candi Baru TRKSU A Hak 1. PT. PG Candi Baru berhakmenerima lahan yag telah dikontrak

oleh petani mitra dan mengelola lahan tersebut sesuai waktu yang telah di sepakati. 2. PT. PG. Candi Baru berhak mendapatkan jaminan bahwa tanah

tidak dalam keadaan sengketa. 3. PT. PG Candi Baru berhak mendapatkan bantuan dari petani

untuk pengawasan kebun, tanaman tebu, kelancaran air,irigasi, dan jalan tebang dan angkut. Kewajiban 1. PT. PG Candi Baru berkewajiban memberikan JPMP ( Jaminan

Pendapatan Minimal Pertani) kepada petani mitra. 2. PT. PG Candi Baru berkewajiban mengelola kebun sebagaimana

yang berlaku. 3. PT. PG. Candi Baru mengelola lahan tersebut sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. 4. PT. PG Candi Baru berkewajiban menggiling tebu yang telah

dibudidayakan. b. Hak dan Kewajiban PG Candi Baru Mitra TRKSU B Hak 1. PT. PG Candi Baru berhak menerima kompensasi biaya pembinaan 7 %. 2. PT. PG Candi Baru berhak menerima syarat-syarat lengkap dari petani sesuai dengan peraturan yang berlaku di PT. PG Candi Baru

3. PT. PG Candi Baru berhak menerima jaminan BPKB maupun sertifikat tanah. 4. PT. PG Candi Baru berhak memotong atau pelunasan dana KKPE ( Kredit Ketahanan Pangan dan Energi) oleh kelompok tani. Kewajiban 1. PT. PG Candi Baru berkewajiban membina teknis dan budidaya tebu yang dianjurkan oleh PT. PG Candi baru. 2. PT. PG Candi Baru berkewajiban menggiling tebu hasil panennya. 3. PT. PG Candi Baru berkewajiban menyelenggarakan FTW ( Forum Temu Wilayah). 4. PT. PG Candi Baru berkewajiban memberikan pinjaman dana kepada petani mitra untuk pembiayaan pengelolaan areal TRKSU B. 5.3 Permasalahan dan Solusi Pada Pelaksanaan Kemitraan Petani Tebu Rakyat dengan PT. PG. Candi Baru Sidoarjo Pelaksanaan kemitraan antara PT. PG.Candi Baru dengan Petani dilaksanakan dengan rasa kepercayaan dan kekeluargaan antar kedua belah pihak, sehingga hubungan antar ke dua belah pihak terbina dengan baik, namun pasti dalam bermitra pasti ada permasalahan. Menurut Eko (2006 ) dalam lintar (2011) permasalahan dalam pola kemitraan dapat timbul karena : 1. Tidak dimilikinya model kerjasama yang dapat secara signifikan mendapatkan situasi win-win bagi kedu belah pihak 2. Sikap saling menunggu antar kedua belah pihak untuk menawarkan kerjasama. 3. Faktor yang sulit di kelola karena banyaknya hal-hal eksternal yang mendatangkan ketidakpastian terhadap nasibkemitraan dikemudian hari.

5.3.1

Permasalahan dan Solusi dari PT. PG Candi Baru

Pada pola kemitraan kategori TRKSU A, petani masih curang dalam hal pemberian sistem pengairan, namun ada juga kebun yang disewakan ke PT. PG.Candi Baru adalah kebun yang sulit sekali mendapatkan dalam pengairan. Karena letaknya jauh dari sumber air. Sehingga PT. PG.Candi Baru harus mengupayakan secara maksimal dalam pemberian air ke kebun agar budidaya tebu dapat berjalan dengan baik. Dan ada petani yang kadang kala tidak pernah atau tidak sesuai melanggar perjanjian yang telah di setujui dalam kontrak kerjasama sehingga PT. PG.Candi Baru membatalkan kontrak yang telah di sepakati dan mencari baru areal untuk perkembangan budidaya tebu. Untuk pola kemitraan kategori TRKSU B, penyuluhan pembinaan oleh PT. PG. Candi Baru kepada petani mitra tidak mudah diterima oleh petani tebu mitra. Petani sulit menerima evaluasi dari pembinaan penyuluhan oleh PT. PG. Candi Baru. PT. PG. Candi Baru berperan sebagai Pembina petani, memberikan pengetahuan baru wawasan tentang penggarapan budidaya tebu sesuai teknis budidaya yang tepat. Permasalahan kemitraan ditingkat perusahaan adalah bahan baku, kualitas, kuantitas yang kurang terjamin. Tidak adanya sanksi yang keras dalam kontrak sehingga perjanjian kemitraan tidak dapat mengikat kedua belah pihak. Dalam surat perjanjian tidak di cantumkan hukuman yang jelas apabila petani tidak menyetorkan tebunya ke PT. PG.Candi Baru sebanyak perjanjian, dan perjanjian penyetoran dapat di lakukan analisis perhitungan jumlah minimum lahan dari pihak PT. PG.Candi Baru. Karena perjanjian kemitraan hanya di susun oleh pihak PT. PG. Candi Baru sedangkan petani tidak di libatkan dalam pembuatan klausul perjanjian kerjasama. Isi kontrak kerjasama ini tiap tahun ke tahun tetap tida ada perbaikan hubungan antara PT. PG. Candi Baru denganPetani mitra. Solusi untuk PT. PG,Candi Baru adalah dengan memberikan informasi yang benar kepada petani mitradengan adanya kontrak yang telah di susun dengan jelas. Dan sebelum perjanjian dilaksanakan pihak PT. PG. Candi Baru melakukan uji kelayakan kebun baik teknis maupun non teknis. Uji kelayakan teknis adanya pembuangan saluaran air baik (drenase baik), daerah tidak banjir, pengambilan air

pemetaan irigasinya bagus, bisa di lewati truk untuk jalan tebang,tekstur dan struktur tanah. Sedangkan uji kelayakan non teknis dari lingkungan lahan mulai dari kepemilikan sejarah kebun yang jelas, potensi hamapenyakit, dan tingkat kejahatan atau kerawanan baik kejahatan orang maupun rawan kebakaran. 5.3.2 Permasalahan dan Solusi dari Petani Mitra

1. Penentuan jadwal tebang dan angkut Masalah penentuan jadwal tebang ini biasanya terjadi tidak tepatnya waktu penebangan biasanya dikarenakan kerusakan kendaraan, jalur distribusi terganggu, musim yang tidak menentu, jumlah penebang yang kurang, dll tenaga tebang yang kurang mengakibatkan tebu tidak dapat semuanya tertebang, sehingga banyak tebutebu yang tida diangkut yang berakibat tidak dapat di giling dan tebu dalam kedaan layu. Solusinya memaksimalkan petani mitra untuk melakukan tebang PG, selalu melakukan pemberitahuan dan pembinaan kepada petani untuk mengikuti jadwalyang sudah direncanakan oleh PT. PG. Candi Baru, melakukan perencanaan penjadwalan tebang angkut sesuai dengan factor kemasakan tebu untuk meminimalisir keterlambatan dalam tebang angkut. Penebangan dan pengangkutan pada dasarnya dilakukan oleh kelompok tani dengan pengawasan dan bimbingan PG. apabila kelompok tani masih mampu melaksanankan sesuai aturan, maka dalam hsil kesepakatan kelompoktani, tebangan dan angkutan dapat di kuasai oleh KPTR ataupun PT. PG. Candi Baru. PT. PG. Candi baru mengatur dalam penetapkan peta dan jadwal tebang atas dasar pertimbangan aturan yg di sesuaikan oleh wilayah kerja PT. PG. Candi Baru, mengurus serta membantu petani memilih pelaksanaan tebang angkut diantaranya petani, kelompok tani, maupun KPTR. Mengambil langkah yang diperlukan apabila petani / kelompok tani/ KPTR tidak memenuhi jadwal dan jatah tebang angkut yang ditentukan dan kemudian melaporkan kepada FTK.

2. Jatah pemasukan harian Penjatahan pasokan tebu, jumlah tebu yang masuk ke PT.PG.Candi Baru di sesuaikan dan sudah di atur dengan jatah harian perwilayah sehingga penebangan tersebut harus di sesuaikan kapasitas tebangnya dengan jatah harian tersebut. Solusi penebangan perwilayah harus di sesuaikan dengan data, dengan memperhatikan syarat tebang tebu yaitu faktor kemasakan, varietas dan masa tanam. 3. Kesepakatan rendemen pada periode awal Bagi hasil rendemen yang telah disepakati PT. PG. Candi Baru berpatokan atas dasar ARI (Analisis Rendemen Individu) jadi tiap petani mendapatkan hasil bagi rendemen yang berbeda-beda disesuaikan potensi dari tebu yang dimiliki oleh petani. Namun pada periode ke dua (periode mingguan sebelum giling), mengadakan forum, FTK (Forum Temu Kemitraan). Kegiataan FTK tersebut, dilakukan petani biasanya kalau petani sudah dikatakan rendemen individu belum tahu besarnya rendemen yang keluar, sehingga petani meminta jaminan rendemen subsidi pada periode awal, karena biasanya pada periode masa giling awal hasil rendemen rendah. Subsidi rendemen ini dihasilkan dari kontrak kesepakatan dalam FTK antara manajemen dengan APTR. Biasanya subsidi rendemen ini tidak banyak yang di berikan oleh manajemen, biasanya sekitan 0.5 kepada petani mitra. Setelah periode ke dua akan ada FTK kembali, rendemen subsidi ini biasanya di berikan petani pada saat awal giling dan berakhir apabila ada tebunya petani mampu menghasilkan lebih dari rendemen pada saat kesepakatan forum, oleh karena itu manajemen PT. PG. Candi Baru menerapkan Analisa Rendemen Individu (ARI) kepada petani mitra. Dan akhirnya penerapan ARI ini mendapatkan banyak usulan dan dukungan dari anggota FTK. Dan penerapan ARI ini di harapkan agar rendemen tebu petani optimal. Rendemen kebun dapat di upayakan peningkatannya dengan: a. Memilih jenis varietas unggul sesuai dengan lokasi, sesuai disini unggul varietas yang mempunyai bakat produksi tinggi.

b.

Mengupayakan masa tanam optimal pada bulan Mei sampai dengan juli untuk lahan sawah, untuk lahan kering penanaman pola A pada akhir musim penghujan, yaitu sekitar bulan maret dan april. Untuk pola B ditanam pada awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober- Nopember. Apabila ada keterlambatan masa tanam nili nira dan kadar nita akan turun otomatis rendemen pun akan turun.

c. Mutu bukaan kebun sesuai dengan baku yang telah ditetapkan, kedalaman lobang 35 cm (reynoso), dan (kayaran) kedalaman lubang di ukur dari puncak guludan kedasar leng 48 cm. d. Pemupukan dengan 6 tepat (jenis, jumlah, waktu, cara, tempat, dan sasaran). Akibat keterlambatan pemupukan, pertumbuhan anakan tidak merata, maka pada saat ditebang fase kemasan tidak berjalannormal akibatnya nilai nira rendah, berarti rendemen kebun akan rendah. e. Mengusahakan pada saat pasca panen kondisi lingkungan yang bisa mendukung terbentuknya gula (sacharosa) pada saat-saat menjelang tebang. f. Menebang dalam kondisi rendemen puncak dengan memperhatikan kemasakan tebu. g. Tebangan bersih dari segala kotoran. Perawatan budidaya dan pengupayaan peningkatan rendemen petani mitra tersebut sudah diberikan PT. PG. Candi Baru kepada petani mitra agar petani mitra tidak dapat mengkomplain apabila rendemen tidak sesuai harapan. 4. Permasalahan Tebu terbakar Solusinya adalah meminimalkan potensi resiko terbakar kebun melalui sanitasi kebun, memasang Tenaga kerja kebun menjaga kebun dengan meminta merawat dan mengawasi kebun, sosialisasi lingkungan kebun, baik di sekitar kebun maupun di sekitar lingkungan kebun.

5. Permasalahan Serangan hama penyakit. Solusinya dengan pola budidaya yang benar, pengendalian hama penyakit, untuk hama tikus dengan menggunakan goupyoan tikus dengan menggunakan anjing.

5.4

Pengaruh Kemitraan Terhadap Kesejahteraan petani Hafsah (1999) mengungkapkan Kemitraan adalah suatu strategi bisnis

yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam

menjalankan etika bisnis. sedangkan linton menyatakan bahwa kemitraan adalah sebuah cara melakukan bisnis di mana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Berdasarkan dua definisi tersebut maka Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN,2000) menyimpulkan bahwa Kemitraan Usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat. Menurut hafsah (2000) Tujuan kemitraan adalah mensejahterkan pertumbuhan ekonomi petani, meningkatkan pendapatan usaha kecil, meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat. Menurut saragih (20001) manfaat penerapan pola kemitraan ialah petani dapat terbantu dari segi modal, saprodi dan teknologi yang di perlukan untuk meningkatkan semangat kinerja usaha taninya. Manfaat untuk perusahaan ialah tersedianya bahan baku yang relative cukup dari sumber para petani mitra usahanya, selain itu dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya maka efisiensi dapat ditingkatkan yang ada akhirnya keuntungan perusahaan dapat meningkat.

Berdasarkan paparan diatas jelas bahwa prinsip kemitraan itu kerjasama yang saling menguntungkan dan dapat mensejahterakan baik pengusaha besar maupun petani mitra. Berdasarkan data dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh kemitraan terhadap kesejahteraan petani adalah sejahtera. Kesejahteraan ini dapat di ketahui dengan adanya data perkembangan luasan areal kebun-kebun petani wilayah kerja PT. PG. candi baru pada tahun 2010-2011.

SAMPLING PERKEMBANGAN LUASAN AREAL KEBUN-KEBUN PETANI TAHUN 2010-2011

NO

PETANI

1 Amirul Bahri 2 Asmunasik 3 H. Abdullah Abbas 4 H. A Khuzaini 5 H. Abd. Rozak 6 H. As'ari 7 H. Lukman Tamim 8 H. Masduqi SE 9 H. Rifai 10 H. Si'in 11 H.Suhariyono 12 H. Dwi Asmoro 13 Ir. H. Slamet 14 Mustakim Sumber : PT. PG. Candi baru, 2012

PERIODE TAHUN ( MUSIM TANAM ) 2010 (Ha) 2011 (Ha) 17.8 16.8 24.7 27.65 32.32 18 13.4 14.7 17.85 17.85 25.2 17.8 61.1 83.7 18.75 72.35 118.96 163.47 23.2 22.7 109.91 118.85 12.3 10 79.3 80.15 57.5 48.1

Perkembangan Areal Kebun Petani Musim Tanam 2010-2011180 160 140 luas areal kebun 120 100 80 60 40 20 0 H. Rifai H. Abd. Rozak Amirul Bahri Asmunasik H. As'ari H. Si'in H. Dwi Asmoro H. A Khuzaini Ir. H. Slamet H. Abdullah Abbas H. Masduqi SE PERIODE TAHUN (MASA TANAM) 2010 2010 (Ha) PERIODE TAHUN (MASA TANAM) 2011 2011 (Ha) H.Suhariyono Mustakim

Nama Petani

Berdasarkan grafik hasil sampling dapat di lihat bahwa petani H.Rifai yang mengajukan kontrak kerjasama yang paling sejahtera, pada tahun 2010 luasan kebun tebu ini dengan jumlah areal kebun adalah 118,960 Ha, meningkat pada tahun 2011 dengan luasan 163,470 Ha. Yang kedua ialah petani H.Suhariyono dengan jumlah luasan kebun tebu sebesar 109,910 Ha pada tahun 2010 meningkat sebesar 118,850 Ha. Yang ketiga ialah petani Ir. H. Slamet selaku ketua KPTR wilayah Sidoarjo kesejahteraan yang dimilliki setelah bermitra dengan PT. PG. candi Baru ialah dengan areal kebun sejumlah 79,300 Ha pada periode musim tanam 2010, sedangkan pada periode tahun musim tanam 2011 meningkat sebesar 80.150. namun mengapa petani bapak Amirul Bahri, H. Abdullah Abbas, H. Asari, H. Siin, H. Dwi Asmoro dan bapak Mustakim justru malah mengalami menurun atau tidak sejahtera, penurunan lahan ini banyak penyebabnya, penyebabnya adalah ada yang luasnya ini

H. Lukman Tamim

tidak untuk di tanam tebu, melainkan ada yang memilih untuk komoditas lain sehingga pada tahun 2011 menurun dan tidak kontrak lagi dengan PT. PG. Candi Baru, faktor penyebab kedua ialah melakukan dua kerjasama dengan PG lain, dan faktor penyebab lain ialah diganti kepemilikan tanah karena telah di wariskan atau di baikan kepada anak-anaknya.