BAB III alkohol

12
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.1.1 Kalium Permanganat (KMnO 4 ) Fungsi : sebagai larutan penitrasi A. Sifat Fisika 1. Bera tmolekul : 158,03 gr/mol 2. Densitas : 2,7 gr/cm 3 3. Warna : Ungu 4. Bentuk fisika : Padat 5. Bau : Tidak Berbau B. Sifat Kimia 1. Dapat larut dalam air. 2. Dapat larut dalam metanol. 3. Dapat larut dalam aseton. 4. Dapat menyebabkan iritasi. 5. Dapat larut dalam asam asetat, pelarut organik. (ScienceLab, 2013c) 3.1.2 Asam Oksalat (H 2 C 2 O 4 ) Fungsi : sebagai larutan untuk menstandarisasi. A. Sifat Fisika 1. Berat molekul : 90,04 g/mol 2. Warna : Tidak berwarna (putih) 3. Titik lebur : 189,5 o C 4. Bau : Tidak berbau

description

mantap dan kece

Transcript of BAB III alkohol

Page 1: BAB III alkohol

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

1.1 Bahan

1.1.1 Kalium Permanganat (KMnO4)

Fungsi : sebagai larutan penitrasi

A. Sifat Fisika

1. Bera tmolekul : 158,03 gr/mol

2. Densitas : 2,7 gr/cm3

3. Warna : Ungu

4. Bentuk fisika : Padat

5. Bau : Tidak Berbau

B. Sifat Kimia

1. Dapat larut dalam air.

2. Dapat larut dalam metanol.

3. Dapat larut dalam aseton.

4. Dapat menyebabkan iritasi.

5. Dapat larut dalam asam asetat, pelarut organik.

(ScienceLab, 2013c)

1.1.2 Asam Oksalat (H2C2O4)

Fungsi : sebagai larutan untuk menstandarisasi.

A. Sifat Fisika

1. Berat molekul : 90,04 g/mol

2. Warna : Tidak berwarna (putih)

3. Titik lebur : 189,5 oC

4. Bau : Tidak berbau

5. Densitas : 1,9 gr/cm3

B. Sifat Kimia

1. Tidak dapat larut dalam benzena.

2. Dapat larut dalam gliserol.

3. Dapat larut dalam alkohol.

Page 2: BAB III alkohol

4. Dapat larut dalam air dingin.

5. Dapat larut dalam dietil eter.

(ScienceLab, 2013a)

3.1.3 Asam Sulfat (H2SO4)

Fungsi : sebagai penghasil suasana asam.

A. Sifat Fisika

1. Berat molekul : 98,08 g/mol

2. Warna : Tidak berwarna

3. Titik lebur : -35 oC

4. Titik didih : 270 oC

5. Densitas : 1,84 gr/cm3

B. Sifat Kimia

1. Dapat menyebabkan iritasi.

2. Bersifat korosif.

3. Berbahaya.

4. Dapat larut dalam air.

5. Dapat larut dalam alkohol.

(ScienceLab, 2013d)

3.1.4 Asam Fosfat (H3PO4)

Fungsi : sebagai penentu suasana asam.

A. Sifat Fisika

1. Tidak berbau

2. Berwujud cair

3. Titik leleh : 21 oC

4. Titik didih : 158 oC

5. Densitas : 1,685 gr/cm3

B. Sifat Kimia

1. Berbahaya

2. Dapat menyebabkan iritasi

3. Bersifat korosif

Page 3: BAB III alkohol

4. Mudah larut dalam air panas

5. Dapat larut dalam air dingin

(ScienceLab, 2013b)

3.1.5 Besi (II) Sulfat (FeSO4)

A. Sifat Fisika

1. Berat molekul : 151,9 g / mol

2. Berwujud padat

3. Titik leleh : 306 oC

4. Titik didih : 100 oC

5. Daya larut dalam Air : 26,9 g

6. Berat jenis cairan : 1,14-1,19

7. Densitas : 2,9 gr/cm3

B. Sifat Kimia

1. Berbahaya

2. Dapat menyebabkan iritasi

3. Dapat larut dalam air

(Pencco, 2014)

3.1.6 Aquadest (H2O)

Fungsi : sebagai pelarut

A. Sifat Fisika

1. Berat molekul : 18,02 g/mol

2. Bentuk fsika : Berwujud cair

3. Warna : Tidak berwarna

4. Bau : Tidak berbau

5. Titik didih : 100 oC

B. Sifat Kimia

1. Tidak bersifat korosif.

2. Tidak menyebabkan iritasi.

3. Tidak berbahaya.

4. Tidak beracun.

Page 4: BAB III alkohol

5. Merupakan produk yang stabil.

(ScienceLab, 2013e)

3.2 Alat

3.2.1 Nama Alat dan Fungsi

a. Buret

Fungsi : untuk menitrasi sampel.

b. Statif dan klem

Fungsi : sebagai tempat menggantungkan / menjepit buret.

c. Penangas

Fungsi : untuk memanaskan larutan.

d. Termometer

Fungsi : untuk mengukur suhu larutan yang dipanaskan.

e. Gelas ukur

Fungsi : untuk mengukur volume bahan yang akan digunakan.

f. Erlenmeyer

Fungsi : sebagai tempat larutan yang akan dititrasi.

g. Beaker glass

Fungsi : sebagai wadah untuk bahan-bahan yang digunakan.

h. Pipet tetes

Fungsi : untuk mengambil zat dalam jumlah kecil.

i. Corong

Fungsi : sebagai alat bantu untuk menuang ke gelas ukur atau buret

j. Bunsen

Fungsi : sebagai sumber api dalam pemanasan larutan.

k. Kasa penangas air

Fungsi : sebagai penghantar panas dari spiritus ke erlenmeyer agar tidak

berkontak langsung dengan erlenmeyer.

l. Neraca Digital

Fungsi : sebagai alat untuk menimbang sampel maupun endapan.

3.2.2 Gambar Rangkaian Alat

Page 5: BAB III alkohol

Pyrex

k

b

a

j

h i

g

Gambar 3.1 Peralatan Percobaan

Keterangan Gambar :

a. Pipet tetes e. Kasa penangas i. Erlenmeyer m. Neraca digital

b. Corong f. Bunsen j. Buret

c. Kaki tiga g. Beaker glass k. Gelas ukur

d. Termometer h. Statif dan klem l. Penangas

Gambar 3.2 Rangkaian Peralatan Percobaan

Keterangan gambar:

cd

e

f

l

m

Page 6: BAB III alkohol

1. Statif

2. Buret

3. Erlenmeyer

4. Corong

5. Beaker Glass

6. Kasa

7. Tungku kaki tiga

8. Bunsen

9. Termometer

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Prosedur Penyiapan Larutan KMnO4 0,5 N

1. Ditimbang sebanyak 3,16 gram kristal KMnO4 dimasukkan kedalam beaker glass.

2. Ditambahkan aquadest ke dalam beaker glass hingga volumenya 200 ml.

3. Diaduk rata larutan KMnO4 dan dipanaskan hingga mendidih.

4. Larutan didinginkan dan ditutup dengan aluminium foil.

3.3.2 Prosedur Standarisasi Larutan KMnO4

1. Dipipet 10 ml larutan H2C2O4.2H2O 0,4 N ke dalam erlenmeyer dan dicampurkan

dengan 10 ml H2SO4 1 N.

2. Larutan diaduk rata dan dipanaskan sampai suhu 70-80 oC.

3. Dilakukan titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 sampai didapatkan

larutan dengan warna merah rosa yang stabil.

4. Dicatat volume KMnO4 yang terpakai setelah warna terbentuk.

5. Diulangi percobaan diatas sebanyak 3 kali.

6. Dihitung konsentrasi KMnO4.

3.3.3 Prosedur Penentuan Kadar Fe

1. Dipipet sampel yang mengandung Fe (FeSO4.7H2O) sebanyak 10 ml dan

dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

2. Ditambahkan 10 ml H2SO4 1 N dan 2 ml H3PO4 85%.

3. Dilakukan titrasi perlahan-lahan dengan larutan KMnO4 0,5 N sampai didapatkan

larutan dengan warna merah rosa yang stabil.

Page 7: BAB III alkohol

4. Dicatat volume KMnO4 yang terpakai.

5. Diulangi percobaan di atas sebanyak 3 kali.

6. Dihitung kadar Fe dalam sampel.

3.4 Flowchart Percobaan

3.4.1 Flowchart Penyiapan Larutan KMnO4 0,3 N

Gambar 3.3 Flowchart Penyiapan Larutan KMnO4 0,5 N

3.4.2 Flowchart Standarisasi KMnO4

Mulai

Ditimbang 3,16 gr kristal KMnO4 dan

dimasukkan ke erlenmeyer

Larutan diaduk rata dan dipanaskan

hingga mendidih

Larutan didinginkan

Ditambahkan hingga 200 ml aquadest

Selesai

Mulai

Page 8: BAB III alkohol

Gambar 3.4 Flowchart Standarisasi Larutan KMnO4

3.4.3 Flowchart Penentuan Kadar Fe

Ya

Tidak

Mulai

Sebanyak 10 ml larutan asam oksalat 0,4 N dimasukkan kedalam erlenmeyer

Ditambahkan 10 ml H2SO4 1 N ke dalam erlenmeyer

Diaduk rata dan kemudian dipanaskan hingga suhu 70oC -

80oC

Dititrasi dengan larutan KMnO4

Apakah diperoleh larutan berwarna

merah rosa ?

Dicatat volume KMnO4

Diulangi percobaan sebanyak 3 kali

Dihitung konsentrasi KMnO4

Selesai

Page 9: BAB III alkohol

Dicatat volume KMnO4 yang terpakai

Dilakukan percobaan sebanyak 3 kali

Dihitung kadar Fe dalam sampel

Selesai

Gambar 3.5 Flowchart Penentuan Kadar Fe

Sebanyak 10 ml larutan sampel yang mengandung Fe

Apakah larutan berubah menjadi

warna merah rosa ?

Ya

Tidak

Ditambahkan 10 ml H2SO4 1 N dan 2 ml H3PO4 85%

Dititrasi dengan larutan KMnO4 0,5 N nnn N