BAB I..rtf

download BAB I..rtf

If you can't read please download the document

Transcript of BAB I..rtf

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alat penangkapan ikan muncul dan berkembang dalam masyarakat dengan berbagai jenis dan bentuk, dari bentuk sangat sederhana seperti: tombak, panah, lembing dan pancing yang terbuat dari batu, kulit kerang, tulang dan gigi binatang dan lain sebagainya, kemudian berkembang berbagai jenis dan bentuk seperti: jaring insang, belat dan lainnya yang terbuat dari jaring seperti jaring kantong, tangkul, pukat, purse seine, trawl dan lain-lain. Alat penangkapan ikan berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang ada dengan berbagai macam teknik pengoperasian dan sarana apungnya (BBPPI, 1996).

Beberapa alat penangkap sederhana yang telah lama di usahakan secara tradisional oleh nelayan Indonesia, antara lain: tombak, sero, pancing, jala dan lain-lain. Kemudian menyadari alat penangkap lain, seperti: jarring lingkar (seine net), macam-macam payang, jala lompo, pukat buton, cantrang dogol, potol, bundet, pukat langgar, macam-macam jaring insang. Dalam perkembangan lebih lanjut kemudian muncul alat penangkap yang lebih produktif dan efisien, seperti: jarring trawl, pukat udang, pukat cincin, rawai tuna, huhate, jatilap (trammel net) dan lain-lainnya (BBPPI, 1996).

Dalam perkembangannya, penambahan jumlah alat penangkap untuk tiap daerah juga tidak terlepas adanya pengaruh beberapa faktor, seperti: keadaan sediaan (potensi) yang menjadi sasaran usaha penangkapan, tenaga kerja (nelayan) yang terampil dan faktor pengusaha itu sendiri yang melakukan usaha penangkapan yang umumnya berkaitan dengan permodalan. Disamping itu, factor kebiasaan (adat) kebudayaan mesyarakat nelayan setempat yang justru memegang peran penting (BBPPI, 1996).

Banyaknya alat penangkap ikan yang ada di Indonesia memiliki metode dan teknik penangkapan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, perlu adanya pembelajaran dan pemahaman tentang masing-masing alat tangkap tersebut, misalnya tentang metode pengoperasian alat tangkap. Metode pengoperasian alat tangkap yang tepat akan membantu dalam menjaga dan melestarikan kekayaan sumberdaya ikan sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

Tujuan

Tujuan dari praktikum Metode Penangkapan Ikan adalah:

Mengetahui klasifikasi alat tangkap gill net, trammel net, arad, rawai, bagan, dan bubu;Mengetahui metode dan cara operasi alt tangkap gill net, trammel net, arad, rawai, bagan dan bubu;Mengetahui desain dan konstruksi alat tangkap gill net, trammel net, arad, rawai, bagan dan bubu;Mengetahui hasil tangkapan alat tangkap gill net, trammel net, arad, rawai, bagan, dan bubu;Mengetahui cara penentuan posisi penangkapan;Mengetahui cara kerja dan fungsi alat bantu penangkapan seperti GPS, fish finder, current meter, dan anemo meter;Mengetahui alat tangkap ramah lingkungan yang dilihat dari metode penangkapannya.

Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum Metode Penangkapan Ikan yaitu mahasiswa dapat mengenalkan alat tangkap yang ramah lingkungan maupun yang tidak ramah lingkungan kepada nelayan yang didasarkan dari metode pengoperasian alat tangkap, ukuran alat tangkap maupun mesh size pada jarring. Kemudian mahasiswa mampu menentukan lokasi penangkapan atau fishing ground sesuai dengan jenis alat tangkap yang digunakan dan mengimplementasikan ilmu metode penangkapan ikan dengan latihan mengoperasikan alat penangkapan ikan secara langsung sebagaimana yang telah dilakukan oleh nelayan di daerah Pantai Utara Jawa.

1.4.Waktu dan tempat

Praktikum Metode Penangkapan Ikan ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2014, pukul 07.00 WIB, di kampus Perikanan Tembalang, Semarang, untuk praktikum darat dan pada tanggal 18-19 Mei 2014 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pesisir (LPWP), Jepara, untuk praktikum laut.