BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/240310/2015/240310150051_4_4495.pdf · pada...

51
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Sinar Mayang Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan kopi dengan produk akhir yang dihasilkan berupa buah kopi matang (cherry), biji kopi siap roasting (green beans) dan biji kopi siap giling (roasted beans). Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri yaitu Slamet Prayoga dan Ekayati beserta ke 3 rekannya. Sampai saat ini perusahaan sudah memiliki jumlah petani sebanyak 11 orang yang bertugas untuk proses pemeliharaan serta pemanenan dan 11 orang pegawai untuk bagian pengolahan. Pada mulanya perusaahaan ini pada tahun 2012 melakukan take over lahan perkebunan yang sudah tidak terawat yang dimiliki oleh PERHUTANI dengan luas awal perkebunan kurang lebih 50 hektar. Perusahaan ini kemudian memperbaiki dan merawat kembali tanaman tanaman yang sebelumnya sudah tidak produktif lagi dan pada tahun 2013 perusahaan menanam bibit baru untuk meningkatkan produktivitasnya. Tanaman kopi yang berada di kebun PT Sinar Mayang Lestari terdiri dari jenis kopi arabika dengan 4 varietas, yaitu Linies 795, Ateng, Gayo 1 dan Gayo 2. Perusahaan ini menerapkan standar dalam melakukan pembelian bibitnya, dimana 2 kriteria harus dipenuhi, (1) yaitu pembelian dilakukan di tempat yang sudah memiliki kebun bibit sendiri yang sudah berjalan minimal selama 8 tahun karena syarat utama kebun induk untuk dijadikan pembibitan minimal 8 10 tahun serta bisa mengindikasikan bahwa tanaman tersebut sehat, dan (2) bibitnya harus sudah tersertifikasi oleh intansi terkait BSPMB-TP (Balai Sertifikasi dan Pengawasan

Transcript of BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANmedia.unpad.ac.id/thesis/240310/2015/240310150051_4_4495.pdf · pada...

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Sinar Mayang Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang

industri perkebunan kopi dengan produk akhir yang dihasilkan berupa buah kopi

matang (cherry), biji kopi siap roasting (green beans) dan biji kopi siap giling

(roasted beans). Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri yaitu Slamet

Prayoga dan Ekayati beserta ke 3 rekannya. Sampai saat ini perusahaan sudah

memiliki jumlah petani sebanyak 11 orang yang bertugas untuk proses

pemeliharaan serta pemanenan dan 11 orang pegawai untuk bagian pengolahan.

Pada mulanya perusaahaan ini pada tahun 2012 melakukan take over lahan

perkebunan yang sudah tidak terawat yang dimiliki oleh PERHUTANI dengan

luas awal perkebunan kurang lebih 50 hektar. Perusahaan ini kemudian

memperbaiki dan merawat kembali tanaman – tanaman yang sebelumnya sudah

tidak produktif lagi dan pada tahun 2013 perusahaan menanam bibit baru untuk

meningkatkan produktivitasnya.

Tanaman kopi yang berada di kebun PT Sinar Mayang Lestari terdiri dari

jenis kopi arabika dengan 4 varietas, yaitu Linies 795, Ateng, Gayo 1 dan Gayo 2.

Perusahaan ini menerapkan standar dalam melakukan pembelian bibitnya, dimana

2 kriteria harus dipenuhi, (1) yaitu pembelian dilakukan di tempat yang sudah

memiliki kebun bibit sendiri yang sudah berjalan minimal selama 8 tahun karena

syarat utama kebun induk untuk dijadikan pembibitan minimal 8 – 10 tahun serta

bisa mengindikasikan bahwa tanaman tersebut sehat, dan (2) bibitnya harus sudah

tersertifikasi oleh intansi terkait BSPMB-TP (Balai Sertifikasi dan Pengawasan

40

Mutu Benih Tanaman Perkebunan), untuk mendapatkan sertifikasi bibit tersebut

harus memenuhi persyaratan yang disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Standar Mutu Sertifikasi Bibit Kopi

Tolok Ukur Standar Mutu Benih

Umur Benih ≥ 6 bulan

Tinggi Benih ≥ 25 cm

Diameter Batang ≥ 0,3 mm

Jumlah Daun ≥ 5 pasang

Warna Daun Hijau segar

Kesehatan Bebas OPT Utama

Warna / Ukuran Polibag Hitam / Min 15 x 25 cm Sumber : (Balai Sertifikasi Mutu Benih Tanaman Perkebunan, 2019)

Lokasi kebun PT. Sinar Mayang Lestari ini terbagi ke dalam 4 wilayah

yang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Lokasi Kebun PT Sinar Mayang Lestari

Lokasi Kebun Luas Kebun

Cioray, Desa Margamulya Pangalengan 70 hektar

Kubang, Desa Margamulya Pangalengan 10 hektar

Cibeber, Ciwidey 20 hektar

Ciseupan, Ciwidey 20 hektar

Tanaman kopi dalam pertumbuhannya memerlukan tanaman penaung atau

tanaman teduhan. Tanaman penaung yang ditanam di kebun PT Sinar Mayang

Lestari diantaranya yaitu tanaman suren, alpukat, kayu putih dan tanaman pinus.

Selain tanaman penaung terdapat juga tanaman tumpang sari, beberapa jenis

tanaman tumpang sarinya yaitu kol, wortel, cabe gendot dan beberapa jenis

tanaman sayuran lainnya. Kegiatan tumpang sari dilakukan oleh petani yang

berminat untuk mengelola tanaman tumpang sari di luar jam kerja.

Pola penanaman yang dilakukan oleh perusahaan ini yaitu menanam bibit

kopi dengan jarak antar tanaman yaitu 2m x 2m, hal ini dilakukan berdasarkan

pengalaman yang sudah dilakukan sebelumnya dan jarak tersebut dinilai yang

paling ideal untuk penanaman tanaman kopi. Berdasarkan pola penanaman yang

41

diterapkan tersebut dapat diperkirakan bahwa jumlah pohon yang ada diseluruh

lokasi kebun dengan luas total 120 hektar yaitu sekitar 300.000 pohon.

Pemeliharaan tanaman diberlakukan secara periodik yaitu pencegahan hama

penyakit, pembersihan gulma, pemangkasan tunas air dan pemupukan. Pupuk

utama yang digunakan yaitu campuran pupuk kandang, kulit buah kopi, kulit

tanduk kopi yang difermentasi dengan larutan Monodon dan pupuk NPK dengan

kandungan Nitrogen 18%, Fosfat 10%, Kalium 14%, Sulfat 2%, Buron 0,2%,

Tembaga 0,1% dan Seng 0,1%. Proses pemanenan buah kopi hanya dilakukan

pada buah yang sudah masak seutuhnya ditandai dengan berwarna merah penuh.

Gambar 8. Biji Kopi Masak dengan warna merah penuh

Tahun 2014 PT Sinar Mayang Lestari yang masih berumur 2 tahun sudah

melakukan ekspor kopi ke negara Korea dan sudah memenangkan beberapa

penghargaan untuk kualitas biji kopi. Kopi yang dihasilkan oleh PT Sinar Mayang

Lestari ini memiliki brand atau nama jual Malabar Mountain Coffee dan sudah

melalui pengujian cita rasa yang dilakukan di Laboratorium Penguji Pusat

Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Indonesian Coffee and Cocoa Reasearch

Institute). Pengujian ini menghasilkan predikat Excellent yang memiliki ciri khas

rasa yang manis dan tingkat keasaman yang ringan. Ada beberapa tingkatan kelas

pada jenis biji kopi yang dihasilkan, mulai dari kualitas tertinggi hingga terendah

adalah sebagai berikut : (1) Outstanding ≥ 90 , (2) 80 ≥ Specialty ≤ 90, (3) 70 ≥

Premium ≤ 80, dan (4) 70 ≤ Komersil. Penentuan kelas kopi dilakukan oleh

42

lembaga yang sudah tersertifikasi dan Q-Grader yang melakukan pengujian cita

rasa kopi, kelas Outstanding memiliki nilai di atas 90. PT Sinar Mayang Lestari

memproduksi kopi pada kelas specialty dan premium untuk fokus penjualannya,

sedangkan kelas outstanding diproduksi khusus untuk digunakan dalam berbagai

kejuaraan.

4.2 Pemetaan Kondisi Rantai Pasok

Pemetaan kondisi rantai pasok bertujuan untuk menggambarkan kondisi

rantai pasok berdasarkan elemen yang berkaitan dengan rantai pasok kopi yang

terjadi. Pemetaan dimulai dengan mengidentifikasi elemen – elemen yang terlibat

ke dalam kegiatan rantai pasok secara acak.

Gambar 9. Elemen yang terlibat dalam rantai pasok

Gambar 9 merupakan elemen – elemen yang terlibat dalam proses rantai

pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari namun masih belum terstruktur. Elemen

43

tersebut kemudian diklasifikasikan ke dalam tiga bagian rantai pasok yaitu

Upstream Supply Chain, Internal Supply Chain dan Downstream Supply Chain.

Gambar 10. Pengklasifikasian Elemen Rantai Pasok

Setelah elemen rantai pasok diklasifikasikan berdasarkan bagiannya

kemudian dibuat garis penghubung sehingga dari elemen tersebut dapat

menghasilkan informasi mengenai kondisi rantai pasok kopi namun masih secara

acak. Kondisi rantai pasok dapat dilihat pada Gambar 11.

44

Gambar 11. Kondisi rantai pasok

Dari gambar tersebut kemudian disederhanakan menggunakan Rich

Picture Diagram sehingga menghasilkan peta kondisi rantai pasok yang lebih

terstruktur dan mudah dipahami. Peta kondisi rantai pasok disajikan pada Gambar

12.

45

Gambar 12. Rich Picture Diagram Peta Kondisi Rantai Pasok

4.3 Analisis Kondisi Rantai Pasok

Analisis kondisi rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari akan

menjabarkan secara deskriptif mengenai struktur rantai pasok yang didalamnya

berisi tentang anggota rantai pasok beserta perannya dalam rantai pasok tersebut,

aliran rantai pasok yang mencakup aliran informasi, aliran produk dan aliran

keuangan serta pola aliran rantai pasok, proses bisnis, sumber daya dan

manajemen.

46

4.3.1 Struktur Jaringan

Pelaku utama dalam rantai pasok komoditas kopi di PT Sinar Mayang

Lestari terdiri dari beberapa elemen atau anggota rantai pasok dan memiliki peran

– peran yang berbeda. Elemen tersebut terbagi kedalam tiga bagian rantai pasok,

pertama yaitu Upstream Supply Chain selaku elemen rantai pasok sektor hulu atau

penyedia bahan baku yang terdiri dari penyuplai bibit, penyedia benih, toko

perlengkapan pertanian, petani karyawan, petani mitra, toko penyedia kemasan,

pulo kopi (rekan bisnis), kedua yaitu Internal Supply Chain terdiri dari PT Sinar

Mayang Lestari selaku pengolah bahan baku dan ketiga yaitu Downstream Supply

Chain selaku elemen rantai pasok sektor hilir atau pendistribusi serta konsumen

akhir yang terdiri dari malabar mountain cafe, air asia, PT Star Energy

Geothermal dan konsumen akhir. Setiap anggota pada rantai pasok memiliki

peranannya masing – masing, berikut ini merupakan peran setiap anggota rantai

pasok :

a. Penyuplai bibit

Pemilihan penyuplai bibit ini didasarkan pada kriteria yang ditetapkan oleh

PT Sinar Mayang Lestari, diantara kriterianya yaitu penyedia bibit diharuskan

memiliki kebun benih sendiri yang sudah berjalan minimal selama 8 tahun dan

bibit yang jual harus sudah tersertifikasi oleh BSPMB-TP (Balai Sertifikasi dan

Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan).

Penyuplai bibit ini bernama Bang Adi yang berlokasi di Takengon Aceh,

bibit yang disuplai kepada PT Sinar Mayang Lestari merupakan bibit kopi arabika

ateng super, bibit tersebut pertama kali disuplai pada tahun 2016 sebanyak 1

kuintal dan di tanam di kebun daerah Cibeber milik PT Sinar Mayang Lestari

47

karena pada saat itu kebun daerah Cibeber merupakan kebun baru yang akan

ditanami tanaman kopi. Penjualan bibit ini bersifat pembelian putus karena saat

ini PT Sinar Mayang Lestari sudah bisa mengembangkan bibit sendiri dari

tanaman yang sudah mereka tanam untuk kemudian ditanam di kebun sendiri

apabila memiliki kebun baru maupun untuk mengganti tanaman yang sudah tidak

produktif.

b. Penyedia Benih

Benih disediakan oleh petani kopi bernama Pak Nuri dari daerah

Pangalengan. Tahun 2016, Pak Nuri memberikan 10.000 benih kopi jenis arabika

Ateng Super secara gratis yang kemudian benih tersebut digunakan untuk

mengganti tanaman – tanaman yang sudah tidak produktif pada kebun daerah

Cioray Pangalengan.

c. Toko Perlengkapan Pertanian

Toko perlengkapan pertanian memiliki peran dalam rantai pasok kopi

sebagai penyedia pupuk untuk melakukan pemeliharaan tanaman, meningkatkan

ketahanan tanaman terhadap hama serta meningkatkan produktivitas tanaman.

Pembelian pupuk dilakukan pada beberapa toko.

d. Petani Karyawan

Petani karyawan merupakan petani yang memiliki kontrak untuk bekerja

dengan perusahaan dan berada dibawah pengawasan perusahaan. Jumlah petani

karyawan yang ada saat ini berjumlah 11 orang, namun pada saat panen akan

dibutuhkan buruh tani untuk membantu proses panen buah kopi.

e. Petani Mitra

48

Petani mitra berbeda dengan petani karyawan, petani mitra merupakan

seorang maupun sekelompok orang yang akan melakukan panen kopi namun tidak

melakukan pemeliharaan tanaman dan bukan merupakan bagian dari perusahaan.

Hasil panen buah kopi yang didapatkan oleh petani mitra akan diolah atau

diproses sendiri. Petani mitra pada awalnya akan menanyakan jumlah buah kopi

yang bisa dipanen pada luas kebun tertentu, kemudian pihak perusahaan akan

memberikan informasi mengenai jumlah buah kopi yang bisa dipanen serta biaya

yang harus dibayarkan. Kontrak yang berlaku terhadap petani mitra hanya

berjalan selama satu kali masa panen.

f. Pulo Kopi (rekan bisnis)

Pulo kopi merupakan pengepul sekaligus perusahaan yang bergerak dalam

memproduksi kopi green beans di Pangalengan, perusahaan ini lebih berfokus

pada kuantitas kopi yang dihasilkan. Pulo kopi memperoleh buah kopi dari petani

– petani sekitar, kemudian diproses sehingga menghasilkan green beans dengan

kualitas komersil sampai dengan premium. Pulo kopi memiliki peran untuk

menyuplai green beans jika sedang mengalami kenaikan permintaan oleh

konsumen, namun kopi yang di suplai harus memenuhi kriteria yang diinginkan

dan sesuai dengan kriteria kopi yang diproduksi.

g. Toko Penyedia Kemasan

Kemasan yang digunakan untuk membungkus green beans dan roasted

beans dibeli pada toko penyedia kemasan. Kemasan yang digunakan bermacam –

macam, mulai dari karung goni food grade, paper standing pouch dan plastic

standing pouch. Pembelian kemasan tersebut dilakukan di berbagai toko.

h. PT Sinar Mayang Lestari

49

PT Sinar Mayang Lestari merupakan elemen rantai pasok yang berada

pada bagian internal supply chain atau yang memiliki peran pada pengolahan

input dan menghasilkan output. Perusahaan ini mengolah buah kopi menjadi

green beans dan roasted beans yang siap dipasarkan kepada konsumen dengan

kualitas specialty atau memiliki scoring cup diatas 80 dengan jumlah defect atau

kerusakan hanya 1% dari keseluruhan produk yang dihasilkan, dengan metode

pengolahan kopi yaitu natural, honey, fully wash dan semi wash.

i. Komunitas Ambeu Preanger

Komunitas Ambeu Preanger Pangalengan adalah salah satu elemen rantai

pasok pada bagian downstream supply chain atau sektor hulu. Komunitas ini

menampung para pengusaha kopi yang berada di Pangalengan, komunitas ini juga

berada di bawah naungan PT Star Energy Geothermal Pangalengan. Ambeu

Preanger berperan sebagai perantara antara PT Sinar Mayang Lestari dengan PT

Star Energy Geothermal, saat PT Star Energy Geothermal akan membuat sebuah

acara dan terdapat minuman kopi maka pihak Ambeu Preanger akan

menghubungi PT Sinar Mayang Lestari untuk mempersiapkan segala kebutuhan.

j. PT Star Energy Geothermal

PT Star Energy Geothermal memiliki peran sebagai penaung komunitas

Ambeu Preanger Pangalengan, perusahaan ini merupakan perusahaan yang

bergerak pada pembangkit listrik tenaga panas bumi, perusahaan ini juga kerap

kali mengadakan kegiatan yang ada kaitannya dengan kopi, sehingga perusahaan

ini menaungi komunitas Ambeu Preanger sebagai perantara untuk memenuhi

kebutuhan kopi pada setiap acara yang dilakukan.

50

k. Jasa Ekspedisi

Produk kopi dari PT Sinar Mayang Lestari sudah dipasarkan ke berbagai

daerah di Indonesia, namun perusahaan ini tidak melakukan distribusi tersebut

secara langsung melainkan menggunakan jasa ekspedisi untuk mengirimkan

produknya agar bisa sampai ke konsumen akhir. Jasa ekspedisi memiliki peran

mendistribusikan produk kepada retail maupun kepada konsumen. Perusahaan

tidak hanya menggunakan satu jasa ekspedisi, pemilihan jasa ekspedisi didasarkan

kepada beban yang dikirimkan, lokasi dan biaya pengiriman. Beberapa jasa

ekspedisi yang digunakan yaitu Dakota Cargo untuk wilayah luar Pulau Jawa dan

dengan jumlah produk diatas 40 kg, JNE dan JnT untuk mendistribusikan produk

dengan cakupan seluruh daerah namun dengan berat yang tidak melebihi 40 kg.

Biaya pengiriman produk terkadang ditanggung oleh perusahaan namun juga bisa

dibebankan kepada konsumen tergantung dengan kesepakatan antara kedua belah

pihak.

l. Malabar Mountain Cafe

Malabar Mountain Cafe merupakan cafe milik PT Sinar Mayang Lestari

yang berada di Bogor Jawa Barat. Malabar Mountain Cafe ini berperan sebagai

media pemasaran utama dari PT Sinar Mayang Lestari, di cafe ini konsumen bisa

memperoleh produk green beans, roasted beans maupun produk olahan dari kopi.

Sebagian produk yang sudah diproses tempat pengolahan kopi di Pangalengan

akan dikirimkan langsung ke cafe untuk selanjutnya dipasarkan kepada konsumen

akhir. Harga pada setiap produk yang dipasarkan berbeda pada setiap metode

pengolahannya. Tabel 13 berikut ini merupakan pricelist dari produk kopi :

51

Tabel 13. Pricelist Kopi Malabar Mountain Coffee

Nama Produk Harga / 250gr Harga / 500gr Harga / 1kg

Roasted Bean

Natural Rp. 90.000,- Rp. 180.000 Rp. 360.000

Full Wash Rp. 75.000,- Rp. 150.000 Rp. 250.000

Honey Rp. 80.000,- Rp. 160.000 Rp. 320.000

Semi wash Rp. 70.000,- Rp. 140.000 Rp. 280.000

Premium Blend Rp. 60.000,- Rp. 120.000 Rp. 240.000

Specialty Blend Rp. 74.000,- Rp. 148.000 Rp. 296.000

Green Bean

Natural - - Rp. 130.000

Full Wash - - Rp. 95.000

Honey - - Rp. 115.000

Semi wash - - Rp. 80.000

m. My Kopi O Surabaya

My Kopi O Surabaya merupakan cafe yang menjual macam – macam

produk olahan kopi. Cafe ini membeli green beans dari PT Sinar Mayang Lestari

yang kemudian cafe tersebut melakukan roasting sendiri dan mengolahnya

menjadi kopi siap saji. My Kopi O Surabaya memiliki peran untuk memasarkan

produk dari PT Sinar Mayang Lestari. Cafe ini melakukan pembelian sebelum

memasuki masa panen kopi berlangsung dan produk dikirimkan secara berangsur

sesuai dengan kesepakatan, untuk kuantitas pemesanannya disesuaikan dengan

perkiraan jumlah produktivitas dari PT Sinar Mayang Lestari.

n. Air Asia

Air Asia memasarkan produk berupa roasted beans yang sudah diolah

lebih lanjut dan menjadi kopi celup atau kopi bubuk sehingga memudahkan

konsumen untuk menikmati produk kopi pada saat melakukan penerbangan

dengan maskapai Air Asia. Pembelian produk dari PT Sinar Mayang Lestari

dilakukan sama seperti My Kopi O Surabaya, yakni sebelum memasuki masa

panen berlangsung.

52

o. Konsumen

Konsumen merupakan elemen akhir pada rantai pasok kopi di bagian

Downstream Supply Chain. Konsumen memiliki peran sebagai pembeli maupun

yang mengonsumsi produk kopi dari PT Sinar Mayang Lestari, selain sebagai

pembeli, konsumen juga memiliki peran sebagai pemberi feedback kepada

perusahaan terkait produk yang dipasarkan dan feedback tersebut kemudian akan

dijadikan bahan untuk memperbaiki maupun mengembangkan produk. Konsumen

memperoleh produk PT Sinar Mayang Lestari dari berbagai media pemasaran atau

dari retail, bisa melakukan pembelian langsung di PT Sinar Mayang Lestari yang

berada di wilayah Pangalengan, pembelian melalui social media , pembelian

melalui Malabar Mountain Cafe maupun melalui My Kopi O Surabaya dan Air

Asia.

4.3.2 Aliran Produk, Informasi, dan Keuangan

Rantai pasok memiliki tiga aliran utama yang harus dikelola dengan baik,

aliran tersebut yaitu aliran produk, aliran informasi dan aliran keuangan yang

terjadi dari sektor hulu (Upstream Supply Chain) sampai sektor hilir (Downstream

Supply Chain), aliran rantai pasok yang terjadi secara garis besar meliputi

pengadaan bahaan baku, pengolahan dan pendistribusian sampai konsumen akhir

(Pujawan, 2005). Aliran rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari lebih

jelasnya disajikan pada Lampiran 2.

a. Aliran Produk

53

Gambar 13. Aliran Produk Rantai Pasok PT Sinar Mayang Lestari

Produk yang dialirkan dalam rantai pasok ini tidak hanya kopi, namun

terdapat juga benih, bibit serta pupuk. Aliran produk oleh Pa Nuri yang

merupakan pemilik kebun kopi juga di wilayah Pegunungan Malabar, Pa Nuri

memberikan 10.000 benih kepada PT Sinar Mayang Lestari untuk ditumbuhkan

pada kebun tiga yang berada di daerah Cioray. Aliran selanjutnya bibit kopi yang

dibeli dari Bang Adi yang ditanam di kebun daerah Cibeber Ciwidey. Aliran

selanjutnya pupuk, pupuk dibeli oleh perusahaan dan digunakan untuk semua

kebun, lalu aliran produk yang terjadi yaitu antara penyedia kemasan dengan

perusahaan, pihak perusahaan akan menerima produk dari toko penyedia kemasan

berupa karung goni food grade dan standing pouch.

Buah kopi hasil panen berasal dari seluruh kebun milik perusahaan, hasil

panen tersebut kemudian langsung masuk ke tahap pengolahan, namun buah kopi

hasil panen terkadang ada yang dibeli oleh petani mitra yang sudah melakukan

kontrak sebelumnya. Buah kopi hasil panen akan diproses menjadi greenbeans

dan roastedbeans yang siap didistribusikan kepada konsumen akhir.

54

Green beans dan roasted beans merupakan produk akhir yang siap

didistribusikan. Selain buah kopi terdapat juga aliran produk berupa green beans

yang diberikan oleh Pulo kopi. Pulo kopi akan mengirimkan green beans yang

sesuai dengan kriteria disaat PT Sinar Mayang Lestari sedang mengalami

kenaikan permintaan, kemudian green beans tersebut diproses sehingga kualitas

yang dihasilkan tetap sama.

Aliran produk selanjutnya yaitu green beans dan roasted beans yang dibeli

oleh konsumen akhir, pembelian dapat dilakukan langsung kepada perusahaan,

melalui retail maupun pembelian di cafe milik perusahaan. Green beans juga

dibeli oleh My Kopi O Surabaya dan Air Asia yang kemudian memasarkan

produk tersebut kepada konsumen.

PT Sinar Mayang Lestari menjalin kerjasama dengan komunitas Ambeu

Preanger Pangalengan, dimana komunitas tersebut berisi perusahaan – perusahaan

yang bergerak pada komoditas kopi di Pangalengan di bawah naungan PT Star

Energy Geothermal, PT Sinar Mayang Lestari akan menyalurkan produk berupa

roasted beans kepada Ambeu Preanger Pangalengan saat akan diadakan acara

yang dilaksanakan oleh PT Star Energy Geothermal, sehingga Ambeu Preanger

Pangalengan merupakan media serta penyalur produk dari PT Sinar Mayang

Lestari kepada PT Star Energy Geothermal.

Aliran produk yang terjadi pada bagian Internal Supply Chain dimulai saat

buah kopi hasil panen siap untuk dilakukan pengolahan sampai dengan

menghasilkan produk akhir berupa green beans dan roasted beans. Saat proses

pengolahan kopi terjadi penyusutan berat kopi pada setiap prosesnya, buah kopi

dengan total berat awal 1.000 gram akan menghasilkan green beans sebanyak 120

55

– 130 gram atau menghasilkan roasted beans sebanyak 96 – 104 gram. Gambar

14 menggambarkan aliran produk yang terjadi pada proses pengolahan kopi.

Gambar 14. Aliran Produk Proses Pengolahan Kopi

b. Aliran Informasi

Gambar 15. Aliran Informasi Rantai Pasok PT Sinar Mayang Lestari

Aliran informasi pada rantai pasok merupakan proses terjadinya

pertukaran informasi antar elemen rantai yang saling berhubungan, informasi

tersebut bisa berupa jumlah produk yang diinginkan konsumen maupun jumlah

produk yang akan dijual oleh perusahaan. Aliran informasi yang tidak berjalan

56

dengan baik akan menyebabkan adanya kerugian pada elemen yang berkaitan

seperti jumlah produk yang tidak sesuai yang diinginkan maupun jumlah uang

yang tidak sesuai dengan yang harus dibayarkan.

Gambar 16. Aliran Informasi antara penyuplai bibit dan penyedia benih dengan

PT Sinar Mayang Lestari

Aliran informasi dimulai dari penyuplai bibit maupun penyedia benih

dengan perusahaan, pertukaran informasi berkaitan dengan kebutuhan perusahaan

mengenai benih maupun bibit yang dibutuhkan perusahaan, lalu pihak penyedia

dan pihak penyuplai akan memberikan informasi mengenai benih maupun bibit

yang mereka miliki, pertukaran informasi ini menjadi penting karena perusahaan

memiliki kriteria tertentu terhadap benih dan bibit yang akan ditanam di kebun.

57

Gambar 17. Aliran informasi antara toko perlengkapan pertanian dan PT Sinar

Mayang Lestari

Pertukaran informasi serupa juga terjadi antara toko perlengkapan

pertanian dengan perusahaan, pihak perusahaan akan memberikan informasi

mengenai pupuk yang dibutuhkan sementara toko perlengkapan pertanian akan

memberikan informasi mengenai pupuk yang tersedia beserta dengan harga

jualnya, pembelian pupuk ini tidak hanya dilakukan pada satu toko.

Gambar 18. Aliran Informasi antara toko penyedia kemasan dengan PT Sinar

Mayang Lestari

Pihak perusahaan juga memberikan informasi terkait kebutuhan untuk

kemasan yang akan digunakan untuk mengemas produk yang sudah siap

didistribusikan dan pihak toko penyedia kemasan akan memberikan informasi

mengenai jenis kemasan yang dimiliki beserta harga jualnya.

58

Gambar 19. Aliran Informasi antara petani mitra dan petani karyawan dengan PT

Sinar Mayang Lestari

Aliran informasi selanjutnya yaitu antara petani mitra dan petani karyawan

dengan perusahaan, perusahaan akan memberikan infomasi mengenai jumlah

buah kopi yang bisa dipanen kepada petani mitra serta harga yang sesuai, lalu

petani mitra akan memberikan informasi mengenai kebutuhan buah kopi yang

ingin dipanen serta mengajukan harga, sementara itu petani karyawan akan

memberikan informasi mengenai jumlah buah kopi yang berhasil dipanen

kemudian pihak perusahaan memberikan informasi mengenai kebutuhan buah

kopi untuk diproses oleh perusahaan beserta harga beli dari petani karyawan.

Gambar 20. ALiran Informasi antara pulo kopi dengan PT Sinar Mayang Lestari

Pertukaran informasi selanjutnya yaitu antara Pulo Kopi (rekan bisnis)

dengan perusahaan, informasi yang diberikan Pulo Kopi yaitu jumlah green beans

59

yang tersedia dan harga jualnya sedangkan perusahaan memberikan informasi

mengenai kebutuhan jumlah green beans dan proses pengolahan yang sesuai

dengan yang diterapkan di PT Sinar Mayang Lestari.

Gambar 21. Aliran Informasi antara PT Sinar Mayang Lestari dengan Ambeu

Preanger dan Star Energy Geothermal

Pertukaran informasi yang terjadi antara perusahaan dengan komunitas

Ambeu Preanger dan PT Star Energy Geothermal Pangalengan yaitu saat PT Star

Energy Geothermal akan mengadakan acara yang berkaitan dengan kopi maka

perusahaan tersebut akan menghubungi Ambeu Preanger dan memberikan

informasi terkait acara yang akan dilaksanan beserta kebutuhan kopi saat acara

berlangsung, kemudian Ambeu Preanger akan meneruskan informasi tersebut

kepada PT Sinar Mayang Lestari mengenai ketersediaan kopi yang ada, PT Sinar

Mayang Lestari lalu akan memberikan informasi kepada Ambeu Preanger

mengenai ketersediaan kopi yang dimiliki beserta harganya yang kemudian

informasi tersebut diteruskan kepada PT Star Energy Geothermal Pangalengan.

Gambar 22. Aliran Informasi antara PT Sinar Mayang Lestari dengan retail

60

PT Sinar Mayang Lestari memasarkan produknya melalui retail yang

nantinya akan diteruskan kepada konsumen akhir, pertukaran informasi yang

terjadi antara perusahaan dengan pihak retail yaitu pihak retail akan memberikan

informasi mengenai kebutuhan baik dari jenis kopi maupun kuantitas kopi yang

akan dipasarkan, lalu pihak perusahaan akan memberikan informasi mengenai

ketersediaan produk yang dimiliki baik dari jenis kopi, kuantitas serta harga

jualnya.

Gambar 23. Aliran Informasi antara retail dengan konsumen akhir

Aliran informasi terakhir yaitu antara pihak retail dengan konsumen akhir

dimana konsumen akhir akan memberikan informasi mengenai produk yang ingin

dibeli kepada pihak retail, lalu pihak retail akan memberikan informasi mengenai

ketersediaan produk yang dimiliki beserta harga jualnya.

Aliran informasi menjadi penting karena informasi ini berkaitan dengan

ketersediaan produk beserta harga jual yang terkadang fluktuatif mengikuti

keadaan pasar, jika terjadi salah komunikasi mengenai perbedaan harga maka

akan menyebabkan menurunnya tingkat kepercayaan kepada pihak rantai pasok

yang terlibat, hubungan yang baik beserta komunikasi yang terjalin harus tetap

dipertahankan agar tidak terjadi kesalahan terhadap penyampaian informasi dari

satu pihak ke pihak lainnya.

61

c. Aliran Keuangan

Gambar 24. Aliran Keuangan Rantai Pasok PT Sinar Mayang Lestari

Aliran keuangan pada rantai pasok merupakan terjadinya pertukaran uang

dengan produk maupun uang dengan jasa yang terjadi antara pihak rantai pasok,

sistem pembayaran yang terjadi umumnya dilakukan secara tunai ataupun

dibayarkan separuhnya terlebih dahulu bahkan ada yang produk dikirimkan

terlebih dahulu baru dilakukan pembayarannya.

Gambar 25. Aliran keuangan toko perlengkapan pertanian, penyuplai bibit, toko

penyedia kemasan dengan PT Sinar Mayang Lestari

62

Aliran keuangan diawali antara penyuplai bibit, toko perlengkapan

pertanian dan toko penyedia kemasan dengan perusahaan. Sistem pembayaran

dilakukan yaitu secara tunai. Pihak penyedia benih, toko perlengkapan pertanian

dan toko penyedia kemasan akan memberikan produk beserta harga yang mereka

tawarkan, kemudian perusahaan akan membayar sesuai dengan harga yang

disepakati. Perusahaan membeli bibit maupun pupuk tidak secara berkelanjutan,

namun akan membeli jika dibutuhkan, begitu juga dengan pembelian kemasan,

kemasan tersebut akan dipesan jika ketersediaan sudah menipis.

Gambar 26. Aliran keuangan antara petani karyawan, petani mitra dengan PT

Sinar Mayang Lestari

Selanjutnya aliran keuangan yang terjadi antara petani karyawan dan

petani mitra dengan perusahaan, yang membedakan dari keduanya yaitu aliran

uang yang terjadi, jika petani karyawan akan mendapatkan bayaran atas balas jasa

setelah melakukan panen, sementara itu petani mitra akan membayar setara

dengan jumlah buah kopi yang akan mereka panen dengan harga yang sudah

disepakati sebesar Rp 2.000/kg. Petani karyawan akan menerima upah sebanyak

Rp. 2000,- untuk satu kilo buah kopi yang dipanen sesuai kententuan, sementara

petani mitra akan membayarkan uang dengan jumlah buah kopi yang bisa dipanen

secara keseluruhan sesuai yang diinginkan petani mitra.

63

Gambar 27. Aliran keuangan antara pulo kopi dengan PT Sinar Mayang Lestari

Aliran keuangan selanjutnya yaitu antara Pulo Kopi (rekan bisnis) dengan

perusahaan. Pulo Kopi memberikan harga berkisar Rp 75.000 – 80.000/kg green

beans, pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan biasanya dilakukan secara

tunai.

Gambar 28. Aliran keuangan antara PT Sinar Mayang Lestari dengan Ambeu

Preanger dan Star Energy

Aliran keuangan selanjutnya antara perusahaan dengan Komunitas Ambeu

Preanger dan PT Star Energy Geothermal Pangalengan, komunitas Ambeu

Preanger bersifat sebagai perantara antara PT Sinar Mayang Lestari dengan PT

Star Energy Geothermal Pangalengan, pihak PT Star Energy Geothermal akan

melakukan pemesanan produk kopi kepada Ambeu Preanger kemudian pesanan

tersebut akan diteruskan kepada PT Sinar Mayang Lestari, pembayaran yang

dilakukan PT Star Energy Geothermal Pangalengan kepada PT Sinar Mayang

Lestari melalui perantara Ambeu Preanger.

Gambar 29. Aliran keuangan antara PT Sinar Mayang Lestari dengan Retail dan

Konsumen

Aliran keuangan terakhir yaitu antara perusahaan dengan retail dan

konsumen. Sistem pembayaran dilakukan secara tunai pada setiap transaksinya,

64

pihak retail akan membeli produk kemudian melakukan pembayaran sesuai

dengan kesepakatan antar kedua pihak, aliran keuangan yang terjadi antara pihak

retail dengan konsumen yaitu saat konsumen akan membeli produk yang

ditawarkan retail maka konsumen akan membayar kepada pihak retail sesuai

dengan harga yang ditawarkan.

Sistem pembayaran yang terjadi pada setiap elemen rantai pasok umumnya

berjalan dengan lancar, karena jika terdapat keterlambatan pada proses

pembayaran akan menghambat pada pengirman produk oleh perusahaan dan jika

terus berulang adanya keterlambatan dalam pembayaran maka akan berdampak

pada ketidakpercayaan perusahaan terhadap konsumen.

4.3.3 Proses Bisnis

Menurut Rachma Septiana, et al, (2017) proses bisnis pada rantai pasok

terdiri dari aktivitas bisnis, distribusi, aspek risiko, permodalan, situasi

persaingan, dan pengembangan produk.

1. Aktivitas Bisnis

Aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan terdiri dari perencanaan,

pengadaan, pengolahan, dan penjualan. Proses perencanaan yang dilakukan yaitu

persiapan lahan yang akan ditanami bibit maupun benih kopi pada lahan baru dan

melakukan persiapan lahan untuk mengganti tanaman – tanaman kopi yang sudah

tidak produktif. Menentukan bibit, benih, pupuk dan kemasan yang nantinya akan

digunakan juga merupakan proses perencanaan. Penentuan bibit, benih dan pupuk

akan disesuaikan dengan kondisi lahan serta iklim pada lahan yang akan ditanami

tanaman kopi. Menentukan metode pengolahan serta sistem pemasaran yang akan

diterapkan juga termasuk ke dalam proses perencanaan.

65

Proses pengadaan bahan baku yang dilakukan meliputi pengadaan

pengadaan bibit/benih, pupuk serta kemasan kopi. Tahun 2016 dilakukan

pembelian bibit kopi dari Bang Adi yang ditanam pada kebun di daerah Cibeber

Ciwidey dan mendapatkan persediaan benih dari Pak Nuri yang akan digunakan

untuk mengganti tanaman yang sudah tidak produktif di kebun Cioray

Pangalengan. Pupuk yang digunakan ada dua jenis yaitu pupuk kompos dan

pupuk. Pupuk kompos yang digunakan terbuat dari kulit buah kopi dan kulit

tanduk sisa pengolahan yang dicampurkan dengan kotoran kambing sementara

pupuk NPK dibeli dari tempat perlengkapan pertanian, pupuk digunakan selama

masa pemeliharaan tanaman atau setelah musim panen berakhir berkisar pada

bulan November sampai dengan Maret.

Aktivitas selanjutnya yang termasuk ke dalam proses pengadaan bahan

baku yaitu aktivitas pra panen, pemeliharaan tanaman dan aktivitas panen.

Aktivitas pra panen dimulai dengan memilih lokasi penanaman kopi, penentuan

waktu tanam, penyiapan benih, penyiapan lahan dan penanaman, sementara itu

aktivitas pemeliharaan tanaman terdiri dari pemangkasan ranting air dan ranting

tidak produktif, pemberian pupuk, pengairan dan pengendalian dari hama.

Pemeliharaan tanaman akan dilakukan oleh petani karyawan, pemeliharaan ini

akan diawasi langsung oleh koordinator kebun karena saat pemeliharaan akan

menentukan terhadap kualitas buah kopi yang akan tumbuh.

Aktivitas panen yang dilakukan PT Sinar Mayang Lestari dimulai pada

bulan Mei sampai dengan September pada setiap tahunnya, kriteria buah yang

sudah siap dipanen yaitu memiliki warna merah yang menyeluruh. Proses panen

dilakukan dengan memetik buah secara satu persatu tanpa ada ranting yang masih

66

menempel pada buah kopi, panen dilakukan oleh petani karyawan serta beberapa

buruh tani dari daerah sekitar, buah kopi yang dipanen harus sesuai dengan

kriteria. Buah kopi yang sudah dipanen akan ditempatkan pada karung kecil yang

sudah dimodifikasi agar mudah untuk dibawa dan nantinya dari karung kecil

tersebut akan dipindahkan ke karung yang lebih besar. Keseluruhan buah kopi

yang sudah dipanen akan diproses oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan

konsumen.

Pengolahan yang terjadi pada rantai pasok kopi dilakukan oleh PT Sinar

Mayang Lestari, perusahaan ini akan mengubah buah kopi hasil panen menjadi

green beans. Metode pengolahan kopi yang diterapkan di PT Sinar Mayang

Lestari dibedakan menjadi empat metode yaitu natural, honey, semi wash dan

fully wash, dimana semua metode pengolahan kopi memiliki perbedaan pada

karakteristik kopi yang dihasilkan juga memiliki keunggulan tersendiri pada

setiap hasil yang didapatkan. Pembagian metode ini dilakukan berdasarkan hasil

panen yang didapatkan, jika mendapatkan buah kopi yang berwarna merah

maroon atau merah tua maka akan diproses dengan menggunakan metode natural,

sementara jika mendapatkan buah kopi yang berwarna merah ceri akan diproses

menggunakan metode honey, semi wash dan fully wash. Pembagian tersebut

dikarenakan kopi yang diolah dengan metode natural memiliki nilai jual lebih

tinggi dibandingkan dengan metode yang lainnya. Perbedaan metode pengolahan

yang dilakukan lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar 30.

67

Gambar 30. Metode Pengolahan di PT Sinar Mayang Lestari

Perusahaan juga melakukan roasting, proses roasting memiliki level yang

berbeda – beda, setiap level tersebut memiliki karakter rasa dan aroma tersendiri,

semakin gelap (dark) hasil roasting maka rasanya semakin pahit dan aromanya

68

tidak bagus. Oleh karena itu, perusahaan hanya menerapkan level light hingga

medium to dark saja untuk mempertahankan karakter rasa dan aroma dari

kopinya. Buah kopi yang sudah menjadi green beans dan roasted beans akan

dikemas dengan menggunakan kemasan karung plastik untuk berat maksimal 20

kg dan karung goni untuk berat maksimal sebanyak 60 kg. Jika membeli green

beans dari Pulo Kopi maka green beans tersebut akan langsung dilakukan

pemilahan ukuran serta sortasi manual terlebih dahulu kemudian akan dikemas

dengan ketentuan yang sama.

Sistem penjualan yang dilakukan perusahaan yaitu dengan sistem pre-

order, di awal tahun perusahaan akan menginfokan mengenai perkiraan jumlah

produksi pada musim panen mendatang, kemudian konsumen melakukan

pemesanan, pesanan akan didistribusikan secara bertahap oleh perusahaan.

Perusahaan juga memberlakukan sistem pemasaran secara online maupun offline,

pemasaran online dilakukan dengan memanfaatkan social media, sedangkan

pemasaran offline dengan melakukan penjualan pada cafe milik sendiri dan

mengikuti event – event tertentu.

2. Distribusi

Distribusi yang terjadi pada proses pengadaan bahan baku dimulai dari

penyuplai bibit, penyedia benih, pupuk dan kemasan kepada perusahaan. Proses

distribusi selanjutnya yaitu distribusi buah kopi hasil panen dari kebun ke tempat

pengolahan, distribusi ini dilakukan sendiri oleh pihak perusahaan dengan

menggunakan mobil bak terbuka.

Bahan baku buah kopi yang sudah melalui proses pengolahan pasca panen

akan dilakukan pengemasan terlebih dahulu untuk melindungi kerusakan produk

69

selama proses distribusi. Kemasan untuk green beans dan roeasted beans

menggunakan karung plastik untuk berat maksimal 20kg, sebelum dikemas

menggunakan karung plastik, green beans akan dimasukan terlebih dahulu ke

dalam plastik lalu diikat dengan kabel ties dan dimasukan ke dalam karung plastik

lalu dijait dengan benang khusus sehingga tidak akan terjadi kebocoran.

Kemasan yang digunakan untuk green beans dan roasted beans dengan

berat 60kg akan dikemas menggunakan karung goni dengan kualitas food grade

atau aman untuk makanan, sama halnya dengan pengemasan menggunakan

karung plastik, produk akan dimasukan ke dalam plastik terlebihi dahulu

kemudian diikat dengan kabel ties lalu dikemas menggunakan karung goni dan

dijahit menggunakan benang khusus. Setiap kemasan yang digunakan akan diberi

keterangan mengani produk didalamnya, bisa berupa jenis kopi, berat kopi dan

lokasi pengiriman. Penyimpanan produk yang sudah dikemas akan disimpan di

gudang penyimpanan dengan cara produk ditumpuk namun batas tumpukan yaitu

setengah dari tinggi gudang penyimpanan, batas penumpukan tersebut agar

menghindari adanya kerusakan produk akibat penumpukan yang berlebih.

Proses distribusi produk kepada konsumen maupun retail tidak dilakukan

secara langsung oleh pihak perusahaan, melainkan menggunakan pihak ketiga

atau jasa ekspedisi, saat ini ada tiga jasa ekspedisi yang digunakan untuk

mendistribusikan produk kepada konsumen maupun retail, jasa ekspedisi tersebut

yaitu Dakota Cargo, JnT dan JNE. Saat ini perusahaan hanya fokus untuk

melakukan distribusi produk secara domestik saja karena permintaan kopi

domestik pun belum seluruhnya terpenuhi.

3. Aspek Risiko

70

Risiko pada rantai pasok merupakan kemungkinan terjadinya kerugian

yang dialami oleh elemen rantai pasok dan dapat dianalisis berdasarkan

kemungkinan terjadinya, penyebabnya maupun akibatnya (Rachma Septiana et

al., 2017). Risiko yang dapat dialami oleh pihak petani maupun pemilik kebun

yaitu terjadinya gagal panen yang bisa disebabkan oleh cuaca, hama, penyakit

tanaman maupun karena bencana alam. Selain pada pihak petani, pihak

pengolahan pun bisa mengalami risiko yang disebabkan oleh kerusakan mesin,

pencurian produk, kerusakan akibat penyimpanan maupun penurunan harga jual.

Tahun 2016, perusahaan mengalami pencurian green beans sebanyak 6 karung

goni dengan berat karung goni masing – masing sebanyak 60kg, kejadian tersebut

tentunya merugikan bagi pihak pengolahan. Menurut Ardiansah, Pujianto, &

Putri, (2017) untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan saat terjadinya gagal

panen dapat diantisipasi dengan melakukan pasokan pengaman. Pasokan

pengaman dapat dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan kelompok tani

sehingga tidak akan mengalami keterbatasan bahan baku yang berdampak pada

tidak bisa terpenuhinya permintaan konsumen.

4. Permodalan

Modal awal yang digunakan oleh perusahaan diberikan oleh Bapak Yoga

dan keluarga selaku owner dari perusahaan tersebut, modal yang dikeluarkan yaitu

untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan, kebutuhan lahan maupun

modal investasi. Awal berdirinya perusahaan ini yaitu melakukan take over lahan

milik Perhutani dengan sistem bagi hasil yaitu 70% untuk perusahaan dan 30%

untuk Perhutani dari hasil kebun yang didapatkan. Modal investasi meliputi

71

penyewaan rumah untuk pengolahan dan kantor, pembelian mesin – mesin serta

peralatan yang digunakan untuk proses produksi.

5. Situasi Persaingan

Industri kopi yang berada di Pangalengan terdiri dari beberapa perusahaan,

sebagian besar perusahaan tersebut tergabung dalam Komunitas Ambeu Preanger,

perusahaan kopi yang berada di Pangalengan memproduksi kopi dengan kelas

yang berbeda – beda dan memiliki metode pengolahan serta metode pemeliharaan

tanaman yang berbeda – beda sehingga menyebabkan setiap perusahaan kopi

memiliki keunggulannya masing – masing. Sebagai salah satu contoh, perusahaan

memproduksi kopi kualitas specialty sementara Pulo Kopi memproduksi kopi

dengan kualitas komersil sehingga tidak begitu ketat persaingan yang terjadi

karena perbedaan segmentasi pasar. Selain perbedaan segmentasi pasar, biasanya

setiap perusahaan kopi sudah memiliki langganan tersendiri untuk memasarkan

produknya. Persaingan pada pihak petani juga tidak terlalu ketat karena pihak

perusahaan sudah menetapkan harga beli kopi terhadap petani yang tidak akan

dipengaruhi oleh naik turunnya harga kopi dipasaran sehingga menyebabkan

petani tidak merasa dirugikan bila sedang terjadi penurunan harga.

6. Pengembangan Produk

Gambar 31. Pengembangan Produk Oleh PT Sinar Mayang Lestari

72

PT Sinar Mayang Lestari selaku bagian pengolahan kopi saat ini hanya

memproduksi green beans dan roasted beans, namun masih ada pemanfaatan dari

sisa pengolahan yang sudah digunakan yaitu kulit buah hasil pengolahan kopi

yang digunakan kembali sebagai campuran pupuk kandang. Selain digunakan

sebagai campuran pupuk kandang, kulit buah hasil pengolahan juga bisa dijadikan

sebagai minuman atau biasa disebut cascara. Cascara merupakan minum teh yang

berasal dari kulit buah kopi, proses pembuatannya dimulai memisahkan kulit buah

kopi hasil pengolahan kemudian dijemur hingga kering. Kulit buah yang sudah

kering bisa langsung dilakukan penyeduhan dengan cara sama seperti menyeduh

teh pada umumnya. Saat ini produksi cascara masih dalam proses pengembangan

dan masih dalam tahap percobaan untuk kedepannya agar bisa diproduksi secara

masal dan menjadi produk yang bisa dipasarkan.

4.3.4 Sumber Daya

Sumber daya rantai merupakan sumber daya yang digunakan pada setiap

proses yang dilakukan oleh anggota rantai pasok, sumber daya fisik, teknologi dan

sumber daya manusia (SDM) merupakan aspek – aspek sumber daya yang akan

dibahas.

1. Sumber daya fisik

Sumber daya fisik meliputi lahan budidaya, tempat pengolahan, sarana

transportasi pengangkutan dan peralatan serta mesin selama dari hulu sampai ke

hilir. Lahan budidaya meliputi perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan yang

digunakan untuk melakukan proses budidaya. Tempat pengolahan sebagai sumber

daya fisik terdiri dari ruang pengolahan kopi, tempat penjemuran dan ruang

73

pensortiran, tempat pengolahan merupakan tempat terjadinya proses perubahan

bahan baku menjadi produk akhir yang siap didistribusikan.

Sarana transportasi yang digunakan selama proses rantai pasok yang

terjadi dari hulu ke hilir yaitu mobil bak terbuka (double cabin), yang digunakan

untuk mengangkut bahan hasil panen dari kebun sampai ke tempat pengolahan

serta pengiriman green beans dari Pulo Kopi kepada PT Sinar Mayang Lestari,

motor, yang digunakan untuk mobilisasi ke tempat perlengkapan pertanian yang

berada di Pangalengan maupun untuk mendistribusikan kopi dalam wilayah yang

sama dengan tempat pengolahan, mobil truk tertutup, yang digunakan untuk

mendistribusikan kopi antar kota maupun antar pulau maupun untuk mengirimkan

bahan yang diperlukan seperti kemasan.

Peralatan dan mesin yang digunakan selama proses rantai pasok dari hulu

sampai hilir dijabarkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Peralatan Dan Mesin Yang Digunakan

Peralatan atau

mesin

Kegunaan

Cangkul Digunakan untuk menggali tanah pada saat penanaman benih

maupun saat penggantian tanaman yang sudah tidak produktif

Gunting ranting Digunakan saat melakukan pemangkasan ranting air maupun

ranting tidak produktif

Selang Penggunaan selang yaitu saat untuk melakukan penyiraman

Compressor air Digunakan untuk mengalirkan air dari sumbernya

Kontainer air Wadah yang digunakan untuk menampung air, merendam kopi

saat perambangan dan wadah untuk fermentasi serta pencucian

Karung plastik Wadah untuk menampung buah kopi hasil panen dan kemasan

kopi untuk berat diatas 1 kg sampai dengan 40kg

Karung goni Wadah yang digunakan untuk kemasan green beans dan

roasted beans dengan berat 60kg

Standing pouch Kemasan yang digunakan untuk membungkus roasted beans

dengan berat 250gr, 500gr dan 1 kg

Mesin huller Mesin yang digunakan saat proses pengolahan untuk

memisahkan kulit tanduk dengan biji kopi

Mesin pulper Mesin yang digunakan untuk memisahkan kulit buah dengan

biji buah dan menghasilkan biji kopi dengan kulit tanduk

Mesin sutton Mesin yang digunakan untuk memisahkan biji kopi dengan

74

Peralatan atau

mesin

Kegunaan

berbagai kualitas serta ukuran

Mesin roasting Mesin yang digunakan untuk penggorengan/penyangraian

greenbeans dan menghasilkan roasted beans

Para – para Alat yang digunakan untuk menjemur buah kopi hasil panen

pada proses pengeringan

Terpal Alat yang digunakan saat proses pengeringan biji kopi yang

sudah melalui proses pengeringan di para – para selama 7 hari

Penggaruk Alat yang digunakan untuk meratakan kopi saat proses

penjemuran

Meja Meja digunakaan saat proses sortir oleh manusia

Mesin sealer Mesin yang digunakan untuk membuat kemasan standing pouch

tidak mudah terbuka

Sekop makanan Alat yang digunakan untuk memindahkan kopi dari tempat

berukuran besar ke tempat berukuran lebih kecil

Keranjang Wadah untuk menyimpan kopi yang sudah dicuci dan siap

dilakukan proses selanjutnya

2. Teknologi

Penggunaan teknologi saat ini masih dalam proses pengembangan,

melakukan penjualan melalui social media dan pembayaran melalui transfer

merupakan salah satu penggunaan teknologi yang sudah diterapkan pada sistem

penjualan produk, namun untuk proses budidaya, proses pengolahan sampai

dengan proses distribusi masih belum melibatkan teknologi. Proses budidaya dan

proses pengolahan secara garis besar masih menerapkan teknik umum yang

diterapkan pada perusahaan serupa namun terdapat modifikasi serta sedikit

perubahan untuk meningkatkan mutu dan daya saing.

3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia pada rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari

terdiri dari petani mitra, petani karyawan, pegawai pabrik, penyedia benih,

penyuplai bibit, penyedia kemasan, pedagang besar, kurir antar dan lain lain.

Keterlibatan SDM dalam keberlangsungan proses rantai pasok sangat penting

75

karena pertukaran informasi antar elemen rantai pasok terjadi pada sumber daya

manusianya, sebagian besar SDM yang terlibat berasal dari daerah sekitar. PT

Sinar Mayang Lestari memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 20 orang yang

terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu 12 orang bagian kebun, 3 orang bagian

produksi dan 5 orang bagian kantor. Waktu operasional yang berlaku di PT Sinar

Mayang Lestari dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 dengan

waktu istirahat dari pukul 12.00 – 13.00.

4.3.5 Manajemen

Manajemen rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari meliputi

kegiatan kesepakatan kontraktual, kemitraan serta sistem transaksi yang terjadi

antar elemen rantai pasok.

1. Kesepakatan kontraktual

Kesepakatan kontraktual secara formal pada sistem rantai pasok kopi tidak

terjadi pada semua elemen rantai pasok, karena ada beberapa pihak yang menjalin

kontrak secara tidak formal yang dibuktikan dengan tidak adanya surat perjanjian

antara kedua pihak. Kesepakatan kontraktual secara formal hanya terjadi antara

PT Sinar Mayang Lestari dengan petani mitra, My Kopi O Surabaya dan Air Asia,

kontak yang terjadi dilakukan dengan menggunakan surat perjanjian kerja sama

dimana petani mitra akan melakukan proses panen sesuai dengan kesepakatan

wilayah serta jumlah yang disepakati terlebih dahulu, sementara itu kontrak yang

terjadi antara My Kopi O Surabaya dan Air Asia selaku retail yaitu dengan

menggunakan surat perjanjian kerjasama dimana PT Sinar Mayang Lestari

bersedia mengirimkan produknya dengan jumlah yang sudah disepakati kedua

pihak dan pengiriman dilakukan secara bertahap.

76

2. Kemitraan

Proses kemitraan dalam rantai pasok kopi terjadi antara PT Sinar Mayang

Lestari dengan komunitas Ambeu Preanger, mekanisme kemitraan yang terjalin

ini yaitu komunitas Ambeu Preanger akan berperan sebagai perantara antara PT

Sinar Mayang Lestari dan PT Star Energy Geothermal Pangalengan, komunitas

Ambeu Preanger akan menyediakan kebutuhan kopi yang berasal dari PT Sinar

Mayang Lestari dan kemudian akan diteruskan kepada PT Star Energy

Geothermal Pangalengan selaku yang membutuhkan produk kopi, dalam

menjalankan kemitraan ini baik PT Sinar Mayang Lestari maupun pihak Ambeu

Preanger dan PT Star Energy Geothermal tidak terjadi secara kontrak tertulis

melainkan menggunakan sistem kepercayaan antara pihak yang terkait.

3. Sistem Transaksi

Sistem transaksi yang terjadi pada rantai pasok terbagi menjadi beberapa

transaksi, penjelasan mengenai sistem transaksi akan disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Sistem Transaksi Rantai Pasok Kopi Di PT Sinar Mayang Lestari

Elemen yang

terlibat

Sistem

transaksi

Mekanisme transaksi

PT Sinar Mayang

Lestari – penyedia

bibit, penyedia

kemasan,

penyedia pupuk

Pembayaran

langsung

PT Sinar Mayang Lestari akan melakukan

pesanan – penyedia bibit, kemasan dan

pupuk mengkonfirmasi pesanan – PT SML

melakukan pembayaran full – penyedia

bibit, kemasan dan pupuk mengirimkan

produknya

PT Sinar Mayang

Lestari – petani

mitra

Pembayaran

dengan uang

muka terlebih

dahulu

Petani mitra menanyakan jumlah buah yang

bisa dipanen – PT SML memberikan

keterangan jumlah yang bisa dipanen –

petani mitra mebayarakan uang muka

sebanyak 50% - petani mitra melakukan

panen – selesai musim panen dilakukann

pelunasan

PT Sinar Mayang

Lestari – penyedia

Pembayaran

langsung

Petani karyawan melakukan panen – PT

SML mengecek jumlah yang berhasil

77

Elemen yang

terlibat

Sistem

transaksi

Mekanisme transaksi

petani karyawan dipanen – PT SML membayar sebesar Rp

2000/kg buah kopi kepada petani karyawan

PT Sinar Mayang

Lestari – Pulo

Kopi

Pembayaran

Langsung

PT SML melakukan pemesanan green

beans yang dibutuhkan – Pulo Kopi

mengkonfirmasi ketersediaan produk – PT

SML melakukan pembayaran full – Pulo

Kopi mengrimkan green beans

PT Sinar Mayang

Lestari –

Komunitas

Ambeu Preanger

– PT Star Energy

Geothermal

Pembayaran

langsung

PT Star Energy Geothermal melakukan

pemesanan kopi kepada Komunitas Ambeu

Preanger – pesanan diteruskan ke PT SML

– PT SML mengkonfrimasi ketersediaan

produk – jumlah ketersediaan produk

diteruskan ke PT Star Energy Geothermal –

dilakukan pemesanan – dilakukan

pembayaran melalui Komunitas Ambeu

Preanger – pembayaran diteruskan ke PT

SML – PT SML mengirimkan produk ke

Ambeu Preanger yang kemudian diteruskan

ke PT Star Energy Geothermal

PT Sinar Mayang

Lestari – Retail

(My Kopi O

Surabaya, Air

Asia)

Pembayaran

secara

berangsur

Retail melakukan pemesanan kepada PT

SML – PT SML mengkonfirmasi

ketersediaan – pesanan dilakukan – PT

SML mengirimkan produk secara bertahap

– retail melakukan pembayaran secara

berangsur sampai waktu yang disepakati

PT Sinar Mayang

Lestari –

Konsumen

Pembayaran

langsung

Konsumen membeli produk kepada PT

SML – PT SML memberikan produk yang

dibeli – Konsumen melakukan pembayaran

secara full

4.4 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

Kinerja rantai pasok merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi

tercapai atau tidaknya tujuan dari rantai pasok yang sudah dijalankan. Pengukuran

kinerja rantai pasok dipengaruhi oleh kinerja dari masing – masing elemen rantai

pasok dalam menjalankan tugasnya dan memegang peran penting karena

melibatkan seluruh elemen yang terlibat pada rantai pasok (Paul, 2014). Seluruh

anggota rantai pasok memiliki peran penting terhadap tercapainya tujuan rantai

pasok tersebut yaitu untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan tercapainya

78

kepuasan konsumen, pencapaian tujuan akhir dari rantai pasok akan terganggu

apabila ada salah satu elemen atau anggota rantai pasok tidak menjalankan

tugasnya secara maksimal (Setiadi, 2018).

Kinerja rantai pasok yang diukur yaitu pada tingkat internal supply chain

atau pada tingkat pengolahan yang dilakukan oleh PT Sinar Mayang Lestari

dalam satu tahun produksi yaitu pada tahun 2018. Pengukuran kinerja rantai pasok

hanya dilakukan pada tingkat atribut kinerja yang di dalam atribut kinerja tersebut

terdiri dari metrik kinerja rantai pasok. Pengukuran kinerja rantai pasok kopi

dilakukan dengan cara menentukan metrik kinerja yang mengacu pada metode

(SCOR) Supply Chain Operations Reference. Tahap selanjutnya menentukan

pembobotan dengan metode perbandingan pasangan AHP berdasarkan pendapat

pakar, lalu melakukan perbandingan nilai aktual dan nilai target sesuai metrik –

metrik kinerja pada atribut kinerja yang kemudian data tersebut dikonversi

menjadi nilai persentase. Nilai persentase tersebut dikalikan dengan bobot metrik

kinerja yang dihasilkan melalui pembobotan metode AHP.

4.4.1 Penentuan dan Pembobotan Metrik Kinerja

Struktur hierarki pengukuran kinerja rantai pasok terdiri dari 5 level yaitu,

tujuan, proses bisnis, parameter kinerja, atribut kinerja dan metrik kinerja. Metrik

kinerja adalah standar atau indikator penilaian dari kinerja rantai pasok yang

menggambarkan kondisi dari rantai pasok untuk mencapai tujuannya mengacu

kepada metode Supply Chain Operations Reference yang dikembangkan oleh

Supply Chain Council, (2012). Metrik yang digunakan dalam pengukuran kinerja

rantai pasok disesuaikan dengan kondisi rantai pasok yang akan diukur

kinerjanya. Metrik yang terpilih merupakan hasil disuksi dengan pakar dan

79

berdasarkan observasi lapangan. Gambar 32 menyajikan struktur hierarki dari

pengukuran kinerja rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari.

Gambar 32. Struktur Hierarki Pengukuran Kinerja Rantai Pasok (Supply Chain

Council, 2012)

Pembobotan metrik kinerja rantai pasok kopi dilakukan dengan metode

perbandingan pasangan AHP menurut pakar. Pakar yang dipilih merupakan

seorang yang paham pada bidangnya yaitu kepala perusahaan dari PT Sinar

Mayang Lestari. Hasil sintesis pembobotan metrik pengukuran kinerja rantai

pasok dapat dilihat pada Gambar 33.

80

Gambar 33. Hasil Pembobotan Metrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Kopi

(Supply Chain Council, 2012)

Berdasarkan hasil pembobotan metrik kinerja, diketahui pada tingkatan

proses bisnis pengolahan memiliki bobot nilai 0,497 dan merupakan bobot yang

paling besar diantara yang lain, hal tersebut dikarenakan PT Sinar Mayang Lestari

merupakan elemen atau anggota rantai pasok yang melakukan mengubah bahan

baku menjadi produk sehingga proses pengolahan merupakan proses paling

penting. Pengolahan kopi yang dilakukan akan menentukan kualitas dari produk

yang dipasarkan sehingga pada pengolahannya akan selalu dipantau agar produk

yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan perusahaan.

Sedangkan pada tingkatan parameter kinerja yang memiliki nilai bobot

paling besar yaitu parameter kualitas dengan bobot nilai 0.63, parameter kualitas

menjadi hal yang paling penting karena kualitas akan menentukan baik atau

buruknya dari produk yang dipasarkan. Setelah parameter kualitas, parametar nilai

81

tambah merupakan hal penting karena PT Sinar Mayang Lestari melakukan

pengolahan agar produk yang dipasarkan mempunyai nilai tambah untuk

meningkatkan daya saing.

Tingkatan atribut kinerja terdiri dari metrik kinerja atau indikator yang

akan dilakukan pengukuran kinerja dari rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang

Lestari, pada tingkatan atribut ini yang memiliki bobot paling besar yaitu atribut

reliabilitas dengan nilai bobot 0,39. Reliabilitas akan menentukan sejauh mana

perusahaan mampu mengalirkan produk baik dari segi kualitas, waktu maupun

kuantitas yang sesuai dan juga menjaga hubungan baik antara perusahaan dengan

konsumennya. Atribut kinerja manajemen aset memiliki nilai paling rendah

diantara atribut kinerja yang lain karena dalam melakukan manajemen aset masih

kurang diperhatikan sehingga kerap terjadi konsumen yang melakukan

pembayaran tidak tepat pada waktunya namun masin tetap dilayani dengan baik

oleh perusahaan.

4.4.2 Hasil Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

Hasil pengukuram kinerja rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari

dilakukan dengan menganalisis data aktual yang sesuai dengan metrik kinerja

yang sudah ditentukan kemudian membandingkan data aktual tersebut dengan

data target dari perusahaan. Perbandingan ini akan menghasilkan persentase dari

pencapaian yang telah dilakukan oleh PT Sinar Mayang Lestari sebagai anggota

rantai pasok pada tingkat internal supply chain. Nilai persentase pada setiap

metrik kinerja kemudian diintegrasikan dengan nilai bobot pada masing – masing

metrik dan menghasilkan nilai metrik kinerja yang kemudian dijumlahkan sesuai

dengan atribut kinerjanya sehingga menghasilkan nilai kinerja rantai pasok

82

berdasarkan atribut kinerja setelah diintegrasikan dengan bobot atribut kinerja.

Hasil pengukuran kinerja rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari

berdasarkan metrik kinerja dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Nilai Kinerja Rantai Pasok Kopi Berdasarkan Metrik Kinerja

Atr

ibu

t

kin

erja

Met

rik

kin

erja

Satu

an

Bob

ot

Ak

tual

Targ

et

per

ban

d

ingan

Nil

ai

met

rik

kin

erja

Tota

l

nil

ai

atr

ibu

t

kin

erja

Rel

iabil

itas

Pemenuhan

pesanan Kg 0,52

11.68

5,250

12.00

0 97 51

96

Akurasi

kuantitas

pengiriman

Kg 0,14 11.68

5,250

11.68

5,250 100 14

Pesanan

kondisi

sempurna

Kg 0,33 11.10

0,988

11.68

5,250 95 31

Res

ponsi

vit

as

Waktu

siklus

pemenuhan

pesanan

Hari 0,28 174 162 93 26

82

Waktu

siklus

pengemasan

Menit/

karung 0,11 35 30 86 9

Waktu

siklus

penjadwalan

pengiriman

Hari 0,06 9 7 78 5

Waktu

siklus

pengolahan

Hari 0,54 45 35 78 42

Adap

tibil

itas

Penyesuaian

rantai pasok

atas

Kg 0,22 0,08 0,08 100 22

84

Penyesuaian

rantai pasok

bawah

Kg 0,16 - - - 0

Fleksibilitas

rantai pasok

atas

Hari 0,62 72 72 100 62

Bia

ya

Biaya

Komersil

Rupiah

/bulan 0,23

8.958

.333

7.000

.000 78 18

89 Biaya

produksi

Rupiah

/kg 0,67

290.

700

270.

700 93 62

Biaya

pengiriman Rupiah 0,10 3.668 3.000 82 8

83

Atr

ibu

t

kin

erja

Met

rik

kin

erja

Satu

an

Bob

ot

Ak

tual

Targ

et

per

ban

d

ingan

Nil

ai

met

rik

kin

erja

Tota

l

nil

ai

atr

ibu

t

kin

erja

Man

ajem

en a

set

Waktu

siklus kas Hari 0,62 83 51 61 38

65

Lama

pembayaran

utang

Hari 0,16 14 14 100 16

Lama

penerimaan

piutang

Hari 0,22 60 30 50 11

*data aktual dan target berdasarkan data produksi tahun 2018

Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat nilai atribut reliabilitas yaitu sebesar 96

yang merupakan total dari nilai metrik kinerja dan termasuk ke dalam kriteria

sangat baik (Excellent). Data perbandingan pada metrik pemenuhan pesanan yaitu

97% dikarenakan pada produksi tahun 2018 hanya mampu memenuhi total

pesanan green beans dan roasted beans sebanyak 11.685,250 kg dari total target

penjualan sebanyak 12.000 kg, hal tersebut terjadi karena terdapat produk yang

mengalami kerusakan selama proses pengolahan. PT Sinar Mayang Lestari pada

tahun 2018 mampu mengirimkan produk sesuai dengan kuantitas pesanan

sehingga menghasilkan data perbandingan 100%. Produk yang dikirimkan kepada

konsumen sudah sesuai dengan kuantitas pesanan namun kondisi produk yang

dikirimkan masih terdapat sedikit cacat yaitu sebanyak kurang lebih 0,05% dari

total produk yang dikirimkan, karena produk kopi dengan kelas specialty

memiliki syarat maksimal jumlah cacat hanya 1% sehingga menghasilkan data

aktual sebesar 95%.

Nilai atribut responsivitas yaitu sebesar 82 dan termasuk ke dalam kriteria

sedang (Average), nilai atribut ini menerangkang kecepatan perusahaan dalam

melakukan proses penyampaian produk kepada konsumen akhir. Waktu siklus

84

penjadwalan pengiriman dan waktu siklus pengolahan memiliki persentase paling

rendah diantara metrik kinerja pada atribut responsivitas yaitu 78%, hal ini terjadi

karena rata – rata waktu penjadwalan pengiriman pada tahun 2018 yaitu 9 hari

dari target awal yaitu 7 hari, keterlambatan dalam penjadwalan pengiriman ini

seringkali disebabkan oleh waktu pengolahan yang terkadang lebih lama dari

waktu yang sudah ditetapkan karena pengolahan kopi bergantung pada cuaca

terutama saat proses pengeringan.

PT Sinar Mayang Lestari dalam menyikapi perubahan permintaan sudah

cukup baik dengan menghasilkan nilai atribut kinerja sebesar 84 namun terdapat

metrik kinerja yang tidak dapat dihitung yaitu penyesuaian rantai pasok bawah

atau persentase dari penurunan produksi yang dicapai selama 30 hari sebelum

pengiriman saat minimnya permintaan, hal ini terjadi karena pada tahun 2018

tidak terjadi penurunan permintaan. Sistem penjualan yang berlaku di PT Sinar

Mayang Lestari yaitu pada awal tahun sudah dibuka sistem pre-order bagi para

konsumen yang ingin membeli produk dari PT Sinar Mayang Lestari, perusahaan

tersebut akan meramalkan total produksi pada tahun tersebut lalu mempersilahkan

para konsumen untuk membelinya, sehingga produk yang diproduksi pada tahun

2018 seluruhnya sudah milik konsumen yang melakukan pre-order diawal tahun.

Atribut biaya yang terdiri dari biaya komersil, biaya produksi dan biaya

pengiriman memiliki nilai atribut sebanyak 89, pada atribut biaya yang memiliki

persentase paling rendah yaitu metrik biaya pengiriman yaitu sebesar 8% hal ini

karena berdasarkan rata – rata biaya yang dikeluarkan untuk mengirimkan produk

yaitu Rp 3.668/kg yang semula ditargetkan untuk rata – rata biaya pengiriman

sebesar Rp 3.000/kg, biaya pengiriman tersebut tidak sesuai target karena

85

terkadang jasa ekspedisi yang biasa digunakan sedang mengalami kendala dalam

melakukan pick up ke PT Sinar Mayang Lestari sehingga mengharuskan

menggunakan jasa ekspedisi yang lain.

Nilai atribut manajemen aset yaitu sebesar 65, nilai atribut ini menjadi

nilai yang paling rendah diantara nilai atribut yang lain dan termasuk ke dalam

kriteria sangat kurang (Poor), hal ini dikarenakan pada metrik lama penerimaan

piutang hanya menghasilkan nilai 50% yang disebabkan perilaku konsumen yang

seharusnya melakukan pembayaran di hari ke 30 namun rata – rata konsumen

baru membayarkan di hari ke 60, dan hal tersebut kurang diperhatikan oleh

perusahaan namun perusahaan tetap melakukan pelayanan sebaik mungkin

meskipun terjadi keterlambatan dalam pembayaran produk.

Total nilai pada masing – masing atribut merupakan penjumlahan dari nilai

masing – masing metrik kinerja. Kemudian total nilai dari atribut akan

diintegrasikan dengan bobot dari setiap atribut dan menghasilkan nilai kinerja

rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari. Tabel 16 menyajikan nilai kinerja

rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari berdasarkan atribut kinerja.

Tabel 16. Nilai Kinerja Rantai Pasok Kopi Berdasarkan Atribut Kinerja

Atribut kinerja Nilai atribut kinerja Bobot atribut kinerja Nilai kinerja

Reliabilitas 96 0,39 37

Responsivitas 82 0,24 20

Adaptabilitas 84 0,10 8

Biaya 89 0,20 18

Manajemen Aset 65 0,08 5

Total 88

Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa nilai kinerja rantai pasok

berdasarkan atribut kinerja sebesar 88. Nilai tersebut didapatkan melalui

penjumlahan dari setiap nilai masing – masing atribut kinerja. Nilai tersebut

menunjukan bahwa kinerja rantai pasok kopi di PT Sinar Mayang Lestari berada

86

pada kriteria sedang (Average) berdasarkan klasifikasi nilai standar kerja menurut

(Monzcka & Handfield, 2011) yang bisa dilihat pada Tabel 17. Masih terdapat

beberapa sektor yang bisa diperbaiki untuk mencapai kriteria kinerja yang lebih

baik salah satunya yaitu memperbaiki manajemen aset yang terjadi pada PT Sinar

Mayang Lestari, dengan memperbaiki sektor tersebut maka kedepannya akan bisa

menghasilkan nilai kinerja rantai pasok yang termasuk ke dalam kriteria baik

maupun kriteria sangat baik.

Tabel 17. Nilai Standar Kinerja

Nilai Kinerja Kriteria

95 – 100 Sangat baik (Excellent)

90 – 94 Baik (Above Average)

80 – 89 Sedang (Average)

70 – 79 Kurang (Below Average)

60 – 69 Sangat Kurang (Poor)

<60 Buruk (Unacceptable)

Sumber : (Monzcka & Handfield, 2011).

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja rantai pasok kopi PT Sinar Mayang

Lestari diketahui bahwa nilai kinerjanya termasuk ke dalam kriteria sedang

dengan nilai kinerja sebesar 88. Nilai kinerja tersebut dipengaruhi dari masing –

masing nilai setiap atributnya. Jika dilihat pada nilai atribut pada Tabel 16, nilai

atribut kinerja manajemen aset mempunyai nilai 65 (sangat kurang) dan

merupakan nilai atribut yang paling rendah jika dibandingkan dengan nilai atribut

lainnya. Nilai atribut responsivitas memiliki nilai 82 (sedang) yang merupakan

nilai terendah kedua namun memiliki bobot kedua lebih tinggi setelah bobot

atribut reliabilitas. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan analisis penyebab

rendahnya nilai atribut kinerja menggunakan fishbone diagram. Fishbone

diagram atau sebab akibat digunakan untuk menganalisis suatu proses dan

87

menemukan kemungkinan penyebab atau masalah yang terjadi (Rachma Septiana

et al., 2017).

Nilai atribut manajemen aset dipengaruhi oleh nilai dari metrik waktu

siklus kas, lama pembayaran hutang dan lama penerimaan piutang. Rendahnya

nilai atribut kinerja manajemen aset disebabkan oleh lamanya penerimaan piutang

dari konsumen yang seharusnya dibayarkan dalam waktu 30 hari namun

kenyataannya konsumen baru membayarkannya rata – rata 60 hari, perusahaan

kurang memperhatikan tenggang waktu pelunasan dan kurang profesionalnya

perusahaan dalam memperlakukan konsumen. Gambar 34 menyajikan penyebab

rendahnya nilai atribut manajemen aset.

Gambar 34. Fishbone Diagram Rendahnya Nilai Atribut Manajemen Aset

Lamanya waktu penerimaan piutang oleh konsumen disebabkan oleh

kurangnya kesadaran dalam melunasi pembayaran sehingga memperlama waktu

siklus kas yang terjadi pada perusahaan. Perusahaan juga kurang memperhatikan

tenggang waktu pelunasan oleh konsumen karena proses pembukuan yang belum

tertata dengan baik, selain itu perusahaan juga kurang profesional dalam

memperlakukan konsumen karena perusahaan memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi terhadap konsumen.

88

Atribut responsivitas memiliki bobot tertinggi kedua (0,24) setelah bobot

atribut reliabilitas (0,39), namun nilai atribut kinerja responsivitas hanya 82 dan

termasuk ke dalam kriteria sedang. Penyebab belum maksimalnya nilai atribut

kinerja responsivitas dapat dilihat pada Gambar 35.

Gambar 35. Fishbone Diagram Belum Maksimalnya Nilai Atribut Responsivitas

Belum maksimalnya nilai atribut kinerja reponsivitas disebabkan oleh

periode panen yang kurang menentu karena periode panen akan bergantung

kepada iklim dan sistem pemeliharaan tanaman. Selain itu keterlambatan proses

pengiriman juga menjadi penyebabnya karena bergantung kepada lamanya waktu

pengolahan. Pengolahan yang dilakukan terutama pada tahap pengeringan masih

memanfaatkan sinar matahari lalu penyortiran yang dilakukan secara manual oleh

sumber daya manusia menyebabkan lamanya waktu pengolahan.

Berdasarkan penyebabnya dapat diketahui sektor mana saja yang masih

dapat diperbaiki untuk mendapatkan nilai kinerja rantai pasok yang baik. Sektor –

yang masih dapat diperbaiki dapat dilihat pada Gambar 36. Sektor tersebut masih

dapat diperbaiki agar nilai kinerja perusahaan menjadi baik maupun sangat baik.

89

Gambar 36. Sektor yang dapat diperbaiki