Skripsi Pak Har Rtf

download Skripsi Pak Har Rtf

If you can't read please download the document

Transcript of Skripsi Pak Har Rtf

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPeningkatan ilmu dan teknologi yang semakin pesat tentunya tidak terlepas dari masalah pendidikan. Hal ini berakibat pada dunia pendidikan yang tak pernah sepi dari pembaharuan-pembaharuan agar sesuai dengan perkembangandanteknologi. Peningkatanmutupendidikandewasaini sudah menjadi tuntutandansekaligustelahmenjadi tekadpemerintahdalamwaktu mendatang, bahkan secara formal dikatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan sudahtidakdapatditawar-tawar lagi, iniharus diartikan bahwasetiap lembaga pendidikan termasuk lembaga pendidikan, guru harus mandiri dan mawas diri. Orientasi pendidikan suatu bangsa akan menunjukkan bagaimana praktik pendidikanberlangsung, danpadatahapberikutnyaakandapatdijadikandasar untuk meramalkan kualitas lulusan yang ditelorkan oleh praktik pendidikan tersebut (Rasyid, 2007:27). Dipandang dari sudut potensi manusia baik jasmani danrohani,tidak boleh tidak mesti memperoleh pendidikan agar potensi yang ada itu tumbuh dan berkembang. Guru harus berperan dalam peningkatan mutu pendidikandanharuspandai menyampikanmateri danpelajarandanmemilih cara yang tepat atau sesuai dengan materi tersebut sehingga diperoleh hasil yang sangat akurat. Jadi guru matematika harus mampu menumbuhkan semangat siswa untuk belajar matematika dan merancang sebuah model pembelajaran yang dapat membantu mengatasi kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari matematika.Orientasi pendidikan yang kita pergunakan saat ini menyebabkan praktik pendidikan kita mengisolir diri dari kehidupan yang riil yang ada di luar sekolah, kurangrelevanantaraapayangdiajarkandengankehidupandalampekerjaan, terlalu berkonsentrasi pada pengembangan intelektual yang tidak berjalan dengan pengembanganindividusebagai satukesatuanyangutuhdanberkepribadian. Proses belajar mengajar didominasi dengantuntutanuntukmenghafalkandan menguasai pelajaran sebanyak mungkin guna mengadapi ujian atau tes, dimana anak tersebut harus mengeluarkan apa yangtelah dihafal (Rasyid, 2007:27). Akibatnya siswa masih mengganggap bahwa matematika sebagai pelajaran sulit karenabersifat abstraks, sehinggadalammempelajari matematikadiperlukan abstraksi yang tinggi. Siswa yang memiliki abstraksi yang tinggi cenderung mempunyai sikap dan minat yang baik dan tinggi belajarnya terhadap matematika,sehingga prestasi belajar yang diperoleh cenderung baik.Salah satu hasil assessment TIMSS (Trends in InternationalMathematicsandSciencesStudy) tahun1999tentangkemampuanpenguasaan siswa telah menempatkan siswa Indonesia pada peringkat ke 34 dari 38 negara yang disurvei. Bahkan di tahun 2003 TIMMSmelakukan penelitian tentang kemampuan fakta, prosedur dan konsep, aplikasi pengetahuan matematika dan pemahaman siswa menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan yang ke 40 dari 49 negara (Arifin, 2009:02).Bukan rahasia lagi bahwa matematika merupakan pelajaran yang cenderungtidakdisukaioleh siswa,bahkan ada asumsi bahwa semakin tinggi jenjangpendidikansemakinsulit matematikauntukdipelajari. Walaupunsulit 2tapi matematika sangat perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalamsegalasegikehidupan; (2)semuabidangstudi memerlukanketrampilan matematikayangsesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat,singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian; (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Oleh karena itu belajar matematika haruslah bermakna dan dibiasakan belajar dengan memahami apayangterjadi disekitarnya, siswaakanmenyadari bahwasegalahal yang terjadi dilingkungan sekitar siswa baik di sekolah maupun luar lingkungan sekolahdapat diaktualisasikan dandikaitkandenganpelajaran matematika di sekolah,maka sudah seharusnya pendidikan formal khususnya matematika lebih memberikan arah kepada siswa dalam menghadapi dunia nyata.Model pembelajaranyangselamaini seringdigunakandalamkegiatan belajar mengajar adalahmodel pembelajaranekspositori, dimanatingkahlaku kelasdanpenyebaranpengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru.Metode ekspositori ini memiliki kesamaan dengan metode ceramah karena dalam prosses pembelajaran seluruh aktivitas didominasi guru. Akan tetapi ada perbedaan antara metode ekspositori dengan metode ceramah yaitu pada metode ekspositori diselingi tanya jawab antara siswa dan guru,sehingga ada interaksi antara siswa danguru. Sedangkanpadametodeceramahguruhanyamenyampaikanmateri tanpa ada tanya jawab antara guru dan siswa.Dalamekspositori, siswadiharapkandapat menangkapinformasi yang telahdiberikanolehgurusertadapat mengungkapkankembali apayangtelah 3dimilikinyamelalui responyangtelahdiberikanyapadasaat diberi pertanyaan olehguru. Kelebihanmetode ini Gurubisa mengontrol urutandankeluasan materi pembelajaransehinggagurumengetahui sejauhmanasiswamenguasai pelajaran yang disampaikan dan cocok digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar, akan tetapi strategi ini hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memilki kemauan mendengar dan menyimak baik dan tidak dapat melayani perbedaansetiapsiswabaikkemampuan, pengetahuan, minat danbakat serta perbedaan gaya belajar sehingga gaya komunikasi terjadi satu arah, mengontrol pemahaman siswa akan materi pelajaran akan sangat terbatas, sehingga mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas pada apa yang dimiliki guru dan ini merupakan realita yang terjadi di MTs. Maarif Sukodadi Lamongan.Metode discovery(penemuan terbimbing) merupakan suatu metode yang mengutamakanaktivitassiswa dan akan melibatkan guru bila siswa mengalami suatu kesulitan saja, belajar penemuan dapat terjadi selama guru mencerminkan pelajaran didalamkelompok diskusi dan dalamkegiatan kelompok melalui percobaan laboratoriummatematika dan didalamsituasi ruangan kelas yang bebas.Metode ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses kognitif/pengenalan siswa serta memperleh pengetahuan yangbersifat sangat pibadi (individual) sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.Walaupunbaiknyametodeini tetapi masihadapulakelemahanyang perlu diperhatikan ialah bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil dan bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan 4danpengajaran tradisional mungkinakansangat kecewa bila diganti dengan metode penemuan.Tetapi apakah metode-metode pembelajaran di atas benar-benar dapat memberi motivasi padasiswadalammempelajari matematika, termasukdalam mempelajari materi faktorisasi sukualjabar, sehingga hasil belajarnya baik. Kiranya hal itulah dipandang perlu untuk diteliti.Oleh karena itu penulis ingin meneliti diantara keduametode pembelajarandi atas, apakahkeduanya akan memberikan hasil belajar yang sama atau tidak. Sehingga dari penelitian ini akan ditemukan alternatif untukmemberi motivasi balajar danmeningkatkanhasil belajar siswa.Dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui adakah perbedaan yang akan terjadi antarametodediscovery(penemuanterbimbing) danmetodeekspositori terhadap hasil belajar matematika siswa. Untuk itu peneliti memilih judul PerbandinganHasil Belajar MatematikaantaraYangBelajar denganMetode Discovery(Penemuan Terbimbing) dengan Pembelajaran Metode Ekspositori pada Pokok Materi Faktorisasi Suku Aljabar di Kelas VIII MTs. Maarif SukodadiLamongan Tahun Pelajaran 2010/2011.B. Identifikasi Masalah Pendidikan di Indonesia masih tetap didominasi oleh pembelajaran zaman dahulu. Suatupembelajarandipandangbahwapengetahuansebagai perangkat faktafaktayangharus dihafal di dalamkelas danmasihberfokus padaguru sebagai sumber yang utama.5Berdasarkanuraianyangterdapat padalatar belakangdi atas terdapat beberapamasalahyangdihadapi dalamproses belajar mengajar, diantaranya adalah belum terbiasanya guru dalam melaksanakan model pembelajaran dengan metode yang bervariatif dalam penyampaian materi matematika. Selain itu siswa kurang menguasai informasi yang diberikan guru baik terhadap sintaks pembelajaranyangakanditerapkandalamkegiatanbelajar mengajar maupun terhadap materi yang harus dikuasainya,sehingga penyampaian informasi harus diberikan secara berulang dan pada akhirnya akan menghambat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.C. Batasan MasalahAgarpembahasan pada penelitian ini tidak melebar, maka peneliti memberikan batasanbatasan : 1.Hanya menggunakan dua metode yaitu discovery dan ekspositori2. Hanyamembahas tentanghasil belajar siswapadamateri faktorisasi suku aljabar.3. Subjekyangditeliti adalahsiswakelas VIII AdanVIII BMTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011.D. Rumusan MasalahBerdasarkan pada latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode discoverydan ekspositori pada materi pokok faktorisasi suku aljabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011 ?62. Jika ada, lebih baik mana prestasi belajar yang menggunakan metode discoverydengan metode ekspositori pada materi pokok faktorisasi suku aljabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011 ?E. Tujuan PenelitianSesuai dengan pertanyaan di atas, tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar antara siswa yang belajar dengan metode discoverydan metode ekspositori pada materi pokok faktorisasi suku aljabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011.2. Untuk mengetahui lebih baik mana prestasi belajar yang menggunakan metodediscoverydenganmetodeekspositori padamateri faktorisasi suku aljabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011F. Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini mencakup :1. Bagisiswa, membantusiswadalammeningkatkan hasilbelajar matematika dan meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari matematika.2. Bagi guru, memberikan masukan dalam mengembangkan metode yang tepat dalam proses belajar.3. Bagi peneliti, melatih kemampuan serta menambah pengalaman sebagai bekal dalam melaksanakan tugas mendidik 7G. Definisi Operasional VariabelDengan mendefinisikan variabel secara operasional, maka dapat mengetahui alat ukur serta baik buruknya pengukuran tersebut sebagai pengukuran variabel.Adapun dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah :1. Metode discovery (penemuan terbimbing)Yang dimaksud metode discovery dalam penelitian ini adalah metode mengajar yang diatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahutinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya dan guru hanya membimbing bila anakmengalami kesulitandalammelakukanterkaan, mengira, coba-coba sesuai dengan konsep yang dimiliki untuk sampai kepada konsep yang harus dimiliki.2. Metode EkspositoriYang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode dimana guru hanya memberi informasi padasaat tertentumisalnyapadapermulaanpelajaran, memberi contoh soal, menjawab pertanyaan siswa dan memberi soal latihan.3. Prestasi Belajar MatematikaYang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleholehsiswadalammengerjakansoalatautesyangdiberikanpada akhir pembelajaran matematika pada materi pokok faktorisasi suku aljabar di kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan.8H. Sistematika PembahasanBab I: Pendahuluan yang terdiri atas : latar belakang masalah,identifikasi masalah, batasan masalah, rumusanmasalah, tujuanpenelitian, manfaat penelitian,definisi operasional,sistematika pembahasan.Bab II:Landasan Teoritisyang memuat: hakikat belajar mengajar matematika, model pembelajaran,metode mengajar,metode discovery(penemuam terbimbing),dasardasar teori tentang ekspositori,Perbandingan Penerapan Metode Discovery dan Metode Ekspositori prestasi belajar,hipotesis.Bab III:Metode Penelitianyangmemuat : rancanganpenelitian, subjek penelitian,instrumen penelitian,analisis data,pengujian hipotesis.Bab IV : Pengujian dan Analisis Data yang memuat : gambaran umum objek penelitian, penyajian data dan Uji Prasyarat analisis data, pengujian hipotesis,dan pembahasan.Bab V: Penutup yang memuat simpulan dan saran9BAB IILANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIANA. Hakikat Belajar Mengajar MatematikaDalamkegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktifuntukmencapainya. Keaktifananakdidikdisinitidakhanyadituntut dari segi fisikanak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinanbesar tujuanpembelajarantidaktercapai. Ini samahalnyaanak didik tidak belajar,karena anak didik tidak merasakan perubahan didalam dirinya Padahal belajar padahakikatnyaadalahperubahanyangterjadi didalamdiri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataanya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik,mabuk,gila,dan sebagainya.Kegiatan mengajar bagi para guru menghendaki hadirnya sejumlah anak didik. Berbedadenganbelajar. Belajar tidakselamanyamemerlukankehadiran seorang guru. Cukup aktifitas yang dilakukan oleh seseorang diluar dari keterlibatan guru seperti belajar di rumah cenderung menyendiri dan tidak terlalu banyak mengaharapkan bantuan orang lain. Hal ini perlu sekali guru sadari agar tidak terjadi kesalahantafsir terhadap kegiatan pengajaran Olehkarena itu, 10belajar dan mengajar merupakan istilah yang sudah baku dan menyatu di dalam konsep pengajaran.Gurumemiliki banyaktugasdantanggungjawabbaikterikat olehDinas maupun diluar Dinas atau dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkanterdapat tigajenis tugas guruyaitu: tugas dalambidang profesi,tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar adalah dwi tunggal dalam perpisahanragasiswabersatuantaragurudananakdidik. Samahalnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar (Wasmin,2008:10).1. Ciri-ciri belajar mengajarSebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar tidak terlepasdari ciri-ciri tertentu, yangmenurut Suardi (dalamMahmudah, 2008:10) sebagai berikut :a. Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untukmembentukanakdidik dalamsatu perkembangan tertentu. Anak didik mempunyai tujuan, unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.b. Ada suatu prosedur yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai 11tujuansecaraoptimal, makadalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-langkah sistematik dan relevan.c. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.d. Ditandai dengan aktivitas anak didik sebagai konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.e. Dalam kegiatan belajar mengajar, guruberperansebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing, guruharus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif.f. Dalam kegiatan belajar mengajar 12membutuhkan disiplin. Disiplin dalamkegiatanbelajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.g. Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktutertentusupayatujuan itu sudah harus dicapai.h. Evaluasi. Evaluasi merupakan bagian penting yang harus dilakukan guru untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan.2. Komponen-komponen belajar mengajarSebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi : 13a. TujuanTujuanadalahcita-citayangingindicapai dari pelaksanaan suatukegiatan.b. Bahan pelajaranBahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalamprosesbelajar mengajar, tanpabahan pelajaranproses belajar mengajar tidak akan berjalan. Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalahsesuatuyangmembawapesanuntuktujuan pengajaran. Bahan pelajaran menurut Arikunto yang dikutip Mahmudah (2008:13) merupakan unsur yang ada dalamkegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. c. Kegiatan belajar mengajarAdalahinti kegiatandalampendidikan. Segalasesuatuyang telah diprogramkan anak dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.d. MetodeMetode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tujuannya bila ia tidak menguasai satupun metode mengajar yang telah dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi 14dan pendidikan. e. Alat Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. f. Sumber pelajaranYang dimaksud dengan sumber-sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang .g.EvaluasiStuffelbeam1971 (dalamRasyid, 2007:3), menyatakan bahwa evaluasi adalah proses memperoleh, menyajikan, dan menggambarkan informasi yang berguna untuk menilai suatu alternatif pengambilan keputusan.B. Model PembelajaranPembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalamupaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Menurut Soekamto(dalam Nurul, 2008:10)model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikanpengalamanbelajar untukmencapai tujuanbelajar tertentu 15dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.Menurut Nieveen(dalamTriantoyangdikutipdari Nurul, 2008:10) suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Shahih (valid)Aspek validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu :a. Apakah model yang dikembangkan berdasarkan pada rasional teoritik yang kuat.b. Apakah terdapat konsistensi interval 2. PraktisAspek kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika :a. Para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang dikembangkan dapat diterapkan.b. Kenyataanmenunjukkanbahwaapayangdikembangkan dapat diterapkan.3. EfektifBerdasarkanaspekefektifitas ini, Nieveenmemberikanparameter sebagai berikut :a. Ahli danpraktisi berdasarkanpengalamanyamenyatakan bahwa model tersebut efektif.b. Secara operasional model tersebut memberikan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.Menurut Mardapi(dalamRasyid, 2008:133)untukmelihat tingkah 16kelayakansuatumodel pembelajaranpadaaspekvaliditasdibutuhkanahli dan praktisi untuk memvaliditasi model pembelajaran yang dikembangkan dan adanya alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai yang sesungguhnya dari apa yang kita inginkan. Sedangkan untuk aspek kepraktisan dan efektifitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran yang dikembangkan dan instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.Arends dan pakar model pembelajaran yang lain(dalam Nurul, 2008:11) berpendapat bahwa tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik diantara lainnya, karena masingmasing model pembelajaran yang dirasakan baik apabila telahdiujicobakanuntukmengajarkanmateri pelajarantertentu. Oleh karenaitudari beberapamodel pembelajaranyangadaperludiseleksi model pembelajaranmana yang paling baik untuk mengajarkan suatu materi tertentu.Dalam mengajarkan suatu materi tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.Oleh karena itu pemilihan suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbanganpertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognigtif siswa yaitu kemampuan untuk melakukan abstraksi serta berfikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. C. Metode MengajarMenurut Nawawi(dalamNurul, 2008:12)Metodemengajar adalah 17kesatuan langkah kerja yang dikembangkan oleh guru berdasarkan pertimbangan rasional tertentu, masingmsing jenisnya bercorak khas dan kesemuanya berguna untukmencapai tujuantertentu. Sedangkanmenurut Surakhmad(dalamNurul, 2008:12) menegaskanbahwametodepengajaranadalahcaracarapelaksanaan dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.Dalampemilihan metode mengajar menurut Ahmadi (dalamNurul, 2008:12) terdiri dari empat hal, yaitu :1. Relevansi dengan tujuan2. Relevansi dengan bahan3. Relevansi dengan kemampuan guru4. Relevansi dengan situasi pengajaranSedangkanmenurut Landizal (dalamNurul, 2008:12)dasarpemilihan metode mengajar terdiri dari :1. Tujuan 2. Materi3. Fasilitas4. guruJadi dalam memilih metode mengajar, halhal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :1. Tujuan yang akan dicapai2. Bahan yang akan diberikan3. Waktu dan perlengkapan yang tersedia184. Kemampuan dan banyaknya murid5. Kemampuan guru mengajarMenurut Sudjana(dalamNurul, 2008:13) dalampraktikmengajar, metode yang baik digunakan adalah metode mengajar yang bervariasi atau kombinasi dari beberapa metode mengajar,seperti :1. Ceramah,tanya jawab dan tugas2. Ceramah,diskusi dan tugas3. Ceramah,demonstrasi dan eksperimen4. Ceramah,sosiodrama dan diskusi5. Ceramah,problem solving dan tugas6. Ceramah,demontrasi dan latihanDalambidangpengajarandisekolah, adabeberapafaktorlainyang ikut berperan dalam menentukan efektivitas metode mengajar,antara lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi atau lingkungan belajar. Menurut Darling-Hammond(dalamHarunRasyid, 2008:42), guru menjadi pelaksana digaris depan. Oleh karena itu, guru perlu memahami dengan baikstandaryangada, memahamipentingya penilaianyang berkelanjutan, dan perlu mengetahui posisi strategis mereka. Dengan demikian diharapkan guru menjadi mampumeningkatkanpraktikpenilaiandalamkelas, merencanakan kurikulum, mengembangkan potensi diri siswa, dan memahami cara pengajaran mereka sendiri.Jadi metode mengajar salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakanhubungandengansiswapadasaatberlangsungnya pelajaran.Oleh 19karenaitu, metodemengajar berperansebagai alat untukmenciptakanproses belajar mengajar. Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan siswa, sehubungandengankegiatangurumengajar, sehinggaterciptainteraksi edukatif dalamkegiatanbelajar mengajar. Metodemengajar yangbaikadalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta digunakan secara bervariasi.Tugas guruadalahmemilihmetodeyangtepat untukmenciptakan proses belajar mengajar yang baik.Ketepatan penggunaan metode mengajar sangat tergantung pada tujuan,isi,proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar.D. Metode Discovery (penemuam terbimbing)Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaransedemikianrupasehinggaanakmemperolehpengetahuan yangsebelumnyabelumdiketahuinyaitutidakmelalui pemberitahuan, sebagian atauseluruhnya ditemukansendiri. Dalampembelajarandiscovery(penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Metodediscoverydiartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objeksebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif 20didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebutdiscovery. Discoveryyang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip. Discoveryialahprosesmental dimanasiswamampumengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuatdugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialahsuatupembelajaranyangmelibatkansiswadalamproses kegiatanmental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkanpadaaktifitassiswadalambelajar. Dalamprosespembelajaran dengan metode ini,guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkansiswauntukmenemukankonsep, dalil, prosedur, algoritmadan semacamnya. Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1). Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2).Berpusat pada siswa; (3). Kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada. 21Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut: 1. Lakukanlah perencanaan yang matang sebelumpembelajaran dimulai. Hal-hal tertentu perlu dipersiapkan, terutama fasilitas yang akan digunakan untuk kepentingan demontrasi.2. Rumuskanlah tujuan pembelajaran dengan metode demontrasi, dan pilihlah materi yang tepat untuk didemontrasikan.3. Buatlah garis besar langkah-langkah demonstrasi, akan lebih efektif jika yang dikuasai dan difahami baik oleh peserta didik maupun oleh guru.4. Tetapkanlah apakah demonstrasi tersebut akan dilakukan guru atau oleh peserta didik, atau oleh guru kemudian diikuti oleh peserta didik.5. Mulailah demonstasi dengan menarik perhatian seluruh peserta didik, dan ciptakanlah suasana yang tenang dan menyenangkan.6. Upayakanlah agar semua peserta didik terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.7. Lakukanlah evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadapefektivitas metodedemonstrasi maupunterhadaphasil belajar peserta didik.(Mahmudah, 2008:31).Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metodediscovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1)merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendirikonsep yang dipelajari,maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalamingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; 22(3) pengertianyangditemukansendiri merupakanpengertianyangbetul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4)denganmenggunakanstrategidiscoveryanakbelajarmenguasai salahsatu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswabelajar berpikir analisis danmencobamemecahkanproblemayang dihadapi sendiri,kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata. Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1)pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2)hasilbelajardiscoverymempunyai efektransferyanglebihbaikdari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajardiscoverymeningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman,(2001: 179) sebagai berikut: 1. Siswa aktif dalamkegiatanbelajar, sebabia berpikir danmenggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir; 2. Siswa memahami benar bahanpelajaran, sebabmengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat; 3.Menemukansendirimenimbulkanrasa puas.Kepuasanbatininimendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat; 234. Siswayangmemperolehpengetahuandenganmetodepenemuanakanlebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks; 5. Metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri. (Email: herdy_alayyubi07.yahoo.co.id .Blog: herdy07.wordpress.com)Selain memiliki beberapa keuntungan,metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan,diantaranya :1. Membutuhkan waktubelajar yanglebihlama dibandingkan dengan belajar menerima.2. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini dan siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.3. Bilakelas terlalubesar penggunaanteknikini akankurang berhasil.4. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan metode penemuan.5. Dengan metode ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan siswa dan ketrampilan bagi siswa.6. Metode ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk 24berfikir secara kreatif.E. DasarDasar Teori Tentang EkspositoriMenurut Hudjojo(dalam Nurul, 2008:25)metode ekspositori merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide, gagasan atau memberi informasi dengan lisan atautulisan. Dalam pelaksanaanya guru hanya memberi informasi pada saat tertentu jika diperlukan, misalnya pada permulaan pelajaran, memberi contoh soal, menjawab pertanyaan siswa dan sebagainya. 1. Sintaks metode ekspositoriSecaragarisbesarproseduryangdilakukandalammetodeekspositori adalah sebagai berikut :a. Persiapan (Preparation)Tahappersiapanberkaitan denganmempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalamstrategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan. Beberapa hal yang harus dilakukan dalam langkah persiapan di antaranya adalah:1) Berikan sugesti yang positif dan hindari sugesti yang negatif.2) Mulailah dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai.253) Bukalah file dalam otak siswa.b. Penyajian (Presentation)Langkahpenyajianadalahlangkahpenyampaianmateri pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Guru harus dipikirkan guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Karena itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini, yaitu : 1) penggunaan bahasa, 2) intonasi suara, 3) menjaga kontak mata dengan siswa,dan 4) menggunakan joke-joke yang menyegarkan.c. Korelasi (Correlation)Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya.Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimilikinya maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.d. Menyimpulkan (Generalization)Menyimpulkanadalahtahapanuntukmemahami inti (core)dari materi pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkahyangsangat pentingdalamstrategi ekspositori, sebabmelalui 2611 2a 3 - 4 1 2 - 4langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.e. Mengaplikasikan (Application)Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalamproses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya: 1) Dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan,2) Dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.(Suryadharma,2008:33)Gambar 1 : Ekspositori ditinjau dari kegiatan guru27Siswa bertanya1Guru menyampaikan informasi atau menjawab pertanyaan siswaGuru mengarahkan kembali kepada siswa lain2a 23EksposisiSiswa menyampaikan informasi ( menjawab pertanyaan )b 21 2 - 3 1 2a 2b - 3Keterangan : Jalur yang ditempuh :atau Gambar 2 : Ekspositori ditinjau dari kegiatan siswaKeterangan : Jalur yang ditempuh :atau 2. Prosedur Skoring pada Metode EkspositoriDalam pemberian skor pada metode ekspositori dengan cara menganalisis hasil belajar siswa tanpa memperhitungkan skor perkembangan siswa. Seorang siswa dikatakanberhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium),sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.283. Kelebihan dan kekuarangan metode ekspositoriKelebihan metode ekspositori adalah :a. Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran sehingga guru mengetahui sejauh mana siswa menguasai pelajaran yang disampaikan.b. Strategi ini dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran cukup luas,sementara waktu yang dimiliki untuk belajar sangat terbatas.c. Siswamendengar penuturan(kuliah) tentang materi pelajaran sekaligus siswa bisa melihat/mengobservasi (melalui pelaksanaan demontrasi).d. Cocok digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.Kekurangan metode ekspositori adalah :a. Strategi ini hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak baik. Untuk siswa yang tidak memilki 29kemampuanseperti ituperludigunakanstrategi yang lain.b. Strategi ini tidak dapat melayani perbedaan setiap siswa baik kemampuan, pengetahuan, minat dan bakat serta perbedaan gaya belajar.c. Strategi ini diberikan melalui ceramah,maka sulit untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal serta kemampuan berfikir kritis. d. Keberhasilan metode ini tergantung pada yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, kemampuan bertutur (berkomunikasi), kemampuan mengelola kelas.e. Gayakomunikasi terjadi satuarah, mengontrol pemahaman siswa akan materi pelajaran akan sangat terbatas, sehingga mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa terbatas pada apa yang diberikan guru.(http://eduplus.or.id/?page=artikel&ida=433&idt=9)Dari uraian diatas dalam metode ekspositori, kelas masih didominasi oleh gurusebagai pusat informasi yangmenyebabkangurulebihaktif sedangkan siswa cenderung pasif dalam proses belajar mengajar yang menjadikan 30pengajaran kurang efektif dan efisien.Untuk mengurangi dominsi guru dalam pembelajaran, peneliti menggunakanLKSsehingga guru lebih berfungsi sebagai fasilitator.Seorang guru tidak menerangkan semua materi dan contohcontoh soal secara menyeluruh kepada siswa. Guru hanya menerangkan uraian secara singkat tentang materi yang disampaikan dan pada kesempatan ini siswa dapat bertanya tentang teori dari materi yang disampaikan. Setelah itu siswa disuruh mengerjakanLKS. Karenakegiatanbelajar mengajar denganmenggunakan LKSdapat memudahkantugas peroranganmaupunkelompok, karenasiswa dapat meyelesaikan tugas itu sesuai dengan kemampuanya.Hasil pekerjaan siswa dalamLKS dapat dibahas bersama guru atau dikumpulkan untuk dikoreksi guru kemudian dikembalikan lagi kepada siswa. Dengan demikian siswa dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat padahasilpekerjaanya,yang selanjutnya siswa bisabelajardanbisa membenarkan dimana letak kekurangan dan kesalahan itu.Denganmelibatkan siswa secara aktif akan menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif yang nantinya akan menentukan keberhasilan siswa dalam belajarnya. F. Perbandingan Penerapan Metode Discovery dan Metode EkspositoriBerdasarkan kajian yang telah diuraikan mengenai kelebihan dan kekurangan metode Discovery dan Metode Ekspositori,maka dapat dirumuskan perbandingan sebagai berikut :31Tabel 1 : Perbandingan Metode Discovery dan Metode EkspositoriAspek PelaksanaanDiscovery EkspositoriPeranan Guru Melakukan pemantauan melalui observasi danmemberikanintervensi jika dibutuhkanObservasi danintervensi sering tidak dilakukanCara kerja Saling berinterakasi IndividualPemberi materiBerdasarkan pada kemampuan mereka dalammenemukansuatukonsepdan guru hanya sebagai fasilitatorGuruGaya Komunikasi Guru dengan siswa dan antar siswa Gurudengansiswa(satu arah)Sistem penyekoranBerdasarkan pada rata-rata setiap kelasBerdasarkan pada poin yang diperoleh individu pada proses pembelajaranPenekanan pembelajaranPenemuan konsep, penyelesaian dan hubungan interpersonalPenyelesaian tugasBerdasarkan tabel perbandingan diatas,dapat disimpulkan bahwa metode discoverylebihbaikdaripada metode ekspositori, karenaselainperanguru, tanggungjawab siswa dan gaya komunikasi yang terjadi pada proses pembelajaran,penekanan pada proses belajarpun mengarahkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.G. Prestasi Belajar32Menurut Poerwaminta(dalamNurul, 2008: 31), prestasi adalahhasil yang telah dicapai (dilakukan,dikerjakan). Sedangkan pengertian belajar adalah prosesperubahansikapdan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan latihan-latihan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar adalahhasil yangtelahdicapai siswasetelahsiswamelakukan usaha atau belajar dari pengalaman-pengalaman atau latihan-latihan dan hasilnya dapat diukur melalui nilai atau skor. Jadi pretasi belajar matematika dapat diartikan sebagaihasilbelajar matematika yang dapat dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor setelah siswa mengikuti pembelajaran.Prestasi belajar yangdicapai siswadipengaruhi olehduafaktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalamdirisiswa. Faktor dari dalamdirisiswa meliputimotivasibelajar siswa, minat siswa, perhatian, sikap, kebiasaanbelajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa. Faktor ini tidak kalah penting dengan faktor internal dan guru merupakan komponen yang mampu mengkondisikan situasi eksternal siswa sehingga dapat maksimal dalambelajarnya. Beberapa faktor dari luar dapat menimbulkan doronganataurangsanganterjadinya proses balajar dalamdiri siswa. Faktor eksternal dalam proses pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menjadi tiga lingkungan yakni lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Diantara ketiga lingkungan itu yang paling besar pengaruhnya terhadapprosesdanhasil belajar siswadalamprosesbelajar mengajar adalah lingkungan sekolah seperti guru, sarana belajar, kurikulum, teman-teman sekelas, 33dan peraturan sekolah. Dalam proses belajar mengajar sebagian besar hasil belajar pesertadidikditentukanolehperananguru. Guruyangkompetenakanlebih mampu menciptakan lingkungan belajar yangefektif danakanlebihmampu mengelola PBM,sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Untukmeningkatkanmutu motivasi para guru untuk dapat meningkatkan mutu siswa, diperlukanfaktor pendukung, yaitu: Kemauankerjayangtinggi dari guru, lingkungan kerja yang nyaman, penghasilan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup, jaminan sosial yang memadai dan hubungan kerja yang harmonis. (Rusyan, 2008:9).H. HipotesisAdalahasumsi atau dugaan mengenaisesuatu yang dibuat untuk menjelaskanmasalahpenelitianyangkebenarannyamasihharus di uji secara empiris. (Suryabrata,2008: 21).Berdasarkanrumusanmasalahdi atas, makadapat di uraikan hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Adaperbedaanantarasiswayangdi ajar denganmetodediscovery dengan metode ekspositori pada materi pokok faktorisasi suku aljabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011.2. Prestasi belajar yang menggunakan metodediscoverylebih baik daripada metode ekspositori pada materi pokok faktorisasi suku aljabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011.34BAB IIIMETODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian Untukmemberikanhasil yangsesuai denganpermasalahandan tujuan penelitian, maka dalampenelitian ini digunakan metode penelitian eksperimendenganjenis penelitiankomparatif yaitumambandingkanprestasi belajar siswa yang diajarkan dengan metode discovery dan metode ekspositori.Dalamhal ini akandilihat perbandingan (perbedaan) hasil belajar matematika antara yang diajar dengan metode discovery(penemuan terbimbing) dengan metode ekspositori pada materi pokokfaktorisasi sukualjabar. Pada 35penelitian ini materi akan difokuskan pada sub pokok bahasan faktorisasi suku aljabar yaitu operasi hitung pada bentuk aljabar yang meliputi operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian bentuk aljabar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.Kelas eksperimen dikenai perlakuan (treatment) dengan pembelajaran metode discovery. Dalam waktu tertentu kedua kelompok dikenai perlakuan yang sama(posttest). Sebelumdiadakanperlakuanterlebihdahulukeduakelompok diberipretest(tesawal)untukmengetahui hasilbelajarsebelumdiajardengan menggunakan kedua metode tersebut. Perbedaan yang timbul dianggap bersumber dari perlakuan. Setelah disetujuinya proposal penelitian pada tanggal 15 Juli 2010, peneliti menyerahkan surat pengantar penelitian dari fakultas pada kepala sekolah MTs. Maarif Sukodadi pada tanggal 20 Juli 2010. Setelah bertemu dengan kepala sekolah dan guru yang bersangkutan,akhirnya dibuat keputusan sebagai berikut :a. Mendata siswa kelas VIII A dan VIII B.b. Peneliti membuat silabus dan RPP, beserta LKS sebagai bahan acuan pelaksanaan penelitian.c. Membuat soal yangakandigunakansebagai tes denganterlebihdahulu berkonsultasi pada guru soal kevalidan soal tes.d. Pelaksanaan pretest (tes awal) dengan tujuan mengetahui kemampuan dasar siswa dilaksanakan tanggal 26 Juli 2010 pada kelas VIII A dan tanggal 28 Juli 2010 Pada kelas VIII B.e. Melaksanakanpembelajarandenganmenggunakanduametodepadadua 36kelasdenganterlebihdahulumembagikanLKSpadatiapkelompokdan menjelaskan sedikit materi faktorisasi suku aljabar. Untuk kelas VIII A pada tanggal 2 Agustus 2010 dan tanggal 4 Agustus 2010 Pada kelas VIII B.f. Post test (tes akhir) diberikan pada seluruh siswa dengan tujuan mengetahui prestasi belajar pada kelompok eksperimen maupun kelompok control.g. Membandingkanprestasi belajar siswaantarakelompokeksperimendan kelompok kontrol.1. Variabel Penelitian Variabel dengan penelitian ini ada 2 yaitu,variabel bebas dan variable terikat. Adapun variabel tersebut adalah:a. Variabel bebas(independent variable)adalah dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran metodediscovery(penemuan terbimbing) dan metode ekspositori. b. Variabel terikat(dependent variable)adalahdalampenelitianini adalah prestasi belajar siswakelasVIIIAdanVIII Bsemester I MTs. Maarif Sukodadi Lamongan Tahun Pelajaran 2010/2011.2. Desain Penelitian Adapun dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam tabel berikut :Tabel 2 : Desain PenelitianKelompok Pretest Perlakuan Posttest37K. Eksperimen1T1X2TK. Kontrol1T2X2TKeterangan :KE: Kelompk eksperimen (kelas VIII A)KK : Kelompok kontrol (kelas VIII B)1T: Tes Prasyarat 1X: Kelompok perlakuan dengan pembelajaran metode discovery (penemuan terbimbing)2X: Kelompok perlakuan dengan pembelajaran metode ekspositori2T: Hasil belajar setelah perlakuan/tes akhir(posttest)Dari pencapaian hasil belajar matematika baik berupa nilai akademik, keaktifansiswasaat dilakukanperlakuan, maupunsosialisasi antar teman dapat diketahui manakah metode yang lebih tepat jika digunakan dalam pembelajaran materi faktorisasi suku aljabar.B. Sujek PenelitianSubjek penelitian yang digunakan adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi yangterdiri dari duakelas yaitusiswakelas VIII Ayang diajarkan dengan menggunakan metode discoverydan kelas VIII B yang diajar 38denganmenggunakanmetodeekspositori dengandistribusi kelassebagaimana terlihat dalam tabel 2.Tabel 3: Distrtibusi kelas MTs. Maarif Sukodadi LamonganTahun pelajaran 2010 / 2011Kelas L P JumlahVIII A 5 19 24VIII B 12 13 25Pemilihan kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi sebagai populasi dalam penelitian ini dikarenakan pembagian kelas VIII di MTs. Maarif Sukodadi menjadi dua kelas tidak didasarkan atas ranking dari kelas pandai, kelas sedang atau kelas kurang pandai tetapi dilakukan secara acak.1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek yang diamati. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII semester I MTs. Maarif Sukodai Lamongantahunpelajaran2010/2011, sebanyakduakelas denganjumlah siswa 49 yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan.Adapun pembagian populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII A MTs. Maarif Sukodadi tahun pelajaran 2010/2011 yang diajar menggunakan metode discoverysebagai populasi pertama dan seluruh siswa kelas VIII B yang diajar menggunakan metode ekspositori sebagai populasi kedua.2. SampelDalam penelitian ini dibutuhkan dua kelas yang satu kelas eksperimen 39dan yang lain kelas kontrol. Kedua kelas itu adalah kelas VIII A dan VIIIB. Kedua kelas tersebut dijadikan sampel penelitian.3. Teknik Sampling Karena seluruh populasi yang ada dapat dijadikan sampel, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Sedang penentuan kelas eksperimen dan kontrol dilakukan secara acak.C. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes dimana tes tersebut disusun oleh penulis sendiri berdasarkan kurikulum dan dikonsultasikan kepada guru bidang studi. Tes yang digunakan terbagi atas dua macam,yaitu :1. Pretestyang diadakan untuk menge40tahui kemampuan sebelum menerima materi faktorisasi suku aljabar41. Bahan tes prasayarat adalah materi yang diberikan sebelum syarat unt42uk menguasai materi. Dalam hal ini bahan tes prasyarat adalah materi po43kok operasi hitung bentuk aljabar pada kelas VII dan terdiri dari 10 ite44m soal yang berbentuk essay.2. Posttestyang diadakan untuk mengetah45ui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan baik dengan metode 46discovery maupun metode ekspositori. Posttest ini terdiri dari 10 47item soal yang berbentuk essay dan disusun berjenjang dari yang 48mudah ke yang sulit.D. Analisis Data1. Uji prasyarat analisis Berdasarkan jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini,yaitu data kuantitatif,maka untuk menganalisis data itu,digunakan metode analisis statistik uji t. Namun sebelumdilakukan uji t dalamanalisis data, perlu dilakukan uji pra syarat yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas, uji homogenitas. a. Uji normalitasUji normalitas digunakan untuk mengetahui kenormalan atau kemampuanyangsamadengankelompokperlakuan. Untukmengetahui kenormalan sampel yang diambil,digunakan rumus sebagai berikut :ki ii iEE OX122) ((Sudjana,1996:273).49Keterangan:2X :Distribusi Chi kuadratiO :Frekuensi pengamataniE :Frekuensi yang diharapkan dalam sampelLangkah-langkah yang dilakukan adalah dalam uji normalitas adalah sebagai berikut :1). Membuat daftar distribusi frekuensi untukmasing-masingkelompok data.2). Menghitung skor rata-rata dengan rumus :]]]]

+ ii ifC fp X X0(Sudjana,1996:71).Keterangan :0x: Tanda kelasp : panjang kelas interval 3). Menghitung simpangan baku dari kelas sampel dengan rumus : ( )( )

,`

.| 1. .2.22 2n nc f c f np si i i i(Sudjana,1996: 97)Keterangan :2s: simpangan baku502p: panjang kelas intervaln : ific: nilai sandif : frekuensi4). Menghitung tabel frekuensi harapan dan pengamatan. Langkah-langkah yang digunakan adalah :(1). Menentukan batas bawah ( )1x pada tiap-tiap kelas interval(2). Menghitung bilangan baku ( )1z untuk tiap-tiap kelas interval(3). Menghitung luas kelas interval (L)(4). Menghitung frekuensi yang diharapkan ( )iEiE=L.NKeterangan :iE: frekuensi yang diharapkanL : luas tiap kelas intervalN : banyaknya data5). Menentukan hipotesis2 1 0: Hsampel berasal dari populasi berdistribusi normal2 1 1: Hsampel berasal dari populasi yangtidakberdistribusi normal516). Menghitung nilai 2X7). Menentukan taraf nyata 05 , 0 8). Menentukan nilai ) 1 )( 1 (2 k X dari daftar distribusi chi kuadrat.9). Menentukan kriteria H0 diterima atau ditolak.H0 ditolak bila ) 1 )( 1 (2 2 k X X H0 diterima bila ) 1 )( 1 (2 2 < k X X 10). Menarik kesimpulanb. Uji Homogenitas VariansUji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui apakah varians sampel penelitian ini homogen atau tidak. Adapun langkahnya sebagai berikut :1). Menentukan hipotesis2221 0: Hvarians kedua populasi homogen2 1 1: Hvarians kedua populasi tidak homogen2). Menghitung nilai varians dari kelas sampel dengan rumus :) 1 () . ( . .2 22 2 n nC f C f np Si i i i( Sudjana,1996:97) Keterangan :2S: simpangan baku2p: panjang kelas interval52n: ifiC: nilai sandif: frekuensi3). Menghitung nilai F dengan rumus : F = Kecil VariansBesar Varians(Sudjana,1996 : 250)4). Menentukan taraf signifikan = 0, 05 5). Mencari nilai ) 2 . 1 ( 21v vFdari daftar distribusi F dengan :V1 = Derajat kebebasan pembilangV2 = Derajat kebebasan penyebut6). Menentukan kriteria 0H diterima bila < F) 2 . 1 ( 21v vF0H ditolak bila F) 2 . 1 ( 21v vF7). Menarik kesimpulan E.Uji HipotesisUji hipotesis menggunakan uji t yang dilakukan dalam dua tahap, yaitu 53. Suji t dua pihak dan uji t satu pihak. a. Uji t dua pihak uji t duapihakdilakukanuntukmengetahui adatidaknyaperbedaan prestasibelajarsiswayang diajarkan dengan menggunakan metodediscovery dan metode ekspositori.Adapun dua kemungkinan rumus yang digunakan yaitu :1). Jika 2 1 dan 2tidak diketahui, maka rumus yang digunakan adalah :2 12 11 1n nX Xt+Dengan ( ) ( )21 12 122 221 1 2 + + n nS n S nS(Sudjana,1996: 239)Keterangan :1X= rata-rata skor tes kelompok eksperimen2X= rata-rata skor tes kelompok controlS = simpangan baku gabungan 1S=simpangan baku skor tes kelompok eksperimen 2S= simpangan baku skor tes kelompok control 1n= banyaknya data kelompok eksperimen2n= banyaknya data kelompok kontrolLangkah-langkah yang dilakukan adalah : 54(a). Menentukan hipotesis 2 1 0: HTidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode discoverydan siswa yang diajar dengan metode ekspositori.2 1 1: HAda perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode discovery dan siswa yang diajar dengan metode ekspositori(b). Menghitung nilai simpangan baku dari kelas sampel(c). Menghitung nilai hitungt(d). Menentukan taraf nyata 05 , 0 (e). Menentukan kriteria hipotesis 0Hditerima atau ditolak0Hditerima ( ) ( ) 2 2 1211 2 2 1211 + ,`

.| + ,`

.|< < n nhitungn nt t t 0Hditolak bila ( ) 2 2 1211 + ,`

.|n nhitungt tatau ( ) 2 2 1211 + ,`

.| n nhitungt t(f) Menarik kesimpulan2). Jika2 1 dan kedua-duanya tidak diketahui, maka rumus yang digunakan adalah :2221212 1nSnSX Xt+(Sudjana, 1996:241)55Keterangan :1X= rata-rata tes kelompok eksperimen2X= rata-rata tes kelompok kontrol1S= simpangan baku skor tes kelompok eksperimen2S= simpangan baku skor tes kelompok kontrol 1n=banyaknya data kelompok eksperimen2n=banyaknya data kelompok controlLangkah-langkah yang dilakukan adalah :(a). Menentukan hipotesis 2 1 0: Htidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode discoverydan siswa yang diajar dengan metode ekspositori.2 1 1: Hada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode discovery dan siswa yang diajar dengan metode ekspositori(b). Menentukan taraf nyata05 , 0 (c). Mencari nilai 1211nSw atau2222nSw (sudjana, 1996:241)( ) 1 12111 ,`

.|nt t56( ) 1 22112 ,`

.|nt t(d). Menentukan kriteria hipotesis H0 diterima atau ditolakH0 diterima jika thitung berada di dalam :

2 12 2 1 1w wt w t w+ + < thitung < 2 12 2 1 1w wt w t w+ + H0 ditolak jika :thitung 2 12 2 1 1w wt w t w+ + atau thitung 2 12 2 1 1w wt w t w+ + (sudjana, 1996:241)(e). Menarik kesimpulanb. Uji t satu pihakUji t satu pihak dilakukan untuk mengetahui metode discoverylebih baik dari pada metode ekspositori terhadap prestasi belajar siswa.Langkah-langkah yang dilakukan adalah :1). Menentukan Hipotesis2 1 0: Htidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode discoverydan siswa yang diajar dengan metode ekspositori.2 1 1: > HPrestasi belajar siswa yang diajar dengan metode discovery lebih baik daripada metode ekspositori.572). Menghitung nilai simpangan baku dari kelas sampel3). Menghitung nilai thitung ( telah dihitung pada uji t dua pihak )4). Menentukan taraf nyata 05 , 0 5). Menentukan kriteria hipotesis H0 diterima atau ditolak Jika diperoleh thitung,maka kriteria hipotesisnya adalah H0 diterima bilathitung ( ) ( ) 2 2 1 1 + tabel hitungt tdengan dk= 47 dan 05 , 0 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodediscoverylebihbaikdaripada metode ekspositori 64terhadapprestasi belajar siswakelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan materi pokokfaktorisasi sukualjabar. Hasil perhitunganselengkapnyaterdapat pada lampiran 22.E. PembahasanBerdasarkanhasil analisis kemampuanawal matematika, menunjukkan bahwa kamampuan awal matematika siswa antara kelompokeksperimendan kelompok kontrol adalah sama. Hal ini berarti bahwa pengujian terhadap prestasi belajar matematikapadakelompokeksperimenyaitusiswayangdiajardengan metode discoverydan pada kelompok kontrol yaitu siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori dapat dilaksanakan dan uji hipotesis ini dilakukan dalam dua tahap yaitu uji t dua pihak dan uji t satu pihak.Berdasarkan hasil perhitungan uji t dua pihak diperoleh 00 , 2 98 , 2 > tabel hitungt t dengan dk = 47 dan 05 , 0 ,maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa MTs. Maarif Sukodadi Lamonganantarayangdiajar denganmetodediscoverydanmetode ekspositori pada materi pokok faktorisasi suku aljabar.Sedangkan hasil perhitungan uji t satu pihak diperoleh 67 , 1 98 , 2 > tabel hitungt tdengan dk= 47 dan 05 , 0 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metodediscoverylebihbaikdaripada metode ekspositori terhadapprestasi belajar siswakelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan 65materi pokok faktorisasi suku aljabar.Tentunyahasil ini bukankebetulandanjugabukankarenaperbedaaan kemampuan awal siswa, tetapi merupakan efek dari perlakuan. Dengan demikian proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Hal ini juga sesuai dengan Dr. Erliany Syaodih,M.Pd menyebutkan pada jurnalnya yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif untuk meningkatkanKetrampilanSosial(http://educare.e-fkipunla.net) bahwamodel pembelajaran kooperatif lebih unggul dari pembelajaran biasa karena para siswa banyakmelakukanvariasi kegiatandibandingkan denganpembelajaranbiasa. Melalui berbagai variasi kegiatan belajar tersebut mereka melakukan pengulangan, perluasan, pendalaman, mengaitkan dengan apa yang ada disekitar merekadanpenguatanterhadappenguasaanmateri pengetahui yangdipelajari, sedangkandalampembelajaranbiasa yangbersifat ekspositori, siswahanya mengalami atau melakukan satu atau dua kegiatan belajar saja, sehingga kurang terjadi pengulangan, perluasan, pendalaman dan penguatan penguasaan.Pada awalnya pelaksanaan metodediscovery,proses pembelajaran berjalankuranglancarkarenasiswa masihmerasaasingdan canggungdengan metodediscovery. Akan tetapi setelah dijelaskan ulang mengenai langkah-langkah dari pembelajaran ini, siswa mulai antusias dan termotivasi dalam belajar. Dari pengamatanselamapenelitian, diketahui keuntungandari metode discoveryyang tidak terdapat dalam metode ekspositori adalah sebagai berikut : (1)siswadalamprosesbelajar mengajar cenderungbersifat aktif dalamkegiatan 66belajar, sebabiaberpikir danmenggunakankemampuanuntukmenemukanhasil akhir,(2) siswa memahami benar bahan pelajaran,sebab mengalami sendiri proses menemukannya sehingga lebih kuat untuk diingat,(3) siswa merasa senang dan puas karenamerasamenemukansesuatudarikemampuanyasendiri. Kepuasanbatinini mendoronginginmelakukanpenemuanlagisehinggaminatbelajarnyameningkat; (4) siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks, (5) adanya proses yang masing-masing siswa saling menjelaskan jawabanya dan alasan mengapa menjawab demikianberdasarkanpenguasaankonsepyangdimiliki, sehinggaapabilaterdapat perbedaan jawaban, siswa berdiskusi untuk mencari pemecahanya sehingga mereka lebihbanyak belajar sendiri. Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasi belajarantarasiswayangdiajardenganmetodediscoverydanmetodeekspositori pada materi pokok faktorisasi suku aljabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongantahunpelajaran2010/2011danmetodediscoverylebihbaikdaripada metode ekspositori pada materi pokokfaktorisasi sukualjabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011.67BAB VPENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis yang diajukan dapat disimpulkan :1. Ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswayangdiajar denganmetodediscoverydan metode ekspositori pada materi pokok faktorisasi sukualjabar kelas VIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahunpelajaran 2010/2011, dengan rata-rataprestasi belajar padametodediscovery 72, 5danrata-ratapadametodeekspositori 61, 52, sehingga diperoleh perbandingan prestasi belajarantaradiscoverydanmetodeekspositori yaitu 73:62.2. Prestasi belajar siswadenganmetodediscovery lebih baik daripada metode ekspositori pada materi pokokfaktorisasi sukualjabar kelasVIII MTs. Maarif Sukodadi Lamongan tahun pelajaran 2010/2011.68B. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dalampenelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :1. Kepada MTs. Maarif Sukodadi Lamongan,agar mempertimbangan pentingnya metode mengajar yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran agar dapat diterima siswa lebih mudah, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.2. Kepada guru matematika, diharapkan metode discoverydapat menjadi suatu pilihan yang perlu dipertimbangkan mengingat banyak hal positif yang dapat diperoleh seperti meningkatkan prestasi belajar siswa.3. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada materi pokok faktorisasi sukualjabar, penyusunmenyarankan agar penelitian ini dikembangkan untuk materi pokok yang lain, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :a. Pengelolaan kelas yang lebih baik dan pengaturan waktu pembelajaran seefisien mungkin karena metode 69discoverydapat memakan waktu yang lama jika belum berpengalaman.b. Pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang lebih menuntun siswa untuk memahami konsep matematika. DAFTAR PUSTAKAAdinawan, M. CholikdanSugijono.2005.SeribuPenaMatematikaSMP. Jakarta: Erlangga.Anzizhan, Syafarudddin. 2008.Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.Ambarjaya, Beni S.2008.Teknik-teknik Penilaian Kelas. Bandung: Tinta Emas Publishing 70Arifin, Zaenal. 2009.Membangun Kompetensi Pedagogis Guru Matematika.Surabaya: Lentera Cendikia.Arifin, Zaenal. 2008.Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Hasil Belajar dan KemampuanPemecahanMasalahMelaluiPembelajaranKooperatifdengan Pendekatan RME. Lamongan : UNISDA Arifin,Zainal. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: lentera Cendekia.Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.Asrori, Mohammad. 2008. Penelitian Tindakan Kelas: CV. Wacana Prima.(Email: herdy_alayyubi07.yahoo.co.id .Blog: herdy07.wordpress.com).(http://educare.e-fkipunla.net)(http://eduplus.or.id/?page=artikel&ida=433&idt=9Mahmudah, Anik. 2008. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang diajar dengan metode Discovery dengan Kooperatif tipe Jigsaw. UNISDA: Lamongan.Nurkholis,M.M. 2008. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Grasindo.Nurul, Enny Cholidah Zuli Islami.2008. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa antara metode jigsaw dan metode ekspositori. UNISDA: Lamongan.Pedoman Penulisan Skripsi UNISDA. Lamongan: UNISDA PRESS.Rusyan A. Tabrani dan Sutisna M.2008.Kesejahteraan dan Motivasi Dalam Meningkatkan Efektifitas Kinerja Guru. Jakarta Timur: PT. Intimedia Cipta Nusantara.Rasyid,Harun dan Mansur. 2008.Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima.Wasmin, Rusyan A. Tabrani dan.2008.Etos Kerja dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja guru. Jakarta Timur: PT. Intimedia Cipta Nusantara.71Sudjana.1996. Metode Statistika. Bandung: PT.Tarsito.Suryabrata Sumardi. 2003. Metodologi Penelitian.Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.7273