I II III IV V VI VII VIII - Surabaya
Transcript of I II III IV V VI VII VIII - Surabaya
LKPJ Walikota ATA 2018
i
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
LKPJ Walikota ATA 2018
I-1
I BAB I
PENDAHULUAN
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah merupakan kewajiban
konstitusional Kepala Daerah sesuai dengan ketentuan dalam pasal 69 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran (LKPJ-ATA) Walikota dimaksudkan sebagai
informasi hasil penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah daerah selama 1 (satu) tahun anggaran, sebagaimana yang
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan
Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.
LKPJ-ATA 2018 disampaikan oleh Walikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Kota Surabaya pada akhir tahun anggaran dan disusun dengan mengacu
pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2018 yang merupakan
penjabaran tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Tahun 2016-2021 Kota Surabaya, dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 Kota Surabaya.
A. Dasar Hukum
Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran
Walikota Surabaya Tahun 2018 didasarkan atas:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota
Besar dalam lingkungan Propinsi Jawa Timur/Jawa Tengah/Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4287);
LKPJ Walikota ATA 2018
I-2
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara Nomor
4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66);
6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4421);
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4438);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5234);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada
Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4817);
LKPJ Walikota ATA 2018
I-3
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali menjadi
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Tahun
2011 Nomor 310);
15. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Tahun 2017 Nomor 1312);
16. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Surabaya (Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun
2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya);
17. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kota
Surabaya Tahun 2008 Nomor 11 Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya
Nomor 11);
18. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surabaya Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2012 Nomor 17, Tambahan
Lembaran Daerah Kota Surabaya Nomor 16);
19. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Penggabungan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya
(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2013 Nomor 12 Tambahan Lembaran
Daerah Kota Surabaya Nomor 9);
20. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-2034 (Lembaran Daerah Kota
Surabaya Tahun 2014 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kota Surabaya
Nomor 10);
21. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Kota Surabaya Tahun 2016 Nomor 8, Tambahan Lembaran
Daerah Kota Surabaya Nomor 7);
LKPJ Walikota ATA 2018
I-4
22. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Daerah
Kota Surabaya Tahun 2017 Nomor 10);
23. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 06 Tahun 2018 tentang Perubahan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Lembaran
Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 6);
24. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 26 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Surabaya Tahun 2018 (Berita Daerah Kota
Surabaya Tahun 2017 Nomor 26);
25. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 31 Tahun 2018 tentang Perubahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Surabaya Tahun 2018 (Berita
Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 31);
26. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Berita
Daerah Kota Surabaya Tahun 2017 Nomor 57);
27. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 06 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Berita
Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 6);
28. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 11 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Berita
Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 11);
29. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 18 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 (Berita
Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 18);
30. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 25 Tahun 2018 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 25);
31. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28 Tahun 2018 tentang Perubahan
Kelima atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 28);
LKPJ Walikota ATA 2018
I-5
32. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 34 Tahun 2018 tentang Perubahan
Keenam atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 34);
33. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 60 Tahun 2018 tentang Perubahan
Ketujuh atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 60);
34. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 61 Tahun 2018 tentang Perubahan
Kedelapan atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 61);
35. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 67);
36. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 69 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 70);
37. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 71 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 72);
38. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 72 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penjabaran
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018
(Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 73);
39. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 73 Tahun 2018 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 66 Tahun 2018 tentang
Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2018 (Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 Nomor 74).
LKPJ Walikota ATA 2018
I-6
B. Gambaran Umum Daerah
Gambaran umum daerah Kota Surabaya disajikan berdasarkan kondisi geografis
dan demografis serta kondisi ekonomi, yang selengkapnya diuraikan sebagai berikut.
1. Kondisi Geografis Daerah
Kota Surabaya secara geografis terletak pada 7° 21’ Lintang Selatan dan 112° 36’
sampai dengan 112° 54’ Bujur Timur, secara umum kondisi topografi Kota Surabaya
memiliki ketinggian tanah antara 0-20 meter di atas permukaan laut, sedangkan pada
daerah pantai ketinggiannya berkisar antara 1-3 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya nomor 12 tahun 2014 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya luas wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-
2034 bahwa luas wilayah Kota Surabaya meliputi daratan seluas + 33.451,14 Ha dengan
wilayah laut sejauh 1/3 dari wilayah kewenangan Propinsi Jawa Timur.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Penggabungan Kelurahan Di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya, bahwa wilayah Kota
Surabaya terbagi menjadi 31 Kecamatan dan 154 Kelurahan, dengan batas wilayah
sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Laut Jawa dan Selat Madura;
2. Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo;
3. Sebelah Timur : Selat Madura;
4. Sebelah Barat : Kabupaten Gresik.
2. Gambaran Umum Demografis
Jumlah penduduk Kota Surabaya berdasarkan hasil pencatatan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya sampai dengan akhir tahun 2018
sebanyak 3.094.732 jiwa. Komposisi berdasarkan jenis kelamin, kelompok usia, dan
kelompok pendidikan diuraikan sebagai berikut.
a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk Kota Surabaya pada tahun 2018 berdasarkan jenis kelamin
meliputi 1.552.994 jiwa atau 50,18% penduduk perempuan dan 1.541.738 jiwa atau
49,82% penduduk laki-laki. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan persebaran tiap
kecamatan menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan
Tambaksari yaitu 234.473 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat
di Kecamatan Bulak yaitu 45.211 jiwa. Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin per
wilayah disajikan pada gambar berikut.
LKPJ Walikota ATA 2018
I-7
Gambar I.1 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Kelamin per Wilayah
Tahun 2018
Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Desember 2018, diolah.
b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia
Komposisi penduduk Kota Surabaya pada tahun 2018 berdasarkan kelompok
usia menunjukkan bahwa kelompok usia produktif, yaitu kelompok penduduk usia
15 sampai dengan 64 tahun memiliki jumlah terbesar yaitu 2.206.240 jiwa atau 71,29%,
LKPJ Walikota ATA 2018
I-8
sedangkan kelompok penduduk usia kurang dari 15 tahun adalah sebanyak 672.334 jiwa
atau 21,73% dan kelompok usia diatas 64 tahun sebanyak 216.158 jiwa atau 6,07%.
Bagan piramida penduduk berdasarkan kelompok usia sebagaimana gambar di bawah,
menggambarkan bentuk Piramida Penduduk Dewasa (stasioner). Hal ini menunjukkan
bahwa di Kota Surabaya pertumbuhan penduduknya kecil disebabkan angka kelahiran
dan angka kematian hampir mendekati seimbang.
Gambar I.2 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2018
Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Desember 2018, diolah
c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa tingkat
pendidikan untuk kategori tingkat pendidikan tinggi (diploma dan sarjana), tertinggi
didominasi tingkat pendidikan Diploma IV/Sarjana S1 sebanyak 303.549 jiwa. Sedangkan
untuk tingkat pendidikan menengah dan dasar, didominasi oleh tingkat pendidikan
SMA/sederajat sebanyak 891.913 orang, tidak/belum sekolah sebanyak 674.846 orang
LKPJ Walikota ATA 2018
I-9
dan tamat SD/sederajat sebanyak 513.384 orang. Komposisi penduduk berdasarkan
kelompok pendidikan per jenis kelamin ditunjukkan oleh gambar sebagai berikut.
Gambar I.3 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2018
Sumber data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Desember 2018, diolah
3. Kondisi Ekonomi
a. Potensi Unggulan Daerah
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan cerminan
produktivitas (nilai tambah) yang dihasilkan dari aktivitas ekonomi yang berlangsung
selama satu tahun di suatu daerah tertentu. Besaran PDRB tersebut dapat digunakan
sebagai salah satu tolak ukur ekonomi suatu wilayah. Selain itu, besaran PDRB juga
dapat digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dan struktur ekonomi.
Penyajian PDRB terdiri dari 2 (dua) perhitungan yaitu PDRB atas dasar harga berlaku
(PDRB ADHB) maupun atas dasar harga konstan (PDRB ADHK).
Nilai PDRB Kota Surabaya atas dasar harga berlaku pada tahun 2018 sebesar
Rp547.769.496.960.000,- yang meningkat dibanding tahun 2017 sebesar
Rp495.043.304.500.000,- Kinerja sektor ekonomi pembentuk PDRB tersebut pada tahun
LKPJ Walikota ATA 2018
I-10
2018 mengalami peningkatan yang bervariasi namun masih lebih tinggi dibanding dengan
tahun sebelumnya. Kinerja sektor tertinggi yang berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kota
Surabaya tahun 2018 adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor sebesar Rp154.687.454.960.000,- atau meningkat sebesar 12,65%
dibanding dengan tahun 2017 sebesar Rp137.322.725.100.000,-. Selanjutnya diikuti oleh
sektor industri pengolahan dengan nilai kontribusi sebesar Rp101.871.621.070.000,- di
tahun 2018 atau meningkat sebesar 9,82% dibanding tahun 2017 sebesar
Rp92.762.070.100.000,- sebagai sektor yang berkontribusi paling tinggi kedua dalam
pembentuk PDRB ADHB Kota Surabaya, seperti pada tabel berikut:
Tabel I.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2017-2018 (dalam Juta Rupiah)
Kategori Uraian 2017* 2018**
Juta (Rp) Juta (Rp)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 883.177,30 913.484,74
B Pertambangan dan Penggalian 30.638,60 31.562,67
C Industri Pengolahan 92.762.070,10 101.871.621,07
D Pengadaan Listrik dan Gas 2.263.680,00 2.238.366,85
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
740.173,40 771.856,00
F Konstruksi 49.603.609,40 52.770.743,61
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
137.322.725,10 154.687.454,96
H Transportasi dan Pergudangan 26.215.295,80 29.211.518,37
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
78.971.933,90 88.834.803,18
J Informasi dan Komunikasi 26.571.784,80 29.039.867,68
K Jasa Keuangan dan Asuransi 25.631.465,10 28.132.150,09
L Real Estate 12.495.064,20 14.186.426,67
M,N Jasa Perusahaan 12.098.851,20 13.339.657,11
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
6.768.287,70 7.171.019,61
P Jasa Pendidikan 11.958.097,20 12.661.378,86
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.730.513,90 4.053.988,68
R,S,T,U Jasa lainnya 6.995.936,80 7.853.596,80
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO 495.043.304,50 547.769.496,96
Sumber data : BPS Kota Surabaya dan Bappeko Surabaya, Februari 2019, diolah Catatan : *) data sementara
**) data sangat sementara
Sama halnya dengan PDRB ADHB Kota Surabaya, PDRB ADHK pada tahun 2018
juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 PDRB ADHK Kota Surabaya sebesar
Rp364.714.819.500.000,- meningkat menjadi sebesar Rp387.292.704.090.000,- di tahun
2018. Kategori lapangan usaha yang paling besar menghasilkan PDRB ADHK tahun 2018
masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu Perdagangan Besar dan Eceran,
LKPJ Walikota ATA 2018
I-11
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yaitu sebesar Rp109.871.557.540.000,- diikuti oleh
sektor Industri Pengolahan sebesar Rp73.033.402.380,- serta Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum sebesar Rp58.460.906.750.000, seperti dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel I.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surabaya Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2017-2018 (Juta Rupiah)
Kategori Uraian 2017* 2018**
Juta (Rp) Juta (Rp)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 589.909,40 587.185,38
B Pertambangan dan Penggalian 20.544,80 20.121,43
C Industri Pengolahan 69.881.287,90 73.033.402,38
D Pengadaan Listrik dan Gas 1.541.129,00 1.540.006,38
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
564.406,80 583.121,24
F Konstruksi 36.208.179,00 38.371.797,07
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
103.301.112,80 109.871.557,54
H Transportasi dan Pergudangan 17.707.950,20 19.276.049,86
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
54.192.882,20 58.460.906,75
J Informasi dan Komunikasi 23.974.911,30 25.925.129,71
K Jasa Keuangan dan Asuransi 17.685.808,00 18.536.478,96
L Real Estate 9.610.228,80 10.165.858,67
M,N Jasa Perusahaan 8.278.199,90 8.867.969,79
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4.597.265,30 4.585.695,63
P Jasa Pendidikan 8.531.781,70 8.843.385,71
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.804.625,20 3.023.872,00
R,S,T,U Jasa lainnya 5.224.597,00 5.605.165,63
PRODUK DOMESTIK REGIONAL
BRUTO 364.714.819,50 387.292.704,09
Sumber data : BPS Kota Surabaya dan Bappeko Surabaya, Februari 2019, diolah
Catatan : *) data sementara **) data sangat sementara
b. Pertumbuhan Ekonomi
Selama 4 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya terus menunjukkan
kecenderungan yang positif. Seperti yang diketahui, Kota Surabaya dengan karakteristik
perdagangan dan jasa memiliki potensi produktivitas yang masih cukup besar untuk digali.
Walaupun gejolak ekonomi sepanjang tahun 2018 yang sangat dinamis, capaian
pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya senantiasa cukup tinggi berada pada angka 6.19%
yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur dan Nasional. Hal itu
berarti aktivitas ekonomi di Kota Surabaya masih terus tumbuh menggeliat sebagaimana
terangkum dalam Gambar I.4 berikut.
LKPJ Walikota ATA 2018
I-12
Gambar I.4 Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2014-2018**
Sumber data: BPS Pusat, BPS Jawa Timur dan BPS Kota Surabaya, Februari 2019, diolah
Catatan :*) data sementara **) data sangat sementara
c. Ekspor Impor Kota Surabaya
Kota Surabaya sebagai salah satu ibu kota Provinsi yang memiliki fungsi strategis
dalam perekonomian Indonesia memiliki beragam infrastruktur untuk mendukung aktivitas
ekonomi termasuk aktivitas perdagangan, baik perdagangan antar pulau maupun
perdagangan antar negara. Beragam infrastruktur tersedia di Kota Surabaya seperti
kemudahan aksesibilitas, transportasi, ketersediaan energi dan tersedianya kawasan
industri. Di samping itu, keberadaan Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Teluk
Lamong turut menjadikan faktor pendorong Kota Surabaya sebagai kota penghubung
(city hub) aktivitas perdagangan, baik untuk daerah lain maupun daerah sekitar Kota
Surabaya.
Tabel I.3 Komoditas Ekspor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2017 dan 2018*
Ekspor Non Migas 2017 Ekspor Non Migas 2018
Komoditi Nilai
Komoditi Nilai
(US$) (US$)
71. Perhiasan dan Permata 3.089.241.590 71. Perhiasan dan Permata 2.925.403.955
15. Lemak dan Minyak Nabati 1.391.160.020
15. Lemak dan Minyak Nabati 1.345.147.048
44. Kayu dan Barang dari Kayu
1.257.563.361 44. Kayu dan Barang dari Kayu
1.402.713.916
74. Tembaga 1.201.667.403 03. Ikan dan Udang 1.172.405.414
LKPJ Walikota ATA 2018
I-13
Ekspor Non Migas 2017 Ekspor Non Migas 2018
Komoditi Nilai
Komoditi Nilai
(US$) (US$)
03. Ikan dan Udang 1.129.710.044 74. Tembaga 1.142.413.355
29. Bahan Kimia Organik 901.895.960 29. Bahan Kimia Organik 925.509.808
48. Kertas dan Karton 826.557.350 48. Kertas dan Karton 936.265.505
38. Produk-produk Kimia 713.564.473 38. Produk-produk Kimia 802.840.316
94. Perabot dan Penerangan Rumah 531.342.954
94. Perabot dan Penerangan Rumah 560.288.379
85. Mesin dan Peralatan Listrik 513.973.763
85. Mesin dan Peralatan Listrik 602.747.563
16.Daging dan Ikan Olahan 490.428.632 16.Daging dan Ikan Olahan 621.314.761
Jumlah 11 Komoditas 12.047.105.549 Jumlah 11 Komoditas 12.437.050.020
Jumlah Komoditas Lainnya 6.221.763.630 Jumlah Komoditas Lainnya 6.728.945.990
Nilai Total Ekspor Non Migas
18.268.869.178 Nilai Total Ekspor Non Migas 19.165.996.010
Sumber data: Bank Indonesia dan Bappeko, Februari 2019, diolah
Berdasarkan data dari tabel diatas, aktivitas perdagangan di Kota Surabaya
tercermin dari nilai ekspor dan impor non migas. Selama tahun 2018 kinerja ekspor non
migas Kota Surabaya sebesar US$19.165.996.010 atau meningkat sebesar 4,91%
dibanding kinerja ekspor di tahun 2017 yang sebesar US$18.268.869.178. Sementara itu
untuk kinerja impor non migas Kota Surabaya di tahun 2018 mengalami peningkatan dari
2017 sebesar US$16.956.900.232 dibandingkan tahun 2018 sebesar US$19.612.835.745,
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel I.4.
Tabel I.4 Komoditas Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2017 dan 2018*
Impor Non Migas 2017 Impor Non Migas 2018
Komoditi Nilai
Komoditi Nilai
(US$) (US$)
84. Mesin/Peralatan Mekanik 1.900.070.709 83. Berbagai barang logam dasar
2.154.342.441
72. Besi dan Baja 1.566.582.204 71. Perhiasan dan Permata 1.814.900.398
39. Plastik dan Barang dari Plastik
1.130.751.962 39. Plastik dan Barang dari Plastik
1.402.474.053
23. Sisa Industri Makanan 990.682.630 10. Gandum-ganduman 1.122.689.622
10. Gandum-ganduman 870.140.658 23. Ampas/Sisa Industri Makanan
1.116.143.655
85. Mesin dan Peralatan Listrik
783.181.551 70. Kaca & Barang dari Kaca 1.022.039.457
31. Pupuk 754.377.682 84. Mesin-mesin/Pesawat Mekanik
965.288.768
08.Buah-buahan 676.872.659 31. Pupuk 836.230.720
29. Bahan Kimia Organik 583.822.609 29. Bahan Kimia Organik 709.585.753
89.Kapal laut 540.243.870 75. Nikel 502.597.052
LKPJ Walikota ATA 2018
I-14
Impor Non Migas 2017 Impor Non Migas 2018
Komoditi Nilai
Komoditi Nilai
(US$) (US$)
71. Perhiasan dan Permata 518.989.053 46. Jerami/Bahan anyaman 401.684.415
Jumlah 11 Komoditas 10.315.715.587 Jumlah 11 Komoditas 12.047.976.334
Jumlah Komoditas Lainnya 6.641.184.646 Jumlah Komoditas Lainnya 7.564.859.411
Nilai Total Impor Non Migas
16.956.900.232 Nilai Total Impor Non Migas 19.612.835.745
Sumber data: Bank Indonesia dan Bappeko, Februari 2019, diolah
Berdasarkan komoditasnya, komposisi komoditi yang diekspor Kota Surabaya
hampir sama dengan tahun sebelumnya, di mana perhiasan dan permata masih menjadi
daya tarik yang paling diminati di pasar internasional yang ditunjukkan oleh tingginya
permintaan di tahun 2018 yang mencapai US$3.089.241.590. Komoditi terbesar yang
mendominasi ekspor Kota Surabaya selanjutnya adalah lemak dan minyak nabati, kayu
dan barang dari kayu, tembaga serta ikan dan udang yang mencapai lebih dari 1 miliar
dollar. Sebaliknya, komoditas yang mayoritas diimpor Kota Surabaya merupakan barang
logam dasar, perhiasan dan permata, plastik, gandum, serta ampas/sisa industri
makanan.
Gambar I.5 Kawasan Negara Tujuan Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2018
Sumber data: Bank Indonesia dan Bappeko, Februari 2019, diolah
Berdasarkan kawasan asal dan tujuan ekspor impor non migas Kota Surabaya,
selama tahun 2018 ekspor non migas Kota Surabaya sebagian besar ke negara kawasan
Asia yaitu sebesar US$12.211.778.332 atau 65% terhadap total ekspor Kota Surabaya
tahun 2018. Share terbesar ekspor Kota Surabaya di Kawasan Asia mayoritas tujuan
ekspor ke negara utamanya yaitu Jepang (US$3.093.620.617), Cina (US$1.900.355.099),
LKPJ Walikota ATA 2018
I-15
Malaysia (US$1.133.118.515) dan Singapura (US$941.440.431). Tujuan mayoritas ekspor
non migas Kota Surabaya selanjutnya adalah negara-negara di kawasan Amerika dengan
nilai ekspor sebesar US$2.986.033.468 dan negara-negara di kawasan Eropa sebesar
US$2.537.044.058.
Pola yang sama juga terjadi pada sisi impor, di mana asal negara yang menjadi
pengimpor kebutuhan Kota Surabaya dan wilayah Indonesia Bagian Timur mayoritas
dipenuhi oleh negara-negara yang berada di kawasan Asia yaitu sebesar
US$11.635.892.197. Negara yang menjadi pengimpor kebutuhan Kota Surabaya terbesar
selanjutnya yaitu negara-negara di kawasan Amerika sebesar US$2.703.398.247 serta
negara kawasan Eropa sebesar US$2.479.066.991.
d. Inflasi Kota Surabaya
Pada tahun 2018 tingkat inflasi Kota Surabaya sebesar 3,03 persen. Angka
tersebut menurun dibandingkan inflasi Kota Surabaya Tahun 2017 sebesar 4,37 persen.
Selaras dengan target yang ditetapkan, tingkat inflasi Kota Surabaya tahun 2018 juga
sejalan dengan target sasaran inflasi pemerintah tahun 2018 sebesar 3,5 ± 1 persen,
sebagaimana dapat dilihat pada grafik dibawah.
Gambar I.6 Perkembangan Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional
Tahun 2014 - 2018 (%)
Sumber data: BPS Kota Surabaya, Februari 2019, diolah
LKPJ Walikota ATA 2018
I-16
Pergerakan inflasi Kota Surabaya dari tahun ke tahun selalu selaras dengan
inflasi Jawa Timur dan Nasional. Bahkan capaian inflasi Kota Surabaya pada tahun 2018
cukup baik, dimana dalam 3 (tiga tahun terakhir) umumnya inflasi Kota Surabaya selalu
lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur dan Nasional, namun kali ini meskipun lebih tinggi
dibanding inflasi Jawa Timur sebesar 2,86% namun lebih rendah dibandingkan Nasional
yakni sebesar 3,13 persen.
Berdasarkan pemantauan harga yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota
Surabaya, 10 (sepuluh) komoditas utama yang memberikan sumbangan terbesar secara
berurutan yang membentuk inflasi Kota Surabaya tahun 2018 antara lain: bensin, daging
ayam ras, beras, kontrak rumah, rokok kretek filter, sekolah dasar, akademi/perguruan
tinggi, bawang merah, emas perhiasan dan tukang bukan mandor.
Jika diamati berdasarkan kelompok pembentuknya, capaian inflasi Kota Surabaya
tahun 2018 paling banyak dikontribusi oleh inflasi pada kelompok inti dan kelompok
barang yang harganya diatur oleh pemerintah (administered price).
LKPJ Walikota ATA 2018
II -1
I BAB II
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH
Kebijakan perencanaan Pemerintah Kota Surabaya jangka menengah
sebagaimana tertuang dalam RPJMD, memuat strategi, arah kebijakan pembangunan
daerah dan program prioritas pembangunan daerah yang harus dilaksanakan tiap
tahunnya untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan
pada tahun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Surabaya Tahun 2018 dan
Perubahan RKPD Tahun 2018 yang merupakan penjabaran dari RPJMD Kota Surabaya
Tahun 2016-2021 telah memuat prioritas pembangunan daerah, rancangan kerangka
ekonomi daerah serta rencana kerja dan pendanaan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
yang disesuaikan dengan perkembangan permasalahan pembangunan, hasil evaluasi
capaian kinerja pembangunan, isu strategis yang berkembang di masyarakat serta
kebijakan pembangunan nasional dan propinsi pada tahun perencanaan tersebut.
A. Visi dan Misi
Visi Kota Surabaya yang ingin diwujudkan adalah :
SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN
BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI
Makna dalam visi tersebut adalah:
Sentosa adalah kondisi yang menggambarkan Kota Surabaya sebagai kota yang
menjamin warganya dalam keadaan makmur, sehat, aman, selamat dan damai untuk
berkarya dan beraktualisasi diri.
Berkarakter menunjukkan bahwa Kota Surabaya sebagai kota yang memiliki
watak, kepribadian yang arif dengan mempertahankan budaya lokal, yang tercermin
dalam perilaku warga kota yang berlandaskan falsafah pancasila.
Berdaya saing global bermakna Kota Surabaya sebagai kota yang mampu
menjadi hub/pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau dan internasional
dengan didukung pemerataan akses ke sumber daya produktif, tata kelola pemerintahan
yang baik, infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien, serta mampu
memantapkan usaha-usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa, dan pengembangan
industri kreatif berdaya saing di pasar global.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -2
Berbasis ekologi adalah prinsip yang harus dipegang dalam pelaksanaan
pembangunan sehingga dapat mewujudkan Kota Surabaya yang memperhatikan prinsip
pembangunan berkelanjutan, diantaranya adalah penataan ruangnya dapat
mengintegrasikan fungsi kawasan perdagangan/jasa dan kawasan permukiman dengan
sistem jaringan jalan dan transportasi, mengantisipasi risiko bencana serta melestarikan
kawasan pesisir dengan tetap memperhatikan daya dukung kota melalui pemantapan
sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan.
Guna mewujudkan visi tersebut, terdapat 10 misi yang harus ditempuh sebagai
berikut:
1. Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Meningkatkan kualitas pendidikan;
b. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
c. Meningkatkan ketahanan pangan;
d. Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda;
e. Meningkatkan kompetensi angkatan kerja untuk mengurangi pengangguran.
2. Memberdayakan masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan
berusaha
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Meningkatkan penanganan PMKS;
b. Menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif dalam kelompok-
kelompok usaha;
c. Meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan
anak.
3. Memelihara keamanan dan ketertiban umum
Yang diwujudkan melalui upaya meningkatkan ketenteraman dan ketertiban umum
untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan daerah
4. Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya
dukung kota
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem pertanahan;
b. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau;
c. Mewujudkan sistem ketahanan yang handal terhadap bencana.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -3
5. Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah
lingkungan
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan permukiman
untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas;
b. Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif yang
ramah lingkungan;
c. Meningkatkan upaya konservasi energi
6. Memperkuat nilai-nilai budaya lokal dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Melestarikan budaya lokal;
b. Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat;
c. Memantapkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan.
7. Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar
pulau dan internasional
Yang diwujudkan melalui upaya meningkatkan arus perdagangan internasional dan
antar pulau dari dan menuju Surabaya
8. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
b. Memantapkan kemandirian keuangan daerah.
9. Memantapkan daya saing usaha-usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa,
serta pengembangan industri kreatif
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Mendorong pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian, barang dan
jasa, serta koperasi melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan
industri kreatif;
b. Meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya saing global;
c. Meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya saing global.
10. Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien
Yang diwujudkan melalui upaya:
a. Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota;
b. Meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang terpadu;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -4
c. Meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara terpadu dan
merata.
B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah
Perwujudan atas 10 misi tersebut dilaksanakan melalui strategi dan arah kebijakan
yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kota Surabaya Tahun 2016-2021 yaitu sebagai
berikut:
1. Misi Pertama
Misi 1 dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mencerdaskan
masyarakat sehingga mempunyai kualifikasi sebagai manusia yang berkualitas dan dapat
mengaktualisasikan dirinya di masyarakat. Tujuan dari misi pertama, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas pendidikan, dengan Sasaran :
1. Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan formal.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Menyediakan sarana prasarana pembelajaran dan pemanfaatan teknologi
informasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penyediaan perlengkapan dan penunjang operasional sekolah;
Penerimaan dan penilaian peserta didik berbasis teknologi informasi;
Pembangunan lokal/ruang kelas;
Penyediaan biaya operasional pendidikan;
Penyediaan bantuan personal siswa dari keluarga miskin.
b. Meningkatkan kualitas pendidikan formal.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemantauan pelaksanaan kurikulum secara berkesinambungan;
Pembinaan peningkatan mutu pembelajaran di sekolah dengan penekanan
pada penguatan akhlak;
Persiapan dan pelaksanaan ujian sekolah;
Penyiapan lulusan pendidikan menengah sebagai tenaga kerja yang
memiliki keahlian dan daya saing;
Pembinaan dan pendampingan peningkatan prestasi pendidikan.
c. Meningkatkan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemberian biaya jasa pelayanan Pendidik;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -5
Peningkatan jenjang pendidikan akademik dan pengembangan kompetensi
bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
Sertifikasi bagi Pendidik.
d. Meningkatkan manajemen pengelolaan pendidikan formal.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penerapan manajemen pengelolaan berbasis perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporan pada sekolah;
Pembinaan dan pendampingan peningkatan akreditasi sekolah.
2. Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan non formal.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan kualitas
pendidikan non formal.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penjaringan siswa kejar paket;
Pemberian bantuan biaya operasional pendidikan siswa kejar paket;
Pembinaan dan pendampingan peningkatan akreditasi Lembaga Kursus
dan Pelatihan;
Fasilitasi dan monitoring pelaksanaan TPA/TPQ dan Kelas Minggu.
b. Meningkatkan derajat kesehatan, dengan Sasaran :
1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi
warga miskin.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan akses
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin.
Arah kebijakan yang dipilih, yakni: Pembayaran iuran jaminan pelayanan
kesehatan penduduk miskin dan kelompok tertentu
2. Meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu, dan anak.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pelaksanaan deteksi dini kelainan kehamilan;
Pemberian imunisasi bayi dan balita.
b. Meningkatkan cakupan pelayanan gizi ibu dan anak.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemberian makanan tambahan bagi balita kurang gizi dan makanan
pendamping ASI;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -6
Pendampingan dan pemantauan status gizi ibu hamil/menyusui, bayi dan
balita;
Pemberian makanan tambahan dan suplemen bagi ibu hamil;
Pendampingan ibu dan anak pada 1000 hari pertama kelahiran;
Pengembangan kampung ASI.
3. Meningkatkan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola layanan kesehatan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Mencukupi kebutuhan sarana dan prasarana RSUD dan Puskesmas sesuai
standar sarana dan prasarana, tipe rumah sakit, dan perkembangan ilmu
kesehatan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana berdasarkan standar
dan perkembangan ilmu kesehatan;
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan melalui sistem informasi
kesehatan;
Pemenuhan operasional pelayanan kesehatan;
Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan secara berkala dan bersifat
preventif;
Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sesuai tipe rumah
sakit dan perkembangan ilmu kesehatan.
b. Meningkatkan kinerja pelayanan RSUD dan Puskesmas/Puskesmas
Pembantu (Pustu) sesuai standar untuk keselamatan pasien.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pelaksanaan akreditasi puskesmas dan rumah sakit, serta pemantauan
implementasinya secara berkala;
Peningkatan mutu SDM kesehatan melalui sertifikasi dan akreditasi;
Pengembangan manajemen serta pelayanan kesehatan rujukan, medik,
administrasi, dan keperawatan di sarana kesehatan.
c. Menjamin ketersediaan dan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan di
sarana kesehatan sesuai kebutuhan.
Arah kebijakan yang dipilih, yakni: Perencanaan dan pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan berbasis kebutuhan
LKPJ Walikota ATA 2018
II -7
4. Mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yakni: Mendorong pola hidup bersih
dan sehat di masyarakat melalui upaya promotif dan preventif.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemantauan kebersihan dan kesehatan makanan dan minuman di
masyarakat;
Promosi hidup sehat di masyarakat, rumah sakit, dan Puskesmas;
Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak
menular;
Penyediaan pelayanan kesehatan khusus.
5. Meningkatnya kualitas layanan KB dasar.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan cakupan
peserta KB Aktif.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penyediaan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin di setiap fasilitas
kesehatan milik Pemerintah;
Peningkatan partisipasi peserta KB pria;
Peningkatan kesadaran masyarakat peduli keluarga berencana;
Pembinaan kader Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)/Bina Keluarga
Remaja (BKR)/Bina Keluarga Lansia (BKL).
c. Meningkatkan ketahanan pangan, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan pemahaman
masyarakat tentang pola pangan harapan dan keamanan pangan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Meningkatkan pemanfaatan lahan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga;
Membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman.
2) Meningkatkan distribusi pangan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Mengendalikan kestabilan
harga dan pasokan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pemantauan perkembangan harga dan
pasokan serta mengkoordinasikan operasi pasar.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -8
d. Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam hal wawasan dan
karakter kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan
pembangunan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan partisipasi aktif
pemuda dalam pembangunan berbasis komunitas.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Menggiatkan organisasi kepemudaan di tingkat RW/Kelurahan (Karang
Taruna) dengan konsep kekinian;
Pendampingan pemuda menjadi agen perubahan bagi generasi muda di
tingkat kota (pemuda pelopor).
2) Meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di tingkat regional,
nasional, dan internasional.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan prestasi
pemuda di bidang olahraga.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pelaksanaan event kejuaraan olahraga skala kota secara rutin;
Pemberian kesejahteraan bagi atlet;
Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan prasarana olahraga.
e. Meningkatkan kompetensi angkatan kerja, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Memperluas kesempatan kerja formal.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi;
Pengembangan sistem informasi dan promosi ketenagakerjaan yang
terintegrasi dan efektif;
Peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja, konseling, dan job
matching yang tepat;
Fasilitasi kerjasama lembaga pendidikan, pelatihan, dan pemberi kerja.
b. Menumbuhkan wirausaha muda baru yang produktif.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pelaksanaan pelatihan wirausaha bagi
pemuda
LKPJ Walikota ATA 2018
II -9
c. Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Sertifikasi tenaga kerja dan lulusan pelatihan;
Fasilitasi akreditasi lembaga pelatihan;
Pemasyarakatan budaya produktif dan etos kerja.
2) Menciptakan hubungan antar pemangku kepentingan dalam lingkup industrial
yang harmonis.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Menerapkan prinsip-prinsip hubungan industrial dalam pencegahan dan
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Mendorong perusahaan memiliki Peraturan Kerja dan mengawasi
penerapannya;
Mendorong terwujudnya penetapan upah dan skala upah yang adil.
b. Meningkatkan penerapan norma kerja (termasuk norma kerja perempuan dan
anak) dan K3
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Peningkatan pemahaman norma kerja dan K3 serta pengawasan atas
penerapannya;
Peningkatan cakupan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan.
2. Misi Kedua
Misi 2 dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi kelompok rentan dan
memberdayakan masyarakat agar memiliki kemampuan berusaha serta menciptakan
seluas-luasnya kesempatan berusaha. Tujuan dari misi kedua, yaitu:
a. Meningkatkan penanganan PMKS, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan jangkauan
layanan rehabilitasi kesejahteraan sosial dengan mendorong partisipasi aktif dari
seluruh elemen untuk penanganan PMKS.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Peningkatan kualitas pelayanan dan sarana prasarana UPTD rehabilitasi
kesejahteraan sosial;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -10
Pemberian kebutuhan dasar makanan bagi korban bencana, lansia, anak
yatim, piatu, yatim piatu dan penyandang cacat miskin dan terlantar;
Penjangkauan dan pemulangan PMKS ke daerah asal;
Pemberian beasiswa bagi mahasiswa berprestasi dari keluarga miskin;
Pemberdayaan dan pembinaan relawan sosial dan organisasi sosial.
b. Menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif dalam
kelompok-kelompok usaha, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Membentuk kelompok Usaha
Ekonomi Masyarakat dan memantau serta mengembangkannya secara
berkelanjutan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pembentukan kelompok yang mewadahi PMKS usia produktif;
Fasilitasi dan pendampingan pemberdayaan ekonomi PMKS usia
produktif hingga mampu berproduksi dan dapat dilimpahkan
penanganannya ke Dinas Koperasi dan UMKM;
Pengembangan hasil usaha kelompok;
Mengoptimalkan fungsi kader pemberdayaan masyarakat;
Peningkatan pembinaan dan pelatihan ketrampilan bagi PMKS.
c. Meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan
anak, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan pemberdayaan perempuan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan akses, kontrol,
partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penguatan kelembagaan dan jaringan PUG dan PUHA;
Penyediaan data terpilah terkait potensi pengarusutamaan gender
sebagai bahan pengambilan kebijakan yang responsif gender.
2) Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Melindungi perempuan dan
anak dari berbagai tindak kekerasan dan trafficking melalui pendampingan
terhadap korban sekaligus mengembangkan upaya pencegahan tindak
kekerasan dan trafficking.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -11
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Fasilitasi layanan mencakup mekanisme pelaporan, rehabilitasi, serta
reintegrasi sosial terhadap perempuan dan anak korban kekerasan dan
trafficking (pelaku, korban, saksi);
Pemberian bantuan hukum bagi anak yang terlibat tindak kekerasan;
Pemberdayaan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan
Anak (PPTP2A) dalam kerjasama dengan lembaga, masyarakat dan
dunia usaha.
3. Misi Ketiga
Misi 3 dimaksudkan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan rasa
aman, tentram dan kondusif untuk melaksanakan aktivitas keseharian bagi warga kota
melalui peningkatkan ketenteraman dan ketertiban umum untuk mendukung pelaksanaan
pemerintahan daerah. Tujuan dari misi ketiga ini, yaitu:
a. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban umum untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahan daerah, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan peraturan daerah.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan ketertiban
umum dengan melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peraturan daerah.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penyiapan tenaga penertiban;
Peningkatan kapasitas personil penertiban dengan pembinaan pasca
pendidikan;
Peningkatan intensitas pengawasan dalam menertibkan kota;
Penindakan dan evaluasi pelanggaran Perda.
2) Meningkatkan kualitas pelaksanaan norma masyarakat, toleransi, dan kerukunan
antar umat beragama.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan pengendalian
keamanan dan kenyamanan lingkungan serta mewujudkan kerukunan hidup
bermasyarakat.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pengerahan dan pengendalian satuan perlindungan masyarakat;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -12
Peningkatan kerjasama dan pengendalian di bidang keamanan;
Pelatihan pengendalian keamanan dan kenyamanan lingkungan terhadap
kader wasbang;
Peningkatan intensitas kegiatan yang mendukung perilaku toleransi dan
kerukunan beragama;
Pembinaan partai politik dan organisasi kemasyarakatan;
Pemantauan orang asing, organisasi kemasyarakatan asing, dan tenaga
kerja asing.
4. Misi Keempat
Misi 4 dimaksudkan untuk melakukan upaya perencanaan, pengawasan dan
pengendalian tata ruang yang menjamin terintegrasinya fungsi-fungsi pusat kegiatan dan
kawasan lindung melalui struktur ruang kota yang antisipatif terhadap bencana serta
memperhatikan daya dukung kota. Tujuan dari misi keempat ini, yaitu:
a. Mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem pertanahan,
dengan Sasaran :
1) Meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan rencana induk sektoral
dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW).
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Menyelesaikan penyusunan seluruh rencana induk sektoral.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penyusunan dan pemutakhiran rencana induk sektoral berbasis teknologi
informasi;
Optimalisasi peran Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
untuk koordinasi dalam perencanaan sektoral.
b. Menyelesaikan penyusunan seluruh rencana rinci tata ruang kota yang
terintegrasi baik dalam skala lokal maupun regional.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Optimalisasi peran Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
untuk koordinasi dalam perencanaan rinci tata ruang kota;
Penetapan seluruh rencana rinci tata ruang kota secara bertahap;
Peningkatan upaya integrasi sistem perencanaan tata ruang berbasis TIK.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -13
c. Optimalisasi penataan ruang melalui pengendalian pemanfaatan ruang.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Optimalisasi peran Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
untuk koordinasi dalam pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota;
Pemanfaatan aplikasi berbasis TIK yang terintegrasi untuk pelayanan
perizinan;
Penerapan sistem reward dan punishment dalam membangun kesadaran
masyarakat dalam tertib administrasi perizinan bangunan.
2) Mewujudkan penyediaan lahan untuk pembangunan bagi kepentingan umum.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan pemenuhan
kebutuhan lahan bagi pembangunan untuk kepentingan umum.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Peningkatan upaya percepatan pengadaan
lahan melalui koordinasi lintas sektor dan pendekatan persuasif kepada
masyarakat
3) Meningkatnya pengamanan dan pengelolaan aset tanah dan/atau bangunan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Mengoptimalkan sistem
manajemen pengamanan dan pengelolaan aset tanah dan/atau bangunan milik
Pemerintah Kota Surabaya.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Peningkatan upaya pengamanan aset melalui pengamanan administrasi,
fisik, pemanfaatan, dan hokum;
Pemantauan dan pemutakhiran data aset tanah dan/atau bangunan
secara berkala melalui database yang terintegrasi.
b. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau, dengan
Sasaran:
1) Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: mengoptimalkan pengelolaan
RTH yang sudah dikuasai Pemerintah Kota Surabaya.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Optimalisasi UPTD dan/atau rayon yang secara khusus menangani
pengelolaan RTH;
Penyediaan kecukupan anggaran pembangunan, operasional, dan
pemeliharaan dalam rangka peningkatan penyediaan RTH.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -14
2) Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu
yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah
lingkungan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Mengoptimalkan fungsi fasilitas pengelolaan sampah.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Peningkatan pemanfataan fasilitas
pengelolaan sampah berteknologi tepat guna dan ramah lingkungan
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Peningkatan peran serta sekolah dan kantor swasta dalam pengendalian
sampah;
Peningkatan pengelolaan sampah berbasis 3R di tingkat RT/RW dan
Kelurahan secara berkala.
3) Meningkatkan kualitas udara dan air
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Pengendalian pencemaran air dan udara skala kota.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemantauan dan penegakan aturan tentang pengendalian pencemaran
air dan udara terutama pada sektor industri dan komersial;
Optimalisasi pemanfaatan stasiun monitoring udara ambient;
Pemantauan pengendalian pencemaran limbah domestik di perumahan
dan kawasan permukiman;
Peningkatan kualitas air permukaan untuk mendukung ketersediaan air
baku.
c. Mewujudkan sistem ketahanan yang handal terhadap bencana, dengan
Sasaran:
1) Pengembangan sistem penanggulangan bencana yang antisipatif dan tanggap.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Memantau secara
berkesinambungan dan memutakhirkan sistem mitigasi dan penanggulangan
bencana skala kota
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Peningkatan kecakapan masyarakat dan petugas dalam penanggulangan
bencana;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -15
Peningkatan sistem manajemen risiko dan mitigasi bencana non alam
melalui upaya optimalisasi rekomendasi dan pemantauan berkala proteksi
kebakaran pada bangunan dan kawasan permukiman;
Penyediaan sarana/akses untuk kemudahan penanggulangan bencana;
Peningkatan sistem mitigasi dalam upaya mendukung pengelolaan
tanggap darurat bencana;
Peningkatan upaya integrasi antar stakeholder dalam pengelolaan
tanggap darurat bencana.
5. Misi Kelima
Misi 5 dimaksudkan untuk melakukan upaya penyediaan sarana dan prasarana
lingkungan dan permukiman melalui pemanfaatan teknologi ramah lingkungan yang
menjamin pelestarian lingkungan serta mendorong pemanfaatan energi alternatif yang
ramah lingkungan dan konservasi energi. Tujuan dari misi kelima, yaitu:
a. Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan permukiman
untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan perumahan dan
kawasan permukiman layak huni.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Menyediakan rumah layak
huni dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pembangunan rumah susun bagi masyarakat berpenghasilan rendah;
Pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat dan sistem setempat;
Peningkatan sarana prasarana perumahan dan kawasan permukiman.
b. Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif yang
ramah lingkungan, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan upaya penerapan teknologi dan peran serta masyarakat dalam
pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Peningkatan upaya penerapan dan upaya
pengembangan energi alternatif di gedung milik pemerintah
b. Memasyarakatkan penggunaan energi alternatif kepada seluruh lapisan
masyarakat dan dunia usaha
LKPJ Walikota ATA 2018
II -16
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Optimalisasi penggunaan sumber energi alternatif terbarukan yang telah
diterapkan pemerintah kota;
Meningkatkan bentuk kerjasama dengan berbagai institusi serta
pendampingan kepada masyarakat untuk pengembangan penerapan
energi alternatif;
Pengembangan sistem kompensasi bagi pelaku usaha yang
memanfaatkan sumber energi alternatif.
c. Meningkatkan upaya konservasi energi, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan upaya penerapan konservasi energi.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Menumbuhkan kesadaran
masyarakat dan dunia usaha untuk hemat energi.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pengembangan kerjasama dengan instansi terkait untuk peralihan
penggunaan sumber energi di masyarakat;
Pelaksanaan audit energi dan pendampingan penerapan konservasi
energi.
6. Misi Keenam
Misi 6 dimaksudkan untuk melakukan upaya menanamkan dan mempertahankan
kesenian dan nilai-nilai budaya lokal (ulet, egaliter, terbuka, kreatif) serta nilai-nilai
kepahlawanan yang berfalsafah pancasila kepada warga kota utamanya generasi muda.
Tujuan dari misi keenam ini, yaitu:
a. Melestarikan budaya lokal, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan budaya lokal
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Menggali potensi dan menetapkan budaya lokal.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Menggali potensi budaya lokal;
Menetapkan budaya lokal serta bangunan bersejarah sebagai ikon Kota
Surabaya;
Peningkatan kompetensi SDM di bidang budaya melalui forum pelaku
budaya lokal;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -17
b. Mengembangkan budaya lokal dengan cara mengenalkan dan menampilkan
budaya lokal kepada masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan sebagai tujuan
pariwisata.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Meningkatkan kualitas penampilan kelompok-kelompok budaya lokal;
Mendorong sektor-sektor usaha penunjang pariwisata (hotel dan restoran)
untuk menampilkan kelompok-kelompok budaya local.
b. Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat, dengan Sasaran :
1. Mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui
peningkatan akses baca.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan akses baca melalui penambahan layanan baca dan koleksi
buku serta peningkatan kualitas layanan baca.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penambahan koleksi buku di layanan baca;
Menambah jumlah dan meningkatkan kualitas layanan baca;
Meningkatkan pembinaan terhadap petugas pengelola layanan baca;
Mengintegrasi sistem informasi perpustakaan.
b. Peningkatan minat dan budaya baca masyarakat.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Meningkatkan event pustaka untuk meningkatkan minat baca masyarakat;
Mengevaluasi kemampuan literasi siswa.
c. Memantapkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan, dengan Sasaran :
1) Mewujudkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan jumlah warga
masyarakat yang memiliki wawasan dan karakter kebangsaan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Bekerja sama dengan institusi pendidikan membangun nilai-nilai dan
karakter kebangsaan bagi pelajar melalui kegiatan akademis maupun
ekstrakurikuler;
Mengkomunikasikan dan menumbuhkan nilai-nilai dan karakter
kebangsaan kepada warga masyarakat melalui sosialisasi dan pengadaan
event peningkatan nilai kebangsaan.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -18
7. Misi Ketujuh
Misi 7 dimaksudkan untuk melakukan upaya integrasi fasilitas pendukung
perdagangan dan jasa (termasuk di dalamnya pelabuhan laut dan udara, pergudangan,
kawasan industri, kawasan perdagangan, terminal, dan stasiun) melalui implementasi
manajemen logistik kota/city logistic. Penggalian potensi, peningkatan investasi, serta
pengembangan dan penerapan konsep city logistic yang terpadu sebagai pusat serta
jaringan dalam kota dan antar kota baik skala regional, nasional, maupun internasional.
Tujuan dari misi ketujuh, yaitu:
a. Meningkatkan arus perdagangan internasional dan antar pulau dari dan
menuju Surabaya, dengan Sasaran :
1) Peningkatan sistem manajemen city logistic
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Membangun dan
mengembangkan simpul pusat kegiatan logistik kota baik dalam skala pelayanan
lokal, regional dan nasional.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Meningkatkan akses/sarana dan prasana pendukung menuju simpul
kegiatan logistik dan distribusi dalam kota;
Pengembangan sistem informasi dan manajemen rantai pasok (supply
chain management) yang diperlukan untuk mengintegrasikan komponen-
komponen dan kegiatan-kegiatan dalam sistem logistik.
2) Meningkatnya jaringan bisnis (G to G dan G to B) jasa dan perdagangan
komoditi barang dalam skala internasional dan antar pulau yang ditunjang
dengan pusat pelayanan informasi yang terintegrasi.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan realisasi
kerjasama bidang perdagangan atas MoU yang telah disepakati antara
Pemerintah Kota Surabaya dengan pihak yang bekerja sama.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penyepakatan bidang yang dikerjasamakan dan bentuk lembaga kerja
sama beserta deskripsi tugas;
Pelaksanaan pemasaran dan promosi obyek kerja sama secara bersama-
sama;
Harmonisasi regulasi bersama yang mengatur implementasi program
kerja sama di bidang perdagangan;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -19
Koordinasi dan dukungan dari Pemerintah Pusat dalam hal: instrumen
peraturan ekspor-impor, pengawasan dan penegakan hukum terhadap
praktek perdagangan illegal dan proteksi untuk produk dalam negeri;
Pemusatan kegiatan ekonomi di wilayah tertentu untuk menghasilkan
keuntungan bersama, memperpendek mata rantai perdagangan,
peningkatan pendapatan masyarakat, dan penciptaan efisiensi
perdagangan.
8. Misi Kedelapan
Misi 8 dimaksudkan untuk upaya pemantapan tata kelola pemerintahan yang baik
yaitu dengan pencapaian pelayanan prima di sektor perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pengawasan pembangunan, pengelolaan keuangan daerah dan
pelayanan perizinan yang didukung TIK. Tujuan dari misi kedelapan ini, yaitu:
a. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik,
dengan Sasaran :
1) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan kedisiplinan aparatur.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pengendalian kedisiplinan aparatur dengan
sistem berbasis teknologi
b. Meningkatkan kualitas belanja dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pengendalian pengelolaan keuangan
secara administratif
c. Menempatkan aparatur sesuai kapasitas dan kompetensi, serta melakukan
evaluasi atas kompetensi secara berkelanjutan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pemanfaatan assessment center sebagai
sarana pengelolaan kompetensi aparatur
2) Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan efektivitas dan kinerja lembaga pemerintahan melalui
peningkatan penatalaksanaan, tata kelola administrasi dan kearsipan,
kerjasama, penyediaan sarana dan prasarana, perencanaan dan
LKPJ Walikota ATA 2018
II -20
pengendalian pembangunan, serta regulasi untuk mendukung pelayanan
publik yang baik.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Melakukan tinjauan terhadap kesesuaian lembaga beserta tugas pokok
dan fungsinya
Mengoptimalkan penyelenggaraan ketatalaksanaan
Meningkatkan peran Kecamatan dan Kelurahan untuk menyediakan data
pemerintahan secara tertib administrasi
Memanfaatkan teknologi untuk penataan, penyelamatan, dan pelestarian
arsip
Melakukan kajian dan analisis untuk rekomendasi kebijakan serta
melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi kebijakan
Meningkatkan respon dan adaptasi dalam fasilitasi kegiatan DPRD
Membuat mekanisme analisa kebutuhan dan ketersediaan sarana dan
prasarana yang berbasis teknologi informasi
Meningkatkan respon dan adaptasi dalam fasilitasi kedinasan Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
Membuat mekanisme analisa kebutuhan dan ketersediaan administrasi
perkantoran
Meningkatkan kerjasama dalam dan luar negeri sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi SKPD
Meningkatkan pemahaman SKPD terhadap produk perencanaan
pembangunan yang partisipatif
Pemanfaatan teknologi untuk mengendalikan pelaksanaan pembangunan
Melakukan harmonisasi dan simplifikasi produk hukum secara rutin
Meningkatkan kualitas data dan informasi pembangunan daerah untuk
mendukung perencanaan, pengendalian, dan evaluasi pembangunan
3) Meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu:
a. Meningkatkan kualitas data dan informasi kependudukan skala kota sebagai
basis pelayanan dasar kepada masyarakat dan sebagai rekomendasi/bahan
evaluasi implementasi kebijakan.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -21
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pengembangan database kependudukan
secara terpadu serta pemutakhiran data secara berkesinambungan yang
melibatkan seluruh instansi terkait di Pemerintah Kota.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penyederhanaan proses perizinan dan non perizinan melalui pelayanan
terpadu;
Penyediaan infrastruktur pelayanan perizinan dan non perizinan berbasis
teknologi informasi (Surabaya Single Window).
c. Menyediakan layanan publik berbasis teknologi informasi.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pengembangan masterplan pembangunan aplikasi pelayanan publik
administratif;
Pengendalian keamanan data dan informasi layanan (aplikasi, data,
jaringan, perangkat keras).
d. Menyediakan saluran komunikasi dan informasi yang memadai bagi
masyarakat dan pihak berkepentingan berkaitan dengan implementasi
kebijakan dan pembangunan skala kota.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Mengembangkan komunikasi dan dialog langsung antara masyarakat
dengan pimpinan pemerintah kota terkait program-program
pembangunan;
Menyediakan sarana dan saluran informasi publik melalui berbagai media;
Menjalin komunikasi dengan pihak media massa untuk memberikan
informasi positif tentang implementasi kebijakan dan pembangunan
daerah.
e. Memberikan perlindungan kepada konsumen serta menjamin keamanan
perdagangan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pengawasan barang beredar terutama terhadap barang-barang strategis,
obat, dan makanan;
Pemberian edukasi kepada konsumen melalui koordinasi dengan lembaga
perlindungan konsumen;
Meningkatkan jumlah dan kompetensi aparatur metrologi legal;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -22
Penambahan cakupan Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya yang
diawasi;
Pengelolaan laboratorium metrologi legal.
b. Memantapkan kemandirian keuangan daerah, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah
secara efektif dan efisien
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Mengoptimalkan potensi
pendapatan daerah, terutama dari pajak dan retribusi daerah.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pengembangan sistem pemungutan pajak yang transparan dan efisien;
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga keuangan dan instansi terkait
lainnya;
Mendorong peningkatan kesadaran wajib pajak;
Meningkatkan kualitas pendataan dan penetapan pajak;
Meningkatkan kinerja BUMD untuk mendukung kemandirian keuangan
daerah;
Pengendalian pengelolaan anggaran dengan sistem berbasis teknologi.
9. Misi Kesembilan
Misi 9 dimaksudkan untuk melakukan upaya mendorong usaha-usaha ekonomi lokal
untuk mampu berinovasi dan mengembangkan industri kreatif agar bisa bersaing di pasar
global. Tujuan dari misi kesembilan, yaitu:
a. Mendorong pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian, barang dan
jasa, serta koperasi melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan
industri kreatif, dengan Sasaran :
1) Meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan jasa.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan nilai tambah
dan jangkauan pemasaran produk usaha mikro.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna dan informasi dalam
meningkatkan produksi dan pemasaran produk usaha mikro;
Fasilitasi akses permodalan dan skema pembiayaan, termasuk
Pengembangan kemitraan perusahaan besar dengan usaha mikro;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -23
Peningkatan kualitas SDM usaha mikro dalam pengaplikasian teknologi
tepat guna;
Fasilitasi kepemilikan sertifikat mutu produk.
2) Meningkatkan produktivitas koperasi
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan proporsi jumlah
koperasi sehat melalui penataan kelembagaan dan pembinaan usaha.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemantauan kinerja koperasi melalui pendampingan RAT;
Peningkatan kapasitas SDM pengelola dan pengurus koperasi pada
aspek kelembagaan;
Fasilitasi promosi unit bisnis koperasi;
Sertifikasi pengelola usaha simpan pinjam.
3) Meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan nilai tambah
dan jangkauan pemasaran produk pertanian.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna dan informasi dalam
meningkatkan produksi dan pemasaran produk pertanian;
Penyediaan akses pasar melalui pelaksanaan event promosi produk
pertanian;
Pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna dan informasi dalam
meningkatkan produksi dan pemasaran produk peternakan.
4) Meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan nilai tambah
dan jangkauan pemasaran produk kelautan dan perikanan.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna dan
informasi dalam meningkatkan produksi dan pemasaran produk budidaya
perikanan.
5) Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Mengembangkan pusat-pusat
diseminasi teknologi informasi dan pendampingan untuk pengembangan
ekonomi kreatif.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -24
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu: Pemanfaatan fasilitas publik sebagai pusat
diseminasi teknologi, informasi dan pendampingan dalam pengembangan
ekonomi kreatif masyarakat kota
b. Meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya saing global,
dengan Sasaran :
1) Meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan wisatawan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan daya tarik
wisata.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Peningkatan kualitas Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW);
Menjalin kerjasama dengan stakeholder bidang pariwisata;
Meningkatkan image/branding/ikon pariwisata Surabaya melalui strategi
promosi yang efektif;
Penyelenggaraan event yang mempunyai daya tarik secara periodik.
c. Meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya saing global,
dengan Sasaran :
Meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE).
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan iklim investasi
dan usaha dengan memberikan kepastian usaha dan mengembangkan daya
tarik investasi.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pemberian kepastian usaha melalui regulasi penanaman modal dan
usaha;
Pengembangan strategi promosi investasi.
10. Misi Kesepuluh
Misi 10 dimaksudkan untuk melakukan upaya integrasi pembangunan jaringan
infrastruktur kota (jalan, jembatan, drainase, dan rel kereta api) dan utilitas kota (listrik, air,
gas, dan telekomunikasi) agar aksesibilitas dan mobilitas kegiatan perdagangan dan jasa
menjadi efisien. Tujuan dari misi kesepuluh, yaitu:
a. Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota, dengan
Sasaran :
LKPJ Walikota ATA 2018
II -25
1) Penyediaan sistem drainase kota yang terpadu, efektif, dan efisien
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan kapasitas
sistem drainase kota untuk mengurangi dampak genangan air saat musim hujan
dan laut pasang.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase secara
rutin dan berkelanjutan;
Pemantauan rutin ketinggian air terutama saat musim hujan dan laut
pasang.
b. Meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang terpadu, dengan
Sasaran :
1) Menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Mengembangkan kapasitas
dan kualitas jaringan jalan yang terkoneksi dengan jaringan jalan regional dan
nasional.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penambahan dan peningkatan jaringan jalan;
Pemantapan kondisi jaringan jalan.
2) Menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan keselamatan
dan kenyamanan berlalu lintas.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Menginformasikan standar keselamatan lalu lintas secara massal;
Penyediaan prasarana fasilitas perlengkapan jalan yang memadai;
Penerapan traffic demand management.
3) Penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas
dan ramah lingkungan.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan jumlah
pengguna angkutan umum massal dan berkurangnya penggunaan kendaraan
pribadi.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Peningkatan sistem manajemen angkutan umum massal yang aman,
nyaman, dan ramah;
LKPJ Walikota ATA 2018
II -26
Pembangunan dan pengembangan prasarana perpindahan moda
transportasi kota yang aman, nyaman, dan terintegrasi dengan pelayanan
regional dan nasional;
Pelaksanaan pengujian kelayakan kendaraan angkutan umum (KIR)
sesuai ketentuan.
c. Meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara terpadu dan
merata, dengan Sasaran :
1) Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas layanan air bersih.
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Menyediakan air bersih yang
mudah diakses masyarakat.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penyediaan sarana jaringan air bersih;
Koordinasi pengembangan sistem distribusi air bersih dengan BUMD.
2) Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Meningkatkan kuantitas,
efektivitas, dan efisiensi penggunaan PJU yang terpasang.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Penerapan sistem manajemen dalam pemantauan dan pemeliharaan PJU
secara berkala;
Penyediaan utilitas PJU;
Penggunaan PJU hemat energy.
3) Meningkatnya pelayanan utilitas kota lainnya
Strategi yang diambil dari sasaran tersebut, yaitu: Menyediakan sarana utilitas
kota secara terpadu untuk mendukung kebutuhan perkembangan kota.
Arah kebijakan yang dipilih, yaitu:
Koordinasi penataan utilitas dan sarana prasarananya;
Pengawasan instalasi dan penataan utilitas serta sarana prasarananya.
C. Prioritas Daerah
1. Prioritas Pembangunan Daerah
Prioritas pembangunan kota Surabaya mengacu pada tema pembangunan kota
Surabaya tahun 2018, yaitu: Peningkatan Kemandirian Ekonomi Lokal dan
Kemudahan Berusaha untuk menghadapi Persaingan Global dengan Dukungan
LKPJ Walikota ATA 2018
II -27
Infrastruktur Berwawasan Lingkungan dalam Bingkai Penguatan SDM Berkarakter
Pancasila, yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan serta kesehatan;
2. Membangun jaringan drainase dan jaringan utilitas kota secara terpadu dan
merata;
3. Meningkatkan penanganan dan pemberdayaan PMKS;
4. Meningkatkan kinerja investasi dan pariwisata serta produktivitas pada sektor
industri kreatif dan pertanian;
5. Memantapkan kualitas sarana prasarana lingkungan dan mengembangkan
pemanfaatan energi alternatif;
6. Meningkatkan kualitas lingkungan melalui upaya peningkatan kebersihan;
7. Mengembangkan jaringan jalan dan sistem transportasi dan angkutan massal
cepat yang terintegrasi inter moda dan antar moda;
8. Memantapkan pelayanan publik dan kemandirian keuangan daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan;
9. Meningkatkan ketenteraman dan ketertiban umum;
10. Meningkatkan pemberdayaan dan kesejahteraan perempuan, serta perlindungan
perempuan dan anak;
11. Meningkatkan kualitas generasi muda dan kompetensi dan angkatan kerja;
12. Meningkatkan ketahanan dan keamanan pangan;
13. Mewujudkan sistem pengelolaan pertanahan, aset, penataan ruang, dan
ketahanan bencana yang terintegrasi;
14. Mengembangkan wawasan kebangsaan dan budaya lokal yang berlandaskan
nilai-nilai pancasila;
15. Meningkatkan arus perdagangan internasional dan antar pulau.
2. Program Pembangunan Daerah
Prioritas pembangunan kota Surabaya pada tahun 2018 diimplementasikan melalui
program-program pembangunan Kota Surabaya sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dan Kebijakan Umum Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2018 serta perubahannya, yang
diuraikan sebagai berikut.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -28
a. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan serta kesehatan
Prioritas peningkatan pemerataan dan kualitas pelayanan pendidikan serta
kesehatan diimplementasikan dalam 20 program, yaitu: Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan, Program Penerapan
Kurikulum, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Program
Peningkatan Prestasi, Program Peningkatan Manajemen Pengelolaan Pendidikan,
Program Pendidikan Kesetaraan, Program Pendidikan Masyarakat serta Lembaga
Kursus dan Pelatihan, Program Pemberian Jaminan Pelayanan Kesehatan
Penduduk Miskin, Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak,
Program Perbaikan Gizi Ibu dan Anak, Program Pengadaan, Peningkatan dan
Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu, Program Obat
dan Perbekalan Kesehatan Puskesmas/Puskesmas Pembantu, Program
Standarisasi Pelayanan Kesehatan, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit, Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit, Program
Upaya Kesehatan Masyarakat, Program Keluarga Berencana, Program Bina
Keluarga, Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan.
b. Membangun jaringan drainase dan jaringan utilitas kota secara terpadu dan
merata
Prioritas pembangunan infrastruktur dan jaringan utilitas kota secara terpadu dan
merata diimplementasikan dalam 4 program, yaitu: Program Pengembangan dan
Pengelolaan Sistem Drainase Kota, Program Pembangunan Jaringan Air Bersih
Perkotaan, Program Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU, Program
Pengelolaan dan Peningkatan Utilitas Kota.
c. Meningkatkan penanganan dan pemberdayaan PMKS
Prioritas peningkatan penanganan dan pemberdayaan PMKS diimplementasikan
dalam 3 program, yaitu: Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial,
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -29
d. Meningkatkan kinerja investasi dan pariwisata serta produktivitas pada sektor
industri kreatif dan pertanian
Prioritas peningkatan kinerja investasi dan produktivitas pada sektor industri kreatif,
pertanian dan pariwisata diimplementasikan dalam 19 program, yaitu: Program
Perluasan Jangkauan Pemasaran, Program Perkuatan Permodalan Usaha Mikro,
Program Standarisasi Produk Usaha Mikro, Program Penguatan Kelembagaan
Koperasi, Program Peningkatan Kualitas Usaha Koperasi, Program Penyediaan
Sarana Prasarana Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikultura, Program
Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna dalam Budidaya Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian, Program
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Ternak, Program Pengaplikasian
Teknologi Tepat Guna dalam Budidaya Peternakan, Program Penyediaan Sarana
Prasarana Kelautan dan Perikanan, Program Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna
Budidaya Perikanan dan Kelautan, Program Pemanfaatan Rumah Kreatif dan
Pengembangan Usaha Kreatif, Program Perkuatan Permodalan Usaha Kreatif,
Program Legalisasi Usaha Kreatif, Program Pengembangan Destinasi Wisata,
Program Pengembangan Kerjasama dengan Stakeholder Bidang Pariwisata,
Program Pemasaran Pariwisata, Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi.
e. Peningkatan kualitas perumahan dan permukiman dengan pembangunan
sarana prasarana lingkungan dan pengembangan energi alternatif
Prioritas peningkatan kualitas perumahan dan permukiman dengan pembangunan
sarana prasarana lingkungan dan pengembangan energi alternatif
diimplementasikan dalam 3 program, yaitu: Program Perumahan dan Kawasan
Permukiman, Program Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Alternatif, Program
Upaya Konservasi Energi.
f. Peningkatan kualitas lingkungan melalui upaya peningkatan kebersihan dan
penghijauan
Prioritas peningkatan kualitas lingkungan melalui upaya peningkatan kebersihan dan
penghijauan diimplementasikan dalam 3 program, yaitu: Program Pengelolaan dan
Peningkatan Ruang Terbuka Hijau, Program Pengelolaan Kebersihan, Program
Pengendalian dan Pengawasan Dampak Lingkungan.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -30
g. Pengembangan sistem transportasi dan angkutan masal cepat yang
terintegrasi inter moda dan antarmoda
Prioritas pengembangan sistem transportasi dan angkutan masal cepat yang
terintegrasi inter moda dan antarmoda diimplementasikan dalam 3 program yaitu:
Program Pengelolaan dan Pembangunan Jalan dan Jembatan, Program
Peningkatan Sistem Manajemen Transportasi, Program Pengembangan Sistem
Transportasi Berkelanjutan.
h. Peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan
keuangan daerah
Prioritas peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan
keuangan daerah diimplementasikan dalam 23 program, yaitu: Program Peningkatan
Sistem Pengawasan Internal, Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur, Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan, Program
Penataan Daerah Otonom, Program Penataan, Penyelamatan, dan Pelestarian
Dokumen/Arsip Daerah, Program Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala
Daerah, Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Fasilitator Perwakilan Rakyat
Daerah, Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Kedinasan, Program Pendukung Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah,
Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah, Program Perencanaan
Pembangunan Daerah, Program Pengendalian Pembangunan Daerah, Program
Pengelolaan Keuangan Daerah, Program Penataan Peraturan Perundang-
Undangan, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Program Pengembangan
Data, Informasi dan Statistik, Program Penataan Administrasi Kependudukan,
Program Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan, Program Pengembangan dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Program Komunikasi, Informasi,
dan Publikasi Masyarakat, Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan
Perdagangan, Program Peningkatan dan Pengembangan Pendapatan Daerah,
Program Peningkatan Kinerja BUMD Pendukung Keuangan Daerah.
i. Peningkatan ketenteraman dan ketertiban umum
Prioritas peningkatan ketenteraman dan ketertiban umum diimplementasikan dalam
2 program, yaitu: Program Penegakan Peraturan Daerah, dan Program Peningkatan
Ketenteraman, Ketertiban dan Kenyamanan lingkungan.
LKPJ Walikota ATA 2018
II -31
j. Peningkatan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan
anak
Prioritas peningkatan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan
dan anak diimplementasikan dalam 2 program yaitu: Program Kesetaraan Gender
dan Pemberdayaan Perempuan serta Program Perlindungan Perempuan dan Anak.
k. Peningkatan kualitas generasi muda dan angkatan kerja
Prioritas peningkatan kualitas generasi muda dan angkatan kerja diimplementasikan
dalam 6 program yaitu: Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan, Program
Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga, Program Peningkatan Kesempatan
Kerja, Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas, Program
Pengembangan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, Program Pengawasan dan
Perlindungan Ketenagakerjaan.
l. Peningkatan ketahanan pangan
Prioritas peningkatan ketahanan pangan diimplementasikan dalam 2 program yaitu:
Program Peningkatan Ketersediaan, Keanekaragaman dan Keamanan Pangan,
serta Program Peningkatan Akses dan Distribusi Pangan.
m. Mewujudkan sistem pengelolaan pertanahan, aset, penataan ruang, dan
ketahanan bencana yang terintegrasi
Prioritas mewujudkan sistem pengelolaan pertanahan, aset, penataan ruang, dan
ketahanan bencana yang terintegrasi diimplementasikan dalam 6 program yaitu:
Program Perencanaan Ruang Kota, Program Pemanfaatan dan Pengendalian Tata
Ruang Kota, Program Pengadaan Tanah dan/atau Bangunan bagi Pembangunan
untuk Kepentingan Umum, Program Pengamanan Aset, Program Pengelolaan Aset,
Program Penanggulangan Bencana.
n. Pelestarian budaya lokal dan wawasan kebangsaan berlandaskan Pancasila
Prioritas pelestarian budaya lokal dan wawasan kebangsaan berlandaskan Pancasila
diimplementasikan dalam 4 program, yaitu: Program Perlindungan Budaya Lokal,
Program Pengembangan dan Pemanfaatan Budaya Lokal, Program Pengembangan
Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan, Program Pengembangan Wawasan
dan Karakter Kebangsaan dalam Konteks Budaya Lokal.
o. Peningkatan arus perdagangan internasional dan antar pulau
Prioritas peningkatan arus perdagangan internasional dan antar pulau
diimplementasikan dalam 4 program, yaitu: Program Pengembangan Hub dan
Simpul Logistik untuk Mendukung Distribusi Komoditas Potensial, Program
LKPJ Walikota ATA 2018
II -32
Manajemen Lalu Lintas Angkutan Barang, Program Peningkatan Investasi Fasilitas
Pendukung Logistik, Program Kerjasama Bidang Perdagangan.
Dalam pelaksanaan program pembangunan Kota Surabaya, selain diselenggarakan
melalui urusan wajib dan urusan pilihan pemerintahan daerah, juga diselenggarakan
melalui non urusan pemerintahan daerah, yaitu melalui Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. Program-
program tersebut dilaksanakan oleh semua Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota
Surabaya.
LKPJ Walikota ATA 2018
III -1
I BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH
Sebagaimana yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang,
Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah diberi wewenang untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah, dimana urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota adalah
urusan pemerintahan konkuren. Pelaksanaan otonomi daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui otonomi luas, dalam
lingkungan strategis globalisasi, daerah diharapkan mampu meningkatkan daya saing
dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan
kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Otonomi daerah dilaksanakan berdasarkan prinsip negara kesatuan. Dalam negara
kesatuan kedaulatan hanya ada pada pemerintahan negara atau pemerintahan nasional
dan tidak ada kedaulatan pada daerah. Oleh karena itu, seluas apapun otonomi yang
diberikan kepada daerah, tanggung jawab akhir penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
akan tetap ada di tangan Pemerintah Pusat. Untuk itu Pemerintahan Daerah pada negara
kesatuan merupakan satu kesatuan dengan Pemerintahan Nasional. Sejalan dengan itu,
kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh Daerah merupakan bagian integral dari
kebijakan nasional. Pembedanya adalah terletak pada bagaimana memanfaatkan
kearifan, potensi, inovasi, daya saing, dan kreativitas daerah untuk mencapai tujuan
nasional tersebut di tingkat lokal yang pada gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan
nasional secara keseluruhan.
Konsekuensi dari penyerahan urusan pemerintahan kepada daerah yang
diselenggarakan berdasarkan asas otonomi ini adalah pengelolaan sumber keuangan
daerah baik berupa pajak dan retribusi daerah maupun berupa dana perimbangan. Untuk
menjalankan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, pemerintah daerah
harus mempunyai sumber keuangan agar mampu memberikan pelayanan dan
kesejahteraan kepada rakyat di wilayahnya.
LKPJ Walikota ATA 2018
III -2
Dalam pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kota Surabaya berpedoman
pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan ini juga menjadi acuan ketentuan bahwa pengelolaan keuangan daerah
Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2018 menganut anggaran defisit.
Pengelolaan keuangan daerah yang dicerminkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2018 penyusunannya berpedoman pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 sebagaimana diubah terakhir kali
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 134 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2018 ini dibahas dan
disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD sehingga ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 dan Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor
06 Tahun 2018 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2018.
Peraturan Daerah ini selanjutnya dijabarkan dengan peraturan kepala daerah yaitu
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 sebagaimana diubah terakhir kali
dengan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 61 Tahun 2018 tentang Perubahan
Kedelapan atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 57 Tahun 2017 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018. Sedangkan peraturan
daerah mengenai perubahan APBD dijabarkan dalam Peraturan Walikota Surabaya
Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2018 sebagaimana diubah dengan Peraturan Walikota Surabaya
LKPJ Walikota ATA 2018
III -3
Nomor 73 Tahun 2018 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Walikota Surabaya
Nomor 66 Tahun 2018 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2018.
A. Pengelolaan Pendapatan Daerah
1. Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah
Daerah mempunyai kewenangan yang didasarkan pada azas otonomi dalam wujud
otonomi yang luas, nyata dan bertanggungjawab, serta azas tugas pembantuan yang
merupakan bentuk pelimpahan wewenang Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah
untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan. Ini berarti daerah diberikan
keleluasaan menjalankan pemerintahan dan pembangunannya secara bertanggungjawab
dengan melihat kondisi dan potensi lokalnya. Pengelolaan keuangan negara
mencerminkan kemampuan daerah untuk mengatur dan menjalankan urusan
pemerintahannya.
Prinsip pengelolaan keuangan daerah daerah adalah penyelenggaraan secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat. Untuk mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan
pengelolaan keuangan daerah dan memaksimalkan penyelenggaraan pemerintah untuk
pelayanan kepada masyarakat, maka pemerintah daerah perlu mendorong
kemampuannya dalam meningkatkan Kapasitas Fiskal Daerah. Hal ini dapat diwujudkan
melalui upaya yang konsisten oleh para pengelola daerah untuk mengoptimalkan dan
mengembangkan sumber-sumber pendapatan daerah, baik melalui intensifikasi maupun
ekstensifikasi pendapatan daerah dalam kerangka perundang-undangan yang berlaku.
Pendapatan daerah terdiri dari 3 (tiga) kelompok, yaitu Pendapatan Asli Daerah
(PAD), dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. PAD merupakan
cerminan kemampuan dan potensi daerah, sehingga besarnya penerimaan PAD dapat
mempengaruhi kualitas otonomi daerah. Sedangkan dana perimbangan merupakan
sumber pendapatan daerah yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintahan daerah dalam
mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah khususnya dalam hal peningkatan
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat sehingga menjadi semakin baik.
LKPJ Walikota ATA 2018
III -4
Kebijakan umum pendapatan daerah pada APBD Pemerintah Kota Surabaya Tahun
Anggaran 2018, diarahkan pada:
1. Pengembangan manajemen pendapatan daerah dengan prinsip profesionalitas,
efisiensi dan transparan;
2. Peningkatan kualitas pelayanan dengan mengembangkan konsep pelayanan yang
berbasis Teknologi Informasi (TI) melalui penyederhanaan sistem dan prosedur serta
memberikan banyak alternatif model layanan pembayaran kepada masyarakat ;
3. Optimalisasi PAD sebagai upaya membangun kemandirian keuangan daerah melalui
usaha intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah;
4. Peningkatan koordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi terkait
penerimaan dana perimbangan dan sumber-sumber penerimaan dari sektor lain-lain
pendapatan daerah yang sah;
5. Optimalisasi peran dan kontribusi BUMD pada PAD melalui pembinaan tata kelola
BUMD yang efektif dan efisien;
6. Penyesuaian target berdasarkan potensi dan realisasi dari PAD antara lain melalui
penyesuaian bagian laba hasil pengelolaan kekayaan daerah berdasarkan laporan
keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan publik, agenda Rapat Umum Pemegang
Saham dan surat dari Perusahaan Milik Daerah (BUMD);
7. Penyesuaian target pendapatan daerah dengan mengacu kepada Peraturan Presiden,
Peraturan Menteri Keuangan, Surat Edaran Kementerian Keuangan, Peraturan
Gubernur Jawa Timur dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah;
8. Penyesuaian target pendapatan daerah dengan mengacu kepada Surat Edaran
Menteri Dalam Negeri Nomor 910/106/SJ tentang petunjuk teknis penganggaran,
pelaksanaan dan penatausahaan serta pertanggungjawaban dana bantuan
operasional sekolah satuan pendidikan negeri yang diselenggarakan oleh
kabupaten/kota pada anggaran pendapatan dan belanja daerah.
2. Target Dan Realisasi Pendapatan
Realisasi pendapatan daerah pada tahun 2018 sebesar Rp8.170.854.369.268,-
mengalami peningkatan sebesar 2% atau Rp155.671076.151,- dari tahun 2017 sebesar
Rp8.015.183.293.117,-.
Kontribusi pendapatan daerah pada tahun 2018 didominasi oleh PAD yang mencapai
60,81%, kemudian disusul dana perimbangan sebesar 25,56% dan lain-lain pendapatan
LKPJ Walikota ATA 2018
III -5
daerah yang sah sebesar 13,62%.
Pendapatan daerah pada tahun 2018 terealisasi sebesar
Rp8.170.854.369.268,- atau 101,14% dari target yang ditetapkan sebesar
Rp8.079.142.194.268,- yang didukung dari PAD, dana perimbangan dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah.
PAD pada tahun 2018 terealisasi sebesar Rp4.968.800.998.376,- atau 104,41% dari
target sebesar Rp4.758.967.236.960,- yang didukung dari perolehan hasil pajak daerah
sebesar Rp3.817.450.058.237,-; hasil retribusi daerah sebesar
Rp346.798.583.544,-; hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar
Rp140.036.260.032,-; lain-lain PAD yang sah sebesar Rp664.516.096.562,-.
Dana Perimbangan pada tahun 2018 terealisasi sebesar
Rp2.088.869.968.843,- atau 95,05% dari target sebesar Rp2.197.705.635.699,- yang
didukung dari perolehan bagi hasil pajak sebesar Rp410.894.374.246 dan bagi hasil
bukan pajak sebesar Rp67.464.332.495,- Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar
Rp1.211.713.876.000,- serta Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp398.797.386.102,-.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah pada tahun 2018 terealisasi sebesar
Rp1.113.183.402.049,- atau 99,17% dari target sebesar Rp1.122.469.321.609,- yang
didukung dari perolehan bagi hasil pajak dari Provinsi sebesar Rp880.120.602.049,- dana
bantuan keuangan Provinsi sebesar Rp2.903.400.000,- serta lain-lain pendapatan
daerah yang sah sebesar Rp48.750.000.000,-. Realisasi anggaran pendapatan daerah
tahun 2018 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel III.1 Ringkasan Perhitungan Anggaran Pendapatan Daerah Tahun 2018
No Uraian Target Realisasi %
Capaian
1 Pendapatan Asli Daerah 4.758.967.236.960 4.968.800.998.376 104,41
a. Hasil Pajak Daerah 3.615.432.902.416 3.817.450.058.237 105,59
b. Hasil Retribusi Daerah 364.330.957.049 346.798.583.544 95,19
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
141.308.453.768 140.036.260.032 99,10
d. Lain-lain PAD yang sah 637.894.923.727 664.516.096.562 104,17
2 Dana perimbangan 2.197.705.635.699 2.088.869.968.843 95,05
a. Bagi Hasil Pajak 507.650.130.687 410.894.374.246 80,94
b. Bagi Hasil Bukan Pajak 37.622.319.012 67.464.332.495 179,32
c. Dana Alokasi Umum 1.211.713.876.000 1,211,713,876,000 100,00
LKPJ Walikota ATA 2018
III -6
No Uraian Target Realisasi %
Capaian
d. Dana Alokasi Khusus 440.719.310.000 398.797.386.102 90,49
3 Lain-lain Pendapatan yang Sah
1.122.469.321.609 1.113.183.402.049 99,17
a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov & Pem Desa Lainnya
890.407.321.609 880.120.602.049 98,84
b. Dana Bantuan Keuangan kpd Prov & Pem. Desa
3.699.400.000 2.903.400.000 78,48
c. Dana Bagi Hasil Lainnya - - -
d. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
48.750.000.000 48.750.000.000 100,00
JUMLAH PENDAPATAN 8.079.142.194.268 8.170.854.369.268 101.14
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah, Januari 2019, diolah.
Organisasi Perangkat Daerah yang mendukung pencapaian realisasi pendapatan
daerah sebanyak 19 PD yang terdiri dari 1 Badan, 15 Dinas, 1 Bagian, dan 2 Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Surabaya. Pendapatan daerah berdasarkan Organisasi Perangkat
Daerah secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel III.2 Pendapatan Daerah menurut Perangkat Daerah Tahun 2018
No SKPD Target (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian Realisasi
1 Dinas Kesehatan 101.492.131.500,00 110.353.024.510,00 108,73
2 RSUD dr. Mohamad Soewandhie
160.105.449.568,00 185.504.249.457,54 115,86
3 RSUD Bhakti Dharma Husada
92.300.213.688,00 81.636.219.278,54 88,45
4 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan
5.225.461.800,00 13.854.961.800,00 265,14
5 Dinas Pemadam Kebakaran 1.500.000,00 13.550.000,00 903,33
6 Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah
83.329.766.552,00 108.123.702.692,21 129,75
7 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang
190.783.303.901,00 189.172.127.214,00 99,16
8 Dinas Perhubungan 61.098.185.300,00 62.004.137.181,00 101,48
9 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau
86.903.264.030,00 81.450.679.910,00 93,73
10 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
3.981.517.200,00 5.596.665.000,00 140,57
11 Dinas Tenaga Kerja 6.739.200.000,00 5.068.426.800,00 75,21
12 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
668.117.800,00 577.975.440,00 86,51
13 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
6.471.896.380,00 6.774.838.769,00 104,68
LKPJ Walikota ATA 2018
III -7
No SKPD Target (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian Realisasi
14 Dinas Kepemudaan dan Olahraga
2.078.777.100,00 2.663.869.000,00 104,15
15 Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Aset
1.886.524.000,00 2.408.754.133,00 127,68
16 Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah
7.273.831.719.698,00 7.313.363.646.823,21 100,54
17 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
32.649.800,00 61.306.100,00 187,77
18 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
440.420.640,00 441.577.500,00 100,26
19 Dinas Perdagangan 1.772.095.311,00 1.784.657.660,00 100,71
Jumlah 8.079.142.194.268,00 8.170.854.369.268,50 101,14
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah, Januari 2019, diolah.
3. Permasalahan dan Solusi
Pada Tabel III.2 diatas terlihat, bahwa terdapat 14 Organisasi Perangkat Daerah
yang memenuhi target pendapatan yang telah ditetapkan dan 5 Organisasi Perangkat
Daerah yang belum memenuhi target. Secara umum permasalahan yang masih dihadapi
dalam pengelolaan pendapatan daerah antara lain:
a. Belum optimalnya capaian pendapatan dari Dana Alokasi Khusus dikarenakan:
DAK Reguler Fisik Bidang Kesehatan sub bidang Keluarga Berencana tidak
optimal tercapai karena adanya kendala teknis dalam pengamanan aset yang
akan dilaksanakan melalui DAK;
DAK Non Fisik Tambahan Penghasilan Guru belum optimal tercapai karena
disesuaikan dengan SK penerima Tambahan Penghasilan Guru di Kota Surabaya.
b. Adanya Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018, dimana telah
diatur proses Peralihan Pelayanan Perizinan Penggunaan Tenaga Kerja Asing untuk
proses pengesahan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), sehingga
mulai tanggal 1 November 2018, semua pelayanan penggunaan tenaga kerja asing
dilaksanakan oleh Kementerian Ketenagakerjaan melalui sistem TKA-Online yang
terintegrasi dengan sistem Online Single Submission.
Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang dihadapi dan untuk tetap menjaga
konsistensi dalam pemenuhan target pendapatan yang telah ditetapkan, maka akan
dilakukan beberapa upaya sebagai berikut :
LKPJ Walikota ATA 2018
III -8
a. Menghitung potensi PAD baik pajak, retribusi maupun lain-lain PAD yang sah dengan
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian;
b. Melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi terkait penerimaan dana perimbangan;
c. Melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi dengan Perangkat Daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat berkaitan
dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang didanai dari DAK;
d. Melakukan koordinasi secara intensif dengan pemerintah pusat dan pemerintah
provinsi terkait sumber-sumber penerimaan dari pendapatan daerah yang sah.
B. Pengelolaan Belanja Daerah
1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Arah kebijakan belanja daerah dipergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan
pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari
urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang
tertentu dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau
antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Kebijakan belanja daerah Kota Surabaya diarahkan untuk:
1. Menjamin terlaksananya program skala besar dan prioritas;
2. Fasilitasi penyelenggaraan pelayanan dasar pada masyarakat sesuai dengan prioritas
pembangunan yang sudah ditetapkan;
3. Pemanfaatan belanja daerah secara efisien dan efektif yang diarahkan pada
pelayanan dan kesejahteraan masyarakat dengan menjaga proporsi belanja langsung
lebih besar dari belanja tidak langsung;
4. Transparansi pengelolaan belanja daerah dengan didukung sistem informasi yang
terintegrasi, meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan;
5. Optimalisasi pemanfaatan belanja yang bersumber dari pendapatan khusus (Dana
Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, Pajak Rokok, Dana Insentif
Daerah dan BLUD) untuk menstimulasi capaian target kinerja sesuai dengan
ketentuan perundangan yang berlaku;
6. Menerapkan sistem manajemen kinerja pegawai melalui Pemberian Tunjangan
Profesi Pendidik kepada Pegawai Negeri Sipil Guru dan Tambahan Penghasilan
Pegawai (TPP) non Guru;
LKPJ Walikota ATA 2018
III -9
7. Meningkatkan aksesibilitas, kapasitas, dan kualitas pelayanan publik;
8. Menerapkan reformasi birokrasi dan meningkatkan kecerdasan intelektual, mental
spiritual dan ketrampilan SDM dalam rangka meningkatkan pelaksanaan program,
kegiatan, dan pelayanan kepada masyarakat;
9. Alokasi belanja langsung dioptimalkan pada belanja modal dan belanja barang dan
jasa untuk menstimulasi pertumbuhan sektor riil;
10. Penyesuaian belanja berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
910/106/SJ tentang Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan
Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Dana Bantuan Operasional Sekolah
Satuan Pendidikan Negeri yang Diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
11. Penyesuaian belanja bantuan keuangan berdasarkan surat Sekretaris Daerah Jawa
Timur nomor 903/13.101/201/2017, tanggal 20 Desember 2017, Perihal: Pagu
Anggaran Definitif Belanja Bantuan Keuangan Khusus kepada Kabupaten/Kota pada
APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2018;
12. Penyesuaian belanja Dana Bagi Cukai Hasil Tembakau berdasarkan Peraturan
Gubernur Jawa Timur Nomor 89 Tahun 2017 tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai
Hasil Tembakau kepada Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jawa Timur TA. 2018,
tanggal 28 Desember 2017 dan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
103/PMK.07/2018 tentang Penetapan Kurang Bayar dan Lebih Bayar Dana Bagi Hasil
Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Pada tahun 2018, tanggal 30 Agustus 2018.
2. Target Dan Realisasi Belanja
Belanja daerah pada tahun 2018 terealisasi sebesar Rp8.177.037.822.230,- atau
88,22% dari target yang ditetapkan sebesar Rp9.268.450.333.673,00,- yang terdiri dari
belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung terealisasi sebesar
Rp1.956.552.637.291,68,- atau 82,51% dari target yang ditetapkan sebesar
Rp2.371.418.942.383,00,- yang didukung dari belanja pegawai sebesar
Rp1.857.794.387.223,- belanja hibah sebesar Rp81.259.317.434,-; Belanja bagi hasil
kepada prov/kab/kota sebesar Rp9.254.742.990,- belanja bantuan keuangan Provinsi
sebesar Rp450.000.000,-. Sedangkan belanja langsung terealisasi sebesar
Rp6.220.485.184.937,91,- atau 90,19% dari target yang ditetapkan sebesar
Rp6.897.031.391.290,- dengan rincian belanja pegawai (termasuk BLUD dan kapitasi)
sebesar Rp484.009.721.950,-; belanja barang dan jasa (termasuk BLUD dan kapitasi)
sebesar Rp3.306.414.423.678,- serta belanja modal (termasuk BLUD dan kapitasi)
LKPJ Walikota ATA 2018
III -10
sebesar Rp2.430.061.039.309,-. Secara rinci realisasi anggaran belanja daerah tahun
2018 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel III.3 Ringkasan Perhitungan Anggaran Belanja Daerah Tahun 2018
No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Capaian
1 Belanja Tidak Langsung
a. Belanja Pegawai 2.371.418.942.383,00 1.956.552.637.291,68 82,51
b. Belanja Bunga - - 0,00
c. Belanja Subsidi - - 0,00
d. Belanja Hibah 223.172.686.715,00 81.259.317.434,00 36,41
e. Belanja Bantuan Sosial - - 0,00
f. Belanja Bagi Hasil kepada
Prov / kab/kota
9.254.742.990,00 9.254.742.990,00 100,00
g. Belanja Bantuan Keuangan
kepada Prov/ kab/kota
1.473.130.697,00 450.000.000,00 30,55
h Belanja Tidak Terduga 10.000.000.000 6.085.899.644,00 60,86
Jumlah Belanja Tidak Langsung 2.371.418.942.383,00 1.956.552.637.291,68 82,51
2 Belanja Langsung
a. Belanja Pegawai 510.163.444.973,00 484.009.721.950,53 94,87
b. Belanja Barang dan Jasa 3.666.769.874.931,00 3.306.414.423.678,38 90,17
c. Belanja Modal 2.720.098.071.386,00 2.430.061.039.309,00 89,33
Jumlah Belanja Langsung 6.897.031.391.290,00 6.220.485.184.937,91 90,19
Total Jumlah Belanja 9.268.450.333.673,00 8.177.037.822.229,59 88,22
Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah, Januari 2019, diolah.
Anggaran belanja daerah dialokasikan pada 72 OPD yang terdiri dari
Badan, Dinas, Kantor, Bagian, Inspektorat, Sekretariat DPRD, Satuan Polisi Pamong
Praja, RSUD dan Kecamatan. Belanja daerah berdasarkan organisasi secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel III.4
Target dan Realisasi Belanja Daerah menurut Perangkat Daerah Tahun 2018
No Nama SKPD Belanja (Rp) %
Capaian Anggaran Realisasi
1 Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
7.499.120.600,00 7.475.768.134,00 99,69
2 Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Aset
142.183.468.092,00 138.482.398.205,00 97,4
3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
34.299.044.736,00 33.346.410.507,00 97,22
4 Dinas Pengelolaan Bangunan dan Tanah
252.038.188.668,00 236.625.368.695,00 93,88
LKPJ Walikota ATA 2018
III -11
No Nama SKPD Belanja (Rp) %
Capaian Anggaran Realisasi
5 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang
1.014.119.769.136,00 947.572.114.659,45 93,44
6 Dinas Pendidikan 1.741.465.126.034,00 1.620.111.013.877,91 93,03
7 Satuan Polisi Pamong Praja 58.529.843.512,00 54.319.691.428,00 92,81
8 Dinas Perhubungan 367.346.965.256,00 338.381.541.569,00 92,11
9 Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau
844.084.954.737,00 776.050.286.005,00 91,94
10 Kecamatan Tegalsari 16.244.675.490,00 14.931.751.270,00 91,92
11 Dinas Sosial 253.215.738.160,00 231.531.477.724,00 91,44
12 Dinas Lingkungan Hidup 21.838.450.001,00 19.942.596.555,00 91,32
13 Kecamatan Wonokromo 21.044.452.899,00 19.196.697.195,00 91,22
14 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan
1.188.446.222.740,00 1.082.259.295.805,00 91,07
15 Kecamatan Rungkut 18.535.328.503,00 16.789.567.196,00 90,58
16 Dinas Tenaga Kerja 30.866.895.321,00 27.933.652.859,00 90,5
17 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
46.885.320.478,00 42.381.632.644,00 90,39
18 Kecamatan Tambaksari 25.037.364.484,00 22.624.777.332,00 90,36
19 Dinas Kesehatan 749.986.649.303,00 673.823.111.552,00 89,84
20 Kecamatan Sukolilo 19.598.784.829,00 17.597.662.065,00 89,79
21 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
49.596.042.361,00 44.499.214.695,00 89,72
22 Kecamatan Pakal 15.310.313.107,00 13.719.122.935,00 89,61
23 Bagian Administrasi Pembangunan
17.005.286.222,00 15.216.566.608,00 89,48
24 Dinas Komunikasi dan Informatika
44.863.581.848,00 40.095.285.239,00 89,37
25 Kecamatan Wonocolo 16.632.351.310,00 14.857.227.846,00 89,33
26 Kecamatan Sukomanunggal 17.682.885.598,00 15.740.497.481,00 89,02
27 Kecamatan Bubutan 16.856.895.915,00 14.979.242.577,00 88,86
28 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
31.356.208.314,00 27.839.871.191,00 88,79
29 Kecamatan Wiyung 14.936.328.133,00 13.237.966.184,68 88,63
30 Kecamatan Mulyorejo 19.149.270.406,00 16.967.906.317,00 88,61
31 Kecamatan Gubeng 19.641.058.770,00 17.376.648.041,00 88,47
32 Badan Kepegawaian dan Diklat 29.139.080.698,00 25.754.709.257,00 88,39
33 Kecamatan Sawahan 21.934.546.376,00 19.370.079.813,00 88,31
34 Inspektorat 20.651.645.989,00 18.221.626.564,00 88,23
35 Kecamatan Semampir 18.614.253.200,00 16.422.931.144,00 88,23
36 Dinas Perdagangan 39.528.572.553,00 34.870.938.162,00 88,22
37 Kecamatan Genteng 16.466.295.619,00 14.521.091.934,00 88,19
38 Bagian Hukum 15.081.823.914,00 13.295.509.897,00 88,16
39 Kecamatan Lakarsantri 16.457.143.274,00 14.493.991.348,00 88,07
40 Kecamatan Asemrowo 13.003.908.556,00 11.385.668.758,00 87,56
41 Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat
47.078.976.919,00 41.137.890.820,00 87,38
42 Kecamatan Gunung Anyar 13.344.598.268,00 11.648.031.180,00 87,29
43 Kecamatan Tenggilis Mejoyo 13.755.291.933,00 11.974.804.687,00 87,06
44 Kecamatan Pabean Cantian 16.319.317.866,00 14.206.196.396,00 87,05
LKPJ Walikota ATA 2018
III -12
No Nama SKPD Belanja (Rp) %
Capaian Anggaran Realisasi
45 Kecamatan Simokerto 15.442.183.883,00 13.434.493.602,00 87
46 Kecamatan Benowo 14.605.205.858,00 12.677.343.190,00 86,8
47 Kecamatan Bulak 15.780.910.801,00 13.696.535.607,00 86,79
48 Kecamatan Dukuh Pakis 14.140.100.053,00 12.247.540.769,00 86,62
49 Kecamatan Tandes 19.685.287.422,00 17.033.973.907,00 86,53
50 Kecamatan Sambikerep 14.874.352.263,00 12.856.254.187,00 86,43
51 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
24.211.690.333,00 20.907.779.823,00 86,35
52 Kecamatan Karang Pilang 14.581.270.819,00 12.588.953.861,00 86,34
53 Badan Perencanaan Pembangunan
37.660.387.290,00 32.463.085.661,00 86,2
54 Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
87.901.020.255,00 75.510.613.244,00 85,9
55 Kecamatan Gayungan 14.243.212.787,00 12.166.570.573,00 85,42
56 Kecamatan Kenjeran 16.396.222.163,00 14.004.750.589,00 85,41
57 Dinas Kepemudaan dan Olahraga
61.999.462.657,00 52.561.409.821,00 84,78
58 Bagian Umum dan Protokol 130.851.439.805,00 110.717.569.045,00 84,61
59 Kecamatan Krembangan 17.620.070.419,00 14.893.791.081,00 84,53
60 Kecamatan Jambangan 14.703.497.920,00 12.351.805.354,00 84,01
61 Bagian Organisasi 6.830.455.381,00 5.695.845.168,00 83,39
62 Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat
6.244.194.821,00 5.142.060.759,00 82,35
63 Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
20.794.109.142,00 17.095.821.068,00 82,21
64 RSUD dr. Mohamad Soewandhie
326.646.163.170,00 267.771.317.997,00 81,98
65 Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah
6.138.201.007,00 4.940.873.872,00 80,49
66 Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
39.951.319.607,00 32.001.270.026,00 80,1
67 Sekretariat DPRD 138.607.503.660,00 109.120.258.921,00 78,73
68 Bagian Hubungan Masyarakat 18.149.428.660,00 14.284.742.590,00 78,71
69 Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah
13.166.699.897,00 9.954.168.259,00 75,6
70 Bagian Administrasi Kerjasama 20.233.235.308,00 15.022.625.531,00 74,25
71 RSUD Bhakti Dharma Husada 171.666.678.471,00 134.937.479.424,00 73,96
72 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
14.955.297.017,00 9.194.445.486,00 61,48
73 Dinas Pemadam Kebakaran 159.347.983.707,00 89.610.108.857,00 56,24
74 Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah
411.653.399.307,00 225.659.877.401,00 54,82
Jumlah 9.268.450.333.673,00 8.177.037.822.230,04 88,22 Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah, Januari 2019, diolah.
LKPJ Walikota ATA 2018
III -13
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pelaksanaan belanja daerah khususnya belanja lansung antara
lain:
a. Tidak terlaksananya beberapa kegiatan yang bersumber dari DAK dikarenakan
terdapat beberapa item kegiatan berdasarkan petunjuk teknis DAK fisik maupun non
fisik yang tidak dapat dilaksanakan karena tidak sesuai dengan kondisi Kota
Surabaya;
b. Terdapat beberapa pekerjaan pengadaan yang gagal lelang antara lain : Pengadaan
APE PAUD, pengadaan mobil pemadam kebakaran, pengadaan obat dan
perbekalan kesehatan, pengadaan alat kesehatan dan pengadaan sarana
perkantoran.
Sedangkan upaya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi
tersebut adalah:
a. Melakukan evaluasi terhadap perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan
khususnya terkait penentuan lokasi dan pengaturan jadwal lelang;
b. Melakukan koordinasi, konsultasi ke Kementerian Teknis dan Pemerintah Provinsi
terkait permasalahan-permasalahan DAK;
c. Melaksanakan pembinaan terhadap penyedia barang dan jasa serta pengawasan/
monitoring, pengendalian dan evaluasi secara intensif terhadap pelaksanaan
kegiatan pada setiap tahapan pekerjaan.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-1
IV. BAB IV
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Pencapaian penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Surabaya pada tahun
2018 dijabarkan dalam pencapaian misi, tujuan dan sasaran Walikota Surabaya serta
program dan kegiatan pembangunan yang diamanatkan dalam RKPD Kota Surabaya
Tahun 2018 dan perubahannya serta Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun Anggaran 2018 beserta perubahannya yang
merupakan penjabaran RPJMD Kota Surabaya Tahun 2016-2021. Berikut adalah
pencapaian penyelenggaraan pemerintahan daerah Kota Surabaya pada tahun 2018.
Misi 1 Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas
Misi 1 tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mencerdaskan masyarakat sehingga mempunyai kualifikasi sebagai manusia yang
berkualitas dan dapat mengaktualisasikan dirinya di masyarakat. Pencapaian misi tersebut
diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah (IKD) Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Pada tahun 2018 angka IPM mencapai angka 81,73. Perkembangan angka IPM
selama 5 tahun terakhir menunjukkan semakin meningkat sebagaimana disajikan pada
Gambar IV.1.
Gambar IV.1 Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surabaya Tahun 2014 – 2018
Sumber Data : Bappeko Surabaya, Desember 2018, diolah Keterangan : Angka tahun 2018 merupakan angka sementara
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-2
Peningkatan angka IPM selama 5 tahun tersebut menunjukkan bahwa pencapaian
pembangunan manusia semakin membaik. Sejak Tahun 2016 Indeks Pembangunan
Manusia Kota Surabaya berkategori “sangat tinggi” dan pada tahun 2017 Indeks
Pembangunan Manusia Kota Surabaya merupakan yang tertinggi di Jawa Timur.
Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Surabaya pada tahun 2018 mencapai 6.12%
lebih rendah dibandingkan dengan Kota Metropolitan lain seperti Kota Bandung dengan
TPT sebesar 9,02% (data per Mei 2018).
Pencapaian misi tersebut dapat dirasakan hasilnya dengan telah diterimanya
berbagai penghargaan nasional “Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar)” Kategori Utama
Tingkat Kabupaten/Kota tanggal 12 Oktober 2018. Penghargaan ini diberikan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kepada Provinsi, Kota/
Kabupaten yang berprestasi dalam memajukan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
pendidikan di daerahnya masing-masing.
Pencapaian misi sebagaimana uraian diatas, tidak terlepas dari upaya pencapaian
atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pendidikan
Sasaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan mewujudkan
pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan formal serta mewujudkan pemerataan
aksesibilitas dan kualitas pendidikan nonformal, yang capaiannya diukur dengan indikator
kinerja sebagai berikut:
A.1. Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan formal
Pencapaian sasaran mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan
formal pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja sebagai berikut:
a. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD mencapai 66,36%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 65,93%, maka capaian kinerjanya
mencapai 100,66%;
b. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI mencapai 100,51%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 99,30% maka capaian kinerjanya
mencapai 101,22%;
c. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs mencapai 91,23%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 91,13%, maka capaian kinerjanya
mencapai 100,11%;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-3
d. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI mencapai 95,72%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 95,69%, maka capaian kinerjanya mencapai
100,03%;
e. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs mencapai 83,81%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 83,72%, maka capaian kinerjanya
mencapai 100,11%;
f. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI mencapai 0,00%, bila dibandingkan target yang
telah ditetapkan sebesar 0,93%, maka capaian kinerjanya mencapai 200,00%;
g. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs mencapai 0,00%, bila dibandingkan target
yang telah ditetapkan sebesar 0,93%, maka capaian kinerjanya mencapai 200,00%;
h. Angka Kelulusan (AL) SD/MI mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya mencapai 100%;
i. Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 99,10%, maka capaian kinerjanya mencapai
100,91%;
j. Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke jenjang SMP/MTs mencapai 94,51%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 99,20%, maka capaian
kinerjanya mencapai 95,27%;
k. Persentase lembaga pendidikan TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang
terakreditasi mencapai 75,18%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 26,14%, maka capaian kinerjanya mencapai 287,62%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pendidikan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan
formal adalah:
a) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Pendidikan, dengan kegiatan:
Pembangunan/rehabilitasi fasilitas gedung pendidikan;
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas gedung pendidikan;
Fasilitasi pemberian biaya pendidikan daerah jenjang sekolah dasar sederajat;
Fasilitasi pemberian biaya pendidikan daerah jenjang sekolah menengah
sederajat;
Fasilitasi penerimaan peserta didik baru;
Pengadaan perlengkapan sekolah dasar;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-4
Pengadaan perlengkapan sekolah menengah;
Pengadaan Alat Peraga Edukatif (APE) PAUD;
Penunjang operasional sekolah dasar dan sekolah menengah;
Penyediaan bantuan operasional penyelenggaraan PAUD yang dibiayai dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik.
b) Program Penerapan Kurikulum, dengan kegiatan:
Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus sekolah dasar;
Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus sekolah menengah;
Fasilitasi pelaksanaan ujian nasional sekolah menengah;
Fasilitasi pelaksanaan ujian sekolah dasar;
Peningkatan dan pemetaan mutu kelembagaan sekolah dasar;
Peningkatan dan pemetaan mutu kelembagaan sekolah menengah;
Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar PAUD;
Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar sekolah dasar;
Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar sekolah menengah.
c) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dengan
kegiatan:
Fasilitasi pembinaan guru dan tenaga kependidikan;
Fasilitasi pengembangan kualifikasi, kompetensi guru dan tenaga
kependidikan;
Peningkatan mutu guru swasta SD/MI/SDLB/SLB/Salafiyah
Ula/SMP/MTs/SMPLB/Salafiyah Wustho;
Peningkatan mutu pendidik PAUD.
d) Program Peningkatan Prestasi, dengan kegiatan:
Pengembangan pendidikan anak usia dini;
Penunjang peningkatan prestasi jenjang sekolah dasar;
Penunjang peningkatan prestasi jenjang sekolah menengah;
Penunjang peningkatan prestasi pendidikan luar sekolah;
Penunjang peningkatan prestasi siswa, guru, dan tenaga kependidikan dan
masyarakat.
e) Program Peningkatan Manajemen Pengelolaan Pendidikan,didukung dengan
kegiatan fasilitasi pengelolaan manajemen sekolah.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-5
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan formal adalah:
a) Program Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Pendidikan diukur dengan menggunakan 6 (enam) indikator kinerja, yaitu:
Persentase PAUD yang ditingkatkan sarana prasarananya, dimana pada
tahun 2018 mencapai 97,41%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 36,78%, maka capaian kinerjanya mencapai 264,85%.
Persentase PAUD yang ditingkatkan sarana prasarananya merupakan
perbandingan jumlah PAUD PPT yang ditingkatkan sarananya pada tahun
2018 dengan jumlah PAUD PPT seluruhnya pada tahun 2018. Jumlah PAUD
(PPT) yang ditingkatkan sarananya tahun 2018 sebanyak 866 unit dari
jumlah PAUD (PPT) keseluruhan tahun 2018 sebanyak 889 unit;
Persentase daya tampung relatif terhadap jumlah kebutuhan SD/MI, dimana
pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya mencapai 100%.
Persentase daya tampung relatif terhadap jumlah kebutuhan SD/MI
merupakan perbandingan daya tampung SD/MI pada tahun 2018 dengan
jumlah penduduk usia 7-12 tahun pada tahun 2018. Daya tampung SD/MI
dilihat berdasarkan kapasitas sekolah di masing-masing SD/MI, sedangkan
jumlah kebutuhan SD/MI dilihat berdasarkan jumlah penduduk usia sekolah
yaitu 7-12 tahun. Kapasitas sekolah SD/MI pada tahun 2018 sebanyak
286.368 orang, sedangkan jumlah penduduk usia 7-12 tahun pada tahun
2018 sebanyak 286.373 jiwa;
Persentase daya tampung relatif terhadap jumlah kebutuhan SMP/MTs,
dimana pada tahun 2018 mencapai 102,57%. Bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya
mencapai 102,57%. Persentase daya tampung relatif terhadap jumlah
kebutuhan SMP/MTs merupakan perbandingan daya tampung SMP/MTs
pada tahun 2018 dengan jumlah penduduk usia 13-15 tahun pada tahun
2018. Daya tampung SMP/MTs dilihat berdasarkan kapasitas sekolah di
masing-masing SMP/MTs, sedangkan jumlah kebutuhan SMP/MTs dilihat
berdasarkan jumlah penduduk usia sekolah yaitu 13-15 tahun. Kapasitas
sekolah SMP/MTs pada tahun 2018 sebanyak 145.188 orang, sedangkan
jumlah penduduk usia 13-15 tahun pada tahun 2018 sebanyak 141.554 jiwa;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-6
Persentase lembaga pendidikan SD yang sarana prasarananya sesuai
standar, dimana pada tahun 2018 mencapai 89,44%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 71,40%, maka capaian
kinerjanya mencapai 125,27%. Persentase lembaga pendidikan SD yang
sarana prasarananya sesuai standar merupakan perbandingan jumlah SD
yang sarana prasarananya sesuai standar pada tahun 2018 dengan jumlah
SD pada tahun 2018. Pada tahun 2018, lembaga pendidikan SD yang
sarana prasarananya sesuai standar sebanyak 610 unit dari jumlah SD
keseluruhan sebanyak 682 unit;
Persentase lembaga pendidikan SMP yang sarana prasarananya sesuai
standar, dimana pada tahun 2018 mencapai 82,66%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 76,50%, maka capaian
kinerjanya mencapai 108,05%. Persentase lembaga pendidikan SMP yang
sarana prasarananya sesuai standar merupakan perbandingan jumlah SMP
yang sarana prasarananya sesuai standar pada tahun 2018 dengan jumlah
SMP pada tahun 2018. Pada tahun 2018, lembaga pendidikan SMP yang
sarana prasarananya sesuai standar sebanyak 286 unit dari jumlah SMP
keseluruhan sebanyak 346 unit;
Persentase fasilitas pendidikan dalam kondisi baik, dimana pada tahun 2018
mencapai 66,58%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 66,83%, maka capaian kinerjanya mencapai 99,63%. Persentase
fasilitas pendidikan dalam kondisi baik merupakan perbandingan jumlah
fasilitas pendidikan dalam kondisi baik pada tahun 2018 dengan jumlah total
fasilitas pendidikan pada tahun dasar. Pada tahun 2018, fasilitas pendidikan
dalam kondisi baik yang dimaksud adalah gedung SD dan SMP Negeri
dalam kondisi baik yaitu sebanyak 255 unit dari jumlah total gedung SD dan
SMP Negeri sebanyak 383 unit.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembangunan/rehabilitasi fasilitas gedung pendidikan sebanyak 278
bangunan;
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas gedung pendidikan sebanyak
96 dokumen;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-7
Fasilitasi pemberian biaya pendidikan daerah jenjang sekolah dasar
sederajat kepada 678 lembaga;
Fasilitasi pemberian biaya pendidikan daerah jenjang sekolah menengah
sederajat kepada 563 lembaga;
Fasilitasi penerimaan peserta didik baru kepada 44.223 orang;
Pengadaan perlengkapan sekolah dasar sebanyak 62.733 unit;
Pengadaan perlengkapan sekolah menengah sebanyak 33.277 unit;
Penunjang operasional sekolah dasar dan sekolah menengah kepada 371
lembaga;
Penyediaan bantuan operasional penyelenggaraan PAUD yang dibiayai dari
Dana Alokasi Khusus (DAK) non fisik kepada 2 lembaga.
Pencapaian indikator kinerja program pengadaan, peningkatan, dan perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp905.421.883.721,- dengan realisasi sebesar
Rp849.119.340.293,- atau 93,78%.
b) Program Penerapan Kurikulum diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator
kinerja, yaitu:
Persentase PAUD yang menerapkan kurikulum sesuai ketentuan, dimana
pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 49,11%, maka capaian kinerjanya mencapai
203,62%. Pada tahun 2018, seluruh lembaga PAUD baik PPT, KB, TPA
maupun TK sudah menerapkan kurikulum sesuai ketentuan yaitu sebanyak
2.714 unit;
Persentase lembaga pendidikan SD yang memiliki RPP untuk seluruh mata
pelajaran yang sesuai dengan standar kurikulum, dimana pada tahun 2018
mencapai 100,00%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 81,60%, maka capaian kinerjanya mencapai 122,55%. Pada tahun
2018, seluruh lembaga pendidikan SD yang memiliki RPP untuk seluruh
mata pelajaran sudah sesuai dengan standar kurikulum yaitu sebanyak 682
SD;
Persentase lembaga pendidikan SMP yang memiliki RPP untuk seluruh mata
pelajaran yang sesuai dengan standar kurikulum, dimana pada tahun 2018
mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-8
sebesar 81,60%, maka capaian kinerjanya mencapai 122,55%. Pada tahun
2018, seluruh lembaga pendidikan SMP yang memiliki RPP untuk seluruh
mata pelajaran sudah sesuai dengan standar kurikulum yaitu sebanyak 346
SMP.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus sekolah dasar bagi 73 lembaga;
Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus sekolah menengah bagi 37 lembaga;
Fasilitasi pelaksanaan ujian nasional sekolah menengah yang diikuti 42.258
orang;
Fasilitasi pelaksanaan ujian sekolah dasar yang diikuti 89.543 orang;
Peningkatan dan pemetaan mutu kelembagaan sekolah dasar bagi 702
lembaga;
Peningkatan dan pemetaan mutu kelembagaan sekolah menengah bagi 545
lembaga;
Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar PAUD yang diikuti 1.372
orang;
Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar sekolah dasar yang diikuti
5.611 orang;
Peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar sekolah menengah yang
diikuti 17.434 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program penerapan kurikulum tidak
terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp28.451.390.805,-
dengan realisasi sebesar Rp26.556.045.535,- atau 93,34%.
c) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan diukur dengan
menggunakan 8 (delapan) indikator kinerja, yaitu:
Persentase guru PAUD yang kompeten, dimana pada tahun 2018 mencapai
100,00%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
65,63%, maka capaian kinerjanya mencapai 152,37%. Pada tahun 2018,
seluruh guru PAUD sudah kompeten yaitu sebanyak 6.189 orang;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-9
Persentase guru SD yang memiliki sertifikasi, dimana pada tahun 2018
mencapai 44,13%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 74,23%, maka capaian kinerjanya mencapai 59,45%. Pada tahun
2018, jumlah guru SD yang memiliki sertifikasi sebanyak 5.628 orang dari
jumlah seluruh guru SD sebanyak 12.753 orang;
Persentase guru SMP yang memiliki sertifikasi, dimana pada tahun 2018
mencapai 45,95%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 80,77%, maka capaian kinerjanya mencapai 56,90%. Pada tahun
2018, jumlah guru SMP yang memiliki sertifikasi sebanyak 3.317 orang dari
jumlah seluruh guru SMP sebanyak 7.218 orang;
Persentase guru SMP yang memiliki kesesuaian kualifikasi akademik dengan
mata pelajaran yang diajar, dimana pada tahun 2018 mencapai 100,00%.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 97,73%,
maka capaian kinerjanya mencapai 102,32%. Pada tahun 2018, seluruh guru
SMP sudah memiliki kesesuaian kualifikasi akademik dengan mata pelajaran
yang diajar sebanyak 7.218 orang;
Persentase guru SD yang memiliki kesesuaian kualifikasi akademik yang
dibuktikan melalui ijazah S1 dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
atau AKTA 4, dimana pada tahun 2018 mencapai 100,00%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 94,79%, maka
capaian kinerjanya mencapai 105,50%. Pada tahun 2018, seluruh guru SD
sudah memiliki kesesuaian kualifikasi akademik yaitu sebanyak 12.753;
Persentase tenaga kependidikan PAUD yang kompeten, dimana pada tahun
2018 mencapai 100,00%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 60,78%, maka capaian kinerjanya mencapai 164,53%.
Pada tahun 2018, seluruh tenaga kependidikan PAUD sudah kompeten yaitu
sebanyak 4.482 orang;
Persentase tenaga kependidikan SD yang kompeten, dimana pada tahun
2018 mencapai 100,00%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 50,54%, maka capaian kinerjanya mencapai 197,86%.
Pada tahun 2018, seluruh tenaga kependidikan SD sudah kompeten yaitu
sebanyak 3.810 orang;
Persentase tenaga kependidikan SMP yang kompeten, dimana pada tahun
2018 mencapai 100,00%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 56,39%, maka capaian kinerjanya mencapai 177,34%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-10
Pada tahun 2018, seluruh tenaga kependidikan SMP sudah kompeten yaitu
sebanyak 1.896 orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Fasilitasi pembinaan guru dan tenaga kependidikan bagi 10.037 orang;
Fasilitasi pengembangan kualifikasi, kompetensi guru dan tenaga
kependidikan bagi 3.236 orang;
Peningkatan mutu guru swasta SD/MI/SDLB/SLB/Salafiyah Ula/SMP/MTs/
SMPLB/Salafiyah Wustho bagi 1.734 orang;
Peningkatan mutu pendidik PAUD bagi 12.521 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp141.164.796.689,- dengan realisasi sebesar
Rp134.027.489.501,- atau 94,94%.
d) Program Peningkatan Prestasi diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator
kinerja, yaitu :
Persentase prestasi SD pada event tingkat provinsi/nasional/internasional,
dimana pada tahun 2018 mencapai 95,36%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 46,15%, maka capaian kinerjanya mencapai
206,63%. Persentase prestasi SD tersebut dapat dilihat berdasarkan
perbandingan antara jumlah prestasi SD yang diraih pada tahun 2018
sebanyak 3.986 prestasi dengan jumlah prestasi SD yang diperebutkan
dalam seluruh event yang diikuti pada tahun 2018, yaitu sebanyak 4.180
prestasi;
Persentase prestasi SMP pada event tingkat provinsi/nasional/internasional,
dimana pada tahun 2018 mencapai 98,83%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 50,00%, maka capaian kinerjanya mencapai
197,86%. Persentase prestasi SMP tersebut dapat dilihat berdasarkan
perbandingan antara jumlah prestasi SMP yang diraih pada tahun 2018
sebanyak 4.261 prestasi dengan jumlah prestasi SMP yang diperebutkan
dalam seluruh event yang diikuti pada tahun 2018, yaitu sebanyak 4.307
prestasi;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-11
Persentase PAUD berprestasi, dimana pada tahun 2018 mencapai 5,20%.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 1,70%, maka
capaian kinerjanya mencapai 305,60%. Persentase PAUD berprestasi
tersebut dapat dilihat berdasarkan perbandingan antara jumlah PAUD yang
berprestasi pada tahun 2018 sebanyak 141 lembaga dengan total jumlah
PAUD (PPT, KB, TK, TPA) sebanyak 2.714 lembaga.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pengembangan pendidikan anak usia dini bagi 59.322 orang;
Penunjang peningkatan prestasi jenjang sekolah dasar bagi 8.524 orang;
Penunjang peningkatan prestasi jenjang sekolah menengah bagi 1.028
orang;
Penunjang peningkatan prestasi pendidikan luar sekolah sebanyak 17 kali
kegiatan;
Penunjang peningkatan prestasi siswa, guru dan tenaga kependidikan bagi
4.865 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan prestasi tidak
terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp29.467.417.818,- dengan realisasi sebesar Rp25.199.851.281,- atau 85,52%.
e) Program Peningkatan Manajemen Pengelolaan Pendidikan diukur dengan 4
(empat) indikator kinerja sebagai berikut :
Persentase lembaga pendidikan SD yang tertib administrasi, dimana pada
tahun 2018 mencapai 98,37%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 60,88%, maka capaian kinerjanya mencapai 161,58%.
Pada tahun 2018, jumlah lembaga pendidikan SD yang tertib administrasi
sebanyak 543 lembaga dibanding dengan jumlah SD (lembaga yang
menerima BOPDA) tahun 2018 sebanyak 552 lembaga;
Persentase lembaga pendidikan MI yang tertib administrasi, dimana pada
tahun 2018 mencapai 99,33%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 42,95%, maka capaian kinerjanya mencapai 231,27%.
Pada tahun 2018, jumlah MI yang tertib administrasi, sebanyak 148 lembaga
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-12
dari jumlah MI (lembaga yang menerima BOPDA) tahun 2018 sebanyak 149
lembaga;
Persentase lembaga pendidikan SMP yang tertib administrasi, dimana pada
tahun 2018 mencapai 99,26%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 81,85%, maka capaian kinerjanya mencapai 121,28%.
Pada tahun 2018, jumlah SMP yang tertib administrasi, sebanyak 270
lembaga dari jumlah SMP (lembaga yang menerima BOPDA) tahun 2018
sebanyak 272 lembaga;
Persentase lembaga pendidikan MTs yang tertib administrasi, dimana pada
tahun 2018 mencapai 98,08%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 48,98%, maka capaian kinerjanya mencapai 200,24%.
Pada tahun 2018, jumlah MTs yang tertib administrasi sebanyak 51 lembaga
dari jumlah MTs (lembaga yang menerima BOPDA) tahun 2018 sebanyak 52
lembaga.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya guna
mendukung pencapaian indikator program tersebut, yaitu fasilitasi pengelolaan
manajemen sekolah bagi 3.827 lembaga.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan manajemen
pengelolaan pendidikan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp824.762.846,- dengan realisasi sebesar Rp672.030.750,- atau 81,48%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan
kualitas pendidikan formal adalah tidak tercapainya indikator kinerja pada program
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, antara lain indikator persentase
guru SD dan SMP yang memiliki sertifikasi yang disebabkan oleh jumlah guru yang
dapat ikut sertifikasi ditentukan oleh kuota pusat. Solusinya ada fasilitas mandiri,
yang biayanya dibebankan pada Pemerintah Daerah. Namun dengan ketentuan
adanya kelulusan pada pretest PPG yang diprogramkan oleh pusat.
A.2. Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan non formal
Pencapaian sasaran mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan
non formal pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-13
lembaga pendidikan non formal yang terakreditasi, yaitu sebesar 27,27%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 20,95%, maka capaian
kinerjanya mencapai 130,18%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pendidikan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan
non formal adalah:
a) Program pendidikan kesetaraan, dengan kegiatan fasilitasi pembinaan
pendidikan kesetaraan;
b) Program pendidikan masyarakat serta lembaga kursus dan pelatihan, dengan
kegiatan:
Fasilitasi Pelaksanaan TPA/TPQ dan Kelas Minggu;
Fasilitasi Pembelajaran dan Sumber Belajar Pendidikan Keluarga;
Pembinaan Lembaga Kursus dan Pelatihan serta PKBM.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan non formal adalah:
a) Program Pendidikan Kesetaraan diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator
kinerja, yaitu:
Persentase ketuntasan pendidikan kesetaraan Paket A, dimana pada tahun
2018 mencapai 89,04%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 71,07%, maka capaian kinerjanya mencapai 125,28%.
Persentase ketuntasan pendidikan kesetaraan Paket A merupakan
perbandingan antara jumlah peserta pendidikan kesetaraan Paket A yang
lulus tahun 2018 sebanyak 528 peserta dengan jumlah seluruh peserta
pendidikan kesetaraan yang mengikuti ujian Paket A tahun 2018 sebanyak
593 peserta;
Persentase ketuntasan pendidikan kesetaraan Paket B, dimana pada tahun
2018 mencapai 89,65%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 88,51%, maka capaian kinerjanya mencapai 101,28%.
Persentase ketuntasan pendidikan kesetaraan Paket B merupakan
perbandingan antara jumlah peserta pendidikan kesetaraan Paket B yang
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-14
lulus tahun 2018 sebanyak 1.091 peserta dengan jumlah seluruh peserta
pendidikan kesetaraan yang mengikuti ujian Paket B tahun 2018 sebanyak
1.217 peserta;
Persentase ketuntasan pendidikan kesetaraan Paket C, dimana pada tahun
2018 mencapai 91,06%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 90,98%, maka capaian kinerjanya mencapai 100,09%.
Persentase ketuntasan pendidikan kesetaraan Paket C merupakan
perbandingan antara jumlah peserta pendidikan kesetaraan Paket C yang
lulus tahun 2018 sebanyak 2.354 peserta dengan jumlah seluruh peserta
pendidikan kesetaraan yang mengikuti ujian Paket C tahun 2018 sebanyak
2.585 peserta.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya guna
mendukung pencapaian indikator program tersebut, yaitu fasilitasi pembinaan
pendidikan kesetaraan bagi 7.074 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pendidikan kesetaraan
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp4.150.760.983,-
dengan realisasi sebesar Rp3.459.215.783,- atau 83,34%.
b) Program Pendidikan Masyarakat serta Lembaga Kursus dan Pelatihan diukur
dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase lembaga kursus dan pelatihan yang mendaftar proses akreditasi,
dimana pada tahun 2018 mencapai 15,53%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 5,73%, maka capaian kinerjanya mencapai
271,03%. Persentase lembaga kursus dan pelatihan yang mendaftar proses
akreditasi merupakan perbandingan antara jumlah lembaga kursus dan
pelatihan yang mendaftar proses akreditasi pada tahun 2018 sebanyak 41
lembaga, dengan jumlah kursus dan pelatihan pada tahun 2018 sebanyak
264 lembaga;
Persentase pertumbuhan peserta didik yang mengikuti pendidikan
masyarakat, dimana pada tahun 2018 mencapai 10,36%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 1,04%, maka capaian
kinerjanya mencapai 996,41%. Persentase pertumbuhan peserta didik yang
mengikuti pendidikan masyarakat merupakan perbandingan antara selisih
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-15
jumlah peserta didik pada tahun 2018 dan tahun 2017 sebanyak 460 orang
dengan jumlah peserta didik pada tahun 2018 sebanyak 4.439 orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Fasilitasi pelaksanaan TPA/TPQ dan Kelas Minggu bagi 12.299 orang;
Fasilitasi pembelajaran dan sumber belajar pendidikan keluarga bagi 4.514
orang;
Pembinaan lembaga kursus dan pelatihan serta PKBM yang diikuti 278
lembaga.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pendidikan masyarakat
serta lembaga kursus dan pelatihan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp48.708.771.851,- dengan realisasi sebesar Rp48.214.174.512,-
atau 98,98%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran mewujudkan aksesibilitas dan
kualitas pendidikan non formal, karena semua indikator kinerja atas program-program
pendukung telah tercapai.
Tujuan 2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Sasaran untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan
meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga
miskin, meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, meningkatkan kualitas
sarana, prasarana, serta tata kelola layanan kesehatan, mewujudkan lingkungan sehat di
masyarakat, dan meningkatnya kualitas layanan KB dasar, yang capaiannya diukur
dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi
warga miskin
Pencapaian sasaran meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat bagi warga miskin pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan 2 (dua)
indikator kinerja, yaitu:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-16
a. Persentase penduduk miskin yang terlayani di layanan kesehatan mencapai
100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%,
maka capaian kinerjanya mencapai 100%;
b. Indeks kepuasan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin mencapai 85,99,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 70, maka
capaian kinerjanya mencapai 122,84%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kesehatan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan.
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat bagi warga miskin adalah program pemberian jaminan pelayanan
kesehatan penduduk miskin yang didukung dengan kegiatan jaminan kesehatan
masyarakat.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi
warga miskin adalah program pemberian jaminan pelayanan kesehatan penduduk
miskin yang diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase kepemilikan jaminan kesehatan, dimana pada tahun 2018
mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 100%, maka capaian kinerjanya mencapai 100%. Persentase
kepemilikan jaminan kesehatan dihitung berdasarkan perbandingan antara
jumlah orang yang mendapatkan jaminan kesehatan nasional pada tahun
2018 sebanyak 140.810 orang, dengan jumlah sasaran masyarakat miskin
sebanyak 140.810 orang;
Persentase penduduk miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan,
dimana pada tahun 2018 mencapai 24.7%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 12%, maka capaian kinerjanya mencapai
205,88%. Persentase penduduk miskin yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan merupakan perbandingan antara jumlah penduduk miskin yang
memiliki jaminan kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan pada
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-17
tahun 2018 sebanyak 34.788 orang, dengan jumlah penduduk miskin yang
memiliki jaminan kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 140.810 orang.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya guna
mendukung pencapaian indikator program tersebut, yaitu jaminan kesehatan
masyarakat bagi 515.486 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pemberian jaminan
pelayanan kesehatan penduduk miskin tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp155.953.299.103,- dengan realisasi sebesar
Rp148.352.003.700,- atau 95,13%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan aksesibilitas dan
kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin, karena semua
indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
A.2. Meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak
Pencapaian sasaran meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak pada
tahun 2018 diukur dengan menggunakan 5 (lima) indikator kinerja, yaitu:
a. Cakupan pelayanan ibu nifas mencapai 95,95%, bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 94,28%, maka capaian kinerjanya mencapai
101,77%;
b. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH (kelahiran hidup) mencapai 72,99,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 82,40, maka
capaian kinerjanya mencapai 111,42 %;
c. Cakupan pelayanan kesehatan bayi mencapai 97,78%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 94,62%, maka capaian kinerjanya
mencapai 103,34%;
d. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH (kelahiran hidup) mencapai 5,04, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 6,43, maka capaian
kinerjanya mencapai 121,64%;
e. Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian
kinerjanya mencapai 100%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-18
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kesehatan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak adalah:
a) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak, dengan kegiatan
pelayanan kesehatan keluarga dan jaminan persalinan (DAK bidang kesehatan);
b) Program perbaikan gizi ibu dan anak, dengan kegiatan peningkatan dan
perbaikan gizi masyarakat.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak adalah:
a) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak diukur dengan
menggunakan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu:
Cakupan kunjungan ibu hamil K4, dimana pada tahun 2018 mencapai
98,98%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
98,47%, maka capaian kinerjanya mencapai 100,51%. Cakupan kunjungan
ibu hamil K4 merupakan perbandingan antara jumlah ibu hamil K4 di fasilitas
kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 46.243 orang, dengan jumlah sasaran
ibu hamil pada tahun 2018 sebanyak 46.721 orang;
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Tolinakes), dimana
pada tahun 2018 mencapai 97.68%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 96,95%, maka capaian kinerjanya mencapai
100,76%. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
(Tolinakes) merupakan perbandingan antara jumlah ibu bersalin yang
ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2018 sebanyak 43.565 orang,
dengan jumlah sasaran ibu bersalin/nifas pada tahun 2018 sebanyak 44.598
orang;
Cakupan kunjungan neonatal lengkap, dimana pada tahun 2018 mencapai
100,28%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
85%, maka capaian kinerjanya mencapai 117,98%. Cakupan kunjungan
neonatal lengkap merupakan perbandingan antara jumlah bayi yang
memperoleh pelayanan kunjungan neonatal sesuai dengan standar pada
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-19
tahun 2018 sebanyak 42.594 bayi, dengan jumlah seluruh bayi lahir hidup
pada tahun 2018 sebanyak 42.474 bayi;
Cakupan imunisasi dasar lengkap, dimana pada tahun 2018 mencapai
97,77%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
93,83%, maka capaian kinerjanya mencapai 104,20%. Cakupan imunisasi
dasar lengkap merupakan perbandingan antara jumlah bayi yang mendapat
imunisasi dasar lengkap selama satu periode pada tahun 2018 sebanyak
41.067 bayi, dengan jumlah sasaran bayi yang ada pada periode yang sama
pada tahun 2018 sebanyak 42.003 bayi.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pelayanan kesehatan keluarga bagi 60.253 orang;
Jaminan persalinan (DAK bidang kesehatan) bagi 534 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan keselamatan
ibu melahirkan dan anak tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp33.854.729.516,- dengan realisasi sebesar Rp32.217.739.052,- atau
95,16%.
b) Program Perbaikan Gizi Ibu dan Anak diukur dengan menggunakan 4 (empat)
indikator kinerja, yaitu:
Prevalensi balita gizi kurang, dimana pada tahun 2018 mencapai 8,26%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 9,5%, maka
capaian kinerjanya mencapai 113,05%. Hal ini dilihat berdasarkan
perbandingan antara jumlah balita dengan status gizi kurang sebanyak
15.020 balita, dengan jumlah balita ditimbang sebanyak 181.842 balita;
Prevalensi balita gizi buruk, dimana pada tahun 2018 mencapai 0,14%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 1%, maka
capaian kinerjanya mencapai 185,89%. Prevalensi balita gizi buruk
merupakan perbandingan antara jumlah balita dengan status gizi buruk
sebanyak 254 balita, dengan jumlah balita ditimbang sebanyak 181.842
balita;
Persentase penimbangan balita, dimana pada tahun 2018 mencapai 85,95%.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 81,4%, maka
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-20
capaian kinerjanya mencapai 105,59%. Persentase penimbangan balita
merupakan perbandingan antara jumlah balita yang ditimbang sebanyak
181.842 balita, dengan jumlah sasaran balita sebanyak 211.564 balita;
Persentase ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe, dimana pada tahun
2018 mencapai 99,96%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 94,64%, maka capaian kinerjanya mencapai 105,62%.
Persentase ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe merupakan
perbandingan antara jumlah ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe
sebanyak 46.700 orang, dengan jumlah ibu hamil keseluruhan sebanyak
46.721 orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain peningkatan dan
perbaikan gizi masyarakat bagi 1.345 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perbaikan gizi ibu dan
anak tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp5.788.890.021,- dengan realisasi sebesar Rp2.696.196.890,- atau 46,558%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan pada program perbaikan gizi ibu dan anak adalah rendahnya serapan
anggaran sebesar 46,56% dikarenakan pada tahun 2018 terdapat alokasi makanan
tambahan berupa biskuit dari Kementrian Kesehatan sehingga anggaran untuk
pengadaan makanan tambahan tidak direalisasikan, sehingga solusi atas
permasalahan tersebut adalah dengan melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Pusat terkait alokasi bantuan yang akan diberikan ke Pemerintah Daerah.
A.3. Meningkatkan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola layanan kesehatan
Pencapaian sasaran meningkatkan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola
layanan kesehatan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan 4 (empat) indikator
kinerja, yaitu:
a. Persentase puskesmas yang terakreditasi mencapai 100,00%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 55,56%, maka capaian kinerjanya
mencapai 179,99%;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-21
b. Persentase rumah sakit yang terakreditasi mencapai 100%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya
mencapai 100%;
c. Indeks kepuasan layanan RSUD Bhakti Dharma Husada mencapai 86,41, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 78, maka capaian
kinerjanya mencapai 110,78%;
d. Indeks kepuasan layanan RSUD dr. M Soewandie mencapai 87,72, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 75, maka capaian
kinerjanya mencapai 116,96%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kesehatan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola
layanan kesehatan, adalah:
a) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu, dengan kegiatan:
Pelayanan kesehatan primer;
Pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan;
Pengadaan alat kesehatan;
Penunjang operasional pelayanan kesehatan;
Pembangunan/rehabilitasi dan pengawasan puskesmas/puskesmas
pembantu;
Penyusunan dokumen perencanaan puskesmas/puskesmas pembantu;
Pengadaan sarana kesehatan dasar (DAK bidang kesehatan);
Analisa pengembangan sarana dan prasarana kesehatan;
Pengadaan peralatan pendukung imunisasi (DAK bidang kesehatan).
b) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Puskesmas/Puskesmas Pembantu,
dengan kegiatan:
Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan;
Pengadaan obat dan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas (DAK bidang
kesehatan).
c) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan, dengan kegiatan:
Akreditasi puskesmas (DAK bidang kesehatan);
Pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan rujukan;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-22
Pembinaan dan pengembangan SDM kesehatan;
Pelayanan keperawatan rumah sakit;
Pelayanan medik rumah sakit;
Pengembangan manajemen rumah sakit dan peningkatan kinerja sdm
kesehatan;
Promosi kesehatan rumah sakit;
Pelayanan keperawatan rumah sakit;
Penyelenggaraan layanan medik rumah sakit;
Pengembangan manajemen rumah sakit;
Peningkatan kinerja SDM kesehatan;
Evaluasi penyelenggaraan layanan rumah sakit.
d) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit, dengan kegiatan:
Pembangunan/rehabilitasi gedung RSUD beserta peralatannya;
Penyusunan dokumen perencanaan gedung RSUD beserta peralatannya;
Pengadaan dan pemeliharaan alat kesehatan/kedokteran pada RSUD Bhakti
Dharma Husada dan RSUD dr. Mohamad Soewandhie;
Pengadaan sarana kesehatan yang bersumber dari DAK kesehatan;
Penyediaan/peningkatan/pemeliharaan sarana/prasarana fasilitas kesehatan
yang berkerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan.
e) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit, dengan kegiatan
Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan pada RSUD Bhakti Dharma
Husada dan RSUD dr. Mohamad Soewandhie;
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola layanan kesehatan
adalah:
a) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu diukur dengan menggunakan 2 (dua)
indikator kinerja, yaitu:
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana puskesmas dan puskesmas
pembantu, dimana pada tahun 2018 mencapai 83,61%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 76%, maka capaian kinerjanya
mencapai 110,01%. Persentase ketersediaan sarana dan prasarana
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-23
puskesmas dan puskesmas pembantu merupakan perbandingan antara
jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu yang ditingkatkan sarana
prasarananya tahun 2018 sebanyak 102 puskesmas, dengan jumlah
puskesmas dan puskesmas pembantu keseluruhan tahun 2018 sebanyak
122 puskesmas;
Persentase fasilitas kesehatan dalam kondisi baik, dimana pada tahun 2018
mencapai 83,61%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 64,52%, maka capaian kinerjanya mencapai 129,58%. Fasilitas
kesehatan meliputi puskesmas, puskesmas pembantu dan gudang
kesehatan. Persentase fasilitas kesehatan dalam kondisi baik merupakan
perbandingan antara jumlah fasilitas kesehatan dalam kondisi baik sebanyak
102 unit, dengan jumlah total fasilitas kesehatan pada tahun 2018 sebanyak
122 unit.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pelayanan kesehatan primer bagi 2.826 orang;
Pengembangan sistem informasi manajemen kesehatan sebanyak 1
aplikasi;
Pengadaan alat kesehatan sebanyak 82 item;
Penunjang operasional pelayanan kesehatan bagi 65 lembaga;
Pembangunan/rehabilitasi dan pengawasan puskesmas/ puskesmas
pembantu sebanyak 54 bangunan;
Penyusunan dokumen perencanaan puskesmas/puskesmas pembantu
sebanyak 7 dokumen;
Pengadaan sarana kesehatan dasar (DAK bidang kesehatan) sebanyak 2
item;
Analisa pengembangan sarana dan prasarana kesehatan dalam bentuk 5
dokumen;
Pengadaan peralatan pendukung imunisasi (DAK bidang kesehatan)
sebanyak 2 item.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengadaan, peningkatan
dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu tidak
terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp184.176.585.638,-
dengan realisasi sebesar Rp165.204.695.789,- atau 89,70%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-24
b) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Puskesmas/Puskesmas Pembantu
diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan dinas kesehatan, dimana pada tahun 2018 mencapai
100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%,
maka capaian kinerjanya mencapai 100%. Persentase ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan dinas kesehatan merupakan perbandingan antara jumlah
jenis obat dan perbekalan yang disediakan sebanyak 267 jenis, dengan jumlah
jenis obat dan perbekalan yang dibutuhkan sebanyak 267 jenis.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pelayanan kefarmasian dan perbekalan kesehatan sebanyak 210 item;
Pengadaan obat dan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas (DAK bidang
kesehatan) sebanyak 31 item.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program obat dan perbekalan
kesehatan puskesmas/puskesmas pembantu tidak terlepas dari adanya dukungan
alokasi anggaran sebesar Rp41.836.721.397,- dengan realisasi sebesar
Rp26.222.683.075,- atau 62,68%.
c) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan diukur dengan menggunakan 4
(empat) indikator kinerja, yaitu:
Persentase tenaga kesehatan yang memiliki izin, dimana pada tahun 2018
mencapai 98,15%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 84%, maka capaian kinerjanya mencapai 116,85%. Persentase
tenaga kesehatan yang memiliki izin merupakan perbandingan antara jumlah
tenaga kesehatan yang memiliki surat izin sebanyak 7.327 orang dengan
jumlah tenaga kesehatan yang mengurus izin sebanyak 7.465 orang;
Persentase sarana kesehatan yang memiliki izin, dimana pada tahun 2018
mencapai 98,27%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 84%, maka capaian kinerjanya mencapai 116,99%. Pada tahun
2018, jumlah sarana kesehatan yang memiliki izin sebanyak 1.192 sarana
kesehatan dari 1.213 sarana kesehatan;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-25
Persentase pencapaian SPM Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada, dimana
pada tahun 2018 mencapai 86,73%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 73%, maka capaian kinerjanya mencapai 118,81%.
Persentase pencapaian SPM Rumah Sakit Bhakti Dharma Husada
merupakan perbandingan antara jumlah indikator SPM yang dicapai tahun
2018 sebanyak 85 indikator, dengan jumlah seluruh indikator SPM tahun
2018 sebanyak 98 indikator;
Persentase pencapaian SPM Rumah Sakit dr. Mohamad Soewandhie,
dimana pada tahun 2018 mencapai 82,65%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 77%, maka capaian kinerjanya mencapai
107,34%. Persentase pencapaian SPM Rumah Sakit dr. Mohamad
Soewandhie merupakan perbandingan jumlah indikator SPM yang dicapai
tahun 2018 sebanyak 81 indikator, dengan jumlah seluruh indikator SPM
tahun 2018 sebanyak 98 indikator.f
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Akreditasi puskesmas bagi 3 lembaga;
Pembinaan dan pengawasan sarana kesehatan rujukan bagi 128 lembaga;
Pembinaan dan pengembangan SDM kesehatan kepada 1.765 orang;
Pelayanan keperawatan rumah sakit kepada 9.720 orang;
Pelayanan medik rumah sakit kepada 2.094 orang;
Pengembangan manajemen rumah sakit dan peningkatan kinerja SDM
kesehatan kepada 1.463 orang;
Promosi kesehatan rumah sakit sebanyak 134 kali;
Pelayanan keperawatan rumah sakit kepada 26.958 orang;
Penyelenggaraan layanan medik rumah sakit sebanyak 172 kali;
Pengembangan manajemen rumah sakit dalam bentuk 1 sistem;
Peningkatan kinerja SDM kesehatan kepada 441 orang;
Evaluasi penyelenggaraan layanan rumah sakit dalam bentuk 15 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program standarisasi pelayanan
kesehatan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp65.724.399.126,- dengan realisasi sebesar Rp54.758.957.177,- atau 83,32%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-26
d) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit diukur dengan
menggunakan indikator 5 (lima) indikator kinerja, yaitu:
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana RSUD dr. Mohamad
Soewandhie sesuai standar tipe rumah sakit, dimana pada tahun 2018
mencapai 96,07%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 80%, maka capaian kinerjanya mencapai 120,10%. Persentase
ketersediaan sarana dan prasarana RSUD dr. Mohamad Soewandhie sesuai
standar tipe rumah sakit merupakan perbandingan antara jumlah sarana
prasarana RSUD dr. Mohamad Soewandhie yang disediakan sebanyak
1.053 unit, dengan jumlah sarana prasarana sesuai standar sebanyak 1.096
unit;
Persentase ketersediaan sarana dan prasarana RSUD Bhakti Dharma
Husada sesuai standar tipe rumah sakit, dimana pada tahun 2018 mencapai
98,95%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
85%, maka capaian kinerjanya mencapai 116,41%. Persentase ketersediaan
sarana dan prasarana RSUD Bhakti Dharma Husada sesuai standar tipe
rumah sakit merupakan perbandingan antara jumlah sarana prasarana
RSUD Bhakti Dharma Husada yang disediakan sebanyak 845 unit, dengan
jumlah sarana prasarana sesuai standar sebanyak 854 unit;
Rata-rata waktu tunggu layanan operasi elektif RSUD Bhakti Dharma
Husada, dimana pada tahun 2018 mencapai 5 hari. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 10 hari, maka capaian
kinerjanya mencapai 150,00%. Rata-rata waktu tunggu layanan operasi
elektif RSUD Bhakti Dharma Husada dihitung berdasarkan rata-rata jumlah
hari sejak pasien terdaftar di jadwal operasi sampai dengan pasien
mendapatkan layanan operasi tahun 2018;
Rata-rata waktu tunggu layanan rawat jalan RSUD Bhakti Dharma Husada,
dimana pada tahun 2018 mencapai 52,50 menit. Bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 45 menit, maka capaian kinerjanya
mencapai 83,33%. Rata-rata waktu tunggu layanan rawat jalan RSUD Bhakti
Dharma Husada dihitung berdasarkan rata-rata waktu yang dibutuhkan sejak
pasien terdaftar di loket sampai dengan pasien mendapatkan layanan tahun
2018;
Rata-rata waktu tunggu layanan operasi elektif RSUD dr. Mohamad
Soewandie, dimana pada tahun 2018 mencapai 11 hari. Bila dibandingkan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-27
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 48 hari, maka capaian
kinerjanya mencapai 177,08%. Rata-rata waktu tunggu layanan operasi
elektif RSUD dr. Mohamad Soewandie dihitung berdasarkan rata-rata jumlah
hari sejak pasien terdaftar di jadwal operasi sampai dengan pasien
mendapatkan layanan operasi tahun 2018.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembangunan/rehabilitasi gedung RSUD beserta peralatannya sebanyak 4
bangunan;
Penyusunan dokumen perencanaan gedung RSUD beserta peralatannya
sebanyak 2 dokumen;
Pengadaan dan pemeliharaan alat kesehatan/kedokteran sebanyak 14 item
pada RSUD Bhakti Dharma Husada;
Pengadaan dan pemeliharaan alat kesehatan/kedokteran sebanyak 61 item
pada RSUD dr. Mohamad Soewandhie;
Pengadaan sarana kesehatan yang bersumber dari DAK kesehatan
sebanyak 5 item;
Penyediaan/peningkatan/pemeliharaan sarana/prasarana fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
sebanyak 51 unit.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp92.666.263.131,- dengan realisasi sebesar
Rp52.808.826.516,- atau 57,36%.
e) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit diukur dengan
menggunakan indikator 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan RSUD dr.
Mohamad Soewandhie, dimana pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya mencapai 100%. Persentase ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan RSUD dr. Mohamad Soewandhie merupakan
perbandingan antara jumlah jenis obat dan perbekalan yang disediakan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-28
sebanyak 3.190 jenis, dengan jumlah jenis obat dan perbekalan yang
dibutuhkan sebanyak 3.190 jenis;
Persentase ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan RSUD Bhakti
Dharma Husada, dimana pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya mencapai 100%. Persentase ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan RSUD Bhakti Dharma Husada merupakan
perbandingan antara jumlah jenis obat dan perbekalan yang disediakan
sebanyak 393 jenis, dengan jumlah jenis obat dan perbekalan yang
dibutuhkan sebanyak 393 jenis.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sebanyak 4 paket pada RSUD
Bhakti Dharma Husada;
Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan sebanyak 2 paket pada RSUD
dr. Mohamad Soewandhie.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program obat dan perbekalan
kesehatan rumah sakit tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp100.299.812.015,- dengan realisasi sebesar Rp99.337.894.674,- atau
99,04%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kualitas sarana, prasarana,
serta tata kelola layanan kesehatan adalah tidak tercapainya indikator kinerja
program, yaitu indikator rata-rata waktu tunggu layanan rawat jalan di RSUD Bhakti
Dharma Husada, yang indikatornya mencapai 83,33%. Permasalahan tidak
tercapainya indikator tersebut disebabkan oleh kurang optimalnya pelayanan petugas
dan tenaga kesehatan di RSUD Bhakti Dharma Husada, sehingga solusi untuk
mengatasi permasalahan tersebut, yakni dengan melakukan pengawasan dan
pembinaan SDM kesehatan secara berkala.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-29
A.4. Mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat
Pencapaian sasaran mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat pada tahun 2018
diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
a. Persentase kelurahan siaga aktif mencapai 100%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya mencapai
100%;
b. Cakupan kelurahan mengalami KLB yang ditangani <20 jam mencapai 100%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya mencapai 100%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kesehatan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat, adalah program
upaya kesehatan masyarakat, dengan kegiatan:
Bantuan operasional kesehatan (DAK bidang kesehatan);
Penanggulangan kejadian darurat dan pasca kejadian darurat;
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular;
Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular;
Peningkatan pelayanan kesehatan khusus;
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan;
Penyelenggaraan promosi kesehatan;
Surveilans dan imunisasi;
Pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
lingkungan sehat di masyarakat adalah program upaya kesehatan masyarakat yang diukur
dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja, yaitu:
Persentase rumah sehat, dimana pada tahun 2018 mencapai 86,38%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 76,50%, maka
capaian kinerjanya mencapai 112,92%. Persentase rumah sehat merupakan
perbandingan antara jumlah rumah sehat pada tahun 2018 sebesar 586.623
rumah sehat dengan jumlah rumah tahun 2016 sebesar 679.091 rumah;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-30
Persentase TPM memenuhi syarat higienis sanitasi, dimana pada tahun
2018 mencapai 84,84%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 82%, maka capaian kinerjanya mencapai 103,47%.
Persentase TPM memenuhi syarat higienis sanitasi merupakan
perbandingan antara jumlah TPM memenuhi syarat higienis sanitasi
sebanyak 1.114 TPM dengan jumlah seluruh TPM yang dibina dan disurvei
tahun 2018 sebanyak 1.313 TPM;
Cakupan Kelurahan yang memiliki pembinaan terpadu (Bindu), dimana pada
tahun 2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 84%, maka capaian kinerjanya mencapai 119,05%. Pada
tahun 2018, seluruh Kelurahan atau sejumlah 154 Kelurahan sudah memiliki
pembinaan terpadu (Bindu).
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Bantuan operasional kesehatan (DAK bidang kesehatan) bagi 63 lembaga;
Penanggulangan kejadian darurat dan pasca kejadian darurat sebanyak
1.476 kejadian;
Pencegahan dan pengendalian penyakit menular di 897 lokasi;
Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular yang dilakukan oleh
154 lembaga;
Peningkatan pelayanan kesehatan khusus melalui penyelenggaraan
kesehatan tradisional oleh 39 lembaga;
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan melalui pemeriksaan sampel
penyehatan lingkungan sebanyak 7.472 sampel;
Penyelenggaraan promosi kesehatan yang dilakukan oleh 63 puskesmas;
Surveilans dan imunisasi yang dilakukan oleh 63 puskesmas;
Pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat kepada 158.554 orang balita.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program upaya kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp101.032.027.678,- dengan realisasi sebesar Rp92.916.536.735,- atau 91,99%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-31
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran mewujudkan lingkungan sehat
di masyarakat, dikarenakan semua indikator kinerja atas program-program
pendukung telah tercapai.
A.5. Meningkatnya kualitas layanan KB dasar
Pencapaian sasaran meningkatnya kualitas layanan KB dasar pada tahun 2018
diukur dengan menggunakan indikator kinerja Total Fertility Rate (TFR) sebesar 1,762.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan antara 1,8-1,9 maka capaian
kinerjanya mencapai 102,11%
Dibandingkan tahun 2017, TFR Kota Surabaya mengalami penurunan. Pada tahun
2017, 1 perempuan rata-rata melahirkan 1,78 anak. Pada tahun 2018, jumlah ini menurun
di mana 1 perempuan rata-rata melahirkan 1,762 anak. Hal ini menunjukkan bahwa upaya
mendorong partisipasi KB pada pasangan usia subur perlahan menuai keberhasilan.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pengendalian penduduk
dan keluarga berencana yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatnya kualitas layanan KB dasar, adalah:
a) Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan:
Pembinaan peduli keluarga berencana;
Fasilitasi penggerakan program kependudukan dan keluarga berencana;
Pembinaan keluarga berencana;
Penyediaan pelayanan KB bagi Keluarga;
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan KB yang disediakan melalui
Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang keluarga berencana
b) Program Bina Keluarga, dengan kegiatan :
Pendampingan bina keluarga balita/bina keluarga remaja/bina keluarga
lansia;
Pembinaan keluarga sejahtera.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatnya kualitas layanan KB dasar adalah:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-32
a) Program Keluarga Berencana diukur dengan menggunakan 4 (empat) indikator
kinerja, yaitu:
Persentase peserta KB baru, di mana pada tahun 2018 mencapai 97,90%.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 81,95%,
maka capaian kinerjanya mencapai 119,46%. Dari 857 Pasangan Usia Subur
(PUS) yang menjadi target peserta KB baru, sebanyak 839 PUS telah
berhasil menjadi peserta KB, yang didorong terutama menggunakan Metoda
Operasi Wanita (MOW) maupun Metoda Operasi Pria (MOP);
Persentase peserta KB aktif, di mana pada tahun 2018 mencapai 80,28%.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 78,40%
maka capaian kinerjanya mencapai 102,40%. Dari 513.412 PUS di Kota
Surabaya, sebanyak 412.170 PUS telah menjadi peserta KB aktif;
Persentase peserta KB aktif yang drop out kontrasepsi, di mana pada tahun
2018 mencapai 3,20%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 5,40%, maka capaian kinerjanya mencapai 140,78%.
Persentase peserta KB aktif yang drop out kontrasepsi merupakan
perbandingan antara jumlah peserta KB aktif yang drop out kontrasepsi pada
sebanyak 13.180 peserta, dengan jumlah peserta KB aktif sebanyak 412.170
peserta;
Persentase kebutuhan ber KB yang tidak terpenuhi (unmeet need), dimana
pada tahun 2018 mencapai 19,78%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 20,50%, maka capaian kinerjanya mencapai
103,51%. Persentase kebutuhan ber KB yang tidak terpenuhi (unmeet need)
merupakan perbandingan antara jumlah pasangan usia subur yang tidak
terpenuhi kebutuhan ber KB sebanyak 101.555 pasangan, dengan jumlah
pasangan usia subur tahun 2018 sebanyak 513.412 pasangan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembinaan peduli keluarga berencana kepada 2.033 orang;
Fasilitasi penggerakan program kependudukan dan keluarga berencana oleh
1.856 orang;
Pembinaan keluarga berencana bagi 3.034 orang;
Penyediaan pelayanan KB bagi Keluarga bagi 839 akseptor KB;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-33
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan KB yang disediakan melalui
Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang keluarga berencana sebanyak 2
kegiatan.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program keluarga berencana tidak
terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp8.131.813.848,- dengan realisasi sebesar Rp5.450.968.446,- atau 67,03%.
b) Program Bina Keluarga diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja,
yaitu:
Persentase kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)/Bina Keluarga Remaja
(BKR)/Bina Keluarga Lansia (BKL) yang aktif, dimana pada tahun 2018
mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 70,39%, maka capaian kinerjanya mencapai 142,07%. Pada tahun
2018, seluruh kelompok Bina Keluarga Balita (BKB)/Bina Keluarga Remaja
(BKR)/Bina Keluarga Lansia (BKL) dinyatakan aktif, yaitu sebanyak 66
kelompok;
Persentase pasangan usia subur yang usia istrinya kurang dari 20 tahun,
dimana pada tahun 2018 mencapai 0,07%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 3,30%, maka capaian kinerjanya mencapai
199,64%. Persentase pasangan usia subur yang usia istrinya kurang dari 20
tahun merupakan perbandingan antara jumlah pasangan usia subur yang
usia istrinya kurang dari 20 tahun sebanyak 344 pasangan, dengan jumlah
pasangan usia subur yang istrinya berusia 15-49 tahun sebanyak 513.412
pasangan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pendampingan bina keluarga balita/bina keluarga remaja/bina keluarga
lansia bagi 1.329 orang;
Pembinaan keluarga sejahtera bagi 1.371 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program bina keluarga tidak
terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp2.008.974.428,- dengan
realisasi sebesar Rp1.903.906.694,- atau 94,77%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-34
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatnya kualitas layanan KB dasar
adalah tidak tercapainya indikator kinerja program keluarga berencana, yaitu
persentase peserta KB baru. Belum tercapainya indikator program tersebut
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:
- Adanya pengalihan kewenangan pengelolaan PLKB ke Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, tidak lagi berada di bawah
wewenang Pemerintah Kota Surabaya secara langsung sehingga mempengaruhi
penggerakan program keluarga berencana, terutama dalam hal monitoring dan
pelaporan hasil pelaksanaan pelayanan KB;
- Jumlah PLKB yang terbatas dibandingkan cakupan wilayah kerja serta
banyaknya titik fasilitasi pelayanan KB di fasilitas kesehatan;
- Pelaksanaan monitoring dan koordinasi pemutakhiran data pelayanan KB secara
mandiri di dokter pribadi ataupun di klinik yang masih terbatas, sehingga
penyediaan data terkait pertumbuhan peserta KB baru belum optimal;
Sehingga solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain:
- Mengoptimalkan peran kader keluarga berencana Institusi Masyarakat Perkotaan
(IMP) sesuai jumlah PUS dan wilayah kecamatan serta meningkatkan
pembinaannya;
- Meningkatkan kegiatan sosialisasi program KB melalui kader KB, media cetak,
elektronik, penjangkauan bersama secara intensif untuk mendapatkan calon
akseptor, serta KIE melalui mobil penerangan KB;
- Peningkatan akses data kesehatan dan KB melalui koordinasi yang intensif
dengan Dinas Kesehatan.
Tujuan 3. Meningkatkan ketahanan pangan
Sasaran untuk meningkatkan ketahanan pangan adalah dengan meningkatkan
ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan serta meningkatkan distribusi
pangan yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan
Pencapaian sasaran meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan
keamanan pangan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja tingkat
kualitas konsumsi dan keamanan pangan yang mencapai 95,62%. Bila dibandingkan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-35
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 89,30%, maka capaian kinerjanya mencapai
107,08%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pangan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan
pangan adalah program peningkatan ketersediaan, keanekaragaman, dan keamanan
pangan dengan kegiatan sebagai berikut:
Peningkatan pengawasan makanan olahan dan siap saji;
Monitoring bidang ketahanan pangan;
Pembinaan keamanan pangan yang beredar;
Pembinaan pemanfaatan lahan pekarangan;
Pengawasan dan pemeriksaan produk pangan segar;
Pengembangan diversifikasi pangan.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan serta
meningkatkan distribusi pangan adalah program peningkatan ketersediaan,
keanekaragaman, dan keamanan pangan yang diukur dengan menggunakan 3 (tiga)
indikator kinerja, yaitu:
Tingkat keamanan bahan pangan segar yang beredar, dimana pada tahun
2018 mencapai 89,01%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 82%, maka capaian kinerjanya mencapai 108,55%.
Tingkat keamanan bahan pangan segar yang beredar merupakan
perbandingan antara jumlah bahan pangan segar yang disampling dan aman
sebanyak 1.709 sampel, dengan jumlah bahan pangan segar yang
disampling sebanyak 1.920 sampel;
Persentase sampel yang memenuhi syarat keamanan makanan, dimana
pada tahun 2018 mencapai 98,04%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 84%, maka capaian kinerjanya mencapai 116,71%.
Persentase sampel yang memenuhi syarat keamanan makanan merupakan
perbandingan antara jumlah sampel makanan yang memenuhi syarat
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-36
sebanyak 2.894 sampel, dengan jumlah sampel makanan yang diperiksa
sebanyak 2.952 sampel;
Tingkat keanekaragaman konsumsi masyarakat (PPH), dimana pada tahun
2018 mencapai 96,76. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 95,5, maka capaian kinerjanya mencapai 101,32%.
Tingkat keanekaragaman konsumsi masyarakat (PPH) dilihat berdasarkan
skor pola pangan harapan tahun 2018.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Peningkatan pengawasan makanan olahan dan siap saji, melalui
pemeriksaan sampel pangan sebanyak 8.160 sampel;
Monitoring bidang ketahanan pangan sebanyak 228 kali ;
Pembinaan keamanan pangan yang beredar bagi 820 orang;
Pembinaan pemanfaatan lahan pekarangan kepada 78 kelompok;
Pengawasan dan pemeriksaan produk pangan segar pada 1.936 sampel;
Pengembangan diversifikasi pangan bagi 1.323 orang;
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan ketersediaan,
keanekaragaman, dan keamanan pangan tidak terlepas dari adanya dukungan
alokasi anggaran sebesar Rp6.305.641.923,- dengan realisasi sebesar
Rp5.876.258.973,- atau 93,19%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan ketersediaan,
kualitas konsumsi, dan keamanan pangan, dikarenakan semua indikator kinerja atas
program-program pendukung telah tercapai.
A.2. Meningkatkan distribusi pangan
Pencapaian sasaran meningkatkan distribusi pangan pada tahun 2018 diukur
dengan menggunakan indikator kinerja tingkat stabilitas harga komoditas pangan, yaitu
mencapai 134,20%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 92%,
maka capaian kinerjanya mencapai 145,87%. Tingkat stabilitas harga komoditas pangan
merupakan perbandingan antara fluktuasi harga komoditas pangan dengan jumlah jenis
komoditas pangan yang dimonitor.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-37
Pencapaian dari sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pangan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan.
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan distribusi pangan, yaitu program peningkatan
akses dan distribusi pangan, dengan kegiatan:
Monitoring harga dan ketersediaan bahan pangan daerah;
Penyusunan informasi distribusi perdagangan kota;
Stabilitasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan distribusi pangan adalah program peningkatan akses dan distribusi
pangan yang diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Tingkat frekuensi intervensi ketersediaan komoditas, dimana pada tahun
2018 mencapai 19 kali/kejadian. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 15 kali/kejadian, maka capaian kinerjanya mencapai
126,67%. Tingkat frekuensi intervensi ketersediaan komoditas merupakan
perbandingan antara jumlah intervensi ketersediaan komoditas tahun 2018
sebanyak 76 kali, dengan jumlah kejadian gejolak harga sebanyak 4
kejadian;
Persentase pasar yang dipantau harganya, dimana pada tahun 2018
mencapai 10,45%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 8%, maka capaian kinerjanya mencapai 130,60%. Persentase pasar
yang dipantau harganya merupakan perbandingan antara jumlah pasar yang
dipantau harganya sebanyak 7 pasar dengan jumlah pasar yang dikelola
sebanyak 67 pasar.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Monitoring harga dan ketersediaan bahan pangan daerah pada 6 pasar;
Penyusunan informasi distribusi perdagangan kota sebanyak 1 dokumen;
Stabilitasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting melalui
penyelenggaraan kegiatan sebanyak 465 kali.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-38
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan akses dan
distribusi pangan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp2.005.138.807,- dengan realisasi sebesar Rp1.824.474.644,- atau 90,99%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian meningkatkan distribusi pangan,
dikarenakan semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah
tercapai.
Tujuan 4. Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda
Sasaran untuk meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda adalah dengan
meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam hal wawasan dan karakter
kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan serta
meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di tingkat regional, nasional dan
internasional yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam hal wawasan
dan karakter kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan
pembangunan
Pencapaian sasaran meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam
hal wawasan dan karakter kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan
pembangunan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja angka
pemuda kader anti kenakalan remaja per 10.000 pemuda yang mencapai 17,72. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 18,32, maka capaian
kinerjanya mencapai 96,75%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kepemudaan dan
olahraga yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam
hal wawasan dan karakter kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam
pelaksanaan pembangunan, adalah program peningkatan peran serta kepemudaan
dengan kegiatan:
Pembinaan dan pengembangan pemuda anggota organisasi kepemudaan;
Peningkatan jiwa kepemimpinan dan kepeloporan pemuda;
Pembentukan pemuda kader anti kenakalan remaja.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-39
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam hal wawasan dan
karakter kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan
adalah program peningkatan peran serta kepemudaan yang diukur dengan
menggunakan indikator kinerja persentase pemuda yang aktif sebagai kader anti
kenakalan remaja, dimana pada tahun 2018 mencapai 99,78%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 80%, maka capaian kinerjanya
mencapai 124,73%. Persentase pemuda yang aktif sebagai kader anti kenakalan
remaja diketahui berdasarkan jumlah pemuda yang menjadi kader anti kenakalan
remaja sampai tahun 2018 sebanyak 457 pemuda, dengan jumlah pemuda yang
mendapatkan pembinaan sampai tahun 2018 sebanyak 458 pemuda.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembinaan dan pengembangan pemuda anggota organisasi kepemudaan
bagi 566 orang;
Peningkatan jiwa kepemimpinan dan kepeloporan pemuda sebanyak 23 kali;
Pembentukan pemuda kader anti kenakalan remaja bagi 2.341 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan peran serta
kepemudaan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp3.120.702.073,- dengan realisasi sebesar Rp2.867.557.442,- atau 92,85%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan potensi pemuda dan
organisasi pemuda dalam hal wawasan dan karakter kebangsaan agar mampu
berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan adalah tidak tercapainya salah satu
indikator kinerja sasaran, yaitu angka pemuda kader anti kenakalan remaja per
10.000 pemuda. Hal ini disebabkan oleh waktu pelaksanaan yang berbenturan
dengan jadwal sekolah. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yakni perlu
adanya kegiatan diluar jadwal sekolah terkait pelaksanaan pengkaderan anti
kenakalan remaja.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-40
A.2. Meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di tingkat regional,
nasional dan internasional
Pencapaian sasaran meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di
tingkat regional, nasional dan internasional pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan
indikator kinerja persentase atlit yang memiliki prestasi di tingkat regional, nasional dan
internasional, yaitu sebesar 108,56%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 65%, maka capaian kinerjanya mencapai 167,02%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kepemudaan dan
olahraga yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di tingkat
regional, nasional dan internasional, adalah program pembinaan dan
pemasyarakatan olah raga dengan kegiatan:
Pembangunan/rehabilitasi fasilitas olahraga;
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas olahraga;
Operasional sarana dan prasarana olahraga;
Pembangunan dan peningkatan prasarana olahraga;
Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM olahraga khusus;
Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM olahraga prestasi;
Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM olahraga rekreasi dan
tradisional;
Fasilitasi kegiatan pembinaan olahraga prestasi;
Penyediaan sarana olahraga;
Perbaikan prasarana olahraga.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di tingkat regional, nasional
dan internasional adalah program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga yang
diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Akumulasi atlet yang dibina dan berprestasi, dimana pada tahun 2018 jumlah
atlit olahraga yang mendapat pembinaan dan berprestasi sebanyak 2.307
orang dan bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebanyak
1.357 orang, maka capaian kinerjanya mencapai 170,01%;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-41
Cakupan/sebaran fasilitas olahraga, dimana pada tahun 2018 mencapai 124
kelurahan dan bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebanyak 115 kelurahan, maka capaian kinerjanya mencapai 107,83%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembangunan/rehabilitasi fasilitas olahraga sebanyak 9 bangunan;
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas olahraga sebanyak 10
dokumen;
Operasional sarana dan prasarana olahraga yang dibayarkan ke 22
rekening;
Pembangunan dan peningkatan prasarana olahraga sebanyak 89 bangunan;
Pengembangan dan peningkatan kualitas sdm olahraga khusus melalui
kegiatan sebanyak 13 kali;
Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM olahraga prestasi melalui
kegiatan sebanyak 11 kali;
Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM olahraga rekreasi dan
tradisional melalui kegiatan sebanyak 13 kali;
Fasilitasi kegiatan pembinaan olahraga prestasi yang dilaksanakan
sebanyak 77 kali;
Penyediaan sarana olahraga sebanyak 398 unit;
Perbaikan prasarana olahraga sebanyak 75 bangunan.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pembinaan dan
pemasyarakatan olah raga tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp120.571.861.921,- dengan realisasi sebesar
Rp108.500.545.567,- atau 86,99%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan dan
mempertahankan prestasi olahraga di tingkat regional, nasional dan internasional,
dikarenakan semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah
tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-42
Tujuan 5. Meningkatkan kompetensi angkatan kerja
Sasaran untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja adalah dengan
meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja serta menciptakan
hubungan antar pemangku kepentingan dalam lingkup industrial yang harmonis yang
capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja
Pencapaian sasaran meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan
kerja pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
a. Persentase pencari kerja terserap pada pasar kerja formal mencapai 70,04%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 40%, maka
capaian kinerjanya mencapai 175,10%;
b. Persentase wirausaha muda yang berdaya mencapai 20,37%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 7,50%, maka capaian kinerjanya
mencapai 271,60%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan tenaga kerja yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan
kerja, adalah:
a) Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan:
Pengembangan keterampilan dan kewirausahaan pemuda;
Fasilitasi pengembangan softskill kerja bagi pencari kerja;
Sosialisasi bidang dan standar kerja di luar negeri;
Fasilitasi perluasan kerja;
Pembinaan lembaga penempatan tenaga kerja;
Pembinaan perusahaan pengguna tenaga kerja asing;
Penyebarluasan informasi pasar kerja;
Penyusunan perencanaan tenaga kerja makro Kota Surabaya.
b) Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas, dengan
kegiatan:
Pembinaan peningkatan produktivitas perusahaan;
Fasilitasi magang bagi pencari kerja penyandang cacat;
Fasilitasi magang bagi pencari kerja yang memiliki kompetensi;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-43
Fasilitasi sertifikasi profesi bagi angkatan kerja;
Penyusunan dokumen pengukuran tingkat produktivitas skala kota;
Pembinaan lembaga pelatihan kerja swasta;
Pelatihan berbasis kompetensi bagi pencari kerja.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan kerja adalah:
a) Program Peningkatan Kesempatan Kerja diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja,
yaitu:
Persentase pertumbuhan kesempatan kerja yang dapat diinformasikan,
dimana pada tahun 2018 mencapai 5,04%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 5%, maka capaian kinerjanya mencapai
100,72%. Persentase pertumbuhan kesempatan kerja yang dapat
diinformasikan merupakan selisih dari jumlah kesempatan kerja yang dapat
diinformasikan tahun 2018 dengan jumlah kesempatan kerja yang dapat
diinformasikan tahun 2017, lalu dibandingkan dengan jumlah kesempatan
kerja yang dapat diinformasikan tahun 2017. Adapun jumlah kesempatan
kerja yang dapat diinformasikan tahun 2017 sebanyak 8.201 informasi, dan
jumlah kesempatan kerja yang dapat diinformasikan tahun 2018 sebanyak
8.614 informasi;
Persentase pemuda yang membuka wirausaha mandiri, dimana pada tahun
2018 mencapai 35,19%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 15%, maka capaian kinerjanya mencapai 234,57%.
Persentase pemuda yang membuka wirausaha mandiri merupakan
perbandingan antara jumlah pemuda binaan yang berwirausaha mandiri
sebanyak 57 pemuda, dengan jumlah pemuda binaan sebanyak 162
pemuda.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pengembangan keterampilan dan kewirausahaan pemuda bagi 384 orang;
Fasilitasi pengembangan softskill kerja bagi pencari kerja sebanyak 2.050
orang;
Sosialisasi bidang dan standar kerja di luar negeri bagi 498 orang;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-44
Fasilitasi perluasan kesempatan kerja bagi 150 orang;
Pembinaan lembaga penempatan tenaga kerja kepada 46 lembaga;
Pembinaan perusahaan pengguna tenaga kerja asing kepada 120
perusahaan;
Penyebarluasan informasi pasar kerja yang dilaksanakan sebanyak 7 kali;
Penyusunan perencanaan tenaga kerja makro kota surabaya dalam bentuk 1
dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan kesempatan
kerja tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp4.069.626.135,- dengan realisasi sebesar Rp3.837.206.792,- atau 94,29%.
b) Program peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas diukur dengan
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja berikut ini:
Persentase angkatan kerja yang lulus sertifikasi, dimana pada tahun 2018
mencapai 81,72%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 64%, maka capaian kinerjanya mencapai 127,69%. Persentase
angkatan kerja yang lulus sertifikasi merupakan perbandingan antara jumlah
angkatan kerja yang lulus sertifikasi sebanyak 2.347 orang dengan jumlah
yang mengikuti ujian sertifikasi sebanyak 2.872 orang;
Persentase peserta pelatihan berbasis kompetensi yang lulus pelatihan,
dimana pada tahun 2018 mencapai 100,00%. Bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 79% maka capaian kinerjanya
mencapai 126,58%. Pada tahun 2018, seluruh peserta yang mengikuti
pelatihan dinyatakan lulus pelatihan, yaitu sebanyak 776 orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembinaan peningkatan produktivitas perusahaan kepada 75 perusahaan;
Fasilitasi magang bagi pencari kerja penyandang cacat bagi 20 orang;
Fasilitasi magang bagi pencari kerja yang memiliki kompetensi bagi 100
orang;
Fasilitasi sertifikasi profesi bagi angkatan kerja bagi 2.875 orang;
Penyusunan dokumen pengukuran tingkat produktivitas skala kota sebanyak
1 dokumen;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-45
Pembinaan lembaga pelatihan kerja swasta kepada 57 lembaga;
Pelatihan berbasis kompetensi bagi pencari kerja bagi 920 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan kompetensi
tenaga kerja dan produktivitas tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp13.017.751.902,- dengan realisasi sebesar Rp12.459.892.182,-
atau 95,71%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan pemenuhan
kesempatan kerja bagi angkatan kerja, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
A.2. Menciptakan hubungan antar pemangku kepentingan dalam lingkup industrial
yang harmonis
Pencapaian sasaran menciptakan hubungan antar pemangku kepentingan dalam
lingkup industrial yang harmonis pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator
kinerja persentase jumlah kasus ketenagakerjaan yang mencapai 1,77%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 2,5%, maka capaian
kinerjanya mencapai 129,28%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib tenaga kerja yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan.
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran menciptakan hubungan antar pemangku kepentingan dalam
lingkup industrial yang harmonis, adalah:
a) Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja dengan
kegiatan:
Fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial;
Pembinaan syarat kerja perusahaan;
Koordinasi Lembaga Kerjasama (LKS) tripartit;
Penyusunan dokumen perhitungan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Kota
Surabaya;
Pembinaan hubungan industrial bagi pekerja dan serikat pekerja/serikat
buruh.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-46
b) Program Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dengan kegiatan:
Pembinaan norma ketenagakerjaan;
Pembinaan norma keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran menciptakan
hubungan antar pemangku kepentingan dalam lingkup industrial yang harmonis
adalah:
a) Program pengembangan hubungan industrial dan syarat kerja yang diukur
dengan menggunakan indikator kinerja persentase perusahaan yang memiliki
peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama, dimana pada tahun 2018
mencapai 7,77%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
7,01%, maka capaian kinerjanya mencapai 110,82%. Persentase perusahaan
yang memiliki peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama merupakan
perbandingan antara jumlah perusahaan yang memiliki Peraturan Perusahaan
sebanyak 993 perusahaan, dengan jumlah perusahaan tahun 2015 sebanyak
12.782 perusahaan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Fasilitasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebanyak 137
kasus;
Pembinaan syarat kerja perusahaan kepada 371 perusahaan;
Koordinasi Lembaga Kerjasama (LKS) tripartit sebanyak 12 kali;
Penyusunan dokumen perhitungan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) Kota
Surabaya sebanyak 1 dokumen;
Pembinaan hubungan industrial bagi pekerja dan serikat pekerja/serikat
buruh bagi 280 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan hubungan
industrial dan syarat kerja tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp2.667.470.698,- dengan realisasi sebesar Rp2.535.972.376,- atau
95.07%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-47
b) Program pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan yang diukur dengan
menggunakan indikator kinerja persentase perusahaan yang telah diperiksa dan
mematuhi norma ketenagakerjaan dan/atau K3, dimana pada tahun 2018
mencapai 52,33%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 52%, maka capaian kinerjanya mencapai 100,64%. Persentase
perusahaan yang telah diperiksa dan mematuhi norma ketenagakerjaan dan/atau
K3 merupakan perbandingan jumlah perusahaan yang telah diperiksa dan
mematuhi norma ketenagakerjaan dan/norma K3 sampai dengan tahun 2018
sebanyak 6.689 perusahaan, dengan jumlah perusahaan terdaftar pada tahun
2015 sebanyak 12.782 perusahaan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembinaan norma ketenagakerjaan kepada 655 perusahaan;
Pembinaan norma keselamatan dan kesehatan kerja kepada 614
perusahaan.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengawasan dan
perlindungan ketenagakerjaan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp622.298.796,- dengan realisasi sebesar Rp562.895.703,- atau 90,45%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran menciptakan hubungan antar
pemangku kepentingan dalam lingkup industrial yang harmonis, karena semua
indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
Misi 2. Memberdayakan masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan
berusaha
Misi 2 tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi kelompok
rentan dan memberdayakan masyarakat agar memiliki kemampuan berusaha serta
menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha. Pencapaian misi tersebut diukur
dengan menggunakan 2 (dua) Indikator Kinerja Daerah (IKD), yaitu indeks gini ratio yang
telah terealisasi sebesar 0,387 lebih rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata indeks
gini ratio daerah perkotaan yang pada Maret 2018 tercatat 0,401. Indeks Pemberdayaan
Gender (IPG) yang telah terealisasi sebesar 93,66. Indeks gini ratio merupakan ukuran
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-48
ketimpangan distribusi pendapatan dimana nilai indeks gini ratio surabaya berada dalam
interval 0,3-0,5 yang masih dalam kategori sedang.
Gambar IV.2 Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) Kota Surabaya Tahun 2016-2018
Sumber Data : Bappeko Surabaya, Desember 2018, diolah Keterangan : Angka tahun 2018 merupakan angka sementara
Disamping itu, pencapaian misi tersebut dapat dirasakan dengan telah diterimanya
berbagai penghargaan nasional, antara lain:
a. “Penghargaan Kota Layak Anak” dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Anak pada tanggal 23 Juli 2018;
b. “Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya” kategori utama dari Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Anak pada tanggal 19 Desember 2018.
Pencapaian misi sebagaimana uraian di atas, tidak terlepas dari upaya pencapaian
atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Meningkatkan penanganan PMKS
Sasaran untuk meningkatkan penanganan PMKS adalah dengan meningkatkan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS yang capaiannya diukur
dengan indikator kinerja persentase PMKS yang ditangani yang berhasil direhabilitasi.
Pada tahun 2018, persentase PMKS yang ditangani yang berhasil direhabilitasi mencapai
27,28%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 13%, maka
capaian kinerjanya mencapai 209,84%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib sosial yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-49
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan
rehabilitasi PMKS, adalah:
a) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan:
Pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim
piatu;
Pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi lanjut usia;
Pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi penyandang disabilitas;
Pembinaan dan pemulangan PMKS;
Pemutakhiran data PMKS dan PSKS;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD kampung anak negeri;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD pondok sosial kalijudan;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD babat jerawat;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD griya werdha;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD lingkungan pondok sosial keputih;
Monitoring dan pendataan PMKS dan PSKS di 31 kecamatan;
Monitoring dan validasi kegiatan penanggulangan kemiskinan di 31
kecamatan;
Penertiban PMKS dan penyelenggaraan layanan ambulance gratis.
b) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial, dengan kegiatan:
Koordinasi pelaksanaan program bantuan pangan non tunai dan program
keluarga harapan;
Peningkatan peran serta lanjut usia;
Pembinaan dan pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial
(PSKS).
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-50
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS,
adalah:
a) Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial diukur dengan
menggunakan indikator kinerja persentase PMKS yang ditangani, dimana pada
tahun 2018 mencapai 62,10%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 60%, maka capaian kinerjanya mencapai 103,50%. Pada
tahun 2018, persentase PMKS yang ditangani merupakan perbandingan antara
jumlah PMKS yang ditangani (direhabilitasi sosial dan yang dipenuhi kebutuhan
dasarnya) sebanyak 36.098 orang dengan jumlah PMKS sebanyak 58.129
orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi anak yatim, piatu, dan yatim
piatu bagi 6.493 orang;
Pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi lanjut usia bagi 21.695
orang;
Pemenuhan kebutuhan dasar permakanan bagi penyandang disabilitas bagi
6.477 orang;
Pembinaan dan pemulangan PMKS bagi 1.399 orang;
Pemutakhiran data PMKS dan PSKS di 154 kelurahan;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD kampung anak negeri bagi 35 orang;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD pondok sosial kalijudan bagi 90 orang;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD babat jerawat bagi 104 orang;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD griya werdha bagi 165 orang;
Peningkatan kualitas pelayanan, sarana dan prasarana rehabilitasi
kesejahteraan sosial di UPTD lingkungan pondok sosial keputih bagi 2.186
orang;
Monitoring dan pendataan PMKS dan PSKS di 31 kecamatan;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-51
Monitoring dan validasi kegiatan penanggulangan kemiskinan di 31
kecamatan;
Penertiban PMKS dan penyelenggaraan layanan ambulance gratis sebanyak
3.717 kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pelayanan dan rehabilitasi
kesejahteraan sosial tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp183.414.957.748,- dengan realisasi sebesar Rp168.625.440.992,- atau 91,94%.
b) Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial diukur dengan
menggunakan indikator kinerja persentase PSKS yang berpartisipasi dalam
penanganan masalah kesejahteraan sosial, dimana pada tahun 2018 telah
terealisasi 58,36%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 50%, maka capaian kinerjanya mencapai 116,73%. Persentase PSKS
yang berpartisipasi dalam penanganan masalah kesejahteraan sosial merupakan
perbandingan antara jumlah PSKS yang berpartisipasi dalam penanganan
masalah kesejahteraan sosial pada tahun 2018 sebanyak 970 orang dengan
jumlah PSKS sebanyak 1.662 orang pada tahun 2017.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Koordinasi pelaksanaan program bantuan pangan non tunai dan program
keluarga harapan sebanyak 24 kali;
Peningkatan peran serta lanjut usia bagi 5.185 orang;
Pembinaan dan pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS)
bagi 1.573 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pemberdayaan
kelembagaan kesejahteraan sosial tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp2.149.606.121,- dengan realisasi sebesar Rp1.915.096.753,-
atau 89,09%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan pelayanan
pemenuhan kebutuhan dasar dan rehabilitasi PMKS, karena semua indikator kinerja
atas program-program pendukung telah tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-52
Tujuan 2. Menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif
dalam kelompok-kelompok usaha
Sasaran untuk menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif
dalam kelompok-kelompok usaha adalah dengan meningkatkan keterampilan PMKS usia
produktif yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja persentase PMKS usia produktif
yang omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan mencapai 59,70%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 80%, maka capaian kinerjanya mencapai 74,62%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pengendalian
penduduk dan keluarga berencana yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan
sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif adalah
program peningkatan keberdayaan masyarakat, yang dilaksanakan melalui kegiatan:
Updating data masyarakat berpenghasilan rendah di kelurahan;
Fasilitasi inkubasi usaha mandiri;
Fasilitasi pengembangan usaha ekonomi;
Fasilitasi program kesejahteraan keluarga.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program peningkatan keberdayaan masyarakat dalam mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif yang diukur
dengan menggunakan indikator kinerja persentase PMKS usia produktif dari hasil
pelatihan atau pembinaan yang berproduksi. Pada tahun 2018 persentase PMKS
usia produktif dari hasil pelatihan atau pembinaan yang berproduksi mencapai
100,00%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 75% maka
capaian kinerjanya mencapai 133,33%. Persentase PMKS usia produktif dari hasil
pelatihan atau pembinaan yang berproduksi merupakan perbandingan antara jumlah
PMKS usia produktif dari hasil pelatihan atau pembinaan yang berproduksi sampai
dengan tahun 2018 dengan jumlah PMKS usia produktif yang dilatih pada tahun
2018. Seluruh PMKS usia produktif yang dilatih atau dibina pada tahun 2018
sebanyak 464 orang dapat berproduksi.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-53
Updating data masyarakat berpenghasilan rendah di kelurahan di 154
Kelurahan;
Fasilitasi inkubasi usaha mandiri bagi 327 orang;
Fasilitasi pengembangan usaha ekonomi kepada 89 lembaga;
Fasilitasi program kesejahteraan keluarga bagi 871 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan keberdayaan
masyarakat tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar Rp6.336.960.650,-
dengan realisasi sebesar Rp5.411.826.470,- atau 85,40%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran menurunkan PMKS melalui
pemberdayaan PMKS usia produktif dalam kelompok-kelompok usaha dimana
sasaran inkubasi, yaitu ibu rumah tangga yang tergolong dalam keluarga miskin,
belum memiliki keterampilan dan pola pikir untuk meningkatkan ekonomi keluarga
melalui usaha mandiri, sehingga pembinaan dan pendampingan sasaran sampai
dengan berproduksi secara konsisten minimal 3-6 bulan tidak dapat dilaksanakan
dengan optimal. Selain itu, faktor eksternal seperti hambatan dari anggota keluarga
lainnya serta rendahnya jumlah dan selera konsumen terhadap produk hasil inkubasi
menyebabkan menurunnya jumlah sasaran inkubasi yang konsisten untuk mengikuti
program ini.
Solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain
melalui perubahan strategi dengan pendekatan kepada sasaran inkubasi untuk
mengubah pola pikir serta mengevaluasi kembali jenis usaha yang sesuai dengan
permintaan dan minat masyarakat agar pendapatan dari sasaran inkubasi dapat
meningkat.
Tujuan 3. Meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan
perempuan dan anak
Sasaran untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan
perempuan dan anak adalah dengan meningkatkan pemberdayaan perempuan serta
meningkatkan perlindungan perempuan dan anak.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-54
A.1. Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan
Pencapaian sasaran meningkatkan pemberdayaan perempuan pada tahun 2018
diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase kecamatan yang responsif
gender. Pada tahun 2018, indikator kinerja tersebut terealisasi sebesar 61,29%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 61,29%, maka capaian
kinerjanya mencapai 100%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan
sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan pemberdayaan perempuan adalah program
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, dengan kegiatan:
Penguatan dan pengembangan jaringan pengarusutamaan gender;
Pembinaan organisasi perempuan;
Penyusunan profil gender.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam
mendukung pencapaian sasaran meningkatkan pemberdayaan perempuan, yang
diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase indikator PUG tingkat
kecamatan yang terpenuhi. Pada tahun 2018 telah terealisasi sesuai dengan target
yang ditetapkan yaitu 100%, sehingga capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase
indikator PUG tingkat kecamatan yang terpenuhi merupakan perbandingan antara
jumlah indikator PUG yang dipenuhi di semua kecamatan sasaran pada tahun 2018
dengan total indikator PUG. Pada tahun 2018 total indikator PUG sebanyak 7
indikator dan seluruhnya telah dipenuhi oleh kecamatan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Penguatan dan pengembangan jaringan pengarusutamaan gender sebanyak
13 kali;
Pembinaan organisasi perempuan sebanyak 32 kali;
Penyusunan profil gender dalam bentuk 3 dokumen.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-55
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp2.429.061.417,- dengan realisasi sebesar Rp1.997.591.070,- atau 82,24 %.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan pemberdayaan
perempuan, karena semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah
tercapai.
A.2. Meningkatkan Perlindungan Perempuan dan Anak
Pencapaian sasaran meningkatkan perlindungan perempuan dan anak pada tahun
2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase Kelurahan ramah anak.
Pada tahun 2018, indikator kinerja tersebut terealisasi sebesar 52,60%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 51,95%, maka capaian kinerjanya mencapai
101,25%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan
sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan perlindungan perempuan dan anak adalah
program perlindungan perempuan dan anak, dengan kegiatan:
Fasilitasi penanganan permasalahan perempuan dan anak;
Fasilitasi pencapaian indikator kota layak anak;
Pembinaan capacity building bagi relawan Pusat Krisis Berbasis Masyarakat
(PKBM) dan Satuan Petugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPTP2A);
Pembinaan pengembangan inisiasi kampunge arek suroboyo;
Penguatan kelembagaan dan pengarusutamaan gender dan anak di 31
kecamatan.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program perlindungan perempuan dan anak dalam mendukung pencapaian
sasaran meningkatkan perlindungan perempuan dan anak, yang diukur dengan
menggunakan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-56
Persentase permasalahan perempuan dan anak yang ditangani, dimana
pada tahun 2018 telah terealisasi sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu
100%, sehingga capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase permasalahan
perempuan dan anak yang ditangani merupakan perbandingan antara jumlah
permasalahan perempuan dan anak yang ditangani pada tahun 2018 dengan
jumlah permasalahan perempuan dan anak pada tahun 2018. Pada tahun
2018, dari 123 permasalahan perempuan dan anak yang dilaporkan
seluruhnya telah ditangani.
Persentase efektivitas pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan
dan anak (PPTP2A), dimana pada tahun 2018 telah terealisasi 72,70% dari
target yang ditetapkan yaitu 66,35%, sehingga capaian kinerjanya adalah
109,57%. Persentase efektivitas pusat pelayanan terpadu perlindungan
perempuan dan anak (PPTP2A) merupakan hasil survei tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan PPT2A dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhan.
Persentase jejaring yang berperan dalam penanganan permasalahan
terhadap perempuan dan anak, dimana pada tahun 2018 telah terealisasi
100,00% dari target yang ditetapkan yaitu 21%, sehingga capaian kinerjanya
adalah 476,19%. Persentase jejaring yang berperan dalam penanganan
permasalahan terhadap perempuan dan anak merupakan perbandingan
antara jumlah jejaring yang berperan dalam penanganan permasalahan
terhadap perempuan dan anak sampai dengan tahun 2018 dengan jumlah
total jejaring pada tahun 2018. Sampai dengan tahun 2018, dari 1.253
jejaring, seluruhnya berperan dalam penanganan permasalahan terhadap
perempuan dan anak.
Persentase berfungsinya fasilitas PKBM (Pusat Krisis Berbasis Masyarakat)
di kecamatan, dimana pada tahun 2018 telah terealisasi 100% dari target
yang ditetapkan yaitu 100%, sehingga capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase berfungsinya fasilitas PKBM (Pusat Krisis Berbasis Masyarakat)
di Kecamatan merupakan perbandingan antara jumlah PKBM di kecamatan
yang berfungsi tahun 2018 dengan jumlah fasilitas PKBM di kecamatan
tahun 2018. Pada tahun 2018, jumlah fasilitas PKBM di kecamatan sebanyak
1.253 fasilitas PKBM dan seluruhnya berfungsi.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-57
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Fasilitasi penanganan permasalahan perempuan dan anak bagi 489 orang;
Fasilitasi pencapaian indikator kota layak anak kepada 431 lembaga;
Pembinaan capacity building bagi relawan Pusat Krisis Berbasis Masyarakat
(PKBM) dan Satuan Petugas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPTP2A)
bagi 1.818 orang;
Pembinaan pengembangan inisiasi kampunge arek suroboyo kepada 154
lembaga;
Penguatan kelembagaan dan pengarusutamaan gender dan anak di 31
kecamatan.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perlindungan perempuan
dan anak tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar Rp9.803.494.189,-dengan
realisasi sebesar Rp8.804.730.772,- atau 89,81%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan perlindungan
perempuan dan anak, karena semua indikator kinerja atas program-program
pendukung telah tercapai.
Misi 3. Memelihara keamanan dan ketertiban umum
Misi 3 tersebut dimaksudkan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang
memberikan rasa aman, tentram dan kondusif dalam melaksanakan aktivitas keseharian
bagi warga kota melalui peningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk
mendukung pelaksanaan pemerintahan daerah.
Pencapaian misi tersebut diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah
(IKD) indeks ketertiban dan ketentraman kota yang telah terealisasi sebesar 1,73. Angka
indeks ketertiban dan ketentraman kota diukur dari rata-rata invers dari banyaknya
kejadian anarkis dan banyaknya pelanggaran perda yang terjadi. Angka indeks ketertiban
dan ketentraman kota tahun 2018 bila dibandingkan dengan tahun 2017 menunjukkan
adanya peningkatan dari 1,45 menjadi 1,73. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi Kota
Surabaya semakin kondusif bagi kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam
melaksanakan pembangunan.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-58
Gambar IV.3 Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota Surabaya Tahun 2014-2018
Sumber Data : Bappeko Surabaya, Desember 2018, diolah
Disamping itu, pencapaian misi tersebut dapat dirasakan dengan telah diterimanya
berbagai penghargaan nasional “Indeks Kota Toleran (IKT) 2018” dalam kategori 10 kota
paling toleran di Indonesia dari Kemendagri dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
(BPIP) di Jakarta.
Meningkatnya angka indeks ketertiban dan ketentraman kota pada tahun 2018
tersebut, tidak terlepas dari upaya pencapaian atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahan daerah
Sasaran untuk meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung
pelaksanaan pemerintahan daerah adalah dengan meningkatkan kualitas dan intensitas
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan daerah serta meningkatkan
kualitas pelaksanaan norma masyarakat, toleransi dan kerukunan antar umat beragama
yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-59
A.1. Meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan peraturan daerah
Pencapaian sasaran meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan peraturan daerah pada tahun 2018 diukur dengan
menggunakan indikator kinerja angka pelanggaran perda per 1.000 penduduk mencapai
7,61 bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 17,61 maka capaian
kinerjanya mencapai 156,77%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib ketenteraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat yang diimplementasikan melalui program
dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan peraturan daerah, adalah Program Penegakan Peraturan
Daerah, dengan kegiatan:
Pengawasan pengendalian dan evaluasi kegiatan polisi pamong praja di 31
kecamatan;
Penertiban, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pamong praja bidang I;
Penertiban, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pamong praja
bidang II;
Penertiban, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pamong praja
bidang III;
Penindakan hasil evaluasi pelanggaran perda;
Peningkatan kapasitas aparat dalam rangka pelaksanaan siskamswakarsa;
Penyiapan tenaga penanggulangan keamanan kota.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan pengendalian pelaksanaan
peraturan daerah adalah program penegakan peraturan daerah yang diukur dengan
menggunakan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu:
Persentase pelanggaran perda terkait reklame yang ditemukan/dilaporkan
dan ditindaklanjuti, dimana pada tahun 2018 terealisasi 100%. Bila
dibandingkan dengan target yaitu 100% sehingga capaian kinerjanya
mencapai 100%. Persentase pelanggaran perda terkait reklame yang
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-60
ditemukan/dilaporkan dan ditindaklanjuti merupakan perbandingan antara
jumlah pelanggaran perda terkait reklame yang ditindaklanjuti dengan jumlah
pelanggaran perda terkait reklame yang ditemukan dan dilaporkan. Pada
tahun 2018, dari 2.036 pelanggaran Perda terkait reklame yang ditemukan
dan dilaporkan sebanyak 2.036 temuan telah ditindaklanjuti.
Persentase Pelanggaran Perda bidang terkait PKL, PSK, anjal dan gepeng,
dan RHU yang ditemukan/dilaporkan dan ditindaklanjuti, dimana pada tahun
2018 terealisasi 100%. Bila dibandingkan dengan target yaitu 100%
sehingga capaian kinerjanya mencapai 100%. Persentase Pelanggaran
Perda bidang terkait PKL, PSK, anjal dan gepeng, dan RHU yang
ditemukan/dilaporkan dan ditindaklanjuti merupakan perbandingan antara
jumlah pelanggaran Perda bidang terkait PKL, PSK, anjal dan gepeng, dan
RHU yang ditindaklanjuti dengan jumlah pelanggaran Perda terkait PKL,
PSK, anjal dan gepeng, dan RHU yang ditemukan dan dilaporkan. Pada
tahun 2018, dari 3.991 pelanggaran Perda terkait PKL, PSK, anjal dan
gepeng, dan RHU yang ditemukan dan dilaporkan sebanyak 3.991
pelanggaran telah ditindaklanjuti.
Persentase Pelanggaran Perda terkait HO, IMB, Kebersihan, Parkir Umum,
Perda Lainnya yang ditemukan/dilaporkan dan ditindaklanjuti , dimana pada
tahun 2018 terealisasi 100%. Bila dibandingkan dengan target yaitu 100%
sehingga capaian kinerjanya mencapai 100%. Persentase Pelanggaran
Perda terkait HO, IMB, Kebersihan, Parkir Umum, Perda Lainnya yang
ditemukan/dilaporkan dan ditindaklanjuti merupakan perbandingan antara
jumlah pelanggaran Perda terkait HO, IMB, kebersihan, parkir umum, dan
Perda lain yang ditindaklanjuti dengan jumlah pelanggaran Perda terkait HO,
IMB, kebersihan, parkir umum, dan perda lain yang ditemukan dan
dilaporkan. Pada tahun 2018, dari 1.443 pelanggaran Perda terkait HO, IMB,
kebersihan, parkir umum, dan perda lain yang ditemukan dan dilaporkan
sebanyak 1.443 temuan telah ditindaklanjuti.
Persentase wilayah Kecamatan yang dilakukan pengawasan ketentraman
dan ketertiban umum terealisasi sesuai target yaitu 100% sehingga capaian
kinerjanya mencapai 100,00%. Persentase wilayah Kecamatan yang
dilakukan pengawasan ketentraman dan ketertiban umum merupakan
perbandingan antara jumlah wilayah Kecamatan yang dilakukan
pengawasan ketentraman dan ketertiban umum dengan jumlah wilayah
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-61
Kecamatan. Pada tahun 2018, jumlah wilayah Kecamatan sebanyak 31
Kecamatan dimana keseluruhannya telah dilakukan pengawasan
ketentraman dan ketertiban umum.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja di 31
Kecamatan;
Penertiban, Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pamong Praja Bidang
I sebanyak 13.637 objek;
Penertiban, Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pamong Praja Bidang
II sebanyak 1.477 objek;
Penertiban, Pengawasan, Pengendalian dan Evaluasi Pamong Praja Bidang
III sebanyak 8.981 objek;
Penindakan Hasil Evaluasi Pelanggaran Perda sebanyak 206 objek;
Peningkatan Kapasitas Aparat dalam Rangka Pelaksanaan Siskamswakarsa
bagi 1.080 orang;
Penyiapan Tenaga Penanggulangan Keamanan Kota bagi 539 orang.
Pencapaian dari target indikator kinerja program penegakan peraturan daerah tidak
terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp49.601.716.471,- dengan realisasi sebesar Rp48.215.544.902,- atau 97,21%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kualitas dan
intensitas pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan daerah, karena
semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
A.2. Meningkatkan kualitas pelaksanaan norma masyarakat, toleransi dan
kerukunan antar umat beragama
Pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelaksanaan norma masyarakat,
toleransi dan kerukunan antar umat beragama pada tahun 2018 diukur dengan
menggunakan indikator kinerja angka kejadian anarkis per 100.000 penduduk, yang
mencapai 0,37, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0,99,
maka capaian kinerjanya mencapai 162,25%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-62
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib ketenteraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat yang diimplementasikan melalui program
dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelaksanaan norma masyarakat,
toleransi dan kerukunan antar umat beragama, adalah Program peningkatan
ketenteraman, ketertiban dan kenyamanan lingkungan, dengan kegiatan:
Orientasi kewaspadaan nasional;
Kerjasama pengendalian ketenteraman dan ketertiban kota;
Kerjasama pengendalian keamanan kota;
Peningkatan toleransi dan kehidupan beragama;
Pengendalian keamanan, ketenteraman, dan perlindungan masyarakat;
Fasilitasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan;
Pembinaan potensi masyarakat;
Pelatihan kader perlindungan masyarakat.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas pelaksanaan norma masyarakat, toleransi dan kerukunan
antar umat beragama adalah Program peningkatan ketenteraman, ketertiban dan
kenyamanan lingkungan yang diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja,
yaitu:
Persentase tertanganinya gangguan ketenteraman dan ketertiban umum
yang terealisasi sesuai target yaitu 100%, sehingga capaian kinerjanya
mencapai 100%. Persentase tertanganinya gangguan ketentraman dan
ketertiban umum merupakan perbandingan antara jumlah gangguan
ketenteraman dan ketertiban umum yang ditangani dengan jumlah gangguan
ketenteraman dan ketertiban umum. Pada tahun 2018, jumlah gangguan
ketenteraman dan ketertiban umum sebanyak 236 kali dan keseluruhannya
telah ditangani.
Persentase kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dan difasilitasi yang
berjalan dengan lancar yang terealisasi sesuai target yaitu 100% sehingga
capaian kinerjanya mencapai 100%. Persentase kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan dan difasilitasi yang berjalan dengan lancar merupakan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-63
perbandingan antara jumlah kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dan
difasilitasi oleh Pemerintah Kota yang berjalan dengan lancar dengan jumlah
kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dan difasilitasi oleh Pemerintah
Kota Surabaya. Pada tahun 2018, jumlah kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan dan difasilitasi oleh Pemerintah Kota sebanyak 15 kali dan
keseluruhannya berjalan dengan lancar.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Orientasi kewaspadaan nasional bagi 1.070 orang;
Kerjasama pengendalian ketenteraman dan ketertiban kota sebanyak 73
kali;
Kerjasama pengendalian keamanan kota sebanyak 268 kali;
Peningkatan toleransi dan kehidupan beragama sebanyak 53 kali;
Pengendalian keamanan, ketenteraman, dan perlindungan masyarakat
dengan 916 orang yang mendukung kegiatan;
Fasilitasi penyelenggaraan kegiatan keagamaan bagi 43.994 orang;
Pembinaan potensi masyarakat bagi 243 orang.
Pelatihan kader perlindungan masyarakat bagi 200 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan
ketenteraman, ketertiban dan kenyamanan lingkungan tidak terlepas dari adanya
dukungan alokasi anggaran sebesar Rp48.438.006.449,- dengan realisasi sebesar
Rp42.416.279.818,- atau 87,57%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kualitas
pelaksanaan norma masyarakat, toleransi dan kerukunan antar umat beragama,
karena semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
Misi 4. Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya
dukung kota
Misi 4 tersebut dimaksudkan untuk melakukan upaya perencanaan, pengawasan
dan pengendalian tata ruang yang menjamin terintegrasinya fungsi-fungsi pusat kegiatan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-64
dan kawasan lindung melalui struktur ruang kota yang antisipatif terhadap bencana serta
memperhatikan daya dukung kota.
Pencapaian misi tersebut diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah
(IKD) yaitu Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS) yang telah
terealisasi sebesar 64.91. IKLHS dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang nilai Indeks
Persampahan sebesar 74.98, Indeks Pencemaran Air sebesar 57.62, Indeks Pencemaran
Udara sebesar 90.27, dan Indeks Tutupan Hutan sebesar 42.44. Angka IKLHS tersebut
bila dibandingkan dengan tahun 2017 menunjukkan adanya peningkatan dari 64.86
menjadi 64.91. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas lingkungan hidup
di Kota Surabaya.
Gambar IV.4 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan
Kota Surabaya Tahun 2015-2018
Sumber data : DKRTH dan DLH Surabaya, Desember 2018, diolah Keterangan : Data tersedia sejak tahun 2015
Disamping itu, pencapaian misi tersebut dapat dirasakan hasilnya dengan telah
diterimanya berbagai penghargaan nasional adalah “Penghargaan Ikatan Arsitek
Indonesia (IAI)” yang diterima oleh Walikota Surabaya sebagai individu pada tanggal 22
September 2018 di Bandung.
Pencapaian misi sebagaimana uraian diatas, tidak terlepas dari upaya pencapaian
atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem
pertanahan
Sasaran untuk mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem
pertanahan adalah dengan meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan
rencana induk sektoral dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), mewujudkan
penyediaan lahan untuk pembangunan bagi kepentingan umum, serta meningkatnya
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-65
pengamanan dan pengelolaan aset tanah dan/atau bangunan yang capaiannya diukur
dengan indikator kinerja sebagai berikut :
A.1. Meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan rencana induk
sektoral dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Pencapaian sasaran meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan
rencana induk sektoral dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada tahun 2018
diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase rencana Induk sektoral dan
rencana rinci yang disusun dan telah tersinkronisasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
mencapai 24,14%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
20,69%, maka capaian kinerjanya mencapai 116,66%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pekerjaan umum
dan penataan ruang yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan
rencana induk sektoral dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah
a) Program Perencanaan ruang kota, dengan kegiatan:
Penyusunan perencanaan tata ruang kota dan pertanahan;
Penyusunan dan pengajuan pengesahan rencana detail tata ruang kota;
Penyusunan perencanaan induk sektoral transportasi dan drainase.
b) Program pemanfaatan dan pengendalian tata ruang kota, dengan kegiatan:
Pemeliharaan sarana pengolahan dan penyimpanan kearsipan;
Pendataan dan penataan penyelenggaraan bangunan;
Pendataan dan pemetaan pemanfaatan ruang;
Pengawasan dan penertiban tata bangunan;
Pengendalian terhadap pemanfaatan rencana ruang kota;
Pelayanan perizinan jasa konstruksi (IUJK);
Penyusunan dokumen penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan
industri, perdagangan, perumahan dan permukiman;
Survei dan pemetaan infrastruktur kota;
Updating peta digital di wilayah Kota Surabaya.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-66
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan rencana induk sektoral
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah:
a) Program Perencanaan Ruang Kota yang diukur dengan menggunakan 2 (dua)
indikator kinerja, yaitu :
Persentase rencana induk sektoral yang disusun, dimana pada tahun 2018
terealisasi 71,43%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
78,57%, maka capaian kinerjanya adalah 90,91%. Persentase rencana induk
sektoral yang disusun merupakan perbandingan antara jumlah rencana induk
sektoral yang disusun sampai dengan tahun 2018 dengan jumlah rencana
induk sektoral yang akan disusun sampai dengan tahun 2021. Jumlah
rencana induk sektoral yang disusun sampai dengan tahun 2018 sebanyak
10 rencana induk sektoral dari 14 rencana induk sektoral yang akan disusun
sampai dengan tahun 2021;
Persentase rencana rinci tata ruang yang disusun, dimana pada tahun 2018
terealisasi 60%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
53,33%, maka capaian kinerjanya adalah 112,51%. Persentase rencana rinci
tata ruang yang disusun merupakan perbandingan antara jumlah rencana
rinci yang disusun sampai dengan tahun 2018 dengan jumlah rencana rinci
yang akan disusun sampai dengan tahun 2021. Jumlah rencana rinci yang
disusun sampai dengan tahun 2018 sebanyak 9 rencana rinci dari 15
rencana rinci yang akan disusun sampai dengan tahun 2021.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Penyusunan perencanaan tata ruang kota dan pertanahan sebanyak 3
dokumen;
Penyusunan dan pengajuan pengesahan rencana detail tata ruang kota
sebanyak 1 dokumen;
Penyusunan perencanaan induk sektoral transportasi dan drainase
sebanyak 2 dokumen.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-67
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perencanaan ruang kota
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp6.393.745.844,-
dengan realisasi sebesar Rp6.098.714.410,- atau 95,39%.
b) Program Pemanfaatan Dan Pengendalian Tata Ruang Kota yang diukur
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase jumlah bangunan yang ber IMB, dimana pada tahun 2018
terealisasi 55,96%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
55,13%, maka capaian kinerjanya adalah 101,51%. Persentase jumlah
bangunan yang ber IMB merupakan perbandingan antara jumlah bangunan
ber IMB tahun 2018 dengan jumlah bangunan di Kota Surabaya pada tahun
dasar (2015). Jumlah bangunan ber-IMB tahun 2018 sebanyak 266.758
bangunan dari 476.694 bangunan pada tahun dasar (2015);
Persentase tindak lanjut terhadap laporan pelanggaran IMB, dimana pada
tahun 2018 terealisasi 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase tindak
lanjut terhadap laporan pelanggaran IMB merupakan perbandingan antara
jumlah temuan dan/atau laporan pelanggaran yang sudah ditindaklanjuti
tahun 2018 dengan jumlah temuan dan/atau laporan pelanggaran IMB yang
masuk tahun 2018. Jumlah temuan dan/atau laporan pelanggaran yang
sudah ditindaklanjuti tahun 2018 sebanyak 509 temuan dari jumlah temuan
dan/atau laporan pelanggaran IMB yang masuk tahun 2018 sebanyak 509
temuan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Pemeliharaan sarana pengolahan dan penyimpanan kearsipan sebanyak 3
kali;
Pendataan dan penataan penyelenggaraan bangunan sebanyak 7.426
bangunan;
Pendataan dan pemetaan pemanfaatan ruang sebanyak 10.369 persil;
Pengawasan dan penertiban tata bangunan sebanyak 241 kali;
Pengendalian terhadap pemanfaatan rencana ruang kota sebanyak 7.378
obyek;
Pelayanan perizinan jasa konstruksi (IUJK) sebanyak 1.213 ijin;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-68
Penyusunan dokumen penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan
industri, perdagangan, perumahan dan permukiman sebanyak 8 dokumen
Survey dan pemetaan infrastruktur kota sebanyak 1.478 persil;
Updating peta digital di wilayah Kota Surabaya sebanyak 5 wilayah.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pemanfaatan dan
pengendalian tata ruang kota tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp10.933.100.966,- dengan realisasi sebesar
Rp10.399.137.229,- atau 95,12 %.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan sinkronisasi dan
integrasi rencana rinci dan rencana induk sektoral dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), karena semua indikator kinerja atas program-program pendukung
telah tercapai.
A.2. Mewujudkan Penyediaan Lahan untuk Pembangunan Bagi Kepentingan Umum
Pencapaian sasaran mewujudkan penyediaan lahan untuk pembangunan bagi
kepentingan umum pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja
persentase lokasi lahan yang tersedia untuk pembangunan bagi kepentingan umum
mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%,
maka capaian kinerjanya mencapai 100%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pertanahan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan penyediaan lahan untuk pembangunan bagi
kepentingan umum adalah Program pengadaan tanah dan/atau bangunan bagi
pembangunan untuk kepentingan umum dengan kegiatan:
Pengadaan tanah dan/atau bangunan untuk infrastruktur;
Pendataan dan persiapan pengadaan tanah dan/atau bangunan;
Pengadaan/pembelian tanah dan/atau bangunan untuk kepentingan umum
guna pembangunan non infrastruktur.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-69
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
penyediaan lahan untuk pembangunan bagi kepentingan umum adalah Program
pengadaan tanah dan/atau bangunan bagi pembangunan untuk kepentingan umum
yang diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Akumulasi luas tanah dan/atau bangunan bagi pembangunan infrastruktur
untuk kepentingan umum yang terealisasi sebesar 12,61 Ha. Jika
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 3,503 Ha maka
capaiannya sebesar 360,04%. Akumulasi luas tanah dan/atau bangunan
bagi pembangunan infrastruktur untuk kepentingan umum merupakan
penjumlahan dari luas pengadaan tanah dan/atau bangunan untuk
infrastruktur sampai dengan tahun 2017 dengan luas pengadaan tanah
dan/atau bangunan untuk infrastruktur pada tahun 2018. Luas pengadaan
tanah dan/atau bangunan untuk infrastruktur sampai dengan tahun 2017
sebanyak 6,93 Ha sedangkan luas pengadaan tanah dan/atau bangunan
untuk infrastruktur pada tahun 2018 sebanyak 5,68 Ha;
Akumulasi luas tanah dan/atau bangunan bagi pembangunan non
infrastruktur untuk kepentingan umum yang terealisasi sebesar 24,56 Ha.
Jika dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 38,59 Ha
maka capaiannya sebesar 63,65%. Akumulasi luas tanah dan/atau
bangunan bagi pembangunan non infrastruktur untuk kepentingan umum
merupakan penjumlahan dari luas pengadaan tanah dan/atau bangunan
untuk non infrastruktur sampai dengan tahun 2017 dan luas pengadaan
tanah dan/atau bangunan untuk non infrastruktur tahun 2018. Pengadaan
tanah dan/atau bangunan untuk non infrastruktur sampai dengan tahun 2017
sebanyak 18,8813 Ha dan luas pengadaan tanah dan/atau bangunan untuk
non infrastruktur tahun 2018 sebanyak 5,68 Ha.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pengadaan tanah dan/atau bangunan untuk infrastruktur seluas 55.994 m2;
Pendataan dan persiapan pengadaan tanah dan/atau bangunan seluas
935.180,07 m2;
Pengadaan/pembelian tanah dan/atau bangunan untuk kepentingan umum
guna pembangunan non infrastruktur seluas 56.849 m2.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-70
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengadaan tanah
dan/atau bangunan bagi pembangunan untuk kepentingan umum tidak terlepas dari
adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp480.386.799.043,- dengan realisasi
sebesar Rp472.475.700.221,- atau 98,35 %.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran mewujudkan penyediaan lahan untuk
pembangunan bagi kepentingan umum yaitu tidak tercapainya salah satu indikator
kinerja program pengadaan tanah dan/atau bangunan bagi pembangunan untuk
kepentingan umum, yakni akumulasi luas tanah dan/atau bangunan bagi
pembangunan non infrastruktur untuk kepentingan umum. Hal ini disebabkan oleh
proses pengadaan tanah dan/atau bangunan memerlukan beberapa tahapan
pelaksanaan yang melibatkan dukungan dari beberapa instansi baik instansi internal
Pemerintah Kota Surabaya maupun instansi eksternal lainnya. Pada tahun 2018
terdapat beberapa lokasi rencana pengadaan tanah banyak yang masih berproses
administrasi, yang dimulai dari dokumen perencanaan, penetapan lokasi dan
appraisal. Solusi yang dapat diupayakan dalam mengatasi permasalahan tersebut
adalah dengan meningkatkan koordinasi dan melakukan optimalisasi dalam proses
pelaksanaan tahapan pengadaan tanah dengan beberapa instansi yang terlibat.
A.3. Meningkatnya Pengamanan dan Pengelolaan Aset Tanah dan/atau Bangunan
Pencapaian sasaran meningkatnya pengamanan dan pengelolaan aset tanah
dan/atau bangunan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja
persentase aset tanah dan/atau bangunan yang terintegrasi dalam sistem pengamanan
dan pengelolaan aset mencapai 26,47%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 25,22%, maka capaian adalah 104,97%
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pertanahan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatnya pengamanan dan pengelolaan aset tanah
dan/atau bangunan adalah:
a) Program Pengamanan Aset, dengan kegiatan:
Penanganan sengketa bangunan aset Pemerintah Kota Surabaya;
Penanganan sengketa tanah aset Pemerintah Kota Surabaya;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-71
Pengamanan aset Pemerintah Kota Surabaya;
Pengelolaan arsip tanah/bangunan aset daerah;
Pengendalian dan penyuluhan pemanfaatan tanah dan/atau bangunan aset
Pemerintah Kota Surabaya;
Sertifikasi tanah aset Pemerintah Kota Surabaya.
b) Program Pengelolaan Aset, dengan kegiatan:
Pendataan dan penataan tanah aset Pemerintah Kota Surabaya;
Pelayanan ijin pemanfaatan tanah aset;
Pengawasan dan pengelolaan bangunan sewa;
Pengukuran dan pemetaan tanah aset Pemerintah Kota Surabaya.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatnya pengamanan dan pengelolaan aset tanah dan/atau bangunan adalah:
a) Program Pengamanan Aset yang diukur menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja,
yaitu :
Persentase tanah aset yang telah dilakukan pemagaran, papan, patok,
dimana pada tahun 2018 mencapai 16,21%, bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 16,18%, maka capaiannya sebesar 100,17%.
Persentase tanah aset yang telah dilakukan pemagaran, papan, patok
merupakan perbandingan antara jumlah tanah aset yang telah dilakukan
pemasangan pagar atau pemasangan papan atau pemasangan patok tahun
2018 dengan jumlah total tanah aset pada tahun dasar (2016). Jumlah tanah
aset yang telah dilakukan pemasangan pagar atau pemasangan papan atau
pemasangan patok tahun 2018 sebanyak 1.053 tanah aset dari keseluruhan
6.497 tanah aset pada tahun dasar (2016);
Persentase tanah aset yang tersertifikasi mencapai 20,27%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 12,62%, maka
capaiannya sebesar 160,63%. Persentase tanah aset yang tersertifikasi
merupakan perbandingan antara jumlah tanah aset yang tersertifikasi tahun
2018 dengan jumlah total tanah aset pada tahun dasar (2016). Jumlah tanah
aset yang tersertifikasi tahun 2018 sebanyak 1.317 tanah aset dari 6.497
tanah aset pada tahun dasar (2016);
Persentase kasus tanah dan/atau bangunan yang ditangani mencapai 100%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-72
capaiannya sebesar 100%. Persentase kasus tanah dan/atau bangunan
yang ditangani merupakan perbandingan antara jumlah kasus tanah
dan/atau bangunan yang ditangani tahun 2018 dengan jumlah kasus tanah
dan/atau bangunan yang masuk tahun 2018. Jumlah kasus tanah dan/atau
bangunan yang masuk tahun 2018 sebanyak 30 kasus dan keseluruhannya
telah ditangani.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Penanganan sengketa bangunan aset Pemerintah Kota Surabaya sebanyak
12 kasus;
Penanganan sengketa tanah aset Pemerintah Kota Surabaya sebanyak 18
kasus;
Pengamanan aset Pemerintah Kota Surabaya sebanyak 205 bidang;
Pengelolaan arsip tanah/bangunan aset daerah sebanyak 47.348 berkas;
Pengendalian dan penyuluhan pemanfaatan tanah dan/atau bangunan aset
Pemerintah Kota Surabaya kepada 800 orang;
Sertifikasi tanah aset Pemerintah Kota Surabaya dalam bentuk 451
dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengamanan aset
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp13.689.236.017,- dengan realisasi sebesar Rp10.472.261.103,- atau 76,50%.
b) Program pengelolaan aset yang diukur menggunakan indikator kinerja
persentase aset tanah dan/atau bangunan yang tercatat pemanfaatannya,
dimana pada tahun 2018 mencapai 65,52%, bila dibandingkan dengan target
yang sudah ditetapkan sebesar 43,92%, maka capaiannya adalah 149,19%.
Persentase aset tanah dan/atau bangunan yang tercatat pemanfaatannya
merupakan perbandingan antara jumlah aset tanah yang tercatat
pemanfaatannya tahun 2018 dengan jumlah aset tanah yang belum tercatat
pemanfaatannya pada tahun dasar (2016). Jumlah aset tanah yang tercatat
pemanfaatannya tahun 2018 sebanyak 1.317 aset tanah dari 2.010 aset tanah
yang belum tercatat pemanfaatannya pada tahun dasar (2016).
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-73
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pendataan dan penataan tanah aset pemerintah kota yang dilaksanakan di 5
wilayah;
Pelayanan Ijin pemanfaatan tanah aset sebanyak 9.254 ijin;
Pengawasan dan pengelolaan bangunan sewa sebanyak 24 bangunan;
Pengukuran dan pemetaan tanah aset Pemerintah Kota Surabaya di 8.458
lokasi.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengelolaan aset tidak
terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp17.672.430.765,-
dengan realisasi sebesar Rp16.524.884.928,- atau 93,51 %.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatnya pengamanan dan
pengelolaan aset tanah dan/atau bangunan adalah tidak tercapainya indikator kinerja
program pengamanan aset, yakni persentase tanah aset yang telah dilakukan
pemagaran, papan, patok, dikarenakan terbatasnya pencatatan administrasi dan
bukti kepemilikan sehingga menyebabkan kesulitan dalam menentukan batas tanah
aset yang akan dilakukan pengamanan. Solusi yang dapat diupayakan dalam
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan koordinasi intensif
dengan kecamatan, kelurahan dan instansi terkait dalam rangka penentuan batas
tanah aset yang akan dilakukan pengamanan.
Tujuan 2. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Kota yang Bersih dan
Hijau
Sasaran untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau
adalah dengan meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau
(RTH), optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu
yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan,
serta meningkatkan kualitas udara dan air yang capaiannya diukur dengan indikator
kinerja sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-74
A.1. Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Pencapaian sasaran meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang
Terbuka Hijau (RTH) pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja
persentase selisih luasan RTH yang dibangun dan dipelihara mencapai 10,93%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 5,6%, maka capaian
kinerjanya mencapai 195,13%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib lingkungan hidup
yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang
Terbuka Hijau (RTH) adalah program pengelolaan dan peningkatan Ruang Terbuka
Hijau (RTH), dengan kegiatan:
Pemeliharaan dan penyediaan sarana taman dan jalur hijau;
Pemeliharaan dan penyediaan taman rekreasi;
Penataan taman dan jalur hijau;
Pengembangan dekorasi kota;
Penyediaan sarana dan prasarana, operasional dan pemeliharaan makam;
Pembangunan dan pemeliharaan prasarana sentra pertanian perkotaan;
Pembangunan dan pemeliharaan kawasan lindung pesisir pantai Surabaya.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
adalah program pengelolaan dan peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase pertumbuhan luas RTH yang dipelihara dan diawasi mencapai
10,34% bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
5,4%, maka capaiannya adalah 191,40%. Persentase pertumbuhan luas
RTH yang dipelihara dan diawasi merupakan perbandingan antara akumulasi
luasan RTH yang baru dipelihara pada tahun 2016 hingga 2018 dengan
akumulasi luasan RTH yang dipelihara pada tahun 2016 hingga 2017.
Luasan RTH yang baru dipelihara pada tahun 2016 hingga 2018 sebanyak
34,9875 Ha, sedangkan akumulasi luasan RTH yang dipelihara pada tahun
2016 hingga 2017 sebanyak 338,516863 Ha.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-75
Persentase luas RTH yang dibangun dan ditingkatkan fungsinya mencapai
84,39%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
43,60%, maka capaiannya adalah 193,56%. Persentase luas RTH yang
dibangun dan ditingkatkan fungsinya merupakan perbandingan antara
akumulasi luasan RTH yang baru dibangun pada tahun 2016 hingga 2018
dengan akumulasi luasan RTH yang baru dibangun pada tahun 2015 hingga
2017. Akumulasi luasan RTH yang baru dibangun pada tahun 2016 hingga
2018 sebanyak 34,9875 Ha, sedangkan akumulasi luasan RTH yang baru
dibangun pada tahun 2015 hingga 2017 sebanyak 41,457468 Ha.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pemeliharaan dan penyediaan sarana taman dan jalur hijau di 401 lokasi;
Pemeliharaan dan penyediaan taman rekreasi di 35 lokasi;
Penataan taman dan jalur hijau di 42 lokasi;
Pengembangan dekorasi kota sebanyak 100 kali;
Penyediaan sarana dan prasarana, operasional dan pemeliharaan makam di
88 lokasi;
Pembangunan dan pemeliharaan prasarana sentra pertanian perkotaan di
9 lokasi;
Pembangunan dan pemeliharaan kawasan lindung pesisir Pantai Surabaya
di 2 lokasi.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengelolaan dan
peningkatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) tidak terlepas dari adanya dukungan
alokasi anggaran sebesar Rp133.808.057.634,- dengan realisasi sebesar
Rp119.623.301.047,- atau 89,40%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan manajemen
pengelolaan dan kualitas Ruang Terbuka Hijau (RTH). Hal ini dikarenakan semua
indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-76
A.2. Optimalisasi Sistem Pengelolaan Kebersihan dan Persampahan Secara Terpadu
yang Berbasis Masyarakat dengan Penerapan Teknologi Tepat Guna dan Ramah
Lingkungan
Pencapaian sasaran optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan
secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan
ramah lingkungan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja
persentase selisih timbulan sampah ke TPA mencapai 17,23%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 17,2%, maka capaian kinerjanya mencapai 100,17%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib lingkungan hidup
yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan
secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna
dan ramah lingkungan adalah Program Pengelolaan Kebersihan dengan kegiatan:
Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah bidang
kebersihan dan pertamanan;
Operasional instalasi pengolahan air limbah;
Operasional pembersihan jalan dan jalur pedestrian;
Operasional pembersihan sampah di saluran;
Operasional pengangkutan sampah;
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana kebersihan dan RTH;
Pembayaran operasional pengolahan sampah;
Pemeliharaan sarana pembersihan, pengangkutan sampah dan toilet;
Pemeliharaan prasarana kebersihan dan sarana pendukungnya;
Pengembangan sarana dan prasarana air limbah;
Peningkatan manajemen pengelolaan kebersihan dan RTH;
Peningkatan pelayanan posko kebersihan;
Penyelenggaraan kompetisi pengelolaan kebersihan;
Penyediaan sarana, operasional dan pemeliharaan pengelolaan rumah
kompos/PLTSa/TPS 3R;
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan di 31
Kecamatan.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-77
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran optimalisasi
sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis
masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan adalah
Program pengelolaan kebersihan yang diukur dengan menggunakan 3 (tiga)
indikator kinerja, yaitu:
Persentase pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan
teknologi 3R mencapai 14,81, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan 15,38, maka capaiannya adalah 96,33%. Persentase
pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan teknologi 3R
merupakan perbandingan antara peningkatan jumlah fasilitas pengelolaan
sampah dengan teknologi tepat guna pada tahun 2018 dengan jumlah
fasilitas pengelolaan sampah dengan teknologi tepat guna pada tahun dasar
(2016). Peningkatan jumlah fasilitas pengelolaan sampah dengan teknologi
tepat guna pada tahun 2018 sebanyak 4 fasilitas, sedangkan jumlah fasilitas
pengelolaan sampah dengan teknologi tepat guna pada tahun dasar (2016)
sebanyak 27 fasilitas.
Tingkat pertumbuhan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan
mencapai 12,58%, apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 0,04%. Tingkat pertumbuhan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan kebersihan merupakan perbandingan antara peningkatan
jumlah komunitas yang berpartisipasi dalam pengelolaan kebersihan tahun
2018 dengan jumlah komunitas yang berpartisipasi dalam pengelolaan
kebersihan pada tahun dasar (2016). Peningkatan jumlah komunitas yang
berpartisipasi dalam pengelolaan kebersihan tahun 2018 sebanyak 64
komunitas, sedangkan komunitas yang berpartisipasi dalam pengelolaan
kebersihan pada tahun dasar (2016) sebanyak 819 komunitas.
Persentase pengangkutan sampah dari TPS ke TPA yang ≤ 1 hari mencapai
90,37%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
82,70%, maka capaiannya sebesar 109,28%. Pengangkutan sampah dari
TPS ke TPA yang ≤ 1 hari merupakan perbandingan antara jumlah TPS yang
pengangkutan sampahnya ke TPA ≤ 1 hari pada tahun 2018 dengan jumlah
TPS pada tahun dasar (2016). Jumlah TPS yang pengangkutan sampahnya
ke TPA ≤ 1 hari pada tahun 2018 sebanyak 169 TPS, sedangkan jumlah
TPS pada tahun dasar (2016) sebanyak 187 TPS.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-78
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan daerah bidang
kebersihan dan pertamanan di 31 Kecamatan;
Operasional instalasi pengolahan air limbah sebanyak 1 bangunan;
Operasional pembersihan jalan dan jalur pedestrian sebanyak 641 lokasi;
Operasional pembersihan sampah di saluran sebanyak 416 lokasi;
Operasional pengangkutan sampah sebanyak 265 lokasi;
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana kebersihan dan RTH
sebanyak 11.983 unit;
Pembayaran operasional pengolahan sampah sebanyak 577.598 ton;
Pemeliharaan sarana pembersihan, pengangkutan sampah dan toilet
sebanyak 346 unit;
Pemeliharaan prasarana kebersihan dan sarana pendukungnya di
184 lokasi;
Pengembangan sarana dan prasarana air limbah sebanyak 1 unit;
Peningkatan manajemen pengelolaan kebersihan dan RTH dalam bentuk 2
dokumen;
Peningkatan pelayanan posko kebersihan melalui kegiatan yang dilakukan
sebanyak 138 kali;
Penyelenggaraan kompetisi pengelolaan kebersihan sebanyak 5 kegiatan;
Penyediaan sarana, operasional dan pemeliharaan pengelolaan rumah
kompos/PLTSa/TPS 3R di 33 lokasi;
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan di
31 Kecamatan.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program pengelolaan kebersihan
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp391.891.975.727,-
dengan realisasi sebesar Rp365.533.960.973,- atau 93,27%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran optimalisasi sistem pengelolaan
kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan
penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yaitu tidak tercapainya salah
satu indikator kinerja Program pengelolaan kebersihan, yakni persentase
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-79
pembangunan fasilitas pengelolaan sampah yang menerapkan teknologi 3R, yang
disebabkan oleh lokasi rencana pembangunan TPS 3R di wilayah Wonorejo
Kecamatan Rungkut merupakan daerah konservasi mangrove sehingga kegiatan
pembangunan TPS 3R tidak dapat dilaksanakan. Solusi yang dapat diupayakan
dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatkan koordinasi
dengan instansi pengelola tanah aset untuk mendapatkan lokasi lain yang sesuai
standar.
A.3. Meningkatkan kualitas udara dan air
Pencapaian sasaran meningkatkan kualitas udara dan air pada tahun 2018 diukur
dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
a. Indeks kualitas udara ambien mencapai 90,26 bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 84,5, maka capaian kinerjanya mencapai
106,82%;
b. Indeks kualitas air permukaan mencapai 57,62, bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 52,28, maka capaian kinerjanya mencapai
110,21%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib lingkungan hidup
yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas udara dan air adalah Program
Pengendalian dan Pengawasan Dampak Lingkungan, dengan kegiatan:
Kajian dan informasi kinerja lingkungan hidup;
Koordinasi penilaian kota sehat/adipura;
Monitoring sarana dan prasarana pengelolaan air limbah;
Pelaksanaan Car Free Day;
Pelaksanaan pendidikan lingkungan;
Penanganan permasalahan lingkungan hidup;
Penyusunan kajian penanggulangan dan pemulihan fungsi lingkungan hidup;
Inventarisasi dan perencanaan penataan lingkungan hidup;
Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan;
Pengawasan ijin tempat penyimpanan sementara limbah B3;
Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan;
Pemantauan kualitas air dan udara ambien;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-80
Sosialisasi dan pemantauan pengguna sumber daya air;
Pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak;
Pemantauan kualitas air laut di kawasan pesisir dan laut.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas udara dan air adalah Program pengendalian dan pengawasan
dampak lingkungan diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase
ketaatan/kepatuhan terhadap aspek lingkungan mencapai 63,50%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 60%, maka capaiannya adalah
105,83%. Persentase ketaatan/kepatuhan terhadap aspek lingkungan merupakan
perbandingan antara jumlah kegiatan usaha yang memenuhi ketaatan administrasi
dan ketaatan teknis aspek lingkungan pada tahun 2018 dengan jumlah kegiatan
usaha yang diawasi pada tahun tersebut. Jumlah kegiatan usaha yang memenuhi
ketaatan administrasi dan ketaatan teknis aspek lingkungan pada tahun 2018
sebanyak 127 kegiatan usaha, sedangkan jumlah kegiatan usaha yang diawasi pada
tahun 2018 sebanyak 200 kegiatan usaha.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Kajian dan informasi kinerja lingkungan hidup sebanyak 2 dokumen;
Koordinasi penilaian Kota Sehat/Adipura melalui monitoring di 100 lokasi;
Monitoring sarana dan prasarana pengelolaan air limbah sebanyak 250
sampel;
Pelaksanaan Car Free Day sebanyak 151 kali;
Pelaksanaan pendidikan lingkungan bagi 751 orang;
Penanganan permasalahan lingkungan hidup sebanyak 67 kasus;
Penyusunan kajian penanggulangan dan pemulihan fungsi lingkungan hidup
sebanyak 2 dokumen;
Inventarisasi dan perencanaan penataan lingkungan hidup sebanyak
1 dokumen;
Pengawasan dan pengendalian dampak lingkungan pada 53
kegiatan/usaha;
Pengawasan ijin tempat penyimpanan sementara limbah B3 pada 31
kegiatan/usaha;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-81
Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat di bidang lingkungan bagi
1.343 orang;
Pemantauan kualitas air dan udara ambien sebanyak 222 sampel;
Sosialisasi dan pemantauan pengguna sumber daya air pada 30
kegiatan/usaha;
Pengendalian pencemaran udara dari sumber bergerak sebanyak 51 kali;
Pemantauan kualitas air laut di kawasan pesisir dan laut sebanyak 48
sampel.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program pengendalian dan
pengawasan dampak lingkungan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp10.398.871.394,- dengan realisasi sebesar Rp9.892.891.394,-
atau 95,13%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kualitas udara
dan air pada urusan wajib lingkungan hidup, karena semua indikator kinerja atas
program-program pendukung telah tercapai.
Tujuan 3. Mewujudkan Sistem Ketahanan yang Handal Terhadap Bencana
Sasaran untuk mewujudkan sistem ketahanan yang handal terhadap bencana
adalah dengan pengembangan sistem penanggulangan bencana yang antisipatif dan
tanggap yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja indeks penanggulangan
bencana mencapai 89,08%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 68,13%, maka capaian kinerjanya mencapai 130,76%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib ketenteraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat yang diimplementasikan melalui program
dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran pengembangan sistem penanggulangan bencana yang
antisipatif dan tanggap adalah program penanggulangan bencana, dengan kegiatan:
Pelatihan pencegahan dan pengurangan resiko bencana;
Pemberian kebutuhan pokok bagi korban bencana;
Pengadaan sarana penanggulangan bencana;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-82
Pengembangan manajemen penanggulangan bencana daerah;
Pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana;
Peningkatan manajemen logistik, rehabilitasi dan rekonstruksi dalam
penanggulangan bencana;
Pemenuhan kebutuhan operasional pemadaman kebakaran;
Pemeliharaan sarana dan prasarana penanggulangan bahaya kebakaran
sesuai dengan perkembangan pembangunan kota;
Pengadaan/pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan bahaya
kebakaran sesuai dengan perkembangan pembangunan kota;
Pemeriksaan tingkat resiko kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan;
Peningkatan kompetensi aparatur pemadam kebakaran;
Pelatihan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran;
Pembangunan/rehabilitasi fasilitas pemadam kebakaran;
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas pemadam kebakaran.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
pengembangan sistem penanggulangan bencana yang antisipatif dan tanggap
adalah program penanggulangan bencana yang diukur menggunakan 5 (lima)
indikator kinerja, yaitu:
Angka kejadian kebakaran gedung/bangunan per 1 juta penduduk Kota
Surabaya mencapai 51,38 kejadian, bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 54 kejadian, maka capaian kinerjanya adalah
104,86%. Angka kejadian kebakaran gedung/bangunan per 1 juta penduduk
Kota Surabaya merupakan perbandingan antara jumlah kejadian kebakaran
gedung/bangunan tahun 2018 dengan jumlah penduduk Kota Surabaya
tahun 2018. Jumlah kejadian kebakaran gedung/bangunan tahun 2018
sebanyak 159 kejadian, sedangkan jumlah penduduk Kota Surabaya tahun
2018 sebanyak 3.094.732 jiwa.
Angka kejadian kebakaran non bangunan per 1 juta penduduk Kota
Surabaya mencapai 108,89 kejadian, bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 110 kejadian, maka capaian kinerjanya adalah
101,00%. Angka kejadian kebakaran non bangunan per 1 juta penduduk
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-83
Surabaya merupakan perbandingan antara jumlah kejadian kebakaran non
bangunan tahun 2018 dengan jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2018.
Jumlah kejadian kebakaran non bangunan tahun 2018 sebanyak 337
kejadian, sedangkan jumlah penduduk Kota Surabaya tahun 2018 sebanyak
3.094.732 jiwa.
Persentase waktu tanggap kejadian kebakaran kurang dari 15 menit
mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 96%, maka capaian kinerjanya adalah 104,17%. Persentase waktu
tanggap kejadian kebakaran kurang dari 15 menit merupakan perbandingan
antara jumlah kejadian kebakaran tahun 2018 dengan waktu tanggap ≤ 15
menit dengan jumlah total kejadian kebakaran tahun 2018. Kejadian
kebakaran tahun 2018 sebanyak 496 kejadian, dimana seluruhnya memiliki
waktu tanggap ≤ 15 menit.
Persentase waktu tanggap ≤ 24 jam penanggulangan kejadian bencana alam
mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase waktu
tanggap ≤ 24 jam penanggulangan kejadian bencana alam merupakan
perbandingan antara jumlah penanggulangan kejadian bencana alam
dengan waktu tanggap ≤ 24 jam tahun 2018 dengan jumlah kejadian
bencana alam tahun 2018. Jumlah kejadian bencana alam pada tahun 2018
sebanyak 2 kejadian dan keseluruhannya memiliki waktu tanggap
penanggulangan ≤ 24 jam.
Persentase kelurahan tangguh bencana mencapai 40,91%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 49% maka
capaian kinerjanya adalah 83,49%. Persentase kelurahan tangguh bencana
merupakan perbandingan antara jumlah kelurahan tangguh bencana tahun
2018 dengan jumlah kelurahan tahun 2018. Dari 154 kelurahan yang ada, 63
kelurahan dinyatakan sebagai kelurahan tangguh bencana.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pelatihan pencegahan dan pengurangan resiko bencana bagi 2.335 orang;
Pemberian kebutuhan pokok bagi korban bencana bagi 410 orang;
Pengadaan sarana penanggulangan bencana sebanyak 92 item;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-84
Pengembangan manajemen penanggulangan bencana daerah yang diikuti
942 orang;
Pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana yang diikuti 671 orang;
Peningkatan manajemen logistik, rehabilitasi dan rekonstruksi dalam
penanggulangan bencana yang diikuti 1.363 orang;
Pemenuhan kebutuhan operasional pemadaman kebakaran yang
dilaksanakan oleh 631 orang;
Pemeliharaan sarana dan prasarana penanggulangan bahaya kebakaran
sesuai dengan perkembangan pembangunan kota sebanyak 136 unit;
Pengadaan/pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan bahaya
kebakaran sesuai dengan perkembangan pembangunan kota sebanyak
1.509 unit;
Pemeriksaan tingkat resiko kebakaran pada bangunan gedung dan
lingkungan pada 1.920 bangunan;
Peningkatan kompetensi aparatur pemadam kebakaran bagi 474 orang;
Pelatihan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran yang diikuti 2.613 orang;
Pembangunan/rehabilitasi fasilitas pemadam kebakaran sebanyak
11 bangunan;
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas pemadam kebakaran sebanyak
5 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program penanggulangan bencana
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp117.099.373.120,-
dengan realisasi sebesar Rp52.264.410.155,- atau 44,63%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran pengembangan sistem penanggulangan
bencana yang antisipatif dan tanggap yaitu tidak tercapainya salah satu indikator
kinerja program persentase kelurahan tangguh bencana yang disebabkan oleh
kurangnya minat kelurahan terkait kesadaran Kelurahan dalam kesiagaan bencana.
Solusi dari permasalahan tersebut yaitu peningkatan kapasitas Kelurahan.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-85
Misi 5. Memantapkan Sarana dan Prasarana Lingkungan dan Permukiman yang
Ramah Lingkungan
Misi 5 tersebut dimaksudkan untuk melakukan upaya penyediaan sarana dan
prasarana lingkungan dan permukiman melalui pemanfaatan teknologi ramah lingkungan
yang menjamin pelestarian lingkungan serta mendorong pemanfaatan energi alternatif
yang ramah lingkungan dan konservasi energi.
Pencapaian misi tersebut diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah
(IKD) persentase luas kawasan permukiman kumuh yang telah terealisasi sebesar 0.25%
pada tahun 2018. Angka persentase luas kawasan permukiman kumuh tahun 2018
merupakan angka perbandingan antara luas kawasan permukiman kumuh tahun 2018
sebesar 43.46 Ha dengan luas perumahan dan permukiman di Surabaya sebesar
17062.69 Ha.
Penurunan angka persentase luas kawasan permukiman kumuh pada tahun 2018
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan adanya upaya maksimal yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya, seperti dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar IV.5 Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh
Kota Surabaya Tahun 2015-2018
Sumber data : Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukinan Cipta Karya
dan Tata Ruang Kota Surabaya, Desember 2018, diolah
Disamping itu, pencapaian misi tersebut dapat dirasakan dengan telah diterimanya
berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional, antara lain:
a. Penghargaan “Lee Kuan Yew 2018” dengan meraih predikat Special Mention pada
Lee Kuan Yew World City Prize 2018
b. Penghargaan “UN Habitat Scroll of Honour 2018” di Nairobi Kenya
c. Pengharagaan “Guangzhou Award: Online Popular City” di Guangzhou China
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-86
d. Penghargaan Lingkungan atas peran sebagai Walikota Surabaya dalam
pembangunan kota yang inovatif dan berkelanjutan pada Konferensi Internasional
Lingkungan, Sains, dan Teknologi 2018 (ICON 2018) pada tanggal 18 September
2018 di Fakultas Sains dan Teknologi UINSA
e. Penghargaan ”BAPETEN Safety dan Security Award (BSSA)” oleh Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) di Semarang pada tanggal 9-10 Oktober 2018
f. Pengahrgaan PUPR 2018 dalam kategori Waste to Energy oleh Kementrian PUPR
pada tanggal 4 Desember 2018 di Tangerang-Banten
Pencapaian misi sebagaimana uraian diatas, tidak terlepas dari upaya pencapaian
atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan
permukiman untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas
Sasaran untuk memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan
permukiman untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas adalah dengan
meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan perumahan dan kawasan
permukiman layak huni yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan perumahan dan
kawasan permukiman layak huni
Pencapaian sasaran meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan
perumahan dan kawasan permukiman layak huni pada tahun 2018 diukur dengan
menggunakan indikator kinerja kawasan permukiman yang telah ditingkatkan kualitas
lingkungannya mencapai 6.086,26 Ha, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 6.717,51 Ha, maka capaian kinerjanya mencapai 90,60%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib perumahan dan
kawasan permukiman yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan
perumahan dan kawasan permukiman layak huni, adalah program perumahan dan
kawasan permukiman dengan kegiatan:
Pembangunan prasarana sanitasi (DAK bidang sanitasi);
Pembangunan/rehabilitasi rumah;
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan permukiman;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-87
Penyusunan dokumen perencanaan infrastruktur kawasan permukiman;
Fasilitasi penyelenggaraan program pembiayaan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman;
Penyusunan dokumen perencanaan penyediaan perumahan;
Pengelolaan rumah Ber-SIP dan rumah sewa aset Pemerintah Kota
Surabaya;
Operasional rumah susun sederhana sewa;
Pengelolaan rumah susun sederhana sewa;
Perbaikan rumah tidak layak huni.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan perumahan dan kawasan
permukiman layak huni adalah Program perumahan dan kawasan permukiman
diukur dengan menggunakan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu:
Persentase rumah tinggal tapak tidak layak huni yang diperbaiki mencapai
91,06%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
40%, maka capaian kinerjanya adalah 227,65%. Persentase rumah tinggal
tapak tidak layak huni yang diperbaiki merupakan perbandingan antara
jumlah rumah tinggal tapak tidak layak huni yang diperbaiki sampai dengan
tahun 2018, dengan jumlah rumah tinggal tapak tidak layak huni pada tahun
2016 (sebagai tahun dasar). Jumlah rumah tinggal tapak tidak layak huni
yang diperbaiki sampai dengan tahun 2018 sebanyak 3.036 rumah,
sedangkan jumlah rumah tinggal tapak tidak layak huni pada tahun 2016
sebanyak 3.334 rumah;
Persentase pemenuhan kebutuhan rumah layak huni mencapai 22,33%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 23%, maka
capaian kinerjanya adalah 97,10%. Persentase pemenuhan kebutuhan
rumah layak huni merupakan perbandingan antara jumlah kapasitas rumah
susun dan rumah tapak yang disediakan pada tahun tahun 2018, dengan
jumlah kebutuhan rumah susun pada tahun 2016 (sebagai tahun dasar)
ditambahkan dengan jumlah pemohon rumah tinggal tapak pada tahun 2018.
Jumlah kapasitas rumah susun dan rumah tapak yang disediakan sampai
dengan tahun 2018 sebanyak 584 rumah, sedangkan jumlah kebutuhan
rumah tinggal tapak pada tahun 2018 sebanyak 3.013 rumah;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-88
Persentase pembangunan (rehabilitasi) jalan lingkungan dan
kelengkapannya mencapai 62,65%, bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 55,35%, maka capaian kinerjanya adalah 113,19%.
Persentase pembangunan/rehabilitasi jalan lingkungan dan kelengkapannya
merupakan perbandingan antara akumulasi luas jalan lingkungan yang
dibangun/ direhabilitasi sampai dengan tahun 2018 dengan luas kebutuhan
pembangunan/rehabilitasi jalan lingkungan dan kelengkapannya pada
tahun 2015 (sebagai tahun dasar). Akumulasi luas jalan lingkungan yang
dibangun/direhabilitasi sampai dengan tahun 2018 terbentuk dari luas jalan
lingkungan yang dibangun/direhabilitasi tahun 2017 seluas 636.570,693 m2
dan Luas jalan lingkungan yang dibangun/direhabilitasi tahun 2018 seluas
461.752,165 m2, sedangkan luas kebutuhan pembangunan/rehabilitasi jalan
lingkungan dan kelengkapannya tahun 2015 seluas 1.753.164 m2;
Persentase pelayanan sanitasi permukiman mencapai 93,73%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 59%, maka
capaian kinerjanya adalah 158,86%. Persentase pelayanan sanitasi
permukiman merupakan perbandingan antara luas kawasan yang mendapat
peningkatan pelayanan sanitasi sampai dengan tahun 2018 dengan luas
kawasan permukiman prioritas pada tahun 2015 (sebagai tahun dasar). Luas
kawasan yang mendapat peningkatan pelayanan sanitasi sampai dengan
tahun 2018 seluas 1.367.504,91 m2, sedangkan luas kawasan permukiman
prioritas pada tahun dasar seluas 1.459.017,122 m2.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembangunan prasarana sanitasi (DAK bidang sanitasi) sebanyak 5
bangunan;
Pembangunan/rehabilitasi rumah di 26 lokasi;
Pembangunan infrastruktur dan pengembangan kawasan permukiman di
1.146 lokasi;
Penyusunan dokumen perencanaan infrastruktur kawasan permukiman
sebanyak 162 dokumen;
Fasilitasi penyelenggaraan program pembiayaan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman dalam bentuk 5 dokumen;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-89
Penyusunan dokumen perencanaan penyediaan perumahan sebanyak 8
dokumen;
Pengelolaan rumah Ber-SIP dan rumah sewa aset Pemerintah Kota
Surabaya sebanyak 3.608 persil;
Operasional rumah susun sederhana sewa di 78 blok;
Pengelolaan rumah susun sederhana sewa di 78 blok;
Perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 1.648 unit.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perumahan dan kawasan
permukiman tidak terlepas dari adanya alokasi anggaran sebesar
Rp370.902.237.185,- dengan realisasi sebesar Rp340.793.484.023,- atau 91,88%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan penyediaan serta
pengelolaan lingkungan perumahan dan kawasan permukiman layak huni pada
urusan wajib perumahan dan kawasan permukiman, karena semua indikator kinerja
atas program-program pendukung telah tercapai.
Tujuan 2. Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi
alternatif yang ramah lingkungan
Sasaran untuk meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi
alternatif yang ramah lingkungan adalah dengan meningkatkan upaya penerapan
teknologi dan peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pemanfaatan energi
alternatif yang capaiannya diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
a. Persentase upaya penerapan teknologi untuk pengembangan dan pemanfaatan
energi alternatif mencapai 89,79%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 75,51%, maka capaian kinerjanya mencapai 118,92%;
b. Persentase peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pemanfaatan
energi alternatif mencapai 50,00%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 57,14%, maka capaian kinerjanya mencapai 87,5%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib lingkungan hidup
yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-90
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018 program yang direncanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan upaya penerapan teknologi dan peran serta masyarakat dalam
pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif adalah program pengembangan
dan pemanfaatan energi alternatif, dengan kegiatan:
Pengusahaan dan pengembangan energi alternatif;
Penyediaan sarana dalam rangka konservasi pada sektor bangunan gedung
dan permukiman;
Penyusunan dokumen perencanaan konservasi energi pada sektor
bangunan gedung dan permukiman.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan upaya penerapan teknologi dan peran serta masyarakat dalam
pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif adalah program pengembangan
dan pemanfaatan energi alternatif diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator
kinerja, yaitu:
Akumulasi penerapan teknologi dalam pengembangan dan pemanfaatan
energi alternatif terbarukan yang mancapai 45 unit, bila dibandingkan dengan
target yang ditetapkan sebesar 37 unit, maka capaian kinerjanya sebesar
121,62%. Akumulasi penerapan teknologi dalam pengembangan dan
pemanfaatan energi alternatif terbarukan merupakan penjumlahan dari
jumlah unit teknologi yang diterapkan dalam pengembangan dan
pemanfaatan energi alternatif terbarukan sampai dengan tahun 2017 dengan
jumlah unit teknologi yang diterapkan dalam pengembangan dan
pemanfaatan energi alternatif terbarukan tahun 2018. jumlah unit teknologi
yang diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif
terbarukan sampai dengan tahun 2017 sebanyak 41 unit, sedangkan jumlah
unit teknologi yang diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan
energi alternatif terbarukan tahun 2018 sebanyak 4 unit.
Akumulasi entitas lingkungan yang berperan serta dalam pengembangan
dan pemanfaatan energi alternatif mencapai 7 lingkungan, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 8 lingkungan, maka capaian
kinerjanya adalah 87,50%. Akumulasi entitas lingkungan yang berperan serta
dalam pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif merupakan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-91
penjumlahan antara jumlah entitas lingkungan yang berperan serta dalam
pengembangan dan/atau pemanfaatan energi alternatif sampai dengan
tahun 2017 dengan jumlah entitas lingkungan yang berperan serta dalam
pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif tahun 2018. Jumlah
entitas lingkungan yang berperan serta dalam pengembangan dan/atau
pemanfaatan energi alternatif sampai dengan tahun 2017 sebanyak 6
lingkungan, sedangkan jumlah entitas lingkungan yang berperan serta dalam
pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif tahun 2018 sebanyak 1
lingkungan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung indikator program tersebut antara lain:
Pengusahaan dan pengembangan energi alternatif di 4 lokasi;
Penyediaan sarana dalam rangka konservasi pada sektor bangunan gedung
dan permukiman sebanyak 9 unit;
Penyusunan dokumen perencanaan konservasi energi pada sektor
bangunan gedung dan permukiman sebnayak 2 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan dan
pemanfaatan energi alternatif tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp2.582.307.619,- dengan realisasi sebesar Rp2.542.790.443,- atau
98,47%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan upaya pengembangan dan
pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan yaitu tidak tercapainya salah
satu indikator kinerja program pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif,
yakni angka akumulasi entitas lingkungan yang berperan serta dalam pengembangan
dan pemanfaatan energi alternatif, dikarenakan keterbatasan SDM serta sarana dan
prasarana dalam penerapan pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif.
Solusi yang dapat diupayakan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan meningkatkan peran serta sektor swasta untuk dapat berpartisipasi aktif
dalam penyediaan sarana dan prasarana dalam penerapan pengembangan dan
pemanfaatan energi alternatif serta melakukan optimalisasi dalam edukasi serta
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-92
pendampingan kepada masyarakat untuk mengimplementasikan pemanfaatan energi
alternatif.
Tujuan 3. Meningkatkan upaya konservasi energi
Sasaran untuk meningkatkan upaya konservasi energi adalah dengan
meningkatkan upaya penerapan konservasi energi yang capaiannya diukur dengan
indikator kinerja persentase selisih kegiatan dan/atau usaha yang telah menerapkan
konservasi energi, yang pada tahun 2018 mencapai 114,91%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 17,7%, maka capaian indikator kinerjanya sebesar
649,22%.
Pencapaian kedua sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib lingkungan
hidup yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan upaya penerapan konservasi energi adalah
program upaya konservasi energi, dengan kegiatan pembinaan dan pengusahaan
konservasi energi.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan upaya penerapan konservasi energi adalah program upaya konservasi
energi yang diukur menggunakan indikator kinerja akumulasi kegiatan dan/atau
usaha yang telah menerapkan konservasi energi mencapai 245 kegiatan dan/atau
usaha, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebanyak 134 kegiatan
dan/atau usaha, maka capaian kinerjanya adalah 182,84%. Akumulasi kegiatan
dan/atau usaha yang telah menerapkan konservasi energi merupakan penjumlahan
antara jumlah kegiatan usaha yang diaudit yang telah menerapkan konservasi energi
sampai dengan tahun 2017 dengan jumlah kegiatan usaha yang diaudit yang telah
menerapkan konservasi energi pada tahun 2018. Jumlah kegiatan usaha yang
diaudit yang telah menerapkan konservasi energi sampai dengan tahun 2017
sebanyak 125 kegiatan dan/atau usaha, sedangkan jumlah kegiatan usaha yang
diaudit yang telah menerapkan konservasi energi pada tahun 2018 sebanyak 120
kegiatan dan/atau usaha. Sedangkan kegiatan yang dilakukan guna mendukung
program upaya konservasi energi adalah pembinaan dan pengusahaan konservasi
energi sebanyak 120 kegiatan/usaha.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-93
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program upaya konservasi energi
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp271.198.458,-
dengan realisasi sebesar Rp266.353.392,- atau 98,21%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan upaya penerapan
konservasi energi, hal ini dikarenakan semua indikator kinerja atas program-program
pendukung telah tercapai.
Misi 6. Memperkuat nilai-nilai budaya lokal dalam sendi-sendi kehidupan
masyarakat
Misi 6 tersebut dimaksudkan untuk melakukan upaya menanamkan dan
mempertahankan kesenian dan nilai-nilai budaya lokal (ulet, egaliter, terbuka, kreatif) serta
nilai-nilai kepahlawanan yang berfalsafah Pancasila kepada warga kota utamanya
generasi muda.
Pencapaian misi tersebut diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah
(IKD) indeks budaya lokal pada tahun 2018 mencapai 78,39% mengalami peningkatan
bila dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 70,73. Peningkatan indeks budaya lokal
tersebut menunjukkan penguatan nilai-nilai budaya lokal yang semakin membaik.
Perhitungan indeks budaya lokal merupakan rata-rata geometrik dari tingkat pemahaman
masyarakat terhadap budaya lokal ,tingkat kemampuan rewriting dan retelling masyarakat,
serta tingkat kepedulian masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan bernilai kebangsaan.
Gambar IV.6 Indeks Budaya Lokal Kota Surabaya Tahun 2016-2018
Sumber data : Hasil Survey Bappeko, Desember 2018, diolah
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-94
Disamping itu, pencapaian misi tersebut dapat dirasakan dengan telah diterimanya
berbagai penghargaan nasional “Anugerah Purwakalagrha IMA 2018” dalam kategori
Pejabat Peduli Museum oleh Indonesian Museum Award pada tanggal 14 Oktober 2018
Angka realisasi indeks budaya lokal pada tahun 2018 tersebut, tidak terlepas dari
upaya pencapaian atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Melestarikan budaya lokal
Sasaran untuk melestarikan budaya lokal adalah meningkatkan perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan budaya lokal yang capaiannya diukur dengan indikator
kinerja persentase budaya yang dapat dilestarikan. Persentase budaya yang dapat
dilestarikan dihitung berdasarkan pelestarian seni-seni budaya dan pemeliharaan
bangunan cagar budaya, dimana pada tahun 2018 mencapai 90,84%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 91,39%, maka capaian kinerjanya mencapai
99,4%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kebudayaan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan
budaya lokal adalah:
a) Program perlindungan budaya lokal, dengan kegiatan monitoring dan evaluasi
cagar budaya
b) Program pengembangan dan pemanfaatan budaya lokal, dengan kegiatan:
Penyelenggaraan festival budaya daerah;
Monitoring penyelenggaraan seni budaya lokal pada ruang publik dan usaha
pariwisata;
Penyelenggaraan event dan festival kesenian daerah;
Pengembangan kreativitas budaya daerah sekolah dasar;
Pengembangan kreativitas budaya daerah sekolah menengah.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan budaya lokal adalah:
a) Program perlindungan budaya lokal yang diukur menggunakan indikator kinerja
persentase cagar budaya yang terpelihara, dimana pada tahun 2018 mencapai
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-95
91,58%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 91,5%,
maka capaian indikator kinerjanya adalah 100,08%. Adapun cagar budaya yang
terpelihara sebanyak 250 bangunan/situs dari 273 cagar budaya yang
ditetapkan. Adapun kegiatan yang dilaksanakan guna mendukung program
adalah monitoring dan evaluasi cagar budaya dengan realisasi sebanyak 252
bangunan.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perlindungan budaya
lokal tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp1.681.717.781,- dengan realisasi sebesar Rp1.347.535.918 atau 80,13%.
b) Program pengembangan dan pemanfaatan budaya lokal yang diukur
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu :
Persentase kelompok seni terdaftar yang layak tampil, dimana pada tahun
2018 mencapai 57,63%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 45%, maka capaian kinerjanya adalah 128,07%. Adapun
jumlah kelompok seni yang layak tampil sebanyak 287 kelompok seni dari
498 kelompok seni yang terdaftar.
Indikator kinerja persentase hotel, restoran, dan ruang publik yang
menampilkan budaya lokal pada 17 lokasi, dimana pada tahun 2018
mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 64,7%, maka capaian kinerjanya adalah 154,56%. Jumlah hotel,
restoran dan ruang publik yang menampilkan budaya lokal sebanyak 17
lokasi.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung indikator program tersebut, antara lain:
Penyelenggaraan festival budaya daerah dilaksanakan sebanyak 5 kali;
Monitoring penyelenggaraan seni budaya lokal pada ruang publik dan usaha
pariwisata dilaksanakan sebanyak 166 kali;
Penyelenggaraan event dan festival kesenian daerah dilaksanakan
sebanyak 653 kali;
Pengembangan kreativitas budaya daerah sekolah dasar bagi 1.323 orang;
Pengembangan kreativitas budaya daerah sekolah menengah bagi 600
orang.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-96
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan dan
pemanfaatan budaya lokal tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp7.923.529.647,- dengan realisasi sebesar Rp7.281.925.723,- atau
91,90%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian pencapaian sasaran meningkatkan
perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan budaya, Hal ini dikarenakan semua
indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
Tujuan 2. Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat
Sasaran untuk meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat adalah dengan
mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan akses
baca yang capaiannya diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja, yaitu:
a. Persentase koleksi buku yang termanfaatkan mencapai 90,06%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 76,1%, maka capaian kinerjanya
mencapai 118,35%;
b. Persentase pengunjung layanan baca yang meminjam buku mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 71,9%, maka capaian
kinerjanya mencapai 139,08%;
c. Persentase siswa yang mempunyai kemampuan membaca sesuai dengan reading
text levelling mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib perpustakaan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat
melalui peningkatan akses baca adalah program pengembangan budaya baca dan
pembinaan perpustakaan, dengan kegiatan:
Pelaksanaan tes reading text leveling;
Pengembangan minat dan budaya baca;
Pembinaan pengelolaan perpustakaan;
Pengelolaan layanan baca;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-97
Penyediaan dan perawatan sarana perpustakaan daerah dan taman bacaan
masyarakat;
Fasilitasi pengembangan budaya baca dan menulis di sekolah;
Akse literasi.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan akses baca
adalah program pengembangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan diukur
dengan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu:
Persentase pertumbuhan kegiatan literasi yang diselenggarakan, dimana
pada tahun 2018 mencapai 8,33%. Bila dibandingkan dengan target yang
ditetapkan sebesar 10%, maka capaian kinerjanya adalah 83,33%. Jumlah
kegiatan literasi yang diselenggarakan pada tahun 2018 sebanyak 182 kali,
lebih banyak dari jumlah kegiatan yang diselenggarakan tahun 2017 yaitu
sebanyak 168 kali.
Persentase koleksi buku, dimana pada tahun 2018 mencapai 87,45%. Bila
dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 88,63%, maka capaian
kinerjanya adalah 98,67%. Jumlah koleksi buku yang disediakan sebanyak
2.326.889 buku dari jumlah koleksi buku yang ditargetkan sebanyak
2.660.695 buku.
Persentasi siswa yang terlibat dalam tes reading text leveling, dimana pada
tahun 2018 mencapai 40,93%. Bila dibandingkan dengan target yang
ditetapkan sebesar 40,4%, maka capaian kinerjanya adalah 101,31%.
Jumlah siswa yang mengikuti tes reading text levelling tahun 2018 sebanyak
55.871 siswa dari jumlah siswa yang ditargetkan mengikuti tes reading text
levelling sebanyak 289.166 siswa.
Persentase perpustakaan yang berhasil dibina, dimana pada tahun 2018
mencapai 31,06%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 17,85%, maka capaian kinerjanya adalah 173,99%. Jumlah
perpustakaan yang berhasil dibina sampai dengan tahun 2018 sebanyak
2.898 perpustakaan dari 9.331 perpustakaan yang ada pada tahun 2018.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-98
Pelaksanaan tes reading text leveling bagi 57.534 orang;
Pengembangan minat dan budaya baca dilaksanakan sebanyak 197 kali;
Pembinaan pengelolaan perpustakaan kepada 500 lembaga;
Pengelolaan layanan baca sebanyak 6.545.199 kunjungan;
Penyediaan dan perawatan sarana perpustakaan daerah dan taman bacaan
masyarakat sebanak 57.866 buku;
Fasilitasi pengembangan budaya baca dan menulis di sekolah sebanyak 3
kali;
Akse literasi sebanyak 1 kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan budaya
baca dan pembinaan perpustakaan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp29.443.883.429,- dengan realisasi sebesar Rp26.662.859.830,-
atau 90,55%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran mewujudkan peningkatan minat
dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan akses baca, Hal ini dikarenakan
semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
Tujuan 3. Mewujudkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan generasi
muda
Sasaran untuk mewujudkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan generasi
muda adalah dengan mewujudkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan yang
capaiannya diukur dengan indikator kinerja persentase pertumbuhan partisipasi
lembaga/komunitas dalam kegiatan yang mendorong nilai-nilai kebangsaan mencapai
3,77%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 4%, maka capaian
kinerjanya adalah 94,14%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib kebudayaan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan
adalah program pengembangan wawasan dan karakter kebangsaan dalam konteks
budaya lokal, dengan kegiatan:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-99
Pemberdayaan dan fasilitasi parpol dan ormas
Peningkatan wawasan kebangsaan
Penyelenggaraan event peningkatan nilai-nilai kebangsaan
Fasilitasi pengembangan karakter kebangsaan di Sekolah
Fasilitasi pengembangan wawasan kebangsaan di Sekolah
Pengembangan minat, bakat, dan kreativitas siswa pls
Fasilitasi kegiatan organisasi sosial kepahlawanan
Pemeliharaan TMP dan MPN
Sosialisasi wawasan kebangsaan di 31 Kecamatan
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan adalah program pengembangan
wawasan dan karakter kebangsaan dalam konteks budaya lokal yang diukur
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase partisipasi peserta dalam kegiatan yang mendorong nilai-nilai
kebangsaan, dimana pada tahun 2018 mencapai 29,63%. Bila dibandingkan
dengan target yang ditetapkan sebesar 15,5%, maka capaian kinerjanya
adalah 191,17%. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan yang mendorong
nilai-nilai kebangsaan sebanyak 872.279 orang yang terdiri dari pelajar,
masyarakat umum dan veteran dibandingkan jumlah penduduk Kota
Surabaya.
Persentase kader wawasan kebangsaan, dimana pada tahun 2018 mencapai
98,49%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
100%, maka capaian kinerjanya adalah 98,49%. Jumlah orang yang menjadi
kader wawasan kebangsaan sebanyak 457 orang dari 464 peserta yang
mengikuti pembinaan wawasan kebangsaaan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pemberdayaan dan fasilitasi Parpol dan Ormas kepada 53 lembaga;
Peningkatan wawasan kebangsaan bagi 657 orang;
Penyelenggaraan event peningkatan nilai-nilai kebangsaan bagi 16.443
orang;
Fasilitasi pengembangan karakter kebangsaan di sekolah bagi 5.947 orang;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-100
Fasilitasi pengembangan wawasan kebangsaan di sekolah bagi 1.464 orang;
Pengembangan minat, bakat, dan kreativitas siswa PLS dilaksanakan
sebanyak 11 kali;
Fasilitasi kegiatan organisasi sosial kepahlawanan bagi 5.779 orang;
Pemeliharaan TMP dan MPN sebanyak 7 lokasi;
Sosialisasi wawasan kebangsaan di 31 kecamatan dalam bentuk sosialiasi
wawasan kebangsaan
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan wawasan
dan karakter kebangsaan dalam konteks budaya lokal tidak terlepas dari adanya
dukungan alokasi anggaran sebesar Rp17.300.446.175,- dengan realisasi sebesar
Rp14.409.463.531,- atau 83,29%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran mewujudkan wawasan,
karakter, dan nilai-nilai kebangsaan, Hal ini dikarenakan semua indikator kinerja atas
program-program pendukung telah tercapai.
Misi 7. Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa
antar pulau dan internasional
Misi 7 tersebut dimaksudkan untuk melakukan upaya integrasi fasilitas pendukung
perdagangan dan jasa (termasuk di dalamnya pelabuhan laut dan udara, pergudangan,
kawasan industri, kawasan perdagangan, terminal dan stasiun) melalui implementasi
manajemen logistik kota/city logistic.
Pencapaian misi tersebut diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah
(IKD) tingkat pertumbuhan volume komoditi keluar masuk Kota Surabaya yang telah
terealisasi sebesar 5,29%. Bila dibandingkan dengan tahun 2017, nilai tersebut
mengalami peningkatan dari 4,27% menjadi 5,29%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-101
Gambar IV.7 Tingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar Masuk
Kota Surabaya Tahun 2014-2018
Sumber Data: Bank Indonesia, Desember 2018, diolah
Tujuan 1. Meningkatkan sistem manajemen city logistic
A.1 Peningkatan sistem manajemen city logistic
Pencapaian sasaran peningkatan sistem manajemen logistik pada tahun 2018
diukur mengunakan indikator kinerja tingkat pertumbuhan ekonomi kategori transportasi
dan pergudangan mencapai 6,96%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 5,59%, maka capaian kinerjanya adalah 124,56%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib perhubungan,
urusan pilihan perdagangan, dan urusan wajib penanaman modal yang diimplementasikan
melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018 program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran
peningkatan sistem manajemen city logistic adalah:
a) Program pengembangan hub dan simpul logistik untuk mendukung distribusi
komoditas potensial, dengan kegiatan:
Pembinaan terhadap pengelola distribusi perdagangan;
Penyusunan kajian pendukung implementasi rencana pengembangan hub
dan simpul logistic.
b) Program manajemen lalu lintas angkutan barang, dengan kegiatan
penyelenggaraan pelayanan aksesibilitas angkutan barang
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-102
c) Program peningkatan investasi fasilitas pendukung logistik, dengan kegiatan
temu usaha logistik
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan guna mendukung sasaran peningkatan sistem
manajemen logistik adalah:
a) Program pengembangan hub dan simpul untuk mendukung distribusi komoditas
potensial yang diukur menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu :
Persentase realisasi pengembangan hub dan simpul logistik mencapai 75%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 75%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase realisasi pengembangan hub
dan simpul logistik merupakan perbandingan antara jumlah realisasi tahapan
pengembangan hub dan simpul tahun 2018 yaitu sebanyak 3 tahapan,
dengan jumlah rencana tahapan pengembangan hub dan simpul sebanyak 4
tahapan.
Tingkat kelengkapan data gudang terdaftar mencapai 69,59%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan 50%, maka capaian
kinerjanya adalah 139,19%. Tingkat kelengkapan data gudang terdaftar
merupakan perbandingan antara jumlah gudang yang lengkap datanya di
tahun 2018 yaitu sebanyak 103 gudang, dengan jumlah gudang yang
terdaftar di tahun 2018 sebanyak 148 gudang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pembinaan terhadap pengelola distribusi perdagangan kepada 1.455
lembaga;
Penyusunan kajian pendukung implementasi rencana pengembangan hub
dan simpul sebanyak 1 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan hub
dan simpul untuk mendukung distribusi komoditas potensial tidak terlepas dari
adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp1.411.893.052,- dengan realisasi
sebesar Rp1.314.551.358,- atau 93,11%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-103
b) Program manajemen lalu lintas angkutan barang yang diukur menggunakan
indikator kinerja rata-rata waktu tempuh kendaraan barang dari dan menuju hub
mencapai 100,22 menit, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebanyak 106,24 menit, maka capaian kinerjanya adalah 105,66%.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya guna
mendukung pencapaian indikator program tersebut adalah penyelenggaraan
pelayanan aksesibilitas angkutan barang sebanyak 2 kali. Pencapaian dari
sejumlah target indikator kinerja program manajemen lalu lintas angkutan barang
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp700.816.765,-
dengan realisasi sebesar Rp614.739.650,- atau 87,72%.
c) Program peningkatan investasi fasilitas pendukung logistik yang diukur
menggunakan indikator kinerja tingkat pertumbuhan investasi fasilitas pendukung
logistik mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 24%, maka capaian kinerjanya adalah 416,67%. Tingkat pertumbuhan
investasi fasilitas pendukung logistik merupakan pengurangan antara jumlah
investasi fasilitas pendukung logistik tahun 2018 dengan jumlah investasi fasilitas
pendukung logistik tahun dasar, lalu dibandingkan dengan jumlah investasi
fasilitas pendukung logistik tahun dasar. Adapun jumlah investasi fasilitas
pendukung logistik tahun 2018 sebanyak 4 fasilitas, sedangkan jumlah investasi
fasilitas pendukung logistik tahun 2016 sebanyak 2 fasilitas. Adapun kegiatan
yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya guna mendukung
pencapaian indikator program tersebut adalah temu usaha logistik bagi 100
orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan investasi
fasilitas pendukung logistik tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp220.566.434,- dengan realisasi sebesar Rp215.974.691,-
atau 97,92%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran peningkatan sistem manajemen
city logistic. Hal ini dikarenakan semua indikator kinerja atas program-program
pendukung telah tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-104
A.2 Meningkatnya jaringan bisnis (G to G dan G to B) jasa dan perdagangan
komoditi barang dalam skala internasional dan antar pulau yang ditunjang dengan
pusat pelayanan informasi yang terintegrasi
Pencapaian sasaran meningkatnya jaringan bisnis (G to G dan G to B) jasa dan
perdagangan komoditi barang dalam skala internasional dan antar pulau yang ditunjang
dengan pusat pelayanan informasi yang terintegrasi pada tahun 2018 diukur
menggunakan indikator kinerja persentase realisasi tindak lanjut MOU bidang
perdagangan (G to G dan G to B) mencapai 85,71%, bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 42,86%, maka capaian kinerjanya adalah 199,99%
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui Fungsi Manajemen Kebijakan
dan Koordinasi Perangkat Daerah yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan
sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan yang direncanakan guna mendukung pencapaian sasaran
meningkatnya jaringan bisnis (G to G dan G to B) jasa dan perdagangan komoditi
barang dalam skala internasional dan antar pulau yang ditunjang dengan pusat
pelayanan informasi yang terintegrasi adalah program kerjasama bidang
perdagangan, dengan kegiatan fasilitasi/pembentukan kerjasama perdagangan.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan guna mendukung meningkatnya jaringan bisnis (G to
G dan G to B) jasa dan perdagangan komoditi barang dalam skala internasional dan
antar pulau yang ditunjang dengan pusat pelayanan informasi yang terintegrasi
adalah program kerjasama bidang perdagangan yang diukur menggunakan 2 (dua)
indikator kinerja, yaitu:
Persentase MoU yang memuat sektor perdagangan yang telah
ditandatangani mencapai 57,14%, bila dibandingkan dengan target yang
direncanakan sebesar 57,14%, maka capaian kinerjanya adalah 100,01%.
Persentase MoU yang memuat sektor perdagangan yang telah
ditandantangani merupakan perbandingan antara jumlah MoU yang memuat
sektor perdagangan yang telah ditandatangani tahun 2018 sebanyak 4 MoU
dengan jumlah MoU yang memuat sektor perdagangan yang direncanakan
ditandatangani sampai dengan tahun 2021 sebanyak 7 MoU;
Persentase MoU yang memuat sektor perdagangan tertandatangani yang
telah terealisasi mencapai 75%, bila dibandingkan dengan target yang telah
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-105
ditetapkan sebesar 75%, maka capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase
MoU yang memuat sektor perdagangan tertandatangani yang telah
terealisasi merupakan perbandingan antara jumlah MoU yang memuat sektor
perdagangan tertandatangani yang telah terealisasi sampai dengan
tahun 2018 sebanyak 3 MoU dengan jumlah MoU yang memuat sektor
perdagangan tahun 2018 sebanyak 4 MoU.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut adalah
fasilitasi/pembentukan kerjasama perdagangan sebanyak 3 lembaga.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program kerjasama bidang
perdagangan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp234.435.649,- dengan realisasi sebesar Rp175.952.897,- atau 75,05%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran mewujudkan meningkatnya
jaringan bisnis (G to G dan G to B) jasa dan perdagangan komoditi barang dalam
skala internasional dan antar pulau yang ditunjang dengan pusat pelayanan
informasi yang terintegrasi, Hal ini dikarenakan semua indikator kinerja atas
program-program pendukung telah tercapai.
Misi 8. Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik
Pencapaian misi memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik diukur dengan
menggunakan Indikator Kinerja Daerah (IKD) Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) dan Nilai Kepuasan Masyarakat.
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan hasil
penilaian penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten
dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcome dan
upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Pada tahun 2018, nilai SAKIP
Pemerintah Kota Surabaya berada pada Kategori BB dengan hasil nilai 70,03 meningkat
dibandingkan tahun 2017 dengan nilai 68,86
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-106
Gambar IV.8
Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota Surabaya Tahun 2014-2018
Sumber Data: Bagian Organisasi Surabaya, Desember 2018, diolah
Pengukuran nilai kepuasan masyarakat ini diperoleh dari hasil survey kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan Pemerintah Kota Surabaya. Nilai kepuasan masyarakat
terhitung mengalami kenaikan dibandingkan nilai kepuasan pada tahun 2017 yaitu 74,46
menjadi 83,74 pada tahun 2018.
Disamping itu, pencapaian misi tersebut dapat dirasakan hasilnya dengan
diterimanya berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional, antara lain:
a. Penghargaan “Opengov Recognition of Excellence 2018” oleh Opengov Asia
b. Public Relations Indonesia Award (PRIA) 2018 yang diserahkan Public
Relations Indonesia pada tanggal 29 Maret 2018 di Jln. Tunjungan
Surabaya, dalam kategori:
Media cetak internal (majalah gapura)
Website pemerintahan daerah meraih medali emas
Media sosial pemerintah daerah meraih medali perak
Government PR meraih medali emas
Departemen PR meraih medali emas
Presenter terbaik
Misi tersebut dimaksudkan untuk upaya pemantapan tata kelola pemerintahan yang
baik yaitu dengan pencapaian pelayanan prima di sektor perencanaan, pelaksanaan,
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-107
pengendalian dan pengawasan pembangunan, pengelolaan keuangan daerah dan
pelayanan perizinan yang didukung TIK, dengan tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik
Sasaran untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik adalah dengan meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur
pemerintahan, meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik, serta
meningkatkan kualitas pelayanan.
A.1. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan
Pencapaian sasaran meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur
pemerintahan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja,
yaitu:
a. Angka pelanggaran disiplin aparatur mencapai 1,14 per 1.000 pegawai, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 1,32 per 1.000
pegawai, maka capaian indikator kinerjanya adalah 113,37%
b. Persentase pelanggaran tata kelola administrasi keuangan pada kasus yang
sama yang berhasil diturunkan mencapai 31,98%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 9,1%, maka capaian kinerjanya adalah
351,43%
c. Persentase aparatur (struktural dan non struktural) yang kompeten mencapai
67,22%, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 69,69%, maka
capaian kinerjanya adalah 96,46%
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui fungsi manajemen pengawasan
serta unsur manajemen kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
A.1.1. Fungsi Manajemen Pengawasan
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan
adalah program peningkatan sistem pengawasan internal, dengan kegiatan:
Penerapan disiplin pegawai;
Evaluasi SAKIP SKPD;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-108
Inventasrisasi temuan pengawasan;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah I di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah II di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah III di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah IV di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah I di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah II di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah III di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah IV di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya;
Pengembangan kapasitas aparatur pengawasan.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan adalah Program
Peningkatan Sistem Pengawasan Internal yang diukur dengan menggunakan 6
(enam) indikator kinerja, yaitu:
Persentase penanganan disiplin aparatur wilayah I, dimana pada tahun 2018
mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase
penanganan disiplin aparatur wilayah I merupakan perbandingan antara
jumlah kasus disiplin aparatur wilayah I yang ditangani dengan jumlah kasus
disiplin aparatur wilayah I yang masuk, pada tahun 2018 iumlah kasus
disiplin aparatur wilayah I yang ditangani sebanyak 6 kasus dari 6 kasus
yang masuk.
Persentase penanganan tata kelola administrasi keuangan wilayah I, dimana
pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-109
Persentase penanganan tata kelola administrasi keuangan wilayah I
merupakan perbandingan antara jumlah kasus tata kelola administrasi
keuangan wilayah I yang ditangani dengan jumlah kasus tata kelola
administrasi keuangan wilayah I yang masuk, pada tahun 2018 jumlah kasus
tata kelola administrasi keuangan wilayah I yang ditangani sebanyak 21
kasus dari 21 kasus yang masuk
Persentase penanganan disiplin aparatur wilayah II, dimana pada tahun
2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase penanganan disiplin aparatur wilayah II merupakan
perbandingan antara jumlah kasus disiplin aparatur wilayah II yang ditangani
dengan jumlah kasus disiplin aparatur wilayah II yang masuk, pada tahun
2018 jumlah kasus disiplin aparatur wilayah II yang ditangani sebanyak 7
kasus dari 7 kasus yang masuk
Persentase penanganan tata kelola administrasi keuangan wilayah II,
dimana pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase penanganan tata kelola administrasi keuangan wilayah II
merupakan perbandingan antara jumlah kasus tata kelola administrasi
keuangan wilayah II yang ditangani dengan jumlah kasus tata kelola
administrasi keuangan wilayah II yang masuk, pada tahun 2018 jumlah
kasus tata kelola administrasi keuangan wilayah II yang ditangani sebanyak
32 kasus dari 32 kasus yang masuk.
Persentase penanganan disiplin aparatur wilayah III, dimana pada tahun
2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase penanganan disiplin aparatur wilayah III merupakan
perbandingan antara jumlah kasus disiplin aparatur wilayah III yang ditangani
dengan jumlah kasus disiplin aparatur wilayah III yang masuk, pada tahun
2018 jumlah kasus disiplin aparatur wilayah III yang ditangani sebanyak 7
kasus dari 7 kasus yang masuk.
Persentase penanganan tata kelola administrasi keuangan wilayah III,
dimana pada tahun 2018 mencapai 100%. BIla dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase penanganan tata kelola administrasi keuangan wilayah III
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-110
merupakan perbandingan antara jumlah kasus tata kelola administrasi
keuangan wilayah III yang ditangani dengan jumlah kasus tata kelola
administrasi keuangan wilayah III yang masuk, pada tahun 2018 jumlah
kasus tata kelola administrasi keuangan wilayah III yang ditangani sebanyak
20 kasus dari 20 kasus yang masuk.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Penerapan disiplin pegawai sebanyak 760 orang;
Evaluasi SAKIP SKPD sebanyak 72 perangkat daerah;
Inventarisasi temuan pengawasan sebanyak 143 lembaga;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah I di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil laporan monitoring sebanyak 22
perangkat daerah;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah II di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil laporan monitoring sebanyak 19
perangkat daerah;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah III di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil laporan monitoring sebanyak 21
perangkat daerah;
Pelaksanaan monitoring pada inspektorat pembantu wilayah IV di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil laporan monitoring sebanyak 20
perangkat daerah;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah I di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil
laporan pelaksanaan pengawasan sebanyak 35 lembaga;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah II di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil
laporan pelaksanaan pengawasan sebanyak 35 lembaga;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah III di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil
laporan pelaksanaan pengawasan sebanyak 44 lembaga;
Pelaksanaan pengawasan dan penanganan pengaduan pada inspektorat
pembantu wilayah IV di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya dengan hasil
laporan pelaksanaan pengawasan sebanyak 35 lembaga;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-111
Pengembangan kapasitas aparatur pengawasan sebanyak 31 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan sistem
pengawasan internal tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp5.510.506.249,- yang terealisasi sebesar Rp5.270.534.269,- atau 95,65 %.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kapasitas dan
kompetensi aparatur pemerintahan, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai
A.1.2. Unsur Manajemen Kepegawaian Serta Pendidikan dan Pelatihan
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan
adalah program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan kegiatan:
Pelayanan administrasi kepegawaian;
Pelaksanaan assessment centre;
Penataan administrasi kepegawaian;
Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi aparatur pemerintahan;
Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS daerah;
Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi aparatur pemerintah;
Penempatan pegawai dan promosi jabatan;
Pengelolaan sistem data pegawai;
Pengembangan wawasan aparatur;
Fasilitasi penilaian kinerja pegawai;
Penyiapan materi diklat pembelajaran (e-learning);
Seleksi penerimaan calon PNS.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan adalah program
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang diukur menggunakan 4 (empat)
indikator kinerja, yaitu:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-112
Persentase pejabat struktural yang mengikuti diklat struktural, pada tahun
2018 mencapai 78,24%. Bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan
sebesar 90,33%, maka capaian kinerjanya adalah 86,62%. Persentase
pejabat struktural yang mengikuti diklat struktural merupakan perbandingan
antara jumlah pejabat struktural yang pernah mengikuti diklat struktural tahun
2018 sebanyak 1.255 orang dengan jumlah pejabat struktural tahun 2018
sebanyak 1.604 orang.
Persentase pegawai yang mengikuti diklat teknis dan fungsional, pada tahun
2018 mencapai 70,46%. Bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan
sebesar 49,05%, maka capaian kinerjanya adalah 143,66%. Persentase
pegawai yang mengikuti diklat teknis dan fungsional merupakan Jumlah PNS
yang mengikuti diklat teknis dan/atau diklat fungsional tahun 2018 sebanyak
5.067 orang dengan dibandingkan dengan penjumlahan jumlah pejabat
struktural yang direncanakan pada tahun 2021 sebanyak 1.577 orang dan
jumlah PNS non pejabat struktural (non guru) yang direncanakan pada tahun
2021 sebanyak 5.614 orang.
Persentase terbentuknya dan berfungsinya assessment centre, dimana pada
tahun 2018 mencapai 70%. Bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan
sebesar 40%, maka capaian kinerjanya adalah 175%. Persentase terbentuk
dan berfungsinya assessment centre merupakan perbandingan antara
jumlah realisasi tahapan assessment centre yang terbentuk dan berfungsi
tahun 2018 sebesar 70% tahapan dengan jumlah tahapan assessment
centre yang direncanakan terbentuk dan berfungsi tahun 2021 sebesar
100%.
Persentase aparatur yang memiliki kinerja baik, pada tahun 2018 mencapai
96,68%. Bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 92%,
maka capaian kinerjanya adalah 105,08%. Persentase aparatur yang
memiliki kinerja baik merupakan perbandingan antara jumlah PNS (non guru)
yang memiliki kinerja baik tahun 2018 sebanyak 6.894 orang dibandingkan
dengan jumlah PNS non pejabat struktural (non guru) tahun 2018 sebanyak
5.527 orang dan jumlah pejabat struktural tahun 2018 sebanyak 1.604 orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Pelayanan administrasi kepegawaian sebanyak 800 berkas;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-113
Pelaksanaan assessment centre sebanyak 3 kegiatan;
Penataan administrasi kepegawaian sebanyak 12.538 berkas;
Pendidikan dan pelatihan fungsional bagi aparatur pemerintahan sebanyak
1.459 orang;
Pendidikan dan pelatihan struktural bagi PNS daerah sebanyak 35 orang;
Pendidikan dan pelatihan teknis tugas dan fungsi bagi aparatur pemerintah
sebanyak 1656 orang;
Penempatan pegawai dan promosi jabatan sebanyak 756 berkas;
Pengelolaan sistem data pegawai sebanyak 1 aplikasi;
Pengembangan wawasan aparatur sebanyak 249 orang;
Fasilitasi penilaian kinerja pegawai sebanyak 7.018 orang;
Penyiapan materi diklat pembelajaran (e-learning) sebanyak 1 dokumen;
Seleksi penerimaan calon PNS sebanyak 4915 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp16.256.702.693,- yang terealisasi sebesar Rp14.595.121.550,- atau 89,78%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kapasitas dan kompetensi
aparatur pemerintahan adalah tidak tercapainya salah satu indikator kinerja program
peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, yakni persentase pejabat struktural
yang mengikuti diklat struktural. Hal ini dikarenakan Pemerintah Kota Surabaya pada
tahun 2018 lebih menitikberatkan pada optimalisasi pelayanan publik.
A.2 Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik
Pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik
pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan 9 (sembilan) indikator kinerja, yaitu:
a. Persentase Prosedur Operasi Standar (POS) yang diimplementasikan dengan
baik mencapai 28,46%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 20%, maka capaian kinerjanya adalah 142,28%;
b. Tingkat kepuasan pelayanan kedinasan mencapai 87,32%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 77%, maka capaian kinerjanya
mencapai 113,41%;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-114
c. Persentase Kecamatan dan Kelurahan yang tertib administrasi mencapai
99,46%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%,
maka capaian kinerjanya mencapai 99,46%;
d. Persentase kegiatan DPRD yang terfasilitasi mencapai 100%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya
mencapai 100%;
e. Indeks kepuasan SKPD terhadap pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
perkantoran mencapai 86,63%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 64%, maka capaian kinerjanya mencapai 135,36%;
f. Persentase kerjasama non perdagangan yang ditindaklanjuti mencapai 91,40%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 80%, maka
capaian kinerjanya mencapai 114,25%;
g. Tingkat capaian keberhasilan pelaksanaan program mencapai 98,04%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 91,53%, maka
capaian kinerjanya mencapai 107,11%;
h. Persentase kegiatan yang penyerapan anggarannya ≥ 76% mencapai 93,21%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 93,09%, maka
capaian kinerjanya mencapai 100,12%;
i. Persentase produk hukum daerah yang dihasilkan mencapai 103,3%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya mencapai 103,3%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui fungsi manajemen kebijakan dan
koordinasi perangkat daerah, unsur manajemen sarana dan prasarana perkantoran, fungsi
manajemen perencanaan serta penelitian dan pengembangan, urusan wajib kearsipan,
dan urusan wajib statistik yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
A.2.1. Fungsi Manajemen Kebijakan dan Koordinasi Perangkat Daerah
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik
adalah:
a) Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan, dengan kegiatan:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-115
Pelaksanaan analisa jabatan dan analisa beban kerja dan standar
kompetensi;
Pelaksanaan analisa kelembagaan;
Pengembangan pelaksanaan ketatalaksanaan;
Peningkatan sistem dan mekanisme pelayanan;
Peningkatan kinerja reformasi birokrasi;
Survey kepuasan masyarakat.
b) Program penataan daerah otonom, dengan kegiatan:
Evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah;
Evaluasi perkembangan Kelurahan;
Pembakuan nama rupabumi di Kota Surabaya;
Pembinaan administrasi umum pemerintahan;
Pembinaan dan penataan administrasi lembaga kemasyarakatan;
Kajian penataan, pembinaan dan penegasan wilayah Kecamatan;
Operasional 154 Kelurahan.
c) Program pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah, dengan kegiatan:
Evaluasi bidang ketahanan masyarakat;
Evaluasi program bidang kesejahteraan masyarakat;
Evaluasi program bidang pengembangan potensi sumber daya masyarakat;
Evaluasi program layanan masyarakat;
Analisis dan evaluasi perekonomian kota surabaya.
d) program peningkatan kapasitas lembaga fasilitator perwakilan rakyat daerah,
dengan kegiatan:
Fasilitasi peningkatan kapasitas sekretariat daerah dewan perwakilan rakyat
daerah;
Informasi dan pengolahan data;
Kegiatan reses;
Kunjungan kerja dan peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota dprd;
Pembahasan rancangan peraturan daerah;
Penyusunan dokumen kajian/telaah terhadap kebijakan daerah;
Pengendalian keamanan;
Penyelenggaraan rapat-rapat alat kelengkapan dewan;
Penyelenggaraan rapat-rapat paripurna;
Penerimaan studi banding.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-116
e) Program pendukung kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah, dengan
kegiatan penyediaan pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala
daerah.
f) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah, dengan kegiatan:
Fasilitasi delegasi internasional di dalam negeri;
Fasilitasi/pembentukan kerjasama dalam negeri non perdagangan;
Fasilitasi/pembentukan kerjasama luar negeri non perdagangan;
Fasilitasi pengiriman delegasi pendidikan ke luar negeri;
Monitoring dan evaluasi kerjasama daerah;
Penyusunan road map kerjasama daerah.
g) Program penataan peraturan perundang-undangan, dengan kegiatan:
Evaluasi produk hukum daerah;
Penanganan permasalahan bidang hukum;
Penyusunan rancangan produk hukum daerah;
Publikasi produk hukum.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah:
a) Program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang diukur
menggunakan 4 (empat) indikator kinerja,yaitu:
Persentase standar pelayanan (SP), yang didalamnya mencakup proses
bisnis yang tersusun mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase standar pelayanan (SP), yang didalamnya mencakup proses
bisnis yang tersusun merupakan perbandingan antara jumlah SP yang telah
disusun sampai dengan tahun 2018 sebanyak 264 dokumen dengan jumlah
SP yang seharusnya disusun tahun 2018 sebanyak 264 dokumen.
Persentase pendampingan penyusunan POS (Prosedur Operasional
Standar) SKPD mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase pendampingan penyusunan POS (Prosedur Operasional
Standar) SKPD merupakan perbandingan antara jumlah PD yang didampingi
penyusunan POS tahun 2018 sebanyak 27 lembaga dengan jumlah PD
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-117
yang direncanakan didampingi penyusunan POS tahun 2018 sebanyak 27
lembaga.
Persentase Prosedur Operasional Standar (POS) dan Standar Pelayanan
(SP) perangkat daerah yang dievaluasi mencapai 43,47%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 30%, maka capaian kinerjanya
adalah 144,91%. Persentase prosedur operasional standar (POS) dan
standar pelayanan (SP) perangkat daerah yang dievaluasi merupakan
perbandingan antara Jumlah POS dan SP yang telah diimplementasi yang
dievaluasi tahun sebanyak 926 dokumen dengan jumlah POS dan SP tahun
2021 sebanyak 2.130 dokumen.
Persentase perangkat daerah (PD) yang dilakukan evaluasi kelembagaan
mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang direncanakan
sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase
perangkat daerah (PD) yang dilakukan evaluasi kelembagaan merupakan
perbandingan antara jumlah Perangkat Daerah (PD) yang dilakukan evaluasi
kelembagaan tahun 2018 sebanyak 72 lembaga dengan jumlah Perangkat
Daerah (PD) tahun sebanyak 72 lembaga.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Pelaksanaan analisa jabatan dan analisa beban kerja dan standar
kompetensi sebanyak 2 dokumen;
Pelaksanaan analisa kelembagaan sebanyak 1 dokumen;
Pengembangan pelaksanaan ketatalaksanaan sebanyak 270 POS;
Peningkatan sistem dan mekanisme pelayanan sebanyak 264 lembaga;
Peningkatan kinerja reformasi birokrasi sebanyak 2 dokumen;
Survey kepuasan masyarakat sebanyak 254 lembaga.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program penataan kelembagaan
dan ketatalaksanaan tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp2.984.234.814,- yang terealisasi sebesar Rp2.808.275.541,- atau 94,10%.
b) Program Penataan Daerah Otonom diukur menggunakan 2 (dua) indikator
kinerja, yaitu:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-118
Persentase kelurahan yang data profil kelurahannya update mencapai 100%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. persentase kelurahan yang data profilnya
update merupakan perbandingan antara jumlah kelurahan yang data profil
kelurahannya update tahun 2018 sebanyak 154 Kelurahan dengan jumlah
kelurahan tahun 2018 sebanyak 154 Kelurahan.
Persentase rupabumi yang memenuhi syarat untuk diajukan pembakuan
mencapai 64%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 56,89%, maka capaian kinerjanya adalah 112,5%. Persentase
rupabumi yang memenuhi syarat untuk diajukan pembakuan merupakan
perbandingan antara jumlah nama rupabumi yang diajukan pembakuan
sampai dengan tahun 2018 sebanyak 512 rupabumi dengan jumlah nama
rupabumi yang direncanakan diajukan pembakuan sampai dengan tahun
2021 sebanyak 800 rupabumi.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Evaluasi penyelenggaraan pemerintah daerah sebanyak 2 dokumen;
Evaluasi perkembangan kelurahan sebanyak 1 kali;
Pembakuan nama rupabumi di Kota Surabaya sebanyak 115 objek;
Pembinaan administrasi umum pemerintahan sebanyak 185 lembaga;
Pembinaan dan penataan administrasi lembaga kemasyarakatan di seluruh
kecamatan Kota Surabaya sebanyak 9331 lembaga;
Kajian penataan, pembinaan dan penegasan wilayah kecamatan sebanyak 1
dokumen;
Operasional 154 kelurahan berupa penyusunan laporan operasional
kelurahan.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program penataan daerah otonom
tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar Rp134.065.778.053,- yang
terealisasi sebesar Rp126.293.876.017,- atau 94,2%.
c) Program pengendalian pelaksanaan kebijakan kepala daerah diukur
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-119
Persentase kajian/rekomendasi terkait perekonomian yang termanfaatkan
sebagai dasar kebijakan/keputusan mencapai 40%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 25%, maka capaian kinerjanya
adalah 160%. Persentase kajian/rekomendasi terkait perekonomian yang
termanfaatkan sebagai dasar kebijakan/keputusan merupakan perbandingan
antara kajian/rekomendasi yang termanfaatkan sebagai dasar
kebijakan/keputusan pada tahun 2018 sebanyak 2 dokumen dengan
kajian/rekomendasi keseluruhan pada tahun 2018 sebanyak 5 dokumen.
Persentasi kajian/rekomendasi di sektor kesejahteraan rakyat yang
termanfaatkan sebagai dasar kebijakan/keputusan mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentasi kajian/rekomendasi di sektor
kesejahteraan rakyat yang termanfaatkan sebagai dasar
kebijakan/keputusan merupakan perbandingan antara kajian/rekomendasi
yang termanfaatkan sebagai dasar kebijakan/keputusan pada tahun 2018
sebanyak 9 dokumen dengan kajian/rekomendasi keseluruhan pada
tahun 2018 sebanyak 9 dokumen.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Evaluasi bidang ketahanan masyarakat sebanyak 3 dokumen
Evaluasi program bidang kesejahteraan masyarakat sebanyak 3 dokumen
Evaluasi program bidang pengembangan potensi sumber daya masyarakat
sebanyak 2 dokumen
Evaluasi program layanan masyarakat sebanyak 1 dokumen
Analisis dan evaluasi perekonomian kota surabaya sebanyak 4 dokumen
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengendalian pelaksanaan
kebijakan kepala daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp2.342.162.287,- yang terealisasi sebesar Rp2.168.915.509,- atau 92,60%.
d) Program peningkatan kapasitas lembaga fasilitator perwakilan rakyat daerah
diukur menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase kegiatan DPRD terkait rapat dan perundang-undangan yang
terfasilitasi mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-120
ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase kegiatan DPRD terkait rapat dan perundang-undangan yang
terfasilitasi merupakan perbandingan antara jumlah Kegiatan DPRD terkait
rapat dan perundang-undangan yang terfasilitasi tahun 2018 sebanyak 849
kali dengan jumlah Kegiatan DPRD terkait rapat dan perundang-undangan
keseluruhan tahun 2018 sebanyak 849 kali.
Persentase kegiatan DPRD terkait informasi dan protokol yang terfasilitasi
mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase kegiatan
DPRD terkait informasi dan protokol yang terfasilitasi merupakan
perbandingan antara jumlah kegiatan DPRD terkait informasi dan protokol
yang terfasilitasi tahun 2018 sebanyak 1290 kali dengan jumlah kegiatan
DPRD terkait informasi dan protokol keseluruhan sebanyak 1290 kali.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Fasilitasi peningkatan kapasitas Sekretariat Daerah, Dewan Perwakilan
Rakyat daerah sebanyak 27 kali
Informasi dan pengolahan data sebanyak 978 kali
Kegiatan reses sebanyak 3 kali
Kunjungan kerja dan peningkatan kapasitas pimpinan dan anggota DPRD
sebanyak 188 kali
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah sebanyak 6 Raperda
Penyusunan dokumen kajian/telaah terhadap kebijakan daerah sebanyak 3
dokumen
Pengendalian keamanan sebanyak 247 kali
Penyelenggaraan rapat-rapat alat kelengkapan dewan sebanyak 900 kali
Penyelenggaraan rapat-rapat paripurna sebanyak 40 kali
Penerimaan studi banding sebanyak 178 kali
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan kapasitas
lembaga fasilitator perwakilan rakyat daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana
sebesar Rp103.369.472.487,- yang terealisasi sebesar Rp83.411.984.822,- atau
80,69%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-121
e) Program Pendukung Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah diukur
menggunakan indikator kinerja persentase terlaksananya urusan kedinasan
kepala daerah/wakil kepala daerah sesuai dengan standar yang mencapai 100%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase terlaksananya urusan kedinasan
kepala daerah/wakil kepala daerah sesuai dengan standar merupakan
perbandingan antara jumlah kegiatan kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala
Daerah yang terlaksana sesuai standar tahun 2018 sebanyak 609 kali dengan
jumlah kegiatan kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah yang
teragendakan tahun 2018 sebanyak 609 kali.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya guna
mendukung pencapaian indikator program tersebut adalah kegiatan penyediaan
pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala daerah dengan tolak ukur
kinerja persentase keberhasilan penyediaan pelayanan kedinasan kepala daerah dan
wakil kepala daerah sebesar 76,74 %.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pendukung kedinasan
kepala daerah/wakil kepala daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp13.723.004.150, - yang terealisasi sebesar Rp11.360.694.009,- atau 82,79%.
f) Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah diukur menggunakan
3 (tiga) indikator kinerja, yaitu:
Persentase bidang MoU kerjasama (non perdagangan) antar pemerintah
daerah dan pihak ketiga yang ditindaklanjuti mencapai 70,59%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan 42,86%, maka capaian
kinerjanya adalah 164,69%. Persentase bidang MoU kerjasama (non
perdagangan) antar pemerintah daerah dan pihak ketiga yang ditindaklanjuti
merupakan perbandingan antara jumlah bidang MoU kerjasama (non
perdagangan) antar pemerintah daerah dan pihak ketiga yang ditindaklanjuti
tahun 2018 sebanyak 72 dokumen dengan jumlah bidang MoU kerjasama
(non perdagangan) antar pemerintah daerah dan pihak ketiga keseluruhan
tahun 2018 sebanyak 102 dokumen.
Persentase bidang MoU kerjasama (non perdagangan) luar negeri yang
ditindaklanjuti mencapai 80%, bila dibandingkan dengan target yang telah
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-122
ditetapkan 33,33%, maka capaian kinerjanya adalah 240,02%. Persentase
bidang MoU kerjasama (non perdagangan) luar negeri yang ditindaklanjuti
merupakan perbandingan antara jumlah bidang MoU kerjasama (non
perdagangan) luar negeri yang ditindaklanjuti tahun 2018 sebanyak 12
dokumen dengan jumlah bidang MoU kerjasama (non perdagangan) luar
negeri keseluruhan tahun 2018 sebanyak 15 dokumen.
Persentase MoU kerjasama (non perdagangan) yang dievaluasi mencapai
60%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan 60%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase MoU kerjasama (non
perdagangan) yang dievaluasi merupakan perbandingan antara jumlah MoU
(non perdagangan) yang dievaluasi tahun 2018 sebanyak 21 dokumen
dengan jumlah MoU (non perdagangan) yang direncanakan dievaluasi
sampai dengan tahun 2021 sebanyak 35 dokumen.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Fasilitasi delegasi internasional di dalam negeri sebanyak 13 kali
Fasilitasi/pembentukan kerjasama dalam negeri non perdagangan sebanyak
49 lembaga
Fasilitasi/pembentukan kerjasama luar negeri non perdagangan sebanyak 4
lembaga
Fasilitasi pengiriman delegasi pendidikan ke luar negeri sebanyak 87 orang
Monitoring dan evaluasi kerjasama daerah sebanyak 21 lembaga
Penyusunan road map kerjasama daerah sebanyak 1 dokumen
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan kerjasama
antar pemerintah daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp14.510.758.422,- yang terealisasi sebesar Rp10.757.048.161,- atau 74,13%.
g) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan diukur menggunakan 4
(empat) indikator kinerja, yaitu :
Persentase realisasi produk hukum daerah yang dihasilkan mencapai
103,80%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
100%, maka capaian kinerjanya adalah 103,80%. Persentase realisasi
produk hukum daerah yang dihasilkan merupakan perbandingan antara
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-123
jumlah produk hukum daerah yang dihasilkan tahun 2018 sebanyak 82
dokumen dengan jumlah produk hukum daerah yang direncanakan
dihasilkan tahun 2018 sebanyak 79 dokumen.
Persentase produk hukum daerah yang dievaluasi mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase produk hukum daerah yang
dievaluasi merupakan perbandingan antara jumlah produk hukum daerah
yang dievaluasi tahun 2018 sebanyak 12 dokumen dengan jumlah produk
hukum daerah yang direncanakan dievaluasi tahun 2018 sebanyak 12
dokumen.
Persentase permasalahan hukum yang ditindaklanjuti mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase permasalahan hukum yang
ditindaklanjuti merupakan perbandingan antara jumlah permasalahan hukum
yang ditindaklanjuti tahun 2018 sebanyak 65 permasalahan dengan jumlah
permasalahan hukum tahun 2018 sebanyak 65 permasalahan
Persentase produk hukum yang disebarluaskan mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase produk hukum yang
disebarluaskan merupakan perbandingan antara jumlah produk hukum yang
disebarluaskan tahun 2018 sebanyak 82 dokumen dengan jumlah produk
hukum yang dihasilkan tahun 2018 sebayak 82 dokumen.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Evaluasi produk hukum daerah sebanyak 12 dokumen
Penanganan permasalahan produk hukum daerah sebanyak 65
permasalahan hukum
Penyusunan rancangan produk hukum daerah sebanyak 72 dokumen
Publikasi produk hukum sebanyak 80 dokumen
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program penataan peraturan
perundang-undangan tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp6.013.899.313,- yang terealisasi sebesar Rp5.781.505.453,- atau 96,14%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-124
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola
administrasi pemerintahan yang baik, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
A.2.2. Unsur Manajemen Sarana dan Prasarana Perkantoran
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik
adalah:
a) Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kedinasan,
dengan kegiatan
Pemeliharaan dan pengadaan sarana perkantoran
Evaluasi dan penghapusan aset/barang daerah
Pelayanan unit layanan pengadaan
Pemeliharaan kendaraan dinas/operasional
Pengadaan pakaian dinas dan kelengkapannya
Pengadaan sarana kedinasan
Monitoring pencatatan barang milik daerah
Pemeliharaan dan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran
Pembangunan/rehabilitasi dan pengawasan fasilitas gedung pemerintah
daerah
Pembangunan/rehabilitasi dan pengawasan fasilitas gedung pemerintah dan
pemerintah daerah (tahun jamak / multiyears)
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas gedung pemerintah daerah
b) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan kegiatan penyediaan
barang dan jasa perkantoran perangkat daerah seluruh Perangkat Daerah
Pemerintah Kota Surabaya
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah:
a) Program Pembangunan dan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kedinasan
diukur menggunakan 6 (enam) indikator kinerja, yaitu:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-125
Persentase pemanfaatan aset mencapai 98,27%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 92%, maka capaian kinerjanya adalah
106,81%. Persentase pemanfaatan aset merupakan perbandingan antara
penjumlahan aset barang yang terdistribusi tahun 2018 sebanyak 12.722 unit
dan aset kendaraan yang terdistribusi tahun 2018 sebanyak 80 unit
dibanding dengan penjumlahan aset barang hasil pengadaan Tahun 2018
sebanyak 12.948 unit dan aset kendaraan hasil pengadaan tahun 2018
sebanyak 80 unit.
Persentase sistem informasi Pemerintah Kota Surabaya yang diintegrasikan
dengan sistem informasi barang daerah mencapai 40%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 40%, maka capaian kinerjanya
adalah 100%. Persentase sistem informasi Pemerintah Kota Surabaya yang
diintegrasikan dengan sistem informasi barang daerah merupakan
perbandingan antara sistem yang sudah terintegrasi sampai dengan tahun
2018 sebanyak 2 sistem dengan target sistem yang akan diintegrasikan
sebanyak 5 sistem.
Persentase kendaraan yang berfungsi dengan baik mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 79%, maka
capaian kinerjanya adalah 126,58%. Persentase kendaraan yang berfungsi
dengan baik merupakan perbandingan antara unit kendaraan yang berfungsi
baik tahun 2018 sebanyak 533 unit dengan unit kendaraan total tahun 2018
sebanyak 533 unit.
Persentase gedung pemerintah dalam kondisi baik mencapai 81,22%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 80,77%, maka
capaian kinerjanya adalah 100,56%. Persentase gedung pemerintah dalam
kondisi baik merupakan perbandingan antara jumlah gedung pemerintahan
dalam kondisi baik tahun 2018 sebanyak 186 unit dengan jumlah total
gedung pemerintahan pada tahun dasar sebanyak 229 unit.
Persentase sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik mencapai
94,71%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
100%, maka capaian kinerjanya adalah 94,71%. Persentase sarana dan
prasarana perkantoran dalam kondisi baik merupakan perbandingan antara
jumlah sarana dan prasarana perkantoran layak pakai tahun 2018 sebanyak
78.175 unit dengan jumlah sarana dan prasarana perkantoran keseluruhan
tahun 2018 sebanyak 82.541 unit.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-126
Persentase ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran
mencapai 99,11%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 99,11%. Persentase
ketepatan pemenuhan sarana dan prasarana perkantoran merupakan
perbandingan antara jumlah sarpas yang diadakan tahun 2018 sebanyak
3.553 unit dengan jumah sarpras yang dibutuhkan tahun 2018 sebanyak
3.585 unit.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Pemeliharaan dan pengadaan sarana perkantoran sebanyak 14.608 unit;
Evaluasi dan penghapusan aset/barang daerah sebanyak 6 berkas;
Pelayanan unit layanan pengadaan sebanyak 870 dokumen;
Pemeliharaan kendaraan dinas/operasional sebanyak 2.611 unit;
Pengadaan pakaian dinas dan kelengkapannya sebanyak 9.167 stel;
Pengadaan sarana kedinasan sebanyak 14.280 unit;
Monitoring pencatatan barang milik daerah sebanyak 72 lembaga;
Pemeliharaan dan pengadaan sarana dan prasarana perkantoran sebanyak
96,59 %;
Pembangunan/rehabilitasi dan pengawasan fasilitas gedung pemerintah
daerah sebanyak 566 bangunan;
Pembangunan/rehabilitasi dan pengawasan fasilitas gedung pemerintah dan
pemerintah daerah (tahun jamak / multiyears) sebanyak 2 bangunan;
Penyusunan dokumen perencanaan fasilitas gedung pemerintah daerah
sebanyak 66 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pembangunan dan
pengelolaan sarana dan prasarana kedinasan tidak terlepas dari adanya alokasi
dana sebesar Rp478.007.740.163,- yang terealisasi sebesar
Rp434.221.781.218,- atau 90,84%.
b) Program pelayanan administrasi perkantoran diukur menggunakan indikator
kinerja tingkat kepuasan pegawai terhadap pelayanan administrasi perkantoran
mencapai 86,97%, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar
74%, maka capaian kinerjanya adalah 117,53%. Tingkat kepuasan pegawai
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-127
terhadap pelayanan administrasi perkantoran merupakan hasil survey dari
tingkat kepuasan pegawai sebesar 86,97.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut adalah
dengan kegiatan Penyediaan barang dan jasa perkantoran perangkat daerah 72
Perangkat Daerah Pemerintah Kota Surabaya.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pelayanan
administrasi perkantoran tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp479.427.697.159,- . yang terealisasi sebesar Rp420.114.718.324,- atau
87,63%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola administrasi
pemerintahan yang baik adalah tidak tercapainya indikator kinerja program
pembangunan dan pengelolaan sarana dan prasarana kedinasan yakni persentase
sarana dan prasarana perkantoran dalam kondisi baik dengan capaian 94,71%.
Tidak tercapainya indikator tersebut disebabkan oleh kurang tepatnya dalam
penyusunan perencanaan kebutuhan akan pemeliharaan sarana dan prasarana
perkantoran. Solusi yang dapat diberikan yaitu dengan melakukan peningkatan
koordinasi antar perangkat daerah dalam penyusunan perencanaan kebutuhan
pemeliharaan sarana prasarana perkantoran.
A.2.3. Unsur Fungsi Manajemen Perencanaan Serta Penelitian Dan Pengembangan
1. Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah:
a) Program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan kegiatan:
Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi perangkat
daerah;
Komunikasi, informasi, dan edukasi perencanaan pembangunan daerah;
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi perencanaan;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-128
Pendampingan penyusunan perencanaan perangkat daerah;
Penelitian dan pengembangan inovasi pembangunan;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan kepariwisataan dan pertanian;
Analisa kinerja indikator ekonomi daerah;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan kesejahteraan rakyat;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan tata kelola pemerintahan;
Penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah;
Penyusunan kajian potensi pendapatan daerah;
Penyusunan bahan RAPBD dan perubahan APBD;
Monitoring dan penyelenggaraan musrenbang RKPD tingkat kecamatan;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan keciptakaryaan, permukiman
dan lingkungan hidup;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan perdagangan dan
ketenagakerjaan;
Fasilitasi pelaksanaan kegiatan forum kota sehat.
b) Program Pengendalian Pembangunan Daerah, dengan kegiatan:
Monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan daerah;
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi monitoring dan evaluasi;
Monitoring dan pengendalian kegiatan pembangunan;
Pengendalian sistem informasi manajemen sumber daya pemerintahan;
Evaluasi kinerja APBD perangkat daerah.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah:
a) Program Perencanaan Pembangunan Daerah diukur menggunakan 4 (empat)
indikator kinerja, yaitu :
Persentase ketepatan waktu penyusunan dan pelaporan dokumen
perencanaan strategis dan/atau sektoral mencapai 98,61%, bila
dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 100%, maka capaian
kinerjanya adalah 98,61%. Persentase ketepatan waktu penyusunan dan
pelaporan dokumen perencanaan strategis dan/atau sektoral merupakan
perbandingan antara jumlah dokumen perencanaan yang disusun dan
dilaporkan tepat waktu tahun 2018 sebanyak 142 dokumen dengan jumlah
dokumen perencanaan tahun 2018 sebanyak 144 dokumen.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-129
Persentase PD lingkup bidang kesejahteraan rakyat dan aparatur
pemerintahan yang dokumen perencanaan tahunannya berkualitas
mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar
70%, maka capaian kinerjanya adalah 142,86%. Persentase PD lingkup
bidang kesejahteraan rakyat dan aparatur pemerintahan yang dokumen
perencanaan tahunannya berkualitas merupaan perbandingan antara jumlah
PD lingkup bidang kesejahteraan rakyat dan aparatur pemerintahan yang
memiliki dokumen perencanaan tahunan berkualitas tahun sebanyak 51
lembaga dengan jumlah PD lingkup bidang kesejahteraan rakyat dan
aparatur pemerintahan tahun 2018 sebanyak 51 lembaga.
Persentase PD lingkup bidang fisik dan prasarana yang dokumen
perencanaan tahunannya berkualitas mencapai 100%, bila dibandingkan
dengan target yang ditetapkan sebesar 70%, maka capaian kinerjanya
adalah 142,86%. Persentase PD lingkup bidang fisik dan prasarana yang
dokumen perencanaan tahunannya berkualitas merupakan perbandingan
antara jumlah PD lingkup bidang fisik dan prasarana yang memiliki dokumen
perencanaan tahunan berkualitas tahun 2018 sebanyak 9 lembaga dengan
jumlah PD lingkup bidang fisik dan prasarana tahun 2018 sebanyak 9
lembaga.
Persentase PD lingkup bidang ekonomi yang dokumen perencanaan
tahunannya berkualitas mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target
yang ditetapkan sebesar 70%, maka capaian kinerjanya adalah 142,86%.
Persentase PD lingkup bidang ekonomi yang dokumen perencanaan
tahunannya berkualitas merupakan perbandingan antara jumlah PD lingkup
bidang ekonomi yang memiliki dokumen perencanaan tahunan berkualitas
tahun 2018 sebanyak 12 lembaga dengan jumlah PD lingkup bidang
ekonomi tahun 2018 sebanyak 12 lembaga.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Analisa kinerja indikator ekonomi daerah sebanyak 7 dokumen;
Fasilitasi pelaksanaan kegiatan forum kota sehat sebanyak 17 kali;
Komunikasi, informasi, dan edukasi perencanaan pembangunan daerah
sebanyak 2.147 lembaga;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-130
Monitoring dan penyelenggaraan musrenbang RKPD tingkat kecamatan
sebanyak 154 Kelurahan;
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi perencanaan sebanyak
5 sistem;
Pendampingan penyusunan perencanaan perangkat daerah sebanyak 109
lembaga;
Penelitian dan pengembangan inovasi pembangunan sebanyak 6 dokumen;
Penyusunan bahan RAPBD dan perubahan APBD sebanyak 7 dokumen;
Penyusunan dokumen perencanaan, penganggaran, dan evaluasi perangkat
daerah sebanyak 72 perangkat daerah;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan infrastruktur kota sebanyak 6
dokumen;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan keciptakaryaan, permukiman
dan lingkungan hidup sebanyak 1 dokumen;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan kepariwisataan dan pertanian
sebanyak 2 dokumen;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan kesejahteraan rakyat sebanyak
2 dokumen;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan perdagangan dan
ketenagakerjaan sebanyak 2 dokumen;
Penyusunan kajian pendukung perencanaan tata kelola pemerintahan
sebanyak 6 dokumen;
Penyusunan kajian potensi pendapatan daerah sebanyak 1 dokumen;
Penyusunan perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah
sebanyak 11 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perencanaan
pembangunan daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp25.089.758.479,- yang terealisasi sebesar Rp22.612.915.209,- atau 90,13%.
b) Program Pengendalian Pembangunan Daerah diukur menggunakan 2 (dua)
indikator kinerja, yaitu :
Persentase ketepatan pelaksanaan kegiatan di aspek waktu mencapai
92,29%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
90%, maka capaian kinerjanya adalah 102,55%. Persentase ketepatan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-131
pelaksanaan kegiatan di aspek waktu merupakan perbandingan antara
jumlah kegiatan yang dilaksanakan tepat waktu tahun 2018 sebanyak 1.114
kegiatan dengan jumlah kegiatan keseluruhan tahun 2018 sebanyak 1.207
kegiatan.
Tingkat capaian keberhasilan kegiatan di aspek output mencapai 94,45%,
bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 97%, maka
capaian kinerjanya adalah 97,37%. Tingkat capaian keberhasilan kegiatan di
aspek output merupakan perbandingan antara jumlah kegiatan yang output-
nya tercapai tahun 2018 sebanyak 1.140 kegiatan dengan jumlah kegiatan
keseluruhan tahun 2018 sebanyak 1.207 kegiatan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Monitoring dan evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan daerah
sebanyak 343 indikator;
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi monitoring dan evaluasi
sebanyak 1 sistem;
Monitoring dan pengendalian kegiatan pembangunan sebanyak 72 lembaga;
Pengendalian sistem informasi manajemen sumber daya pemerintahan
sebanyak 7 aplikasi;
Evaluasi kinerja APBD perangkat daerah sebanyak 29 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengendalian
pembangunan daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp5.663.196.201,- yang terealisasi sebesar Rp5.492.294.096,- atau 96,98%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola
administrasi pemerintahan yang baik, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-132
A.2.4. Urusan Wajib Kearsipan
1. Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah program
penataan, penyelamatan, dan pelestarian dokumen/arsip daerah, dengan kegiatan:
Layanan informasi kearsipan;
Pembinaan sistem kearsipan;
Pendataan dan penataan sistem kearsipan;
Pengadaan sarana penyimpanan, pengolahan, pemeliharaan dan
penyelamatan kearsipan.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah program
penataan, penyelamatan, dan pelestarian dokumen/arsip daerah diukur
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Persentase jumlah arsip yang diakuisisi mencapai 50,78%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 20%, maka capaian kinerjanya
adalah 253,91%. Persentase jumlah arsip yang diakuisisi merupakan
perbandingan antara jumlah arsip yang diakuisisi tahun 2018 sebanyak 876
dokumen dengan jumlah keseluruhan arsip yang direncanakan diakuisisi
sampai dengan tahun 2021 sebanyak 1.725 dokumen.
Persentase perangkat daerah, unit kerja, BUMD, dan sekolah negeri yang
tertib sistem tata kearsipan sesuai ketentuan mencapai 43,89%, bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 41,70%, maka
capaian kinerjanya adalah 105,26%. Persentase perangkat daerah, unit
kerja, BUMD, dan sekolah negeri yang tertib sistem tata kearsipan sesuai
ketentuan merupakan perbandingan antara jumlah PD, unit kerja, BUMD dan
Sekolah Negeri yang tertib sistem tata kearsipan sesuai ketentuan tahun
2018 sebanyak 284 lembaga dengan jumlah PD, unit kerja, BUMD dan
sekolah negeri tahun dasar sebanyak 647 lembaga.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Layanan informasi kearsipan sebanyak 40 kali;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-133
Pembinaan sistem kearsipan sebanyak 130 lembaga;
Penataan dan pendataan sistem kearsipan daerah sebanyak 58 kali;
Pengadaan sarana penyimpanan, pengolahan, pemeliharaan, dan
penyelamatan kearsipan sebanyak 27 unit.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program penataan,
penyelamatan, dan pelestarian dokumen/arsip daerah tidak terlepas dari adanya
alokasi dana sebesar Rp3.910.943.094,- yang terealisasi sebesar
Rp3.531.366.408,- atau 90,29%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola
administrasi pemerintahan yang baik, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
A.2.5. Urusan Wajib Statistik
1. Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah Program
pengembangan data, informasi, dan statistik, dengan kegiatan
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi data pendukung
perencanaan;
Penyusunan data dan informasi pembangunan daerah.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik adalah program
pengembangan data, informasi dan statistik diukur menggunakan indikator kinerja
rata-rata toleransi (margin of error) pada data-data terkait perhitungan indikator
kinerja dalam RPJMD mencapai 2,67%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 5%, maka capaian kinerjanya adalah 146,52%. Rata-rata
toleransi (margin of error) pada data-data terkait perhitungan indikator kinerja dalam
RPJMD merupakan perbandingan antara jumlah margin of error data-data terkait
indikator RPJMD sebanyak 5 data dengan jumlah data indikator RPJMD sebanyak
187 data.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-134
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program, antara lain:
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi data pendukung
perencanaan sebanyak 3 sistem;
Penyusunan data dan informasi pembangunan daerah sebanyak 351 data.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan data,
informasi, dan statistik tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp1.325.241.172,- yang terealisasi sebesar Rp1.278.729.935,- atau 96,49%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola
administrasi pemerintahan yang baik, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
A.3 Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik pada tahun 2018 diukur
dengan menggunakan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu:
a. Nilai kepuasan masyarakat unit pelayanan administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil mencapai 84,65, bila dibandingkan dengan target yang
ditetapkan sebesar 71, maka capaian kinerjanya adalah 119,22%;
b. Nilai kepuasan masyarakat unit pelayanan perizinan dan non perizinan
mencapai 83,69%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 76%, maka capaian kinerjanya adalah 110,11%;
c. Tingkat kepuasan penyelenggaraan TIK dalam pelayanan publik administratif
mencapai 97,59, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 75, maka capaian kinerjnya adalah 130,12%;
d. Tingkat persepsi masyarakat atas pelaksanaan pembangunan kota mencapai
75,61%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 75%,
maka capaian kinerjanya adalah 100,82%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil, urusan wajib penanaman modal, urusan wajib
komunikasi dan informatika serta persandian serta urusan pilihan perdagangan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-135
A.3.1. Urusan Wajib Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah program
penataan administrasi kependudukan, dengan kegiatan:
Pelayanan kartu keluarga dan KTP-el;
Pelayanan mutasi wni dan orang asing;
Pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi administrasi
kependudukan;
Pelaporan pemberian pelayanan data kependudukan di 12 layanan;
Pelayanan akta kelahiran dan kematian;
Pelayanan perkawinan, perceraian, perubahan status anak dan
kewarganegaraan;
Evaluasi dan penerapan inovasi pelayanan kependudukan dan pencatatan
sipil;
Dana alokasi khusus administrasi kependudukan;
Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan;
Penyusunan dokumen kependudukan;
Publikasi bidang kependudukan.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah program penataan administrasi
kependudukan yang diukur menggunakan 8 (delapan) indikator kinerja, yaitu :
Persentase ketepatan waktu pengurusan dokumen pencatatan sipil (akta
kelahiran dan akta kematian) mencapai 100%, bila dibandingkan dengan
target yang ditetapkan sebesar 99,65%, maka capaian kinerjanya adalah
100,35%. Persentase ketepatan waktu pengurusan dokumen pencatatan
sipil (akta kelahiran dan akta kematian) merupakan perbandingan antara
jumlah dokumen pencatatan sipil yang diajukan pemohon tepat waktu tahun
2018 sebanyak 91.006 dokumen dengan jumlah dokumen pencatatan sipil
yang diajukan pemohon tahun 2018 sebanyak 91.006 dokumen.
Cakupan penerbitan akte kelahiran (berdasarkan data SIAK) mencapai
100%, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 99,56%,
maka capaian kinerjanya adalah 100,44%. Cakupan penerbitan akte
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-136
kelahiran (berdasarkan data SIAK) merupakan perbandingan antara jumlah
akte kelahiran yang diterbitkan tahun 2018 sebanyak 70.502 dokumen
dengan jumlah kelahiran tahun sebanyak 70.502 dokumen.
Persentase ketepatan waktu pelayanan dokumen pendaftaran penduduk
(KTP dan KK) mencapai 99,46%, bila dibandingkan dengan target yang
ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 99,46%.
Persentase ketepatan waktu pelayanan dokumen pendaftaran penduduk
(KTP dan KK) merupakan perbandingan antara jumlah dokumen pendaftaran
penduduk yang dilayani tepat waktu tahun 2018 sebanyak 599.129 dokumen
dengan jumlah dokumen pendaftaran penduduk yang dilayani tahun 2018
sebanyak 602.353 dokumen.
Cakupan penerbitan akte kematian (berdasarkan data SIAK) mencapai
100%, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 87,5%,
maka capaian kinerjanya adalah 114,29%. Cakupan penerbitan akte
kematian (berdasarkan data SIAK) merupakan perbandingan antara jumlah
akte kematian yang diterbitkan tahun 2018 sebanyak 20.504 dokumen
dengan jumlah kematian tahun 2018 sebanyak 20.504 dokumen.
Persentase ketepatan waktu pelayanan dokumen pencatatan sipil (akta
kelahiran dan akta kematian) mencapai 100%, bila dibandingkan dengan
target yang ditetapkan sebesar 93,93%, maka capaian kinerjanya adalah
106,46%. Persentase ketepatan waktu pelayanan dokumen pencatatan sipil
(akta kelahiran dan akta kematian) merupakan perbandingan antara jumlah
dokumen pencatatan sipil yang dilayani tepat waktu tahun 2018 sebanyak
91.006 dokumen dengan jumlah dokumen pencatatan sipil tahun 2018 yang
masuk dengan lengkap dan benar sebanyak 91.006 dokumen.
Persentase jenis data kependudukan yang dimanfaatkan mencapai 100%,
bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 100%, maka
capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase jenis data kependudukan yang
dimanfaatkan merupakan perbandingan dari jumlah jenis data kependudukan
yang dimanfaatkan tahun 2018 sebanyak 26 data dengan jumlah jenis data
kependudukan tahun 2018 sebanyak 26 data.
Persentase sistem pelayanan publik berbasis SIAK mencapai 100%, bila
dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 100%, maka capaian
kinerjanya adalah 100%. Persentase sistem pelayanan publik berbasis SIAK
merupakan perbandingan antara jumlah sistem pelayanan publik berbasis
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-137
SIAK tahun 2018 sebanyak 5 aplikasi dengan jumlah sistem pelayanan
publik tahun 2018 sebanyak 5 aplikasi.
Persentase terlayaninya administrasi kependudukan di Kecamatan mencapai
99,14%, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 100%,
maka capaian kinerjanya adalah 99,14%. Persentase terlayaninya
administrasi kependudukan di Kecamatan merupakan perbandingan antara
jumlah pemohon administrasi kependudukan yang terlayani tahun 2018
sebanyak 648.296 pemohon dengan jumlah pemohon administrasi
kependudukan tahun 2018 sebanyak 653.892 pemohon.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Pelayanan kartu keluarga dan KTP-el sebanyak 791.404 berkas;
Pelayanan mutasi WNI dan orang asing sebanyak 44.515 berkas;
Pengembangan dan pemeliharaan sistem informasi administrasi
kependudukan sebanyak 5 aplikasi;
Pelaporan pemberian pelayanan data kependudukan di 12 Layanan
sebanyak 12 dokumen;
Pelayanan akta kelahiran dan kematian sebanyak 103.753 berkas;
Pelayanan perkawinan, perceraian, perubahan status anak dan
kewarganegaraan sebanyak 6.080 berkas;
Evaluasi dan penerapan inovasi pelayanan kependudukan dan pencatatan
sipil sebanyak 1 dokumen;
Dana alokasi khusus administrasi kependudukan sebanyak 404.700 lembar;
Peningkatan pelayanan publik dalam bidang kependudukan di 31
Kecamatan;
Penyusunan dokumen kependudukan sebanyak 3 dokumen;
Publikasi bidang kependudukan sebanyak 33 kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator program penataan administrasi
kependudukan tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp19.978.334.051,-. yang terealisasi sebesar Rp18.180.208.110,- atau 91%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-138
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik
adalah tidak tercapainya indikator kinerja program penataan administrasi
kependudukan yaitu persentase ketepatan waktu pelayanan dokumen pendaftaran
penduduk (KTP dan KK) dan persentase terlayaninya administrasi kependudukan di
Kecamatan, yang disebabkan oleh keterlambatan distribusi blangko e-KTP. Solusi
yang dapat dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan meningkatkan koordinasi
dengan pemerintah pusat terkait penyediaan blangko e-KTP.
A.3.2. Urusan Wajib Penanaman Modal
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah program
pelatanan perizinan dan non perizinan, dengan kegiatan:
Bimtek penyusunan informasi industri;
Pelayanan perizinan penanaman modal;
Pelayanan PTSP;
Pembinaan petugas layanan perizinan dan non perizinan;
Pembinaan wajib daftar perusahaan;
Pengawasan perijinan;
Pelayanan rekomendasi dokumen lingkungan;
Pelayanan perijinan pembuangan air limbah;
Peningkatan pelayanan perijinan limbah B3;
Pelayanan perizinan dan non perizinan usaha jasa dan sarana pariwisata;
Pelayanan perizinan dan non perizinan usaha rekreasi dan hiburan umum;
Pelayanan perizinan bidang tata bangunan;
Pengawasan perijinan di bidang perdagangan;
Penyediaan pelayanan perijinan dan non perijinan bidang perhubungan;
Pelayanan perizinan dan non perizinan bidang pertanian;
Pelayanan perizinan dan non perizinan ketenagakerjaan.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah program pelayanan perizinan dan
non perizinan diukur menggunakan indikator kinerja persentase ketepatan waktu
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-139
pelayanan perizinan dan non perizinan mencapai 84,05%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 74%, maka capaian kinerjanya adalah
113,58%. Persentase ketepatan waktu pelayanan perizinan dan non perizinan
merupakan perbandingan antara pelayanan perizinan dan non perizinan yang tepat
waktu tahun 2018 sebanyak 87.991 izin dengan pelayanan perizinan dan non
perizinan keseluruhan tahun 2018 sebanyak 104.693 izin.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain
Bimtek penyusunan informasi industri sebanyak 217 orang;
Pelayanan perizinan penanaman modal sebanyak 100 perusahaan;
Pelayanan PTSP sebanyak 112.218 ijin;
Pembinaan petugas pelayanan perizinan dan non perizinan sebanyak 265
orang;
Pembinaan wajib daftar perusahaan sebanyak 554 pelaku usaha;
Pengawasan perijinan sebanyak 11.191 pelaku usaha;
Pelayanan rekomendasi dokumen lingkungan sebanyak 1.671 berkas;
Pelayanan perijinan pembuangan air limbah sebanyak 95 ijin;
Pelayanan perijinan limbah B3 sebanyak 143 berkas;
Pelayanan perizinan dan non perizinan usaha jasa dan sarana pariwisata
sebanyak 559 berkas;
Pelayanan perizinan dan non perizinan usaha rekreasi dan hiburan umum
sebanyak 253 berkas;
Pelayanan perizinan bidang tata bangunan sebanyak 9.541 berkas;
Pengawasan perijinan di bidang perdagangan sebanyak 1.505 perusahaan;
Penyediaan pelayanan perijinan dan non perijinan bidang perhubungan
sebanyak 100%;
Pelayanan perizinan dan non perizinan bidang pertanian sebanyak 251
berkas;
Pelayanan perizinan dan non perizinan ketenagakerjaan sebanyak 974
berkas.
Pencapaian dari sejumlah target indikator program pelayanan perizinan dan non
perizinan tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar Rp21.538.598.941,- yang
terealisasi sebesar Rp20.458.068.441,- atau 94,98%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-140
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola
administrasi pemerintahan yang baik, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
A.3.3. Urusan Wajib Komunikasi dan Informatika serta Persandian
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah:
a) Program Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi, dengan kegiatan:
Penyusunan dokumen pelayanan sistem informasi pemerintahan;
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi;
Pelaksanaan sistem persandian perkotaan;
Pembangunan integrasi sistem;
Pembangunan sarana dan prasarana TIK;
Pembangunaan aplikasi pelayanan publik dan sistem informasi manajemen;
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi pelayanan publik dan
sistem informasi manajemen;
Pemeliharaan sarana dan prasarana TIK;
Pengelolaan pusat data;
Penanganan serangan terhadap sistem keamanan informasi;
Penyusunan dokumen pendukung tata kelola E-Gov;
b) Program Komunikasi, Informasi, Dan Publikasi Masyarakat, dengan kegiatan:
Peliputan kegiatan Pemerintah Kota Surabaya;
Pembuatan dokumentasi dan pelaporan;
Penyelenggaraan komunikasi kehumasan;
Pengembangan dan pemberdayaan lembaga sosial komunikasi;
Penyusunan dokumen analisa data dan informasi pemerintah daerah;
Penyusunan dokumen pelayanan keluhan masyarakat, permintaan dan
dokumentasi informasi publik;
Pengelolaan saluran komunikasi;
Pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi;
Publikasi penyelenggaraan pembangunan daerah;
Sosialisasi sistem informasi pemerintahan dan sistem informasi publik.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-141
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah:
a) Program Pengembangan Dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi, yang diukur menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu :
Persentase layanan publik administratif yang berbasis TIK mencapai
35,11%, bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 35,11%,
maka capaian kinerjanya adalah 100%. Persentase layanan publik
administratif yang berbasis TIK merupakan perbandingan antara jumlah
Layanan publik administratif yang berbasis TIK sampai dengan tahun 2018
sebanyak 99 layanan dengan jumlah Layanan publik administratif
keseluruhan tahun 2016 sebanyak 282 layanan.
Persentase pengelolaan jaringan telekomunikasi pendukung pelayanan
publik mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 100%, maka capaian kinerjanya adalah 100%.
Persentase pengelolaan jaringan telekomunikasi pendukung pelayanan
publik merupakan perbandingan antara jumlah sarana jaringan
telekomunikasi pendukung pelayanan publik yang dipelihara tahun 2018
sebanyak 2.051 unit dengan jumlah sarana telekomunikasi pendukung
pelayanan publik tahun 2018 sebanyak 2.051 unit.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Penyusunan dokumen pelayanan sistem informasi pemerintahan sebanyak
12 dokumen
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi
sebanyak 185 kali
Pelaksanaan sistem persandian perkotaan sebanyak 615 unit
Pembangunan integrasi sistem sebanyak 3 database
Pembangunan sarana prasarana TIK sebanyak 5 jenis
Pembangunaan aplikasi pelayanan publik dan sistem informasi manajemen
sebanyak 15 aplikasi
Pemeliharaan dan pengembangan sistem informasi pelayanan publik dan
sistem informasi manajemen sebanyak 119 aplikasi
Pemeliharaan sarana prasarana TIK sebanyak 5 jenis
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-142
Pengelolaan pusat data sebanyak 538 lokasi
Penanganan serangan terhadap sistem keamanan informasi sebanyak 100%
Penyusunan dokumen pendukung tata kelola E-Gov sebanyak 1 dokumen
Pencapaian dari sejumlah target indikator program pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tidak terlepas dari adanya
alokasi dana sebesar Rp60.589.643.759,- yang terealisasi sebesar
Rp53.386.809.451,- atau 88,11%.
b) Program Komunikasi, Informasi, dan Publikasi Masyarakat yang diukur
menggunakan 2 (dua) indikator kinerja, yaitu :
Persentase berita positif Pemerintah Kota Surabaya yang terinformasikan
kepada masyarakat mencapai 87,95%, bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 84%, maka capaian kinerjanya adalah 104,7%.
Persentase berita positif Pemerintah Kota Surabaya yang terinformasikan
kepada masyarakat merupakan perbandingan antara berita positif
Pemerintah Kota Surabaya yang terinformasikan kepada masyarakat tahun
2018 sebanyak 4.715 berita dengan berita Pemerintah Kota Surabaya
keseluruhan 5.361 berita.
Rata-rata pemanfaatan publik terhadap berbagai saluran komunikasi
informasi yang disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya mencapai
42.303,67 kunjungan, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 9.116 kunjungan, maka capaian kinerjanya adalah 464,06%. Rata-
rata pemanfaatan publik terhadap berbagai saluran komunikasi informasi
yang disediakan oleh Pemerintah Kota Surabaya merupakan perbandingan
antara jumlah pengguna saluran komunikasi melalui media center sebanyak
795.703 dibanding jumlah saluran komunikasi melalui media center
sebanyak 19 partisipasi masyarakat dengan jumlah partisipasi masyarakat
pada kegiatan diseminasi informasi sebanyak 9.765 partisipasi masyarakat
dibanding jumlah jenis kegiatan diseminasi informasi sebanyak 23
partisipasi masyarakat.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Peliputan kegiatan Pemerintah Kota Surabaya sebanyak 2.229 kali;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-143
Pembuatan dokumentasi dan pelaporan sebanyak 16 dokumen;
Penyelenggaraan komunikasi kehumasan sebanyak 135 kali;
Pengembangan dan pemberdayaan lembaga sosial komunikasi sebanyak
500 orang;
Penyusunan dokumen analisa data dan informasi pemerintah daerah
sebanyak 5 dokumen;
Penyusunan dokumen pelayanan keluhan masyarakat, permintaan dan
dokumentasi informasi publik sebanyak 13 dokumen;
Pengelolaan saluran komunikasi sebanyak 19 saluran;
Pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi sebanyak 16 kali;
Publikasi penyelenggaraan pembangunan daerah sebanyak 314 kali;
Sosialisasi sistem informasi pemerintahan dan sistem informasi publik
sebanyak 44 lembaga.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program komunikasi, informasi,
dan publikasi masyarakat tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp24.589.605.267,- yang terealisasi sebesar Rp20.514.530.820,- atau 83,43%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola
administrasi pemerintahan yang baik, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
A.3.4. Urusan Pilihan Perdagangan
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah :
a. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, dengan
kegiatan:
Pelayanan Ukuran Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) tera/tera
ulang;
Operasional UPTD metrologi legal;
Pengawasan Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP);
Penguatan penggunaan produk dalam negeri.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-144
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan kualitas pelayanan publik adalah program perlindungan konsumen
dan pengamanan perdagangan yang diukur menggunakan indikator kinerja
persentase temuan yang ditindaklanjuti mencapai 100%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 75%, maka capaian kinerjanya adalah
133,33%. Persentase temuan yang ditindaklanjuti merupakan perbandingan antara
jumlah temuan yang ditindaklanjuti Tahun 2018 sebanyak 99 temuan dibanding
jumlah temuan keseluruhan tahun 2018 sebanyak 99 temuan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut, antara lain:
Pelayanan Ukuran Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) tera/tera
ulang sebanyak 25.595 unit;
Operasional UPTD Metrologi legal sebanyak 110 item;
Pengawasan Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP)
sebanyak 4.512 unit;
Penguatan penggunaan produk dalam negeri sebanyak 300 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perlindungan konsumen
dan pengamanan perdagangan tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp3.180.283.541,- yang terealisasi sebesar Rp2.944.504.819,- atau 92,59%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan tata kelola
administrasi pemerintahan yang baik, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
Tujuan 2. Memantapkan kemandirian keuangan daerah
Sasaran untuk memantapkan kemandirian keuangan daerah adalah dengan
meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah secara
efektif dan efisien yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-145
A.1. Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah
secara efektif dan efisien
Pencapaian sasaran meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber
penerimaan daerah secara efektif dan efisien pada tahun 2018 diukur dengan
menggunakan indikator kinerja, persentase kontribusi pajak terhadap PAD mencapai
78,03%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 75,04%, maka
capaian kinerjanya mencapai 103,99%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui fungsi manajemen keuangan
dan fungsi manajemen kebijakan dan koordinasi perangkat daerah yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
A.1.1. Fungsi Manajemen Keuangan
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber
penerimaan daerah secara efektif dan efisien adalah:
a) Program Peningkatan dan Pengembangan Pendapatan Daerah, dengan
kegiatan:
Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak hiburan, reklame dan air tanah;
Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak hotel, restoran, PPJ dan parker;
Intensifikasi dan ekstensifikasi PBB dan BPHTB;
Penagihan, pelayanan pengurangan, angsuran, restitusi, kompensasi dan
keberatan pajak hotel, restoran, PPJ dan parker;
Penagihan, pelayanan pengurangan, angsuran, restitusi, kompensasi dan
keberatan pajak reklame, pajak hiburan dan air tanah;
Penagihan, pelayanan pengurangan, angsuran, restitusi, kompensasi dan
keberatan PBB dan BPHTB.
b) Program Pengelolaan Keuangan Daerah, dengan kegiatan:
Evaluasi pendapatan dan belanja daerah;
Koordinasi perimbangan keuangan daerah;
Pelayanan pencairan dana secara elektronik dan penatausahaan surat
keterangan pemberhentian pembayaran;
Pengelolaan dan penatausahaan penerimaan serta pengeluaran daerah;
Penyusunan APBD, perubahan APBD, RAPBD dan anggaran kas;
Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
Penyusunan perencanaan pengelolaan keuangan dan pajak daerah.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-146
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah secara
efektif dan efisien adalah:
a) Program Peningkatan dan Pengembangan Pendapatan Daerah yang diukur
menggunakan indikator kinerja persentase peningkatan pajak daerah mencapai
26,83%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 22,7%,
maka capaian kinerjanya adalah 118,19%. Persentase peningkatan pajak daerah
merupakan perbandingan antara selisih realisasi pajak daerah tahun 2018
sebesar Rp3.473.717.533.106 dikurangi realisasi pajak daerah tahun dasar
sebesar Rp2.738.899.424.556 dengan realisasi pajak daerah tahun dasar
sebesar Rp2.738.899.424.556.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak hiburan, reklame dan air tanah
sebanyak 43.815 objek pajak;
Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak hotel, restoran, PPJ dan parkir
sebanyak 15.473 objek pajak;
Intensifikasi dan ekstensifikasi PBB dan BPHTB sebanyak 590.779 objek
pajak;
Penagihan, pelayanan pengurangan, angsuran, restitusi, kompensasi dan
keberatan pajak hotel, restoran, PPJ dan parkir sebanyak 7.201 berkas;
Penagihan, pelayanan pengurangan, angsuran, restitusi, kompensasi dan
keberatan pajak reklame, pajak hiburan dan air tanah sebanyak 7.852
berkas;
Penagihan, pelayanan pengurangan, angsuran, restitusi, kompensasi dan
keberatan PBB dan BPHTB sebanyak 196.582 berkas.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan dan
pengembangan pendapatan daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana
sebesar Rp26.141.263.651,- yang terealisasi sebesar Rp25.550.117.659,- atau
97,74%.
b) Program Pengelolaan Keuangan Daerah yang diukur menggunakan indikator
kinerja tingkat ketepatan penyelesaian dokumen keuangan mencapai 100%, bila
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-147
dibandingkan dengan 80%, maka capaian kinerjanya adalah 125%. Tingkat
ketepatan penyelesaian dokumen keuangan merupakan perbandingan antara
jumlah dokumen keuangan yang selesai tepat waktu tahun 2018 sebanyak 30
dokumen dengan jumlah dokumen keuangan yang disusun tahun 2018 sebanyak
30 dokumen
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Evaluasi pendapatan dan belanja daerah sebanyak 4 dokumen;
Koordinasi perimbangan keuangan daerah sebanyak 4 kali;
Pelayanan pencairan dana secara elektronik dan penatausahaan surat
keterangan pemberhentian pembayaran sebanyak 81.738 berkas;
Pengelolaan dan penatausahaan penerimaan serta pengeluaran daerah
sebanyak 15.674 berkas;
Penyusunan APBD, perubahan APBD, RAPBD dan anggaran kas sebanyak
24 dokumen;
Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebanyak 22
dokumen;
Penyusunan perencanaan pengelolaan keuangan dan pajak daerah
sebanyak 10 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengelolaan keuangan
daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar Rp5.774.204.725,- yang
terealisasi sebesar Rp5.333.055.412,- atau 92,36%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan dan
mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah secara efektif dan efisien,
karena semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
A.1.2. Fungsi Manajemen Kebijakan dan Koordinasi Perangkat Daerah
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-148
penerimaan daerah secara efektif dan efisien adalah program peningkatan kinerja
BUMD pendukung keuangan daerah, dengan kegiatan:
Monitoring dan evaluasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);
Penyusunan legalitas operasional usaha BUMD.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan daerah secara
efektif dan efisien adalah program peningkatan kinerja BUMD pendukung keuangan
daerah diukur menggunakan indikator kinerja persentase BUMD yang berkinerja
sesuai standar mencapai 66,67%, bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 67%, maka capaian kinerjanya adalah 99,5%. Persentase BUMD
yang berkinerja sesuai standar merupakan perbandingan antara jumlah BUMD yang
berkinerja sesuai standar tahun 2018 sebanyak 4 lembaga dengan jumlah BUMD
keseluruhan tahun 2018 sebanyak 6 lembaga.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Monitoring dan evaluasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebanyak 6
BUMD;
Penyusunan legalitas operasional usaha BUMD sebanyak 6 dokumen.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan kinerja BUMD
pendukung keuangan daerah tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar
Rp1.692.419.240,- yang terealisasi sebesar Rp1.662.961.888,- atau 98,26%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan dan mengoptimalkan
pengelolaan sumber penerimaan daerah secara efektif dan efisien yaitu program
peningkatan kinerja BUMD pendukung keuangan daerah diukur menggunakan
indikator kinerja persentase BUMD yang berkinerja sesuai standar, yang disebabkan
oleh kurangnya 2 BUMD yang belum berkinerja sesuai standar, yakni PD Rumah
Potong Hewan Kota Surabaya dan PD Pasar Surya. Solusi yang dapat dilakukan
yaitu dengan meningkatkan tata kelola administrasi pada 2 BUMD tersebut.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-149
Misi 9. Memantapkan Daya Saing Usaha-Usaha Ekonomi Lokal, Inovasi Produk Dan
Jasa, Serta Pengembangan Industri Kreatif
Misi 9 tersebut dimaksudkan untuk melakukan upaya mendorong usaha-usaha
ekonomi lokal untuk mampu berinovasi dan mengembangkan industri kreatif agar bisa
bersaing di pasar global.
Pencapaian misi tersebut diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah
(IKD) pertumbuhan PDRB/LPE yang pada tahun 2018 terealisasi sebesar 6,19%. Angka
pertumbuhan PDRB/LPE tersebut bila dibandingkan dengan tahun 2017 menunjukkan
adanya peningkatan dari 6,13% menjadi 6,19%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
produksi barang dan jasa di Kota Surabaya tahun 2018 mengalami peningkatan.
Gambar IV.9 Pertumbuhan PDRB/LPE Kota Surabaya Tahun 2015-2018
Sumber Data : BPS, per Triwulan IV 2018
Disamping itu, pencapaian misi tersebut dapat dirasakan hasilnya dengan telah
diterimanya penghargaan nasional, berupa Penghargaan Upakarti Jasa Kepedulian 2018,
atas jasa mengembangkan industri kecil dan menengah di Surabaya, dari Menteri
Perindustrian.
Pencapaian misi sebagaimana uraian diatas, tidak terlepas dari upaya pencapaian
atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Mendorong pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian,
barang dan jasa serta koperasi melalui peningkatan produktivitas dan
pengembangan industri kreatif
Sasaran untuk mendorong pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian,
barang dan jasa serta koperasi melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-150
industri kreatif adalah dengan meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang
dan jasa, meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan jasa,
meningkatkan produktivitas koperasi, meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan
perikanan, serta meningkatkan produktivitas sektor pertanian yang capaiannya diukur
dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan jasa
Pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang
dan jasa pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja Tingkat
pertumbuhan produktivitas usaha mikro sektor produksi barang dan jasa yaitu sebesar
23,26%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 19%, maka
capaian kinerjanya mencapai 122,43%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah dan Urusan Pilihan Perdagangan yang diimplementasikan melalui
Program dan Kegiatan sebagai berikut:
A.1.1. Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan
jasa, adalah:
a) Program Perkuatan Permodalan Usaha Mikro, dengan kegiatan Fasilitasi
Kemitraan Pelaku Usaha Skala Mikro;
b) Program Standarisasi Produk Usaha Mikro dengan kegiatan:
Fasilitasi legalitas dan standarisasi usaha skala mikro;
Monitoring dan evaluasi perkembangan usaha mikro;
Peningkatan dan pengembangan usaha bisnis bagi pelaku usaha skala
mikro;
Pelatihan peningkatan mutu produk di sentra wisata kuliner.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan jasa antara lain:
a) Program Perkuatan Permodalan Usaha Mikro diukur dengan indikator
Persentase usaha mikro yang berhasil mendapatkan bantuan permodalan,
dimana pada tahun 2018 mencapai 32 UMKM, atau sebesar 8,31% dari 385
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-151
UMKM binaan. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
4% maka capaian kinerjanya mencapai 207,79%.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Perkuatan Permodalan
Usaha Mikro tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp241.903.617,- dengan realisasi sebesar Rp208.765.947,- atau 86,30%.
b) Program Standarisasi Produk Usaha Mikro dengan diukur dengan indikator :
Persentase usaha mikro yang mengaplikasikan Teknologi Tepat Guna (TTG)
dalam proses usaha, dimana pada tahun 2018 mencapai 44,42% dari 385
UMKM. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 25%,
maka capaian kinerjanya mencapai 177,66%;
Persentase produk usaha mikro yang layak diuji mutukan, dimana pada
tahun 2018 mencapai 35,06% dari 385 UMKM. Bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 25%, maka capaian kinerjanya
mencapai 140,26%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Fasilitasi legalitas dan standarisasi usaha skala mikro bagi 25 orang;
Monitoring dan evaluasi perkembangan usaha mikro sebanyak 250 orang;
Peningkatan dan pengembangan usaha bisnis bagi pelaku usaha skala
mikro yang diikuti oleh 135 orang;
Pelatihan peningkatan mutu produk di sentra wisata kuliner yang diikuti oleh
206 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Standarisasi Produk
Usaha Mikro tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp1.803.559.826,- dengan realisasi sebesar Rp1.546.554.869,- atau 85,75%.
A.1.2. Urusan Pilihan Perdagangan
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan
jasa adalah Program perluasan jangkauan pemasaran, dengan kegiatan:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-152
Penataan tempat usaha skala mikro;
Penyelenggaraan event promosi sentra wisata kuliner ;
Pembangunan/rehabilitasi prasarana pemasaran produk usaha mikro kecil;
Perencanaan prasarana pemasaran produk usaha mikro kecil;
Fasilitasi pembinaan UKM;
Fasilitasi sertifikasi produk UKM;
Pengelolaan sentra UKM surabaya;
Penyediaan stand usaha di mall;
Penyelenggaran promosi produk usaha kecil;
Monitoring dan pendataan harga bahan pokok dan UMKM;
Monitoring dan evaluasi perkembangan usaha sentra wisata kuliner.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan jasa adalah Program
Perluasan Jangkauan Pemasaran yang diukur dengan menggunakan 3 (tiga)
indikator kinerja, yaitu:
Persentase UMKM yang dapat meningkatkan aksesibilitas pemasaran
produknya dimana pada tahun 2018 mencapai 72,00% dari 385 UMKM.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 50%, maka
capaian kinerjanya mencapai 144,00%;
Persentase sentra yang beroperasi secara optimal dimana pada tahun 2018
mencapai 46,81% dari 47 Sentra. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 50%, maka capaian kinerjanya mencapai 93,62%;
Persentase pembangunan fasilitas ekonomi rakyat dimana pada tahun 2018
mencapai 19,40% dari 67 Fasilitas Ekonomi Rakyat. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 3,59%, maka capaian
kinerjanya mencapai 540,47%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Penataan tempat usaha skala mikro sebanyak 38 lokasi;
Penyelenggaraan event promosi sentra wisata kuliner sebanyak 13 kali;
Pembangunan/rehabilitasi prasarana pemasaran produk usaha mikro kecil
sebanyak 31 bangunan;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-153
Perencanaan prasarana pemasaran produk usaha mikro kecil sebanyak 10
dokumen;
Fasilitasi pembinaan UKM diikuti oleh 80 orang;
Fasilitasi sertifikasi produk UKM kepada 237 lembaga;
Pengelolaan sentra UKM surabaya sebanyak 6 lokasi;
Penyediaan stand usaha di mall sebanyak 2 lokasi;
Penyelenggaran promosi produk usaha kecil yang diikuti sebanyak 19 kali;
Monitoring dan pendataan harga bahan pokok dan UMKM di 31 kecamatan;
Monitoring dan evaluasi perkembangan usaha sentra wisata kuliner kepada
44 sentra.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Perluasan Jangkauan
Pemasaran tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp25.304.543.216,- dengan realisasi sebesar Rp22.898.908.914,- atau 90,49%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas UMKM sektor
produksi barang dan jasa, yaitu tidak tercapainya salah satu indikator program
perluasan jangkauan pemasaran, yakni persentase sentra yang beroperasi secara
optimal. Hal ini disebabkan oleh masih adanya sentra UKM/wisata kuliner yang
belum beroperasi secara optimal. Solusi atas permasalahan ini yaitu dengan
meningkatkan kegiatan pemberdayaan/pembinaan kepada pelaku usaha,
pembenahan layout dan fisik bangunan sentra wisata kuliner, serta menyediakan
tenaga pendamping yang handal.
A.2. Meningkatkan produktivitas koperasi
Pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas koperasi pada tahun 2018 diukur
dengan menggunakan indikator kinerja tingkat pertumbuhan produktivitas koperasi, yaitu
mencapai 30,40%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 17%,
maka capaian kinerjanya mencapai 178,83%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib koperasi dan
usaha kecil dan menengah yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan
sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-154
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas koperasi, adalah:
a) Program Penguatan Kelembagaan Koperasi, melalui kegiatan:
Pengawasan koperasi;
Pembinaan perkoperasian;
Penilaian kinerja koperasi;
Fasilitasi peningkatan kapasitas SDM koperasi belum RAT;
Fasilitasi peningkatan kualitas lembaga koperasi;
Sosialisasi pelaksanaan RK/RAPB dan RAT.
b) Program Peningkatan Kualitas Usaha Koperasi melalui kegiatan:
Fasilitasi pemasaran produk unit bisnis koperasi;
Fasilitasi pembentukan jaringan kerjasama bisnis dan permodalan antar
koperasi, distributor dan/atau lembaga keuangan/perbankan;
Fasilitasi uji Sertifikasi Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Koperasi Jasa Keuangan (SKKNI-KJK);
Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi bagi pengelola usaha
koperasi;
Penilaian kesehatan koperasi;
Fasilitasi peningkatan dan pengembangan usaha bisnis koperasi.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan produktivitas koperasi adalah:
a) Program Penguatan Kelembagaan Koperasi yang diukur dengan menggunakan
indikator kinerja persentase koperasi berklasifikasi AAB, di mana pada tahun
2018 mencapai 65,98%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 62,21%, maka capaian kinerjanya mencapai 106,06%. Persentase
koperasi berklasifikasi AAB merupakan perbandingan jumlah koperasi aktif RAT
yang berklasifikasi AAB tahun 2018 sebesar 415 koperasi dengan jumlah
koperasi aktif RAT yang direncanakan diintervensi sampai dengan tahun 2021
sebesar 629 koperasi.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-155
Pengawasan koperasi kepada 303 lembaga;
Pembinaan koperasi diikuti oleh 511 orang;
Penilaian kinerja koperasi kepada 150 lembaga;
Peningkatan kapasitas sdm koperasi belum rat kepada 258 lembaga;
Peningkatan kualitas lembaga koperasi sebanyak 66 lembaga;
Sosialisasi pelaksanaan rk/rapb dan rat sebanyak 2 kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program penguatan kelembagaan
koperasi tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp1.883.988.330,- dengan realisasi sebesar Rp1.697.989.409,- atau 90,13%.
b) Program Peningkatan Kualitas Usaha Koperasi diukur dengan menggunakan
indikator kinerja tingkat pertumbuhan koperasi yang meningkat volume
usahanya, di mana pada tahun 2018 mencapai 445 koperasi dari total 608 jumlah
koperasi aktif RAT, atau mencapai 73,19%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 73%, maka capaian kinerjanya mencapai
100,26%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Fasilitasi pemasaran produk unit bisnis koperasi yang dilaksanakan
sebanyak 8 kali;
Fasilitasi pembentukan jaringan kerjasama bisnis dan permodalan antar
koperasi, distributor dan/atau lembaga keuangan/perbankan bagi 144
lembaga;
Fasilitasi uji Sertifikasi Standarisasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Koperasi Jasa Keuangan (SKKNI-KJK) yang diikuti oleh 60 lembaga;
Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi bagi pengelola usaha
koperasi yang diikuti oleh 90 lembaga;
Penilaian kesehatan koperasi kepada 152 lembaga;
Peningkatan dan pengembangan usaha bisnis koperasi bagi 148 lembaga.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Peningkatan Kualitas
Usaha Koperasi tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp1.904.387.529,- dengan realisasi sebesar Rp1.628.794.134,- atau 85,53%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-156
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas
koperasi, hal ini dikarenakan semua indikator kinerja atas program-program pendukung
telah tercapai.
A.3. Meningkatkan produktivitas sektor pertanian
Pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas sektor pertanian pada tahun 2018
diukur dengan menggunakan indikator kinerja tingkat produktivitas budidaya pertanian
yaitu mencapai 5,56 ton/orang. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 3,8 ton/orang, maka capaian kinerjanya mencapai 146,20%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan pilihan pertanian yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas sektor pertanian, adalah:
a) Program Penyediaan Sarana Prasarana Budidaya Tanaman Pangan dan
Hortikultura, dengan kegiatan pengadaan sarana dan prasarana produksi
budidaya tanaman pangan dan hortikultura
b) Program Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna dalam Budidaya Tanaman
Pangan dan Hortikultura, dengan kegiatan:
Pelatihan dan pendampingan pemanfaatan teknologi tepat guna budidaya
tanaman pangan dan hortikultura;
Pembibitan;
Peningkatan kompetensi SDM pertanian.
c) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian, dengan kegiatan promosi
pemasaran produk pertanian
d) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Ternak, dengan
kegiatan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit hewan
e) Program Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna dalam Budidaya Peternakan,
dengan kegiatan:
Pelatihan dan pendampingan teknologi tepat guna budidaya peternakan;
Penyediaan sarana budidaya peternakan.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-157
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan produktivitas sektor pertanian adalah:
a) Program Penyediaan Sarana Prasarana Budidaya Tanaman Pangan dan
Hortikultura diukur dengan menggunakan indikator kinerja Persentase
pembudidaya tanaman pangan dan hortikultura yang memanfaatkan fasilitas
sarana dan prasarana produksi dimana pada tahun 2018 mencapai 283
pembudidaya dari 1848 jumlah total pembudidaya tanaman pangan dan
holtikultura binaan tahun 2018, atau mencapai 15,31%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 13%, maka capaian kinerjanya
mencapai 117,80%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut adalah pengadaan sarana
dan prasarana produksi budidaya tanaman pangan dan hortikultura sebanyak 15.789
unit.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program penyediaan sarana
prasarana budidaya tanaman pangan dan hortikultura tidak terlepas dari adanya
dukungan alokasi anggaran sebesar Rp1.130.649.398,- dengan realisasi sebesar
Rp1.030.176.204,- atau 91,11%.
b) Program Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna dalam Budidaya Tanaman
Pangan dan Holtikultura yang diukur dengan indikator kinerja persentase
pembudidaya tanaman pangan dan hortikultura yang mengaplikasikan teknologi
tepat guna dalam proses budidaya, dimana pada tahun 2018 mencapai 671
pembudidaya dari 1.848 jumlah pembudidaya tanaman pangan dan holtikultura
binaan, atau mencapai 36,31%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 35%, maka capaian kinerjanya mencapai 103,74%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pelatihan dan pendampingan pemanfaatan teknologi tepat guna budidaya
tanaman pangan dan hortikultura bagi 1.359 orang;
Pembibitan yang disediakan sebanyak 77.702 unit;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-158
Peningkatan SDM pertanian melalui pembinaan kepada 200 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program pengaplikasian teknologi
tepat guna dalam budidaya tanaman pangan dan holtikultura tidak terlepas dari
adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp2.897.639.699,- dengan realisasi
sebesar Rp2.626.512.656,- atau 90,64%.
c) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Pertanian yang diukur dengan indikator
kinerja persentase pembudidaya yang omzetnya meningkat, dimana pada tahun
2018 mencapai 1.173 pembudidaya dari 1.738 jumlah pembudidaya pertanian
binaan, atau mencapai 67,49%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 62%, maka capaian kinerjanya mencapai 108,86%, dengan
kegiatan promosi pemasaran produk pertanian yang dilakukan sebanyak 58 kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Peningkatan Pemasaran
Hasil Pertanian tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp631.310.964,- dengan realisasi sebesar Rp550.416.341,- atau 87,19%.
d) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Ternak yang diukur
dengan indikator kinerja persentase populasi hewan ternak yang mendapatkan
vaksinasi dan pengobatan, dimana pada tahun 2018 mencapai 22.271 populasi
dari 25.384 jumlah populasi hewan ternak pada Tahun 2018, atau mencapai
87,74%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 84%,
maka capaian kinerjanya mencapai 104,45%, dengan kegiatan pelayanan
kesehatan dan pencegahan penyakit hewan yang dilaksanakan sebanyak 1311
kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program pencegahan dan
penanggulangan penyakit hewan ternak tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp813.596.630,- dengan realisasi sebesar Rp745.397.494,- atau
91,62%.
e) Program Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna dalam Budidaya Peternakan
yang diukur dengan indikator kinerja persentase pembudidaya ternak yang
mengaplikasikan teknologi tepat guna dalam proses budidaya, dimana pada
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-159
tahun 2018 mencapai 121 pembudidaya dari 320 jumlah pembudidaya ternak
binaan pada Tahun 2018, atau mencapai 37,81%. Bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 35%, maka capaian kinerjanya mencapai
108,04%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pelatihan dan pendampingan teknologi tepat guna budidaya peternakan bagi
320 orang;
Penyediaan sarana budidaya peternakan sebanyak 1.035 unit.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program pengaplikasian teknologi
tepat guna dalam budidaya peternakan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp779.379.937,- dengan realisasi sebesar Rp700.862.895,- atau
89,93%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas
sektor pertanian. Hal ini dikarenakan semua indikator kinerja atas program-program
pendukung telah tercapai.
A.4. Meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan
Pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan pada
tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja tingkat produktivitas sektor
perikanan tangkap dan budidaya, yaitu mencapai 5,00 ton/orang. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 3,42 ton/orang, maka capaian kinerjanya
mencapai 146,08%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan pilihan kelautan dan
perikanan yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan
perikanan adalah:
a) Program Penyediaan Sarana Prasarana Kelautan dan Perikanan, dengan
kegiatan:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-160
Pengadaan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan (DAK);
Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perikanan budidaya;
Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perikanan tangkap.
b) Program Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna Budidaya Perikanan dan
Kelautan, dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan teknologi tepat guna
budidaya perikanan dan kelautan
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan adalah:
a) Program Penyediaan Sarana Prasarana Kelautan dan Perikanan yang diukur
dengan menggunakan indikator kinerja persentase pembudidaya yang
memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana perikanan dan kelautan, dimana
pada tahun 2018 mencapai 191 pembudidaya dari 1428 jumlah pembudidaya
perikanan dan kelautan binaan pada Tahun 2018, atau mencapai 13,38%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 13%, maka capaian
kinerjanya mencapai 102,89%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pengadaan sarana dan prasarana kelautan dan perikanan (DAK) sebanyak
1.615 unit;
Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perikanan budidaya
sebanyak 421 unit;
Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perikanan tangkap
sebanyak 938 unit.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program penyediaan sarana
prasarana kelautan dan perikanan tidak terlepas dari adanya alokasi anggaran
sebesar Rp3.807.852.201,- dengan realisasi sebesar Rp3.638.005.143,- atau
95,54%.
b) Program Pengaplikasian Teknologi Tepat Guna Budidaya Perikanan dan
Kelautan yang diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase
pembudidaya perikanan dan kelautan yang mengaplikasikan teknologi tepat
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-161
guna dalam proses budidaya, dimana pada tahun 2018 mencapai 506
pembudidaya dari 1428 jumlah pembudidaya perikanan dan kelautan binaan
pada Tahun 2018, atau mencapai 35,43%. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 35%, maka capaian kinerjanya mencapai 101,24%,
dengan kegiatan Pelatihan dan pendampingan teknologi tepat guna budidaya
perikanan dan kelautan yang diikuti sebanyak 395 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Pengaplikasian Teknologi
Tepat Guna Budidaya Perikanan dan Kelautan tidak terlepas dari adanya alokasi
anggaran sebesar Rp555.082.065,- dengan realisasi sebesar Rp453.939.408,- atau
81,78%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan produktivitas
sektor kelautan dan perikanan. Hal ini dikarenakan semua indikator kinerja atas
program-program pendukung telah tercapai.
A.5. Meningkatkan Pertumbuhan dan Produktivitas Pelaku Sektor Industri Kreatif
Pencapaian sasaran meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor
industri kreatif pada tahun 2018 yang diukur dengan menggunakan indikator kinerja
tingkat pertumbuhan pelaku usaha kreatif, yaitu mencapai 6,75%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 5%, maka capaian kinerjanya mencapai
135,00%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan pilihan pariwisata dan
urusan wajib koperasi dan usaha kecil dan menengah yang diimplementasikan melalui
Program dan Kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran mewujudkan meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas
pelaku sektor industri kreatif adalah:
a) Program Pemanfaatan Rumah Kreatif dan Pengembangan Usaha Kreatif,
dengan kegiatan:
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak);
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-162
Fasilitasi pengembangan seni budaya di rumah kreatif;
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Koperasi dan Usaha Mikro);
Pembinaan dan pengembangan bakat dan kreatifitas pemuda;
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Perdagangan);
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian);
Pembinaan dan fasilitasi pemasaran rumah kreatif.
b) Program legalisasi usaha kreatif, dengan kegiatan fasilitasi legalitas usaha
kreatif;
c) Program perkuatan permodalan usaha kreatif, dengan kegiatan fasilitasi
kemitraan permodalan bagi pelaku usaha kreatif.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran mewujudkan
meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif adalah:
a) Program Pemanfaatan Rumah Kreatif dan Pengembangan Usaha Kreatif, diukur
dengan menggunakan beberapa indikator kinerja,yaitu:
Persentase individu/kelompok yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari
proses pembelajaran di rumah kreatif kuliner, di mana pada tahun 2018
mencapai 18,30% bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 6%, maka capaian kinerjanya mencapai 304,96%. Dari tahun 2017
hingga tahun 2018 sebanyak 225 individu/kelompok yang mengikuti proses
pembelajaran dan yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari proses
pembelajaran di rumah kreatif kuliner sebanyak 43 individu/kelompok;
Persentase individu/kelompok yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari
proses pembelajaran di rumah kreatif desain dan fashion, di mana pada tahun
2018 mencapai 7,50% bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 6%, maka capaian kinerjanya mencapai 125%. Dari tahun 2017 hingga
tahun 2018 sebanyak 40 individu/kelompok yang mengikuti proses pembelajaran
dan yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari proses pembelajaran di
rumah kreatif desain dan fashion sebanyak 3 individu/kelompok.;
Persentase individu/kelompok yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari
proses pembelajaran di rumah kreatif handicraft, di mana sampai dengan tahun
2018 mencapai 7,84% bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 6%, maka capaian kinerjanya mencapai 130,72%. Dari tahun 2017
hingga tahun 2018 sebanyak 204 individu/kelompok yang mengikuti proses
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-163
pembelajaran dan yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari proses
pembelajaran di rumah kreatif handicraft sebanyak 16 individu/kelompok;
Persentase individu/kelompok yang mengaplikasikan keahlian yang didapat dari
proses pembelajaran di rumah kreatif seni pertunjukkan, di mana pada tahun
2018 mencapai 7,76% dari 335 individu/kelompok yang mengikuti proses
pembelajaran. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
6%, maka capaian kinerjanya mencapai 129,35%.
Persentase rumah kreatif yang beroperasi, di mana pada tahun 2018 mencapai
87,50% dari 8 rumah kreatif yang ditargetkan beroperasi di tahun 2021. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 62,5%, maka capaian
kinerjanya mencapai 140%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak) sebanyak 1 bangunan;
Fasilitasi pengembangan seni budaya di rumah kreatif yang dilaksanakan
sebanyak 872 kali;
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Koperasi dan Usaha Mikro) sebanyak 1
bangunan;
Pembinaan dan pengembangan bakat dan kreatifitas pemuda kepada 87
orang;
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Perdagangan) sebanyak 2 bangunan;
Pengelolaan rumah kreatif (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian)
sebanyak 2 bangunan;
Pembinaan dan fasilitasi pemasaran rumah kreatif bagi 50 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Pemanfaatan Rumah
Kreatif dan Pengembangan Usaha Kreatif tidak terlepas dari adanya alokasi
anggaran sebesar Rp3.908.833.239,- dengan realisasi sebesar Rp3.630.907.744,-
atau 92,86%.
b) Program Legalisasi Usaha Kreatif yang diukur dengan menggunakan indikator
kinerja persentase pelaku usaha kreatif yang mendapatkan legalisasi usaha,
dimana pada tahun 2018 mencapai 29 pelaku usaha dari 57 jumlah pelaku
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-164
usaha kreatif yang diintervensi tahun 2018, atau mencapai 50,88%. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 25%, maka capaian
kinerjanya mencapai 203,51%, dengan kegiatan fasilitasi legalitas usaha kreatif
bagi 24 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program legalisasi usaha kreatif
tidak terlepas dari adanya alokasi anggaran sebesar Rp162.375.565,- dengan
realisasi sebesar Rp131.575.683,- atau 81,03%.
c) Program Perkuatan Permodalan Usaha Kreatif, diukur dengan menggunakan
indikator kinerja persentase kebutuhan modal kerja dan modal investasi pelaku
usaha kreatif yang dapat dipenuhi, dimana pada tahun 2018 mencapai 14 pelaku
usaha dari 57 jumlah pelaku usaha kreatif yang diintervensi Tahun 2018, atau
mencapai 24,56%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 10%, maka capaian kinerjanya mencapai 245,61%, dengan kegiatan
fasilitasi kemitraan permodalan bagi pelaku usaha kreatif untuk 50 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program perkuatan permodalan
usaha kreatif tidak terlepas dari adanya alokasi anggaran sebesar Rp129.725.868,-
dengan realisasi sebesar Rp113.805.974,- atau 87,73%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan pertumbuhan
dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif. Hal ini dikarenakan semua indikator
kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
Tujuan 2. Meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya
saing global
Sasaran untuk meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya
saing global adalah dengan meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan
wisatawan yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan wisatawan
Pencapaian sasaran meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan
wisatawan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja tingkat
pertumbuhan penerimaan sektor penunjang pariwisata, yaitu mencapai 44,51%. Bila
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-165
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 21,59%, maka capaian
kinerjanya mencapai 206,17%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan pilihan pariwisata yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan
wisatawan adalah:
a) Program Pengembangan Destinasi Wisata, dengan kegiatan:
Pemeliharaan obyek wisata THP Kenjeran dan Wisata Religi Ampel;
Pemeliharaan obyek wisata Tugu Pahlawan, Balai Pemuda dan THR;
Pelatihan peningkatan kompetensi SDM pada obyek wisata;
Penyediaan dan pembangunan sarana prasarana penunjang wisata THP
Kenjeran dan Wisata Religi Ampel ;
Penyediaan dan pembangunan sarana prasarana penunjang wisata Tugu
Pahlawan, Balai Pemuda dan THR.
b) Program pengembangan kerjasama dengan stakeholder bidang pariwisata,
dengan kegiatan:
Forum komunikasi pelaku usaha jasa dan sarana pariwisata;
Forum komunikasi pelaku usaha rekreasi hiburan umum.
c) Program Pemasaran Pariwisata, dengan kegiatan:
Penyelenggaraan pemilihan dan pengiriman duta wisata;
Penyelenggaraan event di UPTD THP Kenjeran dan Wisata Religi Ampel;
Penyelenggaraan event di UPTD Tugu Pahlawan, Balai Pemuda dan THR;
Penyelenggaraan event wisata;
Penyelenggaraan festival kuliner;
Penyediaan sarana promosi wisata.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan wisatawan adalah:
a) Program Pengembangan Destinasi Wisata yang diukur dengan indikator kinerja
Persentase ODTW yang berhasil dikembangkan, di mana pada tahun 2018
mencapai 46,15% dari keseluruhan 13 ODTW yang dikelola. Bila dibandingkan
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-166
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 27%, maka capaian kinerjanya
mencapai 170,94%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pemeliharaan obyek wisata THP Kenjeran dan Wisata Religi Ampel pada 3
lokasi;
Pemeliharaan obyek wisata Tugu Pahlawan, Balai Pemuda dan THR pada 3
lokasi;
Pelatihan peningkatan kualitas SDM pada obyek wisata bagi 720 orang;
Penyediaan dan pembangunan sarana prasarana penunjang wisata THP
Kenjeran dan Wisata Religi Ampel sebanyak 142 unit;
Penyediaan dan pembangunan sarana prasarana penunjang wisata Tugu
Pahlawan, Balai Pemuda dan THR sebanyak 26 unit.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan destinasi
wisata tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar
Rp4.747.277.148,- dengan realisasi sebesar Rp4.420.181.913,- atau 93,11%.
b) Program Pengembangan Kerjasama dengan Stakeholder Bidang Pariwisata
yang diukur dengan menggunakan indikator kinerja tingkat capaian kesepakatan
dengan stakeholder bidang pariwisata yang dilaksanakan 5 kesepakatan, dimana
pada tahun 2018 mencapai 60%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 40%, maka capaian kinerjanya mencapai 150%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Forum komunikasi pelaku usaha jasa dan sarana pariwisata yang diikuti
sebanyak 838 orang;
Forum komunikasi pelaku usaha rekreasi hiburan umum yang diikuti
sebanyak 819 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan kerjasama
dengan stakeholder bidang pariwisata tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-167
anggaran sebesar Rp1.065.445.380,- dengan realisasi sebesar Rp984.919.317,-
atau 92,44%.
c) Program Pemasaran Pariwisata yang diukur dengan menggunakan indikator
kinerja persentase kunjungan di objek wisata terhadap kunjungan wisatawan, di
mana pada tahun 2018 mencapai 48,03% atau sebanyak 7.558.967 kunjungan
wisatawan selama tahun 2018 di Kota Surabaya. Bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 45,48%, maka capaian kinerjanya
mencapai 105,61%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Penyelenggaraan pemilihan dan pengiriman duta wisata yang dilaksanakan
sebanyak 235 kali;
Penyelenggaraan event di UPTD THP Kenjeran dan Wisata Religi Ampel
yang dilaksanakan sebanyak 100 kali;
Penyelenggaraan event di UPTD Tugu Pahlawan Balai Pemuda dan THR
yang dilaksanakan sebanyak 94 kali;
Penyelenggaraan event wisata yang dilaksanakan sebanyak 2 kali;
Penyelenggaraan festival kuliner yang dilaksanakan sebanyak 9 kali;
Penyediaan sarana promosi wisata yang dilaksanakan sebanyak 308 kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Pemasaran Pariwisata
tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran sebesar Rp8.811.625.418,-
dengan realisasi sebesar Rp7.785.686.131,- atau 88,36%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan jumlah transaksi
keuangan yang dilakukan wisatawan. Hal ini dikarenakan semua indikator kinerja
atas program-program pendukung telah tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-168
Tujuan 3. Meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya
saing global
Sasaran untuk meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya
saing global adalah dengan meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non
SPIPISE) yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE)
Pencapaian sasaran meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non
SPIPISE) pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja rata-rata
pertumbuhan nilai realisasi investasi, yaitu mencapai 32,67%, bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 5%, maka capaian kinerjanya mencapai 653,45%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib penanaman modal
yang diimplementasikan melalui program dan Kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non
SPIPISE) adalah Program Peningkatan Iklim dan Realisasi Investasi, melalui
kegiatan:
Penyelenggaraan koordinasi perencanaan penanaman modal;
Pemetaan data pelaku usaha di Kota Surabaya;
Monitoring penanaman modal;
Penyelenggaraan promosi investasi;
Penyusunan dokumen analisa potensi dan peluang investasi di Surabaya;
Pengelolaan data investasi;
Pembinaan perusahaan penanaman modal;
Pendampingan perusahaan penanaman modal;
Fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE) adalah
Program peningkatan iklim dan realisasi investasi yang diukur dengan menggunakan
2 (dua) indikator kinerja, yaitu:
Tingkat pertumbuhan ijin realisasi investasi, di mana pada tahun 2018 mencapai
16.397 ijin realisasi investasi, atau meningkat 20,59% dari tahun dasar (2015)
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-169
yaitu sebanyak 13.597 ijin. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 12%, maka capaian kinerjanya mencapai 171,61%;
Tingkat pertumbuhan jumlah minat dan rencana investasi, di mana pada tahun
2018 terdapat 136 rencana proyek investasi, atau meningkat 65,85% dari tahun
dasar (2015) yaitu sebanyak 82 rencana proyek. Bila dibandingkan dengan
target yang telah ditetapkan sebesar 18%, maka capaian kinerjanya mencapai
365,85%.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Penyelenggaraan koordinasi perencanaan penanaman modal yang diikuti
sebanyak 105 orang;
Pemetaan data pelaku usaha di surabaya kepada 500 perusahaan;
Monitoring penanaman modal kepada 2.750 perusahaan;
Penyelenggaraan promosi investasi yang dilaksanakan sebanyak 3 kali;
Penyusunan dokumen analisa potensi dan peluang investasi di Kota
Surabaya sebanyak 3 dokumen;
Pengelolaan data investasi kepada 38.583 perusahaan;
Pembinaan perusahaan penanaman modal kepada 347 perusahaan;
Pendampingan perusahaan penanaman modal kepada 396 perusahaan;
Fasilitasi penyelesaian permasalahan penanaman modal kepada 11
lembaga.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan iklim dan
realisasi investasi tidak terlepas dari adanya alokasi dana sebesar Rp5.019.846.238,-
dengan realisasi sebesar Rp4.597.794.383,- atau 91,59%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatkan kinerja investasi
dalam rangka mewujudkan daya saing global. Hal ini dikarenakan semua indikator
kinerja atas program-program pendukung telah tercapai.
Misi 10. Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien
Misi 10 tersebut dimaksudkan untuk melakukan upaya integrasi pembangunan
jaringan infrastruktur kota (jalan, jembatan, drainase dan rel kereta api) dan utilitas kota
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-170
(listrik, air, gas dan telekomunikasi) agar aksesibilitas dan mobilitas kegiatan perdagangan
dan jasa menjadi efisien.
Pencapaian misi tersebut diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Daerah
(IKD) indeks ketimpangan wilayah yang menggambarkan pemerataan pembangunan atau
kesenjangan wilayah antar kecamatan di Kota Surabaya. Saat ini indeks ketimpangan
wilayah di Surabaya berada pada nilai 0,687 dan bila dibandingkan target RPJMD yaitu
pada kisaran 0,82-0,83 maka capaiannya sebesar 116,21%.
Pencapaian misi sebagaimana uraian diatas, tidak terlepas dari upaya pencapaian
atas tujuan dan sasaran sebagai berikut:
Tujuan 1. Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota
Sasaran untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota
adalah dengan penyediaan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien yang
capaiannya diukur dengan indikator kinerja indeks genangan, dimana pada tahun 2018
mencapai 41,53, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 42,25,
maka capaian kinerjanya mencapai 101,71%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pekerjaan umum
dan penataan ruang yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran penyediaan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan
efisien adalah program pengembangan dan pengelolaan sistem drainase kota
dengan kegiatan:
Monitoring dan evaluasi pembangunan/rehab saluran drainase/gorong-
gorong;
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan/rehab saluran
drainase/gorong-gorong (tahun jamak/multiyears);
Operasional dan pemeliharaan sarana pematusan;
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan;
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan (tahun jamak/
multiyears);
Pemeliharaan/rehabilitasi saluran drainase dan boezem;
Penyusunan dokumen perencanaan pematusan kota;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-171
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan (tahun jamak/
multiyears 2018-2019);
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan/rehab saluran
drainase/gorong-gorong (tahun jamak/multiyears 2018-2019).
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran penyediaan
sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien adalah program
pengembangan dan pengelolaan sistem drainase kota yang diukur dengan
menggunakan 4 (empat) indikator kinerja, yaitu:
Luas genangan, dimana pada tahun 2018 mencapai 697,79 ha. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 1.179 ha, maka
capaian kinerjanya mencapai 140,88%;
Tinggi genangan, dimana pada tahun 2018 mencapai 12,49 cm. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 15 cm, maka capaian
kinerjanya mencapai 116,73%;
Lama genangan, dimana pada tahun 2018 mencapai 22,43 menit. Bila
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 50 menit, maka
capaian kinerjanya mencapai 155,14%;
Persentase pembangunan jaringan drainase yang selesai tepat waktu, dimana
pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan sebesar 80%, maka capaian kinerjanya mencapai 125%. Jumlah
pembangunan jaringan drainase yang selesai tepat waktu sebanyak 92
pekerjaan dari 92 pekerjaan yang dilaksanakan.
Trend rata-rata lama genangan, tinggi genangan dan luas genangan dalam kurun
waktu 2014-2018 secara umum menunjukkan penurunan genangan, sebagaimana
dilihat pada Gambar IV.10, Gambar IV.11 dan Gambar IV.12 secara berurutan.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-172
Gambar IV.10 Rata-Rata Lama Genangan di Kota Surabaya Tahun 2014 – 2018
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, Desember 2018, diolah
Gambar IV.11 Rata-Rata Tinggi Genangan di Kota Surabaya Tahun 2014 – 2018
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, Desember 2018, diolah
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-173
Gambar IV.12 Luas Genangan di Kota Surabaya Tahun 2014 – 2018
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan, Desember 2018, diolah
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Monitoring dan evaluasi pembangunan/rehab saluran drainase/gorong-
gorong sepanjang 10.042,7 meter;
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan/rehab saluran
drainase/gorong-gorong (tahun jamak/multiyears) sepanjang 1.750 meter;
Operasional dan pemeliharaan sarana pematusan sebanyak 9 paket;
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan sepanjang
7.008,79 meter;
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan (tahun jamak/
multiyears) sepanjang 1.750 meter;
Pemeliharaan/rehabilitasi saluran drainase dan boezem sebanyak 2.145
lokasi;
Penyusunan dokumen perencanaan pematusan kota sebanyak 79 dokumen;
Pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan (tahun jamak/
multiyears 2018-2019);
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan/rehab saluran
drainase/gorong-gorong (tahun jamak/multiyears 2018-2019).
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengembangan dan
pengelolaan sistem drainase kota tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-174
anggaran sebesar Rp459.605.025.997,- dengan realisasi sebesar
Rp421.233.844.802,- atau 91,65%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran penyediaan sistem drainase
kota yang terpadu, efektif dan efisien, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
Tujuan 2. Meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang
terpadu
Sasaran untuk meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang
terpadu adalah dengan menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan,
menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas, serta penyediaan dan
optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas dan ramah lingkungan.
A.1. Menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan
Pencapaian sasaran menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan pada
tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja tingkat kehandalan jaringan
jalan mencapai 0,41, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0,41,
maka capaian kinerjanya mencapai 100%. Tingkat kehandalan jaringan jalan digunakan
untuk mengukur konektivitas jaringan jalan berdasarkan jumlah link (jaringan jalan) yang
dibandingkan dengan jumlah node (simpul/persimpangan). Tingkat kehandalan jaringan
jalan akan bertambah dengan adanya penambahan/pembangunan jalan baru dengan
lebar minimal 7m sehingga semakin banyak alternatif rute yang dapat ditempuh dalam
mencapai tujuan tertentu.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib Perhubungan
yang diimplementasikan melalui Program dan Kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan, adalah
Program pengelolaan dan pembangunan jalan dan jembatan dengan kegiatan:
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan/rehab jalan dan jembatan;
Operasional dan pemeliharaan peralatan dan alat angkut;
Pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan (DAK FISIK);
Pembangunan jalan, jembatan dan kelengkapannya;
Pemeliharaan jalan, jembatan dan kelengkapannya;
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-175
Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jalan dan
jembatan;
Pembangunan jalan, jembatan, dan kelengkapannya (tahun
jamak/multiyears 2018-2019);
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pembangunan/rehab jalan dan jembatan
(tahun jamak/multiyears 2018-2019).
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan adalah program pengelolaan
dan pembangunan jalan dan jembatan diukur dengan menggunakan 4 (empat)
indikator kinerja, yaitu:
Persentase jalan yang terbangun, dimana pada tahun 2018 mencapai 0,65%.
Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 0,36%, maka
capaian kinerjanya mencapai 180,29%. Persentase jalan yang terbangun
merupakan perbandingan antara panjang jalan yang dibangun tahun 2018
dengan panjang jalan yang dibangun sampai dengan tahun 2016. Pada tahun
2018, panjang jalan yang dibangun sepanjang 10.976,59 meter, sedangkan jalan
yang dibangun sampai dengan tahun 2016 sepanjang 1.686.378,54 meter;
Persentase penyediaan prasarana pejalan kaki, dimana pada tahun 2018
mencapai 17,27%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 17,18%, maka capaian kinerjanya mencapai 100,52%. Persentase
penyediaan prasarana pejalan kaki merupakan perbandingan antara panjang
prasarana pejalan kaki yang dibangun pada tahun 2018 dengan panjang
prasarana pejalan kaki yang dibangun sampai dengan tahun 2016. Pada tahun
2018, panjang prasarana pejalan kaki yang terbangun sebesar 8.451,94 meter,
sedangkan panjang panjang prasarana pejalan kaki yang dibangun sampai
dengan tahun 2016 sebesar 48.941,23 meter;
Persentase jalan yang mendapatkan perbaikan, dimana pada tahun 2018
mencapai 10,46%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 7,74%, maka capaian kinerjanya mencapai 135,11%. Persentase jalan
yang mendapatkan perbaikan merupakan perbandingan antara luas jalan yang
mendapatkan perbaikan sampai dengan tahun 2018 dengan luas jalan
kewenangan Kota Surabaya sampai dengan tahun 2015 (tahun dasar). Luas
jalan yang mendapatkan perbaikan sampai dengan tahun 2018 sebesar
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-176
931.810,82 m2, sedangkan luas jalan kewenangan Kota Surabaya sampai
dengan tahun 2015 sebesar 8.910.388,63 m2;
Persentase pembangunan jaringan jalan dan jembatan yang selesai tepat waktu,
dimana pada tahun 2018 mencapai 96,88%. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan sebesar 80%, maka capaian kinerjanya mencapai
121,09%. Jumlah pembangunan jaringan jalan dan jembatan yang selesai tepat
waktu sebanyak 31 pekerjaan dari 32 pekerjaan yang dilaksanakan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan/rehab jalan dan jembatan
seluas 103.559,151 m2;
Operasional dan pemeliharaan peralatan dan alat angkut sebanyak 217 unit;
Pembangunan dan rehabilitasi jalan dan jembatan (DAK FISIK) seluas
14.280 m2;
Pembangunan jalan, jembatan dan kelengkapannya seluas 130.007,632 m2;
Pemeliharaan jalan, jembatan dan kelengkapannya seluas 338.914,66 m2;
Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jalan dan
jembatan sebanyak 53 dokumen;
Pembangunan jalan, jembatan, dan kelengkapannya (tahun
jamak/multiyears 2018-2019);
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pembangunan/rehab jalan dan jembatan
(tahun jamak/multiyears 2018-2019).
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengelolaan dan
pembangunan jalan dan jembatan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi
anggaran sebesar Rp324.209.678.182,- dengan realisasi sebesar
Rp271.488.201.446,- atau 83,74%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran menyediakan dan
meningkatkan kinerja jaringan jalan, karena semua indikator kinerja atas program-
program pendukung telah tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-177
A.2. Menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas
Pencapaian sasaran menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas
pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase jalan
kewenangan kota dengan V/C ratio ≤ 0.95, dimana pada tahun 2018 mencapai 88,10%,
bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar 34%, maka capaian
kinerjanya mencapai 259,10%. V/C ratio merupakan suatu ukuran mobilitas dan kualitas
perjalanan dengan membandingkan volume kendaraan dengan kapasitas suatu jalan
raya. Nilai V/C ratio <1 mengindikasikan kelancaran lalu lintas, sehingga semakin banyak
persentase jalan dengan V/C ratio <1, maka semakin baik sistem manajemen transportasi
kota tersebut.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib perhubungan yang
diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas,
adalah program peningkatan sistem manajemen transportasi dengan kegiatan:
Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor;
Pembangunan sarana prasarana transportasi;
Pembangunan sarana prasarana transportasi (tahun jamak/multiyears);
Pembinaan keselamatan lalu lintas;
Pemeliharaan perlengkapan jalan;
Pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi;
Penertiban parkir, terminal dan LLAJ;
Pengadaan perlengkapan jalan;
Pengelolaan parkir tepi jalan umum;
Pengembangan sarana prasarana transportasi;
Peningkatan pelayanan dan keselamatan angkutan;
Penyelenggaraan sarana transportasi bagi pelajar;
Pengelolaan parkir tempat khusus.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas adalah program
peningkatan sistem manajemen transportasi yang diukur dengan menggunakan 2
(dua) indikator kinerja, yaitu :
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-178
Kecepatan rata-rata kendaraan di jalan kewenangan kota, di mana pada
tahun 2018 mencapai 49,73 km/jam. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 30,06 km/jam, maka capaian kinerjanya mencapai
165,45%;
Persentase selisih tingkat kecelakaan lalu lintas, dimana pada tahun 2018
mencapai 11,71%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 2%, maka capaian kinerjanya mencapai 585,62%. Persentase
selisih tingkat kecelakaan lalu lintas merupakan persentase penurunan
jumlah kecelakaan lalu lintas dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah
kecelakaan pada tahun 2018 sebanyak 1.191 kejadian, mengalami
penurunan dibanding tahun 2017 sebanyak 1.349 kejadian.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor sebanyak 155.038 unit;
Pembangunan sarana prasarana transportasi di 1 bangunan;
Pembangunan sarana prasarana transportasi (tahun jamak/multiyears)
sebanyak 1 bangunan;
Pembinaan keselamatan lalu lintas kepada 2.155 orang;
Pemeliharaan perlengkapan jalan sebanyak 18 paket;
Pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi di 33 lokasi;
Penertiban parkir, terminal dan LLAJ sebanyak 946 lokasi;
Pengadaan perlengkapan jalan sebanyak 2.363 unit;
Pengelolaan parkir tepi jalan umum kepada 19.789 orang;
Pengembangan sarana prasarana transportasi sebanyak 3 bangunan;
Peningkatan pelayanan dan keselamatan angkutan di 23 lokasi;
Penyelenggaraan manajemen lalu lintas sebanyak 21 dokumen;
Penyelenggaraan sarana transportasi bagi pelajar sebanyak 8 unit;
Pengelolaan parkir tempat khusus kepada 2.933 orang.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program peningkatan sistem
manajemen transportasi tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp225.095.881.654,- dengan realisasi sebesar Rp211.780.954.668,- atau
94,08%.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-179
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran menyediakan sistem
manajemen transportasi yang berkualitas, karena semua indikator kinerja atas
program-program pendukung telah tercapai.
A.3. Penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas
dan ramah lingkungan
Pencapaian sasaran penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal
yang berkualitas dan ramah lingkungan pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan 2
(dua) indikator kinerja, yaitu:
a. Load factor kendaraan umum (angkot) mencapai 29,53%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 24%, maka capaian kinerjanya
mencapai 123,05%;
b. Load factor kendaraan umum (bis kota) mencapai 35,88%, bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 36%, maka capaian kinerjanya
mencapai 99,65%.
Load factor merupakan ukuran untuk mengetahui tingkat okupansi/nilai kegunaan
dari kapasitas muatan yang tersedia pada suatu moda transportasi.
Pencapaian 2 (dua) indikator sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib
perhubungan yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal
yang berkualitas dan ramah lingkungan adalah program pengembangan sistem
transportasi berkelanjutan dengan kegiatan:
Pengelolaan terminal angkutan umum;
Pengembangan angkutan umum massal perkotaan;
Penyelenggaraan pelayanan angkutan umum.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran penyediaan
dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas dan ramah
lingkungan adalah program pengembangan sistem transportasi berkelanjutan, yang
diukur dengan menggunakan 3 (tiga) indikator kinerja, yaitu:
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-180
Rata-rata headway angkutan umum (angkot/feeder), dimana pada tahun
2018 untuk angkot mencapai 26,84 menit. Bila dibandingkan dengan target
yang telah ditetapkan untuk angkot 25 menit, maka capaian kinerjanya
mencapai 92,64%. Rata-rata headway angkutan umum (angkot/feeder)
merupakan perbandingan antara jumlah headway rata-rata tiap trayek
dengan jumlah trayek pada tahun 2018;
Rata-rata headway angkutan umum (bus kota), dimana pada tahun 2018
untuk bus kota mencapai 41,93 menit. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan untuk bus kota 42,57 menit, maka capaian kinerjanya
mencapai 101,50%. Rata-rata headway angkutan umum (Bus Kota)
merupakan perbandingan antara jumlah headway rata-rata tiap trayek
dengan jumlah trayek;
Persentase penyediaan sarana prasarana pendukung transportasi
berkelanjutan, dimana pada tahun 2018 mencapai 100%. Bila dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan sebesar 100% maka capaian kinerjanya
mencapai 100%. Dengan jumlah sarana prasarana pendukung transportasi
yang disediakan sebanyak 3 sarana prasarana dari 3 sarana prasarana yang
direncanakan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pengelolaan terminal angkutan umum di 14 lokasi;
Pengembangan angkutan umum massal perkotaan sebanyak 20 unit;
Penyelenggaraan pelayanan angkutan umum sebanyak 27 kali.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja Program Pengembangan Sistem
Transportasi Berkelanjutan tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp68.272.240.657,- dengan realisasi sebesar Rp61.526.213.810,- atau
90,12%.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dalam pencapaian sasaran penyediaan dan optimalisasi sistem
angkutan umum massal yang berkualitas dan ramah lingkungan adalah tidak
tercapainya indikator kinerja program rata-rata headway angkutan umum
(angkot/feeder) yang disebabkan oleh adanya persaingan antara angkutan umum
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-181
konvensional dengan angkutan umum sistem online, menurunnya minat pengguna
angkutan umum karena kondisi armada yang buruk, dan habis masa berlaku ijin
jalan. Sehingga solusi yang dapat diberikan adalah dengan melakukan percepatan
pembangunan infrastruktur transportasi massal berkelanjutan dan terintegrasi antar
intermoda, serta diperlukan penyediaan dukungan anggaran pengoptimalan feeder
yang sekarang sudah ada bis surabaya yang melayani dijalur utama.
Tujuan 3. Meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara
terpadu dan merata
Sasaran untuk meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara
terpadu dan merata adalah dengan meningkatnya sistem jaringan dan kualitas layanan air
bersih, meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU serta meningkatnya pelayanan
utilitas kota lainnya yang capaiannya diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut:
A.1. Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas layanan air bersih
Pencapaian sasaran meningkatnya sistem jaringan dan kualitas layanan air bersih
pada tahun 2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja cakupan layanan teknis air
bersih mencapai 98,97%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
97%, maka capaian kinerjanya mencapai 102,03%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pekerjaan umum
dan penataan ruang yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatnya sistem jaringan dan kualitas layanan air bersih,
adalah program pembangunan jaringan air bersih perkotaan dengan kegiatan
pengembangan penyediaan jaringan air bersih/air minum (DAK air bersih).
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program pembangunan jaringan air bersih perkotaan diukur dengan
indikator persentase layanan teknis air bersih PDAM dengan menggunakan Jumlah
penduduk yang harus dilayani PDAM Tahun 2018 Jumlah penduduk yang harus
dilayani PDAM Tahun 2018 sebanyak 3.340.445 orang dibandingkan jumlah
penduduk yang terlayani jaringan PDAM tahun 2018 sebanyak 3.306.059 orang.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-182
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatnya sistem jaringan
dan kualitas layanan air bersih, karena semua indikator kinerja atas program-program
pendukung telah tercapai.
A.2. Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU
Pencapaian sasaran meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU pada tahun
2018 diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase panjang jalan yang sudah
terpasang PJU dalam kondisi baik mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 9,9%, maka capaian kinerjanya mencapai 1.010,10%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pekerjaan umum
dan penataan ruang yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan.
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU, adalah
Program Pengelolaan dan Peningkatan Pelayanan PJU dengan kegiatan:
Pemasangan penerangan jalan umum;
Pembayaran rekening penerangan jalan umum;
Pemeliharaan penerangan jalan umum.
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU adalah program pengelolaan dan
peningkatan pelayanan PJU diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator kinerja,
yaitu:
Panjang jalan yang sudah mendapatkan penerangan, dimana pada tahun
2018 mencapai 2.902.320 meter. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 2.600.250 meter, maka capaian kinerjanya
mencapai 111,62%;
Persentase pemasangan PJU hemat energi, dimana pada tahun 2018
mencapai 146,92%. Bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan
sebesar 74,26%, maka capaian kinerjanya mencapai 197,84%. Persentase
pemasangan PJU hemat energi merupakan perbandingan antara
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-183
penambahan jumlah PJU hemat energi yang dipasang mulai tahun 2016
dengan total rencana pemasangan PJU hemat energi yang terpasang
sampai dengan tahun 2018. Penambahan jumlah PJU hemat energi yang
terpasang sampai dengan tahun 2018 sebanyak 10.684 PJU dari 7.272 PJU
hemat energi yang direncanakan terpasang sampai dengan tahun 2018.
Adapun kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
guna mendukung pencapaian indikator program tersebut antara lain:
Pemasangan penerangan jalan umum di 8.975 titik;
Pembayaran rekening penerangan jalan umum untuk 6.484 rekening;
Pemeliharaan penerangan jalan umum di 70.780 titik.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengelolaan dan
peningkatan pelayanan PJU tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp272.217.033.216,- dengan realisasi sebesar Rp252.632.160.309,- atau
92,81%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatnya sistem jaringan
dan kualitas PJU, karena semua indikator kinerja atas program-program pendukung
telah tercapai.
A.3. Meningkatnya pelayanan utilitas kota lainnya
Pencapaian sasaran meningkatnya pelayanan utilitas kota lainnya pada tahun 2018
diukur dengan menggunakan indikator kinerja persentase pelaksanaan rekomendasi
utilitas mencapai 100%, bila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebesar
100%, maka capaian kinerjanya mencapai 100%.
Pencapaian sasaran tersebut dilaksanakan melalui urusan wajib pekerjaan umum
dan penataan ruang yang diimplementasikan melalui program dan kegiatan sebagai
berikut:
1. Program dan Kegiatan.
Pada tahun 2018, program dan kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran meningkatnya pelayanan utilitas kota lainnya adalah program
pengelolaan dan peningkatan utilitas kota dengan kegiatan fasilitasi perijinan
pemanfaatan jalan, saluran dan utilitas.
LKPJ Walikota ATA 2018
IV-184
2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Realisasi program dan kegiatan dalam mendukung pencapaian sasaran
meningkatnya pelayanan utilitas kota lainnya adalah program pengelolaan dan
peningkatan utilitas kota yang diukur dengan menggunakan indikator kinerja
persentase rekomendasi utilitas yang dikeluarkan dibanding permohonan utilitas
yang memenuhi syarat, dimana pada tahun 2018 mencapai 100% dari 36
permohonan utilitas yang memenuhi syarat. Bila dibandingkan dengan target yang
telah ditetapkan sebesar 100%, maka capaiannya mencapai 100%.
Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kota surabaya guna
mendukung pencapaian indikator program tersebut adalah fasilitasi perijinan
pemanfaatan jalan, saluran dan utilitas dengan jumlah ijin pemanfaatan jalan, saluran
dan utilitas yang diterbitkan sebanyak 43 ijin.
Pencapaian dari sejumlah target indikator kinerja program pengelolaan dan
peningkatan utilitas kota tidak terlepas dari adanya dukungan alokasi anggaran
sebesar Rp855.550.384,- dengan realisasi sebesar Rp791.834.448,- atau 92,55%.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pencapaian sasaran meningkatnya pelayanan utilitas
kota lainnya, karena semua indikator kinerja atas program-program pendukung telah
tercapai.
LKPJ Walikota ATA 2018
V -1
I BAB V
TUGAS PEMBANTUAN
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, bahwa yang dimaksudkan dengan Tugas Pembantuan adalah
penugasan dari Pemerintah kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah atau dari Pemerintah Daerah
Provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
Urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada Daerah Kabupaten/Kota merupakan
urusan pemerintahan konkuren. Anggaran untuk melaksanakan Tugas Pembantuan
disediakan oleh Kementerian/Lembaga. Selanjutnya penugasan oleh Pemerintah kepada
Daerah berdasarkan asas Tugas Pembantuan ditetapkan dengan peraturan
menteri/kepala lembaga pemerintah non kementerian. Dalam penyelenggaraan Tugas
Pembantuan, Daerah berhak menetapkan kebijakan Daerah dalam melaksanakan Tugas
Pembantuan, terkait dengan pengaturan mengenai pelaksanaan Tugas Pembantuan di
Daerahnya. Pemerintah Kota Surabaya pada tahun 2018 tidak mendapatkan anggaran
Tugas Pembantuan dari Pemerintah.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-1
I BAB VI
PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN
A. Kerjasama Antar Daerah
Kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah daerah baik kerjasama antar daerah
maupun kerjasama dengan pihak ketiga merupakan upaya yang dilakukan oleh
pemerintah daerah guna meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.
Bagi Pemerintah Kota Surabaya menjalin kerjasama dengan pemerintah kota-kota
lain di dalam maupun di luar negeri serta dengan pihak ketiga memang menjadi sesuatu
kebutuhan, mengingat banyak manfaat yang bisa diambil dari kerjasama ini. Karena itulah
diperlukan berbagai upaya agar kerjasama Pemerintah Kota Surabaya tersebut terus
berkembang dan bertambah, baik jumlah mitra kerjasama maupun kualitas program dan
kegiatan kerjasama dalam mendukung terwujudnya Kota Surabaya sebagai Kota Sentosa
Yang Berkarakter Dan Berdaya Saing Global Berbasis Ekologi.
Kebijakan yang dilaksanakan guna mengembangkan dan meningkatkan kerjasama,
antara lain melalui perluasan jaringan kerjasama Kota Surabaya dengan mitra kerjasama
di dalam dan di luar negeri serta peningkatan kualitas upaya tindak lanjut kerjasama guna
menciptakan integrasi dalam menyelesaikan permasalahan lintas sektor antar daerah dan
hubungan yang saling menguntungkan dengan pihak ketiga.
Pelaksanaan kegiatan kerjasama daerah yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya
baik dengan pemerintah daerah maupun dengan pihak ketiga adalah sebagai berikut.
1. Kebijakan dan Kegiatan
a. Kerjasama Antar Daerah dalam Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kerjasama antar daerah dalam Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya melalui penerapan e-Government,
antara lain dengan daerah:
Pemerintah Kabupaten Bogor
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dilaksanakan melalui
kegiatan yang terkait bidang teknologi dan informasi yang dilaksanakan berdasarkan
NKB Nomor: 415.4/2609/436.2.3/2017 dan 415.4/4814/436.2.3/2018 dengan jangka
waktu kerjasama 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018 dan diperpanjang sampai
dengan tanggal 31 Mei 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-2
Pemerintah Kabupaten Ngada
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ngada dilaksanakan pada bidang
kerjasama meliputi:
a. Penggunaan Sistem Aplikasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan dengan
PKS Nomor: 415.4/11402/436.2.3/2016;
b. Teknologi Informasi melalui Penggunaan Sistem Aplikasi Government Resources
Management System (GRMS) dengan PKS Nomor: 415.4/11413/436.2.3/2016;
c. Manajemen Kepegawaian Berbasis Teknologi Informasi dengan PKS Nomor
415.4/11405/436.2.3/2016.
Adapun jangka waktu kerjasama tanggal 8 Desember 2016 sampai dengan
8 Desember 2019.
Pemerintah Kabupaten Rembang
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2610/436.2.3/2016
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi, dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang teknologi dan informasi berdasarkan
NKB Nomor: 415.4/3557/436.2.3/2017 tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan
dengan jangka waktu 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kota Batam
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Batam dilaksanakan pada Bidang
kerjasama meliputi:
a. Teknologi Informasi dan komunikasi dengan PKS
Nomor: 415.4/8942/436.2.3/2016;
b. Penggunaan Sistem Aplikasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan dengan
PKS Nomor: 415.4/8936/436.2.3/2016;
c. Penggunaan Government Resources Management System (GRMS) dengan PKS
Nomor: 415.4/8956/436.2.3/2016;
d. Penggunaan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA)
dengan PKS Nomor: 415.4/8954/436.2.3/2016;
e. Penggunaan Aplikasi Pelayanan Kebersihan dan Pertamanan dengan PKS
Nomor: 415.4/8952/436.2.3/2016;
f. Penggunaan Aplikasi Pelayanan Pajak/Retribusi Online dengan PKS
Nomor: 415.4/8944/436.2.3/2016;
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-3
g. Penggunaan Manajemen Kepegawaian Berbasis Teknologi Informasi dengan PKS
Nomor: 415.4/8938/436.2.3/2016.
Adapun jangka waktu kerjasama tanggal 11 Agustus 2016 sampai dengan 11
Agustus 2019.
Pemerintah Kota Jayapura
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/9110/436.2.3/2016
tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan jangka waktu kerjasama
tanggal 19 Agustus 2016 sampai dengan 19 Agustus 2019.
Pemerintah Kota Mojokerto
Kerjasama diwujudkan melalui kegiatan pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi yang dilaksanakan berdasarkan Perjanjian Kerjasama
Nomor: 415.4/9110/436.2.3/2016 dengan jangka waktu kerjasama
tanggal 20 Desember 2016 sampai dengan 20 Desember 2019.
Pemerintah Kota Samarinda
Kerjasama dilakukan dalam bidang teknologi informasi, yang dilaksanakan
berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2604/436.2.3/2017 dan 415.4/4821/436.2.3/2018
dengan jangka waktu kerjasama 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018 dan
diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kota Singkawang
Kerjasama dilakukan dalam bidang teknologi dan informasi melalui penggunaan
Sistem Aplikasi Government Resources Management System (GRMS) dan Sistem
Aplikasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan (e-Musrenbang) yang
dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/11415/436.2.3/2016 dengan jangka
waktu kerjasama 8 Desember 2016 sampai dengan 8 Desember 2019.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3542/436.2.3/2017
tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan dalam bidang teknologi informasi
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Solok
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3544/436.2.3/2017
tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan di bidang teknologi dan informasi
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-4
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/9296/436.2.3/2017
dalam bidang teknologi informasi tentang Penggunaan Sistem Aplikasi
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (e-Musrenbang) dan PKS
Nomor: 415.4/9297/436.2.3/2017 tentang Penggunaan Sistem Aplikasi e-Budgeting
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 24 Agustus 2017 sampai dengan
24 Agustus 2019.
Pemerintah Kabupaten Temanggung
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang teknologi informasi berdasarkan NKB
Nomor: 415.4/3548/436.2.3/2017 tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang teknologi informasi berdasarkan NKB
Nomor: 415.4/3549/436.2.3/2017 tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kota Batu
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3551/436.2.3/2017
dan Nomor: 415.4/4818/436.2.3/2018 tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018
dan diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3552/436.2.3/2017
tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan dalam bidang teknologi dan informasi
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Bone
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/3555/436.2.3/2017
tentang kerjasama bidang manajemen kepegawaian berbasis teknologi informasi
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 20 Juli 2017 sampai dengan 20 Juli 2020.
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/9215/436.2.3/2017
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 22 Agustus 2017 sampai dengan 22 Agustus 2020.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-5
Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah
Kerjasama dilaksanakan di bidang teknologi dan informasi berdasarkan NKB
Nomor: 415.4/4457/436.2.3/2017 tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Lembata
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2744/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya, dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 6 April 2018 sampai dengan 6 April 2019.
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4809/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Batang Hari
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4810/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI)
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4811/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kota Metro
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4812/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kota Bekasi
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4813/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-6
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kota Surakarta
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4815/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4816/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Sambas
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4819/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Paser
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4822/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4823/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran
sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-7
b. Kerjasama Antar Daerah Dalam Negeri Pada Bidang Lainnya
Pemerintah Kabupaten Bogor
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dilaksanakan melalui
kegiatan terkait Kebudayaan dan Pariwisata, serta bidang-bidang lain yang
dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2609/436.2.3/2017 dan
415.4/4814/436.2.3/2018 dengan jangka waktu kerjasama 31 Mei 2017 sampai
dengan 31 Mei 2018 dan diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Ngada
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ngada dilaksanakan pada Bidang
kerjasama meliputi:
a. Sharing pengetahuan dalam bidang kebersihan dan pertamanan dengan PKS
Nomor: 415.4/11407/436.2.3/2016;
b. Pengembangan urban farming (pertanian perkotaan) dengan PKS Nomor:
415.4/11409/436.2.3/2016;
c. Promosi kebudayaan dan pariwisata dengan PKS Nomor:
415.4/11410/436.2.3/2016;
d. Pengembangan potensi dan peluang investasi dengan PKS Nomor
415.4/11403/436.2.3/2016.
Adapun jangka waktu kerjasama tanggal 8 Desember 2016 sampai dengan
8 Desember 2019.
Pemerintah Kabupaten Rembang
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2610/436.2.3/2016
tentang Kerjasama di bidang kebudayaan dan pariwisata serta pertanian dan
peternakan, dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan
31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang kebudayaan dan pariwisata, pertanian
dan peternakan, serta perikanan dan kelautan berdasarkan NKB
Nomor: 415.4/3557/436.2.3/2017 tentang kerjasama jaringan lintas perkotaan
dengan jangka waktu 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kota Batam
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Batam dilaksanakan pada bidang
kerjasama meliputi:
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-8
a. Penanganan terhadap korban perdagangan manusia (human trafficking) dengan
PKS Nomor: 415.4/8940/436.2.3/2016;
b. Promosi kebudayaan dan pariwisata dengan PKS
Nomor: 415.4/8946/436.2.3/2016;
c. Pelayanan di bidang kesehatan dengan PKS Nomor: 415.4/8948/436.2.3/2016,
serta;
d. Pelayanan di bidang pendidikan dengan PKS Nomor: 415.4/8950/436.2.3/2016.
Adapun jangka waktu kerjasama tanggal 11 Agustus 2016 sampai dengan 11
Agustus 2019.
Pemerintah Kota Samarinda
Kerjasama dilakukan dalam bidang teknologi informasi, lingkungan hidup,
kebudayaan dan pariwisata, serta kebersihan dan pertamanan, yang dilaksanakan
berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2604/436.2.3/2017 dan 415.4/4821/436.2.3/2018
dengan jangka waktu kerjasama 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018 dan
diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Solok
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3544/436.2.3/2017
tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan di bidang kebudayaan dan pariwisata,
pertanian dan lingkungan hidup, dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei
2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Temanggung
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang kebudayaan dan pariwisata serta
pertanian dan peternakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3548/436.2.3/2017
tentang Kerjasama jaringan lintas perkotaan dengan jangka waktu kerjasama tanggal
31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kota Batu
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang kerjasama yang meliputi kebudayaan
dan pariwisata serta pendidikan dan pelatihan berdasarkan NKB Nomor:
415.4/3551/436.2.3/2017 dan Nomor: 415.4/4818/436.2.3/2018 dengan jangka
waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018 dan diperpanjang
sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kota Banjarmasin
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3553/436.2.3/2017
dan Nomor: 415.4/4820/436.2.3/2018 dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-9
Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018 dan diperpanjang sampai dengan 31 Mei
2019. Bidang kerjasama yang dilaksanakan adalah Pendidikan dan Peningkatan
Sumber Daya Manusia.
Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang kepegawaian dan perdagangan
berdasarkan NKB Nomor: 415.4/4457/436.2.3/2017 tentang Kerjasama jaringan
lintas perkotaan dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai
dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Medan
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/3831/436.2.3/2017
tentang penanganan terhadap korban perdagangan manusia (human trafficking)
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 12 Juni 2017 sampai dengan 12 Juni 2020.
Pemerintah Kabupaten Lembata
Kerjasama dilaksanakan dalam bidang perdagangan, kebudayaan dan
pariwisata serta perikanan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2744/436.2.3/2018
dengan jangka waktu kerjasama tanggal 6 April 2018 sampai dengan 6 April 2019.
c. Kerjasama Antar Daerah Luar Negeri
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Seattle (Amerika Serikat)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Seattle (Amerika Serikat) dilaksanakan
dengan dasar MoU sister city (1992) sampai dengan sekarang bidang kerjasama
yang dilaksanakan meliputi:
1) Manajemen perkotaan;
2) Manajemen pelabuhan;
3) Lingkungan hidup;
4) Pendidikan;
5) Kesenian, kebudayaan dan pariwisata;
6) IPTEK;
7) Pengembangan dunia usaha.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun, namun dalam
MOU disebutkan bahwa perjanjian kerjasama tetap berlaku kecuali adanya
kesepakatan kedua pihak untuk mengakhiri.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-10
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Busan (Korea Selatan)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Busan (Korea Selatan) dilaksanakan
dengan dasar MoU Sister city (1994) sampai dengan sekarang dengan bidang
kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
1) Manajemen pelabuhan;
2) Perdagangan;
3) Pendidikan;
4) Kesenian, kebudayaan dan pariwisata;
5) Pemuda dan olah raga;
6) Lingkungan hidup;
7) Manajemen perkotaan;
8) Transportasi ;
9) IPTEK;
10) Peningkatan SDM.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun dan
diperpanjang secara otomatis tiap 5 tahun berikutnya.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kochi (Jepang)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kochi (Jepang) dilaksanakan dengan
dasar MoU Sister city (1997) sampai dengan sekarang bidang kerjasama yang
dilaksanakan meliputi:
1) Perdagangan;
2) Industri;
3) Kesenian, kebudayaan dan pariwisata;
4) Pendidikan.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun dan
diperpanjang secara otomatis tiap 5 tahun berikutnya.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Monterrey (Meksiko)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Monterrey (Meksiko) dilaksanakan dengan
dasar MoU Sister city (2001) dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
1) Perdagangan;
2) Pengembangan dunia usaha;
3) Industri;
4) Kesenian, kebudayaan dan pariwisata.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-11
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun dan
diperpanjang secara otomatis tiap 5 tahun berikutnya.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Guangzhou (Tiongkok)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Guangzhou (Tiongkok) dilaksanakan
dengan dasar MoU Sister city (2005) dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan
meliputi:
1) Manajemen perkotaan;
2) Pengembangan dunia usaha;
3) Perdagangan;
4) Kesenian, kebudayaan, dan pariwisata;
5) Pendidikan;
6) Pemuda dan olah raga.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun dan
diperpanjang secara otomatis tiap 5 tahun berikutnya.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Xiamen (Tiongkok)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Xiamen (Tiongkok) dilaksanakan dengan
dasar MoU Sister city (2006) dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
1) Pengembangan dunia usaha;
2) Perdagangan;
3) IPTEK;
4) Pendidikan;
5) Kesenian, kebudayaan dan pariwisata;
6) Pemuda dan olah raga;
7) Kesehatan.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun dan
diperpanjang secara otomatis tiap 5 tahun berikutnya.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Varna (Bulgaria)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Varna (Bulgaria) dilaksanakan dengan
dasar MoU Sister city (2010) dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
diantaranya:
1) Industri dan perdagangan;
2) Pendidikan dan IPTEK;
3) Transportasi;
4) Kesehatan;
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-12
5) Kebudayaan, kesenian dan pariwisata.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun telah
diperpanjang pada tahun 2015 sesampai dengan jangka waktu pelaksanaan
kerjasama berlaku kembali pada tahun 2016 sampai dengan 2021.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu (Jepang)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu (Jepang) dilaksanakan dengan
dasar MoU Green Sister city (2012) dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan
adalah lingkungan hidup. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama
3 tahun dan telah diperpanjang sampai dengan jangka waktu pelaksanaan
kerjasama berlaku kembali pada tahun 2016 sampai dengan 2019.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Liverpool (Inggris)
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Liverpool (Inggris) dilaksanakan dengan
dasar MoU Sister city (2018) dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
1) Pengembangan ekonomi kreatif;
2) Manajemen pelabuhan;
3) Pengembangan kota pintar;
4) Peningkatan SDM.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama selama 5 tahun pada tahun 2018
sampai dengan 2023.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
a. Kerjasama Antar Daerah Dalam Negeri
Pemerintah Kabupaten Bogor
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bogor dilaksanakan dalam bidang
teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh
Pemerintah Kota Surabaya, sedangkan dalam kegiatan kerjasama di bidang
Kebudayaan dan Pariwisata, salah satunya dilaksanakan melalui partisipasi dalam
rangkaian peringatan Hari Jadi Kota Surabaya ke 725 Tahun 2018.
Pemerintah Kabupaten Ngada
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Ngada telah dilaksanakan untuk
penggunaan Sistem Aplikasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang), namun untuk penggunaan Sistem Aplikasi Government Resources
Management System (GRMS), manajemen kepegawaian berbasis teknologi
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-13
informasi, kebersihan dan pertamanan, promosi kebudayaan dan pariwisata,
pengembangan potensi dan peluang investasi, serta pengembangan urban farming
(pertanian perkotaan) belum dapat dilaksanakan karena menunggu koordinasi lebih
lanjut.
Pemerintah Kabupaten Rembang
Kerjasama jaringan lintas perkotaan dengan Pemerintah Kabupaten Rembang
dilaksanakan di bidang teknologi dan informasi, melalui konsultasi dan koordinasi
mengenai aplikasi e-Government dan dilakukan mulai dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018, sedangkan untuk
bidang kebudayaan dan pariwisata serta pertanian dan peternakan belum dapat
dilaksanakan karena menunggu koordinasi lebih lanjut.
Pemerintah Kabupaten Sumba Timur
Kerjasama jaringan lintas perkotaan dengan Pemerintah Kabupaten Sumba
Timur dilaksanakan di bidang teknologi dan informasi, melalui konsultasi dan
koordinasi mengenai aplikasi e-Government dan dilakukan mulai dengan jangka
waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018, sedangkan
untuk bidang Kebudayaan dan pariwisata serta pertanian, peternakan, perikanan dan
kelautan belum dapat dilaksanakan karena menunggu koordinasi lebih lanjut.
Pemerintah Kota Batam
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Batam dilaksanakan di bidang teknologi
dan informasi, melalui konsultasi dan koordinasi mengenai aplikasi e-Government
meliputi Sistem Aplikasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan, Government
Resources Management System (GRMS), Aplikasi Sistem Informasi Manajemen
Barang Daerah (SIMBADA), Aplikasi Pelayanan Kebersihan, Aplikasi Pelayanan
Pajak/Retribusi Online, serta manajemen kepegawaian berbasis teknologi informasi
dan dilakukan mulai dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai
dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kota Jayapura
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Jayapura dilaksanakan dalam bidang
teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh
Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 19 Agustus
2016 sampai dengan 19 Agustus 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-14
Pemerintah Kota Mojokerto
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Mojokerto dilaksanakan di bidang
teknologi dan informasi, melalui konsultasi dan koordinasi mengenai aplikasi e-
Government dan dilakukan mulai dengan jangka waktu kerjasama tanggal 20
Desember 2016 sampai dengan 20 Desember 2019.
Pemerintah Kota Samarinda
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Samarinda dilaksanakan dalam bidang
teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh
Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama 31 Mei 2017 sampai
dengan 31 Mei 2018 dan diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2019, sedangkan
untuk bidang kebudayaan dan pariwisata, perikanan dan kelautan serta kebersihan
dan pertamanan belum dapat dilaksanakan karena menunggu koordinasi lebih lanjut.
Pemerintah Kota Singkawang
Kerjasama dilakukan dalam bidang teknologi dan informasi melalui
penggunaan Sistem Aplikasi Government Resources Management System (GRMS)
dan Sistem Aplikasi Musyawarah Perencanaan Pembangunan (e-Musrenbang)
dengan jangka waktu kerjasama 8 Desember 2016 sampai dengan 8 Desember
2019.
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Selatan dilaksanakan
di bidang teknologi dan informasi, melalui konsultasi dan koordinasi mengenai
aplikasi e-Government dan dilakukan mulai dengan jangka waktu kerjasama tanggal
31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Solok
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Solok dilaksanakan di bidang
teknologi dan informasi, melalui konsultasi dan koordinasi mengenai aplikasi e-
Government dan dilakukan mulai dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei
2017 sampai dengan 31 Mei 2018, sedangkan untuk bidang kebudayaan dan
pariwisata serta pertanian, dan lingkungan hidup belum dapat dilaksanakan karena
menunggu koordinasi lebih lanjut.
Pemerintah Kabupaten Temanggung
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Temanggung dilaksanakan di
bidang teknologi dan informasi, melalui konsultasi dan koordinasi mengenai aplikasi
e-Government dan dilakukan mulai dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-15
2017 sampai dengan 31 Mei 2018, sedangkan untuk bidang kebudayaan dan
pariwisata serta pertanian, dan lingkungan hidup belum dapat dilaksanakan karena
menunggu koordinasi lebih lanjut.
Pemerintah Kabupaten Lamongan
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan dilaksanakan dalam
bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang
dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31
Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kota Batu
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Batu dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi melalui konsultasi dan koordinasi mengenai aplikasi e-Government serta
kebudayaan dan pariwisata dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2017
sampai dengan 31 Mei 2018 dan diperpanjang sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dilaksanakan dalam
bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang
dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31
Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Pemerintah Kabupaten Bone
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bone dilaksanakan dalam bidang
teknologi dan informasi terutama mengenai manajemen kepegawaian terbatas pada
pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan
jangka waktu kerjasama tanggal 20 Juli 2017 sampai dengan 20 Juli 2020.
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir dalam bidang teknologi
informasi dan komunikasi melalui konsultasi dan koordinasi mengenai aplikasi e-
Government dengan jangka waktu kerjasama tanggal 22 Agustus 2017 sampai
dengan 22 Agustus 2020.
Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah dilaksanakan di
bidang teknologi dan informasi dan kepegawaian, melalui konsultasi dan koordinasi
mengenai aplikasi e-Government dan dilakukan mulai dengan jangka waktu
kerjasama tanggal 31 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2018, sedangkan untuk
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-16
bidang perdagangan belum dapat dilaksanakan karena menunggu koordinasi lebih
lanjut.
Pemerintah Kabupaten Medan
Kerjasama dilaksanakan dalam rangka penanganan terhadap korban
perdagangan manusia (Human Trafficking) dengan jangka waktu kerjasama tanggal
12 Juni 2017 sampai dengan 12 Juni 2020.
Pemerintah Kabupaten Lembata
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Lembata dilaksanakan dalam
bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang
dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 6
April 2018 sampai dengan 6 April 2019, sedangkan untuk bidang Kebudayaan dan
Pariwisata serta Perikanan belum dapat dilaksanakan karena menunggu koordinasi
lebih lanjut.
Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat di bidang teknologi
dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh
Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018
sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Batang Hari
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Batang Hari di bidang teknologi dan
informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai
dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI)
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir di
bidang teknologi dan informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang
dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31
Mei 2018 sampai dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kota Metro
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Metro di bidang teknologi dan informasi
terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota
Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31
Mei 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-17
Pemerintah Kota Bekasi
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi di bidang teknologi dan informasi
terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kota
Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan 31
Mei 2019.
Pemerintah Kota Surakarta
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Surakarta di bidang teknologi dan
informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai
dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Bantul
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul di bidang teknologi dan
informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai dengan
31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Sambas
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sambas di bidang teknologi dan
informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai
dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Paser
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Paser di bidang teknologi dan
informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai
dengan 31 Mei 2019.
Pemerintah Kabupaten Jayawijaya
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya di bidang teknologi dan
informasi terbatas pada pembelajaran sistem aplikasi yang dimiliki oleh Pemerintah
Kota Surabaya dengan jangka waktu kerjasama tanggal 31 Mei 2018 sampai
dengan 31 Mei 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-18
b. Kerjasama Antar Daerah Luar Negeri
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Seattle (Amerika Serikat)
Pada tanggal 21 Maret 2018 telah dilaksanakan kunjungan Delegasi Seattle-
Surabaya Sister City Association (SSSCA) di Kota Surabaya. Kunjungan dimaksud
selain bertujuan untuk menyambung hubungan kerjasama antara kedua kota
sekaligus perkenalan pengurus baru dalam struktur organisasi SSSCA. Dalam
pertemuan antara delegasi SSSCA dengan Pemerintah Kota Surabaya dilakukan
pembahasan terkait diaspora masyarakat Indonesia di Seattle dan kegiatan rutin
yang difasilitasi SSSCA untuk promosi hasil kesenian dan kebudayaan masyarakat
Indonesia khususnya Jawa Timur dalam bentuk pameran lukisan ataupun kuliner.
Juga dibahas tentang rencana pengembangan kerjasama bidang pendidikan melalui
sharing informasi dan promosi sistem pendidikan tinggi pada masing-masing kota
maupun pengembangan pendidikan olahraga dengan pertukaran pelatih atau atlit
serta coaching clinic dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga dan
profesionalisme pemain khususnya pada olahraga basket. SSSCA dan Pemerintah
Kota Seattle akan melakukan koordinasi dengan KJRI San Fransisco untuk menggali
potensi pada masing-masing bidang kerjasama yang telah disepakati kedua kota di
masa mendatang terutama dalam pengembangan dunia usaha kecil menengah,
peningkatan kapasitas SDM serta pengelolaan pembangunan kota yang
berkelanjutan.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Busan (Korea Selatan)
Realisasi pelaksanaan kerjasama dengan Pemerintah Kota Busan (Korea
Selatan) adalah kegiatan:
a) Kunjungan Delegasi Pendidikan Busan ke Kota Surabaya pada tanggal 18-24
Pebruari 2018 dalam rangka Student Exchange Program, dengan jumlah peserta
15 orang yang terdiri atas 2 (dua) official dari Busan Foundation for
International Cooperation (BFIC), 1 (satu) guru dari Haeyeon Middle School
serta 12 siswa/i dari Haeyeon Middle School. Adapun program kegiatan yang
dilaksanakan meliputi kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk
melakukan pertukaran seni dan forum diskusi siswa, kunjungan ke institusi
pendidikan tinggi dan pertemuan dengan instansi terkait, mengikuti kegiatan
pelatihan budaya dan bahasa serta pembuatan handicraft, serta kegiatan lainnya;
b) Pada tanggal 15-18 Juli 2018 Delegasi Kota Busan telah melaksanakan
kunjungan ke Kota Surabaya dalam rangka berpartisipasi pada kegiatan Cross
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-19
Culture Festival 2018 dengan tema: “Surabaya Cross Culture International
Folk Art Festival 2018” di Kota Surabaya sekaligus sebagai implementasi
kerjasama sister city Surabaya-Busan dalam bidang seni budaya. Pada event
Cross Culture Festival 2018 ini, telah dilaksanakan berbagai rangkaian acara
untuk mempromosikan kebudayaan masing-masing peserta, melalui
penampilan seni dan budaya. Disamping menampilkan performance seni,
delegasi juga mengikuti kunjungan lapangan untuk mengetahui wisata Kota
Surabaya seperti Ekowisata Hutan Mangrove, Museum Bank Indonesia, Tugu
Pahlawan serta House of Sampoerna. Delegasi juga berkesempatan berbelanja
produk kerajinan tangan dan kuliner di sentra UKM Siola;
c) Dalam rangka memperingati perayaan 3 tahun diresmikannya Jalan Surabaya
di Busan, Busan Indonesia Center (BIC) menyelenggarakan acara The 1st
Surabaya Street Festival in Busan. Penyelenggaraan kegiatan tersebut dapat
dijadikan ajang promosi Kota Surabaya di bidang Pariwisata, budaya, industri,
perdagangan, ekonomi dan pendidikan. Festival tersebut dihadiri oleh
Walikota Busan, Duta Besar Indonesia, Ketua KADIN Busan dan DPRD Kota
Busan. Kota Surabaya mengirimkan delegasi untuk menghadiri kegiatan tersebut
pada tanggal 24 s/d 29 April 2018 dengan anggota delegasi dari Bagian
Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah, Dinas Perdagangan serta Dinas
Koperasi dan Usaha Mikro. Dalam kunjungan tersebut dilaksanakan pertemuan
dengan beberapa pihak diantaranya Walikota Busan, Dewan Busan, Busan
Indonesia Center dan Divisi Hubungan Internasional, Pemerintah Kota Busan.
Pertemuan tersebut membahas program kerjasama Surabaya-Busan pada
bidang pariwisata, perdagangan, ekonomi, industri dan pendidikan. Selain itu
dilaksanakan juga pertemuan dengan Dong-eui University dalam rangka
pembahasan tindak lanjut kerjasama sister city Surabaya-Busan dan
implementasi “Capacity Education Development Program 2018” untuk pelatihan
guru SMPN dan kepala sekolah SDN kota Surabaya;
d) Melanjutkan kegiatan tahun-tahun sebelumnya di bidang pendidikan, pada tahun
2018 Pemerintah Kota Surabaya melaksanakan program peningkatan kapasitas
kepala sekolah dan guru melalui pelatihan di Universitas Dong Eui Busan.
Delegasi yang dikirimkan dibagi menjadi 3 gelombang sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-20
Pengiriman 20 orang delegasi Kepala SDN Kota Surabaya dalam Program
pelatihan “Principal Capacity Development Program” pada tanggal 21 Juli s/d
19 Agustus 2018. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan dari Universitas
Dong-eui yang melibatkan narasumber dari instansi terkait serta meliputi
kegiatan perkuliahan, demonstration class dan group discussion, serta
kunjungan langsung ke sekolah-sekolah dan institusi pendidikan di Kota Busan
ataupun kunjungan ke fasilitas publik yang berkaitan dengan pendidikan
dan kebudayaan. Topik utama yang dipelajari selama pelatihan adalah school
management, counselling, assessment dan information technology in education
system.
Pengiriman 35 orang delegasi guru SMPN Kota Surabaya dalam program
pelatihan “Teachers Capacity Development Education Program” pada tanggal
19 Oktober s/d 17 November 2018 dan tanggal 30 November s/d 23 Desember
2018. Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan dari Universitas Dong-eui
yang melibatkan narasumber dari instansi terkait serta meliputi kegiatan
perkuliahan, demonstration class dan group discussion, serta kunjungan
langsung ke sekolah-sekolah dan institusi pendidikan di Kota Busan ataupun
kunjungan ke fasilitas publik yang berkaitan dengan pendidikan dan
kebudayaan. Topik utama yang dipelajari selama pelatihan adalah teaching
innovation and education for creativity, counselling, assessment dan
information technology. Dalam pelatihan tersebut para guru berkesempatan
mempelajari metode pengajaran yang mendorong kreativitas siswa dengan
model pendidikan STEAM yaitu sistem pendidikan yang memfokuskan pada
pemecahan masalah untuk menarik dan keinginan dan pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran science, technology, engineering, arts, mathematic
dengan memfokuskan pada pendekatan kreativitas, etika dan emosional siswa
serta memahami tantangan di era digital.
Selain pengiriman delegasi guru, Pemerintah Kota Surabaya juga mengirimkan
delegasi pendidikan siswa untuk berpartisipasi pada kegiatan Asian Youth
Education Forum yang merupakan forum internasional dan dihadiri oleh
siswa, guru dan official dari berbagai negara seperti: China, Jepang, Rusia,
Indonesia, Singapura, Malaysia dan Korea. Forum internasional ini meliputi
kegiatan presentasi dan debat terkait isu global dalam bahasa inggris,
malam budaya serta penampilan bakat dari masing-masing peserta. Selain
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-21
mengikuti Asian Youth Education Forum, delegasi Surabaya juga mengikuti
Student Exchange Program yang meliputi kegiatan kunjungan ke institusi
pendidikan di kota Busan dan homestay program. Kegiatan yang dilaksanakan
pada tanggal 22 s/d 28 Juli 2018 diikuti oleh 14 siswa SMP Kota Surabaya yang
telah lolos seleksi.
Manfaat yang diperoleh Pemerintah Kota Surabaya pada kerjasama ini adalah:
a) Meningkatkan hubungan kerjasama dan memberikan arah terhadap
pelaksanaan kerjasama sehingga dapat bermanfaat bagi kedua kota;
b) Memperkenalkan sistem pendidikan dan kebudayaan di Kota Surabaya kepada
delegasi pendidikan Kota Busan;
c) Meningkatkan pengetahuan anggota delegasi pendidikan Kota Surabaya terkait
sistem pendidikan dan kebudayaan di Kota Busan;
d) Memberikan kesempatan dan pengalaman bagi siswa/i Kota Surabaya untuk
berpartisipasi dalam event internasional;
e) Meningkatkan interaksi masyarakat (people to people contact) khususnya
interaksi antara siswa/i Surabaya dan Busan;
f) Peningkatan wawasan dan kompetensi guru SMPN di Kota Surabaya dalam
proses belajar mengajar, teknologi informasi, assessment, STEAM (Science,
Technology, Engineering, Arts, Mathematics) dan konseling;
g) Peningkatan wawasan dan kompetensi kepala SDN di Kota Surabaya dalam
bidang pengelolaan dan kepemimpinan di sekolah;
h) Peningkatan wawasan aparatur Pemerintah Kota Surabaya dalam bidang
kebijakan publik terkait pelayanan, transportasi dan pembaruan wilayah
perkotaan;
i) Peningkatan wawasan aparatur Pemerintah Kota Surabaya dalam bidang
pengelolaan transportasi, pelabuhan, pariwisata dan perdagangan di Kota
Busan.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kochi (Jepang)
Tindak lanjut kerjasama Surabaya-Kochi tahun 2018 dilaksanakan dalam
bidang pengembangan kapasitas SDM Pemerintah Kota Surabaya melalui
pengiriman salah satu staf untuk mengikuti program magang Local Government
Officials Training Program (LGOTP) di Kota Kochi. Staf Pemerintah Kota Surabaya
yang dikirimkan dalam kegiatan yang diselenggarakan tanggal 20 Mei s/d 19
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-22
November 2018 adalah Anggoro Himawan, S.T.,M.T. dari Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang. Selama mengikuti kegiatan
tersebut, peserta mendapatkan berbagai pengetahuan terkait bahasa Jepang,
pembelajaran seni dan budaya Jepang, penanganan bencana, serta kebijakan
otonomi daerah. Dalam magang tersebut, peserta dari Kota Surabaya ditugaskan di
kantor Divisi Konstruksi Umum Kota Kochi dan mendapatkan pembelajaran terkait
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fasilitas umum. Selain mempelajari
sistem perencanaan, peserta juga dilibatkan dalam kunjungan lapangan untuk
memeriksa beberapa proyek pembangunan fasilitas umum yang sedang
berlangsung seperti perpustakaan serta berkunjung ke fasilitas umum di Kota Kochi
seperti rumah pompa dan fasilitas pengelolaan limbah.
Manfaat yang diperoleh Pemerintah Kota Surabaya pada kerjasama ini adalah:
a) Meningkatnya wawasan aparatur Pemerintah Kota Surabaya terkait manajemen
pemerintahan di Kota Kochi;
b) Meningkatkan interaksi diantara masyarakat (people to people contact) dalam
bidang kebudayaan;
c) Terlaksananya promosi potensi pariwisata dan kebudayaan Kota Surabaya dan
diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dari Kota Kochi;
d) Meningkatkan hubungan kerjasama dan memberikan arah terhadap pelaksanaan
kerjasama sehingga dapat bermanfaat bagi kedua kota;
e) Meningkatnya wawasan aparatur Pemerintah Kota Surabaya dalam bidang
pengembangan industri kreatif, penanganan limbah dan pelayanan publik;
f) Meningkatnya wawasan aparatur Pemerintah Kota Surabaya dalam bidang
pelayanan masyarakat yang terintegrasi, pemberdayaan ekonomi lokal serta
strategi perencanaan pembaruan kota.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Monterrey (Meksiko)
Pada Tahun 2018 tidak dilaksanakan kegiatan untuk merealisasikan kerjasama
ini, dikarenakan pelaksanaan tindak lanjut kerjasama dengan Pemerintah Kota
Monterrey harus dilaksanakan melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
Meksiko.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Guangzhou (Tiongkok)
Implementasi kerjasama sister city Surabaya – Guangzhou pada tahun 2018
berupa fasilitasi kegiatan Guangzhou Innovation Session 2018 di Kota Surabaya
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-23
pada tanggal 12 September 2018. Kegiatan ini merupakan rangkaian agenda dari
Konggres UCLG ASPAC ke 7 yang juga diselenggarakan di Kota Surabaya pada
tanggal 10 s/d 15 September 2018. Dalam sesi khusus ini, komite teknis dari the
Guangzhou International Award for Urban Innovation menyeleksi 313 inovasi dari
berbagai kota di dunia sebagai nominasi penerima penghargaan. Dari pertemuan
tersebut dihasilkan 15 kota nominator yang salah satunya adalah Kota Surabaya.
Sebagai kelanjutan kegiatan ini, pada bulan Desember 2018 Kota Surabaya
diundang untuk hadir dalam The Guangzhou 2018 International Conference on
Urban Innovation di Kota Guangzhou untuk memaparkan inovasi yang telah lolos
seleksi. Dan hasilnya Kota Surabaya berhasil mendapatkan penghargaan sebagai
Online Popular City melalui inovasi Bis Surabaya yang menggunakan botol bekas
sebagai pembayaran tiket.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Xiamen (Tiongkok)
Pada tanggal 7 s/d 13 September 2018 delegasi Pemerintah Kota Surabaya
memenuhi undangan dari Pemerintah Kota Xiamen untuk menghadiri CIFIT 2018
(China International Fair for Investment and Trade). Kegiatan ini merupakan
pameran tahunan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Xiamen dengan
tujuan untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan mitra kerjasama Kota
Xiamen serta untuk membahas peluang kerjasama di bidang investasi, ekonomi
dan perdagangan. Delegasi yang dikirimkan beranggotakan lima orang dari Dinas
Penanaman Modal dan PTSP, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perdagangan, Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang serta
Bagian Hukum. Dalam kegiatan kunjungan ke Xiamen, China, delegasi telah
mengikuti berbagai kegiatan kunjungan lapangan dan pertemuan dengan
Pemerintah Kota Xiamen seperti kunjungan ke CIFIT 2018 di Xiamen
International Conference and Exhibition Centre, Duizan Rd Siming District
Xiamen guna melihat secara langsung beberapa venue pameran dan
pengaturan pameran berskala internasional seperti 2018 China Copyright
Investment Exhibition. Delegasi juga mengikuti seminar Xiamen Free Trade Zone
Promotion Seminar: “The Belt and Road”. Peserta dapat mempelajari
pengelolaan Free Trade Zone di Xiamen.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Varna (Bulgaria)
Tidak ada realisasi kerjasama yang dilaksanakan Pemerintah Kota Surabaya
dengan Pemerintah Kota Varna (Bulgaria) pada Tahun 2018.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-24
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu (Jepang)
Realisasi pelaksanaan kerjasama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu (Jepang)
adalah kegiatan:
a) Telah dilaksanakan kunjungan Delegasi Pemerintah Kota Kitakyushu di kota
Surabaya pada tanggal 6-7 Februari 2018, dalam rangka pembahasan
program kerjasama green sister city Surabaya-Kitakyushu terkait Pemanfaatan
Hutan Mangrove untuk Ekowisata di Surabaya dan Kajian Studi
Pengembangan Zona Air Minum Prima (ZAMP) di Daerah Ngagel Tirto, Kota
Surabaya. Dalam kunjungan ini dilaksanakan pertemuan dengan beberapa PD
diantaranya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, Dinas Lingkungan
Hidup, Bappeko, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan Bagian
Administrasi Kerjasama serta PDAM Surya Sembada. Hasil diskusi pertemuan
tersebut terkait review rencana kerjasama kedua kota sekaligus identifikasi
kebutuhan dan prioritas kerjasama di masa mendatang. Selain itu juga
disepakati Proyek kerjasama Surabaya-Kitakyushu sebagai tindak lanjut
kerjasama green sister city yakni Pelestarian Mangrove di Kota Surabaya
dan pembangunan fasilitas pendidikan lingkungan hidup sebagai pusat
ekowisata;
b) Pada tanggal 25-27 Juni 2018 telah dilaksanakan kunjungan delegasi
Pemerintah Kota kitakyushu di kota Surabaya dalam rangka pembahasan
program kerjasama green sister city Surabaya-Kitakyushu terkait Studi
Kelayakan Pengolahan Limbah Medis, Kota Surabaya. Dalam kunjungan ini
dilakukan diskusi terkait review rencana kerjasama kedua kota sekaligus
identifikasi kebutuhan dan prioritas kerjasama di masa mendatang. Proyek
kerjasama Surabaya-Kitakyushu sebagai tindak lanjut kerjasama green sistercity
diusulkan antara lain Studi Kelayakan tentang pengelolaan limbah medis dan
B3 di Kota Surabaya. Untuk itu diperlukan dukungan dan kerjasama dari OPD
terkait seperti Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit, Dinas Lingkungan Hidup
dan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau. Dalam rangka mendukung
implementasi pembangunan pusat pengolahan limbah medis dan B3 di
Surabaya, maka Pemerintah Kota Surabaya telah menyusun rencana peraturan
daerah untuk pengelolaan dan pemilahan limbah medis dan B3 bagi pihak
swasta;
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-25
c) Kota Surabaya mengirimkan delegasi ke kota Kitakyushu, Jepang guna
mempelajari secara langsung proses pengelolaan limbah medis dan rumah
sakit di Kota Kitakyushu serta berkonsultasi mengenai teknologi yang
diperlukan untuk dapat mengembangkan sistem pengelolaan limbah
dimaksud. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-24 maret 2018 dengan
anggota delegasi dari Dinas Kesehatan, RSUD Bhakti Dharma Husada, RSUD
Dr. Mohammad Soewandhie, Dinas Lingkungan Hidup dan Rumah Sakit Islam
A.Yani. Kegiatan kunjungan di Kota Kitakyushu ini dilaksanakan atas dukungan
dari Pemerintah Kota Kitakyushu bersama dengan instansi terkait lainnya di
Kitakyusuhu, yaitu Nishihara Corp, Fujico Co., Ltd., Kyushu Medical, Co.,
Ltd.,Shinryo Corporation serta RS Yamato dan RS Universitas Kesehatan.
Dalam kegiatan kunjungan ke Kitakyushu, delegasi telah mengikuti berbagai
kegiatan kunjungan lapangan dan pertemuan untuk berbagi pengetahuan dan
informasi terkait pengelolaan sampah medis dan B3. Dalam kunjungan tersebut
delegasi Kota Surabaya dapat mempelajari secara langsung proses
pengelolaan limbah medis dan rumah sakit di kota Kitakyushu serta
berkonsultasi mengenai teknologi yang diperlukan untuk dapat
mengembangkan sistem pengelolaan limbah dimaksud. Delegasi Kota
Surabaya juga dapat memperoleh masukan terkait penyusunan studi
kelayakan dan pembangunan infrastruktur pengelolaan limbah medis rumah
sakit di kota Surabaya masa mendatang.
Manfaat yang diperoleh Pemerintah Kota Surabaya pada kerjasama ini adalah:
a) Tersusunnya rencana kerjasama dalam bidang Pelestarian Mangrove di Kota
Surabaya dan Pembangunan fasilitas pendidikan lingkungan hidup sebagai
pusat ekowisata;
b) Meningkatkan wawasan aparatur Pemerintah Kota Surabaya dalam hal
pengembangan sistem pengelolaan lingkungan, pengolahan limbah, pemurnian
air untuk penghematan sumber daya air, serta pengembangan jaringan dan
kemitraan terkait pengolahan limbah.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Liverpool (Inggris)
Realisasi pelaksanaan kerjasama dengan Pemerintah Kota Liverpool (Inggris)
adalah kegiatan:
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-26
a) Kunjungan delegasi Walikota Liverpool ke Kota Surabaya dilaksanakan pada
tanggal 18 sampai dengan 21 Maret 2018 dengan berbagai kegiatan yang
meliputi pertemuan dengan Pemerintah Kota Surabaya dan institusi terkait untuk
penandatanganan MoU kerjasama sister city pada tanggal 19 Maret 2019 serta
pembahasan action plan dalam kerjasama Surabaya-Liverpool dan kunjungan
lapangan. Lokasi kunjungan lapangan delegasi Liverpool diantaranya Command
Center, KORIDOR, UKM Center Siola, Ekowisata Mangrove, Lapangan sepak
bola Tambaksari, Sekolah Luar Biasa dan Liponsos. Selain itu juga dilaksanakan
pertemuan dengan beberapa pihak terkait diantaranya PT. PELINDO III,
beberapa sekolah sepak bola dan KONI;
b) Pada tanggal 27 s/d 30 Juli 2018 telah dilaksanakan kunjungan oleh delegasi
Pemerintah Kota Surabaya ke Kota Liverpool yang dipimpin langsung oleh
Walikota Surabaya dalam rangka tindak lanjut kerjasama. Dalam kunjungan
tersebut, delegasi melakukan pertemuan dengan Pemerintah Liverpool serta
berbagai mitra kerjasama di Kota Liverpool untuk mendiskusikan tentang
implementasi Work Plan kerjasama Sister City di berbagai bidang meliputi
pengembangan ekonomi kreatif, manajemen pelabuhan, pengembangan kota
pintar, serta pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Selain itu juga
dilaksanakan kunjungan lapangan ke Liverpool Vision untuk mempelajari
pembangunan dan penataan Kota Liverpool. Kunjungan selanjutnya ke Mersey
Maritime untuk mempelajari infrastruktur pendukung di sekitar kawasan
pelabuhan dan juga ke St. Vincent’s School serta Liverpool Fashion Hub
yang digagas oleh Wakil Walikota Liverpool untuk membahas implementasi
kegiatan kerjasama di tahun 2018;
c) Sebagai bentuk implementasi tindak lanjut kerjasama di bidang pengembangan
kapasitas SDM, pada tanggal 18 November s/d 3 Desember 2018, Pemerintah
Kota Surabaya mengirimkan delegasi yang terdiri atas 10 atlet sepak bola
U-14 dan U-16 serta 2 orang pelatih dari Kota Surabaya untuk mengikuti
kegiatan pelatihan sepak bola oleh Tranmere Rovers Football Club (TRFC)
di Kota Liverpool. TRFC memiliki kurikulum unik yang mengintegrasikan olahraga
Futsal dan memanfaatkan Futsal sebagai alat pengembangan untuk
mengembangkan pemain muda baik sebagai pemain sepakbola dan sebagai
spesialis Futsal. Melalui kegiatan pelatihan tersebut, delegasi Kota Surabaya
dapat meningkatkan kapasitas dan memperoleh pengetahuan dari pelatih
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-27
klub sepakbola profesional di Inggris terkait pengembangan olahraga sepak
bola dan futsal serta fasilitas pendukung yang diperlukan.
3. Permasalahan dan Solusi
a. Kerjasama Antar Daerah Dalam Negeri
Pada beberapa kerjasama ada yang belum ditetapkan bentuk kegiatannya meskipun
NKB telah ditandatangani. Pemerintah Kota Surabaya terus berkoordinasi terkait kegiatan
yang akan dilakukan dalam rangka tindak lanjut dari NKB yang telah ditandatangani.
Adapun pemerintah antar daerah yang belum ditetapkan kegiatannya, namun secara
keseluruhan untuk kerjasama di bidang teknologi informasi dan komunikasi telah
terlaksana dengan baik. Adapun kerjasama antar pemerintah daerah yang belum
ditetapkan kegiatannya, antara lain Pemerintah Kabupaten Ngada, Pemerintah Kabupaten
Rembang, Pemerintah Kabupaten Kampar, Pemerintah Kabupaten Karo, Pemerintah
Kabupaten Kepahiang, Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Pemerintah Kota Jayapura,
Pemerintah Kota Samarinda, Pemerintah Kota Singkawang, Pemerintah Kota Solok,
Pemerintah Kabupaten Temanggung, dan Pemerintah Kabupaten Lembata.
b. Kerjasama Antar Daerah Luar Negeri
Permasalahan dan solusi terhadap perjanjian kerjasama yang tidak ditindaklanjuti
adalah sebagai berikut:
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Seattle (Amerika Serikat)
Permasalahan yang dilaporkan dalam pelaksanaan kerjasama dengan Pemerintah
Kota Seattle (Amerika Serikat) yaitu dikarenakan Pemerintah Kota Seattle menunjuk
Surabaya Seattle Sister city Association (SSSCA) untuk melaksanakan tindak lanjut
kerjasama. Sementara lembaga tersebut lebih berorientasi pada kegiatan investasi
dan perdagangan. Hal ini menjadi kendala karena kedua bidang tersebut merupakan
wewenang/otoritas pemerintah provinsi.
Hasil evaluasi kerjasama di 2018 diharapkan untuk pertukaran kunjungan delegasi
antara kedua kota ini perlu dilakukan lebih sering agar hasilnya dapat lebih maksimal
di mata masyarakat. Seattle dianggap sebagai tempat terbaik keenam untuk tinggal
di Amerika Serikat, menurut laporan tahunan US News & World Index. Penilaian ini
didasarkan pada tingkat migrasi penduduk, kualitas hidup, dan kesehatan tenaga
kerja.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-28
Solusi terhadap permasalahan kerjasama tersebut adalah:
a. Telah disusun kajian agar kerjasama yang sudah terbentuk dapat diwujudkan
dalam kegiatan yang bermanfaat untuk kedua pihak;
b. Berupaya mendorong pihak swasta agar dapat pro aktif melaksanakan tindak
lanjut kerjasama.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Monterrey (Meksiko)
Permasalahan yang dilaporkan dalam pelaksanaan kerjasama adalah
pelaksanaan tindak lanjut dengan Pemerintah Kota Monterrey harus dilaksanakan
melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Meksiko, serta kurangnya respon
dari Pemerintah Kota Monterrey dalam pelaksanaan tindak lanjut kerjasama sister
city Surabaya-Monterrey. Solusi terhadap permasalahan kerjasama tersebut adalah
dengan menyusun kajian agar kerjasama yang sudah terbentuk dapat diwujudkan
dalam kegiatan yang bermanfaat untuk kedua pihak, serta terus berkoordinasi
dengan Pemerintah Kota Monterrey dan stakeholder yang terlibat agar kerjasama
dapat ditindaklanjuti dengan optimal.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Varna (Bulgaria)
Permasalahan yang dilaporkan dalam pelaksanaan kerjasama adalah kedua
pemerintah daerah belum menyepakati kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka
menindaklanjuti kerjasama sister city yang telah terjalin. Namun demikian, terus
dilakukan koordinasi terkait kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka
implementasi kerjasama yang telah terjalin. Disamping itu, Pemerintah Kota
Surabaya telah menyusun kajian agar kerjasama yang sudah terbentuk dapat
diwujudkan dalam kegiatan yang bermanfaat untuk kedua pihak, salah satu hasil
kajiannya agar kota Surabaya dapat memanfaatkan sister city program ini, karena
banyak potensi yang sebenarnya bisa dikembangkan melalui program sister city ini.
Misalnya di bidang kesehatan, yang ditandai dengan Peringkat Varna yang relatif
baik dalam kategori kesehatan disebabkan oleh akses orang ke dokter atau di
bidang transportasi, dimana Varna adalah pusat transportasi yang penting dan
kepadatan jaringan jalan dan kereta api di distrik lebih tinggi daripada di tingkat
nasional.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Busan (Korea)
Tidak ada permasalahan dalam kerjasama sister city dengan Pemerintah Kota
Busan dikarenakan semua kegiatan telah terlaksana, namun dalam bidang
Manajemen Pelabuhan belum optimal pelaksanaannya, diharapkan kedepannya :
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-29
a. Kerjasama perlu diperluas khususnya dalam bidang pengembangan Pelabuhan,
Busan memiliki potensi yang sangat besar sebagai kota pelabuhan, menjadikan
pelabuhan Busan sebagai benchmark sangat diperlukan dalam meningkatkan
aktivitas bisnis dan ekonomi Kota Surabaya;
b. Perlu adanya sosialisasi Pemerintah Kota Surabaya kepada masyarakat terkait
program sister city melalui media elektronik, cetak, serta pameran produk,
budaya, dan seni;
c. Optimalisasi kerjasama di bidang perdagangan dan ekonomi. Kedua kota
berupaya untuk saling mengembangkan ekonomi yang ada untuk menjadi lebih
baik dengan membuat beberapa perjanjian kerjasama antara kedua kota ini.
Salah satu contohnya adalah kerjasama di industri fashion;
d. Mengoptimalkan Busan Indonesia Center (BIC) yang berfungsi untuk
mengenalkan Indonesia di Busan. BIC tidak hanya berfungsi untuk
mempromosikan budaya dan pariwisata di Indonesia, tetapi juga produk-produk
buatan Indonesia.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kochi (Jepang)
Tidak ada permasalahan dalam kerjasama sister city dengan Pemerintah Kota
Kochi dikarenakan semua kegiatan telah terlaksana, namun dalam bidang Industri
belum optimal pelaksanaannya, padahal Kota Kochi di Jepang memiliki banyak hal
dimana di kota Surabaya masih belum ada. Contohya seperti tingkat sanitasi yang
lebih baik daripada Surabaya, teknologi yang lebih maju, dan juga tata kota yang
lebih baik daripada Surabaya.
Teknologi pembakaran sampah di Jepang termasuk Kochi, merupakan salah
satu yang sangat maju. Oleh karena itu Pemerintah Kota Surabaya melakukan
program kerjasama terhadap Kochi di Jepang dengan harapan akan memberi ilmu
kepada orang-orang Pemerintah Kota Surabaya yang dikirim ke Jepang untuk
mempelajarinya dan bisa memberi masukan dan ide kepada seluruh kinerja di
Pemerintah Kota Surabaya untuk bisa meningkatkan kualitas kota Surabaya. Hal ini
disebabkan karena saat ini Kota Surabaya memerlukan alat-alat yang membantu
sistem pembakaran dan pendauran ulang lebih cepat.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Guangzhou (Tiongkok)
Tidak ada permasalahan dalam kerjasama sister city dengan Pemerintah Kota
Guangzhou dikarenakan semua kegiatan telah terlaksana, namun dalam bidang
manajemen perkotaan, pengembangan dunia usaha, serta pemuda dan olahraga
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-30
belum optimal pelaksanaannya karena belum disepakatinya kegiatan yang akan
dilakukan dalam rangka menindaklanjuti kerjasama sister city yang telah terjalin.
Harapan ke depan untuk meningkatkan kerjasama sister city dengan Pemerintah
Kota Guangzhou antara lain:
a. Menggali potensi kerjasama penataan sungai, dalam rangka menjadikan sungai
di Surabaya sebagai salah satu obyek wisata;
b. Dalam bidang perdagangan, dimana para pengusaha lokal Surabaya dapat
mengikuti pameran dagang di Guangzhou, akan tetapi pihak pemerintah kota
Surabaya hanya berkapasitas sebagai fasilitator. Hal ini disebabkan karena data
atas dampak pameran tersebut terpusat di Pemerintah Provinsi yang bukan
merupakan ranah Pemerintah Kota Surabaya;
c. Aktivitas di bidang pendidikan juga perlu digiatkan dan dijalankan kembali. Selain
dalam konteks beasiswa, Pemerintah Kota Surabaya juga dapat membangun
jaringan dengan Pemerintah Kota Guangzhou dalam bidang pendidikan.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Xiamen (Tiongkok)
Tidak ada permasalahan dalam kerjasama sister city dengan Pemerintah Kota
Guangzhou dikarenakan semua kegiatan telah terlaksana, namun dalam bidang
Pendidikan, Seni, Budaya dan Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga, serta Kesehatan
belum optimal pelaksanaannya karena belum disepakatinya kegiatan yang akan
dilakukan dalam rangka menindaklanjuti kerjasama sister city yang telah terjalin.
Harapan ke depan untuk meningkatkan kerjasama sister city dengan Pemerintah
Kota Guangzhou antara lain:
a. Beberapa bidang yang belum pernah disentuh dan dibahas sebelumnya oleh
Pemerintah Kota Surabaya, tidak hanya pada ekonomi saja, bidang pendidikan
juga perlu dikaji lebih jauh. Seperti aktivitas bidang pendidikan antara Surabaya
dan Xiamen yang dulu pernah dilakukan, Pemerintah Kota Surabaya dapat
mengajak atau menarik beberapa universitas di Xiamen untuk mempromosikan
universitasnya lagi di Surabaya;
b. Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, Xiamen yang mempunyai industri
pelabuhan ternama, perlu di ”benchmark” oleh Surabaya, hal ini dikarenakan
Surabaya juga memiliki potensi untuk mengembangkan kualitas dalam sektor
pelabuhannya. Xiamen dapat dikatakan sudah beberapa langkah di depan
Surabaya dalam sektor pelabuhan ditambah lagi Surabaya dan Xiamen
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-31
mempunyai struktur kota yang mirip (dilihat dari pelabuhannya dan kota yang
mempunyai kawasan manufaktur tersendiri);
c. Beberapa sektor olahraga yang lain seperti sepakbola dan bola basket dapat
lebih diafiliasikan dengan Xiamen, karena bulu tangkis Indonesia sudah
termasuk salah satu yang terbaik dan diakui dunia, sedangkan olahraga yang
lain seharusnya dapat lebih dikembangkan, apalagi China berhasil
mendatangkan beberapa pemain-pemain bola basket dari Amerika yang bisa
mengangkat nama liga China di dunia bola basket internasional.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Kitakyushu (Jepang)
Tidak ada permasalahan dalam kerjasama sister city dengan Pemerintah Kota
Kitakyushu dikarenakan semua kegiatan telah terlaksana.
Kerjasama dengan Pemerintah Kota Liverpool (Inggris)
Tidak ada permasalahan dalam kerjasama sister city dengan Pemerintah Kota
Kitakyushu dikarenakan semua kegiatan telah terlaksana.
B. Kerjasama Daerah Dengan Pihak Ketiga
1. Kebijakan Dan Kegiatan
Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan dan PT. Kereta Api Indonesia.
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4932/436.2.3/2015
tentang Reaktivasi Jalur Kereta Api dalam Kota Surabaya.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 23 September 2015
sampai dengan 23 September 2018.
Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor:
1479A/KOMINFO/DJPPI/HK.03.02/09/2015 dan Nomor: 415.4/4932/436.2.3/2015
tentang penyediaan layanan nomor panggilan tunggal darurat di Kota Surabaya.
Bidang kerjasama yang dilaksanakan adalah penyediaan pusat layanan nomor
panggilan tunggal darurat beserta infrastruktur jaringan telekomunikasi di Surabaya.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 25 September 2015 sampai
dengan 25 September 2016. Kerjasama tersebut diperpanjang sampai dengan 25
September 2020 Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-32
a) Penyediaan nomor tunggal pada layanan panggilan tunggal darurat;
b) Penyediaan ruang pusat layanan nomor panggilan tunggal darurat;
c) Penyediaan perangkat pusat layanan nomor panggilan tunggal darurat dan
jaringan telekomunikasi layanan nomor panggilan tunggal darurat;
d) Penyiapan sumber daya manusia (SDM) dalam layanan nomor panggilan
tunggal darurat;
e) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan layanan nomor panggilan tunggal darurat.
Kerjasama dengan Universitas Indonesia
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/5939/436.2.3/2018
dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat dan penerapan hasil riset;
b) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
c) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia;
d) Penyelenggaraan kegiatan ilmiah, seminar, dan lokakarya yang mendukung
kinerja Pemerintah Kota Surabaya;
e) Penyelenggaraan, pengkajian dan konsultasi serta pengembangan sumber
daya manusia pada kegiatan penyusunan kebijakan dalam penyelenggaraan
Pemerintah Kota Surabaya.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 04 Juli 2018 sampai
dengan 04 Juli 2019.
Kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/1418/436.2.3/2018
tentang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kota
Surabaya. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Penyelenggaraan kegiatan peningkatan dan pengembangan kompetensi
sumber daya manusia;
b) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
c) Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
d) Asistensi dan pendampingan dalam kegiatan penyusunan kebijakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 28 Februari 2018 sampai
dengan 28 Februari 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-33
Kerjasama dengan Universitas Gajah Mada
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/606/436.2.3/2018
dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Penyelenggaraan kegiatan peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber
daya manusia;
b) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
c) Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
d) Asistensi dan pendampingan dalam kegiatan penyusunan kebijakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 25 Januari 2018 sampai
dengan 25 Januari 2019.
Kerjasama dengan Universitas Brawijaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/609/436.2.3/2018 dengan
bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Penyelenggaraan kegiatan peningkatan dan pengembangan kompetensi sumber
daya manusia;
b) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
c) Penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat;
d) Asistensi dan pendampingan dalam kegiatan penyusunan kebijakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 25 Januari 2018 sampai
dengan 25 Januari 2019.
Kerjasama dengan Universitas Airlangga
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2237/436.2.3/2017 dan
Nomor: 415.4/4969/436.2.3/2018 dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan
meliputi:
a) Kesehatan;
b) Ekonomi;
c) Sosial politik;
d) Hukum;
e) Lingkungan hidup;
f) Pertanian;
g) Farmasi;
h) Seni budaya dan pariwisata;
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-34
i) Bidang-bidang lain.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama 3 April 2017 sampai dengan 3
April 2018 dan diperpanjang 4 Juni 2018 sampai dengan 4 Juni 2019.
Kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/605/436.2.3/2018
dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi diantaranya:
a) Pendidikan;
b) Penelitian;
c) Pengkajian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan
ilmu dan teknologi; dan
d) Bidang-bidang lain sesuai dengan kebutuhan yang dipandang relevan oleh para
pihak.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 25 Januari 2018 sampai
dengan 25 Januari 2019.
Kerjasama dengan Universitas Negeri Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/608/436.2.3/2018 dengan
bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Pengembangan sumber daya manusia (SDM);
b) Seni budaya dan pariwisata;
c) Teknologi tepat guna;
d) Kepemudaan dan olahraga;
e) Kependudukan dan lingkungan hidup;
f) Boga dan busana;
g) Pengembangan wilayah;
h) Perekonomian; dan
i) Bidang – bidang lain sesuai dengan kebutuhan yang dipandang relevan oleh para
pihak.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 25 Januari 2018 sampai
dengan 25 Januari 2019.
Kerjasama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/1016/436.2.3/2018
dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Kehidupan beragama;
b) Pendidikan agama; dan
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-35
c) Bidang-bidang lain sesuai dengan kebutuhan yang dipandang relevan oleh para
pihak.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 11 Oktober 2016 sampai
dengan 11 Oktober 2017.
Kerjasama dengan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/8697/436.2.3/2017
dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi diantaranya:
a) Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan
pengabdian masyarakat);
b) Pertanian;
c) Sosial;
d) Lingkungan hidup;
e) Teknologi dan informasi;
f) Kepemudaan dan olahraga.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 28 Juli 2017 sampai
dengan 28 Juli 2018.
Kerjasama dengan Universitas Ciputra Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2470/436.2.3/2018
dengan bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi teknologi pangan dan
kewirausahaan. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 2 April 2018
sampai dengan 2 April 2019.
Kerjasama dengan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/2613/436.2.3/2018
dan PKS Nomor: 415.4/9103/436.2.3/2018 dengan bidang kerjasama yang
dilaksanakan meliputi Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat di
Kota Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 7 September
2018 sampai dengan 7 September 2021.
Kerjasama dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan 415.4/10345/436.2.3/2016 tentang
Pengembangan Kemampuan Sumber Daya Manusia di Bidang Perawatan Pesawat
Terbang. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi diantaranya:
a) Pembentukan kelas AMTO (Approved Maintenance Training Organization);
b) Pelaksanaan program kerja praktek dan magang;
c) Pemanfaatan fasilitas pendidikan dan pelatihan;
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-36
d) Seleksi calon peserta dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan;
e) Penyaluran peserta yang lulus pendidikan dan pelatihan;
f) Bidang-bidang lainnya.
Adapun jangka waktu pelaksanaan 26 Mei 2016 sampai dengan 26 November
2017. Kerjasama tersebut diperpanjang dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/10345/436.2.3/2016 dan Nomor: GMF/PERJ./DC-3229/2016 tentang
pengembangan kemampuan sumber daya manusia di bidang perawatan pesawat
terbang. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi pengembangan kemampuan
sumber daya manusia di bidang perawatan pesawat terbang yang meliputi
pendidikan, pelatihan dan penyaluran peserta yang telah lulus pendidikan dan
pelatihan untuk mengikuti rekrutmen. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama
sejak 19 Oktober 2016 sampai dengan 31 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia III (PERSERO)
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/647/436.2.3/2018
tentang Optimallisasi Potensi Pendapatan Daerah Di Kawasan PT Pelabuhan
Indonesia III (Persero). Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Pelaksanaan koordinasi dengan kerjasama dalam rangka optimallisasi potensi
pendapatan daerah di kawasan lingkungan kerja Pelindo III yang berada di Kota
Surabaya;
b) Pengalokasian program Corporate Social Responsibility Pelindo III, sebagai
dukungan rencana pengembangan kawasan penyangga pelabuhan di Surabaya
Barat dan Surabaya Utara sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c) Pelaksanaan kerjasama dalam kegiatan pengembangan infrastruktur di
lingkungan kerja Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
d) Pembentukan kerjasama antara badan usaha milik daerah Pemerintah Kota
Surabaya dengan Pelindo III sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
e) Pemerintah Kota Surabaya mengupayakan percepatan pelayanan perijinan yang
diajukan oleh Pelindo III dan/atau anak/afiliasi perusahaannya di wilayah kerja
Pemerintah Kota Surabaya dengan tetap berpedoman pada ketentuan yang
berlaku setelah persyaratan dipenuhi secara lengkap dan benar.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 26 Januari 2018 sampai
dengan 26 Januari 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-37
Kerjasama dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 900/12177/436.7.14/2017
tentang penggunaan uang elektronik sebagai alat pembayaran retribusi parkir Di
Kota Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 2 Juni 2017
sampai dengan 2 Juni 2018.
Kerjasama dengan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Realestat Indonesia
Jawa Timur
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/2796/436.2.3/2016
tentang pembangunan konstruksi Jl. Underpass Bundaran Satelit Surabaya (Jl.
Mayjend Sungkono - Jl. HR.Muhammad). Bidang kerjasama yang dilaksanakan
meliputi Pembangunan Konstruksi Jl. Underpass Bundaran Satelit Surabaya (Jl.
Mayjend Sungkono - Jl. HR.Muhammad). Adapun jangka waktu pelaksanaan
kerjasama sejak 26 Januari 2018 sampai dengan 26 Januari 2019.
Kerjasama dengan PT. Bumi Serpong Damai, Tbk
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4470/436.2.3/2018
tentang penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk
pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk Pembangunan
Jalan Lingkar Luar Barat. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei
2018 sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama lainnya ditandatangani dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/8971/436.2.3/2017 tentang pembangunan pos pemadam kebakaran
Lakarsantri Kota Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan 10 Agustus 2017
sampai dengan 10 Agustus 2018.
Kerjasama lainnya ditandatangani dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/11391/436.2.3/2017 tentang pembangunan jalan lingkar luar barat
diatas lahan aset Pemerintah Kota Surabaya. Bidang kerjasama yang dilaksanakan
meliputi pembangunan konstruksi jalan lingkar luar barat di atas lahan aset
Pemerintah Kota Surabaya yang terletak di Kelurahan Lakarsantri, Kecamatan
Lakarsantri. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 17 November 2017
sampai dengan 17 November 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-38
Kerjasama dengan PT. Ciputra Development, Tbk
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/9206/436.2.3/2017
tentang Pembangunan lapangan sepak bola di tanah aset Pemerintah Kota
Surabaya yang terletak di Kelurahan Lakarsantri, Kecamatan Lakarsantri.
Pembangunan lapangan sepak bola ini beserta fasilitas pendukungnya (tribun satu
sisi dan area parkir) oleh PT Ciputra Development, Tbk di atas tanah aset
Pemerintah Kota Surabaya, sesuai dengan perencanaan yang disusun PT Ciputra
Development, Tbk dan disetujui Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pemuda
dan Olah Raga Kota Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak
21 Agustus 2017 sampai dengan 21 Februari 2018.
Kerjasama lainnya ditandatangani dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/4464/436.2.3/2018 tentang penyediaan dan penyerahan prasarana
sarana dan utilitas untuk pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama
yang dilaksanakan meliputi pembangunan jalan lingkar luar barat. Adapun jangka
waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018 sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT. Ciputra Surabaya Padang Golf
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4465/436.2.3/2018
tentang penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk
pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk pembangunan jalan
lingkar luar barat. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018
sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT. Citra Bahagia Elok
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS nomor: 415.4/4468/436.2.3/2018
tentang penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk
pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk pembangunan jalan
lingkar luar barat. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018
sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT. Galaxy Citraperdana
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4469/436.2.3/2018
tentang penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk
pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk pembangunan jalan
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-39
lingkar luar barat. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018
sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT. Mitrakarya Multiguna
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4471/436.2.3/2018
tentang penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk
pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk pembangunan jalan
lingkar luar barat. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018
sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT. Subur Hijau Jaya Makmur
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4466/436.2.3/2018
tentang penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk
pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk pembangunan jalan
lingkar luar barat. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018
sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT. Taman Citra Surya Hijau
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4467/436.2.3/2018
tentang penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk
pembangunan jalan lingkar luar barat. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi
penyediaan dan penyerahan prasarana sarana dan utilitas untuk pembangunan jalan
lingkar luar barat. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018
sampai dengan 22 Mei 2019.
Kerjasama dengan PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/6293/436.2.3/2018
tentang peningkatan fasilitas pelayanan publik di Kota Surabaya. Bidang kerjasama
yang dilaksanakan meliputi pemberian fasilitas pelayanan publik di Kota Surabaya
berupa 2 (dua) unit kendaraan bus tingkat untuk pelayanan publik. Adapun jangka
waktu pelaksanaan kerjasama sejak 12 Juli 2018 sampai dengan 12 Juli 2019.
Kerjasama dengan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/5612/436.2.3/2018
tentang Kerjasama di bidang teknologi dan informasi. Adapun jangka waktu
pelaksanaan kerjasama sejak 12 Juni 2018 sampai dengan 12 Juni 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-40
Kerjasama lainnya dilaksanakan dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/11204/436.2.3/2017 tentang pemanfaatan akses data kependudukan
di Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan 10 November 2017 sampai dengan
10 November 2020.
Kerjasama dengan PT. Pelindo Daya Sejahtera
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/9275/436.2.3/2017
tentang pengembangan kualitas sumber daya manusia dan penyerapan tenaga kerja
di Kota Surabaya oleh PT. Pelindo Daya Sejahtera. Adapun jangka waktu
pelaksanaan kerjasama sejak 23 Agustus 2017 sampai dengan 23 Agustus 2020.
Kerjasama dengan PT. Telekomunikasi Selular dan Badan Pengembangan dan
Pengelolaan Usaha (BPPU) Institut Sepuluh Nopember (ITS)
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/2009/436.2.3/2017
tentang pengembangan, pembuatan, penyerahan dan pengoperasian perahu wisata
yang digerakkan kincir air dan berteknologi panel surya. Adapun jangka waktu
pelaksanaan kerjasama sejak 23 Maret 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Kerjasama dengan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/8698/436.3.2/2017
Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a) Pendidikan dan pelatihan;
b) Pengembangan energi terbarukan;
c) Teknologi tepat guna.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 28 Juli 2017 sampai
dengan 28 Juli 2018.
Kerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/3948/436.3.2/2017
tentang pengembangan data dan informasi pembangunan. Adapun jangka waktu
pelaksanaan kerjasama sejak 15 Juni 2017 sampai dengan 15 Juni 2018 dan
diperpanjang sampai dengan 28 Juni 2019 dengan Nomor: 415.4/5610/436.2.3/2018
tentang pengembangan data dan informasi pembangunan.
Kerjasama dengan Kantor Pertanahan Kota Surabaya I
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/10517/436.3.2/2017
tentang pemanfaatan bersama data pertanahan dan perpajakan daerah. Adapun
jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 12 Oktober 2017 sampai dengan 12
Oktober 2018.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-41
Kerjasama lainnya dilaksanakan dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/10418/436.2.3/2018 tentang integrasi data pertanahan dengan data
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Data Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) di Kota Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan
05 Oktober 2018 sampai dengan 05 Oktober 2019.
Kerjasama lainnya dilaksanakan dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/10420/436.2.3/2018 tentang integrasi data pertanahan dengan data
tata ruang dan data Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Surabaya. Adapun
jangka waktu pelaksanaan 05 Oktober 2018 sampai dengan 05 Oktober 2019.
Kerjasama dengan Kantor Pertanahan Kota Surabaya II
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/10518/436.3.2/2017
tentang pemanfaatan bersama data pertanahan dan perpajakan daerah. Adapun
jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 12 Oktober 2017 sampai dengan
12 Oktober 2018.
Kerjasama lainnya dilaksanakan dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/10419/436.2.3/2018 tentang integrasi data pertanahan dengan data
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Data Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) di Kota Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan
05 Oktober 2018 sampai dengan 05 Oktober 2019.
Kerjasama lainnya dilaksanakan dengan dasar PKS
Nomor: 415.4/10421/436.2.3/2018 tentang integrasi data pertanahan dengan data
tata ruang dan data Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di Kota Surabaya. Adapun
jangka waktu pelaksanaan 05 Oktober 2018 sampai dengan 05 Oktober 2019.
Kerjasama dengan Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I, Perusahaan Daerah Air Minum Surya
Sembada Kota Surabaya dan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/10346/436.3.2/2017
dan Nomor: 415.4/11188/436.2.3/2017 tentang pelayanan perizinan terpadu berupa
Mall Pelayanan Publik oleh para pihak di Gedung Tunjungan Center, Jalan
Tunjungan nomor 1-3 Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak
06 Oktober 2017 sampai dengan 10 November 2018.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-42
Kerjasama dengan Politeknik Penerbangan Surabaya, PT. Garuda Maintenance
Facility Aero Asia dan PT. Dutagaruda Piranti Prima
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/9896/436.2.3/2017
tentang pengembangan sumber daya manusia pada bidang aircraft technical
assistant. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 16 September 2017
sampai dengan 16 September 2020.
Kerjasama dengan PT. Pembangkitan Jawa Bali dan Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/10722/436.2.3/2017
tentang kerjasama pengembangan energi baru terbarukan dan teknologi ramah
lingkungan di Kota Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 23
Oktober 2017 sampai dengan 23 Oktober 2018.
Kerjasama dengan PT. Citilink Indonesia
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/9807/436.2.3/2017
tentang pemanfaatan dan pemberdayaan potensi daerah binaan Pemerintah Kota
Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 14 September 2017
sampai dengan 14 September 2020. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a. Perekrutan putra/putri didik Pemerintah Kota Surabaya sebagai penerbang atau
awak kabin flight attendant pada maskapai PT Citilink Indonesia;
b. Penjualan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) binaan Pemerintah
Kota Surabaya pada maskapai penerbangan Citilink sebagai bagian dari sales
on board (SOB);
b. Promosi dan pemasaran (joint promotion) dalam acara dan kegiatan yang
diselenggarakan dan/atau yang didukung PARA PIHAK.
Kerjasama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia dan Yayasan Kebun Raya Indonesia
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/3783/436.2.3/2018
tentang pembangunan, pengembangan dan pengelolaan Kebun Raya Mangrove
Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 29 April 2018 sampai
dengan 29 April 2023. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a. Pembangunan, pengembangan dan pengelolaan Kebun Raya Mangrove
Surabaya serta penelitian dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan di
kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya;
b. Penyediaan koleksi dan pendayagunaan tumbuhan mangrove.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-43
Kerjasama dengan Politeknik Penerbangan Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/9799/436.2.3/2018
tentang pengembangan sumber daya manusia. Adapun jangka waktu pelaksanaan
kerjasama sejak 21 September 2018 sampai dengan 21 September 2019.
Kerjasama dengan Universitas dr. Soetomo
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/9723/436.2.3/2018
tentang pengembangan sumber daya manusia bagi warga Kota Surabaya yang
berprestasi. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 20 September 2018
sampai dengan 20 September 2019.
Kerjasama dengan STIKES Katolik ST Vincentius A.Paulo Surabaya
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan PKS Nomor: 415.4/4450/436.2.3/2018
tentang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Kota
Surabaya. Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 22 Mei 2018 sampai
dengan 22 Mei 2021. Bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi:
a. Pendidikan dan pengajaran dalam bentuk kegiatan praktik klinik bagi mahasiswa
di puskesmas milik Pemerintah Kota Surabaya meliputi pengkajian pasien,
penegakan diagnosa, pembuatan perencanaan, pelaksanaan tindakan atau
pelayanan, evaluasi, analisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata klinik;
b. Penelitian bagi mahasiswa dan dosen dalam bentuk izin pengambilan data untuk
membantu mengidentifikasi dan mencari solusi atas masalah kesehatan
masyarakat di Kota Surabaya;
c. Pengabdian masyarakat dalam bentuk izin untuk melakukan praktik lapangan di
wilayah hukum Pemerintah Kota Surabaya melalui pemberdayaan masyarakat
atau penyuluhan dalam program perilaku hidup bersih dan sehat.
Kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan
Kerjasama dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan pelayanan kesehatan
program jaminan kecelakaan kerja bagi peserta BPJS ketenagakerjaan pada
puskesmas di Kota Surabaya, berdasarkan:
a. PKS Nomor: 440/278651/436.7.2/2018 tentang pelaksanaan pelayanan
kesehatan program jaminan kecelakaan kerja bagi peserta BPJS
ketenagakerjaan pada puskesmas di Kota Surabaya (BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Surabaya Darmo);
b. PKS Nomor: 440/278641/436.7.2/2018 tentang pelaksanaan pelayanan
kesehatan program jaminan kecelakaan kerja bagi peserta BPJS
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-44
ketenagakerjaan pada puskesmas di Kota Surabaya (BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Surabaya Karimunjawa);
c. PKS Nomor: 440/278661/436.7.2/2018 tentang pelaksanaan pelayanan
kesehatan program jaminan kecelakaan kerja bagi peserta BPJS
ketenagakerjaan pada puskesmas di Kota Surabaya (BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Surabaya Rungkut);
d. PKS Nomor: 440/278631/436.7.2/2018 tentang pelaksanaan pelayanan
kesehatan program jaminan kecelakaan kerja bagi peserta BPJS
ketenagakerjaan pada puskesmas di Kota Surabaya (BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Surabaya Tanjung Perak).
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 01 Oktober 2018 sampai
dengan 31 Desember 2018.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
Perhubungan dan PT. Kereta Api Indonesia.
Realisasi kerjasama melalui kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dalam
rangka reaktivasi jalur kereta api dalam Kota Surabaya dengan menggunakan moda
trem pada koridor utara-selatan. Proses sosialisasi ini juga didukung dan difasilitasi
oleh PT. KAI. Selain melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, proses
penertiban lahan untuk pembangunan prasarana serta fasilitas pendukung moda
trem juga telah dimulai. Penertiban dan/atau pembebasan lahan tersebut
dilaksanakan di sepanjang jalur kereta api, depo kereta, persimpangan, stasiun
utama, halte/shelter, park and ride dan fasilitas pendukung angkutan trem lainnya.
Selain itu, Pemerintah Kota Surabaya juga turut melakukan pemeliharaan terhadap
fasilitas park and ride yang telah dibangun.
Kerjasama dengan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Realisasi kerjasama melalui kegiatan penyediaan, pemeliharaan dan
peningkatan layanan nomor panggilan tunggal darurat yang disebut dengan
command center di Kota Surabaya. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan tersebut
adalah sampai dengan tanggal 25 September 2020.
Kerjasama dengan Universitas Indonesia
Tidak ada realisasi kegiatan untuk melaksanakan perjanjian kerjasama
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-45
Kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung
Tidak ada realisasi kegiatan untuk melaksanakan perjanjian kerjasama
Kerjasama dengan Universitas Gajah Mada
Realisasi kerjasama melalui kegiatan penelitian dan magang mahasiswa UGM
di kantor-kantor Dinas Pemerintah Kota Surabaya.
Kerjasama dengan Universitas Airlangga
Realisasi kerjasama dengan Universitas Airlangga meliputi beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a. Akademisi Universitas Airlangga sebagai narasumber teknis dalam proses
perumusan kebijakan dan program pembangunan Kota Surabaya seperti di
beberapa perangkat daerah diantaranya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka
Hijau, Dinas Lingkungan Hidup, Bagian Hukum, dll;
b. Kerjasama dengan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Psikologi Terapan
(LP3T) Universitas Airlangga untuk melakukan seleksi psikotest bagi calon
delegasi kepala sekolah dan guru tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah
Pertama di Kota Surabaya yang mengikuti pelatihan di luar negeri;
c. Badan Kepegawaian dan Diklat bekerjasama dengan Laboratorium
Pengembangan Manajemen dan Bisnis (LPMB) Universitas Airlangga dalam
pelaksanaan evaluasi grading perangkat daerah untuk menentukan tingkat kinerja
masing-masing OPD;
d. Pelaksanaan program Campus Social Responsibility berupa kegiatan
pendampingan kepada anak bermasalah sosial khususnya anak putus sekolah
dan rentan putus sekolah oleh mahasiswa dari beberapa universitas di Kota
Surabaya termasuk Universitas Airlangga. Dalam program ini, mahasiswa sebagai
kakak pendamping melakukan upaya mengembalikan adik asuh kembali
bersekolah dan membantu penyelesaian permasalahan adik asuh dan
keluarganya seperti misalnya administrasi kependudukan, kesehatan, peningkatan
taraf hidup melalui usaha ekonomi kreatif, dan pemberian motivasi;
e. Program beasiswa bagi mahasiswa Universitas Airlangga yang berprestasi dari
keluarga tidak mampu yang merupakan warga Kota Surabaya. Beasiswa tersebut
diperuntukkan bagi pembiayaan SPP/UKT, bantuan perkuliahan dan biaya
transportasi;
f. Program rumah sakit pendidikan di dua rumah sakit umum daerah milik
Pemerintah Kota Surabaya yaitu RSUD dr. Mohamad Soewandhie dan RSUD
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-46
Bhakti Dharma Husada. Pada periode tahun 2018 telah dilaksanakan kegiatan
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh Dokter Muda dan
Program Pendidikan Dokter Spesialis Universitas Airlangga. Selain itu, juga
dilaksanakan praktik magang dan penelitian oleh mahasiswa dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga;
g. Program magang bagi mahasiswa Universitas Airlangga dari semua fakultas
selama periode tahun 2018, sejumlah mahasiswa melaksanakan magang di
beberapa PD Kota Surabaya diantaranya Dinas Kesehatan, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata, Bagian Hubungan Masyarakat, Bagian Administrasi Kerjasama,
dll.
Kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Realisasi kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember meliputi
beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Akademisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai narasumber teknis
dalam proses perumusan kebijakan dan program pembangunan Kota Surabaya.
Selama periode tahun 2018, para akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh
Nopember menjadi narasumber teknis di beberapa perangkat daerah diantaranya
Badan Perencanaan Pembangunan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Dinas Pekerjaaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang, Dinas Kebersihan dan
Ruang Terbuka Hijau, dll;
b. Kerjasama dengan UPT Bahasa dan Budaya ITS untuk untuk melakukan seleksi
tes TOEFL bagi calon delegasi kepala sekolah dan guru tingkat sekolah dasar dan
sekolah menengah pertama di Kota Surabaya yang mengikuti pelatihan di luar
negeri;
c. Program beasiswa bagi mahasiswa ITS yang berprestasi dari keluarga tidak
mampu yang merupakan warga Kota Surabaya. Beasiswa tersebut diperuntukkan
bagi pembiayaan SPP/UKT, bantuan perkuliahan dan biaya transportasi.
Kerjasama dengan Universitas Negeri Surabaya
Realisasi kerjasama Universitas Negeri Surabaya meliputi beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a. Penyediaan beasiswa bagi guru tingkat sekolah dasar di Kota Surabaya untuk
menempuh pendidikan jenjang S-2 di Universitas Negeri Surabaya selama 4
semester;
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-47
b. Akademisi Universitas Negeri Surabaya sebagai narasumber teknis dalam proses
perumusan kebijakan dan program pembangunan Kota Surabaya. Selama periode
tahun 2018, para akademisi dari Universitas Negeri Surabaya menjadi
narasumber teknis di beberapa perangkat daerah diantaranya Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan, Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau, Dinas
Pendidikan, dll;
c. Pelaksanaan program Campus Social Responsibility berupa kegiatan
pendampingan kepada anak bermasalah sosial khususnya anak putus sekolah
dan rentan putus sekolah oleh mahasiswa dari beberapa universitas di Kota
Surabaya termasuk Universitas Negeri Surabaya. Dalam Program ini, mahasiswa
sebagai kakak pendamping melakukan upaya mengembalikan adik asuh kembali
bersekolah dan membantu penyelesaian permasalahan adik asuh dan
keluarganya seperti misalnya administrasi kependudukan, kesehatan, peningkatan
taraf hidup melalui usaha ekonomi kreatif, dan pemberian motivasi;
d. Program beasiswa bagi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang berprestasi
dari keluarga tidak mampu yang merupakan warga Kota Surabaya. Beasiswa
tersebut diperuntukkan bagi pembiayaan SPP/UKT, bantuan perkuliahan dan
biaya transportasi.
Kerjasama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Realisasi kerjasama Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya meliputi
beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan program Campus Social Responsibility berupa kegiatan
pendampingan kepada anak bermasalah sosial khususnya anak putus sekolah
dan rentan putus sekolah oleh mahasiswa dari beberapa universitas di Kota
Surabaya termasuk UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam Program ini, mahasiswa
sebagai kakak pendamping melakukan upaya mengembalikan adik asuh kembali
bersekolah dan membantu penyelesaian permasalahan adik asuh dan
keluarganya seperti misalnya administrasi kependudukan, kesehatan, peningkatan
taraf hidup melalui usaha ekonomi kreatif dan pemberian motivasi;
b. Program beasiswa bagi mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya yang berprestasi
dari keluarga tidak mampu yang merupakan warga Kota Surabaya. Beasiswa
tersebut diperuntukkan bagi pembiayaan SPP/UKT, bantuan perkuliahan dan
biaya transportasi.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-48
Kerjasama dengan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur
Realisasi kerjasama Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Program beasiswa bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
yang berprestasi dari keluarga tidak mampu yang merupakan warga Kota
Surabaya. Beasiswa tersebut diperuntukkan bagi pembiayaan SPP/UKT, bantuan
perkuliahan dan biaya transportasi;
b. Program magang bagi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
dari semua fakultas selama periode Januari-Juni 2017, sejumlah mahasiswa
melaksanakan magang di beberapa OPD Kota Surabaya, salah satunya di Bagian
Hubungan Masyarakat.
Kerjasama dengan Universitas Ciputra Surabaya
Tidak ada realisasi kegiatan untuk melaksanakan perjanjian kerjasama
Kerjasama dengan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Realisasi kerjasama Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:
a. Pendidikan dan pengajaran dalam bentuk kegiatan praktik klinik bagi mahasiswa
di Puskesmas milik Pemerintah Kota Surabaya meliputi pengkajian pasien,
penegakan diagnosa, pembuatan perencanaan, pelaksanaan tindakan atau
pelayanan, evaluasi, analisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata klinik;
b. Penelitian bagi mahasiswa dan dosen dalam bentuk izin pengambilan data untuk
membantu mengidentifikasi dan mencari solusi atas masalah kesehatan
masyarakat di Kota Surabaya;
c. Pengabdian masyarakat dalam bentuk izin untuk melakukan praktik lapangan di
wilayah hukum Pemerintah Kota Surabaya melalui pemberdayaan masyarakat
atau penyuluhan dalam program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Kerjasama dengan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII
Realisasi kerjasama Kopertis Wilayah VII meliputi beberapa kegiatan sebagai
berikut:
a. Dukungan terhadap pelaksanaan tugas perangkat daerah di lingkungan
Pemerintah Kota Surabaya melalui program magang mahasiswa;
b. Dukungan terhadap pembangunan Kota Surabaya melalui masukan dan
rekomendasi para akademisi melalui asistensi dan pendampingan terhadap
penyusunan kebijakan.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-49
Kerjasama dengan PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia
Realisasi kerjasama dengan PT. Garuda Maintenance Facility Aero Asia
melalui pemberian beasiswa bersama Dinas Sosial kepada siswa berprestasi dari
keluarga miskin untuk mengikuti pendidikan Basic Aircraft Structure di Akademi
Teknik dan Keselamatan Penerbang (ATKP) Surabaya. Setelah dinyatakan lulus,
peserta akan dipekerjakan di GMF Aero Asia (ikatan dinas selama 5 tahun) untuk
mengisi beberapa posisi, seperti teknisi pesawat atau ground staff yang bertugas
mengatur aktivitas penerbangan di bandara.
Kerjasama dengan PT. Pelabuhan Indonesia III (PERSERO)
Realisasi kerjasama PT. Pelabuhan Indonesia III meliputi beberapa kegiatan
sebagai berikut:
a) Pengalokasian Program CSR PT. Pelindo III sebagai dukungan rencana
pengembangan kawasan penyangga pelabuhan di Surabaya Barat dan Surabaya
Utara sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui revitalisasi kawasan sekitar
Kalimas;
b) Bantuan alat berat dan pompa banjir dari PT. Pelindo III yang digunakan untuk
normallisasi muara sungai, utamanya di sekitar wilayah kerja PT Pelabuhan
Indonesia III, meliputi Sungai Kali Lamong, Sungai Sememi, Sungai Kandangan,
dll;
c) Pengembangan infrastruktur di lingkungan kerja Pemerintah Kota Surabaya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
d) Pengembangan jaringan jalan (berupa flyover) sebagai akses masuk Terminal
Teluk Lamong;
e) Perbaikan dan peningkatan sistem jaringan drainase di Kawasan Pelabuhan
Tanjung Perak;
f) Pembentukan kerjasama antara BUMD Pemerintah Kota Surabaya dengan PT.
Pelindo III (Persero);
g) Pendataan objek pajak baru di kawasan PT. Pelindo III;
h) Penarikan PBB Perairan, Dermaga, dan ZNT pada wilayah kerja PT. Pelindo III
(Persero).
Kerjasama dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Realisasi kerjasama melalui penyediaan kartu pelajar yang terintegrasi dengan
layanan perbankan.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-50
Kerjasama dengan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Realestat Indonesia
(DPD REI) Jawa Timur
Realisasi kerjasama melalui pembangunan Jalan Underpass Bundaran Satelit
Surabaya (Jalan Mayjend Sungkono - Jalan HR. Muhammad) yang dilaksanakan
bulan November 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Bumi Serpong Damai, Tbk.
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Bumi Serpong Damai, Tbk. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah
bulan Januari 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Ciputra Development, Tbk
Realisasi kerjasama melalui pembangunan lapangan sepak bola beserta
fasilitas pendukungnya (tribun satu sisi dan area parkir) di atas tanah aset
Pemerintah Kota Surabaya, sesuai dengan perencanaan yang disusun PT Ciputra
Development, Tbk dan disetujui Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pemuda
dan Olah Raga Kota Surabaya. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah 21
Agustus 2017 sampai dengan 21 Februari 2018.
Kerjasama dengan PT. Ciputra Surabaya Padang Golf
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Ciputra Surabaya Padang Golf. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut
adalah bulan Januari 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Ciputra Surya, Tbk
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Ciputra Surya, Tbk. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah bulan
Januari 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Citra Bahagia Elok
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Citra Bahagia Elok. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah bulan
Januari 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Galaxy Citra Perdana
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Galaxy Citraperdana. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah bulan
Januari 2016 sampai dengan sekarang.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-51
Kerjasama dengan PT. Mitrakarya Multiguna
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Mitrakarya Multiguna. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah bulan
Januari 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Subur Hijau Jaya Makmur
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Subur Hijau Jaya Makmur. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah
bulan Januari 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Taman Citra Surya Hijau
Realisasi kerjasama melalui Pembangunan Jalan Lingkar Luar Barat di lahan
milik PT. Taman Citra Surya Hijau. Waktu pelaksanaan kegiatan tersebut adalah
bulan Januari 2016 sampai dengan sekarang.
Kerjasama dengan PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
Realisasi kerjasama melalui pemberian fasilitas pelayanan publik di Kota
Surabaya berupa 2 (dua) unit kendaraan bus tingkat untuk pelayanan publik dengan
waktu pelaksanaan kegiatan 12 Juli 2018 sampai dengan 12 Juli 2019.
Kerjasama dengan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya
Realisasi kerjasama dilakukan melalui integrasi sistem aplikasi pendaftaran
pelanggan PDAM pada aplikasi eKios dan SSW milik Pemerintah Kota Surabaya dan
Pemanfaatan Jaringan Fiber Optic milik Pemerintah Kota Surabaya oleh PDAM
untuk komunikasi data dengan waktu pelaksanaan kegiatan 28 Juni 2018 sampai
dengan 28 Juni 2019 serta optimalisasi pelayanan PDAM Surya Sembada kepada
masyarakat Kota Surabaya, yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 2017
sampai dengan 10 November 2020.
Kerjasama dengan PT. Pelindo Daya Sejahtera
Realisasi kerjasama dilakukan melalui peningkatan kualitas sumber daya
manusia warga Kota Surabaya yang lolos seleksi melalui kegiatan pendidikan
dan pelatihan yang diselenggarakan. Selain itu juga dilaksanakan proses
penerimaan tenaga kerja warga Kota Surabaya oleh PT PDS, dengan waktu
pelaksanaan kegiatan 23 Agustus 2017 sampai dengan 23 Agustus 2020.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-52
Kerjasama dengan PT. Telekomunikasi Selular dan Badan Pengembangan dan
Pengelolaan Usaha (BPPU) Institut Sepuluh Nopember (ITS)
Realisasi kerjasama dilakukan melalui pengembangan, pembuatan,
penyerahan dan pengoperasian 1 (satu) buah perahu wisata yang digerakkan kincir
air dan berteknologi panel surya beserta kelengkapannya sesuai dengan desain dan
spesifikasi teknis yang telah disetujui para pihak. Waktu pelaksanaan kegiatan yaitu
bulan Maret 2017 sampai dengan Mei 2018.
Kerjasama dengan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Realisasi kerjasama dilakukan melalui pemberdayaan potensi kota Surabaya
secara terpadu guna memperlancar pelaksanaan pembangunan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Surabaya.
Kerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota Surabaya
Realisasi kerjasama dilakukan melalui peningkatan dan penyempurnaan
kualitas pengelolaan data oleh BPS guna memperoleh data statistik yang akan
dijadikan sebagai bahan analisa dan evaluasi berbagai program pembangunan
daerah dan sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh Pemerintah Kota
Surabaya.
Kerjasama dengan Kantor Pertanahan Kota Surabaya I
Realisasi kerjasama dilakukan melalui integrasi data antara pertanahan dan
perpajakan di lingkup Kota Surabaya, dengan harapan agar dapat segera diketahui
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi Bangunan
(PBB) apabila subjek pajaknya sudah ganti, serta Integrasi data pertanahan dengan
Data Tata Ruang dan Data Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Kerjasama dengan Kantor Pertanahan Kota Surabaya II
Realisasi kerjasama dilakukan melalui integrasi data antara pertanahan dan
perpajakan di lingkup kota Surabaya. dengan harapan agar dapat segera diketahui
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi Bangunan
(PBB) apabila subjek pajaknya sudah ganti, serta Integrasi data pertanahan dengan
Data Tata Ruang dan Data Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Kerjasama dengan Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak Jawa Timur I, Perusahaan Daerah Air Minum Surya
Sembada Kota Surabaya dan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya
Realisasi kerjasama dilakukan melalui peresmian mall pelayanan publik pada
tanggal 6 Oktober 2017 sampai dengan sekarang sebagai bentuk sinergi antara
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-53
Pemerintah Kota Surabaya dengan instansi layanan publik lainnya. Dibuatnya mall
tersebut untuk memudahkan masyarakat surabaya dalam mengurusi berbagai
perizinan.
Kerjasama dengan Politeknik Penerbangan Surabaya, PT. Garuda Maintenance
Facility Aero Asia dan PT. Dutagaruda Piranti Prima
Realisasi kerjasama dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia
pada bidang aircraft technical assistant yang dilaksanakan pada tanggal 16
September 2017 sampai dengan 16 September 2020.
Kerjasama dengan PT. Pembangkitan Jawa Bali dan Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
Realisasi kerjasama dilakukan melalui pengembangan energi listrik yang ramah
lingkungan melalui pembuatan solar panel oleh SDM dari ITS di beberapa lahan milik
Pemerintah Kota Surabaya. Dalam kerjasama tersebut, Pemerintah Kota Surabaya
bertugas menyediakan lahan, kemudian PT PJB yang melakukan pembangunan
solar panel, termasuk di dalamnya pendanaan dan take over. Lalu, ITS menyiapkan
dari sisi engineering. Selain solar panel, PT PJB akan memanfaatkan potensi EBT
lainnya yang dimiliki Kota Surabaya seperti aliran sungai. Para pihak akan
mensinergikan potensi di bidang akademik, bisnis dan pemerintahan untuk
mengembangkan EBT dan teknologi ramah lingkungan di Surabaya. Salah satu
program yang akan dikembangkan yaitu pengembangan pembangkit listrik energi
terbarukan (baik skala kecil, menengah dan besar). Selain itu akan dikembangkan
juga kendaraan listrik dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU).
Kerjasama dengan PT. Citilink Indonesia
Realisasi kerjasama dilakukan melalui perekrutan putra/putri didik Pemerintah
Kota Surabaya sebagai penerbang atau awak kabin (flight attendant) pada maskapai
PT. Citilink Indonesia serta penjualan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
binaan Pemerintah Kota Surabaya pada maskapai penerbangan Citilink sebagai
bagian dari sales on board (SOB).
Kerjasama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia dan Yayasan Kebun Raya Indonesia
Realisasi Kerjasama dilaksanakan melalui Pembangunan, Pengembangan dan
Pengelolaan Kebun Raya Mangrove Surabaya serta penelitian dan pemanfaatan
sumber daya alam dan lingkungan di kawasan Kebun Raya Mangrove Surabaya,
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-54
serta Penyediaan koleksi dan pendayagunaan tumbuhan mangrove, dengan jangka
waktu 29 April 2018 sampai dengan 29 April 2023
Kerjasama dengan Politeknik Penerbangan Surabaya
Realisasi Kerjasama dilaksanakan melalui Pengembangan Sumber Daya
Manusia, dengan jangka waktu 21 September 2018 sampai dengan 21 September
2019.
Kerjasama dengan Universitas dr. Soetomo
Realisasi Kerjasama dilaksanakan melalui Pengembangan Sumber Daya
Manusia bagi warga Kota Surabaya yang berprestasi, dengan jangka waktu 20
September 2018 sampai dengan 20 September 2019.
Kerjasama dengan STIKES Katolik ST Vincentius A.Paulo Surabaya
Realisasi kerjasama dilaksanakan meliputi pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat di Kota Surabaya, melalui pendidikan dan
pengajaran dalam bentuk kegiatan praktik klinik bagi Mahasiswa di Puskesmas milik
Pemerintah Kota Surabaya, penelitian bagi mahasiswa dan dosen dalam bentuk izin
pengambilan data untuk membantu mengidentifikasi dan mencari solusi atas
masalah kesehatan masyarakat di Kota Surabaya serta pengabdian masyarakat
dalam bentuk izin untuk melakukan praktik lapangan di wilayah hukum Pemerintah
Kota Surabaya melalui pemberdayaan masyarakat atau penyuluhan dalam program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan
Realisasi kerjasama dilaksanakan dalam rangka Pelaksanaan Pelayanan
Kesehatan Program Jaminan Kecelakaan Kerja Bagi Peserta BPJS Ketenagakerjaan
pada Puskesmas di Kota Surabaya, baik di BPJS ketenagakerjaan cabang Surabaya
Darmo, Karimun Jawa, Rungkut, dan Tanjung Perak, dengan jangka waktu
pelaksanaan kerjasama sejak 01 Oktober 2018 sampai dengan 31 Desember 2018.
3. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan dan solusi terhadap perjanjian kerjasama yang tidak
ditindaklanjuti adalah sebagai berikut:
Kerjasama dengan Universitas Indonesia
Permasalahan yang dilaporkan dalam pelaksanaan kerjasama adalah belum
dilaksanakannya tindak lanjut kerjasama dengan Universitas Indonesia oleh
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-55
Organisasi Perangkat Daerah terkait. Solusi terhadap permasalahan kerjasama
tersebut adalah dilakukan koordinasi terkait kegiatan yang akan dilakukan dalam
rangka tindak lanjut dari NKB yang telah ditandatangani.
Kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung
Permasalahan yang dilaporkan dalam pelaksanaan kerjasama adalah belum
dilaksanakannya tindak lanjut kerjasama dengan Institut Teknologi Bandung oleh
Organisasi Perangkat Daerah terkait. Solusi terhadap permasalahan kerjasama
tersebut adalah melakukan koordinasi terkait kegiatan yang akan dilakukan dalam
rangka tindak lanjut dari NKB yang telah ditandatangani
Kerjasama dengan Universitas Ciputra Surabaya
Permasalahan yang dilaporkan dalam pelaksanaan kerjasama adalah belum
dilaksanakannya tindak lanjut kerjasama dengan Universitas Ciputra Surabaya oleh
Organisasi Perangkat Daerah terkait. Solusi terhadap permasalahan kerjasama
tersebut adalah melakukan koordinasi terkait kegiatan yang akan dilakukan dalam
rangka tindak lanjut dari NKB yang telah ditandatangani
C. Koordinasi Dengan Instansi Vertikal di Daerah
1. Kebijakan Dan Kegiatan
Kerjasama dengan Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Propinsi Jawa Timur.
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/8817/436.3.2/2017
tentang Pengembangan Manajemen Pemerintah Daerah. Bidang kerjasama yang
dilaksanakan tidak terbatas pada sosialisasi, bimbingan teknis, pendidikan dan
pelatihan, asistensi/pendampingan, audit, review, monitoring dan evaluasi pada:
a) Pengelolaan keuangan dan aset daerah;
b) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
c) Pencegahan dan pengendalian kecurangan/Fraud Control Plan (FCP);
d) Penerapan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 3 Agustus 2017 sampai
dengan 3 Agustus 2018
Kerjasama dengan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII
Kerjasama dilaksanakan berdasarkan NKB Nomor: 415.4/607/436.2.3/2018 dengan
bidang kerjasama yang dilaksanakan meliputi diantaranya:
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-56
a) Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM);
b) Pariwisata;
c) Seni dan budaya;
d) Penanggulangan narkoba;
e) Kesehatan;
f) Perekonomian.
Adapun jangka waktu pelaksanaan kerjasama sejak 25 Januari 2018 sampai
dengan 25 Januari 2019.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Kerjasama dengan Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Propinsi Jawa Timur.
Realisasi kerjasama melalui Asistensi/ Pendampingan pada Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah, dalam bentuk:
1. Asistensi pengelolaan keuangan daerah pada Pemerintah Kota Surabaya
terutama penatabukuan keuangan daerah menggunakan sistem akrual (Januari
2018 s/d Desember 2018);
2. Pendampingan dalam menindaklanjuti hasil temuan BPK atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Surabaya Tahun Anggaran 2017 dan 2018;
3. Pendampingan pengembangan aplikasi Simbada 2018 di Pemerintah Kota
Surabaya;
4. Pendampingan pengembangan aplikasi e-inventory 2018 di Pemerintah Kota
Surabaya.
Kerjasama dengan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) Wilayah
VII
Realisasi kerjasama dengan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS)
dilaksanakan melalui pelaksanaan beberapa program berikut ini:
a. Program Campus Social Responsibility (CSR) sebagai wujud kerjasama antara
Pemerintah Kota Surabaya dengan perguruan tinggi di Kota Surabaya
termasuk perguruan tinggi swasta di bawah koordinasi KOPERTIS Wilayah VII;
b. Program Magang dan Penelitian Mahasiswa yang diadakan oleh Pemerintah
Kota Surabaya bagi mahasiswa dari universitas swasta diantaranya UK Widya
Mandala dan STIKOSA AWS. Selama periode Tahun 2018, sejumlah
mahasiswa melaksanakan magang di beberapa OPD Kota Surabaya
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-57
diantaranya Dinas Kesehatan, Bagian Hubungan Masyarakat, dll. Melalui
program magang tersebut mahasiswa memperoleh informasi dan pengetahuan
tentang proses kinerja di Pemerintah Kota Surabaya;
c. Dukungan terhadap pembangunan Kota Surabaya melalui masukan dan
rekomendasi para akademisi melalui asistensi dan pendampingan terhadap
penyusunan kebijakan.
3. Permasalahan dan Solusi
Tidak ada permasalahan dalam pelaksanaan kerjasama dengan instansi vertikal di
daerah.
D. Pembinaan Batas Wilayah
1. Kebijakan Dan Kegiatan
Dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 76 Tahun 2012
tentang Pedoman Penegasan Batas Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 45 Tahun 2016 tentang Penetapan Penegasan Batas Desa, maka dalam rangka
kewenangan daerah untuk pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
yang ada diwilayahnya, salah satu upaya yang dilaksanakan adalah dengan menetapkan
kejelasan batas wilayah administrasi. Dalam melaksanakan penetapan dan penegasan
batas kecamatan dan kelurahan di Kota Surabaya merujuk pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2008 tentang Kecamatan dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2005 tentang Kelurahan.
Tujuan penetapan dan penegasan batas wilayah kelurahan dan kecamatan adalah
untuk memberikan kepastian hukum terhadap batas kelurahan dan kecamatan yang
berbatasan di Kota Surabaya, sedangkan peta wilayah bertujuan sebagai sarana untuk
mendeteksi secara dini dan sebagai acuan untuk memperoleh informasi serta
meningkatkan pengawasan, monitoring serta koordinasi dan sebagai dasar dalam
penyelesaikan masalah sengketa batas wilayah administrasi kecamatan/kelurahan yang
berbatasan.
Kebijakan dalam penetapan batas wilayah administrasi dengan mengacu pada
peraturan sebagaimana yang disebutkan di atas adalah pengukuhan batas daerah yang
jelas dan pasti baik dari aspek yuridis maupun fisik di lapangan. Agar batas daerah
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-58
tersebut dapat diterima oleh semua pihak maka harus didukung oleh dokumen otentik
berupa peta batas daerah dan tanda fisik di lapangan berupa pilar tanda batas.
Pada tahun 2018, kegiatan penetapan batas wilayah dilaksanakan melalui kegiatan
pembinaan dan penataan wilayah kecamatan pada Program penataan daerah otonom
oleh bagian pemerintahan dan otonomi daerah.
2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan penegasan batas wilayah meliputi sosialisasi
pelaksanaan penegasan batas wilayah kecamatan dan kelurahan lalu dilaksanakan
pengumpulan dan penelitian dokumen, pemilihan peta dasar, pembuatan garis batas di
atas peta serta penetapan ketentuan pelacakan dan penentuan posisi batas.
Pada Tahun 2018, penataan batas wilayah kota dilaksanakan melalui penegasan
batas wilayah kelurahan sebanyak 500 titik sedangkan penegasan batas wilayah
kecamatan sebanyak 500 titik serta pemasangan pilar sebanyak 500 pilar yang dipasang
pada 11 kecamatan dan 46 kelurahan untuk mengganti pilar yang rusak atau hilang
Adapun rincian penegasan batas wilayah secara fisik pada tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel VI.1 dan Tabel VI.2
Tabel VI.1
Penegasan Batas Wilayah Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2018
No Penegasan Batas Kecamatan Jumlah Pilar Batas antar Kecamatan
1 Bulak Kedung Cowek - Bulak 5
2 Bulak Bulak - Kenjeran 12
3 Bulak Sukolilo Baru - Kenjeran 39
4 Tambaksari Kapas Madya Baru - Rangkah 8
5 Tambaksari Kapas Madya Baru - Dukuh Setro 3
6 Tambaksari Kapas Madya Baru - Gading 6
7 Tambaksari Rangkah - Gading 3
8 Tambaksari Dukuh Setro - Gading 12
9 Tambaksari Rangkah - Ploso 10
10 Tambaksari Gading - Ploso 12
11 Tambaksari Ploso - Tambaksari 11
12 Tambaksari Tambaksari - Pacar Keling 9
13 Tambaksari Ploso - Pacar Keling 4
14 Tambaksari Pacar Keling - Pacar Kembang 14
15 Tambaksari Ploso - Pacar Kembang 11
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-59
No Penegasan Batas Kecamatan Jumlah Pilar Batas antar Kecamatan
16 Bubutan Bubutan - Alun-Alun Contong 10
17 Bubutan Jepara - Bubutan 4
18 Bubutan Gundih - Bubutan 5
19 Bubutan Gundih - Tembok Dukuh 15
20 Bubutan Tembok Dukuh - Bubutan 3
21 Bubutan Jepara - Gundih 10
22 Tegalsari Kedungoro - Wonorejo 5
23 Tegalsari Kedungdoro - Tegalsari 7
24 Tegalsari Wonorejo - Tegalsari 8
25 Tegalsari Wonorejo - Dr.Soetomo 8
26 Tegalsari Tegalsari - Dr.Soetomo 2
27 Tegalsari Dr.Soetomo - Keputran 12
28 Pabean Cantian Perak Utara - Perak Timur 2
29 Pabean Cantian Perak Timur - Krembangan Utara 6
30 Pabean Cantian Krembangan Utara - Nyamplungan 4
31 Pabean Cantian Nyamplungan - Bongkaran 4
32 Kenjeran Bulak Banteng - Tambak Wedi 12
33 Kenjeran Tambak Wedi - Tanah Kali Kedinding 6
34 Kenjeran Bulak Banteng - Sidotopo Wetan 13
35 Kenjeran Bulak Banteng - Tanah Kali Kedinding 7
36 Kenjeran Sidotopo Wetan - Tanah Kali Kedinding 9
37 Semampir Ujung - Ampel 4
38 Semampir Ampel - Sidotopo 2
39 Semampir Pegirian - Sidotopo 21
40 Semampir Ujung - Pegirian 7
41 Semampir Ujung - Wonokusumo 16
42 Semampir Wonokusumo - Pegirian 7
43 Simokerto Simolawang - Sidodadi 10
44 Simokerto Simolawang - Simokerto 3
45 Simokerto Sidodadi - Simokerto 3
46 Simokerto Sidodadi - Kapasan 6
47 Simokerto Simokerto - Kapasan 7
48 Simokerto Kapasan - Tambakrejo 6
49 Simokerto Simokerto - Tambakrejo 6
50 Krembangan Dupak - Morokrembangan 6
51 Krembangan Morokrembangan - Kemayoran 3
52 Krembangan Morokrembangan - Perak Barat 18
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-60
No Penegasan Batas Kecamatan Jumlah Pilar Batas antar Kecamatan
53 Krembangan Kemayoran - Krembangan Selatan 14
54 Sambikerep Sambikerep - Lontar 8
55 Sambikerep Bringin - Sambikerep 9
56 Sambikerep Made - Bringin 3
57 Sambikerep Made - Sambikerep 6
58 Lakarsantri Lakarsantri - Jeruk 2
59 Lakarsantri Jeruk - Lidah Kulon 1
60 Lakarsantri Lidah Kulon - Lidah Wetan 3
61 Lakarsantri Lidah Kulon - Bangkingan 3
62 Lakarsantri Lidah Wetan - Bangkingan 1
63 Lakarsantri Bangkingan - Sumur Welut 7
64 Wiyung Babatan - Wiyung 6
65 Wiyung Wiyung - Jajar Tunggal 1
Jumlah Titik/Pilar 500
Sumber Data: Bagian Pemerintahan dan Otoda, Februari 2019.
Tabel VI.2
Penegasan Batas Wilayah Kelurahan Kota Surabaya Tahun 2018
No Penegasan Batas Kelurahan Jumlah Pilar Batas antar Kelurahan
1 Bulak Kedung Cowek 4
2 Bulak Bulak 12
3 Bulak Sukolilo Baru 39
4 Tambaksari Kapas Madya Baru 17
5 Tambaksari Rangkah 13
6 Tambaksari Dukuh Setro 12
7 Tambaksari Ploso 23
8 Tambaksari Gading 11
9 Tambaksari Tambaksari 9
10 Tambaksari Pacar Keling 14
11 Bubutan Bubutan 10
12 Bubutan Jepara 14
13 Bubutan Gundih 20
14 Bubutan Tembok Dukuh 3
15 Tegalsari Kedungdoro 12
16 Tegalsari Wonorejo 16
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-61
No Penegasan Batas Kelurahan Jumlah Pilar Batas antar Kelurahan
17 Tegalsari Tegalsari 2
18 Tegalsari Dr.Soetomo 12
19 Pabean Cantian Perak Utara 2
20 Pabean Cantian Perak Timur 6
21 Pabean Cantian Krembangan Utara 4
22 Pabean Cantian Nyamplungan 4
23 Kenjeran Bulak Banteng 32
24 Kenjeran Tambak Wedi 6
25 Kenjeran Sidotopo Wetan 9
26 Semampir Ujung 27
27 Semampir Ampel 2
28 Semampir Pegirian 21
29 Semampir Wonokusumo 7
30 Simokerto Simolawang 13
31 Simokerto Sidodadi 9
32 Simokerto Simokerto 13
33 Simokerto Kapasan 6
34 Krembangan Dupak 6
35 Krembangan Morokrembangan 21
36 Krembangan Kemayoran 14
37 Sambikerep Sambikerep 8
38 Sambikerep Bringin 9
39 Sambikerep Made 9
40 Lakarsantri Lakarsantri 2
41 Lakarsantri Jeruk 1
42 Lakarsantri Lidah Kulon 6
43 Lakarsantri Lidah Wetan 1
44 Lakarsantri Bangkingan 7
45 Wiyung Babatan 6
46 Wiyung Wiyung 1
Jumlah Titik/Pilar 500
Sumber Data: Bagian Pemerintahan dan Otoda, Februari 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-62
3. Permasalahan dan Solusi
Dalam pelaksanaan pekerjaan penegasan batas wilayah kecamatan dan kelurahan,
ada beberapa kendala, antara lain:
1) Masih adanya perbedaan data titik rencana batas di beberapa kecamatan dan
kelurahan sampai dengan tidak relevan untuk digunakan dalam pelaksanaan
pelacakan dilapangan, terutama terkait titik yang mengalami kendala hukum;
2) Titik batas antara Kota surabaya dengan Kabupaten Gresik belum jelas,
sedangkan untuk batas antara Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo mengacu
pada Permendagri Nomor 76 Tahun 2018 tentang Batas Daerah Kota Surabaya
dengan Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur;
3) Adanya kesulitan dalam menentukan titik rencana batas kawasan konservasi.
Upaya yang telah dilakukan oleh Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi
Daerah terkait penegasan batas wilayah kecamatan dan kelurahan, yaitu memfasilitasi
rapat koordinasi untuk penetapan batas wilayah kota baik kecamatan maupun kelurahan
dengan hasil berupa berita acara kesepakatan batas.
Selain penegasan batas wilayah Kecamatan dan Kelurahan, Bagian Pemerintahan
dan Otonomi Daerah merencanakan verifikasi batas kota untuk mendapatkan legalitas
berupa Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri, namun dalam proses pelaksanaan
mengalami beberapa hambatan antara lain :
1) Bahwa terhadap batas wilayah Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik tidak ada
masalah, dan yang sudah sepakat akan dilaksanakan penandatangan dokumen
Berita Acara Kesepakatan Batas Daerah, sedangkan permasalahan pulau galang
akan menunggu hasil pembahasan dari pusat, selain itu juga telah dilakukan fasilitasi
oleh Provinsi Jawa Timur, saat ini masih menunggu hasil kajian dari Kemendagri
Dirjen Bina Wilayah serta Badan Informasi Geospasial;
2) Sementara itu, akan dilakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait dan TP4D (Tim
Pengawal, pengamanan Pemerintah dan Pembangunan Daerah) terkait pemasangan
titik batas di wilayah tersebut.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-63
E. Pencegahan Dan Penanggulangan Bencana
1. Bencana yang Terjadi dan Penanggulangannya
Dalam rangka mengantisipasi kejadian bencana di Kota Surabaya diperlukan
antisipasi dini dan kesiapsiagaan komponen masyarakat dan pemerintah agar sejalan
dengan semangat untuk memberikan perlindungan dan rasa aman yang layak dan
bermartabat kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana di Kota
Surabaya dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan
Masyarakat sesuai dengan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya. Badan
Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanggulangan bencana dan perlindungan
masyarakat;
b. Pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang penanggulangan bencana dan
perlindungan masyarakat;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis di bidang
penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat;
d. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan
daerah di bidang penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat.
Potensi bencana yang sering terjadi di wilayah Kota Surabaya antara lain
kebakaran, banjir/genangan dan angin puting beliung. Data potensi bencana sebagaimana
Tabel VI.3.
Tabel VI.3
Data Jumlah Kejadian Bencana di Kota Surabaya Tahun 2018
No Bulan
Kejadian Tahun 2018
Kebakaran (Bangunan)
Kebakaran (Non Bangunan)
Banjir/Genangan/ Air Pasang
Hujan Deras/ Hujan Angin
1 Januari 6 4 - 1
2 Februari 4 12 - 1
3 Maret 8 3 - -
4 April 11 15 - -
5 Mei 11 16 - -
6 Juni 11 20 - -
7 Juli 19 51 - -
8 Agustus 24 54 - -
9 September 20 47 - -
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-64
No Bulan
Kejadian Tahun 2018
Kebakaran (Bangunan)
Kebakaran (Non Bangunan)
Banjir/Genangan/ Air Pasang
Hujan Deras/ Hujan Angin
10 Oktober 15 70 - -
11 November 11 35 - 1
12 Desember 19 10 - -
Jumlah 159 337 0 3
Sumber data : Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas dan Dinas Pemadam Kebakaran,
Februari 2019.
2. Status Bencana (Nasional, Regional/Provinsi atau Lokal/Kabupaten/Kota)
Meskipun terjadi sejumlah bencana yang terjadi di Kota Surabaya sebagaimana
yang disebutkan di atas, Pemerintah Kota Surabaya masih dapat menjalankan fungsinya
sesampai dengan masuk dalam kategori bencana lokal. Selain itu, Pemerintah Kota
Surabaya masih mampu menangani bencana-bencana tersebut secara mandiri dengan
sumber daya yang ada, baik SDM maupun finansial. Meskipun demikian, bencana banjir
dan hujan angin dengan korban terdampak lebih dari 500 orang perlu mendapatkan
perhatian khusus melalui kesiapsiagaan dalam antisipasi dan penanggulangan bencana.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Pencegahan dan penanggulangan bencana pada Tahun 2018 dilaksanakan dengan
sumber dana APBD Kota Surabaya pada sejumlah program dan kegiatan, diantaranya:
1) Program peningkatan ketenteraman, ketertiban dan kenyamanan lingkungan pada
Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat melalui kegiatan
Pengendalian Keamanan, Ketenteraman, dan Perlindungan Masyarakat dengan
anggaran Rp24.683.429.388,- yang terealisasi sebesar
Rp22.605.327.574,- atau sebesar 91,58%;
2) Program penanggulangan bencana pada badan penanggulangan bencana dan
perlindungan masyarakat, Dinas Pemadam Kebakaran dan Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang dengan anggaran
Rp117.099.373.120,- yang terealisasi sebesar Rp52.264.410.155,- atau sebesar
44,63%;
3) Program pengembangan dan pengelolaan sistem drainase kota dengan anggaran
sebesar Rp459.605.025.997,- yang terealisasi sebesar Rp421.233.844.802,- atau
sebesar 91,65%.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-65
4. Antisipasi Daerah dalam Menghadapi Kemungkinan Bencana
Langkah-langkah antisipasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surabaya
dalam rangka antisipasi dan penanggulangan bencana antara lain sebagai berikut :
1) Melakukan pelatihan dan pembekalan teknis penanggulangan bencana kepada
2300 orang. Bentuk pelatihan dan pembekalan berupa, bimbingan teknis dan
simulasi penanggulangan bencana serta sosialisasi kewaspadaan dini;
2) Mengintensifkan pemantauan wilayah dengan bantuan aparatur kecamatan dan
instansi terkait, terutama dalam hal – hal kebencanaan ataupun kejadian alam
yang berpotensi mengganggu jalannya kehidupan masyarakat;
3) Menyiapkan dan membekali 160 orang potensi masyarakat di kecamatan/
kelurahan tentang pengetahuan dan keterampilan penanggulangan bencana
berupa Kursus Kader Pelaksana Linmas (SUSKALAK LINMAS) selama 10 hari di
Komando Latihan Marinir (Kolatmar) Gunung Sari dengan instruktur dari TNI AL,
Polisi, SAR, PMI, BMG dan Pemerintah Kota Surabaya dengan materi antara lain :
a. Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD);
b. Pertolongan Bencana Alam (PPBA);
c. Dapur umum;
d. Bongkar pasang tenda;
e. Kompas/navigasi darat;
f. Vertical rescue dan evakuasi medis udara;
g. Manajemen penanggulangan bencana;
h. Pengetahuan tentang pemadam kebakaran;
i. Kelalulintasan.
4) Meningkatkan koordinasi dengan OPD terkait penanganan kebencanaan melalui
fasilitas Command Center.
5) Meningkatkan layanan terhadap keluhan masyarakat terkait masalah bencana
alam maupun konflik sosial lainnya melalui telepon darurat 112.
Sampai dengan tahun 2018, pemerintah Kota Surabaya telah menyiapkan potensi
masyarakat untuk peduli bencana melalui kegiatan pelatihan pencegahan dan
pengurangan resiko bencana, pengembangan sistem penanggulangan bencana daerah,
penguatan kapasitas dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, peningkatan peran serta
masyarakat sebanyak 10.253 orang.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-66
5. Potensi Bencana yang Diperkirakan Terjadi
Sesuai dengan kondisi geografis dan topografi yang ada, maka potensi bencana
yang diperkirakan masih akan terjadi pada beberapa tahun mendatang adalah sebagai
berikut.
a. Bencana banjir/ genangan/ air pasang
Letak Kota Surabaya yang berada di kawasan pantai dan berbatasan langsung
dengan laut Jawa dan Selat Madura, secara alami menjadi potensi terjadinya
bencana banjir/genangan, baik karena tingkat curah hujan yang tinggi maupun
karena kenaikan permukaan air laut/air pasang. Faktor alam lainnya yang
meningkatkan potensi bencana ini adalah adanya sedimentasi di sepanjang
sungai/saluran sesampai dengan menurunkan kapasitas saluran sungai/drainase.
Selain faktor alam, faktor manusia yang meningkatkan potensi bencana adalah
tingkat kepadatan penduduk Kota Surabaya rata-rata per kecamatan sebesar
10.228 jiwa/km2 dinilai cukup memperbesar potensi terjadinya bencana
banjir/genangan karena berkurangnya lahan resapan air hujan, baik karena
perubahan tata guna lahan menjadi kawasan permukiman, peningkatan timbulan
sampah, dan munculnya kawasan kumuh di sepanjang saluran drainase/ sungai.
Namun, hal ini telah diantisipasi melalui sejumlah kegiatan dan program oleh
Pemerintah Kota Surabaya.
b. Kebakaran
Penggerak perekonomian utama di Kota Surabaya adalah sektor perdagangan
dan jasa. Tingginya aktivitas perekonomian masyarakat, dipicu dengan tingkat
kepadatan penduduk yang cukup tinggi, menimbulkan potensi kebakaran yang cukup
tinggi, terutama karena faktor kelalaian/human error.
Data Dinas Kebakaran mencatat bahwa sepanjang Tahun 2018, faktor
penyebab kebakaran tertinggi adalah faktor api terbuka sebesar 60,68% dari 496
kejadian kebakaran. Beberapa wilayah yang perlu mendapatkan perhatian lebih
karena tingkat kepadatan penduduk yang tinggi adalah kecamatan Simokerto,
Sawahan, Bubutan, Tambaksari dan Tegalsari. Data tingkat kepadatan penduduk
per kecamatan berdasarkan urutan tingkat kepadatan disajikan pada gambar di
bawah.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-67
Gambar VI.1
Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2018 (jiwa/ha)
Sumber data: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Bagian Administrasi Pemerintahan dan
Otonomi Daerah, Februari 2019, diolah.
c. Hujan deras/hujan angin
Bencana ini merupakan faktor alam yang tidak dapat diprediksi, namun
dampaknya dapat diantisipasi. Tren curah hujan Kota Surabaya berdasarkan data
pada BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak Kelas I dan BMKG Stasiun
Meteorologi Maritim Tanjung Perak Kelas II Surabaya. Rata-rata jumlah hari hujan
per bulan pada tahun 2018 sebesar 12 hari/bulan dengan jumlah hari hujan
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-68
terbanyak di bulan Januari, Februari, Maret dan Desember 2018. Sedangkan rata-
rata jumlah curah hujan berdasarkan di tahun 2018 sebesar 119 mm – 123 mm,
dengan jumlah curah hujan terbesar di bulan Maret 2018. Data prediksi jumlah hari
hujan dan curah hujan sebagaimana gambar berikut.
Gambar VI.2 Rata-rata Banyak Hari Hujan Kota Surabaya Tahun 2018
Sumber data: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, 2019 diolah
Gambar VI.3 Rata-rata Curah Hujan Kota Surabaya Tahun 2018
Sumber data: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, 2019 diolah
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-69
F. Pengelolaan Kawasan Khusus
Pemerintah Kota Surabaya tidak memiliki kawasan khusus yang dikelola.
G. Penyelenggaraan Ketentraman Dan Ketertiban Umum
1. Gangguan Yang Terjadi (konflik berbasis SARA, anarkisme, separatisme, atau
lainnya)
Surabaya sebagai kota metropolitan terus melakukan pembangunan secara terus
menerus dan berkesinambungan. Pembangunan itu tidak hanya bersifat fisik saja tetapi
juga non fisik, seperti menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum. Salah
satunya dengan melakukan penegakan peraturan daerah yang dilakukan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Surabaya dengan penertiban secara terpadu.
Penertiban yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya dengan
melakukan kegiatan penertiban reklame, parkir umum, HO, IMB, kebersihan, PKL, anjal &
gepeng, PSK, dan hiburan malam.
Gangguan yang terjadi berupa konflik berbasis SARA, anarkisme, separatisme atau
yang lainnya pada sepanjang tahun 2018 hampir tidak ada kejadian yang menonjol, hanya
beberapa gejolak atau unjuk rasa yang dapat diantisipasi dan diselesaikan secara tentram
dan damai. Salah satu upaya yang dilakukan dalam menekan kejadian anarkis tersebut
adalah koordinasi yang dilakukan antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama
untuk menghasilkan sebuah komunikasi yang harmonis senantiasa tercipta suasana yang
kondusif. Dari total 236 kejadian unjuk rasa, hanya terjadi 1 kejadian anarkis. Rekapitulasi
kejadian unjuk rasa pada tahun 2018 sebagaimana tabel berikut.
Tabel VI.4
Data Jumlah Kejadian Unjuk Rasa dan Anarkis di Kota Surabaya Tahun 2018
No Bulan
Kelompok Unjuk Rasa Jumlah Unjuk Rasa
Anarkis LSM/ Ormas
Partai Politik
Karyawan/ Buruh
Mahasiswa/ Pelajar
Masyarakat
1 Januari 12 1 5 1 - 19 -
2 Februari 7 - 5 6 3 21 -
3 Maret 8 - 10 2 1 21 -
4 April 10 - 5 2 1 18 -
5 Mei 6 1 4 9 - 20 -
6 Juni 3 - 3 1 2 9 -
7 Juli 10 - 3 2 1 16 -
8 Agustus 19 - 8 3 7 37 -
9 September 7 - 2 12 6 27 -
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-70
No Bulan
Kelompok Unjuk Rasa Jumlah Unjuk Rasa
Anarkis LSM/ Ormas
Partai Politik
Karyawan/ Buruh
Mahasiswa/ Pelajar
Masyarakat
10 Oktober 13 - 7 4 1 25 -
11 November 8 - 10 1 1 20 -
12 Desember 1 - - 2 - 3 1
Jumlah Total 103 2 62 46 14 236 1
Sumber data: Bakesbangpol Linmas, Februari 2019.
2. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Yang Menangani Ketenteraman dan
Ketertiban Umum
OPD yang menangani ketentraman dan ketertiban umum meliputi:
a. Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat;
b. Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat;
c. Satuan Polisi Pamong Praja Kota yang dibantu pula Satuan Polisi Pamong
Praja Kecamatan dalam melakukan penegakan peraturan daerah;
d. Dinas Sosial sebagai OPD penunjang penyelenggaraan kegiatan keagamaan.
3. Jumlah Pegawai, Kualifikasi Pendidikan, Pangkat dan Golongan
Jumlah dan kualifikasi pendidikan pegawai yang menangani ketentraman dan
ketertiban umum di Kota Surabaya pada Satuan Polisi Pamong Praja, Badan Kesatuan
Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat serta Badan Penanggulangan Bencana dan
Perlindungan Masyarakat sebanyak 1.206 orang, dengan rincian sebagai berikut.
Tabel VI.5 Jumlah Pegawai Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum di Kota
Surabaya Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tahun 2018
Kualifikasi
Pendidikan
Satpol PP Bakesbang Linmas BPB Linmas
Total PNS
Non
PNS Jumlah PNS
Non
PNS Jumlah PNS
Non
PNS Jumlah
SD/sederajat 8 1 9 1 - 1 1 36 37 47
SLTP/sederajat 19 10 29 1 1 2 1 29 30 67
SLTA/sederajat 80 404 484 8 2 10 15 344 359 853
Diploma 2 21 23 - - - 2 4 6 29
S-1 25 99 124 8 3 11 10 47 57 192
S-2 6 2 8 - 2 2 8 - 8 18
Total 153 508 677 18 - 26 38 391 429 1.206
Sumber data: Satpol PP, Bakesbangpol Linmas dan BPB Linmas, Februari 2019.
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-71
Sedangkan pangkat dan golongan pegawai masing-masing satuan kerja dapat dilihat
pada tabel VI.6 berikut.
Tabel VI.6
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum di Kota Surabaya Berdasarkan Pangkat dan Golongan Tahun 2018
Pangkat Golongan/
Ruang Satpol PP
Bakesbang
Linmas
BPB
Linmas Jumlah
Juru Muda I/a - 1 - 1
Juru Muda Tk. I I/b - - - -
Juru I/c 9 - 1 10
Juru Tk. I I/d - - - -
Pengatur Muda II/a 21 1 9 39
Pengatur Muda Tk.I II/b 1 - - 1
Pengatur II/c 74 14 8 96
Pengatur Tk. I II/d 5 - 1 6
Penata Muda III/a 11 2 1 14
Penata Muda Tk. I III/b 4 - 2 6
Penata III/c 8 - 3 11
Penata Tk. I III/d 5 - 7 12
Pembina IV/a - - 2 2
Pembina Tk. I IV/b 1 - 2 3
Pembina Utama Muda IV/c 1 - 1 2
Total
140 18 37 195
Sumber data: Satpol PP, Bakesbang Linmas dan BPB Linmas, Februari 2019.
Selain yang tersebut di atas, terdapat pegawai negeri sipil pendukung
penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum yang tersebar pada 31 kecamatan.
4. Sumber dan Jumlah Anggaran
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka penanganan ketentraman dan ketertiban
umum bersumber dari APBD Kota Surabaya Tahun 2018. Penyelenggaraan ketentraman
dan ketertiban umum pada Tahun 2018 dialokasikan pada Program penegakan peraturan
daerah dan program peningkatan ketentraman, ketertiban dan kenyamanan lingkungan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp93.039.722.920,- yang terealisasi
Rp90.631.824.720,- atau 92,44%. Adapun rincian kegiatan dan jumlah anggaran adalah
sebagai berikut:
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-72
Tabel VI.7
Rincian Kegiatan dan Jumlah Anggaran Penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum di Kota Surabaya Tahun 2018
Program SKPD Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Program penegakan Peraturan Daerah
Kecamatan Asem Rowo
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
332.683.935 327.456.215 98,43
Kecamatan Benowo
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
429.061.347 419.334.978 97,73
Kecamatan Bubutan
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
509.415.223 496.595.552 97,48
Kecamatan Bulak
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
664.368.938 653.053.081 98,3
Kecamatan Dukuh Pakis
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
396.100.033 387.196.824 97,75
Kecamatan Gayungan
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
335.863.569 277.098.607 82,5
Kecamatan Genteng
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
384.869.411 362.941.391 94,3
Kecamatan Gubeng
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
608.255.747 597.749.845 98,27
Kecamatan Gunung Anyar
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
419.472.924 396.777.807 94,59
Kecamatan Jambangan
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
756.373.970 750.345.550 99,2
Kecamatan Karang Pilang
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
482.826.770 473.533.478 98,08
Kecamatan Kenjeran
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
346.031.670 339.877.541 98,22
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-73
Program SKPD Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Program penegakan Peraturan Daerah
Kecamatan Krembangan
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
529.986.942 520.531.608 98,22
Kecamatan Lakarsantri
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
435.548.168 384.690.850 88,32
Kecamatan Mulyorejo
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
360.267.383 345.266.498 95,84
Kecamatan Pabean Cantian
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
463.448.103 432.331.453 93,29
Kecamatan Pakal
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
542.411.103 517.166.075 95,35
Kecamatan Rungkut
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
473.451.624 466.285.287 98,49
Kecamatan Sambikerep
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
372.361.195 369.291.817 99,18
Kecamatan Sawahan
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
883.185.230 787.759.540 89,2
Kecamatan Semampir
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
604.129.387 587.620.652 97,27
Kecamatan Simokerto
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
349.974.726 347.242.846 99,22
Kecamatan Sukolilo
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
524.897.200 519.030.563 98,88
Kecamatan Sukomanunggal
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
378.805.350 373.199.961 98,52
Kecamatan Tambaksari
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
652.506.781 640.600.657 98,18
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-74
Program SKPD Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Program penegakan Peraturan Daerah
Kecamatan Tandes
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
431.576.247 422.151.436 97,82
Kecamatan Tegalsari
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
526.129.736 510.957.482 97,12
Kecamatan Tenggilis Mejoyo
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
311.159.919 307.212.464 98,73
Kecamatan Wiyung
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
440.114.157 431.732.442 98,1
Kecamatan Wonocolo
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
403.051.588 395.719.026 98,18
Kecamatan Wonokromo
Pengawasan Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan Polisi Pamong Praja
891.646.347 887.442.276 99,53
Satuan Polisi Pamong Praja
Penertiban, Pengawasan, Pengendalian Dan Evaluasi Pamong Praja Bidang I
2.229.920.210 1.807.751.146 81,07
Penertiban, Pengawasan, Pengendalian Dan Evaluasi Pamong Praja Bidang II
894.659.687 834.953.955 93,33
Penertiban, Pengawasan, Pengendalian Dan Evaluasi Pamong Praja Bidang III
4.578.914.389 4.529.108.547 98,91
Penindakan Evaluasi Pelanggaran Perda
724.765.366 690.838.950 95,32
Peningkatan Kapasitas Aparat Dalam Rangka Pelaksanaan Siskamswakarsa di daerah
1.401.437.756 1.361.220.319 97,13
Penyiapan Tenaga Penanggulangan Keamanan Kota
24.532.044.340 24.263.478.183 98,91
LKPJ Walikota ATA 2018
VI-75
Program SKPD Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
Program Peningkatan Ketentraman, Ketertiban dan Kenyamanan Lingkungan
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
Kerjasama pengendalian ketenteraman dan ketertiban kota
573.568.802 448.906.300 78,27
Orientasi Kewaspadaan Nasional
730.619.193 629.753.850 86,19
Peningkatan toleransi dan kehidupan beragama
830.362.617 663.796.722 79,94
Pembinaan Potensi Masyarakat
1.087.508.163 909.239.150 83,61
Pelatihan Kader Perlindungan Masyarakat
784.530.100 649.711.300 82,82
Kerjasama pengendalian keamanan kota
5.061.408.648 3.866.427.350 76,39
Peningkatan toleransi dan kehidupan beragama
830.362.617 663.796.722 79,94
Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat
Pengendalian keamanan, ketenteraman, dan perlindungan masyarakat
24.683.429.388 22.605.327.574 91,58
Dinas Sosial Penyelenggaraan kegiatan keagamaan
14.686.579.538 12.643.117.572 86,09
TOTAL 98.039.722.920 90.631.824.720 92,44
Sumber data : Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah, Februari 2019, diolah
5. Penanggulangan dan Kendalanya
Upaya kerjasama dengan stakeholder dan pihak-pihak terkait dalam temu dini, lapor
cepat permasalahan yang terjadi dapat mengantisipasi dan menangani secara cepat dan
tepat.
6. Keikutsertaan Aparat Keamanan Dalam Penanggulangan
Peningkatan kerjasama dan komunikasi dengan aparat keamanan melalui forum
Komunitas Intelejen Daerah (KOMINDA), dalam melakukan pengamanan terpadu di Kota
Surabaya.
LKPJ Walikota ATA 2018
VII-1
I BAB VII
PENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007
tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada
Masyarakat, Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
LKPJ Walikota Surabaya Akhir Tahun Anggaran (ATA) 2018 merupakan laporan
tentang hasil capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan Kota Surabaya selama satu
tahun anggaran dan merupakan rangkaian pelaksanaan pembangunan yang
berkesinambungan dan tidak terpisahkan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya,
baik berupa capaian makro maupun mikro yang diukur berdasarkan capaian Misi dan
Sasaran Pembangunan Kota Surabaya serta rencana program dan kegiatan RKPD Tahun
2018 yang merupakan penjabaran tahunan dari RPJMD Kota Surabaya Tahun 2016-2021.
LKPJ ini disusun dengan lebih memfokuskan pada pelaksanaan berbagai urusan,
baik urusan wajib maupun urusan pilihan melalui program dan kegiatan untuk mencapai
misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Berbagai hasil dan permasalahan selama
tahun 2018 yang telah dituangkan dalam LKPJ Walikota Surabaya Akhir Tahun Anggaran
2018 diharapkan menjadi bahan masukan untuk mengarahkan perbaikan-perbaikan
penyelenggaraan pemerintahan ke depan. Keberhasilan yang dicapai dalam
penyelenggaraan pemerintahan tersebut patut disyukuri, mengingat capaian kinerja
tentang penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang telah
dijelaskan dalam LKPJ ini sesungguhnya merupakan kinerja bersama antara Pemerintah
Kota Surabaya, DPRD dan masyarakat berlandaskan kewenangan, tugas, dan tanggung
jawab masing-masing. Hal tersebut dilakukan demi mencapai tujuan pembangunan
nasional yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah
Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
LKPJ Walikota ATA 2018
VII-2
Berdasarkan pencapaian pembangunan yang telah disampaikan sebelumnya
bahwa masih terdapat permasalahan-permasalahan yang harus segera diatasi dan
dibenahi bersama. LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2018 ini diharapkan dapat berperan
sebagai bahan refleksi dan evaluasi terhadap tingkat capaian kinerja RKPD tahun
berikutnya yang merupakan penjabaran dari RPJMD periode ketiga dari tahapan RPJPD
tahun 2005-2025.
Guna meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintah daerah serta fungsi pengawasan DPRD terhadap jalannya
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik di masa-masa yang akan datang,
masukan yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan bagi perbaikan kinerja tahun
selanjutnya. Dalam pelaksanaan pembangunan daerah dan pelayanan kepada
masyarakat juga masih membutuhkan perhatian, dukungan, dan kerjasama semua pihak
pemangku kepentingan yang diharapkan dapat terus berjalan dengan baik sesuai
kewenangan, tugas, dan tanggung jawab masing-masing. Hal tersebut dilakukan demi
mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan masyarakat. Semoga Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan-Nya kepada kita
semua.
Surabaya, Maret 2019
WALIKOTA SURABAYA
TRI RISMAHARINI