4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

75
64 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Perusahaan PT. Inspira Furnexindo merupakan sebuah industri manufaktur yag bergerak di bidang pengolahan bahan baku kayu sejak tahun 2015 yang berlokasi di Jl. Raya Pelem Watu 168, Menganti-Gresik, Jawa Timur. Perusahaan ini menghasilkan sebuah produk akhir berupa produk-produk berbahan kayu yakni furnitur indoor (wooden houseware dan simple wooden furniture) atau taman dan handycrafts untuk berbagai keperluan rumah tangga dan perusahaan atau lainnya. Dalam melakukan proses produksinya, perusahaan PT. Inspira Furnexindo ini menggunakan fasilitas manufaktur dan kantor yang memiliki total luas bangunan dan lahan 10.000 m2, dan juga mempekerjakan sebanyak kurang lebih 75-100 tenaga kerja. Untuk menunjang kegiatan berbagai produksi peralatan furniture dan handycrafts, perusahaan ini sudah memiliki beberapa sertifiksi yaitu Indonesian Legal Wood (ILK) yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK), sertifikasi internasional yaitu AMFORI BSCI A dan lisensi FLEGHT . Bahan baku kayu yang digunakan seperti mahony, rubber wood, teax wood, mindi wood, suar wood, dan spesies kayu lainnya yang ingin dipesan oleh pelanggan. Kemudian untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik kepada pelanggan, PT. Inspira furnexindo memiliki serangkaian tahapan proses produksi pengolahannya yang terdiri dari in-house production processes dan out-source production processes, meliputi cut, sand, finish, lacquer, assembly, pack, hot sampling , laser, wood printing

Transcript of 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

Page 1: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

64

4 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Profil Perusahaan

PT. Inspira Furnexindo merupakan sebuah industri manufaktur yag bergerak di

bidang pengolahan bahan baku kayu sejak tahun 2015 yang berlokasi di Jl. Raya

Pelem Watu 168, Menganti-Gresik, Jawa Timur. Perusahaan ini menghasilkan sebuah

produk akhir berupa produk-produk berbahan kayu yakni furnitur indoor (wooden

houseware dan simple wooden furniture) atau taman dan handycrafts untuk berbagai

keperluan rumah tangga dan perusahaan atau lainnya. Dalam melakukan proses

produksinya, perusahaan PT. Inspira Furnexindo ini menggunakan fasilitas

manufaktur dan kantor yang memiliki total luas bangunan dan lahan 10.000 m2, dan

juga mempekerjakan sebanyak kurang lebih 75-100 tenaga kerja.

Untuk menunjang kegiatan berbagai produksi peralatan furniture dan

handycrafts, perusahaan ini sudah memiliki beberapa sertifiksi yaitu Indonesian Legal

Wood (ILK) yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan

(KLHK), sertifikasi internasional yaitu AMFORI BSCI A dan lisensi FLEGHT .

Bahan baku kayu yang digunakan seperti mahony, rubber wood, teax wood, mindi

wood, suar wood, dan spesies kayu lainnya yang ingin dipesan oleh pelanggan.

Kemudian untuk memberikan produk dengan kualitas terbaik kepada pelanggan, PT.

Inspira furnexindo memiliki serangkaian tahapan proses produksi pengolahannya

yang terdiri dari in-house production processes dan out-source production processes,

meliputi cut, sand, finish, lacquer, assembly, pack, hot sampling , laser, wood printing

Page 2: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

65

dan printed box. Selain itu untuk menunjang pelayanan terhadap pelanggan, PT.

Inspira Furnexindo ini juga memiliki sebuah ruangan galeri pameran untuk berbagai

sample produk-produk yang telah dihasilkan oleh perusahaan. Untuk kapasitas

produksinya, PT. Inspira Furnexindo mampu menghasilkan rata-rata unit produk

sebesar 40.000 unit setiap bulannya denga maksimal produksi sebanyak 100.000 unit

produk tiap bulannya.

Kemudian untuk cakupan wilayah pemasaran dan penjualan berbagai produk

furnitur dan handycrafts, PT. Inspira Furnexindo sudah mampu menjangkau seluruh

wilayah di Indonesia termasuk juga melakukan kegiatan ekspor produk-produk ke luar

negeri, seperti negara Eropa (Spanyol, Belanda, Denmark, Swedia, Italia, dan Rusia),

Amerika Serikat dan beberapa negara asia seperti Jepang dan Korea. Namun beberapa

tahun terakhir, perusahaan ini memutuskan untuk lebih berfokus pada pemasaran dan

penjualan ekspor ke luar negeri, dengan juga memperluas cakupan produksinya

berupa peralatan rumah tangga.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Setiap organisasi atau perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang ingin

dicapai. Visi merupakan bentuk jawaban dari apa yang dilakukan sekarang, yaitu suatu

keinginan perusahan kelak dan apa yang ingin dicapai menurut cita-cita perusahaan

sebagai gambaran masa depan yang akan dipilih dan diwujudkan pada saat yang

ditentukan dalam perencanaan perusahaan.

Sedangkan misi berfungsi sebagai upaya mewujudkan cita-cita landasan kerja

yang harus diikuti, didukung dan dilaksanakan. PT. Inspira Furnexindo memiliki visi

dan misi yang ingin dicapai, yaitu:

Page 3: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

66

A. Visi

Menjadi perusahaan furniture berskala internasional dengan menekankan

kualitas produk, ketepatan waktu serta layanan pelanggan yang baik.

B. Misi

1. Memproduksi produk furniture dengan kualitas terbaik kepada

pelanggan

2. Memastikan operasional perusahaan untuk menciptakan ketepatan

waktu produksi dan pengiriman produk

3. Memastikan operasional perusahaan mematuhi peraturan yang berlaku

di indonesia, global atau internasional yang terkait.

4. Meningkatkan kinerja perusahaan dan sumber daya manusia untuk

bersaing di pasar global.

Page 4: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

67

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Inspira Furnexindo

4.1.4 Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi

Berikut merupakan identifikasi tugas dan tanggung jawab sumber daya

manusia di perusahaan berdasarkan struktur organisasi PT. Inspira Furnexindo seperti

yang terdapat pada Gambar 4.1.

1. Direktur Utama

Direktur utama memiliki tanggung jawab untuk mengawasi dan

mengevaluasi kinerja dari setiap bidang kerja dan memberi pengaruh dalam

setiap fungsi manajemen secara konsisten. Serta wewenang untuk

memimpin perusahaan dengan membuat kebijakan-kebijakan perusahaan

dan menetapkan Strategi-strategi guna mencapai tujuan perusahaan.

Page 5: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

68

2. Direktur Produksi

Direktur produksi memiliki tanggung jawab atas segala mekanisme

manajemen produksi secara teknis yang meliputi pengawasan dan

pengendalian proses produksi. Dalam tugasnya, direktur produksi selain

membawahi bidang atau unit kerja produksi namun juga membawahi atas

bidang atau satuan unit personalia atau HRD yang juga bertugas untuk

mengatur dan mengelola sumber daya manusia yang ada pada perusahaan.

3. Direktur Pemasaran dan Keuangan

Direktur pemasaran dan keuangan memiliki tanggung jawab untuk

merencanakan anggaran belanja dan pendapatan perusahaan serta

melakukan pengawasan keuangan perusahaan. Selain itu direktur

pemasaran dan keuangan juga bertanggung jawab atas kegiatan pemasaran

produk yang dilakukan oleh perusahaan dengan menjalin kerjasama baik

nasional maupun internasional dan menjalin komunikasi dan hubungan

dengan para pelanggan.

4. Bidang Produksi

Secara umum, tugas dan tanggung jawab kepala produksi yakni mengawasi

seluruh jalannya proses produksi dari awal hingga akhir dan pengelolaan

serta pemantauan sumber daya manusia pada bagian produksi. Pada

kegiatan operasionalnya, kepala produksi dibantu oleh bagian Production

Planning & Inventory Control (PPIC) untuk kegiatan produksi yang

berkaitan dengan penjadwalan, rencana pengadaan bahan baku dan

pemantauan bagian inventory pada proses produksi. Untuk kegiatan

Page 6: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

69

produksi yang berkaitan dengan jaminan mutu produk yang mencakup

monitoring produksi, uji tes dan memerika semua proses produksi baik

sebelum maupun sesudah proses produksi hingga pengepakan dilakukan

oleh bagian Quality Control (QC). Kemudian kegiatan produksi yang

berkaitan dengan pengembangan produk dan pembuatan sample barang

produksi kepada pelanggan dilakukan oleh bagian research & Development

(R&D). Pada bidang ini, kepala produksi juga membawahi bagian umum

produksi yang meliputi bagian pembahanan, proses, sanding, assembling,

dan finishing, packaging, maintenance, loading & unloading dan

pergudangan untuk proses produksi produk.

5. Bidang Personalia

Bidang personalia memiliki tugas yaitu memastikan operasional perusahaan

mematuhi peraturan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan baik aturan

yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun peraturan global dan

internasional yang terkait, membuat program kerja, membuat jadwal dan

melaksanakan pelatihan karyawan, memeriksa terkait dengan gaji

karyawan, melakukan rekrutmen pekerja baru, melakukan inspeksi dan

monitoring area kerja dan membuat laporan tindakan perbaikan. Dengan

wewenangnya adalah melakukan seleksi dan penempatan pekerja serta

melakukan penilaian area kerja lewat inspeksi dan internal audit rutin.

6. Bidang Pembelian

Bidang pembelian memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menjadwalkan

pembelanjaan semua barang yang berkaitan dengan kebutuhan produksi

Page 7: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

70

yang diterima dari permintaan bidang produksi. Selain itu bagian pembelian

juga berkewajiban untuk menjalin kerjasama dengan supplier, mendapat

informasi, dan memilah supplier dalam hal proses pengadaan berbagai

bahan baku atau alat mesin produksi. Pada bagian ini, juga merangkap

sebagai bidang export & import (exim) yang bertugas dan bertanggung

jawab untuk pembuatan dokumen transaksi, dokumen export & import serta

aktivitas dan perencanaan pengiriman produk kepada pembeli atau

pelanggan yang sekaligus merangkap sebagai bagian export-import.

7. Bidang Akuntansi

Bidang akuntansi memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membuat

laporan keuangan, pembukuan keuangan, dan posting jurnal oeprasional

secara rekapitulasi yang akan diserahkan kepada direktur pemasaran dan

keuangan beserta direktur utama. Bagian keuangan juga bertanggung jawab

untuk pengecekan kelengkapan dokumen yang berhubungan dengan

seluruh transaksi keuangan perusahaan di semua bidang yang ada dan terkait

dengan pembayaran pajak perusahaan seperti kuitansi, faktur dan invoice.

4.2 Tahap Awal

Pada tahap awal terdapat tiga aktivitas yang akan dilakukan diantaranya studi

literatur, pengumpulan data serta identifikasi dan analisis permasalahan yang

bertujuan sebagai landasan dalam menyusun perencanaan strategis SI/TI Ward &

Peppard.

4.2.1 Studi Literatur

Adapun studi literatur yang digunakan dalam penyusunan ini adalah sebagai

Page 8: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

71

berikut :

1. Analisis metode Ward & Peppard digunakan sebagai landasan penyusunan

perencanaan strategis sistem informasi.

2. Analisis SWOT memanfaatkan parameter internal yaitu kekuatan (strength)

dan kelemahan (weakness) serta parameter eksternal yaitu peluang

(opportunity) dan ancaman (threat). Hasil analisis SWOT berupa arahan

ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk

menambah keuntungan dari segi peluang yang ada serta mengurangi

kekurangan dan juga menghindari ancaman.

3. Analisis Critical Success Factor (CSF) digunakan sebagai penghubung

antara strategi bisnis organisasi dengan strategi SI/TI, memfokuskan proses

perencanaan strategi sistem informasi pada area yang strategis, dan

memprioritaskan usulan aplikasi SI.

4. Analisis value chain menghasilkan kegiatan organisasi yang terdiri dari

aktivitas-aktivitas utama (primary activities) dan pendukung (support

activites) dalam PT. Inspira Furnexindo. Hasil dari analisis ini digunakan

untuk mengidentifikasi peluang pemanfaatan SI/TI yang dapat

meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

5. Analisis McFarlan strategic grid digunakan untuk memetakan aplikasi

SI/TI berdasarkan kontribusinya terhadap organisasi. Hasil pemetaan dapat

menjadi dasar bagi penentuan strategi SI/TI di masa mendatang.

6. Analisis Porter’s five force model digunakan untuk mengetahui persaingan

terdiri dari ancaman serta dapat menjadi kesempatan. Hasil dari analisis ini

adalah mengetahui peta persaingan bisnis dalam industri yang sedang

Page 9: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

72

dijalankan.

7. Analisis PEST digunakan untuk menghasilkan faktor makro industri yang

digunakan di lingkungan pemindaian komponen dari manajemen strategis.

4.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu kegiatan observasi dan

wawancara. Tujuan dilakukan pengumpulan data adalah memperoleh informasi

yang dibutuhkan dalam rangka penyusunan laporan perencanaan strategis SI/TI

pada PT. Inspira Furnexindo.

A. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan langsung untuk mendapatkan informasi

mengenai proses bisnis pada PT. Inspira Furnexindo. Kegiatan observasi ini

memfokuskan dalam mencari informasi mengenai kondisi lingkungan bisnis yang

berjalan dan dokumen-dokumen pendukung terkait dengan penjelasan dari PT.

Inspira Furnexindo. Informasi itu nantinya digunakan sebagai pendukung analisis

lingkungan internal perusahaan.

B. Wawawancara

Kegiatan wawancara dilakukan beberapa kali melalui wawancara langsung

dan juga dilakukan dengan wawancara online dari narasumber yang berbeda,

adapun yang menjadi narasumber diantaranya pemilik perusahaan sebagai direktur

utama, bagian produksi oleh kepala bidang produksi, dan bagian personalia/HRD

oleh kepala bidang personalia/HRD. Adapun uraian beberapa wawancara tersebut

diantaranya sebagai berikut :

Page 10: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

73

1. Wawancara dilakukan kepada direktur utama PT. Inspira Furnexindo yang

ditujukan untuk mengetahui strategi bisnis, kebijakan tertulis, dokumen

penting yang berkaitan dengan visi dan misi perusahaan dan pertanyaan

mengenai pengembangan SI/TI pada perusahaan. Hasil dari wawancara

dengan direktur utama secara garis besar adalah bahwa PT. Inspira

Furnexindo belum memiliki dokumentasi terkait dengan strategi bisnis dan

pengembangan SI/TI ke depan. Sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini

dalam menjalankan bisnis dan proses produksinya, PT. Inspira Furnexindo

belum memiliki kebijakan dan tata kelola yang terdokumentasi dengan baik

dan merata di semua bidang. Hanya terdapat beberapa dokumen terkait

kebijakan umum dan prosedur utama pada bidang produksi dan bidang

personalia/HRD. Pada bagian pemasaran sepenuhnya diatur dan

dikendalikan langsung oleh direktur utama melalui bantuan dari direktur

keuangan dan pemasaran beserta bidang pembelian. Sedangkan dalam

pengembangan SI/TI perusahaan, PT. Inspira Furnexindo masih belum

memiliki bagian atau bidang sendiri yang menangani SI/TI perusahaan serta

belum ada rencana pengembangan SI/TI saat ini dalam mendukung proses

bisnis yang ada. Hasil wawancara ini digunakan untuk data pendukung

dalam menganalisis lingkungan eksternal dan internal bisnis perusahaan.

2. Wawancara dilakukan kepada kepala bidang produksi dan kepala bidang

personalia/HRD yang ditujukan untuk mengetahui lebih rinci terkait dengan

proses bisnis internal pada PT. Inspira Furnexindo, terutama pada bagian

lini produksi utama dan bagian pendukung seperti manajemen sumber daya

manusia dan tata kelola keuangan perusahan. Hasil wawancara ini berupa

Page 11: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

74

kegiatan utama PT. Inspira Furnexindo dalam melakukan proses produksi

produk furniture & handycraft dimulai dari inbound logistic, operation dan

outbond logistic. Kemudian berupa kegiatan pendukung PT. Inspira

Furnexindo seperti infrstruktur perusahaan, pengadaan barang atau bahan

baku, pengembangan teknologi dan manajemen sumber daya. Selanjutnya

pada kegiatan pemasarannya, PT. Inspira Furnexindo belum memiliki

bidang atau bagian pemasaran tersendiri dalam struktur organisasi mereka.

Informasi ini nantinya akan digunakan dalam penyusunan analisis strategi

bisnis internal perusahaan.

3. Wawancara juga dilakukan kepada kepala bidang personalia/HRD untuk

mewakili dalam mengetahui pemanfaatan SI/TI pada PT. Inspira

Furnexindo. Hasil wawancara ini mendapat informasi berupa penggunaaan

perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan internet yang digunakan

dalam mendukung proses bisnis di tiap bidang bisnis mereka. Dalam

kegiatan wawancara ini, didapatkan fakta bahwa PT. Inspira Furnexindo

menggunakan perangkat keras yakni komputer dan printer di beberapa

bidang. Penggunaan komputer digunakan di bidang pembelian dan bidang

produksi beserta dengan 1 buah komputer pusat. Untuk bidang

Personalia/HRD, keuangan, admin umum dan direksi didukung dengan

perangkat laptop, dan perangkat keras lainnya seperti CCTV, absensi

fingerprint, dan printer. untuk aplikasi penunjang bisnis yang digunakan

berupa microsoft office, adobe photoshop, dan email dengan didukung

koneksi internet berbayar dari Telkom Speedy dan Telkom Indihome.

Penggunaan perangkat keras ini belum memiliki aplikasi atau sistem yang

Page 12: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

75

terintegrasi dalam mendukung proses bisnisnya, sehingga perangkat keras

yang ada pada perusahaan masih sebatas pada media pencatatan saja.

Informasi ini nantinya akan digunakan dalam menyusun analisis lingkungan

SI/TI perusahaan.

4. Wawancara juga dilakukan kepada kepala bidang pembelian dan keuangan

serta pemasaran untuk mengetahui informasi tentang proses bisnis di

bidang tersebut dalam informasi pesaing berdasar pada analisis Porter’s five

forces model dan terkait dengan bagaimana proses bisnis yang dilakukan

perusahaan di bidang pemasaran dan penjualan produk. Hasil dari

wawancara ini adalah informasi mengenai persaingan pada perusahaan

wood industry. Informasi ini nantinya akan digunakan dalam menyusun

analisis strategi eksternal perusahaan dan mengetahui sasaran yang ingin

dicapai perusahaan kedepannya serta strategi yang akan digunakan untuk

mencapainya.

4.2.3 Identifikasi dan Analisis Permasalahan

Berdasarkan hasil kegiatan observasi dan wawancara yang telah dilakukan,

maka permasalahan dapat diidentifikasi yaitu :

1. Belum adanya perencanaan investasi SI/TI yang dilakukan dalam

mendukung sasaran bisnis perusahaan. Kebutuhan SI/TI yang ada pada PT.

Inspira Furnexindo hanya berdasarkan pada pemenuhan kebutuhan

operasional harian semata tanpa mempertimbangkan terhadap keterkaitan

dan kompabilitas dalam bersaing untuk menciptakan keunggulan kompetitif

perusahaan kedepannya.

2. Penyaluran informasi dan dokumen yang masih dilakukan secara manual.

Page 13: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

76

Hal ini akan berdampak pula pada kualitas informasi yang dihasilkan,

dengan buruknya kualitas informasi berdampak pada pengambilan

keputusan yang kurang tepat, bertambahnya biaya operasional dan

berkurangnya kepuasan pelanggan.

3. PT. Inspira Furnexindo belum memiliki perencanaan SI/TI yang baik di

masa lampau atau di masa yang akan datang. Pada saat ini perusahaan dapat

berjalan normal, namun tanpa perencanaan yang baik dan berkala, maka

perusahaan tidak dapat memiliki gambaran perkembangan pesaing yang

berada pada cakupannya yang berkaitan dengan pemanfaatan SI/TI apa saja

yang telah diperbaharui, sehingga hal tersebut akan berdampak pada

ketidakpastian perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis.

4. Belum ada pemrioritasan SI/TI yang digunakan pada bisnis perusahaan

yang di dokumentasikan dengan baik dan khusus mengenai urusan SI/TI.

Dukungan SI/TI semakin dibutuhkan sejalan dengan berkembangnya waktu

untuk membantu perusahaan dalam berbagai bidang demi meningkatkan

produktivitas dan menambah keunggulan kompetitif perusahaan.

4.3 Metode Analisis Perencanaan Strategis SI/TI

4.3.1 Tahap Masukan

Tahap masukan adalah tahapan dalam menjawab permasalahan pada PT.

Inspira Furnexindo pada saat ini. Tahap masukan ini terdiri dari analisis strategi

bisnis yang digunakan untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan saat ini, dan

kondisi lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis

perusahaan. Selain itu pada tahap ini, ditinjau juga dari sisi aspek SI/TI, sejauh

Page 14: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

77

mana SI/TI berperan dalam membantu bisnis perusahaan dan mengetahui

perkembangan SI/TI yang dapat diterapkan oleh perusahaan.

A. Analisis Lingkungan Bisnis Internal

Analisis lingkungan bisnis internal ini dilakukan dengan menggunakan

analisis value chain untuk mendapat gambaran hubungan antara aktifitas dan

fungsi-fungsi organisasi yang terdapat pada proses bisnis perusahaan. kemudian

analisis CSF yang digunakan untuk mengetahui serta memahami strategis bisnis

perusahaan dan selanjutnya analisis SWOT untuk mengetahui dan memahami

tentang kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman pada perusahaan.

1. Analisis Value Chain

Tujuan dari analisis value chain adalah mengetahui seluruh aktivitas proses

bisnis pada perusahaan yang digunakan untuk kegiatan strategi yang relevan dalam

memahami suatu rangkaian produksi dimulai dari bahan baku hingga menjadi

produk akhir. Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi pada PT. Inspira

Furnexindo didapatkan hasil pengamatan dan pemetaan tugas dan fungsi dari

masing-masing bidang perusahaan yang dibagi menjadi aktivitas utama (primary

activities) dan aktivitas pendukung (support activities). Aktivitas utama yang ada

di PT. Inspira Furnexindo adalah perencanaan dan pemeriksaan pembelian bahan

baku produksi, melakukan proses produksi sesuai pesanan, memerika hasil

produksi atau quality control , packaging produk, penyimpanan produk di gudang

apabila tidak langsung dikirim, pengiriman produk, menerima pesanan dari

pelanggan dan menawarkan produk atau sample yang sudah ada pada katalog,

menerima umpan balik pelanggan/pembeli, layanan call center. Selanjutnya untuk

Page 15: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

78

aktivitas pendukung diantaranya adalah akuntansi, perpajakan, penggajian dan

jaminan kerja karyawan, perekrutan karyawan, legalitas, pengelolaan sumber daya

manusia, pengawasan dan pemeliharaan alat/mesin pendukung produksi,

pengadaan bahan baku produksi dan alat kantor lainnya. Analisis value chain yang

terdapat pada proses bisnis PT. Inspira Furnexindo dapat dilihat dibawah ini :

1. Aktivitas pembelian bahan baku produksi dilakukan oleh bidang pembelian,

hasil keluaran yang diperoleh dari bidang ini adalah daftar bahan baku yang

sudah dipesan dan dibeli serta daftar supplier tujuan dan bukti transaksi

pembayaran dan legalitas bahan baku dari pembelian bahan baku atas usulan

bagian PPIC, yang nantinya digunakan kembali oleh bidang produksi yaitu

bagian PPIC untuk penyimpanan bahan baku di dalam gudang inventory dan

proses produksi.

2. Aktivitas pengecekan bahan baku yang telah didatangkan yang akan

dilakukan oleh bidang produksi yaitu divisi quality control, kemudian

keluaran yang dihasilkan adalah daftar bahan baku yang tersedia dan layak

untuk dijadikan bahan produksi.

3. Bidang produksi seperti bagian pembahanan, proses, sanding komponen,

assembling dan final sanding selanjutnya melakukan aktivitas produksi

produk setelah divisi PPIC memastikan bahan baku tersedia dan

penjadwalan produksi. Produksi dilakukan berdasarkan komunikasi divisi

PPIC dengan direktur keuangan dan pemasaran terkait dengan sales

contract yang telah disepakati oleh pembeli atau pelanggan untuk

menghasilkan informasi pemesanan produk, yang akan diteruskan kepada

divisi R&D untuk dilakukan pembuatan sample produk apabila pesanan

Page 16: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

79

tidak terdapat pada katalog produk. keluaran yang dihasilkan selanjutnya

adalah informasi kepada divisi export & import tentang produk yang telah

selesai.

4. Aktivitas pemantauan dan pengecekan kualitas produk dilakukan oleh divisi

quality control yang menghasilkan keluaran daftar produk yang telah

memenuhi Standar Operasional Produk (SOP) perusahaan.

5. Aktivitas pengemasan atau packaging produk yang telah selesai dan lulus

quality control selanjutnya dilakukan oleh divisi packaging dan proses

pengiriman produk kepada pelanggan dilakukan oleh divisi export & import

yang menghasilkan keluaran terkait dengan surat jalan export-import,

pembuatan dokumen serah terima produk, dan faktur pembayaran. Apabila

produk tidak langsung dikirim kepada pelanggan, maka dilakukan proses

penempatan produk sementara pada gudang penyimpanan produk yang

dilakukan oleh divisi loading dan unloading.

6. Aktivitas pelayanan yang berkaitan dengan komplain yang ditujukan atas

pesanan yang tidak sesuai, komunikasi dan pertanyaan kesediaan produk

oleh pembeli atau pelanggan dilakukan langsung dari direktur pemasaran

dan keuangan.

7. Aktivitas pemasaran juga dilakukan langsung oleh direktur utama serta

direktur pemasaran dan keuangan serta direktur utama dengan hasil

keluaran berupa permintaan pesanan dari pelanggan, daftar sample produk

yang telah terjual/disetujui, daftar pelanggan, dan daftar relasi dengan

kegiatan pameran, jejaring penjualan online untuk promosi produk.

Page 17: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

80

Gambar 4.2 Value Chain PT. Inspira Furnexindo

Setelah menggambarkan value chain PT. Inspira Furnexindo pada

Gambar 4.2, maka di bawah ini akan disajikan pada Table 4.1 dan Table 4.2 yang

menjelaskan aktivitas, pelaku kegiatan, dan bagian yang terkait beserta keterangan

pada PT. Inspira Furnexindo berdasarkan aktivitas utama dan aktivitas pendukung

perusahaan.

Page 18: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

81

Table 4.1 Tabel Aktivitas Utama

No Kegiatan Dilakukan

oleh bagian

Bagian

Terkait Keterangan

1

Pembelian

bahan baku

produksi

Pembelian

PPIC &

Keuangan

Pemesanan beserta

pembelian bahan baku

dengan daftar pembelian

dan pemilihan supplier

2

Pemeriksaan

kualitas bahan

baku Quality

Control

Pembelian &

PPIC

Pemeriksaan kembali

bahan baku kayu yang

dibeli, pemeriksaan

kuantitas bahan baku yang

dipesan dengan daftar

pembelian

No Kegiatan Dilakukan

oleh bagian

Bagian

Terkait Keterangan

3

Penyimpanan

bahan baku

PPIC Pergudangan

& Produksi

Penyimpanan bahan baku

pada gudang

penyimpanan sebagai

pemenuhan kegiatan

produksi

4

Produksi

sesuai

pesanan Produksi PPIC & R&D

Merencanakan

penjadwalan produksi,

membuat sample produk,

produksi sesuai pesanan

pembeli/pelanggan

5

Pemeriksaan

kualitas hasil

produksi

Quality

Control Produksi

Memiliki prosedur dan

standar dalam

menentukan kualitas

produk

6

Pengemasan

produk Packaging

Produksi &

Quality

Control

Melakukan pengemasan

produk sesuai dengan

standar perusahaan

7

Penyimpanan

Produk jadi

sementara Loading &

Unloading

Produksi &

Export-

Import

Apabila hasil produk tidak

langsung dilakukan

pengiriman, pembuatan

laporan proyek produk

akhir

8

Pengiriman

produk kepada

pembeli/pelang

gan

Export-

Import

Keuangan &

Direktur

Pemasaran

Menjadwalkan

pengiriman produk,

membuat dokumen dan

surat export-import,

melakukan pengiriman

produk

Page 19: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

82

9

Menerima

permintaan

pemesanan

produk

Direktur

Utama,

Direktur

Pemasaran

PPIC &

Keuangan

Menerima pesanan

produk, menawarkan

sample produk yang sudah

ada, membuat media

sosial dan jejaring

promosi online, mengikuti

kegiatan pameran

10

Membangun

layanan

pembeli/pelang

gan

Direktur

Pemasaran

& Direktur

Utama

Export-

Import

Menerima saran dan kritik

dari pelanggan,

menyediakan layanan

telpon perusahaan

Table 4.2 Tabel Aktivitas Pendukung

No Kegiatan Dilakukan

oleh Bagian

Divisi

Terkait Keterangan

1

Akuntansi dan

penggajian &

jaminan

karyawan Keuangan Semua

Bidang

Pencatatan transaksi yang

dilakukan oleh semua

bidang, penggajian &

jaminan karyawan,

penerimaan pemasukan yang

diperoleh perusahaan

2

Perpajakan

Keuangan Direktur

Keuangan

Pembayaran pajak sesuai

aturan, pencatatan

pembayaran pajak

3

Pemeliharaan

& pengawasan

alat mesin

produksi

Maintenance/Mekanik

-

Melakukan pemeliharaan

dan pengawasan kondisi dari

alat-alat mesin produksi

4

Penerimaan

dan

penempatan

karyawan baru

HRD/Personalia

-

Melakukan rekrutmen dan

seleksi karyawan,

menempatkan standar

kualitas karyawan baru

5

Pelatihan

karyawan baru

atau lama HRD/Perso

nalia Semua

bagian

Melakukan penjadwalan dan

pelatihan karyawan

6

Penilaian dan

inspeksi

karyawan HRD/Person

alia Semua

bagian

Rmembuat tolak ukur

penilaian karyawan &

monitoring kinerja karyawan

Page 20: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

83

7

Melakukan

usulan dan

pembelian

mesin dan alat

baru

PPIC Pembelian &

Keuangan

Melakukan usulan

pembelian alat untuk

mendukung mesin tetap

produksi

8

Pengadaan

bahan baku

produksi PPIC

PPIC &

Keuangan

Melakukan pengecekan

ketersediaan bahan baku dan

mengusulkan pembelian

bahan baku

2. Analisis CSF

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dengan menganalisis dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan strategi bisnis di di PT. Inspira Furnexindo dan

dengan menganalisis dokumen yang berhubungan dengan strategis bisnis

perusahaan maka didapatkan tujuan utama PT. Inspira Furnexindo dan identifikasi

CSF. Hasilnya dapat dilihat pada Error! Reference source not found. dibawah ini

:

Table 4.3 Tabel Hasil Analisis CSF PT. Inspira Furnexindo

Tujuan Utama

Critical Success Factors

(CSF) Metode Pengukuran

1.Meningkatkan

volume produksi

Menciptakan variasi

produk baru

Jenis produk baru yang

telah di hasilkan

Melakukan

pemeliharaan dan

pembaharuan mesin

produksi

Jumlah mesin produksi

baru yang bertambah

Menambah SDM apabila

diperlukan

Jumlah SDM yang

bertambah

Page 21: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

84

Meningkatkan &

memperbarui metode

pemasaran/promosi

kegiatan

pemasaran/promosi

yang telah dilakukan

Membangun pelayanan

bagi pembeli/pelanggan

Jumlah data

pembeli/pelanggan

2.Meningkatkan

efektifitas

produksi

Meningkatkan skill dan

pelatihan karyawan

sesuai bidangnya

Penilaian kerja dan

klasifikasi karyawan

Melakukan perbandingan

perhitungan metode

produksi

waktu produksi

tercepat berdasarkan

perbandingan metode

yang digunakan

Meningkatkan

pengelolaan keuangan

secara efektif dan efisien

Kelengkapan data dan

dokumen keuangan

Mengkoordinasi setiap

bidang yang ada

Adanya komunikasi

antar bidang

3. Menjamin

ketersediaan

bahan baku

produksi

Pemantauan jumlah

penggunaan bahan baku

produksi (keluar &

masuk)

Catatan data untuk

setiap jenis bahan baku

produksi yang dipasok

& digunakan

Melakukan pencatatan

inventory bahan baku

Melakukan perhitungan

lalu membandingkan

dengan data persediaan

4. Menjaga mutu

& legalitas produk

Melakukan pengecekan

kualitas bahan baku

produksi termasuk

Kelayakan bahan baku

untuk dibeli &

digunakan untuk

Page 22: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

85

legalitasnya diproduksi

Menjalankan kontrol &

pemantauan di setiap

proses produksi beserta

kinerja SDM

Hasil produk sesuai

standar perusahaan dan

sample pesanan

pelanggan atau pembeli

dan performa karyawan

3. Analisis SWOT

Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang dimiliki dan dialami oleh perusahaan. Mengidentifikasi

kekuatan bertujuan untuk mengetahui kekuatan apa saja yang dimiliki organisasi

untuk dapat melanjutkan dan mempertahankan bisnisnya agar dapat terus bersaing

dengan kompetitor lainnya. Mengidentifikasi kelemahan bertujuan untuk

mengetahui kelemahan yang ada, sehingga organisasi dapat berusaha mencari solusi

untuk memperbaiki kelemahan yang ada agar menjadi lebih baik. Mengidentifikasi

peluang bertujuan untuk mengetahui peluang yang ada dan mempersiapkan diri

untuk dapat mencapai peluang tersebut. Sedangkan mengidentifikasi ancaman

bertujuan untuk mencari solusi sehingga organisasi dapat meminimalkan ancaman

tersebut.

Di bawah ini adalah hasil analisis SWOT berdasarkan hasil observasi dan

wawancara pada PT. Inspira Furnexindo :

1. Kekuatan (Strength)

a. Memiliki Sertifikasi internasional di bidang audit ketenagakerjaan

yakni AMFORI BSCI rating A dan termasuk pada perusahaan

Page 23: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

86

eksportir produk kayu dengan skema lisensi FLEGT (Forest Law

Enforcement, Governance and Trade).

b. Setiap bahan baku kayu yang digunakan dari supplier telah

memiliki sertifikat SVLK (Sistem dan Verifikasi Legalitas Kayu)

dari pemerintah.

c. Memiliki lingkungan kerja yang menerapkan budaya 5R (Ringkas,

Rapi. Resik, Rawat, Rajin).

d. Pemrosesan produk telah menggunakan mesin kayu otomatis dan

modern.

e. Perancangan sample produk dilakukan bagian tersendiri yaitu

bagian drafter dan telah menggunakan program aplikasi desain

menggunakan komputer.

f. Semua proses produksi yang dijalankan atau dilakukan di tiap divisi

selalu melibatkan bagian quality control untuk menjamin kualitas

produk.

g. Memiliki sumber daya manusia yang menguasai bidang seni

kerajinan tangan.

h. Proses bisnis tetap berjalan meskipun olahan data belum

terintegrasi dengan baik.

i. Memiliki gudang penyimpanan bahan baku dan hasil produksi

dalam satu area pabrik yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh

perusahaan.

j. Memiliki ruangan sendiri untuk pengenalan berbagai sample

produk yang lengkap

Page 24: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

87

k. Adanya email marketing dan website sebagai media promosi dan

komunikasi bagi perusahaan kepada para pelanggan.

l. Memiliki jaminan barang dipack dengan baik sampai ke tangan

konsumen.

2. Kelemahan (Weakness)

b. Seringnya terkendala masalah keterbatasan pasokan bahan baku

kayu tertentu.

c. Peralatan mesin kayu yang masih kalah dengan perusahaan kayu

negara luar

d. Melakukan produksi produk baru sesuai pemesanan pelanggan

yang cukup rumit

e. Penggunaan komputer masih sebatas media untuk menyimpan dan

mencatat transaksi

f. Tidak memiliki teknologi informasi sebagai penyedia pengenalan

produk kepada calon pembeli baru

g. Pelanggan kesulitan mendapat detail spesifikasi barang saat

pertama kali memesan

h. Pencatatan informasi transaksi antar bagian terkadang tidak sesuai,

tidak lengkap atau tidak terbaca, sehingga membutuhkan waktu

yang lama

i. Kurangnya pengetahuan manajemen dalam pemanfaatan teknologi

informasi dalam menunjang kegiatan operasional bisnis

j. Belum memiliki divisi pemasaran untuk melakukan promosi

produk secara aktif

Page 25: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

88

k. Pelaksanaan jadwal training karyawan yang sering berbenturan

dengan jadwal produksi

l. Ketepatan waktu produksi yang masih sering terhambat

m. Email marketing dan customer service tidak selalu tersedia dan

tidak rutin dilakukan

3. Peluang (Opportunity)

a. Terdapat mesin keluaran terbaru dengan kapasitas lebih besar dan

model pengolahan yang lebih beragam

b. Teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi yang terus

berkembang

c. Supplier lain telah memiliki SVLK dari berbagai segmen usaha

d. Proses bisnis perusahaan yang bisa diintegrasikan

e. Memiliki peluang untuk menambah macam produk berdasarkan

permintaan pelanggan

f. Memiliki peluang untuk bisa mendapat lagi pelanggan atau pembeli

dari Amerika dan Asia

g. Mengembangkan metode lain untuk dibandingkan hasilnya

h. Menambahkan divisi pemasaran untuk pengembangan metode

pemasaran dan promosi

i. Menyediakan customer service yang khusus menangani laporan

dan pelayanan kepada pembeli atau pelanggan

j. Meminimalisir hambatan waktu produksi

k. Memanfaatkan email marketing dan website perusahaan sebagai

media promosi

Page 26: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

89

l. Perusahaan yang bergerak di bidang kitchen craft, indoor, outdoor

solid wood yang masih sedikit, sehingga minim persaingan

m. Segmen pasar lokal yang masih bisa diperluas dan dikembangkan

4. Ancaman (Threat)

a. Kebijakan regulasi yang sering berubah-ubah

b. Ada beberapa perusahaan sejenis dengan cakupan pasar yang lebih

luas

c. Terdapat perusahaan luar negeri yang sudah memiliki top brand

dan lebih populer di pasar lokal dan global

d. Pesaing banyak aktif menggunakan website dan media sosial

sebagai ekspansi dan pengenalan produk

e. Pesaing menggunakan mesin dengan kapasitas produksi yang lebih

banyak

f. Untuk pasar global, memiliki persaingan yang ketat dengan negara

Vietnam dan China

g. Penanganan khusus tentang pemasaran produk dan juga customer

service yang tersedia dalam melayani laporan pembeli atau

pelanggan di perusahaan lainnya

h. Pesaing yang sudah menerapkan SI/TI yang mendukung bisnis

perusahaan

i. Memiliki manajemen inventory yang terkontrol dan terintegrasi

Hasil dari analisis SWOT ini berupa alternatif pilihan dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi PT. Inspira Furnexindo yang tercakup dalam empat

kategori strategi. Berikut hasil kesimpulan dari matriks SWOT berupa strategi

Page 27: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

90

Strength Opportunity (SO), Weakness Opprotunity (WO), Strength Threat (ST),

dan Weakness Threat (WT) :

1. Strategi SO (Strength Opportunity)

a. Meningkatkan dan mengedepankan kualitas produk terhadap branding

produk kepada pelanggan atau pembeli dalam segala proses dari

pengadaan bahan baku hingga kegiatan produksi yang sesuai dengan

standar yang berlaku (S1,S2,S12,O6,O12,O13)

b. Meningkatkan kapasitas dan variasi produksi dengan menggunakan

metode pengembangan baru dan mesin yang lebih canggih

(S4,S5,O1,O2,O5,O7)

c. Meningkatkan kinerja perancangan sample produk dengan teknologi

lebih baru (S5,O2)

d. Meningkatkan kinerja kegiatan quality control secara efektif dan efisien

dalam melaksanakan monitoring di setiap proses bisnis yang ada

(S6,O4,O10)

e. Melakukan peningkatan waktu dan bentuk pelatihan serta pengajaran

untuk para karyawan (S7,O5,O10)

f. Mengembangkan dan meningkatkan proses bisnis dan komunikasi data

antar divisi menjadi terintegrasi (S3,S8,O2,O4,O10)

g. Melakukan manajemen inventory control untuk bahan baku dan produk

jadi secara terintegrasi (S9,O2,O4,O10)

h. Mengembangkan sistem yang lebih baru sebagai media pelanggan atau

pembeli untuk melihat sample produk secara detail dan dapat

berkonsultasi mengenai produk yang mereka inginkan secara up to date

Page 28: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

91

(S10,O2,O6,O12,O13)

i. Membuat divisi pemasaran beserta layanan customer service untuk

melaksanakan proses pemasaran secara aktif, menangani laporan

pelanggan atau pembeli dalam menjangkauan pasar yang lebih luas

secara sistematis (S7,S11,O6,O11,O12,013)

j. Meningkatkan pemasaran menggunakan email marketing dan website

perusahaan (S11,O2,O5,O6,O12,O13)

2. Strategi WO (Weakness Opportunity)

a. Mencari dan memperluas kerjasama dengan supplier lainnya yang

sudah memiliki SVLK dari berbagai segmen usaha (W1,O3)

b. Menggunakan atau menambah kapasitas mesin produksi sesuai

kapasitas pesanan pasar yang ada saat ini (W2,O1)

c. Menggunakan aplikasi yang lebih canggih untuk pencatatan persyaratan

model dan pembuatan sample produk baru sesuai dengan keinginan

pelanggan atau pembeli (W3,O2,O5,O6,O13)

d. Meningkatkan pemanfaatan teknologi yang ada untuk menunjang

kegiatan proses bisnis perusahaan (W4,O2,O4)

e. Membangun aplikasi untuk mempermudah mengenalkan berbagai

produk secara spesifik kepada pelanggan dan pembeli lama atau baru

sesuai dengan tren yang ada saat ini (W5,W6,O2,O6,O12,O13)

f. Membangun sistem pertukaran data dan informasi yang tersimpan dan

selaras satu sama lain antar bidang atau divisi pada proses bisnis

perusahaan (W7,O2,O4,O10)

g. Meningkatkan standar penerimaan karyawan baru dan pelatihan tentang

Page 29: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

92

pemanfaatan dan pengetahuan SI/TI kepada karyawan lama atau baru

sebagai bentuk peningkatan kualitas sumber daya manusia

(W8,O2,O4,O10)

h. Membentuk divisi pemsaran untuk menunjang kegiatan pemasaran

produk dan layanan customer service kepada para pelanggan atau

pembeli (W9,O6,O12,O13)

i. Membangun sistem yang dapat membuat dokumen jadwal pelatihan

para karyawan di tiap bidang secara terjadwal dan lengkap agar tidak

terjadi benturan jadwal pelatihan antar divisi dan proses produksi

perusahaan (W10, O2,O10)

j. Meningkatkan peforma dan penggunaan email marketing, website

perusahaan dan customer service untuk kegiatan promosi, pemasaran

produk perusahaan dan komunikasi dengan pelanggan atau pembeli

(W4,W12,O2,O4,O6,O12,O13)

3. Strategi ST (Strength Threat)

a. Selalu meningkatkan informasi dan pengecekan kepatuhan yang

berkenaan dengan legalitas dan regulasi bisnis perusahaan yang sudah

atau belum dimiliki oleh perusahaan (S1,S2,T1)

b. Menyesuaikan dan mengoptimalkan penggunaan mesin produksi dan

lingkungan kerja yang sesuai dengan standar sebagai keunggulan dalam

bersaing (S1,S2, S3,,S6,T2,T3,T6)

c. Meningkatkan perancangan sample produk baru yang mengutamakan

desain yang diminati sesuai dengan tren kebutuhan produk di pasar lokal

dan global (S5,S7,T2,T3,T6)

Page 30: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

93

d. Menghitung dan merencanakan penyesuaian kapasitas produksi dengan

pola permintaan produk oleh pelanggan atau pembeli saat ini (S4,T5)

e. Membentuk bidang pemasaran untuk penanganan perihal pemasaran

produk yang rutin dan terarah dengan meningkatkan performa aplikasi

web dan email marketing sebagai media promosi produk dan customer

service pembeli atau pelanggan secara terintegrasi (S7,S10,S11,T7,T8)

f. Membangun sistem dalam menunjang manajemen inventory control

untuk bpenyimpanan bahan baku produksi dan produk jadi di gudang

penyimpanan perusahaan (S8,S9,T9)

4. Strategi WT (Weakness Threat)

a. Memperkuat posisi pada pasar tertentu dan mengoptimalkan kapasitas

produksi yang ada pada saat ini (W2,W3,T2,T3,T6)

b. Memberikan informasi detail tentang profil dan prestasi perusahaan

serta produk yang ditawarkan pada saat mempromosikan produk dan

aplikasi website perusahaan (W5,W8,T4)

c. Menggunakan media sosial sebagai promosi produk dan meningkatkan

eksistensi di berbagai pameran produk furniture (W5,W6,T4,T8)

d. Membuat divisi

e. pemasaran untuk penanganan pemasaran dan customer service kepada

plangan atau pembeli (W9,T7)

f. Meningkatkan kecakapan dan kualitas kerja karyawan dengan bekerja

sama dengan berbagai badan pelatihan (W8,T7,T8)

g. Membangun sistem yang terintegrasi untuk memastikan kualitas produk

dan waktu pengiriman dalam kondisi yang baik dan tepat saat sampai

Page 31: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

94

kepada pelanggan atau pembeli (W4,W6,W11,T8)

h. Membangun sistem dalam menunjang manajemen inventory control

untuk penyimpanan bahan baku produksi dan produk jadi di gudang

penyimpanan perusahaan (W11,T9).

Table 4.4 Tabel Matriks SWOT PT. Inspira Furnexindo

KEKUATAN (Strength) KELEMAHAN (Weakness)

PELUANG

(Opportunity)

Strategi SO Strategi WO

Meningkatkan dan

mengedepankan kualitas

produk terhadap branding

produk kepada pelanggan

atau pembeli dalam segala

proses dari pengadaan bahan

baku hingga kegiatan

produksi yang sesuai dengan

standar yang berlaku (SO01)

Meningkatkan kapasitas dan

variasi produksi dengan

menggunakan metode

pengembangan baru dan

mesin yang lebih canggih

(SO02)

Meningkatkan kinerja

perancangan sample produk

dengan teknologi lebih baru

(SO03)

Meningkatkan kinerja

kegiatan quality control

secara efektif dan efisien

dalam melaksanakan

monitoring di setiap proses

bisnis yang ada (SO04)

Melakukan peningkatan

waktu dan bentuk pelatihan

serta pengajaran untuk para

karyawan (SO05)

Mengembangkan dan

meningkatkan proses bisnis

dan komunikasi data antar

divisi menjadi terintegrasi

(SO06)

Melakukan manajemen

Mencari dan memperluas

kerjasama dengan supplier

lainnya yang sudah memiliki

SVLK dari berbagai segmen

usaha (WOO1)

Menggunakan atau

menambah kapasitas mesin

produksi sesuai kapasitas

pesanan pasar yang ada saat

ini (WO02)

Menggunakan aplikasi yang

lebih canggih untuk

pencatatan persyaratan model

dan pembuatan sample

produk baru sesuai dengan

keinginan pelanggan atau

pembeli (WO03)

Meningkatkan pemanfaatan

teknologi yang ada untuk

menunjang kegiatan proses

bisnis perusahaan (WO04)

Membangun aplikasi untuk

mempermudah mengenalkan

berbagai produk secara

spesifik kepada pelanggan

dan pembeli lama atau baru

sesuai dengan tren yang ada

saat ini (WO05)

Membangun sistem

pertukaran data dan informasi

yang tersimpan dan selaras

satu sama lain antar bidang

atau divisi pada proses bisnis

perusahaan (WO06)

Meningkatkan standar

Page 32: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

95

inventory control untuk

bahan baku dan produk jadi

secara terintegrasi (SO07)

Mengembangkan sistem yang

lebih baru sebagai media

pelanggan atau pembeli untuk

melihat sample produk secara

detail dan dapat berkonsultasi

mengenai produk yang

mereka inginkan secara up to

date (SO08)

Membuat divisi pemasaran

beserta layanan customer

service untuk melaksanakan

proses pemasaran secara

aktif, menangani laporan

pelanggan atau pembeli

dalam menjangkauan pasar

yang lebih luas secara

sistematis (SO09)

Meningkatkan pemasaran

menggunakan email

marketing dan website

perusahaan (SO10)

penerimaan karyawan baru

dan pelatihan tentang

pemanfaatan dan

pengetahuan SI/TI kepada

karyawan lama atau baru

sebagai bentuk peningkatan

kualitas sumber daya manusia

(WO07)

Membentuk divisi pemsaran

untuk menunjang kegiatan

pemasaran produk dan

layanan customer service

kepada para pelanggan atau

pembeli (WO08)

Membangun sistem yang

dapat membuat dokumen

jadwal pelatihan para

karyawan di tiap bidang

secara terjadwal dan lengkap

agar tidak terjadi benturan

jadwal pelatihan antar divisi

dan proses produksi

perusahaan (WO09)

Meningkatkan peforma dan

pengguanaan e-mail

marketing, website

perusahaan dan customer

service untuk kegiatan

promosi, pemasaran produk

perusahaan dan komunikasi

dengan pelanggan atau

pembeli (WO10)

Strategi ST Strategi WT

ANCAMAN

(Threat)

Selalu meningkatkan

informasi dan pengecekan

kepatuhan yang berkenaan

dengan legalitas dan regulasi

bisnis perusahaan yang sudah

atau belum dimiliki oleh

perusahaan (ST01)

Menyesuaikan dan

mengoptimalkan penggunaan

mesin produksi dan

lingkungan kerja yang sesuai

dengan standar sebagai

keunggulan dalam bersaing

(ST02)

Memperkuat posisi pada

pasar tertentu dan

mengoptimalkan kapasitas

produksi yang ada pada saat

ini (WT01)

Memberikan informasi detail

tentang profil dan prestasi

perusahaan serta produk yang

ditawarkan pada saat

mempromosikan produk dan

aplikasi website perusahaan

(WT02)

Menggunakan media sosial

sebagai promosi produk dan

Page 33: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

96

Meningkatkan perancangan

sample produk baru yang

mengutamakan desain yang

diminati sesuai dengan tren

kebutuhan produk di pasar

lokal dan global (ST03)

Menghitung dan

merencanakan penyesuaian

kapasitas produksi dengan

pola permintaan produk oleh

pelanggan atau pembeli saat

ini (ST04)

Membentuk bidang

pemasaran untuk penanganan

perihal pemasaran produk

yang rutin dan terarah dengan

meningkatkan performa

aplikasi web dan email

marketing sebagai media

promosi produk dan customer

service pembeli atau

pelanggan secara terintegrasi

(ST05)

Membangun sistem dalam

menunjang manajemen

inventory control untuk

bpenyimpanan bahan baku

produksi dan produk jadi di

gudang penyimpanan

perusahaan (ST06)

meningkatkan eksistensi di

berbagai pameran produk

furniture (WT03)

Membuat divisi pemasaran

untuk penanganan pemasaran

dan customer service kepada

plangan atau pembeli (WT04)

Meningkatkan kecakapan dan

kualitas kerja karyawan

dengan bekerja sama dengan

berbagai badan pelatihan

(WT05)

Membangun sistem yang

terintegrasi untuk

memastikan kualitas produk

dan waktu pengiriman dalam

kondisi yang baik dan tepat

saat sampai kepada

pelanggan atau pembeli

(WT06)

Membangun sistem dalam

menunjang manajemen

inventory control untuk

bpenyimpanan bahan baku

produksi dan produk jadi di

gudang penyimpanan

perusahaan (WT07)

Matriks diatas menggambarkan strategi yang akan digunakan untuk mencapai

tujuan perusahaan Matriks diatas menggambarkan strategi yang akan digunakan

untuk mencapai tujuan perusahaan. Hasil perumusan dari SWOT tersebut dapat

digunakan perusahaan sebagai bahan untuk memecahkan masalah, meningkatkan

kinerja perusahaan dan memanfaatkan peluang untuk mengembangkan perusahaan.

Empat kategori perumusan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Strategi SO (Strength Opportunity)

Dengan menganalisa kekuatan yang ada, Nusa Ina Leisure dapat meraih

Page 34: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

97

peluang yang ada atau bahkan menciptakan peluang baru bagi perusahaan.

2. Strategi WO (Weakness Opportunity)

Dengan memanfaatkan peluang yang ada di pasar, maka PT. Inspira

Furnexindo dapat meminimalkan bahkan menghapus kelemahan yang dimiliki.

3. Strategi ST (Strength Threat)

Dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki perusahaan, PT. Inspira

Furnexindo dapat menghadapi ancaman yang muncul.

4. Strategi WT (Weakness Threat)

PT. Inspira Furnexindo dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang

timbul dengan menyusun strategi untuk menghadapinya.

B. Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal

Analisis lingkungan bisnis eksternal organisasi diperlukan untuk

mengidentifikasi berbagai faktor dari luar organisasi yang mempengaruhi

kelangsungan bisnis PT. Inpsira Furnexindo. Untuk menganalisis lingkungan bisnis

eksternal PT. Inspira Furnexindo digunakan dengan metode yakni analisis porter’s

five competitive forces model dan analisis PEST. Di bawah ini adalah hasil-hasil

analisis dari metode yang disebutkan diatas.

1. Analisis Porter’s Five Competitive Force

Untuk menganalisis situasi lingkungan external yang mungkin dihadapi

digunakan teknik analisis eksternal dengan model Porter’s five forces. Analisis

Porter’s five forces terdiri atas ancaman kompetitor baru (threat of new entrants),

persaingan diantara pemain yang sudah ada (rivalry among existing competitors),

Page 35: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

98

ancaman produk pengganti (threat of substitute products and services), ancaman

daya tawar pembeli (bargaining power of customers) dan daya tawar pemasok

(bargaining of power suppliers). Berikut adalah analisis Porter’s five forces pada

PT Inspira Furnexindo :

a. Ancaman Kompetitor Baru

Perkembangan dunia industri di bidang manufaktur wood industry dan

Furniture di Indonesia sendiri cukup pesat, mulai dari yang fokus pada segmentasi

pasar dalam negeri dan juga pasar global. Meskipun demikian, tidak mudah dalam

mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak pada pada bidang ini. Selain itu, untuk

bisa melakukan kegiatan ekspor produk ke pasar global atau luar negeri ada

beberapa peraturan atau regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. “Sejak

tahun 2009, sistem legalitas produk kayu mulai diperkenalkan sebagai sistem yang

sejalan dengan komitmen internasional dalam green products dan sustainability

products. Implementasi kebijakan tersebut kemudian dikenal dengan nama SVLK

melalui Permendag No. 64/M- DAG/PER/10/2012 tentang Peraturan Ekspor untuk

Industri Kehutanan”. Selain itu juga, perusahaan yang bergerak di bidang ini juga

diwajibkan untuk mengikuti skema lisensi FLEGT dari uni eropa yang diatur pada

peraturan Menteri Perdagangan Nomor 25/M-DAG/PER/42016 tentang perubahan

atas Permendag 89/M-DAG/PER10/2015 Tentang Ketentuan Ekspor Produk

Industri Kehutanan, tanggal 15 April 2016 (Kemenperin,2016).

Sehingga hambatan bagi perusahaan yang ingin merintis wood industry dan

furniture khususnya kegiatan ekspor adalah regulasi mengenai pendirian perusahaan

serta sumber bahan baku yang digunakan dan biaya mesin produksi yang cukup

mahal dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil. kemudian untuk saat ini, tidak

Page 36: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

99

ada ancaman atas pendatang baru bagi PT. Inspira Furnexindo. Saat ini, ada

beberapa perusahaan furniture serupa seperti CV Delta Raya, namun kedua

perusahaan tersebut bergerak di bidang furniture yang memiliki pangsa produk yang

berbeda. Kemudian Olympic bergerak di cakupan furniture yang didominasi oleh

produk kayu press.

b. Persaingan Pemain yang Sudah Ada

Pada tahun 2015, menurut catatan Jaringan Pemantau Independen Kehutanan

(JPIK) sudah terdapat total 828 penilaian atau verifikasi terhadap perusahaan untuk

mendapatkan legalitas SVLK dalam melakukan kegiatan memasok bahan baku kayu

sebagai bahan produksi di bidang wood industry di Indonesia (JPIK, 2019). Dengan

pedoman data tersebut artinya ada kemungkinan perusahaan-perusahaan tersebut

juga melakukan export produk mereka, sehingga hal ini menyebabkan persaingan

perusahaan wood industry dari indonesia cukup tinggi dan berkembang. Terkhusus

pada jenis produk wood craft solid di Indonesia maupun global masih merupakan

produk yang jarang diproduksi di bidang wood industry, hal ini dapat dilihat pada

data yang menunjukan bahwa produk olahan kayu masih didominasi berupa produk

mebel, kayu bulat industri, sawnwood, panel berbasis kayu, dan plywood (FKHKI,

2018).

Untuk kompetitior asing, produk olahan kayu masih didominasi oleh negara

China dan Vietnam yang merupakan kompetitor ketat dari perusahaan wood industy

di Indonesia yang menguasai pasar Asia dan Amerika, karena teknologi mesin

olahan kayu perusahaan asing jauh lebih unggul dibandingkan perusahaan kayu

Indonesia serta faktor dari penerapan regulasi dan stok pengolahan bahan baku kayu

yang lebih mudah dan memiliki tata kelola yang lebih baik di negaranya

Page 37: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

100

(FKHKI,2018).

c. Ancaman Produk Pengganti

Saat ini di bidang wood industry, tentunya semakin memiliki banyak

persaingan produk yang tidak hanya antara produk yang berbahan kayu saja, akan

tetapi karena perkembangan teknologi dan besarnya peminat produk-produk sejenis,

membuat bermunculan banyak perusahaan yang menawarkan produknya

menggunakan berbagai variasi bahan baku yang lebih murah dan dengan kualitas

yang lebih tinggi. Hal ini juga dirasakan oleh PT. Inspira Furnexindo yang tentunya

mengalami ancaman dari berbagai industri sejenis dengan menggunakan bahan baku

seperti bambu, rotan, dan beberapa bahan turunan logam seperti aluminiumdan besi.

Tentu saja, dengan makin banyaknya variasi produk sejenis yang beredar dipasaran,

membuat konsumen atau pembeli lebih memiliki banyak pilihan produk yang lebih

luas sebagai variasi pilihan. Akan tetapi yang menjadi perbedaan mencolok pada

produk yang dihasilkan oleh PT. Inspira Furnexindo dengan yang lain tentunya

dalah bahan baku yang digunakan serta keunggulan dari masing-masing produk

pengganti yang telah ada dan juga jenis produk yang memiliki bentuk yang unik dan

juga variatif yang hanya bisa diolah menggunakan bahan baku kayu saja.

d. Daya Tawar Pembeli

Beberapa tahun terakhir pemasaran dan penjualan yang dilakukan PT.

Inspira Furnexindo lebih berfokus pada pangsa pasar ekspor. Untuk penjualan

produk meliputi benua Asia, Eropa dan Asia Timur seperti negara Korea Selatan,

Jepang, Singapura, Belanda, Spanyol, Italia, dan Amerika. Cakupan target pasar

untuk saat ini memang didominasi kepada perusahaan lainnya yang memang

Page 38: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

101

membutuhkan produk olahan kayu dari PT. Inspira Furnexindo untuk dipasarkan

kembali di dalam negaranya namun juga ada beberapa pembeli atau pelanggan yang

berasal dari UMKM, Pemerintahan dan bisnis retail di Indonesia. Menurut bagian

HRD PT. Inspira Furnexindo, produk yang menjadi unggulan dan banyak diminati

saat ini adalah produk kitchen craft solid dan handycraft solid, karena PT. Inspira

Furnexindo memiliki banyak variasi jenis dan bentuk yang beragam yang

ditawarkan kepada pembeli atau pelanggan dengan bahan baku kayu yang unggul

dan tersertifikasi.

Ada satu hal yang membuat pembeli atau pelanggan PT. Inspira Furnexindo

percaya dan berminat terhadap produk yang ditawarkan adalah jaminan mutu dan

kualitas produk yang selalu patuh kepada standar-standar yang telah ditetapkan oleh

pemerintah Indonesia dan juga aturan global yang berkaitan dengan wood industry

melalui penerimaan sertifikasi baik dalam lingkup nasional ataupun global. Namun

disisi lain juga, adanya keterbatasan mesin produksi yang dimiliki dan penunjang

teknologi informasi yang memadai, lalu bahan baku tertentu kadang sulit dipenuhi,

sehingga membuat jadwal produksi menjadi terhambat dan terkait dengan kapasitas

produksi yang dihasilkan.

e. Daya Tawar Pemasok

Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, PT. Inspira Furnexindo

membutuhkan bahan baku utama yaitu kayu. Selain kayu ada beberapa bahan baku

pendukung seperti pelitur, cat dan aksesoris lainnya untuk hias. Untuk bahan baku

kayu sendiri, PT. Inspira Furnexindo memiliki kekhususan dalam penggunaan jenis

kayu yang digunakan sebagai bahan baku produk olahannya, yakni yang paling

dominan adalah jenis kayu solid. Jenis kayu ini dipilih karena merupakan bahan

Page 39: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

102

baku yterkuat dibandingkan dengan kayu olahan lainnya, namun karena volume

tanam dan waktu yang cukup lama dan penebangan pohon yang tidak seimbang,

menyebabkan kayu solid terbatas dan harganya cukup mahal dibandingkan kayu

olahan lainnya.

PT. Inspira Furnexindo dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut,

dilakukan pembelian langsung kepada pemasok, tetapi pembelian bahan baku dirasa

mahal, maka akan mencoba untuk mencari pemasok lainnya. Dalam mekanismenya,

perusahaan memiliki pedoman pelaksanaan pengecekan deklarasi kesesuaian

pemasok, yang memiliki standar khusus untuk memesan kayu sebelum diproduksi,

salah satunya berupa SVLK atau Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu. SVLK itu

sendiri merupakan sistem pelacakan yang disusun secara multi stakeholder untuk

memastikan legalitas sumber kayu yang beredar dan diperdagangkan di Indonesia.

Sejauh ini PT. Inspira Furnexindo tidak menjalin kerjasama dengan pemasok yang

ada, hanya sebatas sebagai pemasok dan pembeli saja melalui rekanan dan relasi

yang langsung ditangani direktur utama PT. Inspira Furnexindo dengan bantuan

pihak ketiga melalui pengecekan IUIPHHK atau IUI/TDI dan TPT hutan. Selain

mencari supplier dari wilayah nasional, PT. Inspira Furnexindo juga melakukan

kegiatan impor produk kehutanan untuk mendukung dalam pemenuhan ketersediaan

bahan baku produksi.

Berikut adalah hasil analisis porter’s five force model dari PT. Inpsira

Furnexindo seperti ditunjukan pada Gambar 4.3 dilihat dari ke lima perspektif yang

telah dianalisis.

Page 40: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

103

Gambar 4.3 Hasil Analisis Porter’s Five Force PT. Inspira Furnexindo

2. Analisis PEST

Analisis PEST merupakan analisis terhadap kekuatan eksternal yang dapat

mempengaruhi proses bisnis. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain politik,

ekonomi, sosial, dan teknologi. Dengan mengenali dan mengevaluasi peluang dan

ancaman eksternal, perusahaan akan mampu mengembangkan visi dan misi sebagai

dasar strategi yang tepat untuk mencapai sasaran jangka panjang. Berdasrkan hasil

wawancara, analisis PEST untuk PT. Inspira Furnexindo dapat dipaparkan seperti di

bawah ini.

1. Politik

PT. Inspira Furnexindo telah memiliki beberapa aspek sertifikasi dan

legalitas yang telah dipenuhi oleh perusahaan dalam rangka menunjang proses

bisnis yang dijalankan selama ini. Salah satu aspek legalitas yang paling penting

Page 41: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

104

adalah landasan badan hukum perusahaan sesuai dengan Pengumuman Badan

hukum dalam Berita Negara No. BN 48/No. TBN 80478/Tahun 2013/No.

SK:07029. Kemudian PT. Inspira Furnexindo juga sudah memiliki legalitas

Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia sesuai dengan kode International

Standard Industrial Classification (ISIC) yaitu 3100 sebagai kategori industri

furniture dan 4759 sebagai kategori perdagangan eceran khusus furniture.

Kemudian dari aspek legalitas memasok bahan baku kayu, PT. Inspira

Furnexindo juga telah memiliki dokumen Indonesian Legal Wood BRIK-VLK-

0183 yang dikeluarkan oleh PT. BRIK Quality Services. Selain itu, PT. Inspira

Furnexindo dalam kegiatan bisnis ekspornya juga telah tergabung di dalam lisensi

FLEGT atau aparatur hukum hutan melalui kerjasama antara pemerintah Indonesia

dengan Uni Eropa terkait dengan tata kelola dan perdagangan hutan. Selain itu, PT.

Inspira Furnexindo dalam tata kelol manajemennya juga sudah memiliki sertifikasi

internasional yang berkaitan dengan bidang ketenagakaerjaan yakni AMFORI

BSCI dengan predikat A. Sertifikasi ini merupakan sistem uji tuntas yang

mendukung pengecer, importir dan perusahaan pemegang merek untuk mendorong

kinerja sosial dan peningkatan dalam pabrik dan rantai pasok global perusahaan.

Adapun pendukung lainnya yang berkenaan dengan sertifikasi legalitas

kayu dengan dasar hukum sebagai berikut :

a. UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan.

b. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 jo. No. 3 Tahun 2008 tentang

Tata Hutan dan Penyusunan Rencan Pengelolaan Hutan, Serta

Pemanfaatan Hutan.

c. Peraturan Menteri Kehutanan No. 38/MenHut-II/2009 junto

Page 42: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

105

PermenHut P.68/MenHut-II/2011 junto PermenHut P.45/MenHut-

II/2012, junto PermenHut P.42/MenHut-II/2013 tentang Standar dan

Pedoman Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin atau pada Hutan Hak.

d. Peraturan Direktur Jendral Bina Produksi Kehutanan No. P.6/VI-

BPPHH/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja

Pengelolaan Hutan Produksi dan Verifikasi Legalitas Kayu.

2. Ekonomi

Dalam beberapa tahun terakhir secara khusus Indonesia mengalami

pelemahan dalam neraca perdagangan, karena relatif rendahnya pertumbuhan

ekspor, dimana nilai ekspor Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016

terus menurun, dan kembali naik pada tahun 2017. Sampai bulan juni 2018, nilai

ekspor Indonesia masih di angka US$87.993.797.480,49. Realisasi perkembangan

ekspor Indonesia sangat didominasi oleh produk ekspor non migas. Untuk

komoditas kayu dan olahannya sendiri menduduki posisi kontribusi ke empat nilai

ekspor Indonesia. Ekspor furniture, kayu, dan produk kayu, serta pulp and paper

mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Furniture mengalami perubahan

1,64% di tahun 2017, kayu dan produk kayu sebesr 3,02%. (Indonesia Eximbank

Institute, 2018).

Peluang ekspor produk kayu dan olahannya sangat besar, Indonesia

memiliki peluang besar menguasai pasar jual beli kayu dunia. Hal ini mengingat

kebutuhan Eropa akan kayu itu besar. Eropa merupakan salah satu importir kayu

terbesar di dunia. Akan tetapi menurut Wakil Ketua Umum Himpunan Industri

Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur menilai “Ekspor mebel

Page 43: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

106

Indonesia saat ini masih jauh di bawah Vietnam, pada tahun 2017 ekspor mebel dan

kerajinan Indonesia baru mencapai US$ 1,68 Miliar”. Khusus untuk produk kayu

olahan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat China

merupakan negara tujuan ekspor utama yang diyakini terus tumbuh positif. Pada

perkembangan selanjutnya, pertumbuhan tersebut, memicu geliat berbagai sektor,

baik untuk properti maupun pendidikan yang ujung-ujungnya akan mendorong

kebutuhan akan produk kayu olahan baik dalam bentuk pulp & paper, furniture,

maupun handycraft (Indonesia Eximbank Institute, 2018).

Sementara itu, situasi ekonomi di wilayah Indonesia sendiri, berdasarkan

apa yang pernah disampaikan oleh Jamhadi selaku Ketua Kamar Dagang dan

Industri Indonesia (Kadin) Surabaya, tahun 2019 dan kedepannya akan menjadi

tahun bertumbuhnya beberapa sektor ekonomi Jawa Timur yang juga dipengaruhi

oleh sektor ekonomi global. Dengan perilaku pertumbuhan ekonomi tersebut, dapat

dimanfaatkan sektor industri furniture untuk melakukan inovasi guna mendukung

tren gastronomi, atau menciptakan peralatan dapur sesuai dengan tren.

3. Sosial

Dalam kegiatan FSC Week 2017, Perum Perhutani mengatakan bahwa

konsumen saat ini tidak lagi hanya melihat harga sebagai faktor penentu pemilihan

produk, melainkan juga kepercayaan terhadap perusahaan dengan reputasi ramah

lingkungan dan memiliki komitmen sosial yang tinggi. Berdasarkan hasil survei

Nielsen tahun 2015, sebanyak 66% responden global bersedia membayar lebih

untuk produk dan layanan berasal dari perusahaan yang berkomitmen terhadap

sosial dan lingkungan, presentase tersebut naik 115 dibanding hasil sruvei tahun

2014, yakni sebesar 55% (Kontan.id, 2017).

Page 44: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

107

Aspek sosial lainnya adalah tren yang masih akan berkembang pada pola

kehidupan sosial di masyarakat saat ini adalah pola minimalis, industri furniture

juga memberikan respon dengan mengeluarkan produk yang memiliki penampilan

simpel, namun tetap memiliki manfaat, bahan tetap berkualitas dan harga yang

sesuai. Pemerintah, terutama Departemen Perindustrian dan Perdagangan, ikut serta

dan aktif memberikan kesempatan dan ruang untuk mengadakan berbagai event

pameran produk furniture baik di tingkat nasional maupun internasional.

4. Teknologi

Perencanaan strategi yang efektif meneliti lingkungan untuk mencari

perubahan teknologi yang dapat menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan

bisnisnya, karena perubahan teknologi dapat memberikan peluang besar untuk

meningkatkan hasil, tujuan atau mengancam kedudukan perusahaan. Kemauan

untuk melakukan inovasi dan mengambil risiko nampak merupakan komponen yang

penting. Selanjutnya perubahan teknologi menghendaki iklim sosial ekonomis yang

dapat menerimanya.

Untuk bidang teknologi, ke depannya banyak industri yang memakai

kecerdasan buatan dan komputasi virtual dalam mendukung kegiatan bisnisnya.

Penggunaan AI yang semakin sering kita dengar akan sampai pada pemanfaatan di

bidang industri, terutama pengolahan dan analisis data praktis untuk membantu

pengambilan keputusan. Ada juga teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual

Reality (VR) yang bisa saja membantu interaksi antara pelanggan dan bagian

penjualan, dengan menggunakan teknologi tersebut dapat memberikan informasi

bentuk dan lokasi penataan furniture secara virtual antara kedua belah pihak.

Kemudian, untuk teknologi informasi khususnya internet dan mobilephone semakin

Page 45: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

108

murah sehingga membuka peluang besar bagi individu dan perusahaan untuk

semakin memanfaatkannya termasuk belanja IT.

C. Analisis Lingkungan SI/TI Internal

Analisis pada lingkungan SI/TI internal dilakukan guna memperoleh

gambaran mengenai kondisi infrastruktur SI/TI yang ada pada PT. Inspira

Furnexindo saat ini. Hal ini sebagai salah satu dasar pertimbangan melakukan

perencanaan strategis SI/TI. Pada tahapan ini akan dibahas penerapan aplikasi SI

dan hubungan antara aplikasi SI yang nantinya akan dipetakan ke dalam model

portofolio McFarlan strategic grid. selanjutnya adalah pemaparan infrastuktur

teknologi informasi yaitu perangkat keras (hardware) yang digunakan dan bentuk

jaringan komputer. Di bawah ini adalah hasil dari analisis lingkungan SI/TI Internal

PT. Inspira Furnexindo.

1. Perangkat Keras yang Digunakan

Review hardware dilakukan dengan mengidentifikasi perangkat keras yang

digunakan PT. Inspira Furnexindo. Tujuan dari analisis ini adalah untuk

mengetahui perangkat keras atau hardware yang digunakan dalam mendukung

proses bisnis, apakah nantinya perangkat keras yang digunakan dalam mendukung

proses bisnis, apakah nantinya perangkat keras yang dipakai membutuhkan

perubahan, penambahan, atau perbaikan. Berikut adalah hasil identifikasi perangkat

keras atau review hardware dari PT. Inspira Furnexindo yang ditampilkan pada

Table 4.5 :

Page 46: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

109

Table 4.5 Hasil Identifikasi Hardware PT. Inspira Furnexindo

Berdasarkan hasil review hardware yang dimiliki PT. Inspira Furnexindo,

didapati bahwa perusahaan memiliki spesifikasi hardware yang memadai dalam

No

Bidang/Divisi

Hardware

1

Direksi

1. 1 set komputer Pusat

2

HRD/Personalia

1. 1 set laptop

2. 1 set printer

3 Produksi

1. 1 set komputer

2. 1 set printer

4 PPIC

1. 1 set laptop

5. Pembelian 1. 1 set komputer

6. Admin Umum

1. 1 set laptop

2. 1 set printer

7. Keuangan 1. 1 set laptop

8. Perusahaan (Lainnya)

1. 32 set CCTV

2. 2 set wifi router

Page 47: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

110

menunjang aktifitas bisnisnya. Semua perangkat seperti komputer, laptop dan

printer yang dapat terhubung ke jaringan internet yang sudah tersedia. Kemudian

untuk hardware penunjang lainnya yaitu 32 set CCTV sebagai alat untuk kegiatan

pemantauan lingkungan di perusahaan dan 2 router wifi untuk jaringan internet.

2. Perangkat Lunak Komputer

Review software atau perangkat lunak adalah identifikasi aplikasi apa saja

yang digunakan oleh PT. Inspira Furnexindo. Tujuan yang ingin dicapai dalam

identifikasi ini adalah untuk mengetahui software yang digunakan dalam

mendukung bisnis, apakah dibutuhkan perubahan atau perbaikan. Berikut hasil

identifikasi software yang digunakan saat ini.

a. Sistem Operasi dan Aplikasi Software

Perangkat lunak sistem operasi yang digunakan merupakan keluaran

produk Microsoft yaitu Microsoft Windows 7 dan Microsoft Windows 10.

Untuk Microsoft Windows 7 digunakan pada perangkat komputer kantor,

sedangkan untuk penggunaan Microsoft Windows 10 digunakan untuk

perangkat laptop kantor. Kemudian untuk aplikasi software yang digunakan

adalah seperti pada perangkat lunak yang biasanya digunakan pada aktivitas

kantor yaitu Microsoft Office , Adobe Photoshop, E-mail, media sosial dan

penunjang aplikasi browser yaitu Google Chrome dan Mozila Firefox.

b. Aplikasi Sistem Informasi

PT. Inspira Furnexindo hingga saat ini belum memiliki dan

menggunakan aplikasi sistem informasi sebagai penunjang proses bisnis

yang ada di tiap bidang kerja, namun sudah memiliki website perusahaan

Page 48: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

111

sebagai media profil dan informasi terhadap PT. Inspira Furnexindo.

3. Jaringan Komputer

Review jaringan komputer adalah mengidentifikasi arsitektur jaringan yang

digunakan dan diterapkan saat ini oleh PT. Inspira Furnexindo. Tujuan dari analisis

ini adalah untuk mengetahui bagaimana seluruh perangkat SI/TI yang ada saling

terhubung dengan jaringan internet yang digunakan dalam menunjang proses

bisnis, apakah nantinya arsitektur jaringan komputer yang dipakai membutuhkan

perubahan, penambahan atau perbaikan. Berikut adalah hasil identifikasi aristektur

jaringan komputer pada PT. Inspira Furnexindo saat ini seperti terlihat pada

Gambar 4.4 di bawah ini :

Gambar 4.4 Arsitektur Jaringan PT. Inspira Furnexindo

4. Portofolio McFarlan’s Strategic Grid

Setelah menjabarkan portofolio aplikasi yang ada pada PT. Inspira

Furnexindo, maka dilakukan pemetaan berdasarkan kategori dan kontribusi serta

Page 49: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

112

kebutuhan SI/TI yang mencapai tujuan bisnis, dengan menggunakan metode

McFarlan’s strategic grid. Pemetaan dinilai melalui wawancara penilaian terhadap

portofolio aplikasi yang ada. Pemetaan ini mempermudah PT. Inspira Furnexindo

untuk mengambil keputusan dalam menentukan posisi aplikasi dan sistem

informasi PT. Inspira Furnexindo di dalam kuadran tersebut. Selain itu pemetaan

ini juga digunakan untuk mengidentifikasi keinginan PT. Inspira Furnexindo dalam

menentukan ke arah mana sistem informasi akan dipenuhi sesuai dengan kapabilitas

dan proses bisnis di masa yang akan datang.

Pemetaan aplikasi saat ini dilakukan melalui pemetaan kebutuhan informasi

dan portofolio Mc Farlan’s strategic grid yang telah dijabarkan sebelumnya pada

bab tinjauan pustaka sebelumnya berkaitan dengan analisis Mc Farlan’s strategic

grid. Hasil perencanaan strategis SI berupa arsitektur sistem informasi yang dapat

dipetakan ke dalam portofolio aplikasi SI di masa depan. Proses pemetaan aplikasi

SI didasarkan pada model portofolio Mc Farlan’s strategic grid. Berikut adalah

daftar pertanyaan penentu pemetaan solusi SI/TI pada PT. Inspira Furnexindo pada

Table 4.6 di bawah ini.

Page 50: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

113

Table 4.6 Pertanyaan Pemetaan Solusi SI/TI McFarlan’s Strategic Grid

No Pertanyaan

1 Apakah solusi STI menghasilkan keuntungan kompetitif yang jelas bagi

perusahaan?

2 Apakah dengan solusi STI ini dapat di gunakan dalam mencapai tujuan

bisnis yang spesifik?

3 Apakah dengan solusi STI dapat mengatasi kerugian bisnis yang

berkaitan dengan pesaing perusahaan?

4 Apakah dengan solusi STI dapat menghindarkan resiko bisnis yang akan

menjadi masalah utama di masa yang akan datang?

5 Apakah dengan solusi STI dapat meningkatan produktifitas bisnis dengan

mengurangi biaya jangka panjang?

6 Apakah dengan solusi STI dapat memungkinkan organisasi untuk

memenuhi kebutuhan yang muncul?

7 Apakah dengan solusi STI dapat memberikan manfaat yang belum dapat di ketahui namun memungkinkan untuk menghasillkan poin 1 dan 2?

Tabel daftar pertanyaan dari McFarlan’s pada Table 4.7 Digunakan sebagai

acuan pemetaan terhadap 4 kategori dengan pola penilaian sebagai berikut :

Table 4.7 Keterangan Pemetaan SI/TI Berdasarkan Penilaian Pernyataan

NO Tipe Keterangan

1 Strategic 1 dan 2

2 Key Oprational 3 dan 4

3 Support 5 dan 6

4 High Potential 7

Page 51: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

114

Berikut adalah jawaban dari pertanyaan solusi SI/TI pada di bawah ini.

Table 4.8 Jawaban Hasil Pertanyaan Solusi SI/TI

*Keterangan : Y = YA

T = TIDAK

Berdasarkan semua pertanyaan tersebut, setiap SI/TI hanya akan mendapat

satu jawaban “ya” jika terdapat lebih dari satu jawaban “ya” maka SI/TI tersebut

harus dipecah menjadi SI/TI yang lain. Untuk pertanyaan (1) dan (2) apabila

jawabannya “ya” maka ada pertanyaan tambahan yaitu: “apakah terlihat jelas

keuntungan bisnis dan bagaimana cara keuntungan tersebut diperoleh?”. Jika

jawabannya “ya” SI//TI masuk strategic, apabila “tidak” maka masuk high

potential. Untuk pertanyaan (3) dan (4) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI

masuk key operational. Untuk pertanyaan (5) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI

masuk support. Untuk pertanyaan (6), apabila jawabannya “ya” maka SI/TI bisa

masuk key operational dan support. Untuk itu perlu diberikan pertanyaan tambahan

yaitu “Apakah kegagalan memenuhi regulasi mengakibatkan resiko bisnis yang

signifikan?”, jika “ya” maka masuk key operational jika “tidak” masuk support.

Dan pada pertanyaan (7), apabila jawabannya “ya” maka SI/TI masuk high

potential. Sehingga hasil jawaban dari pertanyaan tersebut yang diberikan kepada

pengguna aplikasi yang bersangkutan, maka dapat dirangkum aplikasi-aplikasi

Nama Aplikasi 1 2 3 4 5 6 7

Website Y Y T T T T T

Microsoft Office T T T T Y Y T

Adobe Photoshop T T T T Y Y T

E-mail T T Y Y T T T

Media Sosial T T T T Y Y T

Page 52: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

115

yang ada dikelompokkan menjadi 4 kategori yang sesuai dengan ketentuan

McFarlan’s strategic grid seperti pada Table 4.9 sebagai berikut :

Table 4.9 Tabel Portofolio Aplikasi Saat Ini PT. Inspira Furnexindo

Strategic High Potential

Website

-

Key Operational Support

E-Mail

Media Sosial

Adobe Photoshop

Microsoft Office

Dari tabel di atas terdapat empat kuadran yaitu Strategic, High Potential,

Key Operational, dan Support. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing

kuadran :

a. High Potential adalah aplikasi yang mungkin akan menentukan

keberhasilan di masa mendatang. Saat ini PT. Inspira Furnexindo belum

mempunyai aplikasi yang masuk dalam kelompok High Potential.

b. Strategic adalah aplikasi penting untuk mendukung strategis di masa

datang. Aplikasi yang termasuk kelompok strategic di PT. Inspira

Furnexindo adalah website.

c. Key Operational adalah aplikasi yang saat ini sangat diperlukan dalam

mencapai keberhasilan. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok Key

Operational di PT. Inspira Furnexindo diantaranya adalah e-mail.

d. Support adalah aplikasi yang berguna tetapi tidak menentukan

Page 53: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

116

kesuksesan, sebagai pendukung kegiatan proses bisnis. Aplikasi yang

termasuk dalam kelompok support di PT. Inspira Furnexindo adalah

media sosial, microsoft word, dan adobe photoshop.

D. Analisis Lingkungan SI/TI Eksternal

Agar dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan dan tren SI/TI

yang ada pada saat ini, dilakukan analisis lingkungan eksternal SI/TI yang

mencakup tren teknologi perangkat keras server, jaringan komputer serta aplikasi

sistem informasi. Masukan dari proses ini akan ditentukan berbagai tren SI/TI

terkini yang dapat menjadi peluang untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan

dan strategi perusahaan dari PT. Inspira Furnexindo saat ini dan di masa yang akan

datang.

1. Tren Server

Server adalah komputer yang berfungsi untuk melayani, membatasi, dan

mengontrol akses terhadap client-client dan sumber daya pada suatu jaringan

komputer. Server didukung spesifikasi.kemampuan hardware yang besar (berbeda

dengan komputer biasa), server juga menggunakan sistem operasi khusus, yang

disebut sebagai sistem operasi jaringan.

Umumnya, di dalam sistem operasi server terdapat berbagai macam layanan

yang menggunakan arsitektur client atau server. Contoh dari layanan server adalah

DHCP, Mail Server, HTTP Server, DNS Server, dan lain sebagainya. Setiap sistem

tersebut akan merespon request dari client. Server biasanya terhubung dengan client

menggunakan kabel UTP dan sebuah kartu jaringan.kartu jaringan ini biasanya

berubap kartu PCI atau ISA. Dilihat dari fungsinya, server bisa dikategorikan

Page 54: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

117

dalam beberapa jenis, seperti server aplikasi, server data, maupun server proxy.

Server aplikasi adalah server yang digunakan untuk menyimpan berbagai macam

aplikasi yang dapat diakses oleh client, server data sendiri digunakan untuk

menyimpan data baik yang digunakan client secara langsung maupun data yang

diproses oleh server aplikasi. Server proxy berfungsi sebagai pengatur lalu lintas di

jaringan melalui pengaturan proxy. Contoh sistem operasi server dari Windows saat

ini adalah Windows 6.3, Windows Server 2012, kemudian Sun Solar 10, dan Linux

(Laudon, 2014).

2. Tren Jaringan Komputer

Perkembangan terhadap tren jaringan saat ini meningkat demikian pesat,

terutama teknologi jaringan komputer adalah internet. Jaringan komputer dapat

dibangun dengan menggunakan media kabel maupun tanpa kabel (nirkabel).

Sebenarnya teknologi nirkabel sudah banyk digunakan, tapi untuk jaringan fisik

internal perusahaan, kabel dan sarana fisik lain masih mejadi prioritas setidaknya

hingga saat ini. Tapi untuk perusahaan yang skalanya sedang hingga kecil, kabel

malah menjadi kendala tersendiri, baik dari segi pengadaan,biaya, perawatan, dan

troubleshooting apabila terjadi sesuatuyang mengganggu kelancaran jaringan.

Jaringan nirkabel lebih mudah dan lebih cepat untuk setup daripada jaringan

kabel. Perangkat nirkabel menambah fleksibilitas dan menghemat waktu. Dengan

nirkabel kita dapat dengan mudah memindahkan laptop, proyektor, dan printer,

dengan masih mempertahankan konektivitas. Seiring dengan semakin luas dan

berkembangnya teknologi nirkabel lain yaitu wifi, maka infrastruktur jaringan

internal perusahaan akan digantikan oleh standar ini (Laudon, 2014).

Page 55: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

118

3. Tren Aplikasi Sistem Informasi

Aplikasi sistem informasi terus berkembang seiring dengan perkembangan

internet yang sangat cepat. Dimulai dari aplikasi yang hanya berjalan secara stand

alone dan client server, sehingga sekarang menjadi aplikasi yang dapat bekerja

multi user, bahna sudah berjalan dengan web-based yang lebih efisien. Keuntungan

dari aplikasi website adalah dapat diakses dimana saja dan di komputer apa saja,

maupun melalui media lain seperti smartphone yang sudah sesuai standar WAP,

dapat digunakan pada sistem operasi apapun, dan tidak perlu meng-install program

apapun.

Selain itu, ada juga teknologi aplikasi mobile yang berkembang dengan

sangat pesat. Faktornya bisa dari berbagai sebab, salah satunya dari infrastruktur

mobile yang kian matang, dan implementasi 5G di Indonesia yang diharapkan

sebentar lagi bakal terwujud menjadi hal yang disoroti mengapa perutmbuhan pasar

aplikasi di Indonesia sangat pesat. Kemudian,aplikasi yang juga berbasis desktop

yang makin memiliki variasi dan cakupan yang terus berkembang, yang dapat

menignkatkan kelangsungan bisnis bagi para pengguna akhir secara offsite. Tiap-

tiap remote desktop berjalan di dalam isolasi pada jaringan back-end. Apabila crash

desktop terhadp salah satu pengguna maka mesin virtual pengguna lain tidak akan

crash. Software dapat bergerak secara langsung tanpa gangguan pada pengguna

akhir (Laudon, 2014).

4.3.2 Tahap Keluaran

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan bisnis dan informasi yang sudah

diuraikan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah merumuskan perencanaan

strategis SI/TI pada PT. Inspira Furnexindo, yang terdiri dari strategi SI bisnis,

Page 56: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

119

strategi TI, Strategi Manajemen SI/TI dan yang terakhir adalah portofolio aplikasi

mendatang. Setelah melalui analisis bisnis internal dan eksternal serta analisis SI/TI

internal dan eksternal yang telah dilakukan sebelumnya, maka berikut adalah

rekomendasi rumusan perencanaan strategis SI/TI pada PT. Inspira Furnexindo.

A. Strategi SI Bisnis

Pada tahap strategi bisnis SI perusahaan bertujuan untuk menentukan solusi

SI yang bertujuan guna mencapai tujuan dari perusahaan. Penyusunan strategi SI

bisnis perusahaan dimulai dengan menggunakan tujuan perusahaan sebagai

masukan, dimana tujuan perusahaan tersebut telah didapatkan saat wawancara.

Strategi ini disusun dan diharapkan dapat memberikan arahan bagi pengembangan

aplikasi sistem informasi di masa akan datang.

Oleh karena itu, hasil dari analisis lingkungan bisnis dan SI/TI internal dan

juga pertimbangan faktor eksternal yang berupa kebutuhan informasi menjadi basis

utama untuk menemukan solusi aplikasi sistem yang akan diusulkan. Untuk

menentukan solusi aplikasi, maka dibuat pemetaan tujuan perusahaan dengan CSF,

SWOT, value chain, dan kebutuhan informasi terhadap IS demand. Berikut adalah

hasil usulan pemetaan strategi SI bisnis PT. Inspira Furnexindo pada Table 4.10 di

bawah ini.

Page 57: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

120

Table 4.10 Tabel Pemetaan SI Demand terhadap kebutuhan informasi perusahaan

Tujuan Utama

CSF Strategi

SWOT

Value Chain Kebutuhan sistem

IS Demand

Meningkatkan volume

produksi

- Menciptakan variasi

produk baru

SO03, SO08, WO03,WO05, ST03

Operation

Memberikan sistem untuk

analisis tren pasar dan

memahami kebutuhan &

keinginan pembeli/pelanggan

Analytical CRM-

modul analisis pasar

- Melakukan

pemeliharaan dan

pembaharuan mesin

produksi

SO02, WO02, STO2

Firm

Infrastructure,

Technology

Development

Memberikan sistem untuk

menentukan kondisi mesin

dan melakukan perhitungan

keputusan pembelian mesin

baru

SI Sistem Pendukung

Keputusan (SPK)

pembelian mesin baru

- Menambah SDM

apabila diperlukan WO04, WO07

Human

Resources

Management

Memberikan sistem yang

dapat memilih dan

menentukan perekrutan

karyawan baru yang sesuai

dengan standar dan kebijakan

yang ada

SI SPK penerimaan

karyawan baru

- Meningkatkan &

memperbaruhi metode

pemasaran/promosi

SO09, SO10,

WO08, WO10, ST05, WT02, WT03, WT04

Marketing &

Sales, Services

Memberikan sistem yang

mampu melakukan kegiatan

pemasaran produk dan

menjangkau pembeli atau

pelanggan

Website,

e-mail marketing,

media sosial,

SI pemasaran

Page 58: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

121

- Membangun pelayanan

bagi pembeli/pelanggan SO09, WO08, ST05, WT04

Marketing

& Sales,

Services

Memberikan sistem yang

dapat menjalin kerjasama dan

interaksi dengan pembeli atau

pelanggan

Aplikasi live chat,

E-questionaire

Meningkatkan

efektifitas produksi

- Meningkatkan skill dan

pelatihan karyawan

sesuai bidangnya

SO05, WO07, WO09, WT05

Human

Resources

Management

Memberikan sistem yang

mampu menyediakan modul

& penjadwalan pelatihan

karyawan

E-learning

- Melakukan

perbandingan metode

produksi

WO04, WT01 ST04

Operation

Memberikan sistem yang

mampu melakukan

perhitungan dan penjadwalan

produksi

SI manufaktur

- Meningkatkan

pengelolaan keuangan

secara efektif dan

efisien

WO04, WO06 Firm

Infrastructure

Memberikan sistem yang

dapat melakukan pencatatan

dan pembukuan keuangan

perusahaan serta

menampilkan data pendapatan

dan pengeluaran perusahaan

SI akuntansi

- Mengkoordinasi setiap

bidang yang ada SO06, WO06 Operation

Memberikan sistem yang

mampu menghubungkan

komunikasi dan bersosialisasi

setiap bidang bisnis

Discussion forum,

e-mail karyawan

Menjamin

ketersediaan bahan

baku produksi

- pemantauan jumlah

penggunaan bahan

baku produksi (keluar

& masuk)

SO07, WO01, STO6, WT07

Inbound

Logistic,

Procurement

Memberikan sistem yang

dapat melakukan transaksi

pembelian dan pencatatan

aktivitas penggunaan bahan

baku

SI persediaan &

pembelian bahan baku

Page 59: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

122

- Melakukan pencatatan

inventory bahan baku SO07, WO01, STO7, WT07

Inbound

Logistic

Memberikan sistem yang

dapat mencatat dan mengecek

persediaan bahan baku

SI persediaan &

pembelian bahan baku

Menjaga mutu &

legalitas produk

- Melakukan

pengecekan kualitas

bahan baku produksi

termasuk legalitasnya

SO04, WO01

Inbound

Logistic,

Procurement

Memberikan sistem yang

mampu memberikan

informasi tentang pemasok

dan melakukan pengecekan

mutu & legalitas bahan baku

SI SPK pembelian

bahan baku, aplikasi

pengecekan bahan

baku

- Menjalankan kontrol

dan pemantauan di

setiap proses produksi

beserta kinerja SDM

SO01, WO04, ST01, WT06

Operation

Memberikan sistem yang

dapat melakukan pemantauan

jalannya proses produksi dan

memberikan penilaian

terhadap kinerja karyawan

SI monitoring

produksi, aplikasi

penilaian karyawan

Page 60: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

123

Setelah menampilkan kebutuhan informasi dan usulan IS demand di masa

akan datang yang diperoleh dari pemetaan tujuan utama perusahaan dengan CSF,

SWOT dan value chain, maka selanjutnya adalah mengetahui status SI yang

diusulkan dan yang sudah ada pada analisis SI/TI internal perusahaan sebelumnya

sebagai solusi strategis SI bisnis perusahaan. Berikut adalah status SI yang diusulkan

seperti ditampilkan pada Table 4.11 di bawah ini.

Table 4.11 Tabel Status SI Saat Ini

No.

Solusi SI/TI

Kondisi Saat

Ini

Status

1.

Analytical CRM-modul

analisis pasar

Belum ada Sistem baru

2. SI (SPK) pembelian

mesin baru Belum ada Sistem baru

3. SI SPK penerimaan

karyawan baru Belum ada Sistem baru

4. Website Sudah ada Peningkatan

5. E-mail Sudah ada Peningkatan

6. Media sosial Sudah ada Peningkatan

7. Adobe Photoshop Sudah ada Tetap

8. Microsoft Office Sudah ada Tetap

9. SI pemasaran Belum ada Sistem baru

10. Aplikasi live chat Belum ada Sistem baru

11. E-questionaire Belum ada Sistem baru

12. E-learning Belum ada Sistem baru

13. SI manufaktur Belum ada Sistem baru

Page 61: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

124

14. SI akuntansi Belum ada Sistem baru

15. Discussion forum Belum ada Sistem baru

16. SI persediaan &

pembelian bahan baku Belum ada Sistem baru

17. SI SPK pembelian

bahan baku Belum ada Sistem baru

18. aplikasi pengecekan

bahan baku Belum ada Sistem baru

19. SI monitoring produksi Belum ada Sistem baru

20. aplikasi penilaian

karyawan Belum ada Sistem baru

B. Strategi TI

Dalam pembuatan SI/TI strategic planning, dibuatlah usulan perencanaan

strategi teknologi informasi yang akan digunakan ke depannya, sehingga semua

usulan sistem informasi dapat berjalan dengan baik. Usulan teknologi informasi ini

menjelaskan mengenai usulan infrastruktur jaringan yang baru.

Strategi Teknologi Informasi (TI) yang perlu ditingkatkan untuk

mendukung Sistem Informasi (SI) yang diusulkan nantinya, dan dijalankan oleh PT.

Inspira Furnexindo pada masa akan datang adalah didapatkan dari hasil analisis

lingkungan SI/TI internal dan jaringan komputer yang diterapkan saat ini yang telah

dijabarkan dan digambarkan sebelumnya. Dengan struktur jaringan yang baru

dimana semua sistem yang ada pada semua bagian sudah terintegrasi, maka aliran

informasi yang dibutuhkan antar lini menjadi cepat dan mudah, sehingga akan

mendukung dan meningkatkan kinerja pada aktivitas bisnis di PT. Inspira

Furnexindo.

Page 62: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

125

Untuk usulan arsitektur jaringan didasarkan pada hasil analisis lingkungan

SI/TI internal perusahaan sebelumnya, yang menunjukan bahwa pada saat ini di PT.

Inspira Furnexindo belum memiliki rancangan arsitektur jaringan sendiri berupa

topologi jaringan, sehingga diperlukan pembaruan aristektur jaringan dari

sebelumnya agar dapat mendukung sesuai dengan strategis SI bisnis yang diusulkan

di masa depan,. Dan untuk usulan platform, juga didasarkan pada hasil analisis

lingkungan SI/TI internal perusahaan sekarang, yang menunjukan bahwa pada saat

ini di PT. Inspira Furnexindo juga belum memiliki gambaran dan rencana platform

aplikasi yang akan diterapkan atau digunakan untuk mendukung strategi SI bisnis

yang diusulkan di masa depan. Sehingga perlu adanya usulan arsitektur jaringan

dan usulan platform aplikasi untuk mendukunng dari strategis SI bisnis mendatang.

1. Arsitektur Jaringan

Untuk usulan kebutuhan jaringan komputer pada PT. inspira Furnexindo

yang pertama yaitu penggunaan router. Router memiliki fungsi utama untuk

membagi atau mendistribusikan IP Address, baik secara statis ataupun DHCP

(Dynamic Host Configuration Protocol) kepada semua perangkat komputer atau

laptop yang terhubung ke router tersebut. Pada saat ini, perangkat router sudah lebih

canggih dan modern. Untuk mendistribusikan IP address kepada setiap perangkat

komputer atau laptop pada suatu jaringan, fungsi router tidak saja hanya dapat

menghubungkan dengan sambungan kabel UTP, melainkan dapat dengan teknologi

wireless. Dengan demikian, router pada saat ini dapat disambungkan pada setiap

komputer, laptop, gadget, smartphone yang berada pada jangkauan router tersebut.

Cukup dengan memanfaatkan sebuah gelombang radio yang dipancarkan oleh

router. Kemudian untuk pendukung penggunaan kabel UTP melalui penghubung

Page 63: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

126

antara komputer dengan router yang tersedia adalah menggunakan perangkat switch.

Penggunaan kabel UTP digunakan agar kecepatan internet lebih stabil dan terjamin.

Switch berfungsi sebagai konsentrator pada jaringan topologi star, konsentrator

disini adalah berfungsi untuk menghubungkan perangkat komputer yang ada

dengan router pada area yang telah ditentukan yakni pada lingkungan ruangan

kantor manajemen dan direksi PT. Inspira Furnexindo. Berikut adalah usulan

gambaran arsitektur jaringan yang akan diterapkan pada PT. Inspira Furnexindo

sesuai dengan Gambar 4.5 di bawah ini.

Gambar 4.5 Usulan Arsitektur Jaringan PT. Inspira Furnexindo

Arsitektur jaringan di atas adalah menggunakan topologi jaringan yaitu star.

Topologi star memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut :

1. Tipe topologi star ini dapat digunakan untuk banyak perangkat komputer yang

terdapat pada area tertentu, maka penerapan topologi ini masih cukup mampu

menangani komputer atau perangkat yang ada.

2. Kecepatan jaringan yang dihasilkan sama besar antara masing-masing

Page 64: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

127

komputer client dengan server pusat.

3. Dalam pengaplikasiannya, bisa menggunakan beberapa tipe kabel yang

berbeda, misalnya jika komputer client tertentu membutuhkan jenis kabel yang

berbeda, dan ditambah lagi, topologi star ini kompatibel dengan berbagai jenis

kabel.

2. Platform

Solusi SI/TI yang diusulkan sebelumnya perlu ditetapkan platform apa yang

mendukungnya.

a. Media pemasaran digunakan platform berbasis mobile dan website agar

informasi mudah dijangkau dan diakses oleh khalayak umum. Untuk

pemasaran dengan teknologi di luar perusahaan dapat menggunakan videotron,

pengiklanan di media elektronik seperti televisi dan radio, maupun dengan

bantuan layanan jasa advertisement di website-website lain.

b. Perancangan perangkat lunak dapat berbasis web dan dapat berbasis desktop

application, dalam kasus ini mayoritas perangkat lunak menggunakan berbasis

desktop. Pengembangan aplikasi desktop memungkin untuk pengembangan

yang cepat dan mudah, keamanan yang lebih terjamin karena pengguna

menyimpan datanya sendiri di sistem komputernya sendiri sehingga

mempersulit para peretas untuk mendapatkan akses data perusahaan.

c. Perancangan software berbasis desktop menggunakan bahasa pemrograman

Java atau Visual Basic. Untuk pemrogaman Java digunakan karena mudah

untuk dikembangkan, sifatnya yang multi platform dan memiliki usability yang

baik. Sedangkan untuk penggunaan Visual Basic karena ringan dan tidak

Page 65: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

128

memakan banyak memori, file executeable yang dihasilkan kecil dan resource

yang melimpah di internet.

d. Perancangan software berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP,

HTML, CSS, JS dan bisa menggunakan framework lainnya.. penggunaan

bahasa pemrogaman PHP dikarenakan pembangunan pemrogaman bisa

didasarkan pada pemikiran progammer itu sendiri dan dapat menerapkan

dalam skala mudah sampai sulit tergantung tingkat kesulitas bahasa

pemrogaman yang digunakan. Dan penggunaan bahasa pemrogaman

menggunakan framework adalah lebih cepat dan efisien dalam proses

pengerjaan, kerangka kerja yang banyak menggunakan open sources dan juga

memperhatikan faktor keamanan program.

e. Database digunakan sebagai media penyimpanan data yang digunakan secara

bersama- sama sebagai supply data request. Untuk mendukung kegiatan

bisnisnya, PT. Inspira Furnexindo akan menggunakan MySQL yang berbasis

open source. MySQL dipilih sebagai platform database karena dapat berjalan

dengan stabil pada berbagai sistem operasi dan harganya yang lebih murah

dibandingkan dengan database lainnya

f. Kaidah pengembangan perangkat lunak berbasis desktop application dan

berbasis website menggunakan kaidah system development lifecycle (SDLC)

dengan bermacam-macam metode seperti metode SDLC waterfall, metode

SDLC prototype, metode SDLC spiral, dan metode SDLC lainnya. Pada

umumnya, proses SDLC terdiri dari tahapan pengumpulan kebutuhan dan

analisis kebutuhan, tahapan desain sistem, implementasi, integrasi, pengujian,

system networking dan pemeliharaan sistem perangkat lunak.

Page 66: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

129

g. Untuk pengembangan SI/TI dan pengelolaan SI/TI, perlu diadakan bagian

khusus yang mengurus hal tersebut, maka perlu dibentuk tim/bagian teknologi

informasi agar proses perencanaan SI/TI hingga pemeliharaan SI/TI dapat

dikelola dengan baik oleh karyawan yang ahli dibidangnya.

C. Strategi Manajemen SI/TI

Dalam perannya, strategi manajemen SI/TI harus dapat mendukung

kebijakan dari PT. Inspira Furnexindo agar tujuan dan sasarannya dapat tercapai.

Dengan adanya demand data dan informasi yang direalisasikan oleh supply dari

strategi TI, maka diperlukan komponen pengelolaan SI/TI agar proses bisnis

perusahaan dapat sepenuhnya didukung oleh bantuan SI/TI. Penerapan teknologi

yang ada juga perlu didukung oleh SDM TI yang berkompeten dibidangnya, dengan

adanya sistem teknologi yang baru dan SDM yang memadai dapat menjadi jaminan

untuk meningkatkan proses bisnis sehingga dapat meningkatkan pelayanan pada

unit-unit kerja yang ada di PT. Inspira Furnexindo.

Perumusan strategi manajemen SI/TI mengadopsi model kerangka kerja The

McKinsey 7S Framework yang terdiri dari strategy, structure, staff, skills, system,

style & shared values. Penggunaan McKinsey 7S Framework dipilih karena hasil

dari analisis lingkungan bisnis internal dan analisis lingkungan SI/TI internal yang

menunjukan bahwa pada proses bisnisnya, PT. Inspira Furnexindo belum memiliki

divisi TI pada struktur organisasi perusahaan yang khusus menangani penggunaaan

dan pemanfaatan SI/TI pada masa sekarang dan yang akan datang. Untuk itu perlu

adanya suatu usulan yang berkaitan dengan strategi manajemen SI/TI untuk

mendukung strategis SI bisnis dan strategis TI di masa yang akan datang.

Page 67: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

130

The McKinsey 7S Framework ini di dalamnya mengakomodir adanya sebuah

kerangka kerja yang dapat menjadi dasar untuk merancang bentuk suatu organisasi,

menyelaraskan departemen dan menentukan strategi yang terbaik untuk organisasi.

Berikut adalah usulan strategi manajemen SI/TI berdasarkan The McKinsey 7S

Framework pada PT. Inspira Furnexindo di bawah ini.

1. Strategy

a. Visi Divisi IT

Menjadi pusat pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi yang

berkualitas untuk keunggulan kompetitif dalam mendukung tujuan

perusahaan

b. Misi Divisi IT

1. Mengelola investasi dalam SI /TI, untuk memberikan nilai maksimal

pada ketentuan manfaat untuk bisnis;

2. mengelola sumber daya data, informasi dan pengetahuan organisasi

tentang SI/TI untuk memastikan bahwa nilai bisnisnya sepenuhnya

dapat dimanfaatkan dan terlindung;

3. Menjalankan perolehan, penyebaran dan pemanfaatan teknologi

informasi, melalui layanan SI/TI, untuk kepentingan organisasi dan

hubungan dengan pemasok teknologi dan layanan

4. Melaksanakan tata kelola dan administrasi SI/TI, dandalam

hubungan dengan bagian lain dari bisnis.

Page 68: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

131

2. Structure

Divisi TI dibentuk guna mengakomodir kebutuhan STI yang telah dijabarkan

pada proses perencanaan strtaegis SI dan strategi TI sebelumnya, selain itu tugas

dari Divisi IT juga melakukan pemeliharaan software, hardware, komputer

perusahaan serta memberikan informasi yang dibutuhkan bagi perusahaan yang

berhubungan dengan IT, seperti di tunjukan pada Table 4.12 di bawah ini

Table 4.12 Tabel Usulan Penyusunan Struktur Divisi IT

IT Manager

System Analyst

Programmer

IT Support

Database Administrator

Network Engineer

3. Staff & Skills

Setelah dijelaskan visi, misi, tujuan dan struktur bagian TI, selanjutnya

dibuatlah deskripsi tentang kebutuhan bagian TI yang terdiri dari IT manager,

system analyst, programmer, database administrator dan network engineer.

1. IT Manager

Tugas dan kemampuan dari seorang IT manager adalah Memastikan

kelancaran kegiatan operasional dari bagian IT dalam lingkungan

perusahaan dan memberikan arahan dan solusi teknologi agar dapat

selaras dan memberikan keunggulan kompetitif serta mencapai tujuan

dan strategi bisnis perusahaan dengan pemanfaatan SI/TI.

Page 69: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

132

2. System Analyst

Tugas dan kemampuan dari seorang system analyst adalah

Mengidentifikasi dan mendefinisikan kebutuhan pengguna, menyusun

solusi melakukan pengujian pada program untuk pengambangan TI.

3. Progammer

Tugas dan kemampuan dari seorang progammer adalah membuat

program untuk kebutuhan perusahaan sesuai rencana implementasi SI/TI

yang direncanakan dan melakukan maintenance dan troubleshooting

terhadap program yang dibuat.

4. Database Administrator

Tugas dan kemampuan dari seorang database administrator adalah

bertanggung jawab dalam bidang administratif pemeliharaan jaringan

yang berkaitan dengan sistem penyimpanan data.

5. Network Engineer

Tugas dan kemampuan dari seorang network engineer adalah

Bertanggung jawab untuk memasang dan mendukung komunikasi

jaringan komputer dalam perusahaan. Serta melakukan troubleshooting

jaringan pada perusahaan.

4. Style & Shared Value

Sikap dan perilaku sesuai penerapan 5R berlaku secara menyeluruh pada

seluruh termasuk divisi TI nantinya yang sesuai dengan budaya kerja PT. Inspira

Furnexindo. Manajemen divisi IT yang akan diadopsi dengan cara melakukan

komunikasi yang baik. Direktur PT. Inspira Furnexindo menerapkan gaya

Page 70: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

133

kepemimpinan yang membaur serta mau berkomunikasi dan berdiskusi bersama

seluruh manajemen perusahaan. Bagian IT PT. Inspira Furnexindo nantinya harus

benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin yang

mengedepankan visi dan misi perusahaan dan nilai kepemimpinan yang perlu

diadopsi adalah dari segi ketegasan dan kemampuan dalam berkomunikasi secara

verbal dan non-verbal kepada setiap bagian di PT. Inspira Furnexindo sehingga

mampu cepat beradaptasi dengan lingkungan kerja yang ada. Dengan cara tersebut,

direktur dengan efektif dapat mengambil kendali dan memberikan motivasi pula

kepada setiap lapisan bidang atau bagian yang ada pada PT. Inspira Furnexindo

sehingga para karyawan selalu bertindak profesional dan kredibel sesuai tugas dan

tanggung jawabnya terhadap manajemen.

Kemudian yang berkaitan dengan shared value adalah menjelaskan budaya-

budaya organisasi yang diterapkan oleh PT. Inspira Furnexindo saat ini yakni

penerapan 5R. Penjabaran dari penerapan 5R adalah ringkas, rapi, resik, rawat, dan

rajin yang harus diterapkan dan digunakan sebagai prinsip dalam menjalankan kerja

pada lingkungan PT. Inspira Furnexindo yang termasuk di dalamnya nanti adalah

bidang atau divisi IT, sehingga mampu menajalankan tugas dan tanggung jawab

sesuai bidang dan perannya pada perusahaan untuk mencapai tujuan utama

perusahaan.

D. Portofolio Aplikasi Mendatang

Usulan portofolio aplikasi SI dilakukan melalui pemetaan kebutuhan

informasi dan portofolio Mc Farlan’s strategic grid yang telah dijabarkan

sebelumnya pada bab tinjauan pustaka sebelumnya berkaitan dengan analisis Mc

Farlan’s strategic grid. Hasil perencanaan strategis SI berupa arsitektur sistem

Page 71: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

134

informasi yang dapat dipetakan ke dalam portofolio aplikasi SI di masa depan.

Proses pemetaan aplikasi SI didasarkan pada model portofolio Mc Farlan’s strategic

grid. Berikut adalah daftar pertanyaan penentu pemetaan solusi SI/TI pada PT.

Inspira Furnexindo pada Table 4.13 di bawah ini.

Table 4.13 Pertanyaan Pemetaan Solusi SI/TI McFarlan’s Strategic Grid

No Pertanyaan

1 Apakah solusi STI menghasilkan keuntungan kompetitif yang jelas bagi

perusahaan?

2 Apakah dengan solusi STI ini dapat di gunakan dalam mencapai tujuan

bisnis yang spesifik?

3 Apakah dengan solusi STI dapat mengatasi kerugian bisnis yang

berkaitan dengan pesaing perusahaan?

4 Apakah dengan solusi STI dapat menghindarkan resiko bisnis yang akan

menjadi masalah utama di masa yang akan datang?

5 Apakah dengan solusi STI dapat meningkatan produktifitas bisnis dengan

mengurangi biaya jangka panjang?

6 Apakah dengan solusi STI dapat memungkinkan organisasi untuk

memenuhi kebutuhan yang muncul?

7 Apakah dengan solusi STI dapat memberikan manfaat yang belum dapat di ketahui namun memungkinkan untuk menghasillkan poin 1 dan 2?

8 Apakah terlihat jelas keuntungan bisnis dan bagaimana cara keuntungan tersebut

diperoleh ? *(Pertanyaan tambahan)

9 Apakah kegagalan memenuhi regulasi mengakibatkan resiko bisnis yang

signifikan? *(Pertanyaan tambahan)

Menurut Ward & Peppard (2002), jawaban dari tujuh pertanyaan tersebut

hanyalah “ya” dan “tidak”, setiap SI/TI akan dikenakan semua pertanyaan tersebut.

Untuk pertanyaan (1) dan (2), perhatikan tanda (i) pada Table 4.14, apabila

Page 72: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

135

jawabannya “ya” maka ada pertanyaan tambahan yaitu: “apakah terlihat jelas

keuntungan bisnis dan bagaimana cara keuntungan tersebut diperoleh?”. Jika

jawabannya “ya” SI//TI masuk strategic, apabila “tidak” maka masuk high

potential. Untuk pertanyaan (3) dan (4) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI masuk

key operational. Untuk pertanyaan (5) apabila jawabannya “ya” maka SI/TI masuk

support. Untuk pertanyaan (6), perhatikan tanda (ii) pada Table 4.14 apabila

jawabannya “ya” maka SI/TI bisa masuk key operational dan support. Untuk itu

perlu diberikan pertanyaan tambahan yaitu “Apakah kegagalan memenuhi regulasi

mengakibatkan resiko bisnis yang signifikan?”, jika “ya” maka masuk key

operational jika “tidak” masuk support. Dan pada pertanyaan (7), apabila

jawabannya “ya” maka SI/TI masuk high potential.

Tabel daftar pertanyaan dari McFarlan’s pada Table 4.13 Digunakan sebagai

acuan pemetaan terhadap 4 kategori dengan pola penilaian sebagai berikut:

Table 4.14 Keterangan Pemetaan SI/TI Berdasarkan Penilaian Pernyataan

Pertanyaan High Potentional

Strategic Key Operational

Support

1 Yes (i)

2 Yes (i)

3 Yes

4 Yes

5 Yes

6 Yes (ii) Yes (ii)

7 Yes

Page 73: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

136

Berikut adalah jawaban dari pertanyaan solusi SI/TI pada Table 4.15 di

bawah ini.

Table 4.15 Jawaban Hasil Pertanyaan Solusi SI/TI

No. Solusi SI Bisnis Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

Analytical CRM-modul

analisis pasar

Y Y T T T T Y Y

2 SI (SPK) pembelian mesin

baru T T T T T T Y

3 SI SPK penerimaan

karyawan baru T T T T T T Y

4 SI SPK pembelian bahan

baku Y Y T T T T T

5 Website Y Y T T T T T

6 E-mail T T Y Y T T T

8 Adobe Photoshop T T T T Y Y T

9 Microsoft Office T T T T Y Y T

10 Media sosial T T T T Y Y T

11 SI pemasaran Y Y T T T T Y Y

12 Aplikasi live chat T T T T Y Y T

13 E-questionaire T T T T Y Y T

14 E-learning T T T T Y Y T

13 SI manufaktur Y Y T T T T Y Y

15 SI akuntansi T T Y Y T T T

16 Discussion forum T T T T Y Y T

17 SI persediaan & pembelian

bahan baku T T Y Y T T T

18 Aplikasi pengecekan bahan

baku T T Y Y T T T

19 SI monitoring produksi T T Y Y T T T

Page 74: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

137

20 Aplikasi penilaian

karyawan T T Y Y T T T

*Keterangan : Y = YA, T = TIDAK

Setelah menjawab pertanyaan, maka diketahui penggolongan solusi SI/TI

yang akan dimasukkan ke dalam kuadran strategis/ McFarlan strategic grid. dari

hasil jawaban dari 7 pertanyaan Mc Farlan’s tersebut maka detail pemetaan

digambarkan pada di bawah ini.

Table 4.16 Tabel Pemetaan solusi SI/TI ke Dalam Kuadran Mc Farlan’s

Keterangan : * : New System

^ : Upgrade

() : Continue System

Dari gambaran Table 4.16 di atas, terdapat empat kuadran yaitu strategic,

high potential, key operational, dan support. Untuk hasil dari aplikasi SI/TI yang

mendapatkan jawaban “iya” pada kuadran strategic dan high potential adalah

termasuk pada kuadran high potential untuk saat ini, karena berdasarkan ketentuan

McFarlan’s strategic grid pada Ward & Peppard bahwa apabila terdapat aplikasi

yang memiliki 2 jawaban pada kuadran sekaligus, maka solusinya adalah aplikasi

Strategic High Potential

1. Website^

2. SI SPK Pembelian Bahan

Baku*

1. Analytical CRM*

2. SI Pemasaran*

3. SI Manufaktur*

4. SI SPK Pembelian Mesin Baru*

5. SI SPK Penerimaan Karyawan

Baru*

Key Operational Support

1. E-Mail^

2. SI Akuntansi*

3. SI Persediaan &

Pembelian Bahan Baku*

4. Aplikasi Pengecekan

Bahan Baku*

5. SI Monitoring Produksi*

1. Adobe Photoshop()

2. Microsoft Office()

3. Media Sosial^

4. Aplikasi Live Chat*

5. E-Questionaire*

6. E-Learning*

7. Discussion Forum*

8. Aplikasi Penilaian

Karyawan*

Page 75: 4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum …

138

tersebut dipertimbangkan di tingkat level yang lebih rendah. Dan untuk urutan level

prioritas kuadran pada McFarlan’s strategic grid adalah high potential, strategic,

key operational, dan support. Sehingga untuk penggunaan aplikasi mendatang yang

meliputi aplikasi analytical CRM, SI pemasaran dan SI manufaktur berada pada

posisi kuadran high potential sesuai proses bisnis perusahaan mendatang. Dan

berikut adalah penjelasan dan urutan prioritas dari masing-masing kuadran.:

1. High Potential adalah aplikasi yang mungkin akan menetukan keberhasilan

perusahaan di masa yang akan datang.

2. Strategic adalah aplikasi penting untuk mendukung strategis perusahaan di

masa yang akan datang.

3. Key Operational adalah aplikasi saat ini yang sangat diperlukan dalam mecapai

keberhasilan perusahaan.

4. Support adalah aplikasi yang berguna tetapi tidak menentukan kesuksesan,

sebagai pendukung kegiatan proses bisnis perusahaan.