BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …
Transcript of BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …
30
BAB IV
HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Instansi
Pemerintah Kota Madiun pada tahun 1995 menetapkan
beberapa Peraturan Daerah Tahun 1995 Tentang Pembentukan dan
Organisasi Dinas se-Kota Madiun dalam rangka pelaksanaan
otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab serta dinamis.
Pembentukan Perda tersebut berdasarkan ketentuan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan
di Daerah dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1990 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kota dalam Lingkungan Kota
Madiun Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1990. Pemerintah
Kota Madiun membentuk Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya,
dan Dinas Pengairan yang merupakan bagian sejarah dari
terbentuknya Dinas Pekerjaan Umum.
Perkembangan dari masa ke masa di tahun 2000
Pemerintah Kota Madiun menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12
Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota
Madiun dalam rangka pelaksanaan kewenangan daerah yang sesuai
dengan kondisi, kemampuan dan kebutuhan daerah. Pemerintah
Kota Madiun membentuk Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman,
Prasarana Wilayah, dan Perhubungan yang mempunyai tugas
31
melaksanakan kewenangan bidang permukiman, prasarana wilayah
dan perhubungan.
Pemerintah Kota Madiun di tahun 2003 kembali
menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Madiun. Perubahan Perda
tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan
pemerintah yang dimiliki daerah, karakteristik, potensi, kebutuhan
daerah, kemampuan keuangan daerah, ketersediaan sumber daya
aparatur, pengembangan pola kerjasama antar daerah dan atau
dengan pihak ketiga. Untuk menyempurnakan tugas dan fungsi
dalam melaksanakan kewenangan pemerintah, maka berdasarkan
Perda Nomor 12 Tahun 2003, Dinas Pekerjaan Umum,
Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan berubah
menjadi Dinas Pekerjaan Umumyang mempunyai tugas
melaksanakan kewenangan bidang pekerjaan umum, dan penataan
ruang, dan permukiman.
Pemerintah Kota Madiun menetapkan kembali Peraturan
Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kota Madiun. Pembentukan Perda tersebut sesuai dengan amanat
ketentuan Pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota
yang bertujuan untuk melaksanakan urusan pemerintahan dengan
32
memperhatikan kebutuhan, potensi, cakupan tugas, jumlah dan
kepadatan penduduk, kemampuan keuangan, serta sarana dan
prasarana daerah. Pemerintah Kota Madiun membentuk Dinas
Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman yang mempunyai
tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang
pekerjaan umum, penataan ruang dan perumahan. Dinas Pekerjaan
Umum dan Tata Ruang memiliki 5 bidang, yakni Bidang
Sekretariat, Bidang Bina Marga, Bidang Tata Kota, Bidang Cipta
Karya, Bidang PSDA.
Perubahan perda No. 12 Tahun 2011 direvisi menjadi
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 9 Tahun 2009 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Madiun. Dalam
Perubahan Perda tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan
Permukiman Ruang mengalami perubahan menjadi Dinas
Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Perubahan Peraturan Daerah kembali dilakukan pada
Tahun 2016, Pemerintah Kota Madiun Menetapkan Peraturan
Darah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Pemerintah Kota Madiun. Selain itu juga untuk
melaksanakan ketentuan pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah dan ketentuan
Pasal 97 Daerah Kota Madiun tentang Kelembagaan Pemerintan
33
Daerah Kota Madiun maka perlu melakukan penataan
kelembagaan perangkat daerah Kota Madiun. Hal tersebut yang
menjadi acuan dalam menyelenggarakan urusan wajib dan urusan
pilihan Kota Madiun. Pemerintah Kota Madiun membentuk Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang mempunyai tugas
Penyusunan, Penyelenggaraan, Pembinaan dan Pelaksanaan
rumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan sumber daya air
dan drainase, penyelenggaraan gedung dan bangunan,
pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dan penataan
ruang. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memiliki 5
Bidang, yakni Bidang Tata Usaha (Sekretariat), Bidang Bina
Marga, Bidang Cipta Karya dan Bidang Tata Kota.
4.1.2 Profil Instansi
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Madiun
merupakan unsur Organisasi Pemerintahan Daerah (ODP) yang
dipimpin oleh Kepala Dinas dan bertanggungjawab kepada
Walikota Madiun untuk melaksanakan unsur pekerjaan umum dan
penataan ruang.
Tugas pokok Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Madiun yaitu memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi
pelaksanaan pembangunan, penyelenggaraan gedung dan
bangunan, pengelolaan sumber daya air dan drainase,
34
pembangunan pemeliharaan jalan dan jembatan, dan penataan
ruang.
Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :
1. Penyusnan rumusan kebijakan teknis dalam bidang
penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan sumber
daya air dan drainase, pembangunan dan pemeliharaan jalan
dan jembatan serta penataan ruang.
2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum
dalam bidang pembangunan dan pemeliharaan jalan dan
jembatan, penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan
sumber daya air dan drainase serta penataan ruang.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam bidang
penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan sumber
daya air dan drainase, pembangunan dan pemeliharaan jalan
dan jembatan serta penataan ruang.
4.1.3 Visi dan Misi Instansi
a. Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :
“Terwujudnya Kualitas Sistem Jaringan Infrastruktur Yang
Mantap Untuk Mendukung Kota Madiun Lebih Maju dan
Sejahtera”
b. Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :
“Mewujudkan Kualitas Sistem Jaringan Infrastruktur Kota
Yang Mantap”
35
4.1.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Madiun terdiri dari :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari :
1) Kasubag. Umum dan Keuangan
2) Kasubag. Perencanaan dan Kepegawaian
c. Kepala Bidang Tata Kota, membawahi:
1) Kasi. Penataan Ruang
2) Kasi. Pengawasan Tata Ruang
d. Kepala Bidang Bina Marga, membawahi:
1) Kasi. Pembangunan Jalan dan Jembatan
2) Kasi. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
e. Kepala Bidang Pengelolaan SDA dan Drainase, membawahi:
1) Kasi. Pengelolaan SDA dan Drainase
2) Kasi. Pengelolaan Air Limbah dan Pengendalian Banjir
f. Kepala Bidang Cipta Karya, membawahi :
1) Kasi. Gedung dan Bangunan
2) Kasi Penataan Bangunan dan Lingkungan
3) Kasi. Verifikasi dan Jasa Konstruksi
g. Kepala UPTD Stadion Wilis, Gor dan Wisma Haji,
membawahi:
1) Kasubag. TU UPTD Stadion Wilis, Gor dan Wisma Haji
36
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
4.1.5 Deskripsi Pekerjaan
a. Kepala Dinas
Kepala Dinas memiliki tugas memimpin,
mengkoordinasikan serta mengawasi pelaksanaan
pembangunan, pembangunan dan pemeliharaan jalan dan
KEPALA DINAS
Kelompok Jabatan Sekretariat
Kasubag.
Umum dan
keuangan
Kasubag.
Perencanaan
&
kepegawaian
Kepala
bidang tata
kota
Kepala
bidang
bina marga
Kepala
bidang psda
dan drainase
Kepala
bidang cipta
karya
Kasi
pembanguna
n jalan dan
jembatan Kasi
pengawasan
tata ruang
Kasi
pemeliharaan
jalan dan
jembatan
Kasi
pengelolaan
SDA dan
drainase
Kasi gedung
dan
bangunan
Kasi penataan
bangunan dan
lingkungan
Kasi
pengelolaan
SDA dan
drainase Kasi
verifikasi dan
jasa
konstruksi
Kepala uptd stadion wilis,
gor dan wisma haji
Kasubag. Tu uptd stadion
wilis, gor dan wisma haji
Kasi
penataan
ruang
37
jembatan, penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan
sumber daya air dan drainase dan penataan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Dinas dalam
melaksanakan tugasnya memiliki fungsi :
1. Penyusunan rumusan kebijakan teknis di bidang
penyelenggaraan gedung dan bangunan, pembangunan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan, pengelolaan sumber daya
air dan drainase dan penataan ruang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang penyelenggaraan gedung dan bangunan,
pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan,
pengelolaan sumber daya air dan drainase dan penataan
ruang
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang
penyelenggaraan gedung dan bangunan, pembangunan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan, pengelolaan sumber daya
air dan drainase, dan penataan ruang
4. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang
diberikan oleh Walikota.
b. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan
umum, urusan kepegawaian, urusan perencanaan dan evaluasi,
38
urusan keuangan dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas
satuan organisasi. Sekretariat dalam melaksanakan tugasnya
memiliki fungsi:
1. Penyusunan rencana kerja Sekretariat Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang
2. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan.
3. Pelaksanaan urusan umum.
4. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan administrasi
keuangan
5. Pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan
kerja sekretariat
6. Pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan organisasi yang
bersifat kedinasan dari Kepala Dinas
c. Bidang Bina Marga
Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan
membina pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan jalan
dan jembatan. Bidang Bina Marga dalam melaksanakan tugas
mempunyai fungsi:
1. Penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi
pelaksanaaan tugas Bina Marga
2. Perumusan kebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan, dan
pembinaan, pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan
jalan dan jembatan kota
39
3. Perencanaan pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan
jalan dan jembatan Kota
4. Melaksanakan tugas lainnya yang bersifat kedinasan dari
Kepala Dinas sesuai dengan fungsinya
d. Bidang Cipta Karya
Bidang Cipta Karya bertugas melaksanakan sebagian
tugas Dinas yang meliputi pelaksanaan verifikasi Jasa
Konstruksi, Gedung dan Bangunan serta Penataan Bangunan
dan Lingkungan. Bidang Cipta Karya dalam melaksanakan
tugasnya mempunyai fungsi :
1. Penyusunan perencanaan program serta evaluasi
pelaksanaan tugas Cipta Karya
2. Penyelenggaraan pembangunan gedung Pemerintah Daerah
3. Pemantauan pengawasan untuk memenuhi tertib
administrasi Jasa Konstruksi sesuai dengan kewenangannya
4. Melaksanakan penyusunan kebijakan penataan bangunan
dan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang
diberikan oleh Kepala Dinas.
e. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air dan Drainase
(PSDA)
40
Bidang Pengelolaan SDA dan Drainase memiliki tugas
melaksanakan sebagian tugas Dinas yang meliputi
merumuskan, menyelenggarakan dan melaksanakan kebijakan
teknis di Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air dan Drainase
serta Pengelolaan Air Limbah dan Pengendalian Banjir. Untuk
melaksanakan tugasnya bidang pengelolaan SDA dan Drainase
mempunyai fungsi :
1. Pelaksanaan pembangunan dan Pengelolaan SDA dan
Drainase
2. Pelaksanaan pembangunan pengaman pada wilayah sungai
sesuai kewenangan kota
3. Pelaksanaan penanggulangan air kotor dan banjir kota
4. Pemantauan penyediaan Sistem pelaksanaan tempat
pemrosesan akhir pada Sistem Pengelolaan persampahan
dalam daerah
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
yang bersifat kedinasan
f. Bidang Tata Kota
Bidang Tata Kota memiliki tugas melaksanakan
sebagian tugas kedinasan berupa pelaksanaan pengawasan Tata
Ruang dan Penataan Ruang. Untuk melaksanakan tugasnya
Bidang Tata Kota mempunyai fungsi :
41
1. Penyususnan perencanaan program dan evaluasi kerja pada
bidang Tata Kota
2. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan dalam bidang
pemanfaatan serta penataan ruang sesuai dengan
kewenangannya
3. Pengawasan serta pelaksanaan pemanfaatan tata ruang
4. Penyusunan sistem penjabaran rencana detil tata ruang
5. Pelaksanaan tugas-tugas lain dalam hal kedinasan yang
diberikan Kepala Dinas
4.1.6 Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Madiun merupakan faktor
penentu dalam pelaksanaan administrasi untuk menjalankan
organisasi. Jumlah pegawai yang bertugas pada Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kota Madiun tercatat sebanyak 171
orang diantaranya pegawai PNS sebanyak 51 orang, tenaga kontrak
sebanyak 12 orang dan tenaga upahan sebanyak 108 orang. Untuk
mengetahui jumlah pegawai pada Dinas PUPR Kota Madiun dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut
Tabel 4.1
Sumber Daya Manusia Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Madiun
No SDM Jenis Kelamin Jumlah SDM
42
Laki-laki Perempuan
1 PNS 38 13 51
2 Tenaga Kontrak 11 1 12
3 Tenaga Upahan 99 9 108
Jumlah 148 23 171
4.1.7 Hasil Penelitian
Pengelolaan aset pada Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kota Madiun merupakan komponen yang tidak
dapat dipisahkan dari sistem pengelolaan keuangan daerah secara
keseluruhan, karena seluruh aset yang digunakan pada instansi
tersebut dibeli atas sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) dan harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Penelitian mengenai pengelolaan aset tetap ini telah
banyak dilakukan di Indonesia. Hasil penelitian dari Labasido dan
Darwanis (2019) yaitu pengelolaan aset tetap berpedoman pada
Permendagri No.19 Tahun 2016. Yang meliputi perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,
pemindahtanganan, penatausahaan, pemusnahan, penghapusan,
penatausahaan, pembinaan pengawasan dan pengendalian,
pengelolaan BMD pada SKPD yang menggunakan pola
Kasi
penataan
ruang
43
pengelolaan keuangan BLUD, Barang daerah berupa rumah
Negara, ganti rugi dan sanksi. Kemudian hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dewi dan Nugaheni (2020) yaitu pengelolaan aset
pada Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang sudah bepedoman pada
Permendagri No. 19 Tahun 2016 Terkait pengelolaan barang milik
daerah.
Tahapan pengelolaan aset pada Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kota Madiun berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 19 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
Pada penyususnan perencanaan, kebutuhan dan
penganggaran Dinas PUPR Kota Madiun terlebih dahulu
menyusun kebutuhan barang dengan memperhatikan
kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas PUPR. Hal ini
sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan staf sekretariat
bidang aset yang menyatakan :
"ehm, jadi mekanisme pelaksanaannya itu Dinas PUPR
sebagai pengguna barang terlebih dahulu menyusun
kebutuhan barang dengan memperhatikan kebutuhan
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas PUPR. Kasi
perencanaan dan kepegawaian menyampaikan usulan
dari masing-masing bidang untuk diakomodasi dan
selanjutnya dilakukan penyusunan RKA menggunakan
44
aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)
Perencanaan, kemudian direalisasi sesuai bulan yang
tertera dalam rencana anggaran kas." (wawancara
tanggal 21 Juni 2021)
Terkait dengan kesesuaian siklus ini sudah sesuai dengan
Permendagri No. 19 Tahun 2016. Seperti wawancara yang
telah dilakukan dengan staf sekretariat bidang aset yang
menyatakan bahwa :
"Iya sudah sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun
2016 yang berpedoman pada standar barang, standar
kebutuhan dan standar harga." (wawancara tanggal 21
juni 2021)
45
Gambar 4.2 Dokumen RKA Tahun 2020
2. Pengadaan
Pada tahapan pengadaan Dinas PUPR Kota Madiun
telah berpedoman pada daftar kebutuhan barang. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan staf
sekretariat bidang aset yang menyebutkan bahwa :
"iya pengadaan di Dinas PUPR dilakukan berpedoman
pada daftar kebutuhan barang dengan prinsip efektif,
efisien, transparan, adil dan akuntabel." (wawancara
tanggal 21 juni 2021)
46
Selanjutnya terkait dengan pengaadaan barang dilakukan
melalui swakwlola dan pemilihan penyedia. Seperti
wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset
menyatakan bahwa :
"Pengadaan barang disini dilakukan melalui swakelola
dan pemilihan penyedia. Swakelola itu cara
memperoleh barang yang disediakan sendiri oleh
lembaga. Sedangkan pemilihan penyedia itu cara
memperoleh barang yang disediakan oleh pelaku usaha.
Selanjutnya pengguna barang setelah melakukan
pengadaan barang harus menyampaikan laporan hasil
pengadaan barang milik daerah kepada Walikota
melalui pengelola barang untuk ditetapkan status
penggunaannya." (wawancara tanggal 21 juni 2021)
Gambar 4.3 Dokumen Pengadaan Barang Tahun 2020
47
3. Penggunaan
Pada tahap penggunaan di Dinas PUPR Kota Madiun
telah menetapkan status penggunaan barang milik daerah
untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
bersangkutan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang
dilakukan dengan staf sekretariat bidang aset yang menyatakan
bahwa :
"Iya, Dinas PUPR menetapkan status penggunaan
barang milik daerah untuk menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi SKPD dan dapat digunakan oleh
pihak lain dalam upaya mendukung pelayanan umum
sesuai fungsi dan tugas pokok SKPD yang
bersangkutan. Penetapan status penggunaan barang
milik daerah Dinas PUPR pengguna barang
mengajukan permohonan penetapan status penggunaan
barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD
dan perolehan lainnya yang sah kepada Walikota.
Pengajuan permohonan tersebut dilakukan setelah
diterimanya barang milik daerah berdasarkan dokumen
penerimaan barang pada tahun anggaran yang
berkenaan. Permohonan penetapan status penggunaan
barang milik daerah diajukan secara tertulis dari
pengguna barang kepada Walikota paling lambat pada
48
akhir tahun berkenaan. Kemudian Walikota
menerbitkan keputusan penetapan status penggunaan
barang milik daerah setiap tahun." (wawancara tanggal
21 juni 2021)
4. Pemanfaatan
Pada tahapan pemanfaatan bentuk pemanfaatan yang
dilakukan di Dinas PUPR Kota Madiun yaitu sewa, pinjam
pakai dan kerjasama pemanfaatan, BSG atau BGS, dan
kerjasama penyedia infrastruktur. Hal ini sesuai dengan
wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset
yang menyatakan bahwa :
"Nah.. jadi pemanfaatan itu kan memanfaatkan barang
milik daerah yang tidak digunakan sesuai tugas dan
fungsi SKPD. Dan bentuk pemanfaatan yang dilakukan
disini itu dalam bentuk sewa, pinjam pakai dan
kerjasama pemanfaatan, Bangun serah guna atau
Bangun guna serah, dan kerjasama penyediaan
infrastruktur." (wawancara tanggal 21 juni 2021)
Kemudian pada pemanfaatan barang tersebut tidak membebani
APBD. Seperti wawancara yang dilakukan dengan staf
sekretariat bidang aset yang menyebutkan bahwa :
49
"Tidak, karena kan dilihat dari segi prioritas kebutuhan
jadi tidak membebani APBD." (Wawancara tanggal 21
juni 2021)
5. Pengamanan dan pemeliharaan
Pada tahapan pengamanan di Dinas PUPR Kota
Madiun dilakukan dengan dua jenis yaitu pengamanan fisik
dan pengamanan administrasi. Hal ini sesuai dengan
wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset
yang menyatakan bahwa :
"Jadi pengamanan yang dilakukan disini ada dua jenis
yaitu pengamanan fisik dan pengamanan administrasi.
Pengamanan fisik dilakukan dengan memasang tanda
kepemilikan serta pemagaran. Sedangkan pengamanan
administrasi dilakukan dengan mencatat dan
menyimpan dokumen bukti kepepengamanan milikan
aset secara aman dan tertib terhadap barang inventaris
dalam proses pemakaian." (wawancara tanggal 21 juni
2021
Kemudian pada tahap pemeliharaan di Dinas PUPR Kota
Madiun dilakukan dengan mencatat proses pemeliharaan
dengan membuat laporan pada SKPD. Sesuai dengan
wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset
menyebutkan bahwa :
50
"Iya, mencatat proses pemeliharaan dan membuat
laporan pada Satuan Kerja Pe rangkat Daerah (SKPD)."
(wawancara tanggal 21 juni 2021)
Gambar 4.4 Papan Nama Kepemilikan
6. Penilaian
Pada tahap penilaian ini dilakukan untuk menyusun
neraca pemerintah daerah, pemanfaatan dan
pemindahtanganan barang milik daerah. Hal ini sesuai dengan
wawancara kepada staf sekretariat bidang aset yang
menyatakan :
"Penilaian aset tetap itu dilakukan untuk penyusunan
neraca pemerintah daerah, pemanfaatan dan
51
pemindahtangan barang milik daerah. Penilaian
tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai wajar
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Di
Dinas PUPR dilakukan prosedur penyusunan neraca
penilaian mengenai berapa jumlah aset serta nilai dari
aset tersebut agar dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam menetapkan anggaran setiap tahunnya.
Penyusunan neraca berpedoman pada Standar
Akuntansi Pemerintahan". (wawancara tanggal 21 juni
2021)
7. Pemindahtanganan
Pada tahap pemindahtangan di Dinas PUPR Kota
Madiun dilakukan dengan dihibahkan, penjualan dan tukar-
menukar. Hal ini sesuai dengan wawancara kepada staf
sekretariat bidang aset yang menyatakan bahwa :
"Pemindahtangan dilakukan dengan dihibahkan,
penjualan dan tukar-menukar. Dalam upaya
pemindahtangan barang milik daerah dilakukan
penilaian. Yang dilakukan penilaian hanya penjualan
dan tukar-menukar saja, sedangkan untuk hibah tidak
perlu dilakukan penilaian. Nah, Penilaian
pemindahtangan barang milik daerah dilakukan untuk
mendapatkan nilai wajar. Pemindahtanganan ini telah
52
dilakukan berpedoman pada Permendagri No. 19 Tahun
2016." (wawancara tanggal 21 juni 2021)
8. Pemusnahan
Pada tahapan pemusnahan di Dinas PUPR Kota
Madiun dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun
dan cara lainnya sesuai peaturan perundang-undangan. Hal ini
sesuai dengan wawancara kepada staf sekreariat bidang aset
yang menyatakan bahwa :
"Nah.. untuk langkah pemusnahan dilakukan dengan
cara dibakar, dihancurkan, ditimbun dan cara lainnya
sesuai peraturan perundang-undangan. Pemusnahan
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Walikota.
Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila
barang tersebut tidak dapat digunakan, tidak dapat
dimanfaatkan, tidak dapat dipindahtangankan atau
terdapat alasan lain sesuai ketentuan yang berlaku."
(wawancara tanggal 21 juni 2021)
9. Penghapusan
Pada pelaksanaan penghapusan yang dilakukan di
Dinas PUPR Kota Madiun pengguna barang mengusulkan
kepada pengelola barang untuk dilakukan penghapusan. Hal ini
sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada staf
sekretariat bidang aset yang menyatakan :
53
"iya betul, jadi pelaksanaan penghapusan barang milik
daerah disini pengguna barang mengusulkan kepada
pengelola barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghapusan tersebut disebabkan karena barang milik
daerah sudah tidak dapat dipergunakan atau kondisi
yang telah rusak, pemindahtanganan atas barang milik
daerah, putusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya,
menjalankan ketentuan undang-undang, penyerahan
barang milik daerah, pemusnahan dan sebab lain yang
perlu dilakukan penghapusan." (wawancara tanggal 21
juni 2021)
Gambar 4.5 Daftar Usulan Barang yang Akan Dihapus
54
10. Penatausahaan
Pada tahapan penatausahaan di Dinas PUPR Kota
Madiun dilakukan dengan pembukuan, inventarisasi dan
pelaporan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan
kepada staf sekretariat bidang aset yang menyatakan bahwa :
Pernyataan Staf sekretariat bidang aset menyebutkan :
"Penatausahaan aset dikakuan dengan pembukuan,
inventarisasi dan pelaporan. Pembukuan itu kegiatan
pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke
dalam daftar barang menurut penggolongan dan
kodefikasi barang. Inventarisasi itu kegiatan melakukan
pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan
barang milik daerah. Sedangkan Pelaporan itu tindakan
penyampaian data dan informasi yang dilaksanakan
oleh unit pelaksana penatausahaan. Pelaporan
dilakukan semesteran dan tahunan yang digunakan
untuk menyusun neraca." (wawancara tanggal 21 juni
2021)
55
Gambar 4.6 Kartu Inventaris Barang
11. Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian
Pada siklus pembinaan barang milik daerah di Dinas
PUPR dilakukan oleh kepala daerah sesuai tugas dan
wewenangnya. Hal ini sesuai dengan wawancara yang
dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset yang
menyebutkan bahwa :
"Pembinaan barang milik daerah pada Dinas PUPR
dilakukan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan
wewenangnya dengan memberikan pedoman, pelatihan,
supervise dan rapat sosialisasi yang menyangkut
pengelolaan barang milik daerah termasuk
56
penatausahaan barang milik daerah." (wawancara
tanggal 21 juni 2021)
Kemudian pada tahapan pengawasan dan pengendalian yang
dilaksanakan di Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan oleh
pengguna dan kuasa pengguna barang melalui pemantauan dan
penertiban barang milik daerah.
"Kalau untuk pengawasan dan pengendalian barang
milik daerah yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR
dilakukan oleh pengguna dan kuasa pengguna barang
melalui pemantauan dan penertiban barang milik
daerah." (wawancara tanggal 21 Juni 2021)
Gambar 4.7 Dokumen Daftar Pengawasan Barang
57
12. Pengelolaan BMD pada SKPD yang menggunakan pola
pengelolaan keuangan BLUD
Pada tahapan ini di Dinas PUPR tidak mengelola
BMD pada SKPD yang menggunakan pola pengelolaan
keuangan BLUD. Hal ini sesuai dengan wawancara yang
dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset yang menyatakan
bahwa :
"emm.. ini sepertinya baru ya dalam permendagri
karena yang sebelumya belum ada, Jadi saya belum
terlalu mengerti untuk tahapan ini. Disini tidak ada
barang darah yang pengelolaannya menggunakan ini.
Ini seperti rumah sakit kan yang asetnya dibawah
kewenangan pengelolaan SKPD yang pengelolaannya
melalui BLUD, memang asetnya didapat dari APBD
tetapi mereka memiliki kewenangan sendiri dalam
mengelola asetnya." (wawancara tanggal 21 juni 2021)
13. Barang milik daerah berupa rumah negara
Pada pelaksanaan tugasnya pada Dinas PUPR Kota
Madiun tidak terdapat rumah negara dalam pelaksanaan
tugasnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan staf
sekretariat bidang aset yang menyebutkan bahwa :
"Untuk tahapan ini pegawai di Dinas PUPR dalam
pelaksanaan tugasnya tidak terdapat rumah negara.
58
Karena kan, rumah negara itu dipergunakan bagi
pemegang jabatan tertentu dan sifat jabatannya harus
bertempat tinggal di rumah tersebut dan untuk hak
penghuninya juga terbatas selama pejabat yang
bersangkutan masih memegang jabatan tertentu
tersebut. Jadi di Dinas PUPR tidak terdapat rumah
negara." (wawancara tanggal 21 juni 2021)
14. Ganti rugi dan sanksi
Pada tahapan ganti rugi dan sanksi di Dinas PUPR
Kota Madiun telah dilaksamakam terhadap pengguna barang
akibat kelalaian, penyalahgunaan, maupun pelanggaran hukum
yang merugikan daerah. Sesuai dengan wawancara yang
dilakukan dengan staf sekretariat bidang aset yang menyatakan
bahwa :
"ya, jadi disini untuk siklus ganti rugi dan sanksi sudah
dilaksanakan terhadap pengguna barang akibat
kelalaian, penyalahgunaan maupun pelanggaran hukum
yang merugikan daerah. Tahap ini berpedoman pada
Permendagri No. 19 Tahun 2016 yang mengatakan
setiap pihak yang mengakibatkan kerugian daerah dapat
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan." (wawancara tanggal 21 juni
2021)
59
4.1.8 Pembahasan
1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
Pada siklus perencanaan kebutuhan dan penganggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas PUPR Kota Madiun
sebagai pengguna barang merencanakan serta menyusun
kebutuhan barang dengan memperhatikan kebutuhan
pelaksanaan tugas serta fungsi Dinas PUPR Kota Madiun.
Menurut hasil wawancara dengan staf secretariat bidang aset
siklus perencanaan kebutuhan dan penganggaran pada Dinas
PUPR Kota Madiun disusun dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD).
Mekanisme pelaksanaan RKA dilakukan berdasarkan
usulan dari masing-masing bidang untuk diakomodasi dan
selanjutnya dilakukan penyusunan RKA menggunakan
aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)
Perencanaan, kemudian direalisasi sesuai bulan yang tertera
dalam rencana anggaran kas.
Perencanaan kebutuhan dan penganggaran pada Dinas
PUPR Kota Madiun berpedoman pada :
1) Standar Barang
2) Standar kebutuhan
3) Standar harga
60
Sesuai dengan hasil wawancara menunjukkan bahwa
Dalam penyusunan Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran
pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota
Madiun telah sesuai dengan Permendagri No.19 Tahun 2016
sebagaimana dimaksud dalam BAB IV pasal 20 ayat 2 bahwa
perencanaan kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah
berpedoman pada standar kebutuhan, standar harga dan standar
barang.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Labasido dan Darwanis (2019) yang
menunjukkan SKPD sebagai pengguna barang merencanakan
dan menyusun kebutuhan barang dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) yang
berpedoman pada kebutuhan barang sesuai dengan peraturan.
2. Pengadaan
Siklus pengadaan pada Dinas PUPR Kota Madiun
dalam pelaksanaannya berpedoman pada daftar kebutuhan
barang daerah berdasarkan prinsip efektif, efisien, transparan,
adil dan akuntabel. Pengadaan barang milik daerah
dilaksanakan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan barang dilakukan melalui swakelola dan pemilihan
penyedia. Swakelola merupakan cara memperoleh barang yang
disediakan sendiri oleh lembaga. Sedangkan pemilihan
61
penyedia adalah cara memperoleh barang yang disediakan oleh
pelaku usaha. Pengguna barang setelah melakukan pengadaan
barang wajib menyampaikan laporan hasil pengadaan barang
milik daerah kepada Walikota melalui pengelola barang untuk
ditetapkan status penggunaannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
19 Tahun 2016 BAB V Pasal 41 Ayat 1 mengatakan bahwa
pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan
prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil,
dan akuntabel yang dilaksanakan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Permendagri Nomor 19 Tahun 2016
BAB V Pasal 42 Ayat 1 menyatakan bahwa pengguna barang
wajib menyampaikan laporan hasil pengadaan barang milik
daerah kepada Gubernur/ Bupati/ Walikota melalui Pengelola
barang milik daerah untuk ditetapkan status penggunaannya.
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa siklus
Pengadaan yang ada di Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun
2016.
Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian yang
dilakukan Agustina dan Rani (2020) pada Dinas Perumahan
dan Kawasan Permukiman Kota Magelang hasil penelitiannya
menunjukkan Pengadaan barang milik daerah dilaksanakan
62
berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan
terbuka.
3. Penggunaan
Siklus penggunaan merupakan kegiatan yang
dilakukan pengguna barang dalam mengelola atau
menggunakan dan menatausahakan barang milik daerah sesuai
dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD). Dinas PUPR Kota Madiun menetapkan status
penggunaan barang milik daerah untuk menyelenggarakan
tugas pokok dan fungsi SKPD dan dapat digunakan oleh pihak
lain dalam upaya mendukung pelayanan umum sesuai fungsi
dan tugas pokok SKPD yang bersangkutan.
Penetapan status penggunaan barang milik daerah
Dinas PUPR Kota Madiun yaitu pengguna barang mengajukan
permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah
yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang
sah kepada Walikota. Pengajuan permohonan tersebut
dilakukan setelah diterimanya barang milik daerah berdasarkan
dokumen penerimaan barang pada tahun anggaran yang
berkenaan. Permohonan penetapan status penggunaan barang
milik daerah diajukan secara tertulis dari pengguna barang
kepada Walikota paling lambat pada akhir tahun berkenaan.
63
Kemudian Walikota menerbitkan keputusan penetapan status
penggunaan barang milik daerah setiap tahun.
Berdasarkan wawancara dengan Staf Sekretariat
Bidang Aset penetapan status penggunaan barang milik daerah
pada Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai dengan yang
ditetapkan oleh Pemendagri No. 19 Tahun 2016 BAB VI Pasal
44 Ayat 2 yang menyebutkan penetapan status penggunaan
dilakukan untuk :
a. Penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD
b. Dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan
pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi SKPD yang
bersangkutan
Hasil pelitian diatas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) yang menunjukan
barang milik daerah telah ditetapkan status penggunaannya
untuk penyelenggaraan tugas dan dioperasikan oleh pihak lain.
4. Pemanfaatan
Barang Milik Daerah berupa tanah atau bangunan dan
selain tanah atau bangunan yang tidak digunakan untuk
menunjang tugas pokok dan fungsi SKPD yang diserahkan oleh
pengguna kepada pengelola dapat dimanfaatkan secara optimal
sehingga tidak membebani APBD. Pemanfaatan yang
dilakukan secara optimal akan meningkatkan pendapatan
64
masyarakat serta menambah pendapatan daerah. Berdasarkan
hasil wawancara bentuk pemanfaatan yang dilaksanakan oleh
dinas PUPR Kota Madiun yaitu Sewa, Pinjam pakai,
Kerjasama Pemanfaatan, BGS atau BSG, Kerjasama
Penyediaan Infrastuktur. Dilihat dari segi biaya pemeliharaan
barang milik daerah pemanfaatan yang dilakukan Dinas PUPR
tersebut tidak membebani APBD. Karena pemanfaatan tersebut
dilihat dari segi prioritas kebutuhan.
Pada Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 BAB VII
Pasal 81 menyatakan bahwa Bentuk pemanfaatan barang milik
daerah berupa :
a. Sewa
b. Pinjam pakai
c. Kerjasama Pemanfaatan
d. Bangun guna serah atau Bangun serah guna
e. Kerjasama Penyediaan Infrastruktur
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
siklus Pemanfaatan pada Dinas PUPR Kota Madiun telah
sesuai dengan Permendagri No 19 Tahun 2016.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) bentuk pemanfaatan
barang milik daerah berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama
65
pemanfaatan, BGS dan BSG, Kerjasama Penyedia
Infrastruktur.
5. Pengamanan dan Pemeliharaan
Pengamanan merupakan tindakan penertiban dalam
pengurusan barang milik daerah. Berdasarkan hasil wawancara
bentuk pengamanan yang dilakukan oleh Dinas PUPR Kota
Madiun dalam mengelola aset tetap yaitu pengamanan fisik dan
pengamanan administrasi. Pengamanan fisik dilakukan dengan
memasang tanda kepemilikan serta pemagaran. Sedangkan
pengamanan administrasi dilakukan dengan mencatat dan
menyimpan dokumen bukti kepemilikan aset secara aman dan
tertib terhadap barang inventaris dalam proses pemakaian.
Penerapan kebijakan pengamanan kendaraan dinas
oleh Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan dengan cara
mengumpulkan dokumen kepemilikan kendaraan dinas seperti
BPKB yang merupakan surat berharga yang dimiliki
pemerintah. Pemeliharaan aset tetap yang dilaksanakan oleh
Dinas PUPR Kota Madiun yaitu mencatat proses pemeliharaan
dan membuat laporan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD).
Sesuai dengan hasil wawancara menunjukkan bahwa
siklus pengamanan dan pemeliharaan pada Dinas PUPR Kota
Madiun telah sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016
66
BAB VIII Pasal 296 yang menyebutkan bahwa Pengamanan
barang milik daerah meliputi :
a. Pengamanan fisik
b. Pengamanan administrasi
Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB VIII Pasal 323 Ayat 2
yang menyebutkan bahwa kuasa pengguna barang melaporkan
hasil pemeliharaan barang secara tertulis kepada pengguna
barang.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Agustina dan Rani (2020) yang
menunjukan tindakan dalam pengurusan barang milik daerah
dalam bentuk fisik dan administratif.
6. Penilaian
Proses penilaian aset pada Dinas PUPR Kota Madiun
dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah,
pemanfaatan dan pemindahtangan barang milik daerah.
Penilaian tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai wajar
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Pada Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan prosedur
penyusunan neraca penilaian terkait berapa jumlah aset serta
nilai dari aset tersebut agar dapat dijadikan sebagai pedoman
dalam menetapkan anggaran setiap tahunnya. Penyusunan
neraca tersebut berpedoman pada Standar Akuntansi
67
Pemerintahan. Prosedur penyususnan neraca tersebut dilakukan
untuk memperlancar tugas dan fungsi dari bagian perlengkapan
sehingga professional kerja dalam melaksanakan pengelolaan
barang milik daerah benar-benar terlaksana.
Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB IX Pasal 325
Ayat 3 menyatakan bahwa penetapan nilai barang milik daerah
dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah dilakukan
dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahap penilaian aset
tetap di Dinas PUPR Kota Madiun sudah sesuai dengan
Permendagri No. 19 Tahun 2016.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan
oleh Agustina dan Rani (2020) bahwa penilaian dilakukan
untuk menyusun neraca pemerintah daerah, pemanfaatan dan
peemindahtangan barang milik daerah.
7. Pemindahtanganan
Tahap pemindahtangan dilakukan apabila barang milik
daerah yang masih memiliki nilai dan sudah tidak diperlukan
lagi dalam penyelenggaraan tugas pemerintah daerah.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan staf
sekretariat bidang aset Dinas PUPR Kota Madiun bentuk
pemindahtangan dilakukan dengan dihibahkan, penjualan dan
tukar-menukar. Dalam upaya pemindahtangan barang milik
68
daerah dilakukan penilaian. Penilaian dilakukan kecuali
pemindahtangan dalam bentuk hibah. Penilaian
pemindahtangan barang milik daerah dilakukan untuk
mendapatkan nilai wajar.
Pada Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB X Pasal
329 Ayat 2 bentuk pemindahtanganan barang milik daerah
meliputi :
a. Penjualan
b. Tukar-menukar
c. Hibah
d. Penyertaan modal pemerintah daerah
Pada pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
siklus pemindahtanganan barang milik daerah Dinas PUPR
Kota Madiun belum sepenuhnya mengikuti Permendagri No.
19 Tahun 2016.
Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan yang
dilakukan oleh Labasido dan Darwanis (2019) pada DPKAD
Aceh bentuk pemindahtangan yang dilakukan yaitu penjualan,
tukar-menukar, hibah dan penyertaan modal pemerintah
daerah.
8. Pemusnahan
Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila
barang tersebuat tidak dapat digunakan, tidak dapat
69
dimanfaatkan, tidak dapat dipindahtangankan atau terdapat
alasan lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pemusnahan
dilakukan oleh pengguna atau pengelola barang setelah
mendapat persetujuan dari Walikota. Pemusnahan dilakukan
dengan cara dibakar, ditimbun, dihancurkan, atau dengan cara
lain sesuai ketentuan perundang-undangan.
Hasil wawancara menunjukkan pelaksanaan
pemusnahan barang milik daerah yang dilakukan oleh Dinas
PUPR Kota Madiun telah sesuai dengan Permendagri No. 19
Tahun 2016 BAB XI Pasal 423 yang menyatakan pemusnahan
dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun,
ditenggelamkan, atau cara lain sesuai ketentuan perundang-
undangan.
Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian yang
dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) pada DPKAD Aceh
penelitiannya menunjukkan pemusnahan BMD dilakukan
apabila BMD tersebut tidak dapat digunakan, tidak dapat
dimanfaatkan, atau tidak dapat dipindahtangankan dan
dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan atau dengan cara
lain sesuai dengan peraturan.
9. Penghapusan
Penghapusan barang milik daerah dilakukan apabila
barang milik daerah tersebut sudah tidak berada dalam
70
penguasaan pengguna atau kuasa pengguna. Tujuan
dilakukannya penghapusan adalah untuk mengoptimalkan
barang milik daerah agar tidak dicatat terus-menerus dalam
buku inventaris dikarenakan barang tersebut sudah
dipindahtangankan, dimusnahkan, maupun sudah tidak layak
untuk digunakan.
Pelaksanaan penghapusan barang milik daerah pada
Dinas PUPR Kota Madiun, pengguna barang mengusulkan
kepada pengelola barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghapusan tersebut disebabkan karena barang milik daerah
sudah tidak dapat dipergunakan atau kondisi yang telah rusak,
pemindahtanganan atas barang milik daerah, putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan sudah
tidak ada upaya hukum lainnya, menjalankan ketentuan
undang-undang, penyerahan barang milik daerah, pemusnahan
dan sebab lain yang perlu dilakukan penghapusan.
Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB XII Pasal 433
Ayat 1 menjelaskan bahwa Barang milik daerah sudah tidak
berada dalam penguasaan Pengelola Barang, Pengguna Barang
dan/atau Kuasa Pengguna Barang disebabkan karena:
penyerahan barang milik daerah; pengalihan status penggunaan
barang milik daerah; pemindahtanganan atas barang milik;
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan
71
sudah tidak ada upaya hukum lainnya; menjalankan ketentuan
peraturan perundangundangan; pemusnahan; atau sebab lain.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
siklus Penghapusan di Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai
dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) yang menunjukkan
penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa
pengguna apabila barang tersebut sudah tidak berada dalam
penguasaan pengguna.
10. Penatausahaan
Penatausahaan barang milik daerah harus dilakukan
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Karena apabila
penatausahaan tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan maka akan mengakibatkan laporan aset daerah tidak
sesuai dengan laporan keuangan daerah.
Penatausahaan yang dilakukan oleh Dinas PUPR Kota
Madiun yaitu pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan.
Pembukuan yaitu kegiatan pendaftaran dan pencatatan barang
milik daerah ke dalam daftar barang menurut penggolongan
dan kodefikasi barang. Inventarisasi yaitu kegiatan melakukan
72
pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan barang
milik daerah. Pelaporan yaitu tindakan penyampaian data dan
informasi yang dilaksanakan oleh unit pelaksana
penatausahaan. Pelaporan dilakukan semesteran dan tahunan
yang digunakan untuk menyusun neraca.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa penatausahaan barang milik daerah pada
Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai dengan Permendagri
No. 19 Tahun 2016 BAB XIII Pasal 478 Ayat 1-3 yang
menjelaskan pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah
berupa pembukuan, yaitu pengelola/pengguna barang harus
melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah
yang berada dibawah penguasaannya ke dalam daftar barang
pengelola/pengguna menurut penggolongan dan kodefikasi
barang. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan
pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang
milik daerah. Pelaporan dilakukan semesteran dan tahunan
yang selanjutnya digunakan untuk menyusun neraca SKPD.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Agustina dan Rani (2020) menyebutkan penatausahaan
dilakukan dengan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan.
11. Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian
73
Pembinaan barang milik daerah pada Dinas PUPR
Kota Madiun dilakukan oleh Kepala Daerah sesuai dengan
tugas dan wewenangnya dengan memberikan pedoman,
pelatihan, supervise dan rapat sosialisasi yang menyangkut
pengelolaan barang milik daerah termasuk penatausahaan
barang milik daerah.
Pengawasan dan pengendalian barang milik daerah
yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan
oleh pengguna dan kuasa pengguna barang melalui pemantauan
dan penertiban barang milik daerah. Berdasarkan pembahasan
tersebut tahap pengawasan dan pengendalian telah sesuai
dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB XIV Pasal 481
yang menyatakan bahwa pengawasan dan pengendalian
pengelolaan barang milik daerah dilakukan oleh pengguna
barang melalui pemantauan dan penertiban.
Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Agustina dan Rani (2020) pada Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang
pembinaan dilakukan dengan melalui pedoman, bimbingan,
pelatihan dan supervise. Sedangkan pengawasan dan
pengendalian dilakukan dengan menilai kenyataan yang
sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan.
74
12. Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD yang
Menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD
Staf Sekretariat Bidang aset selaku pengguna barang
milik daerah mengatakan bahwa tahap pengelolaan barang
milik daerah pada SKPD yang menggunakan pola penggunaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Dinas PUPR
Kota Madiun pengguna barang belum sepenuhnya mengerti
mengenai tahapan ini dan di Dinas PUPR Kota Madiun tidak
terdapat barang daerah yang menggunakan pola pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB XV Pasal 484
Ayat 1 menyebutkan bahwa Barang milik daerah yang
digunakan oleh Badan Layanan Umum Daerah merupakan
kekayaan daerah yang tidak dipisahkan untuk
menyelenggarakan kegiatan Badan Layanan Umum Daerah
yang bersangkutan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan barang milik daerah pada SKPD yang
menggunakan pola penggunaan keuangan Badan Layanan
Umum Daerah tidak dikelola oleh Dinas PUPR Kota Madiun.
Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) pada DPKAD
Provinsi Aceh tidak terdapat barang daerah yang
75
pengelolaannya menggunakan pola pengelolaan Badan
Layanan Umum Daerah.
13. Barang Milik Daerah Berupa Rumah Negara
Staf Sekretariat Bidang aset mengatakan dalam
pengelolaan aset Dinas PUPR Kota Madiun pejabat atau
Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan tugasnya tidak diberi
fasilitas tempat tinggal atau rumah negara. Pada Permendagri
No. 19 Tahun 2016 BAB XVI Pasal 485 menjelaskan bahwa
rumah negara merupakan barang milik daerah yang
diperuntukkan sebagai hunian atau tempat tinggal dan sarana
pembinaan serta menunjang pelaksaan tugas pejabat atau
pegawai negeri sipil pemerintah daerah yang bersangkutan. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa barang daerah berupa rumah
Negara tidak dikelola oleh Dinas PUPR Kota Madiun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan
Labasido dan Darwanis (2019) yang menyatakan bahwa dalam
menunjang pelaksanaan tugas pejabat tidak terdapat barang
daerah berupa rumah negara.
14. Ganti Rugi dan Sanksi
Siklus ganti rugi dan sanksi merupakan tahapan
terakhir dalam pengelolaan aset daerah. Pada Dinas PUPR Kota
Madiun siklus ganti rugi dan sanksi sudah dilaksanakan
76
terhadap pengguna barang akibat kelalaian dan penyalahgunaan
maupun pelanggaran hukum yang merugikan daerah.
Proses ganti rugi dan sanksi pada Dinas PUPR Kota
Madiun dilaksanakan berpedoman pada Permendagri No. 19
Tahun 2016 BAB XVII Pasal 510 Ayat 1 setiap kerugian
daerah akibat kelalaian, penyalahgunaan/ pelanggaran hukum
atas pengelolaan barang milik daerah diselesaikan melalui
tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada
siklus ganti rugi dan saksi di Dinas PUPR Kota Madiun sudah
sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016.
Penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian yang
dilakukan Hasan (2019) menyebutkan bahwa sekretariat daerah
dapat mengajukan ganti rugi dan sanksi terhadap barang milik
daerah yang diakibatkan oleh kelalaian pengguna barang
disesuaikan dengan tingkat kerusakan barang terhadap
pengguna barang.
Berikut perbandingan kesesuaian siklus pengelolaan aset
tetap yang ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kota Madiun dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016.
77
Tabel 4.2
Perbandingan siklus pengelolaan aset tetap di Dinas PUPR Kota
Madiun dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016
Siklus
Pengelolaan
Aset Tetap
Dinas PUPR Permendagri
No. 19 Tahun
2016
Kesesuaian
1. Perencanaan
kebutuhan
dan
penganggaran
Penyusunan
RKA
berpedoman
pada standar
barang, standar
kebutuhan, dan
standar harga.
Perencanaan
kebutuhan dan
penganggaran
berpedoman
pada standar
barang, standar
harga, dan
standar
kebutuhan
Sesuai
2. Pengadaan Berpedoman
pada daftar
kebutuhan
barang daerah
yang dilakukan
dengan
swakelola dan
pemilihan
Pengadaan
dilaksanakan
dengan prinsip
efektif, efisien,
transparan/terb
uka, adil dan
akuntabel
Sesuai
78
penyedia
dengan prinsip
efektif, efisien,
transparan, adil
dan akuntabel
3. penggunaan Menetapkan
status
penggunaan
yang digunakan
untuk
menyelenggarak
an tugas pokok
dan fungsi
SKPD,
digunakan
pihak lain
Penetapan
stataus
penggunaan
dilakukan
untuk
penyelenggaraa
n tugas pokok
dan fungsi
SKPD,
digunakan oleh
pihak lain
dalam
menjalankan
pelayanan
umum sesuai
tugas dan funsi
SKPD
Sesuai
4. pemanfaatan Bentuk Bentuk Sesuai
79
pemanfaatan
dilakukan
dengan sewa,
pinjam pakai,
kerjasama
pemanfaatan,
BGS dan BSG,
Kerjasama
penyedia
infrastruktur
pemanfaatan
BMD berupa
sewa, pinjam
pakai,
kerjasama
pemanfaatan,
BGS dan BSG,
Kerjasama
penyedia
infrastruktur
5. pengamanan
dan
pemeliharaan
Pengamanan
dilakukan
dengan
pengamanan
fisik dan
administrasi.
Pemeliharaan
dilakukan
dengan
mencatat proses
pemeliharaan
dan membuat
laporan pada
Pengamanan
BMD meliputi
pengamanan
fisik dan
pengamanan
administrasi.
Pemeliharaan
dilaksanakan
oleh kuasa
pengguna
barang dan
melaporkan
hasil
Sesuai
80
SKPD pemeliharaan
barang secara
tertulis kepada
pengguna
barang
6. penilaian Penilaian aset
dilakukan
dalam rangka
penyusunan
neraca
pemerintah
daerah
Penetapan nilai
barang milik
daerah dalam
rangka
penyusunan
neraca
pemerintah
daerah
Sesuai
7. Pemindahtan
ganan
Bentuk
pemindahtangan
dilakukan
dengan
dihibahkan,
penjualan dan
tukar-menukar
Bentuk
pemindahtanga
nan meliputi
penjualan,
tukar-menukar,
hibah,
penyertaan
modal
pemerintah
daerah
Tidak
sesuai
(Belum
sepenuhnya
mengikuti
permendagr
i )
81
8. Pemusnahan Pemusnahan
dilakukan
dengan cara
dibakar,
ditimbun,
dihancurkan,
atau dengan
cara lain.
Pemusnahan
dilakukan
dengan cara
dibakar,
dihancurkan,
ditimbun,
ditenggelamka
n atau cara lain
sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
Sesuai
9. Penghapusan Penghapusan
disebabkan
karena barang
sudah tidak
dapat
dipergunakan
(rusak),
pemindahtangan
an, putusan
pengadilan yang
Penghapusan
dilakukan
karena
penyerahan
BMD,
Pengalihan
status
penggunaan
BMD,
pemindahtanga
Sesuai
82
berkekuatan
hukum tetap,
menjalankan
ketentuan UU,
penyerahan
BMD,
pemusnahan,
dan sebab lain
yang perlu
dilakukan
penghapusan.
n atas barang
milik, putusan
pengadilan
yang telah
berkekuatan
hukum tetap
dan sudah tidak
ada upaya
hukum lainnya,
pemusnahan
atau sebab lain
10. penatausahaa
n
Penatausahaan
yang dilakukan
yaitu
pembukuan,
inventarisasi
dan pelaporan.
Pembukuan
dilakukan
dengan
pendaftaran dan
pencatatan
barang.
Pelaksanaan
penatausahaan
berupa
pembukuan,
inventarisasi
dan pelaporan.
Pembukuan
dilakukan
dengan
pendaftaran
dan pencatatan
dalam daftar
Sesuai
83
Inventarisasi
dilakukan
dengan
pendataan,
pencatatan dan
pelaporan hasil
pendataan
barang.
Pelaporan
dilakukan
semesteran dan
tahunan untuk
menyusun
neraca.
BMD.
Inventarisasi
dilakukan
dengan
pendataan,
pencatatan dan
pelaporan hasil
pendataan
barang.
Pelaporan
dilakukan
semesteran dan
tahunan yang
selanjutnya
digunakan
untuk
menyusun
neraca SKPD.
11. pembinaan
pengawasan
dan
pengendalian
Pembinaan
dilakukan oleh
kepala daerah
dengan
memberikan
Dilakukan
dengan
memberikan
pembinaan dan
menetapkan
Sesuai
84
pedoman,
pelatihan,
supervise dan
rapat sosialisasi.
Pengawasan
dan
pengendalian
dilaksanakan
oleh Dinas
PUPR melalui
pemantauan dan
penertiban
BMD.
kebijakan
pengelolaan
BMD.
Pengawasan
dan
pengendalian
barang
dilakukan
melalui
pemantauan
dan penertiban.
12. Pengelolaan
BMD pada
SKPD yang
menggunakan
pola
pengelolaan
keuangan
BLUD
Tidak terdapat
barang daerah
yang
menggunakan
pola
pengelolaan
keuangan
Badan Layanan
Umum Daerah
Digunakan
oleh BLUD
dengan
mempedomani
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan
Tidak
Dikelola
13. Barang Dalam Rumah Negara Tidak
85
daerah
berupa rumah
negara
pelaksanaan
tugasnya
pejabat atau
PNS tidak
diberi fasilitas
berupa rumah
Negara
diperuntukkan
sebagai tempat
tinggal dan
menunjang
pelaksanaan
tugas pejabat
atau PNS
pemerintah
daerah yang
bersangkutan
dikelola
14. Ganti rugi
dan sanksi
Dilaksanakan
terhadap
pengguna
barang akibat
kelalaian,
penyalahgunaan
dan pelanggaran
hukum yang
merugikan
daerah
Setiap kerugian
daerah akibat
kelalaian,
penyalahgunaa
n/pelanggaran
hukum atas
pengelolaan
BMD
diselesaikan
melalui ganti
rugi
Sesuai
86
Dalam melaksanakan pengelolaan aset tetap daerah, Dinas
PUPR Kota Madiun harus memiliki kelengkapan sumber dokumen
pengelolaan aset tetap sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun
2016. Berikut adalah daftar sumber dokumen pada siklus
pengelolaan aset tetap.
Tabel 4.3
Daftar Dokumen Sumber Pada Siklus Pengelolaan Aset Tetap
No
Siklus Pengelolaan Aset
Tetap
Dokumen Sumber
berdasarkan Permendagri
No. 19 Tahun 2016
1 Perencanaan kebutuhan dan
penganggaran
RKBMD/RKA, DKBMD
2 Pengadaan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
3 Penggunaan SK Kepala Daerah
4 Penatausahaan DBP/DBKP, KIB A-F, Buku
Inventaris, Laporan Barang
Milik Daerah
5 Pemanfaatan Surat Perjanjian
6 Pengamanan dan
pemeliharaan
Daftar Kebutuhan
Pemeliharaan Barang, KIP
(Pengamanan)
7 Penilaian SAP
87
8 Penghapusan Daftar Penghapusan Barang,
SK Kepala Daerah
9 Pemindahtangan SK Kepala Daerah
10 Pembinaan, pengawasan,
dan pengendalian
Pembinaan : Peraturan-
peraturan
Pengawasan : SK, Laporan
Objek Aset Pengawasan
Pengendalian : Laporan
Objek Aset Pengendalian
11 Pemusnahan SK Kepala Daerah
12 Pengelolaan BMD pada
SKPD yang menggunakan
pola pengelolaan keuangan
BLUD
Peraturan Perundang-
undangan
13 Barang milik daerah berupa
rumah Negara
SK Kepala Daerah
14 Ganti rugi dan sanksi Peraturan Perundang-
undangan
Pada tabel 4.3 menjelaskan dokumen-dokumen sumber
yang diperlukan dalam pelaksanaan pengelolaan aset tetap sesuai
dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016. Peneliti juga melakukan
88
pengecekan dokumen-dokumen sumber tersebut pada Dinas PUPR
Kota Madiun yang dituangkan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Kelengkapan Dokumen Sumber
No Daftar Dokumen Ada / Tidak
1 RKBMD/RKA Ada
2 DKBMD Ada
3 DBP Ada
4 KIB A, B, C, D Ada
5 KIP (Pengamanan) Tidak
5 Daftar Barang Milik Daerah Ada
6 Buku Inventaris dan Buku Induk
Inventaris
Ada
7 Laporan Barang Milik Daerah Ada
8 Surat Perjanjian Pinjam Pakai Ada
9 Bukti Kepemilikan atas nama
Pemerintah Daerah
Ada
10 Daftar Hasil Pemeliharaan Barang Ada
11 Surat Keputusan Kepala Daerah Ada
12 Daftar Penghapusan Barang Ada
89
Tabel diatas menunjukkan kelengkapan sumber dokumen di
Dinas PUPR Kota Madiun berdasarkan hasil penelitian. Peneliti
masih menemukan sumber dokumen yang tidak lengkap terkait
pengelolaan aset tetap yaitu tidak adanya KIP (Pengamanan) yang
ada di Dinas PUPR Kota Madiun