BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V...

51
141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan kepada masyarakat. Dalam pengelolaan apotek perlu memperhatikan hal-hal berupa perenca naan, pengadaan barang, penerimaan barang, penyimpanan barang, penerimaan resep, peracikan dan penyerahan obat (Seto dkk., 2012) Apotek Savira yang berada dibawah kepemimpinan dan tanggung jawab Drs. Soerjono Seto, MM., Apt., selaku Pemilik Sarana Apotek (PSA) yang sekaligus sebagai Apoteker Penanggungjawab Apotek (APA), telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai sarana kesehatan dengan baik dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 tahun 2014 pasal 3 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Dimana apotek Savira melakukan beberapa kegiatan, yaitu: melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis dan melakukan pelayanan kefarmasian berupa pelayanan resep maupun non-resep. Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai apotek, Apoteker Penanggungjawab Apotek dibantu oleh seorang Apoteker Pendamping, satu orang Asisten Apoteker dan satu orang juru resep. Jam kerja di Apotek Savira dibagi menjadi dua shift yaitu pagi pukul 08.00-15.00 dan malam pukul 15.00-21.30. Apotek Savira terletak di tengah-tengah lingkungan perumahan warga dan memiliki fasilitas yang mendukung dalam memberikan kenyamanan terhadap pasien. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Apotek Savira sudah

Transcript of BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V...

Page 1: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

141

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Secara Umum

Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan

kesehatan kepada masyarakat. Dalam pengelolaan apotek perlu

memperhatikan hal-hal berupa perenca

naan, pengadaan barang, penerimaan barang, penyimpanan barang,

penerimaan resep, peracikan dan penyerahan obat (Seto dkk., 2012)

Apotek Savira yang berada dibawah kepemimpinan dan

tanggung jawab Drs. Soerjono Seto, MM., Apt., selaku Pemilik

Sarana Apotek (PSA) yang sekaligus sebagai Apoteker

Penanggungjawab Apotek (APA), telah melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai sarana kesehatan dengan baik dan sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 35 tahun 2014 pasal 3

tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Dimana apotek

Savira melakukan beberapa kegiatan, yaitu: melakukan pengelolaan

sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis dan melakukan

pelayanan kefarmasian berupa pelayanan resep maupun non-resep.

Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai apotek,

Apoteker Penanggungjawab Apotek dibantu oleh seorang Apoteker

Pendamping, satu orang Asisten Apoteker dan satu orang juru resep.

Jam kerja di Apotek Savira dibagi menjadi dua shift yaitu pagi pukul

08.00-15.00 dan malam pukul 15.00-21.30. Apotek Savira terletak di

tengah-tengah lingkungan perumahan warga dan memiliki fasilitas

yang mendukung dalam memberikan kenyamanan terhadap pasien.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Apotek Savira sudah

Page 2: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

142

memenuhi persyaratan-persyaratan yang tertulis dengan jelas di

dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1332/ MENKES/ SK/ X/ 2002 dan Peraturan Menteri Kesehatan RI

No. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan fasilitas penerangan

serta ventilasi yang baik, memiliki sumber air bersih, ruang tunggu

yang nyaman yang dilengkapi berbagai fasilitas (televisi, majalah

umum dan majalah kesehatan) dan sarana telekomunikasi yaitu

telepon. Tersedia pula beberapa perlengkapan alat dan bahan yang

digunakan dalam peracikan seperti: timbangan gram dan miligram

beserta anak timbangannya, mortir dan stamper, sudip, kuas, ayakan,

cawan porselen, pipet, spatel, sendok tanduk, etiket, wadah untuk

mengemas dan membungkus obat. Selain itu, tersedia alat-alat

administrasi dan perabot penyimpanan obat (lemari pendingin, rak

obat, lemari narkotika dan psikotropika).

Perencanaan yang merupakan langkah awal dari suatu

kegiatan, adalah hal yang paling penting didalam suatu manajemen.

Kegiatan perencanaan di apotek Savira sudah dilakukan dengan baik

sebagai perbekalan kesehatan, dilakukan dengan cara pemesanan

melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau apotek lain. Beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan PBF meliputi legalitas

PBF, diskon yang ditawarkan, ketersediaan obat / barang yang

dipesan dan waktu pengiriman ke Apotek. PBF yang menjalin

kerjasama dengan Apotek Savira antara lain PT. Surya Sejahtera

Intrio, PT. Merapi Utama Farma, PT. Bina San Prima, PT. Makmur

Abadi Sejahtera dan sebagainya. Pedagang Besar Farmasi dapat

berupa distributor dan sub distributor, distributor merupakan PBF

yang ditunjuk langsung oleh pabrik yang bersangkutan, sedangkan

Page 3: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

143

sub distributor merupakan PBF yang mengambil barang dari

beberapa distributor.

Pemesanan yang dilakukan melalui Apotek lain disebabkan

kekosongan obat/ barang akibat barang/ obat yang dipesan melalui

PBF belum tersedia di Apotek Savira dan dibutuhkan segera oleh

pasien. Apotek Savira menjalin kerja sama dengan apotek lain yang

terdapat di sekitar lokasi apotek Savira, yang memiliki jarak tidak

jauh dari apotek Savira. Pemesanan melalui Apotek lain dilakukan

oleh Apotek Savira karena terjadinya kekosongan obat/barang yang

dibutuhkan segera oleh pasien. Kekosongan tersebut terjadi karena

barang/obat yang dipesan melalui PBF belum tersedia di Apotek

Savira. Selain itu, Apotek Savira juga melakukan pengadaan dengan

sistem konsinyasi, yaitu: sales menitipkan barang dagangannya ke

Apotek Savira dan dibayarkan berdasarkan barang yang laku saja.

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penerimaan

barang dengan sistem konsinyasi adalah legalitas dari penyalurnya,

legalitas dari produk yang dititipkan, apakah sudah teregistrasi di

BPOM serta sistem pembayarannya. Pengadaan obat, sediaan

farmasi dan perbekalan kesehatan dilakukan berdasarkan pendataan

pada buku defecta. Pengadaan tersebut dilakukan dengan cara

melakukan pemesanan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau

apotek lain. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan

PBF meliputi legalitas PBF, diskon yang ditawarkan, ketersediaan

obat/ barang yang dipesan dan waktu pengiriman ke apotek.

Pedagang Besar Farmasi tersebut dapat berupa distributor dan sub

distributor. Distributor adalah PBF yang ditunjuk langsung oleh

pabrik yang bersangkutan, sedangkan sub distributor adalah PBF

yang mengambil barang dari beberapa distributor. Ketepatan

Page 4: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

144

penggunaan serta pengamanan distribusi sediaan farmasi dan alat

kesehatan di Apotek Savira sudah sesuai berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan

Farmasi dan Alat Kesehatan. Selain itu, juga sesuai

dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

949/ Menkes/ Per/ VI/ 2000 tentang penggolongan obat narkotika,

obat psikotropika, obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, dan

obat wajib apotek. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan KIE

(komunikasi, informasi, dan edukasi) kepada masyarakat/pasien

yang memerlukan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup

masyarakat/ pasien.

Penerimaan barang di Apotek Savira dilakukan

pemeriksaan terlebih dahulu terhadap kelengkapan faktur,

kesesuaian antara produk dengan SP copy dan produk dengan faktur

resmi dari PBF yang bersangkutan. Apabila pada pemeriksaan

adanya tidak kesesuaian antara produk dengan SP copy dan produk

dengan faktur resmi dari PBF seperti: nama barang yang dipesan,

bentuk sediaan, kekuatan, jumlah, expired date sudah dekat, dan

keadaan fisik barang yang tidak baik/ rusak, maka dilakukan

pengembalian ke PBF yang bersangkutan. Hal tersebut bertujuan

untuk menghindari terjadinya kesalahan, kerusakan, ataupun

pemalsuan obat/ alat kesehatan.

Penyimpanan yang dilakukan Apotek Savira menggunakan

sistem FIFO (First In First Out) yaitu dimana barang yang masuk

terlebih dahulu harus dikeluarkan terlebih dahulu untuk mencegah

terjadinya barang yang kadaluwarsa. Selain itu, Apotek Savira juga

menggunakan sistem LIFO (Last In First Out) pada kondisi tertentu

yaitu dimana barang yang baru datang memiliki masa expired date

Page 5: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

145

lebih pendek dari persediaan yang sudah ada sehingga akan

dikeluarkan terlebih dahulu.

Kegiatan penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Savira,

telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 35 Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di

Apotek, yaitu: tersusunnya perabotan apotek secara rapi, rak-rak

penyimpanan obat dan barang- barang lain yang tersusun rapi,

terlindung dari debu, kelembaban dan sinar matahari yang berlebihan

serta diletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telah

ditetapkan sesuai dengan stabilitas masing-masing sediaannya.

Penyimpanan obat-obatan yang termasuk golongan narkotika dan

psikotropika, telah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 3 Tahun 2015 tentang Peredaran, Penyimpanan,

Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor

Farmasi. Apotek Savira menyimpan obat-obat golongan narkotika

dan psikotropika pada lemari yang terpisah dengan golongan obat

lain. Lemari obat narkotika dan psikotropika terbuat dari kayu dan

dalam keadaan terkunci, kemudian letaknya menempel pada tembok.

Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya tindakan

pencurian dan penyalahgunaan. Apoteker memiliki tanggung jawab

di dalam menyimpan kunci lemari tersebut.

Apoteker bertanggungjawab dalam melakukan kegiatan

pemeliharaan obat dan perbekalan sediaan farmasi di Apotek Savira

dengan cara mengontrol kegiatan penyimpanan obat untuk

menghindari adanya obat atau sediaan yang rusak, hilang dan

kedaluwarsa. Hal tersebut dapat dikontrol berdasarkan pemeriksaan

kartu stok dan buku monitoring expired date. Pemeliharaan di apotek

Savira juga dilakukan dengan melakukan audit obat pada waktu

Page 6: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

146

tertentu. Stock opname pada Apotek Savira dilakukan setiap akhir

periode akutansi yaitu per 31 Desember. Untuk golongan obat

narkotika dan psikotropika, dilakukan audit barang (obat) setiap

bulan karena pelaporannya dilakukan paling lambat tanggal 10 pada

bulan berikutnya. Pada saat melakukan kegiatan stock opname,

kegiatan pelayanan pada apotek tidak dilakukan. Hal ini bertujuan

agar barang-barang yang sudah diperiksa tidak keluar lagi karena

dapat mengacaukan sistem pemeriksaan stock opname. Stock

opname untuk sediaan padat dilakukan dengan cara menghitung

jumlah kapsul, kaplet, tablet satu per satu. Sedangkan Stock opname

untuk sediaan cair dilakukan dengan cara mengukur sediaan tersebut

dengan menggunakan gelas ukur dan lain-lain serta stock opname

untuk bahan baku dilakukan dengan cara ditimbang. Setelah itu,

hitung harga totalnya dari jumlah barang per item dikalikan dengan

harga satuan (HNA+ PPN). Kemudian, dicatat di buku yang memuat

daftar barang yang ada di apotek Savira dengan format kolom: nama

barang, jumlah barang per item, expired date, harga satuan

(HNA+PPN), hasil kali antara harga satuan (HNA+PPN) dan

jumlah barang per item. Dari jumlah total harga satuan dan jumlah

barang per item ini, dapat diketahui berapa kekayaan dari apotek

yang meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan,

dan komoditi lain selain obat sehingga, hasil dari kegiatan stock

opname ini dapat digunakan sebagai stok akhir periode dan stock

awal tahun periode baru, yang digunakan untuk membuat laporan

keuangan dalam perhitungan laba rugi serta perhitungan

pajak.

Penghapusan obat-obatan yang terdapat di apotek Savira

dilakukan karena adanya obat yang sudah rusak atau sudah

Page 7: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

147

kedaluwarsa. Pemusnahan untuk obat golongan narkotika dan

psikotropika serta untuk obat-obatan lain yang bukan termasuk

golongan obat narkotika dan psikotropika maupun resep dan

dokumentasi- dokumentasi pelaporan dilakukan sesuai dengan

standar prosedur operasional serta membuatkan berita acaranya.

Struktur organisasi Apotek harus memuat tugas dan

tanggung jawab yang jelas untuk masing-masing personilnya agar

tujuan bersama atau organisasi tersebut dapat dicapai. Maka dari itu,

Apotek harus dikelola oleh apoteker yang handal dan profesional.

Dalam melakukan pelayanan kefarmasian, Apoteker di Apotek

Savira telah menjalankan peran sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Apoteker di Apotek Savira

memiliki kemampuan untuk menyediakan dan memberikan

pelayanan yang baik kepada pasien, mampu mengambil keputusan

yang tepat, memiliki kemampuan berkomunikasi baik dengan pasien

ataupun rekan sejawat serta tenaga kesehatan lainnya, mampu

menempatkan diri sebagai pimpinan, memiliki kemampuan

mengelola sumber daya manusia secara efektif, selalu belajar

sepanjang karier, dan membantu memberikan peluang untuk

meningkatkan pengetahuan seperti memberikan kesempatan praktek

kerja profesi Apoteker dari beberapa universitas di Surabaya seperti

Universitas Airlangga, Universitas Surabaya, dan Universitas

Katolik Widya Mandala. Kegiatan administrasi di apotek Savira

yaitu melakukan pencatatan dan pelaporan yang nantinya akan

digunakan sebagai dokumen untuk bukti-bukti pembukuan dari

kegiatan apotek yang sedang berjalan. Dokumen tersebut kemudian

diarsipkan selama 10 tahun sebagai syarat dari peraturan perpajakan.

Page 8: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

148

Dokumentasi dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya selisih

pada persediaan perbekalan farmasi karena kehilangan atau yang

tidak tercatat. Pelayanan kefarmasian yang ada di apotek Savira

meliputi pelayanan resep dari dokter umum, dokter gigi, dokter

hewan, dan dokter spesialis (untuk obat keras, psikotropika,

narkotika) dan pelayanan non resep (obat bebas, bebas terbatas, obat

wajib apotek), pelayanan non obat berupa alat kesehatan, food

supplement dan health drink, serta dilakukan pula KIE (komunikasi,

informasi, edukasi) kepada pasien serta tenaga kesehatan lainnya.

Tahapan pelayanan resep yang dilakukan di Apotek Savira

sudah berdasarkan dengan standar prosedur operasional untuk

mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error).

Kegiatan tersebut dimulai dari penerimaan, pengkajian resep,

pemeriksaan ketersediaan, penyiapan perbekalan farmasi termasuk

peracikan obat, penetapan harga, pemeriksaan kembali kesesuaian

resep dengan obat yang akan diserahkan, penyerahan disertai

pemberian informasi. Apoteker bertanggungjawab untuk

memberikan informasi secara tepat, jelas dan dengan bahasa yang

mudah dimengerti oleh pasien. Pelayanan non resep atau pelayanan

swamedikasi yang dilakukan oleh apotek Savira bertujuan untuk

membantu pasien dalam melakukan pengobatan terhadap dirinya

sendiri maupun terhadap keluarganya. Obat yang diberikan oleh

apoteker tanpa adanya resep dari dokter harus sesuai dengan kondisi

dari pasien tersebut, sehingga pasien dapat menerima pengobatan

secara aman, tepat, efektif dan rasional. Oleh karena itu, petugas

dituntut memiliki pengetahuan yang luas mengenai obat. Dalam

pelayanan swamedikasi, pemberian informasi obat kepada pasien

merupakan tahap yang paling penting. Informasi yang diberikan

Page 9: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

149

meliputi, cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu

pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus

dihindari selama pengobatan.

5.2. Pembahasan Resep

5.2.1. Resep untuk Antihipertensi, kelas terapi Kardiovaskular

Gambar 5.1. Resep Antihipertensi Kelas Terapi Kardiovaskular

Dokter XXX

SIP XXX

Jl. XXX

Telp. XXX

Surabaya, dd-mm-17

Iter 6x R/ Angioten No. XXX

S 1-0-0

R/ Herbesser CD 100 No. XXX

S 0-0-1

R/ Thromboaspilet No. XV

S 1 dd 1

Alternate day

Pro: Ny. D

Alamat: aaaa

Page 10: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

150

A. Skrining administrasi

Tabel 5.1. Skrining Administrasi Resep Antihipertensi Kelas terapi

kardiovaskular

Komponen Ada Tidak Komponen Ada Tidak

Nama Dokter √ Jumlah obat √

Alamat, no.

Telp

Dokter

√ Aturan pakai √

Surat Ijin

Kerja Dokter

√ Paraf/ tanda

tangan dokter

Tempat dan

tanggal R/

√ Nama pasien √

Nama obat √ Umur/ berat

badan pasien

B. Skrining Farmasetik

Tabel 5.2. Skrining Farmasetik Resep Antihipertensi Kelas terapi

kardiovaskular

No Skrining Farmasetik Obat 1 Obat 2 Obat 3

1 Nama Obat

Angioten Herbesser CD

100

Thromboaspilet

2 Nama Kandungan Kalium

Losartan

Diltiazem Aspirin

3 Dosis Obat 50 mg/hari 100 mg/hari 80 mg/hari

4 Frekuensi

Pemberian

1 x sehari 1 x sehari 1 x sehari

5 Cara Pemberian

Pagi hari,

sesudah

makan

Malam hari,

sesudah

makan

Siang hari,

sesudah makan

6 Lama Penggunaan 1 bulan 1 bulan 1 bulan

7 Bentuk Sediaan Tablet Tablet CD Tablet Salut

Page 11: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

151

(Control

Dose)

Enteric

8 Potensi Obat 50 mg 100 mg 80 mg

C. Skrining Terapeutik

1. Tinjauan tentang Angioten

a. Komposisi: Kalium Losartan

b. Potensi: 50 mg

c.Dosis: Awalnya, 50 mg sekali sehari pada orang dewasa tanpa

penurunan volume intravaskular. Dosis biasa: 25-100 mg sehari,

diberikan dalam dosis 1 atau 2 dosis terbagi; tidak ada manfaat

terapeutik tambahan dosis yang lebih tinggi (AHFS, 2011).

d. Indikasi : hipertensi (termasuk pengurangan risiko stroke pada

hipertensi dengan ventrikel kiri hipertrofi); gagal jantung kronis

ketika inhibitor ACE tidak cocok atau kontra-indikasi; diabetik

nefropati pada diabetes mellitus tipe 2 (BNF 61th, 2011)

e. Efek Samping : kelelahan, vertigo; gangguan gastrointestinal

(kurang umum), angina, palpitasi, dispnea, sakit kepala, urtikaria,

ruam, serebrovaskular, hepatitis, anafilaksis, batuk, anemia (pada

penyakit ginjal berat atau setelah transplantasi ginjal),

trombositopenia (BNF 61th, 2011).

f. Kontra Indikasi : Golongan ACE inhibitor kontraindikasi pada

pasien dengan hipersensitivitas terhadap ACE inhibitor (termasuk

angioedema). ACE inhibitor tidak boleh digunakan dalam

kehamilan (BNF 61th, 2011).

g. Farmakokinetik :

- Absorpsi: diserap dengan baik setelah pemberian oral, tetapi

mengalami substansial metabolisme lintas pertama.

Page 12: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

152

Bioavailabilitas sistemik losartan adalah sekitar 33%. Konsentrasi

plasma puncak losartan dan metabolit aktifnya mencapai 3-4 jam,

masing masing, setelah pemberian oral.

- Distribusi: tidak diketahui apakah terdistribusi ke dalam ASI

manusia. Losartan dan metabolit aktif:> 98%.

- Metabolisme: mengalami biotransformasi melalui CYP2C9 ke

metabolit asam karboksilat aktif yang bertanggung jawab untuk

sebagian besar obat angiotensin II receptor antagonism. CYP3A4

rupanya memberikan kontribusi untuk pembentukan metabolites

tidak aktif.

- Eliminasi: dieliminasi terutama dalam urin dan feses (melalui

empedu).

- Waktu paruh: waktu paruh losartan dan metabolit aktif masing-

masing adalah sekitar 2 dan 6-9 jam (AHFS, 2011).

h. Farmakodinamik : losartan adalah antagonis reseptor

angiotensin II. Selektif dan blok kompetitif vasokonstriksi dan

sekresi aldosteron efek angiotensin II oleh selektif antagonis yang

mengikat AT1 reseptor (MIMS, 2014)

i. Interaksi Obat : Antagonis reseptor angiotensin-II, seperti ACE

inhibitor, juga harus dihindari pada kehamilan dan menyusui

(AHFS, 2011). Losartan dan Aspirin keduanya dapat

meningkatkan serum kalium, jadi gunakan secara hati-hati dan

monitor kadar kalium. Aspirin menurunkan efek dari losartan

secara farmakodinamik. NSAIDs menurunkan sintesis

vasodilating renal prostaglandin (Medscape, 2016)

j. Peringatan dan Perhatian : Dapat menyebabkan janin dan

morbiditas neonatal dan kematian jika digunakan selama

Page 13: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

153

kehamilan. Jika kehamilan terdeteksi, penggunaan obat

dihentikan sesegera mungkin (AHFS, 2011).

2. Tinjauan tentang Herbesser CD 100

a. Komposisi: Diltiazem

b. Potensi: 100 mg

c. Dosis: Angina, Diawali dengan 100 mg sekali sehari (AHFS,

2011)

d. Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina; hipertensi (BNF

61th, 2011).

e. Efek Samping : bradikardia, palpitasi, pusing, hipotensi, malaise,

sakit kepala, muka memerah, gangguan pencernaan, edema

(terutama dari pergelangan kaki); fotosensitifitas; hepatitis,

ginekomastia, hiperplasia gusi, gejala ekstrapiramidal, depresi

juga dilaporkan (BNF 61th, 2011).

f. Kontra Indikasi : bradikardia berat, kegagalan ventrikel kiri

dengan kongesti paru, kedua atau ketiga derajat AV blok (kecuali

alat pacu jantung dipasang), sakit sindrom sinus; porfiria akut,

kehamilan; menyusui (BNF 61th, 2011).

g. Farmakokinetik :

- Absorpsi: Setelah pemberian oral tablet konvensional, sekitar 80%

dari dosis cepat diserap dari saluran pencernaan.

Bioavailabilitasnya sekitar 40%, mengalami metabolisme lintas

pertama.

- Distribusi: cepat dan luas didistribusikan ke dalam jaringan tubuh.

Didistribusikan ke dalam ASI, dalam konsentrasi kurang lebih

sama dengan konsentrasi serum ibu. Tentang 70-85% terikat pada

protein plasma, tetapi hanya 30-40% terikat albumin.

Page 14: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

154

- Metabolisme: cepat dan hampir sepenuhnya dimetabolisme di hati

beberapa metabolit aktif dan setidaknya 5 aktif terutama melalui

sistem enzim CYP, terutama CYP3A4.

- Eliminasi: diekskresikan terutama di urin sebagai metabolit,

dengan sekitar 2-4% dari dosis diekskresikan tidak berubah.

- Waktu paruh: 2-11 jam (AHFS, 2011).

h. Farmakodinamik : Diltiazem melemaskan otot-otot polos

pembuluh darah koroner dengan menghambat masuknya ion

kalsium selama depolarisasi otot polos pembuluh darah dan

miokardium. Hal ini meningkatkan miokard pengiriman O2 pada

pasien dengan angina vasospastic dan menghambat konduksi

jantung, terutama di SA dan AV node. (MIMS, 2014)

i. Interaksi Obat : Dimetabolisme terutama oleh CYP3A4.

menghambat CYP3A4 (AHFS, 2011).

j. Peringatan dan Perhatian : Potensi tingkat abnormal lambat

jantung (terutama pada pasien dengan sindrom sakit sinus) atau

kedua atau ketiga derajat blok AV (AHFS, 2011).

3. Tinjauan tentang Thromboaspilet

a. Komposisi: Aspirin

b. Potensi: 80 mg

c. Dosis: 75-325 mg sekali sehari, terus menerus (AHFS, 2011).

d. Indikasi : profilaksis penyakit serebrovaskular atau infark

miokard (BNF 61th, 2011).

e. Efek Samping : bronkospasme, iritasi gastrointestinal, perdarahan

gastrointestinal, juga perdarahan lain (BNF 61th, 2011).

f. Kontra Indikasi : ulkus peptikum aktif; gangguan perdarahan

hemofilia dan lainnya; ASI (BNF 61th, 2011).

Page 15: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

155

g. Farmakokinetik :

- Absorpsi: diserap dengan baik dengan pemberian oral. Cepat

dimetabolisme menjadi asam salisilat; konsentrasi aspirin plasma

tidak terdeteksi 1-2 jam setelah administration. Puncak konsentrasi

plasma asam salisilat dicapai dalam waktu 1-2 jam setelah

pemberian.

- Distribusi: didistribusikan secara luas; aspirin dan salisilat

mendistribusikan ke cairan sinovial. Melewati plasenta dan

didistribusikan ke dalam ASI. Bioavalilabilitas aspirin: 33%.

- Metabolisme: terhidrolisis sebagian menjadi salisilat oleh esterase

dalam mukosa saluran pencernaan. Aspirin tidak terhidrolisis

kemudian mengalami hidrolisis oleh esterase terutama di hati,

tetapi juga dalam plasma, eritrosit, dan cairan sinovial.

- Ekskresi: diekskresikan dalam urin melalui filtrasi glomerulus dan

reabsorpsi tubular ginjal sebagai salisilat dan ekskresi urin

metabolites.hanya salisilat tergantung pH; sebagai urine pH

meningkat 5-8, ekskresi salisilat sangat meningkat.

- Waktu paruh: 15-20 menit. (AHFS, 2011).

h. Farmakodinamik : aspirin adalah analgesik, antiinflamasi dan

antipiretik. Menghambat siklooksigenase, yang bertanggung jawab

untuk sintesis prostaglandin dan tromboksan. Hal ini juga

menghambat agregasi platelet. (MIMS, 2014)

i. Interaksi Obat : Potensi salisilat untuk dihilangkan dari ikatan

obat protein-terikat lainnya. Aspirin serum albumin, yang dapat

mengubah ikatan obat lain dengan protein (AHFS, 2011).

j. Peringatan dan Perhatian : Potensi tingkat abnormal lambat

jantung (terutama pada pasien dengan sindrom sakit sinus) atau

kedua atau ketiga derajat blok AV (AHFS, 2011).

Page 16: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

156

C. Kesesuaian Dosis

Tabel 5.3. Perhitungan Dosis Obat Resep Antihipertensi Kelas terapi

kardiovaskular

Nama Obat Dosis Resep Dosis Pustaka Keterangan

Angioten 50mg, 1 x

sehari 50mg

Dosis awal : 50mg/

hari

Dosis pemeliharaan

50mg/ hari

Sesuai

Herbesser CD 100 100 mg, 1 x

sehari 100mg

100 mg sekali

sehari

Sesuai

Thromboaspilet 80 mg, 1 x

sehari 80mg

75-325 mg sekali

sehari

Sesuai

D. Alur Pelayanan Resep

1. Cara pengerjaan resep

- Lakukan skrining kelengkapan resep: nama dokter, Surat Ijin

Praktek (SIP), alamat dan nomor telpon, tempat dan tanggal

penulisan resep, nama obat, jumlah, aturan pakai, tanda tangan

atau paraf dokter, nama pasien, umur atau berat badan, dan

alamat pasien.

- Memeriksa ketersediaan obat di apotek.

- Mengambil obat di tempat obat dan menstok obat yang keluar

meliputi Angioten 50 mg sebanyak 30 tablet, Herbesser CD 100

mg sebanyak 30 tablet dan Thromboaspilet 80 mg sebanyak 15

tablet.

- Membuat etiket, copy resep.

- Menyerahkan obat ke petugas lain untuk melakukan pemeriksaan

ulang (Cross check).

- Memberi harga pada resep

Page 17: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

157

- Melakukan PMR (Patient Medication Report) melalui telepon

dengan mencari informasi terkait obat yang digunakan, mencari

informasi tentang pola hidup pasien dan memberi saran kepada

pasien tentang pola hidup sehat

2. Pembuatan Etiket

- Angioten

Mengambil Angioten 50 mg sebanyak 30 tablet kemudian

masukkan ke dalam wadah dan berikan etiket putih. Pada etiket

tersebut tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan resep, nama

pasien, aturan pemakaian yaitu satu kali sehari satu tablet sesudah

makan pada pagi hari. Setelah itu, dilakukan penulisan jumlah obat

yang keluar dalam kartu stok.

Gambar 5.2. Etiket Angioten

- Herbesser

Mengambil Herbesser CD 100 mg sebanyak 30 tablet kemudian

masukkan ke dalam wadah dan berikan etiket putih. Pada etiket

tersebut tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan resep, nama

pasien, aturan pemakaian yaitu satu kali sehari satu tablet sesudah

makan pada malam hari. Setelah itu, dilakukan penulisan jumlah

obat yang keluar dalam kartu stok.

APOTEK SAVIRA

JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24) TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm-2017

Ny. D

1 x sehari 1 tablet

Pagi hari sesudah makan (Angioten 50 mg)

Page 18: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

158

Gambar 5.3. Etiket Herbesser CD

- Thromboaspilet

Mengambil Thromboaspilet 80 mg sebanyak 15 tablet kemudian

masukkan ke dalam wadah dan berikan etiket putih. Pada etiket

tersebut tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan resep, nama

pasien, aturan pemakaian yaitu satu kali sehari satu tablet sesudah

makan dengan selang satu hari. Setelah itu, dilakukan penulisan

jumlah obat yang keluar dalam kartu stok.

Gambar 5.4. Etiket Thromboaspilet

APOTEK SAVIRA JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24)

TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm-2017

Ny. D

1 x sehari 1 tablet

malam hari sesudah makan (Herbesser CD 100 mg)

APOTEK SAVIRA

JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24)

TELP. 8418652 Surabaya APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt.

19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm-2017

Ny. D

1 x sehari 1 tablet

sesudah makan

Selang 1 hari (Thromboaspilet 80 mg)

Page 19: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

159

3. Pembuatan Copy Resep

Gambar 5.5. Copy Resep Antihipertensi Kelas Terapi

Kardiovaskular

4. Melakukan Patient Medication Report via telepon

- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.

- Memastikan kebenaran identitas pasien apakah benar pasien

tersebut pasien yang dituju dalam resep.

- Menanyakan kepada pasien mengenai informasi apa yang sudah

pasien dapatkan dari dokter tentang penyakit yang diderita,

mengenai obat yang diberikan serta penjelasan mengenai aturan

APOTEK SAVIRA JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24)

TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

TURUNAN RESEP

Dari Dokter : XXX Tertulis tanggal : dd-mm-2017

Dibuat tanggal : dd-mm-2017 No. : xx

Untuk : Ny. D Umur : -

Alamat : aaaa Iter : 6x

R/ Angioten No. XXX S 1-0-0

det orig R/ Herbesser CD 100 No. XXX S 0-0-1

det orig

R/ Thromboaspilet No. XV

S 1 dd 1 Alternate day det orig

P.C.C

Surabaya, dd-mm-2017

Paraf Cap Apotek Savira

Page 20: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

160

pemakaian dan harapan atau tujuan pengobatan yang diterima oleh

pasien.

-Menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah pernah

menggunakan obat ini sebelumnya atau sedang mengkonsumsi

obat lain. Sehingga pasien dapat terhindar dari interaksi antar obat

atau penggunaan obat yang sama secara bersamaan.

- Memberikan saran kepada pasien mengenai gaya hidup yang harus

dijaga antara lain menghindari asap rokok, alkohol, makan-

makanan junkfood, mengurangi asupan makanan yang

mengandung natrium atau terlalu asin, diet buah, sayur dan produk

susu rendah lemak, berolahraga secara teratur dan menghindari

aktivitas fisik yang terlalu berat serta jangan lupa minum obat

secara teratur dan tidak lupa selalu mengecek tekanan darah secara

berkala.

- Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyimpanan obat.

Obat sebaiknya disimpan pada tempat yang sejuk, bersih, kering,

terhindar dari cahaya matahari dan terhindar dari jangkauan anak-

anak.

- Meminta pasien untuk mengulangi informasi yang telah diberikan

untuk mengetahui apakah pasien telah memahami tentang aturan

pakai dan penjelasan lain yang telah diberikan.

- Mengucapkan salam “Semoga Sehat Selalu” kepada pasien.

Page 21: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

161

5.2.2. Resep Antimikroba dengan Kelas Terapi Mata

Gambar 5.6. Resep Kelas Terapi Antiinfeksi untuk Mata

A. Skrining administrasi

Tabel 5.4. Skrining Administrasi Resep Antimikroba kelas terapi

Mata

Komponen Ada Tidak Komponen Ada Tidak

Nama Dokter √ Jumlah obat √

Alamat, no.

Telp

dokter

√ Aturan pakai √

Surat Ijin

Kerja Dokter

√ Paraf/ tanda

tangan dokter

Tempat dan

tanggal R/

√ Nama pasien √

Nama obat √ Umur/ berat

badan pasien

Dokter XXX

SIP XXX

Jl. XXX

Telp. XXX

Surabaya, dd-mm-16

R/ Garamycin tetes mata No. I fls

S 3dd gtt 1

Pro: Ny. S

Alamat: aaaa

Page 22: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

162

B. Skrining Farmasetik

Tabel 5.5. Skrining Farmasetik Resep Antimikroba kelas terapi Mata

No Skrining Farmasetik Obat 1

1 Nama Obat

Garamycin tetes

mata

2 Nama Kandungan Gentamicyn

Sulphate 0,3%

3 Dosis Obat 9mg/hari

4 Frekuensi Pemberian

3 x sehari

5 Cara Pemberian

Pagi hari 1 tetes

pada mata yang

sakit, Siang hari 1

tetes pada mata

yang sakit, Malam

hari 1 tetes pada

mata yang sakit,

6 Lama Penggunaan 3 hari

7 Bentuk Sediaan Larutan yang

diteteskan untuk

mata

8 Potensi Obat 0,3% dalam 5 ml

atau tiap ml tetes

mata mengandung

3mg

Page 23: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

163

Pada saat resep masuk ke apotek, Garamycin tetes mata

yang tertulis pada resep tidak tersedia di apotek. kandungan

Garamycin tetes mata adalah gentamycin sulphat 0,3%, di apotek

tersedia Cendo Genta tetes mata 0,3% 5 ml yang mana kandungan

dan potensinya sama dengan Garamycin tetes mata sehingga diganti

dengan Cendo Genta tetes mata 0,3% 5 ml setelah mendapat

konfirmasi dari pasien. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan

pemerintahan Republik indonesia No. 51 tahun 2009 pasal 24 yang

menyatakan bahwa dalam melakukan Pekerjaan Kefarmasian pada

Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker dapat mengganti obat

merek dagang dengan obat generik yang sama komponen aktifnya

atau obat merek dagang lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien.

C. Skrining Terapeutik

1. Tinjauan tentang Garamycin tetes mata

a. Komposisi: Gentamicyn sulphate 0,3% (ISO, 2008)

b. Potensi: 0,3% dalam 5 ml atau tiap ml tetes mata mengandung

3mg

c. Dosis: 1-2 tetes setiap 2-4 jam, diatas 2 tetes setiap jam untuk

pengobatan infeksi (Drug Information Handbook 17th)

d. Indikasi : sebagai antibakteri untuk bakteri gram positiv seperti

Staphylococcus aureus maupun negatif seperti Aerobacter

aerogenes, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus

vulgaris, and Pseudomonas aeruginosa (AHFS,2011)

e. Efek Samping : vertigo, erupsi papilomakular sekitar mata,

reaksialergi (ISO,2008)

f. Kontra Indikasi : hipersensitivitas (ISO, 2008)

Page 24: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

164

g. Farmakokinetik :

- Absorpsi: Tidak terserap secara oral; harus diberikan secara

parenteral. Cepat diserap setelah penyuntikan IM; konsentrasi

plasma puncak dicapai dalam 30-90 menit (AHFS, 2011)

- Distribusi: Didistribusikan ke dalam tulang, jantung, kandung

empedu, jaringan paru-paru, empedu, dahak, sekresi bronkial, dan

interstitial, pleura, dan cairan sinovial (AHFS, 2011)

- Metabolisme: tidak dimetabolisme (AHFS, 2011)

- Waktu paruh: dewasa 1,5-3 jam (AHFS, 2011)

h. Farmakodinamik : Menghambat sintesi protein bakteri oleh

ikatan 30S dan 50S ribosomal subunits yang menghasilkan

penurunan aktivitas sel membran bakteri (AHFS, 2011)

C. Kesesuaian Dosis

Tabel 5.6. Perhitungan Dosis Obat Resep kelas terapi Antiinfeksi

untuk Mata

Nama Obat Dosis Resep Dosis Pustaka Keterangan

Cendo genta

0,3%

3 x sehari 1

pada mata yang

sakit

1-2 tetes setiap 2-4

jam, diatas 2 tetes

setiap jam

Sesuai

D. Alur Pelayanan Resep

1. Cara pengerjaan resep

- Lakukan skrining kelengkapan resep: nama dokter, Surat Ijin

Praktek (SIP), alamat dan nomor telpon, tempat dan tanggal

penulisan resep, nama obat, jumlah, aturan pakai, tanda tangan atau

paraf dokter, nama pasien, umur atau berat badan, dan alamat

pasien.

Page 25: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

165

- Memeriksa ketersediaan obat di apotek tetapi obat dengan nama

dagang sesuai pada resep dokter tidak tersedia. Namun yang

tersedia adalah obat dengan nama dagang lain yang kandungan dan

potensinya sama dengan nama dagang obat yang tertulis pada

resep.

- Menanyakan kepada pasien agar pasien setuju apabila apoteker

mengganti garamycin tetes mata dengan cendo genta 0,3% tetes

mata dan pasien memberi persetujuan.

- Menghitung harga obat kemudian lakukan konfirmasi ke pasien,

apakah bersedia mengambil obatnya atau tidak.

- Mempersilahkan pasien untuk menunggu sebentar sambil obat

disiapkan.

- Mengambil obat di tempat obat dan menstok obat yang keluar yaitu

Cendo genta 0,3% tetes mata 5 ml sebanyak 1 fls.

- Membuat etiket dan mengemas obat dalam plastik.

- Menyerahkan obat ke petugas lain untuk melakukan pengecekan

ulang (Cross check).

- Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan pemberian KIE.

2. Pembuatan Etiket

- Cendo Genta 0,3% tetes mata 5 ml

Mengambil Cendo genta 0,3% tetes mata 5 ml sebanyak 1 fls

kemudian masukkan ke dalam wadah dan berikan etiket biru. Pada

etiket tersebut tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan resep, nama

pasien, aturan pemakaian yaitu tiga kali sehari satu tetes mata kanan

dan kiri. Setelah itu, dilakukan penulisan jumlah obat yang keluar

dalam kartu stok.

Page 26: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

166

Gambar 5.7. Etiket Obat Tetes Mata Cendo Genta

4. Konseling, Informasi dan Edukasi kepada pasien

- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.

- Memastikan kebenaran identitas pasien apakah benar pasien

tersebut pasien yang dituju dalam resep.

- Menanyakan kepada pasien mengenai informasi apa yang sudah

pasien dapatkan dari dokter tentang penyakit yang diderita,

mengenai obat yang diberikan serta penjelasan mengenai aturan

pemakaian dan harapan atau tujuan pengobatan yang diterima oleh

pasien.

- Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai nama

obat dan aturan pemakaiannya, yaitu:

- Obat-obat tersebut diberikan untuk terapi pasien infeksi pada mata

sehingga dokter memberi resep antibiotik

- Cendo Genta 0,3% tetes mata 5 ml digunakan 3 kali sehari 1 tetes

pada mata kanan dan kiri serta harus dihabiskan karena termasuk

antibiotik

- Efek samping: seperti vertigo dan reaksi alergi pada mata

APOTEK SAVIRA JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24)

TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm-2016

Ny. S

3 x sehari 1 tetes mata kanan dan kiri

OBAT LUAR

(Cendo Genta 0,3% tetes mata 5 ml)

Page 27: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

167

- Memberikan saran kepada pasien mengenai gaya hidup yang harus

dijaga antara lain menjaga kebersihan tangan sehingga tidak

menginfeksi mata setelah memegang mata dengan tangan.

- Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyimpanan obat.

Obat sebaiknya disimpan pada tempat yang sejuk, bersih, kering,

terhindar dari cahaya matahari dan terhindar dari jangkauan anak-

anak.

- Meminta pasien untuk mengulangi informasi yang telah diberikan

untuk mengetahui apakah pasien telah memahami tentang aturan

pakai dan penjelasan lain yang telah diberikan.

- Mengucapkan salam “Semoga Sehat Selalu” kepada pasien.

Page 28: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

168

5.2.3. Resep infeksi Saluran Pernafasan untuk Pediatri

Gambar 5.8. Resep Infeksi Saluran Pernafasan untuk Pediatri.

Dokter XXX

SIP XXX

Jl. XXX

Telp. XXX

Surabaya, dd-mm-17

R/ Erysanbe chew tab I

Mf pulv dtd No XV

S 3dd 1 pulv

R/ Epexol ½ tab

Tremenza ½ tab

M.f pulv dtd No. XV

S 3 dd 1 pulv

R/ Sanmol tab No. X

S 3 dd 1/2

Pro: An. A S, 8 th

Alamat: aaaa

Page 29: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

169

A. Skrining administrasi

Tabel 5.7. Skrining Administrasi Resep Infeksi Saluran Pernafasan

untuk Pediatri

Komponen Ada Tidak Komponen Ada Tidak

Nama Dokter √ Jumlah obat √

Alamat, no.

Telp

Dokter

√ Aturan pakai √

Surat Ijin

Kerja Dokter

√ Paraf/ tanda

tangan dokter

Tempat dan

tanggal R/

√ Nama pasien √

Nama obat √ Umur/ berat

badan pasien

B. Skrining Farmasetik

Tabel 5.8. Skrining Farmasetik Resep Infeksi Saluran Pernafasan

untuk Pediatri

No Skrining

Farmasetik

Obat 1 Obat 2 Obat 3

1 Nama Obat

Erysanbe Epexol dan

Tremenza

Sanmol

2 Nama Kandungan Eritromicyn Epexol

(Ambroxol HCl)

dan Tremenza

(Pseudoefedrin

HCl, triprolidin

HCl)

Paracetamol

3 Dosis Obat 200mg x 3 =

600 mg/hari

Epexol

(Ambroxol HCl

45mg/hari) dan

750 mg/hari

Page 30: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

170

Tremenza

(Pseudoefedrin

HCl 90mg/hari,

triprolidin HCl

3,75mg/hari)

4 Frekuensi

Pemberian

3 x sehari 3 x sehari 3 x sehari

5 Cara Pemberian

3 x sehari 1

bungkus puyer

(Harus

dihabiskan

3 x sehari 1

bungkus puyer

racikan sesudah

makan

3 x sehari 1/2

tablet jika

demam atau

pusing

6 Lama Penggunaan 5 hari 5 hari 6,5 hari

7 Bentuk Sediaan Serbuk Serbuk Tablet

8 Potensi Obat 200 mg Epexol

(Ambroxol HCl

30mg) dan

Tremenza

(Pseudoefedrin

HCl 60mg,

tripolidin HCl

2,5mg)

500 mg

C. Skrining Terapeutik

1. Tinjauan tentang Erysanbe chewable tablet

a. Komposisi: Erytromycin

b. Potensi: 200 mg dalam bentuk tablet kunyah

c. Dosis: Oral : lazim : 250-500 mg setiap 6-12 jam (DIH, 2008).

Etilsuksinat: 400-800 mg setiap 6-12 jam (DIH, 2008). Anak-anak :

sehari 30 – 50 mg/kg berat badan dalam 4 dosis terbagi. Pemberian

dalam keadaan perut kosong. Untuk infeksi berat 4 gram sehari yang

terbagi dalam beberapa dosis. Untuk infeksi karena streptokokus

grup A, terapi paling sedikit harus 10 hari.

Page 31: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

171

d. Indikasi : antibiotik, Eritromisin aktif melawan hampir semua

bakteri gram positif, kecuali Staphylococcus aureus, dan cukup aktif

melawan beberapa bakteri gram negatif. Obat ini sering diresepkan

sebagai pengganti penisilin. Oral/ infuse : pengobatan infeksi saluran

pernapasan, kulit dan struktur kulit dan penyakit menular seksual

karena organism rentan; pengobatan pertusis, difteri (A to Z, 2003).

e. Efek Samping : gangguan gastrointestinal, seperti mual dan

muntah, diare, dan kejang abdomen, Pusing, tremor, retensi urin (A

to Z, 2003).

f. Kontra Indikasi : takikardia (A to Z, 2003).

g. Farmakokinetik : Penyerapan obat secara oral lebih baik dengan

bentuk garam dibandingkan dengan bentuk dasar. Erytromicin

mudah di pecah oleh asam lambung. Sejumlah besar erytromicin di

ekskresikan dalam empedu dan hilang dalam feses dan hanya 5%

yang di ekskresikan di urin. Waktu paruh pada serum orang normal

berkisar antara 1,5-5 jam (Katzung, 2015)..

h. Farmakodinamik : Erytromisin bersifat bakteristatik atau

bakterisid untuk organisme yang rentan terhadap konsentrasi tinggi.

Aktifitas Erytromicin meningkat pada suasana alkali. Dengan

mekanisme kerja menghambat sintesis protein dengan berikatan pada

RNA ribosom 50S (Katzung, 2015).

i. Interaksi Obat : Antikoagulan : dapat meningkatkan efek

antikoagulan. Antihistamin : dapat meningkatkan kadar antihistamin

dan menyebabkan gangguan kardiovaskular.

2. Tinjauan tentang Obat racikan

a. Komposisi: Epexol (Ambroxol HCl 30mg) dan Tremenza

(Pseudoefedrin HCl 60mg, tripolidin HCl 2,5mg)

Page 32: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

172

b. Dosis :

Dewasa dan anak diatas 12 tahun: 1 tablet (60 mg) 3-4 kali sehari

Anak usia 6-12 tahun : ½ tablet (30 mg) 3-4 kali sehari

Anak usia 2-5 tahun : ¼ tablet (15 mg) 3-4 kali sehari (Mims.com)

Dosis Triprolidine

Anak Usia 6-12 Tahun : 1,25 mg 4-8 jam sekali, tidak lebih dari 5

mg perhari (AHFS, 2011)

Dosis Pseudoefedrin

Anak Usia 6-11 Tahun : 30 mg 4-8 jam sekali (AHFS, 2011)

c. Indikasi : Meringankan gejala gangguan saluran pernapasan

bagian atas seperti flu termasuk rhinitis alergi dan rhinitis vasomotor

yang memerlukan dekongestan nasal dan antihistamin. (AHFS,

2011)

d. Efek Samping : Dapat terjadi depresi atau eksitasi susunan saraf

pusat, timbul rasa mengantuk (sedatif), reaksi kulit, takikardia,

pengeringan mulut hidung dan tenggorokan (mims.com)

e. Kontra Indikasi :

- Tidak digunakan untuk penyakit saluran nafas bagian bawah

termasuk asma

- Hipersensitivitas terhadap komposisi obat ini

- Pada penderita dengan gejala hipertensi, glaukoma, diabetes,

penyakit arteri koroner dan pada terapi dengan penghambat

monoamin oksidase (AHFS, 2011)

f. Farmakokinetik :

Triprolidine diabsorbsi secara cepat, dan lama kerja obat berkisar 4-8

jam. Pseudoefedrin pada penggunaan oral terabsorbsi penuh di

saluran cerna. Waktu mencapai puncak konsentrasi dalam plasma

mencapai 1,4-2,4 jam pada betuk sediaan immediate release dan 3,8-

Page 33: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

173

6,1 jam pada bentuk sediaan extended release. Pseudoefedrin

memberikan efek dekongestan tidak lebih dari 30 menit setelah

penggunaan oral. Masa kerja obat 8 jam pada bentuk sediaan

immediate release dan 12 jam pada bentuk sediaan extended release.

Keberadaan makanan hanya memperlambat absorbsi namun tidak

mengurangi jumlah obat yang terabsorbsi. Pseudoefedrin

dimetabolisme di hepar dan di ekskresikan di urin sebesar 55-96%

dalam bentuk unchanged drug. Waktu paruh obat berkisar 3-6 jam.

(AHFS, 2011)

g. Farmakodinamik : Triprolidine HCl adalah suatu antihistamin

dengan sifat khas yaitu kemampuan menghambat efek histamin pada

pembuluh darah, bronkus dan bermacam-macam otot polos

Pseudoephedirne HCL adalah suatu turunan dari ephedrine yang

merupakan simpatomimetik dengan efek bronkodilator, sehingga

dapat melegakan pernapasan. Ami simpatomimetik ini kerja pada

reseptor alfa adrenergik dalam mukosa saluran nafas sehingga dapat

menyebabkan vasokonstriksi. Senyawa ini juga dapat mengurangi

pembengkakan karena inflamasi pada membran mukosa sehingga

melancarkan jalan nafas pada hidung. Kedua kombinasi obat diatas

tersebut efektif dalam mengatasi rhinitis alergi dan rhinitis

vasomotor. (AHFS, 2011)

3. Tinjauan tentang Sanmol

a. Komposisi: Paracetamol

b. Potensi: 500 mg

c. Dosis : Dosis dewasa: 325-650 mg tiap 4-6 jam atau 1000 mg 3-4

kali/ hari jangan lebih dari 4 gram/ hari.

d. Indikasi : Analgesik, antipiretik (BNF ed.56,2008)

Page 34: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

174

e. Efek Samping : Efek samping jarang, kecuali ruam kulit, kelainan

darah, pancreatitis akut dilaporkan setelah penggunaan jangka

panjang, penting pada kerusakan hati, setelah over dosis (ISFI,

2008).

f. Kontra Indikasi : Pasien dengan fenilketonuria dan pasien yang

harus membatasi masukan fenilalanin (ISFI, 2008).

g. Farmakokinetik :

Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran

pencernaan. Konsentrasi tertnggi dalam plasma dicapai dalam waktu

½ jam dan waktu paruhnya antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke

seluruh cairan tubuh. Dalam plasma, 25 % parasetamol terikat

protein plasma. Obat ini dimetabolisme olah enzim mikrosom hati.

Obat ini diekskresi melalui ginjal (Gunawan dkk, 2003).

h. Farmakodinamik : Obat ini bekerja dengan menghambat enzim

siklooksigenase 1 dan 2 sehingga menghambat sintesis prostaglandin

di sistem saraf pusat. Efek dari Parasetamol memblok rasa nyeri

pada perifer dan sebagai antipiretik yang bekerja langsung pada

pusat pengatur panas (Wilmana dan Gan, 2007).

i. Interaksi Obat : Parasetamol dapat meningkatkan efek dari

vitamin K antagonis. Efek dari parasetamol dapat diturunkan oleh

imatinib, isoniazid. Efek dari parasetamol dapat diturunkan oleh

anticonvulsants (Hydantoin), barbiturat, carbamazepine (DIH ed.18,

2009).

Page 35: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

175

C. Kesesuaian Dosis

Tabel 5.9. Perhitungan Dosis Obat Resep Infeksi Saluran Pernafasan

untuk Pediatri

Nama Obat Dosis Resep Dosis Pustaka Keterangan

Erytromicin 3 x sehari 200mg sehari 30 – 50 mg/kg

berat badan

dalam 4 dosis

terbagi.

Dapat

digunakan hingga 4

minggu.

Dengan BB pasien = 19

kg, maka

rentang dosis yang digunakan

570 mg-950

mg/hari (AHFS,

2011).

Sesuai

Obat racikan Ambroxol HCl 3 x

sehari 15mg =

45mg

Dewasa 60 -120mg

sehari yang terbagi

dalam 2 dosis

(Martindale 36th, 2009).

8/8+12 x 60mg = 24mg

8/8+12 x 120mg =

48mg

Sesuai

Pseudoefedrin HCl

3 x sehari 30mg =

90mg

Anak : 6-12

tahun 30 mg 3-4 kali

sehari

Anak : 2-5 tahun 15 mg

3-4 kali

sehari Dewasa 60

mg 3-4 kali

sehari.

(AHFS,2011).

Sesuai

Page 36: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

176

Tripolidin HCl 3 x

sehari 1,25mg =

3,75mg

Dewasa 2,5

mg 4 kali

sehari (Martindale

36th, 2009)

1 kali pakai : 8/8+12 x 2,5mg =

1 mg

4 x pakai (1

hari)

8/8+12 x 10mg

= 4 mg

Sesuai

Paracetamol 250 mg, 3 x sehari

250mg

Dosis dewasa: 325-

650mg tiap 4-6

jam atau 1000 mg

3-4 kali/hari jangan

lebih dari 4 gram/

hari.

1 kali pakai

8/8+12 x 650mg =

260 mg

Sesuai

D. Alur Pelayanan Resep

1. Cara pengerjaan resep

- Lakukan skrining kelengkapan resep: nama dokter, Surat Ijin

Praktek (SIP), alamat dan nomor telpon, tempat dan tanggal

penulisan resep, nama obat, jumlah, aturan pakai, tanda tangan

atau paraf dokter, nama pasien, umur atau berat badan, dan

alamat pasien.

- Memeriksa ketersediaan obat di apotek. Semua obat tersedia di

apotek

- Menghitung harga dari masing-masing obat yang kemudian

dihitung total harganya. Kemudian lakukan konfirmasi ke pasien,

apakah bersedia mengambil obatnya atau tidak.

Page 37: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

177

- Mempersilahkan pasien untuk menunggu sebentar sambil obat

disiapkan.

- Mengambil obat di tempat obat dan menstok obat yang keluar

meliputi Erysanbe chewable 200 mg sebanyak 15 tablet, Epexol

tablet 8 tablet, Tremenza 8 tablet dan sanmol 500 mg sebanyak

10 tablet.

- Membuat etiket.

- Menyerahkan obat ke petugas lain untuk melakukan pengecekan

ulang (Cross check) sebelum melakukan peracikan.

- Melakukan peracikan obat diruang peracikan.

- Menyerahkan obat ke petugas lain untuk melakukan pengecekan

ulang (Cross check) sebelum obat diserahkan ke pasien.

- Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan pemberian KIE.

2. Pembuatan Etiket dan cara peracikan

- Erytromycin chewable tablet

Mengambil Erytomicyn chewable tablet 200 mg sebanyak 15 tablet

kemudian masukkan ke dalam mortir lalu gerus hingga halus

kemudian bagi menjadi 15 secara visual selanjutnya bungkus

dengan perkamen dan masukkan wadah serta berikan etiket putih.

Pada etiket tersebut tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan

resep, nama pasien, aturan pemakaian yaitu tiga kali sehari satu

bungkus sesudah makan. Setelah itu, dilakukan penulisan jumlah

obat yang keluar pada kartu stok.

Page 38: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

178

Gambar 5.9. Etiket Erysanbe cheweble

- Obat racikan untuk batuk dan pilek

Mengambil epexol 7,5 tablet, tremenza 7,5 tablet lalu masukkan ke

dalam mortir, untuk pengambilan ½ tablet dilakukan dengan

memotong tablet dengan alat pemotong tablet. Kemudian gerus

hingga halus dan tercampur rata kemudian bagi serbuk secara visual

menjadi 15 lalu bungkus dan kemas dalam plastik, berikan etiket

putih. Pada etiket tersebut tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan

resep, nama pasien, aturan pemakaian yaitu tiga kali sehari satu

bungkus sesudah makan. Setelah itu, dilakukan penulisan jumlah

obat yang keluar dalam kartu stok.

Gambar 5.10. Etiket obat racikan yang mengandung epexol tablet

dan tremenza tablet

APOTEK SAVIRA JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24)

TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm-2017

An. A S

3 x sehari 1 bungkus

sesudah makan, harus dihabiskan

(Erysanbe chewable 200mg/Antibiotik)

APOTEK SAVIRA JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24)

TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm-2017

An. A S

3 x sehari 1 bungkus

sesudah makan

Page 39: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

179

- Sanmol

Mengambil Sanmol 500 mg sebanyak 10 tablet kemudian masukkan

ke dalam wadah dan berikan etiket putih. Pada etiket tersebut

tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan resep, nama pasien, aturan

pemakaian yaitu tiga kali sehari 1/2 tablet sesudah makan. Setelah

itu, dilakukan penulisan jumlah obat yang keluar dalam kartu stok.

Gambar 5.11. Etiket Sanmol tablet

4. Konseling, Informasi dan Edukasi kepada pasien

- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.

- Memastikan kebenaran identitas pasien apakah benar pasien

tersebut pasien yang dituju dalam resep.

- Menanyakan kepada pasien mengenai informasi apa yang sudah

pasien dapatkan dari dokter tentang penyakit yang diderita,

mengenai obat yang diberikan serta penjelasan mengenai aturan

pemakaian dan harapan atau tujuan pengobatan yang diterima oleh

pasien.

- Menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah pernah

menggunakan obat ini sebelumnya atau sedang mengkonsumsi obat

lain. Sehingga pasien dapat terhindar dari interaksi antar obat atau

penggunaan obat yang sama secara bersamaan.

APOTEK SAVIRA

JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24) TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm-2017

An A S

3 x sehari 1/2 tablet

sesudah makan (bila demam atau pusing)

(Sanmol tablet 500 mg)

Page 40: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

180

- Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai nama

obat dan aturan pemakaiannya, yaitu:

- Obat- obat tersebut diberikan untuk terapi pasien infeksi saluran

pernafasan

- obat-obatan tersebut terdiri dari puyer antibiotik yang harus

diminum selama 5 hari hingga habis untuk menghindari infeksi

kambuh kembali. Kemudian puyer racikan untuk batuk dan pilek

serta sanmol tablet untuk mengobati demam atau pusing.

5.2.4. Resep Infeksi Saluran Pernafasan untuk Pasien Dewasa

Gambar 5.12. Resep Infeksi Saluran Pernafasan untuk pasien

dewasa

Dokter XXX

SIP XXX

Jl. XXX

Telp. XXX

Surabaya, dd-mm-16

R/ Mezatrin 250mg No IV

S Hari ke 1 : 1 dd 2 kapsul

Hari ke 2 & 3 : 1 dd 1 kapsul

R/ Mucopect tab No X

S 3 dd I

Pro: Nn. A, umur 18 th

Alamat: aaaa

Page 41: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

181

A. Skrining administrasi

Tabel 5.10. Skrining Administrasi Resep Infeksi Saluran Pernafasan

untuk Pasien dewasa

Komponen Ada Tidak Komponen Ada Tidak

Nama Dokter √ Jumlah obat √

Alamat, no.

Telp

Dokter

√ Aturan pakai √

Surat Ijin

Kerja Dokter

√ Paraf/ tanda

tangan dokter

Tempat dan

tanggal R/

√ Nama pasien √

Nama obat √ Umur √

B. Skrining Farmasetik

Tabel 5.11. Skrining Farmasetik Resep Infeksi Saluran Pernafasan

untuk Pasien dewasa

No Skrining Farmasetik Obat 1 Obat 2

1 Nama Obat

Mezatrin kapsul Mucopect tablet

2 Nama Kandungan Azithromicin Ambroxol HCl

3 Frekuensi Pemberian

Hari ke 1: 1 x sehari

2 kapsul

Hari ke 2 & 3 : 1 x

sehari 1 kapsul

3 x sehari 1 tablet

4 Cara Pemberian

Hari ke 1: 1 x sehari

2 kapsul ssudah

makan pada pagi

hari.

Hari ke 2 & 3 : 1 x

sehari 1 kapsul

3 x sehari 1 tablet

sesudah makan

Page 42: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

182

sesudah makan

pada pagi hari.

5 Lama Penggunaan 3 hari 3 hari

6 Bentuk Sediaan Kapsul Tablet

7 Potensi Obat 250 mg 30 mg

C. Skrining Terapeutik

1. Tinjauan tentang Mezatrin 250 mg kapsul

a. Komposisi: Azithromicin

b. Potensi: 250 mg

c. Dosis: Azithromicin diberikan dengan dosis harian tunggal dan

diminum kurang lebih 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

Dosis dewasa :

-Penyakit menular seksual: Dosis tunggal 1 gram.

-Untuk indikasi lainnya: 500 mg / hari selama 3 hari, atau 1,5 gram

selama 5 hari, yaitu 500 mg pada hari pertama, 250 mg pada hari

kedua hingga hari kelima

Dosis Anak :

10 mg / kg BB / Hari 1 kali sehari selama 3 Hari (AHFS, 2011;

Medscape, 2015)

d. Indikasi : Azithromycin diindikasikan pada infeksi ringan sampai

sedang yang disebabkan mikroorganisme yang sensitif terhadap

azithromycin yaitu infeksi saluran napas atas (tonsilitis, faringitis),

infeksi saluran napas bawah (bronkitis, pneumonia), infeksi kulit dan

jaringan lunak, penyakit menular seksual (uretritis, servisitis yang

berkaitan dengan Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum,

dan Neisseria gonorrhoeae) (AHFS, 2011; Medscape, 2015)

Page 43: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

183

e. Efek Samping : Efek samping azitromisin yang muncul adalah

mual, muntah, diare, kembung, flatulensi, palpitasi, nyeri dada,

dispepsia, dan nyeri pada perut. Gugup, ruam kulit,

melena dan jaundice kolestatik, monilia, vaginitis dan nefritis,

pusing, sakit kepala, vertigo, somnolence, letih, fotosensitifitas dan

shock anafilaksis juga dilaporkan terjadi pada pemakaian

azitromisin. (AHFS, 2011; Medscape, 2015)

f. Kontra Indikasi : Beberapa kontraindikasi bagi pemakaian

azitromisin, yaitu riwayat alergi dengan azitromisin sebelumnya,

gangguan hati, dan jaundice (kuning) karena gangguan aliran

empedu. (AHFS, 2011; Medscape, 2015)

g. Farmakokinetik : Bioavailabilitas azithromycin adalah 37%.

Azithromycin terutama diekskresikan melalui feses dalam bentuk

utuh dan sebagian kecil melalui urin. Waktu paruh eliminasi

plasma adalah 2-4 hari. (AHFS, 2011; Medscape, 2015)

h. Farmakodinamik : Azithromycin merupakan antibiotik golongan

macrolide yang diberikan secara oral. Mekanisme kerja dari

azithromycin adalah dengan berikatan pada ribosom subunit 50 S

sehingga mengganggu sintesis protein bakteri. Apabila dibandingkan

dengan eritrimisin maka azitromisin memiliki aktifitas yang lebih

baik untuk melawan bakteri gram negatif seperti Haemophyllus

Influenzae, Moraxella Catharralis, E.Coli, Salmonella, Toxoplasma

gondii dan Shigella (AHFS, 2011; Medscape, 2015)

2. Tinjauan tentang Mucopect

a. Komposisi Sediaan

Tiap tablet mengandung Ambroksol HCl 30 mg.

Page 44: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

184

b. Indikasi

Ambroksol adalah metabolit dari bromheksin, digunakan sebagai

pengobatan saluran pernafasan terutama bronkitis kronis dan

memiliki fungsi mukolitik sehingga mampu mengatasi sekresi

bronkial yang abnormal (Sweetman, 2009).

c. Kontraindikasi

Hipersensitif terhadap Ambroksol (Sweetman, 2009).

d. Farmakodinamik

Ambroksol adalah agen mukolitik, yang mampu meringankan

sekresi cairan kental dan lengket dari saluran pernapasan. Ambroksol

adalah mukolitik yang bertindak untuk mencairkan sekresi saluran

pernapasan dengan meningkatkan produksi surfaktan paru dan

merangsang aktivitas silia. Tindakan ini mengakibatkan aliran lendir

meningkat dan transportasi. Peningkatan sekresi cairan dan

pembersihan mukosiliar memfasilitasi dahak dan memudahkan batuk

(MIMS, 2015).

e. Farmakokinetik

Absorpsi sebanyak 70 %-80% secara oral. Waktu mencapai puncak

plasma selama 2 jam. Waktu paruh Ambroksol selama 9-10 jam.

Eksresi melalui ginjal dengan 5-6% dari dosis dalam bentuk urin

(Sweetman, 2009).

f. Dosis

60–120 mg per hari, terbagi dalam 2 dosis (Sweetman, 2009).

g. Efek Samping

Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik. Efek samping yang

ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa pasien

(Drugs.com, 2015).

Page 45: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

185

h. Interaksi Obat

Kombinasi Ambroksol dengan obat-obatan lain dimungkinkan,

terutama yang berhubungan dengan sediaan yang digunakan sebagai

obat standar untuk sindroma bronkitis (glikosida jantung,

kortikosterida, bronkapasmolitik, diuretik dan antibiotik) (MIMS,

2015).

i. Peringatan dan Perhatian

Tidak dianjurkan pada kehamilan trimester pertama, pemakaian

selama menyusui keamanannya belum diketahui dengan pasti

(MIMS, 2015).

C. Kesesuaian Dosis

Tabel 5.12. Perhitungan Dosis Obat Resep Infeksi Saluran

Pernafasan untuk Pasien dewasa

Nama Obat Dosis Resep Dosis Pustaka Keterangan

Mezatrin kapsul Hari ke 1 : 1 x

sehari 500 mg

Hari ke 2 & 3 : 1

x sehari 250 mg

500 mg / hari selama 3

hari, atau 1,5 gram

selama 5 hari, yaitu

500 mg pada hari

pertama, 250 mg pada

hari kedua hingga hari

kelima

Sesuai

Mucopect tablet 3 x sehari 30 mg 60–120 mg per hari,

terbagi dalam 2 dosis

Sesuai

D. Alur Pelayanan Resep

1. Cara pengerjaan resep

- Lakukan skrining kelengkapan resep: nama dokter, Surat Ijin

Praktek (SIP), alamat dan nomor telpon, tempat dan tanggal

penulisan resep, nama obat, jumlah, aturan pakai, tanda tangan

Page 46: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

186

atau paraf dokter, nama pasien, umur atau berat badan, dan

alamat pasien.

- Memeriksa ketersediaan obat di apotek. Semua obat yang tertulis

pada resep tersedia di apotek

- Menghitung harga dari masing-masing obat yang kemudian

dihitung total harganya. Kemudian lakukan konfirmasi ke pasien,

apakah bersedia mengambil obatnya atau tidak.

- Mengambil obat di tempat obat dan menstok obat yang keluar

meliputi mezatrin 250 mg sebanyak 4 kapsul, mucopect sebanyak

10 tablet.

- Membuat etiket.

- Menyerahkan obat ke petugas lain untuk melakukan pengecekan

ulang (Cross check) sebelum obat diserahkan kepada pasien

- Menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan pemberian KIE.

2. Pembuatan Etiket

- Mezatrin kapsul 250 mg

Mengambil mezatrin 250 mg sebanyak 4 kapsul kemudian

masukkan ke dalam wadah dan berikan etiket putih. Pada etiket

tersebut tuliskan nomor resep, tanggal pengerjaan resep, nama

pasien, aturan pemakaian yaitu satu kali sehari satu tablet sesudah

makan. Setelah itu, dilakukan penulisan jumlah obat yang keluar

dalam kartu stok.

Page 47: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

187

Gambar 5.13. Etiket Mezatrin kapsul

- Mucopect tablet

Mengambil mucopect sebanyak 10 tablet kemudian masukkan ke

dalam wadah dan berikan etiket putih. Pada etiket tersebut tuliskan

nomor resep, tanggal pengerjaan resep, nama pasien, aturan

pemakaian yaitu satu kali sehari satu tablet sesudah makan. Setelah

itu, dilakukan penulisan jumlah obat yang keluar dalam kartu stok.

Gambar 5.14. Etiket Mucopect tablet

4. Konseling, Informasi dan Edukasi kepada pasien

- Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien.

- Memastikan kebenaran identitas pasien apakah benar pasien

tersebut pasien yang dituju dalam resep.

- Menanyakan kepada pasien mengenai informasi apa yang sudah

pasien dapatkan dari dokter tentang penyakit yang diderita,

APOTEK SAVIRA

JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24) TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm 2016

Nn A

Hari ke 1 : 1 x sehari 2 kapsul

Hari ke 2 & 3 : 1 x sehari 1 kapsul

sesudah makan harus dihabiskan

(Mezatrin 250 mg kapsul/Antibiotik)

APOTEK SAVIRA

JL. TENGGILIS UTARA II-12 (BLOK J-24) TELP. 8418652 Surabaya

APOTEKER: Drs. Soerjono Seto, MM., Apt. 19440503/SIPA-35.78/2016/1057

No.R/xx Surabaya, dd-mm 2016

Nn A

3 x sehari 1 tablet

sesudah makan (Mucopect 30mg tablet)

Page 48: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

188

mengenai obat yang diberikan serta penjelasan mengenai aturan

pemakaian dan harapan atau tujuan pengobatan yang diterima oleh

pasien.

-Menanyakan kepada pasien apakah pasien sudah pernah

menggunakan obat ini sebelumnya atau sedang mengkonsumsi

obat lain. Sehingga pasien dapat terhindar dari interaksi antar obat

atau penggunaan obat yang sama secara bersamaan.

- Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai nama

obat dan aturan pemakaiannya, yaitu:

- Obat tersebut diberikan untuk terapi pasien yang mengalami infeksi

saluran nafas yang disertai dengan batuk berdahak

- Memberikan informasi kepada pasien mengenai efek samping yang

mungkin bisa saja dapat terjadi, seperti : reaksi alergi maka

pengobatan disarankan segera dihentikan

- Memberikan saran kepada pasien mengenai gaya hidup yang harus

dijaga antara lain menjaga kebersihan makanan dan lingkungan,

menghindari makanan dan minuman yang dapat memicu batuk

semakin parah dan memberi saran agar pasien beristirahat dengan

cukup.

- Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyimpanan obat.

Obat sebaiknya disimpan pada tempat yang sejuk, bersih, kering,

terhindar dari cahaya matahari dan terhindar dari jangkauan anak-

anak.

- Meminta pasien untuk mengulangi informasi yang telah diberikan

untuk mengetahui apakah pasien telah memahami tentang aturan

pakai dan penjelasan lain yang telah diberikan.

- Mengucapkan salam “Semoga Sehat Selalu” kepada pasien.

Page 49: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

189

5.2.5. Pelayanan Non-Resep (Swamedikasi)

A. Assessment pasien

Seorang Bapak datang ke Apotek dengan keluhan bahwa

anaknya yang masih berusia 2 tahun mengalami sulit buang air

besar. Apoteker menanyakan beberapa pertanyaan kepada Bapak

tersebut untuk dapat memutuskan pengobatan yang terbaik.

Pertanyaan yang diajukan mengikuti metode WWHAM sebagai

berikut.

- W = Who is it for ? Siapakah yang akan menggunakan obat

tersebut?

o Anak yang berusia 2 tahun

- W = What are the symptoms? Apa sajakah gejala yang dialami?

o Anak tidak bisa buang air besar

- H = How long has the symptoms occured? Berapa lamakah gejala

tersebut sudah terjadi?

o 2 hari

- A = Action being taken already? Tindakan apa sajakah yang telah

diupayakan untuk mengatasi gejala?

o Tidak ada tindakan

- M = Medicines for other conditions? Obat apakah yang sedang

digunakan untuk kondisi lainnya?

o Tidak ada penggunaan obat lain

Berdasarkan pertanyan-pertanyaan yang diajukan tersebut,

maka pengobatan yang dapat diberikan adalah pemberian obat yang

bersifat laksatif. Apoteker menyarankan pemberian „Dulcolax Anak

Suppositoria‟ dengan mengingat bahwa pasien masih berusia 2

tahun. Pemberian bentuk sediaan Suppositoria yang dimasukkan

melalui rektum ini lebih memudahkan dibandingkan pemberian obat

Page 50: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

190

pencahar secara oral. Dosis penggunaan Dulcolax Anak Suppositoria

tersebut adalah 1 suppositoria untuk anak dengan usia 2-7 tahun.

Apoteker wajib memberikan KIE mengenai tujuan pengobatan, cara

penggunaan dari obat tersebut serta terapi non farmakologi yang

dapat dilakukan oleh orang tua pasien.

B. Tinjauan tentang Obat

- Komposisi Sediaan

Tiap suppositoria mengandung Bisacodyl 5 mg, dan zat tambahan

witepsol E76, witepsol W45.

- Indikasi

Dulcolax suppositoria (bisacodyl) untuk mengatasi sembelit atau

konstipasi, dan untuk mengosongkan perut sebelum prosedur

operasi, colonoscopy, endoscopy, x-ray, atau prosedur pada usus

lainnya.

- Kontraindikasi

Jangan digunakan untuk penderita yang mengalami reaksi

hipersensitivitas/alergi terhadap bisacodyl.

Hindarkan juga pemakaian obat ini pada bedah perut akut,

penderita obstruksi usus, obstruksi ileus, perforasi usus, toksik

kolitis, toksik megakolon, inflammatory bowel disease akut,

apendisitis, dan dehidrasi berat.

-Farmakodinamik

Bisacodyl adalah laksatif yang bekerja lokal dari kelompok turunan

difenilmetan. Sebagai laksatif perangsang (hidragogue antiresorptive

laxative), bisakodyl merangsang gerakan peristaltis usus besar

setelah hidrolisis dalam usus besar, dan meningkatkan akumulasi air

dan elektrolit dalam lumen usus besar.

Page 51: BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umumrepository.wima.ac.id/12331/44/Bab5.pdf · 141 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pembahasan Secara Umum Apotek merupakan suatu tempat dilakukannya

191

- Farmakokinetik

Bisacodyl tidak diserap oleh saluran pencernaan

-Dosis

anak 8-14 tahun : 10 mg suppositoria per hari

2-7 tahun : 5 mg suppositoria. per hari

- Efek Samping

Efek samping yang sering terjadi akibat pemakaian obat yang

mengandung bisacodyl termasuk dulcolax suppositoria adalah

terjadinya gangguan pada saluran pencernaan seperti rasa tidak

nyaman atau kram perut.

Pada penggunaan jangka panjang, dapat menyebabkan diare

dan efek samping yang terkait diare seperti hipokalemia.

Sediaan suppositoria bisa menyebabkan iritasi lokal, terutama

pada pasien yang peka terhadap polyethylene glycol (PEG).

C. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

- Apoteker harus menjelaskan bahwa tujuan penggunaan obat ini

adalah untuk melunakkan feses sehingga mempermudah keluarnya

feses.

- Apoteker harus menjelaskan dosis obat yaitu hanya gunakan 1

suppositoria per hari

- Apoteker harus menjelaskan cara penggunaan obat dengan tepat.

Pasien dibaringkan miring dengan salah satu kaki diangkat ke depan.

Buka kemasan suppositoria, kemudian dimasukkan melalui lubang

anus hingga kurang lebih1 cm dari lubang anus.

- Apoteker juga dapat memberikan informasi mengenai terapi non

farmakologi yang dapat dilakukan yaitu meminum banyak air putih

dan memperbanyak serat seperti sayur dan buah.