IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

30
43 Universitas Kristen Petra IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini terdiri dari kontraktor, konsultan dan pemilik bangunan.Secara keseluruhan objek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1., Tabel 4.2., Tabel 4.3. dibawah ini: Tabel 4.1. Daftar Nama Kontraktor No Kode Nama Perusahaan/Responden Alamat Perusahaan 1 KB1 PT. Prambanan Dwipaka Ir.Thomas Msc. Jl. Ngagel Jaya Tengah 26- 28 2 KB2 PT. Tri Eka Utama Ir. Taufik Hidayat Jl. Gayung Sari Barat X- 10 3 KB3 PT. Nidya Karya Bpk. Dwi Sartono Jl. Tenggilis Tengah 4 4 KB4 PT. Solo Bhakti Company Ir. Budi Raharjo Jl. Welirang 26 5 KB5 PT. Saka Ir. A . Mawardi Jl. Rungkut Industri VII/4 6 KB6 PT. Graha Primula Ir Hendro Jl. Ngagel Jaya Selatan Manyar Megah Indah Plaza E16-17 7 KB7 CV. Cipta Karya Abadi Ir. Herry Sutanto Tanoko Jl. Kompleks Graha Family 8 KB8 PT. Bina Pondasi Sakti Ir. Jonathan Hendra Kusuma Jl. Rungkut Kidul Industri 52A Tabel 4.2. Daftar Nama Konsultan Perencana No Kode Nama Perusahaan/Responden Alamat Perusahaan 1 KP1 PT. Archi Metric Ir.Ratna S. Alifen,Msc Jl. Manyar Tirtomoyo VII/43 2 KP2 PT Indra_Rossy Ir. Rossy Jl. Manyar Tirtomoyo

Transcript of IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Page 1: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

43 Universitas Kristen Petra

IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum objek penelitian

Objek penelitian dalam skripsi ini terdiri dari kontraktor, konsultan dan

pemilik bangunan.Secara keseluruhan objek penelitian dapat dilihat pada Tabel

4.1., Tabel 4.2., Tabel 4.3. dibawah ini:

Tabel 4.1. Daftar Nama Kontraktor No Kode Nama Perusahaan/Responden Alamat Perusahaan

1 KB1 PT. Prambanan Dwipaka

Ir.Thomas Msc.

Jl. Ngagel Jaya Tengah 26-

28

2 KB2 PT. Tri Eka Utama

Ir. Taufik Hidayat Jl. Gayung Sari Barat X-

10 3 KB3 PT. Nidya Karya

Bpk. Dwi Sartono

Jl. Tenggilis Tengah 4

4 KB4 PT. Solo Bhakti Company

Ir. Budi Raharjo

Jl. Welirang 26

5 KB5 PT. Saka

Ir. A . Mawardi

Jl. Rungkut Industri VII/4

6 KB6 PT. Graha Primula

Ir Hendro

Jl. Ngagel Jaya Selatan

Manyar Megah Indah Plaza

E16-17

7 KB7 CV. Cipta Karya Abadi

Ir. Herry Sutanto Tanoko

Jl. Kompleks Graha Family

8 KB8 PT. Bina Pondasi Sakti

Ir. Jonathan Hendra Kusuma

Jl. Rungkut Kidul Industri

52A

Tabel 4.2. Daftar Nama Konsultan Perencana No Kode Nama Perusahaan/Responden Alamat Perusahaan

1 KP1 PT. Archi Metric

Ir.Ratna S. Alifen,Msc

Jl. Manyar Tirtomoyo VII/43

2 KP2 PT Indra_Rossy

Ir. Rossy

Jl. Manyar Tirtomoyo

Page 2: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

44

Tabel 4.2. Daftar Nama Konsultan Perencana(sambungan) 3 KP3 PT. Dimensi Empat Asigatra

Wiwid; ST

Jl. Gayungsari VI/31

4 KP4 PT. Maxwell Konstruksi

Ir. Handoko

Jl. Pasar Atom lt 7

Tabel 4.3. Daftar Nama Pemilik Bangunan/ Pengembang No Kode Nama Perusahaan/Responden Alamat Perusahaan

1 PB1 PT. Sinar Galaxy

Ir.Haryanto

Jl. Kertajaya Indah Blok F

2 PB2 PT. Wisma Mukti

Bpk. Slamet

Jl. Klampis Anom I/2

3 PB3 PT.Ciputra Surya

Yudhi Hermanto BA.

Citraland Surabaya

4 PB4 PT.Pakuwon Jati

Ir. Irawulan Prayogo

Jl. Laguna Indah

5

PB5 PT. Prambanan Dwipaka (Prambanan Residence) Ir.Handoyo

Jl. Ngagel Jaya Tengah 26-

28

Berdasarkan Tabel 4.1., Tabel 4.2., dan Tabel 4.3. dapat digambarkan

prosentase kelompok responden kontraktor, konsultan dan pemilik bangunan

dalam bentuk pie chart seperti pada Gambar 4.1. berikut.

Prosentase Kelompok Responden

47%

24%

29%

Kontaktor Bangunan (KB)

Konsultan Perencana (KP)

Pemilik Bangunan (PB)

Gambar 4.1. Prosentase Kelompok Responden

Page 3: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

45

4.2. Analisis Usulan Desain oleh Kontraktor

Pekerjaan desain bukan merupakan kewajiban dari kontraktor, namun

pihak kontraktor bisa mengajukan usulan desain karena adanya hal yang tidak

sesuai, antara desain awal konsultan dengan keadaan di lapangan. Dimana dengan

tidak adanya perubahan, pemenuhan kewajiban kontraktor untuk melaksanakan

konstruksi. Sesuai pasal 1 dan 4 Undang-Undang no 18 tahun 1999.

Usulan desain yang diajukan oleh kontraktor dapat ditolak bila hal

pengajuan usulan desain ini tidak tercantum dalam kontrak jasa konstruksi. Yang

menjadi masalah ialah, bila usulan desain ini secara signifikan mempengaruhi

pekerjaan konstruksi, apakah pelimpahan tanggung jawab secara pasti diterima

oleh konsultan yang menolak usulan tersebut (Kelalaian dalam pekerjaan).

Analisis terhadap usulan desain oleh kontraktor, didapat dari responden

kontraktor, konsultan dan pemilik bangunan. Secara umum analisis usulan desain

oleh kontraktor dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis deskriptif dan analisis

inferensial. Untuk analisis inferensial digunakan analisis chi square.

4.2.1. Analisis terhadap Elemen Konstruksi yang Diusulkan

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif pada Tabel 4.4. dibawah.

Dan analisis chi square dapat dilihat pada Tabel 4.5., Tabel 4.6., dan Tabel 4.7.

Tabel 4.4. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap ”Elemen Konstruksi yang Diusulkan”

Kontraktor Konsultan Pemilik Elemen konstruksi yang diusulkan Frek % Frek % Frek %

Struktural Dimensi 3 25.00 3 75 1 20 Mutu bahan 2 16.67 0 0 1 20 Letak titik(kolom,balok) 5 41.67 0 0 2 40 Material 2 16.67 1 25 1 20

Atap Perubahan dimensi 2 22.22 2 50 1 25 Perubahan mutu bahan 1 11.11 1 25 1 25 Perubahan material 6 66.67 1 25 2 50

Page 4: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

46

Tabel 4.4. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap ”Elemen Konstruksi yang Diusulkan”(sambungan)

Struktur sementara Frek % Frek % Frek % Perubahan dimensi papan bekisting 4 66.67 3 75 2 66,67 Perubahan letak scaffolding 1 16.67 1 25 1 33,33 Perubahan letak dan lebar jalan masuk 1 16.67 0 0 0 0

Tabel 4.5. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap ”Usulan Perubahan Struktural”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 3 4.17 7.81 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 3 0.26 7.81 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 3 3.92 7.81 Ya tidak signifikan

Tabel 4.6. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap ”Usulan Perubahan Atap”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 1.92 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 0.53 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 0.71 5.99 Ya tidak signifikan

Tabel 4.7. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap ”Usulan Perubahan Struktur Sementara”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 1.24 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 0.74 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 0.38 5.99 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

elemen konstruksi yang diusulkan tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga

kelompok responden. Dimensi merupakan elemen yang sering mendapat

perubahan sebagai implikasi permintaan perubahan desain tampak oleh pemilik

bangunan.

Masalah ketersediaan bahan baku dan kesulitan pelaksanaan akan desain

menjadi hal yang menyebabkan adanya usul perubahan desain berupa perubahan

mutu bahan dan jenis material.

Page 5: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

47

4.2.2. Analisis terhadap Penyebab Usulan Desain

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.8., dan Tabel 4.9.

Tabel 4.8. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap”Penyebab Usulan Desain”

Kontraktor Konsultan Pemilik Penyebab usulan desain Frek % Frek % Frek %

Ketidak sesuaian desain dengan kondisi lapangan 5 45.45 0 0 3 60 Adanya alternatif desain yang lebih baik 6 54.55 4 100 2 40

Tabel 4.9. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap”Penyebab Usulan Desain”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 2.63 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 0.74 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 3.59 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

penyebab usulan desain. tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok

responden.

Penyebab kontraktor memberikan usulan desain, adalah adanya alternatif

desain yang lebih baik. Alternatif penggunaan bahan material yang lebih efisien

dan banyak tersedia di lapangan. Kontraktor berhak mengajukan usulan desain,

karena tahap desain mempengaruhi tanggung jawab pekerjaan pelaksanaan

konstruksi. Pemenuhan tanggung jawab pelaksanaan konstruksi secara profesional

adalah sesuai dengan Undang-Undang Jasa Konstruksi pasal 11.

4.2.3. Analisis terhadap Pemakaian Jasa Professional Engineer

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.10., dan Tabel 4.11.

Page 6: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

48

Tabel 4.10. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap ”Pemakaian Jasa Professional Engineer”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pemakaian jasa profesional dalam memberikan usulan

desain Frek % Frek % Frek % Profesional Engineer di luar perusahaan 2 22.22 0 0 0 0 Profesional Engineer di dalam perusahaan 2 22.22 2 50 3 60 Tanpa memakai jasa Profesional Engineer 5 55.56 2 50 2 40

Tabel 4.11. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap”Pemakaian Jasa

Professional Engineer”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 1.59 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 2.61 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 0.1 5.99 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

pemakaian jasa professional engineer dalam memberikan usulan desain tidak

terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok responden.

Pihak kontraktor kebanyakan mengajukan usulan desain yang tidak

secara drastis mengubah desain. Karena itu tidak dibutuhkan jasa professional

engineer dalam memberikan usulan desain. Untuk perubahan desain yang

signifikan tetap harus melalui konsultan, oleh karena itu jasa professional

engineer dianggap tidak perlu.Tidak ada peraturan yang membatasi, dan

pengaturan secara umum tercantum di Undang-Undang Jasa Konstruksi pasal 26.

4.2.4. Analisis terhadap Prosedur Usulan Desain menggunakan Shop Drawing

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.12., dan Tabel 4.13.

Page 7: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

49

Tabel 4.12. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap”Prosedur Usulan Desain menggunakan Shop Drawing”

Kontraktor Konsultan Pemilik Prosedur usulan desain yang menggunakan shop drawing Frek % Frek % Frek %

Menggunakan surat-menyurat 6 75 3 75 3 60 Menggunakan komunikasi verbal 2 25 1 25 1 20 Tanpa pemberitahuan 0 0 0 0 1 20

Tabel 4.13. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap ”Prosedur

Usulan Desain menggunakan Shop Drawing”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 0.03 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 1.92 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 0.91 5.99 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

prosedur usulan desain yang menggunakan shop drawing tidak terjadi perbedaan

pendapat dari ketiga kelompok responden.

Komunikasi tertulis dalam perihal usulan desain dipandang perlu, untuk

pembuktian tanggung gugat secara pasti. Untuk usulan desain yang tidak

signifikan mempengaruhi biaya dan rancangan, komunikasi verbal dianggap

cukup. Usulan desain bisa dianggap tidak perlu dikomunikasikan bila telah

terjalin hubungan yang cukup baik dan saling percaya antara kontraktor dan

pemilik proyek. Dalam pelaksanaan suatu kontrak, setiap ada perubahan dari isi

kontrak yang disetujui bersama, harus dicantumkan dalam addendum. Perubahan

lain yang tidak mempengaruhi kontrak, walau tidak perlu dicantumkan dalam

addendum kontrak, tetapi perlu juga didokumentasikan untuk dasar bukti

persetujuan perubahan.

4.2.5. Analisis terhadap Penambahan Inspeksi Konsultan di Lapangan

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.14., dan Tabel 4.15.

Page 8: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

50

Tabel 4.14. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap”Inspeksi Konsultan di Lapangan”

Kontraktor Konsultan Pemilik Penambahan inspeksi desainer di lapangan Frek % Frek % Frek %

Perlu 3 37.50 2 50 1 20 Tidak perlu 5 62.50 2 50 4 80

Tabel 4.15. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Inspeksi

Konsultan di Lapangan”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.21 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 0.57 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0.91 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

Penambahan inspeksi konsultan di lapangan tidak terjadi perbedaan pendapat dari

ketiga kelompok responden.

Penambahan inspeksi tidak diperlukan, karena adanya saling

kepercayaan dengan pihak konsultan dan pemilik. Dilakukan peninjauan secara

berkala setiap minggu, sehingga penambahan inspeksi secara khusus tidak perlu.

4.2.6. Analisis terhadap Pembuatan As Built Drawing

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.16., dan Tabel 4.17.

Tabel 4.16. Frekuensi Jawaban Responden”Terhadap Pembuatan As-Built Drawing”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pembuatan As-build Drawing Frek % Frek % Frek % Tugas kontraktor 7 87.50 4 100 3 60 Tugas desainer 1 12.50 0 0 2 40

Tabel 4.17. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap”Pembuatan As-

Built Drawing”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.59 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 1.48 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 2.06 3.84 Ya tidak signifikan

Page 9: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

51

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai Pembuatan as

build drawing tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok responden.

Dari segi kompetensi dan tanggung jawab, pembuatan as-built drawing

dilakukan kontraktor Secara praktek, as-built drawing bisa dibuat konsultan atas

permintaan kontraktor, setelah ditinjau oleh kedua belah pihak.

4.3. Analisis Approval dalam Usulan Desain

Pemeriksaan usulan desain yang dilakukan oleh kontraktor adalah

kewajiban konsultan proyek tersebut. Berdasar Pasal 4 angka 2 UU Jasa

Konstruksi, peran perencana konstruksi terlihat dari pasal 1 angka 9 dan Pasal 4

angka 2 UU no 18 tahun 1999; “tugas perencana konstruksi jelas terkait

mewujudkan rancangan atas suatu bangunan. Termasuk bila ada perubahan

rancangan. Pengaturan tugas konsultan dalam approval usulan desain lebih tegas

disebutkan pada contoh dokumen kontrak AIA (American Institue of Architect)

pasal 4.2.7.”

Pada prakteknya, terdapat beberapa pemilik bangunan yang secara

spesifik meminta agar approval atas perubahan desain dilakukan oleh pemilik

bangunan di samping konsultan. Hal ini berlaku dalam proyek dengan resiko

tinggi, atau proyek bangunan yang membutuhkan tingkat estetika dan atau

ketelitian tinggi. Prasyarat demikian dapat dicantumkan dalam kontrak, terlepas

dari peraturan yang ada. Berdasarkan pasal 1320 BW (Burgerlick Wetboek / Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata) mengenai asas kebebasan berkontrak.

Analisis terhadap approval dalam usulan desain, didapat dari responden

kontraktor, konsultan dan pemilik bangunan. Secara umum analisis usulan desain

oleh kontraktor dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis deskriptif dan analisis

inferensial. Untuk analisis inferensial digunakan analisis chi square.

4.3.1 Analisis terhadap Tingkat Keperluan Approval

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.18., dan Tabel 4.19.

Page 10: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

52

Tabel 4.18. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap ”Tingkat Keperluan Approval”

Kontraktor Konsultan Pemilik Tingkat Keperluan Approval Frek % Frek % Frek %

Perlu approval 8 100 4 100 4 80 Tidak perlu approval 0 0 0 0 1 20

Tabel 4.19. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap”Tingkat Keperluan Approval”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 1.73 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0.9 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

tingkat keperluan approval, tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok

responden.

Secara kontraktual, kontraktor tidak diizinkan melakukan perubahan

tanpa adanya approval dari konsultan. Dari sisi pemilik bangunan yang

merupakan developer usulan desain yang diajukan kontraktor perlu mendapat

approval sebelum dikerjakan, karena developer harus mempertimbangkan faktor

selera konsumen pengguna akhir (end user). Agar perubahan desain sah,

diperlukan persetujuan dari pihak yang berwenang. Posisi kontraktor hanya

berwenang untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan desain yang ada.

4.3.2. Analisis terhadap Pihak yang Berwenang Mengesahkan Perubahan Desain

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.20., dan Tabel 4.21.

Tabel 4.20. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap ”Pihak yang Berwenang Mengesahkan Perubahan Desain”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pihak yang Berwenang Mengesahkan Perubahan

Desain Frek % Frek % Frek % Pihak wakil desainer 2 25 2 50 2 40 Kantor pusat desainer 6 75 2 50 3 60

Page 11: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

53

Tabel 4.21. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap ”Pihak yang Berwenang Mengesahkan Perubahan Desain”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.75 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 0.32 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0.09 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

tingkat keperluan approval, tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok

responden.

Responden kontraktor berpendapat bahwa perubahan desain dianggap

perlu mendapat persetujuan dari kantor pusat konsultan sebab di lapangan,

wewenang pengawas terbatas hanya pada pengawasan atas desain yang sudah

disetujui. Namun untuk perubahan kecil, kontraktor dapat langsung meminta

persetujuan wakil konsultan.

Konsultan berpendapat bahwa pengawas sudah bertindak sebagai person

in charge yang dapat memberi keputusan atas perubahan usulan desain yang tidak

mengubah komponen utama seperti biaya, waktu, kekuatan/mutu konstruksi.

Pengesahan perubahan yang menyangkut desain harus melalui konsultan, dan

diajukan kepada pihak yang kompeten.

4.3.3. Analisis terhadap Tindakan Pemilik Bangunan terhadap Usulan Desain

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.22., dan Tabel 4.23.

Tabel 4.22. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap ”Tindakan Pemilik Bangunan Terhadap Usulan Desain”

Kontraktor Konsultan Pemilik Tindakan Pemilik Bangunan Terhadap

Usulan Desain Frek % Frek % Frek % Memberikan approval 5 62,5 0 0 1 20 Tidak perlu memberikan approval 3 37,5 4 100 4 80

Page 12: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

54

Tabel 4.23. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap ”Tindakan Pemilik Bangunan Terhadap Usulan Desain”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 4.26 3.84 Tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 2.23 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0.9 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

tindakan pemilik terhadap usulan desain, secara umum tidak terjadi perbedaan

pendapat dari ketiga kelompok responden. Pada analisis chi square tentang

pendapat konsultan dan kontraktor terdapat perbedaan pendapat.

Approval dari pemilik bangunan diasumsikan pelimpahan tanggung

jawab dari kontraktor kepada pemilik bangunan. Pemilik bangunan tidak perlu

memberikan pengesahan atas seluruh perubahan desain selama tidak signifikan

mempengaruhi desain tampak (arsitektural) dan biaya.

4.3.4. Analisis terhadap Approval Konsultan mengenai Struktur Sementara

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.24., dan Tabel 4.25.

Tabel 4.24. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap”Approval Konsultan mengenai Struktur Sementara”

Kontraktor Konsultan Pemilik Approval Konsultan mengenai Struktur

Sementara Frek % Frek % Frek % Perlu approval 4 50 0 0 0 0 Tidak perlu approval 4 50 4 100 5 100

Tabel 4.25. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap”Approval Konsultan mengenai Struktur Sementara”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 2.99 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 3.6 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0 3.84 Ya tidak signifikan

Page 13: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

55

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

terhadap approval konsultan mengenai struktur sementara , tidak terdapat

perbedaan pendapat antara responden.

Approval pihak konsultan oleh pihak kontraktor dianggap perlu karena

pertimbangan keamanan, dan kepastian tanggung jawab. Sebaliknya menurut

pemilik dan konsultan hal ini tidak perlu karena struktur sementara menyangkut

metode pelaksanaan yang dilaksanakan kontraktor. Konsultan tidak bertanggung

jawab akan pelaksanaan yang ada di lapangan.

4.3.5. Analisis terhadap Pengesahan Persetujuan Usulan Desain

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.26., dan Tabel 4.27.

Tabel 4.26. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap “Pengesahan

Persetujuan Usulan Desain”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pengesahan Persetujuan Usulan Desain Frek % Frek % Frek %

Dituangkan dalam kontrak 5 62,5 3 75 0 0 Tidak dituangkan dalam kontrak 3 37,5 1 25 5 100

Tabel 4.27. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Pengesahan

Persetujuan Usulan Desain”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.19 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 5.07 3.84 Tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 5.62 3.84 Tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

pengesahan persetujuan usulan desain terjadi perbedaan pendapat antara pendapat

kontraktor terhadap pendapat pemilik bangunan, dan pendapat pemilik bangunan

terhadap konsultan.

Pemilik bangunan menganggap pengesahan persetujuan usulan desain

tidak perlu dituangkan dalam kontrak karena adanya unsur saling percaya.

Sedangkan dari segi konsultan dan kontraktor, pengesahan usulan desain perlu

dituangkan dalam addendum kontrak, karena memberikan kepastian tanggung

Page 14: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

56

jawab atas perubahan desain akibat usulan desain tersebut. Adanya addendum

berguna dalam proses pembuktian tanggung gugat, dan memperjelas posisi hukum

para pihak.

4.3.6. Analisis terhadap Alasan Penolakan Usulan Desain

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.28., dan Tabel 4.29.

Tabel 4.28. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap “Alasan Penolakan Usulan Desain”

Kontraktor Konsultan Pemilik Alasan Penolakan Usulan Desain Frek % Frek % Frek %

Kontraktor tidak memiliki latar belakang ketrampilan yang memadai 1 33,33 3 100 2 66,67 Jadwal penyelesaian proyek masih panjang 0 0,00 0 0 0 0 Desain ulang oleh desainer tidak mengganggu lintasan kritis 2 66,67 0 0 1 33,33

Tabel 4.29. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap “Alasan

Penolakan Usulan Desain”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 4.07 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 1.03 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 1.29 5.99 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

alasan penolakan usulan Desain tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga

kelompok responden.

Alasan yang sering dipakai konsultan dalam menolak usulan desain

kontraktor ialah masalah kompetensi. Masalah desain adalah adalah kompetensi

dari perencana konstruksi/ konsultan. mengenai usulan desain, tidak diatur dalam

Undang-Undang Jasa Konstruksi, Burgerlick Wetboek. Pedoman yang ada dari

FIDIC. Dan selama tidak ada masalah desain yang fatal (misal : akibat kelalaian

dalam mendesain), usulan desain dari kontraktor dianggap tidak diperlukan.

Karena hal ini juga, desain ulang dari desainer lebih diutamakan dalam adanya

Page 15: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

57

perubahan desain, dengan catatan tidak signifikan mempengaruhi jadwal

pelaksanaan.. Terhadap perihal usulan desain dari kontraktor yang tidak diatur

dalam kontrak, konsultan berhak menolak usulan desain itu.

4.3.7. Analisis terhadap Alasan Penerimaan Usulan Desain

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.30., dan Tabel 4.31.

Tabel 4.30. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap”Alasan Penerimaan Usulan Desain”

Kontraktor Konsultan Pemilik Alasan Penerimaan Usulan Desain Frek % Frek % Frek %

Waktu proyek mendesak 5 100 1 50 3 75 Kontraktor memiliki skill dan sertifikat mendesain 0 0 1 50 1 25

Tabel 4.31. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Alasan Penerimaan Usulan Desain”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 2.75 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 1.59 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0.65 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

alasan penerimaan usulan desain tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga

kelompok responden.

Usulan desain yang cukup valid diterima dengan alasan utama jadwal.

Untuk menghindari delay, yang dapat dibebankan pada konsultan dan pemilik

bangunan.

4.3.8. Analisis terhadap Pemakaian Shop Drawing Stamp dalam Approval

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.32., dan Tabel 4.33.

Page 16: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

58

Tabel 4.32. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Pemakaian Shop Drawing Stamp dalam Approval”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pemakaian Shop Drawing Stamp dalam Approval Frek % Frek % Frek %

Perlu digunakan 4 50 3 75 1 20tidak digunakan 4 50 1 25 4 80

Tabel 4.33. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Pemakaian Shop Drawing Stamp dalam Approval”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.68 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 1.17 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 2.72 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

pemakaian shop drawing stamp dalam approval tidak terjadi perbedaan pendapat

dari ketiga kelompok responden.

Shop drawing stamp masih belum dipakai di Indonesia. Pemakaian shop

drawing stamp oleh konsultan dianggap perlu untuk membatasi tanggung gugat

yang dibebankan kepadanya.

4.3.9. Analisis terhadap Waktu yang Dibutuhkan Konsultan untuk memberikan

Approval

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif dan analisis chi square

dapat dilihat pada Tabel 4.34., dan Tabel 4.35.

Tabel 4.34. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Waktu yang Dibutuhkan Konsultan untuk memberikan Approval”

Kontraktor Konsultan Pemilik Waktu yang Dibutuhkan Konsultan untuk

memberikan Approval Frek % Frek % Frek % Hitungan hari 4 44,44 2 50 3 75Hitungan minggu 4 44,44 2 50 1 25Hitungan bulan 1 11,11 0 0 0 0

Page 17: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

59

Tabel 4.35. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap “Waktu yang Dibutuhkan Konsultan untuk memberikan Approval”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 0.51 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 1.42 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 0.63 5.99 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai parameter

waktu yang dibutuhkan konsultan untuk memberikan approval, tidak terjadi

perbedaan pendapat dari ketiga kelompok responden.

Perubahan desain non struktural banyak terjadi. Keputusan mengenai

desain ini dibuat dalam 3 hari untuk menghindari keterlambatan. Konsultan wajib

memberikan verifikasi atas usulan desain yang diajukan kontraktor dalam kurun

waktu relatif singkat, sehingga tidak mengganggu jadwal pekerjaan konstruksi.

Delay yang diakibatkan karena kelalaian konsultan dan atau owner ialah bukan

tanggung jawab dari pihak kontraktor, sehingga dalam terjadinya hal ini,

kontraktor berhak mendapat perpanjangan waktu penyelesaian jadwal.

4.4. Analisis Tanggung Gugat Approval terhadap Usulan Desain

Dalam AIA disebutkan bahwa tanggung gugat konsultan sebagai pihak

pemberi approval terbatas pada desain saja. Landasan yang tepat untuk

menentukan seberapa besar tanggung gugat konsultan ialah tergantung dari isi

kontrak perjanjian jasa konstruksi yang mengikat konsultan. Dan bila tidak

dicantumkan, dari kebiasaan praktek yang terjadi secara umum atas kondisi

demikian. Tanggung gugat atas kesalahan desain, diatur dalam pasal 26 UU Jasa

Konstruksi.

Kesahalan desain, terlepas dari usulan desain kontraktor atau murni dari

konsultan, juga merupakan tanggung jawab konsultan. Hal ini bisa dilihat bila kita

kembali menilik ke pasal 4 angka 2 Undang-Undang Jasa Konstruksi no 18 tahun

1999 dimana definisi pekerjaan perencanaan jasa konstruksi ialah; ”memberikan

layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi

rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari kegiatan mulai dari studi

pengembangan sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi”.

Page 18: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

60

Dari definisi Undang-Undang tersebut dapat dilihat bahwa

pertanggungjawaban perencanaan konstruksi meliputi semua aspek desain,

termasuk penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, dimana tanggung gugat

ini berlaku sesuai kontrak kerja konstruksi, yang isinya memuat mengenai masa

pemeliharaan bangunan , Undang-Undang Jasa Konstruksi pasal 22 ayat 2 , huruf

C.

Analisis terhadap tanggung gugat approval terhadap usulan desain

didapat dari responden kontraktor, konsultan dan pemilik bangunan. Secara

umum analisis usulan desain oleh kontraktor dilakukan dengan 2 cara yaitu

analisis deskriptif dan analisis inferensial. Untuk analisis inferensial digunakan

analisis chi square.

4.4.1. Analisis terhadap Tanggung Gugat Struktur Sementara

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada Tabel 4.36., dan Tabel 4.37.

Tabel 4.36. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Tanggung Gugat Struktur Sementara”

Kontraktor Konsultan Pemilik Tanggung Gugat Stuktur Sementara Frek % Frek % Frek %

Desain 1 20 1 50 3 60 Pelaksanaan,metode dan keselamatan kerja 4 80 1 50 2 40

Tabel 4.37. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Tanggung Gugat Struktur Sementara”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.66 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 3.25 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 1.51 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai tanggung

gugat struktur sementara, tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok

responden.

Page 19: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

61

Liabilitas approval yang diberikan konsultan meliputi metode

pelaksanaan yang ditentukan, walau kecakapan melaksanakan konstruksi, bukan

merupakan tanggung jawab konsultan. Metode pekerjaan, dan segala sesuatu yang

terkait pelaksanaan konstruksi ialah bukan wewenang dan tanggung jawab

konsultan. sehingga lingkup tanggung jawab konsultan dalam hal ini adalah

menyangkut desain saja, tidak mencakup metode kerja di lapangan. Hal sama

berlaku untuk kesalahan desain yang dibuat / disetujui konsultan.

4.4.2. Analisis terhadap Upaya Pembatasan Tanggung Gugat oleh Konsultan

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada pada Tabel 4.38., dan Tabel 4.39.

Tabel 4.38. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Upaya Pembatasan Tanggung Gugat oleh Konsultan”

Kontraktor Konsultan Pemilik Upaya Pembatasan Tanggung Gugat oleh

Konsultan Frek % Frek % Frek % Pengaturan dalam bahasa kontrak 2 25 0 0 2 50 Pemakaian shop drawing stamp 1 12,5 0 0 0 0 Memastikan approval Shop Drawing dari kontraktor sebelum diserahkan desainer 4 50 4 100 2 50 Meminta penyerahan Shop Drawing sesuai schedule 1 12,5 0 0 0 0

Tabel 4.39. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Upaya Pembatasan Tanggung Gugat oleh Konsultan”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 3 2.97 7.81 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 3 1.52 7.81 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 3 2.68 7.81 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai upaya

pembatasan tanggung gugat oleh konsultan, tidak terjadi perbedaan pendapat dari

ketiga kelompok responden.

Page 20: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

62

Alternatif terbaik untuk pembatasan tanggung gugat konsultan dengan

cara meminta kontraktor memberikan pernyataan mengenai validitas usulan

desain, dalam kondisi dimana usul yang diberikan kontraktor tidak sepenuhnya

sesuai dengan pertimbangan profesional konsultan. Di Indonesia, masih belum

digunakan shop drawing stamp, yang lazim digunakan konsultan untuk

membatasi tanggung gugat, Alteranatif yang sering dipakai adalah meminta

approval dari kontraktor, dengan membuat perjanjian terpisah, atau meminta surat

pernyataan bahwa masalah desain dalam usulan desain oleh kontraktor tersebut

adalah merupakan tanggung jawab kontraktor. Dalam membuat kontrak belum

diatur masalah tanggung jawab terhadap shop drawing.

4.4.3. Analisis terhadap Pelepasan Tanggung Gugat dengan Shop Drawing Stamp

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada Tabel 4.40., dan Tabel 4.41.

Tabel 4.40. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Pelepasan Tanggung Gugat dengan Shop Drawing Stamp”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pelepasan Tanggung Gugat dengan Shop Drawing

Stamp Frek % Frek % Frek % Dimensi struktural di lapangan 4 57,14 0 0 0 0 Proses fabrikasi material 0 0 0 0 0 0 Metode,teknik dan prosedur kerja di lapangan 1 14,29 1 25 1 100 Koordinasi perubahan pekerjaan 2 28,57 2 50 0 0 Keselamatan kerja 0 0 1 25 0 0

Tabel 4.41. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Pelepasan Tanggung

Gugat dengan Shop Drawing Stamp”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 4 4.69 9,49 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 4 3.19 9,49 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 4 2.83 9,49 Ya tidak signifikan

Page 21: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

63

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai tanggung

gugat dengan shop drawing stamp, tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga

kelompok responden.

Pembatasan tanggung gugat dengan penggunaan shop drawing stamp,

membatasi bahwa perubahan dimensi bukan merupakan tanggung gugat

konsultan. Dikarenakan perubahan dimensi dalam pelaksanaan dapat terjadi

penyimpangan di luar usulan desain, yang disebabkan karena performa kontraktor.

4.4.4. Analisis terhadap Penanggung Jawab Defect Design pada Redesign dan

Shop Drawing

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada Tabel 4.42., dan Tabel 4.43.

Tabel 4.42. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Penanggung Jawab Defect Design pada Redesign dan Shop Drawing”

Kontraktor Konsultan Pemilik Penanggung Jawab Defect Design pada Redesign dan

Shop Drawing Frek % Frek % Frek % Desainer 4 50 0 0 2 40 Kontraktor 1 12,5 1 25 3 60 Desainer dan kontraktor 3 37,5 3 75 0 0

Tabel 4.43. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Penanggung Jawab

Defect Design pada Redesign dan Shop Drawing”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 4 4.69 9,49 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 4 3.19 9,49 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 4 2.83 9,49 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai penanggung

jawab defect design pada redesign dan shop drawing, terjadi perbedaan pendapat

antara konsultan dan pemilik.

Responden konsultan mengatakan tanggung gugat kesalahan ada pada

kedua pihak,desainer dan kontraktor. Sedangkan responden pemilik bangunan

berpendapat bahwa kontraktor yang harus bertangung gugat. Hal ini karena

pengaruh kebiasaan dimana kontraktor cenderung menjadi pihak yang

Page 22: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

64

dipersalahkan (mempunyai posisi tawar yang rendah) atas kegagalan struktur,

tanpa pertimbangan penyebab kegagalan struktur. Shop drawing dibuat kontraktor

dan disahkan oleh konsultan. menilik peraturan hukum di Indonesia, membagi

secara jelas tugas perencanaan dan pelaksanaan konstruksi sebagai hal yang tidak

terkait. Dimana kompetensi perencana hanya merencana, dan pelaksana hanya

terkait pelaksanaan konstruksi di lapangan. Hal ini berarti shop drawing yang

sudah disetujui konsultan, merupakan tanggung jawab konsultan.

4.4.5. Analisis terhadap Pembagian Biaya Defect Design pada Redesign dan Shop

Drawing

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada Tabel 4.44., dan Tabel 4.45.

Tabel 4.44. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Pembagian Biaya Defect Design pada Redesign dan Shop Drawing”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pembagian Biaya Defect Design pada Redesign dan

Shop Drawing Frek % Frek % Frek % Kontraktor 80%: Desainer 20% 0 0 2 50 1 50 Kontraktor 70%: Desainer 30% 2 28,57 0 0 0 0 Kontraktor 50%: Desainer 50% 3 42,86 2 50 1 50 Kontraktor 30%: Desainer 70% 1 14,29 0 0 0 0 Kontraktor 20%: Desainer 80% 1 14,29 0 0 0 0

Tabel 4.45. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap”Pembagian Biaya

Defect Design pada Redesign dan Shop Drawing”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 4 6.03 9,49 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 4 4.11 9,49 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 4 0.56 9,49 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai pembagian

biaya defect design pada redesign dan shop drawing, tidak terjadi perbedaan

pendapat dari ketiga kelompok responden.

Page 23: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

65

Pembagian biaya yang diinginkan responden adalah 50% kontraktor dan

50% konsultan, dengan alasan, alternatif ini dianggap paling adil dalam kondisi

demikian.

4.5. Analisis Perselisihan dalam Redesign dan Shop Drawing

Dari survey yang dilakukan kepada responden, diketahui bahwa 100%

responden memilih penyelesaian sengeketa melalui jalur extra judicial atau di luar

pengadilan. Sedangkan dari survey di Pengadilan Negeri Surabaya, didapat bahwa

belum ada kasus sengketa desain konstruksi yang terdaftar di Pengadilan Negeri

Surabaya. Hal ini disebabkan pertimbangan biaya dan kemudahan. Beberapa

karakteristik keunggulan penyelesaian sengketa melalui pengadilan :

1. Efisiensi waktu, tenaga dan biaya

2. Mengurangi beban perkara di Pengadilan

3. Aktualitas peran serta masyarakat

4. Terjamin kerahasiaannya

5. Otonomi para pihak

6. Adanya itikad baik untuk memenuhi kesepakatan

7. Fleksibilitas rancangan dan syarat bentuk penyelesaian sengketa

8. Memelihara hubungan para pihak dalam jangka panjang

9. Kesepakatan/konsensus lebih baik daripada kalah-menang

10. Sebagai forum alternatif sesuai dengan sifat dan karakter sengketa

Mediasi adalah proses awal sebelum proses arbitrase. Perbedaan

utamanya ialah pada hasil akhir proses, dimana proses mediasi menghasilkan

perjanjian penyelesaian sengketa dengan saksi mediator, sedangkan hasil proses

arbitrase ialah keputusan arbitrase yang bersifat final dan mengikat (final and

binding) sehingga dapat dimohonkan eksekusinya melalui pengadilan.

Berdasarkan pasal 55-57 Undang-undang no 30 tahun 1999.

Analisis terhadap perselisihan pada redesign dan shop drawing didapat

dari responden kontraktor, konsultan dan pemilik bangunan. Secara umum

analisis usulan desain oleh kontraktor dilakukan dengan 2 cara yaitu analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Untuk analisis inferensial digunakan analisis

chi square.

Page 24: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

66

4.5.1. Analisis terhadap Penyelesaian Perselisihan

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada Tabel 4.46., dan Tabel 4.47.

Tabel 4.46. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Penyelesaian Perselisihan Redesign dan Shop Drawing”

Kontraktor Konsultan Pemilik Penyelesaian Perselisihan Redesign dan Shop Drawing Frek % Frek % Frek %

Negosiasi 8 100 4 100 5 100 Jalur hukum 0 0 0 0 0 0

Tabel 4.47. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap Penyelesaian

Perselisihan Redesign dan Shop Drawing

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.01 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 0.01 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0.02 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai penyelesaian

perselisihan, tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok responden.

Penyelesaian yang paling sering dilakukan melalui jalur negosiasi, karena

pertimbangan menjaga hubungan baik, dan menghemat waktu. Penyelesain

sengketa secara alternatif berdasarkan Undang-Undang Jasa Konstruksi pasal 37

dan Undang-Undang Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa Alternatif (Undang-

Undang no 30 tahun 1999). Penyelesaian sengketa dengan cara-cara negosiasi

untuk masalah non hukum pidana adalah dibolehkan, dan pilihan yang wajar

untuk menghindari sengketa lebih lanjut. Kelemahan sistem ini ialah kesepakatan

yang ada, masih tetap mungkin dipungkiri, kecuali dalam arbitrase, dimana

kesepakatan yang sudah dibuat berkekuatan hukum.

4.5.2. Analisis terhadap Pertimbangan Penyelesaian dengan Jalur Hukum

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada pada Tabel 4.48., dan Tabel 4.49.

Page 25: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

67

Tabel 4.48. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Pertimbangan Penyelesaian dengan Jalur Hukum”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pertimbangan Penyelesaian dengan Jalur Hukum Frek % Frek % Frek %

kerugian material 4 57,14 1 50 2 40 kerugian non material 2 28,57 1 50 2 40 Kerugian waktu 1 14,29 0 0 1 20

Tabel 4.49. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Pertimbangan Penyelesaian dengan Jalur Hukum”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 0.83 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 0.37 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 0.93 5.99 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai pertimbangan

penyelesaian dengan jalur hukum, tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga

kelompok responden.

Pemakaian jalur hukum umumnya karena terjadi kerugian berlebih secara

finansial, yang tidak bisa diselesaikan dengan negosiasi.

4.5.3. Analisis terhadap Penyelesaian diluar Jalur Hukum

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada pada Tabel 4.50., dan Tabel 4.51.

Tabel 4.50. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Penyelesaian diluar Jalur Hukum”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pertimbangan Penyelesaian dengan Jalur Hukum Frek % Frek % Frek %

Arbitrase 3 37,5 0 0 1 20 Konsiliasi 4 50 2 50 3 60 Mediasi 1 12,5 2 50 1 20

Page 26: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

68

Tabel 4.51. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Penyelesaian diluar Jalur Hukum”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 3.05 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 0.48 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 1.47 5.99 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai penyelesaian

diluar jalur hukum, tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok

responden.

Pertimbangan utama bagi responden memilih jalur penyelesaian dengan

konsiliasi ialah adanya keengganan menghadirkan pihak ketiga, dan untuk

menjaga kerahasiaan informasi terkait. Konsiliasi sebagai pilihan utama para

responden, merupakan pilihan yang paling minim kepastian hukum. Dengan

memakai konsiliasi, berarti kesepakatan yang terjadi dapat dengan mudah

disangkal. Karena tidak adanya pihak ketiga sebagai mediator, dan tidak adanya

kesepakatan yang mengikat penuh seperti pada arbitrase.

4.5.4. Analisis terhadap Pertimbangan Penyelesaian diluar Jalur Hukum

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada pada Tabel 4.52., dan Tabel 4.53.

Tabel 4.52. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Pertimbangan Penyelesaian diluar Jalur Hukum”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pertimbangan Penyelesaian diluar Jalur Hukum Frek % Frek % Frek %

Kemudahan dan kecepatan 4 57,14 4 100 3 60 Efisiensi Biaya 2 28,57 0 0 1 20 Kepastian 1 14,29 0 0 1 20

Tabel 4.53. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Penyelesaian diluar Jalur Hukum”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 2 2.57 5.99 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 2 0.57 5.99 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 2 2.1 5.99 Ya tidak signifikan

Page 27: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

69

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai pertimbangan

penyelesaian jalur hukum, responden secara mayoritas menjawab tidak ada

perbedaan signifikan antara responden. Para responden memilih faktor

kemudahan dan kecepatan dalam menentukan penyelesaian sengketa di luar jalur

hukum. Efisiensi biaya bukan merupakan faktor utama yang diperhitungkan.

4.5.5. Analisis terhadap Konsultan dalam Peran Jasa Konstruksi dalam

Penyelesaian Perselisihan

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada pada Tabel 4.54., dan Tabel 4.55.

Tabel 4.54. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Peran Jasa Konstruksi dalam Penyelesaian Perselisihan”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pertimbangan Penyelesaian

diluar Jalur Hukum Frek % Frek % Frek %

Tidak berperan 6 75 3 75 4 80 Berperan 2 25 1 25 1 20

Tabel 4.55. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Peran Jasa Konstruksi dalam Penyelesaian Perselisihan”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 1 0.01 3.84 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 1 0.05 3.84 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 1 0.05 3.84 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai peran forum

jasa konstruksi , tidak terjadi perbedaan pendapat dari ketiga kelompok

responden.

Di Indonesia forum jasa konstruksi belum berfungsi efektif dalam

tugasnya. Tetapi kemungkinan dalam waktu kedepan hal ini dapat berubah,

karena semakin baiknya pelaksanaan peraturan pemerintah, dan adanya sertifikasi

profesi jasa konstruksi.

Para responden mengetahui bahwa fungsi forum jasa konstruksi harusnya

lebih banyak dalam membantu menyelesaikan perselisihan dalam profesi tersebut,

Page 28: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

70

namun pada prakteknya, tidak ada tindakan nyata yang dilakukan forum jasa

konstruksi menyangkut terjadinya perselisihan dalam profesi jasa konstruksi.

Forum Jasa Konstruksi merupakan wadah yang paling efektif untuk menengahi

permasalahan sengketa yang ada di dunia konstruksi. Sebagai badan yang

memiliki anggota ahli profesi konstruksi, forum ini dapat memiliki legitimasi

dalam memberikan keputusan, walau belum memiliki wewenang menghasilkan

keputusan yang berkekuatan hukum. Sangat disayangkan, di Indonesia forum

yang ada masih belum bisa berperan demikian.

4.5.6. Analisis terhadap Konsultan dalam Pembuatan Kontrak Jasa Konstruksi

Analisis terhadap elemen konstruksi yang diusulkan dilakukan dengan

analisis deskriptif dan inferensial.Analisis deskriptif dan analisis chi square dapat

dilihat pada pada Tabel 4.56., dan Tabel 4.57.

Tabel 4.56. Frekuensi Jawaban Responden Terhadap” Pembuatan Kontrak Jasa Konstruksi”

Kontraktor Konsultan Pemilik Pertimbangan Penyelesaian diluar Jalur Hukum Frek % Frek % Frek %

Konsultan hukum 1 12,5 2 50 1 20 Konsultan kostruksi 0 0 0 0 0 0 Konsultan hukum dan konsultan konstruksi 2 25 0 0 0 0 Bukan kedua-duanya 5 62,5 2 50 4 80

Tabel 4.57. Uji Chi-Square Jawaban Responden Terhadap” Pembuatan Kontrak Jasa Konstruksi”

Responden df X2hitung X2tabel X2<X2Tabel Keterangan Kontraktor vs Konsultan 3 2.62 7.81 Ya tidak signifikan Kontraktor vs Pemilik 3 1.49 7.81 Ya tidak signifikan Konsultan vs Pemilik 3 0.93 7.81 Ya tidak signifikan

Analisis chi square terhadap jawaban responden mengenai Konsultan

dalam Pembuatan Kontrak Jasa Konstruksi , tidak terjadi perbedaan pendapat dari

ketiga kelompok responden.

Para responden berpendapat bahwa peran konsultan dalam membantu

membuat kontrak jasa konstruksi dapat mencegah terjadinya perselisihan di

Page 29: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

71

kemudian hari, terkait perjanjian kontrak. Namun pada prakteknya, belum banyak

yang menggunakan jasa konsultan.

4.6. Rekapitulasi hasil penelitian

Rekapitulasi hasil penelitian didapat dari analisis jawaban kuesioner

(deskriptif dan inferensial), hasil wawancara, dan tinjauan aspek legalitas pada

tabel 4.4. sampai dengan tabel 4.38. Hasilnya dirangkum seperti pada tabel 4.39.,

tabel 4.40., tabel 4.41., dan tabel 4.42. tersebut dibawah ini.

Tabel 4.58. Rekapitulasi analisis Inferensial

kode Keterangan I

Usulan perubahan desain oleh kontraktor H0 diterima : Pada seluruh parameter

II Approval dalam usulan desain H0 diterima : Pada parameter II.1 , II.2 , II.3 , II.4 , II.6 H0 ditolak : Pada parameter II.5

III Tanggung gugat approval terhadap usulan desain H0 diterima : Pada Parameter III.1 , III.2 , III.3 , III.5 H0 ditolak : Pada III.4

IV Perselisihan pada redesign dan Shop Drawing H0 diterima : Pada seluruh parameter

Tabel 4.59. Rekapitulasi hasil penelitian wawancara kode Kontraktor Konsultan Pemilik Bangunan

I Proses pengajuan usulan desain harus menggunakan komunikasi tertulis

Kondisi di lapangan menjadi penyebab utama kontraktor mengajukan usulan desain

Usulan desain bisa tidak perlu dikomunikasikan bila telah terjalin hubungan yang cukup baik dan saling percaya antara kontraktor dan pemilik proyek

II perubahan nilai kontrak lebih dari 10% perlu dibuatkan addendum

Perubahan usulan desain harus mendapat pengesahan dari kantor pusat desain, agar tidak terjadi kerancuan

Perubahan desain struktur sementara adalah wewenang dan kompetensi kontraktor

III Shop drawing stamp kebanyakan di Indonesia belum digunakan

Konsultan yang berkompetensi mendesain, sehingga usulan pemeriksaan terhadap usulan desain yang masuk juga merupakan tanggung jawab konsultan

Bila terjadi masalah pada proyek, cenderung tanggung jawab pembenahan dan biaya atas hal tersebut dibebankan pada kontraktor

Page 30: IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran umum objek …

Universitas Kristen Petra

72

Tabel 4.59. Rekapitulasi hasil penelitian wawancara(sambungan) IV Kontraktor akan

menyelesaikan perselisihan melalui jalur hukum hanya bila dirasa penyelesaian dengan cara lain sangat merugikan pihak kontraktor

Forum jasa konstruksi tidak begitu signifikan dalam menyelesaikan permasalahan cenderung hanya bersifat aktualitas

Penyelesaian dengan konsiliasi meminimalkan perselisihan di kemudian hari.

Tabel 4.60. Rekapitulasi Tinjauan Aspek Legalitas Kode Uraian Secara Umum

I Usulan desain yang diajukan oleh kontraktor dapat ditolak bila hal pengajuan usulan

desain ini tidak tercantum dalam kontrak jasa konstruksi

II Pada prakteknya, terdapat beberapa pemilik bangunan yang secara spesifik meminta agar

approval atas perubahan desain dilakukan oleh pemilik bangunan di samping konsultan

III Landasan yang tepat untuk menentukan seberapa besar tanggung gugat konsultan ialah

tergantung dari isi kontrak perjanjian jasa konstruksi yang mengikat konsultan.

IV Penyelesaian sengketa melalui jalur extra judicial atau di luar pengadilan diminati.

Beberapa alternatif : konsiliasi, mediasi dan arbitrase