BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...
-
Upload
phungthien -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil...
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Perubahan Tokoh Novel ke Film Pintu Terlarang
Pada bagian ini diuraikan tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita
dalam novel, film, dan proses perubahan dari novel Pintu Terlarang karya Sekar
Ayu Asmara dan film Pintu Terlarang yang disutradarai Sheila Timothy.
4.1.1.1 Tokoh dalam Novel Pintu Terlarang
Tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita dalam novel Pintu Terlarang
karya Sekar Ayu Asmara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1: Tokoh Dalam Novel Pintu Terlarang
No Novel
1. Gambir
2. Talyda
3. Anak Kecil
4. Melati ibu anak kecil tersebut
5. Dr. Koentoro ayah dari anak kecil tersebut
6. Menik Sasongko ibu Gambir
7. Menur adik perempuan Gambir
8. Damar adik laki-laki Gambir
9. Dandung
10. Rio
11. Koh Jimmy
12. John Wongso
13. Indra Dewantoro ayah Talyda
14. John Saputra.
15. Puspogeni ayah Pusparantih
16. Ratmini ibu Pusparanti
17. Aryo teman SMP Rantih
18. Dion ayah Edo
19. Edo
20. Profesor Roekmantoro
21. Ibu Eva
22. Ibu Evi
23. Agni teman Rantih
24
24. Ibu Sonyak
25. Pak Herman
26. Petugas Rumah Sakit Jiwa
27. Polisi
4.1.1.2 Tokoh dalam Film Pintu Terlarang
Tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita dalam film Pintu Terlarang
karya Sheila Timothy dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2: Tokoh dalam Film Pintu Terlarang
No Film
1. Gambir
2. Talyda
3. Anak kecil
4. Ibu anak kecil
6. Ayah dari anak kecil
7. Ibu Gambir
8. Dandung
9. Rio
10. Koh Jimmy
11. John Wongso
12. Doter klinik aborsi
13. Suster klinik aborsi
14. Lelaki di klinik aborsi
15. Wanita Pelayan kafe
16. Pria pelayan Kafe
17. Nenek yang bertemu dengan Gambir di pasar
18. Para hadirin pameran patung Gambir
19. Lelaki penjual senjata.
20. Resepsionis HEROSASE
21. Ibu Mona
22. Lelaki Penjaga HEROSASE
23. Klining Service HEROSASE
24. Pusparanti
25
4.1.1.3 Perubahan Tokoh dari Novel ke Film Pintu Terlarang
Perubahan tokoh dari novel Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara dan
film Pintu Terlarang yang disutradarai Sheila Timothy dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3: Perubahan Tokoh Novel ke Film Pintu Terlarang
No Novel Film
1. Gambir Gambir
2. Talyda Talyda
3. Anak Kecil Anak kecil
4. Melati ibu anak kecil Ibu anak kecil
5. Dr. Koentoro ayah dari anak kecil Ayah dari anak kecil
6. Menik Sasongko ibu Gambir Ibu Gambir
7. Menur adik perempuan Gambir -
8. Damar adik laki-laki Gambir -
9. Dandung Dandung
10. Rio Rio
11. Koh Jimmy Koh Jimmy
12. John Wongso John Wongso
13. Indra Dewantoro ayah Talyda -
14. John Saputra. -
15. Puspogeni ayah Pusparantih -
16. Ratmini ibu Pusparanti -
17. Aryo teman SMP Rantih -
18. Dion ayah Edo -
19. Edo -
20. Profesor Roekmantoro -
21. Ibu Eva Doter klinik aborsi
22. Ibu Evi Suster klinik aborsi
23. Agni teman Rantih -
24. Ibu Sonyak -
25. Pak Herman -
26. Petugas Rumah Sakit Jiwa -
27. Polisi -
28. Pusparanti Pusparanti
29. - Lelaki di klinik aborsi
30. - Wanita Pelayan kafe
31. - Pria pelayan Kafe
32. - Nenek yang bertemu dengan
Gambir di pasar
33. - Para hadirin pameran patung
Gambir
26
34. - Lelaki penjual senjata.
35. - Resepsionis HEROSASE
36. - Ibu Mona
37. - Lelaki Penjaga HEROSASE
38. - Klining Service HEROSASE
Jlh. 28 24
Berdasarkan uraian tokoh-tokoh yang memerankan jalan cerita pada novel
dan film Pintu Terlarang yang di kemukakan pada tabel 3, dapat dikatakan bahwa
jumlah tokoh antara novel dan film berbeda. Namun, dalam penelitian ini tidak
mengkaji perbedaan jumlah tokoh tersebut tetapi mengfokuskan pada perubahan
enam tokoh penting. Tokoh-tokoh tersebut adalah Gambir, Talyda, Ibu Gambir,
Rio, Dandung, dan Pusparanti.
Gambir menjadi tokoh pertama yang dianalisis dalam unsur ini, karena
kemunculannya sering dalam novel maupun film. Tokoh Talyda dianggap penting
karena merupakan istri Gambir yang menjadi pusat masalah dalam hidup Gambir.
Selanjutnya tokoh Rio dan Dandung yang merupakan sahabat dari Gambir yang
juga merupakan masalah untuk Gambir. Ibu Gambir yang juga menjadi alasan
mengapa Gambir menjadi jahat dan tersiksa. Terakhir yang dianalisis adalah
Pusparanti wartawan sebuah majalah metropolitan yang sedang menganalisis dan
membuat artikel tentang “dia”anak kecil yang disiksa orang tuanya.
Pembahasan perubahan tokoh novel ke film Pintu Terlarang ini hanya
dibatasi pada proses perubahan saja.
a.) Tokoh Gambir
Tokoh Gambir merupakan pematung sukses dan terkenal di usianya yang
muda. Di usia mudanya dia telah mengadakan pameran patung karyanya dan
27
hampir seluruh patung tersebut laku terjual. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan
novel berikut ini.
(1.) “Dalam kata sambutan tadi-Ketika memperkenalkan Gambir kepada
para undangan yang hadir-ia menyebut Gambir sebaga seniman masa
depan Indonesia. Rasanya tidak berlebihan. Baru sejam dibuka, hampir
delapan puluh persen patung sudah ditandai bulatan merah. Sudah laku
terjual. Harga satu patung Gambir berkisar di angka seratus juta. Ada
tiga puluh patung yang dipamerkan malam ini…”
(Pintu Terlarang, hal. 15)
Pada kutipan di atas terlihat jelas bahwa Gambir merupakan seniman
sukses yang dapat diperhitungkan di Indonesia. Dia juga merupakan seniman kaya
yang memiliki banyak keuntungan dari hasil penjualan patung-patung tersebut.
Hal serupa terdapat juga dalam film, seperti yang dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Gambar 1. Salah satu patung Gambir Gambar 2. Suasana kemeriahan pada
yang telah terjual. pameran patung Gambir.
28
Pada gambar 1 dapat dilihat salah satu patung karya Gambir yang telah
terjual. Pada gambar 2 terlihat suasana meriah dan puluhan orang yang memenuhi
pameran patung karya Gambir. Kedua gambar tersebut sejalan dengan kutipan
yang ada dalam novel yang menceritkan ketenaran Gambir sebagai pematung
muda dan berbakat.
Tokoh Gambir dalam novel juga merupakan tokoh yang sombong dan
angkuh. Kesombongannya terlihat dari rasa bangga dan tinggi hati ketika dia bisa
membuktikan kepada semua orang bahwa dia bisa menjadi seniman ternama
seperti saat ini. Hal tersebut seperti yang terdapat dalam kutipan novel berikut ini.
(2.) “Untunglah, mereka akhirnya menyadari bahwa SAYA pematung yang
hebat”.
(Pintu Terlarang, hal. 23)
Pada kutipan di atas Gambir menyatakan dirinya merupakan seorang
pematung hebat dan dia bangga bahwa semua orang menyadari hal tersebut.
Terlihat jelas kesombongan dan keangkuhan Gambir saat berbicara dengan Talyda
ketika acara pameran patungnya telah selesai dengan sukses.
Hal berbeda terlihat dalam film. Dalam film gambir terlihat tidak bangga,
sombong ataupun angkuh ketika pamerannya tersebut berhasil. Keadaan lain
tergambar dalam film, Gambir terlihat sedih dan kecewa saat pamerannya sedang
berjalan dengan meriah. Kesedihan dan kekecewaannya tersebut tergambar saat
dia keluar dari galeri “Jingga”. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
29
Gambar 3. Gambir yang berjalan ke luar Gambar 4. Talyda istri Gambir yang
dari galeri Jingga berusaha untuk menghibur Gambir
Pada Gambar 3 dapat dilihat Gambir berjalan ke luar dari galeri Jingga
diikuti dengan beberapa orang yang masuk ke dalam galeri. Pada Gambar 4
Talyda yang baru keluar dari galeri mencoba untuk berbicara dengan Gambir dan
menenangkan Gambir yang terlihat bergitu sedih dan tidak bahagia dengan
kesuksesannya.
Tokoh Gambir dalam novel juga merupakan tokoh yang sangat
menyayangi istrinya dan sangat patuh terhadap istrinya. Gambir selalu mengikuti
apapun yang diinginkan dan diperintahkan oleh Talyda. Hal tersbut seperti terlihat
pada kutipan berikut ini.
(3.) “Bulan bersandar di ungu malam. Gambir bergeming, termenung
dalam putus asa. Ia menenggelamkan wajah pada telapak tangan.
Perasaannya seakan meruah, mengisi seluruh sanubarinya. Ia begitu
mencintainya. Ia sangat menyayanginya. Ia tidak akan pernah melukai
30
perasaannya, apalagi hatinya. Ia tidak pernah luput bersyukur kepada
Tuhan telah diberikan jodoh perempuan sesempurna Talyda.”
(Pintu Terlarang, hal. 25)
Pada kutipan 3 di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa Gambir
merupakan tokoh yrang sangat menyayangi istrinya. Dia tidak ingin istrinya sedih
ataupun sakit hati dengan sikapnya. Dia tidak ingin istrinya terluka oleh sifatnya.
Namun, hal berbeda yang tergambar dalam film. Dalam film terlihat
Gambir sedang memaksa Talyda untuk mengikuti keinginannya. Hal tersebut
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 5. Gambir yang sedang menyiksa dan memaksa istrinya.
Pada gambar di atas terlihat bagaimana Gambir memaksa istrinya untuk
melakukan hal yang dia inginkan. Cerita pada gambar 5 dalam film berbeda
dengan cerita dalam novel yang mengisahkan Gambir merupakan tokoh yang
sangat sayang dan tidak pernah menyakiti istrinya.
Tokoh Gambir dalam film juga memilki rasa ingin tau yang tinggi serta
ambisius. Dia tidak akan pernah berhenti mengejar sesuatu bila dia benar-benar
31
ingin tau tentang sesuatu itu. Hal tersebut seperti tergambar dalam potongan
gambar dalam film berikut ini.
Gambar 6. Gambir sedang memukuli Dandung
Pada gambar 6 di atas, terlihat Gambir yang sedang memukuli Dandung
yang tidak mau memberitahukan tentang “HEROSASE”. Gambir yang sangat
penasaran dengan gedung itu, kemudian marah karena tidak mendapatkan
penjelasan dari Dandung yang dilihatnya masuk ke gedung tersebut.
Tokoh Gambir dalam novel juga merupakan tokoh yang cemburuan dan
suka berprasangka. Dia mulai penasaran dan mencari tau tentang istriya yang
selalu pulang malam dengan alasan bertemu dengan klien. Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan novel berikut ini.
(4.) “Tangannya mengambil kertas memo itu. Ia membaca tulisan tangan
bidadarinya. Raut mukanya berubah. Kata-kata yang tertulis menusuk
jantungnya: ROYAL PAVILLION: ROOM 5062. Kecurigaan yang
tadi sepintas menyelinap kini menetap di dalam benak.”
(Pintu Terlarang, hal. 204)
32
Pada kutipan ini, dijelaskan bahwa Gambir yang semakin curiga dengan
tingkah laku istrinya, pada akhirnya mulai ingin dan menyelidiki hal tersebut.
Pada saat yang bersamaan ketika Gambir mengetahui tujuan yang akan dituju
istrinya malam itu, makan dia segera bergegas untuk pergi ke alamat sesuai
dengan yang dituliskan istrinya.
Tokoh Gambir dalam novel ternyata merupakan seorang pasien rumah
sakit jiwa dengan penyakit schizophrenia. Penyakit tersebut muncul karena dia
sering mendapatkan penyiksaan dari kedua orang tuanya. Pada umurnya yang
baru sembilan tahun dia mengambil sebuah keputusan gila untuk membunuh
kedua orang tuanya. Dari umurnya sembilan tahun hingga sekarang dia telah
dewasa, dia menghabiskan waktu di penjara isolasi rumah sakit jiwa. Hal tersebut
seperti yang terdapat dalam kutipan novel dan gambar dalam film berikut ini.
(5.) “Orang menyebutku gila. Tidak waras. Tanyakan saja kepada Profesor
Roekmantoro, kepala ruma sakit ini. Maaf, aku salah meyebut. Harus
kuluruskan. Tempat ini bukan rumah sakit. Melainkan rumah sakit
jiwa. Penguhuninya adalah mereka yang dinyatakan sakit jiwa. Yang
tidak waras. Orang gila. Sepertiku.”
(Pintu Terlarang, hal. 259)
Pada kutipan di atas Gambir merupakan seorang tokoh yang terganggu
kejiwaanya karena sedari kecil dia sering disiksa oleh kedua orang tuanya.
Semenjak dia membunuh kedua orang tuanya tersebut dia tinggal dan mendekap
di rumah sakit jiwa, khusunya di sel isolasi.
33
Penceritaan tentang tokoh Gambir yang merupakan seorang pasien di
rumah sakit jiwa juga terdapat dalam novel. Hal tersebut dapat dilihat pada
cuplikan gammbar berikut ini.
Gambar 7. Gambir yang berada dalam sel isolasi, kemudian petugas yang masuk
ke ruangan itu untuk memberikan majalah kepada Gambir
b.) Talyda
Tokoh Talyda dalam novel merupakan wanita cantik yang menjadi idaman
semua lelaki. Talyda merupakan istri yang sempurnah bagi Gambir yang membuat
semua orang iri kepadanya. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan
berikut ini.
(6.) “Ia menoleh dan mendekatkan wajah pada cermin meja rias. Ia
perhatikan kulit pipi dan sudut-sudut mata. Ia merasa bahwa dirinya
telah merawat dengan baik kecantikan yang dianugerahkan Tuhan.
Sepertinya tidak percuma ia hamburkan uang untuk krim-krim mahal.
Tidak percuma juga ia habiskan waktu facial dan beauty treatment lain
di La Bella Vita, salon dan spa kecantikan langganan.”
34
(Pintu Terlarang, hal. 11)
Pada kutipan 6 di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Talyda merupakan
seorang wanita yang cantik. Dia selalu menjaga kecantikannya. Karena
kecantikannya itulah semua lelaki kagum padanya dan cemburu kepada Gambir.
Mereka juga menginginkan istri yang sempurna seperti Talyda.
Gambar 8. Talyda merupakan wanita cantik yang menjadi idaman setiap lelaki
Pada gambar 8 di atas merupakan bagian dimana Pak John sedang memuji
kecantikan dan kesempurnaan Talyda. Dia juga berkata pada Gambir untuk
memperkenalkan padanya seorang wanita yang persis seperti Talyda jika Gambir
bertemu dengannya. Talyda yang merasa sedang disanjung kemudian tersenyum
puas dengan semua yang dia dengarkan.
Tokoh Talyda dalam novel juga merupakan tokoh yang sangat mengatur
suaminya. Dia sangat tidak ingin suaminya merasa sempurna dan melupakan
bahwa dia yang membuat suaminya menjadi seorang sempurna. Dia merupakan
35
tokoh yang sangat egois dengan kesuksesan Gambir. Hal tersebut seperti terlihat
dalam kutipan berikut ini.
(7.) “Jangan besar kepalah deh,” kata-kata Talyda terdengar menyengat,
bagai rawit mentah terjilat lidah. “Kalau bukan karena saya, kamu
nggak akan jadi apa-apa. Ingat itu!”
(Pintu Terlarang, hal. 23)
Dari kutipan 7 di atas terlihat jelas kemarahan Talyda ketika mendengar
suaminya Gambir mulai memuji dirinya sendiri dan membanggakan dirinya tanpa
memperhitungkan keberadaan Talyda. Talyda sangat tidak suka dengan hal
tersebut, karena menurut Talyda dialah yang membuat Gambir bisa sesukses ini.
Tokoh Talyda dalam novel juga merupakan seorang istri yang mudah
mengakui kesalahannya. Dia juga merupakan seorang wanita yang lemah dan juga
bisa mengalah ketika sedang berdebat dan berhadapan dengan suaminya. Hal
tersebut seperti yang terdapat dalam film pada gambar berikut ini.
Gambar 9. Talyda yang sedang meminta maaf kepada Gambir atas sikapnya
Pada gambar di atas terlihat jelas raut muka Talyda yang sedang memelas
dan meminta maaf kepada Gambir. Perdebatan mereka yang dipicu oleh sikap
36
angkuh dan sombong Talyda yang meremehkan Gambir akhinya membuat Talyda
merasa bersalah dan meminta maaf kepada Gambir.
Tokoh Talyda dalam novel merupakan seorang menantu yang sangat patuh
kepada mertuanya. Hal tersebut dapat terlihat dari sikapnya yang mengikuti semua
perintah dan kemauan dari mertuanya tersebut. Hal tersebut seperti yang terdapat
pada kutipan berikut ini.
(8.) “Makanya, kamu nurut sama ibu. Harus yang dekat, jangan yang tidak
dikenal. Kalau yang tidak dikenal, tidak ada gunanya.”
(Pintu Terlarang, hal. 133)
Pada kutipan 8 di atas, terlihat jelas mertuanya yang telah menyuruh
Talyda untuk melakukan hubungan intim dengan lelaki lain agar segera
mendapatkan anak, kembali menyuruh Talyda untuk melakukan hal tersebut
kembali tetapi dengan adik Gambir. Talyda pun mengikuti perintah dari ibu
mertuanya.
Hal serupa juga terdapat dalam film. Talyda yang selalu mengikuti
perintah ibunya tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 10. Perbincangan antara Talyda dan mertuanya mengenai keinginan
mertuanya agar Talyda mengikuti perintahnya
37
Pada gambar 10 di atas terlihat perbincangan antara Talyda dan mertuanya
mengenai keinginan mertuanya tersebut untuk segera menimbang cucu.
Mertuanya tersebut menyuruh Talyda untuk berhubungan intim dengan laki-laki
lain yang tempat dan waktu bertemunya telah diatur oleh mertuanya. Talyda
kemudian mengikuti perintah mertuanya dan menemui laki-laki yang telah
ditentukan mertuanya.
c.) Ibu Gambir
Tokoh Ibu Gambir dalam film merupakan wanita yang sangat disiplin
dalam mengurus anaknya yaitu Gambir. Dia selalu menekankan kedisplinan yang
dianggap hal tersebutlah yang menjadi sebab kesuksesan anaknya saat ini. Hal
tersebut seperti yang terdapat dalam film pada gambar berikut ini.
Gambar 11. Perbincangan antara Talyda dan mertuanya
Pada gambar 11 di atas terlihat ke akraban antara talyda dan ibu
mertuanya. Ibu mertuanya sedang berbicara mengenai kedisiplinan yang selalu
ditanamkan dalam membesarkan Gambir yang membuat Gambir seperti saat ini.
Tokoh Ibu Gambir dalam novel juga merupakan orang yang tidak suka
dengan pilihan Gambir menjadi seniman. Dia merasa bahwa menjadi seniman
bukanlah pekerajan yang baik. Dia tidak suka dengan pekerjaan Gambir yang
38
hanya menjadi seorang pematung yang dianggapnya remeh. Hal tersebut seperti
yang terdapat pada kutipan berikut ini.
(9.) “Damar, jangan menganggap jadi seniman itu pilihan hidup. Bagi ibu,
dunia seni itu hanya untuk orang yang tidak punya pilihan lain. Karir
di Angkatan Udara seperti kamu nanti, Damar, itu baru perkerjaan
yang benar. Atau jadi dokter seperti menur. Itu pilihan hidup yang
terpuji.” Merdu suaranya melagukab dogma.”
(Pintu Terlarang, hal. 72)
Pada kutipan 9 di atas, terlihat jelas bahwa ibu Gambir tidak menyukai dan
sinis terhadapa pekerjaan Gambir yang hanya menjadi seorang seniman. Dia
beranggapan pekerjaan seperti adik-adik Gambir itulah baru yang dinamakan
pekerjaan.
Hal berbeda terlihat dalam film. Dalam film ibu gambir selalu mengikuti
pameran patung-patung karya Gambir dan selalu merasa bangga serta bahagia
dengan kesuksesan Gambir di dunia seni terutama seni patung. Hal tersebut
seperti yang terlihat dalam gambar berikut ini.
Gambar 11. Perbincangan antara ibu Gambir dan Koh Jimmy di salah satu
pameran patung Gambir
39
Pada gambar diatas terlihat kebahagiaan dan rasa bangga yang dimiliki
oleh ibu Gambir dengan menghadiri pameran patung Gambir yang sangat meriah.
Dia merasa anaknya sedang berjaya, diikuti dengan perbincangan antara Ibu
Gambir dengan Koh Jimmy yang menyatakan akan mengadakan pameran Gambir
di luar negeri.
Tokoh Ibu Gambir dalam novel ternyata merupakan ibu yang sangat jahat,
suka menyiksa anaknya dan sangat disiplin. Gambir yang kecil sering disiksa dan
dihukumnya hanya karena kesalahan-kesalana kecil. Hal tersebut seperti yang
terdapat pada salah satu kutipan berikut ini.
(10.) “Bapak mendekap leherku. Menahan diam. Ibu menusuk pensil ke
tanganku. Ia mencoblos tanganku berulang kali. Ujung lancip
membuat lubang-lubang di tanganku. Darah muncrat dari setiap
lubang. Sakitnya bukan hanya di tnagan. Tapi menusuk hingga ke
tulang sumsum.”
(Pintu Terlarang, hal. 142)
Kutipan 10 di atas menceritakan bagaimana ibu Gambir menyiksa anaknya
yang masih kecil. Gambir saat itu berusia Sembilan tahun, hal tersebut terjadi
sebelum pikiran gila merasuki tubuhnya untuk membunuh kedua orang tuanya
tersebut.
Penyiksaan-penyiksaan ibunya tersebut sejalan dengan yang terdapat
dalam film. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
40
Gambar 13. Ibu Gambir yang sedang memukuli Gambir kecil
Pada gambar 13 di atas terlihat ibu Gambir yang sedang menyiksa dan
memukuli anaknya yang masih berumur sembilan tahun. Hal tersebut dipicu oleh
masalah sepeleh yaitu karena Gambir buang air kecil di tempat tidur saat dia
tertidur.
d) Rio
Tokoh Rio dalam novel merupakan salah satu sahabat Gambir sedari SMP.
Dia merupakan atlit renang yang berprestasi. Tetapi disaat karirnya sedang
menjulang kepuncak kesuksesan dia resmi megundurkan diri dan lebih memilih
untuk melanjutkan karirnya menjadi seorang pelatih renang. Hal tersebut seperti
yang terdapat dalam kutipan berikut ini.
(11.) “Rio mantan atlet renang yang sarat prestasi. Jangkung, bahu lebar,
dan dada bidang. Ia pengantong enam mendali emas SEA Games dan
PON. Saat prestasinya sedang di puncak, ia malah secara resmi
mengungumkan pengunduran dirinya dari dunia kompetisi. “Berhenti
selagi masih jaya” alasannya. Ia kemudian mendirikan Kelab Renang
Aquario, memulai karir sebagai Pembina bibit-bibit perenang unggul.”
(Pintu Terlarang, hal. 19-20)
(12.) “Gambir menghentikan mobil di parkiran Club Aquario. Ia
berjalan memasuki klub renang milik Rio, sahabatnya satu lagi...”
(Pintu Terlarang, hal. 151)
41
Pada kutipan 11 di atas merupakan penjelasan tentang Rio yang
merupakan seorang atlit renang yang sedang berada dipuncak prestasinya. Pada
kutipan selanjutnya, yaitu kutipan 12 dijelaskan bahwa Gambir datang ke klub
renang yang dimiliki oleh Rio.
Hal berbeda tampak dalam cerita yang ditampilkan dalam film. Dalm film
digambarkan Rio merupaka atlit, tapi dia bukanlah seorang atlit renang melainkan
atlit tenis. Hal tersebut seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 14. Gambir yang mendatangi Rio dan berlatih tanding tennis dengan Rio
Pada gambar 14 di atas terlihat Gambir mendatangi Rio di tempat latihan
tennis bukan kolam renang. Rio bukanlah seorang atlit renang seperti yang
diceritakan dalam novel, tetapi merupakan atlit tennis seperti yang terlihat di
dalam cuplikan gambar yang ada dalam film.
Tokoh Rio dalam novel juga bukanlah merupakan teman yang setia
terhadap Gambir. Hal tersebut terbukti dari sikapnya yang menghianati Gambir.
Rio menghianati Gambir dengan cara selingkuh dengan istrinya. Hal tersebut
seperti yang terdapat dalam kutiapan berikut ini.
42
(13.) “Tangan-tangan itu mengusapkan sampo pada bulu kelaminnya.
Sambil tertawa ia menepis tanga-tangan jahil itu. Tangan-tangan milik
Rio, pendiri Cllub Aquario.”
(Pintu Terlarang, hal. 173)
Pada kutipan 13 di atas terlihat bahwa Rio sedang berhubungan dengan
istri Gambir yaitu Talyda. Penghianatan yang dilakukan antara Rio dan Talyda ini
juga tergambar dalam film pada cuplikan berikut ini.
Gambar 15. Talyda dan Rio yang sedang berselingkuh di sebuah hotel
Pada gambar 15 di atas terlihat secara jelas perselingkuhan yang dilkukan
oleh Rio dan Talyda di belakang Gambir. Talyda merasa perselingkuhan yang
hanya berhubungan dengan hubungan badan bukanlah perselingkuhan, begitu juga
dengan Rio dia merasa bahwa semuanya akan biasa-biasa saja.
e) Dandung
Dandung juga merupakan teman Gambir sedari SMP. Gambir, Dandung
dan Rio merupakan tiga orang sahabat yang sangat dekat dan tak terpisahkan
sedari SMP hingga sukses seperti saat ini. Dandung merupakan seorang yang gila
43
dengan masakan dan melanjutkan bisnisnya di bidang yang dia gandrungi
tersebut. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini.
(14.) “Dandung berkulit gelap dan berbulu lebat. Ia murah senyum dan
ramah kepada siapa saja. Profesinya pengusaha restoran, dan ia
memiliki sederet tempat-makan kelas atas di kawasan-kawasan
bergengsi. Nafsu untuk mengekspansi bisnis sepadan dengan nafsu
untuk menyantap hidangan-hidangan terlezat yang ada di bumi ini.”
(Pintu Terlarang, hal. 19)
Pada kutipan 14 di atas telah dijelaskan bahwa Dandung merupakan
seorang yang sukses dibidang masak-memasak. Dia merupakan pengusaha sukses
dengan beberapa tempat makan berkelas yang dimilikinya. Namun Dandung yang
merupakan pengusaha sukses dibidang makanan ini tidak digambarkan dalam
film. Dalam Film Dadung hanya digambarkan sebagai teman Gambir.
Gambar 16. Dandung membawa Gambir untuk menjadi anggota “HEROSASE”
Pada gambar 16 di atas terlihat Dandung merupakan teman Gambir yang
membawa dan mejadikan Gambir anggota di “HEROSASE”. “HEROSASE”
merupakan tempat dimana Gambir ingin sekalai mengetahui tempat apa
sebenarnya tempat itu. Hal tersebut karena dalam pesan yang bertuliskan “Tolong
44
Saya” tertulis “HEROSASE’. Bagian ini hanya terdapat dalam film saja sementara
dalam novel bagian ini tidak diceritakan.
Tokoh Dandung dalam novel juga merupakan salah satu teman Gambir
yang menghianatinya. Dandung juga merupakan salah satu orang yang
berselingkuh dengan Talyda. Hal tersebut seperti yang terlihat pada kutipan dan
gambar di bawah ini.
(15.) “Talyda beranjak dari tempat tidur. Ia berpakaian dan tak lupa
mengambil karek api untuk ditambahkan pada koleksinya. Ia
melambaikan kecupan kepada lelaki yang masih terbaring telanjang di
tempat tidur. Dandung membalas dengan melambaikan kecupan pula.”
(Pintu Terlarang, hal. 138)
Pada kutipan 15 di atas dijelaskan bahwa Dandung sedang bersama
dengan seseorang yang baru saja tidur dan melakukan hubungan intim dengan
dirinya. Perempuan itu adalah Talyda. Dandung telah menghianati teman baiknya
sendiri yaitu Gambir dengan cara berhubungan dengan istri Gambir.
Perselingkuhan antara Dandung dan Talyda ini juga terdapat dalam film
pada gambar berikut ini.
Gambar 17. Dandung yang sedang bersama dengan Talyda di sebuah kamar hotel
45
Pada gambar 17 di atas dapat dilihat Talyda yang sedang tertidur di tempat
tidur dengan bertutupkan selimut dan Dandung yanng sedang membuka bajunya.
Gambar ini memperlihatkan perselingkuhan yang akan dilakukan antara Talyda
dan Dandung di belakang Gambir. Dalam hal ini Dandung merupakan penghianat
yang sekaligus menjadi teman yang dianggap Gambir adalah sahabat baiknya.
f) Pusparanti
Tokoh Pusparanti dalam novel merupakan seorang gadis berusia 24 tahun.
Dia sudah tiga tahun bekerja di majalah Em. Majalah ini merupakan majalah yang
mengupas tentang seluk beluk kehidupan metropolis. Dia merupakan wartawan
pencari berita untuk majalah tersebut. Hal tersebut seperti seperti yang terdapat
pada kutipan novel di bawah ini.
(16.) “Namaku Pusparanti, usiaku 24 tahun.”
(Pintu Terlarang, hal. 47)
(17.) “Aku sudah tiga tahun bekerja di majalah Em. Nama ini diambil
dari huruf M, huruf pertama kata “metropolitan”. Disingkat aar
menjadi tangkas dan trendi. Aku suka konsep majalah ini. Isinya tidak
menampilkan atau mengupas seluk-beluk kehidupan Metropolitan dari
kulitnya saja. Tapi menngupasnya secara mendalam. Ya, majalah Em
memang ditujukan kepada masyarakat metropolis yang kritis.”
(Pintu Terlarang, hal. 51)
Pada kutipan 16 dijelaskan mengenai perkenalan tokoh Pusparanti.
Selanjutnya pada kutipan 17 di atas dijelaskan tentang pekerjaan dan kegiatan
yang telah digeluti oleh Pusparanti. Pusparanti merupakan seorang wartawan yang
mengikuti jejak ayahnya. Hal ini tidak digambarkan dalam film.
46
Tokoh Pusparanti dalam novel juga merupakan wartawan yang sedang
mencari berita untuk membuat artikel tentang seseorang yang sedang mengidap
penyakit schizophrenia. “Dia” merupakan seorang anak yang mengalami penyakit
mental yang langkah yang disebabkan oleh penyiksaan dan kekerasan yang
dialaminya sejak kecil. Hal tersebut seperti yang dijelaskan pada kutipan novel
dan yang terdapat dalam gambar pada film berikut ini.
(18.) “Aku harus mandi dan bersiap diri. Aku sudah harus di kantor pada
jam delapan. Pemredku, Mas Pram, minta aku menyampaikan
perkembangan terakhir tentang artikelku. Mas Pram selalu bilang
bahwa riset dan tulisanku sangat kuat aspek psikologisnya. Aspek
kejiwaanya. Mungkin Mas Pram betul. Karena memang aku punya
minat tinggi terhadap segala aspek kejiwaan. Tapi, sebetulnya aku
belum siap menghadapi ‘dia’.”
(Pintu Terlarang, hal. 54)
Pada kutipan 18 di atas, dijelaskan bahwa Ranti sedang membuat artikel
tentang “dia” korban yang menderita penyakit schizophrenia karena mendapatkan
penyiksaan sedari kecil dari kedua orang tuanya.
Hal serupa seperti yang tergambar pada cuplikan gambar dalam film
berikut ini.
Gambar 18. Kartu pers dan Pusparanti yang sedang menggambar sketsa “Dia”
47
Pada gambar 18 dia atas dapat dilihat ada sebuah kartu pers yang
bertuliskan nama Pusparanti dan Pusparanti yang sedang menggambar sketsa
seorang anak yang akan dijadikannya objek artikel yang sedang disusunnya.
4.1.2 Perubahan Alur Novel ke Film Pintu Terlarang
4.1.2.1 Cerita novel Pintu Terlarang
Cerita novel Pintu Terlarang disusun dengan penomoran Latin. Cerita
tersebut terdiri dari delapan puluh satu bagian. Di bawah ini akan diuraikan cerita
novel Pintu Terlarang.
1. Suasana di ruang makan, dimana seorang anak kecil berumur Sembilan
tahun makan bersama kedua orang tuanya. Penyiksaan kedua orang tuanya
pada anak tersebut karena dia memuntahkan makanannya.
2. Talyda seorang wanita cantik yang sedang merias diri dan bergaun hitam
yang anggun.
3. Gambir yang sedang dalam suasana kebahagiaan, kembali mengingat
pertemuannya dengan Talyda di Jakarta Collage of art. Kemudian Talyda
datang dan berbincang dengan Gambir.
4. Suasana meriah pada pameran patung karya Gambir di Galeri Jingga Koh
Jimmy. Perbincangan antara Gambir dan John Wongso seorang kolektor
seni.
5. Kemeriahan masih terlihat di galeri Jingga. Talyda datang menghampiri
Gambir. Selanjutnya, Talyda dan Gambir bergabung dengan Rio dan
48
Dandung sahabat Gambir dan Koh Jimmy. Mereka bersama-sama
merayakan keberhasilan Gambir.
6. Talyda dan Gambir mengendarai mobilnya menyusuri malam di jalanan
Jakarta untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah mereka masih
terhanyut dengan kebahagiaan di dalam mobil ber-AC tersebut.
Perbincangan antara Talyda dan Gambir yang membuat Talyda marah.
7. Talyda kemudian masuk kerumah dan berbaring di sofa. Gambir yang
datang untuk membujuk Talyda malah lebih membuat Talyda marah dan
berlari menuju kamar kemudian melarang Gambir untuk ikut dengannya
ke kamar.
8. Talyda yang ada dalam kamar mulai membersihkan dirinya. Dia kemudian
berganti pakaian tidur yang paling dibenci Gambir. Talyda yang baru tidur
terusik dengan kedatangan Gambir. Dia kemudian mengusir Gambir dan
melemparkan bantal kepadanya diikuti dengan Gambir yang menutup
pintu.
9. Pagi hari Gambir dibangunkan dengan cahaya matahari dan suara halus
Talyda. Talyda kemudian menyuruh Gambir sarapan dengan telor mata
sapi kesukaannya yang telah disediakan Talyda. Setelah itu, Talyda
kemudian berpamitan untuk pergi ke kantornya.
10. Talyda yang berada di kator mengadakan rapat dengan rekan bisnisnya.
Perkenalan keluarga Talyda dan kecelakaan yang dialami orang tua
Talyda. Kesepakatan antara Talyda dan rekan bisnisnya dan penghargaan
Talyda kepada rekan-rekan satu timnya.
49
11. Talyda kemudian menelfon Gambir. Perbincangan antara Talyda dan
Gambir mengenai pekerjaan Talyda dan pekerjaan Gambir sebagai
seorang pematung.
12. Pertemuan antara Koh Jimmy dan Gambir di galeri Jingga. Permintaan
Koh Jimmy kepada Gambir untuk kembali membuat patung dan
mengadakan pameran tetapi masih dipertimbangkan Gambir yang ingin
menanyakan kesetujuan istrinya.
13. Gambir dan Talyda sedang makan malam di Restoran Antonio’s yg
merupakan restoran Italia ternama. Perbincangan antara Gambir dan
Talyda mengenai persetujuan Gambir kepada Koh Jimmy untuk membuat
patung ibu hamil lagi ternyata membuahkan kemarahan Talyda yang tidak
menerima keputusan yang diambil Gambir yang menurutnya sepihak.
14. Puparanti atau biasa disebut Ranti menceritakan tentang kehidupan
keluarganya, kedua orang tuanya dan kepergiaan ayahnya.
15. Pusparanti adalah wartawan jebolan dari Jakarta Academy of Journalism
yang sekarang sedang bekerja di majalah Em. Dia telah banyak membuat
artikel dan sekarang dia sedang membuat artikel yang berhubungan
dengan kejiwaan.
16. Ibu melati, ibu dari anak kecil tersebut membawa dia pergi ke museum
untuk bertemu dengan temanya. Perbincangan antara ibu melati dan
temannya di museum. Sepulang dari museum ibu melati menyuruh
anaknya mandi, tapi dia tidak mau karena luka dipunggungnya masih
sakit. Ibu melati yang marah kemudian mengikat tanggannya dan
50
memaksanya untuk mandi. Bapaknya yang baru pulang dari rumah
sakitpun ikut menyiksanya.
17. Mariana seorang direktur sebuah program TV khusus seni sedang
mempersiapkan acara peliputan profil Gambir di ruangan tempat Gambir
biasa membuat patung. Latar yang diambil Mariana ternyata tidak disukai
Gambir sebisa mungkin Gambir meminta agar latarnya jangan pintu yang
ada di ruangan itu.
18. Dialog Tanya jawab antara Mariana dan Gambir dalam rangka siaran
sedang berlangsung. Mariana yang bertanya tentang patung yang bernama
“Arjasa” kemudian tak diberi penjelasan secara detail oleh Gambir.
19. Malam hari Talyda dan Gambir bersama menonton TV. Siaran yang
mereka toton adalah saat Gambir sedang diwawancarai oleh Mariana.
Talyda sangat bangga kepada Gambir. Tiba-tiba Talyda marah ketika
mendengar Gambir menjelaskan mengenai “Arjasa”. Gambir yang
mencoba menjelaskan tetap tidak bisa meredahkan amarah Talyda yang
berlari meninggalkan Gambir.
20. Gambir sedang membuat patung diruangannya dimana terdapat sebuah
pintu yang kokoh didalamnya. Keasikan Gambir membuat patung
terganggu dengan kedatangan Talyda. Dialog antara Gambir dan Talyda
yang menyampaikan bahwa seperti biasa pada hari minggu ibu, Damar dan
Menur akan datang berkunjung.
21. Pertemuan serta perbincangan antara Gambir dengan ibu dan kedua
adiknya Damar dan Menur serta Talyda.
51
22. Anak kecil berumur sembilan tahun itu duduk di teras belakang rumahnya
sambil memakan roti untuk menunggu kepulangan Bapaknya. Ketika ia
ingin minum tak seganya dia menjatuhkan gelas susunya. Ibu yang
mengetahui hal tersebut langsung marah dan terus mencaci dirinya.
23. Anak tersebut kemudian diikat di pohon mangga. Bapaknya yang baru
pulang langsung datang menghampirinya dan mulai memarahi serta
menyakitinya dengan beling pecahan gelas. Ibunya pun datang untuk
menyiksanya dengan sekumpulan semut yang dilepaskan di kepalanya.
24. Ranti yang bersiap-siap untuk keluar dan akan di jemput Dion. Ranti
kemudian mengingat kembali pertemuan pertama mereka ketika mereka
mendapatkan kerja bersama.
25. Ranti kembali mengingat Aryo teman SMP nya dulu yang sempat naksir
kepadanya. Tatapi, karena kepergian ayah Ranti Aryo perlahan mulai
menjauhi.
26. Ranti kembali berfikir bahwa mamanya tidak menyukai Dion. Hal tersebut
karena masalalu Dion yaitu duda beranak satu. Miranda istri Dion
meninggal ketika melahirkan Edo anak mereka. Karena hal tersebut Edo
dianggap Dion sebagai penyebab dari semua ini.
27. Percakapan antara Ranti dan ibunya mengenai pekerjaan Ranti yang akan
pergi ke tempat dia mencari berita.
28. Gambir yang sedang fokus dengan patung “Widuri” yang baru
diselesaikanya dikagetkan dengan suara telfon yang berbunyi. Percakapan
52
antara Gambir dan Talyda yang menyampaikan dan mengingatkan kepada
Gambir agar tidak lupa untuk mengambil barang yang baru itu.
29. Gambir berjalan mengendarai mobil pergi kesebuah rumah dengan
arsitektur kuno. Gambir kemudian mengingat kembali saat dimana dia dan
Talyda pertama kali datang ke tempat tersebut. Setelah keluar dari tempat
itu Talyda membawa sebuah bungkusan tas kresek berwarna hitam dan
meletakkannya di jok mobil.
30. Gambir kemudian menyimpan semua yang telah diambilnya di dalam
lemari dan kembali menguncinya dengan rapat.
31. Perbincangan antara Talyda dan Menik ibu Gambir di tempat minum milik
Dandung. Ibu Gambir meminta Talyda melakukan sesuatu yang pada
akhirnya diiyakan oleh Talyda.
32. Gambir yang sedang menikmati keindahan “Paramita” patungnya. Tiba-
tiba dia teringat akan pintu terlarang yang isinya hanya di ketahui oleh
Talyda.
33. Percakapan antara Gambir dan Talyda yang berpamitan karena ada
pertemuan dengan kliennya malam ini.
34. Talyda datang ke sebuah hotel untuk bertemu dengan seseorang di kamar
nomor delapan. Sepintas dia kembali mengingat pertama kali dia
mengenal seks dan melakukan hubungan intim dengan pacarnya Danang.
Talyda bersama dengan seorang lelaki di kamar nomor delapan kemudian
menjadi satu dalam malam.
53
35. Talyda yang baru pulang ke rumah menemui Gambir yang telah tertidur
pulas. Talyda kemudian masuk ke kamar mandi. Dialog antara Talyda
dengan dirinya sendiri.
36. Percakapan antara Gambir dan Talyda di pagi hari mengenai pertemuan
antara Talyda dan kliennya. Perbincangan juga mengenai patung Gambir
dan Talyda berpamitan untuk pergi bekerja.
37. Anak kecil tersebut bermimpi berjalan di pantai kuta di Bali. Mimpinya
tersebut membuat dia kencing di tempat tidur. Ibunya yang ingin
membangunkannya langsung marah ketika melihat tempat tidurnya yang
basah. Ayahnya yang datang ikut-ikutan dengan ibuya memarahi dan
menyiksa anak itu.
38. Perbincangan antara Ranti dan ibunya mengenai tugas membuat artikel
yang sedang digelutinya yang berhubungan dengan narasumber yang
berbahya di RSJ Bunga Bangsa yang dikenalkan oleh Profesor
Roekmantoro. Kemudian Dion datang menjemput Ranti untuk pergi
mengambil data lagi di RSJ Bunga Bangsa.
39. Gambir mengenang kembali perkenalan antara dia dan Talyda dengan Ibu
Eva dan Ibu Evi yang telah membeli rumah Talyda dan sedang memulai
bisnis yang sekarang Gambir juga ikut terlibat dalam bisnis tersebut.
40. Gambir yang sedang membuat rongga di perut hamil patungnya “Dinasih”
terkejut dengan suara ketukan dari pintu terlarang yang membuat dia
penasaran dan mencoba bertanya kepada “Arjasa”.
54
41. Perbincangan antara Koh Jimmy dengan Gambir. Gambir meminta Koh
Jimmy untuk menunda pameran patungnya yang akan dilaksanakan di luar
negeri karena menurutnya ada yang mengganggunya.
42. Perbincangan antara Dadung dan Gambir mengenai keresahan Gambir
tentang pintu terlarang yang selalu mengganggunya dan hal tersebut di
rahasiakan oleh istrinya Talyda.
43. Gambir turun dari mobil yang dikendarai oleh Dadung. Perasaannya
bercampur aduk, dia merasa bersalah karena telah mengingkari janjinya
kepada Talyda.
44. Gambir yang baru masuk menemui istrinya yang sedang berbicara di
telfon dengan nada marah. Talyda kemudian memarahi Gambir yang
bercerita kepada Dandung tentang pintu terlarang tersebut.
45. Perbincangan antara Talyda dan Menik ibu Gambir di Mall sambil
berjalan melihat-lihat.
46. Perbincangan antara Talyda dan Dion seorang fotografer wanita di studio
foto Dion.
47. Talyda sedang tidur dengan seorang lelaki di kamar hotel Lotus Park salah
satu hotel kesayangannya di Jakarta. Dia kemudian berpamitan kepada
Dadung lelaki yang bersamanya di hotel itu.
48. Ibu dan anak kecil tersebut berada di sekolah untuk mengambil rapot.
Anak itu telah membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Seperti
pikirannya dirumah dia dimarahi oleh ibunya karna nilai raportnya. Ibunya
kemudian menguncinya di kamar untuk menunggu kepulangan Bapaknya.
55
49. Bapak anak itu yang pulang kemudian datang dan memukuli anak itu. Ibu
menambahkan dengan menusukan pensil ke tangan anak itu yang
membuat tanganya berdarah dan diakhiri dengan Bapaknya yang
mematika rokok di tangan anaknya itu.
50. Dion dan Ranti berjalan melaju melewati jalan tol dan sampai ke RSJ
dimana mereka akan mengadakan penelitian. Dalam perjalanan dia
mengenang tentang Edo anak Dion dan dia juga mengenang Agni
sahabatnya.
51. Gambir memasuki Club Aquario stadion renang milik Rio. Percakapan
antra Rio dan Gambir mengenai kecurigaan Gambir masalah Talyda dan
kekesalannya kepada Dandung.
52. Gambir yang sedang membuat patung dikagetkan kembali dengan suara
ketukan dari pintu terlarang itu. Kali ini dia memberanikan diri untuk
menanyakan siapa yang berda di balik pintu tersebut. Seketika dia terkaget
dengan sebuah tangan yang menyentuhnya dari belakang yang ternyata
adiknya Menur.
53. Perbincangan antara Gambir dan Menur yang mengaku pada kakaknya dia
sedang hamil kemudia meminta bantuan Gambir dan Gambir akhirnya
membantunya.
54. Gambir membawa Menur ke klinik ibu Eva dan Ibu Evi untuk
menggugurkan kandunganya. Di klinik tersebut dia teringat kembali akan
keadaan yang sama yang dilakukan oleh Talyda. Setelah semua selesai
56
mereka bergegas untuk pulang diikuti dengan perkataan ibu Evi yang
memberikan titipan gambir seperti biasa.
55. Gambir yang berada di dalam studionya terkaget dengan kehadiran ibunya.
Percakapan antara Gambir dan ibunya mengenaik Menur yang dibawanya
untuk menggugurkan kandungan.
56. Perbincangan antara Ibu Gambir dan Talyda di Chocomania kafe faforit
Talyda mengenai ketakutan Talyda ketka Gambir mengetahui semua
tindakannya dan menceraikan Talyda.
57. Talyda yang sedang mandi di kamar hotel Emerald Gardens menghayal
tentang suaminya Gambir. Pada saat itu ada tangan-tangan seorang lelaki
yang ikut mengsampoi rambut sampai seluruh tubuhnya, tangan tersebut
adalah milik Rio.
58. Gambir yang sedang membuat patung teringat kembali tindakan adiknya
Menur. Dia kemudian mengambil salah satu toples dari begitu banyak
toples yang berisi janin untuk diletakan dalampatunya. Tiba-tiba suara
ketukan terdegar lagi dari pintu terlarang tersebut. Ketika dia mendekatkan
telinganya ke daun pintu dan sangat terkejut mendengar suara “Gam…
bir… to… long”
59. Anak kecil itu mulai merasa terseiksa. Dia mulai berhalusinasi bahwa
semua benda berbicara padanya. Akhirnya dia mengambil sebuah benda
dari kantin sekolah. Sebauh benda yang dia sembunyikan di dalam lemari
dan sekarang diambilnya dan digenggam dengan erat. Pisau yang dia
57
pegang dan semua seolah berkata padanya untuk segera melakukan yang
terbaik dengan benda itu.
60. Pusparanti kembali memperhatikan foto yang diambil Dion. Dia kemudian
mengingat kembali perbincangannya antara dia dan Profesor
Roekmantoro.
61. Percakapan antara Dion dan Ranti yang terus mengingat dan berbicara
tentang “dia” seorang anak yang dari usia Sembilan tahun sudah berada
dalam RSJ dan tak pernah merasakan kasih sayang dari ibunya.
62. Perbincangan antara Menik dan ketiga anaknya Gambir, Damar, dan
Menur bersama menantunya Talyda mengenai pesta tahun baru yang ingin
diadakannya. Talyda pun menyarankan untuk membuat pesta tersebut di
rumahnya.
63. Perbincangan antara Talyda dan Ibu Gambir di dapur saat mereka
memasak untuk ersiapan pesta tahun baru. Ibunya gambir kemudian
menanyakan apakah Talyda telah melaksanakan yang dia perintahkan.
64. Talyda yang telah rapi kemudian menerima telfon dari ibu Gambir.
Perbincangan antara Gambir dan Talyda yang ingin berpamitan untuk
menemui klien. Gambir seketika terkejut ketika membaca tulisan di memo
yang di tulis Talyda.
65. Talyda kemudian pergi ke Hotel Royal Pavillion kamar no 5062. Dalam
kamar tersebut ia sedang bermain cinta dengan seorang yang seperti
Gambir yang meyakinkan dirinya bahwa Gambirlah suami yang terbaik
orang tersebut adalah Damar adik Gambir.
58
66. Gambir menunggu di Lobi hotel dimana Talyda berada. Perasaannya
bercampur aduk ketika melihat bidadarinya tersebut keluar dari lift.
67. Agni mengendarai mobil sambil bercerita dengan Rantih tentang anak
yang dijadikan objek artikelnya. Agni mengantarkan Rantih ke rumah
Dion. Edo anak dion yang menemui Rantih, seketika Rantih terkejut
melihat keadaan Edo. Dion yang datang mengantarkan foto-fota tersebut
kemudian mengingatkan Rantih untuk tidak lupa datang ke pesta malam
tahun baru yang akan diadakannya.
68. Agni dan Ranti yang berada di Chocomania, kafe baru berbincang
mengenai “dia’ dan silsila ayah ibunya. “Dia’ merupakan seorang anak di
RSJ yang sedang jadi objek artikelnya.
69. Pesta tahun baru yang dilaksanakan di rumah Gambir telah dimulai. Para
tamu undangan telah hadi, bunyi terompet, makanan serta alunan musik
memenuhi rumah Gambir. Tiba-tiba Gambir mengejak Damar berbicara
tetapi di studionya.
70. Perbincangan antara Damar dan Gambir di studionya mengenai kecurigaan
Gambir tetang perselingkuhan yang dilakukan istrinya. Pada saat itu
mereka berdua mengeluarkan pematik api yang sama yang didapatkan di
hotel Royal Pavillion. Gambir sangat terkejutd dan mulai mengambil
belati menyiksa adiknya hingga membunuh adiknya tersebut.
71. Ranti kembali mengingat perkata Dion untuk bermalam tahun baru
bersama. Dia memasuki ruangan kantornya dan berada bersama para
teman sekernya. Tiba-tiba mas Pram mengatakan dia tidak akan menerima
59
lagi artikel Rantih. Dengan sangat meyakinkan Rantih meminta Mas Pram
untuk memberikannya waktu tiga hari lagi dan Mas pram mengiyakan hal
tersebut.
72. Ibu Gambir yang mendengar hal teriakan Gambir datang bersama dengan
Menur di studionya. Mereka berdua sontak berteriakmelihat Gambir telah
membunuh Damar. Gambir juga berusaha membunuh ibunya yang
dihalangi Menur dan kemudian dialah yang menjadi korban. Setelah itu
dia kemudian membunuh ibunya.
73. Gambir kemudian mendatangi ruang tamu dengan keadaan berlumuran
darah. Para tamu undangan terkejut melihat diriya. Dadung dan Rio yang
mendekatinya juga menjadi korban pembunuhan Gambir. Talyda yang
baru keluar dari kamar mandi tamu terkejut melihat semua itu dan berlari
karena dikejar Gambir.
74. Gambir mendapati Talyda di kamar mandi. Dia kemudian menarik Talyda,
ketika dia ingin menancapkan belatih di jantung Talyda, Talyda kemudian
berkata masalah pintu terlarang dan kunci yang dia kalungi. Gambir yang
terlihat lemah kemudian dimanfaatkan Talyda untuk lari.
75. Anak kecil itu kemudian membawa pisau dan masuk ke kamar orang tua
nya. Dia kemudian menancapkan pisau itu ke dada ayahnya hingga tak
bernyawa. Selanjutnya dia membunuh ibunya yang lagi berteriak histeris
karena ketakutan. Dan akhirnya dia memotong tangan kirinya sambil
berteriak kesakitan.
60
76. Malam tahun baru seperti yang telah direncanakan, Ranti datang ke rumah
Dion. Dia terkecjut ketika medengar teriakan Edo dan diikuti teriakan
Dion. Ranti yang tidak sabar karena tidak dibukai pintu tersentak ketika
melihat Dion yang sedang menyiksa Edo. Akhirnya pintu terbuka, Ranti
yang berusaha menyelamatkan Edo malah dimarahi dan diusir Dion.
77. Ranti yang keluar dari rumah Dion, terus berusaha mencari bantuan.
Kemudian dengan dibantu Ibu Sonya nyonya rumah yang sedang
mempersiapkan pesta kebun, menelfon polisi dan rumah sakit. Rantih juga
menelfon Agni. Akhirnya Dion berhasil dibekuk polisi dan Edo
diselamatkan ke rumah sakit.
78. Agni kemudian membawaku bersama Edo ke rumah sakit Dr. Wahab.
Agni berusaha menenangkanku. Akhirnya Edo menghembuskan nafasnya
terakhir di rumah sakit tersebut.
79. Gambir yang mendapati Talyda di studio mulai menyiksanaya. Talyda
yang berusaha untuk membuka pintu tersebut terus disiksa hingga dibunuh
Gambir dan akhirnya jasad Arjasa dimasukan kembali kedalam rahim
Talyda. Gambir mendengar teriakan minta tolong dari pintu tersebut.
Gambir yang penasaran terus melihat dari jeruji jendela dan terus
menggedor pintu. Gambir kemudian disambar cahaya putih dari pintu
tersebut sambil bersamaan dengan teriakannya.
80. Rantih yang berada di tempat kerjanya terus mengingat kembali masalah
Dion dan Edo. Dia sedikit senang ketika mengetahui artikel yang
61
dibuatnya akan dimuat untuk edisi bulan maret. Dia kembali membaca
headline tentang artikel “dia’. Ya “dia” adalah Gambir.
81. Gambir anak kecil yang telah besar tersebut, dia besar di sel isolasinya di
rumah sakit jiwa. Dia sering merontah, senjata paling ampuh yang
dimulikiya adalah khayalanya. Dia sering berhayal bahwa ia adalah anak
yang baik yang hidup dilingkungan jahat, seperti hayalannya tentang
Gambir seorang pematung, dia juga pernah berhayal tentang dirinya
seorang dai dan uskup. Tapisetiap hayalannya dia selalu mendapati sebuah
pintu seperti jeruji sel isolasinya.
4.1.2.2 Sekuen Film Pintu Terlarang
Sekuen film Pintu Terlarang disusun dengan penomoran Latin. Cerita
tersebut terdiri dari tujuh puluh lima bagian. Berikut ini akan diuraikan sekuen
film Pintu Terlarang.
1. Suasana meriah pada pameran patung karya Gambir di Galeri Jingga Koh
Jimmy. Perbincangan antara Gambir dan John Wongso seorang kolektor
seni. Kemudian Talyda datang menghapiri mereka.
2. Kemeriahan masih terlihat di galeri Jingga. Gambir datang menghampiri
Rio dan Dadung. Kemudian diikuti dengan kedatangan Talyda dan Koh
Jimmy. Mereka merayakan keberhasilan Gambir.
3. Gambir kemudian berpamitan untuk ke belakang. Tanpa sengaja Gambir
mendengar pembicara empat orang tamu mengenai dirinya. Gambir keluar
dari galeri diikuti oleh kedatangan Talyda untuk menenangkannya.
62
4. Ruang makan dimana seorang anak di lempar ke meja makan tersebut dan
mengenai kursi, kemudian anak itu merangka di atas lantai.
5. Pembicaraan antara Ibu Gambir dan Talyda yang sedang menyediakan
sarapan pagi. Gambir kemudian datang. Pembicaraan antara Gambir,
Talyda dan Ibu Gambir.
6. Suara bel kemudian berbunyi, Gambir bangkit untuk melihat. Ketika
membuka pintu dia tidak menemukan siapa-siapa. Dia kemudian melihat
ke bawah dan membaca tulisan “Tolong Saya”.
7. Tempat bermain tennis. Dimana Rio dan Gambir sedang lawan tanding.
Percakapan antara Rio, Dadung dan Gambir.
8. Gambir yang sedang membawa mobil terlihat sedang menghayal. Mobil
Gambir kemudian berhenti di sebuah rumah aborsi. Perbincangan antara
Gambir dan Talayda tentang bayi yang dikandungnya.
9. Gambir kemudian menemani Talyda yang sedang aborsi di dalam kamar.
Perbincangan antara Gambir dan seorang lelaki yang ada di rumah sakit
tersebut.
10. Talyda yang keluar dari ruangan aborsi diikuti oleh Gambir. Perbincangan
antara Gambir dan Talyda di dalam mobil.
11. Gambir dan Talyda masuk ke studio Gambir. Gambir kemudian
meninggalkan Talyda ke kamar mandi. Perdebatan antara Gambir dan
Talyda.
63
12. Tiba-tiba Gambir mutah di wastafel. Setelah itu Gambir mengikuti
keinginan Talyda untuk memasukan “Arjasa” janin mereka ke dalam
patung hamil karya Gambir.
13. Perbincangan antara Talyda dan Koh Jimmy yang menginginkan patung
tersebut di taruh digalerinya. Gambir yang sedang duduk kemudian
menolak. Perbincangan antara Talyda, Koh Jimmy dan Gambir.
14. Perbincnagan antara Gambir yang memarahi Talyda.
15. Gambir kemudian terus membuat patung wanita hamil yang diisi dengan
janin-janin para wanita yang melakukan aborsi.
16. Aktifitas Gambir yang terus-menerus datang ke rumah aborsi tersebut
untuk mengambil janin.
17. Aktifitas Gambir yang terus menerus membuat patung ibu hamil yang diisi
dengan janin.
18. Pameran patung-patung Gambir di Galeri Koh Jimmy. Gambir bersama
dengan Talyda, Koh Jimmy, Dadung dan Rio merayakan kesuksesan
Gambir.
19. Pernikahan antara Gambir dan Talyda.
20. Talyda dan Gambir kemudian datang ke rumah yang akan menjadi tempat
tinggal mereka yang merupakan hadiah dari ayah Talyda.
21. Aktifitas Gambir yang terus menerus membuat patung ibu hamil.
22. Gambir yg datang untuk mengambil janin, tertidur. Dalam tidurnya dia di
kejar-kejar oleh laki-laki yang bertemu dengannya d rumah aborsi
64
tersebut. Suster di rumah aborsi itu kemudian membangunkannya. Gambir
yang ketakutan langsung pergi tanpa megambil janin pesanannya.
23. Gambir yang sedang mandi sambil menenangkan dirinya kemudian
dikagetkan dengan suara bel pintu yang setelah dibuka tidak ada orangnya.
Kemudian suara telfon berbunyi hanya satu kata yang terdengan “Tolong
Saya”.
24. Talyda yang baru pulang masuk ke kamar. Perbincangan antara Talyda
dan Gambir yang mulai emosi. Gambir memaksa Talyda untuk
berhubungan itim dengannya. Talyda kemudian mengakui kesalahan dan
mengalah pada Gambir.
25. Suasana malam hari di sebuah ruangan makan dimana seorang wanita
sedang berjalan kemudian ada seorang anak kecil yang sedang diikat kaki
dan tangannya terbaring di atas lantai.
26. Sebuah kartus pers berada di atas meja dengan nama Pusparanti, dan
seorang yang wanita yang sednag menggambar sketsa foto anak yang
diikat tadi.
27. Perbincangan antara Gambir dengan Koh Jimmy di halaman Koh Jimmy
mengenai pameran patung Gambir. Perdebatang antara Gambir dan Koh
Jimmy mengenai patung-patung Gambir.
28. Gambir yang baru selesai membuat patung tanpa sengaja menendang
pahatnya hingga ke bawah lemari. Saat dia sedang mencari pahat tersebut
dia sangat kaget melihat sebuah pintu yang tergembok. Saat dia ingin
membuka pintu itu tiba-tiba Talyda datang untuk melarangnya.
65
29. Talyda kemudian membawa sebuah lukisan gambar mata yang diangkat
oleh dua orang lelaki untuk diletakkan di depan pintu tersebut. Gambir
yang sedang membuat patung hanya mendengarkan saja.
30. Sebuah bangunan yang tertulis “HEROSASE”. Di depan gedung itu ada
sebuah kafe dimana Dadung dan Gambir sedang minum kopi.
Perbincangan antara Gambir dan Dadung. Gambir kembali mendapatkan
pesan “Tolong Saya”.
31. Gambir dan Rio yang sedang bertanding tenis yang kemudian
dimenangkan oleh Gambir. Gambir yang sedang istirahat dikagetkan
dengan penemuan kertas bertuliskan “Tolong Saya”
32. Dia mencari orang yang menaru kertas tersebut, ketika dia melihat di
muka pintu ada seorang anak kecil dia terus mengejarnya. Gambir terus
mengejar anak itu melewati bangunan tua yang begitu banyak pintu dan
akhirnya ia berada di pasar dan bertemua dengan seorang nenek yang
berkata “Kenapa kamu tidak pernah menutup pintu”.
33. Ruang makan dimana seorang wanita dan suaminya sedang makan, setelah
itu dia menarik anaknya untuk makan. Anak yang tidak mau makan itu
kemudian disiksa dan dipukui oleh ibunya kemudian berganti ayahnya.
34. Gambir datang ke tugu tersebut. Dia mendapati tugu itu telah ditempel
dengan pamphlet. Gambir yang mengeluarkan pamplet tersebut
mendapatkan tulisan “tolong saya” dan “Herosase”.
66
35. Gambir kemudian masuk ke dalam gedung ‘HEROSASE” tersebut dan
dihadang oleh resepsionis. Perbincangan antara Gambir dan resepsionis.
Gambir kemudian diusir oleh para penjaga keamanan.
36. Gambir yang terus bertanya kepada orang yang keluar dari gedung itu
kemudian di hadang oleh seorang pria yang menodongkan pistol dan
menyuruhnya pergi.
37. Gambir melihat Dandung masuk ke “HEROSASE” dan menunggu
Dadung ke luar. Perdebatan antara Dadung dan Gambir.
38. Dandung kemudian membawa Gambir ke dalam “HEROSASE” dan ingin
menjadikannya anggota tempat tersebut. Dadung membawa Gambir
bertemu dengan Ibu Mona sebagai manajer “HEROSASE”. Perbincangan
antara Gambir dan Ibu Mona.
39. Gambir kemudian berjalan terus menaiki tangga yang disaksikan oleh Ibu
Mona dan Dandung. Gambir memasuki sebuah ruangan yang ada dilantai
tersebut. Gambir yang melihat siaran-siaran aneh di ruangan tersebut
merasa tak mampu dan ingin keluar tanpa sengaja ia menjatuhkan remot
yang kemudian siaran tersebut terganti dengan seorang anak yang meminta
tolong yang pernah dilihatnya.
40. Gambir yang ingin menemui Ibu Mona kemudian di datangi resepsionis
yang mengatakan bahwa Ibu Mona telah pulang.
41. Perbincangan antara Dandung dan Gambir mengenai gedung
‘HEROSASE”
67
42. Gambir duduk di kafe tempat dia biasa minum kopi sambil berfikir.
Gambir kemudian pergi ke toilet, tanpa sengaja dia mendengar suara
seorang perempuan yang sedang menelfon dari sebuah lubang angin kecil
yang berbicara mengenai anak itu. Dia mencari sumber suara tersebut tapi
tak ditemukan
43. Gambir datang ke”HEROSASE” untuk kembali menonton kembali. Dia
melihat anak tersebut dibangunkan ibunya dan kemudian disiksa karena
ngompol di tempat tidur. Kemudian ayahnya datang dan meghancurkan
tempat tidurnya.
44. Gambir pulang ke rumah. Perbincangan antara Talyda dan Gambir yang
kelihatan sedih dan tak percaya dengan apa yang dia lihat
45. Gambir kemudian berlari ke luar untuk mencari anak tersebut diikuti
dengan Talyda kemudian Dandung datang untuk menenagkannya.
46. Perbincangan antara Dandung, Rio dan Talyda sambil melihat Gambir
yang duduk terdiam.
47. Galeri Jingga tempat dimana dilaksanakannya kembali pameran patung
Gambir. Perbincangan antara Talyda dan Pak John. Perbincangan antara
Koh Jimmy dengan Ibu Gambir. Perbincangan antara Dadung dan Rio.
48. Gambir yang sedang mencuci muka di kamar mandi kemudian
menemukan kembali kertas yang bertuliskan tolong saya ketika dia ingin
mengambil sapu tanggannya.
49. Anak kecil tersebut kemudian disiksa ibunya didalam kamar mandi.
68
50. Gambir terus memperhatikan para hadirin, kemudian dia di datangi oleh
Ibunya dan Koh Jimmy yang diikuti oleh kedatang Dandung dan Rio yang
merayakan keberhasilan Gambir. Gambir kemudian berpamitan ke kamar
mandi.
51. Tanpa sengaja Gambir mendengan perbincangan empat orang tamu di
galerinya mengenai anak yang disiksa yang mereka lihat.
52. Gambir medatangi “HEROSASE” dan memaksa untuk mencari ruangan
untuk melihat video anak tersebut.
53. Gambir kemudia mencari-cari siaran anak tersebut. Akhirnya dia
mendapatkannya.
54. Anak tersebut yang berada di ruang makan kemudian langsung mengambil
pisau dan mendatangi kamar kedua orang tuanya. Dia kemudian
membunuh kedua orang tuanya dan selanjutnya dia membunuh dirinya.
55. Gambir yang sedih tanpa sengaja melihat siaran yang bertuliskan nama
Talyda, Dandung dan Rio.
56. Dia kemudian melihat siaran tentang hubungan antara Ibu Gambir, Talyda,
Rio, Dandung dan Koh Jimmy yang telah menghianatinya.
57. Gambir yang berada luar kemudian menelfon Dandung untuk datang
menghadiri acara Natal special yang telah dia siapkan
58. Gambir membeli sembuah pistol dari seseorang.
59. Dandung dan Rio kemudian datang ke rumah Gambir dan Talyda yang
diikuti oleh Koh Jimmy dan Ibu Gambir.
69
60. Gambir, Ibu Gambir, Koh Jimmy, Dandung dan Rio kemudian duduk di
ruang makan untuk menikmati makan malam.
61. Gambir ke dapur untuk mengambil anggur yang kemudian dia campur
dengan sebuah ciran dan diikuti Talyda yang datang membantunya
mengambil gelas.
62. Gambir membagikan semua minuman kemudian mereka bersulang untuk
merayakan keberhasilan Gambir.
63. Setelah Dandung, Rio, Koh Jimmy, Ibu Gambir dan Talyda minum anggur
tersebut mereka kemudia menjadi kaku dan terdiam.
64. Gambir selanjutnya berbicara dan mulai membunuh mereka satu per satu.
65. Setelah mereka semua mati terbuh Gambir yang duduk terdiam kemudian
mengingat sesuatu dan langsung berlari.
66. Dia mendatangi pintu yang tidak diperbolehkan Talyda untuk di buka dan
membongkar pintu tersebut.
67. Dia sangat terkejut karena yang dia temukan ruang makan dimana anak itu
sering disiksa dan rumah dari anak itu.
68. Ketika dia melihat sebuah foto dia terkejut melihat anak tersebut tetapi
muka ibu anak itu tidak terlihat.
69. Gambir kemudian menuju kamar dia menemukan mayat kedua orang tua
tersebut dan anak itu, ketika dia melihat ibu anak itu ternyata itu adalah
ibunya. Anak itu kemudian bangun dan berbicara kepada Gambir.
70
70. Kemudian terdengar suara seorang ibu yang terus memanggil namanya,
Gambir kemudian bersembunyi di bawah tempat tidur dan akhirnya
berteriak.
71. Gambir berada disebuah ruangan isolasi sambil menangis dan berteriak. Di
depannya terdapat beberapa buku dan majalah.
72. Ternyata semua itu hanya hayalannya. Talyda yang dalam hayalannya
adalah Pusparanti seorang wartawan yang sedang membuat artikel tentang
beritanya. Dandung adalah seorang penjaga ruangan tempat dimana
Gambir berada dan Rio merupakan klining servis tempat tersebut.
73. Pusparanti kemudian keluar dari ruangan tersebut diikuti dengan penjaga
yang menaruh buku di ruangan Gambir. Nenek yang bertemu dengan
Gambir di pasar adalah seorang nenek yang bersama ditempat tersebut
dengan ruangan berbeda.
74. Seorang lelaki mengakui dosanya kepada Uskup di sebuah Gereja.
Ternyata yang menjadi Uskup tersebut adalah Gambir. Pada hayalan
berikutnya Gambir merupakan seorang Uskup.
75. Pusparanti yang baru keluar dari tempat di mana Gambir berada kemudian,
sedang menelfon menyatakan bahawa artikel telah selesai dan ternyata
tempat dimana Gambir berada tersebut adalah “HEROSASE”.
4.1.2.3 Perubahan Alur Novel ke Film Pintu Terlarang
Perubahan alur novel ke film Pintu Terlarang perbandingannya
ditampilkan dalam bentuk tabel yang bertujuan untuk meletakan alur novel dan
film pada posisi seimbang dan sejajar, sehingga perbedaan alur cerita antara
71
keduanya terlihat jelas. Perubahan alur ini hanya dibatasi pada alur penceritaan
yang dianggap penting.
Tabel 4: Penyiksaan seorang anak kecil “dia” oleh orang tuanya
No.
CN
Novel No.
SF
Film
1. Suasana di ruang makan, dimana
seorang anak kecil berumur
Sembilan tahun makan bersama
kedua orang tuanya. Penyiksaan
kedua orang tuanya pada anak
tersebut karena dia
memuntahkan makanannya.
4. Ruang makan dimana seorang
anak di lempar ke meja makan
tersebut dan mengenai kursi,
kemudian anak itu merangka di
atas lantai.
----------------
25. Suasana malam hari di sebuah
ruangan makan dimana seorang
wanita sedang berjalan
kemudian ada seorang anak
kecil yang sedang diikat kaki
dan tangannya terbaring di atas
lantai.
----------------
33. Ruang makan dimana seorang
wanita dan suaminya sedang
makan, setelah itu dia menarik
anaknya untuk makan. Anak
yang tidak mau makan itu
kemudian disiksa dan dipukui
oleh ibunya kemudian berganti
ayahnya.
Pada awal cerita dalam novel, cerita langsung disuguhkan dengan
perkenalan tokoh aku yaitu anak kecil umur sembilan tahun yang selalu disiksa
oleh kedua orang tuanya. Suasana makan sekeluarga di ruang makan yang begitu
baik berganti dengan penyiksaan yang dialami oleh anak tersebut. Hal tersebut
dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
(19) “Dasar kamu anak manja! Sudah bagus kamu bisa makan!” Ibu
melingkingkan hujatan. Geram, Ibu mengambil serbet-makan. Ibu
mendekatiku yang masih menunggu panas pipi meredah. Semilir
melati menyapa hidungku. Ibu menyapit kepadalaku berkali-kali
dengan kain serbet.
(Pintu Terlarang, hal. 9)
72
Pada kutipan 19 di atas dijelaskan anak tersebut sedang di siksa di ruang
makan oleh ibunya dan juga bapaknya. Anak kecil yang tak mampu lagi makan
kemudian memuntahkan makannya dengan tidak sengaja yang diikuti dengan
penyiksaan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.
Hal yang sedikit berbeda muncul dalam film. Dalam film cerita tentang
seorang anak yang disiksa di rumah makan bukan ditampilkan pada awal cerita.
Pada bagian keempat secuen film ditampilkan seorang anak kecil yang dilempar
ke kursi dan meja di ruang makan. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar yang
terdapat dalam film di bawah ini.
Gambar 19. Seorang anak yang dilempar ke meja di ruang makan.
Pada gambar 19 di atas, terlihat seorang anak kecil yang dilemparkan ke
meja di ruang makan, yang menandakan penyiksaan terhadap anak tersebut.
Gambar ini sedikit berbeda dengan penceritaan yang ada daam novel. Penceritaan
tentang penyiksaan seorang anak kecil di ruang makan oleh kedua orang tuanya
pun terdapat pada sekuen cerita film yang ke 25 dan 33.
Pada Sekuen cerita film 25 di ceritakan seorang anak kecil yang sedang
diikat di ruang makan kemudian seorang perempuan yang merupakan ibunya
berjalan di dekatnya. Selanjutnya, pada sekuen 33 penyiksaan anak kecil tersebut
73
di ruang makan terjadi saat anak tersebut di suruh untuk makan tetapi tidak mau
makan. Dia kemudian disiksa berkali-kali oleh ibunya, kemudian diikuti oleh
bapaknya. Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan gambar dalam film berikut ini.
Gambar 20. Anak kecil yang diikat dan Gambar 21. Anak kecil yang tidak mau
Ibunya yang berjalan di dekatnya makan tersebut kemudian disiksa
Pada gambar 20 di atas terlihat seorang anak yang sedang terikat terbaring
di lantai ruang makan dimana sebelumnya ada seorang wanita yaitu ibunya yang
berjalan di dekatnya dan terlihat juga ada sebuah mangkung berisi makanan dan
sebuah gelas berisi air di dekatnya. Selanjutnya, pada gambar 21 terlihat ibu dari
anak tersebut yang marah karena anak itu tidak mau makan. Selanjutnya dia mulai
menyiksa dan memukuli anak itu diikuti oleh bapaknya yang berulang kali
melayangkan tendangan di badan kecil anak tersebut.
Pada proses perubahan dari novel ke film, dapat dilihat perubahan
bervariasi yang terjadi. Perubahan tersebut terjadi pada waktu dan kejadian yang
menceritakan tentang penyiksaan anak kecil yang dilakukan oleh kedua orang
tuanya di ruang makan. Dalam novel penyiksaan anak kecil tersebut di ruang
74
makan merupakan awal dari perkenalan, sedangkan dalam film cerita tersebut
hanya digambarkan secara sepotong-sepotong dengan waktu yang berbeda.
Tabel 5: Talyda dan Gambir yang sedang bersiap-siap di rumah
No.
CN
Novel No.
SF
Film
2. Talyda seorang wanita cantik
yang sedang merias diri dan
bergaun hitam yang anggun.
----------------
3. Gambir yang sedang dalam
suasana kebahagiaan, kembali
mengingat pertemuannya
dengan Talyda di Jakarta
Collage of art. Kemudian Talyda
datang dan berbincang dengan
Gambir.
----------------
Pada bagian selanjutnya dalam novel diceritakan Talyda seorang wanita
yang cantik yaitu istri Gambir sedang bersiap-siap merapikan dirinya untuk pergi
ke galeri dimana pameran Gambir akan dilaksanakan. Hal tersebut seperti yang
terdapat pada kutipan berikut ini.
(20) “Talyda membentuk outline bibir dengan pensil bibir berwarna
merah ke coklatan. Dengan kuas dia mengoleskan gincu berwarna
jambu ranum pada bibir. Ia tersenyum melihat refleksi di cermin. Ia
merasa malam ini akan menjadi malam penuh keberuntungan. Malam
yang sempurna.”
(Pintu Terlarang, hal. 11)
Pada kutipan 20 di atas dapat kita lihat bahwa Talyda sedang merias
dirinya untuk mempersiapkan diri ke pameran patung Gambir. Baginya malam
hari tersebut akan menjadi malam yang sempurna seperti kesempurnaan yang
dimilikinya saat ini.
75
Selanjutnya, pada cerita novel 3 telah diceritakan Gambir yang sedang
mempersiapkan dirinya, kemudian mengenang kembali pertemuan pertamanya
dengan Talyda. Gambir yang sedang menggunakan after-shave lotion kemudian
kembali mengenag pertemuan pertamanya dengan bidadari dalam hidupnya kini
yaitu Talyda. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan di bawah ini.
(21) “Ia mengambil after-shave lotion dari lemari di atas wastafel dan
menuangkan di telapak tangan. Ia menepuk-nepuk telapak pada wajah.
Dari semua pancaindra, penciumanlah yang tertajam. Yang terpeka.
Harum after-shave mengingatkan perkenalan pertamanya dengan
Talyda.”
(Pintu Terlarang, hal. 12-13)
Pada kutipan 21 di atas telah dijelaskan Gambir yang sedang bersiap-siap
untuk pergi bersama dengan Talyda ke pameran patungnya, tiba-tiba mwngingat
kembali pertemuan mereka berdua. Pertemuan mereka sewaktu kuliah pada saat
pameran lukisanlah yang menghantarkan mereka hingga ke posisi suami istri saat
ini.
Proses perubahan yang terjadi dari novel ke film adalah penghilangan
bagain saat Talyda dan Gambir yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke pameran
patung Gambir. Dalam film bagian dimana kecantikan dan keanggunan Talyda di
jelaskan serta perkenalan antara Gambir dan Talyda tidak lagi diceritakan.
Tabel 6: Suasana di Galeri Jingga
No.
CN
Novel No.
SF
Film
4. Suasana meriah pada pameran
patung karya Gambir di Galeri
Jingga Koh Jimmy.
Perbincangan antara Gambir dan
John Wongso seorang kolektor
seni.
1. Suasana meriah pada pameran
patung karya Gambir di Galeri
Jingga Koh Jimmy.
Perbincangan antara Gambir
dan John Wongso seorang
kolektor seni. Kemudian Talyda
datang menghapiri mereka.
76
Selanjutnya, dalam novel diceritakan suasana meriah yang terjadi di galeri
Jingga saat pameran patung Gambir sedang berjalan. Dalam novel dicerikan
Gambir yang sedang berbicara dengan John Wongso salah satu kolektor seni yang
ingin membeli patung “Kinasih” tetapi patung itu telah di beli orang lain. Gambir
kemudian mengajak pak John melihat patung “Anggira” dan menawarkannya
kepada Pak John. Hal tersebut seprti yang terdapat pada kutipan berikut ini.
(22) “Ini seharusnya punya gue,” John Wongso menunjuk patung
“Kinasih” kepada Gambir yang berjalan menghampiri. “Siapa sih yang
beli?”
(Pintu Terlarang, hal. 16)
(23) “Gambir mengajak John Wongso ke patung berjudul “Anggira”.
Patung ini memperlihatkan perempuan hamil duduk dan memainkan
alat musik rebab. Figur anak kecil berdiri di sampingnya. Bernyanyi
kepada adik yang masih berada di dalam kandungan ibunya. John
Wongso memperhatikan tangan patung yang gemulai memainkan
rebab. Ia memperhatikan raut wajah anak yang penuh harapan menanti
kehadiran seorang adik. Ia melihat dirinya.”
(Pintu Terlarang, hal. 17)
(24) “Lu yang bikin gue susah. Brengsek lu! Ya udah, gue ambil yang
ini.” Ia membayangkan harga “Anggira” yang seratus juta berlipat
ganda tahun depan.”
(Pintu Terlarang, hal. 18)
Pada kutipan 22 di atas dijelaskan bahwa Pak John Wongso yang ingin
memiliki patung “Kinasih” yang telah laku terjual. Selanjutnya pada kutipan 23,
Gambir mengajak Pak John Wongso untuk melihat patung yang lain yaitu
“Anggira”. Pak John memperhatikan patung “Anggira” dan dia menemukan
gambaran dirinya dalam patung tersebut. Selanjutnya pada kutipan 24, dijelaskan
walaupun Gambir telah meyakinkan Pak John Wongso tentang keindahan
77
“Anggira” tetapi Pak John Wongso tetap menyukai “Kinasih”. Namun, pada
akhirnya dengan berbagai cara akhirnya Gambir dapat meyakinkan Pak John
untuk membeli “Anggira”.
Hal lain tergambar dalam film Pintu Terlarang. Dalam film diceritakan
bahwa Pak John Wongsong yang sedang melihat patunga “Kinasih” kemudian
didatangi Gambir yang mengajak bicara. Selanjutnya Gambir mengajak Pak John
melihat patung “Anggira” dan Talyda lah yang meyakinkan Pak John untuk
membeli “Anggira”. Hal tersebut seperti yang terlihat pada potongan gambar
dalam film di bawah ini.
Gambar 22. Perbincangan antara Gambir Gambar 23. Talyda yang datang
dan Pak John Wongso menghampiri Gambir dan Pak John
Pada Gambar 22 di atas merupakan gambar dimana Gambir telah
mengajak Pak John untuk melihat “Anggira” karena patung “Kinasih” yang
diinginkan Pak John telah terjual. Pak John yang mulai mengamati dan
menceritakan tentang apa yang ia temukan dalam jiwa patung tersebut, terus
diyakinkan oleh Gambir bahwa patung tersebut memang sesuai dengan dirinya.
78
Keraguan masih tampak di wajah Pak John, hingga kedatangan Talyda pada
gambar 23 yang mulai memuji dan meyakinkan Pak John. Dengan kata-kata dan
pujian Talyda tersebut akhirnya Pak John membeli patung “Anggira” tersebut.
Proses perubahan dari novel ke film yang terjadi dalam bagian ini adalah
pada alasan sampai Pak John membeli patung “Anggira”. Dalam novel diceritakan
Pak John membeli patung “Anggira” karena Gambir yang telah meyakinkan dan
pandangan Pak John bahwa nantinya “Anggira” akan bernialai jual tinggi.
Sedangkan, dalam film Pak John membeli “Anggira” karena pujian dan kata-kata
Talyda yang sangat menyentuh dan membuat Pak John tertarik.
Tabel 7: Kemeriahan perayaan kesuksesan Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
5. Kemeriahan masih terlihat di
galeri Jingga. Talyda datang
menghampiri Gambir.
Selanjutnya, Talyda dan Gambir
bergabung dengan Rio dan
Dandung sahabat Gambir dan
Koh Jimmy. Mereka bersama-
sama merayakan keberhasilan
Gambir.
2. Kemeriahan masih terlihat di
galeri Jinga. Gambir datang
menghampiri Rio dan Dadung.
Kemudian diikuti dengan
kedatangan Talyda dan Koh
Jimmy. Mereka merayakan
keberhasilan Gambir.
Pada bagian ini dalam novel diceritakan, kemeriahan dan kesuksesan yang
sedang dialami Gambir pada pameran patungnya dirayakan oleh para sahabat dan
keluarganya. Talyda yang datang menghampiri Gambir, kemudian bergabung
dengan Rio dan Dandung yang selanjutnya Koh Jimmy yang memberikan segelas
champagne kepada Gambir untuk merayakan kesuksesannya. Hal tersebut seperti
yang terdapat pada kutipan berikut ini.
79
(25) “Dengan cawan di tangan, Talyda berlenggok menyebrangi ruang.
Ia melempar senyum, menyapa beberapa tamu. Ia melangkah penuh
percaya diri menghampiri Gambir. Talyda merangkul lengan
suaminya. Ia hadiahkan kecupan manis di pipi Gambir. Suaminya
membalas dengan senyum, dan membalas mengecup pipinya.”
(Pintu Terlarang, hal. 19)
(26) “Dua sahabat erat bergabung Gambir. Dengan mengangkat gelas,
mereka bersulang demi keberhasilan pameran tunggal Gambir. Koh
Jimmy mengambil dua gelas champagne, satu dia berikan kepada
Gambir.”
(Pintu Terlarang, hal. 20)
(27) “Koh Jimmy mengangkat gelas mengajak mereka bersulang
merayakan keberhasilan malam. Keberhasilan Tahun Monyet.”
(Pintu Terlarang, hal. 20)
Kutipan 25 di atas menjelaskan kedatangan Talyda yang menghampiri
Gambir dengan menggandengan dan memberikan kecupan saying kepada Gambir.
Selanjutnya, pada kutipan26 diceritakan Gambir bergabung dengan kedua teman
dekatnya dari SMP yaitu Dandung dan Rio yang berada di salah satu sudut
ruangan tersebut. Koh Jimmy kemudian datang bergabung dengan mereka dengan
membawa dua gelas champagne dan memberikan gelas yang satu kepada Gambir,
sambil memuji kehebatan Gambir di depan kedua temannya tersebut. Mereka
selanjutnya bersama-sama merayakan keberhasilan Gambir dengan bersulang
champagne yang ada dalam tangan mereka masing-masing.
Sedikit berbeda dengan cerita perayaan keberhasilan Gambir tersebut yang
adalam film. Dalam film diceritakan Gambir datang menghampiri kedua
temannya, Dandung dan Rio yang sedang membicarakan kesuksesan dia. Setelah
itu Talyda dan Koh Jimmy datang menghampiri mereka bertiga, sambil memuji
Gambir di depan jedua temannya tersebut. Selanjutnya mereka berlima bersulang
80
untuk merayakan keberhasilan Gambir pada pameran patungnya malam hari itu.
Hal tersebut dapat dilihat pada potongan gambar dalam film di bawah ini.
Gambar 24. Percakapan antara Dandung Gambar 25. Kedatangan Talyda dan
dan Rio, kemudian Gambir datang. Koh Jimmy.
Gambar 24 memperlihatkan Dandung dan Rio yang sedang membicarakan
Gambir, kemudian dikejutkan dengan kedatangan Gambir yang langsung di
halang oleh Rio dengan nada bercanda. Pada gambar 24 juga terlihat Koh Jimmy
dan Talyda yang sedang berbicara dengan salah satu tamu pada bagian galeri yang
lain. Selanjutnya, pada gambar 25 diperlihatkan kedatangan Koh Jimmy dan
Talyda untuk bergabung bersama dengan Gambir, Dandung, dan Rio. Perlahan
Koh Jimmy mendekat sampil memuji kehebatan Gambir di hadapan kedua
temannya tersebut dan diikuti oleh Talyda. Setelah itu mereka bersama-sama
mebicarakan tentang kesuksesan Gambir dan merayakan kesuksesan tersebut.
Proses perubahan yang terjadi dari novel ke film pada bagian ini adalah
pada saat mereka merayakan keberhasilan Gambir. Dalam novel perayaan
keberhasilan gambir dilakukan oleh Talyda, Gambir, Rio, Dandung, dan
kemudian diikuti oleh Koh Jimmy. Namun, dalam film digambarkan perayaan
81
tersebut dilakukan oleh Gambir, Dandung, Ria, dan kemudian diikuti dengan
kedatangan Talyda dan Koh Jimmy.
Tabel 8: Kesedihan Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
----------------
3. Tanpa sengaja Gambir
mendengar pembicara empat
orang tamu mengenai dirinya.
Gambir keluar dari galeri
diikuti oleh kedatangan Talyda
untuk menenangkannya.
Dalam film diceritakan Gambir tanpa sengaja mendengarkan pembicaraan
empat orang tamu di pameran tentang dirinya. Gambir kemudian ke luar dari
galeri tersebut dan mencoba menenangkan dirinya. Talyda kemudian datang dan
mulai meyakinkan Gambir bahwa semua yang telah dia lakukan adalah
kesempurnaan. Dia mencoba menenangkan kegelisahan yang terpancar dari wajah
Gambir. Hal tersebut seperti yang terdapat pada gambar di bawah ini.
Gambar 26.Gambir yang tanpa sengaja Gambar 27. Talyda yang menenangkan
mendengarkan pembicaran para tamu kegelisahan Gambir
82
Pada gambar 26 Gambir tanpa sengaja mendengar pembicaraan antara
empat tamu yang datang ke pameran patungnya. Para tamu tersebut sedang
menceritakan tentang bakat yang tidak alami yang dimiliki Gambir dan mengenai
keadaan istrinya yang tidak bisa hamil. Setelah itu Gambir keluar dari galeri
tersebut. Dia mencoba menenagkan pikirannya. Selanjutnya, pada gambar 27
Talyda yang datang menghampiri Gambir berusaha menenangkan Gambir yang
terlihat begitu gelisah. Akhirnya dengan seribu rayuan serta sikap manja Talyda
Gambir kembali bersemangat malam itu.
Pada proses perubahan novel ke film, bagian ini hanyalah muncul dalam
film. Bagian ini merupakan bagain yang menggantikan beberapa bagian lain
dalam novel yang tidak di tampilkan dalam film. Bagian ini menggambarkan
sikap Talyda yang baik dan selalu mendukung serta menenangkan kegelisahan
dan kerisauan Gambir.
Tabel 9: Kepulangan Talyda dan Gambir ke rumah
No.
CN
Novel No.
SF
Film
6. Talyda dan Gambir mengendarai
mobilnya menyusuri malam di
jalanan Jakarta untuk pulang ke
rumah. Sesampainya di rumah
mereka masih terhanyat dengan
kebahagiaan di dalam mobil ber-
AC tersebut. Perbincangan
antara Talyda dan Gambir yang
membuat Talyda marah.
----------------
7. Talyda kemudian masuk
kerumah dan berbaring di sofa.
Gambir yang datang untuk
membujuk Talyda malah lebih
membuat Talyda marah dan
berlari menuju kamar kemudian
melarang Gambir untuk ikut
dengannya ke kamar.
----------------
83
8. Talyda yang ada dalam kamar
mulai membersihkan dirinya.
Dia kemudian berganti pakaian
tidur yang paling di benci
Gambir. Talyda yang baru tidur
terusik dengan kedatangan
Gambir. Dia kemudian mengusir
Gambir dan melemparkan bantal
kepadanya diikuti dengan
Gambir yang menutup pintu.
----------------
Pada bagian ini, dalam novel diceritakan Gambir dan Talyda pulang ke
rumah setelah acara pameran patung Gambir di galeri “Jingga” berjalan sempurna.
Sesampainya di rumah mereka, mereka berdua masih berada dalam mobil sambil
menikmati kesempurnaan yang sedang diraih mereka. Tiba-tiba Gambir membuat
Talyda marah karena keangkuhannya. Pada malam itu talyda sangat membenci
Gambir. Talyda kemudian masuk ke rumah dan berbaring di sofa, kemudian
Gambir mengikutinya masuk. Kedatangan Gambir ternyata membuat Talyda lebih
marah dan beranjak ke kamar sambil memarahi Gambir.
Talyda yang sedang berada di kamar kemudian membersihkan riasan
wajahnya. Setelah itu, dia membersihkan badannya dan berganti pakaian, tetapi
tetang dengan perasaan kesal pada Gambir. Gambir yang mencoba untuk
menenangkan Talyda yang marah, masuk ke kamar. Tapi, belum sempat dia
berkata Talyda langsung memarahinya sambil melemparkan bantal tepat kea rah
Gambir. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini.
(28) “Jangan besar kepala deh,” kata-kata Talyda terdengar menyengat,
bagai rawit mentah terjilat lidah. “Kalau bukan karna saya, kamu ngak
akan jadi apa-apa. Ingat itu!”
(Pintu Terlarang, hal. 23)
84
(29) “Bibir Talyda kelu. Amarahnya bagai balon yang ditiup udara.
Ditiup, diiup, dan ditiup. Mengembung, mengembung, dan
mengembung. Hingga meletus. Ia beranjak. Ia berlari menaiki tangga
menuju kamar tidur. Ia berbali, telunjuknya menuding. “Kamu ngak
usah ikut saya ke atas!”
(Pintu Terlarang, hal. 25)
(30) “Saya benci kamu! Kamu tidur di luar sana!” Talyda mengambil
bantal, membidiknya ke belahan nyawanya. Gambir menangkap
bantal, bergegas menutup pintu.”
(Pintu Terlarang, hal. 29)
Kutipan 28 di atas menunjukan kemarahan Talyda kepada Gambir karena
keangkuhan dan keegoisan Gambir. Diikuti dengan kutipan 29 yang menerangkan
ketika Talyda telah masuk rumah, Gambir pun mengikutinya. Tapi, Talyda yang
masih mara, langsung naik ke atas sambil melarang Gambir untuk mengikutinya.
Terakhir pada kutipan 30 dijelaskan bahwa Talyda yang baru selesai
membersihkan tubuhnya dan bersiap tidur, dikejutkan dengan kedatangan Gambir
ke kamar. Dengan amarah dia melemparkan bantal tepat kepada Gambir.
Pada proses perubahan dari novel ke film di bagian ini terjadi
pengurangan. Dalam novel bagian ini diceritakan secara detail oleh pengarang,
namun ketika telah disadur ke dalam bentuk film maka salah satu bagian termasud
juga bagian ini dihilangkan.
Tabel 10: Pagi hari di rumah Talyda dan Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
9. Pagi hari Gambir dibangunkan
dengan cahaya matahari dan
suara halus Talyda. Talyda
kemudian menyuruh Gambir
sarapan dengan telor mata sapi
kesukaannya yang telah
disediakan Talyda. Setelah itu,
Talyda kemudian berpamitan
untuk pergi ke kantornya.
----------------
85
Dalam novel, pada bagian ini menceritakan tentang suasana di pagi hari di
rumah Talyda dan Gambir. Berbeda dengan keadaan semalam, Talyda padi
harinya begitu baik dan sempurna. Dia membangunkan Gmabir dengan penuh
kasih saying. Gambirpun bangun dalam suasana tenang dang damain. Talyda yang
telah menyediakan sarapan Gambir, kemudian berpamitan kepada Gambir untuk
pergi ke kantor. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan dalm novel berikut ini.
(31) “Yang, kamu di mana, yang? Sarapan dulu, saying. Nanti kopimu
dingin lho,” suara bidadari memanggil-manggil dari ruang makan.”
(Pintu Terlarang, hal. 29-30)
(32) “Gambir menyeruput kopi. Ia merasa lega, Talyda telah melupakan
kejadian semalam. Talyda sepertinya telah memaafkan. Talyda telah
kembali berubah menjadi bidadari yang begitu ia cintai. Istrinya yang
sempurna.”
(Pintu Terlarang, hal. 30)
(33) “Talyda mencium pipi Gambir, “Saya pergi dulu ya. Nanti malam
jangan lupa ya. Kita dinner di Antonio’s. bye, sayang”
(Pintu Terlarang, hal. 30)
Ketiga kutipan di atas menceritakan tentang suasana hati Talyda di pagi
hari yang telah berubah. Pagi harinya Talyda kembali seperti biasa, hal tersebut
membuat Gambir merasa sangat bahagia. Talyda kemudian pamitan kepada
Gambir untuk ke kanto.
Proses perubahan yang terjadi adalah penghilangan cerita tentang keadaan
di rumah Talyda dan Gambir pada pagi hari, setelah pertengkaran mereka pada
malam hari yang terdapat dalam novel. Bagian penceritaan ini tidak diangkat
dalam film.
86
Tabel 11: Pekerjaan Talyda dan Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
10. Talyda yang berada di kator
mengadakan rapat dengan rekan
bisnisnya. Perkenalan keluarga
Talyda dan kecelakaan yang
dialami orang tua Talyda.
Kesepakatan antara Talyda dan
rekan bisnisnya dan
penghargaan Talyda kepada
rekan-rekan satu timnya.
----------------
11. Talyda kemudian menelfon
Gambir. Perbincangan antara
Talyda dan Gambir mengenai
pekerjaan Talyda dan pekerjaan
Gambir sebagai seorang
pematung.
----------------
Cerita novel pada bagian menceritakan tentang pekerjaan Talyda yang
melanjutkan pekerjaan ayahnya. Talyda merupakan seorang wanita karir yang
sukses dan gemilau dalam pekerjaannya saat ini. Kesusksesan karir Talyda dalam
pekerjaannya dibuktikan dengan kesepakatan yang kembali terjadi dengan rekan
bisnis lama perusahaannya. Setelah meetingnya selesai, dia kemudian menelfon
Gambir untuk menyampaikan kabar gembira tersebut dan menanyakan bagaimana
pekerjaannya hari itu. Talyda juga kembali mengingatkan Gambir tentang janji
mereka untuk makan malam. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
(34) “Meeting tadi memang. Talyda tersenyum kepada anak buahnya
yang ia sebut the dream team.”
(Pintu Terlarang, hal. 34)
(35) “Ia mengambil handphone, memencet nomor Gambir.”
(Pintu Terlarang, hal. 37)
(36) “Nanti malam jangan lupa ya, Sayang.”
(Pintu Terlarang, hal. 38)
87
Kutipan 34 di atas menjelaskan tentang keberhasilan meeting yang di
lakukan Talyda dengan rekan bisnisnya, yang juga berarti keberhasilan Talyda.
Selanjutnya pada kutipan 35 dijelaskan Talyda kemudian menelfon Gambir untuk
memberitahukan kabar gembira tersebut dan menanyakan soal pekerjaan Gambir.
Terakhir, kutipan 36 menjelaskan tentang janji makan malam mereka yang Talyda
tidak ingin Gambir melupakannya.
Penceritaan dalam novel pada bagian ini tidak diangkat atau dihilangkan
dalam proses perubahan novel ke film.
Tabel 12: Pertemuan antara Koh Jimmy dan Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
12. Pertemuan antara Koh Jimmy
dan Gambir di galeri “Jingga”.
Permintaan koh Jimmy kepada
Gambir untuk kembali membuat
patung dan mengadakan
pameran tetapi masih
dipertimbangkan Gambir yang
ingin menanyakan kesetujuan
istrinya.
----------------
Pada bagian ini diceritakan tentang pertemuan Koh Jimmy dan Gambir
yang sedang membicarakan masalah bisnis patung yang merupakan bisnis
kerjasama mereka berdua. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan di
bawah ini.
(37) “Kita tentukan acer-acer tanggalnya aja, Gambir.” Koh Jimmy
bersemangat, menawarkan rokok.”
(Pintu Terlarang, hal. 40)
88
(38) “Gile bener lu! Ini laki-laki punya urasan. Ngapain lu mesti tanya
bini lu segala. Bini mah tinggal ngikut.” Dari semua seniman kenalan
Koh Jimmy, Gambir paling tolol. Karena juga membiarkan istrinya
mengatur hidup. Baginya, itu tindakan laki-laki paling tolol.”
(Pintu Terlarang, hal. 42)
Kutipan 37 di atas menjelasakan tentang perteuan antara Gambir dan Koh
Jimmy di galerinya. Mereka membicarakan urusan bisnis patung mereka. Koh
Jimmy menginginkan Gambir untuk membuat patung lagi tapi dia masih belum
ingin. Koh Jimmy yang meyakinkan Gambir kemudian membuat Gambir
mempertimbangkannya. Pada kutipan 38 Gambir yang menyatakan akan
menyakan terlebih dahulu masalah hal tersebut kepada istrinya malah di cemooh
oleh Koh Jimmy.
Bagian penceritaan dalam novel yang menceritakan tentang pertemuan
Gambir dan Koh Jimmy ini tidak diangkat dalam film. Dalam proses perubahan
dari novel ke dalam film bagian ini dihilangkan.
Tabel 13: Makan malam antara Talyda dan Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
13. Gambir dan Talyda sedang
makan malam di Restoran
Antonio’s yg merupakan
restoran Italia ternama.
Perbincangan antara Gambir dan
Talyda mengenai persetujuan
Gambir kepada Koh Jimmy
untuk membuat patung ibu
hamil lagi ternyata membuahkan
kemarahan Talyda yang tidak
menerima keputusan yang
diambil Gambir yang
menurutnya sepihak.
----------------
89
Bagian ini menceritakan tentang acara makan malam antara Talyda dan
Gambir dengan suasana yang romantis. Suasana romantis tersebut berubah
menjadi suasana panah dan penuh amarah ketika Gambir menyatakan bahwa dia
telah menyutui untuk membuat pameran patung lagi dan Talyda merasa Gambir
telah menyepelehkan keberadaan dirinya. Hal tersebut dapat dilhat pada kutipan di
bawah ini.
(39) “Bias nyala lilin putih di tengah meja menari-nari pada wajah
Talyda. Nafsu makan hilang seketika. Gambir mengecewakan. Ia
melihat ke pesanan belahan jiwanya.”
(Pintu Terlarang, hal. 43)
(40) “Gambir, dengar ya. Saya ini istrimu, bukan istrinya Koh Jimmy.
Kalau ada apa-apa, kamu mesti tanya dulu sama saya.” Peringatan
tegas mengatasi perilaku menyimpang. Menyimpang, meninggalkan
kesempurnaan.”
(Pintu Terlarang, hal. 44)
Kutipan 39 di ata menceritakan tentang keberadaan Talyda dan Gambir
yang sedang makan malam di restoran Antonio’s. Malam yang begitu romantis
dengan gemerlap cahaya lilin terganti dengan suasana panas yang penuh amarah.
Talyda tidak menyukai sikap Gambir yang mengambil keputusan sendiri untuk
mengiyakan Koh Jimmy. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan 40 yang
menyatakan kemarahan Talyda. Pada kutipan tersebut Talyda sangat tidak
menyukai sikap Gambir dan meresa disepelehkan oleh Gambir.
Seperti bagian-bagian sebelumnya, bagian ini juga tidak diangat dalam
film. Pada proses perubahan dari novel ke film bagian ini tidak diangkat atau
dihilangkan dalam film.
90
Tabel 14: Kehidupan Pusparanti
No.
CN
Novel No.
SF
Film
14. Puparanti atau biasa disebut
Ranti menceritakan tetang
kehidupan keluarganya, kedua
orang tuanya dan kepergiaan
ayahnya.
----------------
Dalam novel diceritakan tentang kehidupan Pusaranti dan keluarganya.
Penceritaan tersebut juga gambaran tentang pekerjaan dan aktifittas yang
dilakukan Pusparanti saat ini. Hal tersebut seperti yang terdapat pada kutipan
dalam novel berikut ini.
(41) “Tadi pagi, aku terbangun dengan perasaan tak menentu. Namaku
Pusparanti, usiaku 24 tahun. Orangtuaku, temanku, semua terbiasa
memanggilku Ranti. Aku lahir sebagai anak tunggal pasangan papaku
Puspogeni, dan Mamaku Ratmini. Orang tuaku bertemu ketika mereka
masih tinggal dan sekolah di Jogja.”
(Pintu Terlarang, hal. 47)
(42) “Papaku memang tidak punya penyakit. Tapi siapa bisa melawan
kehendak tuhan. Jantung papaku berhenti ketika ia sedang menulis di
depan computer di ruang redaksi kantor.”
(Pintu Terlarang, hal. 49)
Kedua kutipan di atas menjelaskan tentang kehidupan Pusparanti dan
keluarganya. Penyelasan tentang tokoh Ranti ini tidak dijelaskan atau tidak
diangkat dalam proses perubahan dari novel ke film.
91
Tabel 15: Pekerjaan Pusparanti
No.
CN
Novel No.
SF
Film
15. Pusparanti adalah wartawan
jebolan dari Jakarta Academy of
Journalism yang sekarang
sedang bekerja di majalah Em.
Dia telah banya membuat artikel
dan sekarang dia sedang
membuat artikel yang
berhubungan dengan kejiwaan.
26. Sebuah kartus pers berada di
atas meja dengan nama
Pusparanti, dan seorang yang
wanita yang sedang
menggambar sketsa foto anak
yang diikat tadi.
Dalam novel dijelaskan tentang pekerjaan Pusparanti sebagai seorang
wartawan di salah satu majalah di Ibu Kota. Penjelasan tentang pekerjaan
Pusparanti tersebut seperti yang terdapat pada kutipan berikut ini.
(43) “Aku sudah tiga tahun bekerja di majalah Em.
(Pintu Terlarang, hal. 47)
(44) “Tadi pagi, aku terbangun dengan perasaan tidak menentu.
Memang, akhir-akhir ini aku sering terbangun dengan perasaan tidak
menentu. Kalau ditanya, aku belum tentu mau mengaku. Tapi keadaan
ini semakin sering terjadi setelah aku mengenal “Dia”
(Pintu Terlarang, hal. 50)
Kedua kutipan diatas menceritakan tentang kehidupan Pusparanti yang
merupakan wartawan di majalah Em. Dia sering membuat berbagai artikel tentang
kehidupan masyarakat metropolis, seperti yang selalu dibahas dalam dalam
majalahnya tersebut. Saat ini dia sedang membuat sebuah artikel tentang “dia”
seorang anak kecil yang mengalami masalah kejiwaan karena sedari kecil dia
selalu mengalami penyiksaan.
92
Hal serupa juga terdapat dalam film, namun penceritaan tentang pekerjaan
Pusparanti dan juga artikel yang sedang dia buat berbeda. Berikut ini potongan
gambar dalam film yang memperlihatkan penceritaan tentang pekerjaan
Pusparanti.
Gambar 28. Kartu pers dan sebuah sketsa Gambar 29. Pusparanti yang sedang
membuat sketsa “dia”
Pada gambar 28 di atas dierlihatkan gambar sebuah kartu pers yang
bertuliskan nama Pusparanti. Kartu itu menjelaskan pekerjaan seorang Pusparanti
sebagai wartawan. Selanjutnya gambar sketsa “dia” anak kecil yang selalu
mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya. Pada gambar 29 diperlihatkan
seorang wanita yaitu Pusparanti yang sedang mengerjakan semuanya.
Sedikit perbedaan yang muncul pada proses perubahan dari novel ke film
yaitu perkenalan tentang pekerjaan Pusparanti. Perbedaan ruang dan waktu
tersebut yaitu dalam novel Pusparanti lah yang bercerita tentang pekerjaannya dan
artikel yang sedang dia buat tentang “dia”. Namun, dalam film hal tersebut diubah
93
hanya dalam bentuk gambar kartu pers dengan nama Pusparanti dan sketsa yang
sedang dibuat oleh Pusparanti, yaitu sketsa “dia”.
Tabel 16: Penceritaan tentang “Arjasa”
No.
CN
Novel No.
SF
Film
17. Mariana seorang direktur sebuah
program TV khusus seni sedang
mempersiapkan acara peliputan
profil Gambir di ruangan tempat
Gambir biasa membuat patung.
Latar yang diambil Mariana
ternyata tidak disukai Gambir
sebisa mungkin Gambir
meminta agar latarnya jangan
pintu yang ada di ruangan itu.
11. Gambir dan Talyda masuk ke
studio Gambir. Gambir
kemudian meninggalkan Talyda
ke kamar mandi. Perdebatan
antara Gambir danTalyda.
18. Dialog Tanya jawab antara
Mariana dan Gambir dalam
rangka siaran sedang
berlangsung. Mariana yang
bertanya tentang patung yang
bernama ‘Arjasa’ kemudian tak
diberi penjelasan secara detail
oleh Gambir.
12. Tiba-tiba Gambir mutah di
wastafel. Setelah itu Gambir
mengikuti keinginan Talyda
untuk memasukan “Arjasa”
janin mereka ke dalam patung
hamil karya Gambir.
19. Malam hari Talyda dan Gambir
bersama menonton TV. Siaran
yang mereka toton adalah saat
Gambir sedang diwawancarai
oleh Mariana. Talyda sangat
bangga kepada Gambir. Tiba-
tiba Talyda marah ketika
mendengar Gambir menjelaskan
mengenai “Arjasa”. Gambir
yang mencoba menjelaskan tetap
tidak bisa meredahkan amarah
Talyda yang berlari
meninggalkan Gambir.
13. Perbincangan antara Talyda dan
Koh Jimmy yang menginginkan
patung tersebut di taruh
digalerinya. Gambir yang
sedang duduk kemudian
menolak. Perbincangan antara
Talyda, Koh Jimmy dan
Gambir.
---------------- 14. Perbincangan antara Gambir
yang memarahi Talyda.
(45) “Wajah Mariana, produser dan pembawa acara, banyak dikenal
pemirsa televise. Ia kini bekerja di stasiun televise TV9, saluran yang
mengkhususkan diri pada berita dan kejadian di dunia seni budaya.
Mereka sibuk mempersiapkan liputan profil Gambir.”
(Pintu Terlarang, hal. 59)
94
Pada kutipan dia atas, dijelaskan tentang Mariana yang sedang
mempersiapkan tata letak dan cahaya dalam studio Gambir untuk acara
wawancara dengan Gambir sehubungan dengan kesuksesannya.
(46) “Wah, judul, eh, nama yang bagus sekali. Siapa itu Arjasa, dan dari
mana inspirasinya?” Aura kelabu meredup.”
(Pintu Terlarang, hal. 63)
Selanjutnya, pada kutipan 46 dijelaskan Gambir berusaha menutupi
masalah yang berhubungan dengan patung yang ada di ruangannya tersebut, tetapi
Mariana terus menanyakan masalah patung itu yang membuat Gambir semakin
tersudut dan harus menjawab pertanyaan Mariana.
(47) “Udah gila kamu ya, Gambir? Pakai cerita-cerita soal Arjasa
segala. Arjasa itu rahasia kita berdua.”
(Pintu Terlarang, hal. 65)
Pada kutipan 47, pada malam hari Talyda dan Gambir yang sedang
menonton acara wawancara tersebut, dikagetkan oleh kemarahan Talyda yang
mendengar Gambir membicarakan masalah “Arjasa”. Gambir sangat tidak
menyangka Talyda akan sangat marah padanya hanya karena keinginannya untuk
memiliki anak dari Talyda.
Penceritaan lain terlihat dalam film. Dalam film penceritaan tentang
“Arjasa” janin yang digugurkan Talyda tersebut terdapat pada keadaan dimana
Talyda dan Gambir yang berada di studio Gambir. Perhatikan gambar berikut ini.
95
Gambar 30. Keinginan Talyda untuk Gambar 31. Gambir sedang memasukan
meletakan Arjasa dalam patung janin Arjasa di dalam patung
Dalam film, diceritakan Talyda dan Gambir masuk ke studio Gambir.
Gambir yang baru keluar dari kamar mandi kemudian terkejut dengan perkataan
Talyda yang duduk di depan patungnya. Keinginan Talyda untuk memasukan
“Arjasa” janin yang baru saja mereka gugurkan menjdi perdebatan antara mereka
berduapun terjadi. Seketika Gambir muntah dan setelah itu dia mulai mengerjakan
keinginan Talyda. Kemudian perbincangan antara Talyda dan Koh Jimmy yang
menginginkan patung tersebut di belinya dan di iakan oleh Talyda yang membuat
Gambir sangat marah.
Penceritaan berbeda yang ada ketika novel diubah ke dalam film. Dalam
novel penceritaan tentang “Arjasa” pada saat Gambir sedang di wawancarai oleh
Mariana dan saat Talyda mengetahui itu semua Talyda sangat marah. Sangat
berbeda dengan yang ada dalam film. Penceritaan tentang “Arjasa” muncul pada
saat keinginan Talyda untuk meletakan janin tersebut di salah satu patung Gambir.
96
Kemudian penawaran Koh Jimmy untuk membeli patung tersebut yang di iakan
oleh Talyda yang membuat Gambir sangat marah.
Tabel 17: Kedatangan Ibu Gambir di rumah Gambir dan Talyda.
No.
CN
Novel No.
SF
Film
20. Gambir sedang membuat patung
diruangannya dimana terdapat
sebuah pintu yang kokoh
didalamnya. Keasikan Gambir
membuat patung terganggu
dengan kedatangan Talyda.
Dialog antara Gambir dang
Talyda yang menyampaikan
bahwa seperti biasa pada hari
minggu ibu, Damar dan Menur
akan datang berkunjung.
5. Pembicaraan antara Ibu Gambir
dan Talyda yang sedang
menyediakan sarapan pagi.
Gambir kemudian datang.
Pembicaraan antara Gambir,
Talyda dan Ibu Gambir.
21. Pertemuan serta perbincangan
antara Gambir dengan ibu dan
kedua adiknya Damar dan
Menur serta Talyda.
6. Suara bel kemudian berbunyi,
Gambir bangkit untuk melihat.
Ketika membuka pintu dia tidak
menemukan siapa-siapa. Dia
kemudian melihat ke bawah dan
membaca tulisan “Tolong
Saya”.
(48) “Tanpa ia sadar, Talyda memasuki studio. Suara bidadari
mengetuk konsentrasi, “Sayang, berhenti bekerja dong. Sebentar lagi
Ibu kan mau datang.”
(Pintu Terlarang, hal. 69)
(49) “Gambir pun balas tersenyum. Binar terbit di sudut mata. Hari
minggu hari terindah. Hari minggu hari kenangan. Hari berbagi ceria
bersama ibu. Hari berbagi bahagia bersama adik-adiknya, Damar dan
Menur. Hari minggu hari khusus keluarga. Hari istimewa. Hari
berkumpul dengan orang-orang istimewa. Orang-orang yang paling ia
cintai.”
(Pintu Terlarang, hal. 69)
(50) “Kamu tidak akan pernah menjadi anak yang bisa Ibu banggakan.
Kamu telah melenceng dari tradisi keluarga Sasongko. Lain dengan
adik-adikmu. Mereka baru anak-anak ibu sejati. Ibu bangga sama
pilihan mereka. Ibu bangga sama mereka,” suara merdu Menik
Sasongko, mengalun lembut”.
(Pintu Terlarang, hal. 70)
97
Pada kutipan pertama, yaitu kutipan 48 dalam novel dijelaskan Gambir
yang sedang asik membuat patung dikagetkan dengan kehadiran Talyda. Talyda
datang untuk memberitahukan kepada Gambir bahwa hari ini adalah hari minggu,
hari dimana mereka biasa berkumpul dan berbagi cerita. Hal tersebut didukung
dengan kutipan 49 yang menjelaskan bahwa hari minggu merupakan hari dimana
Gambir dan keluarganya berkumpul untuk berbagi cerita. Pertemuan antara
keluarga kecil tersebut membuahkan sebuah penyesalan. Pada kutipan 50
dijelaskan mengenai kekecewaan Ibu Gambir kepada Gambir yang hanya menjadi
seorang pematung. Ibu Gambir malah membanggakan pilihan yang diambil oleh
adik-adik Gambir.
Penceritaan tentang kedatangan Ibu Gambir ke rumah Gambir juga
diangkat ke dalam film. Namun, dalam film penceritan ini mendapatkan bagian
penceritaan yang berbeda serta dengan alasan yang berbeda. Hal tersebut seperti
yang terlihat pada beberapa potongan gambar dalam film berikut ini.
Gambar 32. Pembicaraan antara Talyda Gambar 33. Pembicaraan antara Gambir
dan Ibu Gambir dengan Ibu dan Istrinya.
98
Gambar 32 memperlihatkan percakapan antara Ibu Gambir dan Talyda
yang sedanga mempersiapkan sarapan untuk Gambir. Terlihat juga, Gambir yang
masih menggunakan pakaian rumah datang dari arah pintu masuk dapur.
Selanjutnya pada gambar 33 menggambarkan pembicaraan antara ibu Gambir,
Gambir dan Talyda. Mereka membicarakan tentang kesuksesan Gambir,
kebanggaan Talyda dan Ibu Gambir karean kesuksesannya tersebut dan juga
mengenai penyakit yang diidap Gambir sehingga belum memperoleh anak.
Selanjutnya pada saat pembicaraan mereka sedang berlangsung, tiba-tiba
suara bel berbunyi. Talyda yang baru bangkit dan akan beranjak untuk membuka
pintu, kemudian di tahan oleh Gambir. Gambir berkata pada Talyda bahwa dia
yang akan melihat siapa yang datang. Seketika Gambir bangkit dari tempat
duduknya dan beranjak ke pintu depan rumahnya. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 34. Gambir yang membuka pintu Gambar 35. Tulisan yang ditemukan
Tidak menemukan seorangpun Gambir di depan pintu rumahnya
Gambir yang datang membuka pintu tidak menemukan serorangpun yang
berada di depan pintu, seperti yang dapat dilihat pada gambar 35 di atas. Sejauh
99
pandangannya yang menyapu semua halaman rumah dia tidak menemukan
siapaun, tanpa sengaja dia melihat ke arah lantai di depan pintu rumahnya dan
terkaget melihat tulisan “tolong saya”.
Pada proses perubahan dari novel ke film bagian ini mendapatkan banyak
penambahan dan pengurangan. Dalam novel, penceritaan diawali dengan kegiatan
Gambir yang sedang membuat patung, kemudian Talyda datang untuk
memberitahukan bahwa hari ini ibunya akan datang. Selanjutnya, perbincangan
antara Ibu Gambir dan Gambir tentang kekecewaan Ibu Gambir mengenai Gambir
yang menjadi seorang seniman, namun hal tersebut bertolak belakang dengan
penceritaan yang ada dalam film. Hal lain juga yang terdapat dalam novel dan
tidak terdapat dalam film adalah Gambir yang memiliki dua saudara. Bagian yang
muncul dalam film adalah padasaat Gambir menemukan tulisan “tolong saya”.
Tabel 18: Penyiksaan kembali yang dialami oleh “dia” anak kecil tersebut.
No.
CN
Novel No.
SF
Film
22. Anak kecil berumur sembilan tahun itu
duduk di teras belakang rumahnya
sambil memakan roti untuk menunggu
kepulangan Bapaknya. Ketika ia ingin
minum tak seganya dia menjatuhkan
gelas susunya. Ibu yang mengetahui
hal tersebut langsung marah dan terus
mencaci dirinya.
----------------
23. Anak tersebut kemudian diikat di
pohon mangga. Bapaknya yang baru
pulang langsung datang
menghampirinya dan mulai memarahi
serta menyakitinya dengan beling
pecahan gelas. Ibunya pun datang
untuk menyiksanya dengan
sekumpulan semut yang dilepaskan di
kepalanya.
----------------
100
(51) “Kamu kan manusia, masa takut sama semut. Dasar anak nakal!
Ibu sudah selalu bilang, hargailah barang. Memang kamu pikir Ibu beli
gelas itu tidak pakai uang? Pakai uang, tahu! Bapak kamu capai-capai
kerja cari ulang, kamu seenaknya membuang-buang uang. Kamu
tunggu samapi Bapakmu pulang! Dasar anak tidak tahu diuntung!”
(Pintu Terlarang, hal. 79)
(52) “Ibu membalikan stoples. Menumpahkan isi toples ke kepala.
Ribuan semut berjatuhan. Berhinggapan. Merangka-rangka di
kepalaku. Aku merasakan kaki-kaki semut merambah dahi.
Menjelajahi alis. Bergelantungan di bulu mata. Menggigit telinga.
Mengendus hidung. Mencicipi bibir.”
(Pintu Terlarang, hal. 81)
Kutipan diatas menceritakan tentang “dia” yang telah memecahkan gelas.
Hal tersebut tidak disengaja dia lakukan karena ketakuannya kepada semut,
hingga akhirnya di hukum ibunya. Bapaknya yang baru pulangpun ikut
menghukumnya. Bagian penceritaan dalam novel ini tidak diubah ke dalam film.
Tabel 19: Hubungan Ranti dan Dion yang tidak disukai Mamanya.
No.
CN
Novel No.
SF
Film
24. Ranti yang bersiap-siap untuk keluar
dan akan di jemput Dion. Ranti
kemudian mengingat kembali
pertemuan pertama mereka ketika
mereka mendapatkan kerja bersama.
----------------
25. Ranti kembali mengingat Aryo teman
SMP nya dulu yang sempat naksir
kepadanya. Tatapi, karena kepergian
ayah Ranti Aryo perlahan mulai
menjauhi.
----------------
26. Ranti kembali berfikir bahwa mamanya
tidak menyukai Dion. Hal tersebut
karena masalalu Dion yaitu duda
beranak satu. Miranda istri dion
meninggal ketika melahirkan Edo anak
mereka. Karna hal tersebut Edo
dianggap Dion sebagai penyebab dari
semua ini.
----------------
101
Dalam novel diceritakan tentang kehidupan Pusparanti saat berkenalan
dengan Dion yang menjadi teman kerjanya dalam membuat artikel. Dion
merupakan seorang fotografer yang membantu Ranti dalam pembuatan artikel
khususnya artikel tentang “dia”. Dion merupakan seorang duda beranak satu yang
sekarang menjadi pacar Ranti. Statusnya tersebut yang membuat Mamanya Ranti
tidak menyukainya. Ranti kemudian berpamitan kepada Mamanya untuk pergi
melanjutkan kembali mencari informasi tentang “dia” sebagai bahan untuk
membuat artikelnya. Dalam proses perubahannya bagian ini tidak diubah ke
dalam film, mengingat waktu yang akan digunakan.
Tabel 20: Aborsi yang dilakukan oleh Talyda
No.
CN
Novel No.
SF
Film
28. Gambir yang sedang fokus dengan
patung “Widuri” yang baru
diselesaikanya dikagetkan dengan
suara telfon yang berbunyi.
Percakapan antara Gambir dan
Talyda yang menyampaikan dan
mengingatkan kepada Gambir agar
tidak lupa untuk mengambil barang
yang baru itu.
8. Gambir yang sedang membawa
mobil terlihat sedang
menghayal. Mobil Gambir
kemudian berhenti di sebuah
rumah aborsi. Perbincangan
antara Gambir dan Talayda
tentang bayi yang
dikandungnya.
29. Gambir berjalan mengendarai
mobil pergi ke sebuah rumah
dengan arsitektur kuno. Gambir
kemudian mengingat kembali saat
dimana dia dan Talyda pertama
kali datang ke tempat tersebut.
Setelah keluar dari tempat itu
Talyda membawa sebuah
bungkusan tas kresek berwarna
hitam dan meletakkannya di jok
mobil.
9. Gambir kemudian menemani
Talyda yang sedang aborsi di
dalam kamar. Perbincangan
antara Gambir dan seorang
lelaki yang ada di rumah sakit
tersebut.
30. Gambir kemudian menyimpan
semua yang telah diambilnya di
dalam lemari dan kembali
menguncinya dengan rapat.
10. Talyda yang keluar dari
ruangan aborsi diikuti oleh
Gambir. Perbincangan antara
Gambir dan Talyda di dalam
mobil.
102
(53) “Kamu sedang apa, sayang?” suara bidadari menyapa dari
seberang sambungan.”
“Biasa, lagi kerja. Yang ini saya kasih nama Widuri.”
“Bagus. Saya suka nama Widuri. Kamu sudah mengambil yang baru
belum?”
“Ya ampun, lupa. Sori banget lupa.” Gambir tersentak, bagai berjalan
menabrak dinding kaca.”
(Pintu Terlarang, hal. 91)
Kutipan 53 di atas menjelaskan tentang Gambir yang sedang membuat
patung kemudian dikagetkan dengan suara telfon dari Talyda. Perbincangan
antara Talyda dan Gambir mengenai pekerjaan yang sedang dilakukan Gambir.
Talyda juga mengingatkan Gambir untuk mengambil sesuatu yang baru yang
menjadi kunci kesuksesan Gambir.
(54) “Saat itu, ia menemani Talyda. Ia merasa tidak nyaman, canggung
menginjak rumah itu. Tapi bibdadarinya menggandeng tangannya,
mengajak memasuki rumah itu. Talyda yakin bahwa keputusan
mereka tepat. Bidadarinya memang selalu mengambil keputusan tepat
bagi mereka berdua.”
(Pintu Terlarang, hal. 93)
Pada kutipan 54 diceritakan Gambir yang datang untuk mengambil janin
di rumah aborsi tempat biasa dia mengambilnya, kembali mengingat kenangan
saat dia dan Talyda untuk pertama kali datang di rumah itu. Untuk pertama
kalinya dia menemani Talyda untuk melakukan aborsi tersebut. Sebenarnya dia
tidak ingin tetapi Talyda lah yang memaksa dan meyakinkan Gambir.
(55) “Gambir mengunci gembok lemari. Seribu ilham terseimpan
sempurna.”
(Pintu Terlarang, hal. 94)
103
Kutipan selanjutnya menjelaskan, Gambir yang telah selesai mengambil
janin di rumah tersebut kemudian menyimpannya di lemari. Lemari itu telah biasa
menjadi tempat penyimpanan janin, deretan toples yang berisi janin tersebut
berjejer di dalam lemari. Visualisasi berbeda muncul di dalam film. Perhatikan
gambar berikut ini.
Gambar 36. Gambir yang baru tiba di Gambar 37. Perbincangan antara Talyda
rumah aborsi seorang diri. dan Gambir
Visualisasi yang ada dalam film adalah saat Gambir seorang diri
mengendarai mobil dan berhenti di sebuah rumah klasik yang sebenarnya
merupakan klinik aborsi. Tiba-tiba Gambir berbicara dengan Talyda mengenai
keinginan Talyda untuk melakukan aborsi yang tidak diinginkan oleh Gambir.
Gambar 38. Pertemuan Gambir dan Gambar 39. Talyda dan Gambir ke luar
seorang lelaki di klinik aborsi dari klinik aborsi
104
Pada gambar 38, Gambir yang sedang menunggu Talyda bertemu dengan
seorang lelaki yang menceritakan tentang kisah hidup dia dan istrinya yang selalu
datang hingga meninggal pada saat mengaborsi anak mereka. Gambar selanjutnya
menunjukan keadaan ketika Talyda selesai melakukan aborsi dan membawa
katung yang berisi janin mereka. Perbincangan antara Talyda dan Gambir.
Pada proses perubahan dari novel ke film cerita tentang aborsi yang
dilakukan oleh Talyda mendapatkan beberapa penambahan dan pengurangan.
Perubahan ruang dan waktu juga terjadi pada bagian ini. Perubahan yang terjadi
adalah saat Gambir bertemu dengan seorang pria di klinik aborsi tersebut.
Perbedaan yang lain adalah saat Gambir membawa pulang janin yang diambilnya
dari klinik itu dan menyipanya di dalam lemari bersama dengan janin-janin yang
lain.
Tabel 21: Aktifitas Gambir dalam membuat patung ibu hamil sebelum menikah
No.
CN
Novel No.
SF
Film
----------------
15 Gambir kemudian terus membuat
patung wanita hamil yang diisi dengan
janin-janin para wanita yang
melakukan aborsi.
----------------
16 Aktifitas Gambir yang terus-menerus
datang ke rumah aborsi tersebut untuk
mengambil janin.
----------------
17 Aktifitas Gambir yang terus menerus
membuat patung ibu hamil yang diisi
dengan janin.
Bagian penceritaan tentang aktifitas gambir yang terus menerus membuat
patung dan mengambil janin di rumah aborsi tersebut di studio lamanya hanya
diceritakan dalam film. Penceritaan tersebut dapat dilihat pada beberapa gambar
105
yang merupakan potongan-potongan dari penceritaan dalam film. Perhatikan
gambar berikut ini.
Gambar 40. Gambir yang terus membuat Gambar 41. Gambir yang datang untuk
Patung ibu hamil mengambil janin.
Gambar 40 memperlihatkan aktifitas Gambir yang sedang membuat
patung dan mengisi patung ibu hamil tersebut dengan sebuah janin. Selanjutnya,
gambar langsung berubah ke gambar 41 yang memperlihatkan aktifitas Gambir
yang datang ke klinik aborsi untuk mengambil janin.
Gambar 42. Gambir yang kembali membuat patung Ibu hamil dan diisi dengan
janin.
106
Pada gambar selanjutnya, terlihat Gambir yang berada di depan beberapa
patung yang dia buat. Gambir kemudian mengeluarkan isi janin dari kantung dan
menaruhnya di dalam patung-patung tersebut. Bagian penceritaan yang
menceritakan aktifitas yag dilakukan Gambir di studio lamanya sebelum
pernikahannya dengan Talyda ini, hanya terdapat dalam film.
Tabel 22: Pameran patung Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
----------------
18 Pameran patung-patung Gambir di
Galeri Koh Jimmy. Gambir
bersama dengan Talyda, Koh
Jimmy, Dadung dan Rio
merayakan kesuksesan Gambir.
Bagian ini menceritakan tentang pameran patung yang dilakukan lagioleh
Gambir di galeri Koh Jimmy. Suasana meriah dalam perayaan pameran tersebut.
Berikut ini beberapa gambar yang merupakan potongan dari beberapa bagian yang
terdapat dalam film.
Gambar 43. Peryaan keberhasilan pameran patung Gambir
107
Tabel 23: Pernikahan Gambir dan Talyda
No.
CN
Novel No.
SF
Film
---------------- 19 Pernikahan antara Gambir dan
Talyda.
Bagian ini menceritakan setelah kesuksesan Gambir yang kembali
diraihnya dalam pameran patung-patung karyanya, Gambir kemudian menikah
dengan Talyda. Perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 44. Pernikahan Talyda dan Gambir
Pada gambar 44 dapat dilihat dengan jelas pada gambar di atas adalah
pernikahan antara Gambir dan Talyda di sebuah gereja. Bagian ini hanya terdapat
dalam film saja.
Tabel 24: Rumah Gambir dan Talyda
No.
CN
Novel No.
SF
Film
----------------
20 Talyda dan Gambir kemudian
datang ke rumah yang akan
menjadi tempat tinggal mereka
yang merupakan hadiah dari
ayah Talyda.
108
Gambar 45. Kedatangan Gambir dan Talyda di rumah baru mereka
Pada bagian ini diceritakan setelah menikah, Talyda kemudian mengajak
Gambir ke sebuah rumah yang akan menjadi tempat tinggal mereka. Rumah
tersebut merupakan hadiah dari ayah Talyda yang di desain sendiri oleh Talyda.
Bagian ini hanya terdapat dalam film.
Tabel 25: Perbincangan antara Talyda dan Ibu Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
31. Perbincangan antara Talyda dan
Menik ibu Gambir di tempat
minum milik Dandung. Ibu
Gambir meminta Talyda
melakukan sesuatu yang pada
akhirnya diiyakan oleh Talyda.
56 Dia kemudian melihat siaran
tentang hubungan antara Ibu
Gambir, Talyda, Rio, Dandung
dan Koh Jimmy yang telah
menghianatinya.
45. Perbincangan antara Talyda dan
Menik ibu Gambir di Mall
sambil berjalan melihat-lihat.
----------------
Bagian ini menceritakan tentang perbincangan antara Talyda dan Ibu
Gambir. Beberapa perbedaan yang terjadi pada proses perubahan dari novel ke
film dapat dilihat dari penjelasan di bawah ini.
109
(56) “Lalu kenapa kamu tidak mau menuruti nasehat Ibu?”
“Aduuuh…. Saya takut ketahuan, Bu”. Talyda membayangkan
permintaan ibu mertua tadi. Permintaan orang tua adalah amanat.
Haurs dilaksanakan. Apapun konsekuensinya.”
(Pintu Terlarang, hal. 96)
Pada kutipan di atas di jelaskan terlebih dahulu Talyda bertemu dengan
Ibu Gambir di The Cellar. Ibu Gambir kemudian bertanya kepada Talyda kenapa
dia tidak melakukan apa yang telah diperintahkan Ibunya. Dengan ragu-ragu
Talyda mencoba untuk menanyakan konsekuensi yang akan terjadi. Tapi, pada
akhirnya Ibu Gambir berhasil meyakinkan dirinya untuk melakukan hal tersebut.
Sebuah perselingkuhan yang telah direncanakan.
(57) “Makanya, kamu nurut sama Ibu. Harus yang dekat, jangan yang
tidak dikenal. Kalau yang tidak dikenal, tidak ada gunanya.”
(Pintu Terlarang, hal. 133)
Pada kutipan di atas juga menjelaskan pertemuan Talyda dengan Ibu
Gambir yang masih membahas masalah yang sama. Masalah perselingkuhan
Talyda yang telah direncanakan Ibu Gambir untuk memperoleh cucu.
Gambar 46. Perbincangan Talyda dan Ibu Gambir
110
Tabel 26: Aktivitas Gambir yang membuat patung
No.
CN
Novel No.
SF
Film
32. Gambir yang sedang menikmati keindahan
“Paramita” patungnya. Tiba-tiba dia
teringat akan pintu terlarang yang isinya
hanya di ketahui oleh Talyda.
21 Aktifitas Gambir
yang terus menerus
membuat patung ibu
hamil.
Aktitas Gambir yang membuat patung-patung ibu hamil dalam novel dan
film diceritakan hampir sama. Dalam novel diceritakan Gambir sedang menikmati
aktifitasnya mebuat patung ibu hamil tersebut. Ketika diubah ke dalam bentuk
film hal tersebut divisualisasikan dengan gambar gambir yang sedang membuat
patung.
Tabel 27: Perselingkuhan Talyda
No.
CN
Novel No.
SF
Film
33. Percakapan antara Gambir dan
Talyda yang berpamitan karena
ada pertemuan dengan kliennya
malam ini.
24 Talyda yang baru pulang
masuk ke kamar.
Perbincangan antara Talyda
dan Gambir yang mulai
emosi. Gambir memaksa
Talyda untuk berhubungan
itim dengannya. Talyda
kemudian mengakui
kesalahan dan mengalah pada
Gambir.
34. Talyda datang ke sebuah hotel
untuk bertemu dengan seseorang
di kamar nomor delapan. Sepintas
dia kembali mengingat pertama
kali dia mengenal seks dan
melakukan hubungan intim
dengan pacarnya Danang. Talyda
bersama dengan seorang lelaki di
kamar nomor delapan kemudian
menjadi satu dalam malam.
----------------
35. Talyda yang baru pulang ke rumah
menemui Gambir yang telah
tertidur pulas. Talyda kemudian
----------------
111
masuk ke kamar mandi. Dialog
antara Talyda dengan dirinya
sendiri.
(58) “Sayang, saya pergi dulu ya,” Bidadari menyapa, sambil
melenggang keluar kamar tidur.”
“Lho, kamu mau ke mana?” Gambir terperanjat melihat bidadarinya
telah cantik bersolek.”
“Saya ada meeting sama calon klien.”
(Pintu Terlarang, hal. 100)
Pada kutipan diatas menyelaskan kepergian Talyda yang berpamitan
kepada Gambir untuk meeting dengan kliennya. Selanjutnya Gambir hanya bisa
terdiam sambil mengecup bibir bidadarinya dan membiarkan dia pergi.
(59) “Semalaman, mereka berdua berbagi cinta. Singa betina
menaklukan raja belantara. Beban tidak hinggap pada hati nurani
Talyda. Bercinta dengan pasangan yang tak dikenal menjadikan
semuanya lebih mudah. Tidak akan ada yang menuntut. Tidak akan
ada yang disakiti.”
(Pintu Terlarang, hal. 103)
Pada kutipan di atas dijelaskan kepergian Talyda malam itu bukan untuk
meeting dengan klien tetapi dia datang menemui seseorang di hotel. Di hotel
tersebut dia memulai percintaannya dengan seorang lelaki. Seorang lelaki lain
yang bukan merupakan Gambir, seorang lelaki yang tidak dikenal. Seorang lelaki
yang telah diatur pertemuan mereka oleh Ibu Gambir.
(60) “Talyda membuka pintu, melihat belahan nyawanya tidur lelap.
Cahaya lampu malam membias dalam kamar tidur. Membias pada jam
yang menunjukan jam pukul tiga.”
(Pintu Terlarang, hal. 104)
112
Pada kutipan di atas dijelaskan, kepulangan Talyda dari hotel dan dia
menemukan Gambir yang sedang tertidur. Pada saat itu dia segera membersihkan
dirinya sambil mengingat apa yang baru saja dia lakukan dengan seorang lelaki
yang bertemu dengannya tersebut. Visualisasi berbeda dihadirkan dalam film,
perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 47. Kepulangan Talyda
Dalam film gambar yang dimunculkan adalah kepulangan Talyda di
malam hari. Perbincangan antara Gambir dan Talyda yang menanyakan kenapa
Gambir belum tidur. Talyda kemudian menyampaikan bahwa dia baru bertemu
dengan klien dan berhasil mendapatkan kepercayaan klien tersebut. Setelah itu
terjadi perdebatan antara Gambir dan Talyda.
Dalam proses perubahan dari novel ke film, perbedaan yang muncul
adalah dalam novel diceritakan Talyda bukan bertemu dengan klien seperti yang
dikatakannya ketika berpamitan kepada Gambir. Malam itu dia bertemu dengan
seorang pria yang bersama dengan dirinya dalam satu ranjang. Kemudian, ketika
Talyda pulang Gambir telah tertidur lelap. Namun, dalam film pertemuan Talyda
113
dan kliennya tersebut diceritakan saat dia berbicara dengan Gambir yang belum
tidur saat dia pulang malam itu.
Tabel 28: Penyiksaan yang kembali dialami “dia”
No.
CN
Novel No.
SF
Film
37. Anak kecil tersebut bermimpi
berjalan di pantai kuta di Bali.
Mimpinya tersebut membuat dia
kencing di tempat tidur. Ibunya
yang ingin membangunkannya
langsung marah ketika melihat
tempat tidurnya yang basah.
Ayahnya yang datang ikut-
ikutan dengan ibuya memarahi
dan menyiksa anak itu.
43 Gambir datang
ke”HEROSASE” untuk
kembali menonton kembali. Dia
melihat anak tersebut
dibangunkan ibunya dan
kemudian disiksa karena
ngompol di tempat tidur.
Kemudian ayahnya datang dan
meghancurkan tempat tidurnya.
(61) “Mendadak permukaan laut bergelombang. Ombak-ombak besar
bergulung. Ombak setinggi rumah menggulungku. Menerpaku.
Menerjangku. Aku ketakutan. Aku begitu ketakutan, hingga
terkencing-kencing. Air kencingku menyatu dengan air laut.”
(Pintu Terlarang, hal. 109)
Pada kutipan di atas dijelaskan sebelumnya, seorang anak kecil yang
bermimpi berjalan-jalan pantai kuta saat dia sedang berlibur ke Bali. Tiba-tiba
ombak-ombak tersebut semakin besar dan bergulung-gulung menerpanya. Dengan
begitu ketakutan dian terkencing-kecing. Ternyata mimpi tersebut membuat
dirinya kencing di atas tempat tidur.
(62) “Dasar anak nakal, ibu sudah bilang, jangan pernah mengompol.
Kamu kan sudah besar!” Lengking ibu melintas oktaf ke delapan.”
(Pintu Terlarang, hal. 109)
Pada kutipan 62 di atas diceritakan Ibu yang membangunkan dirinya
dengan penuh kelembutan, seketika berubah marah karna mengetahui dia telah
114
kencing di tempat tidur. Seketika ibunya berteriak-teriak marah sambil
memukulinya.
(63) “Kaki-kaki tempat tidurku ditebang bagai pohon. Dikapak hingga
tumbang. Bapak mengangkat kasur dan seprei. Membuang pesing ke
arahku. Kemudian Bapak mengapak sisa tempat tidurku. Banpak
tersenyum puas. Tempat tidur telah menjelma jadi tumpukan kayu
rongsok.”
(Pintu Terlarang, hal. 109)
Pada kutipan di atas diceritakan setelah ibu memarahinya, Bapak datang
dengan sebilah kapak dan langsung menarik dia dengan kasar,
menghempaskannya ke lantai. Bapak kemudian mulai menghancurkan tempat
tidur dia dengan kapak tersebut.
(64) “Suara orang sibuk terdengar dari luar. Aku melihat ke luar
jendela. Di halaman belakang, Bapak menyiram kasur dan seprai
dengan minyak tanah. Ibu menyulut korek api. Ibu membuang batang
menyala ke tenga kasur.”
(Pintu Terlarang, hal. 110)
Pada kutipan berikutnya yaitu kutipan 64 dicertikan setelah
menghancurkan tempat tidur tersebut, Bapak mengunci dia dari luar. Dengan
membawa kasur dan seprai ke halaman belakang, Ibu dan bapak kemudian
membakar habis kasur dan seprai dia. Hal ini divisualisaikan dalam film yang
dapat dilihat pada beberapa potongan gambar berikut ini.
115
Gambar 48. Ibu yang memarahi “dia” Gambar 49. Bapak datang dengan kapak
Pada gambar 48 diperlihatkan Ibu yang membangunkan “dia” anak kecil
itu sangat marah ketika mengetahui dia kencing di tempat tidur. Ibu kemudian
menarik dia dari tempat tidur dan menyudutka di lemari sambil memukulinya.
Selanjutnya pada gambar 49 diperlihatkan setelah kepergian Ibu sambil berteriak,
Bapak pun datang untuk melihat apa yang sedang terjadi. Melihat kasur dia yang
basah karena air kecilnya, Bapak keluar dan kembali lagi dengan kapak di
tanganya.
Gambar 50. Bapak yang menghancurkan Gambar 51. “dia” yang ditinggal
tempat tidur sendiri di kamar
116
Pada gambar selanjutnya, gambar 50 diperlihatkan Bapak yang terus
menghancurkan tempat tidur “dia” dengan kapak yang ada ditanganya. Pada
gambar 51 “dia” terlihat sangat terkejut dan takut dengan kejadian yang dilihatnya
tadi saat Bapak menghancurkan tempat tidurnya.
Proses perubahan yang terjadi dari novel ke film dalam penceritaan ini
adalah pengurangan cerita dalam novel yang menceritakan tentang anak kecil
tersebut yang sedang bermimpi yang mengakibatkan dia kencing di temapat tidur.
Cerita selanjutnya tentang kemarahan Ibunya dan tidakan perusakan tempat tidur
yang dilakukan Bapaknya mendapat penceritaan yang sama. Pada akhir
penceritaan dalam novel tentang Ibu dan Bapak yang membakar kasur dan seprai
di halaman belakang tidak diubah kedalam film.
Tabel 29: Kehidupan Pusparanti dalam membuat artikel tentang “dia”
No.
CN
Novel No.
SF
Film
38. Perbincangan antara Ranti dan
ibunya mengenai tugas membuat
artikel yang sedang digelutinya
yang berhubungan dengan
narasumber yang berbahya di
RSJ Bunga Bangsa yang
dikenalkan oleh Profesor
Roekmantoro. Kemudian Dion
datang menjemput Ranti untuk
pergi mengambil data lagi di
RSJ Bunga Bangsa.
----------------
(65) “Ma, ‘dia’ udah disitu sejak umur Sembilan tahu,” aku
menerangkan keapda mamaku.”
(Pintu Terlarang, hal. 111)
117
Pada kutipan di atas diceritakan perbincangan antara Ranti dan mamanya
mengenai “dia’ yang menjadi objek untuk artikel yang akan dibuat Ranti.
(66) “Aku menghela nafas dalam. Terbayang wajah “dia” yang baru
sebulan ini aku kenal. Aku berkenalan dengan “dia” melalui Profesor
Roekmantoro. Ia dokter ahli jiwa, sekarnag bertugas sebagai Kepala
Rumah Sakit Jiwa Bunga Bangsa. Rumah sakit jiwa swasta, terletak di
Cibogo, kawasan puncak. Dulunya, rumah sakit itu dibangun Belanda
sebagai tempat rehabilitasi penyakit kusta.”
(Pintu Terlarang, hal. 112)
Pada kutipan di atas menceritakan Ranti yang sedang bercerita dengan
mamanya kemudian mengingat kembali pertemuan Ranti dengan “dia”. “Dia”
merupakan seorang yang berada di rumah sakit jiwa yang dikenalkan oleh
Profesor Roekmantoro. Akhirnya Ranti pun memilih untuk membuat artikel
tentang “dia”.
(67) “Ayo Dion, kita cabut sekarang.” Aku menggandeng tangan Dion,
sambil berteriak ke mamaku di dapur, “Daag, Mama.”
(Pintu Terlarang, hal. 117)
Pada kutipan diatas menjelaskan tentang kedatangan Dion untuk
menjemput Ranti. Mereka berdua akan pergi untuk mengambil data dan foto “dia”
untuk melengkapi informasi artikel yang akan dibuat Ranti. Mama yang tidak
terlalu suka dengan Dion terlihat tidak senang ketika Ranti pergi bersama dengan
Dion.
Pada proses perubahan dari novel ke film, bagian ini tidak diangkat atau
diceritakan lagi di dalam film.
118
Tabel 30: Pintu Terlarang
No.
CN
Novel No.
SF
Film
40. Gambir yang sedang membuat
rongga di perut hamil patungnya
“Dinasih” terkejut dengan suara
ketukan dari pintu terlarang
yang membuat dia penasaran
dan mencoba bertanya kepada
Arjasa.
28. Gambir yang baru selesai
membuat patung tanpa sengaja
menendang pahatnya hingga ke
bawah lemari. Saat dia sedang
mencari pahat tersebut dia
sangat kaget melihat sebuah
pintu yang tergembok. Saat dia
ingin membuka pintu itu tiba-
tiba Talyda datang untuk
melarangnya.
----------------
29. Talyda kemudian membawa
sebuah lukisan gambar mata
yang diangkat oleh dua orang
lelaki untuk diletakkan di depan
pintu tersebut. Gambir yang
sedang membuat patung hanya
mendengarkan saja.
(68) “Arjasa, bantulah aku. Siapakah yang berada di balik pintu
terlarang? Siapakah yang tadi menggedor-gedor pintu? Apa
maksudnya? Mengapa ia menggangguku? Arjasa, jawablah. Rahasia
apa yang tersembunyi di balik pintu terlarang?”
(Pintu Terlarang, hal. 122)
Pada kutipan di atas menceritakan Gambir yang sedang asik membuat
patung, dikagetkan dengan seesorang yang mengetuk dan berbicara padanya di
balik pintu terlarang. Pintu terlarang yang hanya di ketahui oleh Talyda. Hal yang
berbeda muncul ketika bagian ini divisualisaikan ke dalam film.
Dalam film digambarkan, Gambir yang baru selesai membuat patung
kemudian beristirahat sejenak. Ketika dia bangkit dan berdiri tak sengaja dia
menjatuhkan pahatnya ke bawah lemari. Gambir kemudian menggeser lemari
tersebut, dia begitu kaget ketika melihat ada sebuah pintu di balik lemari tersebut.
Ketika dia ingin mencari tau isi pintu tersebut Talyda datang dan melarang dia
119
untuk mencari tau apa yang terdapat dalam pintu itu. Hal tersebut seperti yang
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 52. Gambir yang menemukan Gambar 53. Kedatangan Talyda.
Pintu terlarang
Proses perubahan yang terjadi dari novel ke film adalah penceritaan
dimana Gambir mengetahui tentang pintu terlarang dan kedatangan Talyda yang
melarang Gambir untuk menceri tau tentang apa yang terdapat dibalik pintu
terlarang tersebut.
Tabel 31: Pertemuan Gambir dan Koh Jimmy
No.
CN
Novel No.
SF
Film
41. Perbincangan antara Koh Jimmy
dengan Gambir. Gambir
meminta koh Jimmy untuk
menunda pameran patungnya
yang akan dilaksanakan di luar
negeri karena menurutnya ada
yang mengganggunya.
27. Perbincangan antara Gambir
dengan Koh Jimmy di halaman
Koh Jimmy mengenai pameran
patung Gambir. Perdebatang
antara Gambir dan Koh Jimmy
mengenai patung-patung
Gambir.
(69) “Ngaco lu! Udah deh. Lu jangan kasih gue alasan macem-macem.
Gue kagak mau tau, pameran ini tetap berjalan. Lu kudu siap.” Koh
Jimmy sudah kehilangan kesabaran.”
(Pintu Terlarang, hal. 124)
120
Pada kutipan di atas pertemuan antara Gambir dan Koh Jimmy yaitu
karena Gambir ingin memingta Koh Jimmy menunda pameran patung Gambir
yang akan dilaksanakan di beberapa Negeri. Hal tersebut karena Gambir merasa
ada seseorang yang sedang mengganggunya. Hal tersebut malah dianggap gila
oleh Koh Jimmy dan ttetap tidak mengizinkan Gambir menunda pameran tersebut.
Hal berbeda muncul pada visualisasi dalam film. Berikut ini beberapa gambar
yang menjelaskan tetang hal ini.
Gambar 54. Pertemuan Gambir dan Koh Gambar 55. Kemarahan Koh Jimmy
Jimmy
Pada gambar 54 di atas terlihat pertemuan antara Gambir dan Koh Jimmy.
Pada pertemuan tersebut Gambir menyampaikan kepada Koh Jimmy bahwa dia
sudah tidak ingin membuat patung ibu hamil lagi, dia dapat membuat patng yag
lain.
Pada gambar 55 Koh Jimmy yang sangat marah dengan apa yang
disampaikan Gambir, kemudian mulai memarahi Gambir. Dia juga mulai
mengancam Gambir. Ancaman Koh Jimmy yang telah mengetahui perbuatan
121
Gambir membuat patung yang diisi dengan janin tersebut membuat Gambir begitu
ketakutan dan kembali melanjutkan pembuatan patung-patungnya.
Pada perubahan dari novel ke film, penceritaan bagian ini mendapatkan
sedikit perbedaan. Dalam film pertemuan Gambir dan Koh Jimmy lebih
disebabkan karena keingin Gambir untuk menunda pameran ke beberapa
negaranya. Namun, dalam film pertemuan mereka lebih didasari keinginan
Gambir untuk berhenti membuat patung hamil yang kemudian mendapat
tanggapan negatif dari Koh Jimmy yang balik mengancamnya.
Tabel 32: Perbincangan antara Gambir dan Dandung
No.
CN
Novel No.
SF
Film
42. Perbincangan antara Dadung dan
Gambir mengenai keresahan
Gambir tentang pintu terlarang
yang selalu mengganggunya dan
hal tersebut di rahasiakan oleh
istrinya Talyda.
30. Sebuah bangunan yang tertulis
“HEROSASE”. Di depan
gedung itu ada sebuah kafe
dimana Dadung dan Gambir
sedang minum kopi.
Perbincangan antara Gambir
dan Dadung. Gambir kembali
mendapatkan pesan “Tolong
Saya”.
43. Gambir turun dari mobil yang
dikendarai oleh Dadung.
Perasaanny bercampur aduk, dia
merasa bersalah karena telah
mengingkari janjinya kepada
Talyda.
----------------
44. Gambir yang baru masuk
menemui istrinya yang sedang
berbicara di telfon dengan nada
marah. Talyda kemudian
memarahi Gambir yang bercerita
kepada Dandung tentang pintu
terlarang tersebut.
----------------
122
(70) “Dadung mengubah letak duduk, hingga lebih mendekati Gambit.
“Udah, gini aja. Lo kasih tahu gue satu hal aja. Pintu itu sebenarnya
menuju ke mana sih?”
“Gue juga tahu. Lo bener ya, jangan pernah tanya ama Talyda.”
Gambir memogon, ia semakin takut menghadapi reaksi Talyda.”
(Pintu Terlarang, hal. 126-127)
Pada kutipan 70 di atas menjelaskan pertemuan antara Gambir dan
Dandung. Gambir menyampaikan kepada Dandung mengenai kegelisahan yang
daialaminya salami ini tentang pintu terlarang yang isinya hanya diketahui oleh
Talyda.
(71) “Gambir turun dari mobil yang dikendarai Dandung. Di depan
rumah, Gambir berdiri memperhatikan sahabatnya menyetir mobil,
meninggalkannya.”
(Pintu Terlarang, hal. 127)
Pada kutipan di atas diceritakan setelah pertemuan dan perbincangan
antara Gambir dan Dandung, Dandung kemudian mengantar Gambir pulang.
Gambir yang penuh dengan keraguan berdiri di depan pintu rumahnya. Dia tau
apa yang akan terjadi kalau Talyda tau masalah ini tapi dia lebih mempercayai dan
yakin akan janji Dandung.
(72) “Mau menyangkal lagi. Itu yang barusan telepon si Dandung, tahu!
Dia tanya soal pintu itu. Dia bilang kamu cerita sama dia!”
(Pintu Terlarang, hal. 129)
Pada kutipan di atas, dijelaskan Gambir yang baru pulang lansung di marai
Talyda. Ternyata Talyda baru saja menerima telfon dari Dandung yang
menanyakan masalah pintu terlarang yang baru diceritakan Gambir padanya.
Talyda sangat marah dan membenci Gambir. Hal berbeda terjadi pada visualisasi
bagian ini dalam film. Perhatikan gambar berikut ini.
123
Gambar 56. Pertemuan antara Gambir dan Dandung
Pada gambar di atas diceritakan pertemuan Gambir dan Dandung yang
membahas tentang kecurigaan Dandung pada tingkah laku Talyda yang mulai
aneh. Dia juga bercerita kepada Dandung mengenai perasaan serta gangguan-
gangguan dari seseorang yang meminta tolong padanya kepada Dandung.
Pada proses perubahan dari novel ke film perbedaan yang terjadi yaitu hal
yang diceritakan dalam pertemuan antara Gambir dan Dandung. Dalam novel
Gambir bercerita tentang pintu terlarang yang hanya Talydalah yang mengetahui
isinya, sedangkan dalam film Gambir menceritakan kecurigaannya kepada Talyda
dan gangguan yag sering dialaminya dari seseorang yang meminta tolong
padanya. Perubahan lain yaitu penghilangan bagian dalam novel tentang Gambir
yang pulang di antar oleh Dandung dan kemarahan Talyda kepada Gambir karena
memberitahukan masalah pintu terlarang kepada Dandung.
124
Tabel 33: Perselingkuhan Talyda dengan Dandung
No.
CN
Novel No.
SF
Film
47. Talyda sedang tidur dengan
seorang lelaki di kamar hotel
Lotus Park salah satu hotel
kesayangannya di Jakarta. Dia
kemudian berpamitan kepada
Dadung lelaki yang bersamanya
di hotel itu.
56. Dia kemudian melihat siaran
tentang hubungan antara Ibu
Gambir, Talyda, Rio, Dandung
dan Koh Jimmy yang telah
menghianatinya.
(73) “Talyda beranjak dari tempat tidur. Ia berpakaian dan tak lupa
mengambil korek api untuk ditambahkan pada koleksinya. Ia
melambaikan kecupan keapda lelaki yang masih terbaring telanjang di
tempat tidur.”
“Dandung membalas dengan melambaikan kecupan pila.”
(Pintu Terlarang, hal. 138)
Dalam novel diceritakan Talyda yang datang ke hotel kemudian menemui
seorang lelaki di kamar hotel itu. Malam itu mereka pun menjadi satu dalam gelap
malam. Perselingkuhan antara Talyda dan Dandung pun terjadi amlam itu.
Berbeda dengan visualisai dalam film dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 57. Gambar Dandung yang sedang berada di kamar hotel
125
Pada gambar di atas terlihat seorang wanita yang berada di atas tempat
tidur dan Gambir yang sedang membuka perlahan bajunya. Perselingkuhan yang
terjadi antara Talyda dan Dandung ini diketahui Gambir dan ditampilkan saat
Gambir melihat siaran di “Herosase”.
Proses perubahan yang terjadi dari novel ke film adalah perubahan
penceritaan pada bagian ini. Dalam novel bagian ini diceritakan merupakan
pertemuan Talyda dengan seorang lelaki yang telah diatur Ibu Gambir. Namun,
dalam film perselingkuhan ini diceritakan pada saat Gambir melihat siaran di
“Herosase”.
Tabel 34: Penyiksaan kembali yang dialami “dia”
No.
CN
Novel No.
SF
Film
48. Ibu dan anak kecil tersebut
berada di sekolah untuk
mengambil rapot. Anak itu telah
membayangkan apa yang akan
terjadi padanya. Seperti
pikirannya dirumah ia dimarahi
oleh ibunya karna nilai
raportnya. Ibunya kemudian
menguncinya di kamar untuk
menunggu kepulangan ayahnya.
----------------
49. Bapak anak itu yang pulang
kemudian datang dan memukuli
anak itu. Ibu menambahkan
dengan menusukan pensil ke
tangan anak itu yang membuat
tanganya berdarah dan diakhiri
dengan ayahnya yang mematika
rokok di tangan anaknya itu.
----------------
(74) “Angka-angka merah pasti membakar halamn-halam raporku.”
(Pintu Terlarang, hal. 139)
126
Pada kutipan di atas menceritakan tentang angka-angka merah yang ada di
rapor “dia”. Penceritaan sebelumnya “dia” dan ibunya mengambil rapot di
sekolah. Kemarahan ibu yang di prediksi oleh “dia” semakin menjadi sesampainy
mereka di rumah.
(75) “Bapak mendekap leherku. Menahanku diam. Ibu menusukkan
pensil ke tanganku. Ia mencoblos tanganku berulang kali. Unjung
lancip mebuat lubang-lubang di tanganku. Darah muncrat dari setiap
lubang. Sakitnya bukan hanya di tangan. Tapi menusuk hingga ke
tulang sumsum.”
(Pintu Terlarang, hal. 142)
Kutipan 75 di atas menjelaskan tentang penyiksaan yang dialami “dia”
dari kedua orang tuanya. Hal tersebut terjadi karena nilai raportnya merah semua.
Kemarahan Bapak dan Ibunya tersebut diungkapkan dengan meusuk-nusuk
tangan “dia” dengan pensil hingga berdara. Bagian ini tidak diubah ke dalam
bentuk film.
Tabel 35: Rumah Sakit Jiwa Bunga Bangsa
No.
CN
Novel No.
SF
Film
50. Dion dan Rantih berjalan melaju
melewati jalan tol dan sampai ke RSj
dimana mereka akan mengadakan
penelitian. Dalam perjalanan dia
mengenang tentang Edo anak dion dan
Agni sahabatnya.
----------------
(76) “Perasaanku kembali menjadi tak menentu. “Dia” yang selama ini
hadir dalam pikiranku akan segera diabadikan. Akan diperkenalkan
kepada masyarakat luas. Detak jantungku berdegup keras ketika
langkah-langkah kami mendekati sel “dia”.
(Pintu Terlarang, hal. 148)
127
Kutipan di atas menjelaskan tentang tempat dimana “dia” berada yaitu di
sel isolasinya di RSJ. Bunga Bangsa. Tempat ini merupakan tempat dimana
Pusparanti selalu datang untuk bertemu dengannya dan mulai melegkapi bahan
untuk mebuat artikelyang menjadi tugas Ranti. Bagian ini dalam proses perubahan
dari novel ke dalam film tidak ditampilkan.
Tabel 36: Pertemuan Gambir dan Rio
No.
CN
Novel No.
SF
Film
51. Gambir memasuki Club Aquario
stadion renang milik Rio.
Percakapan antra Rio dan
Gambir mengenai kecurigaan
Gambir masalah Talyda dan
kekesalannya terhadap Dandung.
31. Gambir dan Rio yang sedang
bertanding tenis yang kemudian
dimenangkan oleh Gambir.
Gambir yang sedang istirahat
dikagetkan dengan penemuan
kertas bertuliskan “Tolong
Saya”
(77) “Gambir melihat Rio berdiri di tepi kolam renang. Rio memang
orang yang konsisten. Fokus hidupnya hanya pada dunia renang
(Pintu Terlarang, hal. 148)
Pada kutipan di atas menjelaskan tentang kedatangan Gambir ke Club
Aquario mililik Rio. Gambir datang menemui Rio untuk menceritakan
masalahnya. Hal tersebut dilakukan karena Dandung telah merusakan
kepercayaanya.
(78) “Gambir diam sejenak, pikirannya buntu. Kata-kata yang keluar
dari mulutnya terdengar penuh keraguan. “Hati gue bilang bini gue
lagi ngak bener. Gue… gue curiga dia selingkuh.”
(Pintu Terlarang, hal. 153)
Kutipan 78 di atas menjelaskan tentang maksud kedatangan Gambir ke
tempat Rio. Dia ingin berbicara den berbagi dengan Rio tentnag apa yang sedang
128
dia rasakan. Tetapi, dengan penuh keyakinan Rio meyakinkan Gambir bahwa
istrinya tidak mungkin berbuat seperti itu. Visalisasi yang ditampilkan dalam film
berbeda dengan yang terdapat dalam film.
Gambar 58. Gambir dan Rio yang sedang Gambar 59. Pertanyaan
berlatih tennis
Pada gambar 58 di atas menggambarkan tentang Gambir yang sedang
berlatih tennis dengan Rio. Pada Gambar selanjutnya yaitu gambar 59 ditampilkan
Gambir yang sedang istirahat dan menemukan sebuah kertas di atas tasnya. Kertas
yang bertuliskan “tolong saya” yang selalu menjadi masalah baginya. Hal tersebut
selalu mengganggu pikiran Gambir.
Pada proses perubahan dari novel ke film bagian ini mendapatkan
penceritaan pada ruang dan waktu yang berbeda. Dalam novel diceritakan Rio
merupakan atlit renang dan memiliki sebuah club renang. Kedatangan Gambir
kepadanya juga karena Gambir ingin bercerita masalah keraguan tentnag istrinya
yang sedang dia rasakan. Namun, dalam film digambarkan Gambir yang sedang
bermain tennis bersama dengan Rio. Selanjutnya kegelisahan dan
129
kekhawatiranyang muncul dalam diri Gambir lebih dikarenakan seseuatu tanda
yang bertulis “tolong saya” yang mengganggunya akhir-akhir ini.
Tabel 37: Perselingkuhan Talyda dan Rio
No.
CN
Novel No.
SF
Film
57. Talyda yang sedang mandi di
kamar hotel Emerald Gardens
menghayal tentang suaminya
Gambir. Pada saat itu ada
tangan-tangan seorang lelaki
yang ikut mengsampoi rambut
samapi seluruh tubuhnya, tangan
tersebut adalah milik Rio.
56. Dia kemudian melihat siaran
tentang hubungan antara Ibu
Gambir, Talyda, Rio, Dandung
dan Koh Jimmy yang telah
menghianatinya.
(79) “Tangan-tangan itu mengusapkan sampo pada bulu kelaminnya.
Sambil tertawa ia menepis tangan-tangan jahil itu.”
“Tangan-tangan jail milik Rio, pendiri Club Aquario.”
(Pintu Terlarang, hal. 173)
Dalam novel diceritakan Talyda yang datang ke hotel, kemudian menemui
seseorang pria yang telah melakukan perjanjian terlebih dahulu denganya. Di
hotel tersebut Talyda yang sedang mandi kemudian didekati oleh seorang lelaki,
lelaki yang bukan Gambir. Pada kutipan di atas dijelaskan bahwa pria yang
bersama dengan Talyda tersebut adalah Rio, teman Gambir. Mereka sedang
menjadi satu dalam dinginnya air di kamar mandi hotel tersebut. Visualisasi yang
muncul dalam film sedikit memiliki penggambaran yang berbeda.
130
Gambar 60. Rio dan Talyda di kamar hotel
Pada gambar di atas terlihat Talyda yang hanya berselimutkan sehelai kain
dan Rio yang setengah telanjang. Pada penggambarannya dalam film Talyda dan
Rio kemudian menjadi satu di atas tempat tidur kamar hotel itu. Perselingkuhan
yang terjadi antara Talyda dan Rio ini diketahui Gambir dan ditampilkan saat
Gambir melihat siaran di “Herosase”.
Proses perubahan yang terjadi dari novel ke film adalah perubahan
penceritaan pada bagian ini. Dalam novel diceritakan mereka sedang bersama dan
menyatu di dalam kamar mandi. Hal ini dalam novel juga mendapatkan
penceritaan tersendiri. Namun, dalam film bagian ini digambarkan dengan
kebersamaan dan hubungan antara Talyda dan Rio di atas tempat tidur.
Selanjutnya dalam film digambarkan perselingkuhan ini diketahui oleh Gambir
melalui siaran yang ditontonya di “Herosase”.
131
Tabel 38: Herosase
No.
CN
Novel No.
SF
Film
----------------
34. Gambir datang ke tugu tersebut. Dia
mendapati tugu itu telah ditempel
dengan pamplet. Gambir yang
mengeluarkan pamplet tersebut
mendapatkan tulisan “tolong saya”
dan “Herosase”.
----------------
35. Gambir kemudian masuk ke dalam
gedung ‘HEROSASE” tersebut dan
dihadang oleh resepsionis.
Perbincangan antara Gambir dan
resepsionis. Gambir kemudian diusir
oleh para penjaga keamanan.
----------------
38. Dandung kemudian membawa
Gambir ke dalam “HEROSASE”
dan ingin menjadikannya anggota
tempat tersebut. Dadung membawa
Gambir bertemu dengan Ibu Mona
sebagai manajer “HEROSASE”.
Perbincangan antara Gambir dan Ibu
Mona.
----------------
41. Perbincangan antara Dandung dan
Gambir mengenai gedung
‘HEROSASE”
Bagian yang menceritakan tentang gedung “Herosase” yang merupakan
tempat dimana Gambir menemukan semua yang dia cari lewat siaran TV yang
mereka sediakan. Dalam siaran itu Gambir bisa melihat orang-orang aneh dan
salah satunya seorang anak kecil yang selalu disiksa orang tuanya dan selalu
meminta tolong kepada Gambir.
Dalam siaran tersebut juga Gambir melihat semua tingkah laku dan
perbuatan buruk yang dilakukan oleh Talyda di belakangnya. Perselingkuhan
yang dilakukan Talyda dengan teman-teman dekatnya serta saran ibunya untuk
melakukan perselingkuhan tersebut. Bagian yang menceritakan tentang gedung
132
“Herosase” yang merupakn temapt untuk melihat semua kejadian dalam diri
Gambir dan “Herosase yang merupakan tempat dimana Gambir diisolasi tidak
diceritakan dalam novel.
Tabel 39: Pembunuhan yang dilakukan “dia”
No.
CN
Novel No.
SF
Film
59. Anak kecil itu mulai merasa
tersiksa. Dia mulai berhalusinasi
bahwa semua benda berbicara
padanya. Akhirnya dia mengambil
sebuah benda dari kantin sekolah.
Sebauh benda yang ia sembunyikan
di dalam lemari dan sekarang
diambilnya dan digenggam dengan
erat. Pisau yang ia pegang dan
semua seolah berkata padanya untuk
segera melakukan yang terbaik
dengan benda itu.
54. Anak tersebut yang berada
di ruang makan kemudian
langsung mengambil pisau
dan mendatangi kamar
kedua orang tuanya. Dia
kemudian membunuh kedua
orang tuanya dan
selanjutnya dia membunuh
dirinya.
75. Anak kecil itu kemudian membawa
pisau dan masuk ke kamar orang tua
nya. Ia kemudian menancapkan
pisau itu ke dada ayahnya hingga
tak bernyawa. Selanjutnya ia
membunuh ibunya yang lagi
berteriak histeris karena ketakutan.
Dana akhirnya dia memotong
tangan kirinya sambil berteriak
kesakitan.
----------------
(80) “Aku mengeluarkan benda itu. Sebelumnya aku telah
membungkusnya dengan kertas koran. Aku memegang benda itu di
tanganku. Tiba-tiba, benda itu berbicara kepdaku. Ia mengatakan hal
yang sama dengan yang dikatakan bulan. Lakukanlah sekarang.”
(Pintu Terlarang, hal. 182)
Pada kutipan di atas menceritakan tentang “dia” yang mulai berhalusinasi
tentang semua benda yang mulai bicara kepadanya. Hal tersebut dikarenakan
penyiksaan yang sudah tak mampu lagi di alaminya. Dia kemudian mengeluarkan
pisau yang disimpanya dari dalam lemari yang telah dicurinya di kantin sekolah.
133
(81) “Aku menancapkan pisau ke dada Bapak. Mata Bapak terbuka
sejenak, melotot. Lakukan sekarang, lakukanlah sekarang, lakukan
sekarang!!! Aku mencabut pisau, dan menancapkannya lagi ke
jantung apak. Aku mencabut pisau lagi. Kepala Bapak terkulai. Napas
terakhirnya bagai dengkur panjang. Lalu silam”
(Pintu Terlarang, hal. 242)
Kutipan di atas menjelaskan tentangg bagaimana “dia” mebunuh
Bapaknya dengan kejam. Selanjutnya dia melihat ke arah Ibunya dan mulai
memfikirkan hal yang sama.
(82) “Aku meloncat. Aku duduk, menindih Ibu. Lakukan sekarang,
lakukan sekarang!!! AKu menancapkan belati ke dada ibu.”
(Pintu Terlarang, hal. 242)
Hal yang sama juga dia lakukan kepada Ibunya. Dia membunuh Ibunya
dengan pisau yang sama yang dipakai membunuh Bapaknya dengan cara
menusukan belatih tersebut ke dada Ibunya.
(83) “Aku memotong tangan kiriku. Memotong hingga terputus.”
(Pintu Terlarang, hal. 243)
Pada bagian ini diceritakan setelah membunuh kedua orang tuanya,
selanjutnya dia mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk melakukan
sesuatu. Kemudian dia melakukannya, dia memotong tangan kirinya hingga
terputus. Bagian ini mendapatkan pengambaran berbeda dalam film.
134
Gambar 61. “dia” yang mengambil pisau Gambar 62. Dia sedang membunuh
di dapur
Pada gambar di atas terlihat anak kecil tersebut sedang mengambil pisau di
dapur. Setelah itu dia berjalan keluar dari dapur menuju ke kamar tidur kedua
orang tuanya. Selanjutnya pada gambar 62 tergambar dia sedang menyayatkan
pisau di leher kedua orang tuanya yang didahului dari leher Ibunya kemudian
Bapaknya.
Gambar 63. Kematian orang tuanya Gambar 64. Dia membunuh dirinya
Pada gambar selanjutnya yaitu gambar 63 diperlihatkan kedua orang
tuanya yang sedang kesakitan menahan perih luka yang tersayat di leher mereka.
135
Akhirnya mereka meninggal. Gambar selanjutnya memperlihatkan anak itu
selanjutnya menyayat lehernya sendiri.
Pada proses perubahan dari novel ke film bagian ini mendapatkan
penceritaan yang berbeda. Perbedaan ruang dan waktu yang muncul adalah saat
dimana anak itu mendapatkan pisau yang digunakan untuk membunuhnya.
Dalam novel diceritakan pisau itu didapatkannya di kantin sekolah karena
halusinasi yang dialaminya. Berbeda dengan yang digambarkan dalam film, dalam
film dia mengambil pisau itu dari dapur.
Perbedaan yang muncul juga pada saat dia membunuh dan melukai dirinya
sendiri. Dalma novel diceritakan dia membunuh Ibu dan Bapaknya dengan cara
menghujamkan pisau tersebut ke dada mereka berulang kali. Sedangkan dalam
film digambarkan anak itu membunuh orang tuanya dengan cara menyayat leher
mereka. Pada bagian akhir dalam novel diceritakan anak tersebut memotong
tangan kirinya. Namun, dalam film digambarkan ketika kedua orang tuanya telah
meninggal dia kemudian menyayat lagi lehernya.
Tabel 40: Rancangan pesta terakhir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
62. Perbincangan antara Menik dan
ketiga anaknya Gambir, Damar,
dan Menur bersama menantunya
Talyda mengenai pesta tahun baru
yang ingin diadakannya. Talyda
pun menyarankan untuk membuat
pesta tersebut di rumahnya.
57. Gambir yang berada luar
kemudian menelfon
Dandung untuk datang
menghadiri acara Natal
special yang telah dia
siapkan
(84) “Ya udah, Bu. Kita tetap bikin pesta. Tapi tahun ini gimana kalau
di rumah saya aja.” Wajah Talyda sumringah, ia kembali menengahi
konflik keluarga ini.”
(Pintu Terlarang, hal. 197)
136
Pada kutipan di atas menjelaskan tentang pesta tahun baru yang akan
mereka laksanakan. Ibu Gambir ingin sekali membuat pesta malam tahun baru
yang tidak disetujui oleh anak-anaknya yang sibuk. Talyda sebagai penengah
kemudian menenangkan semua dengan cara tetap membuat acara malam tahun
baru tersebut di rumahnya.
Gambar 65. Gambir menelfon Dandung agar memberitahukan kepada Talyda, Ibu
Gambir, Koh Jimmy, dan Rio untuk datang ke pesta natal yang direncanakannya.
Pada gambar ini digambarkan Gambir menelfon Dandung untuk
memberitahukan pesta natal yang direncanakannya. Dia mengharapkan orang-
orang terdekatnya tersebut untuk hadir di pesta natal tersebut.
Pada proses perubahan dari novel ke film, perbedaan yang ada adalah
dalam novel diceritakan pesta yang mereka rencanakan adalah pesta malam tahun
baru yang direncanakan oleh ibunya. Namun, dalam film digambarkan peseta
tersebut merupak pesta natal yang direncanakan oleh Gambir.
137
Tabel 41: Perselingkuhan Talyda dengan Damar adik Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
63. Perbincangan antara Talyda dan Ibu
Gambir di dapur saat mereka
memasak untuk ersiapan pesta tahun
baru. Ibunya gambir kemudian
menanyakan apakah Talyda telah
melaksanakan yang ia perintahkan.
----------------
64. Talyda yang telah rapi kemudian
menerima telfon dari ibu Gambir.
Perbincangan antara Gambir dan
Talyda yang ingin berpamitan untuk
menemui klien. Gambir seketika
terkejut ketika membaca tulisan di
memo yang di tulis Talyda.
----------------
65. Talyda kemudian pergi ke Hotel
Royal Pavillion kamar no 5062.
Dalam kamar tersebut ia sedang
bermain cinta dengan seorang yang
seperti Gambir yang meyakinkan
dirinya bahwa Gambirlah suami yang
terbaik orang tersebut adalah Damar
adik Gambir.
----------------
66. Gambir menunggu di Lobi hotel
dimana Talyda berada. Perasaannya
bercampur aduk ketika melihat
bidadarinya tersebut keluar dari lift.
----------------
Pada bagian ini diceritakan tentang perselingkuhan yang dilakukan oleh
Talyda yang telah direncanakan oleh Ibu Gambir. Kali ini seseorang yang telah
disiapkan Ibu Gambir adalah Damar adik Gambir. Ibu Gambir telah mengatur
pertemuan mereka di sebuah hotel. Keinginan Ibu Gambir untuk segera
mendapatkan cucu serta usahanya untuk bersama dengan orang yang lebih dekat
dengan Gambir agar semuanya lebih cepat. Bagian ini tidak diubah ke dalam film.
138
Tabel 42: Pesta Terakhir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
69. Pesta tahun baru yang dilaksanakan
di rumah Gambir telah dimulai.
Para tamu undangan telah hadi,
bunyi terompet, makanan serta
alunan music memenuhi rumah
Gambir. Tiba-tiba Gambir
mengejak Damar berbicara tetapi di
studionya.
63. Setelah Dandung, Rio, Koh
Jimmy, Ibu Gambir dan
Talyda minum anggur
tersebut mereka kemudia
menjadi kaku dan terdiam.
70. Perbincangan antara Damar dan
Gambir di studionya mengenai
kecurigaan Gambir tetang
perselingkuhan yang dilakukan
istrinya. Pada saat itu mereka
berdua mengeluarkan pematik api
yang sama yang didapatkan di
hotel Royal Pavillion. Gambir
sangat terkejutd dan mulai
mengambil belati menyiksa
adiknya hingga membunuh adiknya
tersebut.
64. Gambir selanjutnya berbicara
dan mulai membunuh
mereka satu per satu.
72. Ibu Gambir yang mendengar hal
teriakan Gambir datang bersama
dengan Menur di studionya.
Mereka berdua sontak
berteriakmelihat Gambir telah
membunuh Damar. Gambir juga
berusaha membunuh ibunya yang
dihalangi Menur dan kemudian
dialah yang menjadi korban.
Setelah itu dia kemudian
membunuh ibunya.
65. Setelah mereka semua mati
terbuh Gambir yang duduk
terdiam kemudian mengingat
sesuatu dan langsung berlari.
73. Gambir kemudian mendatangi
ruang tamu dengan keadaan
berlumuran darah. Para tamu
undangan terkejut melihat diriya.
Dadung dan Rio yang
mendekatinya juga menjadi korban
pembunuhan Gambir. Talyda yang
baru keluar dari kamar mandi tamu
terkejut melihat semua itu dan
berlari karena dikejar Gambir.
66. Dia mendatangi pintu yang
tidak diperbolehkan Talyda
untuk di buka dan
membongkar pintu tersebut.
74. Gambir mendapati Talyda di kamar
mandi. Dia kemudian menarik
67. Dia sangat terkejut karena
yang dia temukan ruang
139
Talyda, ketika dia ingin
menancapkan belatih di jantung
Talyda, Talyda kemudian berkata
masalah pintu terlarang dan kunci
yang ia kalungi. Gambir yang
terlihat lemah kemudian
dimanfaatkan Talyda untuk lari.
makan dimana anak itu
sering disiksa dan rumah dari
anak itu.
79. Gambir yang mendapati Talyda di
studio mulai menyiksanaya. Talyda
yang berusaha untuk membuka
pintu tersebut terus disiksa hingga
dibunuh Gambir dan akhirnya jasad
Arjasa dimasukan kembali kedalam
rahim Talyda. Gambir mendengar
teriakan minta tolong dari pintu
tersebut. Gambir yang penasaran
terus melihat dari jeruji jendela dan
terus menggedor pintu. Gambir
kemudian disambar cahaya putih
dari pintu tersebut sambil
bersamaan dengan teriakannya.
68. Ketika dia melihat sebuah
foto dia terkejut melihat anak
tersebut tetapi muka ibu anak
itu tidak terlihat.
----------------
69. Gambir kemudian menuju
kamar dia menemukan mayat
kedua orang tua tersebut dan
anak itu, ketika dia melihat
ibu anak itu ternyata itu
adalah ibunya. Anak itu
kemudian bangun dan
berbicara kepada Gambir.
----------------
70. Kemudian terdengar suara
seorang ibu yang terus
memanggil namanya,
Gambir kemudian
bersembunyi di bawa tempat
tidur dan akhirnya berteriak.
----------------
71. Gambir berada disebuah
ruangan isolasi sambil
menangis dan berteriak. Di
depannya terdapat beberapa
buku dan majalah.
Pada bagian ini dalam novel diceritakan keramaian pesta yang
diselenggarakan keluarga Gambir dirumahnya terganggu dengan pembunuhan
yang dilakukan Gambir. Gambir membunuh adiknya Damar yang telah
140
diketahuinya berselingkuh dengan Talyda. Ibunya yang mendengar suara
keributan dari dalam studio Gambir kemudian mendatangi Gambir. Keterkejutan
terlihat diraut muka ibunya yang menemukan anaknya Damar telah meninggal.
Gambir yang telah mengetahui semua cerita tersebut kemudian membunuh
Ibunya.
Setelah itu dia keluar dengan berlumuran darah, Dandung dan Rio yang
menghampirinya kemudian langsung dibunuh. Pada akhirnya kejar-kejaran terjadi
antara Gambir dan Talyda. Hingga terkahir Gambir berhasil membunuh Talyda
dan membuka pintu terlarang yang dirahasiakan Talyda.
Pengambaran berbeda terdapat dalam film. Dalam film digambarkan
Gambir yang membuat pesta natal kemudian mengajak mereka semua untuk
makan malam. Gambir telah menyediakan racun yang ditaruhnya di dalam
minuman mereka semua. Dia kemudian membunuh satu persatu mulai dari Koh
Jimmy, Dandung, Rio, Ibunya dan terakhir Talyda. Kemudian dia teringat akan
pintu terlarang. Dia berlari pergi untuk membuka pintu tersebut. Dia sangat kaget
karena yang ditemukanya adalah rumah yang selalu dilihatnya ketika anak kecil
itu disiksa. Gambir kemudian menemukan kedua orang tua anak itu yang telah
meninggal berlumuran darah. Ketika dia melihat wajah Ibu dari anak itu, dia
sangat kaget karena ternyata itu adalah Ibunya dan anak kecil itu adalah dia.
Perbedaan pada proses perubahan dari novel ke film terdapat pada alasan
Gambir membunuh orang-orang terdekatnya tersebut.
141
Tabel 43: Pesta tahun baru Ranti dan Dion
No.
CN
Novel No.
SF
Film
76. Malam tahun baru seperti yang telah
direncanakan, Rantih datang ke rumah
Dion. Dia terkecjut ketika medengar
teriakan Edo dan diikuti teriakan Dion.
Rantih yang tidak sabar karena tidak
dibukai pintu tersentakketika melihat
Dion yang sedang menyiksa Edo.
Akhirnya pintu terbuka, Rantih yang
berusaha menyelamatkan Edo malah
dimarahi dan diusir Dion.
----------------
77. Ratih yang keluar dari rumah Dion,
terus berusaha mencari bantuan.
Kemudian dengan dibantu Ibu Sonya
nyonya rumah yang sedang
mempersiapkan pesta kebun, menelfon
polisi dan rumah sakit. Rantih juga
menelfon Agni. Akhirnya Dion
berhasil dibekuk polisi dan Edo
diselamatkan ke rumah sakit.
----------------
78. Agni kemudian membawaku bersama
Edo ke rumah sakit Dr. Wahab. Agni
berusaha menenangkanku. Akhirnya
Edo menghembuskan nafasnya terakhir
di rumah sakit tersebut.
----------------
Pada bagian ini dalam novel diceritakan lagi tentnag kehidupan Ranti.
Ranti yang telah mengadakan janji dengan Dion pada pesta malam tahun baru,
kemudian bergegas untuk pergi ke rumah Dion. Di rumah tersebut Ranti sangat
terkejut karena dia mendapati Dion sedang menyiksa Edo anakanya.
Penyiksaan yang sama seperti yang serig dirasakan oleh “dia”. Ranti terus
meronta agar Dion membuka pintu, tetapi saat Dion membuka pintu Ranti malah
diusir. Ranti terus berusaha mencari cara untuk melepaskan Edo. Dengan dibantu
oleh Ibu Sonya, Ranti kemudian melaporkan semua kejadian itu ke kantor polisi.
Akhirnya Dion di tangkap dan Edo yang sedang dalam keadaan sekarat segera di
142
larikan ke rumah sakit oleh Ranti dan Agni teman baik Ranti. Tapi, sayang nyawa
Edo tidak bisa tertolong lagi. Bagian penceritaan dalam novel ini tidak diubah ke
dalam film.
Tabel 44: Artikel Talyda tetang Gambir
No.
CN
Novel No.
SF
Film
80. Ranti yang berada di tempat
kerjanya terus mengingat
kembali masalah Dion dan Edo.
Dia sedikit senang ketika
mengetahui artikel yang
dibuatnya akan dimuat untuk
edisi bulan maret. Dia kembali
membaca headline tentang
artikel “dia’. Ya “dia” adalah
Gambir.
75. Pusparanti yang baru keluar
dari tempat di mana Gambir
berada kemudian, sedang
menelfon menyatakan bahawa
artikel telah selesai dan ternyata
tempat dimana Gambir berada
tersebut adalah “HEROSASE”
Dalam novel dan film, penceritaan tentang bagian ini mendapatkan porsi
yang sama. Ternyata, “dia” anak kecil yang masalahnya sedang di buatkan artikel
oleh Pusparanti merupakan Gambir yang sedang berada di dalam sel isolasinya.
4.1.3 Perubahan Latar Novel ke Film Pintu Terlarang
4.1.3.1 Latar Tempat Dalam Novel
Latar tempat yang mendukung jalan cerita novel Pintu Terlarang dapat
diuraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 45: Latar tempat novel Pintu Terlarang
No. Novel
1. Rumah anak kecil
2. Galeri Jingga
3. Studio Gambir
4. Rumah Talyda dan Gambir
5. Kantor Talyda
6. Restoran Antonio’s
7. Rumah Pusparanti
8. The Cellar
143
9. RSJ. Bunga Bangsa
10. Kantor Ranti
11. Klinik Aborsi
12. Boutique Hotel
13. Sekolah “dia”
14. Musem
15. Plaza Westford
16. Hotel Lotus Park
17. Club Aquario
18. Hotel Emerald Gardens
19. Hotel Royal Pavillion
20. Rumah Dion
4.1.3.2 Latar Tempat Dalam Film
Latar tempat yang mendukung jalan cerita film Pintu Terlarang dapat
diuraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 46: Latar tempat film Pintu Terlarang
No. Film
1. Rumah anak kecil
2. Galeri Jingga
3. Studio Gambir
4. Rumah Talyda dan Gambir
5. Terrace Café
6. Tempat Latihan Tenis
7. Herosase
8. Rumah Koh Jimmy
9. Klinik Aborsi
4.1.3.3 Perubahan Latar Tempat
Tabel 47: Perubahan latar tempat novel ke film Pintu Terlarang
No. Novel Film
1. Rumah anak kecil Rumah anak kecil
2. Galeri Jingga Galeri Jingga
3. Studio Gambir Studio Gambir
4. Rumah Talyda dan Gambir Rumah Talyda dan Gambir
5. Kantor Talyda Terrace Café
6. Restoran Antonio’s Tempat Latihan Tenis
7. Rumah Pusparanti Herosase
144
8. The Cellar Rumah Koh Jimmy
9. RSJ. Bunga Bangsa Klinik Aborsi
10. Kantor Ranti
11. Klinik Aborsi
12. Boutique Hotel
13. Sekolah “dia”
14. Musem
15. Plaza Westford
16. Hotel Lotus Park
17. Club Aquario
18. Hotel Emerald Gardens
19. Hotel Royal Pavillion
20. Rumah Dion
Jlh. 20 9
Berdasarkan uraian latar tempat pada novel dan film Pintu Terlarang yang
di kemukakan pada tabel 47, dapat dikatakan bahwa jumlah latar tempat antara
novel dan film berbeda. Namun, dalam penelitian ini peneliti tidak mengkaji
perbedaan jumlah latar tersebut tetapi peneliti mengfokuskan pada latar yang
mempengaruhi jalannya cerita yang didasarkan kepada tujuh tokoh penting yang
telah diuraikan pada bagian perubahan tokoh.
a.) Rumah anak kecil
Rumah anak kecil merupakan tempat dimana anak kecil tersebut selalu
mengalami penyiksaan. Latar tempat ini ditampilkan dalam novel dan film yang
diubah dari novel. Berkut ini kutipan novel dan gambar dalam film.
(85) “Genggaman pada sendok-garpu di kedua tanganku mengencang.
Aku memandang piring dihadapku, piring nasi yang telah setengah
kuhabiskan.”
(Pintu Terlarang, hal. 7)
145
Bagian ini menggambarkan tempat dimana anak kecil itu berada dan
mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya. Ruang makan ini juga
diperubahankan ke dalam film.
Gambar 66. Penyiksaan anak kecil tersebut di ruang makan
Gambar di atas merupakan ruang makan dimana tempat tersebut
merupakan temapt dimana anak itu mendapatkan penyiksaan dari kedua orang
tuanya.
(86) “Brak!!! Pintu kamar mandi didobrak.”
(Pintu Terlarang, hal. 57)
Latar tempat selanjunya di bagian rumah anak kecil tersebut adalah kamar
mandi. Kutipan di atas menjelaskan tempat dimana anak itu mendapatkan
penyiksaan lagi dari kedua orang tuanya yaitu di kamar mandi rumah mereka.
Gambar 67. Penyiksaan anak kecil tersebut di kamar mandi
146
Gambar di atas memperlihatkan tempat dimana anak kecil tersebut diseret
oleh Ibunya. Dari cermin yang ada di rumah tersebut terlihat sebuah ruangan
diman sang Ibu terus menyirami anaknya.
(87) “Dari beranda aku melihat kea rah pohon mangga yang tumbuh di
tengah halam.”
(Pintu Terlarang, hal. 78)
(88) “Kedua tanganku terikat ke belakang. Terikat pada batang pohon
mangga.
(Pintu Terlarang, hal. 80)
Kedua kutipan di atas menjelaskan latar tempat berikutnya dimana anak
itu mendapatkan penyiksaan dari kedua orang tuanya lagi. Beranda rumah tempat
dia duduk menunggu kepulangan ayahnya sambil makan roti dan minum segelas
susu. Latar berikutnya halamn rumah anak kecil tersebut. Latar tempat ini tidak
diubah ke dalam bentuk film.
(89) “Kaki-kai tempat tidurku ditebang bagai pohon. Dikapak hingga
tumbang. Bapak mengangkat kasur dan seprei. Membuang pesing ke
arahku. Kemudian Bapak mengapak tempat tidurku. Bapak tersenyum
puas. Tempat tidurku telah menjelma jadi tumpukan kayu rongsok.
(Pintu Terlarang, hal. 109)
Latar tempat selanjunya di bagian rumah anak kecil tersebut adalah kamar
tidur anak tersebut. Kutipan di atas menjelaskan anak tersebut kencing di tempat
tidur yang membuat kedua orang tuanya marah dan mulai meyiksanya lagi. Tak
cukup dengan itu, tempat tidur anak tersebutpun dihancurkan Bapaknya.
147
Gambar 68. Kamar tidur anak kecil tersebut
Gambar di atas mengambarkan perusakan tempat tidur yang dilakukan
Bapak anak kecil tersebut di hadapanya. Perusakan tersebut membuat anak kecil
itu ketakutan.
(90) “Aku membuka pintu kamar Ibu.”
(Pintu Terlarang, hal. 241)
Latar tempat terakhir di rumah anak kecil tersebut adalah kamar orang
tuanya. Di kamar itulah dia membunuh kedua orang tuanya yang sedang tertidur
lelap. Seperti yang terdapat pada kutipan 90 dia memasuki kamar Ibunya.
Gambar 69. Pembunuhan anak kecil tersebut di kamar orang tuanya
148
Gambar di atas memperlihatkan akan kecil tersebut memasuki ruangan
kamar di mana kedua orang tuanya sedang tidur. Dia kemudian membunuh
mereka di kamar itu.
b) Rumah Gambir dan Talyda
Rumah Gambir dan Talyda merupakan latar berikutnya yang dikaji. Latar
tempat ini merupakan tempat dimana aktifitas Gambir, Ta;yda dan keluar Gambir
berlangsung. Bagian pertama yang dikaji adalah kamar Gambir dan Talyda.
(91) “Gambir membuka pintu memasuki kamar tidur.”
(Pintu Terlarang, hal. 29)
Kutipan di atas menjelaskan latar tempat yang merupakan bagian dari
rumah Gambir dan Talyda yaitu kamar mereka. Kejadian yang terjadi di latar
tempat ini berupa aktifitas Gambir dan Talyda saat malam hari. Dalam film latar
tempat ini diubah sebagai berikut ini.
Gambar 70. Kamar tidur Gambir dan Talyda
149
Gambar di atas memperlihatkan bagian dari rumah Gambir dan Talyda
yaitu kamar tidur. Di kamar ini terjadi beberapa aktifitas antara Gambir dan
Talyda di malam hari, seperti saat Talyda baru pulang.
Latar tempat selanjutnya adalah studio tempat Gambir membuat patung.
Di salah satu bagian dari studio tersebut terdapat sebuah pintu. Pintu itulah yang
menjadi pintu terlarang. Berikuti ini kutipan dan gambar yang menjelaskan latar
tempat ini.
(92) “Gambir merasa atap studio runtuh, menimpanya.Nadi kehilangan
detak. Jantung kehilagan denyut. Ia mendengar rencana Mariana
tentang sudut pandang kamera yang akan diambil. Ia bagai mendengar
kabar kematian. Sudut pandang itu terlarang.”
(Pintu Terlarang, hal. 60)
(93) “Maaf ya, Mbak Mariana. Saya agak keberatan kalau itu di-shoot.
Pintu itu, maksud saya.” Gambir berupaya menyelamatkan.”
(Pintu Terlarang, hal. 60)
Kedua kutipan di atas menjelaskan tentang bagian rumah Gambir dan
Talyda yang lainnya yaitu studio dimana Gambir melakukan aktifitasnya
membuat patung. Dalam studio tersebut terdapat begitu banyak patung yang
dibuat dan sedang dibuat Gambir. Di studio tersebut juga terdapat sebuah pintu
yaitu pintu terlarang. Dalam film latar tempat ini digamabarkan sebagai berikut.
Gambar 71. Studio tepat Gambir membuat patung
150
Gambar di atas memperlihatkan studio Gambir yang merupakan tempat
Gambir membuat patung. Di salah satu bagian dari studio tersebut terdapat sebuah
pintu. Pintu tersebut adalah pintu terlarang.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perubahan Tokoh Novel ke Film Pintu Terlarang
Perubahan tokoh novel ke film Pintu Terlarang hanya difokuskan pada
pengurangan, penambahan dan perubahan bervariasi yang terjadi dalam
perubahan tersebut. Perbandingan ini juga hanya difokuskan pada lima tokoh yang
berperan penting dalam jalannya cerita. Perubahan tersebut digambarkan pada
tabel di bawah ini.
4.2.1.1 Perubahan tokoh Gambir dalam novel ke film Pintu Terlarang
Tabel 47: Keadaan tokoh Gambir setelah pameran patungnya
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel setelah pameran patungnya
yang berhasil tersebut di kemudian merasa
angkuh, sombong dan bangga dengan
kesuksesannya tersebut. Namun, dalam film
terlihat kesedihan dan kekecewaan dalam
diri Gambir walaupun pameran patungnya
berjalan dengan sukses.
Tokoh Gambir dan Talyda dalam novel diceritakan baru tiba di depan
rumah mereka, masih di dalam mobil sambil membahas keberhasilan pameran
Gambir. Pada saat ini Gambir mulai terlihat angkuh, sombong dan bangga
terhadap kesuksesannya. Namun, perubahan bervariasi terjadi pada saat bagian ini
diubah ke dalam bentuk film. Bagian ini dalam film, diceritakan pada saat Gambir
ke luar dari Galeri dan diikuti dengan kedatangan Talyda yang berusaha
menenangkan Gambir. Gambir dalam film terlihat merasa sedih dan penuh
kekecewaan, walaupun pamerannya berhasil dengn sukses. Hal ini terjadi karena
151
adanya beberap perubahan sifat yang terjadi pada tokoh Gambir ketika diubah ke
dalam bentuk film.
Tabel 48: Sikap tokoh Gambir terhadap Talyda istrinya
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan Gambir selalu
mengalah kepada Talyda. Dia sangat takut
menyakiti hati dan perasaan bidadarinya
tersebut. Namun, hal berbeda digambarkan
dalam film. Dalam film ada bagian yang
menggambarkan kekerasan yang dilakukan
Gambir kepada Talyda yang dianggapnya
telah melecehkan dirinya.
Perubahan variasi terhadap sifat tokoh Gambir juga terjadi pada cara tokoh
Gambir memperlakukan istrinya Talyda. Dalam novel diceritakan tokoh gambir
begitu patuh dan sangat menyayangi istrinya. Dia tidak pernah ingin menyakiti
hati istrinya walau apapun yang terjadi. Namun, dalam film digambarkan tokoh
Gambir pernah melakukan kekerasan terhadap Talyda. Hal tersebut didorong oleh
kemarahan Gammbir karena Talyda mulai meremehkan dirinya dan tidak
menghormati suaminya.
4.2.1.2 Perubahan tokoh Talyda dalam novel ke film Pintu Terlarang
Tabel 49: Sikap tokoh Talyda kepada Gambir suaminya
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Talyda merupakan seorang istri yang tidak
mau sekalipun mengalah dan memohon
kepada Gambir suaminya. Dia ingin selalu
mengatur suaminya tersebut. Berbeda
dengan dalam film, Talyda terlihat dengan
muka memelas dan penuh rasa bersalah
meminta maaf kepada Gambir atas semua
kesalahan yang pernah dilakukannya
152
Perubahan bervariasi juga terjadi kepada tokoh Talyda. Dalam novel
diceritakan tokoh Talyda merupakan seorang istri yang keras. Dia selalu
menginginkan suaminya tunduk kepadanya. Dia juga tidak pernah mengalah dan
meminta maaf kepada suaminya. Namun, dalam film Talyda digambarkan
menjadi seorang tokoh yang juga lemah dan juga bisa meminta maaf kepada
Gambir ketika dia mengetahui bahwa itu adalah kesalahanya. Perbedaan sifat
tokoh Talyda ini terjadi karena adanya perubahan sifat dari tokoh Gambir yang
saling memiliki keterkaitan.
4.2.1.3 Perubahan tokoh Ibu Gambir dalam novel ke film Pintu Terlarang
Tabel 50: Tanggapan Ibu Gambir mengenai pekerjaan Gambir
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Ibu Gambir merupakan orang tua yang tidak
menyukai apalagi bangga dengan kesuksesan
Gambir menjadi seorang seniman. Hal
tersebut yang diceritakan dalam novel.
Berbeda dengan yang digambarkan dalam
film, terlihat Ibu Gambir sanagt bangga
dengan kesusksesan Gambir sebagai seorang
seniman.
Hal yang sama juga terjadi pada tokoh Ibu Gambir. Perubahan bervariasi
yang terjadi pada tokoh Ibu Gabir yaitu tanggapan terhadap keberhasilan Gambir.
Dalam novel diceritakan Ibu Gabir sama sekali tidak merasa bangga dengan
keberhasilan Gambir di bidang seni terutama seni patung. Namun, dalam film Ibu
Gambir merasa bangga dengan keberhasilan Gambir dibuktikan dengan
perbincangan antaran Ibu Gambir dan Talyda, serta kehadiran Ibu Gambir pada
salah satu pameran Gambir.
153
4.2.1.4 Perubahan tokoh Rio dalam novel ke film Pintu Terlarang
Tabel 51: Profesi tokoh Rio sebagai atlit
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan Rio merupakan
seorang atlit renang yang berhenti saat
karirnya sedang di puncak dan mendirikan
sebuah klub renang. Namun, dalam film
digambarkan Rio adalah seorang atlit tennis
yang sering menjadi lawan tanding Gambir
bermain tennis.
Perubahan dari novel ke dalam bentuk film Pintu Terlarang juga
menimbulkan perubahan bervariasi terhadap tokoh Rio. Dalam novel diceritakan
Rio merupakan seorang atlit renang yang memiliki banyak prestasi, namun dalam
film Rio digambarkan sebagai seorang atlit tennis.
4.2.1.5 Perubahan tokoh Dandung dalam novel ke film Pintu Terlarang
Tabel 52: Tokoh Dandung sebagai sahabat Gambir
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
-------------- -------------- --------------
Tokoh Dandung tidak mengalami perubahan ketika novel diubah ke dalam
bentuk film.
4.2.1.6 Perubahan tokoh Pusparanti dalam novel ke film Pintu Terlarang
Tabel 53: Kehidupan tokoh Pusparanti
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
Kehidupan Pusparanti sebagai seorang
gadis yang bekerja sebagai wartawan
dalam novel tidak di angkat ke dalam film.
--------------
Penceritaan tentang perkenalan kehidupan Pusparanti di dalam novel tidak
diangkat ke dalam bentuk film. Pengurangan cerita dalam novel ini ketika diubah
154
ke dalam bentuk film dikarenakan adanya penghilangan alur penceritaan yang
mendukung pencitaan tentang karakter Pusparanti ini.
Tabel 54: Pusparanti yang sedang membuat artikel tentang “dia”
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritkan Ranti yang sedang
bersiap-siap untuk mengumpulkan kembali
data yang akan diperlukanya dalam membuat
artikel. Ranti merupakan wartawan yang
sedang mengerjakan artikel tentang “dia”
seorang yang sedang mengidap penyakit
schizophrenia. Dalam film, bagian ini hanya
digambarkan dengan gambar kartu pers yang
bertuliskan nama Pusparanti dan seorang
wanita yang sedang membuat sketsa wajah
“dia” anak kecil tersebut.
Perubahan bervariasi juga terjadi pada bagian penceritaan tentang
Pusparanti yang sedang membuat artike tentang “dia”. Dalam novel diceritakan
secara jelas bahwa Pusparanti selalu mengambil data di rumah sakit jiwa tentang
seorang anak yang mengidap penyakit shizophrenia. Namun, dalam film bagian
ini hanya digambarkan dengan kamera yang langsung memperlihatkan gambar
kartu pers yang bertuliskan nama Pusparanti dan seorang wanita yang sedang
membuat sketsa berdasarkan foto anak kecil yang sering mendapatkan
penyiksaan. Perubahan ini terjadi karena adanya kebutuhan dalam film yaitu,
untuk membuat penonton semakin penasaran dan semakin tertarik untuk
menonton filmnya.
155
4.2.2 Perubahan Alur Novel ke Dalam Film Pintu Terlarang
Tabel 55: Cerita anak kecil yang disiksa di ruang makan
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel kekerasan yang dialami anak
kecil tersebut diceritakan saat awal
perkenalan cerita. Penyiksaan tersebut juga
terjadi karena anak kecil itu memuntahkan
makanan yang sudah tak mampu
dimakannya lagi. Namun, dalam film
penceritaan tentang penyiksaan anak kecil ini
digambarkan pada waktu-waktu yang
berbeda. Pertama yang ditampilkan adalah
seorang anak yang dilemparkan ke ruang
makan dan pada bagian yang lain
ditampilkan penyiksaan ibunya karena dia
tidak mau memakan makanannya.
Perubahan bervariasi yang muncul pada perubahan alur yang pertama
adalah penceritaan tentnag seorang anak yang mengalami penyiksaan di ruang
makan. Penceritaan dalam novel dimulai dari kisah penyiksaan yang dialami oleh
seorang anak kecil oleh kedua orang tuanya. Gambaran berbeda hadir dalam film.
Dalam film digambarkan pada pertengahan cerita seorang anak yang
dilembaparkan ke meja makan dan juga pada waktu yang berbeda dihadirkan
penyiksaan kedua orang tuanya kepada dia di sebuah ruangh makan. Perubahan
penceritaan ini karena cerita dalam film ingin dibuat semenarik mungkin sehingga
penonton akan terus tertarik mengikuti filmnya.
Tabel 56: Cerita Talyda dan Gambir yang sedang bersiap-siap di rumah
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Bagian dalam novel yang
menceritakan tentang persiapan
Gambir dan Talyda yang akan
berangkat ke Galeri tempat
dimana pameran patung Gambir
sedang berlangsung tidak di
tampilkan dalam film.
--------------
156
Bagian tentang persiapan Gambir dan Talyda untuk berangkat ke pameran
patung Talyda tidak ditampilkan di dalam film. Penghilangan ini terjadi
mengingat sedikitnya waktu yang digunakan dalam pembuatan film.
Tabel 57: Alasan Pak John membeli patung “Anggira”
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel Pak John yang
kecewa karna patung
“Kinasih” yang ingin
dibelinya telah terjual
kemudian diajak Gambir
untuk melihat patung
“Anggira”. Dengan
penjelasan yang rinci
akhirnya Gambir berhasil
meyakinkan Pak John untuk
membeli “Anggira”. Pak
John juga berfikir harga
“Anggira” yang akan berlipat
ganda nantinya. Namun,
dalam film Pak John
membeli “Anggira” berkat
penjelasan Talyda yang
meyakinkan Pak John
Penceritaan tentnag Pak John yang membeli patung “Anggira” di pameran
patung Gambir mendapatkan penceritaan yang berbeda. Dalam novel pembelian
patung “Anggira” oleh Pak John karena didorong oleh kegigihan Gambir yang
berhasil meyainkan Pak John. Namun, dalam film hal ini lebih didorong oleh daya
tarik Talyda dan kegigihan Talyda meyakinkan Pak John. Hal ini terjadi untuk
memperlihatkan kecantikan dan pesona Talyda yang seharusnya ditampilkan pada
bagian sebelumnya yang tidak diangkat ke dalam film.
157
Tabel 58: Perubahan kemeriahan yang terjadi di Galeri Jingga saat orang-orang
terdekat Gambir merayakannya.
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
----------------
----------------
Dalam novel diceritakan Talyda datang
mendekati Gambir yang diikuti dengan
bergabungnya mereka berdua bersama
dengan Rio dan Dandung. Setelah itu diikuti
dengan kedatangan Koh Jimmy yang
membawa dua gelas champagne untuk
merayakan keberhasilan Gambir. Namun,
dalam film digambarkan Gambir datang
mendekati kedua temannya Rio dan
Dandung yang diikuti dengan kedatangan
Koh Jimmy dan Talyda. Mereka kemudian
merayakan kesuksesan Gambir.
Bagian ini mengalami perubahan bervariasi dikarenakan bagian dalam
novel yang menjelaskan tentang Dandung dan Rio yang merupakan sahabat karib
Gambir tidak diubah ke dalam film. Perkenalan ini selanjutnya dijelaskan dengan
perbincangan antara Dandung dan Rio yang kemudian didatangi oleh Gambir.
Tabel 59: Kesedihan Gambir saat kesuksesan pamerannya berlangsung
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
Dalam film bagian dimana Gambir
terlihat sedih dan tanpa sengaja
mendengar pembicaraan beberapa
temu tentang dirinya, membuat ia
keluar dari galeri tersebut. Gambir
yang sedang berdiri di depan
Galeri, diikuti dengan kedatang
Talyda yang datang untuk
menghibur dan menenangkan
Gambir.
--------------
--------------
Penambahan tentang kesedihan Gambir dalam kemeriahan pamerannya
tersebut terjadi dikarenakan beberapa pengurangan alur, serta perubahan karakter
yang terjadi dalam tokoh Gambir.
Tabel 60: Kepulangan Talyda dan Gambir ke rumah mereka
158
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Dalam novel diceritakan tentang
kepulangan Gambir dan Talyda
ke rumah mereka setelah pameran
tersebut selesai. Ketika sampai di
rumah mereka, meraka masih
berbicang-bicang di atas mobil.
Perkelahianpun tidak bisa
dihindari karena keangkuhan
Gambir mengenai kesuksesannya
yang tidak disuaki Talyda. Bagian
ini tidak di tampilkan dalam film.
--------------
Bagian penceritaan dalam novel tentang kepulangan Talyda dan Gambir
ke rumahnya serta perkelahian antara Talyda dan Gambir tidak diangkat ke dalam
film. Hal tersebut karena mengingat durasi waktu dan biaya produksi serta karena
beberapa perubahan karakter yang terjadi dalam diri tokoh Gambir dan Talyda.
Hal tersebut juga karena adanya beberapa penambahan yang terjadi dalam film.
Tabel 61: Keadaan rumah Talyda keesokan harinya
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Keesokan harinya Talyda kembali
seperti biasa. Dia telah melupakan
kejadian semalam. Dia dengan
penuh kasih sayang membangunkan
Gambir yang tertidur di kursi.
Setelah itu, dia berpamitan kepada
Gambir untuk pergi ke kantor.
Bagian ini hanya diceritakan dalam
novel saja.
--------------
Bagian tentang keadaan Gambir dan Talyda di rumah mereka keesokan
harinya setelah semalaman mereka bertengkar tidak diubah ke dalam film. Hal
tersebut terjadi karena adanya beberpa pengurangan yang mendukung penceritaan
ini.
159
Tabel 62: Pekerjaan Talyda
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
Dalam novel diceritakan Talyda merupakan
seorang wanita karir yang sukses.
Kesuksesannya tersebut diturunkan dari
ayahnya. Ketika masih berada di kantor
Talyda menelfon Gambir agar tidak lupa
janji makan malam mereka nanti. Bagian
ini hanay di ceritakan dalam novel dan
tidak diangkat ke dalam film.
--------------
Pekerjaan Talyda tidak diangkat ke dalam film dikarenakan adanya
pengurangan beberapa latar dan alur cerita yang mendukung cerita ini. Hal
tersebut juga karena adanya pengurangan beberapa tokoh yang menjadi bagian
dari alur cerita ini. Pengurangan ini juga biasanya terjadi karena mengingat waktu
dan biaya produsi yang terbatas.
Tabel 63: Perbincangan antara Koh Jimmy dan Gambir
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
Pertemuan antara gambir dan Koh Jimmy yang
membicarakan tentang permintaan Koh Jimmy
agar Gambir kembali membaut pameran. Koh
Jimmy berusaha meyakinkan Gambir. Gambir
yang kemudian berfikir akan lebih baik kalau
masalah ini dipertanyakan dengan Talyda
malah dicemooh oleh Koh Jimmmy.
--------------
Penceritaan tentang pertemuan Gambir dan Koh Jimmy yang
membicarakan tentang persiapan untuk pameran Gambir tidak diangkat ke dalam
film. Hal tersebut karena adanya perubahan beberapa karakter yang terjadi dalam
diri Koh Jimmy dan Gambir. Pengurangan itu juga terjadi karena adanya
pengurangan dan perubahan alur cerita yang mendukung penceritaan bagian ini.
160
Tabel 64: Makan malam antara Talyda dan Gambir
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
Pada malam harinya, Gambir dan Talyda
bertemu di Restoran Antonio’s untuk
makan malam. Perbincangan Gambir
mengenai keinginan Koh Jimmy yang telah
disetujuinya membuat Talyda marah
karena merasa tidak dianggap oleh Gambir.
Bagian ini hanya terdapat dalam novel dan
tidak diubah ke dalam bentuk film.
--------------
Cerita tentang acara makan malam gambir dan Talyda tidak di angkat ke
dalam bentuk film. Hal tersebut lebih dikarenakan adanya pengurangan pada alur
sebelumnya yang mendukung penceritaan alur ini.
Tabel 65: Kehidupan Pusparanti
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Pusparanti merupakan
seorang gadis berumur 24
tahun yang berprofesi
sebagai seorang wartawan.
Dia merupakan anak dari
Puspogeni yang juga
merupakan wartawan dan
Ratmini. Bagian ini hanya
terdapat dalam novel dan
tidak diubah ke dalam bentuk
film.
--------------
Cerita yang memperkenalkan tentang kehidupan Pusparanti tidak diangkat
ke dalam film. Hal tersebut lebih dikarenakan untuk membuat film semakin
menarik dan membuat penonton penasaran untuk terus menonton film ini. Bagian
ini juga tidak diangkat ke dalam film karena mengingat biaya produksi dan waktu
yang terbatas.
161
Tabel 66: Pekerjaan Pusparanti
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan Pusparanti
merupakan seorang wartawan majalah Em.
Dia sedang membuat artikel tentang “dia”
seorang anak yang sedari kecil mengalami
kekerasan dan membuat dia menjadi gila.
Berbeda dengan film, dalam film bagian
pekerjaan Pusparanti ini digambarkan
dengan sebuah kartu pers yang bertuliskan
Pusparanati dan suasana dimana Pusparanti
sedang membuat sketsa “dia”.
Dalam novel dicertiaan secara jelas pekerjaan Pusparanti dan artikel yang
sedang dia buat diangkat dengan penceritaan berbeda. Hal tersebut dikarenakan
agar cerita dalam film lebih menarik dan lebih terarah. Perubahan ini juga
dikarenakan adanya perubahan-perubahan pada beberapa alur yang mendukung
penceritaan ini.
Tabel 67: Kisah tentang Arjasa
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
---------------
--------------
Pada wawancara yang dilaksanakan oleh
salah satu produser TV di studio Gambir,
Gambir disodorkan pertanyaan tentang
“Arjasa”. Gambir yang semakin tersudut
hanya menceritakan bahwa itu adalah bagian
rahasia dari dirinya dan Talyda. Malam
harinya ketika Talyda sedang menonton
siaran tersebut, seketika dia sangat marah
karena mendengar Gambir membicarakan
tentang “Arjasa”. Dia tidak ingin ada orang
lain yang mengetahui masalah “Arjasa”
Dalam film, “Arjasa” diceritakan saat Talyda
dan Gambir baru pulang dari klinik aborsi.
Gambir yang baru keluar dari kamar mandi,
dikagetkan dengan perkataan Talyda yang
ingin “Arjasa” janin mereka di masukan
kedalam patung Ibu hamil karya Gambir.
Perdebatan antara mereka terjadi. Keesokan
harinya Talyda membawa koh Jimmy untuk
melihat patung “Arjasa” tersebut.
162
Penceritaan tentang “Arjasa” patung yang diisi dengan janin milik Talyda
mendapatkan penceritaan berbeda di dalam film. Hal tersebu karena mengingat
biaya produksi yang diperlukan serta waktu penceritaan film yang terbatas. Hal ini
juga untuk menjelaskan secara rinci dan terarah penceritaan bagian ini.
Tabel 68: Kedatangan Ibu Gambir ke rumah mereka
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan Gambir yang sedang
asik membuat patung, dikagetkan kedatangan
Talyda yang menyampaikan bahwa Ibunya
akan datang hari ini. Seperti biasa setiap hari
minggu Ibu Gambir bersama kedua adiknya
Damar dan Menur berkumpul untuk berbagi
cerita. Namun, dalam film digambarkan
Talyda dan Ibu Gambir yang sedang berbicara
di dapur dan kemudian Gambir datang dengan
wajah baru bangun dari tidurnya. Saat mereka
sedang berbincang-bicang tiba-tiba bel
berbunyi. Gambir yang pergi untuk membuka
pintu tidak menemukan seorangpun disana,
dia hanya melihat sebuah tulisan “tolong
saya” di depan pintu rumahnya
Cerita ini mendapatkan penceritaan berbeda antara novel dan film. Hal
tersebut lebih dikarenakan adanya perubahan beberapa tokoh dan penceritaan
dalam novel. Penceritaan ini juga mengalami perubahan bervariasi karena adanya
perubahan karakter tokooh Gambir, Talyda, dan Ibu Gambir.
Tabel 69: Penyiksaan yang kembali dialami oleh “dia”
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
“dia” kembali mengalami penyiksaan dari
kedua orang tuanya. “Dia” yang tidak segaja
memecahkan gelas susunya, kemudian
dihukum oleh kedua orang tunya dengan diikat
di pohon mangga yang berada di pekarangan
rumah mereka. Setelah mereka menumpahkan
setoples semut dari atas kepala anak itu.
Bagian ini tidak ditampilkan dalam film.
--------------
163
Penceritaan tentang penyiksaan “dia” pada bagian ini tidak diangkat ke
dalam film. Hal tersebut lebih dikarenakan biaya produksi dan waktu film yang
terbatas. Pengurangan ini juga terjadi karena bagian lain yang menceritakan
tentang peyiksaan yang dialami oleh “dia” telah diwakili oleh bebrapa penceritaan
pada bagian sebelumnya.
Tabel 70: Hubungan antara Pusparanti dan Dion
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
Ranti dan Dion merupkan teman kerja
yang sedang bekerjasama untuk mecari
data guna membuat artikel tentang “dia”.
Pusparanti yang selalu dibantu oleh Dion,
kemudian di jemput Dion di rumahnya.
Tetapi, mamanya Ranti tidak menyukai
Dion dekat dengan Ranti. Bagian ini tidak
diubah ke dalam bentuk film.
--------------
Pengurangan pada penceritaan ini lebih dikarenakan adanya pengurangan
pada beberepa tokoh dan alur yang mendukung penceritaan alur ini.
Tabel 71: Aborsi yang dilakukan oleh Talyda
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
Dalam film digambarkan ketika Gambir
sedang menunggu Talyda yang
melakukan aborsi, dia berbicara dengan
seorang lelaki di klinik tersebut. Laki-
laki itu kemudian menceritakan tentang
kegiatan aborsi yang sering dilakukan dia
dan istrinya.
--------------
--------------
Penambahan bagian ini dalam film untuk menjelaskan tempat apa yang
sedang didatangi Gambir dan Talyda, juga untuk medukung beberapa cerita pada
alur selanjutnya.
164
Tabel 72: Aktifitas Gambir membuat patung sebelum menikah
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
Dalam film digambarkan Gambir yang
sedang terus menerus melakukan
aktifitasnya sebellum menikah dengan
Talyda. Aktifitas Gambir yang membuat
patung, kemudian datang ke klinik aborsi
untuk mengambil janin dan kembali
membuat patung.
--------------
--------------
Bagian ini ditambahkan dalam film untuk memberikan penjelasan secara
singkat tentang beberapa bagian yang menceritakan pekerjaan Gambir yang tidak
diangkat ke dalam film.
Tabel 73: Pameran Gambir
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
Pameran Gambir yang selanjutnya berjalan
dengan mulus dan membuahkan
kebahagian di hati semua tema dekatnya.
--------------
--------------
Penambahan tentang pamera Gambir yang selanjutnya ini terjadi karena
adanya beberapa perubahan karakter yang terjadi dalam tokoh-tokoh yang
mendukung penceritaan ini.
Tabel 74: Pernikahan Gambir dan Talyda
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
Pernikahan Gambir dan Talyda di
sebuah Gereja ini hanya di
tampilkan di dalam film.
--------------
--------------
Penambahan bagian ini dalam film untuk menjelaskan status Talyda dan
Gambir yang baru menikah setelah aborsi yang dilakuakan oleh Talyda. Bagian
ini juga untuk menggantikan beberapa alur cerita yang menjelskan tentang status
Gambir dan Talyda yang tidak diangkat ke dalam film.
165
Tabel 75: Rumah Gambir dan Talyda
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
Setelah menikah, Gambir dan
Talyda kemudian mendatangi
sebuah rumah megah yang
merupakan hadiah dari ayah
Talyda. Bagian ini hanya
terdapat dalam film.
--------------
--------------
Bagian ini ditambahkan untuk mendukung menjelaskan bagian
sebelumnya. Bagian ini juga ditambahkan unutk mengganti bagian dalam novel
yang menjelaskan temapt ini dan tidak diangkat ke dalam film. Bagian ini
merupakan bagian penting dalam mendukung alur cerita.
Tabel 76: Perbincangan antara Talyda dan Ibu Gambir
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan Talyda
dan Ibu Gambir yang sedang
bercertia di kafe milik Dandung.
Mereka membicarakan tentang
perselingkuhan Talyda yang telah
disusun oleh Ibunya tersebut.
Dalam film, perbincangan mereka
bertempat di ruang makan rumah
Talyda dan Gambir. Hal tersebut
juga disaksikan Gambir lewat
siaran TV yang berada di
“Herosase”.
Bagian ini mendapatkan erubahan bervariasi ketika diubah ke dalam
bentuk film karena adanya berubahan beberapa alur cerita sebelumnya. Perubahan
ini juga untuk lebih membuat alur cerita dalam film menarik serta agar alur cerita
dalam film lebih terarah.
166
Tabel 77: Perselingkuhan Talyda yang pertama kalinya
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Malam hari, Talyda
berpamitan kepada Gambir
untuk menemui seorang klien
di hotel. Ketika di hotel Talyda
tidak bertemu dengan klien
seperti yang dia katakana
kepada Gambir, tetapi dia
bertemu seorang pria yang
akan menjadi teman
sekasurnya malam itu.
Dalam novel diceritakan
ketika Talyda Pulang, dia
mendapati Gambir terlah
tertidur pulasl. Tetapi,
dalam film digambarkan
ketika Talyda pulang dia
mendapati Gabir yang masi
terjaga. Perkelahian terjadi
antara mereka berdua.
Pengurangan pada bagian ini terjadi dikarenakan biaya produksi dan waktu
yang terbatas. Perubahan bervariasi yang ada pada bagian ini lebih dikarenakan
agar membuat cerita film lebih menarik dan juga untuk mendukung cerita pada
bagian berikutnya. Perubahan ini juga terjadi karena adanya perubahan pada
karakter atau sifat dari tokoh Gambir dan Talyda.
Tabel 78: Penyiksaan yang dialami oleh “Dia”
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Anak kecil tersebut bermimpi
sedang berjalan-jalan di pantai
Kuta. Ketika dia sedang asik,
tiba-tiba gelombang-gelombang
air laut berdatanga. Pada akhinya
“dia” yang ketakutan langsung
buang air kecil. Dia telah
membanjiri kasurnya. Bagian ini
hanya ditampilkan dalam novel.
--------------
Penceritaan tentang mimpi yang menyebabkan anak tersebut buang air
kecil di tempat tidurnya tidak diangkat ke dlaam film. Hal tersebut lebih
dikarenakan pembatasan biaya produksi serta waktu yang digunakan dalam film.
Pengurang ini juga terjadi karena adanya beberpa pengurangan pada latar dan
penceritaan tentang bagian ini.
167
Tabel 79: Kehidupan Pusparanti dalam membuat artikel tentang “dia”
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Ranti dan mamanya yang bercerita
tentang “dia” yang menjadi obejk
untuk membuat artikel yang
diperkenalkan oleh Profesor
Roekmantoro. Bagian ini tidak
diubah ke dalam bentuk film.
--------------
Pengurangan bagian ini lebih dikarenakan adanya pengurangan ada
penceritaan sebelumnya serta pengurangan beberapa tokoh yang mendukung
penceritaan pada bagian ini.
Tabel 80: Pintu terlarang
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan Gambir mengetahui
tentang pintu terlarang karena terdengar suara
ketukan dan seseorang yang memanggil
namanya di balik pintu itu. Dia yang telah
diperingati Talyda untuk tidak membuka
pintu tersebut, tidak membuka pintu itu.
Namun, dalam film Gambir menemukan pintu
terlarang tersebut setelah menggeser sebuah
lemari saat dia mau menceri pahat yang tak
sengaja terlempar di bawa lemari tersebut.
Kemudian, Gambir yang ingin membuka
pintu tersebut dikagetkan dengan kehadiran
Talyda yang mekarang dirinya untuk
megambil buah itu.
Perubahan bervariasi yang ada pada bagian ini lebih dikarenakan adanya
pengurangan beberapa cerita yang mendukung pada bagian ini telah dihilangkan
terlebih dahulu. Perubahan bervariasi cerita ini juga untuk memubat cerita lebih
menarik dan juga karena adanya perubahan waktu penceritaan.
168
Tabel 81: Peretemuan kembali Gambir dan Koh Jimmy
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan Gambir datang dan
berbincang bersama Koh Jimmy Tentang
keinginan Gambir untuk menunda pameran
patung-patungnya tersebut. Berbeda dengan
film, dalam film diceritakan Gambir sudah
tidak ingin lagi mebuat patung.
Penceritaan ini juga mendapatkan perubahan bervariasi karena adanya
perubahan-perubahan yang terjadi pada penceritaan bagian sebelumnya yang
mendukung bagian ini dan juga karena adanya perubahan karakter dalam tokoh-
tokoh yang mendukung penceritaan bagian ini.
Tabel 82: Rumah Sakit Jiwa Bunga Bangsa
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Talyda yang kembali mendatangi
RSJ Bunga Bangsa untuk mencari
dan melengkapi kembali berita
yang akan dibuatnya artikel. Artikel
tentang “dia”.
--------------
Pengurangan yang terjadi pad abagian penceritaan tentang RSJ Bunga
Bangsa ini lebih dikarenakan adanya pengurangan beberapa alur yang mendukung
cerita terlebih dahulu serta karena terjadinya beberapa perubahan tempat.
Tabel 83: Herosase
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
Dalam film digambarkan sebuah gedung
“Herosase” yang menjadi temapt dimana
Gambir bisa melihat hal-hal aneh yang
terjadi melalui senbuah TV. Bagian ini hanya
terdapat dalam film.
Penambahan penceritaan tentang Gedung “Herosase’ ini dilakukan untuk
memperjelas cerita dan membuat cerita menjadi saling keterkaitan. Hal ini juga
dimaksudkan agar membuat cerita dalam film semakin menarik dan jelas.
169
Tabel 84: Pembunuhan yang dilakukan oleh “dia”
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan anak kecil tersebut
mulai berhalusinasi. Dia mengambil pisau dari
kantik sekolah. Malam harinya dia membunuh
kedua orang tuanya dan memotong tangan
kirinya. Sedangkan, dalam film “dia”
mengambil pisau yang hendak digunakan
untuk membunuh kedua orang tuanya tersebut.
Bagian ini mengalami perubahan bervariasi dikarenakan adanya beberapa
latar tempat dan penceritaan nyang mendukung bagian ini yang telah dihilangkan
terlebih dahulu, sehingga berakibat pada beberapa perubahan sehingga cerita
dalam film terasa jelas dan masuk akal.
Tabel 85: Rancangan pesta terakhir
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
--------------
Dalam novel diceritakan pesta yang akan
merka adakan adalah pesta tahun baru. Ibu
Gambir berusaha agar Gambir dan
keluarganya dapat berkumpul pada malam
tahun baru tersebut. Namun, dalam film
Gambirlah yang telah merencanakan pesta
hari natal dan dia meminta semuanya agar
hadir.
Rencana tentang pembuatan pesta terakhir Gambir dan orang-orang
terdekatnya mengalami perubahan bervariasi. Dalam noel pesta tersebut dirancang
oleh ibunya, sedangkan dalam film pesta itu dirancang oleh Gambir. Peruahan
tersebut terjadi karena Gambir telah mengetahui keburukan mereka semua dan
Gambir telah merencanakan sesuatu unutk membalaskan dendamnya.
Tabel 86: Perselingkuhan Talyda dan Damar adik Gambir
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
Dalam novel diceritakan Talyda pergi menemui
seseorang sesuai dengan permintaan Ibu
Gambir. Talyda dan Damar adik Gambir
menyatu dalam dinginnya malam di kamar hotel
tersebut. Bagian ini tidak digambarkan dalam
film.
--------------
170
Perselingkuhan Talyda dan Damar adiknya Gambir, tidak diangkat ke
dalam bentuk film, karena adanya pengurangan beberapa alur cerita yang
mendukung penceritaan ini. Hal ini juga dilakukan agar cerita dalam film lebih
terarah.
Tabel 87: Pesta Terakhir
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Perbiincangan antara
Gambir dan Damar
adiknya. Tanpa
disengaja, Gambir
kemudian mengetahui
bahwa lelaki yang
ditemui Talyda di hotel
tersebut adalah Damar.
Damar kemudian
menceritakan bahwa Ibu
merekalah yang
menyuruh dia. Gambir
kemudian membunuh
Damar. Bagian ini
hanya terdapat dalam
novel.
Dalam novel diceritakan Setelah
membunuh Damar, Gambir
membunuh Ibu dan adiknya
Menur. Setelah itu dia membunuh
Dandung dan Rio. Akhirnya kejar-
kajaran antara dia dan Talyda yang
akhirnya Talyda berhasil dibunuh
Gambir. Namun, dalam film
digambarkan Gambir menaru
sebuah rancun yang bisa membuat
seseorang kaku dalam lima belas
menit. Setelah mereka meminum
anggur yang telah disediakan
Gambir dan menjadi kaku, Gambir
kemudian membunuh satu persatu
dari mereka.
Pada bagian dimana Gambir dan keluarga serta sahabat-sahabatnya
merayakan pesata terahir di rumah Gambir mendapatkan beberapa perubahan.
Pertama, pengurang pada bagian dimana Gambir dan adiknya Damar bertengkar
serta Gambir yang membunuh Damar karena dia mengetahui adiknya
berselingkuh dengan istrinya, tidak diangkat ke dalam film. Hal tersebut
dikarenakan beberap pengurangan alur cerita, tokoh dan latar yang terjadi ketika
novel diubah ke film. Kedua, pembunuhan yang dilakukan oleh Gambir kepada
orang-orang terdekatnya dalam novel bukanlah hal yang telah direncanakan
Gambir, tetapi dalam film hal ini memang sudah direncanakan oleh Gambir.
171
Tabel 88: Pesta Tahun Baru Ranti dan Dion
Penambahan Pengurangan Perubahan
Bervariasi
--------------
Dalam novel diceritakan sesuai dengan rencana
Ranti dan Dion mereka akan mengadakan pesta
malam tahun baru bersam.Ranti yang datang ke
rumah Dion sangat terkejut mendapati dia
sedang menyiksa Edo. Ranti yang berusaha
untuk menolong Edo malah diusir oleh Dion.
Ranti kemudian terus mencari bantuan, hingga
akhirnya di bantu dengan Ibu Sonya,
merekaberhasil membuat Dion di tangkap Polisi
dan Edo yang kritis dilarikan ke rumah sakit.
Tapi, sayang nyawa Edo tidak bisa tertolong
lagi. Bagian ini tidak diubah ke dalam film.
--------------
Bagian ini tidak diangkat ke dalam film karena adanya pengurangan
beberap tokoh dan latar yang mendukung penceritaan ini. Pengurangan ini juga
terjadi karena adanya keterbatasan waktu dan biaya produksi untuk menghadirkan
beberapa tokoh dan latar yang akan mendukung peceritaan.
4.2.3 Perubahan Latar Novel ke Film Pintu Terlarang
Tabel 89: Latar beranda rumah dan halaman rumah “dia”
Penambahan Pengurangan Perubahan Bervariasi
--------------
Dalam novel, “dia” mendapatkan
penyiksaan dari Ibunya di beranda
rumah karena tidak sengaja
memecahkan gelas. Setelah itu,
“dia” di ikat di pohon mangga di
halam rumahnya. Bagian ini tidak
diubah ke dalam film.
--------------
Penceritaan dalam novel yang menceritakan tentang penyiksaan yang
dialami oleh “dia” di halam rumahnya, tidak di tampilkan dalam film. Hal tersebut
mengingat jalan cerita yang diangkat di dalam film, serta perlunya biaya dan
waktu yang lebih banyak dalam pembuatan film.