BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN...
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali dilaksanakan pada bulan Maret-April 2015. Langkah awal pelaksanaan
penelitian dengan meminta izin untuk melakukan penelitian kepada pihak sekolah
yang meliputi kepala sekolah, guru kelas 4A dan 4B di SD Negeri Ringinsari yang
dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Maret 2015. Permohonan ijin disambut baik oleh
kepala sekolah dan memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. Setelah meminta
izin kepada pihak sekolah, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap
kelas 4A dan 4B. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data siswa kelas 4A dan
4B dan untuk mengamati cara mengajar yang biasanya dilakukan guru. Dari hasil
observasi diperoleh data, yaitu siswa kelas 4A berjumlah 24 siswa dan siswa kelas 4B
berjumlah 22 siswa.
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan uji coba soal
pengukuran awal (pretest) dan posttest untuk validitas dan reliabilitas yang
dilaksanakan di SD Negeri Sampetan. Hasil soal yang valid dan reliabel akan dipakai
sebagai soal pretest dan posttest.
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti sebelum melaksanakan
treatment adalah melakukan konsultasi dengan guru kelas 4A dan 4B untuk
melakukan pengukuran awal (pretest) di kedua kelompok kelas. Setelah mendapatkan
izin pengukuran awal atau pretest peneliti melakukan uji kesetaraan (prestest) pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol di waktu yang berbeda. Tes yang diberikan
berupa 20 butir soal pilihan ganda. Tujuan pretest ini adalah untuk mengetahui
apakah kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak.
Selanjutnya peneliti melakukan konsultasi dengan guru kelas 4A dan 4B
untuk menentukan jadwal penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain
itu peneliti juga melakukan konsultasi mengenai materi yang akan diajarkaujun. Pada
46
saat konsultasi dengan guru kelas peneliti menjelaskan model pembelajaran yang
akan digunakan serta tujuan pelaksanaan penelitian. Sebelum melaksanakan
treatment masing-masing guru terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai RPP
yang berisi sintak model pembelajaran PBL di kelas eksperimen maupun
konvensional di kelas kontrol. Guru kelas eskperimen mempelajari langkah-langkah
pembelajaran atau treatment yang sudah didesain sesuai sintak PBL. Guru diberikan
kesempatan untuk persiapan mengajar dan latihan sebelum melaksanakan treatment.
Tujuannya agar pembelajaran sesuai dengan sintak PBL. Setelah guru memahami
RPP, maka penelitian baru dapat dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dua kali pertemuan pada masing-masing kelas. Pada pertemuan terakhir dilakukan
posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadwal kegiatan penelitian dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian di SD Negeri Ringinsari
Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
No Hari, Tanggal Uraian Kegiatan
1. Sabtu, 7 Maret
2015
- Permohonan izin penelitian di SD Negeri Ringinsari.
2. Jumat, 20 Maret
2015
- Perkenalan dengan siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
- Memberikan tes awal atau pretest pada kelas 4A sebagai
kelas kontrol dan kelas 4B sebagai kelas eksperimen.
3. Kamis, 26 Maret
2015
- Pertemuan I di kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional.
- Pertemuan I di kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran PBL.
4. Senin, 30 Maret
2015
- Pertemuan II di kelas eksperimen menggunakan model
pembelajaran PBL dilanjutkan dengan mengerjakan soal
posttest.
5. Kamis, 2 April
2015
- Pertemuan II di kelas kontrol menggunakan pembelajaran
konvensional dilanjutkan dengan mengerjakan soal
posttest.
47
4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Eksperimen
Pada kelas eksperimen pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 26
Maret 2015. Pembelajaran dimulai pukul 09.30 WIB sampai pukul 10.40 WIB.
Keterlaksanaan pemberian treatment diperoleh melalui hasil pengamatan yang
diperoleh menggunakan lembar observasi pada kelas eksperimen. Dalam proses
pembelajaran guru kelas sebagai pengajar, peneliti dan rekan peneliti sebagai
observer, dan siswa sebagai subjeknya. Terdapat 17 kegiatan yang harus dilakukan
guru selama proses pembelajaran.
Pada pertemuan pertama, dimulai dengan guru mengkondisikan siswa untuk
belajar dengan memberi salam kepada siswa, dan membimbing siswa menyiapkan
peralatan sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan apersepsi dengan bertanya
jawab dengan siswa mengenai perubahan yang terjadi pada lingkungan rumah dan
sekolah. Pada kegiatan apersepsi beberapa siswa menceritakan perubahan lingkungan
yang terjadi di sekolah dan di lingkungan rumah. Setelah itu, guru memberikan
motivasi berupa permasalahan awal pada siswa agar siswa tertarik mengikuti
pembelajaran. Pada awal kegiatan pembelajaran guru tidak menyampaikan dan
menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dan langsung menyampaikan
langkah-langkah pembelajaran PBL.
Pada kegiatan inti guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara
heterogen. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok
yang berisi permasalahan yang harus diselesaikan siswa. Guru menjelaskan tugas
yang harus dilakukan oleh siswa dan membantu siswa mengidentifikasi permasalahan
pada lembar kerja siswa. Pada kegiatan diskusi kelompok, guru membimbing siswa
melaksanakan diskusi kelompok serta memfasilitasi siswa tentang hal-hal yang ingin
mereka tanyakan. Pada saat diskusi kelompok ada beberapa siswa yang membuat
gaduh dan tidak ikut mengerjakan dan bercanda dengan teman satu kelompok,
sehingga perlu diberikan peringatan oleh guru agar mau bekerjasama mengerjakan
tugas kelompok dan tidak membuat gaduh di kelas. Penyelesaian diskusi kelompok
48
tidak selesai tepat waktu sehingga guru memberikan tambahan waktu kepada siswa
untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan presentasi kelompok. Guru
memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya secara bergantian. Pada saat presentasi kelompok, beberapa siswa
menyampaikan presentasi dengan suara yang tidak keras, sehingga guru perlu
mengulangi yang dipresentasikan siswa. Selanjutnya pada saat kelompok selesai
mempresentasikan hasil diskusi, tidak ada siswa yang bertanya maupun menanggapi,
maka guru menunjuk beberapa siswa untuk menanggapi setelah itu baru siswa lain
berani untuk mengungkapkan pendapatnya. Selanjutnya guru bersama dengan siswa
menganalisis atau mengoreksi hasil diskusi setiap kelompok. Kemudian guru
mengevaluasi hasil diskusi tiap kelompok dan performa presentasi tiap kelompok.
Guru tidak memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya. Tetapi
langsung malaksanakan tanya jawab dengan siswa untuk menguji pemahaman siswa.
Pada kegiatan akhir. guru membimbing siswa menarik kesimpulan materi
secara lisan. Guru tidak melakukan refleksi mengenai kegiatan yang sudah
dilaksanakan dan langsung menutup kegiatan pembelajaran.
Pertemuan kedua pada kelas eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, 30
Maret 2015. Secara umum kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua dama
dengan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama. Pembelajaran dimulai pada
pukul 07.15 WIB sampai pukul 09.00 WIB. Pada kegiatan awal, guru
mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan berdoa, memberi
salam, mengecek kehadiran siswa dan membimbing siswa menyiapkan peralatan
sekolah. Setelah itu guru melakukan apersepsi pembelajaran dengan bertanya jawab
mengenai materi pelajaran pada pertemuan pertama. Pada kegiatan apersepsi siswa
aktif menjawab menjawab pertanyaan guru mengenai materi sebelumnya. Selanjutnya
guru memberikan motivasi dengan memberikan masalah awal pada siswa mengenai
faktor penyebab kekeringan dan tsunami. Tidak seperti pada pertemuan pertama,
pada pertemuan kedua guru menyampaikan dan menjelaskan tujuan pembelajaran.
49
Guru tidak menyampaikan langkah-langkah PBL dan hanya menyampaikan bahwa
pembelajaran seperti pada pertemuan sebelumnya.
Pada kegiatan inti, guru membimbing siswa untuk berkumpul dengan
kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan pertama. Selanjutnya guru
membagikan lembar kerja pada siswa dan membantu siswa mengidentifikasi
permasalahan pada lembar kerja siswa. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah lebih
memahami tugas yang harus dikerjakan. Pelaksanaan diskusi kelompok berlangsung
dengan baik, siswa aktif mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelompok.
Selain itu siswa yang membuat gaduh berkurang dan siswa fokus melaksanakan
diskusi kelompok. Pada pertemuan kedua ini siswa dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan tepat waktu. Sebelum melaksanakan presentasi, guru terlebih
dahulu memberikan peraturan, siswa harus menyampaikan presentasi dengan suara
yang keras, jika suara siswa tidak keras dan siswa lain tidak mendengar maka harus
mengulanginya sampai siswa lain mendengar.
Kegiatan presentasi pada pertemuan kedua lebih baik dari pertemuan pertama,
karena siswa menyampaikan dengan suara yang keras dan jelas. Siswa terlihat sudah
berani mengemukakan pendapatnya tanpa ditunjuk oleh guru terlebih dahulu.
Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa menganalisis atau mengoreksi hasil diskusi
kelompok yang presentasi. Kemudian, guru memberi kesempatan pada peserta didik
bertanya mengenai materi yang belum jelas, setelah itu guru memberikan pertanyaan
pada siswa untuk menguji pemahaman siswa. Selanjutnya guru memberikan soal tes
hasil belajar siswa (posttest) pada siswa dan memberikan petunjuk dalam
mengerjakan soal posttest.
Pada kegiatan penutup pembelajaran, guru membimbing siswa menarik
kesimpulan materi secara lisan. Setelah itu, melaksanakan refleksi mengenai kegiatan
pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Secara keseluruhan pembelajaran pada kelas
eksperimen sudah berlangsung dengan baik. Penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) sudah berjalan sesuai rencana. Siswa berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran dengan aktif menjawab pertanyaan guru, aktif mengemukakan
50
pendapat saat pelaksanaan diskusi kelompok, serta aktif menanggapi presentasi
kelompok. Untuk lebih jelasnya mengenai pembelajaran pada kelas eksperimen
berikut disajikan tabel hasil observasi aktivitas guru :
Tabel 14
Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) di Kelas Eksperimen
Kegiatan Jumlah
Kegiatan
Pertemuan Pertama Pertemuan kedua
Terlaksana Presentase
(%)
Terlaksana Presentase
(%)
Awal 5 4 20% 4 20%
Inti 12 11 55% 12 60%
Penutup 3 2 10% 3 15%
Jumlah 20 17 85% 19 95%
Berdasarkan tabel 14 hasil observasi aktivitas guru pada kelas eksperimen,
dapat dilihat bahwa terdapat 20 kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru. Pada
pertemuan pertama, terdapat 3 kegiatan yang tidak dilaksanakan guru dan 17 kegiatan
yang telah terlaksana dengan presentase 85%. Pada pertemuan kedua, dari 20
kegiatan telah terlaksana 19 kegiatan dengan presentase 95%. Hal ini menunjukkan
ada peningkatan sebesar 10% pada pertemuan kedua.
Pembelajaran pada kelas eskperimen juga dilihat dari respon siswa, berikut
disajikan tabel 15 hasil observasi respon siswa.
51
Tabel 15
Hasil Observasi Respon Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) di Kelas Eksperimen
No Aspek Yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II
Terlaksana Terlaksana
Ya Tidak Ya Tidak
1. Kesiapan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
2. Memperhatikan penjelasan dan bimbingan
guru.
3. Bekerja sama dan berkomunikasi dengan
anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas.
4. Menyelesaikan tugas tepat waktu.
5. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
6. Keberanian memberikan pertanyaan dan
pendapat.
7. Keberanian menjawab pertanyaan guru atau
siswa lain.
8. Berpartisipasi dalam menganalisis presentasin
kelompok
9. Perhatian pada proses pembelajaran.
10. Mampu membuat kesimpulan pembelajaran.
11. Berpartisipasi dalam kegiatan refleksi.
Berdasarkan tabel 15 hasil observasi respon siswa pada pertemuan pertama,
dari 11 aspek yang diamati terdapat dua aspek yang tidak dilaksanakan siswa. Pada
pertemuan pertama respon siswa yang tidak dilaksanakan adalah mengerjakan tugas
tepat waktu dan berpartisipasi dalam kegiatan refleksi. Pada pertemuan kedua semua
aspek sudah dilaksanakan siswa.
4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Kontrol
Pertemuan pertama pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 26
Maret 2015. Pada kelompok kontrol dalam proses pembelajaran guru kelas sebagai
52
pengajar, peneliti dan rekan peneliti sebagai observer, dan siswa sebagai subjeknya.
Keterlaksanaan pembelajaran diperoleh melalui hasil pengamatan yang diperoleh
menggunakan lembar observasi pada kelas kontrol.
Pembelajaran pertemuan pertama dimulai pada pukul 07.15 WIB.
Pembelajaran diawali dengan guru mengkondisikan siswa untuk belajar dengan
berdoa, memberi salam, mengecek kehadiran siswa dan membimbing siswa
menyiapkan peralatan sekolah. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan
bertanya jawab mengenai materi sebelumnya tentang perubahan kenampakan bumi.
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti dimulai dengan guru menjelaskan materi pelajaran secara
lisan. Guru sebagai pemberi informasi secara aktif dan siswa sebagai menerima
informasi. Dalam kegiatan menjelaskan materi, guru sesekali meminta memberikan
contoh yang berhubungan dengan materi pelajaran. Siswa kurang aktif dalam
kegiatan pembelajaran dan dalam menyampaikan contoh yang berhubungan dengan
materi siswa masih terlihat ragu-ragu, sehingga guru perlu menunjuk siswa terlebih
dahulu. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan soal yang harus dikerjakan siswa
secara individu. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru meminta beberapa
siswa maju kedepan untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Setelah beberapa
siswa menuliskan jawaban pada papan tulis, guru mengoreksi jawaban siswa. Saat
guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya mengenai hal-hal
yang belum jelas, tidak ada peserta didik yang bertanya. Kemudian guru memberi
pertanyaan kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa membuat kesimpulan
pelajaran secara lisan. Selanjutnya guru meminta siswa mempelajari materi yang
telah diajarkan dan materi selanjutnya.
Pertemuan kedua pada kelas kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Maret
2015. Pelajaran dimulai pada pukul 07.15 WIB. Pembelajaran dimulai dengan guru
mengkondisikan siswa untuk mengikuti pelajaran dengan berdoa, memberi salam,
53
mengecek kehadiran siswa dan membimbing siswa menyiapkan peralatan sekolah.
Pada pertemuan kedua guru menyampaikan tujuan pelajaran.
Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran sama seperti pada pertemuan
pertama. Guru kembali menyampaikan materi pelajaran secara lisan pada siswa.
Hanya saja, guru meminta siswa yang pada pertemuan pertama menuliskan jawaban
di papan untuk tidak maju lagi dan memberikan siswa lain menuliskan jawaban di
papan tulis. Setelah menganalisis jawaban siswa di papan tulis, guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Kemudian dilanjutkan guru memberikan
pertanyaan kepada peserta didik untuk menguji tingkat pemahaman siswa.
Selanjutnya guru memberikan soal tes hasil belajar siswa (posttest) pada siswa dan
memberikan petunjuk dalam mengerjakan soal posttest.
Pada kegiatan penutup, guru kembali membimbing siswa membuat
kesimpulan secara lisan. Selanjutnya, guru meminta siswa mempelajari materi yang
telah diajarkan dan materi selanjutnya.
Secara keseluruhan pembelajaran di kelas kontrol berlangsung dengan baik.
Langkah-langkah pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Untuk lebih jelasnya
mengenai pembelajaran pada kelas eskperimen berikut disajikan tabel berikut:
Tabel 16
Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Konvensional di Kelas Kontrol
Kegiatan Jumlah
Kegiatan
Pertemuan Pertama Pertemuan kedua
Terlaksana Presentase
(%)
Terlaksana Presentase
(%)
Awal 3 2 14,28% 3 23,07%
Inti 8 8 57,14% 8 61,6%
Penutup 3 3 21,42% 3 15,38
Jumlah 14 13 92,84% 14 100%
Berdasarkan tabel 16 hasil observasi aktivitas guru pada kelas kontrol terdapat
14 kegiatan yang harus dilaksanakan guru dalam pembelajaran. Pada pertemuan
pertama, telah terlaksana 13 kegiatan dengan presentase 92,84%. Kemudian pada
54
pertemuan kedua seluruh kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan presentase
100%. Terdapat kenaikan sebesar 7,16% pada pertemuan kedua.
Pembelajaran pada kelas kontrol juga dilihat dari respon siswa. Hasil
observasi respon siswa menunjukkan pada pertemuan pertama dan kedua semua
aspek sudah terlaksana.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan dibahas adalah deskripsi data dan analisis data.
Analisis data yang akan dijabarkan meliputi uji prasyarat yaitu uji normalitas dan
homogenitas selanjutnya dilakukan uji t test.
4.2.1 Deskripsi Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa data hasil belajar soal
posttest. Data mentah dari hasil belajar akan diolah terlebih dahulu untuk disajikan
dalam tabel distribusi frekuensi. Berikut ini dibahas secara lengkap mengenai
deskripsi data hasil belajar siswa kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
4.2.1.1 Data Hasil Belajar
Data hasil belajar diperoleh dari nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen yaitu siswa kelas 4B SD Ringinsari yang
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan pada kelas
kontrol yaitu kelas 4A SD Ringinsari yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Data hasil belajar akan disajikan secara deskriptif. Tabel distribusi frekuensi skor
hasil belajar IPA kelas eksperimen yang disusun dengan menggunakan banyak kelas
dan interval dengan rumus berikut:
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 22
= 1 + 3,3 . 1,34
= 1 + 4,42
= 5,42 (dibulatkan menjadi 6 kelas)
Range = skor maksimal – skor minimal
= 92 – 60
55
= 32
Interval = Range
Banyaknya kelas
= 32
5
= 6,4 (dibulatkan menjadi 6)
Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan tabel
destribusi frekuensi skor hasil belajar pada kelompok eksperimen :
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Kelas Eskperimen (4B)
SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2014/2015
No Interval Frekuensi Presentase (%)
1. 90 - 95 3 13,63%
2. 84 - 89 6 27,28%
3. 78 - 83 3 13,63%
4. 72 - 77 6 27,28%
5. 66 - 71 2 9,09%
6. 60 - 65 2 9,09%
Jumlah 22 100%
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA pada kelas
eksperimen siswa yang mendapat nilai 90 sampai dengan 95 sebanyak 3 siswa
dengan presentase 13,63%. Siswa yang mendapat nilai 84 sampai 89 sebanyak 6
siswa dengan presentase 27,28%. Kemudian siswa yang mendapat nilai 78 sampai
dengan 83 sebanyak 3 siswa dengan presentase 13,63%. Siswa yang mendapat nilai
72 sampai dengan 77 sebanyak 6 siswa dengan presentase 27,28%. Siswa yang
mendapat nilai 66 sampai dengan 71 sebanyak 2 siswa dengan presentase 9,09%. Dan
siswa yang mendapatkan nilai 60 sampai dengan 65 sebanyak 2 siswa dengan
presentase 9,09%. Gambaran grafik data hasil belajar IPA pada kelas eksperimen
dapat dilihat pada gambar 5 berikut:
56
Gambar 5
Grafik Garis Distribusi Frekuensi Skor Belajar IPA Kelas Eksperimen
Selanjutnya akan disajikan tabel distribusi frekuensi kelas kontrol. Tabel
distribusi frekuensi skor hasil belajar IPA kelompok eksperimen yang disusun dengan
menggunakan banyak kelas dan interval dengan rumus berikut:
Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 3,3 . 1,38
= 1 + 4,55
= 5,55 (dibulatkan menjadi kelas 6)
Range = Skor maksimal – skor minimal
= 88 – 60
= 28
Interval = Range
Banyaknya kelas
= 28
6
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 1 2 3 4 5
sko
r h
asil
be
laja
r
jumlah siswa
skor hasil belajar
57
= 4,6 (dibulatkan menjadi 5)
Selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensinya. Berikut disajikan tabel
destribusi frekuensi skor hasil belajar pada kelas kontrol:
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA pada Kelas Kontrol (4A)
SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2014/2015
No Interval Frekuensi Presentase (%)
1. 85- 89 2 8,33
2. 80 - 84 5 20,84
3. 75 - 79 3 12,5
4. 70 - 74 7 29,16
5 65 - 69 2 8,33
6. 60 - 64 5 20,84
Jumlah 24 100%
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPA pada kelompok
kontrol siswa yang mendapat nilai 85 sampai dengan 89 sebanyak 2 siswa dengan
presentase 8,33%. Siswa yang mendapat nilai 80 sampai 84 sebanyak 5 siswa dengan
presentase 20,84%. Kemudian siswa yang mendapat nilai 75 sampai dengan 79
sebanyak 3 siswa dengan presentase 12,5%. Siswa yang mendapat nilai 70 sampai
dengan 74 sebanyak 7 siswa dengan presentase 29,16%. Siswa yang mendapat nilai
65 sampai dengan 69 sebanyak 2 siswa dengan presentase 8,33%. Dan siswa yang
mendapatkan nilai 60 sampai dengan 64 sebanyak 5 siswa dengan presentase 20,84%.
Gambaran grafik data hasil belajar IPA pada kelompok kontrol dapat dilihat pada
gambar 6 berikut :
58
Gambar 6
Grafik Garis Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (4A)
4.2.2 Analisis Data
4.2.2.1 Analisis Deskriptif
Hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen akan dianalisis secara
deskriptif. Analisis deskriptif akan menggambarkan nilai maksimal, nilai minimal,
nilai rata-rata dan standar deviasi hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen. Berikut
deskriptif statistik hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen :
Tabel 19
Deskriptif Statistik Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SD
Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun
Pelajaran 2014/2015
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 2 4 6 8
sko
r h
asil
be
laja
r
jumlah siswa
skor hasil belajar
59
Dari Tabel 19 dapat dilihat nilai terendah pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 60. Nilai tertinggi pada kelas eksperimen 92 dan nilai tertinggi pada
kelas kontrol adalah 88. Pada kelas eksperimen rata-rata hasil belajar sebesar 78,9091
dan Standart Deviation 9,08641 sedangkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol
sebesar 73,1667 dan Standart Deviation 8,12761.
4.2.2.2 Uji t Independent Samples Test
Sebelum dilakukan uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat terlebih
dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah data telah berdestribusi normal atau tidak dan uji homogenitas
digunakan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians yang sama atau tidak.
Uji normalitas dilakukan dengan program IBM SPSS 22 for windows. Uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah responden
yang diteliti kurang dari 50 siswa. Berikut disajikan Tabel 4.5 hasil uji normalitas :
Tabel 20
Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
Tests of Normality
Tes
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Posttest Eksperimen .121 22 .200* .959 22 .460
Kontrol .151 24 .164 .948 24 .251
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Syarat data dikatakan distribusi normal jika signifikan > 0,05 (lebih dari 0,05).
Sedangkan jika signifikansi < 0,05 (kurang dari 0,05) maka data tidak berdistribusi
normal. Berdasarkan uji normalitas tabel 20 pada kolom Shapiro-Wilk signifikasi
pada kelas eksperimen sebesar 0,460 atau > 0,05 (lebih dari 0,05 dan signifikasi pada
60
kelas kontrol sebesar 0,251 atau > 0,05 (lebih dari 0,05). Maka dapat disimpulkan
bahwa data pada berdistribusi normal. Berikut disajikan gambar plot yang
menunjukkan bahwa data kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal:
Gambar 7
Normal Q-Q plot Hasil belajar IPA pada Kelas Eksperimen
Berdasarkan Gambar 7 dapat diilihat titik-titik yang sangat dekat atau melekat
pada garis. Artinya, menunjukkan data berdistribusi normal.
Gambar 8
Normal Q-Q plot Hasil belajar IPA Kelas Kontrol
61
Seperti pada gambar 7 pada gambar 8 dapat diilihat titik-titik yang sangat
dekat atau melekat pada garis menunjukkan data berdistribusi normal. Dari gambar 7
dan gambar 8 menunjukkan data hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol
menunjukkan data tersebar secara merata di sekitar garis pusat.
Selanjutnya seletah dilakukan uji normalitas maka dilakukan uji homogenitas.
Uji homogenitas dilakukan menggunakan program IBM SPSS 20 for windows.
Berikut disajikan tabel uji homogenitas hasil belajar IPA :
Tabel 21
Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester
II Tahun Pelajaran 2014/2015
Satu data dikatakan mempunyai varian yang sama apabila signifikansi > 0,05
(lebih dari 0,05). Berdasarkan tabel 21 diketahui bahwa sigifikasi sebesar 0,494.
karena signifikasi > 0,05 atau lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang sama. Selanjutnya
setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas maka dilakukan uji t pada kelas
eksperimen kontrol dan kelas kontrol. Uji t samples Test dilakukan dengan
menggunakan IBM SPSS 22 for windows. Berikut disajikan uji t dalam tabel 22
berikut:
Test of Homogeneity of Variances
Posttest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.475 1 44 .494
62
Tabel 22
Hasil Uji t Hasil Belajar IPA siswa Kelas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester
II Tahun Pelajaran 2014/2015
Dalam menganalisis uji t-test menggunakan equal variance assumsed
(diasumsikan varian sama). Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 22 dapat
diketahui bahwa signifikan 2 tailed pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
0,029. Nilai thitung sebesar 2,263 pada derajat kebebasan (df) sebesar 44. Perbedaan
rata-rata (mean difference )sebesar 5,74242. Sedangkan nilai ttabel adalah 2,021.
4.3 Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan diuraikan pembahasan uji hipotesis dan
pembahasan hasil penelitian. Uji hipotesis berhubungan dengan ketentuan
penerimaan atau penolakan hipotesis. Uji hipotesis akan menjawab rumusan masalah
apakah Ho diterima dan Ha ditolak ataupun sebaliknya. Sedangkan pembahasan hasil
penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas penggunaan model
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Post
test
Equal
variances
assumed
.475 .494 2.26
3 44 .029 5.74242 2.53798 .62747
10.8573
8
Equal
variances
not
assumed
2.25
1 42.317 .030 5.74242 2.55054 .59636
10.8884
9
63
pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD
Negeri Ringinsari.
4.3.1 Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. Uji
hipotesis dilakukan setelah data dinyatakan berdistribusi normal dan diketahui kedua
varian sama dan kemudian dilanjutkan uji t. Berdasarkan uji t pada Tabel 22
kemudian dilakukan uji hipotesis. Hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut:
1. H0 : Tidak terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran konvensional terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Ha : Terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan model pembelajaran konvensional terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.
Signifikasi 0,05 yang digunakan sebagai uji hipotesis. Ketentuan pengambilan
keputusan didasarkan pada nilai signifikasi. Jika signifikasi > 0,05 (lebih besar dari
0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dan jika signifikasi < 0,05 (kurang dari 0,05)
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji t menunjukkan t hitung 2,263 dan
signifikan 2 tailed sebesar 0,029. Berdasarkan uji t maka diketahui signifikan 2 tailed
sebesar 0,029 yang artinya lebih kecil dari 0,05 (0,029 < 0,05) maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Itu artinya hipotesis terdapat perbedaan efektivitas antara model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Ringinsari
Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015 diterima.
64
4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah dilakukan analisis data terlihat perbedaan rata-rata dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata kelas 4B sebagai kelompok eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebesar
78,9091 dengan nilai tertinggi 92 dan dinilai terendah 60. Sedangkan rata-rata kelas
kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 73,1667 dengan
nilai tertinggi 88 dan dinilai terendah 60. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil
belajar IPA kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar IPA kelas kontrol.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dinyatakan bahwa rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan terdapat perbedaan antara pembelajaran
dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri
Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat perbedaan efektivitas antara
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan model
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri
Ringinsari Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester II Tahun Pelajaran
2014/2015. Hasil belajar ini dimungkinkan karena menggunakan model pembelajaran
yang berbeda. Menurut Wina Sanjaya (2014: 214) SPBM dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian
masalah yang dihadapi secara ilmiah. Jadi model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) adalah model pembelajaran dengan memberikan suatu permasalahan
dunia nyata pada peserta didik yang melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik yang diterapkan dengan proses kerja kelompok. Dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melatih siswa untuk berpikir
kritis dan kreatif karena siswa dituntut menemukan jawaban dari masalah yang
diberikan. Selain itu dengan adanya diskusi kelompok, siswa dapat saling bertukar
65
pikiran dengan siswa lainnya, sehingga jawaban tidak berasal dari satu orang saja.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melatih siswa untuk mandiri
dan tidak bergantung pada penjelasan guru saja, tetapi siswa aktif mencari
pengetahuannya sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Selain itu beberapa kelebihan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) menurut Hamruni adalah (2012:157) antara lain: 1) merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, 2) menantang kemampuan siswa
serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, 3)
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, 4) membantu siswa bagaimana
mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata,
5) membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Hasil penelitian juga mendukung hasil dalam kajian yang relevan yang
dilakukan oleh Merinda Dian Pramestari tahun 2012 dengan judul “Efektifitas
Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning-PBL)
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V di Gugus Hasanudin Salatiga Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012”. Dalam penelitian ini menunjukkan rata-rata hasil belajar
kelas kontrol yaitu 74,53 < rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yaitu 83,38
dengan perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar 8.851, artinya bahwa hasil
belajar kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar kelas kontrol. Selanjutnya
dari hasil pengujian Independent Samples T-Test, menunjukkan bahwa signifikasi
sebesar 0.002, maka H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada efektivitas
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning-PBL)
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Gugus Hasanudin Salatiga semester II
tahun ajaran 2011/2012.
Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Merinda Dian Pramestari
dengan penelitian ini. Perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen, yaitu 74,53 < 83,38 dengan perbedaan rata-rata sebesar 8,851.
Sedangkan perbedaan rata-rata pada penelitian ini sebesar 6,1969. Hal ini terlihat
66
perbedaan rata-rata dari penelitian sebelumnya, perbedaan pada penelitian ini lebih
kecil dari penelitian sebelumnya.