BAB v Dan VII Penyimpanan

download BAB v Dan VII Penyimpanan

of 21

Transcript of BAB v Dan VII Penyimpanan

BAB V SERANGGA HAMA GUDANGTAKSONOMI DAN SIKLUS HIDUP SERANGGASerangga hama gudang merupakan salah satu penyebab kerusakan yang terbesar terhadap setiap komoditas pangan yang disimpan. Serangga ini hidup dan berkembang didalam gudang penyimpanan baik sebagai hama primer, maupun hama sekunder. Sebagaimana klasifikasi serangga pada umumnya, serangga hama gudang mempunyai tanda-tanda spesifik sebagai berikut :a. Tubuhnya terdiri dari 3 bagian : kepala, dada, dan perut.b. Tubuhnya tertutup kulit luar (eksternal skeletons)c. Serangga dewasa mempunyai 3 pasang kaki. Makhluk lain yang hampir sejenis dan mempunyai kaki lebih dari 3 pasang (laba-laba, kalajengking) tidak termasuk golongan serangga.d. Selama hidupnya mengalami perubahan bentuk (metamorfosis)Tahap metamorfosis gradual atau metamorfosis tidak sempurna. Misalnya pada belalang dan kepik badut (yang berbau busuk), serangga muda (nimfa) bentuknya menyerupai induknya tetapi bagian-bagian tubuhnya tidak sempurna seperti serangga dewasa. Serangga yang mengalami metamorfosis sempurna dalam hidupnya yaitu apabila telur menetas menjadi ulat (larva) kemudian menjadi kepompong (pupa) dan dari kepompong menjadi serangga dewasa (imago). Pada umumnya serangga hama gudang kecuali Psocoptera termasuk kedalam kelompok bermetamorfosis sempurna. Pada umumnya serangga hama gudang yang penting tergolong kedalam 3 ordo :1. Coleoptera (kumbang) dengan ciri khas sayap depannya mengalami pengerasan seperti tanduk (disebut elytra). Serangga yang tergolong kedalam ordo Coleoptera mengalami metamorfosis sempurna.2. Lepidoptera (moth = ngengat) memounyai sayap depan dan belahan yang mempunyai ciri-ciri khas yang biasanya digunakan untuk membedakan spesies yang satu dengan yang lainnya. Mengalami metamorfosis yang sempurna.3. Psocoptera (Psocid) dengan ciri khas sering tidak bersayap, antena panjang dengan ruas yang banyak, ukuran badan sangat kecil dan transparan. Sering kali salah diidentifikasikan sebagai tungau (mite), mengalami metamorfosis tidak sempurna.

5.2 Biologi Serangga Hama dan Arti Pentingnya Secara Ekonomis5.2.1 Coleopteraa. Lasioderma serricorne fabricius (Anobiidae, Coleoptera)L. serricorne adalah serangga hama yang penting pada populasi yang bernilai tinggi seperti coklat dan dan tembakau. Serangga ini dapat menyerang komoditas, seperti sereal, kacanng-kacangan, rempah-rempah, buah-buahan kering, dan tepung sagu. Serangga ini banyak di temukan di daerah tropis. Tanda-tanda spesifik serangga ini yaitu pada serangga dewasa berukuran 2-3 mm, berwarna coklat muda. Permukaan elytra licin tanpa bulu-bulu kasar. Panjang antena separuh panjang badan dan terdiri dari 11 ruas.b. Stegobium paniceum Linnaeus (Anabiidae, Coleoptera)S. puniceum merupakan hama penting pada komoditas, seperti coklat dan biskuit. Serangga ini diketahui menyerang rempah-rempah dan daun obat-obatan yang dikeringkan. Kondisi optimum untuk berkembang biak adalah pada suhu 30oC dan RH 60-90%. Serangga betina bertelur sebanyak 75 butir, waktu yang diperlukan untuk berkembang dari telur hingga dewasa yaitu 40 hari. Serangga ini banyak terdapat di daerah tropis. Pada serangga dewasa berukuran 2-3 mm, elytra licin tanpa bulu-bulu kasar. c. Araeccerus fasciculatus Degeer (Anthribidae, Coleoptera)A. fasciculatus dikenal sebagai hama penting pada komoditi kopi dan buah coklat yang disimpan. Serangga A. fasciculatus dapat menurunkan nilai jual walaupun belum terjadi kerusakan yang berarti. A. fasciculatus dapat menimbulkan kerusakan berat pada gaplek, jagung, kacang tanah, dan rempah-rempah. Kodisi optimum untuk berkembang biak adalah pada suhu 28oC dan RH 70%. Pada kondisi optimum serangga betina yang dibiakan pada biji kopi dapat bertelur sebanyak 50 butir dan perkembangan dari telur hingga dewasa memerlukan waktu 44-66 hari. A. fasciculatus berkembang biak lebih cepat pada kadar air tinggi dan pertumbuhan terhambat pada kadar air rendah. Serangga dewasa dapat hidup selama 17 minggu pada kondisi optimum. Pada serangga dewasa berukuran 3-5 mm dan berwarna coklat tua. Elytra sedikit lebih pendek dari abdomen. d. Rhizopertha dominica Fabricious (Bostrichidae, Coleoptera)R. dominica merupakan hama yang penting pada komoditi sereal yang belum diolah. Serangga ini mampu menyerang dan menimbulkan kerusakan pada gabah yang tahan terhadap serangan serangga hama gudang. Kondisi optimum pertumbuhan adalah 34oC dan RH 70%. Pada suhu 25oC serangga betina dapat menghasilkan telur sebanyak 244 butir, jumlah ini meningkat menjadi 418 butir pada suhu 34oC. Masa bertelur ini berlangsung selama 4 bulan. Pada serangga dewasa mempunyai ukuran panjang 2-3 mm. Tubuhnya silindris dan berwarna coklat. Permukaan dada dan sayap depannya kelihatan kasar. e. Collosobruchus spp (Bruchidae, Coleoptera)Collosobruchus mempunyai 2 spesies, yaitu Collosobruchus chinensis Linnaeus dan Collosobruchus maculatus Fabricius. Kedua serangga ini merupakan hama penting pada komoditi kacang-kacangan. Kondisi optimum untuk pertumbuhannya adalah pada suhu 32oC dan RH 90%. C. chinensis dan C. maculatus mempunyai bentuk morfologi yang hampir sama. Panjang badan 2,5-3,5 mm. Kedua spesies ini dapat dibedakan dengan melihat gerigi yang terdapat pada kaki belakang. Pada C. analis gerigi sebelah dalam lebih kecil daripada gerigi sebelah luar, kadang-kadang pada C. analis gerigi sebelah dalam tidak rapuh.f. Caryedon serratus (Bruchidae, Coleoptera)C. serratus merupakan hama penting pada komoditi kacang tanah terutama kacang tanah yang belum dipipil. Serangga ini menyerang buah asam. Kondisi optimum untuk pertumbuhan adalah 30-33oC dan RH 70-90%. Serangan C. serratus dapat terjadi pada saat proses pengeringan kacang tanah segera setelah panen. C. serratus merupakan serangga yang berukuran besar bila dibandingkan dengan serangga hama gudang lainnya. Ukuran panjang badan 3,5-6,8 mm. Pada bagian kaki belakang terdapat satu gigi yang panjang dan 8-12 gigi yang lebih kecil.

g. Necrobia rufipes Degeer (Cleridae, Coleoptera)N. ripifes dikenal sebagai hama kopra. Serangga ini menyerang rempah-rempah, ikan kering, keju, dan berbagai produk hewani. Serangga ini dapat berkembang biak cepat pada suhu 30-34oC dan tidak dapat berkembang biak pada suhu dibawah 20,5oC. Kapang yang tumbuh pada kopra juga merupakan tempat persembunyian stadia larva dan pupa. N. ripifes berwarna hijau mengkilat atau hijau kebiru-beriuan. Ruas antena paling bawah dan kaki berwarna merah. Panjang badan 4,5 mm.h. Cryptolestes spp (Cucujidae, Celeoptera)Cryptolestes digolongkan menjadi 2 spesies yaitu, C. ferrugineus stephens dan C. pusillus schonherr. Serangga ini dikenal sebagai hama pada sereal, kurma, dan buah-buahan yang dikeringkan. Kondisi optimum untuk C. ferrugineus adalah pada suhu 33oC dan RH 70%. Serangga ini dapat hidup di daerah beriklim dingin. Cryptolestes bertubuh sangat kecil dan pipih panjang badan sekitar 2,5 mm dan berwarna coklat.i. Sitophilus spp (Curculionidae, Celeoptera)Sitophilus merupakan serangga yang banyak ditemukan di gudang penyimpanan komoditas pangan. Serangga ini merupakan penyebab kerusakan yang besar. Serangga ini dapat menyerang biji-bijian yang masih utuh. Kondisi optimum untuk pertumbuhan adalah pada suhu 25-27oC dan RH 70%. Serangga ini memiliki panjang badan 2,5-3,5 mm, antena terdiri dari 8 ruas. j. Trogoderma granarium Everts (Dermestidae, Coleoptera)T. granarium sangat tahan dengan iklim yang panas dan kering (suhu lebih tinggi dari 20oC dan RH dibawah 50%). T. granarium merupakan serangga yang biasanya menyerang kacang tanah, sereal dan rempah-rempah. Kondisi optimum untuk berkembang biak adalah pada suhu 35oC dan RH 73%. Pada serangga dewasa berukuran 2-3 mm. Bentuk tubuh oval dan berwarna coklat tua dengan bintik-bintik hitam dan ditutupi bulu. Tubuh larvanya juga berbulu dan panjangnya mencapai hingga 5 mm.k. Dermestes spp (Dermestidae, Coleoptera)Dermestes merupakan serangga hama terpenting pada produk hewan, terutama kulit dan ikan kering. Terdapat 2 spesies penting yaitu, Dermestes maculatus Degeer dan Dermestes frischii kugelann. D. frischii banyak menyerang ikan laut yang dikeringkan karena serangga ini sangat tahan terhadap kadar garam yang tinggi. Sedangkan D. maculatus lebih banyak menyerang ikan air tawar yang dikeringkan. Kondisi optimum untuk berkembang biak adalah pada suhu 30oC dan RH 75%. Se rangga jenis ini biasanya banyak ditemukan menyerang ikan pada tahap awal pengeringan. D. maculatus dan D. frischii mempunyai bentuk yang hampir sama. Bagian punggung ditumbuhi bulu yang berwarna hitam dan keabu-abuan. Sedangkan pada bagian perut ditumbuhi bulu-bulu putih dengan bercak-bercak hitam pada bagian tepi. Panjang tubuhnya 6-10 mm. D. maculatus dapat dibedakan dengan adanya duri pada bagian dalam elytra.l. Oryzaephilus surinamensis Linnaeus (Silvandiae, Coleoptera)O. surinamensis dikenal sebagai serangga yang menyerang kopra, rempah-rempah, dan buah-buahan yang dikeringkan. Kondisi optimum untuk pertumbuhan adalah pada suhu 30-35oC dan RH 70%. Serangga ini dapat hidup pada kondisi ekstrim. Di dalam gudang penyimpanan komoditas pangan, kehadiran serangga tidak dapat diditeksi dengan mudah karena tubuhnya yang relatif kecil dan serangga dewasanya jarang sekali terbang, lebih banyak berkumpul dibawah tumpukan komoditas pangan. Serangga ini memiliki panjang badan 2,5-3 mm, berbentuk pipih dan ramping serta berwarna coklat tua. Bagian dada depan bergigi, jumlah gigi pada tiap sisi ada 6 buah. Larvanya berbentuk pipih panjang berukuran 4-5 mm dan berwarna putih. m. Ahasverus advena Waltl (Silvandiae, Coleoptera)A. advena lebih dikenal sebagai serangga pemakan kapang bangkai serangga dan komoditas pangan yang sudah rusak. Akan tetapi di laboratorium A. Advena dapat tumbuh dengan baik pada kacang tanah dan gandum, tanpa adanya kapang. Serangga dewasa ini aktif terbang. Kondisi optimum pertumbuhannya ada;lah pada suhu 30oC dan RH 70%. A. Advena tidak dapat tumbuh apabila RH dibawah 65%. Serangga ini merupakan indikator bagi tempat penyimpanan yang lembab. Pada serangga dewasa berukuran 2-3 mm, berbadan lebar. Bagian depan dada berbentuk segi empat dan pada kedua sisinya masing-masing terdapat sebuah gigi. n. Tribolium castaneum Herbest (Tenebrionidae, Coleoptera)T. castaneum merupakan hama penting pada yang selalu ditemukan pada penyimpanan komoditas pangan. Serangga ini merupakan hama sekunder pada sereal. T. castaneum menyerang komoditas pangan seperti, rempah-rempah, kopi, buah coklat, dan buah-buah yang dikeringkan. Kondisi optimum untuk perkembang biakan adalah pada suhu 35oC dan RH 75%. Serangga dewasa bersifat kanibalistik baik sesamanya maupun serangga spesies lainnya. Pada serangga dewasa memiliki panjang 3-4 mm dab berwarna coklat kemerahan. Larva T. castaneum mempunyai bentuk khas yaitu adanya tonjolan runcing pada ruas terakhir dari abdomen yang disebut urogomphi.o. Tenebroides maurinaticus Linnaeus (Trogossitidae, Coleoptera)Serangga ini merupakan hama sekunder pada sereal dan tepung sereal. Larvanya dapat menyerang kayu yang lunak. Pada sereal larva T. mauritanicus menyerang bagian lembaga dari biji-bijian. T. mauritanicus banyak ditemukan pada gudang penyimpanan yang kotor dan lembab. Tubuh T. mauritanicus gepeng dan berwarna hitam. Panjang tubuh kira-kira 11-33 mm, antara bagian kepala dan dada terdapat bagian yang mengecil menyerupai leher. Larva berwarna putih kotor, merupakan hama yang paling besar diantara hama-hama gudang yang lain.2. Lepidopteraa. Sitotroga cerealella Olivier (Gelechiidae; Lepidoptera)Ngengat S. cerealella merupakan hama primer yang banayak menimbulkann kerusakann pada sereal yang belum diolah seperti padi dan jagung S. cerealella acap kali menyerang padi dan jagung sesaat sebelum panen. Kondisi optimum untuk pertumbuhan adalah pada suhu 30oC dan kelembaban relatif 80 %. Setelah kopulasi serangga betina meletakkan telurnya dalam bentuk satu kelompok telur maupun secara tunggal. Selama hidupnya (5-10 hari) serangga betina dapat bertelur hingga mencapai 200 butir. Serangga dewasa tubuhnya berwarna coklat kekuning-kuningan agak pucat. Sayap depan terdapat satu atau dua noda, sayap belakang dengan rambut-rambut yang panjang. Ujung sayap bentuknya tajam.b. Ephestia spp (Plyralidae;Lepidoptera)Ephestia adalah hama gudang penting pada tepung sereal, beras giling dan juga dilaporkan mrnyerang rempah-rempah, buah coklat dan buah-buahan yang telah dikeringkan. Terdapat dua spesies penting yaitu Ephestia (Anagasta) kuehniella Zeller dan Ephestia (Cadra) cautella Walker. Kondisi opmtimum untuk perkembangbiakan adalah suhu 28oC dan kelembaban relatif 75%. Serangga dewasa hidup selama 4-5 hari. Serangga betina dapat menghasilkan telur sebanyak 300 butir, kebanyakan telur ini diletakkan secara tersebar dipermukaan komoditi atau disela-sela kapang. Ephestia mempunyai sayap depan dengan bentuk khas yaitu berwarna coklat kelabu gelap, pada sisi luarnya terdapat suatu garis berwarna pucat. Disebelah dalam garis ini terdapat suatu garis ini terdapat suatu garis yang agak lebar dan berwarna gelapm. E. kuehniella dapat dibedakan dari E. cautella dari tangan pada sayapnya lebih lebar (15-25 mm).c. Corcyran Cephalonica Stainton (Plyralidae;Lepidoptera) C. Cephalonica merupakan hama penting pada beras giling. Kondisi optimum untuk perkembangbiakan adalah pada suhu 30oC dan kelembaban 70%. Serangga dewasa hidup hanya 3-8 hari. Selama periode ini betina mampu bertelur sebanyak 288 butir. Pada kondisi optimum perkembangan dari telur hingga dewasa memerlukan waktu 28 hari. Tanda-tanda fisik sayap depan berwarna coklat muda, dengan urat sayap (vena) berwarna gelap. 3. Psocoptera Liposcelis spp (Liposcelidae; Psocoptera)Serangga ini dikenal dengan nama umum Psocid, karena banyak ditemukan pada kertas tua dan buku sehingga dinamakan book lice. Pada gudang penyimpanan pangan belum diketahui dengan pasti apakah serangga memakan atau menimbulkan kerusakan pada komoditas pangan yang disimpan. Liposcelis bertubuh sangat kecil dan berwarna putih kekuningan. Bentuk serangga dewasa sama dengan tingkat belum dewasa (nympha) karena serangga ini mengalami metamorfosis tidak sempurna. Liposcelis acap kali dikacaukan dengan tungau (mite) Acarus siro karena sangat kecilnya. Tetapi Liposcelis termasuk kelas insekta oleh karena mempunyai 3 pasang kaki.

Ekologi serangga hama gudang dan arti pentingnya bagi pengendalian.Sistem pasca panen terutama sistem penyimpanan merupakan sistem yang artificial oleh karena sangat sedikit komponen dan sistem tersebut yang dapat dianggap sebagai bagian dari ekosistem alam. Berdasarkan pola infestasi dan pertumbuhan populasi, para ahli menggolongkan serangga hama gudang sebagai golongan hewanr-strategist yang mempunyai sifat sifat sebagai berikut : Ukuran tubuh kecil Kegiatan reproduksi dimulai sejak awal dari kehidupan serangga dewasa. Mempunyai tingkat pengembangbiakan sangat tinggi Menghasilkan keturunan yang sangat banyak, biasanya beberapa generasi dalam 1 tahunSifat-sifat serangga dan kondisi lingkungan dimana serangga tadi hidup merupakan yang sangat memepengaruhi keberhasilan usaha pengendalian serangga hama gudang. Namun demikian pengendalian serangga hama gudang bukanlah berarti sesuatu kegiatan yang mudah. Sistem penyimpanan merupakan bagian integral dari sistem pasca panen secara keseluruhan. a. Pengaruh faktor fisik lingkungan terhadap seranggabeberapa faktor fisik dari lingkungan yang mempengaruhi kehidupan serangga antara lain: suhu, kelembaban relative, kadar air dari komoditas pangan yang disimpan. Pada suhu rendah pertumbuhan serangga sangat lambat dan mortalitas relative tinggi bila suhu naiktingkat pertumbuhan serangga secara individual juga naik, aktifitas bertambah mortalitas menurun dan tingkat pertumbuhan populasi serangga juga naik.Pada kadar air rendah serangga mungkin masih hidup tetapi tingkat pertumbuhannya rendah. Sebaliknya pada komoditas pangan dengan kadar air tinggi pertumbuhan kapar atau jamur dan mikroorganisme lain akan mengurangi kemampuan serangga hama gudang utnuk tetap hidup dan berkembangbiak.Perubahan komposisi gas diudara mempengaruhi perkembangan serangga. Pertambahan konsentrasi CO2 atau nitrogen akan mengahambat pertumbuhan serangga, demikian juga pengurangan konsentrasi oksigen.Tabel 1. Kebutuhan Konsentrasi Oksigen Minimum Bagi Beberapa Stadia SeranggaSeranggaStadiaOksigen (%)

T.granariumTelurLarva16,771,08

R.dominicaDewasaLarva3.3911.40

S.oryzaeDewasaStadia lain6,702,00

T.CostaneumDewasaLarva7,246,37

Sistem penyimpanan juga mempengaruhi kehidupan serangga, pada penyimpanan dengan sistem curah hanya beberapa spesies tertentu saja yang dapat melakukan penetrasi, beberapa spesies lain terutama ngengat distribusinya hanya terbatas pada permukaan komoditas pangan yang disimpan secara curah. Permukaan karung dan celah diantara karung pada suatau tumpukan lebih mudah ditembus oleh serangga hama gudang.b. Pengaruh faktor biotis terhadap kehidupan seranggaFaktor biotis menyangkut hubungan antara berbagai organisasi yang hidup di dalam ekosistem penyimpanan sangat mempengaruhi keragaman dan kepadatan populasi serangga di dalam suatu sistem penyimpanan. Cara makan dan menyerang komoditas pangan dari berbagai spesies serangga hama saling berhubungan membentuk suatu sistem food web.

PredatorParasit

Serangga pemakan kapangJagung yang ditumbuhi kapangSerangga pemakan kotoran dan bangkaiJagung (Biji rusak)HamaSekunderJagung (Biji utuh)HamaPrimerJagung (Bubuk)

Gambar 1. Diagram food web serangga hamaDalam bagan dijelaskan kondisi lingkungan yang saling menguntungkan dan juga kompetisi. Kondisi saling menguntungkan yang dijelaskan dalam bagan salah satunya adalah akibat serangan hama primer jagung menjadi rusak, hal ini mendorong tumbuhnya serangga hama sekunder, akibat adanya metabolisme dari serangga hama memicu tumbuhnya kapang, dan seterusnya. Sedangkan kondisi kompetisi terjadi antarindividual spesies yang sama (kompetisi intraspesifik) dan kompetisi antarspesies (kompetisi interspesifik). Kompetisi antarserangga ini sangat tergantung pada faktor lain seperti : sumber nutrisi, kondisi fisik lingkungan, dsb.

araecerus fasciculatusAraecerus fasciculatusSitotroga ceralellaSitophilus zeamaisTrogoderma granarium

Gambar 2. Beberapa spesies penting serangga hama

KULTUR SERANGGA HAMA DI LABORATORIUMTujuan khusus dalam pembuatan kultur serangga adalah utnuk membantu melengkapi bahan penelitian, khususnya dalam bidang penyimpanan makanan. Dari tujuan khusus tersebut dapat diketahui perbedaan perlakuan dan media kultur.Media kultur adalah media yang diperlukan bagi pembiakan suatu jenis serangga, tergantung dari jenis komoditas yang biasa terkontaminasi dengan jenis serangga tertentu.Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kultur serangga diantaranya adalah :1. Beberapa kultur membutuhkan air untuk minum2. Ada serangga yang membutuhkan kain basah di bawah media untuk menumbuhkan cendawan, sebagai makanan3. Suhu dan kelembaban udara4. Kecepatan aliran udara5. Cahaya6. Kebersihan alat yang digunakan7. Pencegahan kontaminasi dan perlakuan khusus bagi serangga yang akan dipelihara.Tabel 2. Kondisi pembiakan serangga dilaboratoriumSpesiesMedia Biakan (NO)Suhu Optimum (0C)Suhu Minimum (0C)HR Minimum (%)

Lasioderma serricorne932-352230

Stegobium paniceum925-281760

Araecerus fasciculatus1028-322265

Caryedon serratus1228-302230

Callosobruchus spp1128-321930

Necrobia rufices830-342250

Cryptolestes ferrugineus732-352310

Sitophilus oryzae127-311750

Sitophilus zeamais125-301750

Dermestes spp631-342250

Trogoderma granarium 1333-372410

Ahaverus advena430-65

Oryzaephilus surrinamensis431-342110

Rhyzopertha dominica132-352330

Tribolium castaneum332-352210

Ephestia cautella230-351720

Ephestia kuehniella1424-271510

Coryza cephalanica230-351820

Sitotroga cerealella126-301620

Sumber : Dobie dkk (1985)Tabel 3. Daftar media biakan serangga di laboratoriumNoMedia BiakanPerbandingan Berat

1Biji gandum

2Katul gandum + ragi + gliserol + glukosa8:1:2:2

3Tepung gandum +ragi12:1

4Katul gandum + oat + ragi5:5:1

5Katul gandum + oat + ragi + kacang tanah5:5:1:1

6Tepung ikan + ragi16:1

7Jagung

8Tepung ikan + ragi + keju16:1:4

9Katul gandum + ragi10:1

10Gaplek

11Kacang hijau

12Kacang tanah

13Katul gandum + biji gandum1:1

14Katul gandum + ragi + gliserol10:1:2

Catatan : Media biakan yang tercantum dalam daftar adalah media dimana serangga dapat tumbuh secara optimum.Serangga yang akan dikulturkan perlu ditempatkan dalam ruangan karantina sampai kira-kira dua generasi. Tiap generasi diperiksa dua kali untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi dengan spesies lain atau serangan penyakit. Pemberian informasi menggunakan pelabelan sangat penting.

BAB VIPENGENDALIAN SERANGGA HAMA GUDANG

TEKNIK PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASANSistem penyimpanan adalah suatu sistem yang bersifat artifisial, yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan untuk mengendalikan serangga hama gudang. Ada beberapa cara yang biasa digunakan berdasarkan pertimbangan sosial maupun ekonomis.1. FumigasiFumigasi adalah suatu cara untuk membunuh serangga hama gudang dengan menggunakan senyawa kimia yang disebut dengan fumigan yang merupakan senyawa kimia yang dalam suhu dan tekanan tertentu berbentuk gas. Gas fumigan ini dalam konsentrasi tertentu dapat membunuh serangga hama, juga dapat membunuh hama gudang lainnya seperti tikus. Fumigasi mengganggu sistem pernapasan hama, sehingga daya bunuhnya tergantung pada aktivitas pernapasan.

Plastik Fumigasi (Stack Fumigation)Pada tumpukan komoditas panganPendaringan

Fumigasi

Pada penyimpanan kedap udara.Ex : Penyimpanan curah dalam silo (air-tight storage fumigation)

Gambar 3. Bagan Perlakuan Fumigasi

Fumigasi adalah tindakan yang bersifat kuratif artinya fumigan dapat membunuh serangga dimanapun gas fumigan diisikan tetapi setelah gas hilang tidak ada residu yang dapat mencegah serangan serangga hama terhadap tumpukan yang telah difumigasi.2. Penyemprotan InsektisidaPenyemprotan insektisida adalah tindakan yang biasanya dilakukan pada kemasan (karung) komoditas pangan yang telah difumigasi, atau dapat juga disemprotkan pada karung sebelum diisi komoditas. Tujuannya adalah untuk mendepositkan insektisida yang dapat membunuh serangga hama bila menyentuh karung tersebut.Teknik yang biasa dilakukan adalah pengkabutan (fogging) yaitu insektisida cair diubah menjadi kabut. Sifat dari penyemprotan insektisida ini adalah kuratif, dapat disemprot dimanapun tempat yang rawan serangga hama.3. Penyemprotan Insektisida Secara Langsung pada Komoditas Pangan

Pencampuran insektisida sistem penyimpanan curah seperti silo, yakni mencurahkan isi karung lalu mencampur insektisida, kemudian mengkarungkannya kembaliSistem Penyimpanan

Skala BesarSkala Kecil

Pencampuran insektisida langsung pada biji-bijian misalnya pada jagung yang sudah dipipil dan dikeringkan dicampur dengan insektisida formulasi tepung. Lalu jagung disimpan pada karung atau tempat seperti pedaringan atau keranjang.

Lama dan Tidak Ekonomis

Mudah dan Murah

Gambar 4. Bagan Sistem Pencampuran Insektisida

4. Sistem Pengendalian AtmosfirPrinsip dasar sistem ini adalah mengurangi konsentrasi oksigen di dalam tempat penyimpanan hingga serendah mungkin dan menggantikannya dengan gas lain yang dialirkan dari luar. Ggas pengganti yang dipakai biasanya adalah CO2 dan N2.Apabila keadaan atmosfir dijaga pada kadar oksigen rendah (40%, lebih disukai pada 60% CO2), maka biji-bijian akan aman untuk disimpan dalam waktu lama dengan mutu tetap baik.5. Penggunaan Bahan Alami dan Cara BiologiTabel 4. Percobaan Penggunaan Beberapa Jenis Bahan Alami Untuk Pengendalian Hama Serangga (Golob dan Webley, 1980)Jenis BahanKomoditas PanganJenis Serangga

Nem (Azadirachta indica)Jagung, terigu, dan biji-bijian lainnyaTrogoderma granarium, Sitophilus oryzae, Rhyzopertha dominica, Callosobruchus chinensis

EkaliptusBeras sosohS. oryzae

Kayu ManisBeras sosohS. oryzae

Derris (Derris elliptica)Sorgum, padiOryzaephilus surinamensis

Tembakau (Nicotiana tabacum)Kacang merahCaryedon serratus

Lada hitam ( Piper ningrum)Kacang kuningAcanthoscelides obtectus

Minyak nabati (kelapa sawit, jagung, sesama bunga matahari, bawang putih)Biji-bijian, kacang merahCallosobruchus chinensis, T. granarium, S. Zeamais

Sekam padiPadiS. Oryzae

KaolinBiji-bijianBerbagai jenis serangga

6. Cara Pengendalian Serangga Hama Gudang LainnyaYaitu dengan cara menaikkan atau menurunkan suhu hingga tingkat dimana pertumbuhan serangga dapat dihambat, dilakukan juga car lain untuk membunuh serangga secara langsung maupun untuk sistem jantan mandul seperti penggunaan novel insecticide antara lain :a. Hormon pengatur pertumbuhan serangga (Juvenile hormon analogeus)b. Baksil patogenik (cara biologi)c. Radiasi sinar gammaJENIS PESTISIDA DAN PEMILIHAN DOSISSyarat pestisida hama gudang :a. Efektif membunuh serangga hama dengan perlakuan ekonomisb. Tidak meninggalkan residu berbahaya pada komoditas panganc. Tidak mengubah warna, bau dan rasa pada komoditas pangand. Aman bagi operator1. Fumigana. Fosfin (PH3)Gas fosfin diformulasikan dalam bentuk tablet, kelereng, atau tepung yang dikemas dalam kantong khusus. Dalam bentuk tablet gas fosfin terdiri dari senyawa aluminium fosfida, amonium karbamat, dan parafin. Reaksinya seperti dibawah ini :2Al P + 6H2O 2PH3 +2Al(OH)3aluminium fosfida uap air gas fosfinH2N C O NH4 + katalis CO2 + 2NH3 Amonium karbamat Pencegah timbulnya kebakaran

>0,3 ppm = sangat beracunT , lebih efektif membunuh hamaSifat Fumigan FosfinTidak berwarna, berbau khas (karbit)

Mudah bercampur dengan udara sehingga tidak menimbulkan residu

Gambar 5. Bagan Sifat Fumigan Fosfinb. Metil Bromida (CH3Br)Selain fosfin fumigant yang banyak digunakan untuk membunuh serangga yang menyerang komoditas pangan di gudang penyimpanan adalah metal bromide. Metal bromide adalah fumigant yang mempunyai titik didih rendah dan disimpan dalam bentuk cairan dalam silinder dengan tekanan tinggi.Fumigan metal bromide mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :1. Pada suhu di atas 3-6oC akan berbentuk gas2. Tidak berbau dan tidak berwarna3. Pada konsentrasi 20 ppm sangat beracun bagi manusia dan konsentrasi 100 ppm dapat menyebabkan kematian.4. Untuk keselamatan kerja waktu fumigasi, metal bromide biasanya dicampur dengan kloropikrin 2 persen. Kloropikrin menyebabkan mata terasa perih dan berair sehingga operator dapat mengetahui kalau ada kebocoran gas.Fumigasi metal bromide memerlukan keterampilan khusus serta alat keselamatankerja yang lebih lengkap. Pada waktu fumigasi pengeluaran gas dari silinder harus hati-hati agar tumpukan komoditas pangan yang difumigasi tidak menjadi basah sehingga menimbulkan residu yang berbahaya.untuk mendeteksi kebocoran gas pada waktu fumigasi digunakan lampu gas halide yang akan berubah warnanya menjadi hijau dan akhirnya berubah menjadi biru tua apabila konsentrasi metal bromide semakin meninggi.2. InsektisidaInsektisida yang digunakan untuk pengendalian serangga hama gudang pada umumnya adalah komponen sintetis yang digolongkan dalam empat kelompok yaitu : organoklorin, organofosforus, pyrethroid dan karbamat. Di samping itu digunakan pula insektisida alami yang berasal dari ekstrak tumbuh-tumbuhan seperti pyrethrum.a. Insektisida organoklorinInsektisida dari golongan organoklorin dikenal sebagai insektisida yang mempunyai unsure kimia yang stabil, persistensi yang panjang serta mempunyai daya racun yang tinggi terhadap binatang menyusui. Kini insektisida ini jarang digunakan karena sifat-sifat kimiawi dan factor resistensi serangga hama gudang penting terhadap insektisida organoklorin. Contoh insektisida ini adalah Lindane.b. Insektisida organofosforus (organo fosfat)Insektisida ini membunuh serangga dengan cara menghambat aktivitas enzim kolisnerase, sehingga transmisi impuls saraf normal terhambat. Beberapa jenis insektisida dari golongan ini digunakan langsung pada biji-bijian asalkan residu yang ditinggalkan tidak melebihi batas residu maksimum (MRL) yang ditetapkan oleh FAO/WHO. Insektisida dari golongan organofosforus yang banyak digunakan dalam usaha pengendalian serangga hama gudang hingga saat ini antara lain Pirimiphosmethyl, Chlorpyrifosmethyl, Fenitrothion dan Methacrifos.c. Pyrethroid sintetisInsektisida golongan ini dibuat sebagai pengganti pyrethrum yang dibuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan. Insektisida ini umumnya sangat mudah terurai oleh sinar matahari. Agar insektisida ini bekerja lebih efektif biasanya ditambahkan senyawa kimia lain sebagai synergist. Synergist yang biasanya dipakai ialah piperonyl butoxide. Insektisida golongan Pyrethroid yang lebih stabil terhadap sinar matahari dan mempunyai daya bunuh tinggi terhadap serangga diantaranya permethrin, cypermethrin, delta methrin dan fenvalerate.d. Insektisida karbamatInsektisida golongan ini pada umumnya digunakan untuk penyemprotan bagunan gudang saja. Hal ini disebabkan oleh persistensi dan daya racun yang tinggi terhadap hewan menyusui.

PENENTUAN DOSIS PESTISIDA 1. FumiganDosis fumigant yang akan digunakan tergantung pada :a. Suhu komoditas yang akan difumigasi.b. Waktu eksposa (waktu minimal yang diperlukan agar dosis fumigant efektif)c. Jumlah gas fumigant yang hilang akibat kebocorand. Keseragaman distribusi gas dan kedalaman penetrasi gas yang diperlukane. Jenis serangga hama dan tingkat kehidupannya (telur, larva, pupa atau dewasa)Perlakuan fumigasi yang efektif memerlukan konsentrasi gas fumigant yang cukup (C) pada suatu periode (T) tertentu pada seluruh bagian dari komoditas yang difumigasi. Kombinasi antara konsentrasi (C) dan waktu fumigasi biasanya disebut CT product. CT produk yang terendah merupakan tingkat kritis yang menentukan apakah serangga akan mati atau tetap hidup. Berbagai macam dosis fumigant dan waktu yang diperlukan untuk memfumigasi berbagai jenis komoditas seperti yang tercantum pada Tabel 11.Tabel 5. Dosis fumigant yang diperlukan untuk fumigasi tumpukan komoditas pangan dengan penutup plastic (suhu 20oC 25oC)KomoditasFumiganDosis per ton komoditasWaktu ekspos minimum

Gandum, beras, kacang-kacangan dan buah-buahan yang dikeringkanMetil bromida38 g1 hari

Jagung, sorgum, milletMetil bromida48 g1 hari

TepungMetil bromida48 g1 hari

Senua komoditas panganFosfin3-4 g3-4 hari

Penyesuaian untuk temperature lebih tinggi atau rendah.Metil bromide : - diatas 25oC : kurangi dosis dengan faktor perkalian 0,75 - dibawah 20oC : naikkan dosis dengan faktor perkalian 1,25Fosfin : - diatas 25oC : kurangi dosis dengan faktor perkalian 0,75 - dibawah 20oC : perpanjang waktu eksposa hingga 7 hari

2. InsektisidaBanyaknya bahan aktif insektisida per satuan unit luas disebut dosis aplikasi. Insektisida untuk penyemprotan ini biasanya dibuat dalam formulasi tertentu seperti Emulsifiable Concentrate (EC) dan Wettable Powder (WP). Insektisida yang masih dalam kemasan ini biasanya disebut concentrate. Untuk mendapatkan dosis yang diinginkan, insektisida dalam bentuk EC dan WP harus diencerkan terlebih dahulu. Konsentrasi insektisida WP biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase berat/berat (%W/W). Sedangkan konsentrasi insektisida EC diberikan dalam bentuk persentase berat/volume (%W/V) dan bahkan sering dinyatakan langsung dalam satuan gram per liter.Secara umum dosis berbagai dosis insektisida yang digunakan untuk pengendalian serangga hama gudang seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini.

Tabel 6. Rekomendasi dosis insektisida untuk pengendalian hama gudangInsektisidaPencampuran langsung pada biji-bijian (ppm)Penyemprotan permukaan (g/m2)Penyemprotan ruang gudang (mg/m3)

dindingkarung

Pirimifos metil4-100,50,550-100

Fenitrothion4-120,50,5 - 150-100

Chloropyrifos metil4-100,5 - 10,5 - 1-

Dichlorvos2-200,50,535-70

Metacrifos5-150,2-0,4-50-150

Tetrachorvinfos-1-21-2-

Permethrin20,05-0,0100,05-0,10-

Carbaryl5-101-2--

PENGENDALIAN HAMA TERPADUSeperti diketahui sistem penyimpanan adalah system yang bersifat artificial yang dapat diubah-ubah oleh manusia untuk pengendalian serangga hama. Oleh karena itu sering dianggap bahwa untuk mengendalikan hama gudang terutama serangga adalah merupakan suatu hal yang mudah jika dibandingkan dengan pemberantasan hama di lapangan. Infestasi serangga hama gudang seringkali terjadi jauh sebelum komoditas pangan disimpan di gudang-gudang penyimpanan. Infestasi serangga hama ini dapat terjadi segera setelah panen pada lokasi yang berbeda-beda. Seringkali infestasi serangga hama ini tidak dapat terdeteksi dengan mudah pada saat komoditas pangan diterima di gudang. Di samping itu dengan adanya pergerakan komoditas pangan dari tahap pascapanen yang satu ke tahap pasca panen lainnya, tidaklah mudah untuk menciptakan suatu sistem pengendalian serangga hama gudang yang efektif dan terpadu.Perlu dikembangkan suatu sistem pengendalian serangga terpadu dengan pendekatan-pendekatan ekologis. Dalam pelaksanaannya haruslah benar-benar disadari bahwa penggunaan pestisida adalah sebagai komponen penunjang saja. Komponen utama untuk mengendalikan serangga hama gudang adalah sistem pergudangan yang baik yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :a. Sanitasi gudang yang baikb. Kualitas awal komoditas pangan yang primac. Rotasi stok yang efisienTUGAS TEKNOLOGI PENYIMPANAN

Summery Bab V DAN Bab VI

Disusun Oleh : Annisa Noviani (093020015)Rizka Resmi (103020032) Sheny Selvia (103020066) Dede Aji (103020067) Murti Guntari (103020078)

JURUSAN TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDANBANDUNG2013