BAB IV ne

download BAB IV ne

of 22

description

ll

Transcript of BAB IV ne

BAB IV

PAGE 43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Sebelum Tindakan Kelas

Peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu melakukan pengambilan data tentang prilaku siswa dengan metode observasi pada mata diklat mengukur menggunakan alat ukur. Siswa kelas I TP2 Blok ke 2 SMK Negeri 2 Pengasih, Kulon Progo. Hasil observasi pada hari pertama masuk pelajaran sebagai berikut:Tabel 1. Data Prilaku SiswaNama SiswaCatatan

ESTEPMEIIHRB

ISSIWNJNTNSRNSJH

NWDOAS

PSHpasif, pemahaman materi sedangpasif, pemahaman materi baik

pasif, pemahaman materi kurang

agak aktif, pemahaman materi baik

pasif, pemahaman materi kurang

pasif, pemahaman materi sedangagak aktif, pemahaman materi kurang

pasif, pemahaman materi sedangagak aktif, pemahaman materi kurang

aktif, pemahaman materi sedangpasif, pemahaman materi kurang

pasif, pemahaman materi baik

Ket : Nama Siswa diinisialkan

B. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I1.Rencana Penelitian Tindakan

Persiapan dalam penelitian tindakan, peneliti membuat desain penelitian tindakan atau rencana model peningkatan kualitas pembelajaran siswa melalui metode diskusi dengan variasi strategi pembelajaran. Personalia dalam penelitian ini meliputi guru dan peneliti sebagai pemantau terhadap tindakan atau kejadian- kejadian yang terjadi selama diadakan tindakan dan siswa kelas I TP 2 kelompok kedua SMK N 2 Pengasih sebagai pelaksana tindakan. Model yang dirancang peneliti pada sikius I sebagai berikut:

a.Kegiatan Pertama, pada awal proses belajar mengajar, guru mengadakan apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa.

b.Kegiatan Kedua, guru meminta siswa membuka buku sumber dan buku catatan untuk mencatat penjelasan guru yang tidak ada dalam buku sumber, kemudian guru menjelaskan materi mata diklat menggunakan alat ukur secara singkat tentang pengunaan jangka sorong dial caliper, kemudian membentuk kelompok diskusi beranggota 6 siswa. Guru membagikan lembar kerja dan meminta beberapa siswa mengamati dari dekat jangka sorong dan mengunakannya. Selama pengamatan dan diskusi kelompok siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas. Alokasi waktu untuk menjelaskan 20% , 50% untuk diskusi kelompok, 20% untuk mengerjakan tugas secara individu, 10 % untuk evaluasi dan menutup pembelajaran.

c.Kegiatan Ketiga. peneliti melakukan observasi, monitoring terhadap tindakan siswa dalam melakukan diskusi kelompok dan kegiatan pengamatan secara keseluruhan. Observasi dan monitoring bertujuan untuk memantau pelaksanaan.

d.Kegiatan Keempat, peniliti melakukan refleksi dan tindak lanjut. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan monitoring terhadap prosedur, proses pengamatan serta hasil tindakan yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan tindakan sikius I sebagai acuan tindakan selanjutnya.

2.Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Guru masuk kelas dengan membuka pelajaran dilanjutkan apersepsi dilanjutnya menerangkan hingga 50 menit, saat diterangkan ada 2-3 siswa yang bertanya materi yang belum jelas. Kemudian guru meminta siswa untuk membentuk 2 kelompok dan meninggalkan tugas. Saat diskusi kelompok berlangsung siswa nampak tidak tertip, ada yang mondar-mandir, ada yang melamun, ada yang ngobrol. Satu jam kemudian guru masuk meminta salah sutu siswa dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi namun saat akan presentasi terjadi kegaduhan karena saling dorong siapa yang akan maju. Setelah selesai presentasi guru meminta siswa kembali ke bangku masing-masing dan memberikan tugas individu. Saat mengerjakan tugas berlangsung semua siswa tenang. Setelah siswa selesai mengerjakan tugas, guru memberi umpan balik ke siswa, pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung.3.Monitoring

Tahap observasi dilakukan untuk memantau jalannya proses pembelajaran dan sebagai tahap perencanaan tindakan selanjutnya. Kegiatan obervasi meliputi: mengamati proses pembelajaran, mencatat jalannya pembelajaran, membimbing dan memantau siswa secara berkeliling agar dapat mengungkap kesulitan-kesulitan maupun pertanyaan-pertanyaan, menjawab pertanyaan dengan jelas dan juga bertanya balik pada siswa untuk memeriksa kembali penguasaan materi belajar. Setelah selesai membahas dan memberi umpan balik ke siswa.4.Refleksi dan Tindak Lanjut

Refleksi dilakukan setelah hasil dari tindakan ke I diobservasi, dicatat, dan mencetak hasil evaluasi siswa. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi sebagai upaya memantapkan tindakan selanjutnya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dengan merevisi perencanaan sebelumnya sesuai dengan permasalahan yang terindentifikasi pada saat pembelajaran sebagai dasar perencanaan tindakan selanjutnya adapun hasilnya sebagai berikut: Tabel 2.

Peningkatan Kualitas Pembelajaran pada siklus I

TingkatanKemampuan Mengungkapkan Pendapat

(siswa)Kemampuan Bekerjasama

(siswa)Penguasaan Materi

(siswa)Ket

Rendah635

Sedang564

Tinggi133

Jumlah121212

Dari data pada tabel di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1.Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan rendah diperoleh data sebagai berikut, terdapat 6 siswa. Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan sedang ada 5 siswa. Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan tinggi ada 1 siswa. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa masih banyak siswa yang belum berani menyampaiakn pendapatnya untuk itu perlu tindak lanjut.2.Aspek bekerjasama pada tingkatan rendah diperoleh data sebagai berikut, terdapat 3 siswa. Aspek bekerjasama pada tingkatan sedang ada 6 siswa. Aspek bekerjasama pada tingkatan tinggi terdapat 3 siswa. Ini merupakan indikasi yang bagus tetapi dengan adanya 3 siswa yang tidak berpartisipasi dapat menganggu konsentrasi siswa yang lain bahkan mungkin akan membuat suasana makin gaduh tak terkendali.3.Aspek penguasaan materi pada tingkatan rendah terdapat 5 siswa. Aspek penguasaan materi pada tingkatan sedang ada 4 siswa. Aspek penguasaan materi pada tingkatan tinggi ada 3 siswa. Dengan adanya 5 siswa yang kurang menguasai materi berarti starategi yang diterapkan belum berhasil.Hasil refleksi pada tindakan pertama ini, adalah: (1) Siswa menunjukkan keaktifan berargumen masih kurang. (2) pada awal dicoba untuk diskusi, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam membagi tugas bagi anggota kelompok pada pembelajaran, namun makin lama makin gaduh dan siswa mulai kurang konsentrasi pada materi pembelajaran, (3) pada tahap awal pembentukan kelompok (6 orang satu kelompok) terlihat tidak efektif dengan adanya siswa yang tidak mencoba dan kurang berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Permasalahan yang muncul pada pertemuan pertama, antara lain: (1) kemampuan anak dalam memposisikan diri dalam kelompok rendah, (2) pembentukan kelompok (6 orang satu kelompok) pada tahap-tahap akhir pembelajaran dirasa tidak efektif lagi karena durasi untuk diskusi kelompok terlalu lama dan jumlah anggota terlalu banyak, (3) kemampuan berargumen rendah.Berdasarkan hasil refleksi siklus I, peneliti dan guru menyimpulkan revisi rancangan tindakan pada sikius II adalah:

a.Jumlah anggota kelompok sebaiknya diperkecil dan durasi untuk diskusi kelompok dikurangi.

b.Siswa memerlukan penjelasan yang lebih baik agar dapat memahami tugas setiap individu dalam kelompok sesuai harapan guru.c.Guru perlu memberikan pancingan (rangsangan) agar siswa tertantang untuk berpendapat.C. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus IIPenelitian tindakan kelas siklus II secara umum melalui langkah-langkah sebagai berikut:1. Rencana Penelitian Tindakan KelasPeneliti menyusun rencana tentang proses pembelajaran, adapun rancangan tersebut adalah pemberian apersepsi. Siswa diminta membuka buku sumber dan buku catatan dengan maksud bila ada penjelasan dari guru tidak tercantum dalam buku sumber dapat dicatat. Menjelaskan materi secara singkat tentang pengunaan jangka sorong skala metrik dilengkapi alat ukur, kemudian membentuk kelompok diskusi beranggota 4 siswa, guru membagikan lembar kerja dan meminta siswa mengamati dari dekat jangka sorong dan mengunakannya. Selama pengamatan dan diskusi kelompok siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum jelas dengan kata dan kalimat yang mudah dipahami siswa, memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan meminta siswa yang kurang memperhatiakan untuk mengulang materi yang telah dijelaskan dengan alokasi waktu 20% dari total pembelajaran. Diskusi kelas dan diskusi kelompok diberi alokasi waktu 40%, 30% waktu untuk tugas individu berupa laporan pribadi yang dikumpulkan dan nantinya dikembaliakan kepada siswa yang bersangkutan. Sisa waktu 10% digunakan untuk evaluasi dan menutup pembelajaran. Untuk mendukung rencana tersebut diperlukan fasilitas antara lain materi kompetensi Mengunakan Alat Ukur, merekam interaksi siswa dengan guru yang diukur dengan tingkat partisipasi siswa yang dilihat oleh pengamat dan anekdot. Dilakukan diskusi balikan antara guru dengan pengamat kemudian dilanjutkan dengan refleksi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan tindakan siklus II.2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Guru masuk kelas dengan membuka pelajaran dilanjutkan apersepsi dilanjutnya menerangkan hingga 40 menit. Saat diterangan ada siswa yang aktif bertanya sebanyak 3-5 anak. Siswa diminta untuk membentuk 3 kelompok dan meninggalkan tugas. Dalam diskusi hari itu siswa nampak lebih terkendali hanya ada 1-2 siswa yang nampak menyendiri. Siswa yang menyendiri tersebut mengerjakan PR pelajaran selanjutnya. Limapuluh menit kemudian guru masuk meminta salah sutu siswa dari masing-masing kelompok mempresentasukan hasil diskusi. Setelah selesai presentasi guru meminta siswa kembali ke bangku masing-masing dan memberikan tugas individu. Saat tugas individu siswa semula tenang namun diakhir waktu tampak gaduh. Setelah dirasa cukup guru meminta siswa mengumpulkan tugas dilanjutkan memberi umpan balik ke siswa, pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung.3. Monitoring

Monitoring pada siklus meliputi: mengamati proses pembelajaran dengan dipadukan dengan berbagai metode diskusi diperbanyak waktunya, mencatat jalannya pembelajaran, membimbing dan memantau siswa secara berkeliling agar dapat mengungkap kesulitan-kesulitan maupun pertanyaan-pertanyaan, menjawab pertanyaan dengan jelas dan juga bertanya balik pada siswa untuk memeriksa kembali ketuntasan belajar, mencetak hasil record belajar siswa. Setelah selesai membahas dan memberi umpan balik ke siswa.4. Refleksi dan Tindak LanjutPeneliti melakuakan refleksi dan melakuakan analisis terhadap hasil observasi untuk mengevaluasi prosedur pengajaran, proses serta hasil tindakan. Adapun hasil analisis pada siklus II sebagai berikut:Tabel 3.Peningkatan Kualitas pelajaran pada siklus II

TingkatanKemampuan Mengungkapkan PendapatKemampuan BekerjasamaPenguasaan MateriKet

Tm1Tm2RerataTm1Tm2RerataTm1Tm2Rerata

Rendah444423423

Sedang465264555

Tinggi423645354

Jumlah121212121212

Ket: Tm= tatap muka (pertemuan)

Dari data pada tabel di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1.Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan rendah ada 4 siswa untuk tiap pertemuan.2.Aspek bekerjasama pada tingkatan rendah diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 4 siswa yang tidak membantu teman satu kelompoknya untuk berfikir. Pertemuan kedua 2 siswa yang pasif. Sehingga pada siklus II rerata dengan tingkatan rendah ada 3 siswa.

3.Aspek penguasaan materi pada tingkatan rendah diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 4 siswa yang kurang mengasai materi karena kurangnya konsentrasi saat pelajaran berlangsung. Pertemuan kedua ada 2 siswa. Sehingga pada siklus II rerata dengan tingkatan rendah ada 3 siswa.4.Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan sedang diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 4 siswa pada tingkatan sedang. Pertemuan kedua ada 6 siswa. Sehingga pada siklus II rerata dengan tingkatan sedang ada 5 siswa.5.Aspek bekerjasama pada tingkatan sedang diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama terdapat 2 siswa. Pertemuan kedua ada peningkatan menjadi 6 siswa karena jika dalam tiap kelompok tidak mampu menyelasaikan dengan cepat maka tiap anggota kelompok dapat konsekuensi tidak dapat menyelesaikan tugas individu. Sehingga pada siklus II rerata dengan tingkatan sedang ada 4 siswa.

6.Aspek penguasaan materi pada tingkatan sedang terdapat 5 siswa untuk tiap pertemuan.

7.Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan tinggi diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 4 siswa. Pertemuan kedua ada 2 siswa. Sehingga pada siklus II rerata dengan tingkatan tinggi ada 3 siswa.

8.Aspek bekerjasama pada tingkatan tinggi diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama terdapat 6 siswa. Pertemuan kedua ada peningkatan menjadai 4 karena ada kejenuhan dari beberapa siswa. Sehingga pada siklus II rerata dengan tingkatan tinggi ada 5 siswa.

9.Aspek penguasaan materi pada tingkatan tinggi diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 3 siswa. Pertemuan kedua ada 5 siswa. Sehingga pada siklus II rerata dengan tingkatan tinggi ada 4 siswa.Hasil refleksi pada siklus II ini, adalah: (1) Ada gairah siswa untuk berargumen. (2) siswa mulai memahami tugasnya dalam kelompok namun masih ada beberapa siswa yang tidak berpartisipasi pada kelompoknya, (3) tingkat penguasaan materi ada peningkatan dari siklus sebelumnya namun masih belum sesuai harapan. Permasalahan yang muncul pada siklus II, antara lain: (1) pembentukan kelompok (4 orang satu kelompok) dirasa belum efektif, (2) penguasaan materi siswa masih rendah. (3) susunan acara pembelajaran monoton.Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama, peneliti dan guru menyimpulkan revisi rancangan tindakan pada sikius II adalah:

a.Jumlah anggota kelompok sebaiknya diperkecil lagi menjadi 3 siswa tiap kelompok.

b.Durasi untuk mengevaluasi dan menutup pelajaran ditambah dengan harapan penguasaan maeri secara individu meningkat.c.Susunan acara pembelajaran mengikuti kehendak guru.D.Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus III1.Rencana Penelitian Tindakan

Persiapan dalam penelitian tindakan, peneliti membuat desain penelitian tindakan atau rencana model peningkatan kualitas pembelajaran siswa melalui metode mengajar. Model yang dirancang peneliti pada sikius III scbagai berikut:

a.Kegiatan Pertama, pada awal proses belajar mengajar, guru mengadakan apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa.b.Kegiatan Kedua, guru meminta siswa membentuk kelompok diskusi beranggota 3 siswa tentang pengunaan jangka sorong skala inci. Guru membagikan lembar kerja dan meminta beberapa siswa mengamati dari dekat jangka sorong dan mengunakannya dengan bahan dari buku sumber. Bila diskusi telah selesai guru menjelaskan materi yang tidak ada dalam buku sumber dan meminta buku catatan untuk mencatat penjelasan. Selama pengamatan dan diskusi kelompok siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang membingungkan. Alokasi waktu untuk menjelaskan 20% , 30% untuk diskusi kelompok 30% untuk mengerjakan tugas secara individu. 20 % untuk evaluasi dan menutup pembelajaran.c.Kegiatan Ketiga. peneliti melakukan observasi, monitoring terhadap tindakan siswa dalam melakukan diskusi kelompok dan kegiatan pengamatan secara keseluruhan. Observasi dan monitoring bertujuan untuk memantau pelaksanaan pengamatan dengan alokasi waktu yang berbeda.

d.Kegiatan Keempat, peniliti melakukan refleksi dan tindak lanjut Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan monitoring terhadap prosedur, proses pengamatan serta hasil tindakan yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan tindakan sikius III. 2.Pelaksanaan Penelitian Tindakan

Guru masuk kelas dengan membuka pelajaran dilanjutkan apersepsi. Guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok untuk diskusi selama 50 menit. Selama diskusi semua siswa berpartisipasi dalam kelompok masing-masing. Seperti pada kelompok 1 dan 2 terjadi debat karena perbedaan pendapat hasil temuan. Waktu diskusi berakhir guru menerangkan hingga 50 menit, selama diterangkan siswa nampak puas. Guru meminta siswa kembali ke bangku masing-masing dan memberikan tugas individu selama 40 menit, siswa nampak asyik mengerjakan soal seperti mengerjakan soal mudah saja. Dengan siswa waktu yang ada guru membahas soal tugas individu dengan diskusi kelas yang berlangsung ramai, memberi umpan balik ke siswa, pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung. Pada siklus ini keaktifan siswa berpendapat dan bekerja sama sudah dalam katagori baik.3.Monitoring

Monitoring dalam penelitian ini adalah mengamati perubahan akibat tindakan guru. Caranya adalah pengamat diminta mengisi format observasi terstruktur dengan memberikan tanda Check bila terdapat respon dari siswa bersangkutan untuk mencatat data kemampuan berpendapat dan bekerjasama siswa. Data ini juga didukung dengan catatan harian guru, hasil wawancara dengan siswa yang paling aktif dan paling pasif. Pada siklus ini dilakukan 2 kali pengamatan. Kreteria keberhasialan tindakan sebagaimana tercantum dalam bab III. 4.Refleksi dan KesimpulanRefleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan motode peningkatan kualitas pembelajaran dengan menganalisis data hasil monitoring, adapun hasilnya sebagai berikut: Tabel 4.Peningkatan Kualitas pelajaran pada siklus IIIAspekTingkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat(siswa)Kemampuan Bekerjasama(siswa)Penguasaan Materi(siswa)Ket

Tm1Tm2RerataTm1Tm2RerataTm1Ym2Rerata

Rendah312000201

Sedang554,5666687

Tinggi465,5666444

Jumlah121212121212

Ket: Tm= tatap muka (pertemuan)Dari data pada tabel di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1.Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan rendah diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama 3 siswa. Pertemuan kedua ada menurun 1 siswa.. Sehingga pada siklus III rerata dengan tingkatan rendah ada 2 siswa.2.Aspek bekerjasama pada tingkatan rendah tidak terdapat siswa yang tidak berpartisipasi dalam kelompok. Mereka telah mengetahui tugas mereka dengan baik dalam kelompok yaitu saling mengisi.3.Aspek penguasaan materi pada tingkatan rendah diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 2 siswa yang kurang mengasai materi. Pertemuan kedua sudah memenuhi kriteria standart. Sehingga pada siklus III rerata dengan tingkatan rendah ada 1 siswa.

4.Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan sedang diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 5 siswa. Pertemuan kedua ada penurunan menjadi 4 siswa. Sehingga pada siklus III rerata dengan tingkatan sedang ada 4,5 siswa.

5.Aspek bekerjasama pada tingkatan sedang terdapat 6 siswa pada tiap pertemuan.

6.Aspek penguasaan materi pada tingkatan sedang diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 6 siswa. Pertemuan kedua ada 8 siswa dikarenakan siswa mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat apa yang ditangkan yang tidak terdapat pada buku sumber. Sehingga pada siklus III rerata dengan tingkatan sedang ada 7 siswa.7.Aspek mengungkapkan pendapat pada tingkatan tinggi diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama terdapat 4 siswa. Pertemuan kedua bertambah menjadi 7 siswa. Sehingga pada siklus III rerata dengan tingkatan tinggi ada 5,5 siswa.

8.Aspek bekerjasama pada tingkatan tinggi diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama terdapat 6 siswa. Pertemuan kedua ada peningkatan menjadai 6. Sehingga pada siklus III rerata dengan tingkatan tinggi ada 6. siswa

9.Aspek penguasaan materi pada tingkatan tinggi diperoleh data sebagai berikut, pertemuan pertama ada 4 siswa. Pertemuan kedua 4 siswa yang memiliki pengusaan materi tinggi. Sehingga pada siklus III rerata dengan tingkatan tinggi ada 4 siswa.

Berdasarkan hasil analisis pada sikius III diketahui bahwa aspek yang siswa menunjukan peningkatan hasil pembelajaran yang baik. Rata-rata siswa telah dapat menguasai materi dengan baik. Hasil tes menunjukan semua siswa lulus pada pertemuan terakhir. Setiap siswa aktif dengan mengerjakan tugas individu sangat membantu daya ingat dalam mengerjakan kuis. Dengan diskusi kelompok untuk tiap pertemuan membantu siswa untuk berani berargumen dan dapat bekerja sama dalam team.Berdasarkan refleksi pembelajaran dengan memmetode mengajar, dapat diketahui dan disimpulkan bahwa :

a.Memvariasi strategi mengajar dengan alokasi waktu menjelaskan 20%, diskusi kelompok 30%, mengerjakan tugas individu 30% dan 20 % untuk evaluasi dan menutup pelajaran sangat baik bila susunanya diubah setiap saat.

b.Dengan memvariasi strategi mengajar dengan alokasi waktu menjelaskan 20%, diskusi kelompok 30%, mengerjakan tugas individu 30% dan 20 % untuk evaluasi dan menutup pelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpendapat siswa dan bekerjasama antar siswa dalam satu kelompok kerja.c.Dengan pembelajaran yang bermakna, dinamis, siswa merasa lebih senang dalam belajar dan cepat dalam penguasaan materi.

E.Tanggapan Guru Dan Siswa Terhadap Penelitan Tindakan Kelas

1. Tanggapan Guru Terhadap Metode mengajar.

Berdasarkan kesimpulan dari angket terbuka dengan guru terungkap tanggapan guru setelah menerapkan pembelajaran dengan metode mengajar, sebagai berikut :

1. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran perlu ditindaklanjuti oleh guru.

2. Pelaksanaan pembelajaran lebih terencana dengan tujuan yang jelas.

3. Siswa menjadi kooperatif dalam belajar karena guru menjadi fasilitator dan motifator belajar bukan satu-satunya sumber belajar.

4. Penerapan pembelajaran metode mengajar dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok, penguaswaan materi meskipun memerlukan persiapan yang lebih karena adanya kendala waktu dan situasi.5. Siswa terpacu untuk mencari sumber belajar lain, agar dapat menghayati pelajaran dengan baik.

6. Dengan metode mengajar guru menjadi lebih bergiarah dan bersemangat dalam mengajar.

2. Tanggapan Siswa Terhadap Metode mengajar.

Berdasarkan kesimpulan dari angket dan pengamatan pada saat PBM siswa terungkap tanggapan siswa setelah menerapkan pembelajaran berbasis media komputer. Dari angket yang dapat dianalisis sebanyak 12 buah, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebanyak 67 % siswa menyatakan belajar dengan variasi metode menga-jar bisa memahami materi dengan baik 33 % menyatakan sama saja.

2. Sebanyak 33 % orang siswa menyatakan bahwa pemahaman materi lebih banyak diperoleh dari ceramah, 42 % menyatakan dari diskusi, dan 25 % menyatakan dari tugas individu.

3. Sebanyak 58 % siswa menyatakan bahwa belajar dengan metode mengajar tidak membosankan, 17 % siswa menyatakan dapat berdikusi dengan teman dan 25 % siswa menyatakan melatih kerjasama kelompok.

4. Sebanyak 67 % siswa menyatakan senang dengan metode mengajar, 33 % siswa menyatakan belajar dengan metode mengajar biasa saja.5. Sebanyak 50 % siswa menyatakan belajar dengan metode mengajar membantu untuk lebih berani berpendapat, 50 % siswa menyatakan belajar dengan metode mengajar dapat melatih bekerja sama..6. Sebanyak 42 % siswa menyatakan kesulitan yang muncul adalah mencari sumber belajar lain, 58% siswa menyatakan susah menyusun laporan.

7. Sebanyak 91 % siswa menyatakan belajar dengan metode mengajar perlu dicoba pada mata pelajaran lainnya, 9 % siswa menyatakan tidak perlu.F.PembahasanBanyak faktor yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, selain faktor guru dan siswa, metode pengajaran dan sarana pembelajaran juga menupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Metode mengajar merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar. Guru sebagai manager di kelas harus mampu mengkoordinasi proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik.

Peneliti selaku kolaborator berusaha memaksimalkan metode mengajar dengan memberi masukan pada guru pengampu di SMK N 2 Pengasih khususnya untuk mata diklat menggunakan alat ukur untuk memperjelas materi palajaran. Umumnya guru menerangakan dan memberi tugas tanpa di tunggui sehingga siswa bila ada kesulitan hanya diam saja tidak berani mengungkapkan masalahnya lebih parah lagi mereka asik mendiskusikan hal diluar materi pelajaran.

Hasil observasi dan monitoring penenliti selama siklus I, dengan tindakan memperbanyak waktu untuk diskusi kelompok dengan anggota kelompok 6 siswa yang dilakukan 1 kali pengamatan dengan aspek yang diminati adalah kemampuan berpendapat dan bekerja sama serta penguasaan materi masih dirasa belum baik. Peneliti mencoba mengambil langkah untuk diadakan sikius II yaitu pengamatan dengan metode yang berbeda yaitu memperbanyak jumlah kelompok, pengamatannya dilakukan selama 2 kali pertemuan hasil yang dicapai pada siklus ini telah cukup baik tetapi hasilnya dirasa masih kurang memuaskan untuk secara keseluruhan aspek yang diamati. Untuk itu dilakuakn siklus III dengan 2 kali pengamatan, hasilnya secara keseluruhan pengamatan sudah baik walaupun rerata untuk aspek penguasan materi ada 1 sampai 2 siswa mengalami penurunan prestasi dari tinggi ke sedang. Jadi keseluruhan aspek yang diamati oleh peneliti pada siklus III baik aspek kemampuan berpendapat, kerjasama dan penguasaan materi hanya sedikit siswa yang berada pada tingkatan rendah. Dengan meningkatnya keaktifan dalam belajar, baik aktif dalam berpendapat dan bekerja sama dalam kelopok saat mengikuti kegiatan pembelajaran, dan penguasaan materi belajar siswa menunjukan terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran pada mata diklat mengukur dengan menggunakan alat ukur melalui penerapan pembelajaran dengan metode diskusi secara rinci sebagai berikut:1. Kemampuan Berpendapat

Pada observasi selama proses pembelajaran, kegiatan setiap siswa dipantau kemudian dicatat tiap siklus, 1 siklus dengan waktu 10 menit pada saat pembelajaran (4x45menit) sehingga pada setiap pembelajaran/pertemuan dilakukan 18 kali siklus pengamatan tindak belajar siswa. Hal-hal yang dicatat meliputi: mendengarkan ceramah, aktif berpendapat, berada dalam tugas kelompok, mengerjakan tugas. Pada awal siklus siswa belum termotivasi dalam pembelajaran, hal ini karena mereka baru menggunakan metode pembelajaran yang baru terasa asing karena belum ditemui.sebelumnya. Peningkatan tindak belajar siswa mulai teridentifikasi pada pertemuan kedua, hal ini karena guru memberikan ransangan pada siswa agar lebih aktif. Untuk pertemuan selanjutnya siswa lebih dinamis dengan adanya perubahan tindakan guru, walaupun ada penurunan pada skala kecil tetapi secara keseluruhan menunjukan peningkatan. Jadi dari tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berpendapat.

2. Kemampuan Bekerjasama.

Motivasi siswa untuk berkerja dalam kelompok tergolong rendah, pada awal pertemuan siswa lebih termotivasi untuk membantu temannya dalam satu kelompok setelah jumlah anggota kelompok diperkecil menjadi 3 siswa tiap kelompok. Namun bila anggota kelompok tidak diacak dan mereka berkumpul dalam 1 geng tertentu, maka suasananya akan lebih buruk dari sebelumnya. Mereka akan mengerti tugas masing-masing bila ada pengarahan dari guru sebelum kerja kelompok berlangsung seperti pada 2 pertemuan terakhir tidak terdapat siswa yang hanya diam. Jadi dengan tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok3. Penguasaan Materi PelajaranPeningkatan penguasaan materi belajar siswa selama penerapan pembelajaran dengan variasi strategi mengajar menunjukan peningkatan kualitas pembelajaran. Penguasaan materi belajar siswa dapat diamati dari nilai harian, mulai dari pertemuan ke 1 hingga pertemuan ke 5. Diskusi kelas saat menutup pelajaran membuat siswa langsung dapat mengetahui jawaban soal untuk tugas individu yang membantu mereka mengingat-ingat materi pelajaran. Ini sesuai dengan tanggapan siswa menyebutkan bahwa dengan diskusi dapat membantu memahami materi pelajaran. Walaupun bukan menunjukan pengasaan materi keseluruhan mata diklat mengunakan alat ukur namun data tersebut dapat dijadikan acuan untuk pembelajaran yang lebih baik.Berdasarkan data pengamatan tersebut dapat diamati bahwa penerapan pembelajaran dengan metode diskusi serta variasi strategi mengajar menunjukkan kemauan dan antuasias yang kuat dari setiap siswa untuk dapat memahami dan dapat meningkatkan penguasaan materi pada mata diklat mengukur dengan menggunakan alat ukur. Dengan pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Ini didukung dengan 50% siswa merasa terlatih dalam berpendapat dan 50% siswa merasa terlatih dalam kegiatan kelompok.

Jadi dengan guru memberikan tindakan menjelaskan 20% , 30% untuk diskusi kelompok, 30% untuk mengerjakan tugas secara individu. 20 % untuk evaluasi dan menutup pembelajaran, tujuan penelitian sudah tercapai maka penelitan dianggap cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengajar dengan metode diskusi disertai strategi mengajar yang beda tiap pertemuan dapat merangsang siswa untuk lebih berani berargumen dan bekerjasama.

Aspek

Aspek

29PAGE