4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Sasaran ...
Transcript of 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Sasaran ...
52 Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Sasaran Penelitian
Pada bab ini, peneliti akan membahas berbagai hal. Hal-hal tersebut adalah
sejarah perusahaan, visi dan misi, serta, penjelasan logo Hanwha Life Insurance dan
lembaga Wahana Visi Indonesia. Karena kedua lembaga ini berkaitan langsung
dengan program CSR “Youth Entrepreneurship by Hanwha Life” YEAH 2016.
4.1.1. Sejarah Sasaran Penelitian
Sebuah perusahaan asuransi milik Bangsa Korea didirikan pada tanggal 9
September 1946.Perusahaan tersebut merupakan awal sejarah Hanwa Life, yang
dulu dikenal dengan nama Korea Life. Perusahaan Hanwha Life Insurance adalah
salah satu perusahaan asuransi yang berasal dari Korea. Hanwha Life Insurance
menjadi anggota Hanwha Group pada 12 Desember 2002 yang merupakan salah
satu Grup usaha terbesar di Korea Selatan. Hanwha Life memiliki banyak bidang
usaha seperti energi karena memproduksi alat Solar Cell di dunia, manufaktur,
konstruksi, jasa hiburan dan pariwisata, serta finansial seperti asuransi. Hanwha
Life telah membuktikan keberhasilannya menjadi salah satu perusahaan asuransi
terbaik di Korea Selatan dengan slogannya yaitu Financial Solution for Tomorrow.
Hanwha Life Korea juga merupakan salah satu dari 10 bisnis grup terbaik di
Korea yang sudah berdiri sejak tahun 1952 dan berpusat di Korea Selatan. Hanwha
Life mampu berkembang dengan berpijak pada nilai-nilai dasarnya, yaitu
Challenge, Dedication, dan Integrity, perusahaan Hanwha Life Insurance
merupakan salah satu perusahaan asal Korea yang berdomisili di Indonesia dan juga
merupakan perusahaan asuransi pertama yang berasal dari Korea. Memasuki pasar
Indonesia, pada 20 Desember 2012 Hanwha Life mengakuisisi PT Multicor Life
dan mengubah namanya menjadi PT Hanwha Life Insurance Indonesia pada
tanggal 23 juli 2013. Hanwha Life Insurance Indonesia secara resmi diluncurkan
tanggal 24 Oktober 2013 untuk mencapai perkembangan yang berkelanjutan
melalui kompetisi inovatif dalam bisnis asuransi di Indonesia. (Wawancara
Andrew, Manager Distrik Hanwha Life Insurance Surabaya, 22 November 2016)
53 Universitas Kristen Petra
4.1.2. Logo Hanwha Life Insurance
Gambar 4.1. Logo Hanwha Life Insurance
Sumber: www.hanwhalife.co.id/2017
Logo Hanwha, "TRIcircle," adalah kombinasi lingkaran dinamis dalam 3
warna yang berbeda. "TRIcircle" adalah elemen penting dari merek identitas
korporat Hanwha untuk secara jelas mengekspresikan dan secara simbolis
menggambarkan identitas merek korporatnya. Selain itu, dengan menyampaikan
citra "Unlimited Growth" Melalui ekspresi energi yang dinamis, Hanwha
memperoleh ekuitas visualnya dengan cara yang efektif.
Gambar 4.2. Komponen Logo Hanwha Life Insurance
Sumber: www.Hanwhacompany.co.id/2017
Logo Hanwha Life Insurance dibentuk dari beberapa komponen. Setiap
komponen memiliki arti tersendiri, berisi atas nilai dan dasar dari korporat
perusahan Hanwha. Terdapat tiga komponen yang membentuk lingkaran logo
Hanwha yaitu, komposisi (composition), arti (meaning), dan ekspresi (expression).
54 Universitas Kristen Petra
Dalam lingkaran tersebut terdapat komposisi yang menyatakan bahwa Hanwha
terus menerus berkembang, berevolusi, memulai perubahan, dan selalu berinovasi.
Arti tiga lingkaran dari logo tersebut adalah nilai dasar, visi-misi, bisnis-bisnis
dibawah nauangan korporat. Logo tersebut juga memvisualisasi dimana Hanwha
menjadi perusahaan korporat kelas dunia yang memberikan kontribusi kepada
konsumen, masyarakat, bahkan umat manusia. Komponen ketiga
merepresentasikan ekpresi harmonis yang terus berkembang dimana semangat
tricircle terus berkembang.
4.1.3. Visi dan Misi Hanwha Life Insurance
Visi dari Hanwha Life Insurance Indonesia adalah “Menjadi
perusahaan Asuransi Jiwa terkemuka di Indonesia.” Sedangkan misi-misi
dari Hanwha Life Insurance Indonesia yaitu menyediakan produk yang
inovatif, memberikan pelayanan prima dengan menjunjung tinggi etika
bisnis dan integritas, dan memberikan nilai tambah kepada seluruh
pemangku kepentingan.
4.1.4. Sejarah Wahana Visi
Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan sejarah asal mula Wahana Visi
dibentuk, bagaimana lembaga Wahana Visi memulai operasinya di Indonesia, serta
bagaimana perkembangan yayasan Wahana Visi Indonesia. Selain sejarah Wahana
Visi Indonesia, peneliti juga akan menjelaskan bagaimana yayasan WVI
berkembang di kota Surabaya.
4.1.4.1. Awalnya Operasi World Vision di Indonesia
Berdirinya Yayasan Wahana Visi Indonesia tidak terlepas dari operasi
World Vision di Indonesia. World Vision International (WVI) berdiri pada bulan
Agustus 1950 dengan Nama awal adalah World Vision Incorporated. Di kemudian
hari seiring dengan perkembangan dunia, Nama World Vision International
disingkat menjadi hanya World Vision. Bob Pierce adalah tokoh yang mendirikan
organisasi ini dan menjadi presiden World Vision yang pertama. Kegiata awal
55 Universitas Kristen Petra
World Vision yang cukup dikenal adalah sewaktu menyalurkan bantuan darurat
ketika terjadinya perang saudara di Korea.
Pada tanggal 28 Oktober 1965, World Vision International secara resmi
memulai operasinya di Indonesia. Pada tanggal tersebut didirikan sebuah organisasi
lokal bernama Lepki untuk memayungi kegiatan-kegiatan yang dilakukan World
Vision International di Indonesia. Kantor resmi pertama World Vision Indonesia
(Lepki) adalah di Malang (Jalan Bromo 2).
Pada tahun 1970-an kegiatan World Vision Indonesia mulai mengayomi
kegiatan pengembangan masyarakat. Dengan makin banyaknya dibutuhkan
pengembang masyarakat (motivator) untuk berbagai wilayah di maka pada tahun
1980-an dibuka program National Development Training Center (NDTC). Pusat
pelatihan para motivator ini dibuka di Jakarta dengan program pelatihan 4 bulan
penuh bagi para calon motivator yang akan menjadi agen perubahan di berbagai
wilayah.
Ternyata program pelatihan ini sangat diterima dan tingkat kepercayaan
terhadap World Vision Indonesia semakin meningkat sehingga dibukalah beberapa
cabang NDTC di berbagai tempat yaitu di NTT (Rote, Belu, dan Ende) serta di
Kalimantan Barat (Samalantan dan Tebang Banua). Dengan mempertimbangkan
jarak dan luasnya wilayah Indonesia, NDTC sendiri akhirnya dibuka juga di Sentani
(Papua).
Salah satu program yang cukup dikenal masyarakat waktu itu adalah
Program Pengembangan Keluarga. Melalui program yang diperkenalkan oleh para
motivator lulusan NDTC ini, para keluarga di wilayah yang didampingi mendapat
pembekalan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. Banyak keluarga
dibantu untuk membuka warung kebutuhan sehari-hari, memproduksi barang-
barang kebutuhan rumah tangga, menjahit, mengembangkan usaha kecil di bidang
pertanian dan perkebunan dan berbagai usaha lain.
Sementara itu anak-anaknya dibantu kebutuhan sekolahnya sehingga
orangtuanya dapat lebih berkonsentrasi mengembangkan sumber daya dan dana
untuk mengembangkan usaha. Secara berkala, anak-anak ini juga dipantau melalui
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan bekerjasama dengan Puskesmas dan dokter
di wilayah setempat.
56 Universitas Kristen Petra
Untuk memastikan agar program bantuan dilaksanakan secara bertanggung-
jawab, World Vision Indonesia memperkuat tim auditornya untuk melakukan
verifikasi pemanfaatan dana bantuan di lapangan. Mereka secara ketat memeriksa
apakah laporan pemanfaatan dana sesuai dengan apa yang terjadi pada masyarakat
yang dilayani.
4.1.4.2. Awal Berdirinya Wahana Visi Indonesia
Pelayanan pada tahun 1990-an diwarnai
dengan meningkatnya kepercayaan pemerintah dan
donor kepada World Vision untuk melaksanakan
berbagai program di bidang kesehatan ataupun
pendidikan. Itu sebabnya pada masa itu, selain
hubungan yang sangat baik dengan Departemen
Sosial sebagai mitra pelayanan World Vision,
hubungan dengan Departemen Kesehatan dan
dinas-dinas kesehatan di lapangan juga sangat baik.
Sementara itu, di periode 1990-an tersebut
juga, Indonesia mengalami kemajuan ekonomi
yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan makin
banyaknya kelompok kelas menengah yang lebih
kuat secara finansial.
Melihat perkembangan ini, sejumlah pimpinan World Vision Indonesia
mulai memikirkan bagaimana agar masyarakat Indonesia juga dilibatkan dalam
mendukung program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di
daerah-daerah yang masih sangat tertinggal. Langkah awal yang dilakukan adalah
mengajak para staf dan keluarga untuk menjadi sponsor atau penyantun anak.
Waktu itu, seratus anak yang berada di desa Patriot di Merauke Papua merasakan
manfaat tersebut.
Inisiatif ini kemudian berkembang dengan baik seiring dengan semakin
banyaknya anak-anak di Merauke Papua yang disantuni melalui program anak
asuh/ penyantunan lokal tersebut. Oleh karena itu, pimpinan World Vision
Indonesia kemudian mengambil inisiatif untuk menawarkan program penyantunan
lokal ini kepada masyarakat yang lebih luas di luar staf yang ada.
Gambar 4.3. Pekerjaan WVI Untuk
memberdayakan anak-anak
Sumber: http://www.wahanavisi.org/id
Diakses tanggal 10 Mei 2017
57 Universitas Kristen Petra
Untuk mewadahi hal ini, maka pada tanggal 22 Maret 1995 didirikan
Yayasan World Vision Indonesia – yang beberapa tahun kemudian (16 Februari
1999) direstrukturisasi menjadi Yayasan Wahana Visi Indonesia. Sejak saat itu
Yayasan Wahana Visi Indonesia menjadi salah satu penyalur dana bantuan World
Vision yang ada di Indonesia.
Program santunan anak tersebut dikenal juga dengan sebutan “program
sponsorship lokal” karena donornya adalah perorangan yang merupakan warga
negara Indonesia sendiri. Untuk itu, Yayasan Wahana Visi Indonesia secara rutin
mengadakan sosialisasi untuk mengajak para donatur untuk berpartisipasi
menanggulangi kemiskinan melalui program pemberdayaan masyarakat di
berbagai wilayah pedalaman di Indonesia. Salah satu sosialisasi yang dilakukan saat
itu adalah melalui pagelaran seni bertajuk “Gema Pantai Kasuari” di tahun 1999.
Saat itu, sejumlah artis termasuk Henny Purwonegoro turut mengisi acara dan ikut
mengambil bagian menjadi orang tua sponsor (donatur tetap) dengan menyantuni
seorang anak di wilayah Pantai Kasuari Papua.
Dengan semakin banyaknya sponsor lokal, Yayasan Wahana Visi Indonesia
mulai menyebar dan memiliki beberapa kantor perwakilan di berbagai wilayah di
Indonesia antara lain: Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah,
dan wilayah urban seperti di Jakarta dan Surabaya. Program-program yang
dilakukan juga semakin berkembang menjadi 3 (tiga) besaran program yaitu:
Pengembangan masyarakat (pengembangan transformatif), tanggap darurat
(tanggap bencana), dan advokasi (bekerjasama dengan pemerintah setempat
melalui pembuatan kebijakan yang berfokus pada anak).
Sejak saat itu pula, visi Yayasan Wahana Visi Indonesia disusun dan mulai
diperkenalkan secara luas sejak tahun 2002 yaitu: “Visi kami untuk setiap anak
hidup utuh sepenuhnya, doa kami untuk setiap hati, tekad untuk mewujudkannya”.
Melalui visi ini, Yayasan Wahana Visi Indonesia dalam setiap programnya selalu
identik dengan anak. Apapun program yang dirancang atau disusun bersama
masyarakat selalu berfokus pada anak dan sebesar-besarnya memberikan manfaat
bagi anak-anak.
58 Universitas Kristen Petra
4.1.4.3. Yayasan Wahana Visi Indonesia di Surabaya
Gambar 4.4. Pekerjaan WVI Untuk memberdayakan anak-anak
Sumber: Dokumentasi Kegiatan Wahana Visi Surabaya, 2017
Diakses Tanggal 10 Mei 2017
Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia dengan keunikan dan
permasalahannya sendiri. Di kota ini, Yayasan Wahana Visi Indonesia
mengimplementasikan program-programnya selaku mitra kerja World Vision
Indonesia sejak tahun 1999 melalui Surabaya Emergency OperationProgram.
Program ini adalah program yang bersifat padat karya dengan lingkup pekerjaan
antara lain: peningkatan sanitasi (MCK), perbaikan jalan, perbaikan sekolah, dan
perbaikan balai pertemuan. Program ini dilakukan di wilayah kelurahan Kapasari,
Embong Kaliasin, Wonorejo, Peneleh, dan Genteng. Program ini kemudian
berakhir di tahun 2000 dan digantikan dengan program Surabaya Transition
Activities Program yang berjalan dari tahun 2000 – 2004 dengan fokus program
antara lain: penyuluhan kesehatan, perbaikan ekonomi keluarga, pelatihan
keterampilan, dan beberapa perbaikan infrastruktur.
59 Universitas Kristen Petra
Seiring dengan berakhirnya
program tersebut maka
diimplementasikan pula program
Surabaya Development
Assistance Program/ Food
Security and Nutrition Program
dari tahun 2004 hingga 2007
dengan fokus kegiatan:
pendampingan ibu hamil,
Posyandu, pos baduta, dan
kampanye kesehatan. Pada tahun
yang sama, dilakukan juga
program Surabaya Education
Enhancement Project yang melakukan pendampingan sekolah di bidang MBS-
PAKEM pada tahun 2005 – 2007. Kedua program tersebut dilakukan di wilayah:
Kelurahan Gading, Ploso, Simolawang, Sidotopo Wetan, Banyu Urip, dan Putat
Jaya. Selain program-program khusus dengan durasi yang singkat, Yayasan
Wahana Visi Indonesia juga mengimplementasikan program jangka panjang
dengan durasi 10 – 15 tahun yang disebut sebagai Area Development Program.
Area Development Program (ADP) adalah sebuah program pemberdayaan
masyarakat jangka panjang yang meliputi upaya perbaikan gizi balita, menciptakan
lingkungan yang aman bagi anak dan pengembangan ekonomi masyarakat. Di
Surabaya, program ADP dilakukan di wilayah Kecamatan Genteng, Tegalsari, dan
Sawahan. Di tiga wilayah ini program ADP berjalan sejak tahun 2001 hingga 2016.
Pada tahun 2014, program ADP yang baru dibuka di Kecamatan Simokerto dengan
wilayah dampingan di Kelurahan Sidodadi dan Simolawang.
Pada saat diimplementasikannya program jangka panjang tersebut, Yayasan
Wahana Visi Indonesia juga melakukan program khusus yang melakukan studi
tentang pendekatan terbaik di perkotaan melalui prinsip pengembangan masyarakat,
partisipasi anak serta kemitraan melalui UHEALTH program yang di
Gambar 4.5. Anak-anak dampingan Wahana
Visi dalam belajar
Sumber: http://www.wahanavisi.org/id
Diakses Tanggal 10 Mei 2017
60 Universitas Kristen Petra
implementasikan dari tahun 2009 – 2014 di kelurahan Pegirian kecamatan
Semampir.
4.1.5. Nilai Dasar Lembaga Wahana Visi
Lembaga Wahana Visimerupakan yayasan sosial kemanusiaan berbasis
Kristen yang bekerja untuk membuat perubahan yang berkesinambungan pada
kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. WVI
mendedikasikan diri untuk bekerja sama dengan masyarakat yang paling rentan
tanpa membedakan agama,ras, etnis, dan gender. Yayasan Wahana Visi juga
merupakan salah satu cabangdari lembaga sosial internasional World Vision.
Dengan mengadopsi visi dan misi dari World Vision, Lembaga Wahana Visi
Indonesia memiliki sebuah Core Values yaitu“We have identified certain values
that are the fundamental principles that determine our commitment to each other
and to the poor.”Core Values inilah yang menjadi bukti komitmen Wahana Visi
dalam mewujudkan tujuan mereka.
Selain dari core values, lembaga sosial masyarakat ini juga memiliki
beberapa nilai lainnya seperti we are Christian -- From the abundance of God's
love, we find our call to ministry. We are committed to the poor -- We are called
to relieve their suffering and to promote the transformation of their condition of
life. We value people -- We regard all people as created and loved by God. We give
priority to people before money, structure, and systems. We are stewards -- We
are faithful to the purpose for which resources are given and manage them in a
manner that brings maximum benefit to the poor. We are partners -- We are
members of an international World Vision Partnership that transcends legal,
structural, and cultural boundaries. We are responsive -- We are responsive to the
life-threatening emergencies where our involvement is needed and appropriate.
4.1.6. Visi dan Misi Wahana Visi
Visi lembaga sosial Wahana Visi adalah“Untuk Setiap Anak Hidup Utuh
Sepenuhnya.” Dan doa untuk publiknya adalah “Untuk Setiap Hati Tekad Untuk
Mewujudkannya” Sedangkan Misi mereka adalah Tanggap bencana,
pengembangan dan advokasi yang dilakukan Wahana Visi Indonesia didasarkan
61 Universitas Kristen Petra
atas visi dunia yang berkomitmen untuk kesejahteraan anak. Wahana Visi Indonesia
berusaha untuk membangun masyarakat yang kuat di mana perdamaian dan
keadilan akan merata serta keamanan, peluang dan kepuasan dapat dinikmati.
4.1.7. Logo dan Struktur Organisasi Wahana Visi Urban Surabaya
Gambar 4.6. Logo Wahana Visi Indonesia
Sumber: http://indokasih.com/charities/wahana-visi, 2017
Struktur Organisasi Wahana Visi Urban Surabaya
Gambar 4.7. Struktur organisasi Wahana Visi Urban Surabaya
Sumber: File HRD Wahana Visi Surabaya
62 Universitas Kristen Petra
4.1.8. Profil Lembaga Wahana Visi
Lembaga Wahana Visi Urban Surabaya merupakan salah satu cabang dari
yayasan sosial wahana Visi Indonesia. Berlokasi di Jl. Margorejo Indah 3/C-116,
Surabaya 60238. Informasi mengenai Kantor Urban Surabaya adalah nomor
telepon Kantor 031-8471335, E-mail [email protected], dan facebook
account Wahana Visi Indonesia. Mereka juga memiliki Instagram dan Twitter Account
@wahanavisi id, dan youtube channel WahanaVisi. Dapat dilihat dari profil perusahaan ini,
bahwa lembaga Wahana Visi aktif mempublikasi kegiatan sosial mereka. Media sosial
teraktif yang mereka gunakan adalah youtube, email, dan facebook.
4.2.Program “Youth Entrepreneurship Academy by Hanwha Life” YEAH
4.2.1. Awal Terbentuknya Program YEAH
Awal mula terbentuknya program CSR ini, dimulai dari kesadaran dari
pihak Wahana Visi Surabaya. Para staf WVI melihat bahwa program-program yang
dilakukan di Surabaya hanya menargetkan anak-anak dan orang tua. Bidang yang
difokuskan adalah kesehatan dan kesejaterahan anak-anak dan orang tuanya. WVI
Surabaya juga tidak dapat melewatkan fakta bahwa di area bimbingan mereka,
banyak sekali anak-anak muda yang putus sekolah. Melihat fakta tersebut, WVI
Surabaya mencetuskan ide tentang sebuah program bimbingan untuk anak-anak
muda (Youth Entrepreneur Program). Ide tersebut diberikan kepada project officer
(PO) di WVI pusat di Jakarta. Saat di Jakarta ide program tersebut disebar dan
disiarkan mencari ketertarikan pihak-pihak lain. Enam bulan kemudian, World
Vision Korea menunjukan ketertarikan kepada program ini.
World Vision Korea pada saat itu bekerja sama dengan Hanwha Life Korea
untuk melakukan program CSR. Dari situlah program Youth Entrepreneurship
Academy by Hanwha Life dibentuk. Menurut hasil wawancara peneliti program ini
dibentuk bedasarkan berbagai tujuan dari tiga institusi yang berbeda. Tujuan besar
dan jangka panjang Hanwha Life Korea adalah branding, promosi, memberikan
kontribusi kepada masyarakat Indonesia, dan memperoleh kerjasama dengan
pemerintah Indonesia.
“Hanwha reason utama branding. Branding bahwa dia tidak cuma
perusahaan yang cari untung saja, tapi jua memperhatikan social life
gitu. Memperhatikan pembangunan sosial dalam hal ini anak-anak muda.
Nah selain itu dia membantu Hanwa yang disini untuk punya
63 Universitas Kristen Petra
semacamruang promsi juga gitu. Karena lewat YEAH ini ada banyak
event-event yang sifatnya itu kota gitu kan. Ada pameran, ada kompetisi
wirausaha, ada macam-macam gitu kan, ada kerjasama dengan pihak-
pihak pemerintah”(Wawancara Rachmat Willy Sitompul 15 Mei 2017)
Sedangkan World Vision Korea bertujuan untuk menambah project yang
dilakukan di Indonesia. World Vision Korea memiliki beberapa project di Indonesia,
namun semua itu berlokasi di rural area. Menurut program manager project YEAH,
Melalui program ini WorldVision Korea dapat mengekspansi project mereka
sampai ke perkotaan atau urban area.
“Project-project mereka sangat sedikit di Indonesia. Kalau Korea itu
kan kita hanya mungkin cuma 1. Cuma 1 wilayah yang dibiayai Korea.
Kalau ga salah itu di NTT ada 1. Jadi masih sangat sedikit ini mereka di
Indonesia. Yang kedua mereka ingin menyasar wilayah atau daerah,
yang sifatnya itu urban. Urban itu perkotaan. Perkotaan gitu kan. Nah
jadi ketika program ini goal, mereka minta juga, program yang mirip-
mirip tuh, bisa ga dilakukan di Jakarta gitu. Maka di Jakarta, munculah
program namanya program SOBIPUR. Dan dapatlah mereka akhirnya
punya 3 site kan mereka punya site yang rural di NTT saya lupa entah
di Sumba atau dimana, dan mereka punya 2 site urban sekarang di Jakarta
dan Surabaya. Ketika dia promote keluar, World Vision Koreanya bisa
ngomong tuh. Kami tidak hanya ada di rural, tapi kami juga ada di
lingkup urban.”.(Wawancara Rachmat Willy Sitompul 15 Mei 2017)
Sedangkan Tujuan untuk Wahana Visi sendiri adalah mengimplementasi program
baru yang menyasar Youth, serta membantu mengurangi anak muda yang putus
sekolah.
“Karena ini wilayah kita gitu ya. Dan kebetulan di wilayah kita ini tidak
ada program sebelumnya yang menyasar ke youth itu kita terbantu
disitu. Jadi benefit yang diterima oleh masyarakat, itu lebih banyak
jadinya”(Wawancara Rachmat Willy Sitompul 15 Mei 2017)
Dengan munculnya ketertarikan itu, ketiga institusi ini mulai bekerja sama
untuk membuat sebuah program CSR. Konsep untuk programnya didasari dari ide
awal Youth Entrepreneur program. Dibutuhkan waktu satu bulan untuk
memantangkan konsep, perencanaan, dan kesepakatan untuk membuat program
CSR ini. Akhir dari diskusi tersebut membentuk sebuah program dengan nama
“Youth EntrepreneurshipAcademy by Hanwha Life”
64 Universitas Kristen Petra
4.2.2. Perencanaan Program CSR YEAH 2016
Proses perencanaan program YEAH sebagian besar dilaksanakan oleh
lembaga Wahana Visi Indonesia dan Surabaya. Telah disepakati oleh ketiga pihak,
bahwa program ini akan dijalankan di Surabaya dengan menyasar target peserta
dari Area Development Program (ADP) WVI Surabaya. Target peserta harus
berkisaran usia 17-24 tahun dan program ini akan berjalan selama tiga tahun.
Dinyatakan tiga tahun karena menurut teori dan tim perencanaan WVI, bahwa
membutuhkan waktu minimal tiga tahun untuk merubah suatu perilaku.
Untuk menjalankan special program ini, WVI Surabaya memutuskan untuk
menggandeng beberapa organisasi lain untuk membantu menjalankannya.
Alasannya dikarenakan keterbatasan tim pelaksana dan tidak bisa dikerjakan oleh
WVI sendiri. Staf pelaksana dari WVI, tidak memiliki materi tentang
kewirausahaan dan skill tentang entrepreneurship untuk mengkomunikasikan
pesan program kepada peserta.
“Output-output tertentu yang memang kita tidak bisa kerjakan sendiri.
Satu kan WVI tidak punya bukan berarti orang-orang WVI ini ahli dalam
semua hal, kan engga. Pasti harus menggandeng banyak pihak gitu.”
Organisasi yang disasar adalah mereka yang memiliki visi yang sama dan
tidak hanya sekedar mencari keuntungan. Organisasi yang dicari juga harus
memiliki pengalaman dalam membimbing anak muda, mengerti tentang
kewirausahaan, bagaimana proses pembuatan produksi, dan proses produksi itu
sendiri. WVI akhirnya menentukan organisasi tersebut yaitu Universitas Widya
Mandala untuk membantu menyeleksi peserta. Prestasi Junior Indonesia (PJI) yang
bertanggungjawab mengajarkan tentang kewirausahaan, Yuyun Anwar Institute
(YHI) yang mengajarkan bagaimana cara berproduksi, dan organisasi lainnya.
Tujuan akhir yang diinginkan adalah terbentuknya satu perusahaan kecil atau
student company yang bisa berlanjut meskipun program sudah berakhir.
Proses pembentukan kerjasama juga dilakukan semua oleh pihak WVI
Surabaya, dengan izin dan persetujuan dari pihak Hanwha Life. Pihak pelaksana
harus bisa memberikan alasan dan mengapa hal tersebut diperlukan, sehingga pihak
perusahaan tetap dapat memonitoring perkembangan perencanaan program ini.
65 Universitas Kristen Petra
“Karena mereka menyerahkan sepenuhnya pada kita. Hanya mereka
dari Koreanya meminta kita harus bisa menjelaskan ke Korea mengapa
kita memilih dia. Nah kita harus jelaskan latar belakangnya.”
Setelah semua disetujui, proses selanjutnya adalah membuat perjanjian kerja. Pada
tahap ini, tim WVI Surabaya bertemu dengan perwakilan lembaga lainnya. Tim
pelaksana memberikan surat penawaran atau proposal yang menjelaskan
bagaimana garis besar program ini, dan apa saja yang ingin dicapai dari program
ini. Kedua belah pihak membuat berbagai penawaran dan persetujuan yang juga
disesuaikan dengan tujuan masing-masing lembaga. Proses ini membutuhkan
waktu kurang lebih 2 minggu. Dengan perundingan sudah selesai, proses
dilanjutkan dengan pembuatan kontrak kerja. Kontrak kerja ini merupakan hasil
akhir dari pembuatan perjanjian kerja.
“Penawarannya kita pelajari kita diskusikan, dengan mereka tawar
menawar dan sebagainya, akhirnya kemudian tercapailah kesepakatan, dan
itu tertuang dalam perjanjian kerjasama, atau apa namanya ya? MOU
kalau ga salah. Perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak.”
4.2.3. Prosedur Monitoring Program YEAH 2016
Karena program YEAH 2016 ini merupakan program hasil kerja sama dari
tiga lembaga yaitu Hanwha Life Korea, World Vision Korea, dan Wahana Visi
Indonesia. Maka dari itu, proses pengawasan yang dilakukan juga dilaksanakan
dengan ketat dan terstruktur. Dalam pengawasannya, seorang program manajer
akan bertanggung jawab penuh di program ini. Program manajer akan memonitor
bagaimana kinerja tim kerja, pendamping lapangan, dan pendamping dari lembaga
luar. Menerima berbagai laporan yang terjadi dilapangan, rencana keuangan,
kendala yang terjadi dan bagaimana progress pendampingan peserta.
Jenis yang dilakukan ada tiga jenis yaitu yang pertama, sesi pembelajaran
atau lesson learn yang dilakukan satu bulan sekali. Di sesi pelaporan ini, pihak
pelaksana dan kader masyarakat membahas mengenai bagaimana menanggulangi
kendala-kendala yang terjadi dilapangan. Contoh kendala tersebut adalah
bagaimana cara membuat para peserta tetap termotivasi untuk menjalankan
program ini. Untuk jenis pelaporan ini, program manajer akan berkumpul bersama
dengan tim kerja dan pendamping lainnya untuk bersama-sama berdikusi
menemukan solusi yang tepat.
66 Universitas Kristen Petra
Jenis pelaporan kedua, adalah pelaporan kepada stakeholder. Laporan jenis
ini memberikan informasi ter-update untuk mereka yang mendukung program ini.
Stakeholder yang dimaksud adalah tingkat kecamatan, pemerintah lokal, dan
lainnya. Dilakukan tiga bulan sekali, memberikan bagaimana kabar anak-anak
bimbingan, dan bagaimana progress program yang sedang berjalan. Dalam proses
pelaporan ini juga dipakai pihak penyelenggara untuk bisa mendapat saran dan
pendapat dari para stakeholder.
“Apa yang mau diperbaiki bulan depan. Itu ada pertemuan sebulan sekali
kader, ada pertemuan minimal 3 bulan sekali untuk stake holder. Jadi
kalau kader itu pasti sebulan sekali ketemu. Kalau stake holder, yang level
lurah camat itu, itu minimal 3 bulan sekali. Nah disitu mereka
menyampaikan apa saja ga cuma proyek, tetapi soal yang lain juga, yang
terkait dengan pendampingan anak visi di wilayah itu.”
Jenis pelaporan ketiga adalah kepada pihak sponsor Hanwha Life Korea dan
World Vision Korea. Pelaporan jenis ini dilakukan secara rutin dengan berbagai
waktu yang berbeda. Jangka waktunya terdapat satu bulan sekali, Quarter atau 3
bulan, 6 bulan atau laporan pertengahan, dan laporan akhir tahun atau annual report.
Isi jenis laporan ini berisi mulai dari perkembangan peserta, pengelolahan budget,
laporan situasi lapangan per ADP, dan kelancaran program. Demikian skema alur
dan proses komunikasi antar lembaga Wahana Visi dan Perusahaan di Korea.
67 Universitas Kristen Petra
Alur komunikasi antara Lembaga Wahana Visi, World Vision Korea, dan Hanwha
Life Korea:
Diagram 4.1. Alur sistem komunikasi Manajemen Program YEAH 2016
Sumber: Olahan Peneliti, 2017
Alur komunikasi diatas menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahap yang
harus dilaksanakan untuk menyampaikan laporan maupun memberikan update
informasi. Ketua tim pelaksana dan program manajer menyampaikan informasi
kepada project officer yang ada di Jakarta. Peran project officer (PO) disini sebagai
pengawas, penyaring, dan jalur komunikasi antara WVI Surabaya ke WVI Jakarta.
Setelah informasi sampai ke Jakarta, pihak Jakarta akan menyampaikan informasi
tersebut kepada Hanwha Life Korea dan World Vision Korea. Pihak Korea akan
membalas pesan atau informasi yang didapat juga melewati jalur yang sama. Media
penyampaiannya melalui email dan sosial media seperti Whatsapp. Pada saat proses
Saling Berkoordinasi
World Vision
Korea
Hanwha
Life Korea
Wahana Visi
Indonesia
Melapor
Kepada/
memberi
feedback
Melapor
Kepada
Melapor
Kepada/
memberi
feedback
Project Officer
WVI Indonesia
Saling berkoordinasi,
melaporkan
perkembangan di lap.
Melapor Kepada / memberi Feedback
Program Manajer
Wahana Visi Sby
Tim Kerja
Program YEAH
Tim Monitoring
dan Evaluasi
WVI Surabaya
Melapor Kepada
68 Universitas Kristen Petra
pembuatan, laporan harus masuk ke tim Monitoring dan evaluasi WVI Surabaya
sendiri.
World Vision Korea bekerja sama dengan lembaga Wahana Visi Indonesia
(WVI) dalam perencanaan dan pelaksanaan program CSR dari Hanwha Life ini.
Selain itu, World Vision Korea berperan sebagai perantara komunikasi antara
Hanwha Life Korea dengan WVI Indonesia. Mereka berperan sebagai pengawas
program ini, dijelaskan pula bahwa mereka memberikan laporan rutin kepada pihak
Hanwha Life Korea. Komunikasi WVI dengan world vision Korea dilakukan
melalui berbagai media, seperti Skype Call, Line, Whatsapp, dan langsung datang
secara langusng ke Indonesia. Pihak Korea tidak melakukan program ini secara
langsung, namun mereka tetap berinteraksi dengan peserta YEAH. (Wawancara,
Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016)
4.2.4. Kriteria Pemilihan Tim Kerja Program YEAH 2016
Program YEAH 2016 merupakan program CSR milik perusahaan Hanwha
Life Insurance. Melihat pentingnya program ini, proses pembentukan organisasi
dilaksanakan dengan cermat dan terstruktur. Untuk proses pembentukan organisasi
pun tidak dilakukan dengan sembarangan. Untuk menjadi pendamping lapangan
maupun ketua panitia pelaksana, terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Kriteria-Kriteria tersebut adalah paling tidak pernah mendampingi masyarakat, baik
berprofesi maupun mengajarkan masyarakat. Syarat ini adalah syarat paling penting
karena pihak sponsor maupun pihak WVI tidak akan melaksanakan program ini jika
pengajar tersebut akan berhadapan dengan target peserta yang masih dalam usia
muda dan mudah berubah pikiran. Pendamping akan terus berkomunikasi dengan
peserta selama program berlangsung, maka dari itu tim seleksi akan benar-benar
menunjuk orang yang tepat.
“Mereka harus ada background pernah mendampingi masyarakat, bisa di LSM.
Pendampingan di masyarakat. Ya, punya pengalaman di situ.
Selain dari itu, mereka paling tidak harus berpendidikan S1 dengan jurusan
yang berkaitan dengan bisnis seperti ekonomi, manajemen bisnis, Entrepreneurship,
dan paling tidak memiliki pengalaman 2 tahun bekerja dalam manajemen tim.
Untuk menjadi pendamping program ini, tidak ada batasan usia, ini dikarenakan
69 Universitas Kristen Petra
pihak WVI juga ingin melatih para staf lainnya untuk berpartisipasi dengan anak-
anak di dalam usia lebih tua dibandingkan anak-anak dampingan WVI. Staf juga
bisa mendapat pengalaman bekerja dalam “special program” WVI. Orang tersebut
harus komunikatif dan dapat bekerja fleksibel. Hal ini dikarenakan sifat dari
program CSR ini, yang mengharuskan untuk menyesuaikan dengan jadwal peserta.
“Backgroundnya harus S1. Kalau bisa jurusan ekonomi atau enterpreuner atau
lainnya. Kita juga lihat dia punya pengalaman. Paling tidak dua tahun untuk jadi
project coordinator, manajemen kelompok, manajemen tim.bisa komunikatif,
trus dia bisa giat bekerja malam hari juga, kerjanya fleksibel”
Pemilihan panitia ini disesuaikan dengan budget yang didapat dari sponsor.
Perlu disesuaikan agar manajemen dan tim kerja dapat bekerja dengan efisien,
efektif, dan yang paling utama yaitu terkontrol. Terkontrol dalam arti lingkungan
belajar peserta bisa tetap dipantau, dan tidak ada konflik antara pendamping dengan
peserta. Syarat penting lainnya adalah penandatanganan form perlindungan anak.
Melalui prosedur itu, pendamping berkomitmen untuk menjaga etika dan sikap
selama program berjalan. Memastikan tidak ada tindakan kekerasan selama
program berlangsung, serta meminimalisir konflik.
4.2.5. Prosedur Pemilihan Tim Kerja Program YEAH 2016
Jika semua syarat tersebut sudah terpenuhi, terdapat prosedur yang perlu
diselesaikan. Dimulai dengan interview, dilanjutkan dengan psikotes, tes kesehatan,
dan syarat-syarat administrasi lainnya. Pihak manajemen dan sponsor juga
membuka kesempatan kepada tokoh-tokoh rekomendasi masyarakat ADP untuk
berpartisipasi dengan melamar menjadi pendamping peserta selama program
YEAH berlangsung.
“Ada lamaran, ada proses interview kita, psikotest, test kesehatan. Trus ada
syarat-syarat administrasinya dan harus ditandatangani, minta rekomendasi dari
tokoh agama, tokoh masyarakat.”
Proses seleksi tidak dilakukan dengan sembarangan pula. Dari pihak WVI
Surabaya dan pusat membuat sebuah tim khusus untuk menyeleksi tim kerja yang
akan menjadi pendamping peserta. Tim seleksi terdiri dari pihak manajemen WVI
Surabaya dan pihak HRD dari WVI pusat. Terkhusus untuk jabatan project
coordinator, terdapat interview dan seleksi khusus dari WVI pusat. Proses
70 Universitas Kristen Petra
memenuhi syarat-syarat dan seleksi berlangsung kurang lebih 1 bulan. Setelah tim
kerja di bentuk, tim pengawas juga dibuat melalui proses pengawas harian lepas
(PHL) untuk pembentukan tim ini membutuhkan waktu 1-3 bulan. Tugas dari tim
pengawas adalah memonitor kinerja tim pelaksana serta memberikan hasil laporan
tim kerja kepada pihak manajemen maupun sponsor.
4.2.6. Struktur Organisasi Tim Pelaksana YEAH 2016
Berikut ini struktur organisasi tim kerja panitia pelaksana YEAH 2016.
Diagram 4.2. Struktur organisasi tim kerja panitia pelaksana YEAH 2016.
Sumber: Olahan Peneliti, 2017
Dengan terbentuknya tim kerja YEAH 2016, pihak manajemen dan pusat
juga sudah memberikan job descriptions untuk para panitia pelaksana. Secara
general, tim pelaksana harus memastikan terdapat jadwal bimbingan rutin dari para
peserta dan memastikan proses pendampingan berjalan dengan lancar.
Penyampaian materi melalui fasilitator luar juga sudah sesuai dengan apa yang ada
di rencana kerja. Karena jika terjadi penyimpangan, baik dalam pemberian materi
maupun pendampingan, maka pihak manajemen, tim pengawas memiliki hak untuk
membenahi proses kegiatan tersebut. Tim kerja juga diberikan wewenang untuk
mengelolah budget yang ada. Oleh karena itu setiap anggota pendamping rutin
harus membuat perencanaan anggaran paling tidak seminggu sebelum kebutuhan.
WVI Pusat dan Sponsor
Melapor Kepada/ memberi feedback
Program Manager
Pendamping lapangan I
Fasilitator
Luar Senior field facilitator (SSF)
Pendamping lapangan II
Berkoordinasi
Kader dari
Masyarakat
Melapor Kepada/ memberi feedback
71 Universitas Kristen Petra
Memastikan bahwa budget tersebut digunakan dengan baik dan tidak untuk
kepentingan pribadi.
Kegiatan wajib lainnya yang harus diikuti adalah ibadah Christian
Commitment. Ibadah ini dilakukan setiap pagi di kantor sebelum bekerja. Dimulai
pada pukul 8 pagi. Setiap anggota diwajibkan ikut untuk tetap bisa menjaga
komitmen awal yang sudah diberikan, serta dapat saling memotivasi anggota
lainnya. Alasan utama adanya kegiatan ini adalah untuk mengingatkan tujuan besar
yang ingin dicapai melalui program ini. Semua prosedur pekerjaan maupun job
description ini disusun oleh pihak HRD WVI pusat.
Selama pelaksanaan program, kinerja dan pelaksanaan kegiatan diawasi
oleh pihak sponsor dan support office. Pada tiap akhir minggu, para pendamping
lapangan diwajibkan mengumpulkan laporan mingguan tentang pelaksanaan
kegiatan. Laporan tersebut berisi bagaimana penyampaian materi dilaksanakan,
kendala apa saja yang terjadi, dan rencana penggunaan anggaran yang diperlukan
untuk kedepannya. Laporan tersebut diberikan kepada senior project facilitator dan
diteruskan kepada pihak manajemen dan sponsor. Melalui laporan tersebut, pihak
manajemen dan sponsor dapat memberikan feedback, serta beberapa adjustment
untuk meminimalisir adanya kendala. Kegiatan ini juga melibatkan WVI pusat,
melalui Valentia Manoro sebagai wakil Jakarta dan juga pihak Korea. Tindakan
pengawasan yang dilakukan adalah melihat perkembangan peserta, meminimalisir
kendala, dan control budget.
4.2.7. Pengelolaan Budget Program YEAH 2016
Setiap pekerjaan pasti memiliki aturan yang wajib dilaksanakan. Bagi
program YEAH, tata tertib tersebut tidak dibuat secara khusus. Tata tertib yang
harus dilaksanakan berupa tata tertib yang bersifat umum, seperti menjadi contoh
di masyarakat, dan bertindak sesuai etika.
Selain proses tata tertib, pelaporan, dan prosedur kerja, hal lain yang perlu
diperhatikan yaitu proses pengelolahan anggaran. Program CSR YEAH ini
memiliki Annual Operation Plan (AOP) yang berisi rencana kerja untuk keuangan.
Terdapat juga Detail Implementation Program (DIP) yang berisi detail akan
keperluan-keperluan apa saja yang akan diberi anggaran. Kedua dokumen ini dibuat
72 Universitas Kristen Petra
oleh pihak tim pelaksana dan diawasi bagian keuangan WVI untuk mengontrol
proses keluarnya anggaran. Pengeluaran anggaran diberikan secara periodik dan
sesuai kebutuhan, terdapat prosedur yang perlu dilaksanakan yaitu:
Ada funding request: minimal harus diajukan 1 bulan sebelum pelaksanaan
kegiatannya. Paling lambat H-10 sebelum anggaran tersebut dibutuhkan
Funding request disetujui: Disetujui oleh pihak sponsor, dan bagian
keuangan WVI
Pembuatan proposal yang berisi rincian anggaran yang akan digunakan.
Membuat cash advance: Setelah proposal dibuat, panitia pelaksana
membuat cash advance untuk meminta dana
Pelaksanaan kegiatan YEAH
Membuat laporan berupa Laporan pertanggung jawaban.
Proses diatas tetap diawasi oleh bagian Accounting, mereka juga tetap mengawasi
penggunaan anggaran selama pelaksanaan kegiatan.
4.2.8. Proses Rekruitmen Peserta Program
Sebelum pelaksanan program YEAH terdapat berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh tim manajemen dan tim kerja. Kegiatan pertama yang dilakukan
adalah survei lokasi pendampingan. Telah disetujui pihak sponsor maupun
manajemen bahwa peserta program YEAH akan diambil dari tiga Area
Development Program (ADP). ADP yang dipakai adalah ADP 1 Putat Jaya, ADP
2 Embong Kaliasin, dan ADP 3 Simolawang kelurahan Simokerto.
Pada tahap ini selain pemilihan lokasi rekruitmen peserta, ada juga
perkenalan WVI dan rencana program. Perkenalan dan pemaparan rencana kerja
adalah pemberitahuan kepada masyarakat dan stakeholder mengenai program CSR
ini. Stakeholder yang dimaksud adalah pemerintah seperti camat, kelurahan, kepala
desa, kepala karang taruna, RW, LKMK, dan stakeholder terkait lainnya. Proses
perkenalan ini dilakukan secara on the spot yaitu berupa kunjungan lapangan.
Bahan-bahan yang digunakan berupa Materi publikasi WVI, seperti proposal, dan
handout. Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan waktu kurang lebih 30-45 menit
untuk masing-masing stakeholder.
Kegiatan sosialisasi adalah kegiatan dimana pihak WVI melakukan
presentasi kepada para stakeholder, berupa sesi presentasi, diskusi, dan sesi tanya
73 Universitas Kristen Petra
jawab. Di kegiatan ini, stakeholder yang dimaksud adalah camat, kepala desa, RT,
RW, karang taruna, kader masyarakat (PKK, posyandu, pendidikan anak usia dini
(PAUD), tokoh agama, tokoh masyarakat), ketua adat, orang tua calon peserta
program, serta calon peserta program. Pada kegiatan ini WVI menjelaskan tujuan
program, hal-hal yang akan dicapai, serta keuntungan yang didapat stakeholder
dalam program ini. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menindaklanjuti kegiatan
pertama. Tujuan kegiatan ini untuk menerangkan kepada stakeholder dengan tujuan
mempersuasi untuk memberi dukungan mereka untuk kelancaran program CSR ini,
serta menyusun rencana program rekruitmen dengan para stakeholder. Sosialisasi
ini dilakukan pada awal tahun setelah evaluasi program sebelumnya selesai.
Dilakukan oleh tim kerja program CSR YEAH. Kegiatan ini memerlukan waktu
30-60 menit. Alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaannya seperti materi
publikasi WVI, materi sosialisasi yang berisi tentang tujuan kegiatan, sasaran dan
peserta, bentuk program, waktu pelaksanaan, dan testimony dari peserta-peserta
sebelumnya.
Dengan selesainnya kegiatan sosialisasi, kegiatan selanjutnya adalah
presentasi lisan. Dilakukan oleh masing-masing pendamping ADP bersama dengan
senior field facilitator. Kegiatan ini terkesan lebih santai dibandingkan sosialiasi
sebelumnya, karena pihak WVI akan berbincang-bincang dengan warga di ADP
tersebut. Melalui kegiatan ini WVI dapat mengetahui bagaimana keadaan warga,
situasi di daerah kelurahan, dan kebutuhan yang perlu dipenuhi di masyarakat
tersebut. Dengan kegiatan ini pihak WVI dan Hanwha Life bisa merencanakan
bagaimana pelaksanaan program akan berjalan nantinya. Pada saat ini, pihak WVI
juga menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan terus berusaha mempersuasi
masyarakat untuk mendukung program ini. Kegiatan presentasi lisan ini
berlangsung kurang lebih 1-3 bulan karena setiap ADP memiliki timeline yang
berbeda.
Dengan berakhirnya kegiatan perkenalan program hingga pendekatan lisan,
pihak pelaksana akhirnya melakukan sosialisasi kepada orang tua dan calon peserta
program. Target peserta kegiatan ini adalah para orang tua dan calon peserta
program. Bertujuan untuk memperkenalkan WVI dan program CSR YEAH
langsung kepada peserta. Untuk kegiatan ini, WVI menggunakan undangan resmi
74 Universitas Kristen Petra
yang dibuat bersama dengan kader masyarakat, RT, maupun RW. Maka dari itu
target peserta akan berinisiatif untuk datang ke acara sosialisasi ini. Pihak WVI
menerangkan berbagai hal dengan menggunakan presentasi power point, lembar
hardcopy untuk para peserta, absensi, dan dokumentasi program sebelumnya. WVI
juga menyiapkan lembar komitmen untuk orang tua dan juga formulir pendaftaran
untuk anak, bagi mereka yang berminat berpartisipasi di program ini. Susunan acara
ini dimulai dengan pembukaan dan doa oleh MC, sambutan stakeholder, sambutan
WVI, presentasi WVI, diskusi dan tanya jawab, dilanjutkan dengan penutup, serta
penyerahan lembar komitmen dan formulir pendaftaran. Waktu pelaksanaannya
membutuhkan kurang lebih 60-120 menit, dan dilakukan di lembaga pemerintahan
daerahnya.
Proses rekruitmen peserta dilakukan menggunakan 2 metode. Cara pertama,
dilakukan melalui sosialisasi program kepada orang tua dan calon peserta program.
Jika cara pertama kurang efektif, WVI akan melakukan proses rekruitmen door to
door. Dilakukan dengan bekerja sama dengan stakeholder yang sudah memahami
kegiatan ini. Melalui metode ini, WVI juga mempertimbangkan pendapat dan
rekomendasi masyarakat untuk calon perserta yang pantas mengikuti program ini.
Saat semua peserta sudah terkumpul, proses selanjutnya adalah tes untuk seleksi
peserta.
Dengan berakhirnya proses seleksi, WVI akan mengumumkan peserta-
peserta yang lolos seleksi dan secara resmi menjadi peserta program CSR YEAH
2016. Pengumuman mengenai siapa saja yang berhasil lolos seleksi dilakukan
melalui surat tertutup. Surat tersebut akan ditujukan kepada peserta melalui orang
tua masing-masing. Pengumuman diberikan kepada mereka yang lolos seleksi
maupun tidak lolos seleksi. Terkhusus bagi mereka yang berhasil menjadi peserta,
pada pengumuman tersebut, terdapat juga undangan untuk mengikuti pembukaan
program. Acara dalam pembukaan program disusun sebagai berikut:
1. Ucapan selamat kepada peserta yang telah berhasil dalam seleksi
2. Seminar motivasi dengan menghadirkan pelaku usaha / entrepreneur muda
yang telah berhasil dalam usahanya.
3. Orientasi dan penjelasan program
75 Universitas Kristen Petra
4.2.9. Pra Pelaksanaan Program YEAH 2016
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam menyeleksi peserta adalah uji
psikotes. Untuk psikotes, WVI bekerja sama dengan pihak luar yaitu program studi
psikologi dari Universitas Widya Mandala. Kegiatan ini dilakukan dengan
mengumpulkan semua calon peserta di venue yang sudah ditentukan dan mengikuti
psikotes. Setelah tes, pihak dari Universitas Widya Mandala memproses hasilnya
selama kurang lebih 1-2 minggu. Hasil yang sudah keluar dapat dilihat dalam
bentuk ranking. Setelah mengetahui potensi para calon peserta, pihak WVI
menyeleksi anak-anak yang “pantas” dijadikan peserta YEAH, peserta yang
diambil adalah anak-anak usia 17-24 tahun sebanyak 25 orang dari setiap ADP.
(Wawancara, Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September
2016)
Gambar 4.8. Kegiatan seleksi Psikotes di Universitas Widya Mandala
Sumber: http://yeahprojects.com/index.php/events/batch-2/110-personality-test
Diakses tanggal 29 Oktober 2016
Kelanjutan proses seleksi program CSR ini adalah workshop. Setelah peserta
sudah ditentukan, pihak WVI menyelenggarakan workshop untuk menginspirasi
peserta untuk menjadi seorang entreprenuership. Panita pelaksana mendatangkan
beberapa wirausahawan muda dari berbagai institusi. Pada tahun 2015, WVI
mengundang pengusaha pemilik pentol gila dan raja abon, sedangkan pada tahun
2016 ini pembicaranya berasal dari perusahaan Bukalapak dan Hipme. Alasan
mereka memilih perusahaan ini karena sudah memiliki hubungan baik dengan
76 Universitas Kristen Petra
pemiliknya. Untuk Bukalapak dan Hipmi, WVI memilih kedua perusahaan ini
karena bisnis online sedang booming dan merupakan kesempatan baik untuk
berwirausaha. Dilaksanakan pada bulan Mei di BG Junction. Selain para peserta,
WVI juga mengundang para stakeholder program CSR ini. Dengan menggunakan
undangan resmi, WVI mengundang pihak kelurahan, keluarga, WVI pusat sampai
kepada pihak World vision Korea, dan Hanwha Life Korea. (Wawancara, Noval
Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016)
Setelah pelaksanaan kedua kegiatan ini, para peserta dikumpulkan di kelas
untuk pertama kalinya, untuk jadwalnya disesuaikan dengan pembimbing dan ADP
masing-masing. Hari pertama dimulai dengan brainstorming untuk menentukan
produk apa yang ingin dibuat. Para peserta dibimbing oleh panitia pelaksana selama
proses ini. Setelah menentukan produknya, para peserta mengikuti pelatihan
mengenai proses productionhouse. Seluruh peserta program diajak ke perusahaan
untuk melihat langsung. Perusahaan yang dipilih untuk production house tahun
2016 adalah pabrik Bogasari. Pada pelatihan ini, peserta belajar tentang apa saja
yang diperlukan untuk membuat sebuah produk, pemilihan bahan baku, quality
control, pemilihan rasa, dan masih banyak lagi. (Wawancara, Noval Arif Prabowo,
Panitia pelaksana YEAH 2016, 20 September 2016)
4.2.10. Pelaksanaan Program YEAH 2016
Dengan berakhirnya kegiatan-kegiatan tersebut, pendampingan rutin
bersama panitia mulai berjalan. Sebelumnya panitia juga membeli alat-alat untuk
proses produksi produk yang disetujui tim. Selain pendamping dari pihak panitia
pelaksana, WVI juga bekerja sama dengan berbagai lembaga-lembaga untuk
membantu membimbing para peserta untuk mendirikan badan usaha mereka
sendiri. Lembaga seperti Prestasi Junior Indonesia (PJI), Yuyun Anwar Institute,
dan Cartenz HRD. Stakeholder lainnya yang mendukung acara ini adalah
kelurahan, orang tua, dan media-media seperti MNC TV dan Nusantara
News.(Wawancara, Noval Arif Prabowo, Panitia pelaksana YEAH 2016, 20
September 2016).
Selama proses bimbingan ini peserta diajari berbagai hal dalam membuat
sebuah usaha. PJI sebagai fasilitator dengan materi-materi bagaimana seorang anak
77 Universitas Kristen Petra
muda bisa menjadi seorang wirausahawan. Salah satu materi yang diberikan adalah
bagaimana membuat brand usaha mereka. Brand sudah termasuk logo perusahaan,
visi dan misi perusahaan, struktur bisnis, dan bagaimana system perusahaan akan
berjalan nantinya. Pemateri akan datang sesuai dengan jadwal para peserta, namun
proses pendampingan biasanya dilakukan pada hari-hari weekend yakni, sabtu dan
minggu. Pendamping dari PJI memiliki rencana kerja sendiri dalam bentuk modul
yang berisi apa saja isi materi yang akan diberikan kepada peserta. Pada modul itu
juga terdapat keterangan berapa lama sebuah topik materi akan diberikan. Topik-
topik yang diberikan kepada peserta terdapat berbagai macam seperti,
Mengembangkan inovasi serta menciptakan produk dan layanan yang unggul,
karakter wirausaha sukses, Ayo jadi pengusaha, dan masih banyak lagi. (Modul
Program YEAH 2015)
Proses bimbingan dilakukan dengan berbagai metode yang berbeda-beda.
Metode yang sering dipakai adalah bentuk kelas atau seminar. Disini peserta diajari
materi dengan system seperti di sebuah kelas. Pendamping akan memberikan materi
pertemuan dengan membagikan handout dan menjelaskan kepada peserta seperti
layaknya sebuah kelas. Pada awal bimbingan materi-materi yang diberikan masih
bersifat ringan, karena selain memberikan materi, penting juga untuk memotivasi
dan memberi semangat kepada peserta. Untuk melakukan hal tersebut pendamping,
memakai games. Metode games dilakukan sebelum kelas dan setelah kelas
berakhir. Contoh games yang dipakai adalah bermain “Ini yang saya inginkan”.
Tujuannya untuk mengetahui arah minat dan bakat peserta. Pada permainan ini
pendamping akan mengajak perserta untuk memilih sebuah kostum sesuai dengan
profesi yang mereka inginkan. Kostum seperti dasi yang melambangakan seorang
pegawai, topi yang melambangkan sesuatu yang bersifat outdoor, celemek yang
melambangkan wirausahawan. Secara bergantian peserta akan memilih kostum
tersebut, dan ditanya alasan memilih kostum tersebut. Contoh pertanyaannya:
Profesi apa yang dia (peserta) pilih, Alasan memilih profesi tersebut, dan usaha apa
yang akan dia lakukan untuk mencapai profesi itu? Setiap games memiliki
tujuannya sendiri dan metode ini digunakan agar peserta tidak merasa bosan dan
bisa mengetahui passion dan minat masing-masing peserta. (Modul Program
YEAH 2015)
78 Universitas Kristen Petra
Setiap proses bimbingan memiliki tujuan untuk memandu para peserta untuk
menjadi seorang wirausahawan. Dijelaskan bahwa seorang wirausahawan harus
memiliki pemikiran yang kritis, inovatif, berdedikasi, kreatif, dan pantang
menyerah. Untuk mencapai hal ini, pendamping menggunakan metode group
discussion. Melalui cara ini pendamping dapat mengajak peserta untuk
brainstorming tentang bagaimana mereka akan membuat dan menjalankan usaha
ini. Pendamping berperan sebagai inisiator, mengajak peserta untuk berpikir kritis
dan mengembangkan inovasi baru dalam usaha ini. Inovasi seperti bagaimana
inovasi produk unggulan, program kerja, businessplan usaha mereka nantinya.
(Modul Program YEAH 2015)
Setelah menentukan apa yang ingin mereka gunakan sebagai produk, para
peserta mulai proses percobaan produk. Pada tahap ini, pendamping dan peserta
bersama-sama membuat sebuah produk yang unggul dan inovatif. Proses percobaan
berlangsung kurang lebih selama satu bulan, melalui banyak trial and error. Setiap
percobaan peserta akan belajar dan terus mencoba hal-hal baru untuk
menyempurnakan produk mereka. Pembimbing disini berperan sebagai pengawas,
pemberi motivasi dan saran untuk para peserta. Di tahap ini peserta akan belajar
membuat standart operation procedure (SOP) untuk proses produksi. Seperti apa
saja bahan dan alat yang diperlukan, kondisi ruangan, proses pengolahan dan masih
banyak lagi (Modul program YEAH 2015)
Gambar 4.9. Proses produksi Produk Kriwols Tim Simolawang
Sumber: Dokumentasi Peneliti, November 2016
79 Universitas Kristen Petra
Setelah beberapa berhasil menentukan produk mereka, peserta akan belajar
bagaimana cara membuat pengemasan yang bagus. Untuk itu, pihak pendamping
seperti WVI, YHI, dan PJI mengajak para peserta untuk ikut ke Mojokerto untuk
kunjungan ke suatu usaha. Mereka akan belajar bagaimana cara pengemasan,
quality control (QC) sebuah produk usaha. Ini mereka belajar secara langsung
dengan melihat dari pabrik atau usaha yang dikunjungi. Melalui metode ini, peserta
merasa termotivasi dan tidak bosan dengan materi-materi yang pernah disuguhkan.
Gambar 4.10. Kunjungan Sigquel ke Mojokerto
Sumber: Instagram Sigquel Company, 2017
Diakses tanggal 20 Mei 2017
Untuk membuat suatu student company (SC) dibutuhkan berbagai macam
factor seperti struktur organisasi, business plan, program, dll. Setelah produk sudah
di tentukan, peserta akan diajak untuk menentukan divisi-divisi apa saja yang akan
di perusahaan mereka. Setelah menentukan struktur, pendamping akan
mengajarkan materi-materi spesifik. Materi seperti manajemen perusahaan,
menangani finance, networking, membuat program setiap divisi. Materi pembuatan
organisasi terdiri dari Pembentukan organisasi, Analisa ide bisnis, Rencana bisnis,
persiapan launching dan kapitalisasi, Implementasi bisnis, pelaporan akhir dan
likuidasi. Materi-materi ini bertujuan untuk melatih para remaja untuk peka
terhadap kebutuhan lingkungannya dan menjadikannya sebagai peluang usaha yang
dapat direalisasikan dalam wadah model perusahaan. Sebagai wadah
pengembangan system usaha yang mandiri dan perkembangan skill masing-masing
80 Universitas Kristen Petra
peserta. (Modul program YEAH 2015) Berikut contoh struktur organisasi dari tim
Putat Jaya:
Gambar 4.11. Stuktur Organisasi Tim SiQuel ADP Putat Jaya
Sumber: Laporan Akhir SiQuel SC, 15 Mei 2017
Bimbingan lainnya adalah bagaimana cara membuat sebuah tim kerja yang
solid. Peserta diajak dan dihimbau untuk bisa mengembangkan berbagai program
untuk membentuk hal ini. Berikut ini adalah salah satu program HRD dari SiQuel
demi membuat sebuah tim kerja yang solid.
“Program Kerja, Inovasi (system), tantangan dan solusi, serta
pengembangan Program Kerja. Pada akhir bulan September kami melaksanakan
kegiatan “Gathering & sharing with SIGQuEL SC” yang berupa kegiatan
refreshing motivasi melalui 2 games yang menarik. Kemudian pada akhir bulan
oktober tepatnya tanggal 23 oktober 2016 lalu kami mengadakan kegiatan
pelatihan dengan judul “Make dream come true” merupakan penggabungan dua
kegiatan yaitu “Make it real” dan “make it right” dimana kegiatan ini
mempunyai 3 sesi acara yaitu motivasi kerja, pelatihan pembukuan dan
keuangan, serta pelatihan marketing. Dengan pemateri yang dibawakan oleh
anggota SIGQuEL SC sendiri yang merupakan Mahasiswi aktif UNESA dan
peserta pelatihan yang diadakan oleh UNAIR.” (Laporan Akhir SiQuel SC, 15 Mei
2017)
Di program ini, peserta mempelajari berbagai materi untuk menjadi sebuah
student company yang bisa beroperasi. Proses bimbingan berlangsung selama tiga
81 Universitas Kristen Petra
bulan, mulai dari Juni sampai Agustus. Pada bulan September setiap tim SC akan
me-launching perusahaan mereka. Disini mereka menyiapkan berbagai hal untuk
menarik perhatian para investor untuk memberikan dana kepada mereka.
Pemberian dana dilakukan dengan menjual saham, yang kurang lebih seharga
10.000-50.000 rupiah. Investor yang dituju adalah berasal dari stakeholder seperti
RT, RW, pemerintah lokal, camat, dan masih banyak lagi. Setelah dana masuk,
peserta mulai mengembangkan usaha ini. Dilakukan melalui business plan,
corporate social responsibility (CSR), dan penjualan produk melalui online
maupun door to door. Salah satu kegiatan pengembangan tersebut adalah dari divisi
PR:
“Public Relations memiliki dua program kerja yaitu kegiatan Public Relations
(PR) dan Corporate Social Responsibility (CSR). Rangkaian kegiatan keduanya
telah dilaksanakan denganmengambil tema besar yaitu SIGQuEL SC Goes to
School. Seperti tema yang diambil, keseluruhan program dirancang dengan
menyasar sekolah khususnya SMA/SMK di Surabaya. Pada kegiatan Public
Relations terdapat enam program kerja yang telah dilaksanakan.” (Laporan Akhir
SC Sigquel, 2017)
Gambar 4.12. Sigquel Goes to School
Sumber: Instagram Sigquel Company, 2017
Diakses tanggal 20 Mei 2017
Pelaksanaan pengembangan perusahaan ini terus berjalan sampai bulan
November akhir. Pada akhir tahun 2016, ketiga tim YEAH ini akan mengikuti
proses liquidasi, dimana mereka akan memberikan presentasi kepada para
82 Universitas Kristen Petra
pendamping, investor, stakeholder, orang tua, bahkan pihak sponsor tentang apa
saja yang sudah mereka capai selama program ini berlangsung. Mereka juga
mengembalikan modal yang pernah diterima sebelumnya.
4.2.11. Pasca Pelaksanaan
Proses bimbingan rutin terus berjalan selama 3 bulan, setelah proses tersebut
selesai. Peserta menyiapkan untuk pembuatan laporan akhir, berisi identitas
perusahaan, laporan kegiatan yang sudah dilakukan, dan bagaimana hasilnya.
Laporan tersebut dipakai oleh pihak penyelenggara sebagai indikator apakah
perusahaan yang dibuat sudah sesuai dengan ekspetasi yang diinginkan. Setelah
laporan akhir selesai, peserta akan mengikuti kompetisi YEAH. Kompetisi ini ingin
melihat dan menguji hasil pendampingan yang sudah dilaksanakan sebelumnya dan
bagaimanakah peserta yang sudah mengikutinya. Ketiga tim ADP tersebut diadu
untuk melihat siapakah tim terbaik. Terdapat banyak kategori penilaian, dan jurinya
terdiri dari perwakilan Hanwha Life, PJI, dan yang lainnya. Disini peserta juga
berkesempatan menjual produk mereka di booth-booth yang sudah disediakan.
Gambar 4.13. Booth Sigquel
Sumber: Instagram Sigquel Company, 2017
Diakses tanggal 20 Mei 2017
Kompetisi YEAH 2016 merupakan acara akhir sekaligus penutupan
program YEAH 2016. Dengan selesainya acara ini, pihak WVI membuat annual
report kepada pihak Hanwha Life dan World Vision Korea. Annual report ini akan
83 Universitas Kristen Petra
menentukan apakah program YEAH ini tetap berlangsung ataupun berhenti sampai
tahun 2016 saja. Tim pelaksana dan manajemen juga mengikuti evaluasi dari tim
monitoring dan evaluasi dari WVI Surabaya dan Indonesia. Selain pemberian
laporan, WVI tetap mendampingi peserta walaupun program sudah selesai. Peserta
yang terus didampingi, paling tidak selama tiga bulan sampai bisa benar-benar
mandiri dan bisa menjalankan usahanya sendiri.
4.3. Profil Informan
Wawancara dilaksanakan dengan 5 orang informan. Empat diantara orang-
orang tersebut adalah informan utama yang dipakai peneliti sebagai sumber data.
Sedangkan sisanya merupakan sumber untuk Triangulasi data.
4.3.1. Angela Slamet Saputri
Jabatan : Pendamping lapangan ADP Putat Jaya
Usia : 26 tahun
Status : Belum Menikah
Informan pertama yang dipilih peneliti adalah pendamping lapangan ADP
Putat Jaya atau tim SiQuel pada YEAH tahun 2016. Tim SiQuel adalah tim ADP
Putat Jaya yang terdiri dari 18 orang dengan produk keripik kebab dengan berbagai
rasa, seperti rasa balado, pedas, original, dan lain-lain. Nama informan adalah
Angela Slamet Saputri tetapi lebih dikenal dengan panggilan Ella. Dia memulai
pelayanannya di WVI pada bulan Maret tahun 2015 dan bekerja bersama sebagai
pendamping ADP Simokerto WVI Surabaya , terutama di bidang kesehatan.
Sebelum menjadi pendamping lapangan ADP Putat Jaya Tahun 2017 ini,
keseharian mbak Ella adalah menjalin hubungan baik dengan masyarakat ADP
WVI dan melihat bagaimana kondisi kesehatan anak-anak dampingan WVI.
Melalui pekerjaan wanita usia 26 tahun ini, WVI Surabaya bisa membuat program
yang sesuai dengan keperluan masyarakat dampingan tersebut. Program
peningkatan gizi anak seperti mengajarkan
Ella memiliki passion di bidang kesehatan, hal itu dapat dilihat dari
pendidikan dan pengalaman kerjanya selama ini. Wanita kelahiran Sidoarjo ini
mengayomi pendidikannya di Universitas Brawijaya Malang. Jurusan yang diambil
84 Universitas Kristen Petra
Ella adalah ilmu gizi. Pada saat kuliah, dia mempelajari ilmu gizi terutama untuk
ibu-ibu dan anak-anak. Pada akhir masa kuliahnya, dia juga banyak berpartisipasi
dalam penelitian-penelitian bidang kesehatan, seperti:
Tahun 2013: Penelitian DBD dengan pendekatan ekosistem
dibawah Kementerian Kesehatan
Tahun 2014: Penelitian SDT dibawah Kementerian Kesehatan
Tahun 2015: Penelitian dengan judul “Efektivitas penurunan angka
gizi buruk ibu dan anak” Dibawah lembaga PPKUI
Setelah mendapat pengalaman di bidang kesehatan, mbak Ella ingin bekerja
di sebuah komunitas sebagai seorang ahli gizi. Karena ada dorongan dari teman,
akhirnya wanita kelahiran tahun 1991 ini memutuskan untuk bekerja di lembaga
WVI Surabaya. Pada tahun 2016, akhirnya mbak Ella memutuskan untuk
berpartisipasi pada program YEAH 2016 sebagai pendamping lapangan ADP Putat
Jaya.
4.3.2. Purwono Budi Rahmadi
Informan kedua yang dipilih peneliti bernama Purwono Budi Rahmadi.
Lebih akrab dengan panggilan Pur, beliau adalah pendamping lapangan program
YEAH 2016 ADP Simokerto tim Kriwols pada tahun 2016 dan kembali menjabat
sebagai Project Coordinatorpada tahun 2017. Untuk tim Simokerto produk yang
dibuat tim ini adalah keripik wortel dengan rasa pedas, balado, dan original. Pada
awalnya pendamping ADP simokerto ini adalah Noval Arif Prabowo, namun
karena terdapat kendala, Noval akhirnya digantikan oleh Pur.
Pria usia 35 tahun ini, mendalami pendidikannya di Universitas Widya
Mandala mengambil jurusan psikologi. Sebelum bekerja di lembaga WVI, pria
ayah 2 anak ini punya pengalaman kerja seperti:
Tahun 2006-2008: Event Organizer dibawah Cliché Production
Tahun 2008-2010: Kepala toko PT. BPK Gunung Mulia Surabaya
Tahun 2010- sekarang: Staf lapangan dan Senior field facilitator
lembaga WVI Surabaya
Sebelum menjadi pendamping lapangan YEAH, pria lulusan Universitas
Widya Mandala ini bekerja sebagai Project coordinator ekonomi di Singkalang dan
85 Universitas Kristen Petra
Sambas. Pekerjaan ini membantu masyarakat untuk mengelolah perekonomian
mereka, dan bagaimana bisa menjalankan suatu usaha dengan baik. Pekerjaan ini
dilakukannya dari tahun 2014-2016, tepat sebelum bergabung menjadi panitia
pelaksana program YEAH 2016.
4.3.3. Rachmat Willy Sitompul
Informan ketiga yang dipilih peneliti bernama Rachmat Willy Sitompul.
Lebih dikenal dengan panggilan Willy, beliau merupakan program manager yang
bertanggungjawab menjalankan, mengawasi, dan memantau laporan kegiatan yang
sudah dilaksanakan oleh tim pelaksana program YEAH. Pria berusia empat puluh
tahun ini memiliki passion dalam bidang kesehatan. Willy menumbuhkan passion
itu dengan mengemban pendidikan terakhirnya di Universitas Airlangga, di
program S2 jurusan Kesehatan. Di WVI urban Surabaya, Willy menjabat sebagai
program manager kantor urban Surabaya. Jabatan tersebut merupakan jabatan
tertinggi di kantor WVI urban Surabaya. Dikarenakan beliau memegang tanggung
jawab manajemen untuk semua program WVI yang dilaksanakan di Surabaya,
mulai dari program jangka panjang seperti program pembinaan Area Development
Program (ADP) sampai special program seperti program YEAH.
Sebelum berkecimpung di lembaga Wahana Visi, lebih tepatnya pada tahun
2002-2004, pria kelahiran tahun 1977 ini pernah bekerja sebagai kepala puskesmas
di Kabupaten Alor NTT. Pada tahun 2004, pria kelahiran kota Pekanbaru ini mulai
masuk dan bekerja di lembaga Wahana Visi. Perkembangan karir Willy di Wahana
Visi adalah sebagai berikut:
Tahun 2004-2006: Distrik coordinator di kabupaten Alor, provinsi NTT
Tahun 2006-2012: Project Manajer di Wamena, Papua
Tahun 2012-2016: Program Manajer ADP Simokerto
Tahun 2016-sekarang: Program Manajer kantor urban Surabaya
4.3.4 Setting Penelitian Informan 1 (Angela Slamet Saputri)
Hari Sabtu tanggal 23 April 2017, peneliti menemui para peserta tim SiQuel
ADP Putat Jaya. Lokasi pertemuan tersebut ada di rumah produksi di jalan putat
jaya gang lebar B/27, pada pukul 11.00 WIB. Peneliti tiba di lokasi rumah produksi
86 Universitas Kristen Petra
pada pukul 10.45 WIB, dan disambut oleh para peserta YEAH 2016. Peneliti
berkenalan dengan seluruh peserta yang hadir saat proses produksi. Sempat
bertanya-tanya dan berinteraksi, peneliti mulai mendekatkan diri dengan mereka.
Untuk itu, peneliti juga ikut membantu proses produksi. Disana Kebetulan pada hari
itu juga, informan hadir untuk membantu proses pembuatan produk. Peneliti
membantu peserta dengan menggiling, memanggang, dan menggoreng produk.
Proses wawancara dilakukan setelah peneliti mendapat izin dari informan
untuk bertanya-tanya tentang proses komunikasi saat menjadi pendamping
lapangan tim SiQuel. Waktu menunjukan pukul 14.05, peneliti memulai proses
wawancara. Sebelum itu, peneliti diminta untuk mengisi data hadir untuk pelaporan
kepada WVI. Proses wawancara dilaksanakan di toko penjualan rumah produksi.
Toko saat itu ditutup karena ada proses produksi. Suasana ruangan saat proses
wawancara antara peneliti dan informan pada saat itu cukup ramai, karena suasana
diluar cukup ramai. Namun walaupun suasananya ramai, proses wawancara
berjalan dengan lancar. Peneliti memulai dengan menanyakan data informan,
seperti pendidikan terakhir, usia, pengalaman, dan lain-lain. Proses wawancara
berlangsung selama kurang lebih 1 jam, dari situ, peneliti dapat mengetahui
bagaimana pendeketan, metode, dan solusi yang dipakai informan untuk
menyampaikan pesan kepada peserta. Setelah wawancara selesai peneliti
mengambil foto informan, berterima kasih, dan kembali membantu proses produksi.
4.3.5. Setting Penelitian Informan 2 (Purwono Budi Rahmadi)
Proses wawancara informan purwono, pertama-tama peneliti membuat janji
H-2 sebelum pelaksanaan. Akhirnya informan memperbolehkan wawancara pada
tanggal 27 April 2017, pukul 13.00 di kantor WVI Surabaya. Namun karena
informan terkena kendala akhirnya lokasi wawancara diganti di rumah produksi tim
SiQuel. Informan ada rapat di lokasi tersebut dengan dinas pertanian untuk rencana
kerjasama dengan tim SiQuel kedepannya.
Pada pukul 12.00 peneliti berangkat dari kampus ke lokasi wawancara, dan
tiba pada pukul 13.10. Disana peneliti ditunggu oleh salah satu anggota tim SiQuel
dan pergi bersama ke rumah produksi. Setibanya di rumah produksi, rapat antara
pendamping, peserta, dan dinas pertanian masih berlangsung. Akhirnya peneliti
87 Universitas Kristen Petra
menunggu rapat sampai selesai. Satu setengah jam kemudian, setelah rapat selesai,
informan bersedia meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang dengan
peneliti. Proses wawancara dimulai pada pukul 15.00, di ruang tunggu rumah
produksi tim SiQuel. Suasana ruangan pada saat itu cukup sepi dan panas. Proses
wawancara dimulai dengan peneliti menanyakan tentang latar belakang informan.
Pertanyaan seperti pengalaman kerja, pendidikan terakhir, usia, dan masih banyak
lagi. Informan sangatlah komunikatif dan membantu peneliti untuk bisa memahami
bagaimana proses pembentukan organisasi program CSR YEAH. Proses
wawancara berlangsung kurang lebih satu jam, setelah wawancara selesai, peneliti
berterimakasih dan berpamitan kepada informan, peserta, dan pendamping.
4.3.6. Setting Penelitian Informan 3 (Rachmat Willy Sitompul)
Sebelum proses wawancara dilakukan, peneliti terlebih dahulu membuat
janji dengan informan. Pada tanggal 11 Mei, Peneliti membuat janji dengan
berkunjung ke kantor WVI Surabaya. Tujuan peneliti berkunjung adalah untuk
mendapatkan informasi tambahan dan untuk menyerahkan surat izin penelitian
kepada pihak WVI Surabaya. Pada saat itu juga peneliti bertemu tatap muka dengan
informan, dan bertanya apakah informan bisa meluangkan waktu untuk wawancara
dengan peneliti. Informan mengatakan beliau bisa diwawancarai pada tanggal 12
Mei, pukul 15.00. Setelah mendapat konfirmasi tersebut peneliti berterima kasih
dan berpamitan dengan informan dan staf-staf WVI lainnya.
Keesokan harinya, pada tanggal 12 Mei, peneliti sampai di kantor WVI
Surabaya pada pukul 14.45. Sebelum bertemu dengan informan, peneliti bertemu
dengan bapak satpam, menerangkan bertemu dengan siapa dan ada keperluan apa.
Setelah peneliti menjelaskan, satpam menjelaskan bahwa informan bapak Willy
sedang keluar, dan tidak diketahui kapan akan kembali ke kantor. Walaupun
diberitahukan seperti itu, peneliti tetap menunggu informan. Sambil menunggu,
peneliti bertemu dengan Pur dan berbincang-bincang sebentar. Dalam perbincangan
tersebut, peneliti mendapat kontak informan, dan mulai berkomunikasi via
Whatsapp. Lima belas menit kemudian, informan membalas dia tidak bisa
diwawancarai hari ini, karena acara baru akan selesai malamnya. Setelah itu peneliti
membuat janji lagi yaitu wawancara pada hari senin pukul 15.00.
88 Universitas Kristen Petra
Pada hari Senin, peneliti datang tepat waktu, dan langsung disambut oleh
informan. Tepat pada jam 15.00, proses wawancara dimulai. Proses wawancara
berlangsung kurang lebih satu setengah jam, dan berkaitan dengan aspek
manajemen di program YEAH. Informan sangat terbuka, jadi data didapatkan
dengan baik.
4.4. Temuan Data
Untuk menggambarkan proses evaluasi program CSR “Youth
Entrepreneurship Academy by Hanwha Life” YEAH 2016, peneliti mengamati
tindakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab. Pihak-pihak
tersebut antara lain Hanwha Life selaku pemberi dana dan sponsor program CSR,
lembaga Wahana Visi Surabaya selaku fasilitator yang sepenuhnya melaksanakan
program CSR YEAH 2016. Peneliti akan melihat beberapa aspek yaitu manajemen,
organisasi, dan komunikasi dari program CSR YEAH 2016.
Audit mini komunikasi mencakup pada 4 aspek utama, yaitu aspek
manajemen, organisasi, komunikasi, dan umpan balik. Namun karena ada
keterbatasan kemampuan dan waktu penelitian, peneliti hanya meneliti 3 aspek
yakni manajemen, organisasi, dan komunikasi. Peneliti memilih tiga aspek untuk
diteliti karena aspek feedback dalam audit mini komunikasi memiliki metode dan
cara pengambilan data tersendiri. Untuk mendapat temuan data yang mendalam,
peneliti memerlukan waktu, tempat, dan fasilitas yang mendukung, namun faktanya
peneliti tidak memiliki ketiga hal tersebut. Terdapat juga kendala yaitu narasumber
yang sulit ditemui. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk meneliti tiga aspek
dari audit mini komunikasi. Penjelasan mengenai ketiga aspek tersebut antara lain:
1. Aspek manajemen mengacu pada pandangan dan kebijakan. Hal ini
berkaitan dengan pembentukan tujuan organisasi, kebijakan-kebijakan, nilai
dalam organisasi, yang dilaksanakan oleh pihak manajemen. Selain itu,
sejauh mana pandangan dan kebijakan yang dibuat mempengaruhi program
YEAH 2016
2. Aspek organisasi mengacu kepada prosedur kerja, sistem, dan sumber daya.
Berkaitan dengan setiap individu yang ada didalam organisasi beserta setiap
89 Universitas Kristen Petra
tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Peneliti akan melihat sistem kerja
yang dirancang pada awalnya sudah berjalan sesuai dengan ekspetasi.
3. Aspek komunikasi terdiri dari bagaimana pesan yang disampaikan baik
secara internal, eksternal, dalam bentuk tertulis dan lisan.
4.4.1. Aspek Manajemen
Manajemen dalam sebuah merupakan dimana perusahaan dan lembaga-
lembaga menentukan kebijakan dan bagaimana program tersebut dibuat.
Manajemen dalam sebuah program CSR berperan penting dalam proses
perencanaan dan bagaimana pembuatan prosedur kerja lainnya. Program CSR
merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan
keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai sarana
biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre).
Program CSR merupakan komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Pada program YEAH ini
hal ini sudah tercapai dengan baik karena perencanaan sudah dibuat dengan tujuan
yang jelas dengan tujuan yang jelas dari ketiga organisasi yang membuatnya.
Terdapat juga komitmen dari perusahaan Hanwha Life Korea untuk memberikan
kontribusi kepada negara Indonesia. Perusahaan yang baru masuk ke Indonesia
pada tahun 2013 ini sudah menyadari pentingnya kontribusi kepada masyarakat dan
bekerja sama dengan lembaga sosial seperti WVI untuk mencapai tujuan tersebut.
Penerapan program CSR merupakan salah satu bentuk implementasi dari
konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku
pelaku bisnis mempunyai arahan yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan
seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang dapat dipenuhi
secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi
korporasi dan memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki
dengan segera.
Aspek profit menjadi tujuan utama dan terpenting dalam setiap kegiatan
usaha. Tidak heran bila fokus utama dari seluruh kegiatan dalam perusahaan adalah
mengejar profit. Menurut program manajer WVI urban Surabaya, Dalam program
90 Universitas Kristen Petra
YEAH ini, Hanwha Life Korea lebih mencari keuntungan dalam bentuk yang
berbeda yaitu branding nama perusahaan yang baru masuk ke Indonesia. Melalui
program branding nama perusahaan, Nama asuransi Hanwha Life akan lebih
dikenal masyarakat. Secara tidak langsung nama yang sudah dikenal tersebut akan
menghasilkan profit ke Hanwha Life.
“Untuk Hanwha reason utama branding. Branding bahwa dia tidak
cuma perusahaan yang cari untung saja, tapi juga memperhatikan
social life gitu. Memperhatikan pembangunan sosial dalam hal ini
anak-anak muda.” (Wawancara Program Manajer Willy, 2017)
Hanwha Life Korea memiliki dana CSR, namun belum memiliki program
CSR yang mampu membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Nama brand
Hanwha Life relatif baru dibandingkan brand asuransi lainnya, Oleh sebab itu,
melalui program CSR ini nama Hanwha Life bisa tersebar ke berbagai kalangan
masyarakat di Indonesia dan Surabaya. Tidak hanya menarget orang tua namun
juga anak muda untuk bisa lebih mengerti bahwa Hanwha Life peduli terhadap
kebutuhan mereka. Dana program YEAH ini berasal dari anggaran program CSR
yang belum dipakai.
Program yang dimulai pada tahun 2015 ini berorientasi kepada people atau
masyarakat. Menyasar anak-anak muda untuk dapat berkembang diluar apa yang
sudah dipelajari di sekolah. Program CSR ini secara nyata memberikan layanan
pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Melalui bentuk konsep membina anak
muda untuk menjadi seorang wirausaha yang unggul, dilakukan pembelajaran
secara teoritis dan praktik. Dalam pelaksanannya, tim pelaksana diwajibkan untuk
tetap beretika dan menjaga keselamatan para peserta. Pendamping diwajibkan
menandatangani form perlindungan anak. Dengan adanya prosedur ini, terdapat
perlindungan bagi peserta yang berpartisipasi dalam program ini. Pengembangan
anak muda merupakan tujuan utama dari program ini.
Dalam aspek people terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah
satu syarat tersebut “Adanya program-program nyata pelayanan sosial dan
pemberdayaan masyarakat.” Syarat ini sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini
dapat dilihat dengan bagaimana program ini sudah melayani masyarakat dengan
mengajarkan anak-anak muda untuk berkembang menjadi seorang pengusaha.
YEAH memberdayakan masyarakat di lokasi pemberdayaan Wahana Visi
91 Universitas Kristen Petra
Surabaya. Dasar program YEAH itu sendiri adalah memberdayakan anak-anak
muda yang putus sekolah.
“Program untuk anak-anak muda yang putus sekolah sebenarnya
awalnya. Nah yang putus sekolah itu diapain nih gitu kan. Nah
kemudian dibuatlah suatu proposal dari kita. Waktu itu kan karena ini
menyasar anak muda, Youth Enterpreneur gitu sebenarnya awalnya.
Cuma ketika diminta nama pastinya supaya ada istilahnya bahwa ini
adalah tempat pembelajaran gitu, bukan untuk membuat orang
menjadi pengusaha gitu. Walaupun kita bisa saja menjadi pengusaha
setelah itu. Nah kita bilang ini Academy lah istilahnya. Mirip academy.”
(Wawancara Rachmat Willy Sitompul; Manager Program YEAH)
Syarat keberhasilan CSR lainnya adalah “adanya sistem perlindungan sosial
terhadap kelompok-kelompok rentan, termasuk penghargaan terhadap kearifan
lokal.” Hal ini sudah tercapai dengan baik, dilakukan dengan berbagai prosedur
baik dalam pembentukan tim kerja yang membutuhkan komitmen dan
penandatanganan form perlindungan anak. WVI Surabaya juga memberikan
kesempatan pada tokoh masyarakat lokal maupun sukarelawan untuk berpartisipasi
dalam program pemberdayaan anak-anak muda ini. Pihak masyarakat seperti camat
dan kelurahan juga diajak untuk memonitor bagaimana perkembangan peserta
program. Program ini memberikan dampak positif yang meningkatkan kualitas
hidup, mata pencaharian, dan kemandirian masyarakat. Sudah tercapai, melalui
hasil-hasil akhir dan sustainability program YEAH.
Sustainability yang diharapkan adalah perusahaan yang didirikan oleh para
peserta, tetap berjalan dan menjadi dampak bagi masyarakat disekitar mereka. Hal
tersebut sudah tercapai di batch satu maupun dua, karena terdapat usaha yang sudah
berjalan dengan baik, hingga akhirnya ditarik oleh pemerintah lokal untuk
membantu perkembangan daerah mereka. Usaha tersebut juga sudah membantu
peserta untuk berkembang. Melalui program ini, peserta dapat belajar banyak hal
yang tidak diajari di sekolah. Materi yang tidak hanya secara teoritis namun terdapat
juga sarana untuk praktik dan mengimplementasikan apa yang sudah dipelajari.
Ilmu yang diajarkan di program ini terbukti bermanfaat karena usaha para peserta
berjalan dengan baik, dan juga membantu peserta untuk berkembang, baik secara
pengetahuan maupun kepribadian.
92 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.14 Sustainability Program YEAH 2016
Sumber: Instagram Sigquel Company
Setiap kegiatan pasti memiliki dampak positif dan negatif, keberhasilan
suatu program dapat dilihat dari dampak positif yang diberikan dan bagaimana cara
meminimalisir dampak negatifnya. Pada YEAH 2016, pihak WVI dan organisasi
lainnya tidak memiliki prosedur untuk mengantisipasi adanya krisis atau konflik
yang besar. Kedua belah pihak sudah berpengalaman dan professional, sehingga
tidak ada konflik negatif besar yang terjadi. Jika terjadi hal-hal yang tidak
mendukung, Para pendamping, panitia pelaksana, serta manajemen akan
berkoordinasi dengan Hanwha Life untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kalau misal terjadi seperti itu, kita akan komunikasikan ke
donornya biasanya. Nah kemudian donornya akan tanya “apa opsi-
opsinya?” kemudian kita kasih opsinya. Jadi semua situasi
apapun dikomunikasikan ke donornya gitu. Biasanya kita kasih
opsi. “Apa opsi-opsinya?” setelah itu mereka pilih atau mereka
gabungkan opsi-opsi yang sudah kita berikan atau mereka buat opsi
lagi yang baru.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul; Manajer
Program YEAH 2016)
Kontrol dampak negatif benar-benar dipantau secara ketat melalui laporan-
laporan sehari-hari maupun dari perbincangan pihak pelaksana. Jika terjadi masalah
saat pelaksanaan, maka langsung diperbincangkan dan solusinya langsung
dijalankan. Dapat dilihat dari fakta tersebut bahwa dampak negatif program YEAH
93 Universitas Kristen Petra
sudah relatif kecil. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan salah satu peserta
program batch 2 yang mengatakan bahwa konfik yang tidak bisa dikontrol.
“Kalau negatifnya, saat program ini, negatifnya ga ada sih
ya.Belum ada. Kalau ini sih kayanya ga ada.Nah kalau yang
negatif banget. Itu ga ada sih. . Kalau konflik ada, negatifnya
disitu. Kalau selama proses konflik ya pasti ada lah. Konflik kaya
misalkan apa ya dulu ya? Ehmm oh ini, marketing yang kurang
gencar. Akhirnya pendapatannya itu kurang.” (Wawancara
Wahyu Aji Prakoso; PR Manajer Tim SigQuel Putat Jaya; peserta
program YEAH 2016)
Program YEAH ini merupakan program yang melatih dan mengembangkan
pengetahuan serta kepribadian peserta. Kegiatan ini tidak terlalu berhubungan
dengan pelestarian lingkungan dan dampaknya pada lingkungan. Target program
ini juga tidak menyasar lingkungan serta tujuan dari tiga organisasi penyelenggara
tidak berorientasi pada lingkungan.
Kategori Planet merujuk kepada bagaimana suatu kegiatan CSR
memberikan dampak kepada lingkungan. Untuk YEAH, dasar dari program ini
berbasis memberdayakan masyarakat. Memberdayakan masyarakat dalam arti
membantu mengembangkan kemampuan masyarakat dalam berkarya maupun
untuk membuat suatu usaha. Pada program ini, aspek lingkungan tidak terlalu
ditonjolkan baik dari awal pembentukan program sampai proses evaluasi. Dampak
untuk lingkungan seperti Adanya program-program nyata pelestarian lingkungan,
terdapat sarana pengelolaan dampak lingkungan (misalnya limbah), dan adanya
program yang berdampak positif bagi lingkungan tidak menonjol di program
YEAH. Program CSR ini, tidak memenuhi semua kategori planet karena program
ini tidak bergerak untuk lingkungan.
Eksekusi program YEAH tidak dilakukan dengan sembarangan. Program
ini memiliki rencana kerja, SOP, Struktur organisasi yang sudah direncanakan dan
disepakati dengan baik. Program YEAH dikerjakan oleh lembaga Wahana Visi
Surabaya dan diawasi oleh pihak Hanwha Life Korea, World Vision Korea, dan
Wahana Visi Indonesia pusat. Program yang menyasar anak muda ini dilaksanakan
oleh lembaga LSM yang berdiri “terpisah” dari perusahaan menyandang dana.
Hanwha Life Korea bekerja sama dengan lembaga Wahana Visi untuk mencapai
goals yang diinginkan dan melalui kerja sama tersebut, kedua lembaga dapat
94 Universitas Kristen Petra
mencapai tujuannya masing-masing. Wahana Visi dapat mendapat support
keuangan untuk menjalankan program, sebaliknya perusahaan asuransi yang berdiri
di Indonesia pada tahun 2013 ini dapat branding nama perusahaan ke seluruh
kalangan masyarakat Indonesia.
Mengetahui keterbatasan panitia pelaksana, pihak manajemen dan sponsor
memberi kebijakan untuk menggandeng organisasi lain untuk membantu
pelaksanaan program. Organisasi yang ditargetkan juga memiliki kriteria seperti,
ahli dan professional dalam bidang mendidik anak muda, memiliki visi yang sama
dengan program CSR YEAH, memiliki rencana kerja dan materi pengajaran yang
jelas. Prosedur tersebut sudah dilaksanakan dengan baik, karena lembaga Prestasi
Junior Indonesia (PJI) dan Yuyun Anwar Institute (YHI) sudah melaksanakan
pendampingan peserta dengan baik. Program YEAH tidak hanya mendapat
dukungan dari Korea, tetapi juga dari pemerintah lokal dan kota Surabaya. Di setiap
ADP terdapat kader dan tokoh masyarakat yang mewakili daerah masing-masing.
Disini mereka berperan sebagai pengawas dan perantara komunikasi antara pihak
pelaksana dengan stakeholder. Pihak pemerintah menunjukan dukungan mereka
dengan menyediakan tempat untuk produksi, pertemuan dan bimbingan rutin,
sampai memberikan biaya untuk mengembangkan usaha para peserta YEAH
diakhir program.
Pada batch kedua tahun 2016 jumlah peserta yang berbagi pengetahuan
tentang entrepreneur tinggi karena CSR yang mereka lakukan umumnya di sekolah
sehingga peserta yang bertugas sosialisasi di sekolah bisa menyampaikan materi
entrepreneur muda.
Perubahan positif lain yang juga di alami oleh anggota SC adalah mulai
munculnya kepedulian mereka kepada keluarga maupun lingkungan tempat mereka
tinggal. Bentuk kepedulian umumnya dengan cara berbagi. Ada kalanya peserta
membeli sendiri produk mereka dan dibagikan kepada keluarga maupun teman-
teman sekolah baik sebagai uji coba maupun dimakan bersama dengan harapan
mendapatkan customer atau pelanggan untuk produk mereka. Ada pula yang
memberikan sebagian dari pendapatan mereka di SC untuk uang saku adiknya.
Peserta mendapatkan pengalaman yang tidak biasa dan tidak bisa didapatkan
95 Universitas Kristen Petra
melalui sekolah. Berikut terdapat beberapa feedback dari peserta batch 2 yang
sudah mengikuti program ini.
“Pengalaman yang luar biasa menguras tenaga dan pikiran, belajar untuk
koordinasi dan management diri. Terpenting, memacu diri untuk professional dan
berani dalam bertindak” (Wahyu Aji Prakoso, dari Siqguel SC; 24 Mei 2017)
“Kegiatan ini cukup bermanfaat dan bisa menambah wawasan dan juga ilmu
pengetahuan. Terutama dibidang bisnis , bisa bertemu dengan teman-teman baru.
17 Cukup kembali diadakan, karena cukup bermanfaat untuk para remaja dari
pada sekedar nongkrong dan keluyuran ga jelas” (Devi Sari, 23 tahun, dari YES
SC; 27 Mei 2017)
Dapat dilihat dari uraian diatas bahwa penerapan 3P, profit, people, dan
procedure sudah dijalankan. Tujuan ketiga organisasi sudah jelas, terdapat rencana
kerja yang paten dan solid, sampai sustainability yang sudah dicapai. Pelaksanaan
program juga dilakukan oleh mereka yang sudah ahli dalam bidangnya dan
professional dalam pekerjaan membina masyarakat. Kriteria 3P pada program
YEAH 2016 sudah tercapai dengan baik.
4.4.2. Aspek Organisasi
Pada aspek ini peneliti membahas mengenai prosedur kerja, sistem, dan
sumber daya. Organisasi merupakan aspek yang bekerja dan menjalankan program
ini. Tim kerja Wahana Visi menjadi pemeran utama dalam aspek ini. Organisasi
terdiri atas beberapa kriteria seperti prosedur rekruitmen, Standart Operation
Procedure (SOP), Job Description panitia pelaksana, Alur Komunikasi, Etika
prosedur kerja, Materi program, dan timetable.
Tabel 4.1. Tabel Kriteria Organisasi dalam CSR
Kriteria Organisasi Pemenuhan Kriteria pada
Program YEAH 2016
Alasan Pemenuhan
Kriteria
Prosedur rekruitmen Ada Untuk program YEAH,
sudah terdapat prosedur
dan syarat-syarat yang
perlu dipenuhi untuk bisa
menjadi panitia pelaksana
di program YEAH.
96 Universitas Kristen Petra
Pelatihan Panitia Tidak Ada Tidak ada proses pelatihan
karena panitia secara
langsung dipilih melalui
proses rekruitmen
Sumber Daya
Manusia (SDM)
Ada Anggota tim pelaksana
sudah mencukupi untuk
menjalankan program ini
Standart Operation
Procedure (SOP)
Ada Terdapat SOP program
YEAH dalam bentuk
modul
Timetable Ada Terdapat Timetable
program YEAH dalam
modul program YEAH
Materi Program Ada Terdapat materi program
YEAH dalam modul
program YEAH. Materi
program sudah disusun
dengan mitra kerja WVI
lainnya.
Job Description Ada Job Description sudah
dibuat dengan rapat pihak
sponsor, HRD, dan manajer
in charge Wahana Visi.
Alur Komunikasi Ada Alur komunikasi antara
panitia pelaksana dengan
manajer maupun pihak
sponsor sudah dibuat
dengan prosedur dan
sistematis
Peralatan dan
perlengkapan
Ada Terdapat daftar peralatan
dan perlengkapan yang
diperlukan untuk program
YEAH dalam modul
program YEAH
Pelaporan Ada Di program YEAH,
terdapat sistem pelaporan
yang sudah disepakati,
seperti laporan mingguan,
bulanan, sampai tahunan
Sumber: Olahan Peneliti, 2017
Melalui tabel diatas, peneliti ingin menunjukan elemen-elemen yang ada di
sistem kerja program YEAH 2016. Kelengkapan elemen-elemen dalam suatu
sistem kerja, menunjukan bahwa sistem dibuat dengan sedemekian rupa untuk
memfasilitasi sumber daya manusia yang melaksanakan. Diperincian setiap elemen
memberikan peran penting agar organisasi bisa berjalan dengan lancar, dengan
keberadaannya, sistem kerja organisasi lebih mudah dilihat dan diinterpretasi.
97 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel diatas, sistem kerja tim pelaksana program YEAH sudah
dibuat dengan perencanaan yang matang. Menurut Purwono selaku senior field
facilitator, proses pemilihan panitia disesuaikan dengan budget yang diberikan dan
pas untuk tiga orang.
“Berdasarkan budget. Yang disediakan sponsor cuma untuk 3 orang.”
(Wawancara Purwono, senior field facilitator)
Proses seleksi juga dilakukan dengan ketat dengan berbagai ketentuan yang
harus dipenuhi. Proses dimulai dengan kebutuhan administrasi, kesehatan,
komitmen, pengalaman kerja, dan rekomendasi dari pihak atasan.
“Proses seleksinya, ya itu ada form penilaian sendiri dari atasan nanti;
khususnya bagian seleksi itu kan tingkat koordinator tim itu mereka punya
range ada yang pakai studi kasus, ada yang apa, ada soal-soal.”
(Wawancara Purwono, senior field facilitator)
Salah satu kejadian saat YEAH 2016 adalah salah satu panitia pelaksana
berhenti untuk kepentingan pribadi. WVI mengantisipasi peristiwa ini dengan
prosedur tersendiri. Prosedurnya tidak memakan waktu dan cepat ditangani, karena
peserta program tidak bisa ditinggal pendamping terlalu lama. Diawali dengan
pembukaan lowongan dan dilanjutkan dengan interview, psikotes, tes kesehatan,
dan syarat-syarat administrasi lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk prosedur ini
kurang lebih 1 minggu, seperti yang dijelaskan Purwono:
“Penggantiannya tetap sesuai prosedur. Ada lowongan ada
lamaran; di-interview; ada proses interview kita; psikotes; tes
kesehatan; syarat-syarat administrasi ada dan harus ditanda
tangani; minta rekomendasi dari tokoh agama, tokoh masyarakat.
Kalau waktu selesainya hmm.. kira-kira yaa.. 1 mingguan.”
(Wawancara Purwono, senior field facilitator)
Program YEAH tidak menyediakan kegiatan pelatihan bagi panitia
pelaksananya. Panitia pelaksana tidak diberikan materi untuk bisa membimbing dan
memberikan materi kepada pesertanya. Mereka dipilih berdasarkan pengalaman
masing-masing, namun tidak ada seorang yang memiliki pengetahuan dalam bidang
entrepreneur yang merupakan dasar dari program YEAH. Hal ini diperkuat dari
pernyataan Purwono:
“Terus punya pengalaman ya. Tadi sudah punya pengalaman
paling tidak 2 tahun untuk jadi Project Coordinator. Pengalaman
2 tahun manajemen kelompok, manajemen tim. Terus dia bisa
komunikatif, dia bisa bekerja malam hari, fleksibel.
98 Universitas Kristen Petra
Backgroundnya harus S1.” (Wawancara Purwono, senior field
facilitator)
Syarat-syarat tersebut kurang spesifik karena panitia WVI kekurangan
pengetahuan untuk bidang program YEAH. Hal ini menyebabkan ketergantungan
kepada pemateri lainnya. Selain dari itu tidak ada seorang pun dari pihak WVI yang
bisa memberikan materi “untuk bisa menjadi seorang entrepreneur” Kepada
peserta program. Sehingga membuat batch 2 ini tidak terlalu berbeda dengan batch
1. Panitia dari WVI tidak siap menjalani program ini di tahun 2016, oleh karena itu
tidak ada banyak perubahan pada batch 2.
Program YEAH 2016 merupakan program yang dibuat dengan hasil
kerjasama berbagai lembaga. Wahana Visi melihat terdapat keterbatasan pada tim
pelaksana seperti kurangnya pengetahuan tentang produksi, prosedur pembuatan
struktur perusahaan, dan masih banyak lagi. Untuk itu Wahana Visi menggandeng
organisasi NGO lainnya seperti Prestasi Junior Indonesia (PJI), Yuyun Anwar
Institute (YAI). Organisasi ini memiliki prosedur kerja sendiri dan materi yang
sudah dipatenkan. Terlebih lagi, program YEAH sebagian besar menggunakan
materi dari organisasi-organisasi lainnya. Hal ini diperkuat dari peserta yang sudah
selesai menjalani program ini.
“Karena sudah dibagi sendiri-sendiri. Kan pada setiap ininya.
Produksi dari Yuyun Anwar. Kalau PJI kan sistem pengajarannya
student companynya kan dari dia begitu.” (Wahyu Aji, 23 tahun,
dari Siqguel SC)
Dari pernyataan diatas peneliti melihat bahwa pihak WVI tidak memiliki
materi program sendiri. Semua materi program YEAH disediakan oleh organisasi
lainnya. Materi yang sama dipakai dari tahun 2015-2016, tidak ada perubahan dan
inovasi.
4.4.3. Aspek Komunikasi
Komunikasi merupakan tujuan utama program CSR ini. Perusahaan
Hanwha Korea bertujuan untuk menyebarkan niat baik atau good will kepada
masyarakat Indonesia terutama mereka yang ada dikalangan anak muda. Tujuan
utama Hanwha Korea adalah “Mengembangkan anak muda Indonesia untuk
menjadi orang entrepreneur yang handal” sekaligus mendorong masyarakat
Indonesia untuk bisa lebih aware tentang bagaimana pentingnya asuransi. Program
99 Universitas Kristen Petra
CSR ini merupakan hasil kerja sama dari tiga lembaga yaitu Hanwha Life Korea,
World Vision Korea, dan Wahana Visi Indonesia. Pada program ini Hanwha Life
dan World Vision Korea berperan sebagai pengawas dan sponsor program ini,
sedangkan Wahana Visi Indonesia dan Surabaya sebagai pelaksana dan facilitator
program.
4.4.3.1. Komunikasi CSR
Penyampaian pesan dalam program CSR memerlukan banyak
pertimbangan. Karena sebagian besar komunikasi CSR biasanya berfokus pada
keterlibatan perusahaan dalam berbagai masalah sosial, dan bukan pada penyebab
masalah sosial itu sendiri. Pesan CSR perusahaan dapat berkaitan dengan penyebab
sosial itu sendiri atau keterlibatan spesifik perusahaan dalam masalah sosial.
Dalam konteks ini, ada beberapa faktor yang dapat ditekankan oleh
perusahaan dalam komunikasi CSR-nya, seperti komitmennya terhadap suatu
masalah, dampak yang diberikan terhadap masalah tersebut, mengapa hal itu
melibatkan inisiatif sosial tertentu (yaitu motif CSR), dan kesesuaian antara
masalah dan bisnis perusahaan antara penyebab dan bisnis perusahaan. Pesan yang
ingin disampaikan dan cara penyampaiannya merupakan faktor yang penting agar
program CSR berhasil, memberikan dampak kepada masyarakat, dan mencapai
tujuan yang diinginkan lembaga yang menyelenggarakan. Komunikasi CSR dibagi
menjadi dua bagian yaitu isi pesan (message content) dan media penyampaian
pesan (message channel)
Tabel 4.2. Kriteria Message Content dalam Program CSR
Kriteria
Message
Content
Definisi Kriteria Pemenuhan
Kriteria pada
Program
YEAH 2016
Alasan Pemenuhan
Kriteria
Issues Permasalahan sosial
yang terjadi di
masyarakat. Fakta yang
terjadi di masyarakat
Terpenuhi Program YEAH dibuat
berdasarkan masalah
bahwa anak-anak muda
yang putus sekolah tidak
memiliki kegiatan dan
tidak memiliki ilmu
yang diperlukan untuk
mencari pekerjaan
Importance
(Kepentingan)
Pesan kepada
masyarakat bahwa
lembaga peduli
terhadap masalah yang
Terpenuhi Komitmen Hanwha Life
dan Wahana Visi
terhadap anak-anak
yang putus sekolah,
100 Universitas Kristen Petra
terjadi. Bahwa terdapat
kepentingan untuk
berkontribusi agar
masalah bisa
terselesaikan
menunjukan bahwa
terdapat kepentingan
dalam menyelesaikan
masalah tersebut
Inisiatif Terdapat inisiatif
perusahaan untuk
terlibat dalam
membantu
menyelesaikan masalah
sosial yang terjadi di
masyarakat
Terpenuhi Hanwha Life Korea
berinisiatif memberikan
dana CSR mereka
kepada program yang
sudah disiapkan oleh
lembaga Wahana Visi
Komitmen
dan Impact
Komitmen para
penyelenggara program
dan dampak yang di
dapatkan target publik
yang dituju
Terpenuhi Perencanaan, persiapan,
serta profesionalitas
pihak penyelenggara
menunujukan komitmen
dalam pelaksanaan
program. Dampak yang
dicapai sudah mencapai
perubahan pola pikir
para peserta program
yang berpartisipasi
Motif Tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan
maupun lembaga
lainnya yang terlibat
Terpenuhi Motif dan tujuan pihak
penyelenggara sudah
ada dengan jelas dan
saling mendukung
Sumber: International Journal of Management Reviews (2010)
Pesan CSR perusahaan dapat berkaitan dengan penyebab sosial itu sendiri
atau keterlibatan spesifik perusahaan dalam masalah sosial.Ketika pesan CSR
didominasi oleh masalah sosial (bukan tentang perusahaan atau produknya),
konsumen cenderung curiga terhadap motif tersembunyi, karena iklan semacam itu
tidak sesuai dengan perencanaan mereka (Friestad dan Wright: 1994). Oleh karena
itu, perusahaan harus menekankan pentingnya isu sosial dan mengkomunikasikan
kurangnya kepentingan pribadi dengan memilih isu-isu yang tidak terkait secara
logis dengan bisnis perusahaan, untuk menghilangkan kekhawatiran konsumen
tentang motif tersembunyi dan untuk meningkatkan kredibilitas penyebaran pesan.
(Menon dan Kahn 2003).Namun, kebanyakan komunikasi CSR biasanya berfokus
pada keterlibatan perusahaan dalam berbagai sebab sosial, dan bukan pada
penyebab sosial itu sendiri. Dalam konteks ini, ada beberapa faktor yang dapat
ditekankan perusahaan dalam komunikasi CSR-nya, seperti komitmennya terhadap
101 Universitas Kristen Petra
suatu sebab, dampaknya terhadap penyebabnya, mengapa hal itu melibatkan
inisiatif sosial tertentu (yaitu motif CSR), dan kesesuaian antara penyebab dan
bisnis perusahaan.
Setiap kegiatan public relations mengandung tujuan serta pesan yang ingin
disampaikan, baik untuk tujuan perusahaan maupun untuk kepentingan masyarakat.
Pesan yang akan disampaikan paling tidak harus memiliki dasar, tujuan, dan impact
untuk penyelenggara dan target publiknya. Pesan paling tidak diharapkan dapat
memenuhi kriteria-kriteria diatas, karena dapat diartikan bahwa pesan yang
diberikan tidak dibuat secara sembarangan dan memang terdapat kepentingan-
kepentingan didalam pesan tersebut. Dibuat berdasarkankan issue yang terjadi
dimasyarakat, jadi terdapat sumber masalah yang butuh diberikan solusi. Issue yang
menjadi dasar dibuatnya program YEAH adalah tidak adanya kegiatan untuk anak-
anak muda yang putus sekolah di Surabaya. Wahana Visi Surabaya berkomunikasi
interpersonal dengan masyarakat di masing-masing ADP, menemukan masalah ini.
Ditemukan juga bahwa selama ini belum ada program dari Wahana Visi yang
menyasar Youth, melainkan masih anak-anak. Dari isu inilah, WVI mulai mencoba
membuat solusi dengan membuat sebuah program yang bisa membantu anak-anak
muda untuk mendapat ilmu yang berguna untuk kedepannya.
Pesan harus didasari oleh kepentingan, mengapa masalah tersebut penting
untuk disasar. Bagi program CSR ini, terdapat kepentingan yang harus dipenuhi,
baik untuk masyarakat, lembaga Wahana Visi, dan korporat Hanwha Life sendiri.
Ketiga organisasi ini menaruh kepentingan mereka dalam program ini agar bisa
menggapai suatu tujuan. Diawali dengan inisiatif Hanwha Life yang memberikan
dana CSR mereka kepada Wahana Visi, terlihat bahwa pesan yang ingin diberikan
dari program YEAH ini didasari oleh inisiatif dan kepentingan.
“Kalau yang kedua itu ini, menimbulkan sense enterpreneur di masyarakat.
Kan program ini sebenarnya jarang. Atau bahkan belum pernah ada. Di Surabaya
pun belum pernah ada. Jadi mereka itu lihat masyarakat. “oh, ternyata anak-anak
kita itu juga bisa jadi pengusaha kecil-kecilan gitu”. Jadi kedepan dia tidak hanya
tertarik jadi karyawan, tapi juga bisa membuka wirausaha sendiri.” (Wawancara
Rachmat Willy Sitompul; Program Manajer YEAH 2016)
102 Universitas Kristen Petra
Unsur pesan lainnya, komitmen dan impact terlihat dari bagaimana ketiga
organisasi penyelenggara ini merencanakan dan menjalani program ini dari awal
sampai selesainya. Perencanaan yang detail dilakukan sebelum program dimulai.
Upaya-upaya yang terlihat seperti bagaimana lembaga Wahana Visi
memperhitungkan setiap langkah-langkah yang diperlukan. Seperti materi apa yang
akan disampai, bagaimana cara berkomunikasi dengan peserta agar mau menjalani
program ini dari awal hingga selesai, bagaimana cara menjalin hubungan baik
dengan peserta maupun mitra kerja, dan bagiaman cara penyampaiannya sampai
peserta merasa terbantu melalui program ini. Program YEAH juga mengandung
motif para penyelenggara. Dalam proses bimbingan dan pemberian materi,
komunikasi dilakukan secara tatap muka, dimana peserta bisa secara langsung
mengerti apa yang ingin diberikan. Mereka memilih pendekatan ini karena peserta
yang ada terbatas dalam teknologi dan koneksi internet, sehingga bimbingan secara.
Tabel 4.3. Kriteria Message Channel dalam Program CSR
Kriteria
Message
Channel
Definisi Kriteria Pemenuhan
Kriteria pada
Program
YEAH 2016
Alasan Pemenuhan
Kriteria
Korporat Korporat perusahaan
digunakan untuk
menyalurkan informasi
program CSR kepada
public
Tidak
terpenuhi
Penyaluran informasi
program YEAH
semuanya dilakukan oleh
lembaga LSM Wahana
Visi, tidak melalui
korporat Hanwha Life
Korea. Korporat Hanwha
Life Indonesia juga
kurang terlibat dalam
pelaksanaan program ini.
Laporan
CSR
Laporan dipakai sebagai
penyalur informasi baik
secara internal maupun
eksternal
Terpenuhi Terdapat laporan CSR
untuk program YEAH
yang dilakukan secara
rutin. Dari mingguan
sampai tahunan, semua
laporan dipakai pihak
penyelenggara sebagai
media komunikasi antara
lembaga WVI dengan
Hanwha Life, maupun
antara WVI dengan
public program YEAH
103 Universitas Kristen Petra
Website
Korporat
Website Korporat dipakai
sebagai media komunikasi
program CSR
Terpenuhi Terdapat website khusus
program YEAH di
http://yeahprojects.com
menonjolkan event,
produk serta informasi
program YEAH itu
sendiri dari batch 1
sampai sekarang
Public
Relations
PR sebagai media
komunikasi program CSR
Terpenuhi Peran PR di program
YEAH dijalankan oleh
panitia pelaksana dan
program manajer.
Dilakukan sebagai
penyalur informasi dari
peserta kepada pihak
manajemen maupun
pihak pendukung lainnya
Advertising Advertising digunakan
sebagai media komunikasi
penyalur informasi
program CSR
Tidak
terpenuhi
Iklan tidak digunakan
sebagai penyalur
informasi di program
YEAH, karena lembaga
Wahana Visi terjun
langsung ke lapangan dan
bertatap muka dengan
publiknya untuk
memberikan informasi.
Pemberian materi juga
melalui presentasi dan
sosial media, iklan jarang
digunakan karena biaya
yang mahal.
Point of
Purchase
Tidak
terpenuhi
Tidak ada point of
purchase di program
YEAH 2016
Independent Penyaluran pesan
dilakukan secara personal
dan mandiri,
menggunakan sumber
daya pihak penyelenggara
sendiri
Terpenuhi Penyaluran informasi
programYEAH dilakukan
oleh lembaga Wahana
Visi melalui tatap muka
dan presentasi. Jadi
lembaga WVI
menggunakan sumber
dayanya sendiri sebagai
media penyalur pesan
program YEAH
Media
Coverage
Terdapat peliputan oleh
media massa, baik cetak
maupun peliputan dari
media TV dan radio
Terpenuhi Program YEAH sudah
mendapat beberapa
peliputan media,
membahas bagaimana
anak-anak muda
104 Universitas Kristen Petra
mengembangkan suatu
perusahaan dari nol.
Seperti dari media TV
MNC TV, dan media
cetak koran Jawa Pos
Word-of
Mouth
Penyaluran pesan
dilakukan melalui
pembicaraan dari mulut
ke mulut. Baik dari pihak
penyelenggara maupun
masyarakat.
Terpenuhi Sudah tercapai, karena
selain dari pihak
penyelenggara, para
peserta program, serta
lingkungan sekitar
mereka juga mengetahui
tentang program ini.
Melalui word of mouth,
pemerintah lokal daerah
masing-masing tim sadar
bahwa terdapat program
CSR ini
Sumber: International Journal of Management Reviews (2010)
Ada berbagai saluran komunikasi yang melaluinya, informasi tentang
kegiatan atau catatan CSR perusahaan dapat disebarluaskan. Perusahaan dapat
mengkomunikasikan kegiatan CSR melalui dokumen resmi, seperti laporan
tanggung jawab perusahaan tahunan atau siaran pers, dan mendedikasikan bagian
dari situs resmi perusahaan untuk CSR; Iklan juga dapat menggunakan iklan TV,
iklan majalah atau papan reklame, dan kemasan produk untuk mengkomunikasikan
prakarsa CSR-nya. Laporan tanggung jawab perusahaan telah menjadi mainstream:
hampir 80% dari 250 perusahaan terbesar di seluruh dunia menerbitkan laporan
tanggung jawab perusahaan, naik dari sekitar 50% di tahun 2005 (KPMG
International Survey for Corporate Responsibility Reporting: 2008). Penolakan
jalur komunikasi CSR yang dikendalikan oleh perusahaan adalah jumlah besar dan
meningkatnya jumlah komunikator eksternal CSR (misalnya media, konsumen,
kelompok pemantauan, forum konsumen / blog) yang tidak sepenuhnya dikuasai
oleh perusahaan, namun sebuah perusahaan dapat mengendalikan isi komunikasi
CSR melalui saluran komunikasi perusahaannya sendiri
Selain dasar mengapa pesan diperlukan, bagaimana cara menyampaikannya
juga merupakan faktor penting untuk keberhasilan program. Message channel
adalah media-media yang digunakan untuk menyalurkan pesan tersebut. Bagi
program CSR, terdapat berbagai macam media yang bisa dipakai untuk
105 Universitas Kristen Petra
mengutarakan pesan mereka. Media-media seperti dari korporat, periklanan, sosial
media, online media, dan masih banyak lagi. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
bahwa untuk program YEAH media komunikasi yang dipakai sebagaian besar
melalui komunikasi interpersonal, media massa, dan sosial media.
Komunikasi melalui koporat tidak dilakukan karena program ini
menggandeng beberapa organisasi, dan tidak hanya organisasi korporat saja
melainkan terdapat organisasi non profit. Sebagian aksi komunikasi dilaksanakan
oleh lembaga non profit, pihak korporat hanya sebatas pembuat kebijakan dan
decision maker. Disini pihak korporat tidak berkomunikasi secara langsung dengan
peserta target, mereka hanya sebagai pihak yang memberi dana dan menerima
laporan dari pelaksana. Korporat Hanwha Life Indonesia dan Surabaya tidak
terlibat dalam mengkomunikasikan pesan selama program dilaksanakan, disini
mereka hanya berperan sebagai pengawas saja. Cara mereka berkomunikasi melalui
laporan yang dibuat secara rutin. Laporan yang dibuat dengan jangka waktu satu
minggu sekali, satu bulan, dan satu tahun sekali berisi rincian tentang program.
Rincian seperti bagaimana perkembangan dan respon peserta terhadap program,
masalah yang terjadi di lapangan, pengolahan budget, dan lain-lain. Sistem
pelaporan inilah merupakan media komunikasi utama antara Wahana Visi Surabaya
dengan pihak sponsor. Melalui laporan resmi ini, Hanwha Life mengetahui kondisi
program mereka, dan berdasarkan laporan itu adjustment dibuat.
Advertising dan point of purchase tidak terpakai karena lembaga Wahana
Visi tidak menggunakan pendekatan periklanan untuk menyebarkan pesan. Alasan
mengapa tidak menggunakannya karena penghematan budget. Sebagian besar yang
dipakai adalah komunikasi interpersonal dan tatap muka. Dikarenakan melalui
komunikasi interpersonal, hubungan baik dapat terjalin sampai mencapai sebuah
kepercayaan. Wahana Visi Surabaya datang langsung ke komunitas, mempersuasi,
serta menampilkan bagaimana program CSR ini bisa memberikan dampak positif
untuk perkembangan anak-anak muda. Komunikasi melalui advertising tidak
dilakukan karena untuk program CSR, menyampaikan pesan iklan akan kurang
karena program bertujuan untuk meyakinkan masyarakat, bukan hanya sekedar
publikasi pesan dan kepedulian. Komunikasi periklanan adalah penyampaian pesan
penawaran mengenai suatu produk, jasa atau ide kepada khayalak (konsumen)
106 Universitas Kristen Petra
melalui media massa dan media lainnya yang dibayar untuk mempengaruhi
khayalak sehingga menggunakan produk, jasa atau ide yang ditawarkan. Karena
komunikasi melalui iklan memerlukan biaya yang cukup besar, maka tidak dipakai
karena tidak cocok dengan cara kerja WVI.
Penyampaian pesan dilaksanakan juga secara independent karena WVI
menggunakan sumber daya manusia sendiri untuk mengerjakan program ini. Dalam
proses bimbingan, komunikasi antara pendamping dan peserta dilakukan secara
tatap muka. Dengan begitu peserta bisa secara langsung mengerti apa yang ingin
disampaikan. Peserta juga dapat menjalin hubunga dekat dengan pembimbing
mereka. Pendamping selain bertugas menyampaikan materi, pada akhirnya menjadi
teman peserta, sampai teman curhat. Mereka memilih pendekatan ini karena peserta
yang ada terbatas dalam teknologi dan koneksi internet, sehingga bimbingan secara
interpersonal memberikan dampak baik kepada peserta. Peserta terdorong untuk
terus berpartisipasi dalam program sampai ada rasa keterbukaan dengan
pendamping mereka. Penyebaran pesan lainnya didapat melalui word-of mouth,
dimana orang-orang yang mengetahui tentang program ini membicarakannya
kepada orang lain. Penyaluran melalui word of mouth terbukti paling ampuh karena
mereka yang mendengarkan pesan berasal langsung dari orang yang kredibel dan
terpercaya. Orang-orang yang berpengaruh seperti RT dan lurah membantu
menyebarkan pesan program YEAH ini.
“Karena kan di awal-awal rekrutnya anak-anak yang terlibat di YEAH ini
kan sudah melibatkan dari masyarakat juga melibatkan dari pak RT pak RW.
Camat lurah dan sebagainya. Jadi ketika target ini berjalan dan ada masukan dan
saran, itu tertuang kalau misal itu dibulatkan dalam sebulan sekali pertemuan. Jadi
sebulan sekali itu ga cuma YEAH doang. Ga cuma YEAH saja gitu. Tapi semua
program Wahana Visi yang terintergrasi di wilayah itu itu ada pertemuannya
sebulan sekali.” (Wawancara Willy Rachmat Sitompul; Program Manajer YEAH
2016)
Peran public relations sangatlah berdampak karena setiap kegiatan
komunikasi selama program ini sudah dipilih dan diperhitungkan dengan baik.
Mengapa memakai komunikasi interpersonal karena bertujuan menjalin hubungan
dan trust, tidak hanya promosi saja. Kegiatan program YEAH 2016 mendapat
107 Universitas Kristen Petra
media coverage dari berbagai media. Media cetak seperti koran Jawa Pos, media
televisi MNC TV. Media coverage ini tidak dimulai dari media relations, namun
pihak media massa dengan sendirinya meliput kegiatan yang terjadi program
YEAH. Melalui peliputan ini, program yang berbasis di Surabaya ini mendapat
publikasi dengan sendirinya tanpa mengeluarkan biaya.
4.4.3.2. Outcome Komunikasi
Tabel 4.4. Kriteria Internal Outcome dalam Program CSR
Kriteria
Internal
Outcome
Pemenuhan Kriteria
pada Program YEAH
2016
Alasan Pemenuhan Kriteria
Awareness Terpenuhi Peserta yang mengikuti program YEAH
mendapat banyak ilmu, serta menyadari
bahwa untuk mendapat ilmu tidak hanya bisa
dicapai melalui pendidikan formal, namun
bisa dari program seperti ini juga
Atribusi Tidak Terpenuhi Tidak ada atribusi dalam program YEAH
2016
Perilaku,
identifikasi
Tidak Terpenuhi Peserta, panitia pelaksana, mengalami
perubahan perilaku maupun perubahan sudut
pandang bagaimana cara menjalani kehidupan
dengan cara-cara seorang entrepreneur,
namun hanya berlangsung sebentar dan tidak
secara jangka panjang
Trust Terpenuhi Terjalin kepercayaan antara pendamping
dengan para peserta program. Terjalin trust
juga antara lembaga WVI dengan Hanwha
Life Korea dan Indonesia, serta antara para
peserta dengan pemerintah lokal.
Sumber: International Journal of Management Reviews (2010)
Setiap kegiatan komunikasi pada akhirnya akan mengeluarkan dampak.
Dampak dapat berupa jangka panjang (outcome) dan jangka pendek (output).
Dalam kegiatan CSR dampak yang diinginkan terdapat macam-macam, baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Program YEAH menginginkan dampak jangka
pendek yang tercapai adalah peserta program dapat menjadi seorang entrepreneur
yang sukses di dunia kerja dan usaha yang mereka kembangkan selama program
dapat terus berkembang meskipun program sudah berakhir. Untuk outcome
terdapat dua kategori yaitu internal dan eksternal. Di dalam outcome internal,
kriteria yang sudah tercapai adalah peserta, masyarakat sekitar, dan panitia
pelaksana memperoleh awareness dan trust. Awareness dicapaikan karena melalui
108 Universitas Kristen Petra
komunikasi interpersonal yang terus menerus, membuat peserta lebih sadar bahwa
penting untuk membekali diri untuk dunia kerja, dan kesempatan memulai usaha
dapat dimulai dari diri sendiri. Peningkatan awareness dari program YEAH ini
didapatkan dari pernyataan dari salah satu peserta yang mengatakan:
“Selama mengikuti program ini banyak ilmu yang saya dapatkan khususnya
di bidang wirausaha. Saya belajar tentang bagaimana membuat produk, menjual
produk, yang terpenting bisa belajar tentang financial”(Pernyataan Loerendy
Andikatama, peserta program YEAH batch 2, dari Space SC.)
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dari beberapa peserta lainnya
yang mengatakan bahwa selama ia mengikuti program ini, dia memberikan
kesannya untuk program ini menyatakan bahwa dia belajar banyak hal dan bisa
menjadi bagian dalam suatu usaha yang dibangun bersama-sama:
“Sangat menakjubkan, belum pernah saya merasakan menjadi bagian
penting dari suatu perusahaan dan saya bisa belajar banyak dari Program ini
maupun dari teman-lainnya. (Pernyataan Jihad Hakiki; Peserta Program YEAH
batch 2, dari SC Sigquel)
“Semenjak mengikuti SC banyak perubahan dalam diri pribadi saya sendiri.
Thanks SC.” (Pernyataan Nimas Mery Saputri; Peserta Program YEAH batch 2,
dari SC Sigquel)
Kepercayaan terbentuk antara WVI dan Hanwha Life karena program ini
berlangsung dengan sukses, trust antara peserta dengan pendamping mereka karena
pendamping disini pada akhirnya menjadi kakak yang dipercaya untuk bisa
membantu mereka. Komunitas mereka juga menjalin hubungan baik dengan
pemerintah kota, karena melalui program ini, komunitas bisa menawarkan solusi
untuk mengembangkan masyarakat di daerah mereka. Contoh yang terlihat secara
langsung adalah hasil observasi peneliti yang melihat usaha daerah Putat Jaya
(daerah dolly) yang pada akhirnya usaha mereka dipakai pemerintah kota untuk
mempromosikan perubahan yang terjadi di daerah mereka. Peserta program
menjalin hubungan melalui presentasi kepada pemerintah lokal, menunjukan
produk dan usaha mereka dapat mendukung perkembangan daerah mereka.
“Sekarang usaha kita udah berkembang, terus dapat dukungan lagi dari
pemerintah seperti dari dinas pertanian sama perikanan. Tempat kita sekarang ini
109 Universitas Kristen Petra
aja disediain sama mereka untuk produksi dan pemasaran. Perusahaan kita juga
digabung sama usaha lainnya, isinya ibu-ibu yang buat produk lain sih. Ini tambah
bagus kan ya beda kan daripada sebelumnya.” (Wawancara Wahyu Aji Prakoso;
Peserta Program YEAH 2016 dari SC Sigquel)
Pernyataan diatas didukung dengan pernyataan dari Purwono SSF YEAH
2017, mengatakan bahwa SC Sigquel termasuk salah satu SC yang berhasil
berkembang untuk yang batch 2.
“Yang termasuk berhasil ya salah satunya yang Sigquel ini kan, sekarang
aja kita ada di rumah produksinya mereka yang baru ini biayanya dari pemerintah
lokal lo. Dulu di kelurahan sekarang disini nih, peralatannya juga ada semua kan.”
(Wawancara Purwono; Pendamping Lapangan YEAH 2016 ADP Simokerto;
senior field facilitator YEAH 2017)
4.5. Analisis dan Intepretasi Data
Public Relations merupakan fungsi manajemen yang membangun
hubungan yang positif antara perusahaan dan publiknya. Menurut Cutlip, Center,
& Broom (2009) dalam membentuk hubungan dengan publiknya, Public Relations
dapat membentuk program aksi dan komunikasi yang terencana (p.6). Public
RelationsSociety of America (dalam Cutlip, Center, & Broom, 2009) mencatatkan
bahwa Public Relations sebagai fungsi manajemen mencakup beberapa hal, salah
satunya adalah meriset, melaksanakan, dan mengevaluasi secara rutin program-
program aksi dan komunikasi untuk mendapat pemahaman public yang dibutuhkan
untuk kesuksesan tujuan perusahaan ataupun organisasi lainnya (p.7). Program
tersebut antara lain program marketing, finansisal, pengumpulan dana, karyawan,
komunitas, hubungan dengan pemerintah, dan program-program lainnya (Cutlip,
Center, & Broom, 2009, p.7). Hal inilah yang diterapkan oleh Hanwha Life
Insurance dan Wahana Visi Surabaya, dimana kedua institusi ini telah melakukan
perancangan dan pelaksanaan program untuk komunitas, berupa program CSR
yang bernama Youth Entrepreneurship Academy by Hanwha Life (YEAH).
Sebagai salah satu bentuk program public relations program YEAH juga
mengalami proses evaluasi. Gregory (2004) mengatakan meskipun evaluasi
dianggap sebagai pekerjaan yang membosankan dan dapat mempertaruhkan
110 Universitas Kristen Petra
reputasi, public relations harus melakukan evaluasi sebagai bentuk
pertanggungjawaban, serta memudahkan public relations dalam mengendalikan
kegiatan lainnya. Dikarenakan evaluasi dapat menangkap tanda-tanda bahaya
sebelum masalah itu sendiri berkembang, serta membuktikan nilai yang dimiliki
(p.139). Dalam hal ini peneliti melakukan evaluasi program CSR YEAH 2016
batch 2 dengan mengunakan metode audit mini komunikasi.
4.5.1. Analisis Aspek Manajemen dan Titik Rawan Aspek Manajemen
Untuk aspek manajemen, unit analisis yang diambil peneliti berupa
penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh Rachmat Willy Sitompul, atau lebih
akrab dipanggil Willy, selaku program manajer serta pimpinan tertinggi di WVI
Surabaya. Sebagai pimpinan tertinggi, peneliti melihat Willy sebagai perwakilan
manajemen yang bisa menjawab pertanyaan terkait dengan aspek manajemen.
Dalam aspek ini peneliti melihat bagaimana program CSR ini berkaitan dengan
corporate values dan kebijakan-kebijakan dalam perusahaan. Selain dari Willy,
peneliti juga mengambil pernyataan dari pihak lain seperti peserta, dan p
Carroll (1979) dalam Solihin (2009 p.21) menjelaskan komponen-
komponen tanggung jawab sosialperusahaan ke dalam empat kategori, yatiu
economic responsibilities, ethicalresponsibilities, legal responsibilities, dan
discretionary responsibilities.
Pada program ini, perusahaan Hanwha Life Korea berinisiatif untuk
melakukan program CSR. Konsep awal berasal dari lembaga WVI Surabaya,
namun Hanwha Life memiliki kesadaran untuk memberikan dana CSR-nya kepada
program ini. Bedasarkan teori diatas, perusahaan Hanwhal Life Korea melakukan
dua dari empat kategori diatas. Pertama, Ethical Responsibilities, yang menyadari
adanya kebutuhan di masyarakat. Merupakan bentuk tanggung jawab yang telah
yang telah masuk dalam kategori etika, dimana perusahaan melakukan menjalankan
program dengan tujuan tertentu dan dilaksanakan untuk masyarakat. Hal ini di
Kedua, Hanwha Life melakukan discretionary responsibility, dimana mereka
melakukan aksi filantropis. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari program
manajer yang menyatakan bahwa Hanwha Life tidak hanya mencari keuntungan
saja namun juga terdapat kepedulian untuk masyarakat.
111 Universitas Kristen Petra
“Branding bahwa dia tidak cuma perusahaan yang cari untung saja, tapi juga
memperhatikan social life gitu. Memperhatikan pembangunan sosial dalam
hal ini anak-anak muda. Nah selain itu dia membantu Hanwa yang disini
untuk punya semacamruang promsi juga gitu. Karena lewat YEAH ini ada
banyak event-event yang sifatnya itu kota gitu kan. Ada pameran, ada
kompetisi wirausaha, ada macam-macam gitu kan, ada kerjasama dengan
pihak-pihak pemerintah. Nah setiap kali ada kerjasama, ada event pasti kan
ada pertanyaan tuh “ini siapa yang membiayai?” dan lain-lain. Akhirnya
mereka yang terangkat kan. “Oh, ini Hanwa.” “Apa itu Hanwa?” “Hanwa
life asuransi.” “kantornya dimana?” “ada di pakuwon di sini-sini-sini.” Dan
setiap ada event besar pasti kan kita ajak mereka juga untuk buka booth atau
dana yang lain. Mungkin kita bisa ada ruang menyampaikan informasi
tentang perusahaan mereka.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul;
Program Manajer YEAH 2016)
Pernyataan dari Willy diperkuat dengan penjelasan dari Felix, sebagai salah
satu pendamping ADP wilayah Simokerto. Felix menjelaskan bahwa Hanwha Life,
memberikan dana CSR mereka sebagai dana sponsor untuk membiayai program
YEAH yang konsepnya berasal dari Wahana Visi. Felix juga menjelaskan bahwa
di Korea, perusahaan diwajibkan untuk melakukan CSR oleh Negara, membuat
motif Hanwha Life Korea didasarkan untuk kepentingan etika dan filantropis.
“Jadi pada awalnya.. Hanwha Life itu punya dana untuk CSR yang nggak
kepakek, tapi karena mereka nggak punya program, makanya tertarik untuk
melakukan CSR dengan World Vision. Kebetulan mereka itu sudah sering
bekerjasama dengan World Vision Korea, nah dari situ mereka dikasih tau nih
tentang program Youth ini. Hanwha sama World Vision Korea akhirnya setuju
kerjasama untuk mendanai program ini. Di Korea juga kan ada kewajiban untuk
ngelakuin CSR, jadi yaa dari situlah program ini jadi punyanya Hanwha.”
(Wawancara Felix, pengurus ADP Simokerto,).
112 Universitas Kristen Petra
Perusahaan asuransi asal Korea ini memiliki dana CSR, namun tidak
memiliki program CSR itu sendiri. Konsep program Youth Entrepreneurship
Academy by Hanwha Life (YEAH) berasal dari lembaga Wahana Visi Surabaya.
Awal konsep program ini berasal dari banyaknya anak-anak muda di Surabaya yang
putus sekolah. Dan tidak ada kegiatan yang bisa membantu anak-anak tersebut
untuk berkembang. Maka lembaga WVI Surabaya membuat program dengan
konsep yang menyasar youth itu sendiri. Setelah dipublikasikan, Hanwha Life
Korea menunjukan ketertarikan terhadap konsep ini. Hal ini disebabkan oleh karena
Hanwha Life Korea menyadari bahwa pengembangan anak-anak muda merupakan
hal yang penting untuk membantu perkembangan di masyarakat. Bedasarkan hal
tersebut, perusahaan asal Korea Selatan ini bersedia memberikan dana CSR-nya
untuk menjalankan program ini. Pihak Korea Selatan juga ikut berpartisipasi untuk
melihat dan mengalami jalannya program ini secara langsung. Dapat dilihat melalui
foto dokumentasi ini:
Gambar 4.15. Kunjungan Pihak Korea Selama pelaksanaan program
Sumber: Instagram perusahaan Sigquel, 2017
Menurut Anderson dan Hadley, penyusunan objektivitas public relations
harus berkaitan dengan (Anderson & Hadley 1997 p.99) paling tidak ada
memfasilitasi dan mendukung objektivitas bisnis dan menunjukan akuntabilitas,
sedangkan Objektif public relations harus terdapat beberapa kriteria seperti pertama,
menyebutkan secara spesifik dampak apa yang diinginkan, kedua, ditujukan secara
113 Universitas Kristen Petra
spesifik kepada satu atau beberapa khalayak sasaran, Dapat diukur, secara praktis
maupun konseptual, Mengacu pada “tujuan” bukan pada “sarana”. Bila objektif
yang dibuat mengacu pada “sarana” untuk melakukan sesuatu, berarti yang sedang
dibuat adalah strategi bukanlah objektif, Menyebutkan batas waktu pencapaian
objektif tersebut. Ketertarikan Hanwha Life dan World Vision Korea didasari oleh
objektif public relations. Objektivitas PR yang ada di program YEAH adalah
branding nama perusahaan yang pada akhirnya mendukung objektivitas bisnis dan
Program YEAH juga sudah menunjukan akuntabilitas, karena program ini
menunjukan kepedulian perusahaan kepada masyarakat tempat ia berdomisili.
Syarat-syarat objektivitas PR sudah terpenuhi karena setiap organisasi
menyebutkan secara spesifik dampak apa yang diinginkan. Dalam hal ini Hanwha
Life ingin branding nama perusahaan, World Vision Korea ingin ekspansi ke
wilayah perkotaan(urban) untuk program di Indonesia, dan Wahana Visi untuk
mengembangkan youth di Surabaya. Ada khalayak spesifik yaitu anak-anak muda
yang putus sekolah dan tidak memiliki pekerjaan, mengacu pada tujuan yaitu
mendorong anak-anak muda untuk menjadi seorang entrepreneur.
Manajemen pada suatu program, merupakan bagian yang berkuasa sebagai
pembuat kebijakan, rencana, dan tujuan apa yang ingin dicapai. Manajemen
program YEAH memiliki pandangan bahwa pengembangan anak muda perlu
dilakukan. Pandangan tersebut dimulai dari fakta yang terjadi di masyarakat. WVI
Surabaya melihat adanya kebutuhan untuk membantu anak-anak putus sekolah
untuk berkembang. Konsep awal WVI yaitu Menjadikan mereka menjadi calon-
calon usahawan muda. Melalui program ini, diharapkan usaha yang dibuat oleh
peserta tetap bisa berjalan, menjadi perusahaan yang mandiri. Pandangan inilah
yang menjadi dasar Program YEAH 2016.
“Proposalnya dari kita tuh sebenarnya belum ada nama programnya. Nah
mungkin awalnya itu. Oh, kalau kita, waktu itu memang sudah kita kasih
nama duluan sih. Dari kita usulan namanya sebenarnya. Waktu itu kan
karena ini menyasar anak muda, Youth Enterpreneur gitu sebenarnya
awalnya.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul; Program Manajer YEAH
2016)
Hanwha Life memiliki berbagai nilai-nilai perusahaan, terdiri dari Terbaik
– Excellent, Handal – Reliable, dan inovatif-Innovative. Program YEAH dibuat
114 Universitas Kristen Petra
berdasarkan nilai ini, memberikan yang terbaik, handal dalam pelaksanaan, dan
terdapat inovasi. Kebijakan dan keputusan yang dibuat dilakukan untuk bisa
memenuhi nilai tersebut. Perwujudan visi dan misi perusahaan kepada publiknya
merupakan salah satu bentuk strategi penyampaian pesan yang dilakukan melalui
kegiatan PR. Menurut Lynch seperti yang dikutip oleh Wibisono (2006, p. 50-51),
strategi perusahaan merupakan pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan
utama atau kebijakan perusahaan dengan rangkaian tindakan dalam sebuah
pernyataan yang saling mengikat. Strategi perusahaan biasanya berkaitan dengan
prinsip-prinsip secara umum untuk mencapai misi yang dicanangkan perusahaan,
serta bagaimana perusahaan memilih jalur yang spesifik untuk mencapai misi
tersebut. Program YEAH buatan tiga organisasi ini mengandung nilai-nilai dasar
dari ketiganya. Nilai excellent dan reliable sudah tercapai karena masyarakat publik
target program YEAH merasakan program YEAH sudah membangun keahlian
mereka, dan memberikan bekal kepada peserta, seperti pernyataan dari salah satu
peserta:
“Kalau saya sih puas. Kalau bisa dikatakan dari 1-10 ya 8,5. Hampir 9. Ya
9 lah. Masih belum maksimal untuk yang 2 hal tadi itu. Pemasaran sama
ininya. Karena kita ya memang dilepas. Cuma belum ada yang enaknya
gimana gitu untuk yang inovasi penjualnnya itu belum ada. Hanya sebatas
materi. Itu saja sih. Kalau segi pembiayaan bagus, amat sangat baik. Untuk
kita butuh apa alat apa, kalau ada langsung dikasih. Tidak menjadi masalah
uang dan barang.” (Wawancara Wahyu Aji Prakoso; Peserta Program YEAH
2016; 24 Mei 2017)
Namun salah satu nilai Hanwha Life innovative belum tercapai, karena dari
pergantian tahun 2015 ke 2016, tidak ada inovasi signifikan yang dilakukan.
Perubahan yang terjadi hanyalah perubahan teknis saja seperti pergantian usia
perserta, sedangkan materi dan cara penyampaiannya masih sama seperti tahun
2015. Peserta merasa bahwa kegiatan bimbingan banyak berisi tentang materi
dibandingkan praktiknya dilapangan. Inovasi tidak tercapai karena ada terdapat
beberapa kendala, seperti panitia pelaksana yang tidak diberi pembekalan untuk
program batch selanjutnya dan terdapat kendala dilapangan juga.
“Karena yang di lapangan itu ya kita tidak bicara “muluk-muluk” lah. Kan
targetnya kelompok berjalan. Lah kelompoknya tidak berjalan, tapi mereka
sudah dapat kerja masing-masing. Kan goalnya mereka punya small business
juga, tapi memang harapannya di kelompok itu mereka dapat kerja. Dapat
115 Universitas Kristen Petra
uang. Kita tidak bisa menikap.” (Wawancara Purwono; Pendamping
lapangan YEAH 2016 ADP Simokerto; Senior Field Facilitator YEAH 2017
Komunikasi dalam program YEAH dilaksanakan oleh berbagai pihak.
Setiap aspek mulai dari manajemen sampai penyampaian pesan ke peserta
dilaksanakan melalui berbagai macam cara komunikasi.
Pada aspek manajemen pihak Wahana Visi berkomunikasi dengan koporat
Hanwha Life Korea dan world vision Korea. Berikut ini alur komunikasi antara
Lembaga Wahana Visi, World Vision Korea, dan Hanwha Life Korea:
Bagan 4.3. Alur sistem komunikasi Manajemen Program YEAH 2016
Sumber: Olahan Peneliti, 2017
Aliran pesan dalam komunikasi organisasi dapat terjadi dari atasan ke
bawahan (downward communication), yaitu informasi yang mengalir dari jabatan
berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah (Pace &Faules,
Saling Berkoordinasi World Vision
Korea
Hanwha
Life Korea
Wahana Visi
Indonesia
Melapor
Kepada/
memberi
feedback
Melapor
Kepada
Melapor
Kepada/
memberi
feedback
Project Officer
WVI Indonesia
Saling berkoordinasi,
melaporkan
perkembangan di lap.
Melapor Kepada / memberi Feedback
Program Manajer
Wahana Visi Sby
Tim Kerja
Program YEAH
Tim Monitoring
dan Evaluasi
WVI Surabaya
Melapor Kepada
116 Universitas Kristen Petra
2002:184). Komunikasi dalam organisasi terutama downward communication
berhubungan dengan pencapaian tujuan kinerja organisasi. Komunikasi antara
pihak Hanwha Life dan Wahana Visi Surabaya memiliki prosedur dan aliran yang
terstruktur. Pihak Wahana Visi Surabaya melakukan koordinasi dengan sponsor
melalui project officer perwakilan dari kantor pusat. Peran project officer (PO)
disini sebagai pengawas, penyaring, dan jalur komunikasi antara WVI Surabaya ke
WVI Jakarta. Setelah informasi sampai ke Jakarta, pihak Jakarta akan
menyampaikan informasi tersebut kepada Hanwha Life Korea dan World Vision
Korea.
“Kita kan nge-reportnya ke atas PO gitu kan. Nah PO ini ke World Vision
Korea. Nah World Vision Koreanya ke Hanwha Korea. Pertama program
managernya yang menyampaikan. Sekarang yang membuat draft reportnya
adalah program coordinatornya. Program coordinator membuat draftnya
kemudian direview oleh program manager dan bagian monitoring dan evaluasi.
Setelah itu final pelaporannya baru kita kirim ke PO, PO menyampaikan ke
Sponsor atau ke donornya.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul; Program
Manajer YEAH 2016)
Atasan dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh Hanwha Life Korea,
karena mereka pemilik dana dan program CSR YEAH. Membantu Hanwha Life
mengawasi dan memonitor program, World Vision Korea juga terlibat dalam
komunikasi di tahap manajemen. Kedua organisasi ini berkomunikasi dengan
Wahana Visi Indonesia melalui perwakilan yaitu project officer. Dari Wahana Visi
pusat barulah pesan disampaikan kepada Wahana Visi Surabaya selaku pelaksana
program. Komunikasi yang dilakukan dalam program YEAH antara sponsor adalah
in-direct communication. Komunikasi tidak langsung karena tidak ada pertemuan
tatap muka antara sponsor dan Wahana Visi. Dikarenakan pihak sponsor Hanwha
Life Korea dan world vision Korea juga tidak memiliki perwakilan di Indonesia,
maka seluruh komunikasi langsung dilakukan dari Korea dan Indonesia.
Komunikasi ke bawah (downward communication) yaitu suatu
penyampaian informasi baik lisan maupun tulisan, secara langsung maupun tak
langsung, berupa perintah atau penjelasan umum dari atasan kepada bawahannya.
Komunikasi ke bawah ini dapat diberikan secara lisan, tertulis, dengan gambar atau
simbol-simbol, dalam bentuk edaran, pengumuman atau buku-buku pedoman
karyawan/anggota (Muhammad, 2009 p.107). Media yang dipakai untuk saling
117 Universitas Kristen Petra
berkomunikasi adalah melalui email. Konten email berisi laporan resmi tentang
bagaimana program telah berlangsung. Email ditulis secara resmi dan terstruktur
karena setiap email berisi urusan professional antar organisasi. Pelaku komunikasi
dari Wahana Visi adalah program manajer yang langsung berurusan dengan pihak
Hanwha Life. Pihak dari Hanwha Life memakai perwakilan dari departemen
pengurus CSR. Disini terdapat komunikasi antara pihak pelaksana dan mereka yang
membuat kebijakan dan keputusan. Selama proses pertukaran pesan, Hanwha Life
memberikan pendapat, kritik, sampai adjustment kepada WVI untuk mengatasi
masalah yang ada. Hanwha Life diberikan update tentang program melalui via
email. Dokumentasi komunikasi antar kedua pihak ini pun disimpan di laporan
dengan cara diprint. Pernyataan yang dicetak tersebut menunjukan bukti dasar dari
mana perubahan dilakukan.
“Email. Email-email itu sudah bisa jadi dasar sebenarnya bagi kita untuk
melakukan perubahan-perubahan. Biasanya si sponsor bilang silahkan gunakan
email ini sebagai acuan untuk melakuakan perubahan-perubahan. Ya sudah. Jadi
kalau misal terkait dana, kita print emailnya, kita masukkan di proposalnya. Atau
ketika kita bikin perubahan target email ini disertakan sebagai acuan, “Oh ini
sudah disetujui oleh donornya.”(Wawancara Rachmat Willy Sitompul; Program
Manajer YEAH 2016)
Pernyataan ini dipertegas dengan pernyataan dari Purwono, pendamping
wilayah Simokerto program YEAH 2016 dan sekarang menjadi ketua panitia
YEAH 2017. Dia yang mengatakan bahwa setiap ada perubahan, terdapat
koordinasi dari sponsor dan Wahana Visi sendiri. Acuan dari setiap langkah yang
dilaksanakan sudah didasari oleh keputusan dari sponsor.
“Kalau pelaporan itu memang kami di lapangan melaporkan selalu kan
langsung ke support office yang di Jakarta. Jadi dia yang melaporkan ke sponsor.
Ke donornya dia. Jadi kalau perubahan tidak besar kalau iya kan ini jalan harus
sesuai. Harus sesuai prosedr itu. Alurnya ini harus dilakukan rekruit dulu, ini dulu,
itu dulu, harus sesuai. Kalau tidak sesuai, kondisi khusus ya harus kita laporkan
dulu. Kalau sana approve baru kita lakukan.”(Wawancara Purwono; Pendamping
lapangan YEAH 2016 ADP Simokerto; Senior Field Facilitator YEAH 2017)
118 Universitas Kristen Petra
Hanwha Life Korea berperan sebagai sponsor yang mendanai program
YEAH. Pemberian dana sponsor dari Hanwha Life Korea dilakukan berdasarkan
perencanaan anggaran yang sudah ada di proposal program YEAH. Jumlah dana
yang diberikan tidak diketahui karena merupakan data perusahaan yang tidak bisa
diakses oleh peneliti. Dana yang diberikan dipakai untuk seluruh kebutuhan
program, baik untuk peralatan produksi hingga pendamping dari WVI maupun dari
organisasi lainnya. Perincian dana yang dipakai dimasukan ke laporan rutin dan
tahunan, pada akhirnya diberikan kepada Hanwha Life Korea. Hanwha Life sempat
ikut berpartisipasi melalui salah satu yayasan dari Korea Selatan. Melalui yayasan
“Hanwha Life Happy Friends Youth Corp”, sukarelawan dari Korea Selatan datang
ke Surabaya untuk mengikuti program ini.
Gambar 4.16. Happy Friends Youth Corps' operational life of Hanwha recently
found in Indonesia has supported the independence of the youth
Sumber: Korea gimmingyeong financial newspaper reporter;
http://koreafntimes.blogspot.co.id; February 22, 2017
Dilihat dari uraian diatas peneliti menemukan beberapa titik rawan pada
aspek manajemen. Titik rawan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan program YEAH sebagian besar dibuat oleh lembaga Wahana
Visi, partisipasi pembuatan kebijakan Hanwha Life Korea kurang.
119 Universitas Kristen Petra
Meskipun program YEAH dimiliki dan disponsori oleh Hanwha Life
Insurance.
2. Karena komunikasi yang dipakai adalah in-direct communication, dan harus
melalui beberapa tahap birokrasi, keputusan untuk adjustment
membutuhkan waktu lama, meskipun masalah yang terjadi harus segera
diselesaikan. Penyampaian keputusan pihak sponsor kepada pihak
pelaksana berlangsung lama dan tidak konsisten.
3. Tidak ada komunikasi antara lembaga Wahana Visi dan Hanwha Life
Indonesia ataupun Surabaya. Melalui hal tersebut, partisipasi Hanwha Life
Indonesia sangatlah minim saat program YEAH dilaksanakan. Menunjukan
kepada publik di Indonesia, bahwa kepedulian berasal dari Hanwha Korea.
4.5.2. Analisa Aspek Organisasi dan Titik Rawan Aspek Organisasi
Menurut teori excellence, public relations bukan lagi sekedar berperan
sebagai alat persuasif atau sebagai teknisi komunikasi untuk menyebarluaskan
komunikasi. Namun public relations dianggap sebagai ahli yang melaksanakan
peran sebagai manajer yang menggunakan penelitian dan dialog untuk membangun
hubungan yang sehat dengan publiknya.Banyak kritik dari pakar yang menilai
model normatif ini sulit ditemukan dalam praktik public relations. Pakar-pakar
tersebut adalah Cameron, dkk. (2001), Cancel, dkk. (1997), Reber & Cameron
(2003).Pengkritik tersebut menilai sulit bagi organisasi yang hanya berfokus
menerapkan model two-way symmetric dan menawarkan teori baru yaitu
contingency theory of accommodation in public relations (teori CA), yang
berpendapat bahwa two-way symmetric dan win-win solution sulit diterapkan
sebagai bentuk ideal. Karena dalam kenyataan faktor aturan atau legal sering tidak
memungkinkan public untuk menang. Sebaliknya, organsasi yang memosisikan
dirinya pada suatu kontinum antara bersikap akomodasi dan bersikap advokasi saat
berhadapan dengan publiknya.
Teori ini menunjukkan bahwa public relations berkontribusi dalam
membangun hubungan yang baik dengan lingkungannya. Dan kualitas public
relations dapat diukur dengan cara mengevaluasi kualitas hubungan antara
organisasi dan publiknya yaitu serial terus-menerus yang secara perlahan membuat
120 Universitas Kristen Petra
kedua pihak terintegrasikan sehingga sulit menentukan titik awal dan akhir
hubungan. (Kriyantono, 2014, p.105-110). Dalam pelaksanaan program YEAH,
fungsi PR dilakukan oleh seluruh anggota organisasi, mulai dari program manajer
selaku pimpinan tertinggi, panitia pelaksana Wahana Visi Surabaya, dan
pendamping lainnya dari mitra kerjasama. Setiap jabatan memiliki peran dan
kewajibannya masing-masing, namun semuanya telah melakukan peran public
relations. Dalam hal ini, program manajer bergerak sebagai teknisi komunikasi
yang membantu menyebarluaskan pesan yang ingin diberikan. Program manajer
juga berperan dalam mempersuasi Hanwha Life Korea untuk menjadi sponsor salah
satu program YEAH. Untuk mencapai persetujuan tersebut, pihak WVI Surabaya
bekerja sama dengan WVI pusat di Jakarta untuk mempublikasikan proposal
program.
“Proposalnya disusun, disampaikan, ke namanya Project Officer di Jakarta.
Disampaikan ke Project Officer di Jakarta. Nah Project Officer inilah yang
bertugas menawarkan proposal itu ke pihak-pihak yang interest, yang
tertarik.Kurang lebih waktu totalnya itu 6 bulan. 6 bulan setelah itu disupport,
dimasukkan ke PO, itu ada jawaban bahwa ada yang tertarik dari World Vision
Korea. Nah World Vision Korea ini tertarik, karena dia sudah mengajukan
proposal itu juga, ke cooperation namanya, HanwhaLife itu asuransi ya.”
(Wawancara Rachmat Willy Sitompul; Program Manajer YEAH 2016)
Dalam melakukan program untuk mengembangkan masyarakat, seorang
public relations harus melaksanakan salah satu perannya yaitu public affairs. Public
Affairs adalah salah satu bagian khusus dari public relations yang membangun dan
mempertahankan hubungan dengan komunitas lokal dan pemerintah dalam rangka
mempengaruhi kebijakan pemerintah (Cutlip, Center, Broom, 2006 p.20). Selama
pelaksanannya, pihak WVI terus menerus menjalin hubungan dengan komunitas
lokal yang ada di di Area Development Program (ADP). Didalam public affairs
Terdapat delapan aktivitas di Public Affairs (Black, 2005 p.31) yaitu: Issue
management, media relations, government relations, community relations (social
responsibility dan pemberian dana bantuan), investor relations, publication,
corporate advertising / advocacy advertsing, employee relations.
Kegiatan public affairs yang dilakukan selama program adalah Media
Relations dimana terdapat publikasi dari media cetak dan televisi. Kegiatan YEAH
sempat diliput di koran Jawa Pos. Dimana membahas tentang bagaimana sebuah
121 Universitas Kristen Petra
usaha dibuat dari nol, sampai berkembang hingga sekarang. Government relations,
dimana mereka menjalin hubungan dengan pemerintah kota dan lokal untuk
mendukung kegiatan ini. Seperti pernyataan dari program manajer Willy
mengatakan:
“Karena lewat YEAH ini ada banyak event-event yang sifatnya itu kota gitu
kan. Ada pameran, ada kompetisi wirausaha, ada macam-macam gitu kan, ada
kerjasama dengan pihak-pihak pemerintah.”(Wawancara Rachmat Willy
Sitompul; Program Manajer YEAH 2016)
Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari salah satu peserta program dari
wilayah Putat Jaya. Batch 2 asal Putat Jaya sekarang bekerja sama dengan dinas
pertanian untuk memasarkan produk-produk lokal buatan daerah Putat Jaya.
“Sekarang kita ini bekerja dengan dinas pertanian, habisnya lomba itu
ternyata dinas pertanian kok tertarik terus kita mulai dibiayai operasinya. Dulu
waktu kita produksi tempatnya di kantor kelurahan. Sekarang udah pindah disini,
tempatnya juga udah dibiayai sama pemerintah lokalnya sini.” (Wawancara
Wahyu Aji Prakoso; Peserta YEAH 2016; PR SC Sigquel)
Kegiatan community relations dilakukan karena program ini menjalin
hubungan dengan komunitas lokal di Surabaya terutama di daerah ADP Wahana
Visi Surabaya. Investor relations dilakukan dengan terus menjalin hubungan
dengan pihak sponsor Hanwha Life dan World vision Korea, baik untuk monitoring
dan pelaporan. Publikasi dilakukan dengan menggunakan metode tatap muka
dengan WVI datang dan presentasi dihadapan para stakeholder. Media sosial dan
website juga dipakai untuk update kegiatan dan perkembangan peserta. Sayangnya
kegiatan public affairs tidak dilaksanakan sepenuhnya. Corporate advertising tidak
dilakukan karena pihak WVI tidak memakai iklan untuk menyebarkan pesan.
Sayangnya kegiatan Issue management dan employee relations tidak dilaksanakan,
sehingga menimbulkan beberapa masalah.
Program yang berkonsep sekolah ini memiliki tahap-tahap dari perencanaan
sampai pasca pelaksanaan. Menurut Lindenmann, evaluasi public relations adalah
setiap dan semua penelitian yang dirancang untuk menentukan efektivitas suatu
program, kegiatan, strategi public relations dengan mengukur keluaran (output)
atau dampak (outcome) program, kegiatan, atau strategi itu berdasarkan tujuan
(objective) yang sebelumnya sudah ditetapkan. (Lindenmann 1997 p.2). Dalam
program public relations, evaluasi program diartikan sebagai upaya sistematis
122 Universitas Kristen Petra
untuk menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan program dan
tujuan yang dicapai. Jadi, secara garis besar yang ingin dinilai ada dua hal, yaitu
proses pelaksanaan program dan hasil apa yang dicapai. Proses perencanaannya
sudah dilakukan dengan sistematis dan teratur. Program YEAH memiliki panitia
pelaksana yang disesuaikan dengan budget, materi untuk peserta, hingga timetable
yang berisi detail akan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama program
belangsung. Berdasarkan observasi peneliti, proses perencanaan program YEAH
sudah baik, karena semua kriteria yang diperlukan sudah dipenuhi. Dari penjelasan
diatas, dapat dilihat bahwa evaluasi tahap perencanaan sudah dilaksanakan dengan
baik.
Pelaksanaan program YEAH dimulai dari bagaimana pihak panitia dapat
mempersuasi masyarakat untuk berpartisipasi. Setelah peserta dipilih, pihak
Wahana Visi serta mitra kerja lainnya memulai proses bimbingan rutin. Pada
awalnya materi yang digunakan didapat dari modul Prestasi Junior Indonesia (PJI)
untuk bimbingan pembuatan student company danYuyun Anwar Institute untuk
produksi. Materi yang dipakai ini sama dengan tahun 2015 sebelumnya. Panitia
pelaksana dari Wahana Visi tidak terlalu berperan aktif dalam pemberian materi.
Hal ini terlihat dari pernyataan dari salah satu peserta batch 2:
“Kalau dari WVI karena sebagai pelaksana dia materi yang disampaikan
itu hanya sebatas informasi bisnis. Terus habis gitu bagaimana anak muda
berperan dalam bisnis. Terus kemudian untuk kita batch 2 ya, jadi dia juga
memberi contoh dari batch yang pertama, itu seperti apa operasionalnya gitu.”
(Wawancara Wahyu Aji Prakoso; Peserta YEAH 2016; PR SC Sigquel)
Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan dari Felix selaku
pendamping ADP Simokerto yang mengatakan bahwa dari tahun 2015 ke tahun
2016, pihak panitia pengurus tidak bisa menyampaikan materi. Dikarenakan panitia
WVI tidak siap untuk menyampaikan materi terkait entrepreneur kepada para
peserta. Sehingga pada akhirnya WVI bergantung pada PJI dan mitra kerja lainnya
untuk mengajarkan peserta menjadi seorang pengusaha.
“Sebenarnya lo ya, WVI itu mau menyampaikan materinya sendiri setelah
batch 1. Kita rencananya udah nggak mau pakai PJI lagi, kalo untuk produksi
masih perlu, tapi untuk materi membuat membuat perusahaannya seharusnya udah
dari kita. Tapi karena panitia yang ngurusin itu nggak siap.. ya akhirnya terpaksa
make modulnya PJI lagi.” Ya terus gara-gara ini juga akhirnya harus dimundurin
123 Universitas Kristen Petra
ke tahun depannya. Sekarang yang tahun ketiga ini baru kita nggak make PJI, tapi
materinya dari kita sekarang.” (Wawancara Felix; pengurus ADP Simokerto,).
Dapat dilihat dari uraian diatas, meskipun perencanaan program YEAH
sudah matang, sistematis, dan terstruktur terdapat kekurangan yang berdampak
cukup besar. Pendamping dari Wahana Visi memang memiliki pengalaman
mendampingi kelompok, namun karena mereka kekurangan pengetahuan dalam
bidang entrepreneur, pada akhirnya mereka hanya berperan sebagai pendamping
lapangan saja. Menurut Lindennman, salah satu aspek yang menentukan
keberhasilan suatu program adalah bagaimana berlangsungnya program tersebut.
Dapat dilihat bahwa selama pelaksanaannya, program YEAH memiliki kekurangan
karena tidak melatih panitianya untuk bisa menyampaikan materi kepada para
peserta.
Kekurangan lainnya selain ketergantungan pihak penyelenggara terhadap
pendamping dari luar adalah tidak adanya materi tersendiri. Materi dari PJI
seharusnya dipakai pada tahun 2015 saja. Pihak WVI seharusnya sudah memiliki
gambaran tentang apa saja yang akan disampaikan kepada peserta. Paling tidak
garis besarnya, namun pada akhirnya WVI tidak membuat materinya sendiri, tetapi
tetap memakai materi tahun sebelumnya. Fakta ini menunjukan bahwa selain
perbaikan teknis seperti perubahan umur peserta, tidak ada evaluasi dan inovasi
baru untuk tahun berikutnya.
Tim pelaksana dari WVI memiliki peran dan kewajiban mereka masing-
masing. Setiap anggota panitia bekerja sama dengan pihak manajemen maupun
dengan perwakilan mitra kerja mereka. Komunikasi yang dilakukan di dalam
organisasi yaitu secara langsung dan melalui sosial media. Senior field facilitator
(SSF) bertugas sebagai pemimpin tim pelaksana program YEAH, sedangkan
anggota tim lainnya melaksanakan tugas mereka membimbing para peserta.
Komunikasi dalam tim berbentuk direct dan secara langsung. Tim pendamping
lapangan berkoordinasi dan melaporkan kepada SSF melalui tatap muka maupun
melalui media telepon.
Devito berpendapat bahwa komunikasi merupakan pengiriman dan
penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi-di dalam kelompok formal maupun
informal organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
124 Universitas Kristen Petra
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi pada organisasi. Isinya berupa cara-
cara kerja dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus
dilakukan dalam organisasi; memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers dan surat-
surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara social.
Orientasinya tidak pada organisasinya sendiri tetapi lebih pada para anggotanya
secara individual. (Joseph A.Devito, 1997 p.340).
Dalam organisasi program YEAH ini komunikasi didalam tim pelaksana
dipimpin langsung oleh SSF dalam bentuk rapat kecil. Rapat kecil ini dilakukan
setiap minggunya dimana para pendamping lapangan memberikan update
perkembangan program kepada SSF. Rapat kecil ini salah satu komunikasi formal,
karena urusan resmi dibahas, dan melalui rapat ini bawahan bisa memberikan
pendapat untuk para atasan, serta atasan akan mendorong bawahannya untuk bisa
terbuka dengan segala masalah yang terjadi. Dalam rapat ini terjadi komunikasi
upward dan downward karena atasan dan bawahan membahas mengenai perkara
perkerjaan dan apa saja yang terjadi di lapangan.
Setelah rapat tersebut selesai, SSF akan mengadakan pertemuan dengan
program manajer, melaporakan perihal-perihal yang dibahas di rapat tadi. Melalui
pertemuan dua mata ini, program manajer mengetahui permasalahan yang terjadi
dan melaporkannya kepada Hanwha Life via email. Rapat-rapat resmi ini diadakan
setiap ada pelaporan dan jangka waktu pelaporan terdapat bulanan, 3 bulanan, 6
bulanan, sampai annual.
“Sponsor itu menerima laporan bulanan. Menerima laporan kuarter,
quarteral report. Terus menerima laporan semester dan annual. Jadi dia banyak
sekali yang diterima.Kuarter, kuarter itu 3 bulanan. Jadi sebulan, 3 bulan 6 bulan
itu semester. Terus annual report yang tiap tahun.”(Wawancara Rachmat Willy
Sitompul; Program Manajer YEAH 2016)
Bentuk komunikasi formal lainnya adalah saat rapat tahunan, dimana
seluruh pihak Wahana Visi yang terlibat dalam program YEAH berkumpul dan
membahas bagaimana program sudah terselesaikan. Rapat ini dipimpin oleh
program manajer, diikuti oleh panitia pelaksana, dan tim monitoring dan evaluasi
(Monev). Pembahasan yang dirapatkan adalah bagaimana hasil perkembangan
peserta, apakah evaluasi yang harus diperbaiki untuk kedepannya, serta evaluasi
125 Universitas Kristen Petra
panitia pelaksana. Rapat ini juga didokumentasikan melalui notulen, dan hasil
rapatnya akan dimasukan dalam laporan tahunan yang akan diberikan kepada
sponsor. Penyampaian hasil rapat ini dilakukan oleh program manajer melalui email.
“Wahh banyak ya kita mbahas apa aja ya. pokoknya hasil-hasil yang udah
dicapai, bagaimana pendapat peserta, terus apa yang mau diganti untuk
kedepannya. Intinya membahas evaluasi panitia yang ngerjain, terus kedepannya
program ini mau diapain lagi. Didokumentasikan apa ndak yaa ada dong
dokumentasinya pake notulen. Perbaikan apa aja contohnya kayak misalnya
perubahan usia peserta yang dulunya usia 15-24, yang sekarang jadi 17-24 gituu..”
(Wawancara Rachmat Willy Sitompul; Program Manajer YEAH 2016)
Selain dari rapat yang diadakan setiap minggu, bulanan, dan tahunan.
Komunikasi organisasi juga dilakukan secara informal. Komunikasi informal
dilakukan melalui media telepon dan sosial media. Tim pelaksana YEAH memiliki
grup Whatsapp, dimana disana mereka bisa saling berkomunikasi, bercanda,
sampai curhat. Disini komunikasi informal berfungsi sebagai alat untuk saling
mengenal dan memberikan pendapat kepada rekan kerja. Laporan sehari-hari
tentang pekerjaan biasanya dilakukan melalui komunikasi informal ini.
Komunikasi informal yang menggunakan sosial media ini lebih efektif
dibandingkan rapat formal. Dikatakan lebih efektif karena anggota tim pelaksan
lebih terbuka di sosial media dibandingkan di rapat kerja. Fakta ini terjadi karena
anggota tim kerja lebih nyaman memberitahukan masalahnya dengan anggota tim
lainnya, dibandingkan dengan atasan dan tim Monev.
126 Universitas Kristen Petra
“Kalau tentang pesan di WA sih kita bahasnya macem-macem, ada yang tentang
kerjaan, ya ada yang soal masalah lain. Kadang pernah sampai ngerasani kok
(ketawa kecil), sama mas ifal pak charles juga. ya begitulah kalo di sosial media,
lebih santai dan nggak usah terlalu kaku gitu.” (Wawancara Ella; Pendamping
lapangan tim Putat Jaya)
Gambar 4.17. Chat Peneliti dengan Ella Saat Komunikasi Via Sosial Media
Sumber: Wawancara Ella. 3 Mei 2017
Dalam Komunikasi organisasi program YEAH ini, terdapat beberapa
hambatan juga, salah satunya adalah adanya birokrasi yang ketat didalam tahapan
organisasi. Anggota hanya bisa menyalurkan pendapat dan aspirasinya melalui SSF
saja, tidak bisa langsung ke program manajer. Disini SSF memilah dan
berkewajiban untuk memberitahukan masalah yang terjadi ke program manajer.
Prosedur ini membutuhkan waktu yang cukup lama, dan pemberitahuan hasil
diskusi dengan sponsor juga melalui SSF tidak langsung ke anggota lapangan.
Untuk mengantisipasi hal ini, SSF sebagai penyalur pesan dari pihak manajemen
127 Universitas Kristen Petra
ke anggota tim lainnya, lebih sering menggunakan komunikasi informal
dibandingkan komunikasi formal.
Dari penjelasan diatas, peneliti menemukan beberapa titik rawan pada aspek
organisasi. Titik-titik rawan aspek organisasi tersebut adalah:
1. Materi program YEAH disediakan oleh organisasi lainnya, tidak oleh
Wahana Visi sendiri. Menyebabkan ketergantungan kepada pemateri dari
organisasi lainnya seperti Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Yuyun Anwar
Institute (YAI.)
2. Tidak ada pelatihan untuk karyawan Wahana Visi, menyebabkan
terdapatnya keterbatasan pengetahuan dan skill selama periode bimbingan
peserta. Pihak WVI pada akhirnya tetap bergantung pada SOP dan skill
pendamping diluar WVI.
3. Pendamping WVI tidak siap untuk menjadi pemateri pada waktu batch 2.
Sehingga tidak ada perubahaan yang signifikan di batch 2.
4. Tidak ada inovasi dari pihak WVI maupun sponsor. Padahal seharusnya
setiap tahun WVI harus memberikan satu atau dua inovasi untuk
mengembangkan program tersebut.
5. Prosedur penyampaian pesan harus melalui beberapa tahapan jabatan,
sehingga penyaluran pesan terkesan lama dan kurang efektif
6. Anggota tim pelaksana lebih nyaman menggunakan komunikasi informal
dibandingkan komunikasi formal, karena melalui komunikasi informal
mereka bisa lebih terbuka dibandingkan saat rapat.
4.5.3. Analisis Aspek Komunikasi dan Titik Rawan Aspek Komunikasi
Dalam aspek Komunikasi ini membahas mengenai komunikasi yang terjadi
secara internal, eksternal, media komunikasi baik secara lisan dan tertulis. Peneliti
memilih salah satu pendamping dari WVI, yaitu pendamping tim SiQuel Ella.
Menurut Hunt & Grunig (1994), pada dasarnya kegiatan public relations dapat
dibagi menjadi 3 bentuk yaitu kampanye, event, dan program. Salah satu kegiatan
tersebut adalah kampanye yang diadakan dalam jangka waktu yang lebih panjang,
dan dapat terdiri dari beberapa event (Putra, 1999 p.13).
128 Universitas Kristen Petra
Publik target adalah salah satu faktor penting yang perlu diperhitungkan
untuk bisa menyampaikan pesan dengan baik. Di Surabaya terdapat daerah yang
masih miskin dan dalam tahap perkembangan, dimana banyak anak-anak muda
yang putus sekolah karena tidak memiliki biaya untuk meneruskan pendidikan. Di
daerah-daerah ini, lembaga Wahana Visi Urban Surabaya berpartisipasi dalam
memberdayakan masyarakat, terutama anak-anak. Lembaga Wahana Visi memiliki
daerah bimbingan yaitu Embong Kaliasin, Putat Jaya, dan Simokerto. Gambaran
umum demografi SC sasaran evaluasi di area YEAH proyek, dikelompokkan
menjadi tiga sasaran evaluasi yaitu (1). SC Kecamatan Genteng, (2). SC Kecamatan
Sawahan, dan (3). SC Kecamatan Simokerto. Fokus evaluasi pada aspek
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang marketing dan business.
Sasaran evaluasi yang lain adalah RW dan Kepala Kelurahan di masing-masing SC
dengan fokus evaluasi dukungan, integrasi program pemerintah dan keberlanjutan
kegiatan.
Peserta SC umumnya berada pada usia remaja, dengan usia 17-23 tahun.
Beberapa masih duduk dibangku sekolah setingkat SMP, SMA, dan beberapa sudah
lulus SMA namun belum bekerja dan ada yang sudah bekerja namun bukan di
sektor formal. Umumnya peserta yang sudah lulus SMA akan membantu
mengembangkan peserta lainnya dengan mengajarkan cara berorganisasi dan
mengatur jadwal kegiatan, mengingat peserta usia sekolah mempunyai banyak
kegiatan baik untuk kepentingan disekolah maupun ektrakurikuler dan pengajian.
Jam kegiatan SC yang bersamaan dengan kegiatan sekolah membuat beberapa
peserta SC tidak hadir dalam pertemuan SC maupun saat kegiatan produksi.
Setiap SC yang didampingi, baik dari batch 1 dan batch 2 melakukan
produksi di rumah produksi yang sudah disiapkan. Umumnya rumah produksi
mereka berada di balai RW ataupun di salah satu ruang milik kelurahan. Rumah
produksi tersebut sudah direnovasi sedemikian rupa sehingga peserta SC bisa
melakukan produksi dengan baik. Perlengkapan untuk produksipun sudah
diberikan oleh YEAH proyek untuk produksi bagi batch 1 dan batch 2.
129 Universitas Kristen Petra
Nama SC Batch Kelurahan Rumah Produksi
Victory 1 Embong Kaliasin Balai RW XI
Jayamahe 2 Embong Kaliasin Balai RW XI
Space 1 Putat Jaya Kelurahan Putat
Jaya
Seqguel 2 Putat Jaya Kelurahan Putat
Jaya
GPM 1 Simolawang Kelurahan
Simolawang
YES 2 Simolawang Kelurahan
Simolawang
Menurut Devito, Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi
antara dua orang yang telah menjalin hubungan, orang dengan suatu cara
“terhubung”. Komunikasi ini juga terjadi di antara kelompok kecil orang,
dibedakan dari public dan komunikasi massa. komunikasi sifat pribadi, dibedakan
dari komunikasi yang bersifat umum; komunikasi di antara atau diantara orang-
orang yang terhubung atau mereka terlibat dalam hubungan yang erat (Devito, 2007
p. 334). Pendekatan komunikasi interpersonal digunakan oleh pihak Wahana Visi
untuk menjalin hubungan dengan komunitas yang ditarget. Cara interpersonal
dipakai karena pihak Wahana Visi ingin mempersuasi dan meyakinkan public
targetnya untuk mendukung program ini. Panitia pelaksana seperti ketua panitia
atau senior field facilitator (SSF) bersama field facilitator berinteraksi dengan
perwakilan masyarakat seperti RT, RW, lurah, dan camat memberitahukan adanya
program ini. Pada proses ini SSF bersama rekannya menjalin hubungan baik dengan
para perwakilan sekaligus membangun trust. Bentuk komunikasi mereka dilakukan
secara langsung tatap muka. Media komunikasi mereka berbentuk presentasi
sosialisasi program dan briefing secara langsung menjelaskan bagaimana program
YEAH bisa membantu memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi di
lapangan.
“Setelah itu, aku kan presentasi waktu itu sama tim tentang program ini,
waktu, pertama sih lisan dulu, tapi setelah itu presentasi yang pake power point,
jadi ada, apa ya, rangkaian kegiatan selama setahun ke depan itu apa aja isinya,
tujuannya apa, sasarannya siapa, itu ke stakeholder dulu, itu tadi, jadi awalnya
pertama itu rapat biasa kayak gini pertemuan lisan yang diomong-omongan,
130 Universitas Kristen Petra
setelah itu yang resmi pake ppt itu ngundang RW.” (Wawancara Ella; Pendamping
Lapangan ADP Putat Jaya)
Proses komunikasi interpersonal ini terus dilakukan sampai pada akhirnya
semua pihak mendukung program ini. Pendekatan ini terus dipakai sampai pada
proses bimbingan pula. Karena Wahana Visi bertujuan untuk membangun trust juga
dengan para peserta yang ikut program. Bentuk komunikasi ini dipakai karena
tujuan organisasi bukan hanya sekedar mempromosikan program melainkan bisa
sampai menjalin hubungan yang dalam dengan peserta. Pada pendekatan
penyaluran pesan (message channel) program ini tidak menggunakan iklan dan
bantuan korporat untuk menyalurkan pesan mereka. Hal ini dikarenakan pemberian
pesan tidak hanya sekedar untuk promosi dan branding, tetapi juga menunjukan
kepedulian Wahana Visi dan Hanwha Life akan kebutuhan yang ada di masyarakat.
“Pada waktu pendampingan itu sistemnya kayak sekolah gitu, intinya nggak
ngikat gitu. Kita juga terus ngasih pengarahan biar mereka ngerti kita, emang
nggak gampang motivasi mereka untuk terus ikutan, tapi ya mau nggak mau kita
yang harus sabar ama terus mbantuin mereka.” (Wawancara Ella; Pendamping
Lapangan ADP Putat Jaya)
Pernyataan ini diperkuat dari pernyataan yang sudah tertulis dalam laporan
tim evaluasi YEAH, yang menyatakan bahwa program WVI ini juga mendukung
program pemerintah kota Surabaya, maka dari itu tidak hanya sekedar promosi saja.
““Iya ini sangat mendukung dari program pemerintah kota tentang
utamanya anak-anak muda karena sekarang ini anak-anak muda yang ada di
Surabaya itu sangat-sangat memprihatinkan terutama dengan peredaran narkoba.
Banyak anak-anak muda yang terjerat narkoba. Dan kegiatan ini sangat
mendukung pemerintah kota untuk kita bisa memberikan kegiatan-kegiatan positif
kepada anak-anak muda. Mereka jadi lupa melakukan kegiatan negatif ketika
mereka melakukan kegiatan ini. Tentunya juga membutuhkan bimbingan dan
arahan dari kita semua supaya mereka yang sudah terbekali kegiatan ini tidak
berhenti di mereka saja tapi bisa mengajak yang lain untuk ikut terlibat.”(Bambang
Hartono; kepala Kelurahan Putat Jaya)
Proses pendampingan pembuatan usaha dilakukan oleh WVI dan kedua
mitra kerja kerjanya yaitu Prestasi Junior Indonesia (PJI), Yuyun Anwar Institute
131 Universitas Kristen Petra
(YAI). Komunikasi yang digunakan sepanjang proses bimbingan adalah
komunikasi kelompok, dimana pendamping mengajarkan materi sambil mengajak
peserta untuk berinteraksi dan berpikir bersama-sama. Media komunikasi yang
digunakan adalah presentasi dan pemberian handout. Untuk tetap membuat peserta
semangat, proses dilengkapi dengan games agar peserta tidak bosan. Dengan cara
demikian peserta akan menjalin hubungan dan trust dengan pendampingnya.
“Setiap anak mendapatkan handout. Dari setiap pemateri. Misalkan PJI
hari ini materinya adalah pemasaran, strategi pemasaran. Setiap anak
mendapatkan handout ppt. Yuyun Anwar materinya hari ini adalah mengenai
produksi, proses sanitasi. Satu anak dikasih berlembar-lembar sendiri materinya
terus ada tugasnya juga. Apa yang kira-kira nanti buat perusahaan sendiri, mau
dibikin seperti apa peraturannya.” (Wawancara Wahyu Aji Prakoso; Peserta
YEAH 2016; PR SC Sigquel)
Kegiatan PR yang terjadi di program YEAH ini yaitu media relations.
Untuk publikasi dan menggapai tujuan organisasi. Yosal Iriantara mengartikan
media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang membina
dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana
komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.
Pada kegiatan ini, media massa seperti media cetak dan televisi meliput program
YEAH sebagai bentuk perkembangan dan kontribusi anak muda di Surabaya.
Tanpa notifikasi ataupun pemberitahuan, pihak media dengan inisitif sendiri
meliput kegiatan program YEAH. Melalui penjelasan itu, dapat dilihat bahwa
program ini sempat menjadi topik atau penarik perhatian media, sehingga terjalin
hubungan antara YEAH dengan media.
132 Universitas Kristen Petra
4.18. Berita Liputan dari Jawa Pos tentang Perusahaan Sigquel
Sumber: Dokumentasi perusahaan Sigquel
Menjalin komunikasi dengan stakeholder merupakan salah satu faktor
penting untuk keberhasilan program. Salah satu aspek penting yang mendukung
keberhasilan implementasi program CSR adalah sinergitas yang positif antara
seluruh stakeholders terkait, yakni dalam hal ini Soemanto (2007)
mengkategorikannya ke dalam empat kelompok, diantaranya adalah pemerintah
(government), sektor privat (private sector), lembaga swadaya masyarakat (LSM)/
Non-Governmental Organizations (NGOs), dan masyarakat (Community).
Komunikasi terkait government relations dilakukan oleh panitia pelaksana
dan peserta, dimana mereka berinteraksi secara interpersonal menjelaskan kegiatan
mereka selama program berlangsung. Interaksi yang dilakukan menjelaskan
mengenai proses produksi, standart operation procedure (SOP) Student Company
(SC) sampai marketing and business plan yang dibuat oleh segenap personel
perusahaan. Komunikasi ini dilakukan paling tidak tiga bulan sekali, dengan
pemerintah lokal daerah masing-masing. Melalui interaksi ini, peserta program
belajar untuk membangun jaringan (networking) dengan berbagai pihak, salah
satunya pemeritah. Pendamping WVI dan peserta melalui komunikasi ini menjalin
hubungan baik dengan pemerintah, membangun trust dengan mereka hingga pihak
pemerintah mau mendukung usaha yang sudah dibuat oleh peserta. Government
relations dalam program YEAH termasuk berhasil karena pada akhir program salah
satu SC dari daerah Putat Jaya mendapat dukungan pemerintah dari dinas pertanian
dan perikanan untuk terus mengembangkan usaha mereka.
133 Universitas Kristen Petra
Stakeholder pendukung yang tidak kalah penting dalam implementasi
dalam program CSR adalah masyarakat (community). Masyarakat pendukung
terdiri dari berbagai pihak, seperti orang tua peserta, kader masyarakat, sampai
masyarakat daerah itu sendiri. Komunikasi dengan komunitas berjalan hanya pada
awal program saja, diwaktu para panitia pelaksana memperkenalkan program ini.
Panitia pelaksana menjalin hubungan melalui komunikasi tatap muka dengan media
presentasi kepada anggota komunitas. Karena peserta program dipilih dari
masyarakat, dukungan dan rekomendasi masyarakat dimasukan dalam perhitungan
siapa saja yang cocok menjadi peserta program ini. Awal program berjalan, relasi
dengan komunitas berjalan gencar, dengan keterlibatan banyak pihak. Dimulai
dengan sosialisasi perkenalan program YEAH, pengambilan data, pertemuan
dengan orang-orang tua, sampai pertemuan tatap muka membahas tentang program
CSR.
“He’eh, setelah sosialisasi sama ketua RW sama LPMK tadi, kan ada to
yang lisan, sama kayak rapat yang resmi pake PPT, dapat datanya anak-anak kita
rekap 2 minggu, persiapan sosialisasi ke remaja sama orang tuanya itu di balai
kelurahan. Jadi ada tiga tahap sih waktu itu, sosialisasinya. Baru pertemuan sama
remaja, sama orang tua itu dihadiri kelurahan, LPMK, semua hadir. Jadi gak
murni cuman ke orang tua, ke warganya tok, enggak. Di kelurahan waktu itu
sosialisasinya.” (Wawancara Ella; Pendamping Lapangan Wilayah Simokerto)
Jalinan komunikasi ini terus dilakukan sampai selesainya pra pelaksanaan
program. Masuknya periode bimbingan rutin, komunikasi dengan community mulai
berkurang. Keterlibatan masyarakat sekitar, orang tua peserta, dan komunitas lokal
lainnya mulai berkurang. Berita perkembangan peserta program hanya
diberitahukan kepada pihak-pihak yang memiliki kuasa, seperti pihak pemerintah.
Hubungan yang terjalin dengan masyarakat mulai berkurang. Salah satu fungsi PR
adalah tetap menjalin komunikasi dengan stakeholdernya, namun pada realitanya,
fungsi PR dalam menjalin relasi dengan komunitas tidak konsisten.
Komunikasi pendamping dari organisasi lain berjalan dengan lancar, karena
organisasi tersebut sudah memiliki prosedur kerja dan langkah pendampingan
mereka masing-masing. Komunikasi organisasi di Wahana Visi terdapat beberapa
134 Universitas Kristen Petra
masalah, seperti banyaknya birokrasi yang menghambat kecepatan penyaluran
pesan.
Feedback merupakan salah satu hal yang diperhitungkan untuk
pengembangan peserta dan program. Merupakan salah satu sarana komunikasi yang
bisa menyampaikan aspirasi peserta kepada organisasi dan manajemen. Feedback
bisa bersifat positif yaitu tanggapan atau response atau reaksi komunikan yang
menyenangkan komunikator sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan
feedback negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak menyenangkan
komunikator sehingga tidak mau melanjutkan komunikasi.Salah satu feedback
peserta adalah lebih banyak praktik dilapangan
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menemukan beberapa titik rawan
dari aspek komunikasi:
1. Feedback dari peserta tidak terlalu diterapkan dalam pengembangan untuk
program batch selanjutnya.
2. Kebanyakan materi dibandingkan praktik dilapangan
3. Komunikasi dengan komunitas tidak konsisten, padahal komunitas
termasuk stakeholder penting. Jika komunitas tidak lagi mendukung
program CSR ini, maka peserta bisa keluar dari program karena faktor orang
tua.
135 Universitas Kristen Petra
136 Universitas Kristen Petra
4.6. Rekomendasi Peneliti Untuk Program CSR YEAH 2016
4.6.1. Rekomendasi Aspek Manajemen
Berdasarkan temuan data dan analisis data diatas, peneliti menemukan
beberapa titik rawan pada aspek manajemen. Titik rawan tersebut adalah
manajemen Hanwha Life hanya berperan sebagai sponsor dan tidak terlibat
langsung dalam proses komunikasi program YEAH itu sendiri. Hanwha Life
Indonesia dan Surabaya tidak berperan aktif dalam mendukung program CSR ini,
dan komunikasi antara publik target dengan korporat Hanwha Life kurang sekali.
Dapat dilihat dari titik rawan tersebut peneliti memberikan beberapa
rekomendasi untuk program YEAH kedepannya:
1. Manajemen Hanwha Life Korea maupun dari Indonesia dan Surabaya turut
berperan aktif dalam mendukung program YEAH ini, tidak hanya berlaku
sebagai sponsor dan pengawas saja. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuat suatu program dalam korporat Hanwha Life sendiri, bertujuan
yaitu mendukung keaktifan personel Hanwha sendiri untuk aktif
mendukung program CSR-nya.
2. Komunikasi dengan publiknya sendiri itu penting dilakukan, tidak hanya
bergantung kepada mitra kerja sama WVI. Peneliti memberikan
rekomendasi untuk pihak Hanwha Life bisa ikut kegiatan YEAH itu sendiri
untuk bisa menjalin hubungan dengan peserta program, bahkan bisa belajar
dari kegiatan ini. Bukan hanya hadir pada event besarnya saja seperti
opening dan closing program
Kedua rekomendasi peneliti tentang keterlibatan manajemen
Hanwha Life Surabaya dan Indonesia perlu dipertimbangkan. Dikarenakan
hubungan antara sponsor dan Wahana Visi sepenuhnya dilaksanakan oleh
Hanwha Korea, Wahana Visi tidak bisa menuntut untuk korporat Hanwha
Indonesia dan Surabaya untuk aktif berpartisipasi. Karena hal tersebut
diluar kuasa WVI, dan tergantung oleh kebijakan dari korporat Hanwha
sendiri. Pada akhirnya Wahana Visi tetap hanya bisa memberikan undangan
resmi kepada Hanwha Life, keterlibatan mereka tetap ditentukan oleh
kebijakan mereka sendiri.
137 Universitas Kristen Petra
“Sebenarnya rekomendasi ini bagus, tapi kita WVI juga nggak
punya kuasa untuk itu. Mereka mau ikut partisipasi atau nggaknya kan
terserah mereka. Pokoknya mereka sudah kasih dana ya udah terserah
mereka mau gimana selanjutnya. Kita nggak bisa maksa mereka ikut. Tapi
paling nggak kita tetap minta partisipasi mereka lewat undangan
misalnya.” (Wawancara Rachmat Willy Sitompul; program manajer YEAH
2016)
3. Untuk memperlancar proses komunikasi antara manajemen, organisasi dan
pihak pelaksana, peneliti merekomendasikan adanya sistem komunikasi
khusus untuk program CSR YEAH. Salah satu caranya adalah pembuatan
server atau website khusus untuk pihak-pihak penyelenggara program
YEAH, dimana pihak manajemen maupun organisasi bisa mengakses
informasi maupun update terbaru dan aksesnya dan dipermudah.
Rekomendasi untuk sistem komunikasi ini dipertimbangkan oleh
WVI karena memang ada faktor kebutuhan, namun tidak bisa semudah
dikatakan saja, diperlukan tenaga ahli dan dana untuk membuat sistem
komunikasi tersebut. Jika ada persetujuan dari pihak sponsor, rekomendasi
ini bisa diimplementasikan.
“Rekomendasi ini bole juga, memang sepertinya kita butuh yang
seperti ini, tapi ya nggak semudah itu juga mbuatnya. Butuh ahli IT terus
dana juga, persetujuan sponsor juga tapi ya bisa digunakan sih ini.”
(Wawancara Rachmat Willy Sitompul; program manajer YEAH 2016)
4.6.2. Rekomendasi Untuk Aspek Organisasi
Aspek Organisasi meruapakan salah aspek penting yang memastikan
program berjalan dengan baik. Membahas tentang sistem kerja dan sumber daya
manusia yang terlibat, komunikasi dalam organisasi sangatlah penting untuk
dijalankan. Berdasarkan temuan dan analisis data yang peneliti lakukan, peneliti
menemukan beberapa titik rawan dalam aspek organisasi. Titik rawan dalam
organisasi terdapat beberapa seperti ketergantungan pihak WVI dengan
pendamping lainnya dalam pemberian materi, tidak ada materi dari pihak WVI
sendiri, dan tim pelaksana WVI tidak siap menjadi pemateri karena tidak ada
138 Universitas Kristen Petra
pemberkalan ataupun pelatihan untuk pengembangan karyawan. Sedangkan dalam
komunikasi organisasi, terdapat titik rawan juga yaitu pertama, komunikasi antar
pihak manajemen dan tim pelaksana cenderung lama karena terdapat birokrasi yang
ketat. Kedua, tim pelaksana cenderung menyukai komunikasi informal
dibandingkan komunikasi formal, karena komunikasi informal cenderung lebih
santai dan bisa lebih terbuka dibandingkan komunikasi formal. Berdasarkan fakta
yang terjadi, peneliti memberikan beberapa rekomendasi untuk aspek organisasi:
1. Diadakan pelatihan pembekalan tim pelaksana program. Tujuannya untuk
meningkatkan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia yang dipakai
untuk program YEAH. Dapat berbentuk seminar atau sosialisasi dengan
bantuan mitra kerja, dapat belajar mengenai materi kewirausahaan, serta
jadi pemateri.
2. Pihak WVI paling tidak harus menyiapkan materi sendiri, tidak tergantung
dengan apa yang disediakan oleh organisasi lain. Dapat dilakukan dengan
cara research dan observasi, dan membuat materi sendiri dari contoh
pemateri yang sudah dilihat sebelumnya.
3. Birokrasi komunikasi antar manajemen dan tim pelaksana dikurangi, karena
menghambat komunikasi dikarenakan terdapat banyak langkah dan
prosedur yang harus dilalui. Komunikasi paling tidak, lebih dibebaskan
untuk meningkatkan efektivitas kerja.
Untuk rekomendasi peneliti yang pertama dan kedua, tentang punya
materi tersendiri dan pendamping dari WVI yang bisa menjadi pemateri,
sudah dilakukan. Pada tahun ketiga 2017, sekarang program YEAH tidak
lagi bermitra kerja dengan Prestasi Junior Indonesia (PJI) untuk materi
membuat student company. Pada tahun ketiga, perubahan yang tidak bisa
dilakukan pada pada tahun 2016, diimplementasikan di tahun ini.
“ohh kalo rekomendasi yang ini sudah kita lakukan mbak. Dulunya
kita 2 tahun pakai punyanya PJI, sekarang udah nggak lagi. Yang tahun ini
udah kita tangani sendiri, dibantu sama para ahli lainnya gitu.”
(Wawancara Rachmat Willy Sitompul; program manajer YEAH 2016)
139 Universitas Kristen Petra
4.6.3. Rekomendasi Untuk Aspek Komunikasi
Aspek komunikasi merupakan aspek terpenting, karena melibatkan public
dan peserta program. Dari hasil temuan dan analisis data peneliti, aspek komunikasi
sudah berjalan dengan baik, dengan sedikit titik rawan. Titik rawan yang ditemukan
peneliti adalah sistem Feedback dari peserta tidak terlalu diterapkan dalam
pengembangan untuk program batch selanjutnya, dan Kurang cepatnya adjustment
datang dari pihak atasan, menyebabkan masalah terlambat untuk diselesaikan,
kurangnya komunikasi dengan pihak luar seperti orang tua peserta. Dari titik-titik
rawan diatas peneliti menyimpulkan rekomendasi yang diberikan adalah:
1. Organisasi seharusnya membuat sistem feedback yang baik, yang dapat
memancing keterbukaan peserta program.Feedback peserta lebih
diperhitungkan, dengan membuat kuisioner ataupun wawancara personal
untuk mengetahui perasaan dan insight yang didapat peserta selama
program, tidak hanya pre dan post test saja
2. Pentingnya dukungan dari orang tua, masyarakat sekitar dan stakeholder
setempat menjadi sebuah kondisi yang cukup menentukan keberhasilan
program ini. Untuk itu perlu melibatkan orang tua, masyarakat dan
stakeholder sedari awal proyek sehingga orang tua mengetahui maksud
kegiatan yang diadakan dan memberikan dukungan penuh. Pihak
stakeholder ini seharusnya diberikan sosialisasi rutin untuk program ini.
Rekomendasi dari peneliti mengenai sistem feedback yang baik akan
dipertimbangkan oleh tim monitor dan evaluasi (Monev). Menurut Ocha dari tim
monev WVI Surabaya sebenarnya sistem feedback mereka sudah tidak bermasalah,
namun rekomendasi peneliti dipertimbangkan. Sementara untuk terus berhubungan
dengan stakeholder lainnya, hal tersebut memang perlu ditingkatkan, dan untuk
tahun 2017 terdapat sosialisasi rutin untuk orang tua dan masyarakat lainnya.
“Boleh saja sih ada peningkatan untuk umpan balik, tapi kira-kira perlu
nggak ya? Feedback kita nggak bermasalah sih selama ini, jadi ya bisa
dipertimbangkan yaa. Untuk yang komunikasi sama orang tua, memang kita
kurang rutin tapi sekarang kita mulai terus berinteraksi lewat sosialisasi biasanya”
(Wawancara Ocha; Supervisor tim monitoring dan evaluasi WVI Surabaya)