LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar...

27
Mata Kuliah : Perpajakan LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DAMPAK PEMBERLAKUAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2013 PADA KEWAJIBAN PERPAJAKAN UMKM Tim Peneliti 1. Ni Luh Supadmi, SE,M.Si,Ak. 2. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE.MSi.Ak. 3. Dra. Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati, M.Si,Ak. Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum (DIPA BLU) Universitas Udayana Nomor: SP DIPA-023.04.2.415253/2014 tanggal 5 Desember 2013 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2014

Transcript of LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

Mata Kuliah : Perpajakan

LAPORAN PENELITIAN

PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

DAMPAK PEMBERLAKUAN PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 46 TAHUN 2013 PADA KEWAJIBAN PERPAJAKAN

UMKM

Tim Peneliti

1. Ni Luh Supadmi, SE,M.Si,Ak.

2. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE.MSi.Ak.

3. Dra. Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati, M.Si,Ak.

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum (DIPA BLU)

Universitas Udayana Nomor: SP DIPA-023.04.2.415253/2014

tanggal 5 Desember 2013

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2014

Page 2: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

ii

Halaman Pengesahan

1. Judul Penelitian : Dampak Pemberlakuan Peraturan

Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Ni Luh Supadmi,SE,M.Si,Ak

b. NIP/NIDN : 19660908 199203 2001/0008096608

c. Pangkat/Gol : Pembina Tk.I/IVb

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

e. Jurusan : Akuntansi

f. Alamat Rumah : Jalan Kertadalem Sari IV Blok C No.2

Denpasar

g. Telpon Rumah /HP : (0361) 8950185/0818355428

h. E-mail : [email protected]

Jumlah Anggota Peneliti : 2 orang

Lama Penelitian : 2 (dua) bulan

Jumlah biaya : Rp 5.000.000,-

Denpasar, 8 Nopember 2014

Ketua Jurusan, Ketua Peneliti

( Dr. A.A.G.P Widanaputra,SE.MSi.Ak). (Ni Luh Supadmi,SE.MSi.Ak.)

NIP.19650323 199103 1 004 NIP.19660908 199203 2001

Mengetahui,

Dekan

Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE.MS.

NIP.196108271986011001

Page 3: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

IDENTITAS PENELITIAN vi

KATA PENGANTAR vii

ABSTRAK viii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Tujuan Penelitian 2

1.3 Urgensi Penelitian 3

BAB II STUDI PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 4

2.1.1 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 4

2.1.2 Pengertian pajak 5

2.1.3 Pengertian Subyek Pajak dan Wajib Pajak 5

2.1.4 Pengertian Penghasilan 5

2.1.5 Pengertian UMKM 5

2.1.6 Pengertian Syarat Keadilan dalam Pemungutan Pajak 6

2.1.7 Pengertian Self Assessment System 7

2.1.8 Pengertian Beban Pajak 7

2.1.9 Pengertian Ability to Pay 7

2.1.10 Tarif Pajak Penghasilan 8

2.1.11 Penghasilan Kena Pajak 8

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian 9

3.2 Identifikasi Variabel 9

3.3 Definisi Operasional Variabel 9

3.4 Jenis dan Sumber Data 10

3.5 Metode Pengumpulan Data 11

3.6 Teknik Analisis Data 11

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Keadilan

Pemajakan 12

4.2 Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Self

Assessment System 14

Page 4: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

iv

4.3 Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Ability to Pay 15

4.4 Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Beban Pajak 15

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan 17

5.2 Saran 18

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

v

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Dampak Pemberlakuan PP 46 untuk Wajib Pajak Badan 13

Tabel 4.2 Dampak Pemberlakuan PP 46 untuk Wajib Pajak Orang

Pribadi 13

Page 6: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

vi

IDENTITAS PENELITIAN

1. Judul Usulan: Dampak Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2013 pada Kewajiban Perpajakan UMKM

2. Mata Kuliah: Perpajakan

3. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Ni Luh Supadmi,SE,M.Si,Ak

b. NIP/NIDN : 19660908 199203 2001/0008096608

c. Pangkat/Gol : Pembina Tk.I/IVb

d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

e. Jurusan : Akuntansi

f. Alamat Rumah : Jalan Kertadalem Sari IV Blok C No.2

Denpasar

g. Telpon Rumah /HP : (0361) 8950185/0818355428

h. E-mail : [email protected]

4. Anggota Peneliti : 2 (dua) orang

No. Nama dan Gelar

Akademik

Bidang

Keahlian

Jurusan Alokasi Waktu

(Jam/Minggu)

1. Dr. Ni Made Dwi Ratnadi,

SE.MSi.Ak.

Akuntansi

Keuangan

Akuntansi 4

2. Dra, Ni Ketut Lely Aryani

Merkusiwati,MSi.Ak

Perpajakan Akuntansi 4

5. Masa Pelaksanaan Penelitian : 2 (dua) bulan

6. Anggaran yang diusulkan : Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah)

Page 7: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kahadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida

Sanghyang Widhi Wasa, karena berkatNYA Laporan Hasil Penelitian

Penujang Proses Pembelajaran dengan Judul ”Dampak Pemberlakuan

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Pada Kewajiban Perpajakan

UMKM” Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan

Umum (DIPA BLU) Universitas Udayana Tahun 2014 Dengan Surat

Perjanjian Pelaksanaan Penelitian No. SP DIPA-023.04.2.415253/2014,

tanggal 5 Desember 2013 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kegiatan Penelitian Penujang Proses Pembelajaran ini dapat

terselenggara dengan baik sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan, berkat

bantuan semua pihak baik material maupun moril, untuk itu perkenankan kami

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. IGB, Wiksuana, SE.,MS., selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Udayana.

2. Dr. A.A.G.P Widanaputra,SE.,MSi.,Ak. Dan Dr. I Dewa Nyoman Badera,

SE., MSi., selaku ketua dan sekretaris jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Tim peneliti yang telah bekerja sama dalam penyelesaian laporan

penelitian penunjang proses pembelajaran ini.

Laporan hasil penelitian penunjang proses pembelajaran ini masih

jauh dari sempurna. Namun peneliti berharap dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan.

Denpasar, 28 Nopember 2014

Tim Peneliti

Page 8: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

viii

ABSTRAK

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal pajak menerbitkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas

Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang

memiliki Peredaran Bruto Tertentu.. Pengenaan pajak penghasilan (PPh) Final

berimbas pada mekanisme pemungutan pajak terhadap WP yang dikenakan

PPh. menurut PP ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah

pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 tahun 2013, berdampak

pada kewajiban perpajakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Penelitian ini merupakan telah kritis terhadap PP Nomor 46 tahun 2013,.

Teknik analisis data yang digunakan adalah bersifat deskriptif yaitu

menjelaskan dampak dari PP tersebut terhadap kewajiban perpajakan UMKM,

ditinjau dari aspek keadilan pemajakan, Self Assessment System, ability to pay

dan beban pajak. Hasil analisis menunjukkan ditinjau dari aspek keadilan

pemajakan, pengenaan PPh. Final terhadap UMKM tidak sesuai dengan aspek

keadilan, karena tidak mencerminkan kemampuan membayar. Dari aspek Self

Assessment System Pemberlakuan PP ini self assessment system menjadi

tidak bermakna, mundur, dan tidak selaras dengan tujuan utama dari konsep

self assessment system, yaitu kepatuhan membayar pajak secara sukarela. Dari

aspek Ability to Pay, Pemberlakuan PP Nomor 46 mengabaikan aspek ability

to pay, karena bagi wajib pajak yang rugi atau PKP dibawah titik impas yaitu

sebesar 8% untuk WP badan dan 9,953% untuk WP orang pribadi tetap

membayar pajak. Dari aspek beban pajak. Beban administrasi perpajakan

dapat dikurangi dan menghitung pajak terutang dengan sangat mudah, Namun

dilihat dari beban pajak terutang wajib pajak bisa dirugikan, diuntungkan,

bahkan bisa tidak diuntungkan dan tidak dirugikan.

Kata Kunci: PP Nomor 46 Tahun 2013, aspek keadilan pemajakan, Self

Assessment System, ability to pay dan beban pajak.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal pajak menerbitkan Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas

Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang

memiliki Peredaran Bruto Tertentu. Pemberlakuan PP ini cukup

kontroversial dan banyak menimbulkan pro dan kontra dikalangan dunia

usaha dan masyarakat Indonesia. Peraturan ini mulai diberlakukan efektif

1 Juli 2013, disosialisasikan melalui media masa baik elektronik maupun

cetak sebagai “Pajak UMKM” dengan tarif sebesar 1% dari Omzet

perbulan dan bersifat final. Pemakaian istilah UMKM, PP ini cukup sukses

mencuri perhatian, mengundang pertanyaan, kebingungan, atau mungkin

kekhawatiran dikalangan masyarakat wajib pajak kelas menengah ke

bawah di Indonesia.

Sejak awal diundangkan dan disosialisasikan, yang menjadi sasaran

pemajakan PP ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

UMKM mendapat prioritas yang sangat besar dari Pemerintah, sampai

dibentuk sebuah kementerian yang mengurusi UMKM. Alasannya karena

UMKM merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang besar yaitu

sekitar 61 persen dari Produk Domestik Bruto dan tidak rentan terhadap

krisis ekonomi global. Terkait dengan UMKM, sebelumnya sudah ada tarif

khusus Pajak Penghasilan (PPh.) UMKM tetapi hanya berlaku untuk yang

berbentuk badan usaha yaitu diatur dalam Undang-Udang nomor 36

Tahun 2008 tentang pajak pengasilan, pada pasal 31E dinyatakan bahwa

wajib pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan

Rp.50 milyar mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50

persen dari tarif umum sebagaimana diatur dalam pasal 17 ayat 2 yang

dikenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto sampai

dengan Rp.4,8 Milyar. Dengan tarif PPh. Badan yang berlaku saat ini

sebesar 25%, maka bagi wajib pajak badan dalam negeri yang memenuhi

syarat, tarif efektifnya menjadi 12,5% atas penghasilan sampai dengan

Page 10: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

2

Rp,4,8 milyar. Pengenaan PPh. Dalam hal ini dilakukan terhadap

penghasilan kena pajak yang dihitung dari perhitungan laba-rugi akuntansi

(pembukuan) setelah dilakukan koreksi fiskal karena berdasarkan pasal 28

ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum

dan Tatacara Perpajakan (KUP), Wajib Pajak Badan wajib

menyelenggarakan pembukuan.

PP nomor 46 tahun 2013 mengatur PPh. baik untuk Wajib Pajak

Orang Pribadi atau Badan (tidak termasuk Bentuk Usaha Tetap) yang

menerima atau memperoleh Penghasilan dengan peredaran bruto tertentu

yaitu tidak melebihi Rp 4,8 Milyarr, tidak termasuk peredaran bruto dari:

(1). Penghasilan yang diterima atau diproleh dari luar negeri. (2). Usaha

yang atas penghasilannnya telah dikenai pajak penghasilan yang bersifat

final. (3) Penghasilan yang dikecualikan sebagai obyek pajak. Pajak

terutang dihitung berdasarkan tarif 1 persen dikalikan dengan dasar

pengenaan pajak dan bersifat final. Dasar pengenaan pajak yang digunakan

adalah jumlah peredaran bruto setiap bulan. Pengenaan pajak penghasilan

(PPh) Final menarik untuk dikaji karena berimbas pada mekanisme

pemungutan pajak terhadap WP yang dikenakan PPh berdasarkan PP ini.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dipandang penting untuk

memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang dampak

pemberlakuan PP No 46 tahun 2013 pada kewajiban perpajakan UMKM

ditinjau dari aspek keadilan pemajakan, aspek Self Assessment System,

aspek ability to pay, dan beban pajak.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Menganalisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek keadilan

pemajakan.

2. Menganalisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek Self Assessment

System

Page 11: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

3

3. Menganalisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek ability to pay.

4. Menganalisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek beban pajak.

1.3 Urgensi Penelitian

Penelitian ini sangat penting dilakukan sebagai tambahan sarana

pembelajaran pada mata kuliah perpajakan untuk melakukan telaah kritis

terhadap pemberlakuan suatu undang-undang atau peraturan, khususnya dalam

memahami dampak dari pemberlakuan PP Nomor 46 pada kewajiban

perpajakan ditinjau dari aspek keadilan pemajakan, aspek Self Assessment

System, aspek ability to pay, aspek beban pajak

Page 12: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

4

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013

PP Nomor 46 Tahun merupakan kebijakan pemerintah yang mengatur

mengenai pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau

diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. l. Wajib pajak

yang memiliki peredaran bruto tertentu adalah WP yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:

a. WP orang pribadi atau WP badan tidak termasuk BUT

b. Menerima penghasilan dari usaha, tidak termasuk penghasilan dari jasa

sehubungan dengan pekerjaan bebas, dengan peredaran bruto tidak

melebihi Rp. 4.800.000.000 (empat milyar delapan ratus juta rupiah)

dalam 1 tahun pajak.

c. Tidak termasuk WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha

perdagangan dan /jasa yang dalam usahanya; 1) menggunakan sarana

dan prasarana yang dapat dibongkar pasang, baik yang menetap

maupun tidak menetap. 2) menggunakan sebagian atau seluruh tempat

untuk kepentingan umum yang tidak diperuntukkan bagi tempat usaha

atau berjualan.

d. Tidak termasuk WP badan adalah; 1) WP badan yang belum beroperasi

secara komersial. 2) WP badan yang dalam jangka wakti 1 tahun

setelah beroperasi secara komersial memperoleh peredaran bruto

melebihi Rp.4.800.000.000 (empat milyar delapan ratus juta rupiah).

Pajak Penghasilan yang diatur dalam PP tersebut termasuk PPh

Pasal 4 ayat 2, bersifat final. Besarnyat tarif pajak penghasilan adalah

sebesar 1 persen. Dasar pengenaan pajak adalah peredaran bruto setiap

bulan. Pajak penghasilan terutang dihitung berdasarkan tarif dikalikan

dengan dasar pengenaan pajak.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

5

2.1.2 Pengertian pajak

Definisi pajak menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011:),

pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi)

yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar

pengeluaran umum.

2.1.3 Pengertian Subyek Pajak dan Wajib Pajak

Mardiasmo (2011) mendefinisikan subyek pajak adalah

1. a. Orang Pribadi

b. Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak

c. Badan, terdiri dari PT, CV, BUMN/D, dengan nama dan dalam

bentuk apapun, firma kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik,

atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentukbadan lainnya

termasuk kontrak investasi kolektif.

d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).

Sedangkan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang telah

memenuhi kewajiban subyektif dan obyektif.

2.1.4 Pengertian Penghasilan

Undang- undang Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan

mendefinisikan Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia

maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk

menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apapun.

2.1.5 Pengertian UMKM

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM), dinyatakan UMKM adalah sebagai berikut :

Page 14: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

6

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau

badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro memiliki

kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi yang produktif berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh cabang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

dimilik, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteri

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha

Kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta

dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 miliar.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,

dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteri asset sebesar 500 juta

sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5 miliar sampai dengan

50 miliar.

2.1.6 Pengertian Syarat Keadilan dalam Pemungutan Pajak

Undang-undang dan Pelaksanaan Pemungutan pajak harus adil. Adil

dalam perundang-undangan artinya mengenakan pajak secara umum dan

merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil

dalam pelaksanaanya adalah memberikan hak bagi wajib pajak untuk

mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran, dan mengajukan

banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak. Rosdiana dkk. (2004)

menyatakan keadilan dalam pajak penghasilan terdiri dari keadilan horisontal

dan vertikal. Pemungutan pajak dikatakan memenuhi keadilan horisontal, jika

wajib pajak yang berada dalam kondisi sama dan diperlakukan sama. Keadilan

Page 15: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

7

vertikal terpenuhi apabila wajib pajak yang mempunyai tambahan kemampuan

ekonomis yang berbeda dan diperlakukan tidak sama. Artinya beban pajak

harus dibagi secara adil kepada orang-orang dengan tingkat kemampuan

membayar yang berbeda. Musgrave (dalam Siti,2007) menggunakan dua

pendekatan dalam menentukan keadilan; pertama pendekatan manfaat artinya

sistem pajak dikatakan adil apabila kontribusi yang diberikan oleh setiap wajib

pajak sesuai dengan manfaat yang diperolehnya dari jasa-jasa pemerintah.

Kedua, sistem pajak dikatakan adil tergantung pada kemampuan wajib pajak

dalam membayar pajak.

2.1.7. Pengertian Self Assessment System

Mardiasmo (2011) menyatakan Self Assessment System adalah sistem

pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk

menentukan sendiri besarnya pajak terutang, mulai dari menghitung,

memperhitungkan, menyetor dan melaporkan.

2.1.8 Pengertian Beban Pajak

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya

kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal. Beban pajak penghasilan terdiri dari

beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban Pajak kini adalah jumlah

PPh. terutang atas penghasilan kena pajak pada satu periode akuntansi. Beban

pajak tangguhan adalah beban pajak yang akan menimbulkan kewajiban pajak

tangguhan (IAI,2007)

2.1.9 Pengertian Ability to Pay

Konsep Ability to Pay dalam perpajakan artinya pajak harus dipungut

pada saat yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk membayar

(Lumbantoruan, 1996). Contoh; uang sewa yang diterima dimuka dalam

perpajakan diakui sebagai penghasilan, sedangkan untuk keperluan komersial

penghasilan hanya diakui pada masa persewaaan (Lumbantoruan, 1996).

Page 16: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

8

Konsep Ability to Pay mengakibatkan adanya penangguhan pengakuan

terhadap biaya-biaya tertetu, yaitu pada saat pembayaran dilakukan atau pada

saat piutang benar-benar dihapus. Berdasarkan konsep tersebut dalam

perpajakan tidak sepenuhnya menerapkan asas akrual untuk menetapkan

penghasilan dan biaya.

2.1.10 Tarif Pajak Penghasilan

Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) pasal 17 ayat 1 tarif

PPh untuk orang pribadi adalah sebagai berikut:

1. lapisan Penghasilan Kena Pajak (PKP) sampai dengan Rp.50 juta 5%,

2. diatas Rp.50 juta sampai dengan Rp.250 juta 15%

3. diatas Rp.250 juta sampai dengan Rp.500 juta 25%

4. Diatas Rp.500 juta 30%

Tarif PPh Badan mulai tahun pajak 2010 sebesar 25%, pasilitas

pengurangan tarif diberikan atas:

1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM), syarat peredaran bruto setahun

sampai dengan Rp.50 milyar, pengurangan tarif 50% terbatas atas

PKP dari peredaran bruto Rp.4,8 milyar

2. Wajib Pajak Go Publik, diberikan penurunan tarif 5% dengan syarat

minimal 40% saham disetor diperdagangkan di bursa efek.

2.1.11 Penghasilan Kena Pajak

Penghasilan Kena Pajak (PKP) atau Laba Fiskal adalah laba/rugi

selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan lebih

ditujukan untuk menjadi dasar perhitungan pajak penghasilan (IAI,2007).

.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah PP nomor 46 tahun 2013 dan kewajiban

perpajakan bagi UMKM. Penelitian ini merupakan telah kritis terhadap PP

Nomor 46 tahun 2013. Teknik analisis data yang digunakan adalah bersifat

deskriptif yaitu menjelaskan dampak dari PP tersebut terhadap kewajiban

perpajakan UMKM ditinjau dari aspek keadilan pemajakan, aspek Self

Assessment System, aspek ability to pay, dan beban pajak, disertai dengan

contoh perhitungan pajak penghasilan terutang sesudah dan sebelum

pemberlakuan PP tersebut baik untuk WP orang pribadi maupun Badan.

3.2 Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini digolongkan menjadi

dua, yaitu:

a. Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah PP Nomor 46 tahun 2013.

b. Variabel bebas atau Independent variable adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan variabel terikat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aspek keadilan pemajakan,

aspek Self Assessment System, aspek ability to pay, dan beban pajak.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 46Tahun 2013

Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2013 adalah PP tentang pajak

penghasilan atas penghasilan dari usaha perseorangan dan atau badan yang

diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi atau badan yang memiliki

peredaran bruto tertentu, yaitu kurang dari 4,8 milyar. Dalam PP ini wajib

Page 18: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

10

pajak dikenakan pajak penghasilan (PPh,) sebesar 1%( persen) dari

penghasilan bruto sebulan dan bersifat final.

b. Aspek keadilan pemajakan

Aspek keadilan pemajakan artinya pajak harus dikenakan secara adil,

artinya pajak dikenakan sebanding dengan kemampuan wajib pajak untuk

membayar pajak. Pemajakan adil artinya semakin besar penghasilan, maka

jumlah pajak yang harus dibayar juga semakin besar dan sebaliknya.

c. Aspek ability to pay

Ability to Pay artinya pajak harus dipungut pada saat wajib pajak

mempunyai kemampuan untuk membayar pajak. Contoh; uang sewa yang

diterima dimuka dalam perpajakan diakui sebagai penghasilan pada saat

dierima.

d. Beban pajak

Beban pajak adalah jumlah pajak yang terutang atas penghasilan kena

pajak pada satu tahun pajak.

3.4. Jenis dan sumber data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Kuanlitatif

adalah data dalam bentuk angka yang dinyatakan dalam satuan hitung

(Sugiono,2012). Dalam penelitian ini data kuanlitatif yang digunakan

adalah data penjualan (peredaran bruto) wajib pajak badan dan pribadi.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulanya, melainkan

dikumpulkan oleh pihak lain. Dalam penelitian ini data sekunder berupa

data penjualan (peredaran bruto) wajib pajak badan dan pribadi, besarnya

Penghasilan Tidak Kena pajak (PTKP), dan PPh. Terutang.

Page 19: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

11

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan melakukan observasi pada literatur yang berakaitan dengan masalah

yang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bersifat deskriptif yaitu menjelaskan dampak dari PP Nomor 46 tahun 2013

pada kewajiban perpajakan UMKM dilihat dari aspek keadilan pemajakan,

Self Assessment System, Ability to Pay, dan beban pajak. disertai dengan

contoh perhitungan pajak penghasilan terutang sebelum dan sesudah

pemberlakuan PP tersebut baik untuk WP orang pribadi maupun Badan.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

12

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Keadilan

Pemajakan.

Ditinjau dari konsep keadilan dalam pemajakan, pengenaan PPh. Final

terhadap UMKM tidak sesuai dengan aspek keadilan, karena tidak

mencerminkan kemampuan membayar (ability to pay). Musgrave menyatakan

Pemajakan yang adil adalah semakin besar penghasilan, maka semakin besar

pula pajak yang harus dibayar, pemajakan ini disebut dengan keadilan vertikal.

Penghasilan yang dimaksud adalah penghasilan neto, yaitu penghasilan bruto

setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang diperkenakan mengurangi

penghasilan bruto menurut ketentuan perpajakan yang berlaku. Menurut PP

Nomor 46, PPh terutang dihitung langsung dari peredaran bruto, maka

pemajakan tersebut tidak sesuai dengan konsep keadilan dalam pemajakan.

Mengapa dikatakan tidak adil, karena besar kecilnya penghasilan neto

seseorang atau badan usaha tidak akan mempengaruhi besarnya pajak yang

akan dibayar, karena pajak dihitung dengan mengalikan tarif langsung

terhadap peredaran bruto, dan dalam keadaan rugi pun seseorang atau badan

usaha tetap harus membayar pajak.

UMKM yang berbentuk badan tidak diuntungkan dan tidak dirugikan

apabila persentase penghasilan kena pajak (PKP) terhadap peredaran bruto

mencapai 8%. Hal tersebut diperoleh dari 12,5% x 8% = 1%, maka PPh.

terutang dirumuskan 1% x peredaran bruto sebulan. Tarif 12,5% adalah

merupakan tarif pasal 31E dari UU PPh. Apabila UMKM mampu meraih PKP

diatas 8%, maka UMKM dalam bentuk badan usaha diuntungkan karena

membayar pajak lebih kecil dari ketentuan sebelumnya. Sebaliknya apabila

kurang PKP dari 8%, maka UMKM akan dirugikan karena membayar pajak

lebih besar, bahkan akan tetap membayar PPh. dalam keadaan rugi. Bagi

UMKM perseorangan harus memperoleh PKP lebih besar dari 8% agar tidak

dirugikan. Sebab menurut PP Nomor 46 tahun 2013 Penghasilan Tidak Kena

Page 21: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

13

Pajak (PTKP) tidak lagi menjadi pengurang penghasilan dalam menghitung

Penghasilan Kena Pajak bagi UMKM orang pribadi.

Berikut gambaran dampak pemberlakuan PP Nomor 46 Tahun 2013

terhadap UMKM WP Badan dan WP orang pribadi

Tabel 4.1 Dampak Pemberlakuan PP 46 untuk Wajib Pajak Badan

Keterangan PKP 5% PKP 8 % PKP 10 %

Sales/Peredaran Bruto 3.000.000.000 3.000.000.000 3.000.000.000

PKP 150.000.000 240.000.000 300.000.000

PPh. 12,5% 18.750.000 30.000.000 37.500.000

PPh. Final 1% 30.000.000 30.000.000 30.000.000

WP Badan diuntungkan

(dirugikan)

(11.250.000) -

7.500.000

Tabel 4.2 Dampak Pemberlakuan PP 46 untuk Wajib Pajak Orang

Pribadi (Status WP Kawin dengan Anak 3) Menggunakan

Pembukuan

Keterangan PKP 5% PKP 8 % PKP 10 %

Sales/Peredaran Bruto 2.000.000.000 2.000.000.000 2.000.000.000

PKP sebelum PTKP 100.000.000 160.000.000 200.000.000

PTKP 32.400.000 32.400.000 32.400.000

PKP setelah PTKP 67.600.000 127.600.000 167.600.000

PPh. Terutang 5.140.000 14.140.000 20.140.000

PPh. Final 1% 20.000.000 20.000.000 20.000.000

WP Badan diuntungkan

(dirugikan)

(14.860.000) (5.160.000)

140.000

Untuk mencari titik impas, dimana UMKM wajib pajak orang pribadi

dengan status K/3 tidak diuntungkan dan tidak dirugikan dengan penerapan

PP Nomor 46 Tahun 2013 dibandingkan dengan penerapan tarif progresif

pasal 17 ayat 1 Undang-undang Pajak Penghasilan, dapat dihitung dengan cara

sebagai berikut:

Page 22: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

14

1% x 2.000.000.000 = (5% x 50.000.000) + 15% x (X -50.000.000)

20.000.000 = 2.500.000 + 0,15X -7.500.000

20.000.000 – 2.500.000 +7.500.000 = 0,15X

25.000.000 = 0,15X

X = 25.000.000/0,15

X = 166.666.666,7

X adalah Penghasilan Kena Pajak setelah PTKP

Penghasilan kena pajak sebelum PTKP adalah 166.666.666,7 + 32.400.000 =

Rp.199.066.666,7, atau sama dengan 9,953% yaitu 199.066.666,7 x 100%

2.000.000.000

Jadi Wajib pajak orang pribadi tidak diuntungkan dan tidak dirugikan oleh

pemberlakuan PP 46 Tahun 2013, apabila PKP sebelum PTKP sebesar

9,953% dari peredaran bruto (WPOP yang menggunakan Pembukuan).

Sedangkan bagi WPOP yang sebelumnya menggunakan norma perhitungan

penghasilan neto dengan persentase yang lebih besar dari titik impas 9,953%

akan diuntungkan dengan terbitnya PP Nomor 46 Tahun 2013, dan sebaliknya

dirugikan bagi UMKM dengan persentase norma dibawah 9,953%.

4.2. Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Self

Assessment System

Penerapan PPh Final 1% terhadap UMKM yang mempunyai

peredaran dalam tidak lebih dari Rp.4,8 milyar setahun, jika dilihat

dari sisi kemudahan dalam perhitungan pajak terutang bagi WP Badan

dan WP orang pribadi yang tidak menyelenggarakan pembukuan

adalah tepat. Namun bagi WP yang menyelenggarakan pembukuan

dengan tertib dan menghitung pajak terutang dari laba fiskal,

pemberlakuan PP 46 Tahun 2013 menjadi suatu kemunduran dari

konsep self assessment system. Konsep ini memberikan kepercayaan

kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor,

dan melaporkan sendiri kewajiban pajaknya. Jadi dengan

Pemberlakuan PP 46 Tahun 2013 self assessment system menjadi

Page 23: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

15

tidak bermakna, mundur, dan tidak selaras dengan tujuan utama dari

konsep self assessment system, yaitu kepatuhan membayar pajak

secara sukarela.

4.3. Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Ability to Pay.

Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013, yaitu pengenaan PPh

Final sebesar 1% tidak adil, karena tidak mencerminkan kemampuan

membayar (ability to pay). Besar kecilnya penghasilan neto wajib

pajak tidak akan mempengaruhi besarnya pajak yang akan dibayar dan

dalam keadaan rugi, dengan pengenaan PPh. Final ini wajib pajak tetap

membayar pajak. Dapat kita bayangkan bagaimana wajib pajak mampu

membayar pajak dalam keaadan rugi. Jadi Pemberlakuan PP Nomor 46

tahun 2013 mengabaikan aspek ability to pay bagi wajib pajak yang

rugi atau PKP dibawah titik impas yaitu sebesar 8% untuk WP badan

dan 9,953% untuk WP orang pribadi.

4.4.Analisis Dampak Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

Kewajiban Perpajakan UMKM Ditinjau dari Aspek Beban Pajak.

Ditinjau dari aspek beban pajak pemberlakuakn PP Nomor 46

Tahun 2013 dapat dilihat dari 2 aspek yaitu;

1. Beban administrasi perpajakan UMKM dapat dikurangi/ rendahnya

cost of compliance, karena wajib pajak cukup membuat pencatatan

untuk dapat mentaati peraturan yang berlaku. Cost of compliance

juga dapat dikurangi dengan penerapan model presumtive regime-

single tarif. Penerapan model ini juga akan berdampak pada

minimalisasi cost of collection bagi pemerintah, yaitu mengurangi

beban administrasi pemerintah per individu UMKM.

2. Beban pajak terutang, dengan pemberlakuan PP 46 Tahun 2013

wajib pajak dapat menghitung beban pajak dengan sangat mudah,

yaitu cukup mengalikan tarif 1% dengan penghasilan bruto

perbulan. Wajib pajak bisa dirugikan, diuntungkan, atau tidak

Page 24: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

16

diuntungkan dan tidak dirugikan, artinya beban pajak bisa lebih

besar, atau lebih kecil, atau bahkan sama dengan PPh. terutang

menurut pasal 31E Undang-Undang pajak penghasilan. .Hal

tersebut sangat tergantung dari besar kecilnya PKP yang diperoleh

wajib pajak. Contoh perhitungan bisa dilihat pada Tabel 4.1

dan 4.2.

Page 25: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

17

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

1. Analisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek keadilan

pemajakan. Pengenaan PPh. Final terhadap UMKM tidak sesuai

dengan aspek keadilan, karena tidak mencerminkan kemampuan

membayar (ability to pay. Besar kecilnya penghasilan neto seseorang

atau badan usaha tidak akan mempengaruhi besarnya pajak yang

akan dibayar, karena pajak dihitung dengan mengalikan tarif

langsung (1%) dari peredaran bruto, dan dalam keadaan rugi pun

seseorang atau badan usaha tetap harus membayar pajak.

2. Analisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek Self Assessment

System. Pemberlakuan PP 46 Tahun 2013, self assessment system

menjadi tidak bermakna, mundur, dan tidak selaras dengan tujuan

utama dari konsep self assessment system, yaitu kepatuhan

membayar pajak secara sukarela.

3. Analisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek Ability to Pay.

Pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 mengabaikan aspek ability

to pay bagi wajib pajak yang rugi atau PKP dibawah titik impas yaitu

sebesar 8% untuk WP badan dan 9,953% untuk WP orang pribadi.

4. Analisis dampak pemberlakuan PP Nomor 46 tahun 2013 pada

kewajiban perpajakan UMKM ditinjau dari aspek beban pajak.

Beban administrasi perpajakan UMKM dapat dikurangi, karena

wajib pajak cukup membuat pencatatan untuk dapat mentaati

peraturan yang berlaku, dan dapat menghitung beban pajak dengan

sangat mudah, yaitu cukup mengalikan tarif 1% dengan penghasilan

bruto perbulan. Namun dilihat dari beban pajak terutang wajib pajak

bisa dirugikan, diuntungkan, atau tidak diuntungkan dan tidak

Page 26: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

18

dirugikan, artinya beban pajak bisa lebih besar, atau lebih kecil, atau

bahkan sama dengan PPh. terutang menurut pasal 31E Undang-

Undang pajak penghasilan. .Hal tersebut sangat tergantung dari besar

kecilnya PKP yang diperoleh wajib pajak.

5.2 Saran

Penetapan tarif Pajak Penghasilan final, sebaiknya dilakukan dengan

mempertimbangkan tingkat keuntungan rata-rata per sektor pada UMKM,

sehingga tidak menimbulkan perbedaan yang lebar antara UMKM yang

dirugikan dan yang diuntungkan dengan berlakunya PP Nomor 46 Tahun

2013.

Page 27: LAPORAN PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN … fileiii daftar isi halaman pengesahan ii daftar isi iii daftar tabel v identitas penelitian vi kata pengantar vii abstrak viii

19

DAFTAR PUSTAKA

Lumbantoruan Shopar. 1996. Akuntansi Pajak. Gramedia Widiasarana

Indonesia; Jakarta.

Ikatan akuntan Indonesia (IAI).2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan – Edisi Revisi . Yogyakarta: ANDI.

Musgrave,R.A.1976, Optimal Taxation, Equitable Taxation, and Second-Best

Taxation. Journal of Public Economics 6.

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas

Penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang

memiliki Peredaran BrutoTertentu.

Rosdiana, Haula, dan Edi Slamet Irianto.2004. Pengantar Ilmu Pajak

(Kebijakan Implementasi di Indonesia). Rajawali Pers; Jakarta

Siti Resmi, 2007, Perpajakan, Teori dan Kasus., Jakarta: Salemba Empat.

Sugiono, 2012, Metode Penelitian Bisnis, CV.Alfabeta: Bandung

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

Undang- undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak

penghasilan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM)

: