43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan Tindakan
Pada pelaksanaan tindakan penelitian ini, diuraikan mengenai kondisi awal
(pra siklus), siklus I, siklus II, dan pembahasan antar siklus. Pada kondisi awal
akan membahas tentang kondisi awal pembelajaran sebelum melakukan
penelitian. Pada siklus I dan siklus II akan membahas tahap perencanaan,
pelaksanaan tindakan, hasil observasi, dan refleksi penelitian. Untuk pembahasan
antar siklus akan membahas proses dan hasil dari kondisi awal, siklus I, dan siklus
II.
4.1.1. Deskripsi Sebelum Tindakan
Penelitian ini dilakukan di kelas 4 SD Negeri Rowosari Semester II Tahun
Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 18 anak yang terdiri dari 9
siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan dengan karakteristik siswa yang berbeda-
beda. SD ini terletak di Desa Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Sistem pengajaran khusus di kelas 4 menggunakan guru mata pelajaran bukan
guru kelas, karena untuk kelas 4 belum memiliki guru kelas sendiri. Untuk mata
pelajaran IPA yang mengampu yaitu Bapak Tugiyono, beliau merupakan guru
kelas 1. Walaupun beliau lulusan Diploma II, Bapak Tugiyono merupakan guru
senior yang cukup berkompeten dalam bidangnya.
Pada kondisi sebelum tindakan, kompetensi dasar yang digunakan (KD)
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya dapat mengubah gerak suatu benda.
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu
untuk mencari permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di SD
Negeri Rowosari.
Permasalahan yang terjadi yakni, rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas
4 dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang masih konvensional,
masih berpusat pada guru, dan masih bersifat tekstual terpaku pada buku dalam
44
melaksanakan pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa menjadi pasif dan siswa
cepat merasa bosan dalam pembelajaran, maka siswa lebih memilih untuk
bermain dengan temannya atau berbicara dengan temannya. Masalah tersebut
yang membuat siswa menjadi kesulitan untuk memahami materi pelajaran,
sehingga akan berdampak pada hasil belajar IPA kelas 4 menjadi rendah.
Kondisi awal pada mata pelajaran IPA diperoleh dari data hasil rata-rata
Ulangan Tengah Semester II tahun pelajaran 2013/2014. Data hasil ulangan IPA
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
No Nilai Frekuensi Persentase
1 53-58 6 33%
2 59-64 4 22%
3 65-70 2 11%
4 71-76 4 22%
5 77-82 1 6%
6 83-88 1 6%
Jumlah 18 100%
Nilai Rata-Rata 64,5
Nilai Terendah 53
Nilai Tertinggi 83
Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai UTS II mata pelajaran IPA
hasilnya dapat dikatakan masih rendah. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya
siswa yang belum tuntas lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang mendapat
nilai tuntas. Dari tabel di atas dapat diketahui nilai antara 53-58 memiliki
frekuensi 6 dengan persentase 33% dari jumlah siswa keseluruhan, 59-64
memiliki frekuensi 4, nilai antara 65-70 memiliki frekuensi 2 dengan persentase
11% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 71-76 memiliki frekuensi 4
dengan persentase 22% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 77-82
memiliki frekuensi 1 dengan persentase 6% dari jumlah siswa keseluruhan, 83-88
memiliki frekuensi 1 dengan persentase 6% dari jumlah siswa keseluruhan dan
daftar nilai dapat dilihat (terlampir). Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan
dalam diagram batang berikut ini:
45
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil perolehan
nilai kondisi awal dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Ketuntasan Belajar Pada Kondisi Awal
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 8 44
2. Tidak Tuntas 10 56
Jumlah 18 100
Berdasarkan tabel 4.2 ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal
dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai diatas Kriteria
Kentuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 8 siswa dengan persentase
44%, sedangkan siswa yang masih memperoleh nilai di bawah KKM
sebanyak 10 siswa dengan persentase 56%. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM
lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM. Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.2 dapat dilihat pada
diagram 4.2 berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
53-58 59-64 65-70 71-76 77-82 83-88
Jum
lah
Sis
wa
Nilai
46
Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Kondisi Awal
Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah, maka peneliti
mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model
pembelajaran group investigation (GI) melalui penerapan pembelajaran siklus I
dan siklus II.
4.1.2. Deskripsi Siklus I
Dalam siklus I akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada
siklus I dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan.
4.1.2.1. Tahap Perencanaan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan
dengan rincian sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu ke-1 bulan
April. Sebelum melakukan pembelajaran, pertama-tama peneliti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran
group investigation (GI) dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas
dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya, indikator yang
digunakan diantaranya menuliskan kembali macam-macam sumber energi panas
yang ada di lingkungan sekitar, melakukan percobaan perambatan panas
(konduksi, konveksi dan radiasi), menyebutkan sifat energi panas, tujuan
56% 44% tidak tuntas
Tuntas
47
pembelajaranya yakni setelah membaca buku tentang energi panas, siswa dapat
menuliskan kembali 4 macam sumber energi panas yang ada di lingkungan sekitar
dengan benar, setelah melakukan percobaan tentang perambatan panas, siswa
dapat menggolongkan 3 cara perpindahan/ perambatan panas dengan benar,
setelah melakukan diskusi tentang perambatan panas, siswa dapat menyebutkan 2
sifat energi panas dengan benar.
Setelah itu peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai RPP yang
sudah dibuat yaitu tentang perpindahan panas secara konduksi. Kemudian peneliti
mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan sebagai pendukung
jalannya proses pembelajaran yang berupa benda-benda tiga dimensi untuk
melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi. Selain itu peneliti juga
mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti; daftar presensi siswa, lembar
kerja siswa, lembar kuis, lembar evaluasi siswa, lembar penilaian siswa, lembar
observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan buku pelajaran. Selanjutnya
peneliti dan guru berkolaborasi untuk mempelajari materi yang akan diajarkan di
kelas 4 agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut
pada pertemuan pertama. Materi yang membedakan pertemuan pertama dengan
pertemuan kedua yaitu tentang perpindahan panas secara konveksi dan radiasi.
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan
kedua, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada
proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan materi perpindahan panas secara konveksi dan radiasi, kemudian peneliti
mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan sebagai pendukung
jalannya proses pembelajaran yang berupa benda-benda tiga dimensi untuk
melakukan percobaan perpindahan panas secara konveksi dan radiasi. Selain itu
peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti; daftar presensi
siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis, lembar evaluasi siswa, lembar penilaian
siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan buku
pelajaran.
48
3) Pertemuan Ketiga
Pada perencanaan pembelajaran siklus I pertemuan ketiga merupakan
tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yakni pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi mengenai materi-
materi yang sudah dipelajari sebelumnya pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Sebelum melakukan tindakan pertemuan ketiga peneliti menyiapkan hal-
hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal yang berbentuk
pilihan ganda.
Sebelum melakukan tes evaluasi, guru mengulang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai perpindahan
panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Setelah siswa mengingat kembali
materinya, kemudian guru mengadakan tes evaluasi secara individu. Kegiatan
pembelajaran siklus I pertemuan ketiga diakhiri dengan refleksi dan penyampaian
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Perencanaan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi dari
berlangsungnya kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran serta
deskripsi pelaksanaan observasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
a) Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan minggu
pertama bulan April pada hari Selasa, tanggal 1 April 2014 pukul 07.00-08.10
WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali oleh guru
membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas
untuk menyiapkan memimpin do’a, selanjutnya guru melakukan presensi
kehadiran siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan motivasi pada siswa
yakni dengan melakukan tanya jawab tentang sumber-sumber energi panas yang
49
pernah mereka lihat, lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu siswa siswa dapat menuliskan kembali 4 macam sumber energi
panas yang ada di lingkungan sekitar.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan
siswa tentang sumber-sumber energi panas. Setelah tanya jawab dengan siswa,
guru menjelaskan materi mengenai perpindahan panas/ perambatan panas melalui
3 cara (konduksi, konveksi, dan radiasi). Guru melibatkan siswa untuk
menuliskan perambatan panas secara konduksi dibuku tulis. Setelah guru selesai
memberikan penjelasan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada
kegiatan elaborasi ini guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara
heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 anak. Setelah membentuk kelompok guru
meminta siswa untuk memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk
menginvestigasi dengan cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok
kemudian berdiskusi melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi
dengan bimbingan guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada lembar kerja
siswa. Setelah melakukan diskusi kelompok secara bergantian perwakilan setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Pada kegiatan
konfirmasi, guru memberikan kuis individu kepada siswa. Setiap siswa harus
mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan kuis
individu, kemudian guru bersama siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran
yang sudah dilakukan.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi
tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucap salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi yang telah dilakukan oleh observer. Pada penelitian ini
yang menjadi observer yaitu Ibu Citra Erfina Agustin, S.Pd. Observasi ini dibagi
menjadi 2 kriteria nyaitu observasi kegiatan mengajar guru dalam penerapan
model pembelajaran group investigation (GI) dan observasi aktivitas siswa selama
50
penerapan model pembelajaran group investigation (GI). Hasil observasi proses
pembelajaran guru diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 25 aspek dan
hasil observasi kegiatan siswa terdiri dari 20 aspek, masing-masing aspek dalam
lembar observasi tersebut diberi skor 1-4, skor 1 berarti sangat kurang, skor 2
berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Hasil observasi
kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama dijabarkan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan Pertama
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 3, 4 2 13
Melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan
6 5, 7 8
Menyajikan/ menyampaikan
materi
9, 11, 12 8, 10, 17
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar
14, 15 13 10
Memberikan pengalaman
kelompok
16, 17, 19,
20, 21
18 19
Membuat kesimpulan 22, 23, 24, 25 15
TOTAL 1 16 8 82
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat
diketahui aspek yang memperoleh skor 2 sebanyak 1 item, aspek yang
memperoleh skor 3 sebanyak 16 item, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 8 item, sehingga memiliki total skor seluruhnya 82. Pada aspek
mengecek kesiapan pembelajaran nomor indikator 1, 3, 4 mendapat skor 3 dan
nomor 2 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 13. Pada aspek melakukan
apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan nomor indikator 6 memperoleh
skor 2 dan nomor 5, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skornya 8. Pada aspek
menyajikan/ menyampaikan materi nomor indikator 9, 11, 12 memperoleh skor 3
dan nomor 8, 10 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 17. Pada aspek
mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 14, 15
memperoleh skor 3 dan nomor 13 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya
51
10. Pada aspek memberikan pengalaman kelompok nomor indikator 16, 17, 19,
20, 21 memperoleh skor 3 dan nomor 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah
skornya 19. Pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 22 memperoleh
skor 3 dan nomor 23, 24, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 15.
Berdasarkan tabel 4.3 mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru
siklus I pertemuan pertama dapat digambarkan dalam diagram 4.3 berikut ini:
Diagram 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I
Pertemuan Pertama
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa dapat diperoleh dari lembar
observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Pertama
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 2 1 7
Memperhatikan penjelasan dari guru 3, 5 4 10
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
7, 8, 9 6, 10 17
Respon siswa terhadap pembelajaran 11, 12, 16, 17 15 16
Mengerjakan tugas dari guru 14 4
Kerjasama dengan kelompok 13 4
Membuat kesimpulan dan refleksi 19, 20 18 10
TOTAL 12 8 68
02468
101214161820
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Jum
lah
sko
r
Aspek
52
Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek yang
memperoleh skor 3 sebanyak 12 item, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 8 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 68. Pada aspek
kesiapan siswa belajar nomor indikator 2 mendapat skor 3 dan nomor 1 mendapat
skor 4 sehingga jumlah skornya 7. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari
guru nomor indikator 3, 5 mendapat skor 3 dan nomor 4 mendapat skor 4
sehingga jumlah skornya 10. Pada aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
nomor indikator 7, 8, 9 mendapat skor 3 dan nomor 6, 10 mendapat skor 4
sehingga jumlah skornya 17. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran
nomor indikator 11, 12, 16, 17 mendapat skor 3 dan nomor 15 mendapat skor 4
sehingga jumlah skornya 16. Pada aspek mengerjakan tugas dari guru nomor
indikator 14 mendapat skor 4. Pada aspek kerjasama dengan kelompok nomor
indikator 13 mendapat skor 4. Pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi
nomor indikator 19, 20 mendapat skor 3 dan nomor 18 mendapat skor 4 sehingga
jumlah skornya 10. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan
pertama dibagi dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada diagram
4.4 berikut ini:
Diagram 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan
Pertama
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7
Jum
lah
sko
r
Aspek
53
b. Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan minggu
pertama bulan April pada hari Rabu, tanggal 2 April 2014 pukul 07.00-08.10
WIB. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali oleh guru
membuka pelajaran dengan mengucap salam, kemudian guru meminta ketua kelas
untuk menyiapkan memimpin do’a, selanjutnya guru melakukan presensi
kehadiran siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan motivasi pada siswa
yakni dengan melakukan tanya jawab tentang perpindahan panas secara konveksi
dan radiasi, lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu
siswa dapat menggolongkan perpindahan panas.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan
siswa tentang perpindahan panas. Setelah tanya jawab dengan siswa, guru
menjelaskan materi mengenai perpindahan panas/ perambatan panas melalui 3
cara (konduksi, konveksi, dan radiasi). Guru melibatkan siswa untuk menuliskan
perambatan panas secara konveksi dan radiasi dibuku tulis. Setelah guru selesai
memberikan penjelasan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada
kegiatan elaborasi ini guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara
heterogen, setiap kelompok berisi 4-5 anak. Setelah membentuk 4 kelompok guru
meminta siswa untuk memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk
menginvestigasi dengan cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok
kemudian berdiskusi melakukan percobaan perpindahan panas secara konveksi
dan radiasi dengan bimbingan guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada
lembar kerja siswa. Setelah melakukan diskusi kelompok, secara bergantian
perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan
kelas. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu kepada siswa.
Setiap siswa harus mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah siswa
selesai mengerjakan kuis individu, kemudian guru bersama siswa menyampaikan
kesimpulan pembelajaran yang sudah dilakukan mengenai perpindahan panas.
54
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi
tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucap salam.
2) Hasil Observasi
Pada bagian ini akan membahas tentang proses kegiatan mengajar dengan
penerapan model pembelajaran group investigation dan penilaian aktivitas siswa
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observasi tersebut diamati dan
dinilai oleh observer yakni Ibu Citra Erfina Agustin, S.Pd.
Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan kedua
dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I Pertemuan Kedua
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 15
Melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan
5, 6, 7 9
Menyajikan/ menyampaikan
materi
8, 9, 11, 12 10 16
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar
13, 14, 15 9
Memberikan pengalaman
kelompok
17, 19, 20, 21 16, 18, 20
Membuat kesimpulan 24 22, 23,
25
15
TOTAL 16 9 84
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat
diketahui aspek yang memperoleh 3 sebanyak 16 item, dan aspek yang
memperoleh skor 4 sebanyak 9 item, sehingga memiliki total skor seluruhnya 84.
Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran nomor indikator 1 mendapat skor 3
dan nomor 2, 3, 4 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 15. Pada aspek
melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan nomor indikator nomor
5, 6, 7 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skornya 9. Pada aspek menyajikan/
55
menyampaikan materi nomor indikator 8, 9, 11, 12 memperoleh skor 3 dan nomor
10 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 16. Pada aspek
mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 13, 14, 15
memperoleh skor 3 sehingga jumlah skornya 9. Pada aspek memberikan
pengalaman kelompok nomor indikator 17, 19, 20, 21 memperoleh skor 3 dan
nomor 16, 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 20. Pada aspek
membuat kesimpulan nomor indikator 22 memperoleh skor 3 dan nomor 24
memperoleh skor 4 dan nomor 22, 23, 25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah
skornya 15. Berdasarkan tabel 4.5 mengenai hasil observasi kegiatan mengajar
guru siklus I pertemuan kedua dapat digambarkan dalam diagram 4.5 berikut ini:
Diagram 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus I
Pertemuan Kedua
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua dapat
diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat
dilihat pada tabel berikut:
0
5
10
15
20
25
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Jum
lah
sko
r
Aspek
56
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2 8
Memperhatikan penjelasan dari guru 4, 5 3 10
Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 8, 9 6, 7, 10 18
Respon siswa terhadap pembelajaran 15, 17 11, 12, 16 18
Mengerjakan tugas dari guru 14 3
Kerjasama dengan kelompok 13 4
Membuat kesimpulan dan refleksi 19 18, 20 11
TOTAL 8 12 72
Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 8 item, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 12 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 72. Pada aspek
kesiapan siswa belajar nomor indikator 1, 2 mendapat skor 4 sehingga jumlah
skornya 8. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 4, 5
mendapat skor 3 dan nomor 3 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 10. Pada
aspek berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 8, 9 mendapat skor
3 dan nomor 6, 7, 10 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 18. Pada aspek
respon siswa terhadap pembelajaran nomor indikator 15, 17 mendapat skor 3 dan
nomor 11, 12, 16 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 18. Pada aspek
mengerjakan tugas dari guru nomor indikator 14 mendapat skor 3. Pada aspek
kerjasama dengan kelompok nomor indikator 13 mendapat skor 4. Pada aspek
membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator 19 mendapat skor 3 dan nomor
18, 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Berdasarkan tabel 4.6
mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua dapat
digambarkan dalam diagram 4.6 berikut ini:
57
Diagram 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan Kedua
c) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan minggu
pertama bulan April pada hari Rabu, tanggal 2 April 2014 pukul 08.10-08.45
WIB. Pembelajaran pada pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut dari pertemuan
pertama dan kedua yakni dengan melaksanakan tes evaluasi. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan tanya jawab mengenai materi
sebelumnya yang sudah diajarkan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya
jawab mengenai materi-materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru
mengadakan tes evaluasi secara individu. Kemudian kegiatan pembelajaran
diakhiri dengan menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya. Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup.
4.1.2.3. Refleksi Siklus I
Pada bagian ini akan membahas mengenai kekurangan yang terjadi selama
proses kegiatan pembelajaran siklus I. Refleksi ini dilakukan selama kegiatan
pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga selesai
dilakukan. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada
siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses
pembelajaran yang sudah sesuai dengan indikator kinerja.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7
Jum
lah
sko
r
Aspek
58
Dari hasil observasi siklus I yang telah dilakukan dapat diketahui
kekurangan yang menjadikan proses pembelajaran menjadi kurang maksimal,
yaitu sebagai berikut:
1) Penerapan model pembelajaran group investigation (GI) oleh kolaborator
masih ada beberapa aspek yang belum sesuai rencana pembelajaran yang
disusun peneliti, karena kolaborator belum terlalu memahami penerapan
pembelajaran dengan menggunakan model group investigation (GI).
2) Guru belum memberikan motivasi kepada siswa.
3) Pada kegiatan berkelompok masih ada beberapa siswa yang mainan sendiri,
tidak ikut bekerjasama dengan kelompoknya.
4) Guru masih kurang membimbing siswa pada saat mempresentasikan hasil
diskusinya.
Dari kekurangan tersebut, peneliti melakukan konsultasi dan analisis kepada
guru mata pelajaran IPA kelas 4 tentang pembelajaran IPA yang sudah
berlangsung serta kondisi siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran,
sehingga mendapat penyelesaian dari kekurangan pembelajaran tersebut sebagai
berikut:
1) Peneliti memberikan penjelasan langkah-langkah pembelajaran GI lebih
terperinci kepada kolaborator sesuai rencana pembelajaran yang sudah
dirancang.
2) Peneliti mengingatkan kepada kolaborator untuk memberikan motivasi
belajar kepada siswa, agar siswa termotivasi untuk melakukan proses
pembelajaran.
3) Guru memberikan bimbingan pada siswa pada saat melakukan kegiatan
kelompok.
4.1.3. Deskripsi Siklus II
Pada siklus II ini merupakan upaya perbaikan dari kegiatan siklus I yang
akan diuraikan dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil
tindakan dan refleksi seperti kegiatan pembelajaran pada siklus I yang dibagi
menjadi 3 pertemuan.
59
4.1.3.1. Tahap Perencanaan
Penerapan pembelajaran pada siklus II ini merupakan tindak lanjut untuk
perbaikan dari kegiatan siklus I. Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan melalui
3 pertemuan diantaranya sebagai berikut:
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan
April. Sebelum melakukan pembelajaran peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran group investigation (GI)
dengan Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat
di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Setelah itu peneliti menyiapkan materi
pembelajaran sesuai RPP yang sudah dibuat yaitu tentang perambatan energi
bunyi pada zat padat. Kemudian peneliti mempersiapkan media dan alat peraga
yang akan digunakan sebagai pendukung jalannya proses pembelajaran yang
berupa benda-benda tiga dimensi untuk melakukan percobaan perambatan energi
bunyi pada zat padat. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat
pembelajaran seperti; daftar presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis,
lembar evaluasi siswa, lembar penilaian siswa, lembar observasi siswa, lembar
observasi kegiatan guru, dan buku pelajaran. Selanjutnya peneliti dan guru
berkolaborasi untuk mempelajari materi yang akan diajarkan di kelas 4 agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
2) Pertemuan Kedua
Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua sebagai tindak lanjut
pada pertemuan pertama. Materi yang membedakan pertemuan pertama dengan
pertemuan kedua yaitu tentang perambatan energi bunyi pada zat cair dan zat gas.
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan
kedua, terlebih dahulu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada
proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan materi perambatan energi bunyi pada zat cair dan zat gas, kemudian
peneliti mempersiapkan media dan alat peraga yang akan digunakan sebagai
pendukung jalannya proses pembelajaran yang berupa benda-benda tiga dimensi
untuk melakukan percobaan perambatan energi bunyi pada zat cair dan zat gas.
60
Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti; daftar
presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar kuis, lembar evaluasi siswa, lembar
penilaian siswa, lembar observasi siswa, lembar observasi kegiatan guru, dan
buku pelajaran.
3) Pertemuan Ketiga
Pada perencanaan pembelajaran siklus II pertemuan ketiga merupakan
tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yakni pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Pada pertemuan ketiga digunakan untuk tes evaluasi mengenai materi-
materi yang sudah dipelajari sebelumnya pada pertemuan pertama dan pertemuan
kedua. Sebelum melakukan tindakan pertemuan ketiga peneliti menyiapkan hal-
hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk
pilihan ganda berdasarkan kisi-kisi yang sudah dirancang (lihat pada tabel 3.3).
Sebelum melakukan tes evaluasi, guru mengulang materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengenai perambatan
energi bunyi pada zat padat, zat cair dan zat gas. Setelah siswa mengingat kembali
materinya, kemudian guru mengadakan tes evaluasi secara individu. Kegiatan
pembelajaran siklus II pertemuan ketiga diakhiri dengan penyampaian materi
yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Perencanaan tindakan dan observasi pada siklus II ini merupakan deskripsi
dari berlangsungnya kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir pembelajaran
serta deskripsi pelaksanaan observasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran berlangsung.
a) Pertemuan Pertama
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan minggu
kedua bulan April pada hari Senin, tanggal 7 April 2014 pukul 09.15-10.30 WIB.
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali oleh guru membuka
61
pelajaran dengan mengucap salam. Setelah itu guru melakukan apersepsi dan
motivasi pada siswa yakni dengan melakukan tanya jawab tentang sumber-sumber
energi punyi, lalu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
yaitu siswa dapat menyebutkan kembali 3 contoh sumber energi bunyi yang ada di
lingkungan sekitar.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan
siswa tentang sumber-sumber energi bunyi. Setelah tanya jawab dengan siswa,
guru menjelaskan materi mengenai jenis perambatan bunyi melalui zat padat, zat
cair, dan zat gas. Guru melibatkan siswa untuk menuliskan perambatan bunyi
melalui zat padat dibuku tulis. Setelah guru selesai memberikan penjelasan,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada kegiatan elaborasi ini guru
meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara heterogen, setiap kelompok
berisi 4-5 anak. Setelah membentuk 4 kelompok guru meminta siswa untuk
memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk menginvestigasi dengan
cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok kemudian berdiskusi
melakukan percobaan perambatan bunyi melalui zat padat dengan bimbingan
guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada lembar kerja siswa. Setelah
melakukan diskusi kelompok, secara bergantian perwakilan setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Pada kegiatan konfirmasi,
guru memberikan kuis individu kepada siswa. Setiap siswa harus mengerjakan
soal tersebut secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan kuis individu,
kemudian guru bersama siswa menyampaikan kesimpulan pembelajaran yang
sudah dilakukan.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi
tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucap salam.
62
2) Hasil Observasi
Pada bagian ini akan membahas tentang proses kegiatan mengajar dengan
penerapan model pembelajaran group investigation dan penilaian aktivitas siswa
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Observasi tersebut diamati dan
dinilai oleh observer yakni Ibu Citra Erfina Agustin, S.Pd. Hasil observasi
kegiatan mengajar guru pada siklus II pertemuan pertama dijabarkan dalam
beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II Pertemuan Pertama
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mengecek kesiapan pembelajaran 4 1, 2, 3 15
Melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan
6 5, 7 11
Menyajikan/ menyampaikan
materi
9, 10, 12 8, 11, 17
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar
14 13, 15 11
Memberikan pengalaman
kelompok
16, 19, 20, 21 17, 18 20
Membuat kesimpulan 24 22, 23, 25 15
TOTAL 11 14 89
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat
diketahui aspek yang memperoleh skor aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak
11 item, dan aspek yang memperoleh skor 4 sebanyak 14 item, sehingga memiliki
total skor seluruhnya 89. Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran nomor
indikator 4 mendapat skor 3 dan nomor 1, 2, 3 mendapat skor 4 sehingga jumlah
skornya 15. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan
nomor indikator 6 memperoleh skor 3 dan nomor 5, 7 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek menyajikan/ menyampaikan materi
nomor indikator 9, 10, 12 memperoleh skor 3 dan nomor 8, 11 memperoleh skor 4
sehingga jumlah skornya 17. Pada aspek mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar nomor indikator 14 memperoleh skor 3 dan nomor 13, 15
memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek memberikan
63
pengalaman kelompok nomor indikator 16, 19, 20, 21 memperoleh skor 3 dan
nomor 17, 18 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 20. Pada aspek
membuat kesimpulan nomor indikator 24memperoleh skor 3 dan nomor 22, 23,
25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 15. Berdasarkan tabel 4.7
mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II pertemuan pertama
dapat digambarkan dalam diagram 4.7 berikut ini:
Diagram 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II
Pertemuan Pertama
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama
dapat diperoleh dari lembar observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2 8
Memperhatikan penjelasan dari guru 3, 4, 5 12
Berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran
6, 7, 8, 9,
10
20
Respon siswa terhadap pembelajaran 12, 16, 17 11, 15 17
Mengerjakan tugas dari guru 14 3
Kerjasama dengan kelompok 13 4
Membuat kesimpulan dan refleksi 18, 19, 20 12
TOTAL 4 16 76
0
5
10
15
20
25
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Jum
lah
sko
r
Aspek
64
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui aspek
yang memperoleh skor 3 sebanyak 4 item, dan aspek yang memperoleh skor 4
sebanyak 16 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 76. Pada aspek
kesiapan siswa belajar nomor indikator 1, 2 mendapat skor 4 sehingga jumlah
skornya 8. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor indikator 3, 4,
5 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran nomor indikator 6, 7, 8, 9, 10 mendapat skor 4 sehingga
jumlah skornya 20. Pada aspek respon siswa terhadap pembelajaran nomor
indikator 12, 16, 17 mendapat skor 3 dan nomor 11, 15 mendapat skor 4 sehingga
jumlah skornya 17. Pada aspek mengerjakan tugas dari guru nomor indikator 14
mendapat skor 3. Pada aspek kerjasama dengan kelompok nomor indikator 13
mendapat skor 4. Pada aspek membuat kesimpulan dan refleksi nomor indikator
18, 19, 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Berdasarkan tabel 4.8
mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan pertama dapat
digambarkan dalam diagram 4.8 berikut ini:
Diagram 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama
0
5
10
15
20
25
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7
Jum
lah
sko
r
Aspek
65
b. Pertemuan Kedua
1) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan minggu
kedua bulan April pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 pukul 07.00-08.10 WIB.
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua diawali oleh guru membuka
pelajaran dengan mengucap salam, berdo’a dan presensi. Setelah itu guru
melakukan apersepsi dan motivasi pada siswa yakni dengan melakukan tanya
jawab tentang perambatan bunyi melalui zat cair dan zat gas, lalu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yaitu siswa dapat
membedakan 3 cara perambatan bunyi.
Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, guru menggali pengetahuan
siswa tentang perambatan bunyi melalui zat cair dan zat gas. Setelah tanya jawab
dengan siswa, guru menjelaskan mengenai cara kerja untuk percobaan
membuktikan perambatan bunyi melalui benda cair dan gas. Setelah guru selesai
memberikan penjelasan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Pada
kegiatan elaborasi ini guru meminta siswa untuk membentuk 4 kelompok secara
heterogen, setiap kelompok berisi 4-5 anak. Setelah membentuk 4 kelompok guru
meminta siswa untuk memilih sub topik materi yang disediakan guru untuk
menginvestigasi dengan cara melakukan percobaan. Siswa bersama kelompok
kemudian berdiskusi melakukan percobaan perambatan bunyi melalui zat cair dan
zat gas dengan bimbingan guru, hasil diskusi tersebut kemudian ditulis pada
lembar kerja siswa. Setelah melakukan diskusi kelompok secara, bergantian
perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan
kelas. Pada kegiatan konfirmasi, guru memberikan kuis individu kepada siswa.
Setiap siswa harus mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah siswa
selesai mengerjakan kuis individu, kemudian guru bersama siswa menyampaikan
kesimpulan pembelajaran yang sudah dilakukan.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru bersama siswa melakukan refleksi
tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan
66
dipelajari pada pertemuan berikutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucap salam.
2) Hasil Observasi
Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus II pertemuan kedua
dijabarkan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II Pertemuan Kedua
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Mengecek kesiapan pembelajaran 1, 2, 3, 4 16
Melakukan apersepsi, motivasi, dan
menyampaikan tujuan
6 5, 7 11
Menyajikan/ menyampaikan materi 8, 9, 10, 11,
12
19
Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok belajar
14 13, 15 11
Memberikan pengalaman kelompok 17, 20 16, 18, 19,
21
22
Membuat kesimpulan 22, 23, 24,
25
16
TOTAL 5 20 95
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi kegiatan mengajar guru dapat
diketahui aspek yang memperoleh 3 sebanyak 5 item, dan aspek yang
memperoleh skor 4 sebanyak 20 item, sehingga memiliki total skor seluruhnya 95.
Pada aspek mengecek kesiapan pembelajaran nomor indikator 1, 2, 3, 4 mendapat
skor 4 sehingga jumlah skornya 16. Pada aspek melakukan apersepsi, motivasi,
dan menyampaikan tujuan nomor indikator nomor 5, 7 memperoleh skor 3 dan
nomor 6 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 11. Pada aspek
menyajikan/ menyampaikan materi nomor indikator 8 memperoleh skor 3 dan
nomor 9, 10, 11, 12 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 19. Pada aspek
mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar nomor indikator 14
memperoleh skor 3 dan nomor 13, 15 memperoleh skor 4 sehingga jumlah
skornya 11. Pada aspek memberikan pengalaman kelompok nomor indikator 17,
67
20 memperoleh skor 3 dan nomor 16, 18, 19, 21 memperoleh skor 4 sehingga
jumlah skornya 22. Pada aspek membuat kesimpulan nomor indikator 22, 23, 24,
25 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skornya 16. Berdasarkan tabel 4.9
mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru siklus II pertemuan kedua dapat
digambarkan dalam diagram 4.9 berikut ini:
Diagram 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II
Pertemuan Kedua
Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa dapat diperoleh dari lembar
observasi yang dijabarkan dalam beberapa aspek dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Kedua
Aspek yang diamati Skor Penilaian Jumlah
Skor 1 2 3 4
Kesiapan siswa belajar 1, 2 8
Memperhatikan penjelasan dari guru 3, 4, 5 12
Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran 6, 7, 8, 9, 10 20
Respon siswa terhadap pembelajaran 17 11, 12, 15, 16 19
Mengerjakan tugas dari guru 14 4
Kerjasama dengan kelompok 13 4
Membuat kesimpulan dan refleksi 18, 19, 20 12
TOTAL 1 19 79
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui
aspek yang memperoleh skor 3 sebanyak 1 item, dan aspek yang memperoleh
0
5
10
15
20
25
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6
Jum
lah
sko
r
Aspek
68
skor 4 sebanyak 19 item, sehingga memiliki total skor keseluruhannya 72. Pada
aspek kesiapan siswa belajar nomor indikator 1, 2 mendapat skor 4 sehingga
jumlah skornya 8. Pada aspek memperhatikan penjelasan dari guru nomor
indikator 3, 4, 5 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 12. Pada aspek
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran nomor indikator 6, 7, 8, 9, 10 mendapat
skor 4 sehingga jumlah skornya 20. Pada aspek respon siswa terhadap
pembelajaran nomor indikator 17 mendapat skor 3 dan nomor 11, 12, 15, 16
mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya 19. Pada aspek mengerjakan tugas dari
guru nomor indikator 14 mendapat skor 4. Pada aspek kerjasama dengan
kelompok nomor indikator 13 mendapat skor 4. Pada aspek membuat kesimpulan
dan refleksi nomor indikator 18, 19, 20 mendapat skor 4 sehingga jumlah skornya
12. Berdasarkan tabel 4.10 mengenai hasil observasi aktivitas siswa siklus II
pertemuan kedua dapat digambarkan dalam diagram 4.10 berikut ini:
Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan
Keedua
c) Pertemuan Ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan ketiga dilaksanakan minggu
kedua bulan April pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 pukul 08.10-08.45 WIB.
Pembelajaran pada pertemuan ketiga ini sebagai tindak lanjut dari pertemuan
pertama dan kedua yakni dengan melaksanakan tes evaluasi. Tes evaluasi tersebut
berbentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 soal. Kegiatan pembelajaran pada
0
5
10
15
20
25
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7
Jum
lah
sko
r
Aspek
69
pertemuan ketiga diawali dengan tanya jawab mengenai materi sebelumnya yang
sudah diajarkan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua tentang
perambatan bunyi melalui zat padat, zat ciar, dan zat gas. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab mengenai
materi-materi yang belum dipahami. Selanjutnya guru mengadakan tes evaluasi
secara individu. Setelah itu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyampaikan
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
4.1.3.3. Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga, selanjutnya diadakan refleksi dalam proses
pembelajaran. Dari refleksi ini guru telah melaksanakan perbaikan dari
kekurangan yang terjadi pada kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan cara
memberikan penjelasan langkah-langkah pembelajaran GI lebih terperinci kepada
kolaborator sesuai rencana pembelajaran yang sudah dirancang, mengingatkan
kepada kolaborator untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa, agar siswa
termotivasi untuk melakukan proses pembelajaran, dan memberikan bimbingan
pada siswa pada saat melakukan kegiatan kelompok.
Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan
hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
2) Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan
pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun
pada kegiatan refleksi siklus I.
3) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.
4) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi dengan kelompok di
dalam proses pembelajaran.
70
4.2. Hasil dan Analisis Tindakan
Dalam bagian ini, dapat diuraikan mengenai hasil dari tindakan pada
siklus I dan siklus II yang berupa hasil observasi dan hasil belajar, serta analisis
tindakan yang sudah dilaksanakan.
4.2.1. Hasil Tindakan
Pada hasil tindakan dapat diperoleh dari siklus I, dan siklus II meliputi
lembar observasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa. Hasil observasi ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran melalui
model group investigation pada siklus I dan siklus II dengan 3 kali pertemuan.
Pada lembar observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama
memperoleh skor 82 dan pertemuan kedua memperoleh skor 86, sedangkan pada
siklus II pertemuan pertama memperoleh skor 89 dan pertemuan kedua
memperoleh skor 95. Untuk lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan pertama mendapat skor 70 dan pada pertemuan kedua mendapat skor
72. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama mendapat skor 76 dan pada
pertemuan kedua mendapat skor 79 (Untuk hasil lembar observasi dapat dilihat
pada lampiran).
Pada hasil tes evaluasi digunakan utuk mengukur hasil belajar IPA siswa.
Penerapan model pembelajaran group investigation dapat dikatakan berhasil
apabila tingkat ketuntasan mencapai 80%. Siswa yang memperoleh nilai di atas
KKM yang ditetapkan sekolah dapat dinyatakan tuntas, sebaliknya siswa yang
masih mendapat nilai di bawah KKM dinyatakan belum tuntas (Untuk hasil tes
dapa dilihat pada tabel analisis tindakan).
Berhasil atau tidaknya penerapan model pembelajaran GI ini dapat
diketahui dari peningkatan hasil belajar IPA siswa. Hasil belajar dapat diperoleh
melalui nilai evaluasi siswa dari siklus I dan siklus II. Hasil data pada siklus I dan
siklus II dapat diperoleh dari nilai tes evaluasi akhir siklus dalam bentuk pilihan
ganda (Untuk hasil evaluasi dapat dilihat pada lampiran).
71
4.2.2. Hasil Analisis Tindakan
Pada hasil analisis tindakan diperoleh berdasarkan nilai siklus I dan siklus
II yang meliputi data tes evaluasi siswa. Berdasarkan perolehan data tes evaluasi
siswa kemudian dianalisis dengan membandingkan data nilai dari setiap siklus
yakni siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan di
SD Negeri Rowosari dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 4
mengalami peningkatan setelah menerapkan model pembelajaran group
investigation.
Tingkat keberhasilan penerapan model pembelajaran group investigation
dapat dilihat melalui hasil belajar IPA pada siklus I dan siklus II diperoleh dari tes
evaluasi individu yang dilakukan pada akhir siklus.
a) Siklus I
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari diperoleh dari tes
evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus yakni pada pertemuan ketiga. Dari hasil
tes evaluasi tersebut terjadi peningkatan nilai dibandingkan dengan nilai hasil tes
evaluasi pada kondisi awal. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Rowosari
pada Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di
lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya disajikan pada tabel daftar nilai IPA
(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
No Nilai Frekuensi Persentase
1 50-57 5 28%
2 58-65 2 11%
3 66-73 2 11%
4 74-81 5 28%
5 82-89 2 11%
6 90-97 2 11%
Jumlah 18 100%
Nilai Rata-Rata 70
Nilai Terendah 50
Nilai Tertinggi 90
72
Berdasarkan tabel 4.11 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA siklus
I hasilnya dapat dikatakan mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil
belajar IPA pada kondisi awal, yakni nilai rata-ratanya meningkat menjadi 70. Hal
ini dapat diketahui dari banyaknya siswa yang belum tuntas masih di bawah KKM
≤ 65 dalam pembelajaran IPA mengalami penurunan. Diketahui nilai antara 50-57
memiliki frekuensi 5 dengan persentase 28% dari jumlah siswa keseluruhan, 58-
65 memiliki frekuensi 2 dengan persentase 11%, nilai antara 66-73 memiliki
frekuensi 2 dengan persentase 11% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 74-
81 memiliki frekuensi 5 dengan persentase 28% dari jumlah siswa keseluruhan,
nilai antara 82-89 memiliki frekuensi 2 dengan persentase 11% dari jumlah siswa
keseluruhan, 83-88 memiliki frekuensi 2 dengan persentase 11% dari jumlah
siswa keseluruhan dan daftar nilai dapat dilihat (terlampir). Siswa yang
memperoleh hasil tertinggi mendapat nilai 90, sedangkan siswa yang mendapat
nilai terendah mendapat nilai 50. Berdasarkan tabel 4.11 dapat digambarkan
dalam diagram batang 4.11 sebagai berikut:
Diagram 4.11 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil nilai
evaluasi siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.12 berikut:
0
1
2
3
4
5
50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97
Jum
lah
Sis
wa
Nilai
73
Tabel 4.12
Ketuntasan Belajar Pada Siklus I
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 13 72
2. Tidak Tuntas 5 28
Jumlah 18 100
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa yang
memperoleh nilai di atas Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 13
siswa dengan persentase 72%, sedangkan siswa yang masih memperoleh nilai di
bawah KKM sebanyak 5 siswa dengan persentase 28%. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM lebih
sedikit dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM.
Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.12 dapat dilihat pada diagram 4.12
berikut:
Diagram 4.12 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus I
b) Siklus II
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari diperoleh dari tes
evaluasi yang dilakukan pada akhir siklus yakni pada pertemuan ketiga. Dari hasil
tes evaluasi tersebut terjadi peningkatan nilai dibandingkan dengan nilai hasil tes
evaluasi pada siklus I. Hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Rowosari pada
Kompetensi Dasar mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di
72%
28%
Tuntas
Tidak Tuntas
74
lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya disajikan pada tabel daftar nilai IPA
(terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.13:
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
No Nilai Frekuensi Persentase
1 60-67 1 6%
2 68-75 6 33%
3 76-83 4 22%
4 84-91 5 28%
5 92-99 2 11%
Jumlah 18 100%
Nilai Rata-Rata 80
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 95
Dilihat dari tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA siklus
II dapat dikatakan mengalami peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 dari
hasil belajar siklus I, peningkatan ini ditandai dengan nilai rata-rata menjadi 80
sedangkan persentase ketuntasannya menjadi 94% yang diperoleh 17 siswa.
Diketahui nilai antara 60-67 memiliki frekuensi 1 dengan persentase 6% dari
jumlah siswa keseluruhan, 68-75 memiliki frekuensi 68 dengan persentase 33%,
nilai antara 76-83 memiliki frekuensi 4 dengan persentase 22% dari jumlah siswa
keseluruhan, nilai antara 84-91 memiliki frekuensi 5 dengan persentase 28% dari
jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 92-99 memiliki frekuensi 2 dengan
persentase 11% dari jumlah siswa keseluruhan, dan daftar nilai dapat dilihat
(terlampir). Siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM mengalami penurunan
sebesar 6% yang didapat 1 siswa, untuk siklus II nilai tertinggi menjadi 95
sedangkan nilai terendah menjadi 60. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan
dalam diagram 4.13 berikut:
75
Diagram 4.13 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=65) data hasil nilai
evaluasi siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14
Ketuntasan Belajar Pada Siklus II
No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa
Jumlah Persentase (%)
1. Tuntas 17 94
2. Tidak Tuntas 1 6
Jumlah 18 100
Ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa yang
memperoleh nilai diatas Kriteria Kentuntasan Minimal (KKM=65) sebanyak 17
siswa dengan persentase 94%, sedangkan siswa yang masih memperoleh nilai di
bawah KKM sebanyak 1 siswa dengan persentase 6%. Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM lebih
sedikit dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM.
Ketuntasan hasil belajar IPA pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.14
berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
60-67 68-75 76-83 84-91 92-99
Jum
lah
Sis
wa
Nilai Siswa
76
Diagram 4.14 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pada Siklus II
c) Analisis Komparatif
Pada analisis komparatif ini dapat diketahui tentang perbandingan hasil
belajar dan ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas 4 yang akan diuraikan dari
kondisi awal, siklus I, dan siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
IPA. Perbandingan hasil belajar IPA dapat ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15
Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Nilai
(X)
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tidak Tuntas < 65 10 44 5 28 1 6
2. Tuntas ≥ 65 8 56 13 72 17 94
Jumlah 18 100 18 100 18 100
Nilai tertinggi 83 90 95
Nilai terendah 53 50 60
Rata-rata 64,5 70 80
Berdasarkan tabel 4.15 nilai rata-rata dari tiap siklus mengalami
peningkatan, pada kondisi awal nilai rata-rata semula 64.5, sedangkan pada siklus
I rata-rata hasil belajar mengalami peningkatan menjadi 70, dan pada siklus II
rata-rata hasil belajar meningkat menjadi 80. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada diagram 4.15 berikut:
94%
6%
Tuntas
Tidak Tuntas
77
Diagram 4.15 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Kondisi Awal,
Siklus I, dan Siklus II
Ketuntasan hasil belajar IPA dapat diuraikan bahwa pada kondisi awal
sebanyak 10 siswa dengan persentase 56% yang memperoleh nilai di bawah
(KKM=65), dan 8 siswa dengan persentase 44% yang memperoleh nilai di atas
KKM. Untuk siklus I hasil belajar IPA mengalami peningkatan dengan ketuntasan
belajar meningkat menjadi 13 siswa dengan persentase 72% siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
sebanyak 5 siswa dengan persentase 28%, kemudian untuk tindak lanjut siklus II
juga mengalami peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari
sebanyak 17 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM dengan persentase 94%,
sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 1 siswa dengan
persentase sebesar 6%. Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA tiap siklus
dapat dilihat pada gambar diagram 4.16 berikut:
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Rata-Rata 64.5 70 80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Rat
a-R
ata
78
Diagram 4.20 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II
Diagram 4.16 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi
Awal, Siklus I, dan Siklus II
4.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti, sebelum penelitian
dilakukan guru masih menerapkan metode konvensional dalam melakukan proses
belajar mengajar, selain itu guru lebih mendominasi jalannya pembelajaran
sehingga siswa menjadi tidak aktif siswa juga cepat merasa bosan dalam
pembelajaran, siswa masih sering berbicara sendiri ataupun mainan sendiri untuk
mengalihkan kebosanannya dalam proses belajar. Hal tersebut yang menyebabkan
hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari relatif rendah. Pada kondisi
awal ini diperoleh dari nilai ulangan tengah semester II yang dapat dilihat pada
tabel 4.16 sebagai berikut:
Tabel 4.16
Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
No Ketuntasan Belajar KKM Jumlah Siswa
Frekuensi Persentase (%)
1 Tuntas 65 8 44
2 Tidak Tuntas 65 10 56
Rata-rata 64.5
Berdasarkan tabel 4.16 mengenai ketuntasan belajar kondisi awal yang
menyatakan bahwa siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (=65) sebanyak 8
Kondisi Awal Siklus I siklus II
Tidak Tuntas 10 5 1
Tuntas 8 13 17
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Jum
lah
Sis
wa
79
siswa dengan persentase 44%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM (=65) sebanyak 10 anak dengan persentase 56%. Dari keadaan tersebut,
maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
IPA siswa melalui siklus I dan siklus II. Proses pembelajaran siklus I dan II dapat
dilihat berdasarkan hasil obervasi kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar
siswa pada tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17
Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru dan Aktivitas Siswa Siklus I dan II
No Aspek
yang
diamati
Kegiatan Mengajar
Guru
Aktivitas Siswa
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P2
1 Aspek 1 13 15 15 16 7 8 8 8
2 Aspek 2 8 9 11 11 10 10 12 12
3 Aspek 3 17 16 17 19 17 18 20 20
4 Aspek 4 10 9 11 11 16 18 17 19
5 Aspek 5 19 20 20 22 4 3 3 4
6 Aspek 6 15 15 15 16 4 4 4 4
7 Aspek 7 10 11 12 12
Rata-rata 83 92 70 77,5
Berdasarkan tabel 4.17 mengenai hasil observasi kegiatan mengajar guru
dan aktivitas belajar siswa siklus I dan II mengalami peningkatan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I dengan rata-rata
83 dan pada siklus II dengan rata-rata 92, sedangkan untuk aktivitas siswa pada
siklus I memperoleh rat-rata 70 dan pada siklus II memperoleh rata-rata 77,5.
Meningkatnya kegiatan mengajar guru dan aktivitas belajar siswa selama proses
pembelajaran mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas 4. Hasil belajar
kondisi awal, siklus I, dan II dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut:
80
Tabel 4.18
Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Ketuntasan
Belajar
Nilai Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 65 8 44 13 72 17 94
2 Belum Tuntas 65 10 56 5 28 1 6
Rata-rata 64.5 70 80
Berdasarkan tabel 4.18 tentang hasil belajar IPA dari kondisi awal, siklus
I, dan siklus II dapat meningkat. Pada kondisi awal hasil belajar IPA yang
mencapai (KKM=65) sebanyak 8 siswa persentase sebesar 44%, sedangkan siswa
yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa, persentase sebesar 56% dengan
rata-rata 64,5. Hasil belajar siklus I mengalami peningkatan dari kondisi awal, hal
ini dapat diketahui dari hasil belajar IPA yang mencapai (KKM=65) sebanyak 13
siswa persentase 72%, sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 5
siswa persentase 28% dengan rat-rata 70. Pada siklus II hasil belajar mengalami
peningkatan dari siklus I, hal ini dapat diketahui dari hasil belajar IPA yang
mencapai (KKM=65) sebanyak 17 siswa persentase 94%, sedangkan siswa yang
belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa persentase 6% dengan rata-rata 80.
Keberhasilan teori yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas 4 dapat meningkat 80%. Hasil belajar IPA dapat meningkat seiring
meningkatnya kinerja kegiatan mengajar guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran menggunakan model pembelajaran group investigation (GI) dalam
melibatkan siswa secara langsung untuk menginvestigasi masalah dengan cara
melakukan percobaan secara langsung dengan kelompok, sehingga menjadi aktif
dan proses pembelajaran terasa menyenangkan tidak hanya selalu berpusat pada
guru. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin besar
dengan cara bekerjasama dengan kelompoknya. Dengan adanya suasana belajar
yang seperti ini dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar.
Top Related