BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7....

21
11 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous artinya melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Bahiyatun, 2009). Beberapa pengertian tentang masa nifas antara lain: a. Masa nifas (Puerperium) adalah periode dari lahirnya placenta sampai 6 minggu setelahnya (Edmons, 2012). b. Masa nifas adalah periode yang dimulai dengan berakhirnya tahap ketiga persalinan dan masih berlangsung hingga organ genital diasumsikan telah kembali ke kondisi normal mereka lagi. Durasi normal masa nifas ini adalah 6 minggu setelah kelahiran (Gopalan, 2005).

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7....

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

11

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Masa Nifas

2.1.1. Definisi Masa Nifas

Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan

anak disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya

bayi dan parous artinya melahirkan. Puerperium berarti

masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas (puerperium)

adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil

(Bahiyatun, 2009).

Beberapa pengertian tentang masa nifas antara lain:

a. Masa nifas (Puerperium) adalah periode dari lahirnya

placenta sampai 6 minggu setelahnya (Edmons, 2012).

b. Masa nifas adalah periode yang dimulai dengan

berakhirnya tahap ketiga persalinan dan masih

berlangsung hingga organ genital diasumsikan telah

kembali ke kondisi normal mereka lagi. Durasi normal

masa nifas ini adalah 6 minggu setelah kelahiran

(Gopalan, 2005).

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

12

c. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah ibu

melahirkan bayi, yang digunakan untuk memulihkan

kesehatannya (Syafrudin, 2009).

d. Masa nifas adalah waktu dimana tubuh ibu kembali

normal seperti sebelum hamil. Sebagian besar

perubahan fisik akan komplet dalam 6 minggu (Norwitz

dkk, 2007).

Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam

tiga periode, yaitu :

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan.

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-

alat genital.

3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk

pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil

atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

2.1.2. Tujuan Asuhan Masa Nifas

Dalam masa nifas ini, ibu memerlukan perawatan dan

pengawasan yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah

sakit maupun setelah keluar dari rumah sakit. Menurut

(Pitriani, dkk., 2014), tujuan dari perawatan masa nifas

adalah :

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

13

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi, baik secara fisik

maupun psikologis.

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi

masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi

dan mencegah infeksi pada ibu maupun bayinya.

c. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan

memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam situasi

keluarga dan budaya yang khusus.

d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,

pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan

bayi sehat.

e. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

f. Mempercepat involusi alat kandungan.

g. Melancarkan fungsi gastrointestinal atau perkemihan.

h. Melancarkan pengeluaran lokia.

i. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga

mempercepat fungsi hati dan pengeluaran sisa

metabolisme.

2.1.3. Tahapan Masa Nifas

Bahiyatun (2009), menjelaskan beberapa tahapan

pada masa nifas yaitu:

a. Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

14

1. Ibu masih pasif dan bergantung dengan orang lain.

2. Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran perubahan

tubuhnya.

3. Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu

melahirkan.

4. Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk

mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal.

5. Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga

membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu

makan menandakan proses pengembalian kondisi

tubuh tidak berlangsung normal.

b. Periode Taking On/Taking Hold (hari ke 2-4 setelah

melahirkan)

1. Ibu memperhatikan kamampuan menjadi orang tua

dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya.

2. Ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi

tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh.

3. Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat

bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan

dan mengganti popok.

4. Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan

kritikan pribadi.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

15

5. Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum

karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.

c. Periode Letting Go

1. Terjadi setelah ibu pulang kerumah dan dipengaruhi

oleh didikan serta perhatian keluarga.

2. Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam

merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi

sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan

dan hubungan sosial.

3. Depresi postpartum sering terjadi pada masa ini.

2.1.4. Perubahan Yang Terjadi Selama Masa Nifas

2.1.4.1. Perubahan Sistem Reproduksi

Menurut Pitriani (2014), selama masa nifas alat-alat

internal maupun eksternal berangsur-angsur kembali ke

keadaan sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat

genetalia ini disebut involusi. Pada masa ini terjadi juga

perubahan penting lainnya, perubahan-perubahan yang

terjadi antara lain sebagai berikut.

a. Uterus: Involusi uterus atau pengerutan uterus

merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke

kondisi sebelum hamil.

b. Lokia: Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang

mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

16

Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa

cairan. Percampuran darah dan desidua inilah yang

dinamakan lokia. Lokia adalah ekskresi cairan rahim

selama masa nifas dan mempunyai reaksi

basa/alkalis yang membuat organisme berkembang

lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada

vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis

(anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan

volumenya berbeda-beda ada setiap wanita. Total

jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240-270 ml.

Lokia mengalami perubahan karena proses involusi.

c. Vagina dan Perineum

Selama proses persalinan vulva dan vagina

mengalami penekanan serta peregangan, setelah

beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali

dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada

minggu ketiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil

dan dalam proses pembentukan berubah menjadi

karankulae mitiformis yang khas bagi wanita

multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar

dibandingkan keadaan sebelum persalinan pertama.

Perubahan pada perineum pasca melahirkan

terjadi pada saat perineum mengalami robekan.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

17

Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan

ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi

tertentu.

2.1.4.2. Perubahan Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan

dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya

kadar progesteron yang dapat mengganggu

keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol

darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos.

Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada

sistem pencernaan, antara lain:

a. Nafsu makan: Pasca melahirkan, biasanya ibu

merasa lapar sehingga diperbolehkan untuk

mengkonsumsi makanan. Pemulihan nafsu

makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal

usus kembali normal.

b. Motilitas: Secara khas, penurunan tonus dan

motilitas otot traktus cerna menetap selama

waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan

analgesia dan anastesia bisa memperlambat

pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan

normal.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

18

c. Konstipasi: Pasca melahirkan ibu sering

mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus

otot usus menurun selama proses persalinan dan

awal masa postpartum, diare sebelum

persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang

makan, dehidrasi, hemoroid maupun laserasi

jalan lahir.

2.1.4.3. Perubahan Sistem Perkemihan

Perubahan yang terjadi pada sistem ini antara lain :

a. Fungsi sistem perkemihan

b. Sistem urinaris: Perubahan hormonal pada masa

hamil (kadar steroid yang tinggi) turut

menyebabkan peningkatan fungsi ginjal,

sedangkan penurunan kadar steroid setelah

wanita melahirkan sebagian menjelaskan

penyebab penurunan fungsi ginjal selama masa

postpartum. Fungsi ginjal akan kembali normal

dalam waktu satu bulan setelah melahirkan.

c. Komponen urea: Glikosaria ginjal diinduksi oleh

kehamilan menghilang. Laktosuria positif pada ibu

menyusui merupakan hal normal. Blood Urea

Nitrogen (BUN) yang meningkat selama

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

19

postpartum merupakan akibat autolisis uterus

yang berinvolusi.

d. Diuresis postpartum:

Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu

membuang kelebihan cairan yang tertimbun

dijaringan selama ia hamil. Salah satu mekanisme

untuk mengurangi cairan yang teretensi selama

masa hamil adalah diaphoresis luas, terutama

pada malam hari, selama 2-3 hari pertama setelah

melahirkan.

Diuresis postpartum yang disebabkan oleh

penurunan kadar esterogen, hilangnya

peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah,

dan hilangnya peningkatan volume darah akibat

kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk

mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan

melalui keringat dan peningkatan jumlah urine

menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5

kg selama masa postpartum. Pengeluaran

kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil

kadang-kadang disebut kebalikan metabolisme air

pada masa hamil (reversal of the water

metabolism of pregnancy).

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

20

2.1.4.4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah

partus. Pembuluh-pembuluh darah yang berada

diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit.

Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah

placenta dilahirkan.

Ligamen-ligamen, diafragma pelvis, serta fasia

yang meregang pada waktu persalinan berangsur-

angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak

jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi

retrofleksi karena ligamentum retundum menjadi

kendor. Tidak jarang pula wanita mengeluh

“kandungannya turun” setelah melahirkan karena

ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genitalia

menjadi kendor. Stabilitas secara sempurna terjadi

pada 6-8 minggu setelah persalinan.

2.1.4.5. Perubahan Tanda–Tanda Vital

Perubahan pasca melahirkan juga terjadi pada

tanda-tanda vital, yaitu :

a. Suhu: Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari

37,2 0C. Sesudah partus dapat naik kurang lebih

0,5 0C dari keadaan normal, namun tidak akan

melebihi 8 0C. Sesudah 2 jam pertama

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

21

melahirkan umumnya suhu badan akan kembali

normal. Bila suhu lebih dari 38 0C, mungkin

terjadi infeksi pada klien.

b. Nadi: Denyut nadi normal pada orang dewasa

60-80 kali per menit. Pasca melahirkan, denyut

nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih

cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per

menit harus diwaspadai, kemungkinan infeksi

atau perdarahan postpartum.

c. Tekanan Darah: Tekanan darah adalah tekanan

yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika

darah dipompa oleh jantung. Tekanan darah

harus dalam keadaan stabil.

2.1.4.6. Perubahan Sistem Integumen

Menurut Stright (2005), perubahan juga terjadi

pada sistem integument yaitu :

a. Melanin menurun secara bertahap setelah

melahirkan, menyebabkan penurunan

hiperpigmentasi (namun demikian, warnanya

tidak akan kembali ke status sebelum hamil).

b. Perubahan vascular kehamilan yang tampak

akan hilang dengan penurunan kadar esterogen.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

22

2.1.5. Perawatan–perawatan Pada Masa Nifas

Hal-hal yang perlu diketahui ibu selama menjalani

masa nifas dirumah yaitu :

1) Aktivitas: Aktivitas yang cukup beralasan sangat

dianjurkan untuk dilakukan. Tidur siang harus

dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.

2) Hygiene personal: Kebersihan diri ibu membantu

mengurangi sumber infeksi. Mandi setiap hari sangat

dianjurkan, setelah ibu cukup kuat beraktivitas untuk

melakukan hygiene personal. Hygiene personal

dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada

ibu, misalnya mengganti pembalut.

3) Hubungan seksual: Hubungan seksual tidak boleh

dilakukan segera, karena involusi uteri belum

kembali normal dan kemungkinan luka episiotomy

belum pulih. Sekitar 70% wanita melakukan

hubungan seksual pada minggu ke 8 postpartum. Ibu

dianjurkan untuk menyusui bayinya karena dengan

menyusui akan menekan produksi estrogen yang

tentu saja akan berpengaruh pada pemulihan alat –

alat kandungan.

4) Istirahat: Setelah bayi lahir, kebanyakan wanita

sangat emosional dan merasa letih. Ibu beristirahat

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

23

di tempat tidur selama 24 jam pertama, setelah itu

sebaiknya ia bangkit dan berjalan untuk

meningkatkan otot-ototnya, meningkatkan aliran

darah, dan mempercepat pengeluaran lokia.

5) After pain: Jika perineum robek atau dilakukan

episiotomi saat melahirkan, ibu akan merasa sakit di

perineum yang mungkin berlanjut beberapa minggu

atau kadang-kadang sampai beberapa bulan.

6) Eliminasi: Dalam 24 jam pertama setelah

melahirkan, kadang-kadang ibu merasa susah

berkemih karena robekan selama melahirkan pada

jaringan vagina dan jaringan sekeliling kandung

kemih.

7) Depresi postpartum: Antara 8-12 % wanita tidak

dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan

menjadi sangat tertekan dan mencari bantuan

dokter. Depresi yang terdeteksi secara klinis

biasanya muncul pada 6-12 minggu pertama setelah

kelahiran, tetapi mungkin tidak akan diketahui

sampai jauh setelah itu. Karena alasan ini, dokter

meminta ibu untuk mengisi kuesioner pendek (skala

Depresi Postpartum Edinburg) dalam kunjungan

dokter setelah melahirkan.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

24

8) Kontrasepsi: Pemberian ASI berarti memberi susu

dari payudara ibu secara teratur. Dengan demikian

ibu akan terlindung terhadap kehamilan dan tidak

perlu menggunakan kontrasepsi. Jika ibu memilih

menggunakan pengganti ASI, resiko kehamilan

terjadi 6 minggu setelah melahirkan.

2.1.6. Tanda–tanda Bahaya Masa Nifas

Menurut Pitriani (2014), ada beberapa tanda-tanda

bahaya selama masa nifas, yaitu :

1. Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan

secara tiba-tiba (melebihi haid biasa atau jika

perdarahan tersebut membasahi lebih dari 2

pembalut saniter dalam waktu setengah jam).

2. Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang

menyengat.

3. Rasa nyeri di perut bagian bawah atau punggung.

4. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri epigastric

atau masalah penglihatan.

5. Pembengkakan pada wajah dan tangan, demam,

muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni atau

merasa tidak enak badan.

6. Payudara memerah, panas, dan / atau sakit.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

25

7. Kehilangan selera makan untuk waktu yang

berkepanjangan.

8. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus

diri sendiri atau bayi.

9. Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah.

2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa nifas.

Kunjungan masa nifas terdiri dari :

a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan), bertujuan :

1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,

rujuk jika perdarahan berlanjut.

3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu

anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan

masa nifas karena atonia uteri.

4. Pemberian ASI awal.

5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah

hypotermi.

b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan) bertujuan :

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

26

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal yaitu uterus

berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau

perdarahan abnormal.

3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan

istirahat.

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan

pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dn

merawat bayi sehari-hari.

c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan), tujuan dari

kunjungan ke III ini masih sama dengan tujuan pada

kunjungan ke II.

d. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan), bertujuan :

1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia

alami atau bayi alami.

2. Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

27

2.2. Konsep Budaya dalam Perawatan Masa Nifas

2.2.1. Definisi Budaya

Budaya adalah “sesuatu” yang hidup, berkembang, dan

bergerak menuju titik tertentu (Endraswara, 2006).

Menurut Luddin (2010), budaya dapat dipahami sebagai

pola makna yang tertanam dalam simbol dan ditransmisikan

secara historis, sebuah sistem konsepsi turunan yang

diekspresikan dalam bentuk simbolik yang digunakan orang-

orang untuk berkomunikasi, bertahan hidup dan

mengembangkan pengetahuan mereka tentang hidup dan

sikap terhadapnya.

Tradisi adalah suatu warisan berwujud budaya dari

nenek moyang, yang telah menjalani waktu ratusan tahun

dan tetap dituruti oleh mereka-mereka yang lahir

belakangan. Tradisi diikuti karena dianggap akan

memberikan semacam pedoman hidup bagi mereka, tradisi

itu dinilai sangat baik oleh mereka yang memilikinya, bahkan

dianggap tidak dapat diubah atau ditinggalkan oleh mereka

(Simanjuntak, 2016).

2.3. Perawatan Tradisional

Perawatan tradisional terdiri dari dua suku kata yaitu

perawatan yang berarti cara, proses, pemeliharaan, dan

tradisional yang berarti menurut budaya atau sikap dan cara

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

28

berpikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada

norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun.

Jadi perawatan tradisional adalah proses pemeliharaan

menurut budaya atau adat istiadat yang telah ada secara

turun-temurun (KBBI, 2008).

WHO menyatakan pengobatan/perawatan tradisional

adalah ilmu dan seni pengobatan berdasarkan himpunan

dari pengetahuan dan pengalaman praktek, baik yang dapat

diterangkan secara ilmiah maupun tidak, dalam melakukan

diagnosis, prevensi dan pengobatan terhadap ketidak

seimbangan fisik, mental atau sosial (Noorkasiani dkk.,

2009).

2.3.1. Perawatan Tradisional Masyarakat TTS

Di masyarakat kabupaten TTS terdapat sebuah tradisi

postpartum yang masih dilakukan hingga saat ini, tradisi

tersebut adalah tradisi se’i dan tatobi. Tradisi se’i adalah

tradisi memanaskan/memanggang ibu yang baru melahirkan

bersama bayinya selama 40 hari. Tradisi ini mengharuskan

ibu dan bayinya duduk atau tidur di atas tempat tidur dengan

bara api dibawahnya selama 40 hari. Hal ini mereka lakukan

dirumah, baik itu dirumah adat (rumah bulat) maupun

dirumah modern. Masyarakat setempat meyakini bahwa

tradisi ini dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

29

kesehatan ibu yang baru melahirkan dan bayinya menjadi

lebih kuat. Sedangkan tatobi adalah tradisi mengompres

tubuh ibu menggunakan air panas dengan tujuan agar tubuh

ibu menjadi lebih segar, atau bisa juga dikatakan tatobi

adalah kompres panas pada ibu pasca melahirkan. Hal ini

dilakukan karena mereka menganggap ibu yang baru

melahirkan bersifat dingin, sehingga harus dipanaskan. Se’i

dan tatobi adalah tradisi yang sudah dilakukan sejak dulu.

Ada sebagian masyarakat yang percaya jika tidak

melakukan tradisi se’i dan tatobi maka akan mendatangkan

malapetaka, tetapi sebagian lainnya hanya menganggap

tradisi itu untuk membuat tubuh lebih kuat dan segar

(Soerachman, 2013).

2.4. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah seperangkat proses yang dengannya

kita mengenali, mengatur dan mengartikan rangsangan

yang ada di lingkungan kita (Stenberg, 2006). Keberadaan

ilusi-ilusi persepsi menunjukkan apa yang kita serap (lewat

organ-organ indra) tidak selalu sama dengan apa yang kita

mengerti (didalam pikiran kita). Pikiran kita harus

memberikan data indrawi yang dimilikinya dan

memanipulasi informasi tersebut untuk menciptakan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

30

representasi-representasi mental tentang objek-objek, sifat-

sifat maupun hubungan-hubungan spesial lingkungannya.

Menurut Supratman (2016), manusia memandang

dunianya melalui persepsi. Persepsi merupakan

pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi

dan menafsirkan pesan. Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa persepsi adalah tanggapan atau pendapat

seseorang tentang suatu objek yang sangat menentukan

perilakunya terhadap objek tersebut. Persepsi seseorang

terhadap rangsangan atau stimulus yang diterimanya akan

berbeda satu dengan lainnya. Hal tersebut juga dijelaskan

oleh Babu (2014), bahwa dalam rantai stimulus-respon (S-

R), disamping perhatian ada persepsi. Persepsi adalah

istilah dalam psikologi yang mengacu pada pengetahuan

nyata yang bersifat langsung dari dunia, dan juga dari

proses spikologis kita sendiri sebagai sensasi- baik internal

maupun eksternal. Persepsi adalah proses memahami

sensasi atau memberikan makna pada informasi sensorik,

dengan demikian itu adalah proses kognitif memilih,

mengatur dan menafsirkan informasi sensori menjadi pola

bermakna.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas · 2021. 3. 4. · 2.1.7. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas . Berdasarkan program dan kebijakan teknis masa nifas,

31

Hardjana (2003), dalam bukunya yang berjudul

“Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal”, juga

mengartikan persepsi sebagai pandangan orang tentang

kenyataan. Persepsi merupakan proses yang kompleks

yang dilakukan orang untuk memilih, mengatur, dan

memberi makna pada kenyataan yang dijumpai

disekelilingnya. Persepsi dipengaruhi oleh pengalaman,

pendidikan, dan kebudayaan. Yang menentukan persepsi

bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang

yang memberi respons pada stimuli tersebut.

Menurut Sunaryo (2004), ada 2 macam persepsi yaitu:

1. External perception, yaitu persepsi yang terjadi karena

adanya rangsang yang datang dari luar diri individu.

2. Self-perception, yaitu persepsi yang terjadi karena

adanya rangsang yang berasal dari dalam diri individu.

Dalam hal ini yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.