LP Masa Nifas

27
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN MASA NIFAS DI BANGSAL AN- NISA RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL OLEH : Enip Sekar Sulistyani 3210056 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Transcript of LP Masa Nifas

Page 1: LP Masa Nifas

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN MASA NIFAS DI BANGSAL AN- NISA RSU PKU

MUHAMMADIYAH BANTUL

OLEH :

Enip Sekar Sulistyani

3210056

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDRAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

Page 2: LP Masa Nifas

2012

A. DEFINISI

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat

reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama

6 minggu atau 40 hari.

Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali

pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru.

(Mitayani: 122)

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu.

(Marmi: 295).

B. PERUBAHAN MASA NIFAS

Banyak perubahan fisiologi selama persalinan dan pelahiran kembali ke level pra-

persalinan dan menjadi stabil selama satu jam pertama pascapersalinan. Manifestasi

fisiologi lain yang terlihat selama periode ini muncul akibat atau terjadi setelah stress

persalinan.

a. Uterus

Kontraksi uterus meningkat setelah bayi keluar. Hal ini menyebabkan iskemia

pada lokasi perlekatan plasenta (placenta site) sehingga jaringan perlekatan antara

plasenta dan dinding uterus nekrosis dan lepas. Ukuran uterus mengecil kembali (setelah

dua hari pascapersalinan, setinggi sekitar umbilikus, setelah dua minggu masuk panggul,

setelah empat minggu kembali pada ukuran sebelum hamil). Jika sampai 2 minggu

postpartum uterus belum masuk panggul, curiga ada subinvolusi. Subinvolusi dapat

disebabkan oleh infeksi atau perdarahan lanjut (late postpartum haemorrhage). Jika

terjadi subinvolusi dengan kecurigaan infeksi, diberikan antibiotika. Untuk memperbaiki

kontraksi uterus dapat diberikan unterotonika (ergometrin maleat), namun ergometrin

mempunyai efek sampai menghambat produksi laktasi karena menghambat produksi

prolaktin

b. Serviks, Vagina dan Perineum

Page 3: LP Masa Nifas

Setelah kelahiran serviks bersifat patologis dan tebal. Tepi anterior selama

persalinan, atau setiap bagian serviks yang terperangkap akibat penurunan kepala janin

selama periode yang memanjang, tercermin pada peningkatan edema dan memar pada

area tersebut. Perineum yang menjadi kendur dan tonus vagina juga tampil jaringan

tersebut, dipengaruhi oleh peregangan yang terjadi selama kala dua persalianan. Segera

setelah bayi lahir tangan bias masuk, tetapi setelah dua jam introitus vagina vagina

hanya bisa dimasuki dua atau tiga jari. Edema atau memar pada introitus atau oada area

perineum sebaiknya dicatat.

c. Corpus uterus

Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya

kembali seperti sebelum hamil.

d. Endometrium

Perubahan–perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dan

nekrosis di tempat inplantasi plasenta.

Hari I : Endometrium setebal 2 – 5 mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan

desidua dan selaput janin

Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami

degenerasi.

e. Involusi tempat plasenta

Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol

ke dalam cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan

diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah

mencapai 24 mm.

f. Tanda Vital

Tekanan darah, nadi, dan pernapasan harus kembali stabil pada level pra-

persalinan selama jam pertama pascapartum. Pemantauan tekanan darah dan nadi yang

rutin selama interval ini adalah satu sarana mendeteksi syok akibat kehilangan darah

berlebihan. Sedangkan suhu tubuh ibu berlanjut meningkat, tetapi biasanya dibawah

Page 4: LP Masa Nifas

38° C. Namun j intake cairan baik, suhu tubuh dapat kembali normal dalam 2 jam

pascapartum.

g. Sistem Gastrointestinal

Mual dan muntah jika ada selama masa persalinan harus diatasi. Haus umumnya

banyak dialami, dan ibu melaporkan rasa lapar setelah melahirkan.

h. Sistem Renal

Kandung kemih yang hipotonik, disertai dengan retensi urin bermakna dan

pembesaran umum terjadi. Tekanan dan kompresi pada kandung kemih selama

persalinan dan pelahiran adalah penyebabnya.

Lokhea

Cairan yang keluar dari vagina setelah melahirkan dan mengandung darah dan

jaringan desidua yg nekrotik.

Tahapan Lokhea

1. Lokhea Rubra

• Hari 1-4 postpartum

• Berwarna merah

• berisi darah segar, jaringan sisa sisa, lemak bayi, lanugo dan mekonium,

Plasenta dan dinding rahim.

2. Lokhea Sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir

Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum

3. Lokhea Serosa

• Berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan

robekan/laserasi plasenta.

• Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post partum.

4. Lokhea Alba

Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lender serviks dan

serabut jaringan yang mati.

Lokia alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu post partum

Page 5: LP Masa Nifas

C. PATOFISIOLOGI

Page 6: LP Masa Nifas

D. TAHAPAN MASA NIFAS

Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :

Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan – jalan

Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang

lamanya 6 – 8 minggu.

Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat

sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan –

bulan atau tahunan

E. KUNJUNGAN MASA NIFAS

Jadwal kunjungan rumah pada masa nifas sesuai dengan program pemerintah meliputi:

1. Kunjungan I (6-8 jam postpartum).

2. Kunjungan II (6 hari postpartum).

3. Kunjungan III (2 minggu postpartum)

4. Kunjungan IV (6 minggu postpartum)

Kunjungan I (6-8 jam postpartum), meliputi:

1. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

2. Deteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta lakukan rujukan bila

perdarahan berlanjut.

3. Pemberian ASI awal.

4. Konseling ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan karena atonia

uteri.

5. Mengajarkan cara mempererat hubungan ibu dan bayi baru lahir.

6. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.

Kunjungan II (6 hari postpartum,) meliputi:

Page 7: LP Masa Nifas

1. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi baik, tunggi

fundus uteri di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal.

2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.

3. Memastikan ibu cukup istirahat, makanan dan cairan.

4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda

kesulitan menyusui.

5. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.

Kunjungan III (2 minggu postpartum)

Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan pada

kunjungan 6 hari post partum.

Kunjungan IV (6 minggu postpartum), meliputi:

1. Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.

2. Memberikan konseling KB secara dini.

F. TANDA-TANDA BAHAYA POSTPARTUM

Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak

Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan

Pembengkakan di wajah/tangan

Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan

Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit

Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama

Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri

Merasa sangat letih/nafas terengah-engah

G. PEMERIKSAAN

Page 8: LP Masa Nifas

a. Evaluasi Uterus

Setelah kelahiran plasenta, tindakan pertama yang harus dilakukan adalah

mengevaluasi konsistensi dan melakukan masase uterus sesuai dengan kebutuhan

untuk memperkuat kontraksi. Setelah itu periksa kelengkapan plasenta dan selaput

ketuban. Jika masih ada sisa plasenta dan selaput ketuban yang tertinggal dalam

uterus sehingga menyebabkan perdarahan. Jika dalam waktu 15 menit uterus tidak

berkontraksi dengan baik, maka akan terjadi atonia uteri. Oleh karena itu, diperlukan

tindakan rangsangan traktil (masase) fundud uteri dan bila perlu lakukan kompresi

bimanual.

b. Pemeriksaan Servik, Vagina dan Perineum

Setelah memastikan uterus berkontraksi efektif dan perdarahan berasal dari

sumber lain, inspeksi perineum, vagina bawah, dan area periuretra untuk mengetahui

adanya memar, pembentukan hematoma, laserasi atau pembuluh darah yang robek

atau mengalami perdarahan. Jika episiotomitelah dilakukan, evaluasi kedalaman dan

perluasannya.

Pertimbangan untuk menginspeksi forniks dan serviks vagina untuk mengetahui

laserasi atau cedera. Indikasi untuk pemeriksaan seperti itu mencakupkondisi berikut:

Aliran menetap atau sedikit aliran perdarahan pervaginam berwarna merah

terang, dari bagian atas tiap laserasi yang diamati, setelah kontraksi uterus

dipastikan.

Persalinan cepat atau presipitatus

Manipulasi serviks selama persalinan, untuk mengurangi tepi anterior

Dorongan maternal (mengejan) sebelum dilatasi serviks lengkap

Pelahiran pervaginam operatif dengan forsep atau vakum

Pelahiran traumatic, distosia bahu.

c. Pemantauan dan Evaluasi Lanjut

Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah masa postpartum.

Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat perdarahan

dan eklamsia post partum. Selama kala IV, pemantauaan dilakukan 15 menit pertama

setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan. Selam 1 jam petama

setalah persalinan, tanda-tanda vital ibu, uterus, lochea, perineum, dan kandung

Page 9: LP Masa Nifas

kemih dipantau dan dievaluasi secara teratur sampai semua stabil dalam kisaran

normal.

H. PENATALAKSANAAN

Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan adanya

kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka

episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan baik. Penolong harus tetap

waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi kemungkinan

terjadinya perdarahan post partum. Delapan jam post partum harus tidur telentang untuk

mencegah perdarahan post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke

kiri untuk mencegah trombhosis.

Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari seterusnya dapat

duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta banyak

buah-buahan. Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien

belum dapat berkemih sendiri sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam

3 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di

rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau

diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi analgetika atau

sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus sudah dirawat selama kehamilan,

areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah  bersih barulah bayi

disusui.

Tindakan yang baik untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu:

1. Kebersihan Diri

Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sanun dan

air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva

terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah

sekitar anus. Nasehatkan ubu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang

air kecil atau besar..

Page 10: LP Masa Nifas

Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali

sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan

dikeringkan di bawah matahari atau disetrika

Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah

membersihkan daerah kelaminnya.

Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk

menghindari menyentuh daerah luka.

2.Istirahat

Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan

Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara

perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :

o Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi

o Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan

o Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi

dan dirinya sendiri.

3. Latihan

Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali

normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya

Menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.

Jelaskan bahwa latuhan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat

membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dsan panggul kembali

normal, seperti:

o Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut

selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke

dada, tahan satu hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali

o Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai

dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan

Page 11: LP Masa Nifas

sampai 5 kali hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5

kali.

o Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan.

Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada

minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan

sebanyak 30 kali.

4. Gizi

Ibu menyusui harus

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari

Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral

dan vitamin yang cukup

Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum

setiap kali menyusui)

Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pasca bersalin

Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin

A kepada bayinya melalui ASInya.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosis keperawatan yang sering muncul pada periode ini:

1. Resiko terjadinya hemoragia yang berhubungan dengan atonia uteri atau trauma

2. Resiko terjadinya retensi urine yang berhubungan dengan proses persalinan

3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan afterpain

4. Kurangnya perawatan diri (ADL) berhubungan dengan keletihan

5. Resiko kurangnya volyme cairan berhubungan dengan pembatasan masukan selama

proses persalianan

6. Resiko distress spirit yang berhubungan dengan kurangnya system dukungan

keluarga

7. Infeksi resiko tinggi terhadap penyebaran sepsis yang berhubungan dengan infeksi

kerusakan kulit atau jaringan/trauma faskularisasi tinggi pada saat sakit, prosedur

Page 12: LP Masa Nifas

invasive dan peningkatan pemajaman lingkungan, penyakit kronis, anemia, malnutrisi

dan efek dari obat-obatan yang tidak diinginkan

8. Nutrisi, perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang

tidak cukup untuk memenuhi metabolik.

9. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan proses infeksi.

J. RENCANA KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

Pengumpulan data

Data Objektif

Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, agama,

suku, bangsa, riwayat persalinan, nama suami, usia.

 Riwayat kesehatan

Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah:

keluhan yang dirasakan ibu saat ini

adakah kesulitan dan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-

hari, misalnya pola makan, buang air kecil atau buang air besar,

kebutuhan istirahat dan mobilisasi

riwayat tentang persalinan

obat atau sublemen yang dikonsumsi

perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan

terhadap peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang

dirasakan ibu sekarang, kecemasan dan kekhawatiran

adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari

bagaimana rencana menyusui nanti (ASI eksklusif atau tidak), rencana

merawat bayi dirumah (dilakukan ibu sendiri atau dibantu orang tua

atau mertua)

bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu

pengetahuan ibu tentang nifas

Dimulai dengan pemeriksaan dan observasi sebagai berikut:

Page 13: LP Masa Nifas

1. Temperatur

Periksa 1 kali pada 1 jam pertama sesuai dengan peraturan rumah sakit, suhu

tubuh akan meningkat bila terjadi dehidrasi atau keletihan

2. Nadi

Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama atau sampai stabil, kemudian

setiap 30 menit pada jam-jam berikitnya. Nadi kembali normal pada 1 jam

berikutnya, mungkin sedikit terjadi bradikardi.

3. Pernapasan

Periksa setiap 15 menit dan biasanya akan kembali normal setelah 1 jam

postpartum.

4. Tekanan Darah

Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian setiap 30

menit untuk setiap jam berikutnya. Tekanan darah ibu mungkin sedikit

meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, hal ini akan normal kembali

setelah 1 jam.

5. Kandung Kemih

Kandung kemih ibu cepat terisi karena dieresis postpartum dan cairan intravena.

6. Fundus Uteri

Periksa setiap 15 menit selama 1 jam pertama kemudian setiap 30 menit, fundus

uteri harus berada dalam midline, keras, 2 cm dibawah atau pada umbilicus. Bila

uterus lunak, lakukan masase hingga keras dan pijatan hingga berkontraksi ke

pertengahan.

7. Sistem Gastrointestinal

Pada minggu pertama postpartum fungsi usus besar kembali normal.

8. Kehilangan Berat Badan

Pada masa postpartum ibu biasanya akan kehilangan berat badan lebih kurang 5-

6 kg yang disebabkan oleh keluarnya plasenta dengan berat labih kurang 750

gram, darah dan cairan amnion lebih kurang 1000 gram, sisanya barat badan

bayi.

9. Perineum

Page 14: LP Masa Nifas

Perhatikan luka episiotomy jika ada dan perineum harus bersih, tidak berwarna,

tidak edema, dan jahitan harus utuh.

10. Lokea

Periksa setiap 15 menit, alirannya harus sedang. Bila darah mengalir dengan

cepat, curigai terjadinya robekan serviks.

11. Sistem Muskuloskeletal

Selama kehamilan otot-otot abdomen secara bertahap melebar dan terjadi

penurunan tonus. Pada periode postpartum penurunan tonus otot jelas terlihat.

Abdomen menjadi lunak, lembut dan lemah, serta muskulus rektus abdominis

memisah.

II. PERENCANAAN

1. Infeksi resiko tinggi terhadap penyebaran sepsis yang berhubungan dengan

infeksi kerusakan kulit atau jaringan/trauma faskularisasi tinggi pada saat sakit,

prosedur invasive dan peningkatan pemajaman lingkungan, penyakit kronis,

anemia, malnutrisi dan efek dari obat-obatan yang tidak diinginkan.

Tinjau ulang catatan prenatal intra partum dan pasca partum

Tahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk setiap klien dan

pengunjung

Pantau suhu, nadi, dan pernafasan, perhatikan adanya mengigil/laporkan

anoreksia atau malaise

Intervensi:

- Meninjau ulang catatan prenatal intra partum dan pasca partum

- Mempertahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk setiap

klien dan             pengunjung

- Memantau suhu, nadi, dan pernafasan, perhatikan adanya

mengigil/laporkan anoreksia atau malaise

2. Nutrisi, perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

yang tidak cukup untuk memenuhi metabolic

Page 15: LP Masa Nifas

Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering agar kebutuhan nutrisi

terpenuhi

Berikan pasien diet dalam keadaan hangat dan bervariasi

Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian nutrisi.

Tujuan:

Intake nutrisi adekuat

Tidak terjadi penurunan berat badan khususnya selama masa menyusuI

K Hasil:

- Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila

masukan oral dibatasi

- Anjurkan pemberian makanan/nutrisi dengan porsi kecil tapi sering

- Jelaskan pentingnya nutrisi khususnya pada masa menyusui

Intervensi:

- Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering agar kebutuhan nutrisi

terpenuhi

- Meberikan pasien diet dalam keadaan hangat dan bervariasi

- Mengkolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian nutrisi.

3. Gangguan rasa nyaman, nyeri akut berhubungan dengan trauma perineum, proses

kelahiran, payudara bengkak, dan involusi uterus (Carpenito, 1997).

Tujuan :  Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang

atau hialng, dengan kriteria hasil pasien tidak mengeluh nyeri, ekspresi wajah

tenang, skala nyeri dalam batas normal (2-3).

Intervensi:

Berikan individu kesempatan untuk beristirahat. Rasional: meningkatkan

relaksasi

Page 16: LP Masa Nifas

Ajarkan tindakan non infasif, seperti relaksasi. Rasional: menurunkan tekanan

vaskuler serebral

Kaji skala nyeri. Rasional: mengidentifikasi tingkat nyeri

Ajarkan metode distraksi selama muncul nyeri akut. Rasional: menurunkan

tekanan vaskuler serebral

Beri posisi yang nyaman pada pasien. Rasional: meningkatkan

relaksasi/meminimalkan stimulus

Kolaborasi pemberian analgetik. Rasional: menurunkan/mengotrol nyeri dan

menurukan sitem saraf simpatis

4. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen laktasi dan perawatan bayi berhubungan

dengan kurangnya informasi (Carpenito, 1997).

Tujuan : Pasien mengerti pendidikan kesehatan yang diberikan mengenai

manajemen laktasi dan perawatan bayi setelah dilakukan tindakan perawatan

dengan kriteria hasil pasien mampu menjelaskan kembali mengenai informasi

yang telah diberikan.

Intervensi:

Kaji pengetahuan dan pengalaman menyusui, koreksi mitos dan kesalahan

informasi.

Kaji tingkat pengetahuan klien tentang perawatan bayi yaitu perawatan tali

pusat dan perawatan payudara.

Jelaskan mengenai gizi waktu menyusui.

Kaji respon klien dalam menerima pendidikan kesehatan.

Minta klien untuk menjelaskan kembali informasi yang telah diberikan.

 

5. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum berhubungan dengan

kurangnya informasi (Tucker, 1993).

Page 17: LP Masa Nifas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat mengungkapkan

pemahaman tentang perawatan diri post partum.

Intervensi:

Anjurkan klien untuk menghindari coitus selama 4 – 6 minggu / sesuai

anjuran dokter.

Demonstrasikan perawatan payudara dan ekspresi manual bila ibu menyusui.

Tekankan pentingnya diet nutrisi.

Anjurkan pasien untuk menghindari mengangkat apapun yang lebih berat dan

bayi selama 2 -3 minggu.

Jelaskan perlunya dengan cermat pada bagian perineal.

Wapadakan klien untuk menghindari konstipasi.

Diskusikan gejala untuk dilaporkan kepada dokter.

Jelaskan bahwa lokhea dapat berlanjut selama 3 – 4 minggu perubahan dari

merah menjadi coklat sampai putih.

Beritahu menstruasi akan kembali 6 – 8 minggu setelah perawatan.

sTekankan pentingnya rawat jalan terus menerus termasuk pemeriksaan post

pasca partum.

Perawatan vagina/vulva hygiene

Page 18: LP Masa Nifas

DAFTAR PUSTAKA

NANDA. 2009-2011. Diagnosa Keperawatan. Penerbit: Buku Kedokteran EGC.

Marion Johnson, dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. Mosby.

Mc. Closkey dan Buleccheck. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.

Mosby.

Marmi.2012. Intranatal Care Asuhan Kebidanan pada Persalinan.Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Mitayani.2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Penerbit Medika Salemba : Jakarta.

http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=22945. Diakses 10 Desember 2012 Pukul

20.04.

Jurnal Efektifitas Kinjungan Nifas Terhadap Pengurangan Ketidaknyamanan Fisik Yang Terjadi

pada Ibu Selama Masa Nifas. Islami - Staf pengajar STIKES Muhammadiyah Kudus

Noveri Aisyaroh - Staff Pengajar Prodi D-III Kebidanan FIK Unissula

Page 19: LP Masa Nifas