BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

60
30 BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Instansi Pemerintah Kota Madiun pada tahun 1995 menetapkan beberapa Peraturan Daerah Tahun 1995 Tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas se-Kota Madiun dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab serta dinamis. Pembentukan Perda tersebut berdasarkan ketentuan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1990 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota dalam Lingkungan Kota Madiun Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1990. Pemerintah Kota Madiun membentuk Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya, dan Dinas Pengairan yang merupakan bagian sejarah dari terbentuknya Dinas Pekerjaan Umum. Perkembangan dari masa ke masa di tahun 2000 Pemerintah Kota Madiun menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Madiun dalam rangka pelaksanaan kewenangan daerah yang sesuai dengan kondisi, kemampuan dan kebutuhan daerah. Pemerintah Kota Madiun membentuk Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan yang mempunyai tugas

Transcript of BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

Page 1: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

30

BAB IV

HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Instansi

Pemerintah Kota Madiun pada tahun 1995 menetapkan

beberapa Peraturan Daerah Tahun 1995 Tentang Pembentukan dan

Organisasi Dinas se-Kota Madiun dalam rangka pelaksanaan

otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab serta dinamis.

Pembentukan Perda tersebut berdasarkan ketentuan Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan

di Daerah dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1990 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kota dalam Lingkungan Kota

Madiun Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1990. Pemerintah

Kota Madiun membentuk Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya,

dan Dinas Pengairan yang merupakan bagian sejarah dari

terbentuknya Dinas Pekerjaan Umum.

Perkembangan dari masa ke masa di tahun 2000

Pemerintah Kota Madiun menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12

Tahun 2000 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota

Madiun dalam rangka pelaksanaan kewenangan daerah yang sesuai

dengan kondisi, kemampuan dan kebutuhan daerah. Pemerintah

Kota Madiun membentuk Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman,

Prasarana Wilayah, dan Perhubungan yang mempunyai tugas

Page 2: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

31

melaksanakan kewenangan bidang permukiman, prasarana wilayah

dan perhubungan.

Pemerintah Kota Madiun di tahun 2003 kembali

menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Kota Madiun. Perubahan Perda

tersebut bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan kewenangan

pemerintah yang dimiliki daerah, karakteristik, potensi, kebutuhan

daerah, kemampuan keuangan daerah, ketersediaan sumber daya

aparatur, pengembangan pola kerjasama antar daerah dan atau

dengan pihak ketiga. Untuk menyempurnakan tugas dan fungsi

dalam melaksanakan kewenangan pemerintah, maka berdasarkan

Perda Nomor 12 Tahun 2003, Dinas Pekerjaan Umum,

Permukiman, Prasarana Wilayah, dan Perhubungan berubah

menjadi Dinas Pekerjaan Umumyang mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan bidang pekerjaan umum, dan penataan

ruang, dan permukiman.

Pemerintah Kota Madiun menetapkan kembali Peraturan

Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah

Kota Madiun. Pembentukan Perda tersebut sesuai dengan amanat

ketentuan Pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun

2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota

yang bertujuan untuk melaksanakan urusan pemerintahan dengan

Page 3: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

32

memperhatikan kebutuhan, potensi, cakupan tugas, jumlah dan

kepadatan penduduk, kemampuan keuangan, serta sarana dan

prasarana daerah. Pemerintah Kota Madiun membentuk Dinas

Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman yang mempunyai

tugas melaksanakan penyelenggaraan pemerintah daerah di bidang

pekerjaan umum, penataan ruang dan perumahan. Dinas Pekerjaan

Umum dan Tata Ruang memiliki 5 bidang, yakni Bidang

Sekretariat, Bidang Bina Marga, Bidang Tata Kota, Bidang Cipta

Karya, Bidang PSDA.

Perubahan perda No. 12 Tahun 2011 direvisi menjadi

Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 9 Tahun 2009 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Madiun. Dalam

Perubahan Perda tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan

Permukiman Ruang mengalami perubahan menjadi Dinas

Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Perubahan Peraturan Daerah kembali dilakukan pada

Tahun 2016, Pemerintah Kota Madiun Menetapkan Peraturan

Darah Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Pemerintah Kota Madiun. Selain itu juga untuk

melaksanakan ketentuan pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah dan ketentuan

Pasal 97 Daerah Kota Madiun tentang Kelembagaan Pemerintan

Page 4: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

33

Daerah Kota Madiun maka perlu melakukan penataan

kelembagaan perangkat daerah Kota Madiun. Hal tersebut yang

menjadi acuan dalam menyelenggarakan urusan wajib dan urusan

pilihan Kota Madiun. Pemerintah Kota Madiun membentuk Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang yang mempunyai tugas

Penyusunan, Penyelenggaraan, Pembinaan dan Pelaksanaan

rumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan sumber daya air

dan drainase, penyelenggaraan gedung dan bangunan,

pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan dan penataan

ruang. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memiliki 5

Bidang, yakni Bidang Tata Usaha (Sekretariat), Bidang Bina

Marga, Bidang Cipta Karya dan Bidang Tata Kota.

4.1.2 Profil Instansi

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Madiun

merupakan unsur Organisasi Pemerintahan Daerah (ODP) yang

dipimpin oleh Kepala Dinas dan bertanggungjawab kepada

Walikota Madiun untuk melaksanakan unsur pekerjaan umum dan

penataan ruang.

Tugas pokok Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kota Madiun yaitu memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi

pelaksanaan pembangunan, penyelenggaraan gedung dan

bangunan, pengelolaan sumber daya air dan drainase,

Page 5: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

34

pembangunan pemeliharaan jalan dan jembatan, dan penataan

ruang.

Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :

1. Penyusnan rumusan kebijakan teknis dalam bidang

penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan sumber

daya air dan drainase, pembangunan dan pemeliharaan jalan

dan jembatan serta penataan ruang.

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum

dalam bidang pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

jembatan, penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan

sumber daya air dan drainase serta penataan ruang.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dalam bidang

penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan sumber

daya air dan drainase, pembangunan dan pemeliharaan jalan

dan jembatan serta penataan ruang.

4.1.3 Visi dan Misi Instansi

a. Visi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :

“Terwujudnya Kualitas Sistem Jaringan Infrastruktur Yang

Mantap Untuk Mendukung Kota Madiun Lebih Maju dan

Sejahtera”

b. Misi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :

“Mewujudkan Kualitas Sistem Jaringan Infrastruktur Kota

Yang Mantap”

Page 6: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

35

4.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kota Madiun terdiri dari :

a. Kepala Dinas

b. Sekretariat, terdiri dari :

1) Kasubag. Umum dan Keuangan

2) Kasubag. Perencanaan dan Kepegawaian

c. Kepala Bidang Tata Kota, membawahi:

1) Kasi. Penataan Ruang

2) Kasi. Pengawasan Tata Ruang

d. Kepala Bidang Bina Marga, membawahi:

1) Kasi. Pembangunan Jalan dan Jembatan

2) Kasi. Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

e. Kepala Bidang Pengelolaan SDA dan Drainase, membawahi:

1) Kasi. Pengelolaan SDA dan Drainase

2) Kasi. Pengelolaan Air Limbah dan Pengendalian Banjir

f. Kepala Bidang Cipta Karya, membawahi :

1) Kasi. Gedung dan Bangunan

2) Kasi Penataan Bangunan dan Lingkungan

3) Kasi. Verifikasi dan Jasa Konstruksi

g. Kepala UPTD Stadion Wilis, Gor dan Wisma Haji,

membawahi:

1) Kasubag. TU UPTD Stadion Wilis, Gor dan Wisma Haji

Page 7: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

36

Gambar 4.1

Struktur Organisasi

4.1.5 Deskripsi Pekerjaan

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas memiliki tugas memimpin,

mengkoordinasikan serta mengawasi pelaksanaan

pembangunan, pembangunan dan pemeliharaan jalan dan

KEPALA DINAS

Kelompok Jabatan Sekretariat

Kasubag.

Umum dan

keuangan

Kasubag.

Perencanaan

&

kepegawaian

Kepala

bidang tata

kota

Kepala

bidang

bina marga

Kepala

bidang psda

dan drainase

Kepala

bidang cipta

karya

Kasi

pembanguna

n jalan dan

jembatan Kasi

pengawasan

tata ruang

Kasi

pemeliharaan

jalan dan

jembatan

Kasi

pengelolaan

SDA dan

drainase

Kasi gedung

dan

bangunan

Kasi penataan

bangunan dan

lingkungan

Kasi

pengelolaan

SDA dan

drainase Kasi

verifikasi dan

jasa

konstruksi

Kepala uptd stadion wilis,

gor dan wisma haji

Kasubag. Tu uptd stadion

wilis, gor dan wisma haji

Kasi

penataan

ruang

Page 8: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

37

jembatan, penyelenggaraan gedung dan bangunan, pengelolaan

sumber daya air dan drainase dan penataan ruang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Dinas dalam

melaksanakan tugasnya memiliki fungsi :

1. Penyusunan rumusan kebijakan teknis di bidang

penyelenggaraan gedung dan bangunan, pembangunan dan

pemeliharaan jalan dan jembatan, pengelolaan sumber daya

air dan drainase dan penataan ruang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan

umum di bidang penyelenggaraan gedung dan bangunan,

pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan,

pengelolaan sumber daya air dan drainase dan penataan

ruang

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang

penyelenggaraan gedung dan bangunan, pembangunan dan

pemeliharaan jalan dan jembatan, pengelolaan sumber daya

air dan drainase, dan penataan ruang

4. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang

diberikan oleh Walikota.

b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan urusan

umum, urusan kepegawaian, urusan perencanaan dan evaluasi,

Page 9: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

38

urusan keuangan dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas

satuan organisasi. Sekretariat dalam melaksanakan tugasnya

memiliki fungsi:

1. Penyusunan rencana kerja Sekretariat Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang

2. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan.

3. Pelaksanaan urusan umum.

4. Pelaksanaan urusan kepegawaian dan administrasi

keuangan

5. Pelaksanaan urusan perencanaan dan evaluasi pelaksanaan

kerja sekretariat

6. Pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan organisasi yang

bersifat kedinasan dari Kepala Dinas

c. Bidang Bina Marga

Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, dan

membina pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan jalan

dan jembatan. Bidang Bina Marga dalam melaksanakan tugas

mempunyai fungsi:

1. Penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi

pelaksanaaan tugas Bina Marga

2. Perumusan kebijakan teknis perencanaan, pelaksanaan, dan

pembinaan, pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan

jalan dan jembatan kota

Page 10: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

39

3. Perencanaan pembangunan, peningkatan, dan pemeliharaan

jalan dan jembatan Kota

4. Melaksanakan tugas lainnya yang bersifat kedinasan dari

Kepala Dinas sesuai dengan fungsinya

d. Bidang Cipta Karya

Bidang Cipta Karya bertugas melaksanakan sebagian

tugas Dinas yang meliputi pelaksanaan verifikasi Jasa

Konstruksi, Gedung dan Bangunan serta Penataan Bangunan

dan Lingkungan. Bidang Cipta Karya dalam melaksanakan

tugasnya mempunyai fungsi :

1. Penyusunan perencanaan program serta evaluasi

pelaksanaan tugas Cipta Karya

2. Penyelenggaraan pembangunan gedung Pemerintah Daerah

3. Pemantauan pengawasan untuk memenuhi tertib

administrasi Jasa Konstruksi sesuai dengan kewenangannya

4. Melaksanakan penyusunan kebijakan penataan bangunan

dan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan

5. Pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang

diberikan oleh Kepala Dinas.

e. Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air dan Drainase

(PSDA)

Page 11: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

40

Bidang Pengelolaan SDA dan Drainase memiliki tugas

melaksanakan sebagian tugas Dinas yang meliputi

merumuskan, menyelenggarakan dan melaksanakan kebijakan

teknis di Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air dan Drainase

serta Pengelolaan Air Limbah dan Pengendalian Banjir. Untuk

melaksanakan tugasnya bidang pengelolaan SDA dan Drainase

mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan pembangunan dan Pengelolaan SDA dan

Drainase

2. Pelaksanaan pembangunan pengaman pada wilayah sungai

sesuai kewenangan kota

3. Pelaksanaan penanggulangan air kotor dan banjir kota

4. Pemantauan penyediaan Sistem pelaksanaan tempat

pemrosesan akhir pada Sistem Pengelolaan persampahan

dalam daerah

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

yang bersifat kedinasan

f. Bidang Tata Kota

Bidang Tata Kota memiliki tugas melaksanakan

sebagian tugas kedinasan berupa pelaksanaan pengawasan Tata

Ruang dan Penataan Ruang. Untuk melaksanakan tugasnya

Bidang Tata Kota mempunyai fungsi :

Page 12: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

41

1. Penyususnan perencanaan program dan evaluasi kerja pada

bidang Tata Kota

2. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan dalam bidang

pemanfaatan serta penataan ruang sesuai dengan

kewenangannya

3. Pengawasan serta pelaksanaan pemanfaatan tata ruang

4. Penyusunan sistem penjabaran rencana detil tata ruang

5. Pelaksanaan tugas-tugas lain dalam hal kedinasan yang

diberikan Kepala Dinas

4.1.6 Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia pada Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Kota Madiun merupakan faktor

penentu dalam pelaksanaan administrasi untuk menjalankan

organisasi. Jumlah pegawai yang bertugas pada Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang Kota Madiun tercatat sebanyak 171

orang diantaranya pegawai PNS sebanyak 51 orang, tenaga kontrak

sebanyak 12 orang dan tenaga upahan sebanyak 108 orang. Untuk

mengetahui jumlah pegawai pada Dinas PUPR Kota Madiun dapat

dilihat pada tabel 4.1 berikut

Tabel 4.1

Sumber Daya Manusia Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kota Madiun

No SDM Jenis Kelamin Jumlah SDM

Page 13: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

42

Laki-laki Perempuan

1 PNS 38 13 51

2 Tenaga Kontrak 11 1 12

3 Tenaga Upahan 99 9 108

Jumlah 148 23 171

4.1.7 Hasil Penelitian

Pengelolaan aset pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kota Madiun merupakan komponen yang tidak

dapat dipisahkan dari sistem pengelolaan keuangan daerah secara

keseluruhan, karena seluruh aset yang digunakan pada instansi

tersebut dibeli atas sumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) dan harus dipertanggung jawabkan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Penelitian mengenai pengelolaan aset tetap ini telah

banyak dilakukan di Indonesia. Hasil penelitian dari Labasido dan

Darwanis (2019) yaitu pengelolaan aset tetap berpedoman pada

Permendagri No.19 Tahun 2016. Yang meliputi perencanaan

kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,

pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,

pemindahtanganan, penatausahaan, pemusnahan, penghapusan,

penatausahaan, pembinaan pengawasan dan pengendalian,

pengelolaan BMD pada SKPD yang menggunakan pola

Kasi

penataan

ruang

Page 14: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

43

pengelolaan keuangan BLUD, Barang daerah berupa rumah

Negara, ganti rugi dan sanksi. Kemudian hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dewi dan Nugaheni (2020) yaitu pengelolaan aset

pada Dinas Tenaga Kerja Kota Magelang sudah bepedoman pada

Permendagri No. 19 Tahun 2016 Terkait pengelolaan barang milik

daerah.

Tahapan pengelolaan aset pada Dinas Pekerjaan Umum

dan Penataan Ruang Kota Madiun berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri No. 19 Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

Pada penyususnan perencanaan, kebutuhan dan

penganggaran Dinas PUPR Kota Madiun terlebih dahulu

menyusun kebutuhan barang dengan memperhatikan

kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas PUPR. Hal ini

sesuai hasil wawancara yang dilakukan dengan staf sekretariat

bidang aset yang menyatakan :

"ehm, jadi mekanisme pelaksanaannya itu Dinas PUPR

sebagai pengguna barang terlebih dahulu menyusun

kebutuhan barang dengan memperhatikan kebutuhan

pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas PUPR. Kasi

perencanaan dan kepegawaian menyampaikan usulan

dari masing-masing bidang untuk diakomodasi dan

selanjutnya dilakukan penyusunan RKA menggunakan

Page 15: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

44

aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Perencanaan, kemudian direalisasi sesuai bulan yang

tertera dalam rencana anggaran kas." (wawancara

tanggal 21 Juni 2021)

Terkait dengan kesesuaian siklus ini sudah sesuai dengan

Permendagri No. 19 Tahun 2016. Seperti wawancara yang

telah dilakukan dengan staf sekretariat bidang aset yang

menyatakan bahwa :

"Iya sudah sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun

2016 yang berpedoman pada standar barang, standar

kebutuhan dan standar harga." (wawancara tanggal 21

juni 2021)

Page 16: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

45

Gambar 4.2 Dokumen RKA Tahun 2020

2. Pengadaan

Pada tahapan pengadaan Dinas PUPR Kota Madiun

telah berpedoman pada daftar kebutuhan barang. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan staf

sekretariat bidang aset yang menyebutkan bahwa :

"iya pengadaan di Dinas PUPR dilakukan berpedoman

pada daftar kebutuhan barang dengan prinsip efektif,

efisien, transparan, adil dan akuntabel." (wawancara

tanggal 21 juni 2021)

Page 17: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

46

Selanjutnya terkait dengan pengaadaan barang dilakukan

melalui swakwlola dan pemilihan penyedia. Seperti

wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset

menyatakan bahwa :

"Pengadaan barang disini dilakukan melalui swakelola

dan pemilihan penyedia. Swakelola itu cara

memperoleh barang yang disediakan sendiri oleh

lembaga. Sedangkan pemilihan penyedia itu cara

memperoleh barang yang disediakan oleh pelaku usaha.

Selanjutnya pengguna barang setelah melakukan

pengadaan barang harus menyampaikan laporan hasil

pengadaan barang milik daerah kepada Walikota

melalui pengelola barang untuk ditetapkan status

penggunaannya." (wawancara tanggal 21 juni 2021)

Gambar 4.3 Dokumen Pengadaan Barang Tahun 2020

Page 18: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

47

3. Penggunaan

Pada tahap penggunaan di Dinas PUPR Kota Madiun

telah menetapkan status penggunaan barang milik daerah

untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang

bersangkutan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang

dilakukan dengan staf sekretariat bidang aset yang menyatakan

bahwa :

"Iya, Dinas PUPR menetapkan status penggunaan

barang milik daerah untuk menyelenggarakan tugas

pokok dan fungsi SKPD dan dapat digunakan oleh

pihak lain dalam upaya mendukung pelayanan umum

sesuai fungsi dan tugas pokok SKPD yang

bersangkutan. Penetapan status penggunaan barang

milik daerah Dinas PUPR pengguna barang

mengajukan permohonan penetapan status penggunaan

barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD

dan perolehan lainnya yang sah kepada Walikota.

Pengajuan permohonan tersebut dilakukan setelah

diterimanya barang milik daerah berdasarkan dokumen

penerimaan barang pada tahun anggaran yang

berkenaan. Permohonan penetapan status penggunaan

barang milik daerah diajukan secara tertulis dari

pengguna barang kepada Walikota paling lambat pada

Page 19: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

48

akhir tahun berkenaan. Kemudian Walikota

menerbitkan keputusan penetapan status penggunaan

barang milik daerah setiap tahun." (wawancara tanggal

21 juni 2021)

4. Pemanfaatan

Pada tahapan pemanfaatan bentuk pemanfaatan yang

dilakukan di Dinas PUPR Kota Madiun yaitu sewa, pinjam

pakai dan kerjasama pemanfaatan, BSG atau BGS, dan

kerjasama penyedia infrastruktur. Hal ini sesuai dengan

wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset

yang menyatakan bahwa :

"Nah.. jadi pemanfaatan itu kan memanfaatkan barang

milik daerah yang tidak digunakan sesuai tugas dan

fungsi SKPD. Dan bentuk pemanfaatan yang dilakukan

disini itu dalam bentuk sewa, pinjam pakai dan

kerjasama pemanfaatan, Bangun serah guna atau

Bangun guna serah, dan kerjasama penyediaan

infrastruktur." (wawancara tanggal 21 juni 2021)

Kemudian pada pemanfaatan barang tersebut tidak membebani

APBD. Seperti wawancara yang dilakukan dengan staf

sekretariat bidang aset yang menyebutkan bahwa :

Page 20: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

49

"Tidak, karena kan dilihat dari segi prioritas kebutuhan

jadi tidak membebani APBD." (Wawancara tanggal 21

juni 2021)

5. Pengamanan dan pemeliharaan

Pada tahapan pengamanan di Dinas PUPR Kota

Madiun dilakukan dengan dua jenis yaitu pengamanan fisik

dan pengamanan administrasi. Hal ini sesuai dengan

wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset

yang menyatakan bahwa :

"Jadi pengamanan yang dilakukan disini ada dua jenis

yaitu pengamanan fisik dan pengamanan administrasi.

Pengamanan fisik dilakukan dengan memasang tanda

kepemilikan serta pemagaran. Sedangkan pengamanan

administrasi dilakukan dengan mencatat dan

menyimpan dokumen bukti kepepengamanan milikan

aset secara aman dan tertib terhadap barang inventaris

dalam proses pemakaian." (wawancara tanggal 21 juni

2021

Kemudian pada tahap pemeliharaan di Dinas PUPR Kota

Madiun dilakukan dengan mencatat proses pemeliharaan

dengan membuat laporan pada SKPD. Sesuai dengan

wawancara yang dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset

menyebutkan bahwa :

Page 21: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

50

"Iya, mencatat proses pemeliharaan dan membuat

laporan pada Satuan Kerja Pe rangkat Daerah (SKPD)."

(wawancara tanggal 21 juni 2021)

Gambar 4.4 Papan Nama Kepemilikan

6. Penilaian

Pada tahap penilaian ini dilakukan untuk menyusun

neraca pemerintah daerah, pemanfaatan dan

pemindahtanganan barang milik daerah. Hal ini sesuai dengan

wawancara kepada staf sekretariat bidang aset yang

menyatakan :

"Penilaian aset tetap itu dilakukan untuk penyusunan

neraca pemerintah daerah, pemanfaatan dan

Page 22: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

51

pemindahtangan barang milik daerah. Penilaian

tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai wajar

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Di

Dinas PUPR dilakukan prosedur penyusunan neraca

penilaian mengenai berapa jumlah aset serta nilai dari

aset tersebut agar dapat dijadikan sebagai pedoman

dalam menetapkan anggaran setiap tahunnya.

Penyusunan neraca berpedoman pada Standar

Akuntansi Pemerintahan". (wawancara tanggal 21 juni

2021)

7. Pemindahtanganan

Pada tahap pemindahtangan di Dinas PUPR Kota

Madiun dilakukan dengan dihibahkan, penjualan dan tukar-

menukar. Hal ini sesuai dengan wawancara kepada staf

sekretariat bidang aset yang menyatakan bahwa :

"Pemindahtangan dilakukan dengan dihibahkan,

penjualan dan tukar-menukar. Dalam upaya

pemindahtangan barang milik daerah dilakukan

penilaian. Yang dilakukan penilaian hanya penjualan

dan tukar-menukar saja, sedangkan untuk hibah tidak

perlu dilakukan penilaian. Nah, Penilaian

pemindahtangan barang milik daerah dilakukan untuk

mendapatkan nilai wajar. Pemindahtanganan ini telah

Page 23: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

52

dilakukan berpedoman pada Permendagri No. 19 Tahun

2016." (wawancara tanggal 21 juni 2021)

8. Pemusnahan

Pada tahapan pemusnahan di Dinas PUPR Kota

Madiun dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun

dan cara lainnya sesuai peaturan perundang-undangan. Hal ini

sesuai dengan wawancara kepada staf sekreariat bidang aset

yang menyatakan bahwa :

"Nah.. untuk langkah pemusnahan dilakukan dengan

cara dibakar, dihancurkan, ditimbun dan cara lainnya

sesuai peraturan perundang-undangan. Pemusnahan

dilakukan setelah mendapatkan persetujuan Walikota.

Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila

barang tersebut tidak dapat digunakan, tidak dapat

dimanfaatkan, tidak dapat dipindahtangankan atau

terdapat alasan lain sesuai ketentuan yang berlaku."

(wawancara tanggal 21 juni 2021)

9. Penghapusan

Pada pelaksanaan penghapusan yang dilakukan di

Dinas PUPR Kota Madiun pengguna barang mengusulkan

kepada pengelola barang untuk dilakukan penghapusan. Hal ini

sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada staf

sekretariat bidang aset yang menyatakan :

Page 24: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

53

"iya betul, jadi pelaksanaan penghapusan barang milik

daerah disini pengguna barang mengusulkan kepada

pengelola barang untuk dilakukan penghapusan.

Penghapusan tersebut disebabkan karena barang milik

daerah sudah tidak dapat dipergunakan atau kondisi

yang telah rusak, pemindahtanganan atas barang milik

daerah, putusan pengadilan yang telah berkekuatan

hukum tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya,

menjalankan ketentuan undang-undang, penyerahan

barang milik daerah, pemusnahan dan sebab lain yang

perlu dilakukan penghapusan." (wawancara tanggal 21

juni 2021)

Gambar 4.5 Daftar Usulan Barang yang Akan Dihapus

Page 25: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

54

10. Penatausahaan

Pada tahapan penatausahaan di Dinas PUPR Kota

Madiun dilakukan dengan pembukuan, inventarisasi dan

pelaporan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan

kepada staf sekretariat bidang aset yang menyatakan bahwa :

Pernyataan Staf sekretariat bidang aset menyebutkan :

"Penatausahaan aset dikakuan dengan pembukuan,

inventarisasi dan pelaporan. Pembukuan itu kegiatan

pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke

dalam daftar barang menurut penggolongan dan

kodefikasi barang. Inventarisasi itu kegiatan melakukan

pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan

barang milik daerah. Sedangkan Pelaporan itu tindakan

penyampaian data dan informasi yang dilaksanakan

oleh unit pelaksana penatausahaan. Pelaporan

dilakukan semesteran dan tahunan yang digunakan

untuk menyusun neraca." (wawancara tanggal 21 juni

2021)

Page 26: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

55

Gambar 4.6 Kartu Inventaris Barang

11. Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian

Pada siklus pembinaan barang milik daerah di Dinas

PUPR dilakukan oleh kepala daerah sesuai tugas dan

wewenangnya. Hal ini sesuai dengan wawancara yang

dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset yang

menyebutkan bahwa :

"Pembinaan barang milik daerah pada Dinas PUPR

dilakukan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan

wewenangnya dengan memberikan pedoman, pelatihan,

supervise dan rapat sosialisasi yang menyangkut

pengelolaan barang milik daerah termasuk

Page 27: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

56

penatausahaan barang milik daerah." (wawancara

tanggal 21 juni 2021)

Kemudian pada tahapan pengawasan dan pengendalian yang

dilaksanakan di Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan oleh

pengguna dan kuasa pengguna barang melalui pemantauan dan

penertiban barang milik daerah.

"Kalau untuk pengawasan dan pengendalian barang

milik daerah yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR

dilakukan oleh pengguna dan kuasa pengguna barang

melalui pemantauan dan penertiban barang milik

daerah." (wawancara tanggal 21 Juni 2021)

Gambar 4.7 Dokumen Daftar Pengawasan Barang

Page 28: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

57

12. Pengelolaan BMD pada SKPD yang menggunakan pola

pengelolaan keuangan BLUD

Pada tahapan ini di Dinas PUPR tidak mengelola

BMD pada SKPD yang menggunakan pola pengelolaan

keuangan BLUD. Hal ini sesuai dengan wawancara yang

dilakukan kepada staf sekretariat bidang aset yang menyatakan

bahwa :

"emm.. ini sepertinya baru ya dalam permendagri

karena yang sebelumya belum ada, Jadi saya belum

terlalu mengerti untuk tahapan ini. Disini tidak ada

barang darah yang pengelolaannya menggunakan ini.

Ini seperti rumah sakit kan yang asetnya dibawah

kewenangan pengelolaan SKPD yang pengelolaannya

melalui BLUD, memang asetnya didapat dari APBD

tetapi mereka memiliki kewenangan sendiri dalam

mengelola asetnya." (wawancara tanggal 21 juni 2021)

13. Barang milik daerah berupa rumah negara

Pada pelaksanaan tugasnya pada Dinas PUPR Kota

Madiun tidak terdapat rumah negara dalam pelaksanaan

tugasnya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan staf

sekretariat bidang aset yang menyebutkan bahwa :

"Untuk tahapan ini pegawai di Dinas PUPR dalam

pelaksanaan tugasnya tidak terdapat rumah negara.

Page 29: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

58

Karena kan, rumah negara itu dipergunakan bagi

pemegang jabatan tertentu dan sifat jabatannya harus

bertempat tinggal di rumah tersebut dan untuk hak

penghuninya juga terbatas selama pejabat yang

bersangkutan masih memegang jabatan tertentu

tersebut. Jadi di Dinas PUPR tidak terdapat rumah

negara." (wawancara tanggal 21 juni 2021)

14. Ganti rugi dan sanksi

Pada tahapan ganti rugi dan sanksi di Dinas PUPR

Kota Madiun telah dilaksamakam terhadap pengguna barang

akibat kelalaian, penyalahgunaan, maupun pelanggaran hukum

yang merugikan daerah. Sesuai dengan wawancara yang

dilakukan dengan staf sekretariat bidang aset yang menyatakan

bahwa :

"ya, jadi disini untuk siklus ganti rugi dan sanksi sudah

dilaksanakan terhadap pengguna barang akibat

kelalaian, penyalahgunaan maupun pelanggaran hukum

yang merugikan daerah. Tahap ini berpedoman pada

Permendagri No. 19 Tahun 2016 yang mengatakan

setiap pihak yang mengakibatkan kerugian daerah dapat

dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan." (wawancara tanggal 21 juni

2021)

Page 30: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

59

4.1.8 Pembahasan

1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

Pada siklus perencanaan kebutuhan dan penganggaran

Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas PUPR Kota Madiun

sebagai pengguna barang merencanakan serta menyusun

kebutuhan barang dengan memperhatikan kebutuhan

pelaksanaan tugas serta fungsi Dinas PUPR Kota Madiun.

Menurut hasil wawancara dengan staf secretariat bidang aset

siklus perencanaan kebutuhan dan penganggaran pada Dinas

PUPR Kota Madiun disusun dalam Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD).

Mekanisme pelaksanaan RKA dilakukan berdasarkan

usulan dari masing-masing bidang untuk diakomodasi dan

selanjutnya dilakukan penyusunan RKA menggunakan

aplikasi Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD)

Perencanaan, kemudian direalisasi sesuai bulan yang tertera

dalam rencana anggaran kas.

Perencanaan kebutuhan dan penganggaran pada Dinas

PUPR Kota Madiun berpedoman pada :

1) Standar Barang

2) Standar kebutuhan

3) Standar harga

Page 31: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

60

Sesuai dengan hasil wawancara menunjukkan bahwa

Dalam penyusunan Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran

pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota

Madiun telah sesuai dengan Permendagri No.19 Tahun 2016

sebagaimana dimaksud dalam BAB IV pasal 20 ayat 2 bahwa

perencanaan kebutuhan dan penganggaran barang milik daerah

berpedoman pada standar kebutuhan, standar harga dan standar

barang.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Labasido dan Darwanis (2019) yang

menunjukkan SKPD sebagai pengguna barang merencanakan

dan menyusun kebutuhan barang dalam Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) yang

berpedoman pada kebutuhan barang sesuai dengan peraturan.

2. Pengadaan

Siklus pengadaan pada Dinas PUPR Kota Madiun

dalam pelaksanaannya berpedoman pada daftar kebutuhan

barang daerah berdasarkan prinsip efektif, efisien, transparan,

adil dan akuntabel. Pengadaan barang milik daerah

dilaksanakan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengadaan barang dilakukan melalui swakelola dan pemilihan

penyedia. Swakelola merupakan cara memperoleh barang yang

disediakan sendiri oleh lembaga. Sedangkan pemilihan

Page 32: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

61

penyedia adalah cara memperoleh barang yang disediakan oleh

pelaku usaha. Pengguna barang setelah melakukan pengadaan

barang wajib menyampaikan laporan hasil pengadaan barang

milik daerah kepada Walikota melalui pengelola barang untuk

ditetapkan status penggunaannya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

19 Tahun 2016 BAB V Pasal 41 Ayat 1 mengatakan bahwa

pengadaan barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan

prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil,

dan akuntabel yang dilaksanakan dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Permendagri Nomor 19 Tahun 2016

BAB V Pasal 42 Ayat 1 menyatakan bahwa pengguna barang

wajib menyampaikan laporan hasil pengadaan barang milik

daerah kepada Gubernur/ Bupati/ Walikota melalui Pengelola

barang milik daerah untuk ditetapkan status penggunaannya.

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa siklus

Pengadaan yang ada di Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun

2016.

Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian yang

dilakukan Agustina dan Rani (2020) pada Dinas Perumahan

dan Kawasan Permukiman Kota Magelang hasil penelitiannya

menunjukkan Pengadaan barang milik daerah dilaksanakan

Page 33: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

62

berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan

terbuka.

3. Penggunaan

Siklus penggunaan merupakan kegiatan yang

dilakukan pengguna barang dalam mengelola atau

menggunakan dan menatausahakan barang milik daerah sesuai

dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD). Dinas PUPR Kota Madiun menetapkan status

penggunaan barang milik daerah untuk menyelenggarakan

tugas pokok dan fungsi SKPD dan dapat digunakan oleh pihak

lain dalam upaya mendukung pelayanan umum sesuai fungsi

dan tugas pokok SKPD yang bersangkutan.

Penetapan status penggunaan barang milik daerah

Dinas PUPR Kota Madiun yaitu pengguna barang mengajukan

permohonan penetapan status penggunaan barang milik daerah

yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang

sah kepada Walikota. Pengajuan permohonan tersebut

dilakukan setelah diterimanya barang milik daerah berdasarkan

dokumen penerimaan barang pada tahun anggaran yang

berkenaan. Permohonan penetapan status penggunaan barang

milik daerah diajukan secara tertulis dari pengguna barang

kepada Walikota paling lambat pada akhir tahun berkenaan.

Page 34: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

63

Kemudian Walikota menerbitkan keputusan penetapan status

penggunaan barang milik daerah setiap tahun.

Berdasarkan wawancara dengan Staf Sekretariat

Bidang Aset penetapan status penggunaan barang milik daerah

pada Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai dengan yang

ditetapkan oleh Pemendagri No. 19 Tahun 2016 BAB VI Pasal

44 Ayat 2 yang menyebutkan penetapan status penggunaan

dilakukan untuk :

a. Penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD

b. Dioperasikan oleh pihak lain dalam rangka menjalankan

pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi SKPD yang

bersangkutan

Hasil pelitian diatas sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) yang menunjukan

barang milik daerah telah ditetapkan status penggunaannya

untuk penyelenggaraan tugas dan dioperasikan oleh pihak lain.

4. Pemanfaatan

Barang Milik Daerah berupa tanah atau bangunan dan

selain tanah atau bangunan yang tidak digunakan untuk

menunjang tugas pokok dan fungsi SKPD yang diserahkan oleh

pengguna kepada pengelola dapat dimanfaatkan secara optimal

sehingga tidak membebani APBD. Pemanfaatan yang

dilakukan secara optimal akan meningkatkan pendapatan

Page 35: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

64

masyarakat serta menambah pendapatan daerah. Berdasarkan

hasil wawancara bentuk pemanfaatan yang dilaksanakan oleh

dinas PUPR Kota Madiun yaitu Sewa, Pinjam pakai,

Kerjasama Pemanfaatan, BGS atau BSG, Kerjasama

Penyediaan Infrastuktur. Dilihat dari segi biaya pemeliharaan

barang milik daerah pemanfaatan yang dilakukan Dinas PUPR

tersebut tidak membebani APBD. Karena pemanfaatan tersebut

dilihat dari segi prioritas kebutuhan.

Pada Permendagri Nomor 19 Tahun 2016 BAB VII

Pasal 81 menyatakan bahwa Bentuk pemanfaatan barang milik

daerah berupa :

a. Sewa

b. Pinjam pakai

c. Kerjasama Pemanfaatan

d. Bangun guna serah atau Bangun serah guna

e. Kerjasama Penyediaan Infrastruktur

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

siklus Pemanfaatan pada Dinas PUPR Kota Madiun telah

sesuai dengan Permendagri No 19 Tahun 2016.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) bentuk pemanfaatan

barang milik daerah berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama

Page 36: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

65

pemanfaatan, BGS dan BSG, Kerjasama Penyedia

Infrastruktur.

5. Pengamanan dan Pemeliharaan

Pengamanan merupakan tindakan penertiban dalam

pengurusan barang milik daerah. Berdasarkan hasil wawancara

bentuk pengamanan yang dilakukan oleh Dinas PUPR Kota

Madiun dalam mengelola aset tetap yaitu pengamanan fisik dan

pengamanan administrasi. Pengamanan fisik dilakukan dengan

memasang tanda kepemilikan serta pemagaran. Sedangkan

pengamanan administrasi dilakukan dengan mencatat dan

menyimpan dokumen bukti kepemilikan aset secara aman dan

tertib terhadap barang inventaris dalam proses pemakaian.

Penerapan kebijakan pengamanan kendaraan dinas

oleh Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan dengan cara

mengumpulkan dokumen kepemilikan kendaraan dinas seperti

BPKB yang merupakan surat berharga yang dimiliki

pemerintah. Pemeliharaan aset tetap yang dilaksanakan oleh

Dinas PUPR Kota Madiun yaitu mencatat proses pemeliharaan

dan membuat laporan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD).

Sesuai dengan hasil wawancara menunjukkan bahwa

siklus pengamanan dan pemeliharaan pada Dinas PUPR Kota

Madiun telah sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016

Page 37: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

66

BAB VIII Pasal 296 yang menyebutkan bahwa Pengamanan

barang milik daerah meliputi :

a. Pengamanan fisik

b. Pengamanan administrasi

Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB VIII Pasal 323 Ayat 2

yang menyebutkan bahwa kuasa pengguna barang melaporkan

hasil pemeliharaan barang secara tertulis kepada pengguna

barang.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Agustina dan Rani (2020) yang

menunjukan tindakan dalam pengurusan barang milik daerah

dalam bentuk fisik dan administratif.

6. Penilaian

Proses penilaian aset pada Dinas PUPR Kota Madiun

dilakukan dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah,

pemanfaatan dan pemindahtangan barang milik daerah.

Penilaian tersebut dilakukan untuk mendapatkan nilai wajar

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Pada Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan prosedur

penyusunan neraca penilaian terkait berapa jumlah aset serta

nilai dari aset tersebut agar dapat dijadikan sebagai pedoman

dalam menetapkan anggaran setiap tahunnya. Penyusunan

neraca tersebut berpedoman pada Standar Akuntansi

Page 38: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

67

Pemerintahan. Prosedur penyususnan neraca tersebut dilakukan

untuk memperlancar tugas dan fungsi dari bagian perlengkapan

sehingga professional kerja dalam melaksanakan pengelolaan

barang milik daerah benar-benar terlaksana.

Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB IX Pasal 325

Ayat 3 menyatakan bahwa penetapan nilai barang milik daerah

dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah dilakukan

dengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan

(SAP). Hal ini menunjukkan bahwa pada tahap penilaian aset

tetap di Dinas PUPR Kota Madiun sudah sesuai dengan

Permendagri No. 19 Tahun 2016.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan

oleh Agustina dan Rani (2020) bahwa penilaian dilakukan

untuk menyusun neraca pemerintah daerah, pemanfaatan dan

peemindahtangan barang milik daerah.

7. Pemindahtanganan

Tahap pemindahtangan dilakukan apabila barang milik

daerah yang masih memiliki nilai dan sudah tidak diperlukan

lagi dalam penyelenggaraan tugas pemerintah daerah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan staf

sekretariat bidang aset Dinas PUPR Kota Madiun bentuk

pemindahtangan dilakukan dengan dihibahkan, penjualan dan

tukar-menukar. Dalam upaya pemindahtangan barang milik

Page 39: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

68

daerah dilakukan penilaian. Penilaian dilakukan kecuali

pemindahtangan dalam bentuk hibah. Penilaian

pemindahtangan barang milik daerah dilakukan untuk

mendapatkan nilai wajar.

Pada Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB X Pasal

329 Ayat 2 bentuk pemindahtanganan barang milik daerah

meliputi :

a. Penjualan

b. Tukar-menukar

c. Hibah

d. Penyertaan modal pemerintah daerah

Pada pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam

siklus pemindahtanganan barang milik daerah Dinas PUPR

Kota Madiun belum sepenuhnya mengikuti Permendagri No.

19 Tahun 2016.

Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan yang

dilakukan oleh Labasido dan Darwanis (2019) pada DPKAD

Aceh bentuk pemindahtangan yang dilakukan yaitu penjualan,

tukar-menukar, hibah dan penyertaan modal pemerintah

daerah.

8. Pemusnahan

Pemusnahan barang milik daerah dilakukan apabila

barang tersebuat tidak dapat digunakan, tidak dapat

Page 40: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

69

dimanfaatkan, tidak dapat dipindahtangankan atau terdapat

alasan lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pemusnahan

dilakukan oleh pengguna atau pengelola barang setelah

mendapat persetujuan dari Walikota. Pemusnahan dilakukan

dengan cara dibakar, ditimbun, dihancurkan, atau dengan cara

lain sesuai ketentuan perundang-undangan.

Hasil wawancara menunjukkan pelaksanaan

pemusnahan barang milik daerah yang dilakukan oleh Dinas

PUPR Kota Madiun telah sesuai dengan Permendagri No. 19

Tahun 2016 BAB XI Pasal 423 yang menyatakan pemusnahan

dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan, ditimbun,

ditenggelamkan, atau cara lain sesuai ketentuan perundang-

undangan.

Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian yang

dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) pada DPKAD Aceh

penelitiannya menunjukkan pemusnahan BMD dilakukan

apabila BMD tersebut tidak dapat digunakan, tidak dapat

dimanfaatkan, atau tidak dapat dipindahtangankan dan

dilakukan dengan cara dibakar, dihancurkan atau dengan cara

lain sesuai dengan peraturan.

9. Penghapusan

Penghapusan barang milik daerah dilakukan apabila

barang milik daerah tersebut sudah tidak berada dalam

Page 41: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

70

penguasaan pengguna atau kuasa pengguna. Tujuan

dilakukannya penghapusan adalah untuk mengoptimalkan

barang milik daerah agar tidak dicatat terus-menerus dalam

buku inventaris dikarenakan barang tersebut sudah

dipindahtangankan, dimusnahkan, maupun sudah tidak layak

untuk digunakan.

Pelaksanaan penghapusan barang milik daerah pada

Dinas PUPR Kota Madiun, pengguna barang mengusulkan

kepada pengelola barang untuk dilakukan penghapusan.

Penghapusan tersebut disebabkan karena barang milik daerah

sudah tidak dapat dipergunakan atau kondisi yang telah rusak,

pemindahtanganan atas barang milik daerah, putusan

pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan sudah

tidak ada upaya hukum lainnya, menjalankan ketentuan

undang-undang, penyerahan barang milik daerah, pemusnahan

dan sebab lain yang perlu dilakukan penghapusan.

Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB XII Pasal 433

Ayat 1 menjelaskan bahwa Barang milik daerah sudah tidak

berada dalam penguasaan Pengelola Barang, Pengguna Barang

dan/atau Kuasa Pengguna Barang disebabkan karena:

penyerahan barang milik daerah; pengalihan status penggunaan

barang milik daerah; pemindahtanganan atas barang milik;

putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dan

Page 42: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

71

sudah tidak ada upaya hukum lainnya; menjalankan ketentuan

peraturan perundangundangan; pemusnahan; atau sebab lain.

Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa

siklus Penghapusan di Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai

dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang

dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) yang menunjukkan

penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa

pengguna apabila barang tersebut sudah tidak berada dalam

penguasaan pengguna.

10. Penatausahaan

Penatausahaan barang milik daerah harus dilakukan

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Karena apabila

penatausahaan tidak sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan maka akan mengakibatkan laporan aset daerah tidak

sesuai dengan laporan keuangan daerah.

Penatausahaan yang dilakukan oleh Dinas PUPR Kota

Madiun yaitu pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan.

Pembukuan yaitu kegiatan pendaftaran dan pencatatan barang

milik daerah ke dalam daftar barang menurut penggolongan

dan kodefikasi barang. Inventarisasi yaitu kegiatan melakukan

Page 43: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

72

pendataan, pencatatan dan pelaporan hasil pendataan barang

milik daerah. Pelaporan yaitu tindakan penyampaian data dan

informasi yang dilaksanakan oleh unit pelaksana

penatausahaan. Pelaporan dilakukan semesteran dan tahunan

yang digunakan untuk menyusun neraca.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat

disimpulkan bahwa penatausahaan barang milik daerah pada

Dinas PUPR Kota Madiun telah sesuai dengan Permendagri

No. 19 Tahun 2016 BAB XIII Pasal 478 Ayat 1-3 yang

menjelaskan pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah

berupa pembukuan, yaitu pengelola/pengguna barang harus

melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah

yang berada dibawah penguasaannya ke dalam daftar barang

pengelola/pengguna menurut penggolongan dan kodefikasi

barang. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan

pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang

milik daerah. Pelaporan dilakukan semesteran dan tahunan

yang selanjutnya digunakan untuk menyusun neraca SKPD.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Agustina dan Rani (2020) menyebutkan penatausahaan

dilakukan dengan pembukuan, inventarisasi dan pelaporan.

11. Pembinaan Pengawasan dan Pengendalian

Page 44: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

73

Pembinaan barang milik daerah pada Dinas PUPR

Kota Madiun dilakukan oleh Kepala Daerah sesuai dengan

tugas dan wewenangnya dengan memberikan pedoman,

pelatihan, supervise dan rapat sosialisasi yang menyangkut

pengelolaan barang milik daerah termasuk penatausahaan

barang milik daerah.

Pengawasan dan pengendalian barang milik daerah

yang dilaksanakan oleh Dinas PUPR Kota Madiun dilakukan

oleh pengguna dan kuasa pengguna barang melalui pemantauan

dan penertiban barang milik daerah. Berdasarkan pembahasan

tersebut tahap pengawasan dan pengendalian telah sesuai

dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB XIV Pasal 481

yang menyatakan bahwa pengawasan dan pengendalian

pengelolaan barang milik daerah dilakukan oleh pengguna

barang melalui pemantauan dan penertiban.

Hasil penelitian diatas didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Agustina dan Rani (2020) pada Dinas

Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang

pembinaan dilakukan dengan melalui pedoman, bimbingan,

pelatihan dan supervise. Sedangkan pengawasan dan

pengendalian dilakukan dengan menilai kenyataan yang

sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan.

Page 45: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

74

12. Pengelolaan Barang Milik Daerah pada SKPD yang

Menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD

Staf Sekretariat Bidang aset selaku pengguna barang

milik daerah mengatakan bahwa tahap pengelolaan barang

milik daerah pada SKPD yang menggunakan pola penggunaan

keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada Dinas PUPR

Kota Madiun pengguna barang belum sepenuhnya mengerti

mengenai tahapan ini dan di Dinas PUPR Kota Madiun tidak

terdapat barang daerah yang menggunakan pola pengelolaan

keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

Permendagri No. 19 Tahun 2016 BAB XV Pasal 484

Ayat 1 menyebutkan bahwa Barang milik daerah yang

digunakan oleh Badan Layanan Umum Daerah merupakan

kekayaan daerah yang tidak dipisahkan untuk

menyelenggarakan kegiatan Badan Layanan Umum Daerah

yang bersangkutan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

pengelolaan barang milik daerah pada SKPD yang

menggunakan pola penggunaan keuangan Badan Layanan

Umum Daerah tidak dikelola oleh Dinas PUPR Kota Madiun.

Hasil penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Labasido dan Darwanis (2019) pada DPKAD

Provinsi Aceh tidak terdapat barang daerah yang

Page 46: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

75

pengelolaannya menggunakan pola pengelolaan Badan

Layanan Umum Daerah.

13. Barang Milik Daerah Berupa Rumah Negara

Staf Sekretariat Bidang aset mengatakan dalam

pengelolaan aset Dinas PUPR Kota Madiun pejabat atau

Pegawai Negeri Sipil dalam pelaksanaan tugasnya tidak diberi

fasilitas tempat tinggal atau rumah negara. Pada Permendagri

No. 19 Tahun 2016 BAB XVI Pasal 485 menjelaskan bahwa

rumah negara merupakan barang milik daerah yang

diperuntukkan sebagai hunian atau tempat tinggal dan sarana

pembinaan serta menunjang pelaksaan tugas pejabat atau

pegawai negeri sipil pemerintah daerah yang bersangkutan. Hal

ini dapat disimpulkan bahwa barang daerah berupa rumah

Negara tidak dikelola oleh Dinas PUPR Kota Madiun.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan

Labasido dan Darwanis (2019) yang menyatakan bahwa dalam

menunjang pelaksanaan tugas pejabat tidak terdapat barang

daerah berupa rumah negara.

14. Ganti Rugi dan Sanksi

Siklus ganti rugi dan sanksi merupakan tahapan

terakhir dalam pengelolaan aset daerah. Pada Dinas PUPR Kota

Madiun siklus ganti rugi dan sanksi sudah dilaksanakan

Page 47: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

76

terhadap pengguna barang akibat kelalaian dan penyalahgunaan

maupun pelanggaran hukum yang merugikan daerah.

Proses ganti rugi dan sanksi pada Dinas PUPR Kota

Madiun dilaksanakan berpedoman pada Permendagri No. 19

Tahun 2016 BAB XVII Pasal 510 Ayat 1 setiap kerugian

daerah akibat kelalaian, penyalahgunaan/ pelanggaran hukum

atas pengelolaan barang milik daerah diselesaikan melalui

tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada

siklus ganti rugi dan saksi di Dinas PUPR Kota Madiun sudah

sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016.

Penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian yang

dilakukan Hasan (2019) menyebutkan bahwa sekretariat daerah

dapat mengajukan ganti rugi dan sanksi terhadap barang milik

daerah yang diakibatkan oleh kelalaian pengguna barang

disesuaikan dengan tingkat kerusakan barang terhadap

pengguna barang.

Berikut perbandingan kesesuaian siklus pengelolaan aset

tetap yang ada di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Kota Madiun dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016.

Page 48: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

77

Tabel 4.2

Perbandingan siklus pengelolaan aset tetap di Dinas PUPR Kota

Madiun dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016

Siklus

Pengelolaan

Aset Tetap

Dinas PUPR Permendagri

No. 19 Tahun

2016

Kesesuaian

1. Perencanaan

kebutuhan

dan

penganggaran

Penyusunan

RKA

berpedoman

pada standar

barang, standar

kebutuhan, dan

standar harga.

Perencanaan

kebutuhan dan

penganggaran

berpedoman

pada standar

barang, standar

harga, dan

standar

kebutuhan

Sesuai

2. Pengadaan Berpedoman

pada daftar

kebutuhan

barang daerah

yang dilakukan

dengan

swakelola dan

pemilihan

Pengadaan

dilaksanakan

dengan prinsip

efektif, efisien,

transparan/terb

uka, adil dan

akuntabel

Sesuai

Page 49: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

78

penyedia

dengan prinsip

efektif, efisien,

transparan, adil

dan akuntabel

3. penggunaan Menetapkan

status

penggunaan

yang digunakan

untuk

menyelenggarak

an tugas pokok

dan fungsi

SKPD,

digunakan

pihak lain

Penetapan

stataus

penggunaan

dilakukan

untuk

penyelenggaraa

n tugas pokok

dan fungsi

SKPD,

digunakan oleh

pihak lain

dalam

menjalankan

pelayanan

umum sesuai

tugas dan funsi

SKPD

Sesuai

4. pemanfaatan Bentuk Bentuk Sesuai

Page 50: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

79

pemanfaatan

dilakukan

dengan sewa,

pinjam pakai,

kerjasama

pemanfaatan,

BGS dan BSG,

Kerjasama

penyedia

infrastruktur

pemanfaatan

BMD berupa

sewa, pinjam

pakai,

kerjasama

pemanfaatan,

BGS dan BSG,

Kerjasama

penyedia

infrastruktur

5. pengamanan

dan

pemeliharaan

Pengamanan

dilakukan

dengan

pengamanan

fisik dan

administrasi.

Pemeliharaan

dilakukan

dengan

mencatat proses

pemeliharaan

dan membuat

laporan pada

Pengamanan

BMD meliputi

pengamanan

fisik dan

pengamanan

administrasi.

Pemeliharaan

dilaksanakan

oleh kuasa

pengguna

barang dan

melaporkan

hasil

Sesuai

Page 51: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

80

SKPD pemeliharaan

barang secara

tertulis kepada

pengguna

barang

6. penilaian Penilaian aset

dilakukan

dalam rangka

penyusunan

neraca

pemerintah

daerah

Penetapan nilai

barang milik

daerah dalam

rangka

penyusunan

neraca

pemerintah

daerah

Sesuai

7. Pemindahtan

ganan

Bentuk

pemindahtangan

dilakukan

dengan

dihibahkan,

penjualan dan

tukar-menukar

Bentuk

pemindahtanga

nan meliputi

penjualan,

tukar-menukar,

hibah,

penyertaan

modal

pemerintah

daerah

Tidak

sesuai

(Belum

sepenuhnya

mengikuti

permendagr

i )

Page 52: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

81

8. Pemusnahan Pemusnahan

dilakukan

dengan cara

dibakar,

ditimbun,

dihancurkan,

atau dengan

cara lain.

Pemusnahan

dilakukan

dengan cara

dibakar,

dihancurkan,

ditimbun,

ditenggelamka

n atau cara lain

sesuai dengan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan

Sesuai

9. Penghapusan Penghapusan

disebabkan

karena barang

sudah tidak

dapat

dipergunakan

(rusak),

pemindahtangan

an, putusan

pengadilan yang

Penghapusan

dilakukan

karena

penyerahan

BMD,

Pengalihan

status

penggunaan

BMD,

pemindahtanga

Sesuai

Page 53: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

82

berkekuatan

hukum tetap,

menjalankan

ketentuan UU,

penyerahan

BMD,

pemusnahan,

dan sebab lain

yang perlu

dilakukan

penghapusan.

n atas barang

milik, putusan

pengadilan

yang telah

berkekuatan

hukum tetap

dan sudah tidak

ada upaya

hukum lainnya,

pemusnahan

atau sebab lain

10. penatausahaa

n

Penatausahaan

yang dilakukan

yaitu

pembukuan,

inventarisasi

dan pelaporan.

Pembukuan

dilakukan

dengan

pendaftaran dan

pencatatan

barang.

Pelaksanaan

penatausahaan

berupa

pembukuan,

inventarisasi

dan pelaporan.

Pembukuan

dilakukan

dengan

pendaftaran

dan pencatatan

dalam daftar

Sesuai

Page 54: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

83

Inventarisasi

dilakukan

dengan

pendataan,

pencatatan dan

pelaporan hasil

pendataan

barang.

Pelaporan

dilakukan

semesteran dan

tahunan untuk

menyusun

neraca.

BMD.

Inventarisasi

dilakukan

dengan

pendataan,

pencatatan dan

pelaporan hasil

pendataan

barang.

Pelaporan

dilakukan

semesteran dan

tahunan yang

selanjutnya

digunakan

untuk

menyusun

neraca SKPD.

11. pembinaan

pengawasan

dan

pengendalian

Pembinaan

dilakukan oleh

kepala daerah

dengan

memberikan

Dilakukan

dengan

memberikan

pembinaan dan

menetapkan

Sesuai

Page 55: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

84

pedoman,

pelatihan,

supervise dan

rapat sosialisasi.

Pengawasan

dan

pengendalian

dilaksanakan

oleh Dinas

PUPR melalui

pemantauan dan

penertiban

BMD.

kebijakan

pengelolaan

BMD.

Pengawasan

dan

pengendalian

barang

dilakukan

melalui

pemantauan

dan penertiban.

12. Pengelolaan

BMD pada

SKPD yang

menggunakan

pola

pengelolaan

keuangan

BLUD

Tidak terdapat

barang daerah

yang

menggunakan

pola

pengelolaan

keuangan

Badan Layanan

Umum Daerah

Digunakan

oleh BLUD

dengan

mempedomani

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan

Tidak

Dikelola

13. Barang Dalam Rumah Negara Tidak

Page 56: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

85

daerah

berupa rumah

negara

pelaksanaan

tugasnya

pejabat atau

PNS tidak

diberi fasilitas

berupa rumah

Negara

diperuntukkan

sebagai tempat

tinggal dan

menunjang

pelaksanaan

tugas pejabat

atau PNS

pemerintah

daerah yang

bersangkutan

dikelola

14. Ganti rugi

dan sanksi

Dilaksanakan

terhadap

pengguna

barang akibat

kelalaian,

penyalahgunaan

dan pelanggaran

hukum yang

merugikan

daerah

Setiap kerugian

daerah akibat

kelalaian,

penyalahgunaa

n/pelanggaran

hukum atas

pengelolaan

BMD

diselesaikan

melalui ganti

rugi

Sesuai

Page 57: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

86

Dalam melaksanakan pengelolaan aset tetap daerah, Dinas

PUPR Kota Madiun harus memiliki kelengkapan sumber dokumen

pengelolaan aset tetap sesuai dengan Permendagri No. 19 Tahun

2016. Berikut adalah daftar sumber dokumen pada siklus

pengelolaan aset tetap.

Tabel 4.3

Daftar Dokumen Sumber Pada Siklus Pengelolaan Aset Tetap

No

Siklus Pengelolaan Aset

Tetap

Dokumen Sumber

berdasarkan Permendagri

No. 19 Tahun 2016

1 Perencanaan kebutuhan dan

penganggaran

RKBMD/RKA, DKBMD

2 Pengadaan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran

3 Penggunaan SK Kepala Daerah

4 Penatausahaan DBP/DBKP, KIB A-F, Buku

Inventaris, Laporan Barang

Milik Daerah

5 Pemanfaatan Surat Perjanjian

6 Pengamanan dan

pemeliharaan

Daftar Kebutuhan

Pemeliharaan Barang, KIP

(Pengamanan)

7 Penilaian SAP

Page 58: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

87

8 Penghapusan Daftar Penghapusan Barang,

SK Kepala Daerah

9 Pemindahtangan SK Kepala Daerah

10 Pembinaan, pengawasan,

dan pengendalian

Pembinaan : Peraturan-

peraturan

Pengawasan : SK, Laporan

Objek Aset Pengawasan

Pengendalian : Laporan

Objek Aset Pengendalian

11 Pemusnahan SK Kepala Daerah

12 Pengelolaan BMD pada

SKPD yang menggunakan

pola pengelolaan keuangan

BLUD

Peraturan Perundang-

undangan

13 Barang milik daerah berupa

rumah Negara

SK Kepala Daerah

14 Ganti rugi dan sanksi Peraturan Perundang-

undangan

Pada tabel 4.3 menjelaskan dokumen-dokumen sumber

yang diperlukan dalam pelaksanaan pengelolaan aset tetap sesuai

dengan Permendagri No. 19 Tahun 2016. Peneliti juga melakukan

Page 59: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

88

pengecekan dokumen-dokumen sumber tersebut pada Dinas PUPR

Kota Madiun yang dituangkan dalam tabel 4.4

Tabel 4.4

Kelengkapan Dokumen Sumber

No Daftar Dokumen Ada / Tidak

1 RKBMD/RKA Ada

2 DKBMD Ada

3 DBP Ada

4 KIB A, B, C, D Ada

5 KIP (Pengamanan) Tidak

5 Daftar Barang Milik Daerah Ada

6 Buku Inventaris dan Buku Induk

Inventaris

Ada

7 Laporan Barang Milik Daerah Ada

8 Surat Perjanjian Pinjam Pakai Ada

9 Bukti Kepemilikan atas nama

Pemerintah Daerah

Ada

10 Daftar Hasil Pemeliharaan Barang Ada

11 Surat Keputusan Kepala Daerah Ada

12 Daftar Penghapusan Barang Ada

Page 60: BAB IV HASIL LAPORAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …

89

Tabel diatas menunjukkan kelengkapan sumber dokumen di

Dinas PUPR Kota Madiun berdasarkan hasil penelitian. Peneliti

masih menemukan sumber dokumen yang tidak lengkap terkait

pengelolaan aset tetap yaitu tidak adanya KIP (Pengamanan) yang

ada di Dinas PUPR Kota Madiun