BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

24
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Gorontalo. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa sudah banyak masyarakat Bali yang merantau di kota Gorontalo. Dengan demikian, bagian ini akan diuraikan gambaran umum tentang masyarakat Bali yang ada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo merupakan salah satu kota yang dipilih oleh masyarakat Bali untuk merantau. Masyarakat yang merantau terdiri dari mahasiswa dan masyarakat yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga. Masyarakat Bali yang merantau ini berasal dari berbagai daerah, seperti Marisa, Toili, Buol, Bongo, dan Mopugad, dan tinggal di kota Gorontalo dengan tempat yang berbeda- beda. Alasan mereka merantau di kota Gorontalo karena kuliah dan karena pekerjaan yang sudah ditetapkan di Gorontalo. Banyaknya jumlah masyarakat Bali yang ada di kota Gorontalo, dapat memberikan kesan yang baik karena dapat berkumpul dan berkenalan dengan orang Bali yang berasal dari berbagai daerah. 4.2 Hasil Penelitian Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian yang meliputi: (1) pilihan kata yang digunakan oleh masyarakat Bali rantau di lingkungan keluarga, (2) makna pilihan kata yang digunakan masyarakat Bali rantau di lingkungan keluarga, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan kata yang digunakan oleh masyarakat Bali di lingkungan keluarga. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai berikut.

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Gorontalo. Lokasi ini dipilih dengan

pertimbangan bahwa sudah banyak masyarakat Bali yang merantau di kota

Gorontalo. Dengan demikian, bagian ini akan diuraikan gambaran umum tentang

masyarakat Bali yang ada di kota Gorontalo.

Kota Gorontalo merupakan salah satu kota yang dipilih oleh masyarakat

Bali untuk merantau. Masyarakat yang merantau terdiri dari mahasiswa dan

masyarakat yang sudah berkeluarga maupun yang belum berkeluarga. Masyarakat

Bali yang merantau ini berasal dari berbagai daerah, seperti Marisa, Toili, Buol,

Bongo, dan Mopugad, dan tinggal di kota Gorontalo dengan tempat yang berbeda-

beda. Alasan mereka merantau di kota Gorontalo karena kuliah dan karena

pekerjaan yang sudah ditetapkan di Gorontalo. Banyaknya jumlah masyarakat

Bali yang ada di kota Gorontalo, dapat memberikan kesan yang baik karena dapat

berkumpul dan berkenalan dengan orang Bali yang berasal dari berbagai daerah.

4.2 Hasil Penelitian

Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian yang meliputi: (1) pilihan kata

yang digunakan oleh masyarakat Bali rantau di lingkungan keluarga, (2) makna

pilihan kata yang digunakan masyarakat Bali rantau di lingkungan keluarga, (3)

faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan kata yang digunakan oleh masyarakat

Bali di lingkungan keluarga. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan sebagai

berikut.

25

4.2.1 Pilihan Kata yang Digunakan di Lingkungan Keluarga

Pilihan kata ini didapatkan melalui percakapan dalam keluarga yaitu:

Data I

Lokasi Percakapan : Pak Komang pemilik kos

Situasi Percakapan : Santai

Peserta Percakapan : P1 (Ariati, sebagai peneliti, suku Bali))

P2 (Murni, pemilik kos, suku Bali)

Tempat : di ruang tengah P1 : Bu, ade ngujang ne dini? (Bu, ada ngapain di sini?) P2 : Ne ade makan tut. (ini lagi makan) P1 : mih adi cenik keto mangkok e angon medaar (astaga kenapa kecil begitu mangkonya di pakai makan) P2 : ane cenik-cenik be luwung (yang kecil-kecil dah bagus) P1 : oh nah (oh ya)

Peserta Percakapan : P1 (Murni, Pemilik kos, suku Bali)

P2 (Dek Sudi, tamu kos, suku bali)

Tempat : di ruang jahit baju

P1 : Dek tolong ambilkan obrasnya mbok di sana di dalam plastik hitam! P2 : Oh nah, onyangan jemak ae? (oh semua diambil ya?) P1 : ae onyangan jemak. (ya semuanya diambil) Pilihan kata yang dikeluarkan oleh Bapak kepada Anaknya.

Peserta Percakapan : P1 (Pak Komang, Pemilik Kos, suku Bali)

P2 (Galuh, anak dari Pak Komang)

Tempat : Di ruang depan

P1 : Galuh mandi dulu sana, sudah sore, ayo cepat masuk! P2 : Ya. Peserta percakapan : P1 (Galuh, anak Ibu Murni)

P2 (Ibu Murni, pemilik kos)

Tempat: di dapur

P1 : Maaa....ada di mana? P2 : Mai-mai meme ade dini. (kemari mama ada di sini) P1 : Ma, potong tempenya dikasih kecil-kecil saja. P2 : ah, gak enak yang kecil, lebih baik yang besar.

26

P2 : Galuh kenapa tempenya di bawa kesana, ayo ambil lagi! (nada yang keras)

P1 : iya. P2 : bes rajin san anak e to ngemaang tempe di kamar nak len (terlalu rajin sekali anak itu kasih tempe dikamarnya orang). Simpan disitu saja tempenya, jangan dibawa kesana lagi.

Peserta percakapan : P1 (Pak Komang)

P2 (Ibu Murni)

Tempat : di dapur

P1 : ade ngoreng ape ne? (ada goreng apa ini?) P2 : ne ngoreng tempe baang arek-arek ke. (ini goreng tempe kasih anak- anak) P1 : oh nah. Tut daar nae tempe ne.. (oh ya, tut makan dulu tempenya)

Peserta percakapan : P1 (Ariati, sebagai peneliti)

P2 (Galuh, anak dari Ibu Murni)

Tempat: di dapur

P1 : Galuh, kel nyeduh energen ae? (Galuh, mau seduh energen ya?) P2 : ae. (ya) P1 : men dije yeh anget te. (terus di mana air hangatnya) P2 : to ade di tremos se. (itu ada di tremos) Dari percakapan di atas piihan kata yang digunakan masih menggunakan

pilihan kata atau bahasa Indonesia. Di dalam percakapan di atas, diperoleh data

bahwa percakapan berlangsung di kos. Kutipan percakapan di atas memberikan

gambaran bahwa (Suami-Istri menggunakan bahasa Bali, Ibu-Anak menggunakan

Bahasa campuran yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Bali, Bapak-Anak

menggunakan bahasa Indonesia, Peneliti-Anak menggunakan bahasa Bali).

Data percakapan di atas membuktikan bahwa mereka adalah

dwibahasawan karena mereka dapat berbicara menggunakan dua bahasa. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak setiap hari mereka menggunakan bahasa Bali, dan

27

digunakan pada saat-saat tertentu. Meskipun orangtuanya sudah menggunakan

bahasa Bali, terkadang anak tersebut menjawabnya menggunakan bahasa

Indonesia. Namun penerapan bahasa Bali yang dilakukan oleh orangtuanya selalu

bahasa Bali, agar anaknya mengerti dengan bahasanya sendiri. Dengan melihat

berapa besar pertahanan bahasa Bali yang digunakan dari percakapan tersebut,

dapat dilihat dari jumalah tuturannya. Tuturan/kalimat yang menggunakan bahasa

Bali yaitu 16 kalimat, sedangkan bahasa Indonesia yang digunakan yaitu 7

tuturan/kalimat. Jadi pemertahanan bahasa Bali dapat dikategorikan sudah cukup

digunakan.

Data II

Lokasi Percakapan : Rumah Keluarga Pak Made

Situasi percakapan : Sibuk sedang melakukan pekerjaan

Peserta percakapan : P1 (Pak Made, pemilik rumah, suku Bali)

P2 (Ariati, sebagai peneliti, suku Bali)

Tempat : Di ruang Toko

P1 : Ye ade Ketut, engken Tut? (ya ada Ketut, ada apa Tut?) P2 : Sing pak, kebetulan saya ade ke telaga, langsung ade singgah mai. (gak Pak, kebetulan saya lewat ke telaga, langsung saya singgah kemari) P1 : Oh nah, Pak kaden nak nagih nulungin. (oh ya, Pak kira mau bantu) P2 : Oh nah Pak, mai saya nulungin, ibu ne dije pak? (oh ya Pak, mari saya bantu, Ibunya ada di mana pak?). P1 : To ade di tengah, ade sibuk angkat minuman. (itu ada di dalam, ada sibuk angkat minuman). Peserta percakapan: P1 (Ariati, sebagai peneliti, suku Bali)

P2 (Savira, anak Pak Made)

P3 (Ibu Kadek, pemilik rumah, suku Bali)

Tempat : Di ruang Toko

P1 : Hey savira, lagi ngapain? P2 : Yeee,,,ada kak ketut datang, ada bermain kak. P3 : Ade Ketut teke. (ada Ketut datang)

28

P1 : Ae Bu, mekite melali gen mai. (ya Bu, ingin pesiar kemari) P3 : Oh nah. (oh ya). Savira ada kak ketut datang, ajak dulu ke dalam, ambilkan kak Ketut minuman, ada buah juga di sana. P2 : Oh ya ma. Ayo kak ketut ke dalam

Peserta percakapan : P1 (Pak Made,)

P2 (Ibu Kadek)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : pak kaoin jep to Irma, kel baang salak dik. (pak panggil dulu itu Irma) P2 : oh nah. (oh ya) P1 : pedalem ye. (kasian dia) Peserta percakapan : P1 (Yoga, anak dari Ibu Kadek)

P2 (Ibu Kadek, pemilik rumah)

P3 (Pak Made, pemilik rumah)

P1 : Ma sudah rusak pistolnya yoga. P2 : iyo, nanti bapak bikin yang baru. P1 : iya. P3 : Baik-baik disana nanti tarubuh. P1 : bikinkan pistol-pistolan pak. P3 : iya, mari bapak bikinkan.

Peserta Percakapan : P1 (Nadia, anak dari Pak Made)

P2 (Savira, anak dari pak Made)

Tempat : Di Kamar

P1 : Aduh, ada ba apa ngoni di sini. P2 : mau mandi noh.

Peserta percakapan : P1 (Yoga, anak dari Pak Made)

P2 (Nadia, teman, suku Bali)

Tempat : Di ruang tengah

P1 : Yoga, dapat di mana ini pistol? P2 : ada kita pe papa ada beli tadi.

29

Peserta percakapan : P1 (Savira, anak dari Pak Made)

P2 (Ibu Kadek, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : Ma, bedaknya Savira sudah habis. P2 : Napa mama so belikan tadi, itu ada di dapur. P1 : Ambilkan nae Ma.

Pilihan kata yang dikeluarkan oleh kakak kepada adiknya

Tempat : di dapur

Ma, napa ti Yoga ada ba kasih habis itu air.

Jenis pilihan kata yang digunakan dalam lingkungan keluarga tersebut

berbagai variasi bahasa. Dari percakapan di atas menggunakan bahasa yang

campuran, yang tidak lepas dari bahasa dialek Gorontalo. Percakapan di atas yang

paling menggunakan bahasa Indonesia yaitu anak-anak dari Pak Made, hal ini

dikarenakan banyak pengaruh bahasa-bahasa yang ada disekitarnya, sehingga

mereka jarang menggunakan bahasa Bali.

Dari percakapan di atas dapat dilihat bahwa (suami-istri menggunakan

Bahasa Bali, Adik-Kakak masih dominan menggunakan bahasa Indonesia) karena

mereka sudah terbiasa dengan bahasa yang ada disekitarnya dibandingkan dengan

bahasa Bali. Hal ini disebabkan mereka kurang mengerti dengan bahasa Bali dan

sulit untuk mengucapkannya. Jumlah tuturan/kalimat yang menggunakan bahasa

Bali yaitu, 10 kalimat, tuturan/kalimat dialek Gorontalo berjumlah 3 kalimat,

sedangkan jumalah tuturan bahasa Indonesia berjumlah 12 kalimat. Hal ini

menunjukkan bahasa Bali masih kurang digunakan.

Data III

Lokasi percakapan : Rumah Keluarga Pak Gede

Situasi Percakapan : Santai

30

Peserta Percakapan : P1 (Vina, anak dari Pak Gede)

P2 (Pak Gede, Pemilik rumah)

Tempat : Ruang tamu

P1 : pak mau ke pura sebentar? P2 : ya kepura sebentar, tapi jam 7 baru ke pura. P2 : Vina sekolahnya di mana? P1 : TK putra 4

Peserta percakapan : P1 (Bu Wayan, pemilik rumah)

P2 (Pak Gede, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tamu

P1 : Ade ngujang ne Pak? (ada ngapain ini Pak) P2 : Ne kel meneliti. ( ini mau meneliti) P1 : oh nah Pak. (oh ya Pak) P2 : mai mefoto kone malu. (kemari berfoto dulu)

Kata yang dikeluarkan saat memanggil anaknya.

P1 (Pak Gede) : Sini-sini dik, jangan ikut mama ada beli air.

Pilihan kata dikeluarkan oleh seorang Ibu kepada Anaknya

- jangan dikasih begitu kukunya adik Vina! - Yudi awas jatuh, diam saja di sini. - Vina diam kesana, jangan nakal ada kakak ini pesiar, ayo mandi dah sore

ini!

Peserta percakapan : P1 (Ariati, sebagai Peneliti)

P2 (Vina, anak dari Pak Gede)

Tempat : Ruang Tamu

P1 : Vina sudah makan? P2 : sudah tadi. P1 : Vina bisa bahasa Bali P2 : bisa sedikit-sedikit

31

Dengan percakapan di atas, sudah terlihat jelas bahwa, keluarga pak Gede

masih dominan menggunakan pilihan kata atau bahasa Indonesia. Pemertahanan

bahasa Bali dapat dilihat dari percakapan dari suami istri. Dalam keluarga pak

Gede antara Suami-Istri menggunakan bahasa Bali, Ibu-Anak menggunakan

bahasa Indonesia, Bapak-Anak terkadang menggunakan bahasa Indonesia dan

bahasa Bali. Jenis pilihan kata yang dikeluarkan adalah kata-kata yang masih

berbahasa Indonesia, sedikit terlihat pilihan kata bahasa Bali yang digunakan

kepada Anaknya. Jumlah tuturan/kalimat bahasa Bali dari percakapan di atas yaitu

berjumlah 4 kalimat, sedangkan jumlah tuturan bahasa Indonesia yaitu berjumlah

12 tuturan. Dengan jumlah bahasa Bali yang masih kurang, bahwa bahasa Bali

sangat jarang digunakan, dan bahasa Indonesia yang sudah dominan digunakan.

Data IV

Lokasi percakapan : Rumah keluarga Pak Astawa

Situasi percakapan : santai

Peserta percakapan : P1 (Pak Astawa, pemilik rumah)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Depan

P1 : Bu, nyen ne nah? (Bu, siapa ini Ya) P2 : Ne Ketut ane ngajain i putu ngigel. (ini ketut yang ajar putu menari) P1 : Oh....kaden nak nyen. (oh dikirain siapa). P1 : Ma, tadi Pak ada lihat kadek di sana. P2 : Di mana? P1 : di sana, ditempatnya Putu les, uh senang sekali kadek ada ikut itu. P2 : iya memang senang dia ikut. P1 : belum tau membaca sudah suka ikut.

Peserta percakapan : P1 (Sri, anak dari Ibu Ayu)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang depan

32

P1 : Ma, komang pe minuman ada di dalam kamar. P2 : ya ambil nae. P1 : tidak berani ada mati lampu.

Peserta percakapan : P1 (Putu, Anak dari Bu Ayu)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : Ma putu gak tau itu harga kopinya. P2 : kenapa gak tau? P1 : sing maan takonin. (gak dapat di tanya) P2 : Kenapa gak ditanya?

Pilihan kata yang dikeluarkan oleh kakak (Adi) kepada adiknya (Sri)

- Komang coba lihat kemari, gagah sekali depe mesin e.

Nada keras yang dikeluarkan oleh seorang Ibu dengan anaknya (Adi)

- Jangan begitu ngana. Ambil itu kain! Jangan nakal dek,cepat ambil itu. - Tidak boleh nakal, mama so mau tinggal ini, kalau kadek masih nakal.

Pilihan kata yang digunakan oleh Adi anak kedua dari Pak Made

- Awas ngana e. - Ba apa ngana lihat kalau kita ada makan - Jangan lihat-lihat kemari - Siapa sih ngana

Peserta percakapan : P1 (Sri, Anak dari Ibu Ayu)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : Mama......mama..mama....sikat giginya Komang diambil sama kak kadek! P2 : Ya..ya..ya..sebentar dibelikan lagi sama kak Putu, jangan menangis. P1 : Belikan yang warna ungu.

Dari data percakapan di atas, jenis pilihan kata yang digunakan

kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini mengakibatkan pengaruh

pergaulan terhadap anak-anak yang ada di lingkungan, karena bahasa atau kata itu

dianggap gaul, sehingga Anak-anak suka memilih kata tersebut. Pilihan kata yang

digunakan Suami-Istri menggunakan bahasa campuran, terkadang bahasa Bali dan

33

bahasa Indonesia, adik-kakak menggunakan bahasa Indonesia, Ibu- Anak

menggunakan bahasa Indonesia. Pilihan kata yang digunakan anak-anak sudah

terpengaruh bahasa-bahasa dialek Gorontalo, seperti pilihan kata yang digunakan

oleh Adi. Dengan begitu tingginya pengaruh bahasa yang didapatkan dari

lingkungan, sehingga anak-anak sulit belajar bahasa daerahnya sendiri.

Jumlah tuturan/kalimat bahasa Bali dari percakapan di atas yaitu,

berjumlah 4 kalimat, sedangkan jumlah tuturan/kalimat bahasa Indonesia yaitu 14

kalimat, jumlah dialek Gorontalo berjumlah 8 kalimat.

Data V

Lokasi percakapan : Rumah Keluarga Pak Gusti

Situasi Percakapan : Santai

Peserta Percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah)

P2 (Ariati, sebagai peneliti)

Tempat : Ruang tamu

P1 : Sube semester kude Tut? (sudah semester berapa Tut) P2 : Sube semester pitu Pak. (sudah semester tujuh Pak) P1 : Oh be kel emang wisuda ne? (oh sudah mau wisuda ini?) P2 : Ne be kel berusaha Pak. ( ini mau berusaha Pak) P1 : Antiang malu nah, Ibu ne nu di sekolah. (tunggu dulu ya, Ibunya masih di sekolah) Peserta percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah) P2 (Iluh, tamu, suku Bali) Tempat : Ruang tengah P1 :Luh adi sing taen ke pure? (Luh kenapa tidak pernah kelihatan di pura?) P2 : Ae Pak, sing ade timpal kel kemu. (ya Pak, tidak ada teman kesana) P1 : Lamen keto, sms gen Ibu dewa e lamen kel ke pure. (kalau begitu, sms saja Ibu Dewanya kalau mau kepura) P2 : Nah pak. (ya pak)

Peserta percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

34

P1 : Pak Adit ade dije? ( Pak Adit ada di mana?) P2 : to ade ditengahan mebaleh tv. (itu ada di dalam menonton tv) P1 : oh nah.(oh ya) Pilihan kata yang di keluarkan oleh Ibu kepada anaknya

- Adit jangan di kasih begitu leptopnya Ibunda, baru dikasih baik itu, jangan nakal Dit.

Peserta percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah)

P2 (Ayu, yang tinggal di rumahnya pak Gusti)

Tempat : Ruang Depan

P1 : Ayu kel kije? (Ayu mau kemana) P2 : Ade ke peken pak. (mau ke pasar) P1 : Beliang jagung nah, ane halus de nyen ane kasar, kel baang siap pe. (belikan jagung ya, yang halus jangan yang kasar, mau dikasih ayamnya). P2 : Nah pak. (ya pak) Percakapan Ibu dengan anaknya (Adit)

P1 : Adit mandi dulu, sudah sore ini. P2 : Tidak mau, Adit masih nonton TV.

Dari percakapan keluarga di atas sudah dominan menggunakan bahasa

Bali, dan sering dilakukan jika berkomunikasi dalam keluarga maupun dengan

sesama. Kendalanya di sini ialah bahasa yang digunakan oleh Anak masih

menggunakan bahasa Indonesia. Pilihan kata yang digunakan antara Suami-Istri

menggunakan bahasa Bali, Keluarga dengan sesama menggunakan bahasa Bali,

Ibu-anak masih menggunakan masih menggunakan bahasa Indonesia, dikarenakan

sang Anak belum terlalu mengerti dengan bahasa Bali. Namun penerapan bahasa

Bali masih tetap dipertahankan oleh keluarga tersebut.

35

Jumlah tuturan/kalimat yang digunakan dalam percakapan tersebut yaitu,

13 kalimat, sedangkan jumlah kalimat bahasa Indonesia yaitu berjumlah 3

kalimat. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa Bali masih tetap dipertahankan.

4.2.2 Makna Pilihan Kata di Lingkungan Keluarga

Pilihan kata yang digunakan dari percakapan di atas terdapat beberapa makna

yang terkandung dalam percakapan tersebut. Berikut data percakapan yang

digunakan dalam lingkungan keluarga.

Data I

Lokasi Percakapan : Pak Komang pemilik kos

Situasi Percakapan : Santai

Peserta Percakapan : P1 (Ariati, sebagai peneliti, suku Bali))

P2 (Ibu Murni, pemilik kos, suku Bali)

Tempat : di ruang tengah P1 : Bu, ade ngujang ne dini? (Bu, ada ngapain di sini?) P2 : Ne ade makan tut. (ini lagi makan) P1 : mih adi cenik keto mangkok e angon medaar (astaga kenapa kecil begitu mangkonya di pakai makan) P2 : ane cenik-cenik be luwung (yang kecil-kecil dah bagus) P1 : oh nah (oh ya) Peserta Percakapan : P1 (Ibu Murni, Pemilik kos, suku Bali)

P2 (Dek Sudi, tamu kos, suku bali)

Tempat : di ruang jahit baju

P1 : Dek tolong ambilkan obrasnya mbok di sana di dalam plastik hitam! P2 : Oh nah, onyangan jemak ae? (oh semua diambil ya?) P1 : ae onyangan jemak. (ya semuanya diambil) Pilihan kata yang dikeluarkan oleh Bapak kepada Anaknya.

Peserta Percakapan : P1 (Pak Komang, Pemilik Kos, suku Bali)

P2 (Galuh, anak dari Pak Komang)

Tempat : Di ruang depan

P1 : Galuh mandi dulu sana, sudah sore, ayo cepat masuk! P2 : Ya.

36

Peserta percakapan : P1 (Galuh, anak Ibu Murni)

P2 (Ibu Murni, pemilik kos)

Tempat: di dapur

P1 : Maaa....ada di mana? P2 : Mai-mai meme ade dini. (kemari mama ada di sini) P1 : Ma, potong tempenya dikasih kecil-kecil saja. P2 : ah, gak enak yang kecil, lebih baik yang besar. P2 : Galuh kenapa tempenya di bawa kesana, ayo ambil lagi! (nada yang

keras) P1 : iya. P2 : bes rajin san anak e to ngemaang tempe di kamar nak len (terlalu rajin sekali anak itu kasih tempe dikamarnya orang). Simpan disitu saja tempenya, jangan dibawa kesana lagi.

Peserta percakapan : P1 (Pak Komang)

P2 (Ibu Murni)

Tempat : di dapur

P1 : ade ngoreng ape ne? (ada goreng apa ini?) P2 : ne ngoreng tempe baang arek-arek ke. (ini goreng tempe kasih anak- anak) P1 : oh nah. Tut daar nae tempe ne.. (oh ya, tut makan dulu tempenya)

Peserta percakapan : P1 (Ariati, sebagai peneliti)

P2 (Galuh, anak dari Ibu Murni)

Tempat: di dapur

P1 : Galuh, kel nyeduh energen ae? (Galuh, mau seduh energen ya?) P2 : ae. (ya) P1 : men dije yeh anget te. (terus di mana air hangatnya) P2 : to ade di tremos se. (itu ada di tremos) Berikut kutipan percakapan yang memiliki makna P2 (Murni, pemilik kos) P2: bes rajin san anak e to ngemaang tempe di kamar nak len (terlalu rajin sekali anak itu kasih tempe di kamarnya orang). Simpan disitu saja tempenya, jangan dibawa kesana lagi).

37

Dari kutipan kalimat tersebut memiliki makna peringatan, agar anaknya

dapat mengerti.

Data II

Lokasi Percakapan : Rumah Keluarga Pak Made

Situasi percakapan : Sibuk sedang melakukan pekerjaan rumah

Peserta percakapan : P1 (Pak Made, pemilik rumah, suku Bali)

P2 (Ariati, sebagai peneliti, suku Bali)

Tempat : Di ruang Toko

P1 : Ye ade Ketut, engken Tut? (ya ada Ketut, ada apa Tut?) P2 : Sing pak, kebetulan saya ade ke telaga, langsung ade singgah mai. (gak Pak, kebetulan saya lewat ke telaga, langsung saya singgah kemari) P1 : Oh nah, Pak kaden nak nagih nulungin. (oh ya, Pak kira mau bantu) P2 : Oh nah Pak, mai saya nulungin, ibu ne dije pak? (oh ya Pak, mari saya bantu, Ibunya ada di mana pak?). P1 : To ade di tengah, ade sibuk angkat minuman. (itu ada di dalam, ada sibuk angkat minuman). Peserta percakapan: P1 (Ariati, sebagai peneliti, suku Bali)

P2 (Savira, anak Pak Made)

P3 (Ibu Kadek, pemilik rumah, suku Bali)

Tempat : Di ruang Toko

P1 : Hey savira, lagi ngapain? P2 : Yeee,,,ada kak ketut datang, ada bermain kak. P3 : Ade Ketut teke. (ada Ketut datang) P1 : Ae Bu, mekite melali gen mai. (ya Bu, ingin pesiar kemari) P3 : Oh nah. (oh ya). Savira ada kak ketut datang, ajak dulu ke dalam, ambilkan kak Ketut minuman, ada buah juga di sana. P2 : Oh ya ma. Ayo kak ketut ke dalam

Peserta percakapan : P1 (Pak Made)

P2 (Ibu Kadek)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : pak kaoin jep to Irma, kel baang salak dik. (pak panggil dulu itu Irma) P2 : oh nah. (oh ya) P1 : pedalem ye. (kasian dia) Peserta percakapan : P1 (Yoga, anak dari Bu Kadek)

38

P2 (Ibu Kadek, pemilik rumah)

P3 (Pak Made, pemilik rumah)

P1 : Ma sudah rusak pistolnya yoga. P2 : iyo, nanti bapak bikin yang baru. P1 : iya. P3 : Baik-baik disana nanti tarubuh. P1 : bikinkan pistol-pistolan pak. P3 : iya, mari bapak bikinkan. Peserta Percakapan : P1 (Nadia, anak dari Pak Made)

P2 (Savira, anak dari pak Made)

Tempat : Di Kamar

P1 : Aduh, ada ba apa ngoni di sini. P2 : mau mandi noh.

Peserta percakapan : P1 (Yoga, anak dari Pak Made)

P2 (Nadia, teman, suku Bali)

Tempat : Di ruang tengah

P1 : Yoga, dapat di mana ini pistol? P2 : ada kita pe papa ada beli tadi.

Peserta percakapan : P1 (Savira, anak dari Pak Made)

P2 (Ibu Kadek, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : Ma, bedaknya Savira sudah habis. P2 : Napa mama so belikan tadi, itu ada di dapur. P1 : Ambilkan nae Ma.

Pilihan kata yang dikeluarkan oleh kakak kepada adiknya

Tempat : di dapur

Ma, napa ti Yoga ada ba kasih habis itu air.

Berikut kutipan percakapan yang memiliki makna yaitu:

(P3: Oh nah. (oh ya). Savira ada kak ketut datang, ajak dulu ke dalam, ambilkan

kak ketut minuman, ada buah juga di sana). Makna tersebut memiliki perintah.

39

Tujuan pilihan kata yang dikeluarkan oleh seorang Ibu kepada Anaknya, agar

anak tersebut bisa mengerti, karena Anak tersebut tidak mengerti dengan bahasa

Bali. Jadi pilihan kata seperti itu sudah biasa digunakan.

Data III

Lokasi percakapan : Rumah Keluarga Pak Gede

Situasi Percakapan : Santai

Peserta Percakapan : P1 (Vina, anak dari Pak Gede)

P2 (Pak Gede, Pemilik rumah)

Tempat : Ruang tamu

P1 : pak mau ke pura sebentar? P2 : ya kepura sebentar, tapi jam 7 baru ke pura. P2 : Vina sekolahnya di mana? P1 : TK putra 4

Peserta percakapan : P1 (Ibu Wayan, pemilik rumah)

P2 (Pak Gede, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tamu

P1 : Ade ngujang ne Pak? (ada ngapain ini Pak) P2 : Ne kel meneliti. ( ini mau meneliti) P1 : oh nah Pak. (oh ya Pak) P2 : mai mefoto kone malu. (kemari berfoto dulu)

Kata yang dikeluarkan saat memanggil anaknya.

P1 (Pak Gede) : Sini-sini dik, jangan ikut mama ada beli air.

Pilihan kata dikeluarkan oleh seorang Ibu kepada Anaknya

- jangan dikasih begitu kukunya adik Vina! - Yudi awas jatuh, diam saja di sini. - Vina diam kesana, jangan nakal ada kakak ini pesiar, ayo mandi dah sore

ini!

Peserta percakapan : P1 (Ariati, sebagai Peneliti)

P2 (Vina, anak dari Pak Gede)

Tempat : Ruang Tamu

40

P1 : Vina sudah makan? P2 : sudah tadi. P1 : Vina bisa bahasa Bali P2 : bisa sedikit-sedikit

Berikut kutipan percakapan yang memiliki makna yaitu:

Dari percakapan pilihan kata di atas terdapat makna pengajaran yang

terlihat pada pilihan kata yang dikeluarkan oleh seorang Ibu kepada Anaknya ,

(Vina diam kesana, jangan nakal ada kakak ini pesiar, ayo mandi dah sore ini!).

Data IV

Lokasi percakapan : Rumah keluarga Pak Astawa

Situasi percakapan : santai

Peserta percakapan : P1 (Pak Astawa, pemilik rumah)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Depan

P1 : Bu, nyen ne nah? (Bu, siapa ini Ya) P2 : Ne Ketut ane ngajain i putu ngigel. (ini ketut yang ajar putu menari) P1 : Oh....kaden nak nyen. (oh dikirain siapa). P1 : Ma, tadi Pak ada lihat kadek di sana. P2 : Di mana? P1 : di sana, ditempatnya Putu les, uh senang sekali kadek ada ikut itu. P2 : iya memang senang dia ikut. P1 : belum tau membaca sudah suka ikut. Peserta percakapan : P1 (Sri, anak dari Ibu Ayu)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang depan

P1 : Ma, komang pe minuman ada di dalam kamar. P2 : ya ambil nae. P1 : tidak berani ada mati lampu.

Peserta percakapan : P1 (Putu, Anak dari Ibu Ayu)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : Ma putu gak tau itu harga kopinya. P2 : kenapa gak tau? P1 : sing maan takonin. (gak dapat di tanya)

41

P2 : Kenapa gak ditanya?

Pilihan kata yang dikeluarkan oleh kakak (Adi) kepada adiknya (Sri)

- Komang coba lihat kemari, gagah sekali depe mesin e.

Nada keras yang dikeluarkan oleh seorang Ibu dengan anaknya (Adi)

- Jangan begitu ngana. Ambil itu kain! Jangan nakal dek,cepat ambil itu. - Tidak boleh nakal, mama so mau tinggal ini, kalau kadek masih nakal.

Pilihan kata yang digunakan oleh Adi anak kedua dari Pak Made

- Awas ngana e. - Ba apa ngana lihat kalau kita ada makan - Jangan lihat-lihat kemari - Siapa sih ngana

Peserta percakapan : P1 (Sri, Anak dari Ibu Ayu)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

Tempat : Ruang Tengah

P1 : Mama......mama..mama....sikat giginya Komang diambil sama kak kadek! P2 : Ya..ya..ya..sebentar dibelikan lagi sama kak Putu, jangan menangis. P1 : Belikan yang warna ungu.

Berikut kutipan percakapan yang memiliki makna yaitu:

(Bawa kemari itu sapunya, sapu disebalah sana biar bersih dan Tidak

boleh nakal, mama so mau tinggal ini, kalau kadek masih nakal). Percakapan di

atas terdapat makna perintah dan makna pengajaran dengan pilihan kata yang

dilakukan oleh Ibu kepada Anaknya.

Data V

Lokasi percakapan : Rumah Keluarga Pak Gusti

Situasi Percakapan : Santai

Peserta Percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah)

P2 (Ariati, sebagai peneliti)

Tempat : Ruang tamu

42

P1 : Sube semester kude Tut? (sudah semester berapa Tut) P2 : Sube semester pitu Pak. (sudah semester tujuh Pak) P1 : Oh be kel emang wisuda ne? (oh sudah mau wisuda ini?) P2 : Ne be kel berusaha Pak. ( ini mau berusaha Pak) P1 : Antiang malu nah, Ibu ne nu di sekolah. (tunggu dulu ya, Ibunya masih di sekolah) Peserta percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah) P2 (Iluh, tamu, suku Bali) Tempat : Ruang tengah P1 :Luh adi sing taen ke pure? (Luh kenapa tidak pernah kelihatan di pura?) P2 : Ae Pak, sing ade timpal kel kemu. (ya Pak, tidak ada teman kesana) P1 : Lamen keto, sms gen Ibu dewa e lamen kel ke pure. (kalau begitu, sms saja Ibu Dewanya kalau mau kepura) P2 : Nah pak. (ya pak)

Peserta percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah)

P2 (Ibu Ayu, pemilik rumah)

P1 : Pak Adit ade dije? ( Pak Adit ada di mana?) P2 : to ade ditengahan mebaleh tv. (itu ada di dalam menonton tv) P1 : oh nah.(oh ya) Pilihan kata yang di keluarkan oleh Ibu kepada anaknya

- Adit jangan di kasih begitu leptopnya Ibunda, baru dikasih baik itu, jangan nakal Dit.

Peserta percakapan : P1 (Pak Gusti, pemilik rumah)

P2 (Ayu, yang tinggal di rumahnya pak Gusti)

Tempat : Ruang Depan

P1 : Ayu kel kije? (Ayu mau kemana) P2 : Ade ke peken pak. (mau ke pasar) P1 : Beliang jagung nah, ane halus de nyen ane kasar, kel baang siap pe. (belikan jagung ya, yang halus jangan yang kasar, mau dikasih ayamnya). P2 : Nah pak. (ya pak) Percakapan Ibu dengan anaknya (Adit)

P1 : Adit mandi dulu, sudah sore ini. P2 : Tidak mau, Adit masih nonton TV.

43

Berikut kutipan percakapan yang memiliki makna.

(Adit jangan di kasih begitu leptopnya Ibunda, baru dikasih baik itu,

jangan nakal Dit). Pilihan kata dari percakapan di atas terdapat makna peringatan

yang terlihat pada pilihan kata yang dikeluarkan oleh seorang Ibu kepada

Anaknya.

4.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Kata oleh Masyarakat

Bali di Lingkungan Keluaraga

Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi pilihan kata dan bahasa

yang digunakan oleh masyarakat Bali tidak dapat dihindari lagi. Banyak kata-kata

atau bahasa yang dapat digunakan dalam lingkungan keluarga untuk

berkomunikasi. Selain itu juga orang tua sudah membiasakan anak-anaknya

menggunakan bahasa indonesia ketimbang bahasa Bali. Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi pilihan kata yang digunakan dalam lingkungan keluarga

yaitu:

1) Lingkungan

Lingkungan yang ada disekitar masyarakat Bali yang merantau mayoritas

beragama islam dan bersuku gorontalo.

2) Teman-teman di sekolah/pergaulan

Pergaulan juga berpengaruh adanya bahasa. Pengaruh berdampak pada anak-

anak, karena teman-teman Bali yang ada di sekolah hanya beberapa orang

dan kebanyakan teman islam, dan sudah terbiasa menggunakan bahasanya

mereka.

44

3) Ranah sosial

Ranah sosial juga berdampak negatif dengan adanya bahasa. Dengan

banyaknya masyarakat yang ada disekitar lingkungan, banyak juga bahasa-

bahasa yang bervariasa yang ditemukan, sehingga bahasa tersebut sudah

terbiasa digunakan dalam keluarga saat berkomunikasi.

4) Loyalitas Masyarakat Pendukung

Dalam loyalitas masyarakat pendukung sangat menentukan adanya

penggunaan bahasa Bali di lingkungan keluarga. Akan tetapi, dengan

kurangnya loyalitas pendukung dalam masyarakat tersebut, sehinnga bahasa

Bali sudah jarang digunakan, baik dalam keluarga maupun dengan sesama.

Hal ini menunjukkan sikap dan kesetiaan terhadap bahasa sendiri sudah mulai

melemah, terutama pada generasi muda dan anak-anak saat sekarang ini.

4.3 Pembahasan

Pilihan kata merupakan satu unsur yang sangat penting dalam dunia tutur

setiap hari. Manusia ternyata tidak pernah bisa melepaskan dari kebutuhan

mempergunakan kata. Selagi mereka merasakan hidup sebagai makhluk individu

dan sekaligus juga sebagai makhluk sosial manusia selalu berhubungan dan

menggunakan kata untuk berkomunikasi dengan orang lain. Sama halnya dengan

pilihan kata yang digunakan oleh masyarakat Bali di lingkungan keluarga masih

dominan menggunakan bahasa Indonesia dan masih menggunakan pilihan kata

yang gaul. Kata yang dikeluarkan oleh seorang Ibu kepada Anaknya memiliki

beberapa makna, seperti pada percakapan di atas.

45

Bahasa Bali merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Bali

untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun

dengan sesama. Dalam berkomunikasi sehari-hari sering dijumpai bahasa-bahasa

atau pilihan kata yang bervariasi dengan bahasa lain. Hal ini disebabkan karena

kita berada lingkungan yang beranekaragam, sehingga penggunaan bahasa pun

sering bercampur antara bahasa daerah yang satu dengan yang lain, serta

memungut kosakata yang gaul.

Masyarakat Bali rantau di kota Gorontalo merupakan masyarakat bilingual

dan multingual. Sesuai dengan hasil pengamatan melalui pencatatan, dan rekaman

tentang pilihan kata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang ditemukan

dalam lingkungan keluarga menggunakan kosakata bahasa Indonesia, bahasa Bali,

Dialek Gorontalo. Pemakaian bahasa Indonesia, dan dialek Gorontalo relatif

tinggi, disebabkan karena lingkungan. Sedangkan pemakaian Bahasa Bali sedikit

digunakan pada generasi muda, terutama pada anak-anak yang jarang

menggunakannya. Oleh karena bahasa campuran ini lahir dari dua kebudayaan

yang berbeda, maka bahasa yang prestisenya lebih tinggi akan berkembang

menjadi bahasa penyumbang yang dominan dan bahasa campuran itu sudah di

anggap biasa dan digunakan untuk berkomunikasi. Dari data yang diperoleh dari

percakapan di atas menunjukkan bahwa pemertahanan bahasa Bali hanya

digunakan pada saat-saat tertentu, dan masih dominan menggunakan bahasa

Indonesia.

Upaya-upaya untuk bisa mempertahankan bahasa Bali dalam masyarakat

yaitu, dari orang tua harus mampu menerapkan bahasa Bali kepada Anaknya,

46

selalu membiasakan menggunakan bahasa Bali, loyalitas masyarakat pendukung

harus tetap dikembangkan, karena hal ini akan membantu bahasa daerah atau

bahasa Bali dapat digunakan. Dengan upaya tersebut, sedikit demi sedikit bahasa

Bali akan digunakan, baik dalam keluarga maupun dengan sesama, dan Anak-

anak akan menjadi tahu dan mengerti dengan bahasa Bali.

47