BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

38
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan tindakan penelitian ini, diuraikan mengenai kondisi awal (pra siklus), siklus I, siklus II, dan pembahasan antar siklus. Pada kondisi awal akan membahas tentang kondisi awal pembelajaran sebelum melakukan penelitian. Pada siklus I dan siklus II akan membahas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, hasil observasi, dan refleksi penelitian. Untuk pembahasan antar siklus akan membahas proses dan hasil dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. 4.1.1. Deskripsi Sebelum Tindakan Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SD Negeri Rowosari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 18 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan dengan karakteristik siswa yang berbeda- beda. SD ini terletak di Desa Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata pelajaran bukan guru kelas, karena untuk kelas 4 belum memiliki guru kelas sendiri. Untuk mata pelajaran IPA yang mengampu yaitu Bapak Tugiyono, beliau merupakan guru kelas 1. Walaupun beliau lulusan Diploma II, Bapak Tugiyono merupakan guru senior yang cukup berkompeten dalam bidangnya. Pada kondisi sebelum tindakan, kompetensi dasar yang digunakan (KD) Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda. Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu untuk mencari permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di SD Negeri Rowosari. Permasalahan yang terjadi yakni, rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional, masih berpusat pada guru, dan masih bersifat tekstual terpaku pada buku dalam

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan penelitian ini, diuraikan mengenai kondisi awal

(pra siklus), siklus I, siklus II, dan pembahasan antar siklus. Pada kondisi awal

akan membahas tentang kondisi awal pembelajaran sebelum melakukan

penelitian. Pada siklus I dan siklus II akan membahas tahap perencanaan,

pelaksanaan tindakan, hasil observasi, dan refleksi penelitian. Untuk pembahasan

antar siklus akan membahas proses dan hasil dari kondisi awal, siklus I, dan siklus

II.

4.1.1. Deskripsi Sebelum Tindakan

Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SD Negeri Rowosari Semester II Tahun

Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 18 anak yang terdiri dari 9

siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan dengan karakteristik siswa yang berbeda-

beda. SD ini terletak di Desa Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata pelajaran bukan

guru kelas, karena untuk kelas 4 belum memiliki guru kelas sendiri. Untuk mata

pelajaran IPA yang mengampu yaitu Bapak Tugiyono, beliau merupakan guru

kelas 1. Walaupun beliau lulusan Diploma II, Bapak Tugiyono merupakan guru

senior yang cukup berkompeten dalam bidangnya.

Pada kondisi sebelum tindakan, kompetensi dasar yang digunakan (KD)

Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda.

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu

untuk mencari permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di SD

Negeri Rowosari.

Permasalahan yang terjadi yakni, rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas

4 dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional,

masih berpusat pada guru, dan masih bersifat tekstual terpaku pada buku dalam

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

44

melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa menjadi pasif dan siswa

cepat merasa bosan dalam pembelajaran, maka siswa lebih memilih untuk

bermain dengan temannya atau berbicara dengan temannya. Masalah tersebut

yang membuat siswa menjadi kesulitan untuk memahami materi pelajaran,

sehingga akan berdampak pada hasil belajar IPA kelas 4 menjadi rendah.

Kondisi awal pada mata pelajaran IPA diperoleh dari data hasil rata-rata

Ulangan Tengah Semester II tahun pelajaran 2013/2014. Data hasil ulangan IPA

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

No Nilai Frekuensi Persentase

1 53-58 6 33%

2 59-64 4 22%

3 65-70 2 11%

4 71-76 4 22%

5 77-82 1 6%

6 83-88 1 6%

Jumlah 18 100%

Nilai Rata-Rata 64,5

Nilai Terendah 53

Nilai Tertinggi 83

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai UTS II mata pelajaran IPA

hasilnya dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya

siswa yang belum tuntas lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang mendapat

nilai tuntas. Dari tabel di atas dapat diketahui nilai antara 53-58 memiliki

frekuensi 6 dengan persentase 33% dari jumlah siswa keseluruhan, 59-64

memiliki frekuensi 4, nilai antara 65-70 memiliki frekuensi 2 dengan persentase

11% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 71-76 memiliki frekuensi 4

dengan persentase 22% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 77-82

memiliki frekuensi 1 dengan persentase 6% dari jumlah siswa keseluruhan, 83-88

memiliki frekuensi 1 dengan persentase 6% dari jumlah siswa keseluruhan dan

daftar nilai dapat dilihat (terlampir). Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan

dalam diagram batang berikut ini:

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

45

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan

nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 8 44

2. Tidak Tuntas 10 56

Jumlah 18 100

Berdasarkan tabel 4.2 ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal

dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas Kriteria

Kentuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 8 siswa dengan persentase

44%, sedangkan siswa yang masih memperoleh nilai di bawah KKM

sebanyak 10 siswa dengan persentase 56%. Dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM

lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di atas

KKM. Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.2 dapat dilihat pada

diagram 4.2 berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88

Jum

lah

Sis

wa

Nilai

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

46

Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, maka peneliti

mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model

pembelajaran group investigation (GI) melalui penerapan pembelajaran siklus I

dan siklus II.

4.1.2. Deskripsi Siklus I

Dalam siklus I akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan

tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada

siklus I dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan.

4.1.2.1. Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan

dengan rincian sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke-1 bulan

April. Sebelum melakukan pembelajaran, pertama-tama peneliti membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran

group investigation (GI) dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas

dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya, indikator yang

digunakan diantaranya menuliskan kembali macam-macam sumber energi panas

yang ada di lingkungan sekitar, melakukan percobaan perambatan panas

(konduksi, konveksi dan radiasi), menyebutkan sifat energi panas, tujuan

56% 44% tidak tuntas

Tuntas

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

47

pembelajaranya yakni setelah membaca buku tentang energi panas, siswa dapat

menuliskan kembali 4 macam sumber energi panas yang ada di lingkungan sekitar

dengan benar, setelah melakukan percobaan tentang perambatan panas, siswa

dapat menggolongkan 3 cara perpindahan/ perambatan panas dengan benar,

setelah melakukan diskusi tentang perambatan panas, siswa dapat menyebutkan 2

sifat energi panas dengan benar.

Setelah itu peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang

sudah dibuat yaitu tentang perpindahan panas secara konduksi. Kemudian peneliti

mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan sebagai pendukung

jalannya proses pembelajaran yang berupa benda-benda tiga dimensi untuk

melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi. Selain itu peneliti juga

mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti; daftar presensi siswa, lembar

kerja siswa, lembar kuis, lembar evaluasi siswa, lembar penilaian siswa, lembar

observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan buku pelajaran. Selanjutnya

peneliti dan guru berkolaborasi untuk mempelajari materi yang akan diajarkan di

kelas 4 agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut

pada pertemuan pertama. Materi yang membedakan pertemuan pertama dengan

pertemuan kedua yaitu tentang perpindahan panas secara konveksi dan radiasi.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan

kedua, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada

proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan materi perpindahan panas secara konveksi dan radiasi, kemudian peneliti

mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan sebagai pendukung

jalannya proses pembelajaran yang berupa benda-benda tiga dimensi untuk

melakukan percobaan perpindahan panas secara konveksi dan radiasi. Selain itu

peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti; daftar presensi

siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis, lembar evaluasi siswa, lembar penilaian

siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan buku

pelajaran.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

48

3) Pertemuan Ketiga

Pada perencanaan pembelajaran siklus I pertemuan ketiga merupakan

tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yakni pertemuan pertama dan pertemuan

kedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi mengenai materi-

materi yang sudah dipelajari sebelumnya pada pertemuan pertama dan pertemuan

kedua. Sebelum melakukan tindakan pertemuan ketiga peneliti menyiapkan hal-

hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal yang berbentuk

pilihan ganda.

Sebelum melakukan tes evaluasi, guru mengulang materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai perpindahan

panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Setelah siswa mengingat kembali

materinya, kemudian guru mengadakan tes evaluasi secara individu. Kegiatan

pembelajaran siklus I pertemuan ketiga diakhiri dengan refleksi dan penyampaian

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Perencanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari

berlangsungnya kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran serta

deskripsi pelaksanaan observasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

a) Pertemuan Pertama

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan minggu

pertama bulan April pada hari Selasa, tanggal 1 April 2014 pukul 07.00-08.10

WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali oleh guru

membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas

untuk menyiapkan memimpin do’a, selanjutnya guru melakukan presensi

kehadiran siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan motivasi pada siswa

yakni dengan melakukan tanya jawab tentang sumber-sumber energi panas yang

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

49

pernah mereka lihat, lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai yaitu siswa siswa dapat menuliskan kembali 4 macam sumber energi

panas yang ada di lingkungan sekitar.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan

siswa tentang sumber-sumber energi panas. Setelah tanya jawab dengan siswa,

guru menjelaskan materi mengenai perpindahan panas/ perambatan panas melalui

3 cara (konduksi, konveksi, dan radiasi). Guru melibatkan siswa untuk

menuliskan perambatan panas secara konduksi dibuku tulis. Setelah guru selesai

memberikan penjelasan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada

kegiatan elaborasi ini guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara

heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 anak. Setelah membentuk kelompok guru

meminta siswa untuk memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk

menginvestigasi dengan cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok

kemudian berdiskusi melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi

dengan bimbingan guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada lembar kerja

siswa. Setelah melakukan diskusi kelompok secara bergantian perwakilan setiap

kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Pada kegiatan

konfirmasi, guru memberikan kuis individu kepada siswa. Setiap siswa harus

mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan kuis

individu, kemudian guru bersama siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran

yang sudah dilakukan.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi

tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

2) Hasil Observasi

Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer. Pada penelitian ini

yang menjadi observer yaitu Ibu Citra Erfina Agustin, S.Pd. Observasi ini dibagi

menjadi 2 kriteria nyaitu observasi kegiatan mengajar guru dalam penerapan

model pembelajaran group investigation (GI) dan observasi aktivitas siswa selama

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

50

penerapan model pembelajaran group investigation (GI). Hasil observasi proses

pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 25 aspek dan

hasil observasi kegiatan siswa terdiri dari 20 aspek, masing-masing aspek dalam

lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang, skor 2

berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Hasil observasi

kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama dijabarkan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan Pertama

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 3, 4 2 13

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan

6 5, 7 8

Menyajikan/ menyampaikan

materi

9, 11, 12 8, 10, 17

Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok belajar

14, 15 13 10

Memberikan pengalaman

kelompok

16, 17, 19,

20, 21

18 19

Membuat kesimpulan 22, 23, 24, 25 15

TOTAL 1 16 8 82

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat

diketahui aspek yang memperoleh skor 2 sebanyak 1 item, aspek yang

memperoleh skor 3 sebanyak 16 item, dan aspek yang memperoleh skor 4

sebanyak 8 item, sehingga memiliki total skor seluruhnya 82. Pada aspek

mengecek kesiapan pembelajaran nomor indikator 1, 3, 4 mendapat skor 3 dan

nomor 2 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 13. Pada aspek melakukan

apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan nomor indikator 6 memperoleh

skor 2 dan nomor 5, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skornya 8. Pada aspek

menyajikan/ menyampaikan materi nomor indikator 9, 11, 12 memperoleh skor 3

dan nomor 8, 10 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 17. Pada aspek

mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 14, 15

memperoleh skor 3 dan nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

51

10. Pada aspek memberikan pengalaman kelompok nomor indikator 16, 17, 19,

20, 21 memperoleh skor 3 dan nomor 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skornya 19. Pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 22 memperoleh

skor 3 dan nomor 23, 24, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 15.

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru

siklus I pertemuan pertama dapat digambarkan dalam diagram 4.3 berikut ini:

Diagram 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I

Pertemuan Pertama

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa dapat diperoleh dari lembar

observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 2 1 7

Memperhatikan penjelasan dari guru 3, 5 4 10

Berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran

7, 8, 9 6, 10 17

Respon siswa terhadap pembelajaran 11, 12, 16, 17 15 16

Mengerjakan tugas dari guru 14 4

Kerjasama dengan kelompok 13 4

Membuat kesimpulan dan refleksi 19, 20 18 10

TOTAL 12 8 68

02468

101214161820

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

52

Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang

memperoleh skor 3 sebanyak 12 item, dan aspek yang memperoleh skor 4

sebanyak 8 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 68. Pada aspek

kesiapan siswa belajar nomor indikator 2 mendapat skor 3 dan nomor 1 mendapat

skor 4 sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari

guru nomor indikator 3, 5 mendapat skor 3 dan nomor 4 mendapat skor 4

sehingga jumlah skornya 10. Pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

nomor indikator 7, 8, 9 mendapat skor 3 dan nomor 6, 10 mendapat skor 4

sehingga jumlah skornya 17. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran

nomor indikator 11, 12, 16, 17 mendapat skor 3 dan nomor 15 mendapat skor 4

sehingga jumlah skornya 16. Pada aspek mengerjakan tugas dari guru nomor

indikator 14 mendapat skor 4. Pada aspek kerjasama dengan kelompok nomor

indikator 13 mendapat skor 4. Pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi

nomor indikator 19, 20 mendapat skor 3 dan nomor 18 mendapat skor 4 sehingga

jumlah skornya 10. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan

pertama dibagi dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada diagram

4.4 berikut ini:

Diagram 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan

Pertama

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

53

b. Pertemuan Kedua

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan minggu

pertama bulan April pada hari Rabu, tanggal 2 April 2014 pukul 07.00-08.10

WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali oleh guru

membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas

untuk menyiapkan memimpin do’a, selanjutnya guru melakukan presensi

kehadiran siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan motivasi pada siswa

yakni dengan melakukan tanya jawab tentang perpindahan panas secara konveksi

dan radiasi, lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu

siswa dapat menggolongkan perpindahan panas.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan

siswa tentang perpindahan panas. Setelah tanya jawab dengan siswa, guru

menjelaskan materi mengenai perpindahan panas/ perambatan panas melalui 3

cara (konduksi, konveksi, dan radiasi). Guru melibatkan siswa untuk menuliskan

perambatan panas secara konveksi dan radiasi dibuku tulis. Setelah guru selesai

memberikan penjelasan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada

kegiatan elaborasi ini guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara

heterogen, setiap kelompok berisi 4-5 anak. Setelah membentuk 4 kelompok guru

meminta siswa untuk memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk

menginvestigasi dengan cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok

kemudian berdiskusi melakukan percobaan perpindahan panas secara konveksi

dan radiasi dengan bimbingan guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada

lembar kerja siswa. Setelah melakukan diskusi kelompok, secara bergantian

perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan

kelas. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu kepada siswa.

Setiap siswa harus mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah siswa

selesai mengerjakan kuis individu, kemudian guru bersama siswa menyampaikan

kesimpulan pembelajaran yang sudah dilakukan mengenai perpindahan panas.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

54

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi

tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

2) Hasil Observasi

Pada bagian ini akan membahas tentang proses kegiatan mengajar dengan

penerapan model pembelajaran group investigation dan penilaian aktivitas siswa

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observasi tersebut diamati dan

dinilai oleh observer yakni Ibu Citra Erfina Agustin, S.Pd.

Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan kedua

dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan Kedua

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 15

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan

5, 6, 7 9

Menyajikan/ menyampaikan

materi

8, 9, 11, 12 10 16

Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok belajar

13, 14, 15 9

Memberikan pengalaman

kelompok

17, 19, 20, 21 16, 18, 20

Membuat kesimpulan 24 22, 23,

25

15

TOTAL 16 9 84

Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat

diketahui aspek yang memperoleh 3 sebanyak 16 item, dan aspek yang

memperoleh skor 4 sebanyak 9 item, sehingga memiliki total skor seluruhnya 84.

Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran nomor indikator 1 mendapat skor 3

dan nomor 2, 3, 4 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 15. Pada aspek

melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan nomor indikator nomor

5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skornya 9. Pada aspek menyajikan/

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

55

menyampaikan materi nomor indikator 8, 9, 11, 12 memperoleh skor 3 dan nomor

10 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 16. Pada aspek

mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 13, 14, 15

memperoleh skor 3 sehingga jumlah skornya 9. Pada aspek memberikan

pengalaman kelompok nomor indikator 17, 19, 20, 21 memperoleh skor 3 dan

nomor 16, 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 20. Pada aspek

membuat kesimpulan nomor indikator 22 memperoleh skor 3 dan nomor 24

memperoleh skor 4 dan nomor 22, 23, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skornya 15. Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hasil observasi kegiatan mengajar

guru siklus I pertemuan kedua dapat digambarkan dalam diagram 4.5 berikut ini:

Diagram 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I

Pertemuan Kedua

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua dapat

diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat

dilihat pada tabel berikut:

0

5

10

15

20

25

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

56

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2 8

Memperhatikan penjelasan dari guru 4, 5 3 10

Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 8, 9 6, 7, 10 18

Respon siswa terhadap pembelajaran 15, 17 11, 12, 16 18

Mengerjakan tugas dari guru 14 3

Kerjasama dengan kelompok 13 4

Membuat kesimpulan dan refleksi 19 18, 20 11

TOTAL 8 12 72

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek

yang memperoleh skor 3 sebanyak 8 item, dan aspek yang memperoleh skor 4

sebanyak 12 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 72. Pada aspek

kesiapan siswa belajar nomor indikator 1, 2 mendapat skor 4 sehingga jumlah

skornya 8. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 4, 5

mendapat skor 3 dan nomor 3 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 10. Pada

aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 8, 9 mendapat skor

3 dan nomor 6, 7, 10 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 18. Pada aspek

respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 15, 17 mendapat skor 3 dan

nomor 11, 12, 16 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 18. Pada aspek

mengerjakan tugas dari guru nomor indikator 14 mendapat skor 3. Pada aspek

kerjasama dengan kelompok nomor indikator 13 mendapat skor 4. Pada aspek

membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 19 mendapat skor 3 dan nomor

18, 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Berdasarkan tabel 4.6

mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua dapat

digambarkan dalam diagram 4.6 berikut ini:

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

57

Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

c) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan minggu

pertama bulan April pada hari Rabu, tanggal 2 April 2014 pukul 08.10-08.45

WIB. Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan

pertama dan kedua yakni dengan melaksanakan tes evaluasi. Kegiatan

pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan tanya jawab mengenai materi

sebelumnya yang sudah diajarkan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya

jawab mengenai materi-materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru

mengadakan tes evaluasi secara individu. Kemudian kegiatan pembelajaran

diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnya. Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.

4.1.2.3. Refleksi Siklus I

Pada bagian ini akan membahas mengenai kekurangan yang terjadi selama

proses kegiatan pembelajaran siklus I. Refleksi ini dilakukan selama kegiatan

pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga selesai

dilakukan. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada

siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses

pembelajaran yang sudah sesuai dengan indikator kinerja.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

58

Dari hasil observasi siklus I yang telah dilakukan dapat diketahui

kekurangan yang menjadikan proses pembelajaran menjadi kurang maksimal,

yaitu sebagai berikut:

1) Penerapan model pembelajaran group investigation (GI) oleh kolaborator

masih ada beberapa aspek yang belum sesuai rencana pembelajaran yang

disusun peneliti, karena kolaborator belum terlalu memahami penerapan

pembelajaran dengan menggunakan model group investigation (GI).

2) Guru belum memberikan motivasi kepada siswa.

3) Pada kegiatan berkelompok masih ada beberapa siswa yang mainan sendiri,

tidak ikut bekerjasama dengan kelompoknya.

4) Guru masih kurang membimbing siswa pada saat mempresentasikan hasil

diskusinya.

Dari kekurangan tersebut, peneliti melakukan konsultasi dan analisis kepada

guru mata pelajaran IPA kelas 4 tentang pembelajaran IPA yang sudah

berlangsung serta kondisi siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran,

sehingga mendapat penyelesaian dari kekurangan pembelajaran tersebut sebagai

berikut:

1) Peneliti memberikan penjelasan langkah-langkah pembelajaran GI lebih

terperinci kepada kolaborator sesuai rencana pembelajaran yang sudah

dirancang.

2) Peneliti mengingatkan kepada kolaborator untuk memberikan motivasi

belajar kepada siswa, agar siswa termotivasi untuk melakukan proses

pembelajaran.

3) Guru memberikan bimbingan pada siswa pada saat melakukan kegiatan

kelompok.

4.1.3. Deskripsi Siklus II

Pada siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari kegiatan siklus I yang

akan diuraikan dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil

tindakan dan refleksi seperti kegiatan pembelajaran pada siklus I yang dibagi

menjadi 3 pertemuan.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

59

4.1.3.1. Tahap Perencanaan

Penerapan pembelajaran pada siklus II ini merupakan tindak lanjut untuk

perbaikan dari kegiatan siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui

3 pertemuan diantaranya sebagai berikut:

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan

April. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran group investigation (GI)

dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat

di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Setelah itu peneliti menyiapkan materi

pembelajaran sesuai RPP yang sudah dibuat yaitu tentang perambatan energi

bunyi pada zat padat. Kemudian peneliti mempersiapkan media dan alat peraga

yang akan digunakan sebagai pendukung jalannya proses pembelajaran yang

berupa benda-benda tiga dimensi untuk melakukan percobaan perambatan energi

bunyi pada zat padat. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat

pembelajaran seperti; daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis,

lembar evaluasi siswa, lembar penilaian siswa, lembar observasi siswa, lembar

observasi kegiatan guru, dan buku pelajaran. Selanjutnya peneliti dan guru

berkolaborasi untuk mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 4 agar

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut

pada pertemuan pertama. Materi yang membedakan pertemuan pertama dengan

pertemuan kedua yaitu tentang perambatan energi bunyi pada zat cair dan zat gas.

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan

kedua, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada

proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan materi perambatan energi bunyi pada zat cair dan zat gas, kemudian

peneliti mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan sebagai

pendukung jalannya proses pembelajaran yang berupa benda-benda tiga dimensi

untuk melakukan percobaan perambatan energi bunyi pada zat cair dan zat gas.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

60

Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti; daftar

presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis, lembar evaluasi siswa, lembar

penilaian siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan

buku pelajaran.

3) Pertemuan Ketiga

Pada perencanaan pembelajaran siklus II pertemuan ketiga merupakan

tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yakni pertemuan pertama dan pertemuan

kedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi mengenai materi-

materi yang sudah dipelajari sebelumnya pada pertemuan pertama dan pertemuan

kedua. Sebelum melakukan tindakan pertemuan ketiga peneliti menyiapkan hal-

hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk

pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi yang sudah dirancang (lihat pada tabel 3.3).

Sebelum melakukan tes evaluasi, guru mengulang materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai perambatan

energi bunyi pada zat padat, zat cair dan zat gas. Setelah siswa mengingat kembali

materinya, kemudian guru mengadakan tes evaluasi secara individu. Kegiatan

pembelajaran siklus II pertemuan ketiga diakhiri dengan penyampaian materi

yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Perencanaan tindakan dan observasi pada siklus II ini merupakan deskripsi

dari berlangsungnya kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran

serta deskripsi pelaksanaan observasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran berlangsung.

a) Pertemuan Pertama

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan minggu

kedua bulan April pada hari Senin, tanggal 7 April 2014 pukul 09.15-10.30 WIB.

Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali oleh guru membuka

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

61

pelajaran dengan mengucap salam. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan

motivasi pada siswa yakni dengan melakukan tanya jawab tentang sumber-sumber

energi punyi, lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

yaitu siswa dapat menyebutkan kembali 3 contoh sumber energi bunyi yang ada di

lingkungan sekitar.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan

siswa tentang sumber-sumber energi bunyi. Setelah tanya jawab dengan siswa,

guru menjelaskan materi mengenai jenis perambatan bunyi melalui zat padat, zat

cair, dan zat gas. Guru melibatkan siswa untuk menuliskan perambatan bunyi

melalui zat padat dibuku tulis. Setelah guru selesai memberikan penjelasan,

kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru

meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara heterogen, setiap kelompok

berisi 4-5 anak. Setelah membentuk 4 kelompok guru meminta siswa untuk

memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk menginvestigasi dengan

cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok kemudian berdiskusi

melakukan percobaan perambatan bunyi melalui zat padat dengan bimbingan

guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada lembar kerja siswa. Setelah

melakukan diskusi kelompok, secara bergantian perwakilan setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Pada kegiatan konfirmasi,

guru memberikan kuis individu kepada siswa. Setiap siswa harus mengerjakan

soal tersebut secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan kuis individu,

kemudian guru bersama siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran yang

sudah dilakukan.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi

tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan

dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

62

2) Hasil Observasi

Pada bagian ini akan membahas tentang proses kegiatan mengajar dengan

penerapan model pembelajaran group investigation dan penilaian aktivitas siswa

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observasi tersebut diamati dan

dinilai oleh observer yakni Ibu Citra Erfina Agustin, S.Pd. Hasil observasi

kegiatan mengajar guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan dalam

beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II Pertemuan Pertama

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 4 1, 2, 3 15

Melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan

6 5, 7 11

Menyajikan/ menyampaikan

materi

9, 10, 12 8, 11, 17

Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok belajar

14 13, 15 11

Memberikan pengalaman

kelompok

16, 19, 20, 21 17, 18 20

Membuat kesimpulan 24 22, 23, 25 15

TOTAL 11 14 89

Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat

diketahui aspek yang memperoleh skor aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak

11 item, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item, sehingga memiliki

total skor seluruhnya 89. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran nomor

indikator 4 mendapat skor 3 dan nomor 1, 2, 3 mendapat skor 4 sehingga jumlah

skornya 15. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan

nomor indikator 6 memperoleh skor 3 dan nomor 5, 7 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek menyajikan/ menyampaikan materi

nomor indikator 9, 10, 12 memperoleh skor 3 dan nomor 8, 11 memperoleh skor 4

sehingga jumlah skornya 17. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam

kelompok belajar nomor indikator 14 memperoleh skor 3 dan nomor 13, 15

memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek memberikan

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

63

pengalaman kelompok nomor indikator 16, 19, 20, 21 memperoleh skor 3 dan

nomor 17, 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 20. Pada aspek

membuat kesimpulan nomor indikator 24memperoleh skor 3 dan nomor 22, 23,

25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 15. Berdasarkan tabel 4.7

mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II pertemuan pertama

dapat digambarkan dalam diagram 4.7 berikut ini:

Diagram 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II

Pertemuan Pertama

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama

dapat diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2 8

Memperhatikan penjelasan dari guru 3, 4, 5 12

Berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran

6, 7, 8, 9,

10

20

Respon siswa terhadap pembelajaran 12, 16, 17 11, 15 17

Mengerjakan tugas dari guru 14 3

Kerjasama dengan kelompok 13 4

Membuat kesimpulan dan refleksi 18, 19, 20 12

TOTAL 4 16 76

0

5

10

15

20

25

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

64

Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek

yang memperoleh skor 3 sebanyak 4 item, dan aspek yang memperoleh skor 4

sebanyak 16 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 76. Pada aspek

kesiapan siswa belajar nomor indikator 1, 2 mendapat skor 4 sehingga jumlah

skornya 8. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 3, 4,

5 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran nomor indikator 6, 7, 8, 9, 10 mendapat skor 4 sehingga

jumlah skornya 20. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor

indikator 12, 16, 17 mendapat skor 3 dan nomor 11, 15 mendapat skor 4 sehingga

jumlah skornya 17. Pada aspek mengerjakan tugas dari guru nomor indikator 14

mendapat skor 3. Pada aspek kerjasama dengan kelompok nomor indikator 13

mendapat skor 4. Pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator

18, 19, 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Berdasarkan tabel 4.8

mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama dapat

digambarkan dalam diagram 4.8 berikut ini:

Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

0

5

10

15

20

25

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

65

b. Pertemuan Kedua

1) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan minggu

kedua bulan April pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 pukul 07.00-08.10 WIB.

Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali oleh guru membuka

pelajaran dengan mengucap salam, berdo’a dan presensi. Setelah itu guru

melakukan apersepsi dan motivasi pada siswa yakni dengan melakukan tanya

jawab tentang perambatan bunyi melalui zat cair dan zat gas, lalu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat

membedakan 3 cara perambatan bunyi.

Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan

siswa tentang perambatan bunyi melalui zat cair dan zat gas. Setelah tanya jawab

dengan siswa, guru menjelaskan mengenai cara kerja untuk percobaan

membuktikan perambatan bunyi melalui benda cair dan gas. Setelah guru selesai

memberikan penjelasan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada

kegiatan elaborasi ini guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara

heterogen, setiap kelompok berisi 4-5 anak. Setelah membentuk 4 kelompok guru

meminta siswa untuk memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk

menginvestigasi dengan cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok

kemudian berdiskusi melakukan percobaan perambatan bunyi melalui zat cair dan

zat gas dengan bimbingan guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada

lembar kerja siswa. Setelah melakukan diskusi kelompok secara, bergantian

perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan

kelas. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu kepada siswa.

Setiap siswa harus mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah siswa

selesai mengerjakan kuis individu, kemudian guru bersama siswa menyampaikan

kesimpulan pembelajaran yang sudah dilakukan.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi

tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

66

dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan

mengucap salam.

2) Hasil Observasi

Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus II pertemuan kedua

dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II Pertemuan Kedua

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 16

Melakukan apersepsi, motivasi, dan

menyampaikan tujuan

6 5, 7 11

Menyajikan/ menyampaikan materi 8, 9, 10, 11,

12

19

Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok belajar

14 13, 15 11

Memberikan pengalaman kelompok 17, 20 16, 18, 19,

21

22

Membuat kesimpulan 22, 23, 24,

25

16

TOTAL 5 20 95

Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat

diketahui aspek yang memperoleh 3 sebanyak 5 item, dan aspek yang

memperoleh skor 4 sebanyak 20 item, sehingga memiliki total skor seluruhnya 95.

Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran nomor indikator 1, 2, 3, 4 mendapat

skor 4 sehingga jumlah skornya 16. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi,

dan menyampaikan tujuan nomor indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 3 dan

nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek

menyajikan/ menyampaikan materi nomor indikator 8 memperoleh skor 3 dan

nomor 9, 10, 11, 12 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 19. Pada aspek

mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 14

memperoleh skor 3 dan nomor 13, 15 memperoleh skor 4 sehingga jumlah

skornya 11. Pada aspek memberikan pengalaman kelompok nomor indikator 17,

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

67

20 memperoleh skor 3 dan nomor 16, 18, 19, 21 memperoleh skor 4 sehingga

jumlah skornya 22. Pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 22, 23, 24,

25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 16. Berdasarkan tabel 4.9

mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II pertemuan kedua dapat

digambarkan dalam diagram 4.9 berikut ini:

Diagram 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II

Pertemuan Kedua

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa dapat diperoleh dari lembar

observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua

Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor 1 2 3 4

Kesiapan siswa belajar 1, 2 8

Memperhatikan penjelasan dari guru 3, 4, 5 12

Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 6, 7, 8, 9, 10 20

Respon siswa terhadap pembelajaran 17 11, 12, 15, 16 19

Mengerjakan tugas dari guru 14 4

Kerjasama dengan kelompok 13 4

Membuat kesimpulan dan refleksi 18, 19, 20 12

TOTAL 1 19 79

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui

aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 1 item, dan aspek yang memperoleh

0

5

10

15

20

25

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

68

skor 4 sebanyak 19 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 72. Pada

aspek kesiapan siswa belajar nomor indikator 1, 2 mendapat skor 4 sehingga

jumlah skornya 8. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor

indikator 3, 4, 5 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek

berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 6, 7, 8, 9, 10 mendapat

skor 4 sehingga jumlah skornya 20. Pada aspek respon siswa terhadap

pembelajaran nomor indikator 17 mendapat skor 3 dan nomor 11, 12, 15, 16

mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 19. Pada aspek mengerjakan tugas dari

guru nomor indikator 14 mendapat skor 4. Pada aspek kerjasama dengan

kelompok nomor indikator 13 mendapat skor 4. Pada aspek membuat kesimpulan

dan refleksi nomor indikator 18, 19, 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya

12. Berdasarkan tabel 4.10 mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus II

pertemuan kedua dapat digambarkan dalam diagram 4.10 berikut ini:

Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan

Keedua

c) Pertemuan Ketiga

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan minggu

kedua bulan April pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 pukul 08.10-08.45 WIB.

Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan

pertama dan kedua yakni dengan melaksanakan tes evaluasi. Tes evaluasi tersebut

berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Kegiatan pembelajaran pada

0

5

10

15

20

25

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7

Jum

lah

sko

r

Aspek

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

69

pertemuan ketiga diawali dengan tanya jawab mengenai materi sebelumnya yang

sudah diajarkan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tentang

perambatan bunyi melalui zat padat, zat ciar, dan zat gas. Kemudian guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab mengenai

materi-materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru mengadakan tes evaluasi

secara individu. Setelah itu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan

materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

4.1.3.3. Refleksi Siklus II

Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan

pertama sampai pertemuan ketiga, selanjutnya diadakan refleksi dalam proses

pembelajaran. Dari refleksi ini guru telah melaksanakan perbaikan dari

kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan cara

memberikan penjelasan langkah-langkah pembelajaran GI lebih terperinci kepada

kolaborator sesuai rencana pembelajaran yang sudah dirancang, mengingatkan

kepada kolaborator untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa, agar siswa

termotivasi untuk melakukan proses pembelajaran, dan memberikan bimbingan

pada siswa pada saat melakukan kegiatan kelompok.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan

hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.

2) Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan

pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun

pada kegiatan refleksi siklus I.

3) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

4) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi dengan kelompok di

dalam proses pembelajaran.

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

70

4.2. Hasil dan Analisis Tindakan

Dalam bagian ini, dapat diuraikan mengenai hasil dari tindakan pada

siklus I dan siklus II yang berupa hasil observasi dan hasil belajar, serta analisis

tindakan yang sudah dilaksanakan.

4.2.1. Hasil Tindakan

Pada hasil tindakan dapat diperoleh dari siklus I, dan siklus II meliputi

lembar observasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa. Hasil observasi ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran melalui

model group investigation pada siklus I dan siklus II dengan 3 kali pertemuan.

Pada lembar observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama

memperoleh skor 82 dan pertemuan kedua memperoleh skor 86, sedangkan pada

siklus II pertemuan pertama memperoleh skor 89 dan pertemuan kedua

memperoleh skor 95. Untuk lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I

pertemuan pertama mendapat skor 70 dan pada pertemuan kedua mendapat skor

72. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama mendapat skor 76 dan pada

pertemuan kedua mendapat skor 79 (Untuk hasil lembar observasi dapat dilihat

pada lampiran).

Pada hasil tes evaluasi digunakan utuk mengukur hasil belajar IPA siswa.

Penerapan model pembelajaran group investigation dapat dikatakan berhasil

apabila tingkat ketuntasan mencapai 80%. Siswa yang memperoleh nilai di atas

KKM yang ditetapkan sekolah dapat dinyatakan tuntas, sebaliknya siswa yang

masih mendapat nilai di bawah KKM dinyatakan belum tuntas (Untuk hasil tes

dapa dilihat pada tabel analisis tindakan).

Berhasil atau tidaknya penerapan model pembelajaran GI ini dapat

diketahui dari peningkatan hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar dapat diperoleh

melalui nilai evaluasi siswa dari siklus I dan siklus II. Hasil data pada siklus I dan

siklus II dapat diperoleh dari nilai tes evaluasi akhir siklus dalam bentuk pilihan

ganda (Untuk hasil evaluasi dapat dilihat pada lampiran).

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

71

4.2.2. Hasil Analisis Tindakan

Pada hasil analisis tindakan diperoleh berdasarkan nilai siklus I dan siklus

II yang meliputi data tes evaluasi siswa. Berdasarkan perolehan data tes evaluasi

siswa kemudian dianalisis dengan membandingkan data nilai dari setiap siklus

yakni siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di

SD Negeri Rowosari dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4

mengalami peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran group

investigation.

Tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran group investigation

dapat dilihat melalui hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes

evaluasi individu yang dilakukan pada akhir siklus.

a) Siklus I

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari diperoleh dari tes

evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus yakni pada pertemuan ketiga. Dari hasil

tes evaluasi tersebut terjadi peningkatan nilai dibandingkan dengan nilai hasil tes

evaluasi pada kondisi awal. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Rowosari

pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di

lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya disajikan pada tabel daftar nilai IPA

(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No Nilai Frekuensi Persentase

1 50-57 5 28%

2 58-65 2 11%

3 66-73 2 11%

4 74-81 5 28%

5 82-89 2 11%

6 90-97 2 11%

Jumlah 18 100%

Nilai Rata-Rata 70

Nilai Terendah 50

Nilai Tertinggi 90

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

72

Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA siklus

I hasilnya dapat dikatakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil

belajar IPA pada kondisi awal, yakni nilai rata-ratanya meningkat menjadi 70. Hal

ini dapat diketahui dari banyaknya siswa yang belum tuntas masih di bawah KKM

≤ 65 dalam pembelajaran IPA mengalami penurunan. Diketahui nilai antara 50-57

memiliki frekuensi 5 dengan persentase 28% dari jumlah siswa keseluruhan, 58-

65 memiliki frekuensi 2 dengan persentase 11%, nilai antara 66-73 memiliki

frekuensi 2 dengan persentase 11% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 74-

81 memiliki frekuensi 5 dengan persentase 28% dari jumlah siswa keseluruhan,

nilai antara 82-89 memiliki frekuensi 2 dengan persentase 11% dari jumlah siswa

keseluruhan, 83-88 memiliki frekuensi 2 dengan persentase 11% dari jumlah

siswa keseluruhan dan daftar nilai dapat dilihat (terlampir). Siswa yang

memperoleh hasil tertinggi mendapat nilai 90, sedangkan siswa yang mendapat

nilai terendah mendapat nilai 50. Berdasarkan tabel 4.11 dapat digambarkan

dalam diagram batang 4.11 sebagai berikut:

Diagram 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil nilai

evaluasi siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:

0

1

2

3

4

5

50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97

Jum

lah

Sis

wa

Nilai

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

73

Tabel 4.12

Ketuntasan Belajar Pada Siklus I

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 13 72

2. Tidak Tuntas 5 28

Jumlah 18 100

Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai di atas Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 13

siswa dengan persentase 72%, sedangkan siswa yang masih memperoleh nilai di

bawah KKM sebanyak 5 siswa dengan persentase 28%. Dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM lebih

sedikit dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM.

Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.12 dapat dilihat pada diagram 4.12

berikut:

Diagram 4.12 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus I

b) Siklus II

Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari diperoleh dari tes

evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus yakni pada pertemuan ketiga. Dari hasil

tes evaluasi tersebut terjadi peningkatan nilai dibandingkan dengan nilai hasil tes

evaluasi pada siklus I. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Rowosari pada

Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di

72%

28%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

74

lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya disajikan pada tabel daftar nilai IPA

(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.13:

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No Nilai Frekuensi Persentase

1 60-67 1 6%

2 68-75 6 33%

3 76-83 4 22%

4 84-91 5 28%

5 92-99 2 11%

Jumlah 18 100%

Nilai Rata-Rata 80

Nilai Terendah 60

Nilai Tertinggi 95

Dilihat dari tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA siklus

II dapat dikatakan mengalami peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 dari

hasil belajar siklus I, peningkatan ini ditandai dengan nilai rata-rata menjadi 80

sedangkan persentase ketuntasannya menjadi 94% yang diperoleh 17 siswa.

Diketahui nilai antara 60-67 memiliki frekuensi 1 dengan persentase 6% dari

jumlah siswa keseluruhan, 68-75 memiliki frekuensi 68 dengan persentase 33%,

nilai antara 76-83 memiliki frekuensi 4 dengan persentase 22% dari jumlah siswa

keseluruhan, nilai antara 84-91 memiliki frekuensi 5 dengan persentase 28% dari

jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 92-99 memiliki frekuensi 2 dengan

persentase 11% dari jumlah siswa keseluruhan, dan daftar nilai dapat dilihat

(terlampir). Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM mengalami penurunan

sebesar 6% yang didapat 1 siswa, untuk siklus II nilai tertinggi menjadi 95

sedangkan nilai terendah menjadi 60. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan

dalam diagram 4.13 berikut:

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

75

Diagram 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil nilai

evaluasi siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14

Ketuntasan Belajar Pada Siklus II

No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 17 94

2. Tidak Tuntas 1 6

Jumlah 18 100

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang

memperoleh nilai diatas Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 17

siswa dengan persentase 94%, sedangkan siswa yang masih memperoleh nilai di

bawah KKM sebanyak 1 siswa dengan persentase 6%. Dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM lebih

sedikit dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM.

Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.14

berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

60-67 68-75 76-83 84-91 92-99

Jum

lah

Sis

wa

Nilai Siswa

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

76

Diagram 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus II

c) Analisis Komparatif

Pada analisis komparatif ini dapat diketahui tentang perbandingan hasil

belajar dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 4 yang akan diuraikan dari

kondisi awal, siklus I, dan siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

IPA. Perbandingan hasil belajar IPA dapat ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.15

Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA

Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Nilai

(X)

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tidak Tuntas < 65 10 44 5 28 1 6

2. Tuntas ≥ 65 8 56 13 72 17 94

Jumlah 18 100 18 100 18 100

Nilai tertinggi 83 90 95

Nilai terendah 53 50 60

Rata-rata 64,5 70 80

Berdasarkan tabel 4.15 nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami

peningkatan, pada kondisi awal nilai rata-rata semula 64.5, sedangkan pada siklus

I rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan menjadi 70, dan pada siklus II

rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 80. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram 4.15 berikut:

94%

6%

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

77

Diagram 4.15 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,

Siklus I, dan Siklus II

Ketuntasan hasil belajar IPA dapat diuraikan bahwa pada kondisi awal

sebanyak 10 siswa dengan persentase 56% yang memperoleh nilai di bawah

(KKM=65), dan 8 siswa dengan persentase 44% yang memperoleh nilai di atas

KKM. Untuk siklus I hasil belajar IPA mengalami peningkatan dengan ketuntasan

belajar meningkat menjadi 13 siswa dengan persentase 72% siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM

sebanyak 5 siswa dengan persentase 28%, kemudian untuk tindak lanjut siklus II

juga mengalami peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari

sebanyak 17 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dengan persentase 94%,

sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 1 siswa dengan

persentase sebesar 6%. Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA tiap siklus

dapat dilihat pada gambar diagram 4.16 berikut:

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rata-Rata 64.5 70 80

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Rat

a-R

ata

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

78

Diagram 4.20 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi

Awal, Siklus I, dan Siklus II

Diagram 4.16 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi

Awal, Siklus I, dan Siklus II

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, sebelum penelitian

dilakukan guru masih menerapkan metode konvensional dalam melakukan proses

belajar mengajar, selain itu guru lebih mendominasi jalannya pembelajaran

sehingga siswa menjadi tidak aktif siswa juga cepat merasa bosan dalam

pembelajaran, siswa masih sering berbicara sendiri ataupun mainan sendiri untuk

mengalihkan kebosanannya dalam proses belajar. Hal tersebut yang menyebabkan

hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari relatif rendah. Pada kondisi

awal ini diperoleh dari nilai ulangan tengah semester II yang dapat dilihat pada

tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No Ketuntasan Belajar KKM Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas 65 8 44

2 Tidak Tuntas 65 10 56

Rata-rata 64.5

Berdasarkan tabel 4.16 mengenai ketuntasan belajar kondisi awal yang

menyatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (=65) sebanyak 8

Kondisi Awal Siklus I siklus II

Tidak Tuntas 10 5 1

Tuntas 8 13 17

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Jum

lah

Sis

wa

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

79

siswa dengan persentase 44%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah

KKM (=65) sebanyak 10 anak dengan persentase 56%. Dari keadaan tersebut,

maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar

IPA siswa melalui siklus I dan siklus II. Proses pembelajaran siklus I dan II dapat

dilihat berdasarkan hasil obervasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar

siswa pada tabel 4.17 berikut ini:

Tabel 4.17

Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I dan II

No Aspek

yang

diamati

Kegiatan Mengajar

Guru

Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II

P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2

1 Aspek 1 13 15 15 16 7 8 8 8

2 Aspek 2 8 9 11 11 10 10 12 12

3 Aspek 3 17 16 17 19 17 18 20 20

4 Aspek 4 10 9 11 11 16 18 17 19

5 Aspek 5 19 20 20 22 4 3 3 4

6 Aspek 6 15 15 15 16 4 4 4 4

7 Aspek 7 10 11 12 12

Rata-rata 83 92 70 77,5

Berdasarkan tabel 4.17 mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru

dan aktivitas belajar siswa siklus I dan II mengalami peningkatan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I dengan rata-rata

83 dan pada siklus II dengan rata-rata 92, sedangkan untuk aktivitas siswa pada

siklus I memperoleh rat-rata 70 dan pada siklus II memperoleh rata-rata 77,5.

Meningkatnya kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama proses

pembelajaran mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hasil belajar

kondisi awal, siklus I, dan II dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut:

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/5/T1_292010062_BAB IV.pdf · Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata

80

Tabel 4.18

Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar

Nilai Kondisi

Awal

Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas 65 8 44 13 72 17 94

2 Belum Tuntas 65 10 56 5 28 1 6

Rata-rata 64.5 70 80

Berdasarkan tabel 4.18 tentang hasil belajar IPA dari kondisi awal, siklus

I, dan siklus II dapat meningkat. Pada kondisi awal hasil belajar IPA yang

mencapai (KKM=65) sebanyak 8 siswa persentase sebesar 44%, sedangkan siswa

yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa, persentase sebesar 56% dengan

rata-rata 64,5. Hasil belajar siklus I mengalami peningkatan dari kondisi awal, hal

ini dapat diketahui dari hasil belajar IPA yang mencapai (KKM=65) sebanyak 13

siswa persentase 72%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 5

siswa persentase 28% dengan rat-rata 70. Pada siklus II hasil belajar mengalami

peningkatan dari siklus I, hal ini dapat diketahui dari hasil belajar IPA yang

mencapai (KKM=65) sebanyak 17 siswa persentase 94%, sedangkan siswa yang

belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa persentase 6% dengan rata-rata 80.

Keberhasilan teori yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas 4 dapat meningkat 80%. Hasil belajar IPA dapat meningkat seiring

meningkatnya kinerja kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation (GI) dalam

melibatkan siswa secara langsung untuk menginvestigasi masalah dengan cara

melakukan percobaan secara langsung dengan kelompok, sehingga menjadi aktif

dan proses pembelajaran terasa menyenangkan tidak hanya selalu berpusat pada

guru. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin besar

dengan cara bekerjasama dengan kelompoknya. Dengan adanya suasana belajar

yang seperti ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar.