BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j -...

24
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan membahas mengenai 3 sub judul, diantaranya tentang seting tempat penelitian, waktu penelitian, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas tentang lokasi dilaksanakannya penelitian, waktu penelitian akan membahas tentang kapan dilaksanakan penelitian, dan yang terakhir karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa kelas 4 yang dijadikan subjek penelitian. 3.1.1. Seting Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SD Negeri Rowosari terletak di area pemukiman yang dikelilingi area persawahan dengan jarak dari jalan raya Sraten kurang lebih 1,5 km. Walaupun letak SD ini, berada dilingkungan pedesaan, tetapi sarana prasarana fisik yang dimiliki sudah cukup lengkap dan memadahi, diantaranya ada 6 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala sekolah dan guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 1 ruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar mandi guru, 2 kamar mandi murid, dan 2 area parkir untuk guru dan murid serta halaman sekolah yang cukup luas. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Rowosari dikarenakan mudah dijangkau dan belum pernah digunakan untuk penelitian. 3.1.2. Seting Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Rowosari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014, pada bulan Januari hingga bulan Mei 2014. Penelitian ini memerlukan dua siklus proses belajar mengajar yang efektif, sehingga pelaksanaannya perlu mengacu pada kalender akademik sekolah. Selain itu juga harus sesuai dengan silabus, KD yang digunakan yaitu 8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Transcript of BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j -...

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Pada bagian ini akan membahas mengenai 3 sub judul, diantaranya tentang

seting tempat penelitian, waktu penelitian, dan karakteristik subjek penelitian.

Seting tempat akan membahas tentang lokasi dilaksanakannya penelitian, waktu

penelitian akan membahas tentang kapan dilaksanakan penelitian, dan yang

terakhir karakteristik subjek penelitian akan membahas tentang kondisi siswa

kelas 4 yang dijadikan subjek penelitian.

3.1.1. Seting Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Rowosari Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SD Negeri Rowosari

terletak di area pemukiman yang dikelilingi area persawahan dengan jarak dari

jalan raya Sraten kurang lebih 1,5 km. Walaupun letak SD ini, berada

dilingkungan pedesaan, tetapi sarana prasarana fisik yang dimiliki sudah cukup

lengkap dan memadahi, diantaranya ada 6 ruang kelas, 1 ruang kantor kepala

sekolah dan guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang mushola, 1 ruang gudang, 1

ruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar mandi guru, 2 kamar

mandi murid, dan 2 area parkir untuk guru dan murid serta halaman sekolah yang

cukup luas. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Rowosari dikarenakan mudah

dijangkau dan belum pernah digunakan untuk penelitian.

3.1.2. Seting Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Rowosari Semester II Tahun

Pelajaran 2013/2014, pada bulan Januari hingga bulan Mei 2014. Penelitian ini

memerlukan dua siklus proses belajar mengajar yang efektif, sehingga

pelaksanaannya perlu mengacu pada kalender akademik sekolah. Selain itu juga

harus sesuai dengan silabus, KD yang digunakan yaitu 8.1 Mendeskripsikan

energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

20

Tabel 3.1

Alokasi Waktu Penelitian

No Pelaksanaan

Penelitian

Januari Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Proposal PTK

2

Siklus I

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

3

Siklus II

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

4 Pelaporan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan Januari

sampai dengan bulan Mei tahun 2014. Pada bulan Januari minggu ke-1 sampai

minggu ke-3 peneliti menyusun proposal skripsi. Kemudian untuk bulan Januari

minggu ke-4 peneliti menyusun perencanaan dan instrumen penelitian yang

diperlukan. Pada bulan Maret minggu ke-2 dan ke-3 digunakan untuk kegiatan

UTS semester II dan masa jeda. Pada minggu ke-4 bulan Maret digunakan tryout

Ujian Sekolah kelas 6 tingkat kabupaten. Setelah itu pada bulan April minggu ke-

1 peneliti mulai melaksanakan penelitian siklus I. Pada bulan April minggu ke-2

peneliti melanjutkan penelitian siklus II. Dan, pada bulan April minggu ke-3

sampai dengan bulan Mei peneliti melakukan pengolahan data hasil penelitian

dengan membuat laporan hasil penelitian dan konsultasi laporan penelitian serta

melakukan persiapan ujian skripsi.

3.1.3. Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri

Rowosari Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Siswa kelas 4 berjumlah 18

siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan yang mempunyai

karakteristik berbeda-beda. Selain itu tingkat kemampuan siswa juga berbeda-

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

21

beda, ada yang di atas rata-rata, ada yang sedang, dan ada yang di bawah rata-rata.

Latar belakang siswa pun juga berbeda-beda, mayoritas pekerjaan orang tua

siswa sebagai petani, ada juga yang bekerja sebagai buruh, wiraswasta dan

pegawai negeri. Karena pekerjaan orang tua siswa mayoritas sebagai petani,

sehingga siswa kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya dalam belajar.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 karena hasil belajar IPA di kelas

tersebut masih relatif rendah, di bawah KKM (65) yang ditetapkan sekolah. Dari

data rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 pada

mata pelajaran IPA masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM

(65), hal tersebut dapat dilihat bahwa siswa masih kesulitan menguasai materi IPA

yang diajarkan guru. Rendahnya hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri Rowosari

dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata IPA pada Ulangan Tengah Semester II

Tahun Pelajaran 2013/2014 yakni 64.5 yang masih berada di bawah nilai

(KKM=65) yang telah ditetapkan oleh sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar

IPA tersebut, peneliti menerapkan pembelajaran IPA melalui model pembelajaran

group investigation (GI).

3.2. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah PTK (Penelitian

Tindakan Kelas) dengan menggunakan desain penelitian dari Kemmis dan Mc

Taggart.

3.2.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang biasanya disingkat PTK. “PTK adalah penelitian tindakan yang

dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/ meningkatkan mutu praktik

pembelajaran” (Arikunto, 2009:58).

Menurut Sanjaya (2013:149), PTK adalah proses pengkajian masalah

pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk

memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam

situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

22

Sedangkan Madya (2006:51) menyatakan, “penelitian tindakan sejati adalah

penelitian tindakan kolaboratif, yaitu yang dilakukan oleh sekelompok peneliti

melalui kerjasama dan kerja bersama. Kolaborasi yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah kolaborasi antara guru dengan peneliti”.

Penelitian tindakan kelas (PTK), terdiri dari tiga kata yang dapat dipahami

pengertiannya yaitu:

1) Penelitian: kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti.

2) Tindakan: suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3) Kelas: sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran

yang sama dari seorang guru. Batasan kelas tersebut bukan dalam arti

ruangan tetapi sekelompok peserta didik.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut, dapat

disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.

3.2.2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain yang

dikemukan oleh Kemmis dan MC Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun desain PTK dimaksud

menggambarkan adanya empat langkah (dan pengulangannya), yang disajikan

dalam bagan berikut ini:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

23

SIKLUS PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Gambar: 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK

Rancangan desain penelitian ini mengacu pada model siklus menurut

Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010:137). Keempat langkah tersebut

merupakan satu siklus atau putaran, artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali

ke-1 dan seterusnya. Meskipun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan

secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Jika pelaksana juga

pengamat, mungkin pengamat dilakukan sesudah pelaksanaan, dengan cara

mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Secara utuh, tindakan yang diterapkan

dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui

tahapan sebagai berikut:

a) Tahap 1: Menyusun Rancangan Tindakan (Perencanaan)

Penyusunan rancangan mempunyai kesepakatan bersama antara guru yang

melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya

tindakan. Upaya tersebut dilakukan untuk mengurangi unsur subjektivitas

pengamat serta mutu kecematan pengamatan yang dilakukan. Rencana penelitian

tindakan merupakan tindakan yang terstruktur dan terencana, namun tidak

PERENCANAAN

SIKLUS I

PENGAMATAN

SIKLUS II

PERENCANAAN

PENGAMATAN

PELAKSANAAN

PELAKSANAAN

REFLEKSI

REFLEKSI

?

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

24

menutup kemungkinan untuk mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan

kondisi yang ada.

b) Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan

tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana

guru harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,

tetapi harus pula berlaku wajar. Membuat modifikasi tetap diperbolehkan, selama

tidak mengubah prinsip.

c) Tahap 3: Pengamatan

Tahap ini yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Sebetulnya sedikit

kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksana tindakan karena

seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.

d) Tahap Refleksi

Pada tahap ini yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali yang sudah

terjadi. Mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan

data dari lembar observasi dan dapat pula bertanya jawab dengan subjek tentang

apa yang dialami, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan

berikutnya.

Keempat tahapan tersebut merupakan satu siklus yaitu satu putaran kegiatan

beruntun, dari tahap penyusunan sampai dengan tahap refleksi yang tidak lain

adalah evaluasi. Siklus adalah putaran kegiatan berurutan yang kembali kelangkah

semula.

3.3. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:38), Variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan menurut Sudjarwo dan Basrowi (2009:169) variabel

adalah konsep yang dapat diukur dan mempunyai variasi nilai. Variabel

dibedakan menjadi dua kategori, variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). Dalam

penelitian ini terdapat 2 variabel yang digunakan, diantaranya;

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

25

a. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

penyebab terjadinya perubahan variabel lain. Variabel ini disebut variabel bebas

karena adanya tidak tergantung pada yang lain atau bebas dari ada atau tidaknya

variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran

group investigation (GI). Pembelajaran IPA dengan model group investigation

(GI) adalah pembelajaran IPA yang memberikan kesempatan kepada siswa secara

berkelompok untuk berfikir kritis menginvestigasi dengan melakukan percobaan

secara langsung (praktikum), siswa melakukan pengamatan hasil percobaan

kemudian hasil pengamatan itu dipresentasikan di depan kelas dan dievaluasi oleh

guru. Pada saat melakukan percobaan siswa mulai mencari tahu masalah yang

terjadi kemudian didiskusikan dalam kelompok. Hasil pengamatan dalam

percobaan kemudian ditulis pada lembar kerja siswa yang sudah dibagikan guru.

Hasil tersebut kemudian dipresentasikan di depan kelas. Pada akhir pelajaran guru

memberikan evaluasi. Dengan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa

secara langsung seperti itu dapat menumbuhkan keaktifan dan kerjasama antar

siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

b. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas. Disebut variabel terikat karena kondisi atau

variasinya dipengaruhi atau terikat oleh variasi variabel lain, yaitu dipengaruhi

oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah

peningkatan hasil belajar IPA. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada

diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai

hasil akhir dari kegiatan belajar yang digunakan untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

26

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Variabel X

No Langkah model

pembelajaran group

investigation (GI)

Indikator Item

1.

Guru menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Menyampaikan semua

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dan

memberi motivasi

siswa dalam belajar

1. Apakah guru

menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai?

2. Apakah guru

memberi motivasi

kepada siswa?

2. Guru menyampaikan

materi pelajaran

Menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa

dengan menggunakan

media yang tepat

1. Apakah guru

menyampaikan

materi dengan

menggunakan media

pembelajaran yang

tepat?

3. Guru

mengorganisasikan

siswa ke dalam

kelompok kecil

Membentuk kelompok

kecil

1. Apakah guru

membagi siswa ke

dalam kelompok

secara heterogen?

4. Guru membimbing

kelompok dalam

kegiatan

pembelajaran

Membimbing

kelompok pada saat

menginvestigasi materi

yang dipilih dengan

melaksanakan

praktikum

1. Apakah guru

membimbing

kelompok saat

menginvestigasi

materi yang sudah

dipilih sendiri

dengan

melaksanakan

praktikum?

5. Guru memberikan

evaluasi

Evaluasi individu 1. Apakah guru

memberikan

evaluasi individu

kepada siswa?

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

27

3.4. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap

siklus terdiri dari 3 pertemuan. Kemmis dan Mc Taggart menyatakan bahwa ada

tiga tahap rencana tindakan yang utama dalam penelitian tindakan diantaranya

adalah: perencanaan (planning), tindakan (acting) dan pengamatan (observing),

serta refleksi (reflecting) (Arikunto, 2010:137). Berikut ini rincian dari ketiga

tahapan penelitian tindakan kelas:

Siklus I meliputi:

A. Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menetapkan seluruh perencanaan

tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran group investigation (GI). Langkah-langkah

perencanaan untuk siklus I sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan

materi.

b) Membuat materi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran.

c) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan.

d) Menyiapkan LKS untuk siswa.

e) Menyiapkan lembar observasi.

f) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.

B. Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang

sesuai dengan perencanaan, berikut ini rincian pelaksanaan tindakan:

a) Apersepsi, siswa diingatkan kembali tentang kompetensi dasar berkaitan

dengan materi yang dipelajari sebelumnya.

b) Guru memberi motivasi kepada siswa untuk mengikuti pelajaran

c) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

d) Guru menyampaikan materi pelajaran IPA.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

28

e) Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen, setiap kelompok terdiri

dari 4 siswa.

f) Guru memberi arahan jalannya pembelajaran melalui model pembelajaran GI.

g) Siswa bersama kelompok memilih sub bab atau materi yang akan

diinvestigasi dengan cara melakukan percobaan.

h) Siswa bersama kelompok menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

untuk melakukan percobaan.

i) Siswa dalam kelompok bekerjasama melaksanakan kegiatan investigasi

dengan bimbingan guru.

j) Siswa diberi LKS dan melakukan diskusi kelompok.

k) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan diskusi kelompok.

l) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal

yang belum jelas, dari materi yang telah dipelajari.

m) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

n) Guru memberikan evaluasi secara individu.

Selama berlangsungnya proses pembelajaran, guru mengamati keaktifan

siswa di dalam proses melakukan investigasi dengan cara melakukan percobaan.

Pengamat mencatat aktifitas siswa dengan menggunakan lembar observasi yang

sudah terstruktur. Selain itu observer juga mengamati jalannya kegiatan

pembelajaran dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat

penerapan pembelajaran IPA dengan menggunakan model group investigation

(GI).

C. Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran group investigation (GI).

c) Membuat daftar permasalahaan yang terjadi pada siklus I.

d) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus II agar dapat

memperbaiki pendekatan yang dilakukan pada siklus I.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

29

Siklus II meliputi :

A. Perencanaan ulang.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, selanjutnya diadakan perencanaan

ulang seperti pada perencanaan di siklus I. Setelah itu peneliti mencatat

permasalahan dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung dan

merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

B. Tindakan dan Pengamatan

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang

diprogramkan, yaitu:

a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I sesuai hasil refleksi pada

siklus I.

b) Mengawasi siswa yang kurang aktif dengan bimbingan khusus.

c) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan

kesulitan yang dihadapi siswa.

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati aktivitas siswa

pada saat melakukan investigasi dengan cara melakukan percobaan. Pengamat

mencatat aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur dan

membandingkan dengan siklus sebelumnya. Selain itu, dalam proses belajar

mengajar diamati oleh observer. Observer mengamati jalannya kegiatan

pembelajaran dan mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

penerapan model pembelajaran group investigation (GI).

C. Refleksi

a) Menganalisis hasil pengamatan saat melakukan observasi.

b) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan model

pembelajaran group investigation (GI).

c) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus II, apakah pemberian

tindakan pada siklus II sudah mengalami peningkatan.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

30

3.5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan untuk mengumpulkan

atau memperoleh data dalam suatu penelitian, sedangkan instrumen penelitian

adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.

3.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Secara garis besar teknik pengumpulan data digolongkan menjadi 2 macam,

yaitu teknik tes dan non tes.

1) Teknik Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk

mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Menurut Djemari (2008:67),

tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang

secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau

pertanyaan. Dalam penilitian ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada

siklus I dan II. Bentuk instrumen tes ini berupa lembar evaluasi pada akhir

pembelajaran dalam bentuk soal objektif (pilihan ganda).

2) Teknik Nontes

a) Observasi

“Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematik, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena baik dalam

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu” (Arifin, 2012:153). Tujuan utama observasi adalah mengumpulkan data

dan informasi mengenai suatu fenomena baik berupa peristiwa maupun tindakan

dan untuk mengukur perilaku kelas (baik buruknya guru maupun peserta didik).

Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai

proses dan hasil belajar, seperti tingkah laku peserta didik saat pembelajaran

berlangsung, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. “Observasi sebagai alat

penilaian digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun situasi buatan” (Sudjana, 2009:84). Dalam observasi penelitian ini

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

31

digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran group investigation (GI).

b) Dokumentasi

“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah,

prasasti, agenda dan sebagainya” (Arikunto, 2010: 274). Penggunaan metode

dokumentasi pada penelitian ini adalah mengetahui nilai awal mata pelajaran IPA

yang akan digunakan sebagai perbandingan apabila penelitian sudah

dilaksanakan.

3.5.2. Instrumen Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang akurat maka diperlukan instrumen yang baik,

sehingga peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari dapat

diketahui dengan penerapan model pembelajaran group investigation (GI).

Berikut adalah prosedur pembuatan instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini ;

1) Tes

Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes objektif (pilihan

ganda). Tes pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada

ranah kognitif. “Soal pilihan ganda adalah bentuk tes di mana setiap butir soalnya

memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu” (Widoyoko, 2013:67). Tes ini

berfungsi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar

yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus dengan memberikan sejumlah

soal tes kepada subjek penelitian.

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

32

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrument Soal Evaluasi Siklus I

KD Indikator

Tingkat Kesukaran Soal Teknik

Penilaian

Nomer

Item

Tes Mudah Sedang Sukar

8.1

Mendeskrip

sikan energi

panas dan

bunyi yang

terdapat di

lingkungan

sekitar serta

sifat-

sifatnya

1. Menuliskan

kembali

macam-

macam

sumber

energi

panas yang

ada di

lingkungan

sekitar

1 soal 5 soal 1 soal Teknik

tes:

pilihan

ganda

1, 2, 3,

4, 6, 7,

9

2. Melakukan

percobaan

perambatan

panas

(konduksi,

konveksi

dan

radiasi).

1 soal 7 soal 1 soal Teknik

tes:

pilihan

ganda

8, 11,

13, 14,

16, 19,

20, 21,

24, 26

3. Menyebut

kan sifat

energi

panas.

2 soal 3 soal 1 soal Teknik

tes:

pilihan

ganda

27, 29,

30, 33,

34, 35

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

33

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrument Soal Evaluasi Siklus II

KD Indikator

Tingkat Kesukaran Soal Teknik

Penilai

an

Nomer

Item

Tes mudah sedang sukar

8.1

Mendeskrip

sikan energi

panas dan

bunyi yang

terdapat di

lingkungan

sekitar serta

sifat-

sifatnya

1. Menyebutkan

sumber-

sumber

energi bunyi

yang ada di

lingkungan

sekitar.

1 soal 4 soal 1 soal Teknik

tes:

pilihan

ganda

2, 4, 5,

7, 8, 9

2. Menyimpulk

an bahwa

bunyi

dihasilkan

oleh benda

yang

bergetar.

1 soal 7 soal 1 soal Teknik

tes:

pilihan

ganda

3, 11,

12, 14,

16, 17,

18, 19,

20

3. Membedakan

perambatan

bunyi pada

benda padat,

cair dan gas.

1 soal 8 soal 1 soal Teknik

tes:

pilihan

ganda

6, 21,

22, 23,

26, 28,

29, 31,

33, 34

2) Lembar Observasi

Kegiatan observasi harus dilaksanakan bersamaan dengan pembelajaran.

Dalam lembar observasi berisi tentang hal-hal yang dapat mengukur aktivitas

siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran group investigation (GI). Lembar observasi diisi oleh

observer dengan cara memberikan tanda centang (check list) pada kolom

skor. Jawaban dibuat dalam bentuk skala (skala likert) yaitu menentukan

lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek

sikap. Jawaban setiap butir instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, skor yang

menunjukkan sikap positif, skor 4 sangat setuju, 3 setuju, 2 tidak setuju dan 1

sangat tidak setuju.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

34

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Mengajar Guru

Langkah

Pembelajaran Langkah-langkah GI Indikator No

Pra

Pembelajaran Guru mengecek kesiapan

ruang, alat, dan media

pembelajaran

1

Guru membimbing siswa

berdo’a 2

Guru mengecek

kehadiran siswa

(presensi)

3

Guru memeriksa

kesiapan siswa 4

Kegiatan Awal 1. Menyampaikan

tujuan dan

memotivasi siswa

Guru melakukan

apersepsi sesuai dengan

materi ajar

5

Guru memberikan

motivasi kepada siswa

dengan melakukan tanya

jawab

6

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

7

Kegiatan Inti

2. Penyampaian materi Membimbing

pembelajaran dengan

model GI

8

Guru menunjukkan

penguasaan materi 9

Guru menyajikan materi

dengan menggunakan

media pembelajaran

10

Guru menjelaskan materi

secara runtut 11

Mengaitkan materi

dengan realitas

kehidupan

12

3. Mengorganisasikan

siswa dalam

kelompok belajar

secara heterogen

Guru membagi siswa ke

dalam beberapa

kelompok

13

Guru bersama siswa

menyiapkan prosedur

belajar

14

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

35

Guru menjelaskan aturan

berkelompok sebelum

melakukan praktikum

15

4. Membimbing

kelompok dalam

pembelajaran

Guru membimbing

kelompok dalam

kegiatan praktikum

16

Guru membimbing siswa

dalam kegiatan diskusi

kelompok

17

Guru membagikan LKS

ke dalam setiap

kelompok

18

Guru meminta siswa

untuk mempresentasikan

hasil diskusi di depan

19

Guru memberikan

penguatan kepada siswa 20

Guru memberikan

kesempatan kelompok

lain untuk menanggapi

hasil presentasi

21

Kegiatan Akhir guru membagikan

lembar kerja siswa

secara individu

22

Guru dan siswa

menyimpulkan materi

pelajaran

23

Guru menyampaikan

materi pembelajaran

untuk pertemuan

berikutnya

24

Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucap salam

25

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

36

Table 3.6

Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa

Langkah

Pembelajaran Indikator No

Pra

Pembelajaran

Membuka pembelajaran dengan berdo’a 1

Mempersiapkan perlengkapan belajar 2

Menjawab apersepsi dari guru 3

Memperhatikan secara seksama ketika guru

menjelaskan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai

4

Kegiatan Inti Memperhatikan materi yang disampaikan guru 5

Menjawab pertanyaan dari guru 6

Aktif bertanya ketika proses pembelajaran 7

Adanya interaksi positif antar siswa 8

Kerjasama dalam menganalisis masalah sesuai

subtopik yang dipilih 9

Aktif diskusi kelompok 10

Ketertarikan materi yang disajikan saat

melakukan praktikum 11

Serius dalam diskusi 12

Mengerjakan tugas kelompok yang diberikan

guru 10

Berpartisipasi dalam kegiatan kelompok 11

Keseriusan dalam diskusi 12

Bekerjasama antar anggota kelompok 13

Mengerjakan lembar kegiatan 14

Merasa senang dalam pembelajaran 15

Berani mempresentasikan hasil diskusi 16

Memberikan tanggapan dari hasil presentasi

kelompok lain 17

Kegiatan Akhir Mengerjakan lembar evaluasi individu 18

Mampu membuat kesimpulan dari materi

pembelajaran 19

Merefleksi pelajaran 20

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

37

3.6. Validitas dan Reliabilitas

Langkah penting yang dilakukan oleh peneliti dalam menetapkan penilaian

kepada siswa adalah menguji kualitas instrumen penilaian dengan baik. Kegiatan

penilaian dikenal dengan data penilaian. Data yang baik adalah data yang sesuai

kenyataan yang sebenarnya dan data tersebut besifat tetap, ajeg dan dapat

dipercaya. Data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya disebut data yang

valid. Sedangkan data yang dapat dipercaya disebut data yang reliabel. Agar dapat

diperoleh data yang valid dan reliabel, maka instrumen penilaian yang digunakan

untuk mengukur objek yang akan dinilai baik tes maupun non tes harus memiliki

bukti validitas dan reliabilitas.

3.6.1. Uji Validitas

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih

mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah” (Arikunto, 2010:211). Untuk menentukan suatu item

tertentu valid atau tidak dapat menggunakan SPSS versi 16.0 for windows, suatu

item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item

to total correlation ≥ 0,367 dengan taraf signifikasi 5% dengan responden (N)=

29 (Sugiyono, 2012:372). Penetapan koefisien korelasi (r) dapat dilihat dalam

tabel statistik yang mempunyai nilai-nilai r product moment berdasarkan jumlah

siswa. Berikut ini nomer item siklus I dan siklus II yang dinyatakan valid dan

tidak valid:

Tabel 3.7

Hasil Validitas Item Soal Siklus I

No. Item

Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 16, 19,20,

21, 24, 26, 27, 29, 30, 33, 34, 35

5, 10, 12, 15, 17, 18, 22, 23,

25, 28, 31, 32,

23 12

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

38

Tabel 3.8

Hasil Validitas Item Soal Siklus II

No. Item

Valid Tidak Valid

2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16,

17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 26, 28, 29,

31, 33, 34

1, 10, 13, 15, 24, 25, 27, 30, 32, 35

25 10

3.6.2. Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Instrumen tes dapat dikatakan

dipercaya (reliabel) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg (konsisten) apabila

diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2013:157). Analisis reliabilitas suatu tes atau

alat ukur lain pada umumnya menggunakan teknik korelasi seperti pada analisi

validitas.

Cronbach dalam Mardapi (2007:42) menjelaskan bahwa keajegan instrumen

dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha (α). Tes dapat diterima jika

nilai koefisien alpha (α) > 0,7, berikut ini penggolongan nilai koefisien alpha:

α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima

0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima

0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas bagus

α > 0,9 : reliabilitas memuaskan

Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan SPSS 16 for Windows.

Tabel 3.9

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus I

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0.885 Reliabilitas bagus

Tabel 3.10

Data Hasil Uji Reliabilitas Siklus II

Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori

Pilihan ganda 0.899 Reliabilitas bagus

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

39

Dari tabel hasil uji reliabilitas melalui program SPSS 16,0 for Windows di

atas dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,885 dan

siklus II mencapai 0,899, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang

digunakan adalah reliabel bagus karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,8.

3.7. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di

luar jangkauannya.

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran anatar 0,00 sampai

dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan

indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks

soal 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah (Arikunto, 2013:223).

Di dalam evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P, singkatan dari kata

“proporsi”. Dengan demikian maka soal dengan P= 0,70 lebih mudah jika

dibanding dengan P= 0,20. Sebaliknya soal dengan P= 0,30 lebih sukar daripada

soal dengan P= 0,80.

Rumus mencari P adalah:

Dimana:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran yaitu sebagai berikut:

0,0 1,0

Sukar Mudah

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

40

Tabel 3.11

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

No. Indeks Interpretasi No. Item Jumlah

1. < 0,30 Sukar 9, 16, 30 3

2. 0,30 – 0,70 Sedang 1, 2, 3, 4, 6, 8, 11, 13, 14, 19, 20,

21, 26, 27, 33, 35

16

3. > 0,70 Mudah 7, 24, 29, 34 4

Total 23

Pada tabel di atas dapat dijabarkan bahwa data untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 4 soal, sedang sebanyak

16 soal, dan sukar sebanyak 3 soal.

Tabel 3.12

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

No. Indeks Interpretasi No. Item Jumlah

1. < 0,30 Sukar 8, 17, 26 3

2. 0,30 – 0,70 Sedang 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 18, 19,

20, 21, 22, 23, 28, 29, 31, 33, 34

19

3. > 0,70 Mudah 2, 3, 6 3

Total 25

Pada tabel di atas dapat dijabarkan bahwa data untuk mengetahui tingkat

kesukaran soal pilihan ganda kategori mudah sebanyak 3 soal, sedang sebanyak

19 soal, dan sukar sebanyak 3 soal.

3.8. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis data deskriptif kualitatif. Sedangkan tes hasil belajar berbentuk

pilihan ganda dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif. Tes hasil

belajar dianalisis dengan menggunakan analisis rata-rata dan juga persentase

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar

Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang

Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

41

ketuntasan belajar. Berikut ini rumus untuk mengukur rata-rata, persentase

ketuntasan secara klasikal dan daya serap klasikal:

a) Mengukur rata-rata:

X =

Keterangan:

X : nilai rata-rata

∑x : jumlah nilai yang diperoleh

N : jumlah siswa

b) Persentase ketuntasan belajar secara klasikal

KB =

x 100%

Keterangan:

KB : ketuntasan belajar

NS : jumlah siswa yang diatas KKM (nilai KKM ≥ 65)

N : jumlah siswa

Sedangkan untuk aktifitas siswa dan keterampilan guru dibagi menjadi lima

kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, kurang, sangat rendah. Presentase ini dapat

diperoleh melalui skor pada lembar observasi dengan rumus sebagai berikut:

Persentase =

Setelah itu hasil presentase lembar observasi dikonvensikan pada tabel

kualifikasi. Berikut ini adalah sajian tabel kualifikasi hasil persentase skor

observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran di kelas

menurut pendapat Arikunto (2007: 245).

Tebel 3.13

Tabel Kualifikasi Persentase Skor Observasi

Persentase skor yang diperoleh Kategori

80% ≤ µ ≤ 100 % Tinggi

60 % ≤ µ ≤ 79 % Sedang

40 % ≤ µ ≤ 59 % Rendah

20 % ≤ µ ≤ 39 % Kurang

0 % ≤ µ ≤ 19 % Sangat rendah

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. j - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7822/4/T1_292010062_BAB III.pdfruang laboratorium komputer, 1 rumah dinas guru, 1 kamar

42

3.9. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran group investigation (GI) pada

pembelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri Rowosari, dapat meningkatkan

kualitas hasil belajar IPA. Peneliti memberikan patokan sebesar 80% dari jumlah

siswa keseluruhan yang mencapai nilai ketuntasan ≥ 65, sesuai dengan KKM

dalam mata pelajaran IPA menggunakan model pembelajaran group investigation

(GI).