BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

48
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Iklim Kota Gorontalo memiliki luas sebsesar 64,79 km² atau 0,53 % dari luas Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 0028’ 17” ‒ 0035’ 56” Lintang Utara dan 12259’ 44” ‒ 12305’ 59” Bujur Timur. Secara administratif Kota Gorontalo terdiri dari 6 kecamatan dan 49 kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango 2. Sebelah Timur : Kacamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango 3. Sebelah Selatan : Teluk Tomini (Teluk Gorontalo) 4. Sebelah Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten Gorontalo B. Keadaan Penduduk Penduduk Kota Gorontalo tahun 2011 tercatat sebanyak 182.861 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 2.822 km². Jika dilihat tingkat kepadatan penduduk menurut kecamatan, maka kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Tengah (6277 jiwa per km² dan Kecamatan Dungingi (5354 jiwa per km²). Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kota Barat (1.375 jiwa per km²).

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran...

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

A. Letak Geografis, Batas Wilayah dan Iklim

Kota Gorontalo memiliki luas sebsesar 64,79 km² atau 0,53 % dari luas

Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ 28’ 17” ‒ 00⁰ 35’ 56”

Lintang Utara dan 122⁰ 59’ 44” ‒ 123⁰ 05’ 59” Bujur Timur.

Secara administratif Kota Gorontalo terdiri dari 6 kecamatan dan 49

kelurahan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango

2. Sebelah Timur : Kacamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango

3. Sebelah Selatan : Teluk Tomini (Teluk Gorontalo)

4. Sebelah Barat : Kecamatan Telaga dan Batudaa Kabupaten

Gorontalo

B. Keadaan Penduduk

Penduduk Kota Gorontalo tahun 2011 tercatat sebanyak 182.861 jiwa

dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 2.822 km². Jika dilihat tingkat

kepadatan penduduk menurut kecamatan, maka kecamatan dengan tingkat

kepadatan penduduk tertinggi adalah Kota Tengah (6277 jiwa per km² dan

Kecamatan Dungingi (5354 jiwa per km²). Sedangkan kecamatan dengan tingkat

kepadatan penduduk terendah adalah Kota Barat (1.375 jiwa per km²).

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

39

C. Keadaan Ekonomi

Data BPS Kota Gorontalo menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi

Kota Gorontalo meningkat dari 7,06 % pada tahun 2006 menjadi 7,49 pada tahun

2009. Relatif stabilnya pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo antara lain

didukung oleh iklim investasi di berbagai sektor yang kondusif sehingga banyak

pihak swasta yang menanamkan modalnya baik dalam skala kecil, menengah dan

besar.

D. Keadaan Pendidikan

Presentase penduduk yang sudah memiliki ijasah/ STTB secara umum di

Kota Gorontalo tahun 2010 yaitu sebanyak 17,8 %, SLTP/MTs sebanyak 14,2 %,

SMU/SMK/MA sebanyak 28,8 %, dan Diploma sampai dengan Universitas

sebanyak 9,1 %. Dengan demikian maka presentase penduduk berumur 10 tahun

keatas yang memiliki ijasah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar

37,9 %.

Kemampuan membaca dan menulis penduduk tercermin dari Angka

Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat

membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. persentase penduduk yang

dapat membaca huruf latin secara umum di Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar

69,9 %. Persentase melek huruf pada laki-laki sebesar 70,2 % sedangkan

perempuan sebesar 69,7 %

E. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di indsutri pabrik tahu yang ada di Kota

Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri terdiri dari 9 kecamatan dan 50 kelurahan.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

40

Pada penelitian sampel yang digunakan sebanyak 8 industri pabrik tahu.

Pabrik tahu itu sendiri tersebar di beberapa kelurahan yang ada di Kota Gorontalo.

Mayoritas industri pabrik tahu terletak di Kecamatan Kota Timur. Di kelurahan

Moodu sendiri terdapat 5 industri pabrik tahu yang dijadikan sampel. Dan di

Kecamatan Kota Utara terdapat 3 industri pabrik tahu masing-masing di kelurahan

Wongkaditi terdapat 1 industri pabrik tahu, kelurahan Dulomo Selatan terdapat 1

industri pabrik tahu, dan di kelurahan Dembe Jaya terdapat 1 industri pabrik tahu.

Dengan rincian sebagai berikut :

1. Pabrik Tahu A milik Tuan “K” alamat Kelurahan Moodu

2. Pabrik Tahu B milik Ny. “SH” alamat Kelurahan Moodu

3. Pabrik Tahu C milik Tuan “S” alamat Kelurahan Dembe Jaya

4. Pabrik Tahu D milik Tuan “ST” alamat Kelurahan Moodu

5. Pabrik Tahu E milik Tuan “S” alamat Kelurahan Wongkaditi Timur

6. Pabrik Tahu F milik Tuan “YS” alamat Kelurahan Dulomo Selatan

7. Pabrik Tahu G milik Ny. “ N” alamat Kelurahan Moodu

8. Pabrik Tahu H milik Tuan “S” alamat Kelurahan Moodu

4.2 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti pada

industri pabrik tahu di Kota Gorontalo, pabrik tahu yang di wawancarai dan

diobservasi sebanyak 8 industri pabrik tahu. Berikut ini hasil wawancara dan

observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan berbagai variabel :

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

41

Hasil pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara kuisioner pada

industri pabrik tahu Kota Gorontalo.

Untuk penelitian berdasarkan lokasi, bangunan dan fasilitas pada industri

tahu di Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Lokasi,Bangunan, Fasilitas

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Berdasarkan data pada tabel 4.1 tentang Lokasi, bangunan, fasilitas dapat

dilihat bahwa dari 8 industri pabrik tahu yang mempunyai halaman bersih, rapi,

Lokasi, Bangunan,

Fasilitas

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Halaman bersih, rapi, tidak

becek, dan berjarak 500m

dari sumber pencemar

4 50 4 50 8 100

Konstruksi bangunan kuat,

aman terpelihara bersih dari

barang tidak berguna

1 12.5 7 87,5 8 100

Lantai kedap air, rata, tidak

licin, terpelihara dan mudah

dibersihkan

2 25 6 75 8 100

Dinding dan langit-langit

dibuat dengan baik, bebas

dari sarang laba-laba

2 25 6 75 8 100

Bagian dinding yang kena

percikan air dilapisi bahan

kedap air setinggi 2m

0 0 8 100 8 100

Pintu dan jendela dibuat

dengan baik dan kuat. Pintu

menutup sendiri dan

membuka ke arah luar

0 0 8 100 8 100

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

42

tidak becek, dan berjarak 500m dari sumber pencemar yang memenuhi syarat

sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%) dan 4 industri pabrik tahu (50%) tidak

memenuhi syarat, sebanyak 1 industri pabrik tahu (12,5%) yang memiliki

kontruksi bangunan kuat, aman, terpelihara bersih dari barang yang tidak berguna

yang memenuhi syarat dan 7 industri pabrik tahu (87,5%) yang memiliki

konstruksi bangunan yang tidak memenuhi syarat, sebanyak 2 industri pabrik tahu

(25%) yang memiliki lantai kedap air, rata, tidak licin, terpelihara, dan mudah

dibersihkan yang memenuhi syarat dan 6 industri pabrik tahu (75%) tidak

memenuhi syarat. Dari 8 industri pabrik tahu sebanyak 2 industri pabrik tahu

(25%) memiliki dinding dan langit-langit dibuat dengan baik, bebas dari sarang

laba-laba yang memenuhi syarat dan 6 industri pabrik tahu (75%) tidak memenuhi

syarat. Dari 8 industri pabrik tahu tidak ada satupun industri pabrik tahu (0%)

yang memiliki bagian dinding yang kena percikan air dilapisi bahan kedap air

setinggi 2 meter yang memenuhi syarat, serta tidak ada industri pabrik tahu (0%)

yang memiliki pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat., pintu menutup

sendiri dan membuka ke arah luar yang memenuhi syarat.

Indikator kedua dari penelitian ini adalah pencahayaan pada industri pabrik

tahu. Untuk hasil penelitian dari indikator pencahayaan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

43

Tabel 4.2

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Pencahayaan

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki

pencahayaan sesuai dengan kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan yang

memenuhi syarat sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%) dan tidak memenuhi

syarat sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%).

Untuk indikator ketiga dari penelitian ini adalah penghawaan industri pabrik

tahu dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Penghawaan

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Pencahayaan

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Pencahayaan sesuai dengan

kebutuhan dan tidak

menimbulkan bayangan

4 50 4 50 8 100

Penghawaan

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Ruang kerja maupun

peralatan dilengkapi

ventilasi yang baik

sehingga terjadi sirkulasi

udara dan tidak pengap

4 50 4 50 8 100

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

44

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki

penghawaan ruang kerja maupun peralatan dilengkapi ventilasi yang baik

sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap sebanyak 4 industri pabrik tahu

(50%) yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat sebanyak 4 industri

pabrik tahu (50%).

Air bersih merupakan indikator yang keempat pada penelitian ini. Hasil

penelitian tentang air bersih dapat dilihat pada tabel berikut..

Tabel 4.4

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Air Bersih

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memenuhi

syarat sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan sebanyak 8 industri

pabrik tahu (100%).

Air kotor merupakan indikator kelima pada penelitian ini. Hasil penelitian

tentang air kotor dapat dilihat pada tabel berikut..

Air Bersih

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Sumber air bersih aman,

jumlah cukup dan

bertekanan

8 100 0 0 8 100

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

45

Tabel 4.5

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Air Kotor (SPAL)

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki

pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, wc dan saluran air hujan lancar,

baik dan tidak menggenang yang memenuhi syarat sebanyak 6 industri pabrik

tahu (75%), sedangkan 2 industri pabrik tahu (25%) tidak memenuhi syarat.

Fasilitas cuci tangan dan toilet merupakan indikator keenam pada penelitian

ini. Hasil penelitian tentang fasilitas cuci tangan dan toilet dapat dilihat pada tabel

berikut.

Air Kotor

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Pembuangan air limbah

dari dapur, kamar mandi,

wc dan saluran air hujan

lancar, baik dan tidak

menggenang

6 75 2 25 8 100

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

46

Tabel 4.6

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang memiliki

fasilitas cuci tangan dan toilet yang memenuhi syarat sebanyak 3 industri (37,5%)

dan tidak memenuhi syarat sebanyak 5 industri pabrik tahu (62,5%).

Pembuangan sampah merupakan indikator ketujuh pada penelitian ini. Hasil

penelitian tentang pembuangan sampah dapat dilihat pada tabel berikut..

Tabel 4.7

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

BerdasarkanPembuangan Sampah

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Fasilitas Cuci Tangan dan

Toilet

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Jumlah cukup, tersedia

sabun, nyaman dipakai dan

mudah dibersihkan

3 37,5 5 62,5 8 100

Pembuangan Sampah

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Tersedia tempat sampah

yang cukup, bertutup, anti

lalat, kecoa tikus dan

dilapisi kantong plastic

yang diangkat tiap kali

penuh

0 0 8 100 8 100

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

47

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak ada industri pabrik tahu (0%)

yang tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa, tikus, dan

dilapisi kantong plastic yang diangkat tiap kali penuh yang memenuhi syarat.

Ruang pengolahan makanan merupakan indikator kedelapan pada penelitian

ini. Hasil penelitian tentang air kotor dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Ruang Pengolahan Makanan

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa industri pabrik tahu yang tersedia luas

lantai yang cukup untuk pekerja dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat

mencuci pakaian yang memenuhi syarat sebanyak 2 industri (25%), sedangkan 6

industri (75%) tidak memenuhi syarat. Dari 8 industri pabrik tahu sebanyak 2

industri pabrik tahu (25%) memiliki ruangan bersih dari barang yang tidak

berguna yang memenuhi syarat dan 6 industri pabrik tahu (75%) tidak memenuhi

syarat.

Ruang Pengolahan

Makanan

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Tersedia luas lantai yang

cukup untuk pekerja dan

terpisah dengan tempat

tidur atau tempat mencuci

pakaian

2 25 6 75 8 100

Ruangan bersih dari barang

yang tidak berguna

2 25 6 75 8 100

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

48

Karyawan merupakan indikator kesembilan pada penelitian ini. Hasil

penelitian tentang karyawan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Karyawan

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 8 industri pabrik tahu

sebanyak 8 industri pabrik tahu (100%) yang semua karyawan yang bekerja bebas

dari penyakit menular dan ISPA yang memenuhi syarat. Untuk kategori tangan

selalu dicuci bersih , kuku dipotong pendek, bebas kosmetik dan perilaku yang

higienis sebanyak 7 industri pabrik tahu (87,%) yang memenuhi syarat dan1

industri pabrik tahu(12,5%) tidak memenuhi syarat. Pada kategori pakaian kerja

dalam keadaan bersih, rambut pendek dan tubuh bebas perhiasan sebanyak 1

industri pabrik tahu (12,5%) yang memenuhi syarat dan 7 industri pabrik tahu

(87,5%) tidak memenuhi syarat.

Karyawan

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Semua karyawan yang

bekerja bebas dari penyakit

menular dan ISPA

8 100 0 0 8 100

Tangan selalu dicuci bersih,

kuku dipotong pendek dan

perilaku higienis

7 87,5 1 12,5 8 100

Pakaian kerja dalam

keadaan bersih, rambut

pendek dan tubuh bebas

perhiasan

1 12,5 7 87,5 8 100

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

49

Makanan (bahan baku) merupakan indikator kesepuluh pada penelitian ini.

Hasil penelitian tentang makanan (bahan baku) dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.10

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Makanan (Bahan Baku)

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 8 industri pabrik tahu sebanyak 8

industri (100%) yang memiliki sumber bahan makanan, keutuhan dan tidak rusak

yang memenuhi syarat, dan untuk kategori bahan makanan terolah dalam kemasan

asli, terdaftar, berlabel dan tidak kadaluarsa sebanyak 7 industri pabrik tahu

(87,5%) yang memenuhi syarat dan sebanyak 1 industri pabrik tahu (12,5%) tidak

memenuhi syarat.

Indikator berikut dalam penelitian ini adalah perlindungan makanan. Hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Makanan (Bahan Baku)

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Sumber makanan, keutuhan

dan tidak rusak

8 100 0 0 8 100

Bahan makanan terolah

dalam kemasan asli,

terdaftar, berlabel dan tidak

kadaluarsa

7 87,5 1 12,5 8 100

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

50

Tabel 4.11

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Perlindungan Makanan

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa untuk penanganan makanan yang potensi

berbahaya pada suhu, cara, dan waktu yang memadai selama proses sebanyak 5

industri pabrik tahu (62,5%) yang memenuhi syarat dan 3 industri pabrik tahu

(37,5%) tidak memenuhi syarat. Untuk penanganan makanan yang potensial

berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang yang memenuhi syarat

sebanyak 6 industri pabrik tahu (75%) dan 2 industri pabrik tahu (25%) tidak

memenuhi syarat.

Indikator terakhir dalam penelitian ini adalah peralatan makan dan masak.

Untuk melihat hasil penelitian yang telah dilakukan data telah disajikan pada tabel

berikut.

Perlindungan Makanan

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Penanganan makanan yang

potensi berbahaya pada

suhu, cara dan waktu yang

memadai selama proses

5 62,5 3 37,5 8 100

Penanganan makanan yang

potensial berbahaya karena

tidak ditutup atau disajikan

ulang

6 75 2 25 8 100

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

51

Tabel 4.12

Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Peralatan Makan dan Masak

Tahun 2012

Sumber: Data Primer 2012

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa untuk perlindungan terhadap alat makan

dan masak dalam cara pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaan

yang memenuhi syarat sebanyak 8 industri pabrik tahu . Untuk alat masak dan

makan yang sekali pakai tidak dipakai ulang sebanyak 1 industri pabrik tahu yang

memenuhi syarat dan 7 lagi tidak. Untuk proses pencucian melalui tahapan mulai

dari pembersihan sisa makanan, perendaman, pencucian, dan pembilasan

Peralatan Makan dan

Masak

Industri Pabrik Tahu

Jumlah Memenuhi

Syarat

Tidak

memenuhi

syarat

n % n % n %

Perlindungan terhadap alat

makan dan masak dalam

cara pembersihan,

penyimpanan, penggunaan

dan pemeliharaan

8 100 0 0 8 100

Alat masak dan makan

yang sekali pakai tidak

dipakai ulang

1 12,5 7 87,5 8 100

Proses pencucian melalui

tahapan mulai dari

pembersihan sisa makanan,

perendaman, pencucian dan

pembilasan

8 100 0 0 8 100

Bahan racun/ pestisida

disimpan ditempat aman,

terlindung

8 100 0 0 8 100

Perlindungan terhadap

serangga, tikus, hewan

peliharaan dan hewan

pengganggu lainnya

2 25 6 75 8 100

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

52

semuanya memenuhi syarat, serta untuk indicator bahan racun/pestisida disimpan

ditempat aman terlindung sebanyak 8 industri tahu diberi nilai 4. Untuk

perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan pengganggu

lainnya sebanyak 2 industri pabrik tahu yang memenuhi syarat sedangkan 6

industri tidak memenuhi syarat.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Lokasi, Bangunan, Fasilitas

Lokasi, Bangunan, Fasilitas merupakan Suatu tempat atau sarana dimana

industri tahu melakukan kegiatan fisik seperti melakukan proses pembuatan tahu.

Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai

lokasi, bangunan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H

dapat dilihat pada diagram berikut.

Diagram 4.1 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Lokasi, Bangunan, Fasilitas

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

halaman konstruksi lantai dinding bahan kedapair

pintu danjendela

50

12,5

25 25

0 0

50

87,5

75 75

100 100

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

53

Diagram 4.1 menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki

halaman yang bersih rapi hal ini terlihat pada saat observasi yang telah dilakukan

ditemukan bahwa pabrik tahu A memiliki halaman yang tidak rapi, tidak bersih,

dan tanahnya cepat becek bila kena air. Selain itu juga telihat banyak sampah

yang berserakan di halaman pabrik dan ada tumpukan-tumpukan kayu, lalat

beterbangan dimana-mana, bau tidak sedap dari tumpukan sampah dan saluran

pembuangan. Di halaman belakang industri tahu terdapat kandang kambing,

kotoran dan makanan kambing berserakan dihalaman belakang pabrik. Jarak

antara kandang kambing dan bagian belakang industri pabrik tahu itu hanya

berjarak ± 3 meter.

Untuk konstruksi bangunannya bisa dibilang semi kuat karena hanya

terbuat dari papan dan banyak barang-barang tidak digunakan yang diletakkan

disudut-sudut ruangan. Untuk lantai dari pabrik tahu ini kedap air, airnya banyak

menggenang, retak dan tidak rata tidak terpelihara. Air dari sisa-sisa pengolahan

tahu banyak tergenang dilantai dan oleh pemiliknya dibiarkan begitu saja. Untuk

dinding dari pabrik tahu ini hanya terbuat dari papan dan banyak bolong-bolong.

Hal ini dapat menjadi jalan keluar masuk untuk binatang-binatang yang dapat

menkontaminasi tahu. Bagian dinding yang terkena percikan air pun tidak dilapisi

dengan bahan kedap air. Alasannya karena usahanya ini hanyalah usaha kecil-

kecilan modalnya pun cuma sedikit dan tidak mampu melakukan pelapisan kedap

air pada dinding. Pabrik tahu ini tidak mempunyai langit-langit sebagai pelindung

dari atap dan banyak sarang laba-laba, banyak juga barang-barang yang digantung

pada dinding-dinding pabrik tahu. Jendela dan pintu hanya dibuat seadanya saja.

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

54

Pintunya hanya berupa sebuah pintu papan yang hanya ditutupkan begitu saja.

Begitupun dengan jendela, pabrik ini tidak mempunyai jendela, tetapi hanya

mengandalkan dinding-dinding yang bolong untuk keluar masuknya udara dalam

industri pabrik tahu ini.

Untuk industri pabrik tahu B memiliki halaman yang bersih, rapi dan

berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Untuk konstruksi

bangunannya semi permanen dalam artian tidak terlalu kuat karena hanya terbuat

dari papan dan bambu meski sudut/ tiangnya terbuat dari batu bata, tidak

terpelihara serta banyak barang-barang yang tidak digunakan diletakkan di situ.

Lantai kedap air, rata, tidak retak dan mudah dibersihkan. Hal ini disebabkan

produksi pabrik tahu yang dilakukan tiap hari hanya sedikit sehingga air tidak

menggenang. Dinding dan langit-langit tidak dibuat dengan baik hanya terkesan

seadanya saja. Hal ini dibuktikan dengan sudut-sudut rumah menggunakan batu

bata tetapi dindingnya dari papan. Itupun dinding bata tidak diplester. Langit-

langit banyak debu dan sarang laba-laba yang menggantung. Hal ini disebabkan

karena karyawan yang bekerja hanya 1 orang dan wanita yang juga ibu rumah

tangga sekaligus pemilik industri tersebut, sehingga sulit membersihkan langit-

langit. Bagian dinding yang terkena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air,

sedangkan pintu dan jendela dibuat dengan baik meski pintunya terbuat dari

papan dan jendelanya terbuat dari bambu.

Untuk industri pabrik tahu C memiliki halaman yang bersih, rapi, tidak

becek dan berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Konstruksi

bangunannya kuat karena terbuat dari dinding beton yang diplester, aman,

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

55

terpelihara, bersih serta bebas dari barang tidak berguna. Untuk lantai termasuk

kedap air karena sudah di cor, terpelihara dan mudah dibersihkan. Dinding dan

langit-langit dibuat dengan baik ,terpelihara dan bebas dari debu (sarang laba-

laba). Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air

setinggi dua meter karena menurut mereka hal itu tidak perlu dilakukan. Untuk

pintu dan jendela di industri pabrik tahu c ini dibuat dengan baik dan kuat, tetapi

hanya membuka 1 arah dan membuka ke arah dalam. Disamping itu pintunya

tidak menutup sendiri dan tidak dipasang alat penahan lalat dan bau.

Untuk industri pabrik tahu D memiliki halaman yang bersih, rapi dan

tidak becek serta berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Konstruksi

bangunannya semi permanen karena hanya 1 meter dari lantai yang merupakan

bangunan beton kamudian dilanjutkan dengan papan, tidak terpelihara serta tidak

bersih dari barang tidak berguna.

Kondisi lantai pada industri pabrik tahu D kedap air, rata, tidak licin, tidak

retak serta mudah dibersihkan. Akan tetapi dinding and langi-langit tidak dibuat

dengan baik karena hanya terbuat dari papan, tidak terpelihara dan banyak debu

serta sarang laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan

kedap air setinggi 2 meter karena menurut mereka itu hanya pemborosan,

mengingat industri tahu adalah industri kecil yang pendapatannya tidak terlalu

banyak dibanding industri lainnya. Untuk pintu dan jendela dibuat dengan baik

dan kuat tetapi tidak membuka kedua arah dan hanya membuka ke arah dalam.

Pada industri pabrik tahu E halamannya tidak bersih dan rapi karena

banyak sampah yang berserakan di sekitar lokasi, becek dan berjarak sedikitnya

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

56

500 meter dari sumber pencemar. Konstruksi bangunan tidak kuat karena hanya

terbuat dari papan dan tripleks serta terdapat barang-barang yang tidak dipakai

diletakkan di tempat pengolahan tahu seperti adanya sekop dan botol air bekas.

Keadaan lantai pada industri tersebut adalah lantai yang kedap air, tidak licin dan

mudah dibersihkan.

Keadaan dinding pada industri pabrik tahu E ini dibuat dengan baik

meskipun dengan perlengkapan seadanya serta terpelihara dan bebas dari debu

dan sarang laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan

kedap air karena dana yang dimiliki oleh pengusaha tersebut masih minim.

Sedangkan pintu dan jendela tidak dibuat dengan baik dalam artian bangunan ini

tidak memiliki daun pintu dan daun jendela hanya dibiarkan terbuka.

Untuk industri pabrik tahu F memiliki halaman yang bersih, rapi dan tidak

becek serta jauh dari sumber pencemar. Konstruksi bangunannya tidak kuat

karena hanya sisi sebelah kanan yang terbuat dari beton karena merupakan sisi

rumah sedangkan sisi lainnya terbuat dari papan, dan penuh dengan barang-

barang tidak berguna seperti karung berisi bahan bakar yang berasal dari kayu sisa

pembangunan rumah.

Kondisi lantai pada industri pabrik tahu F ini kedap air, tidak licin dan

tidak retak, tetapi tidak rata, tidak terpelihara serta tidak dibersihkan. Hal ini

terlihat dari genangan air yang banyak yang bercampur dengan sisa tahu.

Sedangkan untuk dinding dan langit-langit dibuat dengan baik akan tetapi tidak

terpelihara karena banyak debu dan sarang laba-laba. Bagian dinding yang kena

percikan air tidak dilapisi bahan kedap air, pintu dan jendela dibuat dengan baik.

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

57

Untuk industri pabrik tahu G halamannya tidak bersih tidak becek tetapi

berjarak sedikitnya 500 meter dari sumber pencemar. Konstruksi bangunannya

tidak kuat dan tidak aman karena hanya sisi sebelah kanan yang dindingnya beton

karena merupakan samping rumah sedangkan sisi-sisi lainnya dibuat dari papan

serta banyak barang yang tidak berguna diletakkan di situ seperti jerigen kosong

dan ember besar yang sudah rusak.

Kondisi lantai pada industri pabrik tahu G ini kedap air, rata, tidak licin,

tidaak retak, tetapi tidak terpelihara. Hal ini dibuktikan dengan adanya kantong

plastic yang berserakan dilantai serta sisa-sisa kedelai. Untuk dinding dan langit-

langit dibuat dengan baik tetapi tidak terpelihara karena banyak debu dan sarang

laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi bahan kedap air

karena dianggap tidak perlu oleh pemiliknya. Disamping itu bangunan ini tidak

memiliki pintu dan jendela sehingga tidak bias mencegah masuknya serangga,

tikus, hewan peliharaan dan hewan pengganggu lainnya.

Untuk industri pabrik tahu H memiliki halaman yang tidak bersih, tidak

rapi, akan tetapi tidak becek dan jauh dari sumber pencemar. Konstruksi

bangunan tidak kuat karena hanya terletak di antara dua rumah dan mengandalkan

sisi rumah sebelah kiri dan kanan sebagai dinding. Sedangkan untuk dinding

bagian depan dan belakang tidak ada, hanya baliho/ spanduk yang digantung di

bagian belakang yang digunakan sebagai dinding, dan bagian depan dibiarkan

terbuka sehingga memudahkan debu maupun hewan masuk. Untuk lantai kedap

air, rata, tidak licin, tidak retak akan tetapi tidak terpelihara dan tidak dibersihkan.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

58

Dinding dan langit-langit pada bangunan industri H ini tidak dibuat

dengan baik karena seperti sudah dijelaskan di atas yang hanya menggunakan

baliho sebagai dinding , langit-langit tidak terpelihara karena banyak terdapat

debu dan sarng laba-laba. Bagian dinding yang kena percikan air tidak dilapisi

bahan yang kedap air, karena jika dilihat lebih dekan dinding di dekat tempat

pencucian kedelai sudah berlumut. Selanjutnya pintu dan jendela tidak dibuat

dengan baik atau bahkan tidak ada sehingga memudahkan debu maupun hewan

untuk masuk.

4.3.2 Pencahayaan

Pencahayaan merupakan suatu aspek penting bagi kesehatan kerja.

Pencahayaan memungkinkan tenaga kerja untuk melihat obyek-obyek yang

dikerjakan secara jelas, cepat, dan memberikan kesan pandangan yang baik.

Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai

pencahayaan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H

dapat dilihat pada diagram berikut:

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

59

Diagram 4.2 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Pencahayaan

Diagram 4.2 menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki

pencahayaan yang sesuai kebutuhan, sehingga keadaan di dalam agak gelap

karena hanya mengandalkan sinar matahari. Meskipun dinding sebelah timur

terbuka tetapi dinding lainnya tertutup sehingga hanya pada pagi hari dimana

matahari berada di sebelah timur cahaya bias masuk maksimal. Sedangkan pada

siang sampai sore hari suasana menjadi agak gelap yang berpengaruh pada para

pekerja.

Pada industri pabrik tahu B dalam keadaan kurang cahaya karena hanya

mengandalkan sinar matahari dan tidak menggunakan sumber cahaya lain

misalnya lampu listrik. Disamping itu lokasi bangunan yang berada di dekat

kebun dan dikelilingi oleh pepohonan seperti pohon pisang menghalangi

masuknya cahaya matahari.

0

10

20

30

40

50

pencahayaansesuai kebutuhan

50 50

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

60

Pada industri pabrik tahu C memiliki pencahayaan yang sesuai dengan

kebutuhan dan tidak menimbulkan bayangan meskipun hanya mengandalkan

cahaya matahari. Hai ini disebabkan karena adanya ventilasi di tiap sisi bangunan

serta atap yang dibuat tinggi sehingga cahaya matahari bisa masuk.

Pada industri pabrik tahu D memiliki pencahayaan yang sesuai kebutuhan

dan tidak menimbulkan bayangan karena berasal dari dua sumber yaitu cahaya

matahari dan cahaya buatan yang berasal dari lampu listrik. Apabila keadaan di

dalam terang maka lampu listrik dipadamkan, sebaliknya jika keadaan agak gelap

maka lampu listrik dinyalakan.

Pada industri pabrik tahu E pencahayaannya sesuai kebutuhan dan tidak

menimbulkan bayangan karena seperempat dari luas dinding dibiarkan terbuka

yang berfungsi sebagai ventilasi sehingga cahaya bisa masuk ke dalam.

Disamping itu disediakan cahaya buatan berupa lampu listrik yang memungkin

pekerja bekerja di malam hari atau pada saat keadaan agak gelap.

Pada industri pabrik tahu F pencahayaan kurang dari kebutuhan karena

cahaya matahari yang bisa masuk ke dalam bangunan hanya sedikit. Hal ini

disebabkan oleh ventilasi yang juga berfungsi sebagai tempat masuknya cahaya

hanya terdapat pada salah satu sisi bangunan, itupun lebarnya hanya sebesar satu

lembar papan. Disamping itu tidak disediakan penerangan buatan yang digunakan

bila keadaan agak gelap.

Pada industri pabrik tahu G pencahayaan kurang dari kebutuhan karena

hanya mengandalkan cahaya matahari tetapi tidak didukung dengan adanya

ventilasi. Cahaya matahari yang masuk hanya berasal dari arah depan atau utara

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

61

sehingga tidak maksimal. Disamping itu meskipun dibantu oleh cahaya dari

lampu listri tetapi tidak cukup menerangi.

Pada industri pabrik tahu H pencahayaan sesuai dengan kebutuhan karena

cahaya matahari masuk dari dua arah yaitu depan dan belakang. Bagian belakang

yang hanya tertutup spanduk sebagian membantu cahaya matahari masuk dan

bagian depan yang dibiarkan terbuka merupakan tempat masuknya cahaya secara

maksimal.

4.3.3 Penghawaan

Penghawaan adalah suatu usaha pembaharuan udara dalam ruang melalui

penghawaan buatan maupun penghawaan alami dengan pengaturan demi

kenyamanan dalam ruangan.

Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai

penghawaan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H

dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram 4.3 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Penghawaan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

ruang kerjadilengkapi ventilasi

yang baik

50% 50%

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

62

Diagram 4.3 diatas menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki

penghawaan yang kurang baik atau ruang kerja tidak dilengkapi ventilasi yang

baik tidak terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap. Hal ini disebabkan karena

tidak adanya ventilasi yang mengatur sirkulasi udara tetapi hanya salah satu sisi

dinding bangunan yang dibiarkan terbuka.

Pada industri pabrik tahu B memiliki penghawaan yang baik karena

dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap.

Ventilasi dibuat di tiga sisi bangunan sehingga sirkulasi udara berlangsung baik

serta adanya pepohonon di sekitar lokasi industri membuat udara menjadi sejuk.

Pada industri pabrik tahu C memiliki penghawaan yang baik karena

dilengkapi ventilasi yang baik sehingga terjadi sirkulasi udara dan tidak pengap.

Ventilasi dibuat di tiap sisi bangunan serta atap yang tinggi sehingga terjadi

pergantian udara secra terus menerus yang menyebabkan udara di dalam lokasi

industri tidak pengap.

Untuk industri pabrik tahu D memiliki penghawaan yang baik karena

dibuat jendela terbuka yang hanya ditutupi kawat yang berfungsi sebagai

ventilasi, atapnya juga dibuat tinggi sehingga udara di dalam tidak pengap.

Pada industri pabrik tahu E juga memiliki penghawaan yang baik karena

meskipun atapnya rendah tetapi jendela pada tiga sisi bangunan dibiarkan terbuka

(tidak memiliki daun jendela) sehingga berfungsi sebagai ventilasi. Disamping itu

pintu yang terletak di sisi utara dan selatan tidak memiliki daun pintu sebagai

tempat masuk keluarnya udara.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

63

Pada industri pabrik tahu F tidak memiliki penghawaan yang baik karena

ventilasi yang dibuat hanya berukuran kecil dan berada dekat dengan atap,

ditambah lagi dengan luas bangunan industri yang sempit dan penuh dengan

barang menyebabkan sirkulasi udara tidak terjadi. Disamping itu atap yang dibuat

rendah mengakibatkan udara di dalam menjadi pengap.

Industri pabrik tahu G tidak memiliki penghawaan yang baik karena

ventilasi hanya dibuat berukuran kecil dan berada disamping bangunan lain

sehingga udara yang masuk tidak maksimal. Disamping itu banyaknya pekerja

yang melakukan aktifitas ditempat tersebut turut mempengaruhi sirkulasi udara.

Meskipun pintu dibiarkan terbuka akan tetapi dengan banyaknya barang-barang

yang terletak di situ membuat udara menjadi pengap.

Sebaliknya untuk industri pabrik tahu H tidak memiliki penghawaan yang

baik dalam arti tetapi malah berlebihan karena berada di tempat terbuka. Industri

ini tidak memiliki bangunan berada diantara dua rumah yang dimanfaatkan

sebagai dinding di sebelah kiri dan kanan. Bagian belakang hanya ditutupi baliho

sebagian sehingga udara yang masuk berlebihan bahkan cahaya matahari

menyinari langsung para pekerja. Bagian depanpun dibiarkan terbuka tanpa

ditutupi dinding sehingga udara di dalam menjadi panas sehingga berpengaruh

pada aktivitas pekerja.

4.3.4 Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu

baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam

melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk pada proses pembuatan tahu.

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

64

Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang mempunyai

penghawaan dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H

dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

Diagram 4.1 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Air Bersih

Diagram 4.3 tersebut menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A, B, C,

D, E, F, G dan H memiliki sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan.

Hal ini disebabkan oleh pengusaha industri tahu menggunakan air yang berasal

dari Perusahaan Umum Air Minum (PDAM) Kota Gorontalo.

4.3.5 Air Kotor (SPAL)

Air kotor yang dimaksud disini adalah pembuangan air limbah dari dapur,

kamar mandi, wc, dan saluran air hujan. Untuk melihat hasil penelitan

perbandingan responden yang mengelola air kotor dengan baik pada industri

pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Air bersih

100% 100%

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

65

Diagram 4.5 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Air Kotor

Diagram 4.5 menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A memiliki

pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, wc dan saluran air hujan yang

tidak baik. Hal ini dapat disebabkan karena industri pabrik tahu ini tidak memiliki

kamar mandi dan wc, serta h air limbah yang merupakan sisa hasil pengolahan

tahu hanya dibuang begitu saja di sekitar lokasi industri tahu. Air hujan dibiarkan

menggenang di sekitar lokasi bangunan.

Pada industri pabrik tahu B pembuangan air limbah dari dari dapur

dilakukan dengan cara cara membuat lubang kecil di sudut dapur kemudian

dialirkan melalui saluran pembuangan air limbah menuju sungai kecil yang berada

di belakang bangunan.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

air kotor

75%

25%

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

66

Pada industri pabrik tahu C pembuangan air limbah dari dapur , kamar

mandi, WC dan saluran air hujan lancar, baik dan tidak menggenang. Karena telah

dibuat saluran air limbah dari dapur yang terpisah dengan kamar mandi dan wc.

Pada industri pabrik tahu D pembuangan air limbah dari dapur baik karena

dialirkan melalui pipa yang berukuran besar langsung menuju sungai yang berada

di belakang bangunan. Pembuangan kamar mandi dan wc dibuat tersendiri.

Pada industri pabrik tahu E pembuangan air limbah dari dapur, kamar

mandi, wc dan saluran air hujan tidak baik dan menggenang karena hanya dibuat

lubang kecil di sudut dapur sebagai tempat mengalirnya air ke luar rumah. Tidak

dibuat saluran pembuangan sehingga air dari dapur hanya menggenang di sekitar

rumah.

Pada industri pabrik tahu F pembuangan air limbah dari dapur baik, dan

tidak menggenang karena dibuatkan saluran pembuangan air limbah. Industri ini

tidak memiliki dapur dan kamar mandi hanya menggunakan fasilitas yang ada

dirumah dekat bangunan industri pabrik.

Pada industri pabrik tahu G pembuangan air limbah dari dapur baik dan

tidak menggenang karena dialirkan melalui saluran menuju selokan yang ada di

depan lokasi bangunan. Untuk kamar mandi dan wc pembuangan dibuat tersendiri

dan berada agak jauh dari lokasi bangunan.

Pada industri pabrik tahu H pembuangan air limbah baik dan tidak

menggenang karena memiliki selokan yang disemen untuk mengalirkan air

limnah sisa proses pengolahan menuju selokan besar yang berada di depan lokasi

bangunan.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

67

4.3.6 Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet

Fasilitas cuci tangan dan toilet adalah media untuk mencuci tangan atau

membasuh muka dan untuk tempat membuang kotora, yang merupakan bagian

dari persyaratan hygiene sanitasi jasaboga. Untuk melihat hasil penelitan

perbandingan responden yang yang memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet

dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat

pada diagram dibawah ini :

Diagram 4.6 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Fasilitas Cuci dan Toilet

Diagram 4.6 ini menunjukkan bahwa industri pabrik tahu A tidak memiliki

fasilitas cuci tangan dan toilet. Hal ini disebabkan oleh kurangnya modal yang

dimiliki oleh pengusaha tersebut sehingga belum mampu menyediakan fasilitas

cuci tangan dan toilet.

0

10

20

30

40

50

60

70

fasilitas cuci tangandan toilet

37,5

62,5

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

68

Pada industri pabrik tahu B memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet

dengan jumlah cukup dan tersedia sabun, akan tetapi kondisinya tidak nyaman

dipakai dan tidak mudah dibersihkan.

Pada industri pabrik tahu C tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet

karena para pekerja memanfaatkan fasilitas toilet yang ada di rumah pengusaha

yang berada di depan lokasi industri pabrik tahu.

Pada industri pabrik tahu D tidak memiliki fasilitas cuci tangan tetapi

hanya toilet. Toilet ini tidak tersedia sabun dan tidak nyaman dipakai karena tidak

memiliki atap dan pintunya hanya berupa spanduk yang digantung.

Pada industri pabrik tahu E tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet

karena oleh pemiliknya industri ini dianggap industri kecil sehingga belum

memiliki modal yang cukup untuk membangun fasilitas cuci tangan dan toilet.

Pada industri pabrik tahu F tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet

karena pemilik usaha ini menetap di luar kota sehingga tidak mengetahui

kebutuhan karyawannya. Adapun karyawan di pabrik tersebut berasal dari lokasi

sekitar sehingga mereka menggunakan fasilitas toilet yang ada di rumah masing-

masing.

Pada industri pabrik tahu G tidak memiliki fasilitas cuci tangan hanya

toilet. Toilet ini tersedia sabun, tetapi tidak nyaman dipakai karena tidak memiliki

ventilasi dan lampu sehingga keadaan di dalam gelap.

Pada industri pabrik tahu H tidak memiliki fasilitas cuci tangan dan toilet

karena pemiliknya masih mengumpulkan uang untuk membangun pabrik yang

permanen yang nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas cuci tangan dan toilet.

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

69

4.3.7 Pembuangan Sampah

Pembuangan sampah merupakan proses yang penting dari persyaratan

hygiene sanitasi industri jasaboga untuk menghindari terjadinya pencemaran.

Untuk melihat hasil penelitan perbandingan responden yang yang memiliki

pembuangan sampah dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G,

dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

Diagram 4.7 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Pembuangan Sampah

Diagram 4.7 menunjukkan bahwa dari delapan industri pabrik tahu yang

diteliti tidak ada menyediakan tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat,

kecoa, tikus dan dilapisi kantong plastic yang selalu diangkat tiap kali penuh. Hal

ini disebabkan karena pengusaha menganggap proses pengolahan tahu tidak

menghasilkan banyak sampah sehingga tidak perlu menyediakan tempat sampah.

4.3.8 Ruang Pengolahan Makanan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

pembuangan sampah

0%

100%

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

70

Ruang pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah

atau yang sering disebut dapur. Pada pabrik tahu yang diteliti bangunan yang

dimiliki sekaligus berfungsi sebagai ruang pengolahan makanan. Untuk melihat

hasil penelitan perbandingan responden berdasarkan ruang pengolahan makanan

dengan baik pada industri pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat

pada diagram dibawah ini :

Diagram 4.8 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Ruang Pengolahan Makanan

Diagram 4.8 menunjukkan bahwa dari industri pabrik tahu A tidak tersedia

luas lantai yang cukup untuk pekerja dan terpisah dari dari tempat tidur atau

tempat mencuci pakaian. Hal ini karena pabrik tahu A ini tidak terlalu luas dan

juga terdapat empat buah bak berbentuk bundar yang terbuat dari semen sebagai

tempat pengolahan kedelai menjadi tahu. Disamping itu di ruangan ini juga

terdapat drum-drum dan ember plastic serta cetakan tahu yang digunakan selama

proses pengolahan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

lantai luas ruang bersih

25 25

75 75

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

71

Pada industri pabrik tahu B dan C tersedia luas lantai yang cukup untuk

pekerja dan terpisah dengan tempat tidur atau tempat mencuci pakaian.

Sedangkan industri pabrik tahu E, F, G, dan H tidak tersedia luas lantai yang

cukup untuk pekerja. Khusus untuk industri pabrik tahu E ruang pengolahan

makanan digunakan sebagai tempat mencuci pakaian, dengan memanfaatkan

tempat pencucian kedelai.

4.3.9 Karyawan

Yang dimaksud dengan karyawan adalah orang yang berhubungan dengan

proses pengolahan tahu atau pekerja. Untuk melihat hasil penelitan perbandingan

responden berdasarkan ruang pengolahan makanan dengan baik pada industri

pabrik tahu A, B, C, D, E, F, G, dan H dapat dilihat pada diagram dibawah ini :

Diagram 4.9 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Karyawan

Diagram 4.9 menunjukkan bahwa dari industri pabrik tahu A, B, C, D, E

dan F diberikan nilai 3 dari skor 5 yang ditetapkan. Hal ini dilakukan karena para

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

karyawan perilaku higienis pakaian kerja

100%

87,50%

12,50%

0%

12,50%

87,50%

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

72

pekerja ada yang memakai sepatu boot dan tidak bersedia diperiksa satu persatu

sehingga peneliti hanya memperhatikan dari jarak yang tidak terlalu dekat.

Berdasarkan pengamatan itu tidak ditemukan penyakit menular ataupun ISPA.

Pada item tangan selalu dicuci bersih dan kuku dipotong pendek, bebas

kosmetik dan perilaku yang higienis peneliti memberikan nilai 3 dari skor 5 yang

ditetapkan pada industri pabrik tahu A, B, C, E, F, G, dan H karena tangan para

pekerja terkesan kotor dan tidak dicuci bersih mengingat tidak adanya fasilitas

cuci tangan di tiap industri pabrik tahu, serta perilaku pekerja yang tidak higienis.

Khusus untuk industri pabrik tahu D diberikan nilai 2 karena ada pekerja yang

berkuku panjang.

Untuk pakaian kerja dalam keadaan bersih rambut pendek dan tubuh bebas

perhiasan, industri pabrik tahu B diberikan skor 1 dari skor 1 yang telah

ditetapkan. Hal ini dilakukan karena pekerja tersebut mengenakan pakaian

tertutup sampai kepala dan dalam keadaan bersih serta tubuh bebas perhiasan.

Untuk industri pabrik tahu A, C, D, E, F, G dan H diberikan skor 0 karena pakaian

kerja para karyawan kelihatan kotor, bahkan ada yang tidak mengenakan pakaian

selama melakukan proses pengolahan tahu.

4.3.10 Makanan

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh makhluk

hidup. Makanan yang dikonsumsi harus bebas kontaminasi dari bakteri yang

membahayakan kesehatan.

Untuk melihat hasil penelitian perbandingan responden dapat dilihat dari

diagram berikut.

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

73

Diagram 4.10 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Makanan (Bahan baku)

Diagram 4.10 menunjukkan bahwa pada industri pabrik tahu A, F, G, dan H

sumber bahan makanan, keutuhan, dan tidak rusak di berikan nilai 3 hal ini

terlihat dari bahan makan hanya diletakkan begitu saja di sudut-sudut ruangan dan

ditumpuk dan dibiarkan dilantai industri pabrik tahu. Untuk keutuhan bahan

makan kacang kedelai masih terdapat kacang yang sudah berkerut. Pemilik

industri ini membeli bahan bakunya dalam jumlah yang banyak sehingga

bertumpuk-tumpuk di industri pabrik tahu. Pemilik industri membeli kacang

kedelai yang memang terdaftar dengan kemasan asli dengan label dan tidak

kadaluarsa.

Pabrik tahu B, C, D dan E sumber bahan makanan, keutuhan dan tidak rusak

diberikan nilai 4 hal ini karena pemilik industri memperhatikan keutuhan kacang

kedelai dan lebih memilih kualitas daripada kuantitas. Dalam penyimpanan bahan

baku pun pemilik industri menyimpannya ditempat disudut ruangan yang kering

0%

20%

40%

60%

80%

100%

sumber makanan utuhdan tidak rusak

bahan makanan dalamkemasan asli

100%

87,50%

0%

12,50%

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

74

akan tetapi tidak ada jaminan bahwa kacang kedelai itu bebas kontaminasi dari

tikus dan hewan pembawa penyakit lainnya dan tidak menutup kemungkinan

terdapat kacang kedelai yang sudah berkerut. Sama dengan pabrik tahu A, F, dan

g pemilik industri B, C, D dan E membeli kacang kedelai yang memang terdaftar

dengan kemasan asli dengan label dan tidak kadaluarsa.

4.3.11 Perlindungan Makanan

Perlindungan makanan adalah salah satu faktor penting agar makanan tetap

terpelihara dan tidak membahayakan konsumen.

Untuk melihat hasil penelitian perbandingan responden dapat dilihat dari

diagram berikut.

Diagram 4.12 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Perlindungan Makanan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

penanganan selamaproses

tidak ditutup/disajikan ulang

62,5

75

37,5

25

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

75

Dari diagram 4.12 dapat dilihat bahwa pabrik tahu A dalam penanganan

makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai

selama proses penyimpanan peracikan, persiapan penyajian dan penyajian

makanan, pengangkutan makanan serta melunakkan makanan beku sebelum

dimasak tidak dilakukan dengan baik hal ini terlihat dari bahan makanan hanya

diletakkan begitu saja pada saat proses pembuatan tahu, terkadang karyawan tidak

memperhatikan apakah bersih atau tidak tempat mereka meletakkan bahan

makanan. Sementara itu untuk penanganan makanan yang potensial berbahaya

karena tidak ditutup atau disajikan ulang tidak berjalan dengan baik hal ini terlihat

dri hasil produksi tahu yang dibiarkan begitu saja setelah selesai proses

pembuatan.

Pabrik tahu B dalam proses pengolahan bahan makanan menjadi tahu

karyawan terkadang lupa untuk melindungi bahan makanan sebelum diolah,

bahan makanan yang akan dipakai hanya diletakkan begitu saja diruang

pengolahan. Dan untuk pelindungan terhadap hasil produksi tahu karyawan

merendam tahu-tahu itu didalam loyang dan dibiarkan terbuka.

Pabrik tahu C perlindungan bahan makanan saat proses pengolahan bahan

baku menjadi tahu dilakukan dengan baik oleh pemilik tahu akan tetapi pemilik

industri tahu ini saat proses pengolahan tidak menggunakan pakaian kerja

sehingga kemungkinan potensi berbahaya datang dari penjamah makanan. Dalam

perlindungan makanan jadi juga belum begitu baik karena semua hasil produksi

tahu hanya direndam begitu saja di loyang-loyang di ruang pengolahan makanan.

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

76

Pabrik tahu D pada saat proses pengolahan makanan tidak melakukan

perlindungan yang berarti dalam poses pengolahan bahan baku, peracikan,

penyimpanan bahan makanan. Penanganan makanan yang potensial berbahaya

masih kurang ditangani dengan tepat hal ini terlihat dari produksi tahu yang sudah

jadi pun dibiarkan dalam loyang rendaman dan loyang tersebut tidak ditutup hal

ini dapat menimbulkan kontaminasi pada makanan tersebut.

Pabrik tahu E pada penanganan perlindungan makanan yang potensi

berbahaya pada proses pengolahan makanan masih tidak diperhatikan. Hal ini

terlihat dari cara penanganan bahan baku yang tidak diatur sedemikian rupa agar

terhindar dari hal-hal yang dapat membahayakan makanan. Begitupun dengan

penanganan makanan jadi, hasil produksi tahu hanya dibiarkan dalam rendaman

air diloyang dan dibiarkan begitu saja diruang pengolahan tanpa ditutup.

Pabrik tahu F proses penanganan perlindungan makanan yang potensi

berbahaya pada proses pengolahan makanan baik penyimpanan, peracikan,

persiapan penyajian belum dilakukan dengan baik sama seperti pabrik-pabrik

sebelumnya pabrik tahu ini juga tidak melakukan hal yang baik untuk melindungi

bahan baku yang akan digunakan. Pada proses penanganan hasil produksi pun

seperti itu, hasil produksi dibiarkan begitu saja setelah selesai proses pengolahan.

Pabrik tahu G dalam proses pengolahan makanan belum dilakukan

penanganan perlindungan bahan makanan dengan baik hal ini terlihat dari cara

penanganan makanan dari penjamah makanan itu sendiri kurang memperhatikan

kebersihan saat mengelola makanan. Dalam penanganan hasil produksi tahu tidak

disimpan atau ditangani dengan baik. Hasil produksi hanya direndam begitu saja

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

77

diloyang yang berisi air dan diletakkan diluar ruang pengolahan hal dapat

menimbulkan bahaya terhadap makanan tersebut misalnya digerogoti oleh tikus,

serangga atau hewan pengganggu lainnya.

Pabrik tahu H penanganan makanan yang potensi berbahaya pada proses

pengolahan bahan baku menjadi tahu belum sepenuhnya dilakukan dengan baik.

Hal ini telihat dari bahan baku yang digunakan belum ditangani dengan baik.

Penanganan makanan potensial berbahaya pun belum dilakukan dengan baik pula

hal ini terlihat dari belum maksimalnya penanganan terhadap hasil produksi tahu.

4.3.12 Peralatan Makan dan Masak

Peralatan makan dan masak sangat diperlukan pada saat proses pengolahan

makanan dan harus diperhatikan kebersihan dari peralatan tersebut karena

peralatan tersebut yang berperan penting dalam proses pembuatan tahu.

Untuk melihat hasil penelitian perbandingan responden dapat dilihat dari

diagram berikut.

Diagram 4.12 Distribusi Industri Pabrik Tahu Di Kota Gorontalo

Berdasarkan Perlatan Makan dan Masak

0%

20%

40%

60%

80%

100%

pembersihan alat masak pencucian bahan racun perlindungan

100%

12,50%

100% 100%

25%

0%

87,50%

0% 0%

75%

memenuhi syarat tidak memenuhi syarat

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

78

Diagram 4.12 menunjukkan bahwa pada pabrik tahu A tidak melakukan

perlindungan peralatan makan dan masak dengan baik hal ini terlihat dari

berbagai peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan hanya diletakkan

begitu saja tidak dibersihkan atau dicuci setelah digunakan dan disimpan ditempat

yang bersih. Sementara untuk alat makan dan masak sekali pakai industri pabrik

tahu ini tidak memakai alat masak dan makan seperti yang disebutkan. Dalam

proses pencucian peralatan masak dan makan tidak melalui proses pembersihan

sisa makanan, perendaman, pencucian dan pembilasan melainkan langsung

mencucinya saja tanpa ada proses perendaman alat terlebih dahulu untuk

membersihkan sisa-sisa proses pembuatan tahu. Dalam penyimpanan bahan

beracun pemilik industri pabrik tahu ini menyimpanannya jauh dari jangkauan

tempat pengolahan. Bahan beracun/pestisida ini disimpan pada tempat tersendiri

akan tetapi tidak diberikan tanda/laber beracun yang jelas. Peralatan tidak

terlindung dari serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan penggaggu lainnya

hal ini terlihat dari peralatan yang tidak disimpan dengan baik dan diletakkan

begitu saja pada tempat penyimpanan yang terbuka sehingga mudah

terkontaminasi oleh hewan-hewan tersebut.

Pabrik tahu B melakukan perlindungan pada alat makan dan masak dengan

cukup baik. Perlindungan ini dilakukan dalam cara pembersihan, penyimpanan

peralatan, penyimpanan, penggunaan, dan pemeliharaanya. Alat masak dan makan

sekali pakai tidak dipakai ulang. Pada proses pencucian dilakukan mulai dari

membersihkan sisa-sisa bahan makanan, dilakukan proses perendaman, pencucian

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

79

dengan sabun dan dilakukan pembilasan. Bahan racun/pestisida disimpan

ditempat tersendiri ditempat yang aman, terlindung agar jauh dari jangkauan

pengolahan tahu akan tetapi tidak diberi label berbahaya dengan jelas. Peralatan

makan dan masak tidak dapat dijamin terlindung dari hewan pengganggu,

serangga, tikus dan binatang lainnya karena tersimpan pada tempat yang terbuka.

Pabrik tahu C melakukan perlindungan peralatan makan dan masak

dengan baik dalam proses pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan

pemeliharaan peralatan makan. Industri pabrik tahu ini tidak menggunakan alat

makan dan masak sekali pakai. Proses pencucian dimulai dari tahapan

pembersihan sisa makanan, perendaman peralatan makanan, pencucian dengan

sabun dan pembilasan dengan air besih. Bahan beracun/pestisida disimpan

tersendiri ditempat yang terlindung dan aman jauh dari bahan makanan yang akan

dgunakan untuk proses pembuatan tahu akan tetapi tidak diberi label atau tanda

berbahaya. Peralatan makan dan masak tidak dijamin terlindung dari serangga,

tikus, hewan peliharaan daan hewan pengganggu lainnya karena hanya diletakkan

begitu saja disudut-sudut ruangan.

Pabrik tahu D melakukan perlindungan peralatan makan dan masak dalam

cara pembersihan peralatan, penyimpanan, penggunaan peralatan dan

pemeliharaannya. Alat makan dan masak yang sekali pakai tidak digunakan

secara berulang-ulang. Pada proses pencucian melalui tahapan pembersihan sisa

makanan setelah pengolahan, perendaman, pencucian dan pembilasan dengan air

bersih. Bahan beracun atau pestisida disimpan tersendiri pada tempat yang aman

terlindung namun tidak diberi label atau tanda berbahaya. Perlindungan peralatan

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

80

terhadap tikus , serangga, hewan peliharaan dan hewan pengganggu lainnya tidak

dilakukan dengan baik karena tempat pengolahan industri pabrik tahu ini

merupakam tempat terbuka.

Pabrik tahu E perlindungan terhadap peralatan makan dan masak dalam

cara pembersihan peralatan, penyimpanan, penggunaan peralatan dan

pemeliharaan dengan baik. Alat makan dan masak sekali pakai tidak digunakan

secara berulang-ulang. Proses pencucian peralatan makan dan masak dilakukan

dengan baik juga dengan tahap pertama pembersihan sisa makanan, perendaman,

pencucian, dan pembilasan peralatan makan dan masak. Bahan beracun atau

berbahaya disimpan pada tempat tersendiri dan tidak menggunakan label atau

tanda berbahaya. Perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan peliharaan dan

hewan pengganggu lainnya tidak dilakukan dengan baik \hal ini terlihat dari

berbagai peralat pengolahan hanya disimpan begitu saja diruang pengolahan.

Pabrik tahu F cara pembersihan peralatan, penyimpan peralatan,

penggunaan dan pemeliharaannya tidak dilindungi dengan baik. Alat masak dan

makan sekali pakai tidak digunakan secara berulang. Proses pencucian melalui

tahapan mulai dari pembersihan sisa makanan, perendaman, pencucian dan

pembilasan dilakukan dengan baik. Bahan beracun/pestisida disimpan ditempat

tersendiri dan jauh dari jangkauan tempat pengolahan tahu akan tetapi tidak

digunakan atau diberi label yang jelas. Perlindungan terhadap serangga, tikus,

hewan peliharaan, dan hewan pengganggu lainnya tidak dilakukan dengan baik

karena melihat tempat industri pabrik tahu yeang sempit sehingga peralatan hanya

diletakkan begitu saja di tempat pengolahan.

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

81

Pabrik tahu G pembersihan peralatan, penyimpanan, penggunaan dan

pemeliharaan dilakukan perlindungan dengan baik. Alat masak dan makan tidak

digunakan berulang kali karena alat tersebut hanya digunakan sekali pakai. Proses

Spencucian peralatan dilakukan melalui tahap pembersihan sisa makanan yang

masih melekat pada peralatan, perendaman, pencucian dengan sabun dan

pembilasan dengan air bersih. Perlindungan makanan dari tikus, serangga, huwan

peliharaan dan hewan pengganggu lainnya hanya dilakukan seadanya saja.

Makanan hanya direndam dalam air dan dibiarkan terletak begitu saja di ruang

pengolahan.

Pabrik tahu H melakukan perlindungan peralatan baik pada pembersihan

peralatan, penyimpanan, penggunaan, dan pemeliharaan dilakukan dengan baik.

Pada industri pabrik tahu ini tidak menggunakan peralatan yang hanya sekali

pakai. Proses pencucian dilakukan melalui tahapan mulai dari pembersihan sisa-

sisa makanan hasil pengolahan, perendaman peralatan, pencucian peralatan

menggunakan sabun detergen, dan melakukan pembilasan dengan air bersih.

Bahan beracun/pestisida disimpan tersendiri pada tempat yang aman dan

terlindung akan tetapi tidak diberi tanda yang jelas untuk digunakan. Perlindungan

makanan terhadap gangguan serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan

pengganggu lainnya sangat minim dilakukan karena peralatan yang digunakan

selama proses pengolahan tahu diletakkan begitu saja, seperti digantung atau

diletakkan di lantai.

Secara keseluruhan hasil penelitian tentang hygiene sanitasi industri pabrik

tahu dengan variabel lokasi, bangunan, fasilitas, pencahayaan, penghawaan, air

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

82

bersih, air kotor (SPAL), fasilitas cuci tangan dan toilet, pembuangan sampah,

ruang pengolahan makanan, karyawan, makanan (bahan baku), perlindungan

makanan, dan penyajian makanan yang telah dilakukan

di 8 industri pabrik tahu di Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.13

Distribusi Hygiene Sanitasi Industri Pabrik Tahu

Berdasarkan Indikator Penelitian

No Indikator

Industri Pabrik Tahu

Memenuhi

Syarat %

Tidak

Memenuhi

Syarat

%

1. Lokasi, Bangunan, Fasilitas 1 12,5 7 87,5

2. Pencahayaan 4 50 4 50

3. Penghawaan 4 50 4 50

4. Air Bersih 8 100 0 100

5. Air Kotor (SPAL) 6 75 2 25

6. Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet 3 37,5 5 62,5

7. Pembuangan Sampah 0 0 8 100

8. Ruang Pengolahan Makanan 3 37,5 5 62,5

9. Karyawan 7 87,5 1 12,5

10. Makanan (Bahan Baku) 8 100 0 0

11. Perlindungan Makanan 5 62,5 3 37,5

12. Peralatan Makan dan Masak 8 100 0 0

Sumber: Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa untuk indikator lokasi, bangunan,

fasilitas sebanyak 1 industri pabrik tahu (12,5%) memenuhi syarat dan tidak

memenuhi syarat sebanyak 7 industri pabrik tahu(87,5%), indikator pencahayaan

sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%) yang memenuhi syarat dan 4 industri

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

83

(50%) tidak memenuhi syarat, indikator penghawaan yang memenuhi syarat

sebanyak 4 industri pabrik tahu (50%) dan 4 industri (50%) tidak memenuhi

syarat.

Untuk indikator air bersih yang memenuhi syarat sebanyak 8 industri pabrik

tahu (100%) dan untuk indikator air kotor (SPAL) ada 6 industri pabrik tahu

(75%) yang memenuhi syarat dan 2 industri pabrik tahu (25%) yang tidak

memenuhi syarat. Yang memiliki Fasilitas Cuci Tangan dan Toilet yang

memenuhi syarat sebanyak 3 industri pabrik tahu (37,5%) serta 5 industri pabrik

tahu (62,5%) yang tidak memenuhi syarat. Untuk indikator pembuangan sampah

sebanyak 8 industri pabrik tahu (100%) tidak memenuhi syarat . Ada 3 industri

pabrik tahu (37,5%) yang memiliki ruang pengolahan makanan yang memenuhi

syarat dan 5 industri pabrik tahu (62,5%) yang memiliki ruang pengolahan

makanan yang tidak memenuhi syarat.. Untuk indikator karyawan ada 7 industri

pabrik tahu (87,5%) yang memenuhi syarat dan 1 industri pabrik tahu (12,5%)

yang tidak memenuhi syarat. Untuk indicator makanan (bahan baku) 8 industri

pabrik tahu (100%) sudah memenuhi syarat. Industri pabrik tahu yang memiliki

perlindungan makanan yang memenuhi syarat sebanyak 5 industri pabrik tahu

(62,5%) dan tidak memenuhi syarat sebanyak 3 industri pabrik tahu (37,5%).

Sebanyak 8 industri pabrik tahu (100%) sudah memiliki peralatan makan dan

masak yang memenuhi syarat.

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

84

Tabel 4.14

Distribusi Hygiene Sanitasi Industri Pabrik Tahu

Berdasarkan

Permenkes RI No. 1096/MENKES/VI/2011

No. Industri Pabrik Tahu

JUMLAH Kriteria

n %

Tidak

memenuhi

syarat

1. Industri Pabrik Tahu A 26 40 V

2. Industri Pabrik Tahu B 38 54.46 V

3. Industri Pabrik Tahu C 42 64.61 V

4. Industri Pabrik Tahu D 38 54.46 V

5. Industri Pabrik Tahu E 34 52.30 V

6. Industri Pabrik Tahu F 31 47.69 V

7. Industri Pabrik Tahu G 30 46.15 V

8. Industri Pabrik Tahu H 26 40 V

Sumber: Data Primer 2012

Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa industri Pabrik Tahu A memiliki nilai

26 atau 40% dengan kriteria tidak memenuhi syarat laik Hygiene Sanitasi Industri

Pabrik Tahu. Industri Pabrik Tahu B memiliki nilai 38 atau 54.46 % dengan

kriteria tidak memenuhi syarat laik Hygiene Sanitasi Industri Pabrik Tahu.

Industri Pabrik Tahu C memiliki nilai 42 atau 64.61% dengan kriteria tidak

memenuhi syarat laik Hygiene Sanitasi Industri Pabrik Tahu. Industri Pabrik Tahu

D memiliki nilai 38 atau 54.46% dengan kriteria tidak memenuhi syarat laik

Hygiene Sanitasi Industri Pabrik Tahu. Industri Pabrik Tahu E memiliki nilai 34

atau 52.30% dengan kriteria tidak memenuhi syarat laik Hygiene Sanitasi Industri

Pabrik Tahu. Industri Pabrik Tahu F memiliki nilai 31 atau 47.69% dengan

Page 48: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/1674/11/2012-2-13201-461407024-bab4... · 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum A. Letak

85

kriteria tidak memenuhi syarat laik Hygiene Sanitasi Industri Pabrik Tahu.

Industri Pabrik Tahu G memiliki nilai 30 atau 46.15% dengan kriteria tidak

memenuhi syarat laik Hygiene Sanitasi Industri Pabrik Tahu. Industri Pabrik Tahu

H memiliki nilai 26 atau 40% dengan kriteria tidak memenuhi syarat laik Hygiene

Sanitasi Industri Pabrik Tahu.