BAB III sip
description
Transcript of BAB III sip
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdapat dalam tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan
Alat Bahan
Mikroskop cahaya Jangkrik
Mikroskop bedah (stereo) Udang
Gunting bedah Cacing
Jarum pentul Cumi
Pinset Objek pengamatan
Jarum jara preparat
Baki
Papan styrofoam
Sarung tangan
Masker
Scapel
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Mikroskop Cahaya
Langkah pertama yang dilakukan adalah lampu mikroskop dinyalakan terlebih
dahulu. Kemudian preparat diletakkan di atas meja objek dan saat preparat diamati
perbesaran lensa objektif yang digunakan adalah yang terkecil dahulu. Setelah itu lensa
objektif diturunkan sampai dekat permukaan preparat tersebut. Saat preparat diamati
melalui lensa okuler, lensa objektif secara perlahan dinaikkan dengan makrometer yang
digerakkan. Jika bayangan preparat sudah terlihat, bayangan difokuskan dengan
mikrometer.
3.2.2 Mikroskop Bedah (Stereo)
Mikroskop strereo diletakkan berserta transformatornya, kemudian
dihubungkan dengan sumber tegangan. Tombol on ditekan pada transfomator, voltase
yang digunakan sesuai dengan transformator. Jika objek berupa preparat tipis
digunakan cahaya dari bawah preparat, tetapi jika objek berupa benda padat digunakan
cahaya dari atas preparat. Kemudian objek pengamatan diletakkan di atas papan
preparat. Selanjutnya posisi lensa diatur agar mata dapat diamati melalui mikroskop
dengan nyaman tanpa harus tegang memfokuskan mata pada bayangan. Sambil melihat
melalui lensa, focus knob digunakan untuk mempertajam gambar hingga objek terlihat
fokus.
3.2.3 Pembedahan Jangkrik
Sebelum jangkrik dibedah, anatomi eksternal jangkrik diamati terlebih dahulu.
Kemudian jangkrik ditempatkan dengan bagian dorsal menghadap ke atas. Setelah itu
kaki-kaki jangkrik diputuskan dengan diputar atau menggunakan gunting. Selanjutnya
segmen terakhir abdomen jangkrik disisipkan gunting bedah. Kemudian dari segmen
terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi dorsal dipotong eksoskeletonnya. Setelah
dipotong, potongan dibuka dan ditahan dengan jarum pentul hingga anatomi internal
jangkrik terlihat. Setelah anatomi internal jangktik terlihat kemudian diamati anatomi
tersebut.
3.2.4 Pembedahan Udang
Sebelum udang dibedah, anatomi eksternal udang diamati terlebih dahulu.
Kemudian jangkrik ditempatkan dengan bagian dorsal menghadap ke atas. Selanjutnya
segmen terakhir abdomen udang disisipkan gunting bedah. Kemudian dari segmen
terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi dorsal dipotong eksoskeletonnya. Setelah
dipotong, potongan dibuka dan ditahan dengan jarum pentul hingga anatomi internal
udang terlihat. Setelah anatomi internal jangktik terlihat kemudian diamati anatomi
tersebut.
3.2.5 Pembedahan Cumi-Cumi
Sebelum cumi-cumi dibedah, anatomi eksternal cumi-cumi diamati terlebih
dahulu. Kemudian cumi-cumi ditempatkan diatas papan styrofoam dengan bagian
ventral menghadap ke atas. Setelah itu bagian posterior mantel dipotong yang lebih
ventral dari sifon hingga bagian paling anterior secara lurus. Selanjutnya mantel yang
telah dipotong dibuka dan ditahan menggunakan jarum pentul higga anatomi internal
cumi-cumi terlihat. Setelah anatomi cumi-cumi terlihat, anatomi tersebut diamati.
3.2.6 Pembedahan Cacing Tanah
Sebelum cacing tanah dibedah, anatomi eksternal cacing tanah diamati
terlebih dahulu. Kemudian cacing tanah ditempatkan diatas papan styrofoam dengan
bagian dorsal menghadap ke atas. Setelah itu bagian klitelum sekitar segmen ke-33
dipotong kecil. Dari potongan kecil tersebut bagian dorsal cacing tanah dipotong hingga
segmen ke-1 (anterior). Dari potongan tersebut kemudian dibuka dan ditahan
menggunakan jarum pentul hingga anatominya terlihat. Setelah terlihat, kemudian
anatomi internal cacing tanah diamati.