BAB III-blighted Ovum
description
Transcript of BAB III-blighted Ovum
BAB III
DISKUSI
Pada kasus ini pasien yang merasa hamil 2 bulan datang dengan keluhan
keluar darah melalui jalan lahir. Dari gejala tersebut dimungkinkan bahwa pasien
mengalami abortus. Akan tetapi perlu dipastikan melalui pemeriksaan penunjang
USG mengenai kondisi dalam rahim ibu sehingga dapat disimpulkan diagnosis
pasti yang ada.
Pada pemeriksaan USG terlihat kantung kehamilan tanpa massa
intrauterin didalamnya. Disimpulkan diagnosis dari kasus ini adalah blighted
ovum atau kehamilan kosong dimana terbentuk kantung kehamilan dan plasenta
tetapi tidak ada pembentukan embrio. Blighted ovum pada awalnya tidak dapat
dibedakan gejalanya hingga terjadi abortus spontan atau telah dilakukan
pemeriksaan USG.
Setelah dicapai diagnosis pasti blighted ovum, tindakan selanjutnya
adalah kuretase jaringan untuk menghentikan perdarahan, membersihkan sisa-
sisa jaringan, mencegah infeksi, sehingga rahim siap untuk kehamilan
berikutnya.
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma.
Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak
dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan.
Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta
menghasilkan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini
14
akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai
pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon hCG
yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah,
ngidam dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan
baik test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon hCG
(human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon
kehamilan.
Blighted ovum (kehamilan anembryonik) yang terjadi ketika ovum yang
telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel
berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu
sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang
wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom
biasanya menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran.
Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan tanda-
tanda mungkin termasuk:
• Periode menstruasi terlambat
• Kram perut
• Minor vagina atau bercak perdarahan
• Tes kehamilan positif pada saat gejala
• Ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul
keluhan perdarahan
• Hampir sama dengan kehamilan normal
15
• Gejala tidak spesifik (perdarahan spotting coklat kemerah-
merahan, kram perut, bertambahnya ukuran rahim yang lambat)
• Tidak sengaja ditemukan dengan USG
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan
penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali
kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak
meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal
dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau
kualitas sperma atau ovum yang buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Tubuh ibu mengenali adanya kromosom yang
abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak melanjutkan
kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal yang sehat.
Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas
sperma atau telur yang kurang baik.
Infeksi TORCH dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes
mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor
imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan
blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua
karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
Hasil anamnesis dari kasus di dapatkan keluhan darah dari vagina terus-
menerus. Darah bercak hitam dan bergumpal-gumpal. Nyeri perut (+). Sedangkan
pada Pemeriksaan Fisik, dari kasus di dapatkan fundus uteri tidak teraba sehingga
16
fundus uteri sulit dievaluasi. Diagnosis blighted ovum dapat ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan penunjang (USG), diagnosis pasti bisa dilakukan saat
kehamilan memasuki usia 7-8 minggu (transvaginal). Diagnosis kehamilan
anembriogenik dapat ditegakkan bila pada kantong gestasi yang berdiameter
sedikitnya 25 mm, tidak dijumpai adanya struktur mudigah dan kantong kuning
telur.
17